Dokumen tersebut membahas tentang etika profesi dan hukum kesehatan dalam fisioterapi. Terdapat delapan kode etik yang menjelaskan tanggung jawab dan perilaku terapis fisik dalam memberikan layanan kesehatan yang berkualitas dan beretika kepada pasien."
1. Etika Profesi dan Hukum Kesehatan
Kode Etik Fisioterapi Dunia, Peran,
Fungsi, Contoh, Kasus dan
Penyelesaian
2. KELOMPOK 8
Muhammad Syaffi Nazhir G : P27226020081
Nadia Mekar Puspitaningrum : P27226020082
Naura Amaturrahmah : P27226020083
Nur Indah Budi Kartika : P27226020084
3. 3
DEFINISI FISIOTERAPI
Menurut WCPT Fisioterapi adalah suatu ilmu atau kiat untuk melakukan suatu
pengobatan dengan memanfatkan khasiat alam seperti cahaya, air, listrik, latihan-
latihan dan manual.
Menurut Departemen Kesehatan Indonesia, fisioterapi adalah suatu pelayanan
kesehatan yang ditujukan untuk individu dan atau kelompok dalam upaya
mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi sepanjang daur
kehidupan dengan menggunakan modalitas fisik, agen fisik, mekanis, gerak, dan
komunikasi.
Menurut Joic I William Fisioterapi adalah suatu proses yang secara sistemik untuk
mengatasi gangguan fungsi muskuloskeletal dan psikosomatos.
Sumber: http://firmanphysio.blogspot.com/2012/12/pengertian-fisioterapi.html?m=1
4. 4
KODE ETIK PROFESI
FISIOTERAPI
norma yang telah ditetapkan dan diterima oleh
kelompok profesi fisioterapi dan untuk
mengarahkan atau bagaimana “seharusnya” berbuat
dan sekaligus menjamin kualitas moral profesi
fisioterapi yang bersangkutan di mata masyarakat
untuk memperoleh tanggapan yang positif.
Menurut Berten K. (1994).
Sumber:http://ian8job.blogspot.com/2017/10/penge
rtian-etika-profesi-kode-etik.html?m=1
6. 6
Kode Etik 1
Terapis fisik menghormati hak dan martabat semua individu.Setiap orang yang mencari
layanan fisioterapis berhak mendapatkan layanan tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras,
kebangsaan, agama, asal suku, keyakinan, warna kulit, orientasi seksual, kecacatan,status
kesehatan atau politik.Terapis fisik harus memastikan bahwa pasien/klien memiliki hak
untuk:layanan terapi fisik dengan kualitas terbaik• informasi tentang layanan terapi
fisikmembuat persetujuan• kerahasiaan.memiliki akses ke data terapi fisik mereka.
Kode Etik 2
Terapis fisik mematuhi undang-undang dan peraturan yang mengatur praktik terapi fisik
di negara tempat mereka berlatih.Terapis fisik akan memiliki pemahaman penuh tentang
hukum dan peraturan yang mengaturpraktek terapi fisik. Mereka memiliki hak untuk
menolak untuk mengobati atau campur tangan ketika. menurut mereka, pelayanan tersebut
tidak untuk kepentingan terbaik pasien/klien. Terapis fisik memiliki hak untuk
mengadvokasi akses pasien/klien ke terapis fisiklayanan ketika, menurut pendapat mereka,
ada akses terbatas kepada mereka yang memiliki kapasitas untuk keuntungan Bersama.
Sumber : https://world.physio/policy/ps-descriptionPT
7. 7
Kode Etik 3
Terapis fisik menerima tanggung jawab untuk melakukan penilaian yang baik.Terapis
fisik adalah praktisi independen dan otonom secara profesional. Mereka membuat
penilaian independen dalam penyediaan layanan yang mereka miliki pengetahuan dan
keterampilannya.Dengan setiap pasien/klien, fisioterapis melakukan pemeriksaan/penilaian
yang tepat untuk memungkinkan pengembangan diagnosis. Mengingat diagnosis dan
informasi relevan lainnya tentang pasien/klien dan tujuan mereka, terapis fisik menentukan
prognosis/rencana perawatan dan mengimplementasikan intervensi/pengobatan.
Sumber : https://world.physio/policy/ps-descriptionPT
8. 8
Lanjutan
Ketika tujuan telah tercapai atau manfaat lebih lanjut tidak dapat diperoleh lagi, terapis fisik
harus menginformasikan dan memulangkan pasien/klien. Ketika diagnosis tidak jelas atau
intervensi/pengobatan yang diperlukan tidak berada dalam ranah praktik terapis fisik, terapis
fisik harus memberi tahu pasien/klien dan memfasilitasi rujukan ke profesional lain.Terapis
fisik tidak boleh mendelegasikan kepada profesional kesehatan lain atau pekerja pendukung
apa pun:aktivitas yang membutuhkan keterampilan unik. pengetahuan dan penilaian ahli
terapi fisik.Jika pasien telah dirujuk ke fisioterapis oleh praktisi medis danprogram
pengobatan yang ditentukan tidak sesuai dengan penilaian ahli terapi fisik.maka terapis fisik
harus berkonsultasi dengan praktisi medis yang merujuk. Terapis fisik memiliki hak untuk
mengharapkan kerjasama dari rekan-rekan mereka.
Sumber :https://world.physio/policy/ps-descriptionPT
9. 9
Kode Etik 4
Terapis fisik memberikan layanan profesional yang jujur, kompeten dan akuntabel.Terapis fisik harus:
# memastikan bahwa perilaku dan perilaku mereka selalu professional
# memberikan intervensi/pengobatan terapi fisik khusus pasien/klien tepat waktu sesuai dengantujuan
individumemastikan bahwa pasien/klien memahami sifat layanan yang diberikan, terutama biaya yang
diantisipasi (baik waktu maupun finansial)
# memberikan intervensi/pengobatan terapi fisik spesifik klien pasien tepat waktu sesuai dengantujuan
individu
# memastikan bahwa pasien/klien memahami sifat layanan yang diberikanterutama biaya yang diantisipasi
(baik waktu dan keuangan)melakukan program pengembangan pribadi yang berkelanjutan dan terencana
yang dirancang untukmemelihara dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan professional
Sumber :https://world.physio/policy/ps-descriptionPT
10. 10
#memelihara catatan pasien/klien yang sesuai untuk memungkinkan evaluasi yang efektif dariperawatan
pasien/klien dan evaluasi praktik terapis fisik
#tidak mengungkapkan informasi apa pun tentang pasien/klien kepada pihak ketiga tanpa izin atau
sepengetahuan pasien/klien sebelumnya, kecuali pengungkapan tersebut diwajibkan oleh hukum
#berpartisipasi dalam peer review dan bentuk evaluasi praktik lainnya, yang hasilnyatidak boleh
diungkapkan kepada pihak lain tanpa izin dari ahli terapi fisik
#memelihara data untuk memfasilitasi pengukuran kinerja layanan dan membuat data tersebut tersedia
untuk agen lain seperti yang dipersyaratkan oleh kesepakatan Bersama.
Kode Etik 5
Terapis fisik berkomitmen untuk memberikan layanan berkualitas.Terapis fisik harusmenyadari standar
praktik yang diterima saat ini dan melakukan kegiatan yangmengukur kesesuaiannyaberpartisipasi dalam
pengembangan profesional berkelanjutan untuk meningkatkan pengetahuan dasar mereka dan
memberikan pengetahuan baru
Sumber :https://world.physio/policy/ps-descriptionPT
11. 11
Lanjutan
#mendukung penelitian yang berkontribusi pada peningkatan intervensi pasien dan pemberian layanan
#tetap up to date dengan bukti terbaik yang tersedia dan menerapkannya dalam praktek mereka
#mendukung pendidikan berkualitas di bidang akademik dan klinisTerapis fisik yang terlibat dalam penelitian
harus memastikan bahwa mereka
#mematuhi semua aturan dan kebijakan yang berlaku saat ini untuk melakukan penelitian tentang subjek
manusia
#telah memperoleh persetujuan subjeklindungi kerahasiaan subjekmelindungi keselamatan dan kesejahteraa
subjek
# tidak terlibat dalam penipuan atau plagiarisme• mengungkapkan sepenuhnya dukungan penelitian apa pun
dan dengan tepat mengakui bantuan apa punlaporkan setiap pelanggaran aturan kepada pihak yang
berwenang
Sumber : https://world.physio/policy/ps-descriptionPT
12. 12
Lanjutan
#memastikan semua karyawan memiliki kualifikasi yang benar dan sepatutnya, memastikan kepatuhan
terhadap undang-undangPersyaratan
#menerapkan prinsip dan praktik manajemen saat ini pada pelaksanaan layanan, denganperhatian khusus
pada standar manajemen personalia yang tepat
#memastikan kebijakan dan prosedur dikembangkan, diterapkan, dan dipantau dengan benar
#memastikan bahwa praktik klinis dievaluasi dan diaudit dengan tepat
#memberikan kesempatan yang memadai untuk pendidikan staf dan pengembangan pribadi
berdasarkanpenilaian kinerja yang efektif.
Kode Etik 6
Terapis fisik berhak atas tingkat remunerasi yang adil dan wajar untuk layanan mereka.Terapis fisik harus:•
memastikan bahwa jadwal biaya mereka didasarkan pada kondisi pasar yang berlakumemastikan bahwa
biaya yang dibebankan menawarkan nilai uang.
Sumber : https://world.physio/policy/ps-descriptionPT
13. 13
Lanjutan
#memastikan sebanyak mungkin bahwa penggantian dari penyandang dana pihak ketiga mencerminkan
dan konsisten dengan praktik yang baik (pendana pihak ketiga tidak boleh berusaha untuk melakukan
kontrol dengan cara apa pun yang membatasi ruang lingkup praktik terapis fisik atau penghambathak
mereka atas remunerasi yang adil)
#memastikan bahwa pengaruh tidak digunakan untuk keuntungan pribadi memastikan bahwa prinsip-
prinsip bisnis yang sehat diterapkan ketika berurusan dengan pemasok,produsen dan agen lainnya.
#kontrol dengan cara apa pun yang membatasi ruang lingkup praktik terapis fisik atau menghambathak
mereka atas remunerasi yang adil)
#memastikan bahwa pengaruh tidak digunakan untuk keuntungan pribadimemastikan bahwa prinsip-
prinsip bisnis yang sehat diterapkan ketika berurusan dengan pemasok,produsen dan agen lainnya.
Sumber : https://world.physio/policy/ps-descriptionPT
14. 14
Kode Etik 7
Fisioterapis memberikan informasi yang akurat kepada pasien/klien, instansi lain dankomunitas tentang
terapi fisik dan tentang layanan yang diberikan terapis fisik.Terapis fisik:
#harus berpartisipasi dalam program pendidikan publik, memberikan informasi tentangprofesi
#harus menginformasikan publik dan profesional perujuk secara jujur tentang sifat layanan mereka sehingga
individu lebih mampu membuat keputusan tentang penggunaan layanandapat mengiklankan layanan
mereka
#tidak boleh menggunakan pernyataan palsu, curang, menyesatkan, menipu, tidak adil, atau
sensasionalatau klaimhanya akan mengklaim gelar yang menggambarkan status profesional mereka dengan
benar.
Sumber : https://world.physio/policy/ps-descriptionPT
15. 15
Kode Etik 8
Terapis fisik berkontribusi pada perencanaan dan pengembangan layanan yang membahas:kebutuhan
kesehatan masyarakat.Terapis fisik memiliki tugas dan kewajiban untuk berpartisipasi dalam perencanaan
layanan yang dirancang untuk:memberikan kesehatan masyarakat yang optimal. Terapis fisik wajib bekerja
untuk mencapai keadilan dalam penyediaan kesehatanlayanan untuk semua orang.
Sumber :https://world.physio/policy/ps-descriptionPT
16. 16
Peran dan Fungsi Fisioterapi
Peran fisioterapi memberikan layanan kepada individu atau kelompok individu
untuk memperbaiki, mengembangkan, dan memelihara gerak dan kemampuan
fungsi yang maksimal selama perjalanan kehidupan individu atau kelompok
tersebut.
Fisioterapi juga membantu mempertahankan kelenturan dan kekuatan otot
dalam menangani kondisi medis jangka panjang seperti artritis ataupun
pemulihan pasca cedera seperti patah tulang bahkan stroke. Fungsi fisioterapi
tidak hanya terbatas pada pemulihan gangguan fisik saja, tetapi juga dapat
membantu meningkatkan kapasitas aktivitas fisik Anda sekaligus membantu
mencegah cedera lebih lanjut
Perawatan fisioterapi dapat mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas,
dan mengembalikan Anda ke aktivitas normal. Anda juga dapat pulih lebih cepat
dari penyakit dan menghindari masuk rumah sakit dengan bantuan fisioterapi.
Sumber : https://persi.or.id/fisioterapi/
17. 17
Contoh Kasus
rasa kaku pada leher dan otot-otot di sekitar leher terasa tegang sehingga menimbulkan rasa
nyeri pada leher atau tengkuk, di dalam bahasa medis disebut dengan cervical syndrome.
Cervical syndrome adalah suatu keadaan yang ditimbulkan oleh adanya rasa nyeri pada
sepanjang ruas-ruas tulang belakang pada leher (tengkuk) yang disebabkan oleh berbagai
gangguan maupun trauma sehingga menyebabkan rasa sakit dan dapat membatasi
pergerakan pada leher karena adanya spasme (ketegangan) otot sekitar leher. Menurut
Turana,2005.
Sumber : eprints.ums.ac.id
18. 18
Penegakan diagnosis yang tepat akan mendukung dalam pemberian pengobatan. Oleh karena itu,
dalam menangani kasus cervical syndrome perlu kerjasama antar tenaga kesehatan seperti dokter,
radiologi, fisioterapi, dan orthotik-prostetik.
Problematik dari cervical syndrone adanya spasme, nyeri tekan dan nyeri gerak, dan juga adanya
keterbatasan lingkup gerak sendi. Sehingga dapat mengalami hambatan atau gangguan dalam
melakukan aktivitas duduk terlalu lama, menggajar murid, dan menulis. Dan juga bisa menghambat
untuk bersosialisasi di lingkungannya. Jadi modalitas yang bisa digunakan untuk permasalahan
diatas diantaranya adalah IR, Tens, dan Terapi latihan.
Sumber : eprints.ums.ac.id
19. 19
Penyelesaian Fisioterapi
Proses Fisioterapi
Dari pemeriksaan yang telah dilakukan didapatkan problematika fisioterapi yang meliputi
impairment, functional limitation, dan disabilty sebagai berikut:
1. Impairment
Adanya nyeri berupa nyeri diam, nyeri tekan pada kedua otot upper trapezius, otot
sternocleidomastoideus, dan otot levator scapula, dan nyeri gerak pada gerakan ekstensi cervical,
lateral fleksi kiri cervical, dan rotasi kiri cervical. Adanya spasme otot upper trapezius sisi kiri,
strenocleidomastoideus sisi kiri, dan levator skapula sisi kiri. Adanya penurunan lingkup gerak
sendi pada gerakan ekstensi cervical, lateral fleksi kiri cervical, dan rotasi kiri cervical.
2. Functional limitation
Pasien mengalami keterbatasan aktivitas saat bekerja, membaca, konsentrasi, mengemudi,
mengangkat barang serta gangguan tidur dikarekan adanya nyeri dan keterbatasan gerak pada
cervical.
3. Participation restriction / Disability
Pasien mengalami gangguan saat melakukan aktivitas sosial seperti berkumpul dengan
masyarakat.
Sumber : eprints.ums.ac.id
20. 2
0
Penatalaksanaan Fisioterapi
1. Pemanasan dengan Sinar Infra Red (IR)
a. Persiapan alat Persiapan alat yang dilakukan meliputi, persiapan lampu seperti pemanasan alat
selama 5 menit, alat pengatur waktu selama 15 menit.
b. Persiapan pasien Sebelum dilakukan terapi infra red pasien dilakukan tes sensibilitas kulit terlebih
dahulu untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan seperti luka bakar. Tes sensibilitas dapat
dilakukan dengan tes panas dingin agar terapis mengetahui apakah pasien mempunyai gangguann
sensibilitas kulit atau tidak sebelum diberikan terapi. Lalu Pasien diposisikan senyaman mungkin,
dalam kasus ini minta pasien untuk tengkurap dengan kepala di atas bantal dan wajah menghadap ke
sisi kanan.
c. Pelaksanaan terapi Lampu infra red diposisikan tegak lurus pada leher dengan jarak sekitar 35-45
cm dari kulit. Atur waktu pada pengatur waktu selama 15 menit lalu lampu dihidupkan. Tanyakan
pada pasien apakah terasa panas atau hangat. Jika terasa panas maka lampu infra red dapat dijauhkan
atau ditambah jaraknya.
Sumber : eprints.ums.ac.id
21. 21
2. Pemberian Terapi Manual dengan Metode Stretching
a. Otot upper trapezius
Pasien : Duduk menghadap depan, bahu ditekan oleh siku terapis, kepala bersandar ke samping, telinga
menuju bahu.
Arah : Samping dan belakang leher.
Prosedur : pasien duduk, terapis berdiri di belakang pasien dan menstabilkan bahu dengan satu tangan di
atas sisi kepala pasien dan wajah. Instruksikan pasien untuk tarik napas dan menghembuskan napas, saat
pasien menghembuskan napas berikan tekanan pada kepala dan wajah ke arah lateral fleksi dengan
tekanan lembut, tahan 30 detik dan rilekskan kembali kemudian diulangi hingga 3 kali.
b. Otot Levator Scapula
Pasien : Menghadap depan, telinga ke bahu dan melihat ke bawah menuju sisi yang sama.
Arah : Samping dan belakang leher.
Prosedur : pasien duduk, terapis berdiri di belakang pasien dan menstabilkan bahu dengan siku tangan,
dan tangan satunya di atas sisi kepala bagian belakang. Instruksikan pasien untuk tarik napas dan
menghembuskan napas, saat pasien menghembuskan napas berikan tekanan lembut ke arah lateral fleksi
sedikit rotasi homo lateral, tahan 30 detik dan rilekskan kembali kemudian ulangi lagi.
Sumber : eprints.ums.ac.id
22. 22
c. Otot Sternocleidomastoideus
Pasien : Menghadap depan.
Arah : rotasi ke belakang leher.
Prosedur : pasien duduk, terapis berdiri di belakang pasien dan menstabilkan bahu dengan siku
tangan.tangan yang lain memegang dahi pasien. Instruksikan pasien untuk tarik napas dan
menghembuskan napas, saat pasien menghembuskan napas berikan tekanan lembut ke arah
belakang leher sedikit rotasi, tahan 30 detik dan rilekskan kembali kemudian ulangi lagi.
Sumber : eprints.ums.ac.id
23. 23
3. Edukasi
Edukasi yang diberikan pada pasien diantaranya pasien disarankan untuk mengurangi posisi
yang menambah beban tulang leher, pasien disarankan untuk memperbanyak istirahat, hindari
tidur dengan posisi yang salah, saat istirahat dianjurkan menggunakan bantal yang sesuai kontur
tulang cervical agar tetap relaks dan leher tetap lurus, hindari beban berat pada salah satu bahu,
pasien disarankan untuk menjauhi pikiran stres dan mengendalikannya, saat leher lelah pasien
dilarang membunyikan atau meng”kretek” leher, kompres hangat pada bagian leher apabila
terasa sakit, sikap tubuh saat bekerja harus ergonomis dan jangan diam atau statis, dan pasien di
anjurkan untuk sering latihan penguluran otot leher di rumah seperti yang telah diajarkan
terapis.
Sumber : eprints.ums.ac.id