SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Kamis, 31 Maret 2011
     PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)

     I. Pengertian
        Sebelum penghasilan dihitung sesuai Pasal 17 UU PPh, pengasilan selama setahun tersebut
     harus dikurangi terlebih dahulu dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Penghasilan
     Tidak Kena Pajak (PTKP) merupakan pengurangan penghasilan neto yang diperkenankan oleh
     undang-undang Nomor 7 tahun 1983 stdtd Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang pajak
     penghasilan. PTKP hanya diberikan kepada Wajib Pajak orang pribadi/perseorangan sesuai pasal
     6 ayat (3) UU PPh.
        Tidak ada pengertian mengenai definisi penghasilan tidak kena pajak atau dalam bahasa
     inggris disebut Personal Exempation. Namun karena PTKP hanya diberikan kepada orang
     pribadi yang membutuhkan biaya hidup sehari-hari dan tidak diberikan kepada Wajib Pajak
     Badan, maka PTKP dapat diartikan sebagai biaya hidup minimal yang dibutuhkan orang pribadi
     atau perseorangan yang ditentukan UU PPh.


     II. Penjelasan PPh Pasal 7
        Penghasilan Tidak Kena Pajak atau PTKP telah diatur dalam Pasal 7 UU PPh yang
     menjelaskan keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan lurus yang menjadi
     tanggungan sepenuhnya antara lain orang tua, mertua, anak kandung dan anak angkat.
     Sedangkan anggota keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya adalah anggota keluarga
     yang tidak mempunyai penghasilan dan seluruh biaya hidupnya ditanggung oleh Wajib Pajak.
        Menurut Surat Direktur Jendral Pajak No. S-112/PJ.41/1995 tanggal 29 Agustus 1995
     dijelaskan sebagai berikut :
1.           Pengertian anak angkat bukan pengertian masyarakat sehari-hari, yaitu seorang anak
     yang diakui dan diangkat sebagai anak, dan juga bukan anak angkat menurut hukum perdata
     yang harus yang harus terlebih dahulu ada pengesahan hakim pengadilan Negeri.
2.           Pengertian anak angkat menurut UU PPh adalah :
•            Seseorang yang belum dewasa.
•            Yang tidak tergolong keluarga sedarah atau saudara semenda dalam garis lurus dari
     Wajib Pajak.
•            Menjadi tanggungan sepenuhnya dari Wajib Pajak.
1.           Pengertian dewasa adalah sudah berumur 18 tahun atau belum 18 tahun namun sudah
     menikah.
2.           Pengertian tanggungan sepenuhnya menurut UU PPh berdasarkan keadaan sebenarnya,
     yaitu :
•            Tinggal bersama-sama dengan wajib Pajak.
•            Secara nyata tidak mempunyai penghasilan sendiri.
•            Tidak pula dibantu oleh anggota keluarga lainnya atau orang tuanya sendiri.
1.           Sedangkan kalau Wajib Pajak sekedar menyumbang, membantu, bertanggung jawab dan
     sebagainya, tidak termasuk dalam menjadi tanggungan sepenuhnya.



     III. Besaran Penghasilan Tidak Kena Pajak
                                                                                               1
Ketentuan mengenai PTKP diatur dalam Pasal 7 UU PPh, yang salah satunya memberikan
    kewenangan kepada Menteri Keuangan untuk menetapkan besarnya PTKP tersebut dengan
    mempertimbangkan perkembangan ekonomi, moneter, dan pokok setiap tahunnya.
      Menteri Keuangan telah beberapa kali mengubah besarnya PTKP tersebut dan terakhir dengan
    peraturan Menteri Keuangan No. 137/PMK.03/2005 tanggal 30 desember 2005 yang mulai
    berlaku 1 Januari 2006. Selanjutnya dengan adanya amandemen UU PPh baru (UU No. 36
    Tahun 2008), besarnya PTKP adalah sebagai berikut :
•          Sebesar Rp. 15.840.000 untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang bersangkutan
•          Tambahan untuk Wajib Pajak Kawin, sebesar Rp. 1.320.000
•          Tambahan untuk istri yang bekerja dan penghasilannya digabungkan dengan pengasilan
    suami sebesar Rp 15.840.000
•          Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis
    keturunan lurus, serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya paling banyak 3 orang
    untuk setiap keluarga sebesar Rp. 1.320.000.

    Besaran PTKP untuk masing-masing status Wajib Pajak dapat dilihat dalam tabel berikut :

                 BESARNYA PTKP BERDASARKAN STATUS WAJIB PAJAK
    NO
                             STATUS                          KODE       JUMLAH
    .
    1.    WP Tidak Kawin + 0 Tanggungan                        TK/-      15.840.000
    2.    WP Tidak Kawin + 1 Tanggungan                       TK/1       17.160.000
    3.    WP Tidak Kawin + 2 Tanggungan                       TK/2       18.480.000
    4.    WP Tidak Kawin + 3 Tanggungan                       TK/3       19.800.000
    5.    WP Kawin + 0 Tanggungan                              K/-       17.160.000
    6.    WP Kawin + 1 Tanggungan                              K/1       18.480.000
    7.    WP Kawin + 2 Tanggungan                              K/2       19.800.000
    8.    WP Kawin + 3 Tanggungan                              K/3       21.120.000
          WP Kawin + Penghasilan Istri digabung + 0
    9.                                                         K/I/-     33.000.000
          Tanggungan
          WP Kawin + Penghasilan Istri digabung + 1
    10.                                                       K/I/1      34.320.000
          Tanggungan
          WP Kawin + Penghasilan Istri digabung + 2
    11.                                                       K/I/2      35.640.000
          Tanggungan
         WP Kawin + Penghasilan Istri digabung + 3
    12.                                                    K/I/3    36.960.000
         Tanggungan
   IV. Ketentuan Penerapan PTKP
1.        Penerapan PTKP tersebut ditentukan berdasarkan keadaan pada awal tahun pajak atau
   bagian tahun pajak sesuai Pasal 7 ayat (2) UU PPh.
                                                                                              2
Misal: pada tanggal 1 Januari 2009 Wajib Pajak A berstatus kawin dengan tangungan 1 anak.
   Apabila pada tanggal 1 Januari 2009 tambah 1 anak, maka statusnya menjadi kawin dengan
   tanggungan 2 anak sehingga besarnya PTKP Rp. 15.840.000 + Rp. 1.320.000 + Rp. 1.320.000 +
   Rp. 1.320.000 = Rp. 19.800.000
   Namun apabila anak lahir tanggal 2 Januari s.d. 31 Desember 2009, maka tambahan anak tidak
   dapat diakui sebagai tanggungan pada tahun 2009, namun baru diakui pada tahun 2010.
2.         PTKP bagi karyawati dihitung hanya untuk diri sendiri karena tambahan PTKP untuk
   kawin dan tanggungan menjadi tanggung jawab suami sebagai kepala keluarga. Penambahan
   PTKP kawin dan tanggungannya bagi karyawati dapat diterapkan apabila ada keterangan tertulis
   dari kelurahan yang menyebutkan suami tidak mempunyai pekerjaan.
3.         Status Wajib Pajak dapat terdiri atas :
•          TK/…= Tidak Kawin, ditambah dengan jumlah tanggungan anggota keluarga (TK/0=
   tidak kawin tanpa tanggungan, TK/1 = tidak kawin dengan tanggungan 1 anggota keluarga dan
   seterusnya maksimal Tk/3)
•          K/…. = kawin, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota keluarga (K/1) s.d (K/3)
•          K/I/… = kawin, tambahan untuk istri (hanya seorang) yang penghasilanya digabung
   dengan penghasilan suami, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota keluarga (K/I/1 s.d
   K/I/3)
•          PH = Wajib Pajak Kawin yang melakukan perjanjian Tertulis Pemisahan Harta dan
   Penghasilan.
•          HB/….. = Wajib Pajak Kawin yang telah hidup berpisah ditambah banyaknya
   tanggungan anggota (HB/1 s.d HB/3)


   V. Contoh Penghitungan

    1. Joko sudah menikah dengan mempunyai seorang anak. PTKP Joko adalah
   PTKP setahun :
   Untuk Wajib Pajak Sendiri Rp. 15.840.000
   Tambahan WP Kawin Rp. 1.320.000
   Tambah 1 Anak Rp. 1.320.000 +
   Jumlah Rp. 18.480.000




                                                                                             3

More Related Content

What's hot

Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1Falanni Firyal Fawwaz
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2iyandri tiluk wahyono
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Fajar Sandy
 
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Manik Ryad
 
Konsolidasi perubahan kepemilikan
Konsolidasi perubahan kepemilikanKonsolidasi perubahan kepemilikan
Konsolidasi perubahan kepemilikanbaursulaiman
 
Ch09 solution w_kieso_ifrs 1st edi.
Ch09 solution w_kieso_ifrs 1st edi.Ch09 solution w_kieso_ifrs 1st edi.
Ch09 solution w_kieso_ifrs 1st edi.Fergieta Prahasdhika
 
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan PersekutuanPembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan PersekutuanCorinna Theodora
 
Standar analisis laporan_keuangan_Cross Section
Standar analisis laporan_keuangan_Cross SectionStandar analisis laporan_keuangan_Cross Section
Standar analisis laporan_keuangan_Cross SectionVicky Farahani
 
AKL 2 Pemilikan Tidak Langsung
AKL 2 Pemilikan Tidak LangsungAKL 2 Pemilikan Tidak Langsung
AKL 2 Pemilikan Tidak LangsungAdi Jauhari
 
C -15 INDO INTERMEDIATE 2
C -15  INDO INTERMEDIATE 2C -15  INDO INTERMEDIATE 2
C -15 INDO INTERMEDIATE 2rohima _yesung
 
Ch1 standar akuntansi kieso ifrs
Ch1  standar akuntansi kieso ifrsCh1  standar akuntansi kieso ifrs
Ch1 standar akuntansi kieso ifrsalif radix
 

What's hot (20)

sistem penerimaan kas
sistem penerimaan kassistem penerimaan kas
sistem penerimaan kas
 
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
 
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
 
Konsolidasi perubahan kepemilikan
Konsolidasi perubahan kepemilikanKonsolidasi perubahan kepemilikan
Konsolidasi perubahan kepemilikan
 
Ch09 solution w_kieso_ifrs 1st edi.
Ch09 solution w_kieso_ifrs 1st edi.Ch09 solution w_kieso_ifrs 1st edi.
Ch09 solution w_kieso_ifrs 1st edi.
 
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan PersekutuanPembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
 
Laporan keuangan konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasiLaporan keuangan konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi
 
Audit akuntansi biaya
Audit akuntansi biayaAudit akuntansi biaya
Audit akuntansi biaya
 
SIA (Sistem Penggajian)
SIA (Sistem Penggajian)SIA (Sistem Penggajian)
SIA (Sistem Penggajian)
 
Standar analisis laporan_keuangan_Cross Section
Standar analisis laporan_keuangan_Cross SectionStandar analisis laporan_keuangan_Cross Section
Standar analisis laporan_keuangan_Cross Section
 
aktiva tetap.ppt
 aktiva tetap.ppt aktiva tetap.ppt
aktiva tetap.ppt
 
Revenue Bagian 1
Revenue Bagian 1Revenue Bagian 1
Revenue Bagian 1
 
Akuntansi biaya
Akuntansi biayaAkuntansi biaya
Akuntansi biaya
 
AKL 2 Pemilikan Tidak Langsung
AKL 2 Pemilikan Tidak LangsungAKL 2 Pemilikan Tidak Langsung
AKL 2 Pemilikan Tidak Langsung
 
2. analisis sumber dana dan aliran kas
2. analisis sumber dana dan aliran kas2. analisis sumber dana dan aliran kas
2. analisis sumber dana dan aliran kas
 
C -15 INDO INTERMEDIATE 2
C -15  INDO INTERMEDIATE 2C -15  INDO INTERMEDIATE 2
C -15 INDO INTERMEDIATE 2
 
Ch1 standar akuntansi kieso ifrs
Ch1  standar akuntansi kieso ifrsCh1  standar akuntansi kieso ifrs
Ch1 standar akuntansi kieso ifrs
 
ANGGARAN KAS
ANGGARAN KAS ANGGARAN KAS
ANGGARAN KAS
 

Similar to PTKP PENGERTIAN DAN PENGHITUNGAN

Data unit keluarga versus Penghasilan TKP.pptx
Data unit keluarga versus Penghasilan TKP.pptxData unit keluarga versus Penghasilan TKP.pptx
Data unit keluarga versus Penghasilan TKP.pptxHendi Prihatna
 
Pajak Penghasilan Orang Pribadi - Riki Ardoni
Pajak Penghasilan Orang Pribadi - Riki ArdoniPajak Penghasilan Orang Pribadi - Riki Ardoni
Pajak Penghasilan Orang Pribadi - Riki ArdoniRiki Ardoni
 
PPT kel 7.pptx
PPT kel 7.pptxPPT kel 7.pptx
PPT kel 7.pptxdatakuliah
 
P ph+orang+pribadi
P ph+orang+pribadiP ph+orang+pribadi
P ph+orang+pribadidianmollucas
 
PPh umum in Bahasa Indonesia
PPh umum in Bahasa IndonesiaPPh umum in Bahasa Indonesia
PPh umum in Bahasa IndonesiaYesica Adicondro
 
Masalah Pengupahan Di Indonesia
Masalah Pengupahan Di IndonesiaMasalah Pengupahan Di Indonesia
Masalah Pengupahan Di IndonesiaSigit Iskandar
 
Buku bendahara mahir pajak__
Buku bendahara mahir pajak__Buku bendahara mahir pajak__
Buku bendahara mahir pajak__Mone_Dompu
 
S-PL-022-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Orang Pribadi
S-PL-022-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Orang PribadiS-PL-022-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Orang Pribadi
S-PL-022-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Orang Pribadimateripenyuluhan
 
Bahan ajar p ph pasal 21 orang pribadi
Bahan ajar p ph pasal 21 orang pribadiBahan ajar p ph pasal 21 orang pribadi
Bahan ajar p ph pasal 21 orang pribadiGendhuk Nugroho
 
Sistem anggaran pembangunan
Sistem anggaran pembangunanSistem anggaran pembangunan
Sistem anggaran pembangunanKasmadi Rais
 
Konsep penghitungan pajak bagi wanita kawin
Konsep penghitungan pajak bagi wanita kawinKonsep penghitungan pajak bagi wanita kawin
Konsep penghitungan pajak bagi wanita kawinNovhy Haryani
 

Similar to PTKP PENGERTIAN DAN PENGHITUNGAN (20)

PAJAK
PAJAKPAJAK
PAJAK
 
Data unit keluarga versus Penghasilan TKP.pptx
Data unit keluarga versus Penghasilan TKP.pptxData unit keluarga versus Penghasilan TKP.pptx
Data unit keluarga versus Penghasilan TKP.pptx
 
PPH DAN PPN
PPH DAN PPNPPH DAN PPN
PPH DAN PPN
 
Pajak Penghasilan Orang Pribadi - Riki Ardoni
Pajak Penghasilan Orang Pribadi - Riki ArdoniPajak Penghasilan Orang Pribadi - Riki Ardoni
Pajak Penghasilan Orang Pribadi - Riki Ardoni
 
Bab I
Bab IBab I
Bab I
 
PPT kel 7.pptx
PPT kel 7.pptxPPT kel 7.pptx
PPT kel 7.pptx
 
P ph+orang+pribadi
P ph+orang+pribadiP ph+orang+pribadi
P ph+orang+pribadi
 
Pajak penghasilan umum
Pajak penghasilan umumPajak penghasilan umum
Pajak penghasilan umum
 
PPh umum in Bahasa Indonesia
PPh umum in Bahasa IndonesiaPPh umum in Bahasa Indonesia
PPh umum in Bahasa Indonesia
 
Makalah Pajak Penghasilan (PPh)
Makalah Pajak Penghasilan (PPh)Makalah Pajak Penghasilan (PPh)
Makalah Pajak Penghasilan (PPh)
 
Masalah Pengupahan Di Indonesia
Masalah Pengupahan Di IndonesiaMasalah Pengupahan Di Indonesia
Masalah Pengupahan Di Indonesia
 
Perpajakan 2
Perpajakan 2Perpajakan 2
Perpajakan 2
 
Buku bendahara mahir pajak__
Buku bendahara mahir pajak__Buku bendahara mahir pajak__
Buku bendahara mahir pajak__
 
S-PL-022-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Orang Pribadi
S-PL-022-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Orang PribadiS-PL-022-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Orang Pribadi
S-PL-022-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Orang Pribadi
 
Bahan ajar p ph pasal 21 orang pribadi
Bahan ajar p ph pasal 21 orang pribadiBahan ajar p ph pasal 21 orang pribadi
Bahan ajar p ph pasal 21 orang pribadi
 
Sistem anggaran pembangunan
Sistem anggaran pembangunanSistem anggaran pembangunan
Sistem anggaran pembangunan
 
Konsep penghitungan pajak bagi wanita kawin
Konsep penghitungan pajak bagi wanita kawinKonsep penghitungan pajak bagi wanita kawin
Konsep penghitungan pajak bagi wanita kawin
 
PKM 2022.pptx
PKM 2022.pptxPKM 2022.pptx
PKM 2022.pptx
 
SPT 2013 OP Norma
SPT 2013 OP NormaSPT 2013 OP Norma
SPT 2013 OP Norma
 
Tm 2-jenis-asas-teori-syarat
Tm 2-jenis-asas-teori-syaratTm 2-jenis-asas-teori-syarat
Tm 2-jenis-asas-teori-syarat
 

More from Tendy Wato

Psak 68-nilai-wajar-01112017
Psak 68-nilai-wajar-01112017Psak 68-nilai-wajar-01112017
Psak 68-nilai-wajar-01112017Tendy Wato
 
Kode etik ppat
Kode etik ppatKode etik ppat
Kode etik ppatTendy Wato
 
Syarat pembuatan siup dan tdp
Syarat pembuatan siup dan tdpSyarat pembuatan siup dan tdp
Syarat pembuatan siup dan tdpTendy Wato
 

More from Tendy Wato (7)

Psak 68-nilai-wajar-01112017
Psak 68-nilai-wajar-01112017Psak 68-nilai-wajar-01112017
Psak 68-nilai-wajar-01112017
 
Chapter23
Chapter23Chapter23
Chapter23
 
Kode etik ppat
Kode etik ppatKode etik ppat
Kode etik ppat
 
Uu no 13_2003
Uu no 13_2003Uu no 13_2003
Uu no 13_2003
 
Syarat pembuatan siup dan tdp
Syarat pembuatan siup dan tdpSyarat pembuatan siup dan tdp
Syarat pembuatan siup dan tdp
 
Conf ap
Conf   apConf   ap
Conf ap
 
Book1
Book1Book1
Book1
 

PTKP PENGERTIAN DAN PENGHITUNGAN

  • 1. Kamis, 31 Maret 2011 PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) I. Pengertian Sebelum penghasilan dihitung sesuai Pasal 17 UU PPh, pengasilan selama setahun tersebut harus dikurangi terlebih dahulu dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) merupakan pengurangan penghasilan neto yang diperkenankan oleh undang-undang Nomor 7 tahun 1983 stdtd Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan. PTKP hanya diberikan kepada Wajib Pajak orang pribadi/perseorangan sesuai pasal 6 ayat (3) UU PPh. Tidak ada pengertian mengenai definisi penghasilan tidak kena pajak atau dalam bahasa inggris disebut Personal Exempation. Namun karena PTKP hanya diberikan kepada orang pribadi yang membutuhkan biaya hidup sehari-hari dan tidak diberikan kepada Wajib Pajak Badan, maka PTKP dapat diartikan sebagai biaya hidup minimal yang dibutuhkan orang pribadi atau perseorangan yang ditentukan UU PPh. II. Penjelasan PPh Pasal 7 Penghasilan Tidak Kena Pajak atau PTKP telah diatur dalam Pasal 7 UU PPh yang menjelaskan keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan lurus yang menjadi tanggungan sepenuhnya antara lain orang tua, mertua, anak kandung dan anak angkat. Sedangkan anggota keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya adalah anggota keluarga yang tidak mempunyai penghasilan dan seluruh biaya hidupnya ditanggung oleh Wajib Pajak. Menurut Surat Direktur Jendral Pajak No. S-112/PJ.41/1995 tanggal 29 Agustus 1995 dijelaskan sebagai berikut : 1. Pengertian anak angkat bukan pengertian masyarakat sehari-hari, yaitu seorang anak yang diakui dan diangkat sebagai anak, dan juga bukan anak angkat menurut hukum perdata yang harus yang harus terlebih dahulu ada pengesahan hakim pengadilan Negeri. 2. Pengertian anak angkat menurut UU PPh adalah : • Seseorang yang belum dewasa. • Yang tidak tergolong keluarga sedarah atau saudara semenda dalam garis lurus dari Wajib Pajak. • Menjadi tanggungan sepenuhnya dari Wajib Pajak. 1. Pengertian dewasa adalah sudah berumur 18 tahun atau belum 18 tahun namun sudah menikah. 2. Pengertian tanggungan sepenuhnya menurut UU PPh berdasarkan keadaan sebenarnya, yaitu : • Tinggal bersama-sama dengan wajib Pajak. • Secara nyata tidak mempunyai penghasilan sendiri. • Tidak pula dibantu oleh anggota keluarga lainnya atau orang tuanya sendiri. 1. Sedangkan kalau Wajib Pajak sekedar menyumbang, membantu, bertanggung jawab dan sebagainya, tidak termasuk dalam menjadi tanggungan sepenuhnya. III. Besaran Penghasilan Tidak Kena Pajak 1
  • 2. Ketentuan mengenai PTKP diatur dalam Pasal 7 UU PPh, yang salah satunya memberikan kewenangan kepada Menteri Keuangan untuk menetapkan besarnya PTKP tersebut dengan mempertimbangkan perkembangan ekonomi, moneter, dan pokok setiap tahunnya. Menteri Keuangan telah beberapa kali mengubah besarnya PTKP tersebut dan terakhir dengan peraturan Menteri Keuangan No. 137/PMK.03/2005 tanggal 30 desember 2005 yang mulai berlaku 1 Januari 2006. Selanjutnya dengan adanya amandemen UU PPh baru (UU No. 36 Tahun 2008), besarnya PTKP adalah sebagai berikut : • Sebesar Rp. 15.840.000 untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang bersangkutan • Tambahan untuk Wajib Pajak Kawin, sebesar Rp. 1.320.000 • Tambahan untuk istri yang bekerja dan penghasilannya digabungkan dengan pengasilan suami sebesar Rp 15.840.000 • Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus, serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga sebesar Rp. 1.320.000. Besaran PTKP untuk masing-masing status Wajib Pajak dapat dilihat dalam tabel berikut : BESARNYA PTKP BERDASARKAN STATUS WAJIB PAJAK NO STATUS KODE JUMLAH . 1. WP Tidak Kawin + 0 Tanggungan TK/- 15.840.000 2. WP Tidak Kawin + 1 Tanggungan TK/1 17.160.000 3. WP Tidak Kawin + 2 Tanggungan TK/2 18.480.000 4. WP Tidak Kawin + 3 Tanggungan TK/3 19.800.000 5. WP Kawin + 0 Tanggungan K/- 17.160.000 6. WP Kawin + 1 Tanggungan K/1 18.480.000 7. WP Kawin + 2 Tanggungan K/2 19.800.000 8. WP Kawin + 3 Tanggungan K/3 21.120.000 WP Kawin + Penghasilan Istri digabung + 0 9. K/I/- 33.000.000 Tanggungan WP Kawin + Penghasilan Istri digabung + 1 10. K/I/1 34.320.000 Tanggungan WP Kawin + Penghasilan Istri digabung + 2 11. K/I/2 35.640.000 Tanggungan WP Kawin + Penghasilan Istri digabung + 3 12. K/I/3 36.960.000 Tanggungan IV. Ketentuan Penerapan PTKP 1. Penerapan PTKP tersebut ditentukan berdasarkan keadaan pada awal tahun pajak atau bagian tahun pajak sesuai Pasal 7 ayat (2) UU PPh. 2
  • 3. Misal: pada tanggal 1 Januari 2009 Wajib Pajak A berstatus kawin dengan tangungan 1 anak. Apabila pada tanggal 1 Januari 2009 tambah 1 anak, maka statusnya menjadi kawin dengan tanggungan 2 anak sehingga besarnya PTKP Rp. 15.840.000 + Rp. 1.320.000 + Rp. 1.320.000 + Rp. 1.320.000 = Rp. 19.800.000 Namun apabila anak lahir tanggal 2 Januari s.d. 31 Desember 2009, maka tambahan anak tidak dapat diakui sebagai tanggungan pada tahun 2009, namun baru diakui pada tahun 2010. 2. PTKP bagi karyawati dihitung hanya untuk diri sendiri karena tambahan PTKP untuk kawin dan tanggungan menjadi tanggung jawab suami sebagai kepala keluarga. Penambahan PTKP kawin dan tanggungannya bagi karyawati dapat diterapkan apabila ada keterangan tertulis dari kelurahan yang menyebutkan suami tidak mempunyai pekerjaan. 3. Status Wajib Pajak dapat terdiri atas : • TK/…= Tidak Kawin, ditambah dengan jumlah tanggungan anggota keluarga (TK/0= tidak kawin tanpa tanggungan, TK/1 = tidak kawin dengan tanggungan 1 anggota keluarga dan seterusnya maksimal Tk/3) • K/…. = kawin, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota keluarga (K/1) s.d (K/3) • K/I/… = kawin, tambahan untuk istri (hanya seorang) yang penghasilanya digabung dengan penghasilan suami, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota keluarga (K/I/1 s.d K/I/3) • PH = Wajib Pajak Kawin yang melakukan perjanjian Tertulis Pemisahan Harta dan Penghasilan. • HB/….. = Wajib Pajak Kawin yang telah hidup berpisah ditambah banyaknya tanggungan anggota (HB/1 s.d HB/3) V. Contoh Penghitungan 1. Joko sudah menikah dengan mempunyai seorang anak. PTKP Joko adalah PTKP setahun : Untuk Wajib Pajak Sendiri Rp. 15.840.000 Tambahan WP Kawin Rp. 1.320.000 Tambah 1 Anak Rp. 1.320.000 + Jumlah Rp. 18.480.000 3