SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
PERAN KOMUNIKASI
ANTARPRIBADI DALAM ORGASNISASI
PECINTA ALAM PPA SADAGORI
Oleh
Tri Damayantho
200501072191
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI
UNIVERSITAS SIBER ASIA
2020/2021
1
PENDAHULUAN
Sepanjang sejarah manusia, komunikasi merupakan alat utama untuk menyampaikan
pesan demi memenuhi keinginan, kebutuhan dan tujuan dalam kontruksi budaya kita.
Dibandingkan dengan usia bumi 4,6 milliar tahun, kehidupan hewan dimulai 500 juta tahun
yang lalu, dan manusia, baru menjalani kehidupan di bumi sekitar 40 ribu tahun, dapat
dikatakan selama peradaban manusia itulah terjadi tindakan komunikasi (Liliweri, 2015: 2).
Tindakan-tindakan komunikasi ini adalah suatu proses yang terus berkembang baik selama
peradaban maupun dalam siklus hidup seorang manusia. Sejak bayi, manusia sudah
mengirimkan pesan-pesan non verbal untuk mendapatkan umpan balik dari orang tuanya,
sedangkan dalam peradaban, tindakan komunikasi telah berkembang dari manuskrip kuno ke
teknologi digital seperti saat ini.
Dalam setiap tindakan komunikasi Miller dan Steiberg (Budyatna, 2011: 2) membuat
tingkatan analisis dalam melakukan prediksi untuk mengetahui apakah komunikasi bersifat
non-pribadi atau antarpribadi, terdapat tiga tingkatan analisis dalam melakukan prediksi yaitu
kultural, sosiologis dan psikologis. Dalam bukunya, Budyatna menjelaskan perbedaan pokok
antara komunikasi non antar pribadi dan komunikasi antar pribadi. Apabila prediksi mengenai
hasil komunikasi didasarkan pada analisa tingkat kultural dan tingkat sosiologis maka
komunikator terlibat dalam komunikasi non antarpribadi, sedangkan apabila pada tingkatan
psikologis maka komunikator terlibat dalam komunikasi antar pribadi.
Organisasi adalah sebuah sistem yang memiliki kompleksitas melalui jenis, bentuk
budaya dan perilaku tertentu dalam mencapai tujuan organisasi tersebut. Pacanowsky dan
O’Donnel Trujillo percaya bahwa budaya organisasi “mengindikasikan apa yang merupakan
ranah yang sah dari penyelidikan”. Dengan kata lain, budaya organisasi adalah inti dari
kehidupan organisasi (West dan Turner, Buku 2, 2017: 8). Dalam Teori Budaya Organisasi,
asumsi yang digunakan adalah setiap anggota organisasi menciptakan dan menekankan
perasaan yang dimiliki tentang realitas organisasi, hal ini membangun asumsi pentingnya orang
dan nilai dalam organisasi. Asumsi yang kedua adalah penggunaan dan intepretasi simbol, baik
simbol fisik, simbol perilaku dan simbol verbal. Asumsi terakhir adalah budaya organisasi yang
beragam dan bervariasi akan menimbulkan interpretasi yang beragam pula.
Perhimpunan Pecinta Alam (PPA) Sadagori, sebagai organisasi ekstrakulikuler
dibawah naungan SMA Negeri 5 Bandung yang berlokasi di Jalan Bali no 8 Bandung, telah
2
berdiri sejak tahun 1985 dan masih eksis hingga saat ini. Sebagai organisasi yang berbasis di
sekolah, salah satu tujuan dari organisasi ini adalah sebagai wadah pelajar berkegiatan dan
belajar berorganisasi, yang dalam perjalanannya, organisasi ini terus berkembang dan
menghasilkan lebih dari 400 anggota, lebih dari 95% nya adalah alumni.
Dalam perkembangan di dalam organisasi, komunikasi antar pribadi memainkan
peranan penting dalam dinamika untuk mencapai tujuan bersama di organisasi tersebut. Seperti
yang dijelaskan sebelumnya, dalam organisasi akan terjadi tindakan-tindakan komunikasi yang
kemudian akan muncul prediksi-prediksi dalam interaksi tersebut. Beberapa teori komunikasi
antar pribadi yang akan digunakan dalam makalah ini antara lain mengenai ekskalasi hubungan
dalam komunikasi antar pribadi, pola kendali komunikasi, dan komunikasi non verbal dan
beberapa teori-teori komunikasi hubungan antar pribadi lainnya.
PEMBAHASAN
Tiga Tingkatan Analitis Miller-Steinberg dalam Organisasi PPA Sadagori
Sejak berdiri pada tahun 1985, pada awalnya beberapa anak SMA membutuhkan suatu
wadah yang dapat mengekspresikan diri dalam lingkungan sekolah. Beberapa anak muda ini
berasal dari Bandung dan bersuku Sunda, sepakat untuk membentuk suatu wadah perhimpunan
pecinta alam yang memang saat itu sedang menjadi tren di kalangan anak muda di Bandung.
Dibantu oleh Wanadri, suatu perhimpunan alam bebas yang lebih berpengalaman, maka
berdirilah oraganisasi ini dengan basis anak SMA, berbeda dengan Wanadri yang para
anggotanya dapat berasal dari kalangan masyarakat umum. Sadagori adalah organisasi yang
regenerasi anggotanya berasal dari SMA Negeri 5 Bandung, hanya saja pada kisaran 1985 –
1989, terdapat juga anggota yang berasal dari SMA Negeri 19 Bandung, yang kala itu masih
menumpang gedung SMA 5 Bandung, waktu sekolahnya adalah siang hari, setelah tahun 1989
semua anggota berasal dari SMA Negeri 5 Bandung.
Suatu organisasi pecinta alam, perlu dibekali oleh ilmu-ilmu dasar kepecintalaman,
karena itu setiap anggota biasanya melalui suatu rangkaian proses (fase) , yang di PPA Sadagori
sendiri disebut sebagai Pola Pembinaan. Setiap anggota mengalami suatu fase yang disebut Pra
Pendidikan Dasar, Pendidikan Dasar (PD), Masa Bimbingan (Mabim), Dewan Pengurus,
Kepanitiaan PD, Masa Penjelajahan dan Anggota Penuh.
3
Gambar 1 Pola Pembinaan organisasi PPA Sadagori1
Setiap anggota muda dan anggota penuh akan/sudah melalui Pra Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Dasar, kedua aktivitas ini adalah aktivitas yang berurutan dan tidak dapat dilakukan
secara pararel. Pada periode ini pula, calon anggota masih berstatus sebagai pelajar dan jika
mereka selesai menempuh ini, mereka akan menjadi anggota muda dan menjalani masa bakti
(Gambar 1 diagram biru). Masa bakti ini terdiri dari Masa Bimbingan, Dewan Pengurus, aktif
dalam kepanitian Pendidikan Dasar, malakukan masa penjelajahan dan ekspedisi untuk
kemudian akan dilantik menjadi anggota penuh, apabila semua aktivitas tersebut telah
memenuhi syarat. Apabila anggota masih ingin berkontribusi di perhimpunan, maka terdapat
satu organ bersifat sukarela (voluntary) yang bernama Dewan Kehormatan, organ ini adalah
suatu bagian organisasi yang bertindak sebagai konsultan dari Dewan Pengurus dalam
menjalankan roda organisasi.
Biasanya, periode Pra Pendidikan Dasar, Pendidikan Dasar, Masa Bimbingan dan
Dewa Pengurus dilakukan ketika anggota muda masih berstatus pelajar (garis putus-putus
hijau), dan untuk masa bakti (garis putus titik biru) biasanya bercampur dengan anggota muda
yang sudah alumni dan memasuki masa kuliah.
Pola pembinaan ini sejalan dengan pendewasaan dan pertambahan usia para pelajar,
sejak sekolah atas hingga masuk ke jenjang kuliah, sehingga permasalahan dan dampak yang
muncul cukup kompleks, mengingat umur dan kepribadian individu pada saat itu. Selain itu
banyaknya budaya yang berbeda baik dari perbedaan suku, agama dan ras menjadi dinamika
organisasi ini dalam perjalanannya.
1
Hasil observasi penulis (2021).
4
Dalam beberapa tahun belakangan terutama setelah pendirian organisasi, proses
komunikasi pada regenerasi anggota organisasi PPA Sadagori dapat dibilang melalui tiga
tingkatan analitis, yaitu tingkatan analisis kultural – analisis sosiologis, pada fase 1 ini terdiri
dari pra pendidikan dasar dan pendidikan dasar, tingkatan analisis sosiologis – analisis
psikologis, ini adalah fase 2 yang terdiri dari Masa Bimbingan, Dewan Pengurus, Kepanitiaan
PD, dan Masa Penjelajahan/Ekspedisi, fase 3 adalah tingkatan analisis psikologis yang terdiri
dari keterlibatan Anggota Penuh di Dewan Kehormatan. Pada kesempatan kali ini penulis
hanya membatasi membahas fase 1.
Gambar 2 Arah Pengembangan Komunikasi Antar Pribadi dalam Organisasi PPA Sadagori2
Pada fase 1, kegiatan pertama kali yang dilakukan calon anggota adalah mengikuti Pra
Pendidikan Dasar, dimana kegiatan ini adalah persiapan untuk memasuki Pendidikan Dasar
yang dilakukan di alam bebas. Kegiatan yang terjadi di Pra Pendidikan Dasar adalah tindakan
komunikasi awal dimana peserta pendidikan melakukan interaksi awal dengan anggota
Sadagori. Tindakan komunikasi disini merupakan prediksi awal baik dari peserta maupun
panitia kegiatan. Menurut Edward T. Hall (Budyatna, 2011: 2) terdapat dua macam kultur yang
bertemu yaitu homogeneous, dimana orang-orang di suatu kultur berperilaku kurang lebih
sama, dalam kasus ini adalah para panitia Pra Pendidikan Dasar, sedangkan heterogenous, yang
mengindikasikan perbedaan-perbedaan di dalam pola perilaku dan nilai-nilai dianutnya terjadi
di pihak para peserta Pra Pendidikan Dasar.
Peran Teori Pengurangan Ketidakpastian pada calon Anggota PPA Sadagori
Tentunya pada fase awal ini sering terjadi komunikasi untuk mengurangi ketidakpastian
diantara orang asing yang terlibat dalam pembicaraan dan interaksi. Charles Berger dan
Calabrese (West dan Turner, Buku 1, 2017: 144) mengemukakan 9 aksioma mengenai teori
2
Hasil observasi penulis (2021).
5
pengurangan ketidakpastian, yang terdiri dari komunikasi verbal, kehangatan komunikasi
nonverbal, pencarian informasi, pengungkapan diri, saling berbalasan, kesamaan, perasaan
suka, jaringan bersama dan kepuasan komunikasi. Teori Pengurangan Ketidakpastian ini
terjadi bersamaan pada dua interaksi kelompok yang berbeda yaitu interaksi di dalam peserta
Pra Pendidikan Dasar dan interaksi dengan panitia Pra Pendidikan Dasar.
Aksioma pengurangan ketidakpastian yang terjadi pada kelompok peserta Pra
Pendidikan Dasar, berdasarkan pengalaman penulis sendiri ketika mengalami fase ini, memang
terjadi pengembangan hubungan terutama dalam komunikasi verbal untuk mengurangi
ketidakpastian antar pribadi dalam kelompok, secara bersamaan terjadi komunikasi non verbal
yang hangat yang terlibat dengan pesan-pesan dan isyarat-isyarat sehingga menimbulkan
kenyamanan dalam kelompok. Pengembangan hubungan terus terjadi dengan melanjutkan
pencarian informasi satu dengan yang lain, pengungkapan diri mengenai informasi tertentu
yang berhubungan dengan individu tersebut, mulai terjadi saling timbal balik yang tinggi,
sehingga hubungan yang positif mulai berkembang disini. Biasanya semakin sering, maka akan
muncul kesamaan-kesamaan antar individu di dalam kelompok tersebut, kemudian diikuti
persaan suka dan terjadi jaringan bersama dan kemudian terjadi kepuasan dalam komunikasi.
Charles Berger menunjukkan bahwa orang – dalam upaya mengurangi ketidakpastian
– menggunakan taktik dari tiga kategori strategi yaitu pasif, aktif, dan interaktif (West dan
Turner, Buku 1, 2017: 148). Strategi pasif adalah memperoleh informasi dengan cara
melakukan pengamatan yang tidak menggangu. Strategi aktif adalah dengan melibatkan pihak
ketiga sedangkan interaktif adalah melakukan langsung interaksi dengan yang bersangkutan.
Ketiga strategi ini secara spontan dan alami dilakukan oleh individu dalam kelompok tersebut,
walaupun kemampuan individu dalam melakukan strategi ini berbeda dan secara tidak sadar,
sehingga tidak selalu dapat memaksimalkan tujuan dan hasil dari komunikasi tersebut.
Pengungkapan dan Umpan Balik dalam Hubungan pada Calon Anggota PPA Sadagori
Tidak semua individu dapat mencapai kepuasan dalam komunikasi tersebut. Hal ini
tergantung pada pengungkapan dan umpan balik dalam hubungan antar pribadi. Dalam
berinteraksi dengan sesama, manusia mengalami suatu proses yang pada tingkatan tertentu
terjadi pengungkapan diri (self disclosure), dan secara alami akan memberikan suatu umpan
balik terhadap satu sama lain. Dalam interaksi tersebut, terjadi pengungkapan diri dengan
saling menginformasikan data biografis, gagasan-gagasan pribadi, perasaan-perasaan yang
tidak diketahui orang lain dan umpan balik berupa respon verbal maupun non verbal.
6
Johari Window (Budyatna, 2011: 40) merupakan salah satu alat untuk meneliti kondisi
hubungan pengungkapan diri dengan umpan balik dalam interaksi manusia. Teori ini
menggambarkan informasi yang diketahui tentang diri Anda dan mitra Anda dan membaginya
menjadi empat kuadran (gambar 2) yaitu kuadran terbuka yang berarti Anda dan mitra Anda
mengetahui hal ini, kuadran rahasia, dimana hal-hal yang Anda ketahui tidak diungkapkan
kepada mitra Anda, kuadran buta bermuatan hal-hal yang tidak tidak Anda sadari, tetapi orang
lain menyadarinya, dan terakhir adalah kuadran tak dikenal yang berisi informasi baik Anda
dan mitra Anda tidak mengetahui hal ini.
Gambar 3 Johari Window
Pada saat seseorang melakukan pengungkapan kepada mitranya dan mendapatkan
umpan balik, maka Johari Window dapat berubah. Jendela ini akan mengikuti bentuk sesuai
dengan pengungkapan dan umpan balik yang terjadi, semakin besar pengungkapan dan umpan
balik yang terjadi akan mengindikasikan adanya kepercayaan yang cukup dan kedua mitra
tersebut bersedia menerima resiko atas pengungkapan dan timbal balik tersebut. Kepercayaan
merupakan elemen mendasar dalam pengungkapan diri dan timbal balik ini, biasanya orang
akan dapat melakukan pengungkapan dan timbal balik ini apabila sudah saling mengenal cukup
lama.
Ketidakpuasan dalam komunikasi yang terjadi pada calon Anggota PPA Sadagori
adalah biasanya terjadi pada pengungkapan diri dan umpan balik yang terjadi. Individu dalam
kelompok mempunyai respon dan reaksi yang berbeda dalam pengembangan hubungan.
Kondisi ideal adalah dimana individu setiap calon Anggota berada pada kuadran pertama
(open) yaitu dimana informasi sesama individu saling terbuka dan saling berbagi informasi.
Kondisi yang sulit adalah apabila terjadi kondisi pada kuadran ke tiga (blind), dimana ketika
individu tidak menyadari informasi tentang dirinya sendiri. Hal ini sering terjadi konflik dalam
kelompok yang dapat terbawa ke disinformasi dan miskomunikasi dalam kelompok tersebut.
7
Strategi Kendali Komunikasi dalam Organisasi PPA Sadagori
Untuk menghasilkan respon yang dapat kita prediksi dan inginkan dari orang lain
diperlukan suatu upaya pengendalian lingkungan. Kita telah belajar untuk menggunakan
kemampuan komunikasi untuk mengendalikan lingkungan sosial, walau hal tesebut
membutuhkan waktu agar dapat mengembangkan perilaku kendali yang bermanfaat.
Miller dan Steinberg (Budyatna, 2011: 73) ada perbedaan strategi kendali dasar
manusia, seperti; (1) dengan menggunakan argumentasi logis dan masuk akal, (2) dengan
menggunakan luapan emosi, (3) dengan menggunakan pendekatan imbalan dan (4) dengan
menggunakan pendekatan sangsi dan hukuman.
Pendekatan ini tentunya berbeda-beda bagi setiap individu, selain tergantung pada
tujuan masing-masing, pendekatan ini membutuhkan kemampuan yang berbeda disetiap
individu. Setiap individu memiliki kumpulan pribadi mengnai peasn-pesan kendali, cara
pribadi dalam menyampaikan pesan-pesan, dan cara pribadi untuk merespon dari komunikator
lainnya. Pendekatan ini merupakan konsep yang menunjukkan bahwa setiap individu dapat
mengembangkan pilihan-pilihan dan kemampuan pada startegi-strategi tertentu.
Miller dan Steiner membaginya menjadi lima (Budyatna, 2011) yaitu: (1) Strategi
Wortel Teruntai; berisikan atau berupa imbalan yang nyata yang oleh komunikator diberikan
kepada pihak lain, dengan maksud komunikator dapat meningkatkan probabilitas untuk
mendapatkan respon yang diinginkan, (2) Strategi Pedang Tergantung; strategi ini didasarkan
dari pemberian hukuman, untuk mengurangi, membatasi dan menekan perilaku-perilaku yang
tidak disukai oleh pemberi hukuman, (3) Strategi Katalisator; komunikator melakukan usaha
memancing respon yang diinginkan, alih-alih memberikan imbalan atau hukuman,
komunikator mengingatkan kepada komunikan akan tindakan atau perbuatan yang dapat
diterima dan diinginkan oleh yang besangkutan, (4) Strategi Kembar Siam; adalah merupakan
hasil dari hubungan yang sudah terbentuk, dan hanya dapat diimplementasikan setelah
hubungan itu terbentuk. Ada dua syarat agar hubungan ini berkembang, yaitu adanya tingkat
ketergantungan yang tinggi dan tidak ada yang lebih berkuasa atas satu sama lainnya, dan (5)
Strategi Dunia Khayal; adalah mengandalkan pada ilusi atau khayalan pada perasaan-perasaan
yang ditimbulkan sendiri mengenai kendali. Kondisi ini berangkat dari kecemasan yang terjadi
akibat tidak didapatkannya respon yang diinginkan.
Biasanya situasi komunikasi terjadi secara alamiah, wajar tanpa perencanaan taktis
yang rumit maupun kesadaran yang tinggi dalam mencapai tujuan. Kepastian komunikator
8
dalam hasil suatu transaksi berhubungan pada tingkat di mana dia akan berpikir mengenai atau
terlibat dalam perilaku kendali. Jika dia memiliki keraguan mengenai hasil dari suatu transaksi,
maka dia akan cendrung mengambil peran aktif dalam usaha mendapatkan hasil yang
diinginkan.
Dalam organisasi PPA Sadagori 3 dari 5 strategi Miller dan Steiner terjadi ketika
pengembangan komunikasi antar pribadi di dalam organisasi tersebut. Pada tahap Pra
Pendidikan Dasar, pelatih/panitia melakukan strategi wortel teruntai, dimana calon Anggota
diberi apresiasi dan pesan-pesan simbolik yang dapat meningkatkan respon yang diinginkan
oleh komunikator (pelatih). Ada juga pelatih yang menggunakan strategi pedang tergantung
dimana seringkali menitikberatkan pada pemberian hukuman agar komunikan mengurangi dan
membatasi perilaku-perilaku yang tidak disukai oleh pemberi hukuman. Disisi lain ada pelatih
yang menggunakan strategi katalisator dimana komunikator berusaha memancing respon dan
stimulus dari komunikan untuk mendapatkan respon yang diinginkan. Ketiga strategi ini juga
sering dilakukan di fase-fase lainnya, seperti pada Pendidikan Dasar, Masa Bimbingan, Dewan
Pengurus, Penjelajahan dan lainnya, hal ini terjadi secara alami, tergantung dari karakter dan
budaya komunikator.
Bentuk-Bentuk Penggunaan Ruang Komunikasi Nonverbal di PPA Sadagori
Kata-kata tanpa perbuatan adalah sesuatu yang sia-sia. Karena itulah tindakan
terkadang lebih bermakna daripada kata-kata yang diucapkan oleh individu. Peribahasa “Satu
Gambar, Seribu Makna” menunjukan bahwa setiap individu memiliki kemampuan untuk
menangkap isyarat dan pesan dengan menggunakan seluruh panca inderanya. Isyarat dan
pesan yang dikirim oleh komunikator ini lah yang merupakan informasi yang dioleh olah
komunikan, yang biasa disebut dengan komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal adalah
setiap informasi atau emosi yang dkomunikasikan tanpa menggunakan kata-kata atau
nonlinguistik.
Komunikasi nonverbal terus berkembang dan berubah sesuai dengan perkembangan
dan perubahan peradaban manusia itu sendiri, baik sebagai individu maupun makhluk sosial.
Perkembangan yang mempengaruhi manusia ini terus dipelajari oleh para ahli, agar
mengetahui cara-cara bagaimana komunikasi nonverbal dapat mempengaruhi dan mempunyai
arti dalam kehidupan manusia.
9
Bentuk komunikasi nonverbal (Budyatna, 2011: 125) ada beberapa macam, diantaranya
adalah kinesics, paralanguage, proxemics, territory, artifacts, physical appearance,
chronemics dan olfactory communication.
Gambar 4 Kondisi ruangan sekretariat di PPA Sadagori3
Dalam organisasi PPA Sadagori, komunikasi nonverbal sangat kentara pada
penggunaan ruang informal yang ada. Penggunaan ruang sekretariat yang terbatas dan juga
ruang interaksi yang lebih sering di alam terbuka menyebabkan hilangnya penggunaan ruang
dalam bentuk hubungan nonverbal baik proksemik (proxemics) maupun wilayah (territory).
Dengan ukuran ruang sekretariat hanya 12 meter persegi dan anggota yang hadir secara rutin
dalam kisaran 10 – 15 orang, praktis interaksi selalu dalam jarak akrab. Edward T.Hall
berpendapat bahwa dalam budaya Amerika Serikat terdapat 4 jarak yang berbeda, tergantung
pada sifat pembicaraannya (Budyatna, 2011: 134) yaitu: (1) jarak akrab atau intimate distance,
sampai 50 cm, dianggap tepat untuk pembicaraan dua sahabat akrab, (2) jarak pribadi atau
personal distance, kisaran 50 cm – 125 cm, merupakan jarak pembicaraan yang terjadi sepintas
atau kebetulan, (3) jarak sosial atau social distance, dari 125 cm – 4 m, untuk urusan bisnis,
dan (4) jarak umum atau public distance, mengenai apa saja lebih dari 4 meter.
Budyatna menjelaskan bahwa di Indonesia jarak akrab yang terjadi lebih dekat dari 50
cm dan bisa sambil melakukan kontak fisik. Gangguan yang terjadi dalam interaksi anggota
dalam sekretariat PPA Sadagori dapat diterima dan tidak mengganggu, hal ini disebabkan
karena sudah dan sedang terjadi pengembangan hubungan dalam komunikasi antar pribadi
diantara individu dalam organisasi tersebut.
Untuk wilayah yang mengacu pada kepemilikan ruang tentu saja menjadi hilang atau
dapat dikatakan tidak ada. Hal ini sangat mengganggu kegiatan program kerja terutama yang
3
Hak cipta foto: Deni Rahadian, digunakan dengan izin.
10
dilakukan oleh Dewan Pengurus, seperti rapat briefing tiap departemen, tidak dapat
dilaksanakan didalam sekretariat. Dalam beberapa kasus terjadi kesepakatan diantara anggota
secara alamiah dan spontan untuk memberikan wilayah kepada individu tertentu atau individu
yang beraktivitas dalam ruangan tersebut. Salah satu contoh adalah ketika anggota yang lebih
tua datang ke sekretariat, biasanya anggota yang lebih muda memberikan ruang dan wilayah
tertentu dan terbaik di sekretaria selama anggota senior tersebut berada di dalam sekretariat.
Pola pembentukan wilayah yang fleksibel ini merupakan adaptasi dari terbatasnya ruang dan
biasanya komunikasi nonverbal berperan dalam interaksi ini.
Sedangkan untuk artefak yang terjadi dalam organisasi ini adalah identitas-identitas
perhimpunan yang mencirikan isyarat dan pesan kepecintaalaman, seperti lambang, seragam
lapangan, syal, topi lapangan, dan sebagainya yang bercirikan alam bebas. Artefak ini
fungsinya tidak hanya sebagai pesan, tetapi juga mencerminkan identitas diri dan makna diri.
KESIMPULAN
Dari pembahasan sekilas di atas maka penulis menyimpulkan sebagai berikut:
1. Dalam dinamika organisasi, PPA Sadagori secara alami dan natural melakukan
komunikasi antar pribadi dan mengaplikasikan teori-teori pengembangan hubungan
secara spontan dan tidak disadari. Hal ini sangat disayangkan karena banyak
permasalahan yang timbul karena tidak baik dalam melakukan komunikasi antar
pribadi, dan tidak menyadari letak permasalahn, sehingga sulit menemukan solusi
dan jalan tengah.
2. Dengan beragamnya budaya dan karakter, bahkan dengan range usia yang cukup
lebar (bayangkan ada anggota yang lulus SMA tahun 1985) dan masih melakukan
interaksi dengan pelajar yang bisa seusia dengan anaknya, diperlukan pengetahuan
mengenai komunikasi antar pribadi yang baik, agar bisa menjembatani jurang usia
dan budaya yang ada dalam organisasi.
3. Dalam tahapan Pola Pembinaan dalam PPA Sadagori, terutama tahapan Pra
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Dasar, penerapan Strategi Kendali Komunikasi
layak untuk diterapkan, apabila dilakukan dengan cermat maka akan dapat
membantu mencapai tujuan dari Pendidikan Dasar itu sendiri.
4. Pentingnya penggunaan ruang sebagai bentuk komunikasi nonverbal perlu
dipertimbangkan oleh organisasi PPA Sadagori untuk menyediakan ruang
sekretariat yang memadai untuk kelancaran kegiatan dan komunikasi.
11
DAFTAR PUSTAKA
Budyatna. Muhammad, & Ganiem, L.M., 2011. Teori Komunikasi Antarpribadi;Edisi
Pertama, Jakarta, Kencana Prenada Media Group.
West. Richard, & Turner, L.H., 2017. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi; Edisi
5, Buku 1, Jakarta, Salemba Humanika.
West. Richard, & Turner, L.H., 2017. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi; Edisi
5, Buku 2, Jakarta, Salemba Humanika.
Liliweri. Alo, 2014. Komunikasi Antar-Personal; Edisi Pertama, Jakarta, Kencana Prenada
Media Group.
Sofiudin, Mohammad, 2018. Komunikasi Sosial Siswa Pecinta Alam SMAN 16 Surabaya;
Skripsi, Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Tua. B.S, 2017. Komunikasi Antarpribadi Pimpinan dan Pegawai Dalam Meningkatkan
Motivasi Kerja di Kantor Desa Dayun Kabupaten Siak, 2017, Jom FISIP Volume 4
NO. 2

More Related Content

What's hot

Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 rahaMakalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 rahaOperator Warnet Vast Raha
 
Materi hakekat manusia dan pengembangannya
Materi hakekat manusia dan pengembangannyaMateri hakekat manusia dan pengembangannya
Materi hakekat manusia dan pengembangannyaMumun Mulyana
 
Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah
Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di SekolahSosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah
Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di SekolahNon Formal Education
 
Sosiologi pendidikan
Sosiologi pendidikanSosiologi pendidikan
Sosiologi pendidikanNarendra
 
Hakikat manusia dan pengembangan
Hakikat manusia dan pengembanganHakikat manusia dan pengembangan
Hakikat manusia dan pengembanganDhea Pratiwi
 
Sosiologi kelas X, materi Sosiologi membentuk kepribadian
Sosiologi kelas X, materi Sosiologi membentuk kepribadianSosiologi kelas X, materi Sosiologi membentuk kepribadian
Sosiologi kelas X, materi Sosiologi membentuk kepribadianRidho Satria
 
Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadian 2
Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadian 2Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadian 2
Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadian 2Fathur Marah
 
Bab 4 sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Bab 4 sosialisasi dan pembentukan kepribadianBab 4 sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Bab 4 sosialisasi dan pembentukan kepribadianRobbie AkaChopa
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantarmrlakmono
 
Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadian
Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadianSosialisasi dan-pembentukan-kepribadian
Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadianFathur Marah
 
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadianSosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadianhamdani15
 
Kepribadian (Sosiolog)
Kepribadian (Sosiolog)Kepribadian (Sosiolog)
Kepribadian (Sosiolog)Nadia Tsalisa
 
Kebijakan pendidikan
Kebijakan pendidikan Kebijakan pendidikan
Kebijakan pendidikan Erik Kuswanto
 
Hakekat manusia dan PSDM
Hakekat manusia dan PSDMHakekat manusia dan PSDM
Hakekat manusia dan PSDMArif Al Swei
 
Power point dina
Power point  dinaPower point  dina
Power point dinaherdina18
 

What's hot (20)

Sos pend
Sos pendSos pend
Sos pend
 
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 rahaMakalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
 
Makalah aliran esensialisme
Makalah aliran esensialismeMakalah aliran esensialisme
Makalah aliran esensialisme
 
Materi hakekat manusia dan pengembangannya
Materi hakekat manusia dan pengembangannyaMateri hakekat manusia dan pengembangannya
Materi hakekat manusia dan pengembangannya
 
Tugas nulis
Tugas nulisTugas nulis
Tugas nulis
 
Asigment
AsigmentAsigment
Asigment
 
Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah
Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di SekolahSosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah
Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah
 
Sosiologi pendidikan
Sosiologi pendidikanSosiologi pendidikan
Sosiologi pendidikan
 
Hakikat manusia dan pengembangan
Hakikat manusia dan pengembanganHakikat manusia dan pengembangan
Hakikat manusia dan pengembangan
 
Sosiologi kelas X, materi Sosiologi membentuk kepribadian
Sosiologi kelas X, materi Sosiologi membentuk kepribadianSosiologi kelas X, materi Sosiologi membentuk kepribadian
Sosiologi kelas X, materi Sosiologi membentuk kepribadian
 
Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadian 2
Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadian 2Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadian 2
Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadian 2
 
Bab 4 sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Bab 4 sosialisasi dan pembentukan kepribadianBab 4 sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Bab 4 sosialisasi dan pembentukan kepribadian
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadian
Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadianSosialisasi dan-pembentukan-kepribadian
Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadian
 
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadianSosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
 
Kepribadian (Sosiolog)
Kepribadian (Sosiolog)Kepribadian (Sosiolog)
Kepribadian (Sosiolog)
 
Kebijakan pendidikan
Kebijakan pendidikan Kebijakan pendidikan
Kebijakan pendidikan
 
Hakekat manusia dan PSDM
Hakekat manusia dan PSDMHakekat manusia dan PSDM
Hakekat manusia dan PSDM
 
Power point dina
Power point  dinaPower point  dina
Power point dina
 

Similar to KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

Sosiologi pendidikan
Sosiologi pendidikanSosiologi pendidikan
Sosiologi pendidikanNarendra
 
Bab 4 Pemuda dan Sosialisasi
Bab 4 Pemuda dan SosialisasiBab 4 Pemuda dan Sosialisasi
Bab 4 Pemuda dan SosialisasiMondo Icon
 
BODY SHAMING SEBAGAI PENCETUS KONFLIK DI KALANGAN REMAJA.docx
BODY SHAMING SEBAGAI PENCETUS KONFLIK DI KALANGAN REMAJA.docxBODY SHAMING SEBAGAI PENCETUS KONFLIK DI KALANGAN REMAJA.docx
BODY SHAMING SEBAGAI PENCETUS KONFLIK DI KALANGAN REMAJA.docxShellamithaPinkanTor
 
Teori Budaya Organisasi
Teori Budaya OrganisasiTeori Budaya Organisasi
Teori Budaya Organisasimankoma2013
 
Landasan psikologi pendidikan 2
Landasan psikologi pendidikan 2Landasan psikologi pendidikan 2
Landasan psikologi pendidikan 2Rahmat Saputra
 
SOSIALISASI_pptx.pptx
SOSIALISASI_pptx.pptxSOSIALISASI_pptx.pptx
SOSIALISASI_pptx.pptxheruheru31
 
TUGAS 3 ISD (pertemuan 4)
TUGAS 3 ISD (pertemuan 4)TUGAS 3 ISD (pertemuan 4)
TUGAS 3 ISD (pertemuan 4)rgnaayu
 
.Mka lah psikoper zachura,,
.Mka lah psikoper zachura,, .Mka lah psikoper zachura,,
.Mka lah psikoper zachura,, Arieny HarUno
 
TUGAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI (B)
TUGAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI (B)TUGAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI (B)
TUGAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI (B)ErhanReza
 
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...agyana_nadian
 
ANALISIS PERANAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA PROSES KOMUNIKASI ANTAR MAHASI...
ANALISIS PERANAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA PROSES KOMUNIKASI ANTAR MAHASI...ANALISIS PERANAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA PROSES KOMUNIKASI ANTAR MAHASI...
ANALISIS PERANAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA PROSES KOMUNIKASI ANTAR MAHASI...Gyrezz
 
Pengertian pendidikan
Pengertian pendidikanPengertian pendidikan
Pengertian pendidikanpresetya
 
Individu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakatIndividu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakativansahrulmubaroq
 
BAB 7 SOSIALISASI.pptx
BAB 7 SOSIALISASI.pptxBAB 7 SOSIALISASI.pptx
BAB 7 SOSIALISASI.pptxlindamas1
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Septian Muna Barakati
 

Similar to KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI (20)

Tugas dinamika kelompok 2
Tugas dinamika kelompok 2Tugas dinamika kelompok 2
Tugas dinamika kelompok 2
 
Sosiologi pendidikan
Sosiologi pendidikanSosiologi pendidikan
Sosiologi pendidikan
 
Bab 4 Pemuda dan Sosialisasi
Bab 4 Pemuda dan SosialisasiBab 4 Pemuda dan Sosialisasi
Bab 4 Pemuda dan Sosialisasi
 
BODY SHAMING SEBAGAI PENCETUS KONFLIK DI KALANGAN REMAJA.docx
BODY SHAMING SEBAGAI PENCETUS KONFLIK DI KALANGAN REMAJA.docxBODY SHAMING SEBAGAI PENCETUS KONFLIK DI KALANGAN REMAJA.docx
BODY SHAMING SEBAGAI PENCETUS KONFLIK DI KALANGAN REMAJA.docx
 
Sosbud epy
Sosbud epySosbud epy
Sosbud epy
 
Teori Budaya Organisasi
Teori Budaya OrganisasiTeori Budaya Organisasi
Teori Budaya Organisasi
 
Landasan psikologi pendidikan 2
Landasan psikologi pendidikan 2Landasan psikologi pendidikan 2
Landasan psikologi pendidikan 2
 
SOSIALISASI_pptx.pptx
SOSIALISASI_pptx.pptxSOSIALISASI_pptx.pptx
SOSIALISASI_pptx.pptx
 
Sosialisasi
SosialisasiSosialisasi
Sosialisasi
 
TUGAS 3 ISD (pertemuan 4)
TUGAS 3 ISD (pertemuan 4)TUGAS 3 ISD (pertemuan 4)
TUGAS 3 ISD (pertemuan 4)
 
.Mka lah psikoper zachura,,
.Mka lah psikoper zachura,, .Mka lah psikoper zachura,,
.Mka lah psikoper zachura,,
 
TUGAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI (B)
TUGAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI (B)TUGAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI (B)
TUGAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI (B)
 
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
 
ANALISIS PERANAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA PROSES KOMUNIKASI ANTAR MAHASI...
ANALISIS PERANAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA PROSES KOMUNIKASI ANTAR MAHASI...ANALISIS PERANAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA PROSES KOMUNIKASI ANTAR MAHASI...
ANALISIS PERANAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA PROSES KOMUNIKASI ANTAR MAHASI...
 
Pengertian pendidikan
Pengertian pendidikanPengertian pendidikan
Pengertian pendidikan
 
Asgmnt group 2
Asgmnt group 2Asgmnt group 2
Asgmnt group 2
 
Individu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakatIndividu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakat
 
Impilkasi peserta didik
Impilkasi peserta didikImpilkasi peserta didik
Impilkasi peserta didik
 
BAB 7 SOSIALISASI.pptx
BAB 7 SOSIALISASI.pptxBAB 7 SOSIALISASI.pptx
BAB 7 SOSIALISASI.pptx
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
 

More from Tri Damayantho

210720 tugas 2 teori komunikasi ver 1.1
210720 tugas 2 teori komunikasi ver 1.1210720 tugas 2 teori komunikasi ver 1.1
210720 tugas 2 teori komunikasi ver 1.1Tri Damayantho
 
210514 peranan ideologi pancasila pada generasi millenial v 1.0
210514 peranan ideologi pancasila pada generasi millenial v 1.0210514 peranan ideologi pancasila pada generasi millenial v 1.0
210514 peranan ideologi pancasila pada generasi millenial v 1.0Tri Damayantho
 
Tri damayantho 200501072191 memetakan cpm pada media sosial pribadi ver 1.0
Tri damayantho 200501072191 memetakan cpm pada media sosial pribadi ver 1.0Tri damayantho 200501072191 memetakan cpm pada media sosial pribadi ver 1.0
Tri damayantho 200501072191 memetakan cpm pada media sosial pribadi ver 1.0Tri Damayantho
 
210506 aplikasi aida bauran promosi dan pemasaran v 1.0
210506 aplikasi aida bauran promosi dan pemasaran v 1.0210506 aplikasi aida bauran promosi dan pemasaran v 1.0
210506 aplikasi aida bauran promosi dan pemasaran v 1.0Tri Damayantho
 
Tri damayantho 200501072191 membedakan berita hoax
Tri damayantho 200501072191 membedakan berita hoaxTri damayantho 200501072191 membedakan berita hoax
Tri damayantho 200501072191 membedakan berita hoaxTri Damayantho
 
210507 tugas digital imaging praktek dasar fotografi
210507 tugas digital imaging praktek dasar fotografi210507 tugas digital imaging praktek dasar fotografi
210507 tugas digital imaging praktek dasar fotografiTri Damayantho
 
INSIGHT - Kawasan Strategi Pariwisata Nasional
INSIGHT - Kawasan Strategi Pariwisata NasionalINSIGHT - Kawasan Strategi Pariwisata Nasional
INSIGHT - Kawasan Strategi Pariwisata NasionalTri Damayantho
 
Kreatif Media Komunikasi
Kreatif Media Komunikasi Kreatif Media Komunikasi
Kreatif Media Komunikasi Tri Damayantho
 
Strategi pembangunan pariwisata 2017 kemenpar ay
Strategi pembangunan pariwisata 2017 kemenpar ayStrategi pembangunan pariwisata 2017 kemenpar ay
Strategi pembangunan pariwisata 2017 kemenpar ayTri Damayantho
 
10 things about bandung
10 things about bandung10 things about bandung
10 things about bandungTri Damayantho
 
10 things about bandung
10 things about bandung10 things about bandung
10 things about bandungTri Damayantho
 
The 20 new most popular cities for tourist 2013
The 20 new most popular cities for tourist 2013The 20 new most popular cities for tourist 2013
The 20 new most popular cities for tourist 2013Tri Damayantho
 
Most visited cities in the world
Most visited cities in the worldMost visited cities in the world
Most visited cities in the worldTri Damayantho
 
Jogja Istimewa City Branding
Jogja Istimewa City BrandingJogja Istimewa City Branding
Jogja Istimewa City BrandingTri Damayantho
 
Paparan Menteri Anis Baswedan - Gawat Darurat Pendidikan di Indonesia
Paparan Menteri Anis Baswedan - Gawat Darurat Pendidikan di IndonesiaPaparan Menteri Anis Baswedan - Gawat Darurat Pendidikan di Indonesia
Paparan Menteri Anis Baswedan - Gawat Darurat Pendidikan di IndonesiaTri Damayantho
 
21 ways to be more creative
21 ways to be more creative21 ways to be more creative
21 ways to be more creativeTri Damayantho
 
131126 quo vadis komik indonesia v 1.3
131126  quo vadis komik indonesia v 1.3 131126  quo vadis komik indonesia v 1.3
131126 quo vadis komik indonesia v 1.3 Tri Damayantho
 
Kegiatan indonesia kreatif 2010 2011
Kegiatan indonesia kreatif 2010 2011Kegiatan indonesia kreatif 2010 2011
Kegiatan indonesia kreatif 2010 2011Tri Damayantho
 

More from Tri Damayantho (20)

210720 tugas 2 teori komunikasi ver 1.1
210720 tugas 2 teori komunikasi ver 1.1210720 tugas 2 teori komunikasi ver 1.1
210720 tugas 2 teori komunikasi ver 1.1
 
210514 peranan ideologi pancasila pada generasi millenial v 1.0
210514 peranan ideologi pancasila pada generasi millenial v 1.0210514 peranan ideologi pancasila pada generasi millenial v 1.0
210514 peranan ideologi pancasila pada generasi millenial v 1.0
 
Tri damayantho 200501072191 memetakan cpm pada media sosial pribadi ver 1.0
Tri damayantho 200501072191 memetakan cpm pada media sosial pribadi ver 1.0Tri damayantho 200501072191 memetakan cpm pada media sosial pribadi ver 1.0
Tri damayantho 200501072191 memetakan cpm pada media sosial pribadi ver 1.0
 
210506 aplikasi aida bauran promosi dan pemasaran v 1.0
210506 aplikasi aida bauran promosi dan pemasaran v 1.0210506 aplikasi aida bauran promosi dan pemasaran v 1.0
210506 aplikasi aida bauran promosi dan pemasaran v 1.0
 
Tri damayantho 200501072191 membedakan berita hoax
Tri damayantho 200501072191 membedakan berita hoaxTri damayantho 200501072191 membedakan berita hoax
Tri damayantho 200501072191 membedakan berita hoax
 
210507 tugas digital imaging praktek dasar fotografi
210507 tugas digital imaging praktek dasar fotografi210507 tugas digital imaging praktek dasar fotografi
210507 tugas digital imaging praktek dasar fotografi
 
INSIGHT - Kawasan Strategi Pariwisata Nasional
INSIGHT - Kawasan Strategi Pariwisata NasionalINSIGHT - Kawasan Strategi Pariwisata Nasional
INSIGHT - Kawasan Strategi Pariwisata Nasional
 
Kreatif Media Komunikasi
Kreatif Media Komunikasi Kreatif Media Komunikasi
Kreatif Media Komunikasi
 
Strategi pembangunan pariwisata 2017 kemenpar ay
Strategi pembangunan pariwisata 2017 kemenpar ayStrategi pembangunan pariwisata 2017 kemenpar ay
Strategi pembangunan pariwisata 2017 kemenpar ay
 
10 things about bandung
10 things about bandung10 things about bandung
10 things about bandung
 
10 things about bandung
10 things about bandung10 things about bandung
10 things about bandung
 
The 20 new most popular cities for tourist 2013
The 20 new most popular cities for tourist 2013The 20 new most popular cities for tourist 2013
The 20 new most popular cities for tourist 2013
 
Most visited cities in the world
Most visited cities in the worldMost visited cities in the world
Most visited cities in the world
 
Jogja Istimewa City Branding
Jogja Istimewa City BrandingJogja Istimewa City Branding
Jogja Istimewa City Branding
 
Paparan Menteri Anis Baswedan - Gawat Darurat Pendidikan di Indonesia
Paparan Menteri Anis Baswedan - Gawat Darurat Pendidikan di IndonesiaPaparan Menteri Anis Baswedan - Gawat Darurat Pendidikan di Indonesia
Paparan Menteri Anis Baswedan - Gawat Darurat Pendidikan di Indonesia
 
21 ways to be more creative
21 ways to be more creative21 ways to be more creative
21 ways to be more creative
 
131126 quo vadis komik indonesia v 1.3
131126  quo vadis komik indonesia v 1.3 131126  quo vadis komik indonesia v 1.3
131126 quo vadis komik indonesia v 1.3
 
Komik Indonesia
Komik IndonesiaKomik Indonesia
Komik Indonesia
 
Kegiatan indonesia kreatif 2010 2011
Kegiatan indonesia kreatif 2010 2011Kegiatan indonesia kreatif 2010 2011
Kegiatan indonesia kreatif 2010 2011
 
Wall of indonesia
Wall of indonesiaWall of indonesia
Wall of indonesia
 

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

  • 1. PERAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM ORGASNISASI PECINTA ALAM PPA SADAGORI Oleh Tri Damayantho 200501072191 KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PROGRAM STUDI KOMUNIKASI UNIVERSITAS SIBER ASIA 2020/2021
  • 2. 1 PENDAHULUAN Sepanjang sejarah manusia, komunikasi merupakan alat utama untuk menyampaikan pesan demi memenuhi keinginan, kebutuhan dan tujuan dalam kontruksi budaya kita. Dibandingkan dengan usia bumi 4,6 milliar tahun, kehidupan hewan dimulai 500 juta tahun yang lalu, dan manusia, baru menjalani kehidupan di bumi sekitar 40 ribu tahun, dapat dikatakan selama peradaban manusia itulah terjadi tindakan komunikasi (Liliweri, 2015: 2). Tindakan-tindakan komunikasi ini adalah suatu proses yang terus berkembang baik selama peradaban maupun dalam siklus hidup seorang manusia. Sejak bayi, manusia sudah mengirimkan pesan-pesan non verbal untuk mendapatkan umpan balik dari orang tuanya, sedangkan dalam peradaban, tindakan komunikasi telah berkembang dari manuskrip kuno ke teknologi digital seperti saat ini. Dalam setiap tindakan komunikasi Miller dan Steiberg (Budyatna, 2011: 2) membuat tingkatan analisis dalam melakukan prediksi untuk mengetahui apakah komunikasi bersifat non-pribadi atau antarpribadi, terdapat tiga tingkatan analisis dalam melakukan prediksi yaitu kultural, sosiologis dan psikologis. Dalam bukunya, Budyatna menjelaskan perbedaan pokok antara komunikasi non antar pribadi dan komunikasi antar pribadi. Apabila prediksi mengenai hasil komunikasi didasarkan pada analisa tingkat kultural dan tingkat sosiologis maka komunikator terlibat dalam komunikasi non antarpribadi, sedangkan apabila pada tingkatan psikologis maka komunikator terlibat dalam komunikasi antar pribadi. Organisasi adalah sebuah sistem yang memiliki kompleksitas melalui jenis, bentuk budaya dan perilaku tertentu dalam mencapai tujuan organisasi tersebut. Pacanowsky dan O’Donnel Trujillo percaya bahwa budaya organisasi “mengindikasikan apa yang merupakan ranah yang sah dari penyelidikan”. Dengan kata lain, budaya organisasi adalah inti dari kehidupan organisasi (West dan Turner, Buku 2, 2017: 8). Dalam Teori Budaya Organisasi, asumsi yang digunakan adalah setiap anggota organisasi menciptakan dan menekankan perasaan yang dimiliki tentang realitas organisasi, hal ini membangun asumsi pentingnya orang dan nilai dalam organisasi. Asumsi yang kedua adalah penggunaan dan intepretasi simbol, baik simbol fisik, simbol perilaku dan simbol verbal. Asumsi terakhir adalah budaya organisasi yang beragam dan bervariasi akan menimbulkan interpretasi yang beragam pula. Perhimpunan Pecinta Alam (PPA) Sadagori, sebagai organisasi ekstrakulikuler dibawah naungan SMA Negeri 5 Bandung yang berlokasi di Jalan Bali no 8 Bandung, telah
  • 3. 2 berdiri sejak tahun 1985 dan masih eksis hingga saat ini. Sebagai organisasi yang berbasis di sekolah, salah satu tujuan dari organisasi ini adalah sebagai wadah pelajar berkegiatan dan belajar berorganisasi, yang dalam perjalanannya, organisasi ini terus berkembang dan menghasilkan lebih dari 400 anggota, lebih dari 95% nya adalah alumni. Dalam perkembangan di dalam organisasi, komunikasi antar pribadi memainkan peranan penting dalam dinamika untuk mencapai tujuan bersama di organisasi tersebut. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, dalam organisasi akan terjadi tindakan-tindakan komunikasi yang kemudian akan muncul prediksi-prediksi dalam interaksi tersebut. Beberapa teori komunikasi antar pribadi yang akan digunakan dalam makalah ini antara lain mengenai ekskalasi hubungan dalam komunikasi antar pribadi, pola kendali komunikasi, dan komunikasi non verbal dan beberapa teori-teori komunikasi hubungan antar pribadi lainnya. PEMBAHASAN Tiga Tingkatan Analitis Miller-Steinberg dalam Organisasi PPA Sadagori Sejak berdiri pada tahun 1985, pada awalnya beberapa anak SMA membutuhkan suatu wadah yang dapat mengekspresikan diri dalam lingkungan sekolah. Beberapa anak muda ini berasal dari Bandung dan bersuku Sunda, sepakat untuk membentuk suatu wadah perhimpunan pecinta alam yang memang saat itu sedang menjadi tren di kalangan anak muda di Bandung. Dibantu oleh Wanadri, suatu perhimpunan alam bebas yang lebih berpengalaman, maka berdirilah oraganisasi ini dengan basis anak SMA, berbeda dengan Wanadri yang para anggotanya dapat berasal dari kalangan masyarakat umum. Sadagori adalah organisasi yang regenerasi anggotanya berasal dari SMA Negeri 5 Bandung, hanya saja pada kisaran 1985 – 1989, terdapat juga anggota yang berasal dari SMA Negeri 19 Bandung, yang kala itu masih menumpang gedung SMA 5 Bandung, waktu sekolahnya adalah siang hari, setelah tahun 1989 semua anggota berasal dari SMA Negeri 5 Bandung. Suatu organisasi pecinta alam, perlu dibekali oleh ilmu-ilmu dasar kepecintalaman, karena itu setiap anggota biasanya melalui suatu rangkaian proses (fase) , yang di PPA Sadagori sendiri disebut sebagai Pola Pembinaan. Setiap anggota mengalami suatu fase yang disebut Pra Pendidikan Dasar, Pendidikan Dasar (PD), Masa Bimbingan (Mabim), Dewan Pengurus, Kepanitiaan PD, Masa Penjelajahan dan Anggota Penuh.
  • 4. 3 Gambar 1 Pola Pembinaan organisasi PPA Sadagori1 Setiap anggota muda dan anggota penuh akan/sudah melalui Pra Pendidikan Dasar dan Pendidikan Dasar, kedua aktivitas ini adalah aktivitas yang berurutan dan tidak dapat dilakukan secara pararel. Pada periode ini pula, calon anggota masih berstatus sebagai pelajar dan jika mereka selesai menempuh ini, mereka akan menjadi anggota muda dan menjalani masa bakti (Gambar 1 diagram biru). Masa bakti ini terdiri dari Masa Bimbingan, Dewan Pengurus, aktif dalam kepanitian Pendidikan Dasar, malakukan masa penjelajahan dan ekspedisi untuk kemudian akan dilantik menjadi anggota penuh, apabila semua aktivitas tersebut telah memenuhi syarat. Apabila anggota masih ingin berkontribusi di perhimpunan, maka terdapat satu organ bersifat sukarela (voluntary) yang bernama Dewan Kehormatan, organ ini adalah suatu bagian organisasi yang bertindak sebagai konsultan dari Dewan Pengurus dalam menjalankan roda organisasi. Biasanya, periode Pra Pendidikan Dasar, Pendidikan Dasar, Masa Bimbingan dan Dewa Pengurus dilakukan ketika anggota muda masih berstatus pelajar (garis putus-putus hijau), dan untuk masa bakti (garis putus titik biru) biasanya bercampur dengan anggota muda yang sudah alumni dan memasuki masa kuliah. Pola pembinaan ini sejalan dengan pendewasaan dan pertambahan usia para pelajar, sejak sekolah atas hingga masuk ke jenjang kuliah, sehingga permasalahan dan dampak yang muncul cukup kompleks, mengingat umur dan kepribadian individu pada saat itu. Selain itu banyaknya budaya yang berbeda baik dari perbedaan suku, agama dan ras menjadi dinamika organisasi ini dalam perjalanannya. 1 Hasil observasi penulis (2021).
  • 5. 4 Dalam beberapa tahun belakangan terutama setelah pendirian organisasi, proses komunikasi pada regenerasi anggota organisasi PPA Sadagori dapat dibilang melalui tiga tingkatan analitis, yaitu tingkatan analisis kultural – analisis sosiologis, pada fase 1 ini terdiri dari pra pendidikan dasar dan pendidikan dasar, tingkatan analisis sosiologis – analisis psikologis, ini adalah fase 2 yang terdiri dari Masa Bimbingan, Dewan Pengurus, Kepanitiaan PD, dan Masa Penjelajahan/Ekspedisi, fase 3 adalah tingkatan analisis psikologis yang terdiri dari keterlibatan Anggota Penuh di Dewan Kehormatan. Pada kesempatan kali ini penulis hanya membatasi membahas fase 1. Gambar 2 Arah Pengembangan Komunikasi Antar Pribadi dalam Organisasi PPA Sadagori2 Pada fase 1, kegiatan pertama kali yang dilakukan calon anggota adalah mengikuti Pra Pendidikan Dasar, dimana kegiatan ini adalah persiapan untuk memasuki Pendidikan Dasar yang dilakukan di alam bebas. Kegiatan yang terjadi di Pra Pendidikan Dasar adalah tindakan komunikasi awal dimana peserta pendidikan melakukan interaksi awal dengan anggota Sadagori. Tindakan komunikasi disini merupakan prediksi awal baik dari peserta maupun panitia kegiatan. Menurut Edward T. Hall (Budyatna, 2011: 2) terdapat dua macam kultur yang bertemu yaitu homogeneous, dimana orang-orang di suatu kultur berperilaku kurang lebih sama, dalam kasus ini adalah para panitia Pra Pendidikan Dasar, sedangkan heterogenous, yang mengindikasikan perbedaan-perbedaan di dalam pola perilaku dan nilai-nilai dianutnya terjadi di pihak para peserta Pra Pendidikan Dasar. Peran Teori Pengurangan Ketidakpastian pada calon Anggota PPA Sadagori Tentunya pada fase awal ini sering terjadi komunikasi untuk mengurangi ketidakpastian diantara orang asing yang terlibat dalam pembicaraan dan interaksi. Charles Berger dan Calabrese (West dan Turner, Buku 1, 2017: 144) mengemukakan 9 aksioma mengenai teori 2 Hasil observasi penulis (2021).
  • 6. 5 pengurangan ketidakpastian, yang terdiri dari komunikasi verbal, kehangatan komunikasi nonverbal, pencarian informasi, pengungkapan diri, saling berbalasan, kesamaan, perasaan suka, jaringan bersama dan kepuasan komunikasi. Teori Pengurangan Ketidakpastian ini terjadi bersamaan pada dua interaksi kelompok yang berbeda yaitu interaksi di dalam peserta Pra Pendidikan Dasar dan interaksi dengan panitia Pra Pendidikan Dasar. Aksioma pengurangan ketidakpastian yang terjadi pada kelompok peserta Pra Pendidikan Dasar, berdasarkan pengalaman penulis sendiri ketika mengalami fase ini, memang terjadi pengembangan hubungan terutama dalam komunikasi verbal untuk mengurangi ketidakpastian antar pribadi dalam kelompok, secara bersamaan terjadi komunikasi non verbal yang hangat yang terlibat dengan pesan-pesan dan isyarat-isyarat sehingga menimbulkan kenyamanan dalam kelompok. Pengembangan hubungan terus terjadi dengan melanjutkan pencarian informasi satu dengan yang lain, pengungkapan diri mengenai informasi tertentu yang berhubungan dengan individu tersebut, mulai terjadi saling timbal balik yang tinggi, sehingga hubungan yang positif mulai berkembang disini. Biasanya semakin sering, maka akan muncul kesamaan-kesamaan antar individu di dalam kelompok tersebut, kemudian diikuti persaan suka dan terjadi jaringan bersama dan kemudian terjadi kepuasan dalam komunikasi. Charles Berger menunjukkan bahwa orang – dalam upaya mengurangi ketidakpastian – menggunakan taktik dari tiga kategori strategi yaitu pasif, aktif, dan interaktif (West dan Turner, Buku 1, 2017: 148). Strategi pasif adalah memperoleh informasi dengan cara melakukan pengamatan yang tidak menggangu. Strategi aktif adalah dengan melibatkan pihak ketiga sedangkan interaktif adalah melakukan langsung interaksi dengan yang bersangkutan. Ketiga strategi ini secara spontan dan alami dilakukan oleh individu dalam kelompok tersebut, walaupun kemampuan individu dalam melakukan strategi ini berbeda dan secara tidak sadar, sehingga tidak selalu dapat memaksimalkan tujuan dan hasil dari komunikasi tersebut. Pengungkapan dan Umpan Balik dalam Hubungan pada Calon Anggota PPA Sadagori Tidak semua individu dapat mencapai kepuasan dalam komunikasi tersebut. Hal ini tergantung pada pengungkapan dan umpan balik dalam hubungan antar pribadi. Dalam berinteraksi dengan sesama, manusia mengalami suatu proses yang pada tingkatan tertentu terjadi pengungkapan diri (self disclosure), dan secara alami akan memberikan suatu umpan balik terhadap satu sama lain. Dalam interaksi tersebut, terjadi pengungkapan diri dengan saling menginformasikan data biografis, gagasan-gagasan pribadi, perasaan-perasaan yang tidak diketahui orang lain dan umpan balik berupa respon verbal maupun non verbal.
  • 7. 6 Johari Window (Budyatna, 2011: 40) merupakan salah satu alat untuk meneliti kondisi hubungan pengungkapan diri dengan umpan balik dalam interaksi manusia. Teori ini menggambarkan informasi yang diketahui tentang diri Anda dan mitra Anda dan membaginya menjadi empat kuadran (gambar 2) yaitu kuadran terbuka yang berarti Anda dan mitra Anda mengetahui hal ini, kuadran rahasia, dimana hal-hal yang Anda ketahui tidak diungkapkan kepada mitra Anda, kuadran buta bermuatan hal-hal yang tidak tidak Anda sadari, tetapi orang lain menyadarinya, dan terakhir adalah kuadran tak dikenal yang berisi informasi baik Anda dan mitra Anda tidak mengetahui hal ini. Gambar 3 Johari Window Pada saat seseorang melakukan pengungkapan kepada mitranya dan mendapatkan umpan balik, maka Johari Window dapat berubah. Jendela ini akan mengikuti bentuk sesuai dengan pengungkapan dan umpan balik yang terjadi, semakin besar pengungkapan dan umpan balik yang terjadi akan mengindikasikan adanya kepercayaan yang cukup dan kedua mitra tersebut bersedia menerima resiko atas pengungkapan dan timbal balik tersebut. Kepercayaan merupakan elemen mendasar dalam pengungkapan diri dan timbal balik ini, biasanya orang akan dapat melakukan pengungkapan dan timbal balik ini apabila sudah saling mengenal cukup lama. Ketidakpuasan dalam komunikasi yang terjadi pada calon Anggota PPA Sadagori adalah biasanya terjadi pada pengungkapan diri dan umpan balik yang terjadi. Individu dalam kelompok mempunyai respon dan reaksi yang berbeda dalam pengembangan hubungan. Kondisi ideal adalah dimana individu setiap calon Anggota berada pada kuadran pertama (open) yaitu dimana informasi sesama individu saling terbuka dan saling berbagi informasi. Kondisi yang sulit adalah apabila terjadi kondisi pada kuadran ke tiga (blind), dimana ketika individu tidak menyadari informasi tentang dirinya sendiri. Hal ini sering terjadi konflik dalam kelompok yang dapat terbawa ke disinformasi dan miskomunikasi dalam kelompok tersebut.
  • 8. 7 Strategi Kendali Komunikasi dalam Organisasi PPA Sadagori Untuk menghasilkan respon yang dapat kita prediksi dan inginkan dari orang lain diperlukan suatu upaya pengendalian lingkungan. Kita telah belajar untuk menggunakan kemampuan komunikasi untuk mengendalikan lingkungan sosial, walau hal tesebut membutuhkan waktu agar dapat mengembangkan perilaku kendali yang bermanfaat. Miller dan Steinberg (Budyatna, 2011: 73) ada perbedaan strategi kendali dasar manusia, seperti; (1) dengan menggunakan argumentasi logis dan masuk akal, (2) dengan menggunakan luapan emosi, (3) dengan menggunakan pendekatan imbalan dan (4) dengan menggunakan pendekatan sangsi dan hukuman. Pendekatan ini tentunya berbeda-beda bagi setiap individu, selain tergantung pada tujuan masing-masing, pendekatan ini membutuhkan kemampuan yang berbeda disetiap individu. Setiap individu memiliki kumpulan pribadi mengnai peasn-pesan kendali, cara pribadi dalam menyampaikan pesan-pesan, dan cara pribadi untuk merespon dari komunikator lainnya. Pendekatan ini merupakan konsep yang menunjukkan bahwa setiap individu dapat mengembangkan pilihan-pilihan dan kemampuan pada startegi-strategi tertentu. Miller dan Steiner membaginya menjadi lima (Budyatna, 2011) yaitu: (1) Strategi Wortel Teruntai; berisikan atau berupa imbalan yang nyata yang oleh komunikator diberikan kepada pihak lain, dengan maksud komunikator dapat meningkatkan probabilitas untuk mendapatkan respon yang diinginkan, (2) Strategi Pedang Tergantung; strategi ini didasarkan dari pemberian hukuman, untuk mengurangi, membatasi dan menekan perilaku-perilaku yang tidak disukai oleh pemberi hukuman, (3) Strategi Katalisator; komunikator melakukan usaha memancing respon yang diinginkan, alih-alih memberikan imbalan atau hukuman, komunikator mengingatkan kepada komunikan akan tindakan atau perbuatan yang dapat diterima dan diinginkan oleh yang besangkutan, (4) Strategi Kembar Siam; adalah merupakan hasil dari hubungan yang sudah terbentuk, dan hanya dapat diimplementasikan setelah hubungan itu terbentuk. Ada dua syarat agar hubungan ini berkembang, yaitu adanya tingkat ketergantungan yang tinggi dan tidak ada yang lebih berkuasa atas satu sama lainnya, dan (5) Strategi Dunia Khayal; adalah mengandalkan pada ilusi atau khayalan pada perasaan-perasaan yang ditimbulkan sendiri mengenai kendali. Kondisi ini berangkat dari kecemasan yang terjadi akibat tidak didapatkannya respon yang diinginkan. Biasanya situasi komunikasi terjadi secara alamiah, wajar tanpa perencanaan taktis yang rumit maupun kesadaran yang tinggi dalam mencapai tujuan. Kepastian komunikator
  • 9. 8 dalam hasil suatu transaksi berhubungan pada tingkat di mana dia akan berpikir mengenai atau terlibat dalam perilaku kendali. Jika dia memiliki keraguan mengenai hasil dari suatu transaksi, maka dia akan cendrung mengambil peran aktif dalam usaha mendapatkan hasil yang diinginkan. Dalam organisasi PPA Sadagori 3 dari 5 strategi Miller dan Steiner terjadi ketika pengembangan komunikasi antar pribadi di dalam organisasi tersebut. Pada tahap Pra Pendidikan Dasar, pelatih/panitia melakukan strategi wortel teruntai, dimana calon Anggota diberi apresiasi dan pesan-pesan simbolik yang dapat meningkatkan respon yang diinginkan oleh komunikator (pelatih). Ada juga pelatih yang menggunakan strategi pedang tergantung dimana seringkali menitikberatkan pada pemberian hukuman agar komunikan mengurangi dan membatasi perilaku-perilaku yang tidak disukai oleh pemberi hukuman. Disisi lain ada pelatih yang menggunakan strategi katalisator dimana komunikator berusaha memancing respon dan stimulus dari komunikan untuk mendapatkan respon yang diinginkan. Ketiga strategi ini juga sering dilakukan di fase-fase lainnya, seperti pada Pendidikan Dasar, Masa Bimbingan, Dewan Pengurus, Penjelajahan dan lainnya, hal ini terjadi secara alami, tergantung dari karakter dan budaya komunikator. Bentuk-Bentuk Penggunaan Ruang Komunikasi Nonverbal di PPA Sadagori Kata-kata tanpa perbuatan adalah sesuatu yang sia-sia. Karena itulah tindakan terkadang lebih bermakna daripada kata-kata yang diucapkan oleh individu. Peribahasa “Satu Gambar, Seribu Makna” menunjukan bahwa setiap individu memiliki kemampuan untuk menangkap isyarat dan pesan dengan menggunakan seluruh panca inderanya. Isyarat dan pesan yang dikirim oleh komunikator ini lah yang merupakan informasi yang dioleh olah komunikan, yang biasa disebut dengan komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal adalah setiap informasi atau emosi yang dkomunikasikan tanpa menggunakan kata-kata atau nonlinguistik. Komunikasi nonverbal terus berkembang dan berubah sesuai dengan perkembangan dan perubahan peradaban manusia itu sendiri, baik sebagai individu maupun makhluk sosial. Perkembangan yang mempengaruhi manusia ini terus dipelajari oleh para ahli, agar mengetahui cara-cara bagaimana komunikasi nonverbal dapat mempengaruhi dan mempunyai arti dalam kehidupan manusia.
  • 10. 9 Bentuk komunikasi nonverbal (Budyatna, 2011: 125) ada beberapa macam, diantaranya adalah kinesics, paralanguage, proxemics, territory, artifacts, physical appearance, chronemics dan olfactory communication. Gambar 4 Kondisi ruangan sekretariat di PPA Sadagori3 Dalam organisasi PPA Sadagori, komunikasi nonverbal sangat kentara pada penggunaan ruang informal yang ada. Penggunaan ruang sekretariat yang terbatas dan juga ruang interaksi yang lebih sering di alam terbuka menyebabkan hilangnya penggunaan ruang dalam bentuk hubungan nonverbal baik proksemik (proxemics) maupun wilayah (territory). Dengan ukuran ruang sekretariat hanya 12 meter persegi dan anggota yang hadir secara rutin dalam kisaran 10 – 15 orang, praktis interaksi selalu dalam jarak akrab. Edward T.Hall berpendapat bahwa dalam budaya Amerika Serikat terdapat 4 jarak yang berbeda, tergantung pada sifat pembicaraannya (Budyatna, 2011: 134) yaitu: (1) jarak akrab atau intimate distance, sampai 50 cm, dianggap tepat untuk pembicaraan dua sahabat akrab, (2) jarak pribadi atau personal distance, kisaran 50 cm – 125 cm, merupakan jarak pembicaraan yang terjadi sepintas atau kebetulan, (3) jarak sosial atau social distance, dari 125 cm – 4 m, untuk urusan bisnis, dan (4) jarak umum atau public distance, mengenai apa saja lebih dari 4 meter. Budyatna menjelaskan bahwa di Indonesia jarak akrab yang terjadi lebih dekat dari 50 cm dan bisa sambil melakukan kontak fisik. Gangguan yang terjadi dalam interaksi anggota dalam sekretariat PPA Sadagori dapat diterima dan tidak mengganggu, hal ini disebabkan karena sudah dan sedang terjadi pengembangan hubungan dalam komunikasi antar pribadi diantara individu dalam organisasi tersebut. Untuk wilayah yang mengacu pada kepemilikan ruang tentu saja menjadi hilang atau dapat dikatakan tidak ada. Hal ini sangat mengganggu kegiatan program kerja terutama yang 3 Hak cipta foto: Deni Rahadian, digunakan dengan izin.
  • 11. 10 dilakukan oleh Dewan Pengurus, seperti rapat briefing tiap departemen, tidak dapat dilaksanakan didalam sekretariat. Dalam beberapa kasus terjadi kesepakatan diantara anggota secara alamiah dan spontan untuk memberikan wilayah kepada individu tertentu atau individu yang beraktivitas dalam ruangan tersebut. Salah satu contoh adalah ketika anggota yang lebih tua datang ke sekretariat, biasanya anggota yang lebih muda memberikan ruang dan wilayah tertentu dan terbaik di sekretaria selama anggota senior tersebut berada di dalam sekretariat. Pola pembentukan wilayah yang fleksibel ini merupakan adaptasi dari terbatasnya ruang dan biasanya komunikasi nonverbal berperan dalam interaksi ini. Sedangkan untuk artefak yang terjadi dalam organisasi ini adalah identitas-identitas perhimpunan yang mencirikan isyarat dan pesan kepecintaalaman, seperti lambang, seragam lapangan, syal, topi lapangan, dan sebagainya yang bercirikan alam bebas. Artefak ini fungsinya tidak hanya sebagai pesan, tetapi juga mencerminkan identitas diri dan makna diri. KESIMPULAN Dari pembahasan sekilas di atas maka penulis menyimpulkan sebagai berikut: 1. Dalam dinamika organisasi, PPA Sadagori secara alami dan natural melakukan komunikasi antar pribadi dan mengaplikasikan teori-teori pengembangan hubungan secara spontan dan tidak disadari. Hal ini sangat disayangkan karena banyak permasalahan yang timbul karena tidak baik dalam melakukan komunikasi antar pribadi, dan tidak menyadari letak permasalahn, sehingga sulit menemukan solusi dan jalan tengah. 2. Dengan beragamnya budaya dan karakter, bahkan dengan range usia yang cukup lebar (bayangkan ada anggota yang lulus SMA tahun 1985) dan masih melakukan interaksi dengan pelajar yang bisa seusia dengan anaknya, diperlukan pengetahuan mengenai komunikasi antar pribadi yang baik, agar bisa menjembatani jurang usia dan budaya yang ada dalam organisasi. 3. Dalam tahapan Pola Pembinaan dalam PPA Sadagori, terutama tahapan Pra Pendidikan Dasar dan Pendidikan Dasar, penerapan Strategi Kendali Komunikasi layak untuk diterapkan, apabila dilakukan dengan cermat maka akan dapat membantu mencapai tujuan dari Pendidikan Dasar itu sendiri. 4. Pentingnya penggunaan ruang sebagai bentuk komunikasi nonverbal perlu dipertimbangkan oleh organisasi PPA Sadagori untuk menyediakan ruang sekretariat yang memadai untuk kelancaran kegiatan dan komunikasi.
  • 12. 11 DAFTAR PUSTAKA Budyatna. Muhammad, & Ganiem, L.M., 2011. Teori Komunikasi Antarpribadi;Edisi Pertama, Jakarta, Kencana Prenada Media Group. West. Richard, & Turner, L.H., 2017. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi; Edisi 5, Buku 1, Jakarta, Salemba Humanika. West. Richard, & Turner, L.H., 2017. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi; Edisi 5, Buku 2, Jakarta, Salemba Humanika. Liliweri. Alo, 2014. Komunikasi Antar-Personal; Edisi Pertama, Jakarta, Kencana Prenada Media Group. Sofiudin, Mohammad, 2018. Komunikasi Sosial Siswa Pecinta Alam SMAN 16 Surabaya; Skripsi, Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Tua. B.S, 2017. Komunikasi Antarpribadi Pimpinan dan Pegawai Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja di Kantor Desa Dayun Kabupaten Siak, 2017, Jom FISIP Volume 4 NO. 2