Dokumen tersebut membahas tentang penghematan energi listrik pada motor fan cooling tower dengan mengatur kecepatannya menggunakan inverter berdasarkan suhu pendingin. Sebelum diatur, motor bekerja pada kecepatan konstan 1450 rpm dengan arus 35 A sehingga menghabiskan energi 480,984 kWh per hari. Dengan mengatur kecepatan motor menggunakan inverter berdasarkan suhu, dapat mengurangi penggunaan energi menjadi 11,599 kWh pada
1. PENGHEMATAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK
MOTOR FAN PADA COOLING TOWER
BERBASIS KECEPATAN
Winarto
Program Studi Teknik Elektro, Institut Sains dan Teknologi Nasional
Jl. Moh Kahfi II, Bhumi Srengseng Indah, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12640
Telp.(021) 7270090, Fax.(021) 7866955,
winaruto13@gmail.com
ABSTRACT
Induction motor serves to convert electrical energy into mechanical energy in the form of rotation. In
industry rotation of induction motor can be used as a prime mover, One of them as prime mover fan
cooling tower in this case. Setting the velocity at induction motor three the phase one of them is by
means arrangement frequency. On observation before arranged motor speed, the current of induction
motor work on a constant speed 1450 rpm was in 35 A, so wearing energy 480,984 kWh of a day. The
arrangement speed of motor fan cooling tower to lower the current of induction motor using inverter
based on changes in temperature these cooling pools in detection by thermocouple will reduce energy
in June 2016 of 15.073 kWh 11.599 kWh be in July 2016 With efficiency 23%.
Keywords: Induction Motor, Inverter, Thermocouple, Current, Velocity.
ABSTRAK
Motor induksi berfungsi untuk mengkonversi energi listrik menjadi energi mekanik dalam bentuk
putaran. Dalam dunia industri putaran motor induksi tersebut dapat digunakan sebagai penggerak,
salah satunya sebagai penggerak fan cooling tower dalam kasus ini. Pengaturan kecepatan pada motor
induksi tiga fasa salah satunya adalah dengan pengaturan frekuensi. Pada pengamatan sebelum diatur
kecepatan motor didapatkan arus beban motor yang bekerja pada kecepatan konstan 1450 rpm adalah
sebesar 35 A sehingga memakai energi sebesar 480.984 kWh dalam sehari. Metode pengaturan
kecepatan putar motor fan cooling tower untuk menurunkan arus beban motor dengan menggunakan
inverter yang didasarkan pada perubahan suhu kolam pendingin yang dideteksi oleh thermocouple
dapat menurunkan energi yang pada bulan Juni 2016 sebesar 15.073 kWh menjadi 11.599 kWh pada
bulan Juli 2016 dengan efisiensi 23%.
Kata kunci : Motor induksi, Inverter, Thermocouple, Arus, Kecepatan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam proses produksi kaca yang dimulai dari
peleburan bahan bahan utama yaitu silica sand,
dolomite, soda ash dan juga cullet(pecahan
kaca) sampai menjadi kaca memerlukan suhu
yang sangat tingi. Dalam proses tersebut
terdapat beberapa peralatan yang butuh proses
pendinginan.
Proses pendinginan peralatan tersebut
menggunakan sirkulasi air yang membentuk
siklus tertutup. Air yang sudah digunakan
untuk mendinginkan peralatan maka suhunya
juga akan naik karena membawa hawa panas
dari perlatan. Kemudian setelah itu air akan
masuk ke cooling tower untuk di dinginkan
kembali sebelum dialirkan lagi untuk proses
pendinginan perlatan dan begitu seterusnya.
Sistem cooling tower yang bekerja saat ini
adalah motor bekerja pada frekuensi konstan
50 Hz dan dengan nilai arus yang digunakan
35 A selama 24 jam tanpa henti. Sehingga
pada pemakaian tersebut di dapatkan nilai
beban tiap harinya. Dan sesuai program
perusahaan yang menginginkan menurunkan
biaya produksi tanpa mengganggu proses
produksi maka dirancanglah sistem colling
tower yang bekerja berdasarkan suhu yang
diharapkan dapat menurunkan energi yang
digunakan untuk cooling tower setiap harinya.
Tujuannya yaitu untuk mendukung program
perusahaan tentang penurunan biaya produksi
dengan cara penurunan energi yang digunakan.
2. Pokok Permasalahan
Pokok permasalahan pada penulisan tugas
akhir ini adalah berapa besar penghematan
energi pada motor fan untuk cooling tower
dengan inverter.
Batasan Masalah
Pada tugas akhir ini dibatasi pada
permasalahan sebagai berikut :
1. Perbandingan energi yang digunakan
sebelum dan sesudah pemasangan sistem
baru pada motor fan untuk cooling tower.
2. Penelitian dilakukan di PT. Asahimas Flat
Glass Tbk Jakarta pada bulan Juni 2016
sampai dengan Juli 2016.
Metode Penelitian
Adapun metodologi pendekatan yang
digunakan pada tugas akhir ini adalah:
Metode Kepustakaan yaitu melakukan
pengumpulan data yang berkaitan dengan
penulisan tugas akhir ini dengan cara
membaca buku, literatur, dan tulisan ā tulisan
lain serta jurnal ā jurnal penelitian dari
layanan internet.
Studi lapangan yaitu melakukan tanya jawab
langsung dengan dosen pembimbing, dosen
pengajar, karyawan, melakukan pengamatan
secara langsung hasil penerapan sistem baru
pada cooling tower.
Sistematika Penulisan
Pembahasan tugas akhir ini terdiri dari 5
(lima) bab, setiap bab membahas masalah
masing ā masing.
BAB 1 PENDAHULUAN
Bagian ini terdiri dari latar belakang, tujuan
penulisan, pokok permasalahan, batasan
masalah, metode penulisan dan sistematika
penulisan.
BAB 2 MOTOR INDUKSI
Bagian ini berisi tentang teori dasar motor
induksi yang akan digunakan pada cooling
tower.
BAB 3 PENGGUNAAN INVERTER
UNTUK EFISIENSI ENERGI
Bagian ini berisi tentang penggunaan inverter
untuk efisiensi energi yang akan diterapkan
pada cooling tower.
BAB 4 PERHITUNGAN DAN ANALISIS
Bagian ini berisi tentang perhitungan dan
analisis hasil dari penerapan sistem baru pada
cooling tower.
BAB 5 SIMPULAN
Bagian ini berisi tentang kesimpulan dari
keseluruhan isi tugas akhir ini.
TINJAUAN PUSTAKA
Motor Induksi 3 Fasa
Motor induksi merupakan motor arus
bolak-balik (ac) yang paling Iuas
digunakan. Penamaannya berasal dari
kenyataan bahwa arus rotor motor ini
bukan diperoleh dari sumber tertentu,
tetapi merupakan anus yang terinduksi
sebagai akibat adanya perbedaan relatif
antara putaran rotor dengan medan putar
(rotating magnetic field) yang dihasilkan
oleh arus stator. Motor induksi memiliki
sebuah sumber energi listrik yaitu di sisi
stator, sedangkan sistem kelistrikan di sisi
rotornya di induksikan melalui celah
udara dari stator dengan media
elektromagnet. Adapun penggunaan
motor induksi di industri ini adalah
sebagai penggerak, seperti untuk blower,
kompresor, pompa, penggerak utama
proses produksi atau mill, peralatan
workshop seperti mesin-mesin bor,
grinda, crane, dan sebagainya. Belitan
stator yang dihubungkan dengan satu
sumber tegangan tiga fasa
Pengaturan kecepatan motor
Dalam motor induksi akan berputar pada
suatu kecepatan konstan saat dihubungkan
pada tegangan dan frekuensi yang konstan,
kecepatannya sangat mendekati kecepatan
sinkronnya. Bila torsi beban bertambah, maka
kecepatannya akan sedikit mengalami
penurunan, sehingga motor induksi sangat
cocok digunakan menggerakkan sistem yang
membutuhkan kecepatan yang konstan.
Namun dalam kenyataannya terutama di
industri terkadang dikehendaki juga adanya
pengaturan kecepatan. Pengaturan kecepatan
sebuah motor induksi memerlukan suatu biaya
yang relatif mahal.
Diketahui bahwa dalam pengaturan kecepatan
pada motor induksi tiga fasa ini dapat
dilakukan dengan beberapa cara, seperti
dengan mengubah jumlah kutub, mengatur
tahanan luar, mengatur tegangan jala-jala, dan
mengatur frekuensi jala-jala.
3. 1. Mengubah jumlah kutub
Karena operasi motor induksi mendekati
kecepatan sinkron, maka kecepatan motor
dapat diubah dengan cara mengubah jumlah
kutubnya. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan mengubah hubungan lilitan dai
kumparan stator motor. Normalnya diperoleh
dua perubahan kecepatan sinkron dengan
mengubah jumlah kutub, misalnya dari dua
kutub menjadi empat kutub. Dengan cara ini
perubahan kecepatan yang dihasilkan hanya
dalam ādiscrete stepsā.
2. Pengaturan tahanan rotor
Dalam pengaturan kecepatan putaran dengan
cara pengaturan tahanan luar hanya bisa
dilakukan pada motor induksi rotor belitan,
dengan cara menghubungkan tahanan luar ke
dalam rangkaian rotor melalui slipring.
Diketahui bahwa dalam pengaturan tahanan
secara manual terkadang kurang sempurna
untuk beberapa jenis penggunaan, seperti
sistem kontrol umpan balik. Kontrol dengan
memanfaatkan komponen elektronik pada
tahanan luar akan lebih memperhalus operasi
pengaturan.
3.Pengaturan tegangan
Untuk melakukan suatu pengaturan kecepatan
dengan daerah pengaturan yang sempit pada
motor induksi rotor sangkar dapat dilakukan
dengan menurunkan (mengatur) besarnya
suatu tegangan masukan. Perlu anda ketahui
pula bahwa dalam pengaturan kecepatan
seperti ini dapat menyebabkan naiknya slip
sehingga efisiensi menurun dengan
menurunnya kecepatan, dan pemanasan
berlebihan pada motor bisa menimbulkan
masalah.
4.Pengaturan frekuensi
Dalam pengaturan putaran motor induksi
dapat dilakukan dengan mengatur nilai
frekuensi jala-jala. Aplikasi metode
pengaturan kecepatan ini memerlukan sebuah
pengubah frekuensi. Diketahui bahwa dalam
menghindari saturasi yang tinggi dalam
magnetik, tegangan terminal ke motor harus
bervariasi sebanding dengan frekuensi.
Daya motor induksi
Daya input (Pin) pada lilitan stator Pin =ā3
V.I.cosĪø, sebagian dari daya input ini akan
hilang atau berubah menjadi panas seperti
pada inti stator dan tembaga stator. Pada
tembaga stator daya akan hilang kira-kira 3,5
% dan pada inti stator daya akan hilang kira-
kira 2,5 % dari daya input motor induksi. Sisa
tersebut kira-kira 94 % dan daya ini di
transfer secara induksi melalui celah udara ke
lilitan rotor. Sebagian daya yang diterima
rotor kira-kira 3,5 % akan hilang atau berubah
menjadi panas seperti pada tembaga rotor, sisa
daya kira-kira 90,5 % dari daya input motor
induksi kemudian disini daya akan hilang lagi
kira-kira 2 % akibat adanya gesekan
padaangin sehingga daya yang akan
dikeluarkan menjadi daya mekanik kira-kira
88,5 %. Pada motor induksi, tidak ada sumber
listrik yang langsung terhubung ke rotor,
sehingga daya yang melewati celah udara
sama dengan daya yang dimasukkan ke rotor.
Daya total yang dimasukkan pada kumparan
stator (Pin) dihitung dengan persamaan:
P =ā3 V.I.cosĻ (2.1)
Dengan :
P = Daya motor (W)
V = Tegangan sumber (V)
I = Arus masukan (A)
Dan untuk menhitung energi yang digunakan
pada sebuah motor adalah sebagai berikut:
W = P x t (2.2)
Dengan :
W = Energi digunakan motor (Wh/kWh)
P = Daya motor (Watt)
t = waktu (detik/jam)
Slip motor
Perbedaan kecepatan putaran rotor (nr)
terhadap kecepatan medan putar stator (ns)
disebut dengan slip. Berubahnya kecepatan
motor dapat mengakibatkan berubahnya besar
lip 100 % pada saat start sampai 0 % pada
saat diam (nr) = (ns). Karena terjadi slip maka
kecepatan relative medan putar stator terhadap
putaran rotor adalah s x ns. Frekuensi
tegangan yang terinduksi pada rotor
sebanding dengan putaran relative medan
putar stator terhadap putaran rotor. Hubungan
antar frekuensi slip dapat dilihat dari
persamaan berikut:
(2.3)
karena
x 100% (2.8)
4. Dengan:
ns = kecepatan putar medan stator (rpm)
nr = kecepatan putar rotor (rpm)
s = slip motor (%)
f = frekuensi (Hz)
p = jumlah kutub
Prinsip kerja inverter
Secara sederhana prinsip dasar inverter untuk
dapat mengubah frekuensi menjadi lebih kecil
atau lebih besar yaitu dengan mengubah
tegangan AC menjadi tegangan DC kemudian
dijadikan tegangan AC lagi dengan frekuensi
yang berbeda atau dapat diatur. Untuk
konversi aliran daya inverter bisa dilihat pada
Gambar 3.1
Gambar 3.1 Konversi aliran daya inverter
Untuk mengubah tegangan AC menjadi DC
dibutuhkan penyearah (converter AC-DC) dan
biasanya menggunakan penyearah tidak
terkendali (rectifier dioda) namun juga ada
yang menggunakan penyearah terkendali
(thyristor rectifier). Setelah tegangan sudah
diubah menjadi DC maka diperlukan
perbaikan kualitas tegangan DC dengan
menggunakan tandon kapasitor sebagai perata
tegangan. Kemudian tegangan DC diubah
menjadi tegangan AC kembali oleh inverter
dengan teknik PWM (Pulse Width
Modulation).
Konverter
Konverter adalah sebuah bagian untuk
menghasilkan tegangan DC yang diperoleh
dari supply tegangan AC dengan metode
penyearahan. Penyearahan mengunnkan
elemen dioda, dimana dioda hanya
menyalurkan arus dari anoda ke katoda saja,
dan memblok arus dari katoda ke anoda,
seperti pada Gambar 3.3
Gambar 3.3 Arah aliran arus dioda
Untuk masukan 3 phase digunakan kombinasi
6 dioda seperti pada Gambar 3.4. Penyearahan
dari gelombang AC menjadi DC disebut juga
rectifier.
Gambar 3.4 Rectifier
Sehingga keluaran gelombang AC 3 phase
menjadi DC di tunjukan pada Gambar 3.5
Gambar 3.5 Penyearahan gelombang
Dari gambar 3.5 bisa dilihat hasil dari
penyearahan gelombang AC 3 fasa menjadi
gelombang DC.
Smooting capacitor
Smoothing capacitor berfungsi untuk
memperhalus keluaran dari rectifier yang
ditunjukkan pada Gambar 3.6
Gambar 3.6 Smoothing Riple
Dari Gambar 3.6 bisa dilihat bahwa yang
keluaran dari rectifier masih menghasilkan
riak riak gelombang kemudian lebih
dihaluskan dengan smoothing capacitor.
Pengaturan bentuk gelombang
Tegangan diatur melalui pengaturan lebar
pulsa(PWM). Pulse Width Modulation (PWM)
secara umum adalah sebuah cara
5. memanipulasi lebar sinyal yang dinyatakan
dengan pulsa dalam suatu perioda, untuk
mendapatkan tegangan rata-rata yang berbeda.
Dengan teknik PWM ini bisa didapatkan
amplitudo dan frekuensi keluaran yang
diinginkan. Maka dari itu teknik PWM inilah
yang biasanya dipakai dalam mengubah
tegangan DC menjadi AC (Inverter).
Memang ada banyak cara untuk mengatur atau
mengurangi kecepatan motor seperti dengan
gear box atau reducer. Namun mengatur
kecepatan motor dengan inverter akan
memperoleh banyak keuntungan yang lebih
bila dibandingkan dengan cara-cara yang lain.
Seperti : jangkauan yang luas untuk
pengaturan kecepatan dan torsi motor,
mempunyai akselerasi dan deselerasi yang
dapat diatur, mempermudah proses monitoring
- pengecekan, sistem proteksi motor yang baik,
mengurangi arus starting motor dan
menghemat pemakaian energi listrik,
memperhalus start awal motor dan lain lain.
ANALISA DAN PERHITUNGAN
Objek Observasi
Data awal adalah data yang digunakan sebagai
acuan dalam membuat tulisan yang nantinya
akan di bandingkan dengan data setelah
perubahan sistem dengan menggunakan sistem
baru. Data tersebut di dapat dari pengamatan
ampere meter yang telah di pasang pada panel
cooling tower, seperti pada Gambar 4.1
Gambar 4.1 Arus beban motor
Dari pengamatan didapatkan bahwa besarnya
arus beban pada motor fan cooling tower
adalah tetap yaitu pada 35 A. Sedangkan untuk
besarnya frekuensi tegangan input motor fan
bisa di dapatkan dari data yang tertera pada
nameplate motor yang dapat dilihat seperti
pada gambar 4.2
Gambar 4.2 Nameplate motor
Sehingga dengan arus beban yang konstan bisa
di hitung daya yang dipakai dengan
menggunakan dengan persamaan (2.7).
P=ā3.V.I. cosĻ
P=ā3.380.35. 0,87
P=20.041 Watt
P=20,041 kW
Dengan diketahuinya besar daya yang dipakai
untuk motor cooling tower maka dapat
dihitung energi yang digunakan dalam sehari
dengan persamaan (2.8).
W = P x t
W = 20,041 kW x 24 jam
W = 480,984 kWh
Dan untuk energi perbulannya bisa dihitung
juga dengan persamaan (2.8)
W = P x t
W = 20,041 kW x 24 jam x 30 hari
W = 14.429,52 kWh
Data setelah observasi
Setelah dilakuakan pengamatan dan
pengukuran setiap 2 jam sekali pada jam
genap pada masing-masing komponen seperti
yang sudah dilakuakan di atas satu persatu
yaitu suhu kolam pendingin yang dapat dilihat
pada panel inverter, frekuensi tegangan output
inverter yang dapat dilihat pada panel inverter,
tegangan output inverter yang bisa diukur pada
terminal output inverter, dan arus beban motor
yang bisa dilihat pada panel inverter,
didapatkan data-data seperti berikut:
6. Tabel 4.11 Perbandingan frekuensi dan arus
beban motor sebelum dan sesudah
pemasangan inverter
Sehingga dari Tabel 4.11 dapat diketahui
bahwa saat sebelum pemasangan inverter
frekuensi tegangan yang digunakan oleh motor
konstan pada 50 Hz maka arus beban motor
juga tetap pada 35 A. Kemudian setelah
inverter dipasang pada sistem maka
didapatkan bahwa frekuensi tegangan output
inverter berubah ubah sehingga mempengaruhi
besarnya rus beban ke motor dan cenderung
lebih rendah daripada sebelum inverter
dipasang. Kemudian untuk melihat
perbandingan antara sebelumdan sesudah
pemsangan inverter dibuatlah grafik seperti
pada Gambar 4.12.
Gambar 4.12 Grafik perbandingan frekuensi
dan arus beban motor
sebelum dan sesudah pemasangan inverter
Terlihat dari Gambar 4.12 bahwa frekuensi
dan arus beban motor mengalami penurunan
setelah dipasang inverter.
Analisa pengukuran dalam 1 bulan
Untuk mengetahui hasil pemasangan inverter
dilakukan pengamatan pada kWh meter untuk
perbandingan antara sebelum dan sesudah
pemasangan inverter untuk mengetahui hasil
dari pemasangan inverter seperti pada Tabel
4.13
Tabel 4.13 Perbandingan pemakaian energi
sebelum dan sesudah pemasangan inverter
selama 1 bulan
No. Jam
Sebelum Sesudah
Arus
beban
(A)
Frek
(Hz)
Arus
beban
(A)
Frek
(Hz)
1 00.00 35 50 25 35,7
2 00.20 35 50 25 35,7
3 00.40 35 50 25 35,7
4 00.60 35 50 25 35,7
5 00.80 35 50 22 31,4
6 00.10 35 50 22 31,4
7 00.12 35 50 23 32,8
8 00.14 35 50 25 35,7
9 00.16 35 50 26 37,1
10 00.18 35 50 26 37,1
11 00.20 35 50 26 37,1
12 00.22 35 50 25 35,7
Jun-16 (sebelum pemasangan)
DATE
E77
F4 WATER C/C
COOLING TOWER
METER KWH x 1
31 1.844,00
1 2.347,00 503
2 2.850,00 497
3 3.347,00 513
4 3.860,00 489
5 4.349,00 495
6 4.844,00 506
7 5.350,00 493
8 5.843,00 499
9 6.342,00 507
10 6.849,00 497
11 7.346,00 511
12 7.857,00 508
13 8.365,00 496
14 8.861,00 489
15 9.350,00 498
16 9.848,00 504
17 10.352,00 512
18 10.864,00 519
19 11.383,00 517
20 11.900,00 511
21 12.411,00 495
22 12.906,00 517
23 13.423,00 488
24 13.911,00 508
25 14.419,00 481
26 14.900,00 518
27 15.418,00 500
28 15.918,00 520
29 16.438,00 490
30 16.928,00 492
TOTAL 15.073
AVG/HOUR 21
AVG/DAY 503
7. Dari Tabel 4.13 didapatkan bahwa pemakaian
energi yang digunakan untuk cooling tower
mengalami penurunan setelah dilakukan
pemasangan inverter untuk mengatur
kecepatan motor dengan pengaturan keluaran
frekuensi dan tegangan inverter menggunakan
suhu kolam pendingin itu sendiri. Dan
didapatkan pemakaian enenrgi yang awalnya
15.073 kWh untuk bulan Juni 2016 mejadi
11.599 kWh untuk bulan Juli 2016.
Gambar 4.13 Grafik perbandingan pemakaian
energi motor cooling tower pada bulan Juni
dan Juli 2016
Dari Gambar 4.13 dapat dilihat bahwa energi
yang digunakan pada motor fan coolong tower
pada bulan Juli mengalami penurunan
dibandingakan bulan Juni yang mempunyai
selisih sebesar 3474 kWh.
KESIMPULAN
Dari perhitungan dan analisis yang
terdapat pada bab IV maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Arus beban motor fan lebih kecil
pada cooling tower yang dapat
menurunkan energi yang digunakan
dari bulan Juni 2016 sebesar 15.073
kWh menjadi 11.599 kWh pada
bulan Juli 2016 dengan penghematan
energi untuk motor fan cooling tower
adalah sebesar 3474 kWh pada bulan
Juli 2016.
2. Efisiensi energi pada motor fan
cooling tower adalah sebesar 23 %
pada bulan Juli 2016.
DAFTAR PUSTAKA
1. H. Rashid, Muhammad, āPower
Electronicsā, Academic Press,
California, 2001.
Jul-16 (sesudah pemasangan)
DATE
E77
F4 WATER C/C
COOLING TOWER
METER KWH x 1
30 16,920.00
1 17,287.00 359
2 17,645.00 358
3 17,998.00 353
4 18,341.00 343
5 18,689.00 348
6 19,076.00 387
7 19,443.00 367
8 19,852.00 409
9 20,242.00 390
10 20,593.00 351
11 20,984.00 391
12 21,359.00 375
13 21,742.00 383
14 22,103.00 361
15 22,505.00 402
16 22,892.00 387
17 23,222.00 330
18 23,639.00 417
19 23,982.00 343
20 24,328.00 346
21 24,766.00 438
22 25,125.00 359
23 25,503.00 378
24 25,857.00 354
25 26,194.00 337
26 26,602.00 408
27 27,018.00 416
28 27,376.00 358
29 27,725.00 349
30 28.153,00 428
31 28.527,00 374
TOTAL 11,599
AVG/HOUR 16
AVG/DAY 374
8. 2. Stephen J. Chapman, āElectric
Machinery Fundamentalsā, Mc. Graw
Hill, 2012.
3. Sarimun, Wahyudi. āBuku Saku
Pelayanan Teknikā. Depok : Penerbit
Garamond
4. Muslimin, Zaenal, āJurnal Penelitian
Enjiniring Pengontrolan Motor
Induksi 3 Fasa Dengan Inverter
Berbasis Mikrokontroler AT89S51ā,
Jurnal Tugas Akhir Universitas
Hasanuddin, 2009.
5. Prayogo, Rudito. āPengaturan PWM
(Pulse Width Modulation) dengan
PLCā, Jurnal Teknik Otomasi
Universitas Brawijaya. 2012.
6. Febriansyah, Ferry. āKarakteristik
Arus Start Motor Induksi Tiga Fasa
(Motor Slip Ring) dengan Beban dan
Tanpa Beban. Jurnal Tugas Akhir
Politeknik Negeri Sriwijaya. 2015.
7. Yusnita. āSistem Pengendali Arus
Start Motor Induksi Phasa Tiga
Dengan Variasi Bebanā. Jurnal
Teknik Elektro ITP. 2012.
8. Supriyadi, Ali. āMetode Starting
Motor Induksi 3 Fasa Rotor Sangkar
Tupai (Squirrel-Cage Rotor 3 Phase
Induction Motor)ā. Jurnal Forum
Teknologi.
9. Supriatna, Piping, Nurhanan, Riswan
OJ., B.Heru K., Edi Karyanta. āSistem
Kontrol Temperatur Untuk
Termokopel Chromel Alumelā.
Serpong. 2003.