SlideShare a Scribd company logo
1 of 64
MOTOR
INDUKSI
PENDAHULUAN
• Arus rotor motor induksi bukan diperoleh dari sumber tertentu.
• Arus pada rotor terinduksi akibat adanya perbedaan relatif antara
putaran rotor dan medan putar pada stator
Klasifikasi Motor Listrik
BAGIAN-BAGIAN MOTOR
KOMPONEN STATOR
• Rangka.
• Inti stator
• Kumparan/gulungan
• Pelat penutup
KONSTRUKSI STATOR
• Dibuat dari pelat-pelat tipis dengan slot.
• Belitan ditempatkan pada slot
• Gulungan tiga fasa dilingkarkan untuk sejumlah kutub tertentu
• Gulungan diberi spasi geometri sebesar 120° antar phasa
INTI STATOR
• Terbuat dari lempeng-lempeng baja silikon berlaminasi.
• Untuk memperkecil rugi-rugi besi akibat arus pusar
KONSTRUKSI ROTOR
• Fungsi :mengubah daya dari stator menjadi tenaga mekanik.
• Terdapat dua tipe, yaitu :
1. Rotor sangkar
2. Rotor belitan
• Komponen-komponenRotor:
 Inti besi rotor,
 Kumparan/batang penghantar,
 Cincin
 Poros (shaft).
ROTOR SANGKAR
• Terdiri dari batang penghantar tebal yang diletakkan
pada petak-petak slot paralel
• Kedua ujungnya dihubungsingkat dengan cincin
ROTOR BELITAN
• Konduktor yang digunakan adalah belitan
• Belitan terhubung ke cincin geser yang dipasang pada shaft
• Belitan terhubung ke resistor melalui sikat karbon
PRINSIP KERJA
• Prinsip kerja motor induksi mirip trafo
• Rangkaian primer (stator) dan sekunder (rotor) tidak satu inti.
• Rangkain sekunder berputar
PRINSIP KERJA
• Listrik dipasok ke stator sehingga menghasilkan medan magnet
yang berputar dengan kecepatan sinkron
• Pada rangkaian rotor timbul arus sehingga timbul kopel
• Rotor berputar searah putaran medan stator
SLIP
• Dalam praktek rotor tidak pernah berputar pada kecepatan
sinkron
• Perbedaan kecepatan antara putaran medan stator dan kecepatan
rotor disebut slip
Ns Nr
Slip(%) x100
Ns


Ns = kecapatan putaran sinkron/ stator (rpm)
Nr = kecepatan putaran rotor (rpm)
15
• Slip menghasilkan kopel motor untuk memutar rotor.
• Bila ns = nr  tidak menghasilkan arus induksi pada kumparan jangkar
rotor sehingga tidak dihasilkan kopel.
• Hubungan antara kopel motor (T) , slip (S) dan tahanan rotor ( R).
%
100
x
n
n
n
S
s
r
s 

Slip
S
T
Tmaks
R1<R2<R3
S=0
S=1
KONSEP MEDAN PUTAR
t6
ib
ia ic
t5
ic
ia
ib
t4
ia
ic ib
t3
ib
ia ic
t2
ic
ia
ib
t1
x
x
x
a
-b
c
-c
-a
b
ib
ic
t0
ia
FT Fa
Fb
Fc
FT
Fa
Fb
Fc
Prinsip Kerja
x
x
x
a
-b
c
-c
-a
b
Prinsip Kerja
x
x
x
a
-b
c
-c
-a
b
x
x
x
a
-b
c
-c
-a
b
x
x
x
a
-b
c
-c
-a
b
x
x
x
a
-b
c
-c
-a
b
x
x
x
a
-b
c
-c
-a
b
FT Fa F
b
Fc
Fb
FT
Fa
Fb
Fc
x
x
x
a
-b
c
-c
-a
b
FT Fa
Fb
Fc
t0 t1 t2 t3 t4 t5
t6
ib
ia ic
t5
ic
ia
ib
t4
ia
ic ib
t3
ib
ia ic
t2
ic
ia
ib
t1
ib
ic
t0
ia
Mode Operasi
1.0 0 -1.0
+T
-T
S
Motor
Generator
Bila ns > nr mesin berfungsi
Sebagai motor.
Bila ns < nr mesin berfungsi
Sebagai generator.
Plugging
RANGKAIAN EKIVALEN
R2 S. X2
X1
R1
V1 E1
Im
I2
I1
S.E2
Ic
Io
I’2
Xm
RC
V1 = tegangan stator
R1 = tahanan stator
X1 = reaktansi bocor stator
RC = reaktansi inti besi
E1 = tegangan (ggl) stator
R2 = tahanan rotor
X2 = reaktansi bocor rotor
Xm = reaktansi magnetisasi
VEKTOR DIAGRAM RANGKAIAN MOTOR INDUKSI
I2 . SX2
I2 . R2
SE2
IM
I0
Ic
I1
I’2
O
E1
I’2
R
1
I
’
2
X
1
V1
 
1 1 1 1 1
V E I R X
  
 
1 2 2 2
E I R X
 
2 2
m
0 C
I I I
 
RANGKAIAN PENGGANTI MOTOR INDUKSI
Harga primer dipindah ke sekunder
Harga sekunder dipindah ke primer
a= rasio/perbandingan ggl pada stator (E1) terhadap ggl pada
rotor (E2)
KOPEL MOTOR INDUKSI
kopel = torque: tanaga putaran
IM
I
0
Ic
I1
I’2
O
E1
I
’
2
R
1
I’2X1
V1
a R2
2
S
I’2
I’2 a X2
2
R X
Z= 
' 1
2
E
=
Z
I
 
' 1
2 2
2
2
2
2
2
E
=
a R
a X
I
s
 

 
 
 
2
2
2
2
2
2
2
2
a R
a R
a X
cos =
s
s

 
 
 
 

 
 
P = T ω
 '
1 2
P = 3 E I cos
  
'
1
2
P 3 E
T = = I cos
ω ω


 
'
1
1 2
P 3 V
Bila Z dianggap kecil T = = I cos
ω ω


  
KURVA TORSI DAN SLIP
maks
dT
= 0
ds
T diperoleh bila
2
2
R
=
X
saat : s
2
1
maks 2
2
3 V
2 a X
T =


T
S = 1 S = 0
S
R2
‘“ R2
“ R2
‘
R2
‘“
R2
“
R2
‘
Tmaks
   
2
2 2
2 2
1 2 2 2
2 2
3 s a R
T = V
ω a R s a X

 
 
1. Sebuah motor induksi mempunyai tahanan rotor dan
reaktansi rotor masing-masing 20,5 Ohm dan 6,48 Ohm. Jika
pada rotor dilalui arus sebesar 3,62 A. Hitunglah tegangan (ggl)
pada Stator
 E1 = 3,65 (20,5 + 6,48) = 98,5 Volt
2. Sebuah motor induksi mempunyai tahanan dan reaktansi
stator masing-masing 5,73 Ohm dan 1,6 Ohm. Jika pada motor
diberi arus sebesar 10 A, Pada Stator muncul ggl sebesar
45,82Volt. Tentukan sumber tegangan yang diberikan motor
tersebut.
V1= 45,82 + 10(5,73 + 1,6) = 119,12 Volt
3. Sebuah motor induksi bekerja dengan daya 125W dan
frekuensi 60 HZ. Hitunglah torsi motor tersebut.
T = 125 / (2 x 3,14 x 60) = 0,33 Nm
4. Sebuah motor induksi bekerja dengan Torsi 0,86 Nm dan
frekuensi 60 HZ. Bila motor diberi sumber tagangan 200 V dan
arus yang masuk ke kumparan atator sebesar 1,25 A. Hitunglah
faktor daya motor tersebut.
cosф = 0,86 ( 2) (3,14) (60) / 3 (200) (1,25) = 0,43
3. Sebuah motor induksi dihubungkan dengan sumber tegangan
220 V. Jika reaktansi bocor pada rotor sebesar 500 Ohm, dan
rasio ggl stator terhadap rotor sebesar 8. Hitunglah torsi
maksimum motor tersebut.
T maks= 3x2202 / (2 x 82x 500) = 2,27 Nm
4. Sebuah motor induksi bekerja dengan Torsi maksimum
1,86 Nm , dan rasio ggl stator terhadap rotor sebesar 12.
Hitunglah rekatansi bocor pada rotor, jika motor tersebut diberi
tegangan 320V.
X2= 3x 3202 / 2 x122x 1,86 =573 Ohm
Daya motor Induksi

cos
3 1
1
1 I
V
P 
  






S
R
a
I
P 2
2
2
'
2
2 3
  




 

S
S
R
a
I
Pm
1
3 2
2
2
'
2
Daya masuk Stator :
Daya masuk rotor :
Daya keluar rotor ( P mekanis )
Rugi-rugi daya :
  2
2
2
'
2
3 R
a
I
Pr 
Sehingga P2 : Pm : Pr = 1 : ( 1 - S ) : S
PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI
• Umumnya berputar dengan kecepatan konstan, mendekati
kecepatan sinkronnya.
• Pada penggunaan tertentu dikehendaki adanya pengaturan
putaran.
• Pengaturan kecepatan putaran motor induksi dapat dilakukan
dengan beberapa cara :
1. Mengubah jumlah kutub motor
2. Mengubah frekuensi masukan
3. Mengatur teganan masukan
PENGATURAN DENGAN MENGUBAH JUMLAH KUTUB
Jumlah kutub dapat diubah dengan merencanakan kumparan
stator sedemikian rupa sehingga dapat menerima tegangan
masuk pada posisi kumparan yang berbeda-beda.
120f
n =
p
S
U S
a2
-
a1
-
a1
a2
2 Kutub
U S
a2
-
a1
-
a1
a2
U
S
S
4 Kutub
PENGATURAN DENGAN MENGUBAH FREKUENSI
1. Pengaturan putaran motor dapat dilakukan dengan mengubah-
ngubah harga frekwensi jala
2. Hanya saja untuk menjaga kesimbangan kerapatan fluks,
3. Pengubahan tegangan harus dilakukan bersamaan dengan
pengubahan frekwensi
Pengaturan Motor Induksi
Mengubah frekuensi jala-jala dan jumlah kutup :
p
f
ns
120

Bila p ( jumlah kutup ) semakin besar maka
semakin lambat kecepatan putaran dan se
baliknya.
Jumlah kutup dapat diubah2 dengan meren
canakan kumparan stator sedemikian shg
dapat menerima tegangan masuk pada posisi
yang berbeda-beda .
Dari persamaan diatas diketahui bahwa dengan mengubah f semakin besar maka
Menyebabkan kecepatan motor akan semakin besar juga dan sebaliknya.
Pengaturan Motor Induksi
Mengatur tegangan jala – jala :
   2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
3
X
a
S
R
a
R
Sa
V
T



Besarnya kopel motor induksi sebanding
dengan pangkat dua tegangan yang di
berikan ( V1) T = k V2.
Karakteristik beban dapat dilihat seperti
gambar disamping, kecepatan akan be
rubah dari n1 ke n2 untuk tegangan
masuk setengah dari tegangan semula.
T
V1
0.5V1
beban
n2 n1 n
Harmonic tinggi dan power factor ren
dah , pengaturan ini biasanya dipakai
untuk peralatan starting torque rendah
PENGATURAN DENGAN MENGUBAH TEGANGAN
   
2
2 2
2 2
1 2 2 2
2 2
3 s a R
T = V
ω a R s a X

 
 
Load
T
n
1
n1
n2
0,5 V1
V1
Pengaturan motor induksi
Kurva T terhadap speed ( n ) dengan mengubah-ubah R2
 Penambahan tahanan luar
R2 pada rotor belitan sampai
harga tertentu dapat torka
Start maksimum.
 Penambahan tahanan luar
juga diperlukan untuk memba
tasi arus awal yg besa saat
Start.
 Dengan mengubah2 tahanan
luar juga diperlukan untuk me
ngatur kecepatan motor.
Pengaturan tahanan luar
T
n
R2 naik
n4
n3 n2 n1
 Cara ini mengakibatkan rugi
daya yang cukup besar pada
rotor
PENGATURAN DENGAN TAHANAN LUAR
   
2
2 2
2 2
1 2 2 2
2 2
3 s a R
T = V
ω a R s a X

 
 
Load
T
n
1
n1
n2
n3
MOTOR INDUKSI SATU FASA
• Motor satu fasa tidak dapat self-starting
• Perlu metode start khusus
MOTOR KAPASITOR
• Banyak digunakan dalam peralatan rumah tangga
• Contoh : motor pada pompa air, mesin cuci lemari es, AC
KONFIGURASI BELITAN MOTOR KAPASITOR
• U1 dan U2 : Terminal belitan utama
• Z1 dan Z2 : Terminal belitan bantu
• Condenser berfungsi agar belitan utama dan belitan bantu berbeda 90°
MOTOR KAPASITOR DENGAN CENTRIFUGAL SWITCH
• Digunakan pada motor kapasitor dengan kapasitas diatas 1kW
• Terdapad 2 buah kondensor
• Saat 70% putaran nominal, saklar centrifugal membuka untuk memutuskan
satu kondensor
MOTOR INDUKSI TIGA FASA
Hubungan Delta
R
S
T
480 Volt 4
8
0
V 480 V
480 Volt
4
8
0
V
480 Volt
√3x480
V
480 Volt √3x480
V
√
3
x
4
8
0
V
R
S
T
Hubungan Bintang
NAMEPLATE MOTOR INDUKSI
INFORMASI PADA NAMEPLATE
• Horse Power =: Kemampuan putaran rotor menggerakkan beban
makimum.1HP = 746 W
• Volt : biasanya mempunyai toleransi 10 %
• AMPS : Kemampuan motor dengan beban maksimum
• HERZT : Frekuensi jaringan listrik
• RPM : Kecepatan putaran rotor saat tersambung beban maksimum
• Service Factor : Faktor perkalian kemampuan daya mekanik dimana motor
bisa dioperasikan
INSULATION CLASS
Pembagian Kelas Isolasi :
• Class A, kemampuan isolasi hanya 105°C
• Class B, kemampuan isolasi hanya 130°C
• Class C, kemampuan isolasi hanya 155°C
• Class D, kemampuan isolasi hanya 180°C
NEMA DESIGN
Menerangkan Karakteristik kemampuan torsi ouput rotor:
• Nema A, motor mempunyai arus start tinggi dan torsi awal normal
• Nema B, motor mempunyai arus start rendah dan torsi awal normal
• Nema C, motor mempunyai arus start rendah dan torsi awal tinggi
• Nema D, motor mempunyai arus start rendah dan torsi awal sangat tinggi
300%
200%
100%
0 100%
Design D
Design B
Design A
Design C
TORQUE
SPEED
ARUS START
• Mereferensikan terjadinya lock rotor,
• Rotor terkunci sehingga akan menarik sumber sangat besar sekali
• Biasanya untuk motor Nema Design B sebesar 600 – 650 % arus beban penuh
Starting Current
Time
Motor
Full-Load
Amp
(%)
700
200
300
400
500
600
100
Full-Load Current
KONVERSI ENERGI PADA MOTOR
EFISIENSI MOTOR INDUKSI
Ditentukan oleh kehilangan dasar yang hanya dapat dikurangi oleh
perubahan pada rancangan motor dan kondisi operasi
daya keluaran
η =
daya masukan
Jenis kehilangan
Persentase kehilangan total
(100%)
Kehilangan tetap atau kehilangan inti 25
Kehilangan variabel: kehilangan stator I2R 34
Kehilangan variabel: kehilangan rotor I2R 21
Kehilangan gesekan & penggulungan ulang 15
Kehilangan beban yang menyimpang 5
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFISIENSI
• Usia
• Kapasitas
• Kecepatan
• Jenis
• Suhu
• Penggulungan ulang
• Beban
BEBAN MOTOR
Eff. = Efisiensi operasi motor dalam %
HP = Nameplate untuk HP
Beban = Daya yang keluar sebagai % laju daya
Pi = Daya tiga phasa dalam kW
1
Px eff
Beban=
HP x0,746
METODE UNTUK MENENTUKAN BEBAN MOTOR
1. Pengukuran daya masuk. Metode ini menghitung beban sebagai
perbandingan antara daya masuk (diukur dengan alat analisis
daya) dan nilai daya pada pembebanan 100%.
2. Pengukuran jalur arus beban ditentukan dengan
membandingkan amper terukur (diukur dengan alat analisis
daya) dengan laju amper.
3. Metode Slip. Beban ditentukan dengan membandingkan slip
yang terukur bila motor beroperasi dengan slip untuk motor
dengan beban penuh.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA MOTOR LISTRIK
1. Mengganti motor Standar dengan motor efisiensi tinggi
2. Penurunan Pembebanan (menghindari motor yang
ukurannya berlebih).
3. Ukuran Motor untuk Beban Yang Bervariasi
4. Memperbaiki Kualitas Daya
5. Penggulungan Ulang (Rewinding)
6. Koreksi Faktor Daya Dengan Memasang Kapasitor
MOTOR EFISIENSI TINGGI
1. Efisiensinya sekitar 3% - 7% lebih besar dari motor standar
2. Desain motor disesuaikan untuk menurungkan kehilangan
dasar motor
3. Karakteristik motor efisiensi tinggi :
• Menggunakan baja silikon
• Inti lebih panjang
• Kawat lebih tebal
• Laminasi lebi tipis
• Celah udara lebih tipis
• Bearing lebih bagus, dll
PERBANDINGAN MOTOR EFISIENSI TINGGI DENGAN MOTOR STANDAR
High Efficiency Motor
Standard Motor
Motor Rating (kW)
Efficiency
(%)
70
100
70
70
PENURUNAN PEMBEBANAN
1. Beban yang kurang akan menurunkan efisiensi motor.
2. Ukuran motor harus dipilih berdasarkan pada evaluasi beban
dengan hati-hati
3. Penyebab ketidak efisienan :
a. Pembuat peralatan cenderung menggunakan faktor keamanan yang
besar bila memilih motor
b. Peralatan kadangkala digunakan dibawah kemampuan yang
semestinya.
c. Dipilih motor yang besar agar mampu mencapai keluaran pada tingkat
yang dikehendaki, bahkan jika tegangan masuk rendah dalam keadaan
tidak
UKURAN MOTOR UNTUK BEBAN YANG BERVARIASI
• Motor industru sering beroperasi pada beban bervariasi
• Biasanya dipilih motor dengan antisipasi paling tinggi
• Alternatifnya: memilih motor sedikit lebi rendah dari beban
antisipasi tertinggi
• Hal ini memungkinkan karena motor biasanya dirancang 15 %
diatas nilai beban
• Kriteria pemilihan motor :
Kenaikan suhu rata-rata diatas siklus operasi aktual harus tidak
lebih besar dari kenaikan suhu pada operasi beban penuh yang
berkesinambungan (100%)
MEMPERBAIKI KUALITAS DAYA
• Fluktuasi tegangan dan frekuensi dapat merigikan kinerja motor
• Ketidakseimbangan tegangan akan lebih merugikan .
Dapat terjadi akibat penggunaan kabel dengan ukuran yang
berbeda
• Keseimbangan fasa maksimum 1%
• Minimisasi ketidakseimbangan dapat dilakukan dengan
1. Menyeimbangkan setiap beban phasa tunggal diantara
seluruh tiga phasa
2. Memisahkan setiap beban phasa tunggal yang mengganggu
keseimbangan beban dan umpankan dari jalur/trafo terpisah
PENGGULUNGAN ULANG (REWINDING)
• Biasanya dilakukan pada motor yang terbakar
• Faktor yang dapat mempengaruhi efisisensi motor:
a. Desain slot dan gulungan
b. Bahan gulungan
c. Kinerja pengisolasi
d. Suhu operasi
• Indikator keberhasilan penggulungan ulang adalah
perbandingan arus dan tahanan sator tanpa sesudanh digulung
ulang dan kondisi orisinil
HAL YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN SAAT REWINDING
• Gunakan perusahaan yang bersertifikasi ISO 9000 atau anggota
dari Assosasi Layanan Peralatan Listrik.
• Jika biaya pegulungan ulang melebihi 50% hingga 65% dari
harga motor baru yang efisien energinya, lebih baik membeli
motor yang baru
• Ukuran motor kurang dari 40 HP dan usianya lebih dari 15
tahun (terutama motor yang sebelumnya sudah digulung ulang)
sebaiknya diganti.
• Untuk motor dibawah 15 HP sebaiknya mengganti motor baru,
agar lebih ekonomis
KOREKSI FAKTOR DAYA DENGAN MEMASANG KAPASITOR
• Faktor daya motor induksi < 1
• Efisiensi seluruh sistem pabrik akan rendah
• Kapasitor yang dihubung paralel dapat digunakan untuk
memperbaiki faktor daya.
• Kapasitas kapasitor ditentukan kVA R tanpa beban yang diserap
motor
• Kapasitas kapasitor tidak boleh lebig dari 90% kVAR motor
tanpa beban.
• Kapasitas terlalu besar dapat menyebabkan motor terbakar
PERAWATAN MOTOR INDUKSI
• Perawatan yang buruk dapat memperburuk efisiensi
• Pelumasan yang tidak benar dapat menyebabkan meningkatkan
gesekan motor dan penggerak transmisi peralatan
• Kondisi ambien juga akan mempengaruhi kinerja motor
 suhu ekstrim,
 kadar debu yang tinggi,
 atmosfir yang korosif,
 dan kelembaban
dapat merusak sifat-sifat bahan isolasi
PERIKSA PERAWATAN MOTOR INDUKSI
• Pemeriksaan motor secara teratur untuk pemakaian bearings dan
• Pemeriksaan kondisi beban untuk meyakinkan bahwa motor
tidak kelebihan atau kekurangan beban
• Pemeriksaan secara berkala untuk sambungan motor yang benar
dan peralatan yang digerakkan
• Dipastikan bahwa kawat pemasok dan ukuran kotak terminal
dan pemasangannya benar
• Penyediaan ventilasi yang cukup dan menjaga agar saluran
pendingin motor bersih
PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR
1. Motor dengan beberapa kecepatan
2. Variable Speed Drives (VSDs)
3. Penggerak Arus Searah (DC)
4. Penggerak motor AC dengan gulungan rotor (motor
induksi cincin geser)
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Converter Ac Ac_Rezon
Converter Ac Ac_RezonConverter Ac Ac_Rezon
Converter Ac Ac_Rezonrezon arif
 
Generator sinkron
Generator sinkronGenerator sinkron
Generator sinkronbeninass
 
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)mocoz
 
Penyearah Satu Fasa Terkendali Penuh
Penyearah Satu Fasa Terkendali PenuhPenyearah Satu Fasa Terkendali Penuh
Penyearah Satu Fasa Terkendali PenuhUniv of Jember
 
modul-7-fuzzy-logic.ppt
modul-7-fuzzy-logic.pptmodul-7-fuzzy-logic.ppt
modul-7-fuzzy-logic.pptAntGinting
 
03 bab 06 motor listrik dc
03 bab 06 motor listrik dc03 bab 06 motor listrik dc
03 bab 06 motor listrik dcEko Supriyadi
 
CIRCUITOS DE CONTROL ELECTRONEUMÁTICOS Y ELECTROHIDRÁULICOS .pdf
CIRCUITOS DE CONTROL ELECTRONEUMÁTICOS Y ELECTROHIDRÁULICOS .pdfCIRCUITOS DE CONTROL ELECTRONEUMÁTICOS Y ELECTROHIDRÁULICOS .pdf
CIRCUITOS DE CONTROL ELECTRONEUMÁTICOS Y ELECTROHIDRÁULICOS .pdfJovanny Duque
 
Motor listrik
Motor listrikMotor listrik
Motor listrikyunusku7
 
Mesin Sinkron (Generator Sinkron/serempak)
Mesin Sinkron (Generator Sinkron/serempak)Mesin Sinkron (Generator Sinkron/serempak)
Mesin Sinkron (Generator Sinkron/serempak)Hikmah Fatwa Nurodin
 
ekivalen trafo
ekivalen trafoekivalen trafo
ekivalen trafowimbo_h
 
Voltage sag and swell
Voltage sag and swellVoltage sag and swell
Voltage sag and swellInstansi
 
Bab 10 elektronika daya
Bab 10   elektronika dayaBab 10   elektronika daya
Bab 10 elektronika dayaEko Supriyadi
 
La compensación de la energía reactiva
La compensación de la energía reactivaLa compensación de la energía reactiva
La compensación de la energía reactivaArturo Iglesias Castro
 

What's hot (20)

Diagrama de bode
Diagrama de bodeDiagrama de bode
Diagrama de bode
 
Converter Ac Ac_Rezon
Converter Ac Ac_RezonConverter Ac Ac_Rezon
Converter Ac Ac_Rezon
 
Sensor dan transduser_2
Sensor dan transduser_2Sensor dan transduser_2
Sensor dan transduser_2
 
Generator sinkron
Generator sinkronGenerator sinkron
Generator sinkron
 
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
 
Penyearah Satu Fasa Terkendali Penuh
Penyearah Satu Fasa Terkendali PenuhPenyearah Satu Fasa Terkendali Penuh
Penyearah Satu Fasa Terkendali Penuh
 
Timer dan counter
Timer dan counterTimer dan counter
Timer dan counter
 
modul-7-fuzzy-logic.ppt
modul-7-fuzzy-logic.pptmodul-7-fuzzy-logic.ppt
modul-7-fuzzy-logic.ppt
 
GARDU INDUK KONVENSIONAL
GARDU INDUK KONVENSIONAL GARDU INDUK KONVENSIONAL
GARDU INDUK KONVENSIONAL
 
03 bab 06 motor listrik dc
03 bab 06 motor listrik dc03 bab 06 motor listrik dc
03 bab 06 motor listrik dc
 
Ejercicios 1 stevenson
Ejercicios 1 stevensonEjercicios 1 stevenson
Ejercicios 1 stevenson
 
Mesin induksi
Mesin induksiMesin induksi
Mesin induksi
 
CIRCUITOS DE CONTROL ELECTRONEUMÁTICOS Y ELECTROHIDRÁULICOS .pdf
CIRCUITOS DE CONTROL ELECTRONEUMÁTICOS Y ELECTROHIDRÁULICOS .pdfCIRCUITOS DE CONTROL ELECTRONEUMÁTICOS Y ELECTROHIDRÁULICOS .pdf
CIRCUITOS DE CONTROL ELECTRONEUMÁTICOS Y ELECTROHIDRÁULICOS .pdf
 
State space
State spaceState space
State space
 
Motor listrik
Motor listrikMotor listrik
Motor listrik
 
Mesin Sinkron (Generator Sinkron/serempak)
Mesin Sinkron (Generator Sinkron/serempak)Mesin Sinkron (Generator Sinkron/serempak)
Mesin Sinkron (Generator Sinkron/serempak)
 
ekivalen trafo
ekivalen trafoekivalen trafo
ekivalen trafo
 
Voltage sag and swell
Voltage sag and swellVoltage sag and swell
Voltage sag and swell
 
Bab 10 elektronika daya
Bab 10   elektronika dayaBab 10   elektronika daya
Bab 10 elektronika daya
 
La compensación de la energía reactiva
La compensación de la energía reactivaLa compensación de la energía reactiva
La compensación de la energía reactiva
 

Similar to MOTOR INDUKSI

PRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATOR
PRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATORPRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATOR
PRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATORAndri Ebo
 
Pengasutan Motor Arus Serah(DC).pptx
Pengasutan Motor Arus Serah(DC).pptxPengasutan Motor Arus Serah(DC).pptx
Pengasutan Motor Arus Serah(DC).pptxnoval66
 
Train Shihlin Inverter 2015 Level 1 versi1.pptx
Train Shihlin Inverter 2015 Level 1 versi1.pptxTrain Shihlin Inverter 2015 Level 1 versi1.pptx
Train Shihlin Inverter 2015 Level 1 versi1.pptxMeylisaTitl
 
Tugas makalah mesin listrik (1)
Tugas makalah mesin listrik (1)Tugas makalah mesin listrik (1)
Tugas makalah mesin listrik (1)Mura Mura
 
Instalas motor-listrik
Instalas motor-listrikInstalas motor-listrik
Instalas motor-listrikAryo Guno
 
Generator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan MagnetGenerator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan Magnetahmad haidaroh
 
Bab 13 generator sinkron
Bab 13   generator sinkronBab 13   generator sinkron
Bab 13 generator sinkronEko Supriyadi
 
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptxTeknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx404notfound10
 
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptxTeknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx404notfound10
 
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi
Teknik Tenaga Listrik_Mesin InduksiTeknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi
Teknik Tenaga Listrik_Mesin InduksiTioMarlina1
 
Motor listrik
Motor listrikMotor listrik
Motor listrikalfath756
 
Tugas teknik tenaga listrik motor ac
Tugas teknik tenaga listrik motor acTugas teknik tenaga listrik motor ac
Tugas teknik tenaga listrik motor acfatkhuls
 
Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...
Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...
Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...Andrean Yogatama
 
Motor Induksi 1 phase
Motor Induksi 1 phase Motor Induksi 1 phase
Motor Induksi 1 phase Hamid Abdillah
 

Similar to MOTOR INDUKSI (20)

6 motor-induksi
6 motor-induksi6 motor-induksi
6 motor-induksi
 
3666400.ppt
3666400.ppt3666400.ppt
3666400.ppt
 
Motor induksi
Motor induksiMotor induksi
Motor induksi
 
PRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATOR
PRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATORPRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATOR
PRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATOR
 
Pengasutan Motor Arus Serah(DC).pptx
Pengasutan Motor Arus Serah(DC).pptxPengasutan Motor Arus Serah(DC).pptx
Pengasutan Motor Arus Serah(DC).pptx
 
Train Shihlin Inverter 2015 Level 1 versi1.pptx
Train Shihlin Inverter 2015 Level 1 versi1.pptxTrain Shihlin Inverter 2015 Level 1 versi1.pptx
Train Shihlin Inverter 2015 Level 1 versi1.pptx
 
mude.pdf
mude.pdfmude.pdf
mude.pdf
 
Tugas makalah mesin listrik (1)
Tugas makalah mesin listrik (1)Tugas makalah mesin listrik (1)
Tugas makalah mesin listrik (1)
 
Upload4
Upload4Upload4
Upload4
 
Instalas motor-listrik
Instalas motor-listrikInstalas motor-listrik
Instalas motor-listrik
 
Generator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan MagnetGenerator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan Magnet
 
Bab 13 generator sinkron
Bab 13   generator sinkronBab 13   generator sinkron
Bab 13 generator sinkron
 
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptxTeknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
 
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptxTeknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
 
Motor asinkron rotor sangkar
Motor asinkron rotor sangkarMotor asinkron rotor sangkar
Motor asinkron rotor sangkar
 
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi
Teknik Tenaga Listrik_Mesin InduksiTeknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi
 
Motor listrik
Motor listrikMotor listrik
Motor listrik
 
Tugas teknik tenaga listrik motor ac
Tugas teknik tenaga listrik motor acTugas teknik tenaga listrik motor ac
Tugas teknik tenaga listrik motor ac
 
Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...
Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...
Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...
 
Motor Induksi 1 phase
Motor Induksi 1 phase Motor Induksi 1 phase
Motor Induksi 1 phase
 

Recently uploaded

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 

Recently uploaded (6)

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 

MOTOR INDUKSI

  • 2. PENDAHULUAN • Arus rotor motor induksi bukan diperoleh dari sumber tertentu. • Arus pada rotor terinduksi akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dan medan putar pada stator
  • 5.
  • 6. KOMPONEN STATOR • Rangka. • Inti stator • Kumparan/gulungan • Pelat penutup
  • 7. KONSTRUKSI STATOR • Dibuat dari pelat-pelat tipis dengan slot. • Belitan ditempatkan pada slot • Gulungan tiga fasa dilingkarkan untuk sejumlah kutub tertentu • Gulungan diberi spasi geometri sebesar 120° antar phasa
  • 8. INTI STATOR • Terbuat dari lempeng-lempeng baja silikon berlaminasi. • Untuk memperkecil rugi-rugi besi akibat arus pusar
  • 9. KONSTRUKSI ROTOR • Fungsi :mengubah daya dari stator menjadi tenaga mekanik. • Terdapat dua tipe, yaitu : 1. Rotor sangkar 2. Rotor belitan • Komponen-komponenRotor:  Inti besi rotor,  Kumparan/batang penghantar,  Cincin  Poros (shaft).
  • 10. ROTOR SANGKAR • Terdiri dari batang penghantar tebal yang diletakkan pada petak-petak slot paralel • Kedua ujungnya dihubungsingkat dengan cincin
  • 11. ROTOR BELITAN • Konduktor yang digunakan adalah belitan • Belitan terhubung ke cincin geser yang dipasang pada shaft • Belitan terhubung ke resistor melalui sikat karbon
  • 12. PRINSIP KERJA • Prinsip kerja motor induksi mirip trafo • Rangkaian primer (stator) dan sekunder (rotor) tidak satu inti. • Rangkain sekunder berputar
  • 13. PRINSIP KERJA • Listrik dipasok ke stator sehingga menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron • Pada rangkaian rotor timbul arus sehingga timbul kopel • Rotor berputar searah putaran medan stator
  • 14. SLIP • Dalam praktek rotor tidak pernah berputar pada kecepatan sinkron • Perbedaan kecepatan antara putaran medan stator dan kecepatan rotor disebut slip Ns Nr Slip(%) x100 Ns   Ns = kecapatan putaran sinkron/ stator (rpm) Nr = kecepatan putaran rotor (rpm)
  • 15. 15 • Slip menghasilkan kopel motor untuk memutar rotor. • Bila ns = nr  tidak menghasilkan arus induksi pada kumparan jangkar rotor sehingga tidak dihasilkan kopel. • Hubungan antara kopel motor (T) , slip (S) dan tahanan rotor ( R). % 100 x n n n S s r s   Slip S T Tmaks R1<R2<R3 S=0 S=1
  • 17. t6 ib ia ic t5 ic ia ib t4 ia ic ib t3 ib ia ic t2 ic ia ib t1 x x x a -b c -c -a b ib ic t0 ia FT Fa Fb Fc FT Fa Fb Fc Prinsip Kerja
  • 18. x x x a -b c -c -a b Prinsip Kerja x x x a -b c -c -a b x x x a -b c -c -a b x x x a -b c -c -a b x x x a -b c -c -a b x x x a -b c -c -a b FT Fa F b Fc Fb FT Fa Fb Fc x x x a -b c -c -a b FT Fa Fb Fc t0 t1 t2 t3 t4 t5 t6 ib ia ic t5 ic ia ib t4 ia ic ib t3 ib ia ic t2 ic ia ib t1 ib ic t0 ia
  • 19. Mode Operasi 1.0 0 -1.0 +T -T S Motor Generator Bila ns > nr mesin berfungsi Sebagai motor. Bila ns < nr mesin berfungsi Sebagai generator. Plugging
  • 20. RANGKAIAN EKIVALEN R2 S. X2 X1 R1 V1 E1 Im I2 I1 S.E2 Ic Io I’2 Xm RC V1 = tegangan stator R1 = tahanan stator X1 = reaktansi bocor stator RC = reaktansi inti besi E1 = tegangan (ggl) stator R2 = tahanan rotor X2 = reaktansi bocor rotor Xm = reaktansi magnetisasi
  • 21. VEKTOR DIAGRAM RANGKAIAN MOTOR INDUKSI I2 . SX2 I2 . R2 SE2 IM I0 Ic I1 I’2 O E1 I’2 R 1 I ’ 2 X 1 V1   1 1 1 1 1 V E I R X      1 2 2 2 E I R X   2 2 m 0 C I I I  
  • 22. RANGKAIAN PENGGANTI MOTOR INDUKSI Harga primer dipindah ke sekunder Harga sekunder dipindah ke primer a= rasio/perbandingan ggl pada stator (E1) terhadap ggl pada rotor (E2)
  • 23. KOPEL MOTOR INDUKSI kopel = torque: tanaga putaran IM I 0 Ic I1 I’2 O E1 I ’ 2 R 1 I’2X1 V1 a R2 2 S I’2 I’2 a X2 2 R X Z=  ' 1 2 E = Z I   ' 1 2 2 2 2 2 2 2 E = a R a X I s          2 2 2 2 2 2 2 2 a R a R a X cos = s s               P = T ω  ' 1 2 P = 3 E I cos    ' 1 2 P 3 E T = = I cos ω ω     ' 1 1 2 P 3 V Bila Z dianggap kecil T = = I cos ω ω     
  • 24. KURVA TORSI DAN SLIP maks dT = 0 ds T diperoleh bila 2 2 R = X saat : s 2 1 maks 2 2 3 V 2 a X T =   T S = 1 S = 0 S R2 ‘“ R2 “ R2 ‘ R2 ‘“ R2 “ R2 ‘ Tmaks     2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 s a R T = V ω a R s a X     
  • 25. 1. Sebuah motor induksi mempunyai tahanan rotor dan reaktansi rotor masing-masing 20,5 Ohm dan 6,48 Ohm. Jika pada rotor dilalui arus sebesar 3,62 A. Hitunglah tegangan (ggl) pada Stator  E1 = 3,65 (20,5 + 6,48) = 98,5 Volt 2. Sebuah motor induksi mempunyai tahanan dan reaktansi stator masing-masing 5,73 Ohm dan 1,6 Ohm. Jika pada motor diberi arus sebesar 10 A, Pada Stator muncul ggl sebesar 45,82Volt. Tentukan sumber tegangan yang diberikan motor tersebut. V1= 45,82 + 10(5,73 + 1,6) = 119,12 Volt
  • 26. 3. Sebuah motor induksi bekerja dengan daya 125W dan frekuensi 60 HZ. Hitunglah torsi motor tersebut. T = 125 / (2 x 3,14 x 60) = 0,33 Nm 4. Sebuah motor induksi bekerja dengan Torsi 0,86 Nm dan frekuensi 60 HZ. Bila motor diberi sumber tagangan 200 V dan arus yang masuk ke kumparan atator sebesar 1,25 A. Hitunglah faktor daya motor tersebut. cosф = 0,86 ( 2) (3,14) (60) / 3 (200) (1,25) = 0,43
  • 27. 3. Sebuah motor induksi dihubungkan dengan sumber tegangan 220 V. Jika reaktansi bocor pada rotor sebesar 500 Ohm, dan rasio ggl stator terhadap rotor sebesar 8. Hitunglah torsi maksimum motor tersebut. T maks= 3x2202 / (2 x 82x 500) = 2,27 Nm 4. Sebuah motor induksi bekerja dengan Torsi maksimum 1,86 Nm , dan rasio ggl stator terhadap rotor sebesar 12. Hitunglah rekatansi bocor pada rotor, jika motor tersebut diberi tegangan 320V. X2= 3x 3202 / 2 x122x 1,86 =573 Ohm
  • 28. Daya motor Induksi  cos 3 1 1 1 I V P           S R a I P 2 2 2 ' 2 2 3           S S R a I Pm 1 3 2 2 2 ' 2 Daya masuk Stator : Daya masuk rotor : Daya keluar rotor ( P mekanis ) Rugi-rugi daya :   2 2 2 ' 2 3 R a I Pr  Sehingga P2 : Pm : Pr = 1 : ( 1 - S ) : S
  • 29. PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI • Umumnya berputar dengan kecepatan konstan, mendekati kecepatan sinkronnya. • Pada penggunaan tertentu dikehendaki adanya pengaturan putaran. • Pengaturan kecepatan putaran motor induksi dapat dilakukan dengan beberapa cara : 1. Mengubah jumlah kutub motor 2. Mengubah frekuensi masukan 3. Mengatur teganan masukan
  • 30. PENGATURAN DENGAN MENGUBAH JUMLAH KUTUB Jumlah kutub dapat diubah dengan merencanakan kumparan stator sedemikian rupa sehingga dapat menerima tegangan masuk pada posisi kumparan yang berbeda-beda. 120f n = p S U S a2 - a1 - a1 a2 2 Kutub U S a2 - a1 - a1 a2 U S S 4 Kutub
  • 31. PENGATURAN DENGAN MENGUBAH FREKUENSI 1. Pengaturan putaran motor dapat dilakukan dengan mengubah- ngubah harga frekwensi jala 2. Hanya saja untuk menjaga kesimbangan kerapatan fluks, 3. Pengubahan tegangan harus dilakukan bersamaan dengan pengubahan frekwensi
  • 32. Pengaturan Motor Induksi Mengubah frekuensi jala-jala dan jumlah kutup : p f ns 120  Bila p ( jumlah kutup ) semakin besar maka semakin lambat kecepatan putaran dan se baliknya. Jumlah kutup dapat diubah2 dengan meren canakan kumparan stator sedemikian shg dapat menerima tegangan masuk pada posisi yang berbeda-beda . Dari persamaan diatas diketahui bahwa dengan mengubah f semakin besar maka Menyebabkan kecepatan motor akan semakin besar juga dan sebaliknya.
  • 33. Pengaturan Motor Induksi Mengatur tegangan jala – jala :    2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 X a S R a R Sa V T    Besarnya kopel motor induksi sebanding dengan pangkat dua tegangan yang di berikan ( V1) T = k V2. Karakteristik beban dapat dilihat seperti gambar disamping, kecepatan akan be rubah dari n1 ke n2 untuk tegangan masuk setengah dari tegangan semula. T V1 0.5V1 beban n2 n1 n Harmonic tinggi dan power factor ren dah , pengaturan ini biasanya dipakai untuk peralatan starting torque rendah
  • 34. PENGATURAN DENGAN MENGUBAH TEGANGAN     2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 s a R T = V ω a R s a X      Load T n 1 n1 n2 0,5 V1 V1
  • 35. Pengaturan motor induksi Kurva T terhadap speed ( n ) dengan mengubah-ubah R2  Penambahan tahanan luar R2 pada rotor belitan sampai harga tertentu dapat torka Start maksimum.  Penambahan tahanan luar juga diperlukan untuk memba tasi arus awal yg besa saat Start.  Dengan mengubah2 tahanan luar juga diperlukan untuk me ngatur kecepatan motor. Pengaturan tahanan luar T n R2 naik n4 n3 n2 n1  Cara ini mengakibatkan rugi daya yang cukup besar pada rotor
  • 36. PENGATURAN DENGAN TAHANAN LUAR     2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 s a R T = V ω a R s a X      Load T n 1 n1 n2 n3
  • 37. MOTOR INDUKSI SATU FASA • Motor satu fasa tidak dapat self-starting • Perlu metode start khusus
  • 38. MOTOR KAPASITOR • Banyak digunakan dalam peralatan rumah tangga • Contoh : motor pada pompa air, mesin cuci lemari es, AC
  • 39. KONFIGURASI BELITAN MOTOR KAPASITOR • U1 dan U2 : Terminal belitan utama • Z1 dan Z2 : Terminal belitan bantu • Condenser berfungsi agar belitan utama dan belitan bantu berbeda 90°
  • 40. MOTOR KAPASITOR DENGAN CENTRIFUGAL SWITCH • Digunakan pada motor kapasitor dengan kapasitas diatas 1kW • Terdapad 2 buah kondensor • Saat 70% putaran nominal, saklar centrifugal membuka untuk memutuskan satu kondensor
  • 41. MOTOR INDUKSI TIGA FASA Hubungan Delta R S T 480 Volt 4 8 0 V 480 V 480 Volt 4 8 0 V 480 Volt √3x480 V 480 Volt √3x480 V √ 3 x 4 8 0 V R S T Hubungan Bintang
  • 43. INFORMASI PADA NAMEPLATE • Horse Power =: Kemampuan putaran rotor menggerakkan beban makimum.1HP = 746 W • Volt : biasanya mempunyai toleransi 10 % • AMPS : Kemampuan motor dengan beban maksimum • HERZT : Frekuensi jaringan listrik • RPM : Kecepatan putaran rotor saat tersambung beban maksimum • Service Factor : Faktor perkalian kemampuan daya mekanik dimana motor bisa dioperasikan
  • 44. INSULATION CLASS Pembagian Kelas Isolasi : • Class A, kemampuan isolasi hanya 105°C • Class B, kemampuan isolasi hanya 130°C • Class C, kemampuan isolasi hanya 155°C • Class D, kemampuan isolasi hanya 180°C
  • 45. NEMA DESIGN Menerangkan Karakteristik kemampuan torsi ouput rotor: • Nema A, motor mempunyai arus start tinggi dan torsi awal normal • Nema B, motor mempunyai arus start rendah dan torsi awal normal • Nema C, motor mempunyai arus start rendah dan torsi awal tinggi • Nema D, motor mempunyai arus start rendah dan torsi awal sangat tinggi 300% 200% 100% 0 100% Design D Design B Design A Design C TORQUE SPEED
  • 46. ARUS START • Mereferensikan terjadinya lock rotor, • Rotor terkunci sehingga akan menarik sumber sangat besar sekali • Biasanya untuk motor Nema Design B sebesar 600 – 650 % arus beban penuh Starting Current Time Motor Full-Load Amp (%) 700 200 300 400 500 600 100 Full-Load Current
  • 48. EFISIENSI MOTOR INDUKSI Ditentukan oleh kehilangan dasar yang hanya dapat dikurangi oleh perubahan pada rancangan motor dan kondisi operasi daya keluaran η = daya masukan Jenis kehilangan Persentase kehilangan total (100%) Kehilangan tetap atau kehilangan inti 25 Kehilangan variabel: kehilangan stator I2R 34 Kehilangan variabel: kehilangan rotor I2R 21 Kehilangan gesekan & penggulungan ulang 15 Kehilangan beban yang menyimpang 5
  • 49. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFISIENSI • Usia • Kapasitas • Kecepatan • Jenis • Suhu • Penggulungan ulang • Beban
  • 50. BEBAN MOTOR Eff. = Efisiensi operasi motor dalam % HP = Nameplate untuk HP Beban = Daya yang keluar sebagai % laju daya Pi = Daya tiga phasa dalam kW 1 Px eff Beban= HP x0,746
  • 51. METODE UNTUK MENENTUKAN BEBAN MOTOR 1. Pengukuran daya masuk. Metode ini menghitung beban sebagai perbandingan antara daya masuk (diukur dengan alat analisis daya) dan nilai daya pada pembebanan 100%. 2. Pengukuran jalur arus beban ditentukan dengan membandingkan amper terukur (diukur dengan alat analisis daya) dengan laju amper. 3. Metode Slip. Beban ditentukan dengan membandingkan slip yang terukur bila motor beroperasi dengan slip untuk motor dengan beban penuh.
  • 52. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA MOTOR LISTRIK 1. Mengganti motor Standar dengan motor efisiensi tinggi 2. Penurunan Pembebanan (menghindari motor yang ukurannya berlebih). 3. Ukuran Motor untuk Beban Yang Bervariasi 4. Memperbaiki Kualitas Daya 5. Penggulungan Ulang (Rewinding) 6. Koreksi Faktor Daya Dengan Memasang Kapasitor
  • 53. MOTOR EFISIENSI TINGGI 1. Efisiensinya sekitar 3% - 7% lebih besar dari motor standar 2. Desain motor disesuaikan untuk menurungkan kehilangan dasar motor 3. Karakteristik motor efisiensi tinggi : • Menggunakan baja silikon • Inti lebih panjang • Kawat lebih tebal • Laminasi lebi tipis • Celah udara lebih tipis • Bearing lebih bagus, dll
  • 54. PERBANDINGAN MOTOR EFISIENSI TINGGI DENGAN MOTOR STANDAR High Efficiency Motor Standard Motor Motor Rating (kW) Efficiency (%) 70 100 70 70
  • 55. PENURUNAN PEMBEBANAN 1. Beban yang kurang akan menurunkan efisiensi motor. 2. Ukuran motor harus dipilih berdasarkan pada evaluasi beban dengan hati-hati 3. Penyebab ketidak efisienan : a. Pembuat peralatan cenderung menggunakan faktor keamanan yang besar bila memilih motor b. Peralatan kadangkala digunakan dibawah kemampuan yang semestinya. c. Dipilih motor yang besar agar mampu mencapai keluaran pada tingkat yang dikehendaki, bahkan jika tegangan masuk rendah dalam keadaan tidak
  • 56. UKURAN MOTOR UNTUK BEBAN YANG BERVARIASI • Motor industru sering beroperasi pada beban bervariasi • Biasanya dipilih motor dengan antisipasi paling tinggi • Alternatifnya: memilih motor sedikit lebi rendah dari beban antisipasi tertinggi • Hal ini memungkinkan karena motor biasanya dirancang 15 % diatas nilai beban • Kriteria pemilihan motor : Kenaikan suhu rata-rata diatas siklus operasi aktual harus tidak lebih besar dari kenaikan suhu pada operasi beban penuh yang berkesinambungan (100%)
  • 57. MEMPERBAIKI KUALITAS DAYA • Fluktuasi tegangan dan frekuensi dapat merigikan kinerja motor • Ketidakseimbangan tegangan akan lebih merugikan . Dapat terjadi akibat penggunaan kabel dengan ukuran yang berbeda • Keseimbangan fasa maksimum 1% • Minimisasi ketidakseimbangan dapat dilakukan dengan 1. Menyeimbangkan setiap beban phasa tunggal diantara seluruh tiga phasa 2. Memisahkan setiap beban phasa tunggal yang mengganggu keseimbangan beban dan umpankan dari jalur/trafo terpisah
  • 58. PENGGULUNGAN ULANG (REWINDING) • Biasanya dilakukan pada motor yang terbakar • Faktor yang dapat mempengaruhi efisisensi motor: a. Desain slot dan gulungan b. Bahan gulungan c. Kinerja pengisolasi d. Suhu operasi • Indikator keberhasilan penggulungan ulang adalah perbandingan arus dan tahanan sator tanpa sesudanh digulung ulang dan kondisi orisinil
  • 59. HAL YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN SAAT REWINDING • Gunakan perusahaan yang bersertifikasi ISO 9000 atau anggota dari Assosasi Layanan Peralatan Listrik. • Jika biaya pegulungan ulang melebihi 50% hingga 65% dari harga motor baru yang efisien energinya, lebih baik membeli motor yang baru • Ukuran motor kurang dari 40 HP dan usianya lebih dari 15 tahun (terutama motor yang sebelumnya sudah digulung ulang) sebaiknya diganti. • Untuk motor dibawah 15 HP sebaiknya mengganti motor baru, agar lebih ekonomis
  • 60. KOREKSI FAKTOR DAYA DENGAN MEMASANG KAPASITOR • Faktor daya motor induksi < 1 • Efisiensi seluruh sistem pabrik akan rendah • Kapasitor yang dihubung paralel dapat digunakan untuk memperbaiki faktor daya. • Kapasitas kapasitor ditentukan kVA R tanpa beban yang diserap motor • Kapasitas kapasitor tidak boleh lebig dari 90% kVAR motor tanpa beban. • Kapasitas terlalu besar dapat menyebabkan motor terbakar
  • 61. PERAWATAN MOTOR INDUKSI • Perawatan yang buruk dapat memperburuk efisiensi • Pelumasan yang tidak benar dapat menyebabkan meningkatkan gesekan motor dan penggerak transmisi peralatan • Kondisi ambien juga akan mempengaruhi kinerja motor  suhu ekstrim,  kadar debu yang tinggi,  atmosfir yang korosif,  dan kelembaban dapat merusak sifat-sifat bahan isolasi
  • 62. PERIKSA PERAWATAN MOTOR INDUKSI • Pemeriksaan motor secara teratur untuk pemakaian bearings dan • Pemeriksaan kondisi beban untuk meyakinkan bahwa motor tidak kelebihan atau kekurangan beban • Pemeriksaan secara berkala untuk sambungan motor yang benar dan peralatan yang digerakkan • Dipastikan bahwa kawat pemasok dan ukuran kotak terminal dan pemasangannya benar • Penyediaan ventilasi yang cukup dan menjaga agar saluran pendingin motor bersih
  • 63. PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR 1. Motor dengan beberapa kecepatan 2. Variable Speed Drives (VSDs) 3. Penggerak Arus Searah (DC) 4. Penggerak motor AC dengan gulungan rotor (motor induksi cincin geser)