SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
1
Makalah Mata Kuliah Mesin Listrik II
METODE STARTING
PADA MOTOR INDUKSI 3 FASA SANGKAR TUPAI
(SQUIRREL-CAGE 3 PHASE INDUCTION MOTOR)
Oktarico Susilatama PP (21060110141053)
oktaricopradana@yahoo.co.id
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia
Abstrak - Motor induksi tiga fasa merupakan motor
arus bolak-balik yang paling banyak digunakan di
perindustrian karena memiliki beberapa keuntungan
antara lain motor ini sederhana, murah dan mudah
pemeliharaannya. Selain itu motor induksi mempunyai
efisiensi yang baik dan putaran konstan untuk setiap
perubahan beban. Starting motor induksi tiga fasa tidak
memiliki permasalahan yang cukup besar seperti pada
motor sinkron. Pada dasarnya motor induksi daya kecil
dapat distart langsung hanya dengan menghubungkan
dengan sumber tegangan. Namun untuk motor induksi
yang besar hal ini tidak dapat dilakukan, hal ini terjadi
karena arus start yang relatif besar yaitu 5 sampai 7 kali
arus nominal. Pada saat motor induksi dalam keadaan
start, frekuensi rotor dan reaktansinya tinggi yaitu
dengan slip 100%. Jadi dalam rangkaian rotor yang
sangat reaktif, arus rotor tertinggal ggl rotor dengan
sudut yang besar. Hal ini berarti bahwa aliran arus
maksimum terjadi dalam konduktor rotor pada suatu
waktu setelah kerapatan fluks maksimum stator melewati
konduktor. Hal ini menghasilkan arus start yang tinggi
pada faktor daya rendah yang menghasilkan kopel start
yang rendah. Jika rotor melakukan percepatan berarti
reaktansi rotor berkurang sehingga menyebabkan kopel
naik sampai ke harga maksimumnya. Jika motor
mempercepat lebih lanjut, maka kopel turun sampai ke
harga yang diperlukan untuk memutar beban pada motor
pada kecepatan konstan. Secara umum motor induksi
dapat distartkan baik dengan menghubungkan motor
secara langsung ke rangkaian pencatu ataupun dengan
menggunakan tegangan yang telah dikurangi ke motor
selama periode start.
Pengendali yang digunakan untuk menstart motor pada
kedua metode di atas dapat dioperasikan baik secara
manual ataupun secara magnetik. Beban yang terdapat
di dalam sistem selama motor dalam keadaan start
berpengaruh pada tegangan di sistem. Salah satu cara
untuk mengurangi arus start yang besar pada motor
induksi adalah dengan menggunakan autotransformator
pada saat start. Dengan demikian arus start dapat
dikurangi menjadi 1,7 sampai 4 kali arus nominal
Kata kunci : autotransformer starting, squirrel-
cage induction motor
I PENDAHULUAN
Pada motor induksi terdapat beraneka
ragam macam bentuk starting. Metode starting
tersebut dibagi menjadi metode starting pada
squirrel cage motor dan metode starting pada
wound motor, tapi yang dibahas disini hanya
metode starting pada squirrel cage motor.
Motor induksi secara umum dapat distarting
dengan menghubungkan motor secara
langsung ke jala-jala ataupun dengan mengatur
tegangan input pada motor tersebut. Bila motor
induksi saat dihidupkan secara langsung akan
menarik arus yang cukup besar. Arus mula
yang besar ini dapat mengakibatkan drop
tegangan pada saluran sehingga akan
mengganggu peralatan lain yang dihubungkan
pada saluran yang sama Salah satu cara untuk
mengurangi arus start yang besar pada motor
induksi adalah dengan menggunakan
autotransformator pada saat start. Dengan
demikian arus start dapat dikurangi menjadi
1,7 sampai 4 kali arus nominal
2
II. MOTOR INDUKSI TIGA FASA
2.1 MOTOR INDUKSI 3ϕ SANGKAR TUPAI
(SQUIRREL-CAGE 3ϕ INDUCTION MOTOR)
Penampang motor sangkar tupai memiliki
konstruksi yang sederhana. Inti stator pada
motor sangkar tupai tiga fasa terbuat dari
lapisan – lapisan pelat baja beralur yang
didukung dalam rangka stator yang terbuat dari
besi tuang atau pelat baja yang dipabrikasi.
Lilitan – lilitan kumparan stator diletakkan
dalam alur stator yang terpisah 120 derajat
listrik. Lilitan fasa ini dapat tersambung dalam
hubungan delta ( Δ ) ataupun bintang ( Υ ).
Batang rotor dan cincin ujung motor sangkar
tupai yang lebih kecil adalah coran tembaga
atau aluminium dalam satu lempeng pada inti
rotor. Dalam motor yang lebih besar, batang
rotor tidak dicor melainkan dibenamkan ke
dalam alur rotor dan kemudian dilas dengan
kuat ke cincin ujung. Batang rotor motor
sangkar tupai tidak selalu ditempatkan paralel
terhadap poros motor tetapi kerapkali
dimiringkan. Hal ini akan menghasilkan torsi
yang lebih seragam dan juga mengurangi derau
dengung magnetik sewaktu motor sedang
berputar. Pada ujung cincin penutup dilekatkan
sirip yang berfungsi sebagai pendingin.
Rotor jenis rotor sangkar standar tidak
terisolasi, karena batangan membawa arus
yang besar pada tegangan rendah.
Gambar 1 Bagian-bagian rotor sangkar
2.2 MOTOR INDUKSI 3ϕ ROTOR BELITAN
(WOUND-ROTOR 3ϕ INDUCTION MOTOR )
Motor rotor belitan ( motor cincin slip )
berbeda dengan motor sangkar tupai dalam hal
konstruksi rotornya. Seperti namanya, rotor
dililit dengan lilitan terisolasi serupa dengan
lilitan stator. Lilitan fasa rotor dihubungkan
secara Υ dan masing – masing fasa ujung
terbuka yang dikeluarkan ke cincin slip yang
terpasang pada poros rotor. Pada motor ini,
cincin slip yang terhubung ke sebuah tahanan
variabel eksternal yang berfungsi membatasi
arus pengasutan dan yang bertanggung jawab
terhadap pemanasan rotor.
Gambar 2 Bagian-bagian rotor belitan
III. METODE STARTING MOTOR INDUKSI
TIGA FASA
Motor induksi tiga fasa tidak mengalami
masalah starting seperti pada motor sinkron.
Motor induksi dapat distarting langsung hanya
dengan menghubungkan dengan sumber
tegangan. Namun kadang-kadang untuk
pertimbangan yang lebih baik hal ini tidak
dilakukan. Sebagai contoh arus start yang
dihasilkan dapat menyebabkan tegangan „dip‟
pada sistem tenaga. Untuk motor induksi rotor
belitan, starting dapat dilakukan dengan
menambahkan tahanan pada belitan rotor
melalui cincin slip. Penambahan tahanan ini
tidak hanya menyebabkan torsi start
meningkat tetapi juga memperkecil arus start.
Untuk motor induksi tipe rotor sangkar,
starting motor induksi dapat dilakukan dengan
banyak cara tergantung pada daya nominal
motor dan tahanan efektif rotor saat motor
3
distart. Untuk menentukan arus rotor pada saat
starting, semua rotor sangkar saat ini
mempunyai code letter (agar tidak bingung
dengan desgn class motor) pada nameplatenya.
Code letter menentukan jumlah arus pada saat
start. Batas ini dinyatakan sebagai fungsi daya
kuda (hp). Tabel 1 adalah suatu tabel yang
berisi kVA/hp untuk setiap code letter. Untuk
menentukan arus start suatu motor induksi,
baca tegangan nominal daya motor (hp) dan
code letter dari nameplate. Kemudian daya
semu motor saat start dinyatakan sebagai
Sstart =(daya kuda nominal)(faktor code letter)
Dan arus start dapat ditentukan dengan rumus
Tabel 1 Tabel NEMA, kVA/hp untuk setiap
code letter
Ada bebrapa metode starting motor induksi
tiga fasa antara lain:
1. Starting langsung (direct on-line starting).
2. Starting Wye-Delta.
3. Starting dengan tahan rotor
4. Starting dengan penambahan tahanan stator.
5. Starting dengan Autotransformator
3.1 STARTING LANGSUNG
(DIRECT ON-LINE STARTING)
Ini adalah cara paling sederhana, dimana stator
di hubungkan langsung dengan sumber
tegangan. Start motor memiliki karakteristik
sendiri.
Gambar 3 Skema metode starting langsung
Ketika dinyalakan, motor bertindak seperti
suatu transfomator dengan sekundernya berupa
rotor belitan dengan tahanan yang kecil
dihubung singkat.
Ada arus induksi tinggi yang mengalir pada
rotor yang menyebabkan suatu arus puncak
pada sumber tegangan yaitu:
Arus start = 5 sampai 8 arus nominal.
Torsi start rata-rata adalah:
Torsi start = 0,5 sampai 1,5 torsi nominal.
Kendati keuntungannya (peralatan yang
sederhana, torsi start tinggi, kecepatan tinggi,
biaya rendah), start langsung hanya boleh
digunakan jika:
1. Motor dengan daya kecil
2. Mesin tidak harus mempercepat secara
perlahan-lahan atau memiliki suatu alat
yang membatasi guncangan saat start.
3. Torsi start tinggi tidak mempengaruhi kerja
mesin atau beban yang dikendalikan
4
3.2 STARTING DENGAN TAHANAN ROTOR
Metode Starting ini hanya dapat digunakan
pada motor dengan belitan rotor dapat
dihubungkan dengan tahanan luar melalui
cincin slip. Tipe motor tersebut tidak bisa
distart secara langsung (direct on-line) karena
arus puncak pada saat starting sangat besar.
Oleh karena itu motor distart dengan sebuah
tahanan variabel yang dihubungkan seri
dengan belitan rotor. Metode tersebut didisain
sedemikian rupa agar pada saat starting
terdapat tahanan maksimum pada rangkaian
rotor. Kemudian secara bertahap nilai tahanan
dikurangi sampai rangkaian rotor terhubung
singkat. Torsi start dengan metode ini adalah
sebanding dengan arus motor. Sehingga torsi
startnya adalah 1,5 kali torsi nominal dan arus
start adalah 6 kali arus beban penuh.
Starting dengan tahanan rotor ini, ideal untuk
beban dengan kelembaman tinggi yang distart
pada saat berbeban dimana arus puncak dari
sumber daya listrik dibatasi. Selanjutnya nilai
tahanan dan jumlah tahap dapat ditentukan
sesuai dengan karakteristik motor tersebut.
Gambar 4 Starting dengan tahanan rotor
3.3 STARTING WYE-DELTA
Sistem start ini hanya dapat digunakan pada
motor yang kedua ujung tiga belitan statornya
terhubung pada terminal. Belitan harus dibuat
sedemikian sehingga hubungan delta
memenuhi tegangan jala-jala: misalnya
tegangan tiga fasa 380 V mensuplay motor
dengan 380V delta dan 660V belitan wye.
Prinsipnya start motor belitan dihubungkan
wye pada sumber tegangan, yang membagi
tegangan jala-jala pada motor dengan
(contoh sebelumnya tegangan jala-jala pada
380V =660V / ).
Arus puncak start (SC) adalah dibagi :
SC = 1,5 sampai 2,6 RC (Rated Current).
Gambar 5 Starting wye-delta
Suatu motor 380V/660V hubungan wye pada
tegangan nominal 660V menarik arus kali
dari hubungan delta pada 380V. Dengn
hubungan wye pada tegangan 380V, arus
dibagi lagi, sehingga totalnya adalah 3.
Torsi Start (ST) adalah sebanding dengan
tegangan jala-jala, ini juga dibagi oleh 3:
ST = 0,2 sampai 0,5 RT (rated current).
Kecepatan motor stabil ketika motor dan
tahanan torsi beban seimbang, umumnya pada
75-85% dari kecepatan nominal. Kemudian
belitannya adalah hubungan delta dan motor
memulihkan karakteristiknya. Perubahan dari
hubungan wye ke hubungan delta diatur oleh
pengatur waktu (timer). Kontak delta menutup
pada 30 sampai 50 millidetik setelah kontak
wye membuka, untuk mencegah terjadinya
hubung singkat antar fasa kedua kontak tidak
boleh menutup secara bersamaan. Arus akan
terputus ketika kontak wye membuka dan
memulihkan ketika kontak delta menutup. Ada
suatu arus transien yang besar namun singkat
saat perpindahan ke delta, dalam kaitannya
dengan EMF dari motor. Starting wye-delta
sesuai untuk motor dengan torsi beban kecil
atau tanpa beban saat start (misalnya mesin
pemotong kayu)
5
3.4 STARTING DENGAN PENAMBAHAN
TAHANAN STATOR
Dengan sistem ini, motor distart dengan
menurunkan tegangan karena penambahan
tahanan secara seri terhadap belitan. Ketika
kecepatan stabil tahanan dilepas dan motor
dihubungkan langsung dengan jala-jala. Proses
ini biasanya diatur oleh suatu pengatur waktu
(timer). Metode starting ini tidak mengubah
belitan rotor, jadi kedua ujung masing-masing
belitan tidak memerlukan keluaran pada
terminal
Gambar 6 Starting dengan penambahan
tahanan stator
Nilai arus starting dan torsi starting ditentukan
oleh nilai tahanan yang digunakan. Secara
teknis, nilai arus starting adalah sekitar 4,5 kali
arus nominal, dan torsi starting mencapai 0,75
kali torsi nominal. Starting dengan
penambahan tahanan stator terutama lebih
tepat digunakan untuk aplikasi, seperti kipas
angin, dimana torsi beban meningkat sesuai
dengan kecepatan. Satu kerugian yang
mungkin adalah arus yang sangat besar pada
saat starting, namun hal ini dapat dikurangi
dengan cara memperbesar nilai tahanan.
IV. AUTOTRANSFORMATOR
4.1 DEFINISI AUTOTRANSFORMATOR
Autotransformator adalah suatu transformator
dimana lilitan primer dan sekundernya
dihubungkan secara listrik. Gambar 6
menunjukkan diagram hubungan
autotransformator. Jika transformator ini
digunakan sebagai penurun tegangan, seluruh
lilitan BC membentuk lilitan primer dan bagian
EC membentuk lilitan sekunder. Dengan kata
lain, bagian AC merupakan bagian bersama
antara primer dan sekunder.
Gambar 7 Skema Autotranformator
Untuk beberapa aplikasi yang memerlukan
banyak catu tegangan, digunakan
autotransformator yang lilitannya ditap pada
beberapa titik. Hubungan dari beberapa tap
dikeluarkan keterminal atau ke alat saklar yang
sesuai sehingga dapat dipilih beberapa
tegangan. Salah satu aplikasi autotransformator
adalah untuk starting motor induksi tiga fasa
yang mana tegangan yang dikenakan ke motor
dikurangi selama periode starting. Starting
dengan autotransformator mempunyai dua atau
tiga autotransformator untuk mengurangi
tegangan start. Jika digunakan dua
autotransformator, autotransformator
dihubungkan dengan hubungan open delta,
sementara tiga autotransformer akan
menghubungkan wye (bintang).
6
4.2 METODE STARTING DENGAN
AUTOTRANSFORMATOR
Metoda starting dengan autotransformator
adalah salah satu metode yang digunakan
untuk mengurangi tegangan pada stator saat
start, yang akan membatasi arus start . Metode
starting dengan autotransformator dapat
dijalankan dengan cara open- atau close-
transition. Starting dengan Autotransformator
disebut demikian karena autotransformator
digunakan dalam rangkaian tenaga untuk
mengurangi tegangan pada saat start. Dengan
mengurangi tegangan pada saat start , arus start
akan lebih rendah dari arus beban penuh jika
motor distart pada tegangan penuh. Setelah
waktu tunda (time delay) ditetapkan,
autotransformator akan dilepas dari rangkaian,
dan motor rotor sangkar sangkar akan
dijalankan pada tegangan penuh.
Autotransformator dilengkapi dengan tap agar
dapat dilakukan pemilihan 50%, 65%, atau
80% dari tegangan saluran sebagai tegangan
start dengan pengurangan arus saluran pencatu
yang sesuai. Karena kopel start bervariasi
menurut kuadrat tegangan yang di kenakan,
maka kopel yang dihasilkan bila menggunakan
tap-tap ini berturut-turut menjadi 25%, 42%,
dan 64% dari harga tegangan penuhnya. Oleh
sebab itu tap dapat dipilih agar sesuai dengan
kopel start yang diperlukan oleh motor yang
diberikan dan beban yang dikemudikan.
Pada gambar 8 menunjukan starter
menggunakan dua autotransformer yang
dihubungkan pada open delta. Penyederhanaan
diagram rangkaian pada starter tersebut
diberikan pada gambar 9. Dia memiliki dua
kontaktor A dan B. Kontaktor A memiliki lima
NO (Normally Open) kontak A dan satu No
kecil ontak Ax. Kontaktor ini hanya beroperasi
selama perode yang jelas ketika motor di mulai
(strating up).
Gambar 8 Autotranformator starter pengurang
tegangan 100 hp, 575 V, 60 Hz
Gambar 9 Diagram sederhana autotranformator
starter
Kontaktor B memiliki 3 kontak NO (Normally
Open). Kontaktor B melayani ketika motor
sedang bekerja.
Autotransformer ditetapkan pada tap 65
persen. Relay time-delay RT memiliki tiga
kontak RT1,RT2,RT3. Kontak RT1 dihubung
paralel dengan start button yang menutup
segera setelah koil RT dienergized. Dua kontak
lainnya RT2, RT3 beroperasi setelah delay
yang tergantung pada pengaturan relay RT.
Kontaktor A dan B secara mekanik di
interlocked untuk mencegah dari penutupan
secara serentak.
Kontaktor A menutup segera setelah start
button ditekan kembali. Hal ini mengeksitasi
autotransformer dan mengurangi tegangan
yang timbul diterminal motor. Beberapa detik
kemudian, kontak RT2 yang dihubung seri
dengan kumparan A terbuka, menyebabkan
7
kontaktor A untuk membuka. Pada waktu yang
sama, kontak RT3 menyebabkan kontaktor B
menutup. Sehingga, kontaktor A keluar, diikuti
hampir seketika dengan penutupan kontaktor
B. Aksi ini menerapkan tegangan penuh pada
motor dan memutuskan secara serentak
autotransformer dari saluran.
Dalam pemindahan dari kontaktor A ke
kontaktor B, motor diputuskan dari saluran
untuk sedikit waktu. Ini menghasilkan
permasalahan karena ketika kontaktor B
menutup, arus transien yang besar ditarik dari
saluran. Surja transien ini berpengaruh besar
pada kontak dan juga menghasilkan kejut
mekanik. Untuk alasan ini, terkadang
menerapkan rangkaian yang terperinci dimana
motor tidak pernah terputus sama sekali dari
saluran.
Gambar 10 dan 11 membandingkan torsi dan
arus saluran ketika autotransformer starting (3)
dan resistansi strating (2) digunakan. Tegangan
locked-rotor pada tiap kasus ialah 0.65 pu.
Perlu dicatat bahwa torsi locked-rotor ialah
identik, tapi arus saluran locked-rotor ialah
jauh lebih rendah menggunakan
autotransformer (2.7 terhadap 4.2 pu).
Namun, ketika rotor mencapai sekitar 90
persen dari kecepatan sinkron, starting
resistansi menghasilkan torsi yang lebih tinggi
karena tegangan terminal ialah sedikit lebih
tinggi daripada nilai 65 persen yang terdapat
pada saat start up. Disisi lain, arus saluran pada
semua kecepatan ialah lebih kecil ketika
menggunakan autotransformer.
Karena autotransformer beroperasi untuk tiap
periode singkat, mereka dapat di belitkan
dengan kawat yang jauh lebih sedikit. Hal ini
dapat mengurangi secara drastis ukuran,berat
dan biaya dari komponen tersebut
Gambar 10 Kurva torsi-kecepatan dengan
pengurangan tegangan (0.65 pu) dari motor
induksi 3 fasa sangkar tupai : (2) starting
resistansi; (3) starting autotransformer
Gambar 11 Kurva arus-kecepatan dengan
pengurangan tegangan (0.65 pu) dari motor
induksi 3 fasa sangkar tupai : (2) starting
resistansi; (3) starting autotransformer
Tabel 2 Perbandingan metode starting motor
8
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan materi pada makalah ini, maka
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Metode starting wye-delta memberikan
permasalahan kualitas daya yang lebih
kecil daripada metode starting
langsung (direct on-line) dan starting
autotransformer untuk daya motor
yang rendah kurang dari 3 hp atau 2,2
kW
2. Untuk perbandingan daya keluaran
pada motor perbandingan metode
langsung (direct on-line),
autotransformer dan wye-delta tidak
selalu sesuai berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan.
3. Salah satu cara untuk mengurangi
tegangan terminal ke motor adalah
dengan menurunkannya dengan
menggunakan trafo. Kemudian, ketika
motor telah mencapai percepatan yang
mendekati kecepatan maksimum,
tegangan yang telah diturunkan akan
dikembalikan lagi ke normal. Kondisi
starting motor bergantung pada posisi
tapping pada belitan trafo.
4. Starting motor induksi dapat
dihubungkan secara langsung (d.o.l.).
Ketika motor dengan kapasitas yang
sangat besar di-start dengan direct-on-
line, tegangan sistem akan terganggu
(terjadi voltage dip pada jaringan
suplai) karena adanya arus starting
yang besar. Gangguan tegangan ini
dapat menyebabkan kerusakan pada
peralatan elektronis yang lain yang
terhubung dengan sumber
5. Pada metode starting wye-delta saat
posisi start, belitan terhubung
bintang/star, sedangkan pada posisi
running belitan terhubung delta.
Tegangan yang melewati masing-
masing fase belitan pada posisi start
bintang adalah 58 % atau 1/ dari
tegangan hubungan delta, dengan
konsekuensi arus yang mengalir
berkurang saat starting.
6. Pada metode starting resistor seri.
Dapat dikatakan bahwa untuk
membatasi arus yang dibangkitkan,
resistor menambah impedans pada
rangkaian AC yang sebanding dengan
nilai induktans dan frekuensi yang
digunakan. Jatuh tegangan pada
saluran mungkin bisa lebih kecil
karena pengasutan dengan resistor
mempunyai faktor daya yang lebih
baik.
9
DAFTAR PUSTAKA
1. Chapman Stephen J, “Elektric Machinery
Fundamentals” Fourth Edition Mc
Graw Hill Companies, New York,2005.
2. Fitzgerald, A.E, Charles Kingsley, Jr.,
Stephen D. Umans, “Mesin-Mesin
Listrik”, Edisi Keempat, Erlangga,
Jakarta,1984.
3. Frank, D. Petruzella. Industrial
Electronics. New York: McGraw-Hill
Book Company,1984. p. 246
4. McPherson, George “An Introduction To
Electrical Mechines And
Transformers”, Jhon Wiley & sons, Inc,
Canada, 1981.
5. Proceedings of the International
MultiConference of Engineers and
Computer Scientists 2009 Vol II
IMECS 2009, March 18 - 20, 2009, Hong
Kong
6. Smeaton, Robert, W. Motor Application
and Maintenance Handbook.New York:
McGraw-Hill Book Company, 1984. p.
265
7. Theodore Wildi, Electrical Machines,
Drives andPower Systems 3rd,Prentice
Hall Inc, New Jersey,1997.
8. Theraja, B.L, ”A Text-Book Of Electrical
Technology”, Nurja Construction &
Development, New Delhi, 1989.
BIOGRAFI
Oktarico Susilatama P,
NIM 21060110141053,
lahir di kendal, 22 Oktober
1992, menempuh
pendidikan di SMPN 1
Semarang, SMAN 3
Semarang. Dan sekarang
sedang menempuh S1 di
Teknik Elektro Universitas Diponegoro.

More Related Content

What's hot

Chapter electric motors (bahasa indonesia)
Chapter   electric motors (bahasa indonesia)Chapter   electric motors (bahasa indonesia)
Chapter electric motors (bahasa indonesia)
kurniapw
 
Lab 4 forward reverse
Lab 4 forward reverseLab 4 forward reverse
Lab 4 forward reverse
Azmeer Reemza
 
Teori motor-induksi
Teori motor-induksiTeori motor-induksi
Teori motor-induksi
Nemo Galau
 
MOTOR ELEKTRIK AT & AU FASA TUNGGAL
MOTOR ELEKTRIK AT & AU FASA TUNGGALMOTOR ELEKTRIK AT & AU FASA TUNGGAL
MOTOR ELEKTRIK AT & AU FASA TUNGGAL
MUQRI MUQRI
 
Lporan mtor starter
Lporan mtor starterLporan mtor starter
Lporan mtor starter
Andin Oke
 
Presentasi motor-motor listrik
Presentasi motor-motor listrikPresentasi motor-motor listrik
Presentasi motor-motor listrik
Hastuti ELINS
 

What's hot (19)

Motor Listrik
Motor ListrikMotor Listrik
Motor Listrik
 
Chapter electric motors (bahasa indonesia)
Chapter   electric motors (bahasa indonesia)Chapter   electric motors (bahasa indonesia)
Chapter electric motors (bahasa indonesia)
 
Upload5
Upload5Upload5
Upload5
 
6 motor-induksi
6 motor-induksi6 motor-induksi
6 motor-induksi
 
Lab 4 forward reverse
Lab 4 forward reverseLab 4 forward reverse
Lab 4 forward reverse
 
Penyebab Kerusakan Motor Listrik
Penyebab Kerusakan Motor ListrikPenyebab Kerusakan Motor Listrik
Penyebab Kerusakan Motor Listrik
 
Teori motor-induksi
Teori motor-induksiTeori motor-induksi
Teori motor-induksi
 
Upload1
Upload1Upload1
Upload1
 
Resume motor sinkron
Resume motor sinkronResume motor sinkron
Resume motor sinkron
 
MOTOR ELEKTRIK AT & AU FASA TUNGGAL
MOTOR ELEKTRIK AT & AU FASA TUNGGALMOTOR ELEKTRIK AT & AU FASA TUNGGAL
MOTOR ELEKTRIK AT & AU FASA TUNGGAL
 
Sandi setya wibowo tugas motor ac
Sandi setya wibowo tugas motor acSandi setya wibowo tugas motor ac
Sandi setya wibowo tugas motor ac
 
Teori dasar motor AC
Teori dasar motor ACTeori dasar motor AC
Teori dasar motor AC
 
Lporan mtor starter
Lporan mtor starterLporan mtor starter
Lporan mtor starter
 
Komponen dalam litar kawalan
Komponen dalam litar kawalanKomponen dalam litar kawalan
Komponen dalam litar kawalan
 
1
11
1
 
Presentasi motor-motor listrik
Presentasi motor-motor listrikPresentasi motor-motor listrik
Presentasi motor-motor listrik
 
Slide pertemuan 10
Slide pertemuan 10Slide pertemuan 10
Slide pertemuan 10
 
Motor listrik
Motor listrikMotor listrik
Motor listrik
 
Presentation motor ac. revisi
Presentation motor ac. revisiPresentation motor ac. revisi
Presentation motor ac. revisi
 

Similar to Ieee mesin listrik 2 oktarico susilatama pp 21060110141053

Lporan mtor starter
Lporan mtor starterLporan mtor starter
Lporan mtor starter
Andin Oke
 
Slide Three phase motor starter new.pptx
Slide Three phase motor starter new.pptxSlide Three phase motor starter new.pptx
Slide Three phase motor starter new.pptx
Vedyxn
 
Otomotif jurusan teknik kendaraan ringan
Otomotif jurusan teknik kendaraan ringanOtomotif jurusan teknik kendaraan ringan
Otomotif jurusan teknik kendaraan ringan
WayanSantosa1
 

Similar to Ieee mesin listrik 2 oktarico susilatama pp 21060110141053 (20)

Lporan mtor starter
Lporan mtor starterLporan mtor starter
Lporan mtor starter
 
Slide Three phase motor starter new.pptx
Slide Three phase motor starter new.pptxSlide Three phase motor starter new.pptx
Slide Three phase motor starter new.pptx
 
Sistem pengisian
Sistem pengisianSistem pengisian
Sistem pengisian
 
Generator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan MagnetGenerator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan Magnet
 
IEEE pml oktarico susilatama pp 21060110141053
IEEE pml oktarico susilatama pp 21060110141053IEEE pml oktarico susilatama pp 21060110141053
IEEE pml oktarico susilatama pp 21060110141053
 
Auto trafo
Auto trafoAuto trafo
Auto trafo
 
Lab 5 star delta
Lab 5 star deltaLab 5 star delta
Lab 5 star delta
 
Upload2
Upload2Upload2
Upload2
 
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi
Teknik Tenaga Listrik_Mesin InduksiTeknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi
 
mude.pdf
mude.pdfmude.pdf
mude.pdf
 
Modul praktikumprestasimotorinduksi2014
Modul praktikumprestasimotorinduksi2014Modul praktikumprestasimotorinduksi2014
Modul praktikumprestasimotorinduksi2014
 
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptxTeknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
 
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptxTeknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
 
Motor ac
Motor acMotor ac
Motor ac
 
Makalah ttl sapri
Makalah ttl sapriMakalah ttl sapri
Makalah ttl sapri
 
Tugas TTL motor ac paralel
Tugas TTL motor ac paralelTugas TTL motor ac paralel
Tugas TTL motor ac paralel
 
Otomotif jurusan teknik kendaraan ringan
Otomotif jurusan teknik kendaraan ringanOtomotif jurusan teknik kendaraan ringan
Otomotif jurusan teknik kendaraan ringan
 
Tugas teknik tenaga listrik motor ac
Tugas teknik tenaga listrik motor acTugas teknik tenaga listrik motor ac
Tugas teknik tenaga listrik motor ac
 
Teknik tenaga listrik
Teknik tenaga listrikTeknik tenaga listrik
Teknik tenaga listrik
 
Pengaturan pemakaian energi pada motor listrik
Pengaturan pemakaian energi pada motor listrikPengaturan pemakaian energi pada motor listrik
Pengaturan pemakaian energi pada motor listrik
 

Ieee mesin listrik 2 oktarico susilatama pp 21060110141053

  • 1. 1 Makalah Mata Kuliah Mesin Listrik II METODE STARTING PADA MOTOR INDUKSI 3 FASA SANGKAR TUPAI (SQUIRREL-CAGE 3 PHASE INDUCTION MOTOR) Oktarico Susilatama PP (21060110141053) oktaricopradana@yahoo.co.id Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstrak - Motor induksi tiga fasa merupakan motor arus bolak-balik yang paling banyak digunakan di perindustrian karena memiliki beberapa keuntungan antara lain motor ini sederhana, murah dan mudah pemeliharaannya. Selain itu motor induksi mempunyai efisiensi yang baik dan putaran konstan untuk setiap perubahan beban. Starting motor induksi tiga fasa tidak memiliki permasalahan yang cukup besar seperti pada motor sinkron. Pada dasarnya motor induksi daya kecil dapat distart langsung hanya dengan menghubungkan dengan sumber tegangan. Namun untuk motor induksi yang besar hal ini tidak dapat dilakukan, hal ini terjadi karena arus start yang relatif besar yaitu 5 sampai 7 kali arus nominal. Pada saat motor induksi dalam keadaan start, frekuensi rotor dan reaktansinya tinggi yaitu dengan slip 100%. Jadi dalam rangkaian rotor yang sangat reaktif, arus rotor tertinggal ggl rotor dengan sudut yang besar. Hal ini berarti bahwa aliran arus maksimum terjadi dalam konduktor rotor pada suatu waktu setelah kerapatan fluks maksimum stator melewati konduktor. Hal ini menghasilkan arus start yang tinggi pada faktor daya rendah yang menghasilkan kopel start yang rendah. Jika rotor melakukan percepatan berarti reaktansi rotor berkurang sehingga menyebabkan kopel naik sampai ke harga maksimumnya. Jika motor mempercepat lebih lanjut, maka kopel turun sampai ke harga yang diperlukan untuk memutar beban pada motor pada kecepatan konstan. Secara umum motor induksi dapat distartkan baik dengan menghubungkan motor secara langsung ke rangkaian pencatu ataupun dengan menggunakan tegangan yang telah dikurangi ke motor selama periode start. Pengendali yang digunakan untuk menstart motor pada kedua metode di atas dapat dioperasikan baik secara manual ataupun secara magnetik. Beban yang terdapat di dalam sistem selama motor dalam keadaan start berpengaruh pada tegangan di sistem. Salah satu cara untuk mengurangi arus start yang besar pada motor induksi adalah dengan menggunakan autotransformator pada saat start. Dengan demikian arus start dapat dikurangi menjadi 1,7 sampai 4 kali arus nominal Kata kunci : autotransformer starting, squirrel- cage induction motor I PENDAHULUAN Pada motor induksi terdapat beraneka ragam macam bentuk starting. Metode starting tersebut dibagi menjadi metode starting pada squirrel cage motor dan metode starting pada wound motor, tapi yang dibahas disini hanya metode starting pada squirrel cage motor. Motor induksi secara umum dapat distarting dengan menghubungkan motor secara langsung ke jala-jala ataupun dengan mengatur tegangan input pada motor tersebut. Bila motor induksi saat dihidupkan secara langsung akan menarik arus yang cukup besar. Arus mula yang besar ini dapat mengakibatkan drop tegangan pada saluran sehingga akan mengganggu peralatan lain yang dihubungkan pada saluran yang sama Salah satu cara untuk mengurangi arus start yang besar pada motor induksi adalah dengan menggunakan autotransformator pada saat start. Dengan demikian arus start dapat dikurangi menjadi 1,7 sampai 4 kali arus nominal
  • 2. 2 II. MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 MOTOR INDUKSI 3ϕ SANGKAR TUPAI (SQUIRREL-CAGE 3ϕ INDUCTION MOTOR) Penampang motor sangkar tupai memiliki konstruksi yang sederhana. Inti stator pada motor sangkar tupai tiga fasa terbuat dari lapisan – lapisan pelat baja beralur yang didukung dalam rangka stator yang terbuat dari besi tuang atau pelat baja yang dipabrikasi. Lilitan – lilitan kumparan stator diletakkan dalam alur stator yang terpisah 120 derajat listrik. Lilitan fasa ini dapat tersambung dalam hubungan delta ( Δ ) ataupun bintang ( Υ ). Batang rotor dan cincin ujung motor sangkar tupai yang lebih kecil adalah coran tembaga atau aluminium dalam satu lempeng pada inti rotor. Dalam motor yang lebih besar, batang rotor tidak dicor melainkan dibenamkan ke dalam alur rotor dan kemudian dilas dengan kuat ke cincin ujung. Batang rotor motor sangkar tupai tidak selalu ditempatkan paralel terhadap poros motor tetapi kerapkali dimiringkan. Hal ini akan menghasilkan torsi yang lebih seragam dan juga mengurangi derau dengung magnetik sewaktu motor sedang berputar. Pada ujung cincin penutup dilekatkan sirip yang berfungsi sebagai pendingin. Rotor jenis rotor sangkar standar tidak terisolasi, karena batangan membawa arus yang besar pada tegangan rendah. Gambar 1 Bagian-bagian rotor sangkar 2.2 MOTOR INDUKSI 3ϕ ROTOR BELITAN (WOUND-ROTOR 3ϕ INDUCTION MOTOR ) Motor rotor belitan ( motor cincin slip ) berbeda dengan motor sangkar tupai dalam hal konstruksi rotornya. Seperti namanya, rotor dililit dengan lilitan terisolasi serupa dengan lilitan stator. Lilitan fasa rotor dihubungkan secara Υ dan masing – masing fasa ujung terbuka yang dikeluarkan ke cincin slip yang terpasang pada poros rotor. Pada motor ini, cincin slip yang terhubung ke sebuah tahanan variabel eksternal yang berfungsi membatasi arus pengasutan dan yang bertanggung jawab terhadap pemanasan rotor. Gambar 2 Bagian-bagian rotor belitan III. METODE STARTING MOTOR INDUKSI TIGA FASA Motor induksi tiga fasa tidak mengalami masalah starting seperti pada motor sinkron. Motor induksi dapat distarting langsung hanya dengan menghubungkan dengan sumber tegangan. Namun kadang-kadang untuk pertimbangan yang lebih baik hal ini tidak dilakukan. Sebagai contoh arus start yang dihasilkan dapat menyebabkan tegangan „dip‟ pada sistem tenaga. Untuk motor induksi rotor belitan, starting dapat dilakukan dengan menambahkan tahanan pada belitan rotor melalui cincin slip. Penambahan tahanan ini tidak hanya menyebabkan torsi start meningkat tetapi juga memperkecil arus start. Untuk motor induksi tipe rotor sangkar, starting motor induksi dapat dilakukan dengan banyak cara tergantung pada daya nominal motor dan tahanan efektif rotor saat motor
  • 3. 3 distart. Untuk menentukan arus rotor pada saat starting, semua rotor sangkar saat ini mempunyai code letter (agar tidak bingung dengan desgn class motor) pada nameplatenya. Code letter menentukan jumlah arus pada saat start. Batas ini dinyatakan sebagai fungsi daya kuda (hp). Tabel 1 adalah suatu tabel yang berisi kVA/hp untuk setiap code letter. Untuk menentukan arus start suatu motor induksi, baca tegangan nominal daya motor (hp) dan code letter dari nameplate. Kemudian daya semu motor saat start dinyatakan sebagai Sstart =(daya kuda nominal)(faktor code letter) Dan arus start dapat ditentukan dengan rumus Tabel 1 Tabel NEMA, kVA/hp untuk setiap code letter Ada bebrapa metode starting motor induksi tiga fasa antara lain: 1. Starting langsung (direct on-line starting). 2. Starting Wye-Delta. 3. Starting dengan tahan rotor 4. Starting dengan penambahan tahanan stator. 5. Starting dengan Autotransformator 3.1 STARTING LANGSUNG (DIRECT ON-LINE STARTING) Ini adalah cara paling sederhana, dimana stator di hubungkan langsung dengan sumber tegangan. Start motor memiliki karakteristik sendiri. Gambar 3 Skema metode starting langsung Ketika dinyalakan, motor bertindak seperti suatu transfomator dengan sekundernya berupa rotor belitan dengan tahanan yang kecil dihubung singkat. Ada arus induksi tinggi yang mengalir pada rotor yang menyebabkan suatu arus puncak pada sumber tegangan yaitu: Arus start = 5 sampai 8 arus nominal. Torsi start rata-rata adalah: Torsi start = 0,5 sampai 1,5 torsi nominal. Kendati keuntungannya (peralatan yang sederhana, torsi start tinggi, kecepatan tinggi, biaya rendah), start langsung hanya boleh digunakan jika: 1. Motor dengan daya kecil 2. Mesin tidak harus mempercepat secara perlahan-lahan atau memiliki suatu alat yang membatasi guncangan saat start. 3. Torsi start tinggi tidak mempengaruhi kerja mesin atau beban yang dikendalikan
  • 4. 4 3.2 STARTING DENGAN TAHANAN ROTOR Metode Starting ini hanya dapat digunakan pada motor dengan belitan rotor dapat dihubungkan dengan tahanan luar melalui cincin slip. Tipe motor tersebut tidak bisa distart secara langsung (direct on-line) karena arus puncak pada saat starting sangat besar. Oleh karena itu motor distart dengan sebuah tahanan variabel yang dihubungkan seri dengan belitan rotor. Metode tersebut didisain sedemikian rupa agar pada saat starting terdapat tahanan maksimum pada rangkaian rotor. Kemudian secara bertahap nilai tahanan dikurangi sampai rangkaian rotor terhubung singkat. Torsi start dengan metode ini adalah sebanding dengan arus motor. Sehingga torsi startnya adalah 1,5 kali torsi nominal dan arus start adalah 6 kali arus beban penuh. Starting dengan tahanan rotor ini, ideal untuk beban dengan kelembaman tinggi yang distart pada saat berbeban dimana arus puncak dari sumber daya listrik dibatasi. Selanjutnya nilai tahanan dan jumlah tahap dapat ditentukan sesuai dengan karakteristik motor tersebut. Gambar 4 Starting dengan tahanan rotor 3.3 STARTING WYE-DELTA Sistem start ini hanya dapat digunakan pada motor yang kedua ujung tiga belitan statornya terhubung pada terminal. Belitan harus dibuat sedemikian sehingga hubungan delta memenuhi tegangan jala-jala: misalnya tegangan tiga fasa 380 V mensuplay motor dengan 380V delta dan 660V belitan wye. Prinsipnya start motor belitan dihubungkan wye pada sumber tegangan, yang membagi tegangan jala-jala pada motor dengan (contoh sebelumnya tegangan jala-jala pada 380V =660V / ). Arus puncak start (SC) adalah dibagi : SC = 1,5 sampai 2,6 RC (Rated Current). Gambar 5 Starting wye-delta Suatu motor 380V/660V hubungan wye pada tegangan nominal 660V menarik arus kali dari hubungan delta pada 380V. Dengn hubungan wye pada tegangan 380V, arus dibagi lagi, sehingga totalnya adalah 3. Torsi Start (ST) adalah sebanding dengan tegangan jala-jala, ini juga dibagi oleh 3: ST = 0,2 sampai 0,5 RT (rated current). Kecepatan motor stabil ketika motor dan tahanan torsi beban seimbang, umumnya pada 75-85% dari kecepatan nominal. Kemudian belitannya adalah hubungan delta dan motor memulihkan karakteristiknya. Perubahan dari hubungan wye ke hubungan delta diatur oleh pengatur waktu (timer). Kontak delta menutup pada 30 sampai 50 millidetik setelah kontak wye membuka, untuk mencegah terjadinya hubung singkat antar fasa kedua kontak tidak boleh menutup secara bersamaan. Arus akan terputus ketika kontak wye membuka dan memulihkan ketika kontak delta menutup. Ada suatu arus transien yang besar namun singkat saat perpindahan ke delta, dalam kaitannya dengan EMF dari motor. Starting wye-delta sesuai untuk motor dengan torsi beban kecil atau tanpa beban saat start (misalnya mesin pemotong kayu)
  • 5. 5 3.4 STARTING DENGAN PENAMBAHAN TAHANAN STATOR Dengan sistem ini, motor distart dengan menurunkan tegangan karena penambahan tahanan secara seri terhadap belitan. Ketika kecepatan stabil tahanan dilepas dan motor dihubungkan langsung dengan jala-jala. Proses ini biasanya diatur oleh suatu pengatur waktu (timer). Metode starting ini tidak mengubah belitan rotor, jadi kedua ujung masing-masing belitan tidak memerlukan keluaran pada terminal Gambar 6 Starting dengan penambahan tahanan stator Nilai arus starting dan torsi starting ditentukan oleh nilai tahanan yang digunakan. Secara teknis, nilai arus starting adalah sekitar 4,5 kali arus nominal, dan torsi starting mencapai 0,75 kali torsi nominal. Starting dengan penambahan tahanan stator terutama lebih tepat digunakan untuk aplikasi, seperti kipas angin, dimana torsi beban meningkat sesuai dengan kecepatan. Satu kerugian yang mungkin adalah arus yang sangat besar pada saat starting, namun hal ini dapat dikurangi dengan cara memperbesar nilai tahanan. IV. AUTOTRANSFORMATOR 4.1 DEFINISI AUTOTRANSFORMATOR Autotransformator adalah suatu transformator dimana lilitan primer dan sekundernya dihubungkan secara listrik. Gambar 6 menunjukkan diagram hubungan autotransformator. Jika transformator ini digunakan sebagai penurun tegangan, seluruh lilitan BC membentuk lilitan primer dan bagian EC membentuk lilitan sekunder. Dengan kata lain, bagian AC merupakan bagian bersama antara primer dan sekunder. Gambar 7 Skema Autotranformator Untuk beberapa aplikasi yang memerlukan banyak catu tegangan, digunakan autotransformator yang lilitannya ditap pada beberapa titik. Hubungan dari beberapa tap dikeluarkan keterminal atau ke alat saklar yang sesuai sehingga dapat dipilih beberapa tegangan. Salah satu aplikasi autotransformator adalah untuk starting motor induksi tiga fasa yang mana tegangan yang dikenakan ke motor dikurangi selama periode starting. Starting dengan autotransformator mempunyai dua atau tiga autotransformator untuk mengurangi tegangan start. Jika digunakan dua autotransformator, autotransformator dihubungkan dengan hubungan open delta, sementara tiga autotransformer akan menghubungkan wye (bintang).
  • 6. 6 4.2 METODE STARTING DENGAN AUTOTRANSFORMATOR Metoda starting dengan autotransformator adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengurangi tegangan pada stator saat start, yang akan membatasi arus start . Metode starting dengan autotransformator dapat dijalankan dengan cara open- atau close- transition. Starting dengan Autotransformator disebut demikian karena autotransformator digunakan dalam rangkaian tenaga untuk mengurangi tegangan pada saat start. Dengan mengurangi tegangan pada saat start , arus start akan lebih rendah dari arus beban penuh jika motor distart pada tegangan penuh. Setelah waktu tunda (time delay) ditetapkan, autotransformator akan dilepas dari rangkaian, dan motor rotor sangkar sangkar akan dijalankan pada tegangan penuh. Autotransformator dilengkapi dengan tap agar dapat dilakukan pemilihan 50%, 65%, atau 80% dari tegangan saluran sebagai tegangan start dengan pengurangan arus saluran pencatu yang sesuai. Karena kopel start bervariasi menurut kuadrat tegangan yang di kenakan, maka kopel yang dihasilkan bila menggunakan tap-tap ini berturut-turut menjadi 25%, 42%, dan 64% dari harga tegangan penuhnya. Oleh sebab itu tap dapat dipilih agar sesuai dengan kopel start yang diperlukan oleh motor yang diberikan dan beban yang dikemudikan. Pada gambar 8 menunjukan starter menggunakan dua autotransformer yang dihubungkan pada open delta. Penyederhanaan diagram rangkaian pada starter tersebut diberikan pada gambar 9. Dia memiliki dua kontaktor A dan B. Kontaktor A memiliki lima NO (Normally Open) kontak A dan satu No kecil ontak Ax. Kontaktor ini hanya beroperasi selama perode yang jelas ketika motor di mulai (strating up). Gambar 8 Autotranformator starter pengurang tegangan 100 hp, 575 V, 60 Hz Gambar 9 Diagram sederhana autotranformator starter Kontaktor B memiliki 3 kontak NO (Normally Open). Kontaktor B melayani ketika motor sedang bekerja. Autotransformer ditetapkan pada tap 65 persen. Relay time-delay RT memiliki tiga kontak RT1,RT2,RT3. Kontak RT1 dihubung paralel dengan start button yang menutup segera setelah koil RT dienergized. Dua kontak lainnya RT2, RT3 beroperasi setelah delay yang tergantung pada pengaturan relay RT. Kontaktor A dan B secara mekanik di interlocked untuk mencegah dari penutupan secara serentak. Kontaktor A menutup segera setelah start button ditekan kembali. Hal ini mengeksitasi autotransformer dan mengurangi tegangan yang timbul diterminal motor. Beberapa detik kemudian, kontak RT2 yang dihubung seri dengan kumparan A terbuka, menyebabkan
  • 7. 7 kontaktor A untuk membuka. Pada waktu yang sama, kontak RT3 menyebabkan kontaktor B menutup. Sehingga, kontaktor A keluar, diikuti hampir seketika dengan penutupan kontaktor B. Aksi ini menerapkan tegangan penuh pada motor dan memutuskan secara serentak autotransformer dari saluran. Dalam pemindahan dari kontaktor A ke kontaktor B, motor diputuskan dari saluran untuk sedikit waktu. Ini menghasilkan permasalahan karena ketika kontaktor B menutup, arus transien yang besar ditarik dari saluran. Surja transien ini berpengaruh besar pada kontak dan juga menghasilkan kejut mekanik. Untuk alasan ini, terkadang menerapkan rangkaian yang terperinci dimana motor tidak pernah terputus sama sekali dari saluran. Gambar 10 dan 11 membandingkan torsi dan arus saluran ketika autotransformer starting (3) dan resistansi strating (2) digunakan. Tegangan locked-rotor pada tiap kasus ialah 0.65 pu. Perlu dicatat bahwa torsi locked-rotor ialah identik, tapi arus saluran locked-rotor ialah jauh lebih rendah menggunakan autotransformer (2.7 terhadap 4.2 pu). Namun, ketika rotor mencapai sekitar 90 persen dari kecepatan sinkron, starting resistansi menghasilkan torsi yang lebih tinggi karena tegangan terminal ialah sedikit lebih tinggi daripada nilai 65 persen yang terdapat pada saat start up. Disisi lain, arus saluran pada semua kecepatan ialah lebih kecil ketika menggunakan autotransformer. Karena autotransformer beroperasi untuk tiap periode singkat, mereka dapat di belitkan dengan kawat yang jauh lebih sedikit. Hal ini dapat mengurangi secara drastis ukuran,berat dan biaya dari komponen tersebut Gambar 10 Kurva torsi-kecepatan dengan pengurangan tegangan (0.65 pu) dari motor induksi 3 fasa sangkar tupai : (2) starting resistansi; (3) starting autotransformer Gambar 11 Kurva arus-kecepatan dengan pengurangan tegangan (0.65 pu) dari motor induksi 3 fasa sangkar tupai : (2) starting resistansi; (3) starting autotransformer Tabel 2 Perbandingan metode starting motor
  • 8. 8 VI. KESIMPULAN Berdasarkan materi pada makalah ini, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Metode starting wye-delta memberikan permasalahan kualitas daya yang lebih kecil daripada metode starting langsung (direct on-line) dan starting autotransformer untuk daya motor yang rendah kurang dari 3 hp atau 2,2 kW 2. Untuk perbandingan daya keluaran pada motor perbandingan metode langsung (direct on-line), autotransformer dan wye-delta tidak selalu sesuai berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. 3. Salah satu cara untuk mengurangi tegangan terminal ke motor adalah dengan menurunkannya dengan menggunakan trafo. Kemudian, ketika motor telah mencapai percepatan yang mendekati kecepatan maksimum, tegangan yang telah diturunkan akan dikembalikan lagi ke normal. Kondisi starting motor bergantung pada posisi tapping pada belitan trafo. 4. Starting motor induksi dapat dihubungkan secara langsung (d.o.l.). Ketika motor dengan kapasitas yang sangat besar di-start dengan direct-on- line, tegangan sistem akan terganggu (terjadi voltage dip pada jaringan suplai) karena adanya arus starting yang besar. Gangguan tegangan ini dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan elektronis yang lain yang terhubung dengan sumber 5. Pada metode starting wye-delta saat posisi start, belitan terhubung bintang/star, sedangkan pada posisi running belitan terhubung delta. Tegangan yang melewati masing- masing fase belitan pada posisi start bintang adalah 58 % atau 1/ dari tegangan hubungan delta, dengan konsekuensi arus yang mengalir berkurang saat starting. 6. Pada metode starting resistor seri. Dapat dikatakan bahwa untuk membatasi arus yang dibangkitkan, resistor menambah impedans pada rangkaian AC yang sebanding dengan nilai induktans dan frekuensi yang digunakan. Jatuh tegangan pada saluran mungkin bisa lebih kecil karena pengasutan dengan resistor mempunyai faktor daya yang lebih baik.
  • 9. 9 DAFTAR PUSTAKA 1. Chapman Stephen J, “Elektric Machinery Fundamentals” Fourth Edition Mc Graw Hill Companies, New York,2005. 2. Fitzgerald, A.E, Charles Kingsley, Jr., Stephen D. Umans, “Mesin-Mesin Listrik”, Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta,1984. 3. Frank, D. Petruzella. Industrial Electronics. New York: McGraw-Hill Book Company,1984. p. 246 4. McPherson, George “An Introduction To Electrical Mechines And Transformers”, Jhon Wiley & sons, Inc, Canada, 1981. 5. Proceedings of the International MultiConference of Engineers and Computer Scientists 2009 Vol II IMECS 2009, March 18 - 20, 2009, Hong Kong 6. Smeaton, Robert, W. Motor Application and Maintenance Handbook.New York: McGraw-Hill Book Company, 1984. p. 265 7. Theodore Wildi, Electrical Machines, Drives andPower Systems 3rd,Prentice Hall Inc, New Jersey,1997. 8. Theraja, B.L, ”A Text-Book Of Electrical Technology”, Nurja Construction & Development, New Delhi, 1989. BIOGRAFI Oktarico Susilatama P, NIM 21060110141053, lahir di kendal, 22 Oktober 1992, menempuh pendidikan di SMPN 1 Semarang, SMAN 3 Semarang. Dan sekarang sedang menempuh S1 di Teknik Elektro Universitas Diponegoro.