SlideShare a Scribd company logo
1 of 73
Download to read offline
1
2
3
BUKU
4
DASAR KOMUNIKASI
“Peranan Cinema Spots (Film Pendek) dalam
Pengembangan Tanamana Komoditi Lidah Buaya”
(Sebagai Tugas Akhir Matakuliah Dasar Komunikasi
2015)
Disusun oleh:
Nama :Tirta Yoga
NIM :135040101111294
Kelas : L
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
5
MALANG
6
Pengantar
Penulis
Pada hakikatnya Cinema Spots (film pendek) bukan
merupakan reduksi dari film dengan cerita panjang atau
sebagai wahana pelatihan bagi pemula yang baru masuk
kedunia perfilman. Film pendek memiliki ciri/karakteristik
sendiri yang membuatnya berbeda dengan film cerita panjang.
Proses komunikasi massa pada intinya ialah proses
penyampaian pesan dari komuikator kepada komunikan, Film
merupakan salah satu dari media massa, film berperan sebagai
sarana komunikasi yang digunakan untuk penyebaran hiburan,
menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dan sajian teknis
lainnya kepada masyarakat.
Terkait dengan media yang digunakan yakni Cinema
spot (film pendek) dapat menarik komunikan seperti
penegenalan komoditas petanian,yang komoditas ini memiliki
keunggulan dan khasiat obat,yakni tanaman lidah buaya
Lidah buaya (Aloe vera ) merupakan salah satu dari
10 tanaman terlaris di dunia yang memiliki potensi untuk
dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku industri.
Lidah buaya merupakan tanaman yang fungsional karena
7
semua bagian dari tanaman dapat dimanfaatkan, baik untuk
perawatan tubuh maupun untuk berbagai macam penyakit.
Berdasarkan beberap hasil penelitian, diketahui bahwa
lidah buaya mengandung zat-zat atau senyawa yang
bermanfaat baik bagi kesehatan. Menurut catatan seorang ahli
bumi berkebangsaan Arab bernama Idris, lidah buaya
merupakan produk dari Pulau Socotra di Yunani dan sudah
dikenal sejak abad ke –4 SM. Lidah buaya merupakan
tanaman asli Afrika tepatnya Ethiopia. Lidah buaya diduga
berasal dari kepulauan Canary di sebelah Barat Afrika. Telah
dikenal sebagai obat dan kosmetika sejak berabad-abad silam.
Hal ini tercatat dalam Egyptian Book of Remedies
dimana didalamnya dikisahkan bahwa pada zaman Cleopatra.
Lidah buaya telah dimanfaatkan sebagai bahan baku
kosmetika dan pelembab kulit. Di bidang farmasi pemakaian
lidah buaya pertama kali dilakukan oleh orang-orang Samaria
tahun 1750 SM. Tanaman lidah buaya pertama kali
diperkenalkan di Indonesia oleh seorang petani keturunan
Cina pada abad ke-17, dan awalnya hanya sebagai
tanaman hias dan penyubur rambut.
Tanaman lidah buaya terdiri dari beberapa bagian,
yaitu batang, daun (pelepah), bunga dan akar. Lidah buaya
memiliki batang yang berserat atau berkayu. Pada umumnya
sangat pendek dan hampir tidak terlihat karena tertutup oleh
daun yang rapat dan sebagian terbenam dalam tanah.
Tetapi ada beberapa spesies yang berbentuk pohon
dengan ketinggian 3 – 5 m yang banyak dijumpai di gurun
Afrika Utara dan Amerika. Daun lidah buaya berbentuk
tombak dengan helaian memanjang berdaging tebal, tidak
bertulang, berwarna hijau keabu-abuan dan bagian
8
permukaannya berlapis lilin rata dan bagian bawahnya
membulat (cembung)
Tak lupa penulis ucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada ALLAH SWT, kepada kedua Orang tua
yang selalu membiayai kuliah dan hidup dan
keluarga,terimakasih juga kepada temen-temen yang
memberikan kontribusi atas suksesnya penulisan buku ini.
Penulis juga tidak lupa memohon sumbang kritik dan saran
kepada segenap pembaca untuk perbaikan buku ini. Tentu
masih banyak kekurangan-bahkan mungkin kesalahan,dalam
buku berjudul ini. Terakhir, penulis berharap semoga buku ini
dapat memberikan manfaat positif bagi seluruh
pembaca,khusunya dalam hal media komunikasi yang dapat
mempengaruhi peranan, sehingga harapannya dapat
menghasilkan sesuatu yang sangat bermanfaat bagi
dirinya,orang lain,bangsa dan Negara Tercinta,Merdeka buat
kita semua.Selamat Membaca!
Tirta yoga
9
Daftar Isi
Pengantar Penulis.................................................................... 5
Daftar Isi.................................................................................. 8
Bab 1 Cinema Spots (Film Pendek)................................... 10
1.1 Sejarah film pendek.................................................. 11
1.2 Peran Film Sebagaii Meda Sosialisasi Lingkungan..12
Bab 2 Pengenalan Tentang Komoditas Lidah Buaya....... 17
2.1 Sejarah dan Asal Usul Tanaman Lidah Buaya.......... 19
2.2 Klasifikasi Tanaman Lidah Buaya............................ 20
2.2.1 Klasifikasi Lidah Buaya Berdasarkan
Varietas............................................................ 21
2.3 Marfologi Tanaman Lidah Buaya............................. 24
2.4 Cara Budidaya Tanaman Lidah Buaya..................... 28
2.4.1 Langka-Lankah budidaya Lidah Buaya
Organik............................................................. 31
10
2.5 Syarat Tumbuh.......................................................... 43
2.5.1 Ketinggian Tempat.......................................... 44
2.6 Ragam Jenis Aloevera............................................... 45
2.6.1 Spesies Aloe (Lidah Buaya)............................ 47
2.7 Kandungan Lidah Buaya........................................... 50
2.8 Kondisi Agribisnis Lidah Buaya............................... 54
2.8.1 Manfaat Lidah Buaya...................................... 55
2.8.2 Pohon Industri Lidah Buaya............................ 57
2.8.3 Potensi dan Peluang......................................... 58
Bab 3 Cinema Film & Komoditi Lidah Buaya........... 62
Hubungan Cinema Spot dalam Pengembangan
Komoditas Lidah Buaya.................................................. 62
Bab 4 Penutup............................................................... 66
4.1 Kesimpulan......................................................... 66
Daftar Pustaka................................................................. 68
Tentang Penulis............................................................... 71
11
BAB
Cinema Spots (Film Pendek)
ilm pendek ialah salah satu bentuk film paling
simple dan paling kompleks. Di awal
perkembangannya film pendek sempat
dipopulerkan oleh comedian Charlie Chaplin. Secara teknis
film pendek merupakan film yang memiliki durasi dibawah 50
menit. Mengenai cara bertuturnya, film pendek memberikan
kebebasan bagi para pembuat dan pemirsanya, sehingga
bentuknya menjadi sangat bervariasi.
Film pendek dapat saja hanya berdurasi 60 detik, yang
penting ide dan pemanfaatan media komunikasinya dapat
berlangsung efektif. Yang menjadi menarik justru ketika
variasi-variasi tersebut menciptakan cara pandang-cara
pandang baru tentang bentuk film secara umum, dan
kemudian berhasil memberikan banyak sekali kontribusi bagi
perkembangan sinema.
12
Pada hakikatnya film pendek bukan merupakan
reduksi dari film dengan cerita panjang atau sebagai wahana
pelatihan bagi pemula yang baru masuk kedunia perfilman.
Film pendek memiliki ciri/karakteristik sendiri yang
membuatnya berbeda dengan film cerita panjang, bukan
karena sempit dalam pemaknaan atau pembuatannya lebih
mudah serta anggaran yang minim. Tapi karena film pendek
memberikan ruang gerak ekspresi yang lebih leluasa untuk
para pemainnya.
1.1 Sejarah Film Pendek
Istilah film pendek mulai populer sejak tahun 50-an,
sedangkan alur perkembangan film pendek dimulai
dari Jerman dan Perancis. Para penggagas film pendek itu
ialah Manifesto Oberhausen di Jerman dan kelompok Jean
Mitry di Perancis. Kemudian muncul Oberhausen
Kurzfilmtage yang sekarang menjadi festival film pendek
tertua di dunia, tepatnya di kota Oberhausen sendiri. Tidak
menunggu waktu yang lama Paris pun menjadi saingan
dengan kemunculan Festival du Court Metrage de Clermont-
Ferrand yang diadakan tiap tahun. Festival-festival film
pendek di Eropa menjadi ajang eksibisi utama yang sarat
pengunjung, apalagi didukung dengan munculnya cinema
house bervolume kecil. Masyarakata pun dapat menyaksikan
pemutaran fil-film pendek ini di harmpir setiap sudut kota di
Eropa.
Di Indonesia film pendek sampai sekarang masih
menjadi sosok yang termarjinalkan dari sudut pandang
pemirsa. Film pendek Indonesia mulai muncul di kalangan
pembuat film Indonesia sejak munculnya pendidikan
sinematografi di IKJ. Perhatian para film-enthusiasts di era
13
tahun 70-an bisa dikatakan cukup baik dalam membangun
atmosfer positif bagi perkembangan film pendek di Jakarta.
Tahun 1975 mulai muncul Kelompok Sinema
Delapan yang dimotori Johan Teranggi dan Norman Benny.
Kelompok ini secara simultan terus mengkampanyekan pada
masyarakat bahwa seluloid 8mm dapat digunakan sebagai
media ekspresi kesenian.
1.2 Peran Film Sebagai Media Sosialisasi
Lingkungan
Proses komunikasi massa pada intinya ialah proses
penyampaian pesan dari komuikator kepada komunikan. Teori
komunikasi massa “merupakan salah satu proses komunikasi
yang berlangsung pada peringkat masyarakat luas, yang
identifikasinya ditentukan oleh ciri khas institusional. Pesan
merupakan suatu produk dan komoditi yang mempunyai nilai
tukar, hubungan pengirim dan penerima lebih banyak satu
arah”. (Denis McQuail: 33). Film merupakan salah satu dari
media massa, film berperan sebagai sarana komunikasi yang
digunakan untuk penyebaran hiburan, menyajikan cerita,
peristiwa, musik, drama dan sajian teknis lainnya kepada
masyarakat.
Karakteristik film sebagai usaha bisnis pertunjukan
dalam pasar sebenarnya belum mampu mencakup segenap
permasalahannya. Dalam sejarahnya film mempunyai tiga
elemen besar diantaranya:
1. Pemanfaatan film sebagai alat propaganda. Film ialah
sebagai upaya pencapaian tujuan nasional dan
masyarakat. Hal ini berkaitan dengan pandangan
14
yang menilai bahwa film memiliki jangkauan,
realism, pengaruh emosional, dan popularitas. Bauran
pengembangan unsur pesan dengan hiburan
sebenarnya sudah lama diterapkan dalam
kesusastraan dan drama (teater) namun unsur film
jauh lebih sempurna dibandingkan dengan teater dari
segi jangkauan penonton tanpa harus kehilangan
kredibilitasnya.
2. Munculnya beberapa aliran film diantaranya drama,
dokumenter, dokudrama dan lain-lain.
3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial. Di samping
itu, terdapat unsur-unsur ideologi dan propaganda
yang terselubung dalam suatu film yang berasal dari
fenomena yang tampaknya tidak tergantung pada ada
atau tidaknya kebebasan masyarakat. Fenomena ini
berakar dari keinginan untuk merefleksikan kondisi
masyarakat.
Dalam melihat dan mengkaji isi media, banyak
penelitian telah dilakukan dengan menggunakan berbagai
perspektif teoritis. Gans (1979) dan Gitlin (1980)
mengelompokan pendekatan ini ke dalam beberapa kategori,
yaitu:
1. Isi media merefleksikan realitas sosial dengan sedikit
atau tanpa distorsi. Pendekatan “mirror” ini
beranggapan bahwa apa yang disiarkan media
merupakan refleksi akurat tentang kenyataan sosial
kepada audiens. Pendekatan “null effects”, juga
beranggapan bahwa isi media menggambarkan
kenyataan, namun kenyataan di sini merupakan hasil
kompromi antara yang menjual informasi ke media
15
dan yang membeli. Realitas kompromi ini kemudian
menjadi bagian refleksi atas realitas di luar dan
menjadi bagian dari realitas media itu sendiri.
2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dan sikap para
pekerja media. Pendekatan “communicator
centered” ia mengatakan bahwa faktor psikologis
pekerja media (seperti profesionalisme, sikap politik,
dan lainnya) membuat mereka memproduksi realitas
sosial dimana terdapat norma ikatan sosial, ide, atau
perilaku yang “berbeda” diasingkan. Sosialisasi ini
berhubungan erat dengan latarbelakang yang dimiliki
oleh pelaku media. Dalam hal ini pelaku yang
dimaksudkan ialah para pembuat film baik produser,
kameramen, penata cahaya, penata artistik, penulis
naskah, editing, terutama sutradara yang mempunyai
kewenangan penuh atas suatu karya film.
3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isi media.
Pendekatan ini menyatakan bahwa isi media
dipengaruhi oleh bagaimana para pekerja media dan
perusahaan mengorganisasikan diri mereka. Misalnya,
ketika seorang sutradara film yang melalui karyanya
rutin dan kontinu mepresentasikan tema perempuan,
politik, persahabatan, budaya, anak-anak dan
sebagainya.
4. Isi media dipengaruhi oleh institusi sosial dan tekanan
lainnya. Menurut pendekatan ini, faktor-faktor
eksternal seperti ekonomi, tekanan budaya dan
audiens ikut menentukan isi. Dalam hal pemodalan
media film lebih ditentukan oleh produser sebagai
penyandang dana dalam berproduksi sehingga
istitusi Production House atau rumah produksi lebih
16
banyak memberikan arahan tentang isi atau content
cerita.
5. Isi merupakan fungsi dari posisi ideologi dan fungsi
mempertahankan status quo. Pendekatan teori
hegemoni mengatakan bahwa isi media dipengaruhi
oleh ideologi para pemilik kekuasaan di masyarakat.
Media massa membawa ideologi yang konsisten
dengan kepentingan para penguasa ekonomi. Para
pemilik kekuasaan dalam masyarakat produksi film
ialah sutaradara yang mempunyai tanggungjawab
moral, material dan lain-lain berkaitan dengan karya
film yang dihasilkannya. Latarbelakang pendidikan,
organisasi, institusi yang menaunginya membawa
ideologi dalam setiap karyanya.
Menurut Lang (Severin dan Tankard: 2008: 264) “media
massa memaksakan pada isu-isu tertentu. Media massa
membangun citra publik tentang figur-figur politik. Media
massa secara konstan menghadirkan objek-objek yang
menunjukan apa yang hendaknya dipertimbangkan, diketahui,
dan dirasakan individu-individu dalam masyarakat”.
Pernyataan ini menunjukan adanya beberapa pengaruh sebagai
terpaan pesan yang dikemas media massa untuk
mempengaruhi khalayak sebagai perubahan pemikiran baik
secara kognitif maupun behavior.
Media massa, terutama film mengemas pesan untuk
menyoroti beberapa kejadian atau aktivitas masyarakat yang
dianggap menonjol. Jenis isu film begantung dari pada visi
dan misi production house (PH) selaku lembaga yang
menentukan isu yang diangkat dalam sebuah tema film.
Dalam kontek pembicaraan antar individu tokoh cerita media
film dapat mempengaruhi persepsi akan pentingnya sebuah
17
isu. Disamping dilakukan lewat beberapa simbol yang sifatnya
sekunder sebagai bentuk pengemasan pesan. Imbasnya
individu-individu yang terlibat dalam komunikasi massa akan
dapat berbicara tentang kejadian dan aktivitas aspek cerita
film.
Aspek pengaruh diakibatkan oleh pengirim pesan dan
penerima pesan, dimana satu sama lainnya terjadi proses
pelimpahan dan pembagian makna dalam proses pesan
komunikasi. “Aspek pengalaman individual dengan
pengalaman kolektif dalam segi pemakaian, sejauh mana
hubungan dengan sumber (pesan), posisi pengirim ditinjau
dari sudut penerima, dimensi interaktivitas pengirim dan
penerima sebagai timbal balik antara pengirim dan penerima”
(Denis McQuail: 2000: 23).
Dalam penghayatan pangaruh film terjadi proyeksi
dan identifikasi. Menurut Parensi (2005: 6) “proses
identifikasi dinyatakan dalam proyeksi dan identifikasi optik,
penonton mengidentifikasi dirinya sebagai kameramen.
Proyeksi dan identifikasi emosional, dimana perpindahan
ruang berlangsung secara logis dan bermotivasi.
18
BAB
Pengenalan Tentang Komoditi
Lidah Buaya
idah buaya (Aloe vera, Latin : Aloe barbadensis
Milleer) adalah sejenis tumbuhan yang sudah dikenal
sejak ribuan tahun silam dan digunakan sebagai
penyubur rambut, penyembuh luka, dan untuk perawatan kulit.
Tumbuhan ini dapat ditemukan dengan mudah di kawasan
kering di Afrika.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, manfaat tanaman lidah buaya berkembang sebagai
bahan baku industri farmasi dan kosmetika, serta sebagai
bahan makanan dan minuman kesehatan.Secara umum, lidah
buaya merupakan satu dari 10 jenis tanaman terlaris di dunia
yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai
tanaman obat dan bahan baku industri.
Berdasarkan hasil penelitian, tanaman ini kaya akan
kandungan zat-zat seperti enzim, asam amoino
19
,mineral, vitamin, polisakarida dan komponen lain yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan.
Selain itu, menurut Wahyono E dan Kusnandar
(2002), lidah buaya berkhasiat sebagai anti inflamasi, anti
jamur, anti bakteri dan membantu proses regenerasi sel. Di
samping menurunkan kadar gula dalam darah bagi
penderita diabetes, mengontrol tekanan darah, menstimulasi
kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit kanker, serta
dapat digunakan sebagai nutrisi pendukung penyakit kanker,
penderita HIV/AIDS.
Salah satu zat yang terkandung dalam lidah buaya
adalah aloe emodin, sebuah senyawa organik dari
golongan antrokuinon yang mengaktivasi jenjang
sinyal insulin seperti pencerap insulin-beta dan
substrat1, fosfatidilinositol-3 kinase dan meningkatkan
laju sintesis glikogen dengan menghambat glikogen sintase
kinase 3beta, sehingga sangat berguna untuk mengurangi
rasio gula darah.
Di negara-negara Amerika, Australia, dan Eropa, saat
ini lidah buaya juga telah dimanfaatkan sebagai bahan baku
industri makanan dan minuman kesehatan. Aloe vera/lidah
buaya mengandung semua jenis vitamin kecuali vitamin D,
mineral yang diperlukan untuk fungsi enzim, saponin yang
berfungsi sebagai anti mikroba dan 20 dari 22 jenis asam
amino. Dalam penggunaannya untuk perawatan kulit, Aloe
vera dapat menghilangkan jerawat, melembabkan kulit,
detoksifikasi kulit, penghapusan bekas luka dan tanda,
mengurangi peradangan serta perbaikan dan peremajaan kulit.
Aloe vera juga mengandung asam folik yang melindungi
20
sistem kekebalan tubuh dan kesehatan tubuh yang seringkali
terefleksi pada kulit.
2.1 Sejarah dan Asal Usul Tanaman
Lidah Buaya
Lidah Buaya atau yang biasa disebut Aloe vera (Latin:
Aloe barbadensis Milleer) merupakan sejenis tanaman berduri
yang berasal dari daerah kering di benua Afrika. Tamanan
lidah buaya ini telah dikenal dan digunakan sejak ribuan tahun
yang lalu karena khasiat dan manfaatnya yang luar biasa.
Fakta sejarah yang ada menyebutkan bahwa Bangsa
Mesir kuno telah mengetahui manfaat lidah buaya sebagai
tanaman kesehatan sejak tahun 1500 SM. Karena manfaat
lidah buaya yang begitu luar biasa, bangsa Mesir kuno
menyebut tanaman lidah buaya sebagai tanaman keabadian.
Tidak hanya itu, seorang dokter dari zaman Yunani kuno yang
bernama Dioscordes, menyebutkan jika salah satu manfaat
lidah buaya yakni memiliki khasiat untuk mengobati berbagai
macam jenis penyakit. Misalnya radang tenggorokan, bisul,
rambut rontok, wasir, dan kulit memar, pecah-pecah serta
lecet.
Tanaman lidah buaya merupakan satu dari 10 jenis
tanaman terlaris di dunia yang mempunyai potensi untuk
dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku industri.
Tanaman lidah buaya memiliki beragam jenis. Setidaknya ada
sekitar 200 jenis Tanaman lidah buaya yang telah diketahui.
21
Dari ke 200 jenis tersebut yang paling bagus digunakan untuk
pengobatan adalah jenis Aloevera Barbadensis Miller.
Jenis ini setidaknya mengandung 72 jenis zat yang
dibutuhkan oleh tubuh. Dari 72 zat tersebut terdapat 18
macam asam amino, karbohidrat, lemak, air, vitamin, mineral,
enzim, hormon, dan zat golongan obat. Antara lain antibiotik,
antiseptik, antibakteri, antikanker, antivirus, antijamur,
antiinfeksi, antiperadangan, anti pembengkakan,
antiparkinson, antiaterosklerosis, serta antivirus yang resisten
terhadap antibiotik.
Manfaat lidah buaya bagi kesehatan berikut ini
beberapa manfaat lidah buaya dari sumber-sumber external
„Paddy Garden Museum‟ Greets Visitors To Langkawi Laman
Padi also cultivates various herbs such as,Tongkat Ali, Kacip
Fatimah, serai (lemon grass) and lidah buaya (aloe vera).
2.2 Klasifikasi Tanaman Lidah buaya
Lidah buaya telah lama dikenal di Indonesia. Pada
mulanya, ia lebih populer dijadikan tanaman penghias rumah
sebab tampilannya memang menarik. Tetapi pada akhirnya,
lidah buaya menjadi populer utamanya sebagai bahan
penyubur rambut, menyembuhkan luka, dan bahan perawatan
kulit. Lidah buaya banyak ditemukan di wilayah yang kering
di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Jika Anda
amati, bentuk lidah buaya sebenarnya tidak sama. Hal ini
mengindikasikan ada beragam variates lidah buaya ini.
Sebelum mengurai varietasnya, kita tentu wajib
mengurai klasifikasi lidah buaya ini sendiri.
Dalam sistem tata binomial, klasifikasi lidah buaya
dijabarkan sebagai berikut:
22
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom :Tracheobionta(Tumbuhan dengan pembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan bebijian)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan dengan bunga)
Kelas : Liliopsida yakni tumbuhan berkeping satu
atau monokotil
Ordo : Asparagales
Famili : Asphodelaceae
Genus : Aloe
Spesies : Aloe vera L.
Dari klasifikasi lidah buaya di atas, kita bisa menarik
kesimpulan bahwa lidah buaya merupakan tanaman perdu
yang basah. Bagian batangnya bengkok cenderung berbaring
dengan ukuran sebesar jempol manusia dewasa. Adapun
bagian daunnya bergerigi dan mampu mencapai panjang 15
cm.
Bagian dalam daun lidah buaya ini dipenuhi getah
dan daging berlendir tanpa warna. Teksturnya kenyal dan
cenderung tebal mudah hancur. Sementara itu, bagian bunga
lidah buaya memiliki bentuk seperti terompet atau bertabung.
Ukurannya berkisar di angka 2 sampai 3 cm. Warna bunga
lidah buaya ini kuning cenderung oranye. Ia tampat bersusun
dan berjungkai mengelilingi bagian tangkai yang sedikit
menjulang. Terakhir, bagian akar lidah buaya yang berserabut
dang sangat pendek. Panjangnya hanya berkisar di angka 30
cm.
23
2.2.1 Klasifikasi Lidah Buaya Berdasarkan
Varietas
Terkait jumlah varietas lidah buaya, masih terdapat
simpang siur di berbagai kalangan. Seorang pengamat
makanan dan kesehatan bernama Dr. Freddy Wilmana MFPM,
Sp.FK terdapat 200 varian lidah buaya yang tersebar di
seluruh penjuru dunia. Angka ini cukup rendah jika
dibandingkan pendapat ahli lainnya yang berpendapat bahwa
sampai saat ini terdapat 350 lidah buaya yang telah ditemukan.
Namun, lebih lanjut, menurut Dowling hanya terdapat 3 jenis
lidah buaya yang populer dibudidayakan secara komersil
yakni:
1. Curacao aloe atau Aloe barbadensis Miller
2. Cape aloe atau Aloe ferox Miller
3. Socotrine aloe, salah satu varian dari jenis ini
yang cukup populer adalah Aloe Perryi Baker.
Jika didasarkan pada klasifikasi lidah buaya di atas,
jenis yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-
hari manusia adalah aloe barbadensis miller. Varian ini sendiri
kabarnya ditemukan oleh seorang tokoh bernama Philip
Miller, ia seorang pakar botani berkebangsaan Inggris. Ia
menemukan barbadensis miller pada tahun 1768.
Lidah buaya sama seperti tanaman lainnya yang
mempunyai struktur akar, batang, daun dan bunga, namun
yang sering digunakan di dalam pengobatan adalah bagian
24
daun. Daun lidah buaya merupakan daun tunggal berbentuk
tombak dengan helaian memanjang berupa pelepah dengan
panjang mencapai kisaran 40–60 cm dan lebar pelepah bagian
bawah 8–13 cm dan tebal antara 2–3 cm.
Daunnya berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna
hijau keabu- abuan dan mempunyai lapisan lilin di permukaan
serta bersifat sukulen, yakni mengandung air, getah dan lendir
yang mendominasi daun. Bagian atas daun rata dan bagian
bawahnya membulat (cembung). Daun lidah buaya muda
memiliki bercak berwarna hijau pucat sampai putih. Bercak
ini akan hilang saat daun lidah buaya dewasa. Namun tidak
demikian halnya dengan tanaman lidah buaya jenis kecil atau
lokal. Hal ini kemungkinan disebabkan faktor genetiknya.
Sepanjang tepi daun berjajar gerigi atau duri yang tumpul dan
tidak berwarna.
Aloe merupakan tanaman Liliaceae yang
mempunyai banyak jumlah spesies yang berbeda, di
antara spesies ini hanya satu jenis yang telah lazim
digunakan sebagai tanaman obat sejak ribuan tahun yang
lalu yaitu Aloe veraatau yang sering disebut dengan
nama lidah buaya.
Lidah Buaya
Lidah buaya (Aloe vera
L.) pertama kali masuk ke
Indonesia sekitar abad ke-17
dibawa oleh petani keturunan
25
Cina. Tanaman ini dijadikan sebagai tanaman hias yang
ditanam sembarang di pekarangan rumah dan digunakan
sebagai bahan kosmetik yaitu untuk penyubur rambut.
Baru pada dekade 1990-an, tanaman ini dilirik
menjadi bahan baku untuk industri makanan dan minuman
yang berkhasiat menyehatkan (Furnawanthi, 2002). Lidah
buaya (Aloe vera L) merupakan tanaman asli Afrika, yang
memiliki ciri fisik daun berdaging tebal, sisi daun berduri,
panjang mengecil pada ujungnya, berwarna hijau, dan daging
daun berlendir.
Disamping itu, juga dapat dimanfaatkan sebagai
bahan obat, makanan dan bahan minuman kesehatan. Bagian
lidah buaya yang sangat bermanfaat adalah daging daun yang
memiliki lendir atau gel.
2.3 Morfologi tanaman lidah buaya
Lidah buaya termasuk suku Liliaceae. Liliaceae
diperkirakan meliputi 4000 jenis tumbuhan, terbagi dalam 240
marga, dan dikelompokan lagi menjadi lebih kurang 12 anak
suku. Daerah distribusinya meliputi keseluruh dunia. Lidah
buaya sendiri mempunyai lebih dari 350 jenis
tanaman. Tanaman lidah buaya dapat tumbuh di daerah
kering, seperti Afrika, Amerika dan Asia.
Hal ini di karenakan lidah buaya dapat menutup
stomatamya sampai rapat pada musim kemarau untuk
melindungi kehilangan air dari daunya. Lidah buaya juga
dapat tumbuh di daerah yang beriklim dingin. Karena tanaman
lidah buaya juga termasuk tanaman yang efesien dalam
penggunaan air, karena dari segi fisiologis tumbuhan tanaman
ini termasuk jenis tanaman CAM (crassulance acid
metabolism) dengan sifat tahan kekeringan. Dalam kondisi
26
gelap, terutama malam hari, stomata atau mulut
daun membuka, sehingga uap air dapat masuk.
Disebabkan pada malam hari udaranya dingin, uap air
tersebut berbentuk embun. Stomata yang membuka pada
malam hari memberi keuntungan, yakni tidak akan terjadi
penguapan air dari tubuh tanaman,sehingga air yang berada di
dalam tubuh daunya dapat dipertahankan. Karenanya
dia mampu bertahan hidup dalam kondisi bagaimanapun
keringnya. Kelemahan lidah buaya adalah jika ditanam di
daerah basah dengan curah hujan tinggi, mudah terserang
cendawan; terutama Fusarium sp. yang menyerang
pangkal batangnya.
Sementara itu dari segi budidayanya tanaman lidah
buaya relatif mudah dan relatif tidak memerlukan investasi
yang cukup besar. Hal ini di sebabkan tanaman ini merupakan
tanaman tahan yang dapat dipanen berulang-ulang dengan
masa produksi 7-8 tahun. Tanaman lidah buaya termasuk
semak rendah, tergolong tanaman yang bersifat sukulen dan
menyukai hidup di tempat kering. Batang tanaman pendek,
mempunyai daun yang bersap-sap melingkar (roset). Panjang
daun 40-90cm, lebar 6-13cm, dengan ketebalan lebih kurang
2,5cm dipangkal daun, serta bunga berbentuk lonceng.
Berikut adalah ciri-ciri dilihat dari Morfologinya :
1. Batang
Aloevera berbatang
pendek berserat atau
berkayu. Batangnya tidak
kelihatan karena tertutup
oleh daun-daun yang
rapat dan sebagian
27
terbenam dalam tanah. Melalui batang ini
akan muncul tunas-tunas yang selanjutnya
menjadikan anakan.
Aloe vera yangbertangkai panjang juga
muncul dari batang melalui celah-celah atau ketiak
daun. Batang Aloe Vera juga dapat disetek untuk
perbanyakan tanaman. Peremajaan tanaman ini
dilakukan dengan memangkas habis daun dan
batangnya, kemudian dari sisa tunggul batang ini akan
muncul tunas-tunas baru atau anakan.
2. Daun
Daun tanaman Aloevera berbentuk pita dengan
helaian yang memanjang. Daunnya berdaging tebal, tidak
bertulang, berwarna hijau keabu-abuan, bersifat sukulen
(banyak mengandung air) dan banyak mengandung getah atau
lendir (gel) sebagai bahan baku obat. Tanaman lidah buaya
tahan terhadap kekeringan karena di dalam daun banyak
tersimpan cadangan air yang dapat dimanfaatkan pada waktu
kekurangan air.
Bentuk daunnya menyerupai pedang dengan ujung
meruncing, permukaan daun dilapisi lilin, dengan duri lemas
dipinggirnya. Panjang daun dapat mencapai 50 – 75 cm,
28
dengan berat 0,5 kg – 1 kg, daun melingkar rapat di sekeliling
batang bersaf-saf.Seperti halnya tanaman berkeping satu
lainya, daun lidah buaya berbentuk tombak dengan helaian
memanjang. Daunnya berdaging tebal tidak bertulang,
berwarna hijau keabu-abuan dan mempunyai lapisan lilin
dipermukaan, serta bersifat sukulen, yakni mengandung air,
getah, atau lendir yang mendominasi daun. Bagian atas daun
rata dan bagian bawahnya membulat (cembung).
Di daun lidah buaya muda dan anak (sucker) terdapat
bercak berwarna hijau pucat sampai putih. Bercak ini akan
hilang saat lidah buaya dewasa. Namuntidak demikian halnya
dengan tanaman lidah buaya jenis kecil atau lokal. Hal ini
kemungkinan disebabkan faktor genetiknya. Sepanjang tepi
daun berjajar gerigi atau duri yang tumpul dan tidak berwarna.
3. Bunga
Bunga Aloe vera berwarna kuning atau kemerahan
berupa pipa yang mengumpul, keluar dari ketiak daun. Bunga
berukuran kecil, tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan,
dan panjangnya bisa mencapai 1 meter. Bunga biasanya
muncul bila ditanam di pegunungan.
29
4. Akar
Akar tanaman Aloe vera berupa akar serabut yang
pendek dan berada di permukaan tanah. Panjang akar berkisar
antara 50 – 100 cm. Untuk pertumbuhannya tanaman
menghendaki tanah yang subur dan gembur di bagian atasnya.
2.4 Cara Budidaya Tanaman Lidah Buaya
Kebutuhan lidah buaya tergolong sangat tinggi untuk
sekala domestik, meskipun belum ada angka pasti kebutuhan
aloe vera untuk tingkat nasional. Tetapi kita dapat mengambil
contoh kecil dari produsen pupuk organik cair Alovebali yang
berbahan dasar aloe vera barbadensis miller, Angka produksi
Pupuk Organik Cair Alovebali sangat fantastik 25.000 liter /
hari dan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Budidaya Tanaman Lidah Buaya telah dilakukan
semenjak beberapa tahun yang lalu di Indonesia. Hal ini
dilakukan untuk memenuhi pasar ekspor terutama ke negara
Jepang. Jepang adalah negara pengguna lidah buaya terbesar
30
di dunia, kebutuhan akan lidah buaya segar mencapai 20
kontainer (300 ton/bulan). Kebutuhan ini dipasok oleh Brazil
dan Thailand.
Melihat kebutuhan pasar ekspor yang besar tersebut,
maka budidaya lidah buaya merupakan usaha bisnis yang
menggiurkan. Selain itu, Indonesia saat ini masih mengimpor
hasil dari olahan lidah buaya seperti sabun, sampo, powder
dan olahan lainnya.
Budidaya lidah buaya tidaklah sesulit yang kita
bayangkan, hal ini dikarenakan linkungan tumbuh dari
tanaman lidah buaya sangat cocok untuk dikembangkan di
daerah tropis seperti Indonesia. Ada tiga jenis tanaman lidah
buaya yang memiliki nilai komersial yang tinggi: antara lain
Aloe barbandensis dari Amerika, Aloe ferox dari Afrika dan
Aloe sinensis dari Asia (Cina). Aloe barbandensis adalah yang
terbaik untuk dibudidayakan karena lebih tahan terhadap hama
dan penyakit, ukurannya jauh lebih besar dibanding jenis
lainnya
Belum lagi
industri yang lainnya
seperti: farmasi,
Kosmetik dan berbagai
olahan makanan serta
minuman kesehatan yang
menggunakan bahan
dasar lidah buaya.
Para petani organik sebaiknya jangan pernah ketinggalan
untuk merebut porsi perdagangan aloe vera domestik dan luar
negeri.
31
Cara menanam lidah buaya sebaiknya adalah
menggunakan pola organik, seperti manfaat dan kegunaan
aloe vera sendiri yang banyak di olah sebagai produk farmasi,
kosmetik, makanan kesehatan serta bahan dasar
pembuatan pupuk cair organik. Maka kualitas produksi
budidaya aloe yang kita usahakan haruslah terbebas dari
residu racun yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Banyak
fakta yang telah mengungkap pertanian menggunakan pupuk
kimia serta pestisida kimia memiliki dampak buruk jangka
panjang bagi keseimbangan alam juga berpotensi
membahayakan kesehatan manusia.
Untuk menciptakan produk pertanian yang sehat cara
menanam yang baik adalah mengaplikasikan pola tanam
organik, begitu juga dengan pembudidayaan lidah buaya ini.
yang harus kita perhatikan adalah hasil akhir dari produk yang
kita usahakan agar mudah di terima di berbagai industri
domestik hingga sekala global.
Nilai plus yang diperoleh dari budidaya secara
organik ini sangatlah besar, baik dari segi ekonomis,
kesehatan konsumen, kesehatan lahan pertanian yang kita
usahakan serta keseimbangan alam tetap terjaga. Langkah
32
terbaik sebelum menanam aloe vera sekala besar sebaiknya
pertimbangkan pola organik ini.
2.4.1 Langkah-langkah Budidaya Lidah
Buaya Organik
Kunci sukses dalam budidaya aloe vera adalah
mengetahui market bagus jenis lidah buaya yang
diperdagangkan, serta memiliki pengetahuan dasar tentang
berbagai jenis serta karakter tanaman sukulen tersebut. Di
indonesia secara umum jenis lidah buaya, yang paling banyak
dibudidayakan adalah chinensis dan barbadensis miller.
Setelah menentukan varietas atau jenis aloe yang akan
dibudidayakan secara luas, tentu mengetahui cara menanam
lidah buaya organik juga perlu. Hal ini adalah penentu akhir
dari kualitas produk pertanian yang anda usahakan sebelum
dilepas ke berbagai industri dalam negeri dan luar negeri.
Cara Menanam Lidah buaya
Adapun langkah serta cara menanam lidah buaya
menggunakan pola organik adalah sebagai berikut :
 Pengolahan serta persiapan lahan budidaya
 Pemilihan bibit
 Penanaman
 Perawatan dan pemupukan
 Penyiraman
 Pengendalian Hama
 Penanganan Pasca Panen
Olah Tanah Dan Persiapan Lahan
33
Seperti membudidayakan tanaman lainnya,
membudidayakan aloevera juga perlu dilakukan pengolahan
lahan terlebih dahulu, sebaiknya olah tanah dilakukan akhir
musim kemarau 1 bulan sebelum musim hujan. Olah tanah
mutlak kita lakukan untuk memaksimalkan produktivitas
budidaya organik. Tujuan dari pengolahan lahan adalah untuk
memudahkan sirkulasi oksigen yang di butuhkan perakaran
tanaman.
Setelah dilakukan olah tanah dan dibiarkan lebih
kurang 15 hari , maka proses selanjutnya adalah pembuatan
bedengan, baris bedengan sebaiknya arah timur barat dengan
lebar 70 - 100 cm X tinggi 30 -50 cm. Adapun jarak antar
bedengan minimal 50 - 70 cm untuk panjangnya sesuaikan
dengan kondisi lahan budidaya yang anda usahakan. Jarak
tanam dapat di sesuaikan berdasarkan jenis yang anda tanam,
namun jarak minimal adalah 70 cm antar tanaman dan calon
tempat penanaman digali sedalam 15 X 15 X 15 cm dan
lubang galian di isi bokashi + campuran tanah (1 bokashi : 3
tanah).
Pemilihan Bibit Aloe Vera
Pemilihan bibit lidah buaya atau aloe vera yang baik
adalah menentukan jenis yang unggul, karena secara umum di
indonesia ada 2 jenis yang banyak di
budidayakan. Berdasarkan dari bentuk fisik dan nilai
kandungan aloe vera, ternyata barbadensis lebih unggul jika
dibandingkan dengan lidah buaya chinensis.
Memilih bibit lidah buaya siap tanam dengan usia
minimal 2 - 3 bulan atau dengan ketinggian lebih kurang
15cm. Pilihlah bibit yang memiliki kondisi sehat,tidak
memiliki luka serta terbebas dari berbagai jenis penyakit
sebelum di tanam.Tanaman lidah buaya berbatang pendek dan
34
tersembunyi dalam tanah. Pada bagian batang inilah muncul
anakan yang bergerombol mengelilingi tanaman induk.
Anakan ini dapat digunakan sebagai bibit dengan cara
memisahkan induknya. Anakan yang layak dijadikan bibit
berukuran kira-kira sebesar ibu jari, dengan panjang antara 10
cm - 20 cm. Tiap batang induk dapat menghasilkan 5 - 8
batang yang berada di sekeliling tanaman. Untuk penanaman
dalam jumlah banyak, perlu dilakukan penyiapan kebun bibit
yang khusus menghasilkan bibit.
Tanaman induk penghasil bibit ini dipelihara secara
khusus pada bedengan atau pot-pot agar menghasilkan anakan
lebih banyak. Apabila sudah muncul anakan sebesar ibu jari
dapat segera dipotong untuk dipindahkan pada tempat khusus,
berupa bedengan pesemaian maupun polybag. Pendederan
(pembibitan) ini dilakukan sampai akar tanaman kuat untuk
dipindahkan ke lapangan. Lama pendederan bisa mencapai 3 -
4 minggu.
Untuk mendapatkan bibit yang seragam, subur, dan sehat
maka anakan harus dipelihara secara khusus, mulai dari
penyiraman secara teratur, penyediaan tanah pesemian yang
subur, pemupukan secara periodik, serta pengendalian hama
dan penyakit secara tepat, agar bibit tidak menjadi penular
hama dan penyakit. Tanah pendederan dapat dicampur dengan
pupuk kandang atau kompos agar lebih subur dan gembur.
Bedengan yang bertanah gembur akan memudahkan
pencabutan bibit.
Batang lidah buaya juga dapat disetek untuk
perbanyakan. Namun karena berbatang pendek, sulit
menjadikannya dalam jumlah banyak. Peremajaan tanaman
dilakukan dengan memangkas batang lidah buaya, rata dengan
tanah, untuk merangsang pertumbuhan anakan baru yang akan
35
muncul disekitar batang. Selanjutnya, anakan dijadikan
tanaman baru atau dipindahkan.
Sebelum ditanam, anakan ini ditanam dalam polybag
kecil agar akarnya tumbuh banyak dan siap dipindahkan ke
lapangan. Setiap polybag cukup di tanami 1 batang anakan
sebesar ibu jari. Caranya, padatkan tanah di sekitar polybag
agar akar atau bakal akar dapat langsung mengenai tanah.
Tanah untuk pembibitan harus gembur. Oleh karena itu,
tanah dapat dicampur dengan pupuk kandang atau pupuk
kompos yang bebas cendawa.
Penanaman
Waktu untuk menanam lidah buaya atau aloe vera
yang tepat adalah awal musim hujan dan saat yang baik adalah
di mulai jam 5.00 - 9.00 am pagi atau sore hari jam 3.00 - 6.00
pm. Bibit lidah buaya di tancapkan sedalam 5-7 cm pada
galian yang terdapat pada bedengan yang telah di isi campuran
tanah+bokashi saat olah tanah dan persiapan bedengan
(*bokashi sebaiknya darikotoran kambing).
Penanaman lidah buaya sebaiknya menggunakan bibit
yang telah dideder agar tingkat kematiannya rendah. Di
samping itu, pemeliharaan tanaman dalam skala kecil (pada
tempat pendederan) jauh lebih mudah dibanding
pemeliharaan tanaman yang sudah ditanam di lapang. Oleh
karena itu, ditempat pendederan tanaman dipelihara secara
lebih intensif guna mendapatkan tanaman yang sehat, subur,
dam terseleksi, sehingga tanaman seragam.
Tanaman lidah buaya dapat ditanam pada setiap musim,
tetapi penanaman yang baik dapat dilakukan pada awal musim
hujan atau akhir musim kemarau. Pada musim hujan
kendalanya adalah tanaman lebih mudah terserang jamur,
sedangkan pada musim kering tanaman terancam mati karena
36
kekeringan. Saat penanaman sebaiknya dipilih pada pagi atau
sore hari, saat sinar matahari tidak terlalu terik untuk
mengurangi kelayuan.
Bibit tanaman dilepas dari polybag dengan sangat hati-
hati agar tidak terlalu banyak akar yang putus atau tanah
tempat pendederan rontok. Penanaman dilakukan dengan
membuat lubang pada bedengan kira-kira sedalam mata
cangkul. Selanjutnya, bibit ditanamkan ke dalam lubang dan
tanah di sekitar perakaran dipadatkan agar tanah dederan
menyatu dengan tanah bedengan. Beri perlindungan secara
individual pada setiap tanaman yang baru ditanam dengan
gedebok pisang atau daun-daun an agar tanaman muda
terhindar dari kelayuan. Di samping itu, apabila tidak ada
hujan, tanaman baru harus disiram sampai tanaman kuat. Pada
waktu itu tanaman dapat dipupuk dengan dosis rendah, untuk
tiap hektar diberikan 100 kg Urea, 100 kg TSP, dan 50 kg
KCI.
Tanaman lidah buaya tidak mempunyai tajuk yang
rimbun, sehingga penanamannya dapat menggunakan jarak
tanam yang rapat. Jarak tanam yang sering digunakan adalah
jarak tanam baris tunggal, yang memudahkan pemeliharaan
dan pemanenan.
Jarak tanam yang digunakan secara secara baris tunggal
adalah 50 cm x 75 cm, 50 cm x 100 cm. Untuk bedengan lebar
dapat digunakan jarak tanam 60 cm x 50 cm, atau seperti
gambar berikut.Pengukuran jarak tanam yang baik akan
memudahkan pemeliharaan selanjutnya, karena tanaman lidah
buaya ini akan dipelihara dalam waktu yang lama.
37
Pemeliharaan
 Penyulaman
Sesudah penanaman, yang perlu untuk diperhatikan
adalah menjaga kelembapan agar tanaman tidak kekeringan.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penyiraman secara kontinu,
baik pagi maupun sore hari bila tidak hujan. Penyiraman ini
dilakukan sampai akar tanaman tumbuh, sehingga mampu
memenuhi kebutuhan airnya.
Selama dalam pemeliharaan ini apabila ada tanaman
yang mati atau pertumbuhannya tidak baik harus segera
diganti dengan tanaman baru. Agar tanaman baru tersebut
dapat mengejar pertumbuhan tanaman lainnya maka
penyulaman harus dilakukan 1 - 3 minggu setelah tanam.
Bibit yang digunakan untuk menyulam berasal dari bibit
pendederan yang sengaja ditinggalkan untuk penyuluman.
 Perawatan dan Pemupukan
Perawatan tanaman lidah buaya dapat dilakukan saat
tumbuh gulma penggangu, pencabutan anakan lidah buaya
juga penting untuk menjaga pertumbuhan agar aloe vera yang
anda tanam memiliki ukuran besar, serta dapat mengejar bobot
ideal untuk kebutuhan berbagai sektor industri. Fungsi
38
pencabutan anakan lidah buaya adalah untuk menghindari
kompetisi antar tanaman dalam menyerap berbagai unsur hara
pada lahan budidaya.
Dengan mempertahankan 1 tanaman akan
memperoleh pelepah aloe vera ukuran jumbo yang diminati
industri, ini karena akan mempermudah saat pengupasan
pelepah lidah buaya atau proses lebih lanjut. Pemupukan
lanjutan menggunakan pupuk organik padat sudah tidak
diperlukan lagi, ini karena kandungan unsur hara yang
terdapat pada bokashi pada saat olah tanah sudah mencukupi
untuk kebutuhan tanaman selama setahun. Namun pemupukan
lanjutan perlu juga di lakukan untuk menjaga kesehatan
tanaman dan cara terbaik adalah menggunakan pupuk organik
cair (POC) yang bisa kita buat sendiri atau beli yang siap
pakai.
Sebenarnya belum ada rekomendasi yang tepat untuk
pemupukan tanaman lidah buaya. Namun dalam
pertumbuhannya diperlukan unsur-unsur nitrogen dan kalium
untuk pembentukan zat hijau daun, pertumbuhan vegetatif
tanaman, dan pembentukan jaringan tanaman. Adapun
pemupukan fosfat, diharapkan dapat merangsang pertumbuhan
dan perkembangan akar. Menurut pengalaman petani, dosis
pemupukan dapat mengikuti petunjuk berikut.
No. Saat Pemberian Urea TSP KCI Keterangan
1
2
3
Saat tanam
Umur 3 - 4
bulan
Selesai panen I
100
100
100
100
-
-
50
50
50
Dosis
perhektar
39
Untuk memperbaiki struktur tanah, selain diberikan
pupuk buatan juga perlu diberikan pupuk organik, seperti
kompos dan pupuk kandang berupa kotoran sapi, kambing,
dan ternak unggas. Menurut pengalaman para petani, ternyata
pupuk kotoran sapi lebih baik, karena banyak mengandung
unsur hara, terutama nitrogen dan unsur mikro lainnya. Di
samping itu, kotoran sapi yang telah matang tidak merangsang
pertumbuhan jamur. Sementara itu, pupuk kotoran unggas
sering mengundang penyakit yang bersal jamur.
 Penyobekan
Pada umur 5 - 6 bulan tanaman sudah mulai
mengeluarkan anakan dari batang yang terpendam dalam
tanah. Anakan ini perlu disobek atau dipisahkan untuk
dijadikan bibit. Selain itu, bila dibiarkan anakan ini akan
banyak tumbuh di sekitar induknya sehingga menjadi beban
bagi induknya. Pertumbuhan induk menjadi terhambat, dan
tanaman kerdil.
Bila akan dijadikan bibit, saat inilah kita mulai
memisahkan anakan untuk kemudian dideder. Penyobekan
atau pemisahaan anakan dari anakan induk ini dilakukan
dengan hati-hati menggunakan pisau yang tajam.
 Pengendalian Gulma
Tanaman lidah buaya tidak memiliki daun yang rimbun
sehingga tanah di sekitar pertanaman terbuka. Hal ini
mengundang banyak yang tumbuh secara liar, apalagi tanaman
akan dipelihara terus sampai beberapa tahun. Oleh karena itu,
perlu dilakukan pengendalian gulma secara kontinu, yaitu
pada saat gulma nasih kecil pengendaliannya mudah dan
40
biayanya lebih murah. Pengendaliaan gulma dapat dilakukan
dengan dilakukan dengan cara mencabut secara manual
dengan tangan, menggunakan alat cangkul atau koret,
mendangir sambil membumbun, atau menggunakan bahan
kimia herbisida.
Beberapa jenis gulma yang merugikan adalah alang-
alang (Imperata cylindrica),rumput gerinting(Cynodon
dactylon),rumput teki (Cyperus rotundus),krokot
(Portuaca spp.), kangkung (Ipomorea sp.) dan lain-lain. Di
daerah yang mempunyai curah hujan tinggi, lebih dari 2.000
mm/tahun pertumbuhan gulmanya relatif tinggi. Selain itu,
penggunaan pupuk kandang, terutama penggunaan pupuk
kandang, terutama kotoran sapi, juga sering menjadi pembawa
bibit rumput. Oleh karena itu, penggunaan pupuk kandang
harus menggunakan pupuk yang sudah masak betul (sudah
lapuk) sehingga bibit gulma yang ada sudah mati.
Selain menjadi saingan dalam perolehan makanan dan
sinar matahari bagi tanaman utama, gulma juga sering menjadi
tanaman inang bagi hama dan penyakit.
 Penyiraman
Tanaman lidah buaya tidak memerlukan banyak air, akan
tetapi penyiraman dapat dilakukan untuk meningkatkan
produksi pelepah yang berkualitas. Menyiram tanaman lidah
buaya saat bedengan telah nampak kering, penyiraman
dilakukan dengan cara mengenangi parit atau di lep dengan air
seperlunya.
 Pengendalian Hama
41
Pengendalian penyakit tanaman atau hama pada lidah
buaya dapat menggunakan pestisida organik buatan sendiri
atau beli pestisida organik yang telah banyak di jual
seperti PHEFOC produk Pt.HCS dan banyak yang lainnya.
Pengendalian hama tidaklah begitu intensif, penyemprotan
pestisida organik hanya dilakukan saat tanaman aloe vera
menunjuk-kan gejala serangan. Namun untuk memaksimalkan
produksi pelepah lidah buaya yang sehat bisa juga
dilakukan penyemprotan untuk pencegahan.
Pengendalian Hama dan Penyakit
1. Hama Ulat Pemakan Daun
Kerusakan akibat serangan hama belum dilaporkan
secara serius. Hama yang sering mengganggu adalah ulat
penggerak daun pada tanaman muda. Ulat ini sangat
mengganggu karena mengakibatkan pertumbuhan tanaman
terganggu. Pengendalian hama ulat ini dilakukan dengan
menyemprotkan insektisida.
2. Hama Bekicot
Hama bekicot dan sejenis siput kecil merusak daun.
Pengendaliaan hama bekisot dapat dilakukan secara manual.
Hewan lunak ini cukup mudah ditangkap dan dibunuh atau
dikumpulkan untuk dijadikan pakan ayam atau itik.
Hama ini sangat menyenangi tempat yang lembap.
Lubang dan semak-semak yang lembap merupakan tempat
yang cocok untuk bertelur dan berkembang biak. Oleh karena
itu, sanitasi lingkungan sangat diperlukan untuk mengatasi
hama ini.
3. Penyakit
Penyakit yang sering menyerang tanaman lidah buaya
adalah golongan jamur yang meyebabkan busuk pada pangkal
42
batang, atau pangkal daun, seperti Fusarium Sp. yang
menyerang akar atau pangkal batang sehingga tanaman layu
dan kemudian mati.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan
mengatur drainase tanah agar lancar, karen cendawan ini
sangat menyukai lahan yang drainasenya jelek dan lembap.
Tanaman yang terserang harus dimusnahkan dengan jalan
dibakar dan tempat bekas tanaman diisolasi agar tidak
menularkan penyakit pada tanaman lain. Pengendalian secara
kimia dilakukan dengan penggunaan fungisida yang berbahan
aktif dazomet, captafol atau benomyl, seperti Basamid G,
Benlete atau Vapam. Penggunaannya dilakukan dengan cara
disemprotkan pada tanaman atau dengan pencelupan pada
akar tanaman sebelum tanaman ditanam.
Panen dan Pasca Panen
 Panen
Tanaman lidah buaya dimanfaatkan getah lendirnya atau
gel daun yang telah mengental. Oleh karena itu, pemungutan
hasil dilakukan setelah produksi gelnya tinggi. Hal ini ditandai
dengan ukuran pelepah daun yang besar, ketebalan pelepah
daun sudah maksimal, dan daun berwarna hijau tetapi tidak
tua. Bila daun telah tua kandungan gelnya berkurang.
Panen pertama dapat dilakukan setelah
tanaman berumur 8 - 10 bulan, dan ketebalan daun kira-kira
40 cm - 50 cm, dengan berat 300 g - 600 g. Hal ini tergantung
kepada kesuburan tanaman dan media penanamnya. Apabila
ditanam dalam pot, berat daun ± hanya 1 ons - 2 ons per
batang. Panen dapat dilakukan secara berkala 1 - 2 minggu
sekali dengan cara memotong pangkal daun yang dimulai dari
pelepah daun bagian bawah, karena daun bagian bawah ini
43
bila dibiarkan terlalu lama akan meyentuh tanah sehingga
membusuk.
Tiap pelepah dapat mencapai 300 g - 600 g berat basah,
sedangkan populasi tanaman per ha dapat mencapai 40.000 -
60.000 tanaman. Dengan demikian, 1 ha tanah dapat
menghasilkan 12 ton - 36 ton berat basah. Di Pontianak harga
lidah buaya yang masih bekulit Rp 300,00 per kg dan biasanya
dijual dalam bentuk cendol lidah buaya untuk konsumsi.
Lidah buaya yang sudah dikupas dan berupa gel siap
dikonsumsi dijual dengan harga Rp 1.200,000 per kg.
 Penanganan Pasca Panen
Panen lidah buaya dapat dilakukan ketika tanaman
telah mencapai usia di atas 9 - 12 bulan, atau dengan ciri-ciri
tanaman sudah keluar bunga pertama kali. Biasanya pada
panen pertama rata-rata berat per pelepah bisa mencapai 7 ons
hingga 1 kg Up, tergantung juga dengan kondisi kesuburan
lahan budidaya aloe vera.
Penanganan pasca panen dan saat panen perlu
dilakukan dengan cermat untuk menghindari terjadinya
kerusakan pelepah. Pemotongan pelepah saat panen hanya
pada bagian yang paling bawah atau yang telah cukup usia,
untuk pengiriman pelepah segar dengan jarak tempuh yang
44
jauh, tiap-tiap pelepah dapat dibungkus menggunakan kertas
koran bekas atau menggunakan kertas minyak untuk menjaga
kualitas pelepah aloe vera tetap baik hingga tempat tujuan.
Diagram Alur Budidaya Tanaman Lidah Buaya
2.5 Syarat Tumbuh
Tanaman lidah buaya tahan terdapat segala unsur
iklim, yaitu suhu, curah hujan, dan sinar matahari. Tanaman
ini juga tahan kekeringan, dapat menyimpan air pada daunnya
yang tebal, mulut daunnya tertutup rapat sehingga dapat
mengurangi penguapan pada musim kering. Meskipun
tanaman menghendaki ditanam di tempat terbuka, tetapi di
dalam ruangan yang sinar mataharinya kurang pun dapat
tumbuh dengan baik. Oleh karena itu, tanaman ini terdapat di
mana-mana, mulai dari Eropa, Amerika, Afrika, dan Asia. Di
45
daerah yang bersuhu antara 28°C-32°C, tanaman ini dapat
tumbuh dengan baik.
Lidah buaya termasuk tanaman yang efisien dalam
penggunaan air dan dapat tumbuh di daerah basah maupun
kering. Kelemahan lidah buaya apabila ditanam di daerah
basah dengan curah hujan tinggi adalah banyaknya serangan
cendawa, terutama Fusarium sp. yang menyerang pangkal
daun.
2.5.1 Ketinggian Tempat
Lidah buaya dapat tumbuh mulai dari daerah dataran
rendah sampai daerah pegunungan. Daya adaptasinya tinggi
sehingga tempat tumbuhnya menyebar di seluruh dunia, mulai
daerah tropika sampai daerah subtropika. Di dataran tinggi
tanaman ini dapat menghasilkan bunga.
Sementara itu, di Amerika dan Australia tanaman ini
sudah diusahakan secara besar-besaran pada lahan kering.
 Tanah
Tanah yang dikehendaki lidah buaya adalah tanah
subur, kaya bahan organik, dan gembur. Kesuburan tanah
pada lapisan olah sedalam 30 cm sangat diperlukan karena
akarnya pendek. Apabila tanaman ditanam di daerah yang
bertanah mineral maupun tanah organik, agar dapat tumbuh
dengan baik diperlukan tambahan pupuk.
Di Kalimantan Barat, tanaman tumbuh baik di daerah
bertanah gambut yang pH-nya rendah. Pemberian pupuk
kandang dan abu menyebabkan tanaman memberikan hasil
yang cukup baik. Meskipun demikian, pH ideal untuk tanaman
lidah buaya adalah 5,5 – 6. Tanah yang terlalu asam dapat
mengakibatkan tanaman lidah buaya keracunan logam berat,
sehingga ujung-ujung daun menjadi kuning seperti terbakar,
46
pertumbuhan terhambat, dan jumlah anakan berkurang. Agar
tanah seperti ini bisa ditanami lidah buaya, para petani
membuat galengan-galengan kecil atau bedengan, sehingga
sirkulasi air dan udara selalu dalam keadaan baik untuk
tanaman.
Tanah berpasir perlu diberi pupuk organik. Bila lidah
buaya ditanam di tanah berpasir, produksi gelnya sangat
rendah dan daunnya kecil-kecil. Tanah yang terlalu padat
perlu digemburkan atau diberi pupuk kandang agar lebih
gembur dan dapat menyerap air.
2.6 Ragam Jenis Aloe Vera
Jika dihitung,
maka jumlah varietas
Aloe Vera mencapai dua
ratus. Dalam keseharian
kita mengenal tanaman
ini dengan bantuk serupa
lidah dengan duri pada
pinggir daun. Selain itu,
warna khas yang melekat pada tanaman ini adalah hijau.
Sebenarnya, tidak semua jenis Aloe Vera sama seperti si
Barbadensis Milleer, daun mirip lidah dan berwarna hijau.
Faktanya Ada banyak jenis Aloe Vera yang tampil
dengan warna mencolok seperti oranye menuju merah bahkan
terdapat pula yang berwarna kuning.
Jika Anda melihat jenis Aloe dichotoma atau yang
juga dikenal dengan nama Quiver Tree, boleh jadi Anda akan
menyangkalnya sebagai kerabat dari Aloe Vera sebab
tampilannya yang lebih mirip pohon biasa. Quiver Tree tidak
sendiri, masih ada varian lain bernama Aloe barberae yang
tampilannya juga tidak seperti apa yang selama ini kita
47
pahami tentang Lidah Buaya. Jika bicara soal jenis-jenis lidah
buaya, maka boleh jadi Anda akan mencermati sederet istilah
yang asing, antara lain:
1. Aloe antsingyensis (Leandri)
2. Aloe antonii J
3. Aloe archeri
4. Aloe arenicola
5. Aloe arborescens Mill.
6. Aloe argyrostachys
7. Aloe armatissima.
8. Aloe asperifolia
9. Aloe aurelienii
10. Aloe argenticauda
11. Aloe aristata Haw.
12. Aloe aufensis
13. Aloe austroarabica
Total ada 240 jenis Lidah Buaya yang telak dikenali dan
diberi nama oleh peneliti. Meski demikian, harus diakui,
hanya segelintir saja yang lazim dimanfaatkan. Hal ini terkait
erat dengan senyawa yang dikandung masing-masing varian.
Selebihnya, hanya dimanfaatkan sebagai tanaman hias, itupun
kurang populer sebab Aloe Vera banyak yang masih tertolong
tanaman liar.
Jenis-jenis Lidah Buaya yang juga biasa dimanfaatkan
selain Barbadensis Milleer, antara lain:
1. Aloe Forex
2. Aloe Chine sis
3. Aloe Variegate
4. Aloe Lalifolia
48
5. Curacao Aloe
6. Aloe Saponaria
2.6.1 Spesies Aloe (Lidah Buaya)
 Aloe broomii
Aloebroomii
gambar : jardinexotiqueroscoff.com
Lidah buaya (Aloe vera) yang kondang sebagai
tanaman hias berkhasiat menyuburkan rambut itu ternyata
hanya satu dari 270 spesies anggota genus aloe. Kenapa aloe
disebut sukulen .Karena aloe mampu menyimpan air cadangan
pada jaringan daunnya. Bentuk daun tebal, berdaging, dan
banyak mengandung air. Daunnya berguna untuk bertahan
hidup pada masa-masa sulit air, kemarau.
Tersusun seperti roset
Bentuk daun memanjang seperti pedang, getas,
tersusun seperti roset pada batangnya ciri khas aloe. Bunganya
terletak di tengah-tengah roset daun, berupa tandan. Salah satu
spesiesnya yang sangat populer di Indonesia adalah lidah
buaya (Aloe vera). Tanamannya banyak dipelihara di
pekarangan rumah atau pot sebagai tanaman hias, sekaligus
49
tanaman obat keluarga. Kalau kulit daun dibeset akan terlihat
daging daunnya padat, bening, dan berlendir, mirip agar-agar.
Selain lidah buaya, banyak species aloe lain yang
dikembangkan untuk tanaman hias. Aloe salah satu nama
kelompok genus famili Liliaceae (bakung-bakungan),
sehingga masih berkerabat dekat dengan bawang, lili dan
bakung. Di dunia terdapat sekitar 270 spesies anggota aloe,
belum termasuk hibridanya.
 Aloe bainesiitree
Aloe bainesiitree
gambar : Nelly. S
Aloe bainesii dapat mencapai tinggi 6 m, cocok untuk
taman. Tanaman ini adalah termasuk aloe pohon, karena tinggi
dan batang pokoknya terlihat jelas, serta dapat bercabang-
cabang seperti pohon. Aloe itu tergolong langka dan eksklusif,
harganya bisa di atas satu juta rupiah per batang untuk
tanaman yang masih juvenil (anakan).
Aloe ballyi juga termasuk aloe pohon, yang tingginya
bisa mencapai 1,5 m. batangnya bulat tegak meninggi.
Penampilannya mirip palem atau pohon kelapa dengan
kumpulan daun di atas sebagai tajuknya.
50
 Aloe ferox
Aloe ferox
gambar : aloeferoxafrica.com
Aloe ferox atau Aloe hanburyi juga termasuk aloe
yang dapat tumbuh tinggi dan besar, sehingga termasuk pula
aloe pohon. Di bawah roset daun terdapat tegakan batang yang
membulat, dan tidak berdaun lagi setelah tanaman tumbuh
setinggi 1 m. daun lanset memanjang, berselaput lilin,
berwarna kemerah-merahan. Duri daun terdapat di sembarang
tempat. Duri di tepi daun panjang, kuat, bengkok. Demikian
pula duri pada tengah, sisi, dan bawah daun. Berdasarkan
warna daunnya ada yang variegata, sehingga nama ilmiahnya
disebut Aloe ferox variegata.
Spesies aloe lain pada umumnya berukuran sedang
sampai mini. Cantik sekali kalau diperlakukan sebagai
tanaman pot. Masing-masing spesies memiliki ukuran, warna
dan penampilan yang unik. Yang tergolong eksklusif antara
lain Aloe polyphylla, Aloe dichotoma, A. marlothii, A.
ramosissima, A. arborescens, dan A. plicatilis.
51
 Aloe dichotoma
Aloe dichotoma
gambar : namibgarden.co.za
Beberapa spesies lain yang unik adalah Aloe peglerae,
Aloe burgerfortensis, Aloe erinacea, Aloe garippiensis, Aloe
mudenensis, Aloe humilis, Aloe arborescens variegata, Aloe
branaraiensis, Aloe mitriformis, Aloe deltoideodenta, Aloe
somaliensis, Aloe plicatilis, Aloe plicatilis var. variq, Aloe
broomii, Aloe chabaudii, Aloe gracilis, Aloe bellatula, Aloe
haworthioides, Aloe brevifolia, Aloe beocock, Aloe Black
Beauty, dan Aloe aubareschis. Keunikannya terletak pada
corak warna, bentuk daun dan susunan rosetnya yang berbeda
dengan lidah buaya biasa.
2.7 Kandungan Lidah Buaya
Lidah buaya merupakan salah satu dari 10 tanaman
terlaris di dunia yang memiliki potensi untuk dikembangkan
sebagai tanaman obat dan bahan baku industri. Lidah buaya
merupakan tanaman yang fungsional karena semua bagian
dari tanaman dapat dimanfaatkan, baik untuk perawatan tubuh
maupun untuk berbagai macam penyakit. Berdasarkan
beberapa hasil penelitian, diketahui bahwa lidah buaya
52
mengandung zat-zat atau senyawa yang bermanfaat baik bagi
kesehatan.
Pelepah lidah buaya yang dipanen dapat
dikelompokkan menjadi 3 bagianyang digunakan, yaitu :
1. Daun
Keseluruhan daunnya dapat digunakan langsung baik
secara tradisional maupun dalam bentuk eksudatnya.
Gambar Daun atau pelepah lidah buaya
2. Eksudat
Eksudat adalah getah yang keluar dari daun saat
dilakukan pemotongan. Eksudat berbentuk kental, berwarna
kuning dan rasanya pahit. Terdapat di pangkal daun atau
pelepah. Eksudat ini mengandung senyawa glikosida
(antraglikosida) yang merupakan derivat antrakuinon seperti
aloin yang bersifat laksatif, sehingga sejak abad ke-4 SM
telah digunakan oleh orang Yunani sebagai obat pencahar.
53
Gambar Eksudat lidah buaya
Dalam industri kosmetika aloin ini tidak diharapkan
dan dianggap sebagai bahan kontaminator karena dapat
menyebabkan alergi atau iritasi. Tetapi untuk industri farmasi
digunakan sebagai anti konstipasi (obat pencahar).
Kandungan aloin sangat bervariasi tergantung pada jenis
tanaman lidah buaya.
3. Gel
Gel adalah bagian berlendir yang diperoleh dengan
cara menyayat bagian dalam daun setelah eksudat dikeluarkan.
Gel sangat mudah rusak karena mengandung bahan aktif dan
enzim yang sangat sensitif terhadap suhu, udara dan cahaya,
serta bersifat mendinginkan. Gambar memperlihatkan gel
yang ada pada pelepah lidah buaya setelah kulitnya dikupas.
54
Gambar Gel yang terdapat di pelepah lidah buaya
Untuk lebih jelas melihat bagian-bagian dari daun
lidah buaya, berikut ini adalah gambar irisan melintang daun
lidah buaya. Aloin banyak terkandung di dalam jaringan
perisiklik.
Gambar Irisan melintang daun lidah buaya
Lidah buaya mengandung berbagai macam komponen
kimia yang sangat berguna bagi kesehatan. Menurut
Furnawanthi (2004), komponen yang terkandung dalam lidah
buaya sebagian besar adalah air yang mencapai 99,75 %,
dengan total padatan terlarut hanya 0,49 %, lemak 0,067 %,
karbohidrat 0,043 %, protein 0,038 %, vitamin A 4,594 IU,
55
dan vitamin C 3,476 mg. Berdasarkan hasil penelitian Suriati
(2000) , komposisi dan sifat gel lidah buaya segar dapat dilihat
pada Tabel.
Komponen utama gel lidah buaya adalah air. Selain
itu komposisi gel lidah buaya yang sangat penting untuk
kosmetika adalah karbohidrat yang berupa glukomannan.
Glukomannan merupakan suatu senyawa karbohidrat yang
dapat membantu mempertahankan kelembaban kulit, sehingga
sangat baik untuk kebutuhan kosmetika seperti moisturizer ,
hand and body lotion , shampoo dan lain sebagainya.
2.8 Kondisi Agribisnis Lidah Buaya
Tanaman lidah buaya yang mudah tumbuh dengan
baik di lahan gambut sekitar khatulistiwa dapat dijadikan
sebagai komoditi unggulan mengingat manfaat dan nilai
ekonomis yang cukup tinggi. Sayangnya salah satu komoditi
yang mempunyai keunggulan komparatif tersebut belum
diusahakan secara optimal. Hingga saat ini sebagian besar
tanaman lidah buaya diolah menjadi makanan dan minuman
atau diekspor dalam bentuk pelepah segar ke negara tetangga,
seperti Singapura, Malaysia dan Brunai Darussalam.
Hasil olahan yang terbatas dan ekspor dalam bentuk
bahan baku hanya memberikan sedikit nilai tambah. Nilai
tambah akan diperoleh jika tanaman lidah buaya diolah
menjadi produk yang dibutuhkan industri sebagai bahan baku
industri lanjutan. Industri lanjutan yang berbahan baku
tanaman lidah buaya antara lain industri farmasi dan
kosmetika. Sebagai bahan baku, tanaman lidah buaya tidak
bisa digunakan secara langsung dalam bentuk pelepah segar,
56
tetapi harus diolah dahulu menjadi gel (aloe gel) atau tepung
(aloe powder).
Rasio kebutuhan pelepah segar terhadap produk
olahan seperti tepung lidah buaya sangat besar, bahkan
perbandingan untuk tepung lidah buaya dengan kualitas sangat
baik dapat mencapai 150 : 1. Tepung dengan kualitas tersebut
dengan berat yang sama nilai rupiahnya bisa mencapai seribu
empat ratus kali lipat dari bahan bakunya. Ini artinya adalah
bahwa dari sisi bisnis, komoditi tersebut sangat berpotensi
untuk dikembangkan, sehingga dapat meningkatkan
pendapatan petani dan pelaku industri pengolahannya, yang
pada akhirnya akan berdampak positif pada peningkatan
ekonomi wilayah. Oleh karena itu, apabila komoditi tersebut
akan dikembangkan pengusahaannya, maka sebaiknya
industri yang memproduksi gel ataupun tepung harus memiliki
kontinuitas ketersediaan bahan baku (pelepah segar). Kondisi
tersebut dapat tercapai jika industri dan budidaya terkait
secara langsung dalam suatu klaster bisnis.
2.8.1 Manfaat Lidah Buaya
Lidah buaya merupakan salah satu dari 10 jenis
tanaman terlaris di dunia yang telah dikembangkan oleh
negara-negara maju seperti Amerika, Australia dan negara di
benua Eropa sebagai bahan baku industri farmasi dan pangan.
Begitu pentingnya lidah buaya sebagai bahan baku industri
pada saat ini dan masa mendatang adalah didasarkan pada
manfaat yang besar bagi kehidupan manusia. Bahkan komoditi
ini telah digunakan oleh manusia sejak dahulu kala. Mutiara
Hijau/Lidah Buaya (Aloevera) adalah, tanaman yang tumbuh
subur di Pontianak dan sekitarnya, tanaman ini menurut
57
catatan WHO, lebih dari 23 negara menggunakan si “Mutiara
Hijau” sebagai bahan baku obat- obatan dan pada zaman raja
Mesir Cleopatra menggunakan Aloevera sebagai pembasuh
kulit yang sangat mujarab sehingga dijadikan bahan baku
kosmetika yang penting.
Di Amerika bagian barat daya lidah buaya (Aloevera)
ditanam sebagai tanaman hias di perkarangan rumah, dan
dimanfaatkan sebagai obat luka bakar (Aloevera Center
www.bppt.go.id) Penggunaan tanaman lidah buaya dalam
industri secara garis besar dapat dibagi menjadi empat jenis
industri, yaitu:
1) Industri pangan, sebagai makanan tambahan
(food supplement), produk yang langsung
dikonsumsi dan flavour
2) Industri farmasi dan kesehatan, sebagai anti
inflamasi, anti oksidan, laksatif, anti
mikrobial dan molusisidal, anti kanker,
imunomodulator dan hepatoprotector. Paten
yang telah dilakukan beberapa negara maju
antara lain: CAR 1000, CARN 750,
Polymannoacetate, Aliminase, Alovex dan
Carrisyn.
3) Industri kosmetika, sebagai bahan baku lotion,
krem, lipstik, shampo dan kondisioner.
4) Industri kosmetika, sebagai bahan baku lotion,
krem, lipstik, shampo dan kondisioner.
5) Industri pertanian, sebagai pupuk, suplemen
hidroponik, suplemen untuk media kultur
jaringan dan penambah nutrisi pakan ternak
58
Penggunaan tanaman lidah buaya yang cukup besar di
dalam industri dikarenakan komponen-komponen yang
dimilikinya cukup lengkap dan bermanfaat. Komponen
tersebut terdapat dalam cairan bening yang seperti jeli dan
cairan yang berwarna kekuningan. Cairan bening seperti jeli
diperoleh dengan membelah batang lidah buaya. Jeli ini
mengandung zat anti bakteri dan anti jamur yang dapat
menstimulasi fibroblast yaitu sel-sel kulit yang berfungsi
menyembuhkan luka. Selain kedua zat tersebut, jeli lidah
buaya juga mengandung salisilat, zat peredam sakit, dan anti
bengkak seperti yang terdapat dalam aspirin. Lidah buaya
sebagian besar, 95%, mengandung air, sisanya mengandung
bahan aktif (active ingredients) seperti: minyak esensial, asam
amino, mineral, vitamin, enzim dan glikoprotein.
2.8.2 Pohon Industri Lidah Buaya
Lidah buaya banyak digunakan oleh manusia sejak
lama, baik diolah secara moderen maupun sederhana. Khusus
yang diolah secara moderen, penggunaan lidah buaya pada
umumnya dalam bentuk bubuk (aloe powder), bahan jadi
seperti sabun (aloe soap) dan produk lainnya seperti sari dan
gel lidah buaya yang telah distabilkan 100% agar tidak
mengalami kerusakan enzimatis. Kosmetika berbahan baku
lidah buaya yang cukup banyak diproduksi Amerika antara
lain: lotion, sampo dan lipstik.
Mengingat manfaat yang diperoleh dari tanaman lidah
buaya cukup banyak maka dapat dibuat pohon industrinya
seperti yang tertera pada Gambar
59
Gambar 1. Pohon Industri Lidah Buaya
Sumber : Aloevera Center, 2004
2.8.3 Potensi dan Peluang
Pada saat ini pusat pengembangan lidah buaya
terdapat di negara-negara Afrika bagian Selatan (Transvaal)
yaitu: Eritrea, Ethiopia dan Northern Somalia. Saat ini
negara-negara yang telah membudidayakan tanaman lidah
buaya secara komersial adalah Amerika Serikat, Meksiko,
Karibia, Israel, Australia dan Thailand.
Tanaman lidah buaya yang berasal dari Pontianak
(Aloevera chinensis) merupakan varietas terunggul di
Indonesia bahkan diakui keunggulannya di dunia. Tanaman
jenis ini setiap pelepahnya memiliki berat sekitar 0.8 – 1.2 kg
dan dapat dipanen setiap bulan sejak bulan ke 10 -12 setelah
penanaman hingga tahun ke 5. Mutu panen setiap pelepah
sebagian besar tergolong mutu A yaitu tanpa cacat atau
serangan hama penyakit daun. Berbeda dengan tanaman lidah
buaya yang dibudidayakan di luar Pontianak, seperti di
Amerika dan Cina, setiap pelepahnya memiliki berat hanya
60
berkisar 0.5 - 0.6 kg dan dipanen hanya 1 kali setahun karena
kendala musim dingin.
Nilai ekspor pelepah lidah buaya segar yang tercatat
oleh Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konversi
Alam untuk tahun 2001 adalah USD 2.143 untuk 15.000
lembar pelepah.
Tanaman lidah buaya telah dikembangkan oleh
negara-negara maju seperti Amerika, Australia dan negara di
benua Eropa sebagai bahan baku industri farmasi dan pangan.
Begitu pentingnya lidah buaya sebagai bahan baku industri
pada saat ini dan masa mendatang adalah didasarkan pada
keunggulan komparatif. Penggunaan tanaman lidah buaya
yang cukup besar di dalam industri dikarenakan komponen-
komponen yang dimilikinya cukup lengkap dan bermanfaat.
Dari segi kandungan nutrisi, gel atau lendir dalam
lidah buaya mengandung beberapa mineral seperti Zn, K, Fe
dan vitamin seperti Vitamin A, B1, B2, B12, C dan E,
Inositol, asam folat, dan kholin. Djuebaedah (2003),
menyebutkan bahwa gel lidah buaya mengandung 17 jenis
asam amino penting. Berdasarkan kandungan nutrisi yang
demikian lengkap dan bervariasi maka peluang diversifikasi
produk lidah buaya sangat besar.
Pengembangan agroindustri lidah buaya di Indonesia
terpusat di Pontianak provinsi Kalimantan Barat. Tanaman
lidah buaya yang berasal dari Pontianak ( Aloevera chinensis )
merupakan varietas terunggul di Indonesia bahkan diakui
keunggulannya di dunia. Tanaman jenis ini setiap pelepahnya
memiliki berat sekitar 0,8 – 1,2 kg dan dapat di panen setiap
bulan sejak bulan ke 10-12 setelah penanaman hingga tahun
ke 5.
61
Mutu panen setiap pelepah sebagian besar tergolong
mutu A yaitu tanpa cacat atau serangan hama penyakit daun.
Berbeda dengan tanaman lidah buaya yang di budidayakan di
luar Pontianak, seperti Amerika dan Cina, setiap pelepahnya
memiliki berat hanya 0,5-0,6 kg dan di panen hanya 1 kali
setahun karena kendala musim dingin.
Hingga kini luas areal lahan yang telah ditanami lidah
buaya di Kalimantan Barat mencapai 75 Ha, dimana sebagian
besar di tanam oleh petani di Kotamadya Pontianak,
sedangkan luas potensi wilayah pengembangan adalah 20 ribu
hektar. Dalam satu hektar lahan dapat ditanami sekitar 7500
tanaman lidah buaya. Produksinya dapat mencapai rata-rata 6-
7 ton per hektar tiap kali panen atau 24-30 ton/ ha per tahun
dengan harga daun lidah buaya segar ditingkat petani
mencapai Rp. 800-1500 per kg. Adapun jumlah areal
penanaman lidah buaya disajikan pada Tabel
Tabel Areal Penanaman Lidah buaya di Kalimantan Barat
Tanaman lidah buaya yang mudah tumbuh dengan
baik dilahan gambut sekitar Khatulistiwa dapat dijadikan
sebagai komoditi unggulan mengingat manfaat dan nilai
ekonomis yang cukup tinggi. Sayangnya salah satu komoditi
yang mempunyai keunggulan komparatif tersebut belum di
usahakan secara optimal.
62
Gambar Kebun Lidah Buaya
Hingga saat ini sebagian besar tanaman lidah buaya
diolah menjadi makanan dan minuman atau diekspor dalam
bentuk pelepah segar ke negara tetangga, seperti Singapura,
Malaysia dan Brunai Darussalam. Hasil olahan yang terbatas
dan ekspor dalam bentuk bahan baku hanya memberikan
sedikit nilai tambah. Nilai tambah akan diperoleh jika tanaman
lidah buaya diolah menjadi produk yang dibutuhkan industri
makanan, kosmetik farmasi dan lain-lain. Bila kita cermati hal
ini merupakan potensi yang cukup besar untuk
mengembangkan industri pengolahan hasil pertanian berbasis
komoditas tanaman lidah buaya di Pontianak
63
BAB
Cinema Spots (Film Pendek)
&
Komoditi Lidah buaya
Hubungan Cinema Spot dalam Pengembangan
Komoditas Lidah Buaya
Perkembangan zaman yang begitu pesatnya dalam
dunia teknologi komunikasi dan informasi memberikan
pengaruh/dampak kepada manusia sebagai penggunanya.
Selain itu, manusia sebagai pengguna juga memiliki peranan
penting dalam menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi. Dalam media komunikasi terhadap komunitas,
ada sebuah situasi yang disebut sebagai global village.
Global village adalah suatu keadaan/waktu dimana
segala informasi sangat terbuka dan mudah diakses oleh
siapapun, kapanpun, dan dimanapun. Konsep pengembangan
Global Village terus berkembang seiring berjalannya waktu
dan konsep ini dianggap sesuai dengan keadaan saat ini,
contoh nya adalah adanya film yang terbukti dapat
64
menyatukan dunia. Dampak yang kerap kali muncul adalah
dengan film pendek (Cinema Spot), manusia dapat
berkomunikasi dengan orang lain video gerak dan musik
pengiringnya.
Dalam fragmentasi sosial, dampak positif nya adalah
manusia dapat tetap saling berkomunikasi satu sama lain
bahkan lebih,walaupun tidak langsung. Dampak
buruknya adalah dengan adanya film pendek (cinema spot) ,
manusia tidak semuanya menggunakan teknologi itu secara
bijak. Hal-hal seperti inilah yang disebut sebagai Fragmentasi
Sosial yaitu perpecahan dalam masyarakat
Teknologi yang kita gunakan tanpa sifat bijak,
membuat kita kecanduan dalam penggunaannya sehingga kita
menggunakan secara berlebihan. Dengan adanya media
komunikasi yang tentu saja semakin canggih akan
memperjelaskan timbal balik itu sendiri. Awal mulanya media
komunikasi memang terlihat membantu manusia untuk
berkomunikasi dengan jarak jauh ataupun sampai ke seluruh
dunia.
Dengan adanya media komunikasi, kita juga dapat
berbagi dan memperkenalkan komoditas hasil pertanaian
seperti tanaman Lidah buaya kepada khalayak di luar sana
yang mungkin tertarik untuk mempelajari tentang budidaya
65
tanaman lidah buaya dan khasiat-khasiat yang bermanfaat bagi
manusia sendiri.
Kita ketahui sendiri lidah buaya (Aloe vera, Latin
: Aloe barbadensis Milleer) adalah sejenis tumbuhan yang
sudah dikenal sejak ribuan tahun silam dan digunakan sebagai
penyubur rambut, penyembuh luka, dan untuk perawatan kulit.
Tumbuhan ini dapat ditemukan dengan mudah di kawasan
kering di Afrika.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, manfaat tanaman lidah buaya berkembang sebagai
bahan baku industri farmasi dan kosmetika, serta sebagai
bahan makanan dan minuman kesehatan.Secara umum, lidah
buaya merupakan satu dari 10 jenis tanaman terlaris di dunia
yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai
tanaman obat dan bahan baku industry.
Oleh karena itu media komunikasi ini juga sangat
membantu secara individu maupun terhadap orang lain
sampai di luar negeri. Misalnya seperti kasus penyebaran
tutoraial budidaya tanaman lidah buaya yang di awali
dari media film pendek dan diuploud di media sosial .
Dimana seseorang cuma mengenal lidah buaya sebagai
hiasan rumah, kemudian berkembang menjadi tanaman
66
berkhasiat. Dari hal itu dapat terus menerus terjadi maka
perkembangan akan komoditas pertanian ini akan terus
meningkat.
Dalam perkembangan komoditas lidah buaya yang
berjalan lancar membutuhkan media komunikasi yang
mendukung segala proses. Dengan adanya media tekologi ini
Cinema spot (film pendek) juga sangat mempermudah kerja
penyuluh pertanaian serta berdampak besar kepada petani-
petani lidah buaya. Dengan adanya media komunikasi yang
sangat banyak sekarang ini, pemerintahan dapat menjalin
relasi lebih efektif dan membangun perkembangan pertanian
dengan negara lain tanpa terhalang oleh jarak. Bisa kita
ketahui pada zaman dahulu untuk persetujuan akan suatu kerja
sama saja orang yang terlibat harus berhadapan secara
langsung.
67
BAB
Penutup
4.1 Kesimpulan
Perkembangan zaman yang begitu pesatnya dalam
dunia teknologi komunikasi dan informasi memberikan
pengaruh/dampak kepada manusia sebagai penggunanya.
Dengan adanya media komunikasi, Cinema spot (Film
pendek) kita juga dapat berbagi dan memperkenalkan
komoditas hasil pertanaian seperti tanaman Lidah buaya
kepada khalayak di luar sana yang mungkin tertarik untuk
mempelajari tentang budidaya tanaman lidah buaya dan
khasiat-khasiat yang bermanfaat bagi manusia sendiri.
Lidah buaya merupakan salah satu dari 10 jenis
tanaman terlaris di dunia yang telah dikembangkan oleh
Negara-negara maju sebagai bahan baku di bidang industry
farmasi dan pangan. Lidah buaya memiliki berbagai khasiat
serta manfaat yang baik bagi tubuh. Pengelolahan lidah buaya
di bidang agroidustri salah satunya dengan membuat aneka
68
minuman yaitu nata de Aloevera yang dapat bertujuan
memperpanjang masa simpan, meningkatkan nilai tambah
lidah buaya serta diversifikasi produk.
Tanaman lidah buaya (Aloe vera) dewasa ini
merupakan salah satu komoditas pertanian daerah tropis yang
mempunyai peluang sangat besar untuk dikembangkan di
Indonesia sebagai usaha agribisnis dengan prospek yang
cukup menjanjikan. Hal ini karena selain mempunyai manfaat
fisiologis sebagai obat, 7 lidah buaya juga dapat dimanfaatkan
untuk produk-produk makanan dan minuman, kosmetik,
industri farmasi serta budidayanya yang mudah.
69
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, (2006). Laporan Bank Dunia, Kesetaraan
dan Pembangunan. Penerbit Salemba Empat, Grand Wijaya
Center Blok D-7, Jakarta.
Badan Penelitian dan Pengkajian Teknologi, (2004).
Aloevera Center. Aloevera Center www.bppt.go.id
Dalimartha setiawan. (2006) Atlas Tumbuhan Obat
Indonesia. Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara: Jakarta
Hariana arief, (2011) Tumbuhan Obat dan Khasiat seri
3. Penebar Swadaya: Jakarta.
Husein Umar, (2003). Studi Kelayakan Bisnis. Edisi
ke-2. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Keichi Ohmae, (2005). The Next Global Stage.
Tantangan dan Peluang Di Dunia yang Tidak Mengenal Batas
70
Kewilayahan. Penerbit PT. INDEKS Kelompok Gramedia,
Jakarta.
Majalah Infokop No.28 Tahun XXII 2006.
Kementrian Negara Koperasi dan UKM, Jakarta.
Mundrajad, K., (2003). Metode Riset Untuk Bisnis &
Ekonomi. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 13 No. 2 [Agustus
2012] 125-137 Pembuatan Tepung [Ramadhia dkk]
Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 9, No. 2,
2008: 144 – 155 “Pemanfaatan lidah buaya” Menjadi produk
pangan” [Aminah,dkk]
Suhendar Sulaeman, dkk, (2005). Business Plan
Agroindustri Aloevera. Tidak Diterbitkan.
Suhendar Sulaeman, (2006). Pengembangan
Agribisnis Rumput Laut Melalui Model Kluster Bisnis.
Suranto,Adji.2011.Dahsyatnya lidah buaya tumpas
Penyakit.Jakarta: Pustaka Bunda.
71
Syamsuri, Istamar dkk. 2007. Biologi untuk SMA
kelas XI semester 1. Malang: Erlangga
(http://www.organikilo.co/2015/01/cara-menanam-
lidah-buaya-secara-organik.html)
(https://mellindapsari.wordpress.com/2012/06/13/sejar
ah-dan- asal-usul-tanaman-lidah-buaya-3/)
http://www.squidoo.com/manfaat-lidah-buaya
` http://forum.kompas.com/kesehatan/62110-beberapa-
manfaat-produk-lidah-buaya-pontianak-bagi-kesehatan.html
http://sudut-bacaan.blogspot.com/2013/05/mengurai-
klasifikasi-lidah-buaya.html)
72
Tentang penulis
Tirta yoga, pria yang lahir di Kota Pekanbaru,
15 Mei 1995.Putra bungsu dari Bapak
Supirman,Bsc dan Ibu Rukmini,S.pd. Pria yang
pernah mengenyam pendidikan Sekolah Dasar SD(2001-
2007), dan melanjutkan jenjang Sekolah Menengah Pertama
SMP Negeri 09 Pekanbaru(2007-2010),Ia melanjutkan
kejenjang Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 10
Pekanbaru(2010-2013).
Saat menulis buku ini penulis,merupakan seorang
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya,Malang-
Jawa Timur, ia menempuh studi Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian (SoSek) dan Program studi Agribisnis.
Selain sibuk dengan kegiatan kuliah, ia juga sibuk
dalam berorganisasi baik ektra maupun intra kampus dan
daerah.Anda bisa berinteraksi dengannya melalui e-mail
tirtayoga13@gmail.com.
73

More Related Content

Similar to Peranan Cinema Spot Dalam Pengembangan Komoditi Lidah Buaya

Sinemasastra, mencari bahasa di dalam teks visual
Sinemasastra, mencari bahasa di dalam teks visualSinemasastra, mencari bahasa di dalam teks visual
Sinemasastra, mencari bahasa di dalam teks visualglobal culture institute
 
Makalah kritik apresiasi seni - mau kamu apa sih ?
Makalah kritik apresiasi seni - mau kamu apa sih ?Makalah kritik apresiasi seni - mau kamu apa sih ?
Makalah kritik apresiasi seni - mau kamu apa sih ?Rachardy Andriyanto
 
Newsletter April 09
Newsletter April 09Newsletter April 09
Newsletter April 09lp3y
 
Ppt jurnalistik unsur penulisan artikel kel 8
Ppt jurnalistik unsur penulisan artikel kel 8Ppt jurnalistik unsur penulisan artikel kel 8
Ppt jurnalistik unsur penulisan artikel kel 8Hafiza .h
 
Sistem komunikasi pedesaan
Sistem komunikasi pedesaanSistem komunikasi pedesaan
Sistem komunikasi pedesaanMuchlis Soleiman
 
P isu media
P isu mediaP isu media
P isu mediaMickgun
 
Comunikasi massa
Comunikasi massaComunikasi massa
Comunikasi massapycnat
 
Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?
Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?
Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?Rachardy Andriyanto
 
Analisis wacana feminisme
Analisis wacana feminismeAnalisis wacana feminisme
Analisis wacana feminismeNdin52
 
MUSEUM DAN FUNGSINYA DARI MASA KE MASA SERTA HUBUNGAN MUSEUM DENGAN AUDIENS
MUSEUM DAN FUNGSINYA DARI MASA KE MASA SERTA HUBUNGAN MUSEUM DENGAN AUDIENSMUSEUM DAN FUNGSINYA DARI MASA KE MASA SERTA HUBUNGAN MUSEUM DENGAN AUDIENS
MUSEUM DAN FUNGSINYA DARI MASA KE MASA SERTA HUBUNGAN MUSEUM DENGAN AUDIENSArmadira Enno
 
Analisis Dan Representasi Makna Film Mad Max Fury Road Lady Bird Serta Captai...
Analisis Dan Representasi Makna Film Mad Max Fury Road Lady Bird Serta Captai...Analisis Dan Representasi Makna Film Mad Max Fury Road Lady Bird Serta Captai...
Analisis Dan Representasi Makna Film Mad Max Fury Road Lady Bird Serta Captai...Monica Waters
 
peranan komunikasi massa dalam peran warga negara
peranan komunikasi massa dalam peran warga negaraperanan komunikasi massa dalam peran warga negara
peranan komunikasi massa dalam peran warga negarafauziprsty
 
Makalah Bahasa Indonesia "Perkembangan Film Horor di Indonesia"
Makalah Bahasa Indonesia "Perkembangan Film Horor di Indonesia"Makalah Bahasa Indonesia "Perkembangan Film Horor di Indonesia"
Makalah Bahasa Indonesia "Perkembangan Film Horor di Indonesia"Annisa Latifa
 
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi Sosial
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi SosialKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi Sosial
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi SosialDiana Amelia Bagti
 
Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !
Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !
Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !Rachardy Andriyanto
 

Similar to Peranan Cinema Spot Dalam Pengembangan Komoditi Lidah Buaya (20)

Sinemasastra, mencari bahasa di dalam teks visual
Sinemasastra, mencari bahasa di dalam teks visualSinemasastra, mencari bahasa di dalam teks visual
Sinemasastra, mencari bahasa di dalam teks visual
 
Makalah kritik apresiasi seni - mau kamu apa sih ?
Makalah kritik apresiasi seni - mau kamu apa sih ?Makalah kritik apresiasi seni - mau kamu apa sih ?
Makalah kritik apresiasi seni - mau kamu apa sih ?
 
Newsletter April 09
Newsletter April 09Newsletter April 09
Newsletter April 09
 
Ppt jurnalistik unsur penulisan artikel kel 8
Ppt jurnalistik unsur penulisan artikel kel 8Ppt jurnalistik unsur penulisan artikel kel 8
Ppt jurnalistik unsur penulisan artikel kel 8
 
Sistem komunikasi pedesaan
Sistem komunikasi pedesaanSistem komunikasi pedesaan
Sistem komunikasi pedesaan
 
Bahasa media
Bahasa mediaBahasa media
Bahasa media
 
Karangan
KaranganKarangan
Karangan
 
P isu media
P isu mediaP isu media
P isu media
 
Comunikasi massa
Comunikasi massaComunikasi massa
Comunikasi massa
 
Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?
Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?
Makalah kritik apresiasi seni (ak1) - mau kamu apa sih ?
 
komunikasi massa
komunikasi massakomunikasi massa
komunikasi massa
 
Analisis wacana feminisme
Analisis wacana feminismeAnalisis wacana feminisme
Analisis wacana feminisme
 
Komunikasi massa
Komunikasi massaKomunikasi massa
Komunikasi massa
 
MUSEUM DAN FUNGSINYA DARI MASA KE MASA SERTA HUBUNGAN MUSEUM DENGAN AUDIENS
MUSEUM DAN FUNGSINYA DARI MASA KE MASA SERTA HUBUNGAN MUSEUM DENGAN AUDIENSMUSEUM DAN FUNGSINYA DARI MASA KE MASA SERTA HUBUNGAN MUSEUM DENGAN AUDIENS
MUSEUM DAN FUNGSINYA DARI MASA KE MASA SERTA HUBUNGAN MUSEUM DENGAN AUDIENS
 
Jenis Jenis Media
Jenis Jenis MediaJenis Jenis Media
Jenis Jenis Media
 
Analisis Dan Representasi Makna Film Mad Max Fury Road Lady Bird Serta Captai...
Analisis Dan Representasi Makna Film Mad Max Fury Road Lady Bird Serta Captai...Analisis Dan Representasi Makna Film Mad Max Fury Road Lady Bird Serta Captai...
Analisis Dan Representasi Makna Film Mad Max Fury Road Lady Bird Serta Captai...
 
peranan komunikasi massa dalam peran warga negara
peranan komunikasi massa dalam peran warga negaraperanan komunikasi massa dalam peran warga negara
peranan komunikasi massa dalam peran warga negara
 
Makalah Bahasa Indonesia "Perkembangan Film Horor di Indonesia"
Makalah Bahasa Indonesia "Perkembangan Film Horor di Indonesia"Makalah Bahasa Indonesia "Perkembangan Film Horor di Indonesia"
Makalah Bahasa Indonesia "Perkembangan Film Horor di Indonesia"
 
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi Sosial
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi SosialKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi Sosial
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi Sosial
 
Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !
Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !
Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !
 

Recently uploaded

UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 

Recently uploaded (20)

UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 

Peranan Cinema Spot Dalam Pengembangan Komoditi Lidah Buaya

  • 1. 1
  • 2. 2
  • 4. 4 DASAR KOMUNIKASI “Peranan Cinema Spots (Film Pendek) dalam Pengembangan Tanamana Komoditi Lidah Buaya” (Sebagai Tugas Akhir Matakuliah Dasar Komunikasi 2015) Disusun oleh: Nama :Tirta Yoga NIM :135040101111294 Kelas : L PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
  • 6. 6 Pengantar Penulis Pada hakikatnya Cinema Spots (film pendek) bukan merupakan reduksi dari film dengan cerita panjang atau sebagai wahana pelatihan bagi pemula yang baru masuk kedunia perfilman. Film pendek memiliki ciri/karakteristik sendiri yang membuatnya berbeda dengan film cerita panjang. Proses komunikasi massa pada intinya ialah proses penyampaian pesan dari komuikator kepada komunikan, Film merupakan salah satu dari media massa, film berperan sebagai sarana komunikasi yang digunakan untuk penyebaran hiburan, menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat. Terkait dengan media yang digunakan yakni Cinema spot (film pendek) dapat menarik komunikan seperti penegenalan komoditas petanian,yang komoditas ini memiliki keunggulan dan khasiat obat,yakni tanaman lidah buaya Lidah buaya (Aloe vera ) merupakan salah satu dari 10 tanaman terlaris di dunia yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku industri. Lidah buaya merupakan tanaman yang fungsional karena
  • 7. 7 semua bagian dari tanaman dapat dimanfaatkan, baik untuk perawatan tubuh maupun untuk berbagai macam penyakit. Berdasarkan beberap hasil penelitian, diketahui bahwa lidah buaya mengandung zat-zat atau senyawa yang bermanfaat baik bagi kesehatan. Menurut catatan seorang ahli bumi berkebangsaan Arab bernama Idris, lidah buaya merupakan produk dari Pulau Socotra di Yunani dan sudah dikenal sejak abad ke –4 SM. Lidah buaya merupakan tanaman asli Afrika tepatnya Ethiopia. Lidah buaya diduga berasal dari kepulauan Canary di sebelah Barat Afrika. Telah dikenal sebagai obat dan kosmetika sejak berabad-abad silam. Hal ini tercatat dalam Egyptian Book of Remedies dimana didalamnya dikisahkan bahwa pada zaman Cleopatra. Lidah buaya telah dimanfaatkan sebagai bahan baku kosmetika dan pelembab kulit. Di bidang farmasi pemakaian lidah buaya pertama kali dilakukan oleh orang-orang Samaria tahun 1750 SM. Tanaman lidah buaya pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh seorang petani keturunan Cina pada abad ke-17, dan awalnya hanya sebagai tanaman hias dan penyubur rambut. Tanaman lidah buaya terdiri dari beberapa bagian, yaitu batang, daun (pelepah), bunga dan akar. Lidah buaya memiliki batang yang berserat atau berkayu. Pada umumnya sangat pendek dan hampir tidak terlihat karena tertutup oleh daun yang rapat dan sebagian terbenam dalam tanah. Tetapi ada beberapa spesies yang berbentuk pohon dengan ketinggian 3 – 5 m yang banyak dijumpai di gurun Afrika Utara dan Amerika. Daun lidah buaya berbentuk tombak dengan helaian memanjang berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau keabu-abuan dan bagian
  • 8. 8 permukaannya berlapis lilin rata dan bagian bawahnya membulat (cembung) Tak lupa penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada ALLAH SWT, kepada kedua Orang tua yang selalu membiayai kuliah dan hidup dan keluarga,terimakasih juga kepada temen-temen yang memberikan kontribusi atas suksesnya penulisan buku ini. Penulis juga tidak lupa memohon sumbang kritik dan saran kepada segenap pembaca untuk perbaikan buku ini. Tentu masih banyak kekurangan-bahkan mungkin kesalahan,dalam buku berjudul ini. Terakhir, penulis berharap semoga buku ini dapat memberikan manfaat positif bagi seluruh pembaca,khusunya dalam hal media komunikasi yang dapat mempengaruhi peranan, sehingga harapannya dapat menghasilkan sesuatu yang sangat bermanfaat bagi dirinya,orang lain,bangsa dan Negara Tercinta,Merdeka buat kita semua.Selamat Membaca! Tirta yoga
  • 9. 9 Daftar Isi Pengantar Penulis.................................................................... 5 Daftar Isi.................................................................................. 8 Bab 1 Cinema Spots (Film Pendek)................................... 10 1.1 Sejarah film pendek.................................................. 11 1.2 Peran Film Sebagaii Meda Sosialisasi Lingkungan..12 Bab 2 Pengenalan Tentang Komoditas Lidah Buaya....... 17 2.1 Sejarah dan Asal Usul Tanaman Lidah Buaya.......... 19 2.2 Klasifikasi Tanaman Lidah Buaya............................ 20 2.2.1 Klasifikasi Lidah Buaya Berdasarkan Varietas............................................................ 21 2.3 Marfologi Tanaman Lidah Buaya............................. 24 2.4 Cara Budidaya Tanaman Lidah Buaya..................... 28 2.4.1 Langka-Lankah budidaya Lidah Buaya Organik............................................................. 31
  • 10. 10 2.5 Syarat Tumbuh.......................................................... 43 2.5.1 Ketinggian Tempat.......................................... 44 2.6 Ragam Jenis Aloevera............................................... 45 2.6.1 Spesies Aloe (Lidah Buaya)............................ 47 2.7 Kandungan Lidah Buaya........................................... 50 2.8 Kondisi Agribisnis Lidah Buaya............................... 54 2.8.1 Manfaat Lidah Buaya...................................... 55 2.8.2 Pohon Industri Lidah Buaya............................ 57 2.8.3 Potensi dan Peluang......................................... 58 Bab 3 Cinema Film & Komoditi Lidah Buaya........... 62 Hubungan Cinema Spot dalam Pengembangan Komoditas Lidah Buaya.................................................. 62 Bab 4 Penutup............................................................... 66 4.1 Kesimpulan......................................................... 66 Daftar Pustaka................................................................. 68 Tentang Penulis............................................................... 71
  • 11. 11 BAB Cinema Spots (Film Pendek) ilm pendek ialah salah satu bentuk film paling simple dan paling kompleks. Di awal perkembangannya film pendek sempat dipopulerkan oleh comedian Charlie Chaplin. Secara teknis film pendek merupakan film yang memiliki durasi dibawah 50 menit. Mengenai cara bertuturnya, film pendek memberikan kebebasan bagi para pembuat dan pemirsanya, sehingga bentuknya menjadi sangat bervariasi. Film pendek dapat saja hanya berdurasi 60 detik, yang penting ide dan pemanfaatan media komunikasinya dapat berlangsung efektif. Yang menjadi menarik justru ketika variasi-variasi tersebut menciptakan cara pandang-cara pandang baru tentang bentuk film secara umum, dan kemudian berhasil memberikan banyak sekali kontribusi bagi perkembangan sinema.
  • 12. 12 Pada hakikatnya film pendek bukan merupakan reduksi dari film dengan cerita panjang atau sebagai wahana pelatihan bagi pemula yang baru masuk kedunia perfilman. Film pendek memiliki ciri/karakteristik sendiri yang membuatnya berbeda dengan film cerita panjang, bukan karena sempit dalam pemaknaan atau pembuatannya lebih mudah serta anggaran yang minim. Tapi karena film pendek memberikan ruang gerak ekspresi yang lebih leluasa untuk para pemainnya. 1.1 Sejarah Film Pendek Istilah film pendek mulai populer sejak tahun 50-an, sedangkan alur perkembangan film pendek dimulai dari Jerman dan Perancis. Para penggagas film pendek itu ialah Manifesto Oberhausen di Jerman dan kelompok Jean Mitry di Perancis. Kemudian muncul Oberhausen Kurzfilmtage yang sekarang menjadi festival film pendek tertua di dunia, tepatnya di kota Oberhausen sendiri. Tidak menunggu waktu yang lama Paris pun menjadi saingan dengan kemunculan Festival du Court Metrage de Clermont- Ferrand yang diadakan tiap tahun. Festival-festival film pendek di Eropa menjadi ajang eksibisi utama yang sarat pengunjung, apalagi didukung dengan munculnya cinema house bervolume kecil. Masyarakata pun dapat menyaksikan pemutaran fil-film pendek ini di harmpir setiap sudut kota di Eropa. Di Indonesia film pendek sampai sekarang masih menjadi sosok yang termarjinalkan dari sudut pandang pemirsa. Film pendek Indonesia mulai muncul di kalangan pembuat film Indonesia sejak munculnya pendidikan sinematografi di IKJ. Perhatian para film-enthusiasts di era
  • 13. 13 tahun 70-an bisa dikatakan cukup baik dalam membangun atmosfer positif bagi perkembangan film pendek di Jakarta. Tahun 1975 mulai muncul Kelompok Sinema Delapan yang dimotori Johan Teranggi dan Norman Benny. Kelompok ini secara simultan terus mengkampanyekan pada masyarakat bahwa seluloid 8mm dapat digunakan sebagai media ekspresi kesenian. 1.2 Peran Film Sebagai Media Sosialisasi Lingkungan Proses komunikasi massa pada intinya ialah proses penyampaian pesan dari komuikator kepada komunikan. Teori komunikasi massa “merupakan salah satu proses komunikasi yang berlangsung pada peringkat masyarakat luas, yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khas institusional. Pesan merupakan suatu produk dan komoditi yang mempunyai nilai tukar, hubungan pengirim dan penerima lebih banyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Film merupakan salah satu dari media massa, film berperan sebagai sarana komunikasi yang digunakan untuk penyebaran hiburan, menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat. Karakteristik film sebagai usaha bisnis pertunjukan dalam pasar sebenarnya belum mampu mencakup segenap permasalahannya. Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemen besar diantaranya: 1. Pemanfaatan film sebagai alat propaganda. Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuan nasional dan masyarakat. Hal ini berkaitan dengan pandangan
  • 14. 14 yang menilai bahwa film memiliki jangkauan, realism, pengaruh emosional, dan popularitas. Bauran pengembangan unsur pesan dengan hiburan sebenarnya sudah lama diterapkan dalam kesusastraan dan drama (teater) namun unsur film jauh lebih sempurna dibandingkan dengan teater dari segi jangkauan penonton tanpa harus kehilangan kredibilitasnya. 2. Munculnya beberapa aliran film diantaranya drama, dokumenter, dokudrama dan lain-lain. 3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial. Di samping itu, terdapat unsur-unsur ideologi dan propaganda yang terselubung dalam suatu film yang berasal dari fenomena yang tampaknya tidak tergantung pada ada atau tidaknya kebebasan masyarakat. Fenomena ini berakar dari keinginan untuk merefleksikan kondisi masyarakat. Dalam melihat dan mengkaji isi media, banyak penelitian telah dilakukan dengan menggunakan berbagai perspektif teoritis. Gans (1979) dan Gitlin (1980) mengelompokan pendekatan ini ke dalam beberapa kategori, yaitu: 1. Isi media merefleksikan realitas sosial dengan sedikit atau tanpa distorsi. Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwa apa yang disiarkan media merupakan refleksi akurat tentang kenyataan sosial kepada audiens. Pendekatan “null effects”, juga beranggapan bahwa isi media menggambarkan kenyataan, namun kenyataan di sini merupakan hasil kompromi antara yang menjual informasi ke media
  • 15. 15 dan yang membeli. Realitas kompromi ini kemudian menjadi bagian refleksi atas realitas di luar dan menjadi bagian dari realitas media itu sendiri. 2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dan sikap para pekerja media. Pendekatan “communicator centered” ia mengatakan bahwa faktor psikologis pekerja media (seperti profesionalisme, sikap politik, dan lainnya) membuat mereka memproduksi realitas sosial dimana terdapat norma ikatan sosial, ide, atau perilaku yang “berbeda” diasingkan. Sosialisasi ini berhubungan erat dengan latarbelakang yang dimiliki oleh pelaku media. Dalam hal ini pelaku yang dimaksudkan ialah para pembuat film baik produser, kameramen, penata cahaya, penata artistik, penulis naskah, editing, terutama sutradara yang mempunyai kewenangan penuh atas suatu karya film. 3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isi media. Pendekatan ini menyatakan bahwa isi media dipengaruhi oleh bagaimana para pekerja media dan perusahaan mengorganisasikan diri mereka. Misalnya, ketika seorang sutradara film yang melalui karyanya rutin dan kontinu mepresentasikan tema perempuan, politik, persahabatan, budaya, anak-anak dan sebagainya. 4. Isi media dipengaruhi oleh institusi sosial dan tekanan lainnya. Menurut pendekatan ini, faktor-faktor eksternal seperti ekonomi, tekanan budaya dan audiens ikut menentukan isi. Dalam hal pemodalan media film lebih ditentukan oleh produser sebagai penyandang dana dalam berproduksi sehingga istitusi Production House atau rumah produksi lebih
  • 16. 16 banyak memberikan arahan tentang isi atau content cerita. 5. Isi merupakan fungsi dari posisi ideologi dan fungsi mempertahankan status quo. Pendekatan teori hegemoni mengatakan bahwa isi media dipengaruhi oleh ideologi para pemilik kekuasaan di masyarakat. Media massa membawa ideologi yang konsisten dengan kepentingan para penguasa ekonomi. Para pemilik kekuasaan dalam masyarakat produksi film ialah sutaradara yang mempunyai tanggungjawab moral, material dan lain-lain berkaitan dengan karya film yang dihasilkannya. Latarbelakang pendidikan, organisasi, institusi yang menaunginya membawa ideologi dalam setiap karyanya. Menurut Lang (Severin dan Tankard: 2008: 264) “media massa memaksakan pada isu-isu tertentu. Media massa membangun citra publik tentang figur-figur politik. Media massa secara konstan menghadirkan objek-objek yang menunjukan apa yang hendaknya dipertimbangkan, diketahui, dan dirasakan individu-individu dalam masyarakat”. Pernyataan ini menunjukan adanya beberapa pengaruh sebagai terpaan pesan yang dikemas media massa untuk mempengaruhi khalayak sebagai perubahan pemikiran baik secara kognitif maupun behavior. Media massa, terutama film mengemas pesan untuk menyoroti beberapa kejadian atau aktivitas masyarakat yang dianggap menonjol. Jenis isu film begantung dari pada visi dan misi production house (PH) selaku lembaga yang menentukan isu yang diangkat dalam sebuah tema film. Dalam kontek pembicaraan antar individu tokoh cerita media film dapat mempengaruhi persepsi akan pentingnya sebuah
  • 17. 17 isu. Disamping dilakukan lewat beberapa simbol yang sifatnya sekunder sebagai bentuk pengemasan pesan. Imbasnya individu-individu yang terlibat dalam komunikasi massa akan dapat berbicara tentang kejadian dan aktivitas aspek cerita film. Aspek pengaruh diakibatkan oleh pengirim pesan dan penerima pesan, dimana satu sama lainnya terjadi proses pelimpahan dan pembagian makna dalam proses pesan komunikasi. “Aspek pengalaman individual dengan pengalaman kolektif dalam segi pemakaian, sejauh mana hubungan dengan sumber (pesan), posisi pengirim ditinjau dari sudut penerima, dimensi interaktivitas pengirim dan penerima sebagai timbal balik antara pengirim dan penerima” (Denis McQuail: 2000: 23). Dalam penghayatan pangaruh film terjadi proyeksi dan identifikasi. Menurut Parensi (2005: 6) “proses identifikasi dinyatakan dalam proyeksi dan identifikasi optik, penonton mengidentifikasi dirinya sebagai kameramen. Proyeksi dan identifikasi emosional, dimana perpindahan ruang berlangsung secara logis dan bermotivasi.
  • 18. 18 BAB Pengenalan Tentang Komoditi Lidah Buaya idah buaya (Aloe vera, Latin : Aloe barbadensis Milleer) adalah sejenis tumbuhan yang sudah dikenal sejak ribuan tahun silam dan digunakan sebagai penyubur rambut, penyembuh luka, dan untuk perawatan kulit. Tumbuhan ini dapat ditemukan dengan mudah di kawasan kering di Afrika. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manfaat tanaman lidah buaya berkembang sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetika, serta sebagai bahan makanan dan minuman kesehatan.Secara umum, lidah buaya merupakan satu dari 10 jenis tanaman terlaris di dunia yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku industri. Berdasarkan hasil penelitian, tanaman ini kaya akan kandungan zat-zat seperti enzim, asam amoino
  • 19. 19 ,mineral, vitamin, polisakarida dan komponen lain yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Selain itu, menurut Wahyono E dan Kusnandar (2002), lidah buaya berkhasiat sebagai anti inflamasi, anti jamur, anti bakteri dan membantu proses regenerasi sel. Di samping menurunkan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes, mengontrol tekanan darah, menstimulasi kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit kanker, serta dapat digunakan sebagai nutrisi pendukung penyakit kanker, penderita HIV/AIDS. Salah satu zat yang terkandung dalam lidah buaya adalah aloe emodin, sebuah senyawa organik dari golongan antrokuinon yang mengaktivasi jenjang sinyal insulin seperti pencerap insulin-beta dan substrat1, fosfatidilinositol-3 kinase dan meningkatkan laju sintesis glikogen dengan menghambat glikogen sintase kinase 3beta, sehingga sangat berguna untuk mengurangi rasio gula darah. Di negara-negara Amerika, Australia, dan Eropa, saat ini lidah buaya juga telah dimanfaatkan sebagai bahan baku industri makanan dan minuman kesehatan. Aloe vera/lidah buaya mengandung semua jenis vitamin kecuali vitamin D, mineral yang diperlukan untuk fungsi enzim, saponin yang berfungsi sebagai anti mikroba dan 20 dari 22 jenis asam amino. Dalam penggunaannya untuk perawatan kulit, Aloe vera dapat menghilangkan jerawat, melembabkan kulit, detoksifikasi kulit, penghapusan bekas luka dan tanda, mengurangi peradangan serta perbaikan dan peremajaan kulit. Aloe vera juga mengandung asam folik yang melindungi
  • 20. 20 sistem kekebalan tubuh dan kesehatan tubuh yang seringkali terefleksi pada kulit. 2.1 Sejarah dan Asal Usul Tanaman Lidah Buaya Lidah Buaya atau yang biasa disebut Aloe vera (Latin: Aloe barbadensis Milleer) merupakan sejenis tanaman berduri yang berasal dari daerah kering di benua Afrika. Tamanan lidah buaya ini telah dikenal dan digunakan sejak ribuan tahun yang lalu karena khasiat dan manfaatnya yang luar biasa. Fakta sejarah yang ada menyebutkan bahwa Bangsa Mesir kuno telah mengetahui manfaat lidah buaya sebagai tanaman kesehatan sejak tahun 1500 SM. Karena manfaat lidah buaya yang begitu luar biasa, bangsa Mesir kuno menyebut tanaman lidah buaya sebagai tanaman keabadian. Tidak hanya itu, seorang dokter dari zaman Yunani kuno yang bernama Dioscordes, menyebutkan jika salah satu manfaat lidah buaya yakni memiliki khasiat untuk mengobati berbagai macam jenis penyakit. Misalnya radang tenggorokan, bisul, rambut rontok, wasir, dan kulit memar, pecah-pecah serta lecet. Tanaman lidah buaya merupakan satu dari 10 jenis tanaman terlaris di dunia yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku industri. Tanaman lidah buaya memiliki beragam jenis. Setidaknya ada sekitar 200 jenis Tanaman lidah buaya yang telah diketahui.
  • 21. 21 Dari ke 200 jenis tersebut yang paling bagus digunakan untuk pengobatan adalah jenis Aloevera Barbadensis Miller. Jenis ini setidaknya mengandung 72 jenis zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Dari 72 zat tersebut terdapat 18 macam asam amino, karbohidrat, lemak, air, vitamin, mineral, enzim, hormon, dan zat golongan obat. Antara lain antibiotik, antiseptik, antibakteri, antikanker, antivirus, antijamur, antiinfeksi, antiperadangan, anti pembengkakan, antiparkinson, antiaterosklerosis, serta antivirus yang resisten terhadap antibiotik. Manfaat lidah buaya bagi kesehatan berikut ini beberapa manfaat lidah buaya dari sumber-sumber external „Paddy Garden Museum‟ Greets Visitors To Langkawi Laman Padi also cultivates various herbs such as,Tongkat Ali, Kacip Fatimah, serai (lemon grass) and lidah buaya (aloe vera). 2.2 Klasifikasi Tanaman Lidah buaya Lidah buaya telah lama dikenal di Indonesia. Pada mulanya, ia lebih populer dijadikan tanaman penghias rumah sebab tampilannya memang menarik. Tetapi pada akhirnya, lidah buaya menjadi populer utamanya sebagai bahan penyubur rambut, menyembuhkan luka, dan bahan perawatan kulit. Lidah buaya banyak ditemukan di wilayah yang kering di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Jika Anda amati, bentuk lidah buaya sebenarnya tidak sama. Hal ini mengindikasikan ada beragam variates lidah buaya ini. Sebelum mengurai varietasnya, kita tentu wajib mengurai klasifikasi lidah buaya ini sendiri. Dalam sistem tata binomial, klasifikasi lidah buaya dijabarkan sebagai berikut:
  • 22. 22 Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom :Tracheobionta(Tumbuhan dengan pembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan bebijian) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan dengan bunga) Kelas : Liliopsida yakni tumbuhan berkeping satu atau monokotil Ordo : Asparagales Famili : Asphodelaceae Genus : Aloe Spesies : Aloe vera L. Dari klasifikasi lidah buaya di atas, kita bisa menarik kesimpulan bahwa lidah buaya merupakan tanaman perdu yang basah. Bagian batangnya bengkok cenderung berbaring dengan ukuran sebesar jempol manusia dewasa. Adapun bagian daunnya bergerigi dan mampu mencapai panjang 15 cm. Bagian dalam daun lidah buaya ini dipenuhi getah dan daging berlendir tanpa warna. Teksturnya kenyal dan cenderung tebal mudah hancur. Sementara itu, bagian bunga lidah buaya memiliki bentuk seperti terompet atau bertabung. Ukurannya berkisar di angka 2 sampai 3 cm. Warna bunga lidah buaya ini kuning cenderung oranye. Ia tampat bersusun dan berjungkai mengelilingi bagian tangkai yang sedikit menjulang. Terakhir, bagian akar lidah buaya yang berserabut dang sangat pendek. Panjangnya hanya berkisar di angka 30 cm.
  • 23. 23 2.2.1 Klasifikasi Lidah Buaya Berdasarkan Varietas Terkait jumlah varietas lidah buaya, masih terdapat simpang siur di berbagai kalangan. Seorang pengamat makanan dan kesehatan bernama Dr. Freddy Wilmana MFPM, Sp.FK terdapat 200 varian lidah buaya yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Angka ini cukup rendah jika dibandingkan pendapat ahli lainnya yang berpendapat bahwa sampai saat ini terdapat 350 lidah buaya yang telah ditemukan. Namun, lebih lanjut, menurut Dowling hanya terdapat 3 jenis lidah buaya yang populer dibudidayakan secara komersil yakni: 1. Curacao aloe atau Aloe barbadensis Miller 2. Cape aloe atau Aloe ferox Miller 3. Socotrine aloe, salah satu varian dari jenis ini yang cukup populer adalah Aloe Perryi Baker. Jika didasarkan pada klasifikasi lidah buaya di atas, jenis yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari- hari manusia adalah aloe barbadensis miller. Varian ini sendiri kabarnya ditemukan oleh seorang tokoh bernama Philip Miller, ia seorang pakar botani berkebangsaan Inggris. Ia menemukan barbadensis miller pada tahun 1768. Lidah buaya sama seperti tanaman lainnya yang mempunyai struktur akar, batang, daun dan bunga, namun yang sering digunakan di dalam pengobatan adalah bagian
  • 24. 24 daun. Daun lidah buaya merupakan daun tunggal berbentuk tombak dengan helaian memanjang berupa pelepah dengan panjang mencapai kisaran 40–60 cm dan lebar pelepah bagian bawah 8–13 cm dan tebal antara 2–3 cm. Daunnya berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau keabu- abuan dan mempunyai lapisan lilin di permukaan serta bersifat sukulen, yakni mengandung air, getah dan lendir yang mendominasi daun. Bagian atas daun rata dan bagian bawahnya membulat (cembung). Daun lidah buaya muda memiliki bercak berwarna hijau pucat sampai putih. Bercak ini akan hilang saat daun lidah buaya dewasa. Namun tidak demikian halnya dengan tanaman lidah buaya jenis kecil atau lokal. Hal ini kemungkinan disebabkan faktor genetiknya. Sepanjang tepi daun berjajar gerigi atau duri yang tumpul dan tidak berwarna. Aloe merupakan tanaman Liliaceae yang mempunyai banyak jumlah spesies yang berbeda, di antara spesies ini hanya satu jenis yang telah lazim digunakan sebagai tanaman obat sejak ribuan tahun yang lalu yaitu Aloe veraatau yang sering disebut dengan nama lidah buaya. Lidah Buaya Lidah buaya (Aloe vera L.) pertama kali masuk ke Indonesia sekitar abad ke-17 dibawa oleh petani keturunan
  • 25. 25 Cina. Tanaman ini dijadikan sebagai tanaman hias yang ditanam sembarang di pekarangan rumah dan digunakan sebagai bahan kosmetik yaitu untuk penyubur rambut. Baru pada dekade 1990-an, tanaman ini dilirik menjadi bahan baku untuk industri makanan dan minuman yang berkhasiat menyehatkan (Furnawanthi, 2002). Lidah buaya (Aloe vera L) merupakan tanaman asli Afrika, yang memiliki ciri fisik daun berdaging tebal, sisi daun berduri, panjang mengecil pada ujungnya, berwarna hijau, dan daging daun berlendir. Disamping itu, juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat, makanan dan bahan minuman kesehatan. Bagian lidah buaya yang sangat bermanfaat adalah daging daun yang memiliki lendir atau gel. 2.3 Morfologi tanaman lidah buaya Lidah buaya termasuk suku Liliaceae. Liliaceae diperkirakan meliputi 4000 jenis tumbuhan, terbagi dalam 240 marga, dan dikelompokan lagi menjadi lebih kurang 12 anak suku. Daerah distribusinya meliputi keseluruh dunia. Lidah buaya sendiri mempunyai lebih dari 350 jenis tanaman. Tanaman lidah buaya dapat tumbuh di daerah kering, seperti Afrika, Amerika dan Asia. Hal ini di karenakan lidah buaya dapat menutup stomatamya sampai rapat pada musim kemarau untuk melindungi kehilangan air dari daunya. Lidah buaya juga dapat tumbuh di daerah yang beriklim dingin. Karena tanaman lidah buaya juga termasuk tanaman yang efesien dalam penggunaan air, karena dari segi fisiologis tumbuhan tanaman ini termasuk jenis tanaman CAM (crassulance acid metabolism) dengan sifat tahan kekeringan. Dalam kondisi
  • 26. 26 gelap, terutama malam hari, stomata atau mulut daun membuka, sehingga uap air dapat masuk. Disebabkan pada malam hari udaranya dingin, uap air tersebut berbentuk embun. Stomata yang membuka pada malam hari memberi keuntungan, yakni tidak akan terjadi penguapan air dari tubuh tanaman,sehingga air yang berada di dalam tubuh daunya dapat dipertahankan. Karenanya dia mampu bertahan hidup dalam kondisi bagaimanapun keringnya. Kelemahan lidah buaya adalah jika ditanam di daerah basah dengan curah hujan tinggi, mudah terserang cendawan; terutama Fusarium sp. yang menyerang pangkal batangnya. Sementara itu dari segi budidayanya tanaman lidah buaya relatif mudah dan relatif tidak memerlukan investasi yang cukup besar. Hal ini di sebabkan tanaman ini merupakan tanaman tahan yang dapat dipanen berulang-ulang dengan masa produksi 7-8 tahun. Tanaman lidah buaya termasuk semak rendah, tergolong tanaman yang bersifat sukulen dan menyukai hidup di tempat kering. Batang tanaman pendek, mempunyai daun yang bersap-sap melingkar (roset). Panjang daun 40-90cm, lebar 6-13cm, dengan ketebalan lebih kurang 2,5cm dipangkal daun, serta bunga berbentuk lonceng. Berikut adalah ciri-ciri dilihat dari Morfologinya : 1. Batang Aloevera berbatang pendek berserat atau berkayu. Batangnya tidak kelihatan karena tertutup oleh daun-daun yang rapat dan sebagian
  • 27. 27 terbenam dalam tanah. Melalui batang ini akan muncul tunas-tunas yang selanjutnya menjadikan anakan. Aloe vera yangbertangkai panjang juga muncul dari batang melalui celah-celah atau ketiak daun. Batang Aloe Vera juga dapat disetek untuk perbanyakan tanaman. Peremajaan tanaman ini dilakukan dengan memangkas habis daun dan batangnya, kemudian dari sisa tunggul batang ini akan muncul tunas-tunas baru atau anakan. 2. Daun Daun tanaman Aloevera berbentuk pita dengan helaian yang memanjang. Daunnya berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau keabu-abuan, bersifat sukulen (banyak mengandung air) dan banyak mengandung getah atau lendir (gel) sebagai bahan baku obat. Tanaman lidah buaya tahan terhadap kekeringan karena di dalam daun banyak tersimpan cadangan air yang dapat dimanfaatkan pada waktu kekurangan air. Bentuk daunnya menyerupai pedang dengan ujung meruncing, permukaan daun dilapisi lilin, dengan duri lemas dipinggirnya. Panjang daun dapat mencapai 50 – 75 cm,
  • 28. 28 dengan berat 0,5 kg – 1 kg, daun melingkar rapat di sekeliling batang bersaf-saf.Seperti halnya tanaman berkeping satu lainya, daun lidah buaya berbentuk tombak dengan helaian memanjang. Daunnya berdaging tebal tidak bertulang, berwarna hijau keabu-abuan dan mempunyai lapisan lilin dipermukaan, serta bersifat sukulen, yakni mengandung air, getah, atau lendir yang mendominasi daun. Bagian atas daun rata dan bagian bawahnya membulat (cembung). Di daun lidah buaya muda dan anak (sucker) terdapat bercak berwarna hijau pucat sampai putih. Bercak ini akan hilang saat lidah buaya dewasa. Namuntidak demikian halnya dengan tanaman lidah buaya jenis kecil atau lokal. Hal ini kemungkinan disebabkan faktor genetiknya. Sepanjang tepi daun berjajar gerigi atau duri yang tumpul dan tidak berwarna. 3. Bunga Bunga Aloe vera berwarna kuning atau kemerahan berupa pipa yang mengumpul, keluar dari ketiak daun. Bunga berukuran kecil, tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan, dan panjangnya bisa mencapai 1 meter. Bunga biasanya muncul bila ditanam di pegunungan.
  • 29. 29 4. Akar Akar tanaman Aloe vera berupa akar serabut yang pendek dan berada di permukaan tanah. Panjang akar berkisar antara 50 – 100 cm. Untuk pertumbuhannya tanaman menghendaki tanah yang subur dan gembur di bagian atasnya. 2.4 Cara Budidaya Tanaman Lidah Buaya Kebutuhan lidah buaya tergolong sangat tinggi untuk sekala domestik, meskipun belum ada angka pasti kebutuhan aloe vera untuk tingkat nasional. Tetapi kita dapat mengambil contoh kecil dari produsen pupuk organik cair Alovebali yang berbahan dasar aloe vera barbadensis miller, Angka produksi Pupuk Organik Cair Alovebali sangat fantastik 25.000 liter / hari dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Budidaya Tanaman Lidah Buaya telah dilakukan semenjak beberapa tahun yang lalu di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memenuhi pasar ekspor terutama ke negara Jepang. Jepang adalah negara pengguna lidah buaya terbesar
  • 30. 30 di dunia, kebutuhan akan lidah buaya segar mencapai 20 kontainer (300 ton/bulan). Kebutuhan ini dipasok oleh Brazil dan Thailand. Melihat kebutuhan pasar ekspor yang besar tersebut, maka budidaya lidah buaya merupakan usaha bisnis yang menggiurkan. Selain itu, Indonesia saat ini masih mengimpor hasil dari olahan lidah buaya seperti sabun, sampo, powder dan olahan lainnya. Budidaya lidah buaya tidaklah sesulit yang kita bayangkan, hal ini dikarenakan linkungan tumbuh dari tanaman lidah buaya sangat cocok untuk dikembangkan di daerah tropis seperti Indonesia. Ada tiga jenis tanaman lidah buaya yang memiliki nilai komersial yang tinggi: antara lain Aloe barbandensis dari Amerika, Aloe ferox dari Afrika dan Aloe sinensis dari Asia (Cina). Aloe barbandensis adalah yang terbaik untuk dibudidayakan karena lebih tahan terhadap hama dan penyakit, ukurannya jauh lebih besar dibanding jenis lainnya Belum lagi industri yang lainnya seperti: farmasi, Kosmetik dan berbagai olahan makanan serta minuman kesehatan yang menggunakan bahan dasar lidah buaya. Para petani organik sebaiknya jangan pernah ketinggalan untuk merebut porsi perdagangan aloe vera domestik dan luar negeri.
  • 31. 31 Cara menanam lidah buaya sebaiknya adalah menggunakan pola organik, seperti manfaat dan kegunaan aloe vera sendiri yang banyak di olah sebagai produk farmasi, kosmetik, makanan kesehatan serta bahan dasar pembuatan pupuk cair organik. Maka kualitas produksi budidaya aloe yang kita usahakan haruslah terbebas dari residu racun yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Banyak fakta yang telah mengungkap pertanian menggunakan pupuk kimia serta pestisida kimia memiliki dampak buruk jangka panjang bagi keseimbangan alam juga berpotensi membahayakan kesehatan manusia. Untuk menciptakan produk pertanian yang sehat cara menanam yang baik adalah mengaplikasikan pola tanam organik, begitu juga dengan pembudidayaan lidah buaya ini. yang harus kita perhatikan adalah hasil akhir dari produk yang kita usahakan agar mudah di terima di berbagai industri domestik hingga sekala global. Nilai plus yang diperoleh dari budidaya secara organik ini sangatlah besar, baik dari segi ekonomis, kesehatan konsumen, kesehatan lahan pertanian yang kita usahakan serta keseimbangan alam tetap terjaga. Langkah
  • 32. 32 terbaik sebelum menanam aloe vera sekala besar sebaiknya pertimbangkan pola organik ini. 2.4.1 Langkah-langkah Budidaya Lidah Buaya Organik Kunci sukses dalam budidaya aloe vera adalah mengetahui market bagus jenis lidah buaya yang diperdagangkan, serta memiliki pengetahuan dasar tentang berbagai jenis serta karakter tanaman sukulen tersebut. Di indonesia secara umum jenis lidah buaya, yang paling banyak dibudidayakan adalah chinensis dan barbadensis miller. Setelah menentukan varietas atau jenis aloe yang akan dibudidayakan secara luas, tentu mengetahui cara menanam lidah buaya organik juga perlu. Hal ini adalah penentu akhir dari kualitas produk pertanian yang anda usahakan sebelum dilepas ke berbagai industri dalam negeri dan luar negeri. Cara Menanam Lidah buaya Adapun langkah serta cara menanam lidah buaya menggunakan pola organik adalah sebagai berikut :  Pengolahan serta persiapan lahan budidaya  Pemilihan bibit  Penanaman  Perawatan dan pemupukan  Penyiraman  Pengendalian Hama  Penanganan Pasca Panen Olah Tanah Dan Persiapan Lahan
  • 33. 33 Seperti membudidayakan tanaman lainnya, membudidayakan aloevera juga perlu dilakukan pengolahan lahan terlebih dahulu, sebaiknya olah tanah dilakukan akhir musim kemarau 1 bulan sebelum musim hujan. Olah tanah mutlak kita lakukan untuk memaksimalkan produktivitas budidaya organik. Tujuan dari pengolahan lahan adalah untuk memudahkan sirkulasi oksigen yang di butuhkan perakaran tanaman. Setelah dilakukan olah tanah dan dibiarkan lebih kurang 15 hari , maka proses selanjutnya adalah pembuatan bedengan, baris bedengan sebaiknya arah timur barat dengan lebar 70 - 100 cm X tinggi 30 -50 cm. Adapun jarak antar bedengan minimal 50 - 70 cm untuk panjangnya sesuaikan dengan kondisi lahan budidaya yang anda usahakan. Jarak tanam dapat di sesuaikan berdasarkan jenis yang anda tanam, namun jarak minimal adalah 70 cm antar tanaman dan calon tempat penanaman digali sedalam 15 X 15 X 15 cm dan lubang galian di isi bokashi + campuran tanah (1 bokashi : 3 tanah). Pemilihan Bibit Aloe Vera Pemilihan bibit lidah buaya atau aloe vera yang baik adalah menentukan jenis yang unggul, karena secara umum di indonesia ada 2 jenis yang banyak di budidayakan. Berdasarkan dari bentuk fisik dan nilai kandungan aloe vera, ternyata barbadensis lebih unggul jika dibandingkan dengan lidah buaya chinensis. Memilih bibit lidah buaya siap tanam dengan usia minimal 2 - 3 bulan atau dengan ketinggian lebih kurang 15cm. Pilihlah bibit yang memiliki kondisi sehat,tidak memiliki luka serta terbebas dari berbagai jenis penyakit sebelum di tanam.Tanaman lidah buaya berbatang pendek dan
  • 34. 34 tersembunyi dalam tanah. Pada bagian batang inilah muncul anakan yang bergerombol mengelilingi tanaman induk. Anakan ini dapat digunakan sebagai bibit dengan cara memisahkan induknya. Anakan yang layak dijadikan bibit berukuran kira-kira sebesar ibu jari, dengan panjang antara 10 cm - 20 cm. Tiap batang induk dapat menghasilkan 5 - 8 batang yang berada di sekeliling tanaman. Untuk penanaman dalam jumlah banyak, perlu dilakukan penyiapan kebun bibit yang khusus menghasilkan bibit. Tanaman induk penghasil bibit ini dipelihara secara khusus pada bedengan atau pot-pot agar menghasilkan anakan lebih banyak. Apabila sudah muncul anakan sebesar ibu jari dapat segera dipotong untuk dipindahkan pada tempat khusus, berupa bedengan pesemaian maupun polybag. Pendederan (pembibitan) ini dilakukan sampai akar tanaman kuat untuk dipindahkan ke lapangan. Lama pendederan bisa mencapai 3 - 4 minggu. Untuk mendapatkan bibit yang seragam, subur, dan sehat maka anakan harus dipelihara secara khusus, mulai dari penyiraman secara teratur, penyediaan tanah pesemian yang subur, pemupukan secara periodik, serta pengendalian hama dan penyakit secara tepat, agar bibit tidak menjadi penular hama dan penyakit. Tanah pendederan dapat dicampur dengan pupuk kandang atau kompos agar lebih subur dan gembur. Bedengan yang bertanah gembur akan memudahkan pencabutan bibit. Batang lidah buaya juga dapat disetek untuk perbanyakan. Namun karena berbatang pendek, sulit menjadikannya dalam jumlah banyak. Peremajaan tanaman dilakukan dengan memangkas batang lidah buaya, rata dengan tanah, untuk merangsang pertumbuhan anakan baru yang akan
  • 35. 35 muncul disekitar batang. Selanjutnya, anakan dijadikan tanaman baru atau dipindahkan. Sebelum ditanam, anakan ini ditanam dalam polybag kecil agar akarnya tumbuh banyak dan siap dipindahkan ke lapangan. Setiap polybag cukup di tanami 1 batang anakan sebesar ibu jari. Caranya, padatkan tanah di sekitar polybag agar akar atau bakal akar dapat langsung mengenai tanah. Tanah untuk pembibitan harus gembur. Oleh karena itu, tanah dapat dicampur dengan pupuk kandang atau pupuk kompos yang bebas cendawa. Penanaman Waktu untuk menanam lidah buaya atau aloe vera yang tepat adalah awal musim hujan dan saat yang baik adalah di mulai jam 5.00 - 9.00 am pagi atau sore hari jam 3.00 - 6.00 pm. Bibit lidah buaya di tancapkan sedalam 5-7 cm pada galian yang terdapat pada bedengan yang telah di isi campuran tanah+bokashi saat olah tanah dan persiapan bedengan (*bokashi sebaiknya darikotoran kambing). Penanaman lidah buaya sebaiknya menggunakan bibit yang telah dideder agar tingkat kematiannya rendah. Di samping itu, pemeliharaan tanaman dalam skala kecil (pada tempat pendederan) jauh lebih mudah dibanding pemeliharaan tanaman yang sudah ditanam di lapang. Oleh karena itu, ditempat pendederan tanaman dipelihara secara lebih intensif guna mendapatkan tanaman yang sehat, subur, dam terseleksi, sehingga tanaman seragam. Tanaman lidah buaya dapat ditanam pada setiap musim, tetapi penanaman yang baik dapat dilakukan pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau. Pada musim hujan kendalanya adalah tanaman lebih mudah terserang jamur, sedangkan pada musim kering tanaman terancam mati karena
  • 36. 36 kekeringan. Saat penanaman sebaiknya dipilih pada pagi atau sore hari, saat sinar matahari tidak terlalu terik untuk mengurangi kelayuan. Bibit tanaman dilepas dari polybag dengan sangat hati- hati agar tidak terlalu banyak akar yang putus atau tanah tempat pendederan rontok. Penanaman dilakukan dengan membuat lubang pada bedengan kira-kira sedalam mata cangkul. Selanjutnya, bibit ditanamkan ke dalam lubang dan tanah di sekitar perakaran dipadatkan agar tanah dederan menyatu dengan tanah bedengan. Beri perlindungan secara individual pada setiap tanaman yang baru ditanam dengan gedebok pisang atau daun-daun an agar tanaman muda terhindar dari kelayuan. Di samping itu, apabila tidak ada hujan, tanaman baru harus disiram sampai tanaman kuat. Pada waktu itu tanaman dapat dipupuk dengan dosis rendah, untuk tiap hektar diberikan 100 kg Urea, 100 kg TSP, dan 50 kg KCI. Tanaman lidah buaya tidak mempunyai tajuk yang rimbun, sehingga penanamannya dapat menggunakan jarak tanam yang rapat. Jarak tanam yang sering digunakan adalah jarak tanam baris tunggal, yang memudahkan pemeliharaan dan pemanenan. Jarak tanam yang digunakan secara secara baris tunggal adalah 50 cm x 75 cm, 50 cm x 100 cm. Untuk bedengan lebar dapat digunakan jarak tanam 60 cm x 50 cm, atau seperti gambar berikut.Pengukuran jarak tanam yang baik akan memudahkan pemeliharaan selanjutnya, karena tanaman lidah buaya ini akan dipelihara dalam waktu yang lama.
  • 37. 37 Pemeliharaan  Penyulaman Sesudah penanaman, yang perlu untuk diperhatikan adalah menjaga kelembapan agar tanaman tidak kekeringan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyiraman secara kontinu, baik pagi maupun sore hari bila tidak hujan. Penyiraman ini dilakukan sampai akar tanaman tumbuh, sehingga mampu memenuhi kebutuhan airnya. Selama dalam pemeliharaan ini apabila ada tanaman yang mati atau pertumbuhannya tidak baik harus segera diganti dengan tanaman baru. Agar tanaman baru tersebut dapat mengejar pertumbuhan tanaman lainnya maka penyulaman harus dilakukan 1 - 3 minggu setelah tanam. Bibit yang digunakan untuk menyulam berasal dari bibit pendederan yang sengaja ditinggalkan untuk penyuluman.  Perawatan dan Pemupukan Perawatan tanaman lidah buaya dapat dilakukan saat tumbuh gulma penggangu, pencabutan anakan lidah buaya juga penting untuk menjaga pertumbuhan agar aloe vera yang anda tanam memiliki ukuran besar, serta dapat mengejar bobot ideal untuk kebutuhan berbagai sektor industri. Fungsi
  • 38. 38 pencabutan anakan lidah buaya adalah untuk menghindari kompetisi antar tanaman dalam menyerap berbagai unsur hara pada lahan budidaya. Dengan mempertahankan 1 tanaman akan memperoleh pelepah aloe vera ukuran jumbo yang diminati industri, ini karena akan mempermudah saat pengupasan pelepah lidah buaya atau proses lebih lanjut. Pemupukan lanjutan menggunakan pupuk organik padat sudah tidak diperlukan lagi, ini karena kandungan unsur hara yang terdapat pada bokashi pada saat olah tanah sudah mencukupi untuk kebutuhan tanaman selama setahun. Namun pemupukan lanjutan perlu juga di lakukan untuk menjaga kesehatan tanaman dan cara terbaik adalah menggunakan pupuk organik cair (POC) yang bisa kita buat sendiri atau beli yang siap pakai. Sebenarnya belum ada rekomendasi yang tepat untuk pemupukan tanaman lidah buaya. Namun dalam pertumbuhannya diperlukan unsur-unsur nitrogen dan kalium untuk pembentukan zat hijau daun, pertumbuhan vegetatif tanaman, dan pembentukan jaringan tanaman. Adapun pemupukan fosfat, diharapkan dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar. Menurut pengalaman petani, dosis pemupukan dapat mengikuti petunjuk berikut. No. Saat Pemberian Urea TSP KCI Keterangan 1 2 3 Saat tanam Umur 3 - 4 bulan Selesai panen I 100 100 100 100 - - 50 50 50 Dosis perhektar
  • 39. 39 Untuk memperbaiki struktur tanah, selain diberikan pupuk buatan juga perlu diberikan pupuk organik, seperti kompos dan pupuk kandang berupa kotoran sapi, kambing, dan ternak unggas. Menurut pengalaman para petani, ternyata pupuk kotoran sapi lebih baik, karena banyak mengandung unsur hara, terutama nitrogen dan unsur mikro lainnya. Di samping itu, kotoran sapi yang telah matang tidak merangsang pertumbuhan jamur. Sementara itu, pupuk kotoran unggas sering mengundang penyakit yang bersal jamur.  Penyobekan Pada umur 5 - 6 bulan tanaman sudah mulai mengeluarkan anakan dari batang yang terpendam dalam tanah. Anakan ini perlu disobek atau dipisahkan untuk dijadikan bibit. Selain itu, bila dibiarkan anakan ini akan banyak tumbuh di sekitar induknya sehingga menjadi beban bagi induknya. Pertumbuhan induk menjadi terhambat, dan tanaman kerdil. Bila akan dijadikan bibit, saat inilah kita mulai memisahkan anakan untuk kemudian dideder. Penyobekan atau pemisahaan anakan dari anakan induk ini dilakukan dengan hati-hati menggunakan pisau yang tajam.  Pengendalian Gulma Tanaman lidah buaya tidak memiliki daun yang rimbun sehingga tanah di sekitar pertanaman terbuka. Hal ini mengundang banyak yang tumbuh secara liar, apalagi tanaman akan dipelihara terus sampai beberapa tahun. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengendalian gulma secara kontinu, yaitu pada saat gulma nasih kecil pengendaliannya mudah dan
  • 40. 40 biayanya lebih murah. Pengendaliaan gulma dapat dilakukan dengan dilakukan dengan cara mencabut secara manual dengan tangan, menggunakan alat cangkul atau koret, mendangir sambil membumbun, atau menggunakan bahan kimia herbisida. Beberapa jenis gulma yang merugikan adalah alang- alang (Imperata cylindrica),rumput gerinting(Cynodon dactylon),rumput teki (Cyperus rotundus),krokot (Portuaca spp.), kangkung (Ipomorea sp.) dan lain-lain. Di daerah yang mempunyai curah hujan tinggi, lebih dari 2.000 mm/tahun pertumbuhan gulmanya relatif tinggi. Selain itu, penggunaan pupuk kandang, terutama penggunaan pupuk kandang, terutama kotoran sapi, juga sering menjadi pembawa bibit rumput. Oleh karena itu, penggunaan pupuk kandang harus menggunakan pupuk yang sudah masak betul (sudah lapuk) sehingga bibit gulma yang ada sudah mati. Selain menjadi saingan dalam perolehan makanan dan sinar matahari bagi tanaman utama, gulma juga sering menjadi tanaman inang bagi hama dan penyakit.  Penyiraman Tanaman lidah buaya tidak memerlukan banyak air, akan tetapi penyiraman dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi pelepah yang berkualitas. Menyiram tanaman lidah buaya saat bedengan telah nampak kering, penyiraman dilakukan dengan cara mengenangi parit atau di lep dengan air seperlunya.  Pengendalian Hama
  • 41. 41 Pengendalian penyakit tanaman atau hama pada lidah buaya dapat menggunakan pestisida organik buatan sendiri atau beli pestisida organik yang telah banyak di jual seperti PHEFOC produk Pt.HCS dan banyak yang lainnya. Pengendalian hama tidaklah begitu intensif, penyemprotan pestisida organik hanya dilakukan saat tanaman aloe vera menunjuk-kan gejala serangan. Namun untuk memaksimalkan produksi pelepah lidah buaya yang sehat bisa juga dilakukan penyemprotan untuk pencegahan. Pengendalian Hama dan Penyakit 1. Hama Ulat Pemakan Daun Kerusakan akibat serangan hama belum dilaporkan secara serius. Hama yang sering mengganggu adalah ulat penggerak daun pada tanaman muda. Ulat ini sangat mengganggu karena mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu. Pengendalian hama ulat ini dilakukan dengan menyemprotkan insektisida. 2. Hama Bekicot Hama bekicot dan sejenis siput kecil merusak daun. Pengendaliaan hama bekisot dapat dilakukan secara manual. Hewan lunak ini cukup mudah ditangkap dan dibunuh atau dikumpulkan untuk dijadikan pakan ayam atau itik. Hama ini sangat menyenangi tempat yang lembap. Lubang dan semak-semak yang lembap merupakan tempat yang cocok untuk bertelur dan berkembang biak. Oleh karena itu, sanitasi lingkungan sangat diperlukan untuk mengatasi hama ini. 3. Penyakit Penyakit yang sering menyerang tanaman lidah buaya adalah golongan jamur yang meyebabkan busuk pada pangkal
  • 42. 42 batang, atau pangkal daun, seperti Fusarium Sp. yang menyerang akar atau pangkal batang sehingga tanaman layu dan kemudian mati. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan mengatur drainase tanah agar lancar, karen cendawan ini sangat menyukai lahan yang drainasenya jelek dan lembap. Tanaman yang terserang harus dimusnahkan dengan jalan dibakar dan tempat bekas tanaman diisolasi agar tidak menularkan penyakit pada tanaman lain. Pengendalian secara kimia dilakukan dengan penggunaan fungisida yang berbahan aktif dazomet, captafol atau benomyl, seperti Basamid G, Benlete atau Vapam. Penggunaannya dilakukan dengan cara disemprotkan pada tanaman atau dengan pencelupan pada akar tanaman sebelum tanaman ditanam. Panen dan Pasca Panen  Panen Tanaman lidah buaya dimanfaatkan getah lendirnya atau gel daun yang telah mengental. Oleh karena itu, pemungutan hasil dilakukan setelah produksi gelnya tinggi. Hal ini ditandai dengan ukuran pelepah daun yang besar, ketebalan pelepah daun sudah maksimal, dan daun berwarna hijau tetapi tidak tua. Bila daun telah tua kandungan gelnya berkurang. Panen pertama dapat dilakukan setelah tanaman berumur 8 - 10 bulan, dan ketebalan daun kira-kira 40 cm - 50 cm, dengan berat 300 g - 600 g. Hal ini tergantung kepada kesuburan tanaman dan media penanamnya. Apabila ditanam dalam pot, berat daun ± hanya 1 ons - 2 ons per batang. Panen dapat dilakukan secara berkala 1 - 2 minggu sekali dengan cara memotong pangkal daun yang dimulai dari pelepah daun bagian bawah, karena daun bagian bawah ini
  • 43. 43 bila dibiarkan terlalu lama akan meyentuh tanah sehingga membusuk. Tiap pelepah dapat mencapai 300 g - 600 g berat basah, sedangkan populasi tanaman per ha dapat mencapai 40.000 - 60.000 tanaman. Dengan demikian, 1 ha tanah dapat menghasilkan 12 ton - 36 ton berat basah. Di Pontianak harga lidah buaya yang masih bekulit Rp 300,00 per kg dan biasanya dijual dalam bentuk cendol lidah buaya untuk konsumsi. Lidah buaya yang sudah dikupas dan berupa gel siap dikonsumsi dijual dengan harga Rp 1.200,000 per kg.  Penanganan Pasca Panen Panen lidah buaya dapat dilakukan ketika tanaman telah mencapai usia di atas 9 - 12 bulan, atau dengan ciri-ciri tanaman sudah keluar bunga pertama kali. Biasanya pada panen pertama rata-rata berat per pelepah bisa mencapai 7 ons hingga 1 kg Up, tergantung juga dengan kondisi kesuburan lahan budidaya aloe vera. Penanganan pasca panen dan saat panen perlu dilakukan dengan cermat untuk menghindari terjadinya kerusakan pelepah. Pemotongan pelepah saat panen hanya pada bagian yang paling bawah atau yang telah cukup usia, untuk pengiriman pelepah segar dengan jarak tempuh yang
  • 44. 44 jauh, tiap-tiap pelepah dapat dibungkus menggunakan kertas koran bekas atau menggunakan kertas minyak untuk menjaga kualitas pelepah aloe vera tetap baik hingga tempat tujuan. Diagram Alur Budidaya Tanaman Lidah Buaya 2.5 Syarat Tumbuh Tanaman lidah buaya tahan terdapat segala unsur iklim, yaitu suhu, curah hujan, dan sinar matahari. Tanaman ini juga tahan kekeringan, dapat menyimpan air pada daunnya yang tebal, mulut daunnya tertutup rapat sehingga dapat mengurangi penguapan pada musim kering. Meskipun tanaman menghendaki ditanam di tempat terbuka, tetapi di dalam ruangan yang sinar mataharinya kurang pun dapat tumbuh dengan baik. Oleh karena itu, tanaman ini terdapat di mana-mana, mulai dari Eropa, Amerika, Afrika, dan Asia. Di
  • 45. 45 daerah yang bersuhu antara 28°C-32°C, tanaman ini dapat tumbuh dengan baik. Lidah buaya termasuk tanaman yang efisien dalam penggunaan air dan dapat tumbuh di daerah basah maupun kering. Kelemahan lidah buaya apabila ditanam di daerah basah dengan curah hujan tinggi adalah banyaknya serangan cendawa, terutama Fusarium sp. yang menyerang pangkal daun. 2.5.1 Ketinggian Tempat Lidah buaya dapat tumbuh mulai dari daerah dataran rendah sampai daerah pegunungan. Daya adaptasinya tinggi sehingga tempat tumbuhnya menyebar di seluruh dunia, mulai daerah tropika sampai daerah subtropika. Di dataran tinggi tanaman ini dapat menghasilkan bunga. Sementara itu, di Amerika dan Australia tanaman ini sudah diusahakan secara besar-besaran pada lahan kering.  Tanah Tanah yang dikehendaki lidah buaya adalah tanah subur, kaya bahan organik, dan gembur. Kesuburan tanah pada lapisan olah sedalam 30 cm sangat diperlukan karena akarnya pendek. Apabila tanaman ditanam di daerah yang bertanah mineral maupun tanah organik, agar dapat tumbuh dengan baik diperlukan tambahan pupuk. Di Kalimantan Barat, tanaman tumbuh baik di daerah bertanah gambut yang pH-nya rendah. Pemberian pupuk kandang dan abu menyebabkan tanaman memberikan hasil yang cukup baik. Meskipun demikian, pH ideal untuk tanaman lidah buaya adalah 5,5 – 6. Tanah yang terlalu asam dapat mengakibatkan tanaman lidah buaya keracunan logam berat, sehingga ujung-ujung daun menjadi kuning seperti terbakar,
  • 46. 46 pertumbuhan terhambat, dan jumlah anakan berkurang. Agar tanah seperti ini bisa ditanami lidah buaya, para petani membuat galengan-galengan kecil atau bedengan, sehingga sirkulasi air dan udara selalu dalam keadaan baik untuk tanaman. Tanah berpasir perlu diberi pupuk organik. Bila lidah buaya ditanam di tanah berpasir, produksi gelnya sangat rendah dan daunnya kecil-kecil. Tanah yang terlalu padat perlu digemburkan atau diberi pupuk kandang agar lebih gembur dan dapat menyerap air. 2.6 Ragam Jenis Aloe Vera Jika dihitung, maka jumlah varietas Aloe Vera mencapai dua ratus. Dalam keseharian kita mengenal tanaman ini dengan bantuk serupa lidah dengan duri pada pinggir daun. Selain itu, warna khas yang melekat pada tanaman ini adalah hijau. Sebenarnya, tidak semua jenis Aloe Vera sama seperti si Barbadensis Milleer, daun mirip lidah dan berwarna hijau. Faktanya Ada banyak jenis Aloe Vera yang tampil dengan warna mencolok seperti oranye menuju merah bahkan terdapat pula yang berwarna kuning. Jika Anda melihat jenis Aloe dichotoma atau yang juga dikenal dengan nama Quiver Tree, boleh jadi Anda akan menyangkalnya sebagai kerabat dari Aloe Vera sebab tampilannya yang lebih mirip pohon biasa. Quiver Tree tidak sendiri, masih ada varian lain bernama Aloe barberae yang tampilannya juga tidak seperti apa yang selama ini kita
  • 47. 47 pahami tentang Lidah Buaya. Jika bicara soal jenis-jenis lidah buaya, maka boleh jadi Anda akan mencermati sederet istilah yang asing, antara lain: 1. Aloe antsingyensis (Leandri) 2. Aloe antonii J 3. Aloe archeri 4. Aloe arenicola 5. Aloe arborescens Mill. 6. Aloe argyrostachys 7. Aloe armatissima. 8. Aloe asperifolia 9. Aloe aurelienii 10. Aloe argenticauda 11. Aloe aristata Haw. 12. Aloe aufensis 13. Aloe austroarabica Total ada 240 jenis Lidah Buaya yang telak dikenali dan diberi nama oleh peneliti. Meski demikian, harus diakui, hanya segelintir saja yang lazim dimanfaatkan. Hal ini terkait erat dengan senyawa yang dikandung masing-masing varian. Selebihnya, hanya dimanfaatkan sebagai tanaman hias, itupun kurang populer sebab Aloe Vera banyak yang masih tertolong tanaman liar. Jenis-jenis Lidah Buaya yang juga biasa dimanfaatkan selain Barbadensis Milleer, antara lain: 1. Aloe Forex 2. Aloe Chine sis 3. Aloe Variegate 4. Aloe Lalifolia
  • 48. 48 5. Curacao Aloe 6. Aloe Saponaria 2.6.1 Spesies Aloe (Lidah Buaya)  Aloe broomii Aloebroomii gambar : jardinexotiqueroscoff.com Lidah buaya (Aloe vera) yang kondang sebagai tanaman hias berkhasiat menyuburkan rambut itu ternyata hanya satu dari 270 spesies anggota genus aloe. Kenapa aloe disebut sukulen .Karena aloe mampu menyimpan air cadangan pada jaringan daunnya. Bentuk daun tebal, berdaging, dan banyak mengandung air. Daunnya berguna untuk bertahan hidup pada masa-masa sulit air, kemarau. Tersusun seperti roset Bentuk daun memanjang seperti pedang, getas, tersusun seperti roset pada batangnya ciri khas aloe. Bunganya terletak di tengah-tengah roset daun, berupa tandan. Salah satu spesiesnya yang sangat populer di Indonesia adalah lidah buaya (Aloe vera). Tanamannya banyak dipelihara di pekarangan rumah atau pot sebagai tanaman hias, sekaligus
  • 49. 49 tanaman obat keluarga. Kalau kulit daun dibeset akan terlihat daging daunnya padat, bening, dan berlendir, mirip agar-agar. Selain lidah buaya, banyak species aloe lain yang dikembangkan untuk tanaman hias. Aloe salah satu nama kelompok genus famili Liliaceae (bakung-bakungan), sehingga masih berkerabat dekat dengan bawang, lili dan bakung. Di dunia terdapat sekitar 270 spesies anggota aloe, belum termasuk hibridanya.  Aloe bainesiitree Aloe bainesiitree gambar : Nelly. S Aloe bainesii dapat mencapai tinggi 6 m, cocok untuk taman. Tanaman ini adalah termasuk aloe pohon, karena tinggi dan batang pokoknya terlihat jelas, serta dapat bercabang- cabang seperti pohon. Aloe itu tergolong langka dan eksklusif, harganya bisa di atas satu juta rupiah per batang untuk tanaman yang masih juvenil (anakan). Aloe ballyi juga termasuk aloe pohon, yang tingginya bisa mencapai 1,5 m. batangnya bulat tegak meninggi. Penampilannya mirip palem atau pohon kelapa dengan kumpulan daun di atas sebagai tajuknya.
  • 50. 50  Aloe ferox Aloe ferox gambar : aloeferoxafrica.com Aloe ferox atau Aloe hanburyi juga termasuk aloe yang dapat tumbuh tinggi dan besar, sehingga termasuk pula aloe pohon. Di bawah roset daun terdapat tegakan batang yang membulat, dan tidak berdaun lagi setelah tanaman tumbuh setinggi 1 m. daun lanset memanjang, berselaput lilin, berwarna kemerah-merahan. Duri daun terdapat di sembarang tempat. Duri di tepi daun panjang, kuat, bengkok. Demikian pula duri pada tengah, sisi, dan bawah daun. Berdasarkan warna daunnya ada yang variegata, sehingga nama ilmiahnya disebut Aloe ferox variegata. Spesies aloe lain pada umumnya berukuran sedang sampai mini. Cantik sekali kalau diperlakukan sebagai tanaman pot. Masing-masing spesies memiliki ukuran, warna dan penampilan yang unik. Yang tergolong eksklusif antara lain Aloe polyphylla, Aloe dichotoma, A. marlothii, A. ramosissima, A. arborescens, dan A. plicatilis.
  • 51. 51  Aloe dichotoma Aloe dichotoma gambar : namibgarden.co.za Beberapa spesies lain yang unik adalah Aloe peglerae, Aloe burgerfortensis, Aloe erinacea, Aloe garippiensis, Aloe mudenensis, Aloe humilis, Aloe arborescens variegata, Aloe branaraiensis, Aloe mitriformis, Aloe deltoideodenta, Aloe somaliensis, Aloe plicatilis, Aloe plicatilis var. variq, Aloe broomii, Aloe chabaudii, Aloe gracilis, Aloe bellatula, Aloe haworthioides, Aloe brevifolia, Aloe beocock, Aloe Black Beauty, dan Aloe aubareschis. Keunikannya terletak pada corak warna, bentuk daun dan susunan rosetnya yang berbeda dengan lidah buaya biasa. 2.7 Kandungan Lidah Buaya Lidah buaya merupakan salah satu dari 10 tanaman terlaris di dunia yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku industri. Lidah buaya merupakan tanaman yang fungsional karena semua bagian dari tanaman dapat dimanfaatkan, baik untuk perawatan tubuh maupun untuk berbagai macam penyakit. Berdasarkan beberapa hasil penelitian, diketahui bahwa lidah buaya
  • 52. 52 mengandung zat-zat atau senyawa yang bermanfaat baik bagi kesehatan. Pelepah lidah buaya yang dipanen dapat dikelompokkan menjadi 3 bagianyang digunakan, yaitu : 1. Daun Keseluruhan daunnya dapat digunakan langsung baik secara tradisional maupun dalam bentuk eksudatnya. Gambar Daun atau pelepah lidah buaya 2. Eksudat Eksudat adalah getah yang keluar dari daun saat dilakukan pemotongan. Eksudat berbentuk kental, berwarna kuning dan rasanya pahit. Terdapat di pangkal daun atau pelepah. Eksudat ini mengandung senyawa glikosida (antraglikosida) yang merupakan derivat antrakuinon seperti aloin yang bersifat laksatif, sehingga sejak abad ke-4 SM telah digunakan oleh orang Yunani sebagai obat pencahar.
  • 53. 53 Gambar Eksudat lidah buaya Dalam industri kosmetika aloin ini tidak diharapkan dan dianggap sebagai bahan kontaminator karena dapat menyebabkan alergi atau iritasi. Tetapi untuk industri farmasi digunakan sebagai anti konstipasi (obat pencahar). Kandungan aloin sangat bervariasi tergantung pada jenis tanaman lidah buaya. 3. Gel Gel adalah bagian berlendir yang diperoleh dengan cara menyayat bagian dalam daun setelah eksudat dikeluarkan. Gel sangat mudah rusak karena mengandung bahan aktif dan enzim yang sangat sensitif terhadap suhu, udara dan cahaya, serta bersifat mendinginkan. Gambar memperlihatkan gel yang ada pada pelepah lidah buaya setelah kulitnya dikupas.
  • 54. 54 Gambar Gel yang terdapat di pelepah lidah buaya Untuk lebih jelas melihat bagian-bagian dari daun lidah buaya, berikut ini adalah gambar irisan melintang daun lidah buaya. Aloin banyak terkandung di dalam jaringan perisiklik. Gambar Irisan melintang daun lidah buaya Lidah buaya mengandung berbagai macam komponen kimia yang sangat berguna bagi kesehatan. Menurut Furnawanthi (2004), komponen yang terkandung dalam lidah buaya sebagian besar adalah air yang mencapai 99,75 %, dengan total padatan terlarut hanya 0,49 %, lemak 0,067 %, karbohidrat 0,043 %, protein 0,038 %, vitamin A 4,594 IU,
  • 55. 55 dan vitamin C 3,476 mg. Berdasarkan hasil penelitian Suriati (2000) , komposisi dan sifat gel lidah buaya segar dapat dilihat pada Tabel. Komponen utama gel lidah buaya adalah air. Selain itu komposisi gel lidah buaya yang sangat penting untuk kosmetika adalah karbohidrat yang berupa glukomannan. Glukomannan merupakan suatu senyawa karbohidrat yang dapat membantu mempertahankan kelembaban kulit, sehingga sangat baik untuk kebutuhan kosmetika seperti moisturizer , hand and body lotion , shampoo dan lain sebagainya. 2.8 Kondisi Agribisnis Lidah Buaya Tanaman lidah buaya yang mudah tumbuh dengan baik di lahan gambut sekitar khatulistiwa dapat dijadikan sebagai komoditi unggulan mengingat manfaat dan nilai ekonomis yang cukup tinggi. Sayangnya salah satu komoditi yang mempunyai keunggulan komparatif tersebut belum diusahakan secara optimal. Hingga saat ini sebagian besar tanaman lidah buaya diolah menjadi makanan dan minuman atau diekspor dalam bentuk pelepah segar ke negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia dan Brunai Darussalam. Hasil olahan yang terbatas dan ekspor dalam bentuk bahan baku hanya memberikan sedikit nilai tambah. Nilai tambah akan diperoleh jika tanaman lidah buaya diolah menjadi produk yang dibutuhkan industri sebagai bahan baku industri lanjutan. Industri lanjutan yang berbahan baku tanaman lidah buaya antara lain industri farmasi dan kosmetika. Sebagai bahan baku, tanaman lidah buaya tidak bisa digunakan secara langsung dalam bentuk pelepah segar,
  • 56. 56 tetapi harus diolah dahulu menjadi gel (aloe gel) atau tepung (aloe powder). Rasio kebutuhan pelepah segar terhadap produk olahan seperti tepung lidah buaya sangat besar, bahkan perbandingan untuk tepung lidah buaya dengan kualitas sangat baik dapat mencapai 150 : 1. Tepung dengan kualitas tersebut dengan berat yang sama nilai rupiahnya bisa mencapai seribu empat ratus kali lipat dari bahan bakunya. Ini artinya adalah bahwa dari sisi bisnis, komoditi tersebut sangat berpotensi untuk dikembangkan, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dan pelaku industri pengolahannya, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada peningkatan ekonomi wilayah. Oleh karena itu, apabila komoditi tersebut akan dikembangkan pengusahaannya, maka sebaiknya industri yang memproduksi gel ataupun tepung harus memiliki kontinuitas ketersediaan bahan baku (pelepah segar). Kondisi tersebut dapat tercapai jika industri dan budidaya terkait secara langsung dalam suatu klaster bisnis. 2.8.1 Manfaat Lidah Buaya Lidah buaya merupakan salah satu dari 10 jenis tanaman terlaris di dunia yang telah dikembangkan oleh negara-negara maju seperti Amerika, Australia dan negara di benua Eropa sebagai bahan baku industri farmasi dan pangan. Begitu pentingnya lidah buaya sebagai bahan baku industri pada saat ini dan masa mendatang adalah didasarkan pada manfaat yang besar bagi kehidupan manusia. Bahkan komoditi ini telah digunakan oleh manusia sejak dahulu kala. Mutiara Hijau/Lidah Buaya (Aloevera) adalah, tanaman yang tumbuh subur di Pontianak dan sekitarnya, tanaman ini menurut
  • 57. 57 catatan WHO, lebih dari 23 negara menggunakan si “Mutiara Hijau” sebagai bahan baku obat- obatan dan pada zaman raja Mesir Cleopatra menggunakan Aloevera sebagai pembasuh kulit yang sangat mujarab sehingga dijadikan bahan baku kosmetika yang penting. Di Amerika bagian barat daya lidah buaya (Aloevera) ditanam sebagai tanaman hias di perkarangan rumah, dan dimanfaatkan sebagai obat luka bakar (Aloevera Center www.bppt.go.id) Penggunaan tanaman lidah buaya dalam industri secara garis besar dapat dibagi menjadi empat jenis industri, yaitu: 1) Industri pangan, sebagai makanan tambahan (food supplement), produk yang langsung dikonsumsi dan flavour 2) Industri farmasi dan kesehatan, sebagai anti inflamasi, anti oksidan, laksatif, anti mikrobial dan molusisidal, anti kanker, imunomodulator dan hepatoprotector. Paten yang telah dilakukan beberapa negara maju antara lain: CAR 1000, CARN 750, Polymannoacetate, Aliminase, Alovex dan Carrisyn. 3) Industri kosmetika, sebagai bahan baku lotion, krem, lipstik, shampo dan kondisioner. 4) Industri kosmetika, sebagai bahan baku lotion, krem, lipstik, shampo dan kondisioner. 5) Industri pertanian, sebagai pupuk, suplemen hidroponik, suplemen untuk media kultur jaringan dan penambah nutrisi pakan ternak
  • 58. 58 Penggunaan tanaman lidah buaya yang cukup besar di dalam industri dikarenakan komponen-komponen yang dimilikinya cukup lengkap dan bermanfaat. Komponen tersebut terdapat dalam cairan bening yang seperti jeli dan cairan yang berwarna kekuningan. Cairan bening seperti jeli diperoleh dengan membelah batang lidah buaya. Jeli ini mengandung zat anti bakteri dan anti jamur yang dapat menstimulasi fibroblast yaitu sel-sel kulit yang berfungsi menyembuhkan luka. Selain kedua zat tersebut, jeli lidah buaya juga mengandung salisilat, zat peredam sakit, dan anti bengkak seperti yang terdapat dalam aspirin. Lidah buaya sebagian besar, 95%, mengandung air, sisanya mengandung bahan aktif (active ingredients) seperti: minyak esensial, asam amino, mineral, vitamin, enzim dan glikoprotein. 2.8.2 Pohon Industri Lidah Buaya Lidah buaya banyak digunakan oleh manusia sejak lama, baik diolah secara moderen maupun sederhana. Khusus yang diolah secara moderen, penggunaan lidah buaya pada umumnya dalam bentuk bubuk (aloe powder), bahan jadi seperti sabun (aloe soap) dan produk lainnya seperti sari dan gel lidah buaya yang telah distabilkan 100% agar tidak mengalami kerusakan enzimatis. Kosmetika berbahan baku lidah buaya yang cukup banyak diproduksi Amerika antara lain: lotion, sampo dan lipstik. Mengingat manfaat yang diperoleh dari tanaman lidah buaya cukup banyak maka dapat dibuat pohon industrinya seperti yang tertera pada Gambar
  • 59. 59 Gambar 1. Pohon Industri Lidah Buaya Sumber : Aloevera Center, 2004 2.8.3 Potensi dan Peluang Pada saat ini pusat pengembangan lidah buaya terdapat di negara-negara Afrika bagian Selatan (Transvaal) yaitu: Eritrea, Ethiopia dan Northern Somalia. Saat ini negara-negara yang telah membudidayakan tanaman lidah buaya secara komersial adalah Amerika Serikat, Meksiko, Karibia, Israel, Australia dan Thailand. Tanaman lidah buaya yang berasal dari Pontianak (Aloevera chinensis) merupakan varietas terunggul di Indonesia bahkan diakui keunggulannya di dunia. Tanaman jenis ini setiap pelepahnya memiliki berat sekitar 0.8 – 1.2 kg dan dapat dipanen setiap bulan sejak bulan ke 10 -12 setelah penanaman hingga tahun ke 5. Mutu panen setiap pelepah sebagian besar tergolong mutu A yaitu tanpa cacat atau serangan hama penyakit daun. Berbeda dengan tanaman lidah buaya yang dibudidayakan di luar Pontianak, seperti di Amerika dan Cina, setiap pelepahnya memiliki berat hanya
  • 60. 60 berkisar 0.5 - 0.6 kg dan dipanen hanya 1 kali setahun karena kendala musim dingin. Nilai ekspor pelepah lidah buaya segar yang tercatat oleh Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konversi Alam untuk tahun 2001 adalah USD 2.143 untuk 15.000 lembar pelepah. Tanaman lidah buaya telah dikembangkan oleh negara-negara maju seperti Amerika, Australia dan negara di benua Eropa sebagai bahan baku industri farmasi dan pangan. Begitu pentingnya lidah buaya sebagai bahan baku industri pada saat ini dan masa mendatang adalah didasarkan pada keunggulan komparatif. Penggunaan tanaman lidah buaya yang cukup besar di dalam industri dikarenakan komponen- komponen yang dimilikinya cukup lengkap dan bermanfaat. Dari segi kandungan nutrisi, gel atau lendir dalam lidah buaya mengandung beberapa mineral seperti Zn, K, Fe dan vitamin seperti Vitamin A, B1, B2, B12, C dan E, Inositol, asam folat, dan kholin. Djuebaedah (2003), menyebutkan bahwa gel lidah buaya mengandung 17 jenis asam amino penting. Berdasarkan kandungan nutrisi yang demikian lengkap dan bervariasi maka peluang diversifikasi produk lidah buaya sangat besar. Pengembangan agroindustri lidah buaya di Indonesia terpusat di Pontianak provinsi Kalimantan Barat. Tanaman lidah buaya yang berasal dari Pontianak ( Aloevera chinensis ) merupakan varietas terunggul di Indonesia bahkan diakui keunggulannya di dunia. Tanaman jenis ini setiap pelepahnya memiliki berat sekitar 0,8 – 1,2 kg dan dapat di panen setiap bulan sejak bulan ke 10-12 setelah penanaman hingga tahun ke 5.
  • 61. 61 Mutu panen setiap pelepah sebagian besar tergolong mutu A yaitu tanpa cacat atau serangan hama penyakit daun. Berbeda dengan tanaman lidah buaya yang di budidayakan di luar Pontianak, seperti Amerika dan Cina, setiap pelepahnya memiliki berat hanya 0,5-0,6 kg dan di panen hanya 1 kali setahun karena kendala musim dingin. Hingga kini luas areal lahan yang telah ditanami lidah buaya di Kalimantan Barat mencapai 75 Ha, dimana sebagian besar di tanam oleh petani di Kotamadya Pontianak, sedangkan luas potensi wilayah pengembangan adalah 20 ribu hektar. Dalam satu hektar lahan dapat ditanami sekitar 7500 tanaman lidah buaya. Produksinya dapat mencapai rata-rata 6- 7 ton per hektar tiap kali panen atau 24-30 ton/ ha per tahun dengan harga daun lidah buaya segar ditingkat petani mencapai Rp. 800-1500 per kg. Adapun jumlah areal penanaman lidah buaya disajikan pada Tabel Tabel Areal Penanaman Lidah buaya di Kalimantan Barat Tanaman lidah buaya yang mudah tumbuh dengan baik dilahan gambut sekitar Khatulistiwa dapat dijadikan sebagai komoditi unggulan mengingat manfaat dan nilai ekonomis yang cukup tinggi. Sayangnya salah satu komoditi yang mempunyai keunggulan komparatif tersebut belum di usahakan secara optimal.
  • 62. 62 Gambar Kebun Lidah Buaya Hingga saat ini sebagian besar tanaman lidah buaya diolah menjadi makanan dan minuman atau diekspor dalam bentuk pelepah segar ke negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia dan Brunai Darussalam. Hasil olahan yang terbatas dan ekspor dalam bentuk bahan baku hanya memberikan sedikit nilai tambah. Nilai tambah akan diperoleh jika tanaman lidah buaya diolah menjadi produk yang dibutuhkan industri makanan, kosmetik farmasi dan lain-lain. Bila kita cermati hal ini merupakan potensi yang cukup besar untuk mengembangkan industri pengolahan hasil pertanian berbasis komoditas tanaman lidah buaya di Pontianak
  • 63. 63 BAB Cinema Spots (Film Pendek) & Komoditi Lidah buaya Hubungan Cinema Spot dalam Pengembangan Komoditas Lidah Buaya Perkembangan zaman yang begitu pesatnya dalam dunia teknologi komunikasi dan informasi memberikan pengaruh/dampak kepada manusia sebagai penggunanya. Selain itu, manusia sebagai pengguna juga memiliki peranan penting dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam media komunikasi terhadap komunitas, ada sebuah situasi yang disebut sebagai global village. Global village adalah suatu keadaan/waktu dimana segala informasi sangat terbuka dan mudah diakses oleh siapapun, kapanpun, dan dimanapun. Konsep pengembangan Global Village terus berkembang seiring berjalannya waktu dan konsep ini dianggap sesuai dengan keadaan saat ini, contoh nya adalah adanya film yang terbukti dapat
  • 64. 64 menyatukan dunia. Dampak yang kerap kali muncul adalah dengan film pendek (Cinema Spot), manusia dapat berkomunikasi dengan orang lain video gerak dan musik pengiringnya. Dalam fragmentasi sosial, dampak positif nya adalah manusia dapat tetap saling berkomunikasi satu sama lain bahkan lebih,walaupun tidak langsung. Dampak buruknya adalah dengan adanya film pendek (cinema spot) , manusia tidak semuanya menggunakan teknologi itu secara bijak. Hal-hal seperti inilah yang disebut sebagai Fragmentasi Sosial yaitu perpecahan dalam masyarakat Teknologi yang kita gunakan tanpa sifat bijak, membuat kita kecanduan dalam penggunaannya sehingga kita menggunakan secara berlebihan. Dengan adanya media komunikasi yang tentu saja semakin canggih akan memperjelaskan timbal balik itu sendiri. Awal mulanya media komunikasi memang terlihat membantu manusia untuk berkomunikasi dengan jarak jauh ataupun sampai ke seluruh dunia. Dengan adanya media komunikasi, kita juga dapat berbagi dan memperkenalkan komoditas hasil pertanaian seperti tanaman Lidah buaya kepada khalayak di luar sana yang mungkin tertarik untuk mempelajari tentang budidaya
  • 65. 65 tanaman lidah buaya dan khasiat-khasiat yang bermanfaat bagi manusia sendiri. Kita ketahui sendiri lidah buaya (Aloe vera, Latin : Aloe barbadensis Milleer) adalah sejenis tumbuhan yang sudah dikenal sejak ribuan tahun silam dan digunakan sebagai penyubur rambut, penyembuh luka, dan untuk perawatan kulit. Tumbuhan ini dapat ditemukan dengan mudah di kawasan kering di Afrika. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manfaat tanaman lidah buaya berkembang sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetika, serta sebagai bahan makanan dan minuman kesehatan.Secara umum, lidah buaya merupakan satu dari 10 jenis tanaman terlaris di dunia yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku industry. Oleh karena itu media komunikasi ini juga sangat membantu secara individu maupun terhadap orang lain sampai di luar negeri. Misalnya seperti kasus penyebaran tutoraial budidaya tanaman lidah buaya yang di awali dari media film pendek dan diuploud di media sosial . Dimana seseorang cuma mengenal lidah buaya sebagai hiasan rumah, kemudian berkembang menjadi tanaman
  • 66. 66 berkhasiat. Dari hal itu dapat terus menerus terjadi maka perkembangan akan komoditas pertanian ini akan terus meningkat. Dalam perkembangan komoditas lidah buaya yang berjalan lancar membutuhkan media komunikasi yang mendukung segala proses. Dengan adanya media tekologi ini Cinema spot (film pendek) juga sangat mempermudah kerja penyuluh pertanaian serta berdampak besar kepada petani- petani lidah buaya. Dengan adanya media komunikasi yang sangat banyak sekarang ini, pemerintahan dapat menjalin relasi lebih efektif dan membangun perkembangan pertanian dengan negara lain tanpa terhalang oleh jarak. Bisa kita ketahui pada zaman dahulu untuk persetujuan akan suatu kerja sama saja orang yang terlibat harus berhadapan secara langsung.
  • 67. 67 BAB Penutup 4.1 Kesimpulan Perkembangan zaman yang begitu pesatnya dalam dunia teknologi komunikasi dan informasi memberikan pengaruh/dampak kepada manusia sebagai penggunanya. Dengan adanya media komunikasi, Cinema spot (Film pendek) kita juga dapat berbagi dan memperkenalkan komoditas hasil pertanaian seperti tanaman Lidah buaya kepada khalayak di luar sana yang mungkin tertarik untuk mempelajari tentang budidaya tanaman lidah buaya dan khasiat-khasiat yang bermanfaat bagi manusia sendiri. Lidah buaya merupakan salah satu dari 10 jenis tanaman terlaris di dunia yang telah dikembangkan oleh Negara-negara maju sebagai bahan baku di bidang industry farmasi dan pangan. Lidah buaya memiliki berbagai khasiat serta manfaat yang baik bagi tubuh. Pengelolahan lidah buaya di bidang agroidustri salah satunya dengan membuat aneka
  • 68. 68 minuman yaitu nata de Aloevera yang dapat bertujuan memperpanjang masa simpan, meningkatkan nilai tambah lidah buaya serta diversifikasi produk. Tanaman lidah buaya (Aloe vera) dewasa ini merupakan salah satu komoditas pertanian daerah tropis yang mempunyai peluang sangat besar untuk dikembangkan di Indonesia sebagai usaha agribisnis dengan prospek yang cukup menjanjikan. Hal ini karena selain mempunyai manfaat fisiologis sebagai obat, 7 lidah buaya juga dapat dimanfaatkan untuk produk-produk makanan dan minuman, kosmetik, industri farmasi serta budidayanya yang mudah.
  • 69. 69 DAFTAR PUSTAKA Anonimous, (2006). Laporan Bank Dunia, Kesetaraan dan Pembangunan. Penerbit Salemba Empat, Grand Wijaya Center Blok D-7, Jakarta. Badan Penelitian dan Pengkajian Teknologi, (2004). Aloevera Center. Aloevera Center www.bppt.go.id Dalimartha setiawan. (2006) Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara: Jakarta Hariana arief, (2011) Tumbuhan Obat dan Khasiat seri 3. Penebar Swadaya: Jakarta. Husein Umar, (2003). Studi Kelayakan Bisnis. Edisi ke-2. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Keichi Ohmae, (2005). The Next Global Stage. Tantangan dan Peluang Di Dunia yang Tidak Mengenal Batas
  • 70. 70 Kewilayahan. Penerbit PT. INDEKS Kelompok Gramedia, Jakarta. Majalah Infokop No.28 Tahun XXII 2006. Kementrian Negara Koperasi dan UKM, Jakarta. Mundrajad, K., (2003). Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Penerbit Erlangga, Jakarta. Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 13 No. 2 [Agustus 2012] 125-137 Pembuatan Tepung [Ramadhia dkk] Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 9, No. 2, 2008: 144 – 155 “Pemanfaatan lidah buaya” Menjadi produk pangan” [Aminah,dkk] Suhendar Sulaeman, dkk, (2005). Business Plan Agroindustri Aloevera. Tidak Diterbitkan. Suhendar Sulaeman, (2006). Pengembangan Agribisnis Rumput Laut Melalui Model Kluster Bisnis. Suranto,Adji.2011.Dahsyatnya lidah buaya tumpas Penyakit.Jakarta: Pustaka Bunda.
  • 71. 71 Syamsuri, Istamar dkk. 2007. Biologi untuk SMA kelas XI semester 1. Malang: Erlangga (http://www.organikilo.co/2015/01/cara-menanam- lidah-buaya-secara-organik.html) (https://mellindapsari.wordpress.com/2012/06/13/sejar ah-dan- asal-usul-tanaman-lidah-buaya-3/) http://www.squidoo.com/manfaat-lidah-buaya ` http://forum.kompas.com/kesehatan/62110-beberapa- manfaat-produk-lidah-buaya-pontianak-bagi-kesehatan.html http://sudut-bacaan.blogspot.com/2013/05/mengurai- klasifikasi-lidah-buaya.html)
  • 72. 72 Tentang penulis Tirta yoga, pria yang lahir di Kota Pekanbaru, 15 Mei 1995.Putra bungsu dari Bapak Supirman,Bsc dan Ibu Rukmini,S.pd. Pria yang pernah mengenyam pendidikan Sekolah Dasar SD(2001- 2007), dan melanjutkan jenjang Sekolah Menengah Pertama SMP Negeri 09 Pekanbaru(2007-2010),Ia melanjutkan kejenjang Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 10 Pekanbaru(2010-2013). Saat menulis buku ini penulis,merupakan seorang Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya,Malang- Jawa Timur, ia menempuh studi Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian (SoSek) dan Program studi Agribisnis. Selain sibuk dengan kegiatan kuliah, ia juga sibuk dalam berorganisasi baik ektra maupun intra kampus dan daerah.Anda bisa berinteraksi dengannya melalui e-mail tirtayoga13@gmail.com.
  • 73. 73