Dokumen tersebut membahas tentang perbedaan antara anggapan umum dan ilmu. Anggapan umum didasarkan pada pengalaman sehari-hari tanpa penjelasan ilmiah, sedangkan ilmu menganalisis dan menguji gejala secara sistematis berdasarkan empiris dan kuantifikasi untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam. Tujuan ilmu adalah memahami alam secara objektif melalui penelitian ilmiah berkelanjutan.
2. 1. Anggapan Umum dan Ilmu
• Anggapan Umum (Common Sense) adalah informasi-informasi
yang sudah diterima kebenarannya tanpa dipersoalkan lagi.
• Anggapan umum merupakan pendahulu dari apa yang kita sebut
ilmu.
• Contoh: Geometri dari pengalaman mengukur medan, biologi dari
pengalaman mengatasi kesehatan manusia atau pengurusan
binatang, ekonomi dari soal pengurusan urusan rumah tangga, ilmu
komunikasi dari orang yang berkomunikasi, dll.
• Menurut Nagel (1961), ilmu tidak lain daripada anggapan umum
yang diorganisasikan dan diklasifikasikan.
3. Perbedaan Pokok antara Anggapan Umum dan Ilmu
1. Informasi anggapan umum biasanya tidak disertai dengan
penjelasan mengapa itu terjadi. Contoh: Nelayan tidak
menjelaskan mengapa saat bulan purnama air laut akan pasang.
Bila pun ada penjelasan, penjelasan itu sering kali tidak diuji
relevansinya dengan fakta.
Ilmu mengorganisasikan dan mengklasifikasikan pengetahuan
berdasarkan penjelasan. Ilmu berusaha menemukan dan
merumuskan kondisi-kondisi yang menentukan terjadinya berbagai
peristiwa.
2. Informasi dalam anggapan umum mengandung konsep-konsep
yang pengertiannya luas atau kabur. Contoh: anggapan umum
menyatakan bahwa air membeku bila didinginkan secukupnya.
“Air” disini meliputi segala macam barang cair: air hujan, air sumur,
air laut, air susu dll. “Secukupnya” juga mengandung pengertian
yang relatif.
4. Ilmu sebaliknya menjelaskan cakupan atau batasan istilah yang
dipergunakan dan memperjelas secara khusus hubungan diantara
istilah-istilah itu.
Ilmu berusaha membedakan berbagai jenis air dan temperatur
yang menentukan proses pembekuan.
Kecermatan ilmu diungkapkan dalam bentuk kuantifikasi.
Kuantifikasi berarti pemberian nilai bilangan pada gejala yang
diteliti. Contoh: Bila orang menyatakan bahwa Ahmad lebih cerdas
dari Umar, psikolog dengan cermat menunjukkan perbedaan itu
dalam jumlah skor IQ diantara keduanya.
3. Anggapan umum diterima tanpa diuji kebenarannya. Contoh:
Bahwa bencana alam disebabkan oleh timbulnya berbagai tempat
maksiat belum pernah diuji kebenarannya dengan suatu penelitian.
Ilmu diterima dengan diuji kebenarannya. Testabilitas, atau hal
dapat diuji adalah ciri pokok ilmu dibandingkan dengan metode-metode
pengetahuan lain.
5. 4. Anggapan umum tidak pernah mempersoalkan kontrol.
Dalam pengertian ilmiah, kontrol berarti bahwa ilmuwan secara
sistematis berusaha menghilangkan ikut sertanya variabel-variabel
lain yang menjadi sebab terjadinya peristiwa tertentu selain
variabel yang dihipotesiskan sebagai penyebab.
Contoh: Bila ilmuwan dihadapkan pada gejala mahasiswa yang
mengantuk pada waktu kuliah sore, ia akan menganalisis berbagai
kemungkinan: mungkin mereka terlalu lelah, atau mungkin
pengaruh makan siang, atau mungkin temperatur yang terlalu
hangat, atau tempat duduk yang terlalu empuk, atau pembicaraan
dosen membosankan. Ia akan mencoba mengontrol berbagai
variabel tadi. Ia mungkin mulai dengan mengontrol variabel
temperatur. Bila dalam berbagai temperatur mahasiswa tetap
mengantuk, variabel temperatur dikesampingkan dan variabel baru
diuji. Dan begitu seterusnya sehingga ditemukan variabel yang
betul-betul menjadi penyebab tidur.
6. 5. Ilmu dalam menjelaskan gejala yang diamatinya selalu berusaha
menghindari penjelasan metafisis. Bahwa sabtu pahing adalah hari
naas untuk bepergian, bahwa orang yang lahir dalam zodiak Leo
bakal menjadi pemimpin, bahwa hari kelahiran menentukan
pernasiban di kemudian hari adalah penjelasan metafisis yang
tidak dapat diuji.
7. 2. Kaidah-kaidah Ilmu
• Ilmu ditegakkan diatas 4 kaidah : orde, determinisme, parsimoni dan
empirisme.
a. Orde. Ilmu percaya bahwa alam ini teratur, tidak serampangan.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia ini mengikuti aturan
yang teratur dalam suatu pola yang tertentu dalam suatu orde
(tatanan). Contoh: Ilmu kedokteran akan berantakan bila
masing-masing tubuh manusia berjalan seenaknya sendiri.
b. Determinisme. Ilmu percaya bahwa setiap peristiwa mempunyai
sebab, determinan atau anteseden (pendahulu) yang dapat
diselidiki. Contoh: Psikolog percaya bahwa tingkah laku
manusia ditentukan oleh pengalamannya terdahulu. Ahli
komunikasi percaya bahwa pemberian arti pada suatu
pernyataan ditentukan oleh proses decoding (mengalih sandi)
dalam diri penerima.
8. c. Parsimoni (kesederhanaan).
Ilmu lebih menyukai penjelasan yang sederhana daripada
penjelasan yang kompleks bila kedua-duanya sama-sama
menjelaskan fakta.
Ilmu juga menyukai penjelasan yang mencakup lebih banyak
fenomena daripada penjelasan yang terbatas pada fenomena
tertentu. Contoh: Psikolog lebih tertarik pada penjelasan
tentang efek pemisahan ibu (maternal deprivation) pada semua
anak manusia daripada penjelasan tentang pengaruh
pemisahan ibu pada anak yang beratnya 6 kg, berkulit kuning,
lahir di Jakarta.
d. Empirisme.
Kepercayaan pada observasi atau eksperimen. Kesimpulan-kesimpulan
ilmu haruslah didasarkan pada pengalaman yang
dapat diamati.
9. 3. Tujuan Ilmu
• Tujuan pokok ilmu adalah memahami gejala-gejala alam.
• Tahap dalam pemahaman :
a. Deskripsi gejala secara cermat.
b. Penjelasan. Kita dapat menjelaskan suatu gejala bila kita dapat
menjabarkan kondisi-kondisi yang menentukan timbulnya
gejala tersebut.
c. Pemahaman. Mengorganisasikan secara sistematis semua
bukti empiris yang ada dalam suatu satuan pengetahuan.
Bila suatu penjelasan telah diuji berkali-kali dan terbukti benar,
penjelasan ini menjadi fakta ilmiah.
10. 4. Penelitian Ilmiah
• Penelitian dalam bahasa Inggris disebut Research.
• Research artinya mencari lagi, melihat kembali, meneliti lagi.
• Penelitian ilmiah adalah rangkaian pengamatan yang sambung-bersambung,
berakumulasi, dan melahirkan teori-teori yang mampu
menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena.
• Ilmu seringkali berkembang bukan karena hipotesis yang selalu
diterima, tetapi karena ada hipotesis yang ditolak. Setelah ditolak,
orang bertanya mengapa, dan penelitian berikutnya dimulai. Inilah
proses retroduction.