Dokumen tersebut melarang berpacaran karena dianggap mendekati zina dan dapat menimbulkan berbagai akibat negatif bagi individu dan masyarakat. Berpacaran dianggap dapat mengarah pada hubungan seksual di luar nikah, membuang waktu, dan menghalangi pencarian jodoh yang sah. Larangan ini didasarkan pada beberapa ayat Al-Quran.
3. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari
yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.
(Q.S: Ali Imran ,104)
4. “Dan jangan dekati zina, bahwa dia garis
kekejian dan garis hukum yang jahat.”
(Q.S. Al-Isra:32)
5. Berpacaran ialah perbuatan yang timbul
dari golongan syahwat dan kasih sayang
antara lelaki dan perempuan hingga
keduanya mencurahkan kehendak diri
berbentuk ucapan dan tingkah laku di luar
hukum berupa suami istri yang tidak sah.
Perbuatan itu berarti berzina atau setidaktidaknya mendekati zina yang nyata
terlarang menurut ayat 17/32
6. Memang
banyak
akibat
akibat
yang
ditimbulkan oleh perbuatan berpacaran,
umumnya jahat dan buruk, sedikit sekali yang
baik, antara lain sebagai berikut :
Perta
ma
Tindakan berpacaran umumya menjurus
kepada hubungan seksual di luar nikah
selaku perbuatan sangat tercela dan
terkutuk, dan yang paling parah ialah
lahirnya bayi tanpa bapak menurut hukum.
Penyelesaian perkara dalam hal ini sangat
sulit dan menyedihkan terutama bagi yang
perempuan. Apalagi jika diselesaikan
menurut hukum dalam Al-Qur’an.
7. Kedua
Orang yang berpacaran terbiasa
menyimpan rahasia yang
kebanyakan dipandang tidak baik
dalam kehidupan masyarakat. Hal
itu membawanya kepada
pertumbuhan yang tidak dapat
diharapkan sebagai pribadi
sempurna. Akhirnya dia terbiasa
berbohong, menipu, dan tak percaya
dalam pergaulan.
8. Ketig
a
Orang yang berpacaran terbiasa
melamun, berkhayal pada yang
sukar terlaksana terutama dalam
hubungan kehendak syahwat yang
bebas selaku suami-istri. Hal ini
mendidiknya bersikap tidak
obyektif, penuh kepalsuan, dan
bertumbuh tanpa ketabahan dengan
tingkah laku tak menentu.
9. Keemp
at
Orang yang berpacaran terbiasa
membuang waktu secara percuma
karena memikirkan masa depan
penuh keraguan, bahkan kadangkadang memakai harta benda
dengan pemborosan, mempersolek
diri berlagak gagah dan cantik. Hal
ini merugikan dirinya dalam urusan
lain yang lebih penting, seperti
dalam pelajaran, perekonomian, dan
sebagainya.
10. Kelima
Perbuatan berpacaran adalah peragaan
dari dorongan syahwat yang harus
dipenuhi di luar hukum, seringkali
terbentur mencapai kehendaknya, dan
sangat dibenci dalam masyarakat islam.
Hal itu akan membawa pelakunya kepada
monoseks, mimpi seksual dan tindak
tanduk lain yang merugikan diri dalam
pertumbuhan. Kerugian itu berpengaruh
pada masyarakat lingkungan bahkan juga
pada generasi mendatang.
11. Keena
Seringkali orang yang berpacaran tidak
m
direstui ibu bapaknya yang harus
menentukan jodohnya atau yang berhak atas
akad nikahnya menurut hukum. Keadaan
begitu mungkin menyebabkan dia :
Lebih banyak menyimpan rahasia pribadi
yang sebenarnya tidak disenangi keluarga.
Lebih banyak memikir dan berkhayal
tentang bagaimana caranya mencapai
kehendak hatinya begitu pun mencapai
kehendak syahwatnya, hingga dia lebih
terbiasa pada monoseks, bahkan mungkin
pula berpindah kepada lesbian atau
homoseks.
12. lanjut
an
Jadi pendiam, murung, tak suka bergaul
sebagaimana mestinya, hingga kemudian
mengambil putusan nekad seperti misalnya
melarikan diri dari rumah keluarga, pergi
ke daerah lain bersama pacarnya tanpa izin
orang tuanya, menghabisi hidupnya dengan
kematian direncanakan, atau pun berubah
jadi edan, rusak fikiran, dan sebagainya.
13. Ketuju
h
Seringkali pula orang yang berpacaran, itu
gagal menurut rencana bermula, digagalkan
oleh berbagai sebab, misalnya :
Salah seorang diantaranya keduanya
berbau amis atau memiliki cacat diri yang
tersembunyi. Hal ini baru diketahui setelah
tindakan berpacaran itu jadi semakin
akrab.
Salah seorang diantaranya berpindah cinta
kepada orang lain yang dianggap lebih
menarik hati
14. lanjut
an
Kegagalan itu menyebabkan orang lebih
nekat mencari pacar baru menurut
kehendak hati dan syahwat. Tetapi
mungkin pula dia menahan diri beberapa
tahun atau untuk selamanya tinggal
membujang dalam keadaan patah hati.
Sikap begini juga bertentangan dengan
hukum islam karena meniadakan
keturunan bagi generasi mendatang.
15. Kedela
pan
Orang yang berpacaran jarang sekali
menemui hasil yang diidamkan bermula,
disebabkan oleh berbagai alasan.
Sementara itu tidak semua orang suka
berpacaran, bahkan banyak sekali yang
mengutuk perbuatan itu, maka orang ini
sangat berhati-hati dalam memilih jodoh,
karenanya pihak orang tua jadi susah
mencarikan jodoh anaknya. Hal ini adalah
suatu kerugian besar bagi masyarakat
yang membiasakan berpacaran.
16. Kesembi
lan
Umumnya orang-orang yang berpacaran
lebih cenderung kepada pergaulan bebas,
kadang-kadang terpedaya kepada
perzinaan, monoseks, lesbian, atau
homoseks. Karena itulah hukum islam
menamakan tindakan berpacaran itu
dengan “mendekati zina”, termuat pada
Ayat 17/32. Maka perzinaan dengan
pacar sendiri membuka kesempatan dan
kebiasaan berzina dengan orang lain,
bahkan memudahkan orang memasuki
lapangan pelacuran yang mulanya
terwujud dalam masyarakat kafir yang
suka berpacaran.
17. “Hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik, serta
makanan orang-orang diberi kitab halal bagimu, juga
makananmu halal bagi mereka, dan (menikahi) yang
terjaga dari mukminat begitupun perempuan terjaga
dari orang-orang diberi kitab sebelum kamu ketika
kamu berikan belanja (mas kawin) mereka selaku
orang menjaga (selaku suami), bukan berzina dan
tidak menjadikan pacar. Siapa yang kafir pada
keimanan, sungguh lenyap amalnya dan dia di
akhirat termasuk orang-orang merugi.”
(Al-Maidah: 5)