10. Pacaran Unsur yang dinilai Khitbah Sah-sah aja untuk berpegangan, berpelukan, boncengan, bahkan yang lebih serem dari itu. Interaksi keduanya Tidak boleh berduaan, tanpa mahram (si perempuan). (Hadits Rasul tentang larangan khalwat) Penuh kepura-puraan. Berlagak seperti yang diinginkan pacarnya. Padahal dibelakang, punya karakter yang kontradiksi atau split personality, ibaratnya lebih mirip badut. Kepribadian/karakter si calon Bisa saling tukar biodata, boleh tanya kesukaannya apa, kelemahannya apa. Tapi tetap nggak boleh berduaan, harus ada mahramnya. Boleh bertanya langsung atau lewat saudara, teman, tetangga. Nggak ada rahasia lagi, semua orang tahu kalau anak cowok sering wakuncar/ apel anak cewek berarti mereka pacaran. Privasi/kerahasiaan Berlangsung rahasia. Hanya diketahui oleh kedua belah pihak, atau oleh kedua keluarga saja. Tanpa diumumkan/dirayakan. Nggak ada batasan waktu, senyampang masih having fun, terus aja. Selama dianggap belum kenal atau belum siap, pacaran aja dulu sampai puas. Waktu/lamanya Relatif, jika sudah saling setuju dan bisa memaklumi kelemahan dan kelebihan masing-masing, bisa langsung nikah. Bisa hitungan hari, bulan, tapi disarankan tidak terlalu lama. Nggak ada jaminan bisa terjaga, pinginnya malah berduaan terus, karena terjadi interaksi yang intens dan tanpa batas Perasaan antar keduanya Insya Allah terjaga dengan baik, karena standar yang dipakai hukum syara/aturan Islam, bukan perasaan masing-masing. Pasti resikonya besar, terutama di pihak perempuan. Kalau pacaran trus putus, peluang terjadi fitnah sangat lebar, karena nggak ada jaminan aman/no safe for free seks. Resiko status setelahnya Resiko hampir tidak ada. Jika khitbah tidak berlanjut, tidak khawatir terjadi fitnah karena berlangsung secara rahasia dan dalam koridor syariat.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19. KKN Tapi MBA Sisi Perbandingan KKN Tanpa MBA Karena malu, tahu anaknya hamil duluan akibat pergaulan bebas Alasan utama melakukannya Lebih karena didorong takut berbuat zina (haram) dan ingin menyempurnakan separoh agama Rasa suka (cinta) yang berlebihan yang mengarah kepada nafsu (seks) Faktor dominan pendorongnya Ada faktor suka (cinta) tapi bukan satu-satunya, lebih karena dijodohkan atau ngerasa udah cocok waktu khitbah Pemahaman agama sangat lemah, bahkan hampir tidak ada, sehingga cenderung melakukan pelanggaran/ tergoda untuk melanggar Faktor pemahaman agama Insya Allah lebih mantab pemahaman agamanya, karena memang nikah itu ibadah dan fitrah sementara zina itu dosa dan kriminal Budaya seks bebas merupakan hasil “import” budaya Barat yang sekular Dari sisi “budaya” Budaya ini udah pernah dipraktikkan oleh para pendahulu kita, apalagi Rasulullah Saw juga pernah mempraktikkan Sebagian besar masih menganggap biasa-biasa aja atau dianggap wajar, bukan suatu dosa atau aib Pandangan masyarakat Lebih banyak negative thinking sekaligus meragukan, meskipun alasan atau argumentasinya bukan dalil (agama) Pernikahan ini tidak sah, karena si wanita hamil diluar nikah (sebelum terjadinya akad nikah) Secara hukum (fikih) Sah-sah aja, jika memenuhi syarat dan rukunnya, standarnya bukan umur