SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
HANDOUT
MATA KULIAH PSIKODIAGNOSTIK II
         (OBSERVASI)




                 Ψ


                PENYUSUN:
         Dra.S.W.Indrawati,M.Pd.,Psi.
                Dra.Herlina,Psi.
           Ifa H.Misbach,S.Psi.,Psi.




           JURUSAN PSIKOLOGI
        FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
    UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
                  2007
TEORI OBSERVASI

A. Pengertian
        Menurut Pauline Young, observasi adalah suatu studi yang dilakukan dengan sengaja/terencana
dan sistematis melalui penglihatan/pengamatan terhadap gejala-gejala spontan yang terjadi saat itu.
        Jakoda mendefinisikan observasi secara lebih luas namun lebih kabur, yaitu bahwa observasi
adalah suatu cara yang paling dasar untuk mendapatkan informasi mengenai gejala-gejala sosial melalui
proses pengamatan.


B. Kedudukan Observasi dalam Psikodiagnostik
       Kedudukan observasi dalam psikodiagnostik berkaitan dengan proses penyelidikan untuk
mengidentifikasi dan memahami variabel psikologis untuk penegakan diagnosis psikologis.


C. Fungsi Observasi
1. Sebagai metode pembantu dalam penelitian yang bersifat eksploratif.
       Bila kita belum mengetahui sama sekali permasalahan, biasanya penelitian-penelitian pertama
       dilakukan melalui pengamatan di tempat-tempat gejala terjadi.
2. Sebagai metode pembantu dalam penelitian yang sifatnya sudah lebih mendalam. Dalam hal ini,
   biasanya observasi dijadikan sebagai metode pembantu untuk menunjang wawancara sebagai metode
   utama. Observasi akan membantu untuk mengontrol/memeriksa di lapangan, seberapa jauh hasil
   wawancara tersebut sesuai dengan fakta yang ada.
3. Sebagai metode utama dalam penelitian. Penelitian-penelitian yang menyangkut tingkah laku bayi
   maupun hewan akan mempergunakan metode observasi.


D. Jenis-Jenis Observasi
         Pada dasarnya penggolongan jenis obervasi tidak dapat dibuat secara mutlak karena antara jenis-
jenis observasi besar kemungkinan akan terjadi tumpang tindih. Namun, untuk memudahkan para ilmuwan
dalam melakukan observasi, maka dibuatlah penggolongan tersebut. Perbedaan jenis-jenis observasi lebih
terletak pada gradasinya saja.
         Berdasarkan prosedur dan pelaksanaannya, Pauline Young membagi observasi menjadi 2
jenis, yaitu:
1. Controlled Observation (observasi terstruktur)
2. Uncontrolled Observastion (observasi tidak terstruktur)
        Controlled observation (Observasi terstruktur) adalah suatu observasi yang prosedur dan
pelaksanannya sangat ketat dan biasanya dibantu dengan alat-alat yang peka, dan dalam lembar
observasinya dipergunakan proses kontrol yang memungkinkan observasi untuk dilakukan kembali. Oleh
karena itu lembar observasinya biasanya sangat terperinci dan rancangannya sangat kompleks. Selain itu,
biasanya sebelum observasi sesungguhnya dilakukan, terlebih dahulu diadakan simulasi-simulasi
        Uncontrolled observation (observasi tidak terstruktur) diartikan sebagai suatu proses observasi
yang dilakukan secara spontan terhadap suatu gejala tertentu tanpa mempergunakan alat-alat yang peka


HERLINA 192.168.8.203upiDirektoriA - FIPJUR. PBBSITI WURYAN INDRAWATIPD2-Teori Observasi.rtf   1
atau pengontrolan kembali atas ketajaman hasil observasi tadi. Lembar observasi sebagai pedoman
pelaksanaan pun dibuat sangat sederhana, hanya berisi garis besar pedoman tanpa suatu rancangan yang
kompleks.
         Berdasarkan hubungan antara observer dan gejala yang diobservasi, baik observasi
terstruktur maupun yang tidak terstruktur dapat dibedakan menjadi observasi partisipan dan observasi
nonpartisipan.
        Pada observasi partisipan, observer terlibat dengan situasi/lingkungan dimana gejala terjadi. Jadi,
tidak ada jarak antara observer dengan gejala yang diobservasi.
        Sedangkan pada observasi nonpartisipan, observer memperlakukan dan mempersiapkan dirinya
sedemikian rupa sehingga dirinya benar-benar berada “di luar” atau tidak terlibat dalam situasi, lingkungan,
dan gejala yang diamati.


E. Keuntungan Metode Observasi
1. Memungkinkan perekaman gejala-gejala pada waktu terjadinya/apa adanya.
2. Dengan pengamatan langsung dapat mengetes kebenaran dan keyakinan peneliti, kebenaran data,
   dan menghapus keraguan adanya bias.
3. Ada studi sosial/psikologis yang tidak mungkin menggunakan metode lain, Jadi metode observasi
   merupakan satu-satunya metode yang dapat dilakukan. Contohnya: meneliti tingkah laku hewan, anak-
   anak, bayi, orang yang terganggu jiwa, orang cacat mental.
4. Observasi tidak tergantung pada kemauan objek yang diobservasi untuk melaporkan atau
   menceritakan pengalamannya. Misalnya: bila akan mengobservasi orang yang akan menempuh ujian,
   maka tidak perlu menanyakan apakah orang yang diobservasi bersedia atau tidak untuk diobservasi.
5. Mampu memahami tingkah laku yang kompleks dan situasi yang rumit.
6. Memperoleh gambaran berbagai tingkah laku dalam waktu yang bersamaan


F. Kelemahan Observasi
1. Observasi sangat tergantung pada individu yang melakukan observasi.
              Terjadi Hallo Effect.
              Tanpa pengarahan yang terperinci akan diperoleh hasil yang sangat subjektif, dimana observer
              cenderung menilai seseorang dengan sikap menggeneralisasikan penilaian (positif atau negatif).
              Misalnya, jika kita menyukai seseorang, kita cenderung memberikan penilaian positif padanya,
              dan untuk seterusnya akan timbul kecenderungan memberikan penilaian positif. Demikian pula
              sebaliknya.
              Ada refleksi observer, yaitu ikut berpengaruhnya struktur kepribadian observer (berkaitan dengan
              latar belakang observer), yang tercermin dalam hasil observasinya terhadap orang yang
              diobservasi. Selain itu juga pengaruh pengalaman-pengalaman emosional dapat tampil dalam
              kegiatan observasi.
              Pengamatan bersifat selektif (berkaitan dengan keterbatasan penglihatan secara fisiologis, juga
              berkaitan dengan minat dimana observer cenderung mengamati hal-hal yang menonjol atau yang
              ingin diamati saja),
       Untuk mengatasi kelemahan ini bisa dilakukan cara-cara berikut:


HERLINA 192.168.8.203upiDirektoriA - FIPJUR. PBBSITI WURYAN INDRAWATIPD2-Teori Observasi.rtf        2
Merumuskan tujuan penelitian secara sangat terperinci dan menuangkannya ke dalam pola-pola
             tingkah laku yang akan diobservasi secara jelas dan tajam.
             Melakukan perekaman hasil observasi yang dibantu dengan alat-alat lain seperti kamera maupun
             audiovisual lainnya.
             Melakukan observasi dengan 2 observer atau lebih yang berbeda latar belakang, disiplin, maupun
             pendidikannya.
             Dalam melakukan observasi harus dilakukan prosedur kontrol yang teliti, misalnya harus diuraikan
             secara jelas apa yang harus diobservasi, bagaimana merekamnya, alat apa yang digunakan, dan
             bagaimana menulis laporannya. Keseluruhan prosedur kontrol itu adalah untuk menjamin agar
             observasi dapat diulang kembali.

2. Observasi dipengaruhi oleh responden yang diamati.
       Jika responden yang diamati mengetahui bahwa dirinya sedang diobservasi, bisa terjadi Hawthorne
       Effect, yaitu suatu kecenderungan pada individu untuk mengatur tingkah lakunya agar tampak menjadi
       lebih baik, sehingga menjadi berbeda dari kondisi yang alamiah.

3. Observasi bersifat terbatas (harus menunggu munculnya gejala yang akan diobservasi).
       Keterbatasan observasi, lebih-lebih observasi yang merupakan “observasi participasi” akan meminta
       observer untuk menunggu gejala-gejala yang akan diamati. Misalnya: kita akan mengobservasi
       ekspresi emosi anggota keluarga raja saat penguburan raja-raja di Tanah Toraja.

4. Sebagai metode, observasi terbatas oleh kurun waktu.
       Misalnya untuk meneliti riwayat hidup seseorang.

5. Observasi tidak mampu menjelaskan dinamika tingkah laku.
       Misalnya: meneliti orang marah, hanya melihat orang tersebut cemberut, wajah memerah, mata
       melotot, dsb, tapi tidak mengetahui mengapa ia marah.

6. Observasi tidak mampu menggali ide, perasaan, sikap, dan tanggapan seseorang.

7. Tidak banyak bidang yang dapat diteliti dengan menggunakan observasi sebagai metode utama.

8. Jika menggunakan alat, maka kelemahannya adalah
       -     Biaya mahal
       -     Tidak semua orang dapat menggunakan alat bantu (perlu keahlian khusus)
       -     Bisa menimbulkan kecurigaan dari responden  perlu diantisipasi.


G. Syarat Observasi sebagai Metode Ilmiah
              Untuk dapat menjadi suatu metode ilmiah, maka observasi harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
1. observasi harus dipergunakan dan dirumuskan menurut tujuan-tujuan penelitian tertentu (ada kerangka
   teori tertentu, ada perumusan permasalahan, ada teknik-teknik tertentu)
2. observasi harus direncanakan secara sistematis



HERLINA 192.168.8.203upiDirektoriA - FIPJUR. PBBSITI WURYAN INDRAWATIPD2-Teori Observasi.rtf       3
3. observasi harus “dicatat” (direkam) secara sistematis sehingga hasilnya dapat dianalisis dan
   diinterpretasikan.
4. observasi harus dapat diperiksa/diulang kembali (terutama validitas dan reliabilitasnya).
5. observer harus objektif
6. observer harus dapat memisahkan antara fakta dengan interpretasi (penafsiran)
7. observer harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang apa yang akan diobservasi.
8. observer harus menentukan tujuan observasi berikut aspek-aspeknya.
9. observer harus memiliki kualitas pribadi seperti sabar, toleran, menyenangi tugasnya, mampu bekerja
   dengan waktu yang lama, mampu mengatasi perasaan, mempunyai rasa ingin tahu, dan mudah
   menyesuaikan diri.
        Perlu diperhatikan bahwa kita tidak boleh mengabaikan apa yang timbul pada waktu observasi
dilaksanakan walaupun sesutau yang timbul itu tidak termasuk dalam rencana/rancangan. Jadi kita tidak
boleh mengabaikan hal-hal yang timbul diluar rencana kita; kita tidak boleh terlalu kaku melaksanakan
observasi yang sudah direncanakan.


H. Suasana Psikologis
      Saat melakukan observasi biasanya ada suasana psikologis yang terjadi, baik pada observer
maupun responden, yaitu:

1. Pada Observer:
              Gembira sekaligus cemas menghadapi hal baru
              Stres, khawatir kehadirannya akan mempengaruhi apa yang akan diobservasi.
              Harus berperan serta sekaligus menarik diri agar mampu melihat persoalan.

2. Pada Responden:
              Bila merasa diamati/dievaluasi, responden jadi bertingkah laku tidak seperti biasa, menyesuaikan
              diri dengan norma observer.
              Feedback dari observer mungkin mempengaruhi cara resonden bertingkah laku.


         Karena suasana psikologis bisa ikut mempengaruhi jalannya maupun hasil observasi, maka perlu
diatasi, dengan cara:
       Observer harus terlebih dahulu mengenali tempat yang paling leluasa untuk melakukan observasi
       (misalnya kantin, perpustakaan, dsb).
       Observer harus datang lebih awal daripada resonden dan tidak meninggalkan tempat sebelum
       kegiatan yang dilakukan responden selesai.

              Selain itu, perhatikan beberapa hal:
       Usahakan responden tidak tahu dirinya sedang diobservasi
       Rumuskan apa yang akan diobservasi supaya observer tidak bingung.
       Hindari prasangka dan subjektivitas.


HERLINA 192.168.8.203upiDirektoriA - FIPJUR. PBBSITI WURYAN INDRAWATIPD2-Teori Observasi.rtf         4
Gunakan alat mencatat hasil observasi agar lancar (kecuali bila penelitian bersifat kualitatif murni,
       karena dalam penelitian kualitatif yang menjadi alat adalah si peneliti itu sendiri; si peneliti mengamati
       dan mencatat langsung apa pun yang terjadi).
       Lakukan penafsiran/interpretasi hanya bila observasi sudah selesai dilakukan.
       Lakukan prosedur kontrol yang teliti.


I. Penentuan Tujuan Observasi
              Tujuan observasi harus bisa menggambarkan What, Who, Where, When, dan How.

1. What: Apa yang akan diobservasi; berkaitan dengan tingkah laku yang akan diamati dan dicatat
   oleh observer.
       Tingkah laku yang diamati adalah yang dapat didengar, dilihat, dihitung, dan diukur. Termasuk
       kedalam tingkah laku ini adalah tingkah laku verbal dan nonverbal.
       Tingkah laku verbal adalah tingkah laku yang berupa ungkapan kata-kata.
       Tingkah laku nonverbal meliputi tingkah laku statis dan dinamis.
              Tingkah laku statis (status present) adalah tingkah laku yang tidak mengalami perubahan dari
              waktu ke waktu dengan cepat. Tingkah laku statis ini meliputi:
              -       Keadaan fisik: bentuk/perawakan/proporsi tubuh
              -       Suara: warna/karakteristik suara
              -       Performance: cara berpakaian, cara menggunakan make-up, cara menata rambut, dsb.
              Tingkah laku dinamis adalah tingkah laku yang dapat berubah dari waktu ke waktu. Tingkah laku
              ini meliputi:
                     -      Ekspresi wajah
                     -      Gerakan tubuh
                     -      Gesture
                     -      Posture
                     -      Orientasi ruang
                     -      Distance/jarak
                     -      Nada suara (tekanan, volume) dan cara bicara (ritme)
      Pencatatan tingkah laku mana saja yang diamati, bisa dikategorikan kedalam 2 jenis, yaitu:
      1) Event sampling, yaitu hanya mengamati beberapa aspek tingkah laku pada suatu saat tertentu.
         Misalnya seorang observer mencatat tingkah laku agresif seorang anak saat ia bemain dengan
         teman-temannya
      2) Time sampling, yaitu mengamati dan mencatat apa saja yang dilakukan individu dalam waktu
         tertentu. Misalnya: dalam suatu kelompok bermain, seorang observer mengamati seorang anak
         selama lima menit dan mencatat tingkah laku apa saja yang dilakukannya.

2. Who: Siapa yang diobservasi.
       Misalnya seseorang/kelompok/hewan.



HERLINA 192.168.8.203upiDirektoriA - FIPJUR. PBBSITI WURYAN INDRAWATIPD2-Teori Observasi.rtf           5
3. Where: Di mana observasi akan berlangsung.
       Hal ini berhubungan dengan derajat kontrol yang dilakukan observer dan situasi observasi (setting):
                                Setting                                                Derajat Kontrol          Kekurangan
         Field Setting/Natural Setting, Pengontrolan lemah                                               Kesulitannya:
         yaitu    situasi alamiah, di                                                                    -   buang waktu
         lapangan, dalam kehidupan
         sehari-hari, atau dalam tingkah                                                                 -   mahal
         laku yang wajar.                                                                                -   kompleks
         Simulated Setting, yaitu situasi Pengontrolan sedang
         bila individu mendapat suatu
         stimulasi untuk menghasilkan
         respons tingkah laku tertentu,
         misalnya situasi kerja atau situasi
         tes/role play.
         Laboratory setting, yaitu situasi di Pengontrolan ketat, sehingga
         laboratorium.                        observer dapat mengontrol
                                              segala stimulus yang dapat
                                              mempengaruhi apa yang akan
                                              diobservasi.


4. When: Waktu observasi dilakukan dan waktu pencatatan.
      Waktu observasi dilakukan, misalnya: siang, malam, setiap ½ jam, setiap 10 jam, dsb.
      Waktu pencatatan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:
             Pencatatan langsung (immediate recording), yaitu pencatatan dilakukan ketika atau segera setelah
             pengamatan berlangsung.
             Pencatatan retrospektif (retrospektif recording), yaitu pencatatan dilakukan setelah observasi
             selesai. Yang peru diperhatikan dalam pencatatan jenis ini adalah terjadinya faktor lupa.

5. How: Bagaimana gejala ini diamati.
       Hal ini berkaitan dengan teknik/cara pengambilan data, yaitu melalui observasi partisipasi atau
       observasi nonpartisipasi.
              Observasi partisipasi yaitu suatu cara observasi dimana observer turut serta dalam kegiatan yang
              diamati. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data tingkah laku individu yang wajar, tidak dibuat-
              buat, tidak dilandasi perasaan curiga atau perasaan sedang diamati. Misalnya: observer turut
              bermain dengan anak-anak yang sedang diobservasi, atau observer ikut mengambil peranan
              sebagai pegawai di sebuah perusahaan yang sedang ia amati.
              Observasi nonpartisipasi, yaitu observer tidak ikut serta dalam kegiatan individu yang diobservasi.
              Observer benar-benar berperan sebagai penonton, pengamat, dan pencatat tingkah laku yang
              sedang diobservasi.




HERLINA 192.168.8.203upiDirektoriA - FIPJUR. PBBSITI WURYAN INDRAWATIPD2-Teori Observasi.rtf                         6
J. Penyusunan Lembar Observasi
       Lembar Observasi adalah pedoman terperinci yang berisi langkah-langkah melakukan observasi,
mulai dari perumusan masalah, kerangka teori untuk menjabarkan tingkah laku yang akan diobservasi,
prosedur dan teknik perekaman, dan kriteria analisis dan interpretasi.
         Pelopor penyusunan lembar observasi untuk pengamatan tingkah laku adalah Dr. Dorothy Thomas
dan Dr. Charlotte Buhler. Kedua tokoh ini menemukan cara mereka pada saat melakukan observasi dalam
setting situasi bermain anak-anak balita sewaktu mereka bertemu pertama kali di taman kanak-kanak.
              Untuk menyusun lembar observasi ini, langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Lakukan terlebih dahulu studi pendahuluan, dengan cara:
       a. Mengamati gejala (misalnya: tingkah laku, situasi perusahaan, dll) yang identik dengan gejala yang
          akan diamati.
       b. Mencoba menggolongkan penampilan/gejala
       c. Mencoba menuangkan butir a dan b dalam lembar rekaman observasi dengan format tertentu.
2. Tentukan tujuan observasi secara jelas dan terperinci. Tujuan mencakup: What, Who, Where, When,
   dan How. (Tujuan telah dijelaskan secara rinci pada sub topik terdahulu).
3. Jabarkan secara tajam dan terperinci tujuan tersebut dalam elemen-elemen tingkah laku yang akan
   diobservasi.
4. Rumuskan secara tajam kerangka teori yang menunjang penjabaran elemen-elemen tingkah laku tadi.
5. Tuangkan elemen-elemen tingkah laku tersebut kedalam suatu lembar rekaman observasi (recording
   sheet), dengan sistem pencatatannya.
6. Bila hasil observasi akan dijadikan data kuantitatif, tentukan terlebih dahulu kriteria, skor, dan elemen-
   elemen tingkah laku untuk analisis.
7. Tentukan kerangka analisis secara teoritis untuk membantu interpretasi hasil observasi.
8. Observasi dilakukan paling sedikit oleh 2 orang observer dengan catatan waktu, tanggal, dan tempat
   kejadian observasi.




HERLINA 192.168.8.203upiDirektoriA - FIPJUR. PBBSITI WURYAN INDRAWATIPD2-Teori Observasi.rtf       7
CONTOH FORMAT LEMBAR REKAMAN OBSERVASI (1 subjek)

                                                                                                       LEMBAR REKAMAN OBSERVASI
Tujuan : (tuliskan tujuan observasi)....................................................

                                                                                                                                                           OBSERVASI KE / TANGGAL
                                                                     TINGKAH LAKU
    NO                                                                                                                                                    1      2       3     dst                                                       KETERANGAN
                                    Dimensi                                                            Indikator                                          ...    ...     ...    ...
      1                                                                                                                                                   *)


      2




    dst

CATATAN: (tuliskan kejadian-kejadian yang muncul saat observasi dilakukan, yang dianggap bermakna sebagai data tambahan)
                            ...............................................................................................................................................................................................................................
                           ................................................................................................................................................................................................................................
                           ................................................................................................................................................................................................................................




*) bisa diisi dengan tallies atau tanda cek, tergantung pada karakteristik perilaku yang diamati




HERLINA 192.168.8.203upiDirektoriA - FIPJUR. PBBSITI WURYAN INDRAWATIPD2-Teori Observasi.rtf                                                                                                                                                          8
CONTOH FORMAT LEMBAR REKAMAN OBSERVASI (>1 subjek)

                                                                                                       LEMBAR REKAMAN OBSERVASI
Tujuan : (tuliskan tujuan observasi)....................................................

                                                                                                                                                             SUBJEK
                                                        TINGKAH LAKU                                                                                  OBSERVASI KE / TANGGAL
 NO                                                                                                                                         A              B           C                                     dst                             KETERANGAN
                                                                                                                                     1       2     dst      1      2    dst       1     2     dst       1    2      dst
                           Dimensi                                                    Indikator                                     ...     ...     ...    ...    ...    ...     ...   ...     ...     ...   ...     ...

   1                                                                                                                                *)


   2




 dst

CATATAN: (tuliskan kejadian-kejadian yang muncul saat observasi dilakukan, yang dianggap bermakna sebagai data tambahan)
                            ...............................................................................................................................................................................................................................
                           ................................................................................................................................................................................................................................
                           ................................................................................................................................................................................................................................



*) bisa diisi dengan tallies atau tanda cek, tergantung pada karakteristik perilaku yang diamati




HERLINA 192.168.8.203upiDirektoriA - FIPJUR. PBBSITI WURYAN INDRAWATIPD2-Teori Observasi.rtf                                                                                                                                                          9
CONTOH PENGISIAN FORMAT LEMBAR REKAMAN OBSERVASI

                                                                                                       LEMBAR REKAMAN OBSERVASI

Tujuan: Mengetahui keterampilan motorik halus siswa TK Labschool UPI

                                                                                                                               OBSERVASI KE / TANGGAL
                                                                       TINGKAH LAKU
  NO                                                                                                                        1        2          3     dst          KETERANGAN
                        Dimensi                                                               Indikator                    19/9     20/9       21/9
    1          Menggambar                                                 Memegang pensil dengan benar                      II        I         III
                                                                          Menggunakan pensil untuk mengambar                II        I         II
                                                                          Membuat bentuk-bentuk dasar (segitiga,             I       -           -
                                                                          segiempat, lingkaran)
    2          Mewarnai gambar                                            Mewarnai gambar tanpa melewati batas gambar       I        I        I
                                                                          Mewarnai gambar sampai penuh                      I        I        -             Saat observasi ke-3 tidak ada
                                                                                                                                                            kegiatan mewarnai
  dst

CATATAN:
Pada kesempatan observasi pertama, subjek tidak hanya menggambar segitiga, segiempat, dan lingkaran, tetapi juga membuat bentuk bintang dan awan




HERLINA 192.168.8.203upiDirektoriA - FIPJUR. PBBSITI WURYAN INDRAWATIPD2-Teori Observasi.rtf                                                                                   10
FORMAT PROPOSAL
(menggunakan kertas ukuran A4, huruf Arial 12, spasi 1.5)


1. HALAMAN SAMPUL


                                                                        PROPOSAL OBSERVASI
                                                                          SETTING ......................


                                                                           (JUDUL PROPOSAL)


                                           Diajukan untuk Memenuhi Tugas Praktikum pada Mata Kuliah
                                                                     Psikodiagnostik II - Observasi


                                                                                    (Logo UPI)




                                                                             Dosen Pembimbing:
                                                                 .......................................................


                                                                                  Disusun oleh:
                                                                                       (Nama)
                                                                                        (NIM)




                                                                          JURUSAN PSIKOLOGI
                                                                   FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
                                                           UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
                                                                                       (tahun)




HERLINA 192.168.8.203upiDirektoriA - FIPJUR. PBBSITI WURYAN INDRAWATIPD2-Teori Observasi.rtf                       11
2. ISI, mencakup:


I. TUJUAN
      Berisi uraian tentang 4W1H

II. LANDASAN TEORI
       Berisi uraian singkat tentang satu teori yang dijadikan landasan dalam merumuskan tingkah laku yang
       diharapkan tampil (yang akan diobservasi).

III. TINGKAH LAKU YANG DIHARAPKAN TAMPIL
       Berisi uraian tingkah laku yang akan diobservasi berdasarkan landasan teori. Tingkah laku yang akan
       diobservasi dikelompokkan menjadi dimensi dan indikator.
       -      Dimensi: tingkah laku secara umum
       -      Indikator: tingkah laku operasional (yang dapat diamati) sesuai dengan dimensi yang telah
              ditetapkan.

IV. LEMBAR REKAMAN OBSERVASI
      (dibuat dalam format landscape; perhatikan contoh format lembar rekaman observasi pada materi
      kuliah)

V. KRITERIA
      Berisi penjelasan tentang kriteria penilaian terhadap data hasil observasi untuk dijadikan dasar dalam
      membuat kesimpulan.




HERLINA 192.168.8.203upiDirektoriA - FIPJUR. PBBSITI WURYAN INDRAWATIPD2-Teori Observasi.rtf     12

More Related Content

What's hot

Makalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilakuMakalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilakuTiya Widiyanti
 
Studi kasus psikologi sosial
Studi kasus psikologi sosialStudi kasus psikologi sosial
Studi kasus psikologi sosialelmakrufi
 
Modul 4 kb2 pemeriksaan fungsi pendengaran
Modul 4 kb2 pemeriksaan fungsi pendengaranModul 4 kb2 pemeriksaan fungsi pendengaran
Modul 4 kb2 pemeriksaan fungsi pendengaranUwes Chaeruman
 
Psikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasiPsikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasiSeta Wicaksana
 
Gangguan motorik dan perseptual
Gangguan motorik dan perseptualGangguan motorik dan perseptual
Gangguan motorik dan perseptualAfra Balqis
 
Pp autis
Pp autisPp autis
Pp autiscindrya
 
Intelegensi ppt
Intelegensi pptIntelegensi ppt
Intelegensi pptMelz Mutz
 
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teoriPPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teoriNona Zesifa
 
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan NeurotikPerbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan NeurotikLena Setianingsih
 
Klassifikasi ggn. jiwa
Klassifikasi ggn. jiwaKlassifikasi ggn. jiwa
Klassifikasi ggn. jiwadadadony
 
Psikoterapi suportif
Psikoterapi suportifPsikoterapi suportif
Psikoterapi suportifAmalia Senja
 
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)atone_lotus
 
Peta Konsep Psikologi Perkembangan
Peta Konsep Psikologi PerkembanganPeta Konsep Psikologi Perkembangan
Peta Konsep Psikologi PerkembanganAtika Aziz
 
Perkembangan Masa Dewasa Tengah
Perkembangan Masa Dewasa TengahPerkembangan Masa Dewasa Tengah
Perkembangan Masa Dewasa TengahSatrianto Ariardi
 
Psikodiagnostik jenis-jenis observasi kelompok 3 Uin rafa
Psikodiagnostik jenis-jenis observasi kelompok 3 Uin rafaPsikodiagnostik jenis-jenis observasi kelompok 3 Uin rafa
Psikodiagnostik jenis-jenis observasi kelompok 3 Uin rafaCherryn Maysaoenarto
 
Gangguan konsep-diri
Gangguan konsep-diriGangguan konsep-diri
Gangguan konsep-diriArya Ningrat
 

What's hot (20)

Makalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilakuMakalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilaku
 
Studi kasus psikologi sosial
Studi kasus psikologi sosialStudi kasus psikologi sosial
Studi kasus psikologi sosial
 
Modul 4 kb2 pemeriksaan fungsi pendengaran
Modul 4 kb2 pemeriksaan fungsi pendengaranModul 4 kb2 pemeriksaan fungsi pendengaran
Modul 4 kb2 pemeriksaan fungsi pendengaran
 
skala pengukuran
skala pengukuranskala pengukuran
skala pengukuran
 
Psikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasiPsikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasi
 
Gangguan motorik dan perseptual
Gangguan motorik dan perseptualGangguan motorik dan perseptual
Gangguan motorik dan perseptual
 
Pp autis
Pp autisPp autis
Pp autis
 
Intelegensi ppt
Intelegensi pptIntelegensi ppt
Intelegensi ppt
 
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teoriPPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
 
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan NeurotikPerbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
 
Pendekatan client centered
Pendekatan client centeredPendekatan client centered
Pendekatan client centered
 
Kekuatan dan kelemahan konselor sbg personal dan profesional
Kekuatan dan kelemahan konselor sbg personal dan profesionalKekuatan dan kelemahan konselor sbg personal dan profesional
Kekuatan dan kelemahan konselor sbg personal dan profesional
 
Klassifikasi ggn. jiwa
Klassifikasi ggn. jiwaKlassifikasi ggn. jiwa
Klassifikasi ggn. jiwa
 
Psikoterapi suportif
Psikoterapi suportifPsikoterapi suportif
Psikoterapi suportif
 
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
 
Peta Konsep Psikologi Perkembangan
Peta Konsep Psikologi PerkembanganPeta Konsep Psikologi Perkembangan
Peta Konsep Psikologi Perkembangan
 
Perkembangan Masa Dewasa Tengah
Perkembangan Masa Dewasa TengahPerkembangan Masa Dewasa Tengah
Perkembangan Masa Dewasa Tengah
 
Stimulus kontrol
Stimulus kontrolStimulus kontrol
Stimulus kontrol
 
Psikodiagnostik jenis-jenis observasi kelompok 3 Uin rafa
Psikodiagnostik jenis-jenis observasi kelompok 3 Uin rafaPsikodiagnostik jenis-jenis observasi kelompok 3 Uin rafa
Psikodiagnostik jenis-jenis observasi kelompok 3 Uin rafa
 
Gangguan konsep-diri
Gangguan konsep-diriGangguan konsep-diri
Gangguan konsep-diri
 

Similar to Observasi Psikodiagnostik

Pengembangan Perangkat_BK.pdf
Pengembangan Perangkat_BK.pdfPengembangan Perangkat_BK.pdf
Pengembangan Perangkat_BK.pdfHariMaktoharibi1
 
Jenis observasi (2)- data yg dpr diobservasi
Jenis observasi (2)- data yg dpr diobservasiJenis observasi (2)- data yg dpr diobservasi
Jenis observasi (2)- data yg dpr diobservasiazizyzy09
 
Pedoman Praktikum Observasi
Pedoman Praktikum ObservasiPedoman Praktikum Observasi
Pedoman Praktikum Observasipjj_kemenkes
 
Metode Penyelidikan dalam Psikologi.pptx
Metode Penyelidikan dalam Psikologi.pptxMetode Penyelidikan dalam Psikologi.pptx
Metode Penyelidikan dalam Psikologi.pptxssuserb53b01
 
3. instrumen dan teknik pengumpulan data
3. instrumen dan teknik pengumpulan data3. instrumen dan teknik pengumpulan data
3. instrumen dan teknik pengumpulan dataJan Hutahaean
 
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data_3-140330221805-phpapp01.pdf
Instrumen dan Teknik  Pengumpulan Data_3-140330221805-phpapp01.pdfInstrumen dan Teknik  Pengumpulan Data_3-140330221805-phpapp01.pdf
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data_3-140330221805-phpapp01.pdfesdeenduaranggailung
 
Modul 5 panduan praktikum observasi kb 1. -
Modul 5 panduan praktikum observasi kb 1. -Modul 5 panduan praktikum observasi kb 1. -
Modul 5 panduan praktikum observasi kb 1. -pjj_kemenkes
 
Teknik pengumpulan data melalui metode observasi
Teknik pengumpulan data melalui metode observasiTeknik pengumpulan data melalui metode observasi
Teknik pengumpulan data melalui metode observasiBellarmino Krishna Wardhana
 
Penelitian observasi
Penelitian observasi Penelitian observasi
Penelitian observasi Rauza Tunnur
 
Contoh makalah-evaluasi-pendidikan
Contoh makalah-evaluasi-pendidikanContoh makalah-evaluasi-pendidikan
Contoh makalah-evaluasi-pendidikanTerminal Purba
 
Topic 7 AR data collection methods (quali approach)
Topic 7 AR data collection methods (quali approach)Topic 7 AR data collection methods (quali approach)
Topic 7 AR data collection methods (quali approach)zytemys
 
Kaedah pengumpulan data pemerhatian
Kaedah pengumpulan data pemerhatianKaedah pengumpulan data pemerhatian
Kaedah pengumpulan data pemerhatianANIS IBRAHIM
 
Pertemuan 1-PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP OBSERVASI
Pertemuan 1-PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP OBSERVASIPertemuan 1-PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP OBSERVASI
Pertemuan 1-PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP OBSERVASISiscaAdinda
 
Bab III Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 10...
Bab III Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 10...Bab III Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 10...
Bab III Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 10...Tyaseta Sardjono
 
Pemeriksaan status-mental jiwa
Pemeriksaan status-mental jiwaPemeriksaan status-mental jiwa
Pemeriksaan status-mental jiwaratriayu1
 

Similar to Observasi Psikodiagnostik (20)

Teknik Non-Tes untuk Memahami Peserta Didik
Teknik Non-Tes untuk Memahami Peserta DidikTeknik Non-Tes untuk Memahami Peserta Didik
Teknik Non-Tes untuk Memahami Peserta Didik
 
Pengembangan Perangkat_BK.pdf
Pengembangan Perangkat_BK.pdfPengembangan Perangkat_BK.pdf
Pengembangan Perangkat_BK.pdf
 
Jenis observasi (2)- data yg dpr diobservasi
Jenis observasi (2)- data yg dpr diobservasiJenis observasi (2)- data yg dpr diobservasi
Jenis observasi (2)- data yg dpr diobservasi
 
Pedoman Praktikum Observasi
Pedoman Praktikum ObservasiPedoman Praktikum Observasi
Pedoman Praktikum Observasi
 
Metode Penyelidikan dalam Psikologi.pptx
Metode Penyelidikan dalam Psikologi.pptxMetode Penyelidikan dalam Psikologi.pptx
Metode Penyelidikan dalam Psikologi.pptx
 
3. instrumen dan teknik pengumpulan data
3. instrumen dan teknik pengumpulan data3. instrumen dan teknik pengumpulan data
3. instrumen dan teknik pengumpulan data
 
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data_3-140330221805-phpapp01.pdf
Instrumen dan Teknik  Pengumpulan Data_3-140330221805-phpapp01.pdfInstrumen dan Teknik  Pengumpulan Data_3-140330221805-phpapp01.pdf
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data_3-140330221805-phpapp01.pdf
 
Modul 5 panduan praktikum observasi kb 1. -
Modul 5 panduan praktikum observasi kb 1. -Modul 5 panduan praktikum observasi kb 1. -
Modul 5 panduan praktikum observasi kb 1. -
 
Teknik pengumpulan data melalui metode observasi
Teknik pengumpulan data melalui metode observasiTeknik pengumpulan data melalui metode observasi
Teknik pengumpulan data melalui metode observasi
 
metodelogi penelitian
metodelogi penelitianmetodelogi penelitian
metodelogi penelitian
 
Penelitian observasi
Penelitian observasi Penelitian observasi
Penelitian observasi
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Contoh makalah-evaluasi-pendidikan
Contoh makalah-evaluasi-pendidikanContoh makalah-evaluasi-pendidikan
Contoh makalah-evaluasi-pendidikan
 
Materi evaluasi pendidikan
Materi evaluasi pendidikanMateri evaluasi pendidikan
Materi evaluasi pendidikan
 
Topic 7 AR data collection methods (quali approach)
Topic 7 AR data collection methods (quali approach)Topic 7 AR data collection methods (quali approach)
Topic 7 AR data collection methods (quali approach)
 
Kaedah pengumpulan data pemerhatian
Kaedah pengumpulan data pemerhatianKaedah pengumpulan data pemerhatian
Kaedah pengumpulan data pemerhatian
 
Pertemuan 1-PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP OBSERVASI
Pertemuan 1-PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP OBSERVASIPertemuan 1-PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP OBSERVASI
Pertemuan 1-PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP OBSERVASI
 
Teknik penelitian
Teknik penelitianTeknik penelitian
Teknik penelitian
 
Bab III Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 10...
Bab III Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 10...Bab III Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 10...
Bab III Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 10...
 
Pemeriksaan status-mental jiwa
Pemeriksaan status-mental jiwaPemeriksaan status-mental jiwa
Pemeriksaan status-mental jiwa
 

Observasi Psikodiagnostik

  • 1. HANDOUT MATA KULIAH PSIKODIAGNOSTIK II (OBSERVASI) Ψ PENYUSUN: Dra.S.W.Indrawati,M.Pd.,Psi. Dra.Herlina,Psi. Ifa H.Misbach,S.Psi.,Psi. JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2007
  • 2. TEORI OBSERVASI A. Pengertian Menurut Pauline Young, observasi adalah suatu studi yang dilakukan dengan sengaja/terencana dan sistematis melalui penglihatan/pengamatan terhadap gejala-gejala spontan yang terjadi saat itu. Jakoda mendefinisikan observasi secara lebih luas namun lebih kabur, yaitu bahwa observasi adalah suatu cara yang paling dasar untuk mendapatkan informasi mengenai gejala-gejala sosial melalui proses pengamatan. B. Kedudukan Observasi dalam Psikodiagnostik Kedudukan observasi dalam psikodiagnostik berkaitan dengan proses penyelidikan untuk mengidentifikasi dan memahami variabel psikologis untuk penegakan diagnosis psikologis. C. Fungsi Observasi 1. Sebagai metode pembantu dalam penelitian yang bersifat eksploratif. Bila kita belum mengetahui sama sekali permasalahan, biasanya penelitian-penelitian pertama dilakukan melalui pengamatan di tempat-tempat gejala terjadi. 2. Sebagai metode pembantu dalam penelitian yang sifatnya sudah lebih mendalam. Dalam hal ini, biasanya observasi dijadikan sebagai metode pembantu untuk menunjang wawancara sebagai metode utama. Observasi akan membantu untuk mengontrol/memeriksa di lapangan, seberapa jauh hasil wawancara tersebut sesuai dengan fakta yang ada. 3. Sebagai metode utama dalam penelitian. Penelitian-penelitian yang menyangkut tingkah laku bayi maupun hewan akan mempergunakan metode observasi. D. Jenis-Jenis Observasi Pada dasarnya penggolongan jenis obervasi tidak dapat dibuat secara mutlak karena antara jenis- jenis observasi besar kemungkinan akan terjadi tumpang tindih. Namun, untuk memudahkan para ilmuwan dalam melakukan observasi, maka dibuatlah penggolongan tersebut. Perbedaan jenis-jenis observasi lebih terletak pada gradasinya saja. Berdasarkan prosedur dan pelaksanaannya, Pauline Young membagi observasi menjadi 2 jenis, yaitu: 1. Controlled Observation (observasi terstruktur) 2. Uncontrolled Observastion (observasi tidak terstruktur) Controlled observation (Observasi terstruktur) adalah suatu observasi yang prosedur dan pelaksanannya sangat ketat dan biasanya dibantu dengan alat-alat yang peka, dan dalam lembar observasinya dipergunakan proses kontrol yang memungkinkan observasi untuk dilakukan kembali. Oleh karena itu lembar observasinya biasanya sangat terperinci dan rancangannya sangat kompleks. Selain itu, biasanya sebelum observasi sesungguhnya dilakukan, terlebih dahulu diadakan simulasi-simulasi Uncontrolled observation (observasi tidak terstruktur) diartikan sebagai suatu proses observasi yang dilakukan secara spontan terhadap suatu gejala tertentu tanpa mempergunakan alat-alat yang peka HERLINA 192.168.8.203upiDirektoriA - FIPJUR. PBBSITI WURYAN INDRAWATIPD2-Teori Observasi.rtf 1
  • 3. atau pengontrolan kembali atas ketajaman hasil observasi tadi. Lembar observasi sebagai pedoman pelaksanaan pun dibuat sangat sederhana, hanya berisi garis besar pedoman tanpa suatu rancangan yang kompleks. Berdasarkan hubungan antara observer dan gejala yang diobservasi, baik observasi terstruktur maupun yang tidak terstruktur dapat dibedakan menjadi observasi partisipan dan observasi nonpartisipan. Pada observasi partisipan, observer terlibat dengan situasi/lingkungan dimana gejala terjadi. Jadi, tidak ada jarak antara observer dengan gejala yang diobservasi. Sedangkan pada observasi nonpartisipan, observer memperlakukan dan mempersiapkan dirinya sedemikian rupa sehingga dirinya benar-benar berada “di luar” atau tidak terlibat dalam situasi, lingkungan, dan gejala yang diamati. E. Keuntungan Metode Observasi 1. Memungkinkan perekaman gejala-gejala pada waktu terjadinya/apa adanya. 2. Dengan pengamatan langsung dapat mengetes kebenaran dan keyakinan peneliti, kebenaran data, dan menghapus keraguan adanya bias. 3. Ada studi sosial/psikologis yang tidak mungkin menggunakan metode lain, Jadi metode observasi merupakan satu-satunya metode yang dapat dilakukan. Contohnya: meneliti tingkah laku hewan, anak- anak, bayi, orang yang terganggu jiwa, orang cacat mental. 4. Observasi tidak tergantung pada kemauan objek yang diobservasi untuk melaporkan atau menceritakan pengalamannya. Misalnya: bila akan mengobservasi orang yang akan menempuh ujian, maka tidak perlu menanyakan apakah orang yang diobservasi bersedia atau tidak untuk diobservasi. 5. Mampu memahami tingkah laku yang kompleks dan situasi yang rumit. 6. Memperoleh gambaran berbagai tingkah laku dalam waktu yang bersamaan F. Kelemahan Observasi 1. Observasi sangat tergantung pada individu yang melakukan observasi. Terjadi Hallo Effect. Tanpa pengarahan yang terperinci akan diperoleh hasil yang sangat subjektif, dimana observer cenderung menilai seseorang dengan sikap menggeneralisasikan penilaian (positif atau negatif). Misalnya, jika kita menyukai seseorang, kita cenderung memberikan penilaian positif padanya, dan untuk seterusnya akan timbul kecenderungan memberikan penilaian positif. Demikian pula sebaliknya. Ada refleksi observer, yaitu ikut berpengaruhnya struktur kepribadian observer (berkaitan dengan latar belakang observer), yang tercermin dalam hasil observasinya terhadap orang yang diobservasi. Selain itu juga pengaruh pengalaman-pengalaman emosional dapat tampil dalam kegiatan observasi. Pengamatan bersifat selektif (berkaitan dengan keterbatasan penglihatan secara fisiologis, juga berkaitan dengan minat dimana observer cenderung mengamati hal-hal yang menonjol atau yang ingin diamati saja), Untuk mengatasi kelemahan ini bisa dilakukan cara-cara berikut: HERLINA 192.168.8.203upiDirektoriA - FIPJUR. PBBSITI WURYAN INDRAWATIPD2-Teori Observasi.rtf 2
  • 4. Merumuskan tujuan penelitian secara sangat terperinci dan menuangkannya ke dalam pola-pola tingkah laku yang akan diobservasi secara jelas dan tajam. Melakukan perekaman hasil observasi yang dibantu dengan alat-alat lain seperti kamera maupun audiovisual lainnya. Melakukan observasi dengan 2 observer atau lebih yang berbeda latar belakang, disiplin, maupun pendidikannya. Dalam melakukan observasi harus dilakukan prosedur kontrol yang teliti, misalnya harus diuraikan secara jelas apa yang harus diobservasi, bagaimana merekamnya, alat apa yang digunakan, dan bagaimana menulis laporannya. Keseluruhan prosedur kontrol itu adalah untuk menjamin agar observasi dapat diulang kembali. 2. Observasi dipengaruhi oleh responden yang diamati. Jika responden yang diamati mengetahui bahwa dirinya sedang diobservasi, bisa terjadi Hawthorne Effect, yaitu suatu kecenderungan pada individu untuk mengatur tingkah lakunya agar tampak menjadi lebih baik, sehingga menjadi berbeda dari kondisi yang alamiah. 3. Observasi bersifat terbatas (harus menunggu munculnya gejala yang akan diobservasi). Keterbatasan observasi, lebih-lebih observasi yang merupakan “observasi participasi” akan meminta observer untuk menunggu gejala-gejala yang akan diamati. Misalnya: kita akan mengobservasi ekspresi emosi anggota keluarga raja saat penguburan raja-raja di Tanah Toraja. 4. Sebagai metode, observasi terbatas oleh kurun waktu. Misalnya untuk meneliti riwayat hidup seseorang. 5. Observasi tidak mampu menjelaskan dinamika tingkah laku. Misalnya: meneliti orang marah, hanya melihat orang tersebut cemberut, wajah memerah, mata melotot, dsb, tapi tidak mengetahui mengapa ia marah. 6. Observasi tidak mampu menggali ide, perasaan, sikap, dan tanggapan seseorang. 7. Tidak banyak bidang yang dapat diteliti dengan menggunakan observasi sebagai metode utama. 8. Jika menggunakan alat, maka kelemahannya adalah - Biaya mahal - Tidak semua orang dapat menggunakan alat bantu (perlu keahlian khusus) - Bisa menimbulkan kecurigaan dari responden  perlu diantisipasi. G. Syarat Observasi sebagai Metode Ilmiah Untuk dapat menjadi suatu metode ilmiah, maka observasi harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1. observasi harus dipergunakan dan dirumuskan menurut tujuan-tujuan penelitian tertentu (ada kerangka teori tertentu, ada perumusan permasalahan, ada teknik-teknik tertentu) 2. observasi harus direncanakan secara sistematis HERLINA 192.168.8.203upiDirektoriA - FIPJUR. PBBSITI WURYAN INDRAWATIPD2-Teori Observasi.rtf 3
  • 5. 3. observasi harus “dicatat” (direkam) secara sistematis sehingga hasilnya dapat dianalisis dan diinterpretasikan. 4. observasi harus dapat diperiksa/diulang kembali (terutama validitas dan reliabilitasnya). 5. observer harus objektif 6. observer harus dapat memisahkan antara fakta dengan interpretasi (penafsiran) 7. observer harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang apa yang akan diobservasi. 8. observer harus menentukan tujuan observasi berikut aspek-aspeknya. 9. observer harus memiliki kualitas pribadi seperti sabar, toleran, menyenangi tugasnya, mampu bekerja dengan waktu yang lama, mampu mengatasi perasaan, mempunyai rasa ingin tahu, dan mudah menyesuaikan diri. Perlu diperhatikan bahwa kita tidak boleh mengabaikan apa yang timbul pada waktu observasi dilaksanakan walaupun sesutau yang timbul itu tidak termasuk dalam rencana/rancangan. Jadi kita tidak boleh mengabaikan hal-hal yang timbul diluar rencana kita; kita tidak boleh terlalu kaku melaksanakan observasi yang sudah direncanakan. H. Suasana Psikologis Saat melakukan observasi biasanya ada suasana psikologis yang terjadi, baik pada observer maupun responden, yaitu: 1. Pada Observer: Gembira sekaligus cemas menghadapi hal baru Stres, khawatir kehadirannya akan mempengaruhi apa yang akan diobservasi. Harus berperan serta sekaligus menarik diri agar mampu melihat persoalan. 2. Pada Responden: Bila merasa diamati/dievaluasi, responden jadi bertingkah laku tidak seperti biasa, menyesuaikan diri dengan norma observer. Feedback dari observer mungkin mempengaruhi cara resonden bertingkah laku. Karena suasana psikologis bisa ikut mempengaruhi jalannya maupun hasil observasi, maka perlu diatasi, dengan cara: Observer harus terlebih dahulu mengenali tempat yang paling leluasa untuk melakukan observasi (misalnya kantin, perpustakaan, dsb). Observer harus datang lebih awal daripada resonden dan tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan yang dilakukan responden selesai. Selain itu, perhatikan beberapa hal: Usahakan responden tidak tahu dirinya sedang diobservasi Rumuskan apa yang akan diobservasi supaya observer tidak bingung. Hindari prasangka dan subjektivitas. HERLINA 192.168.8.203upiDirektoriA - FIPJUR. PBBSITI WURYAN INDRAWATIPD2-Teori Observasi.rtf 4
  • 6. Gunakan alat mencatat hasil observasi agar lancar (kecuali bila penelitian bersifat kualitatif murni, karena dalam penelitian kualitatif yang menjadi alat adalah si peneliti itu sendiri; si peneliti mengamati dan mencatat langsung apa pun yang terjadi). Lakukan penafsiran/interpretasi hanya bila observasi sudah selesai dilakukan. Lakukan prosedur kontrol yang teliti. I. Penentuan Tujuan Observasi Tujuan observasi harus bisa menggambarkan What, Who, Where, When, dan How. 1. What: Apa yang akan diobservasi; berkaitan dengan tingkah laku yang akan diamati dan dicatat oleh observer. Tingkah laku yang diamati adalah yang dapat didengar, dilihat, dihitung, dan diukur. Termasuk kedalam tingkah laku ini adalah tingkah laku verbal dan nonverbal. Tingkah laku verbal adalah tingkah laku yang berupa ungkapan kata-kata. Tingkah laku nonverbal meliputi tingkah laku statis dan dinamis. Tingkah laku statis (status present) adalah tingkah laku yang tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu dengan cepat. Tingkah laku statis ini meliputi: - Keadaan fisik: bentuk/perawakan/proporsi tubuh - Suara: warna/karakteristik suara - Performance: cara berpakaian, cara menggunakan make-up, cara menata rambut, dsb. Tingkah laku dinamis adalah tingkah laku yang dapat berubah dari waktu ke waktu. Tingkah laku ini meliputi: - Ekspresi wajah - Gerakan tubuh - Gesture - Posture - Orientasi ruang - Distance/jarak - Nada suara (tekanan, volume) dan cara bicara (ritme) Pencatatan tingkah laku mana saja yang diamati, bisa dikategorikan kedalam 2 jenis, yaitu: 1) Event sampling, yaitu hanya mengamati beberapa aspek tingkah laku pada suatu saat tertentu. Misalnya seorang observer mencatat tingkah laku agresif seorang anak saat ia bemain dengan teman-temannya 2) Time sampling, yaitu mengamati dan mencatat apa saja yang dilakukan individu dalam waktu tertentu. Misalnya: dalam suatu kelompok bermain, seorang observer mengamati seorang anak selama lima menit dan mencatat tingkah laku apa saja yang dilakukannya. 2. Who: Siapa yang diobservasi. Misalnya seseorang/kelompok/hewan. HERLINA 192.168.8.203upiDirektoriA - FIPJUR. PBBSITI WURYAN INDRAWATIPD2-Teori Observasi.rtf 5
  • 7. 3. Where: Di mana observasi akan berlangsung. Hal ini berhubungan dengan derajat kontrol yang dilakukan observer dan situasi observasi (setting): Setting Derajat Kontrol Kekurangan Field Setting/Natural Setting, Pengontrolan lemah Kesulitannya: yaitu situasi alamiah, di - buang waktu lapangan, dalam kehidupan sehari-hari, atau dalam tingkah - mahal laku yang wajar. - kompleks Simulated Setting, yaitu situasi Pengontrolan sedang bila individu mendapat suatu stimulasi untuk menghasilkan respons tingkah laku tertentu, misalnya situasi kerja atau situasi tes/role play. Laboratory setting, yaitu situasi di Pengontrolan ketat, sehingga laboratorium. observer dapat mengontrol segala stimulus yang dapat mempengaruhi apa yang akan diobservasi. 4. When: Waktu observasi dilakukan dan waktu pencatatan. Waktu observasi dilakukan, misalnya: siang, malam, setiap ½ jam, setiap 10 jam, dsb. Waktu pencatatan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu: Pencatatan langsung (immediate recording), yaitu pencatatan dilakukan ketika atau segera setelah pengamatan berlangsung. Pencatatan retrospektif (retrospektif recording), yaitu pencatatan dilakukan setelah observasi selesai. Yang peru diperhatikan dalam pencatatan jenis ini adalah terjadinya faktor lupa. 5. How: Bagaimana gejala ini diamati. Hal ini berkaitan dengan teknik/cara pengambilan data, yaitu melalui observasi partisipasi atau observasi nonpartisipasi. Observasi partisipasi yaitu suatu cara observasi dimana observer turut serta dalam kegiatan yang diamati. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data tingkah laku individu yang wajar, tidak dibuat- buat, tidak dilandasi perasaan curiga atau perasaan sedang diamati. Misalnya: observer turut bermain dengan anak-anak yang sedang diobservasi, atau observer ikut mengambil peranan sebagai pegawai di sebuah perusahaan yang sedang ia amati. Observasi nonpartisipasi, yaitu observer tidak ikut serta dalam kegiatan individu yang diobservasi. Observer benar-benar berperan sebagai penonton, pengamat, dan pencatat tingkah laku yang sedang diobservasi. HERLINA 192.168.8.203upiDirektoriA - FIPJUR. PBBSITI WURYAN INDRAWATIPD2-Teori Observasi.rtf 6
  • 8. J. Penyusunan Lembar Observasi Lembar Observasi adalah pedoman terperinci yang berisi langkah-langkah melakukan observasi, mulai dari perumusan masalah, kerangka teori untuk menjabarkan tingkah laku yang akan diobservasi, prosedur dan teknik perekaman, dan kriteria analisis dan interpretasi. Pelopor penyusunan lembar observasi untuk pengamatan tingkah laku adalah Dr. Dorothy Thomas dan Dr. Charlotte Buhler. Kedua tokoh ini menemukan cara mereka pada saat melakukan observasi dalam setting situasi bermain anak-anak balita sewaktu mereka bertemu pertama kali di taman kanak-kanak. Untuk menyusun lembar observasi ini, langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Lakukan terlebih dahulu studi pendahuluan, dengan cara: a. Mengamati gejala (misalnya: tingkah laku, situasi perusahaan, dll) yang identik dengan gejala yang akan diamati. b. Mencoba menggolongkan penampilan/gejala c. Mencoba menuangkan butir a dan b dalam lembar rekaman observasi dengan format tertentu. 2. Tentukan tujuan observasi secara jelas dan terperinci. Tujuan mencakup: What, Who, Where, When, dan How. (Tujuan telah dijelaskan secara rinci pada sub topik terdahulu). 3. Jabarkan secara tajam dan terperinci tujuan tersebut dalam elemen-elemen tingkah laku yang akan diobservasi. 4. Rumuskan secara tajam kerangka teori yang menunjang penjabaran elemen-elemen tingkah laku tadi. 5. Tuangkan elemen-elemen tingkah laku tersebut kedalam suatu lembar rekaman observasi (recording sheet), dengan sistem pencatatannya. 6. Bila hasil observasi akan dijadikan data kuantitatif, tentukan terlebih dahulu kriteria, skor, dan elemen- elemen tingkah laku untuk analisis. 7. Tentukan kerangka analisis secara teoritis untuk membantu interpretasi hasil observasi. 8. Observasi dilakukan paling sedikit oleh 2 orang observer dengan catatan waktu, tanggal, dan tempat kejadian observasi. HERLINA 192.168.8.203upiDirektoriA - FIPJUR. PBBSITI WURYAN INDRAWATIPD2-Teori Observasi.rtf 7
  • 9. CONTOH FORMAT LEMBAR REKAMAN OBSERVASI (1 subjek) LEMBAR REKAMAN OBSERVASI Tujuan : (tuliskan tujuan observasi).................................................... OBSERVASI KE / TANGGAL TINGKAH LAKU NO 1 2 3 dst KETERANGAN Dimensi Indikator ... ... ... ... 1 *) 2 dst CATATAN: (tuliskan kejadian-kejadian yang muncul saat observasi dilakukan, yang dianggap bermakna sebagai data tambahan) ............................................................................................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................................................................................................ *) bisa diisi dengan tallies atau tanda cek, tergantung pada karakteristik perilaku yang diamati HERLINA 192.168.8.203upiDirektoriA - FIPJUR. PBBSITI WURYAN INDRAWATIPD2-Teori Observasi.rtf 8
  • 10. CONTOH FORMAT LEMBAR REKAMAN OBSERVASI (>1 subjek) LEMBAR REKAMAN OBSERVASI Tujuan : (tuliskan tujuan observasi).................................................... SUBJEK TINGKAH LAKU OBSERVASI KE / TANGGAL NO A B C dst KETERANGAN 1 2 dst 1 2 dst 1 2 dst 1 2 dst Dimensi Indikator ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 1 *) 2 dst CATATAN: (tuliskan kejadian-kejadian yang muncul saat observasi dilakukan, yang dianggap bermakna sebagai data tambahan) ............................................................................................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................................................................................................ *) bisa diisi dengan tallies atau tanda cek, tergantung pada karakteristik perilaku yang diamati HERLINA 192.168.8.203upiDirektoriA - FIPJUR. PBBSITI WURYAN INDRAWATIPD2-Teori Observasi.rtf 9
  • 11. CONTOH PENGISIAN FORMAT LEMBAR REKAMAN OBSERVASI LEMBAR REKAMAN OBSERVASI Tujuan: Mengetahui keterampilan motorik halus siswa TK Labschool UPI OBSERVASI KE / TANGGAL TINGKAH LAKU NO 1 2 3 dst KETERANGAN Dimensi Indikator 19/9 20/9 21/9 1 Menggambar Memegang pensil dengan benar II I III Menggunakan pensil untuk mengambar II I II Membuat bentuk-bentuk dasar (segitiga, I - - segiempat, lingkaran) 2 Mewarnai gambar Mewarnai gambar tanpa melewati batas gambar I I I Mewarnai gambar sampai penuh I I - Saat observasi ke-3 tidak ada kegiatan mewarnai dst CATATAN: Pada kesempatan observasi pertama, subjek tidak hanya menggambar segitiga, segiempat, dan lingkaran, tetapi juga membuat bentuk bintang dan awan HERLINA 192.168.8.203upiDirektoriA - FIPJUR. PBBSITI WURYAN INDRAWATIPD2-Teori Observasi.rtf 10
  • 12. FORMAT PROPOSAL (menggunakan kertas ukuran A4, huruf Arial 12, spasi 1.5) 1. HALAMAN SAMPUL PROPOSAL OBSERVASI SETTING ...................... (JUDUL PROPOSAL) Diajukan untuk Memenuhi Tugas Praktikum pada Mata Kuliah Psikodiagnostik II - Observasi (Logo UPI) Dosen Pembimbing: ....................................................... Disusun oleh: (Nama) (NIM) JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (tahun) HERLINA 192.168.8.203upiDirektoriA - FIPJUR. PBBSITI WURYAN INDRAWATIPD2-Teori Observasi.rtf 11
  • 13. 2. ISI, mencakup: I. TUJUAN Berisi uraian tentang 4W1H II. LANDASAN TEORI Berisi uraian singkat tentang satu teori yang dijadikan landasan dalam merumuskan tingkah laku yang diharapkan tampil (yang akan diobservasi). III. TINGKAH LAKU YANG DIHARAPKAN TAMPIL Berisi uraian tingkah laku yang akan diobservasi berdasarkan landasan teori. Tingkah laku yang akan diobservasi dikelompokkan menjadi dimensi dan indikator. - Dimensi: tingkah laku secara umum - Indikator: tingkah laku operasional (yang dapat diamati) sesuai dengan dimensi yang telah ditetapkan. IV. LEMBAR REKAMAN OBSERVASI (dibuat dalam format landscape; perhatikan contoh format lembar rekaman observasi pada materi kuliah) V. KRITERIA Berisi penjelasan tentang kriteria penilaian terhadap data hasil observasi untuk dijadikan dasar dalam membuat kesimpulan. HERLINA 192.168.8.203upiDirektoriA - FIPJUR. PBBSITI WURYAN INDRAWATIPD2-Teori Observasi.rtf 12