SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
STIMULUS CONTROL
Pengertian

Dimana, sebuah tingkah laku cenderung
untuk muncul saat spesific antecedent
stimulus ada/terjadi. (Antecedent
stimulus adalah stimulus yang
mendahului terjanya tingkah laku).
Sebuah tingkah laku dikatakan berada di
bawah kontrol stimulus ketika
kemungkinan peningkatan perilaku itu
muncul saat stimulus antesedent terjadi.
Stimulus
                Discrimination
                   Training


Pengembangan   The Three-Term
  Stimulus       Contingency
   Kontrol


               Generalization
Stimulus Discrimination Training



Stimulus kontrol berkembang karena tingkah laku diperkuat
hanya jika stimulus antisedent yang spesifik hadir/ada. Oleh
   karena itu, tingkah laku akan kembali muncul/berlanjut
   dimasa yang akan datang hanya jika stimulus antesedent
  hadir. Antecedent stimulus yang muncul/hadir saat tingkah
   laku diperkuat di berinama discriminative stimulus (SD).
Secara sederhana SD/discriminative stimulus dapat dipahami
   sebagai stimulus spesifik yang memicu timbulnya sebuah
   tingkah laku, tingkah laku tidak muncul kecuali stimulus
   spesifik ini terjadi. Jadi SD merupakan stimulus spesifik
     (hanya dengan stimulus ini, bukan stimulus lain) yang
 menyebabkan sebuah tingkah laku muncul. Proses penguatan
 (reinforcing) tingkah laku hanya disaat stimulus antesedent
   spesifik (discriminative stimulus) hadir, disebut stimulus
                     discrimination training.
Dua langkah yang terdapat pada stimulus discrimination
training:


1. Saat discriminative stimulus (SD) muncul/hadir, tingkah laku
diperkuat.

2. Saat antecedent stimulus yang lainnya diberikan (bukan
discriminative stimulus (SD)), tingkah laku tersebut tidak
mengalami penguatan (tidak diperkuat). Selama
discrimination training berlangsung, antecedent stimulus lain
yang muncul saat tingkah laku tidak diperkuat disebut S-delta
(S∆).

Sebagai hasil dari discrimination training, tingkah laku
cenderung untuk muncul kembali dimasa mendatang saat SD
dimunculkan/tampil tapi akan cenderung untuk tidak muncul
saat S∆ dimunculkan.
The Three-Term Contingency



      Menurut Skinner (1969), stimulus discrimination
training melibatkan three-term contingency, dimana
konsekuensi (penguat atau punisher) adalah bagian
dari munculnya tingkah laku hanya saat spesifik
stimulus antecedent muncul. Three-Term Contingency
melibatkan hubungan antara stimulus antecedent,
tingkah laku, dan konsekuensi dari tingkah laku. Analis
behavior biasanya menyebutnya ABCs (antecedents,
behavior, consequences) dari tingkah laku Stimulus
antecedent berkembang menjadi stimulus control
karena tingkah laku diperkuat atau dipunis hanya jika
stimulus antecedent muncul.
Notasi yang digunakan untuk mendeskripsikan
three-term contingency yang menyertakan
reinforcement adalah:

SD R SR
Dimana SD = discriminative stimulus, R = respos, dan
SR = reinfocer (reinforcing stimulus) . Sedangkan

notasi three-term contingency yang menyertakan
punishment adalah:
SD R Sp
SP = punisher ( punishing stimulus)
Generalization



   Pada kasus tertentu, kondisi antecedent dimana
      tingkah laku tersebut diperkuat (dengan
reinforcement) atau terhenti (dengan extinction atau
     punishment) adalah spesifik namun di kasus
   lain, kondisi antecedent meluas dan tervariasi.
  Ketika control stimulus dari sebuah tingkah laku
 menjadi meluas – hal ini, saat tingkah laku terjadi
  dalam cakupan situasi antecedent – kita katakana
        bahwa generalisasi stimulus (stimulus
           generalization) sedang terjadi.
Contoh:

Amy belajar untuk mengenal warna merah.
Saat gurunya menunjukkan sebuah buku yang
berwarna merah, Amy dapat mengatakan
”merah”. Generalization dikatakan telah
terjadi saat Amy juga berkata “merah” saat
gurunya menunjukkan kepada Amy sebuah
bola yang berwarna merah, buku yang
berwarna merah, atau objek lainnya yang
berwarna merah.

More Related Content

What's hot

Psi klinis psikologi komunitas
Psi klinis   psikologi komunitasPsi klinis   psikologi komunitas
Psi klinis psikologi komunitas
Afra Balqis
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Ai Nurhasanah
 
Makalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilakuMakalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilaku
Tiya Widiyanti
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Ratih Aini
 
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudGambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
Agung Andi Nurul Patta
 
Psikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasiPsikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasi
Seta Wicaksana
 

What's hot (20)

Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
 
Teori Abraham Maslow
Teori Abraham Maslow Teori Abraham Maslow
Teori Abraham Maslow
 
Psi klinis psikologi komunitas
Psi klinis   psikologi komunitasPsi klinis   psikologi komunitas
Psi klinis psikologi komunitas
 
Dollard&miller
Dollard&millerDollard&miller
Dollard&miller
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
 
Teori pendekatan gestalt
Teori pendekatan gestaltTeori pendekatan gestalt
Teori pendekatan gestalt
 
Makalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilakuMakalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilaku
 
PERSEPSI
PERSEPSIPERSEPSI
PERSEPSI
 
Tes kognitif & nonkognitif
Tes kognitif & nonkognitifTes kognitif & nonkognitif
Tes kognitif & nonkognitif
 
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav JungMakalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
 
Gangguan jiwa dalam perspektif behavioristik
Gangguan jiwa dalam perspektif behavioristikGangguan jiwa dalam perspektif behavioristik
Gangguan jiwa dalam perspektif behavioristik
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
 
Kelompok psikologi sosial ( Atribusi Sosial )
Kelompok psikologi sosial ( Atribusi Sosial )Kelompok psikologi sosial ( Atribusi Sosial )
Kelompok psikologi sosial ( Atribusi Sosial )
 
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESIPSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
 
Teori belajar b.f skinner
Teori belajar b.f skinnerTeori belajar b.f skinner
Teori belajar b.f skinner
 
Psikologi sosial pengaruh sosial-kelompok 10
Psikologi sosial pengaruh sosial-kelompok 10Psikologi sosial pengaruh sosial-kelompok 10
Psikologi sosial pengaruh sosial-kelompok 10
 
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudGambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
 
Teori Atribusi
Teori Atribusi Teori Atribusi
Teori Atribusi
 
Psikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasiPsikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasi
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisis
 

Similar to Stimulus kontrol

Teori stimulus respon hull, dollard & miller
Teori stimulus respon hull, dollard & millerTeori stimulus respon hull, dollard & miller
Teori stimulus respon hull, dollard & miller
elmakrufi
 
02 teori-belajar-behaviorisme-penerapannya-dalam-pembelajaran
02 teori-belajar-behaviorisme-penerapannya-dalam-pembelajaran02 teori-belajar-behaviorisme-penerapannya-dalam-pembelajaran
02 teori-belajar-behaviorisme-penerapannya-dalam-pembelajaran
Sulaiman Coelay
 
Teori Behaioristik
Teori BehaioristikTeori Behaioristik
Teori Behaioristik
Edho1802
 
Teori Behavioristik & Humanistik
Teori Behavioristik & HumanistikTeori Behavioristik & Humanistik
Teori Behavioristik & Humanistik
Lola Nurhidayaty
 
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"
vidyatiara
 

Similar to Stimulus kontrol (20)

Teori operant conditioning
Teori operant conditioningTeori operant conditioning
Teori operant conditioning
 
Teori stimulus respon hull, dollard & miller
Teori stimulus respon hull, dollard & millerTeori stimulus respon hull, dollard & miller
Teori stimulus respon hull, dollard & miller
 
Kelompok 3 Psikolinguistik - Teori Stimulus Respon
Kelompok 3 Psikolinguistik - Teori Stimulus ResponKelompok 3 Psikolinguistik - Teori Stimulus Respon
Kelompok 3 Psikolinguistik - Teori Stimulus Respon
 
Intervensi perilaku
Intervensi perilakuIntervensi perilaku
Intervensi perilaku
 
Teori behavioristik545
Teori behavioristik545Teori behavioristik545
Teori behavioristik545
 
Terapi Perilaku
Terapi PerilakuTerapi Perilaku
Terapi Perilaku
 
02 teori-belajar-behaviorisme-penerapannya-dalam-pembelajaran
02 teori-belajar-behaviorisme-penerapannya-dalam-pembelajaran02 teori-belajar-behaviorisme-penerapannya-dalam-pembelajaran
02 teori-belajar-behaviorisme-penerapannya-dalam-pembelajaran
 
Psikologi Behavioristik
Psikologi BehavioristikPsikologi Behavioristik
Psikologi Behavioristik
 
Theory of teaching & learning
Theory of teaching & learningTheory of teaching & learning
Theory of teaching & learning
 
Teori Belajar
Teori BelajarTeori Belajar
Teori Belajar
 
SKINNER - OPERANT CONDITIONING
SKINNER - OPERANT CONDITIONINGSKINNER - OPERANT CONDITIONING
SKINNER - OPERANT CONDITIONING
 
Teori Behaioristik
Teori BehaioristikTeori Behaioristik
Teori Behaioristik
 
behavioral views of learning
behavioral views of learningbehavioral views of learning
behavioral views of learning
 
Prinsip dasar perilaku
Prinsip dasar perilakuPrinsip dasar perilaku
Prinsip dasar perilaku
 
Teori Behavioristik & Humanistik
Teori Behavioristik & HumanistikTeori Behavioristik & Humanistik
Teori Behavioristik & Humanistik
 
ANALISIS PERILAKU TERAPAN
ANALISIS PERILAKU TERAPAN ANALISIS PERILAKU TERAPAN
ANALISIS PERILAKU TERAPAN
 
Teori Behavioristik
Teori BehavioristikTeori Behavioristik
Teori Behavioristik
 
SIKAP DAN PERILAKU.pdf
SIKAP DAN PERILAKU.pdfSIKAP DAN PERILAKU.pdf
SIKAP DAN PERILAKU.pdf
 
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"
 
Relaxation
RelaxationRelaxation
Relaxation
 

Recently uploaded

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Recently uploaded (20)

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 

Stimulus kontrol

  • 2. Pengertian Dimana, sebuah tingkah laku cenderung untuk muncul saat spesific antecedent stimulus ada/terjadi. (Antecedent stimulus adalah stimulus yang mendahului terjanya tingkah laku). Sebuah tingkah laku dikatakan berada di bawah kontrol stimulus ketika kemungkinan peningkatan perilaku itu muncul saat stimulus antesedent terjadi.
  • 3. Stimulus Discrimination Training Pengembangan The Three-Term Stimulus Contingency Kontrol Generalization
  • 4. Stimulus Discrimination Training Stimulus kontrol berkembang karena tingkah laku diperkuat hanya jika stimulus antisedent yang spesifik hadir/ada. Oleh karena itu, tingkah laku akan kembali muncul/berlanjut dimasa yang akan datang hanya jika stimulus antesedent hadir. Antecedent stimulus yang muncul/hadir saat tingkah laku diperkuat di berinama discriminative stimulus (SD). Secara sederhana SD/discriminative stimulus dapat dipahami sebagai stimulus spesifik yang memicu timbulnya sebuah tingkah laku, tingkah laku tidak muncul kecuali stimulus spesifik ini terjadi. Jadi SD merupakan stimulus spesifik (hanya dengan stimulus ini, bukan stimulus lain) yang menyebabkan sebuah tingkah laku muncul. Proses penguatan (reinforcing) tingkah laku hanya disaat stimulus antesedent spesifik (discriminative stimulus) hadir, disebut stimulus discrimination training.
  • 5. Dua langkah yang terdapat pada stimulus discrimination training: 1. Saat discriminative stimulus (SD) muncul/hadir, tingkah laku diperkuat. 2. Saat antecedent stimulus yang lainnya diberikan (bukan discriminative stimulus (SD)), tingkah laku tersebut tidak mengalami penguatan (tidak diperkuat). Selama discrimination training berlangsung, antecedent stimulus lain yang muncul saat tingkah laku tidak diperkuat disebut S-delta (S∆). Sebagai hasil dari discrimination training, tingkah laku cenderung untuk muncul kembali dimasa mendatang saat SD dimunculkan/tampil tapi akan cenderung untuk tidak muncul saat S∆ dimunculkan.
  • 6. The Three-Term Contingency Menurut Skinner (1969), stimulus discrimination training melibatkan three-term contingency, dimana konsekuensi (penguat atau punisher) adalah bagian dari munculnya tingkah laku hanya saat spesifik stimulus antecedent muncul. Three-Term Contingency melibatkan hubungan antara stimulus antecedent, tingkah laku, dan konsekuensi dari tingkah laku. Analis behavior biasanya menyebutnya ABCs (antecedents, behavior, consequences) dari tingkah laku Stimulus antecedent berkembang menjadi stimulus control karena tingkah laku diperkuat atau dipunis hanya jika stimulus antecedent muncul.
  • 7. Notasi yang digunakan untuk mendeskripsikan three-term contingency yang menyertakan reinforcement adalah: SD R SR Dimana SD = discriminative stimulus, R = respos, dan SR = reinfocer (reinforcing stimulus) . Sedangkan notasi three-term contingency yang menyertakan punishment adalah: SD R Sp SP = punisher ( punishing stimulus)
  • 8. Generalization Pada kasus tertentu, kondisi antecedent dimana tingkah laku tersebut diperkuat (dengan reinforcement) atau terhenti (dengan extinction atau punishment) adalah spesifik namun di kasus lain, kondisi antecedent meluas dan tervariasi. Ketika control stimulus dari sebuah tingkah laku menjadi meluas – hal ini, saat tingkah laku terjadi dalam cakupan situasi antecedent – kita katakana bahwa generalisasi stimulus (stimulus generalization) sedang terjadi.
  • 9. Contoh: Amy belajar untuk mengenal warna merah. Saat gurunya menunjukkan sebuah buku yang berwarna merah, Amy dapat mengatakan ”merah”. Generalization dikatakan telah terjadi saat Amy juga berkata “merah” saat gurunya menunjukkan kepada Amy sebuah bola yang berwarna merah, buku yang berwarna merah, atau objek lainnya yang berwarna merah.