1. Tammi Prastowo
Tamasya ke
Negeri Imaji
9 buku istimewa yang memperluas cakrawala
& menyehatkan jiwa
Para Priyayi (Umar Kayam) Gadis Pantai (Pramoedya A Toer)
Arok Dedes (Pramoedya A Toer) Rara Mendut (YB Mangunwijaya)
The Kite Runner (Khaled Hossaini) Rahasia Meede (ES Ito)
Negeri 5 Menara (A Fuadi) Menembus Batas (Budi Setiadi)
Kick Andy (Andy F Noya)
4. 3
TamasyakeNegeriImaji
Sepatah Kata
Buku adalah guru yang paling sabar. Ungkapan
tersebut saya amini karena saya merasa mendapat
banyak pengetahuan dari buku. Biasanya saya
mudah menangkap makna tersurat dan tersirat
yang disampaikan penulis dalam sekali baca. Akan
tetapi tidak jarang saya perlu mengendapkan
informasi yang dipaparkan dalam buku untuk
dapat memahami maksud penulis. Bahkan
seringkali saya harus membolak-balik halamannya
untuk memungut satu demi satu mutiara hikmah
yang penulis selipkan dalam buku. Untuk semua
perlakukan tadi, buku tidak pernah menolak.
Membaca menjadi tuntutan pekerjaan yang saya
geluti. Wajar jika banyak buku yang mengisi ruang
memori saya. Ada yang meninggalkan kesan
mendalam di benak karena dapat membuka
cakrawala berpikir saya. Namun, sebagian yang
lain tidak cukup memberi gizi bagi kesehatan jiwa
saya. Terhadap jenis buku yang terakhir saya
cukup membukanya sekali saja.
5. 4
TamasyakeNegeriImaji
Perlakuan berbeda akan saya berikan pada buku
jenis pertama. Sambil membaca saya mencatat
pesan-pesan penulis yang saya jumpai di setiap
lembar halamannya. Setelah itu saya coba
merangkai pesan tadi menjadi satu tulisan
sederhana sebagai tanda bahwa buku tersebut
bernilai istimewa bagi saya. Di kesempatan lain
saya sempatkan untuk membaca kembali buku itu
supaya saya merasakan kembali kesan pertama
(first impression) saya tentang buku tersebut.
Inilah catatan memorial saya tentang buku-buku
istimewa yang pernah saya baca. Sengaja saya
bundel dalam kemasan buku elektronik (e-book)
supaya kita mudah membacanya dengan
menggunakan gadget. Tidak ada ambisi saya di
balik penghadiran e-book ini ke hadapan Anda,
selain harapan agar kita lebih peduli pada buku.
Mari kita jimpit hikmah yang terserak dalam
lembaran-lembaran buku guna menyuburkan dan
memperkaya jiwa kita. Salam.
Tammi Prastowo
6. 5
TamasyakeNegeriImaji
Daftar Isi
Para Priyayi (Umar Kayam) ............................... 6
Gadis Pantai (Pramoedya A Toer) .................... 12
Arok Dedes (Pramoedya A Toer) ...................... 17
Rara Mendut (YB Mangunwijaya) .................... 23
The Kite Runner (Khaled Hosseini) ................... 30
Rahasia Meede (ES Ito) .................................... 36
Negeri 5 Menara (A Fuadi) ............................... 43
Menembus Batas (Budi Setiadi) ....................... 48
Kick Andy (Andy F Noya) .................................. 58
Tentang Tammi ............................................... 63
7. 6
TamasyakeNegeriImaji
Saya penasaran dengan budaya orang Jawa.
Walaupun terlahir dalam keluarga Jawa, tidak
otomatis saya memahami budayanya dengan baik.
Memang dalam keluarga saya, Bapak konsisten
menanamkan nilai-nilai budaya Jawa itu. Tata
krama berbicara, etiket bergaul dengan orang lain,
secara intensif beliau pahamkan pada kami.
Apalagi Bapak seorang dalang pengantin (panata
adicara). Ini sebutan untuk orang yang mengatur
8. 7
TamasyakeNegeriImaji
(master of ceremony) jalannya upacara pernikahan
adat Jawa. Dari sini saya terdorong untuk
mengenal budaya Jawa lebih jauh lagi.
Cara asyik belajar budaya Jawa yang saya pilih
ialah dengan membaca karya sastra. Mengapa
karya sastra? Menurut saya, karena karya sastra
merupakan cerminan kondisi masyarakat. Artinya,
ketika saya membaca suatu karya sastra, saya
sedang melihat gambaran riil yang ada di
lingkungan sekitar penulisnya. Berbekal pemikiran
seperti itu, saya merasa enjoy hunting buku baru
maupun bekas bekas. Selama belajar di Solo, saya
rutin membongkar tumpukan buku bekas di
Sriwedari dan Gladag. Kalau pergi ke Jogja, saya
mampir di shopping, belakang Malioboro. Ketika
istri masih bekerja di Jakarta, saya sempatkan
singgah di Kwitang, Pasar Senen. Di tempat itulah
saya berjumpa dengan Para Priyayi, di antara
tumpukan buku bekas.
Novel karya Umar Kayam ini pernah saya baca
waktu SMA. Waktu itu saya mesti membaca novel
ini supaya bisa menggarap tugas mata pelajaran
Sastra Indonesia. Ternyata saya tidak rugi. Para
Priyayi langsung merebut hati. Maka, ketika
9. 8
TamasyakeNegeriImaji
bersua kembali dengannya, langsung Para Priyayi
saya boyong pulang.
Tidak berlebihan jika Para Priyayi menjadi
masterpiece Umar Kayam. Beliau sangat jeli
memasukkan nilai dan falsafah budaya Jawa ke
dalam jalinan cerita. Hasilnya, kita seperti
terhanyut dan tanpa sadar menemukan mutiara
yang diagungkan orang Jawa. Beberapa yang
masih melekat di benak coba saya sampaikan
lewat coretan ini.
1. Ajining raga saka busana, ajining diri saka
obahing lathi. Obahing lathi secara harfiah
berarti kata-kata yang terucap. Jika dimaknai
lebih dalam, kata-kata merupakan cetusan
sikap diri. Sering kali sikap juga ditampakkan
pada perbuatan kita (ekspresi tubuh, mimik
muka). Tampilan luar (kekayaan, kekuasaan)
memang dapat menumbuhkan penghormatan
dari orang lain. Akan tetapi, semua itu hanya
artifisial. Harga diri sesungguhnya ditentukan
oleh sikap kita ketika berinteraksi dengan
orang lain. Barangkali inilah yang membuat
orang Jawa sensitif dengan gerak-gerik mitra
bicaranya.
10. 9
TamasyakeNegeriImaji
2. Kacang ora ninggal lanjaran. Tindak tanduk
orang tua sangat membekas di hati anak.
Bahkan, tanpa sadar anak menjadikan orang
tuanya sebagai tipe ideal. Segala perbuatan
orang tua ditiru anak. Sikap yang ditunjukkan
orang tua akan ditunjukkan pula oleh anak di
lain waktu. Hal ini terbukti pada ketertarik-an
Hari pada kesenian. Kedudukan bapaknya
sebagai salah satu abdi dalem mendorong
Hari untuk mengabdikan diri dalam kesenian
Jawa. Sayangnya, dia tidak sadar jika terseret
arus pergolakan budaya saat itu. Yang dia ikuti
kelak dianggap salah oleh penguasa.
Sementara Merry (cucu sulung Sudarsana,
bapaknya menjadi perwira militer) justru
salah gaul. Kemewahan yang dilimpahkan
orang tuanya, tidak membuatnya bahagia.
Merry merasa mendapatkan cinta dari
seorang pemuda desa, culun, dan
menganggur. Akibatnya dia hamil di luar
nikah.
3. Utang budi ginawa mati. Hutang budi tidaklah
mungkin terbayar. Inilah prinsip hidup Lantip,
anak haram yang diserahkan simboknya pada
Eyang guru Sudarsono. Lantip diterima
11. 10
TamasyakeNegeriImaji
sebagai anggota keluarga: diberi makan,
pakaian yang layak, dan dilibatkan dalam
kesibukan rumah tangga priyayi. Lantip juga
disekolahkan – suatu kemewahan bagi anak
penjual tempe di masa Jepang masuk ke
Indonesia. Berkat kecerdasannya, dia akhirnya
lebih unggul daripada cucu-cucu kandung
Sudarsana. Namun Lantip merasa sangat
berhutang budi kepada keluarga priyayi tadi.
Ketika keluarga besar tercemar namanya
akibat perbuatan dua cucunya – Merry yang
hamil di luar nikah dan Hari yang dipenjara
karena dituduh terlibat Lekra-, Lantiplah yang
berusaha mengurai masalah. Dengan ikhlas,
Lantip menempuh langkah-langkah yang perlu
untuk menenangkan badai keluarga besar itu.
4. Becik ketitik, ala ketara. Lantip memang anak
haram. Bapaknya dulu keponakan Sudarsono
yang ditempatkan sebagai guru sekolah
rintisan yang dibangun Sudarsono. Sekolah ini
lalu mendapat cap sekolah liar dari penguasa
kolonial Belanda. Walaupun berlatar belakang
suram, Lantip bukanlah orang yang tidak
bervisi masa depan. Dia berusaha
mengoptimalkan peluang belajar yang
12. 11
TamasyakeNegeriImaji
diberikan Sudarsono. Bakat seni dan
potensinya terus diasah. Lantip kemudian
terbukti lebih unggul daripada cucu-cucu
kandung Sudarsono. Berdasarkan kenyataan
tersebut, Sudarsono akhirnya legawa
mengakui keunggulan cucu haramnya atas
cucu kandungnya.
Ah, saya jadi sentimentil jika membahas Para
Priyayi-nya Umar Kayam. Supaya memiliki
penilaian yang berimbang, sepatutnya Anda baca
sendiri buku tersebut. Insya Allah tidak merasa
rugi.
13. 12
TamasyakeNegeriImaji
Ini salah satu novel Pramoedya Ananta Toer yang
terselamatkan dari pemusnahan oleh rezim Orde
Baru. Sebenarnya terdapat tiga novel lain yang
menyertai novel Gadis Pantai. Sayangnya trilogi ini
terpencar, dan saat ini yang bisa diselamatkan
secara utuh baru novel yang pertama. Karena
alasan tersebut dan karena Pramoedya adalah
penulis produktif di masa awal kemerdekaan
Indonesia, saya mencoba membacanya. Ternyata
ceritanya mengharukan.
14. 13
TamasyakeNegeriImaji
Gadis Pantai adalah sebutan yang Pram pilih untuk
neneknya. Memang neneknya berasal dari pesisir
utara Jawa dan pernah dijadikan ‘istri percobaan’
oleh seorang kaya. Dari ‘perkawinan uji coba’ ini
lahir seorang bayi perempuan yang kelak
melahirkan Pram.
Ada kekaguman yang diungkapkan Pram terhadap
Gadis Pantai. Walaupun tidak bisa membaca,
menulis, dan mengaji, Gadis Pantai layak disebut
wanita hebat. Di mana letak kehebatannya? Bagi
saya, kehebatan Gadis Pantai terletak pada
keberaniannya untuk menentang kehendak
suaminya demi sang buah hati. Supaya pujian ini
tidak hampa, kita perlu melihat konteks situasi
dan kondisi saat itu.
Di awal abad ke-20, tanah Jawa masih sangat lekat
dengan budaya feodal. Budaya ini terbentuk dari
pola hubungan antara para bangsawan Jawa
dengan pemerintah kolonial Belanda. Golongan
darah biru menempati kelas sosial atas dalam
struktur masyarakat Jawa. Karena sifatnya yang
ekslusif, hanya bangsawan dan saudagar saja yang
berhak memakai gaya hidup feodal. Salah satunya
kebiasaan memiliki ‘istri percobaan’ sebelum sang
bangsawan menentukan ‘istri resmi’. Wajar jika
15. 14
TamasyakeNegeriImaji
saat itu, seorang bangsawan dianggap masih
bujangan karena belum memiliki istri resmi,
walaupun sudah memiliki sejumlah istri percobaan
dan anak-anak yang lahir dari perkawinan uji
cobanya.
Adanya budaya tersebut mendorong bangsawan
laki-laki rutin berburu calon istri percobaan. Jika
sedang melintasi suatu desa lalu melihat ada
perawan yang menggugah selera, dia akan
menikahinya. Sejumlah harta benda diberikan
sebagai tukon (jw: tuku artinya beli) pada bapak
dan ibu si perawan. Selanjutnya anak gadisnya
akan tinggal di rumah gedung sang bangsawan.
Namun, masa tinggal itu biasanya tidaklah lama.
Begitu lahir anak dari perkawinan uji coba tadi,
sang bangsawan segera menceraikannya, lalu
berburu perawan baru.
Gadis Pantai pernah menjadi istri percobaan
seorang saudagar kaya. Dia dicabut dari
perkampungan nelayan yang miskin melalui
perkawinan tadi. Dia menangis sedih ketika bapak
dan emaknya meninggalkannya di rumah ndoro,
suaminya. Itu sebuah rumah gedung bertembok
tinggi dengan banyak pelayan dan beberapa anak
kecil hasil perkawinan uji coba sebelumnya. Mulai
16. 15
TamasyakeNegeriImaji
saat itu Gadis Pantai harus beradaptasi dengan
budaya rumah gedongan. Dia harus belajar
membatik dan sejumlah keterampilan khas
perempuan gedongan lainnya. Dia harus belajar
memerintah para pelayan – sesuatu yang tidak
pernah dia lakukan selama hidup bersama emak
dan bapak. Dia juga harus bersikap waspada dan
tidak percaya kepada siapapun di rumah itu
karena kedudukannya sebagai istri percobaan
setiap saat dapat dicopot. Ya, walaupun bersifat
sementara, status sebagaimana yang dimiliki Gadis
Pantai tetap diperebutkan oleh banyak orang.
Sementara itu dia harus memperlakukan ndoro
sebagai majikan, bukan sebagai suami. Perlakuan
semacam itu tidak pernah dia pelajari dari sikap
emak terhadap bapak. Sungguh suatu adaptasi
yang revolusioner bagi seorang gadis yang berasal
dari kampung nelayan yang egaliter.
Puncak dari segala gejolak batin itu berupa
tindakan ndoro mengembalikan-nya kepada orang
tuanya. Itu terjadi beberapa saat setelah anaknya
lahir. Dengan diberi sejumlah harta, ndoro
memintanya pergi dari rumah gedong tadi. Tentu
saja tanpa membawa serta anaknya. Perlakuan
tersebut mendorong Gadis Pantai untuk berontak.
17. 16
TamasyakeNegeriImaji
Dia melawan perintah itu. Gadis Pantai ingin pergi
dari rumah gedong tadi bersama bayinya. Dia
tidak rela anaknya akan bernasib sama dengan
anak-anak lain di rumah itu.
Mendapat perlawanan semacam itu, ndoro naik
pitam. Hilang sudah kasih sayangnya sebagai
suami. Apalagi dia merasa sudah membayar
semua yang pantas diterima oleh Gadis Pantai dan
orang tuanya. Akhirnya, dengan menggunakan
paksaan, Gadis Pantai digelandang ke luar pagar.
Dia tinggalkan semua yang pernah dimilikinya.
Harta benda yang diberikan sebagai upah dari
ndoro tidak menyenangkan hatinya. Hatinya
hancur lebur, menyadari anaknya - harta yang
paling berharga – harus ditinggal di rumah itu.
Akan tetapi, Gadis Pantai masih setia hadir dalam
kehidupan anaknya setelah berkeluarga. Pram,
cucunya, mengenal Gadis Pantai hingga masa
remajanya. Dia tidak pernah tahu nama asli Gadis
Pantai. Bahkan dia tidak tahu mengapa Gadis
Pantai menyebut ibunya – si anak hasil pernikahan
uji cobanya dengan ndoro – dan Pram bersaudara
dengan panggilan ndoro. Yang dia tahu, Gadis
Pantai begitu mengasihinya dalam kesahajaan.
18. 17
TamasyakeNegeriImaji
Buku Arok Dedes karya Pramoedya Ananta Toer
memang pernah dilarang oleh rezim pemerintah
Orde Baru. Pada waktu itu berlaku logika bumi
hangus. Artinya, jika seseorang dianggap bersalah,
maka segala yang berhubungan dengan orang
tersebut harus disingkirkan. Karena Pram dituduh
sebagai antek PKI lewat organisasi Lekra, maka
segala hasil karyanya harus dimusnahkan. Pram
sendiri diasingkan di Pulau Buru selama puluhan
tahun. Namun, selama dalam masa pembuangan,
19. 18
TamasyakeNegeriImaji
Pramudya tetap aktif menulis. Salah satu karya
yang dihasilkan di tempat pembuangan adalah
naskah Arok Dedes ini.
Saya sengaja membaca buku tersebut untuk
mengetahui apa yang membuat penguasa Orde
Baru begitu takut dengan pemikiran Pram. Dalam
pemahaman saya tidak ada hal yang perlu ditakuti
karena novel tersebut bercerita tentang Dedes
dan upaya Arok menjungkirkan kekuasaan Tunggul
Ametung. Namun, ada beberapa hal yang
kemudian menjadi catatan di benak saya.
1. Penguasa Kediri berupaya menyakralkan Raja
Erlangga guna memperkokoh kekuasaan. Ini
dilakukan melalui perintah pada rakyat untuk
memuja Dewa Wisnu. Pada saat yang sama,
rakyat juga harus meninggalkan pemujaannya
terhadap Dewa Syiwa dan Dewi Durga. Karena
kedua dewa terakhir itu merupakan pujaan
kasta brahmana, lahirlah perlawanan mereka
terhadap kasta ksatria. Apalagi aturan
triwangsa dilanggar oleh penguasa. Seorang
berstatus sudra bisa naik ke kasta ksatria jika
dia dianggap berjasa oleh penguasa. Hal ini
dialami sendiri oleh Tunggul Ametung (ini
nama jabatan yang disandang oleh orang yang
20. 19
TamasyakeNegeriImaji
memimpin suatu daerah, bukan nama orang).
Dia semula hanyalah sudra yang gemar
merampok harta orang lain. Berkat
keberaniannya, dia dipercaya penguasa Kediri
untuk menjadi Tunggul Ametung.
2. Kasta brahmana tidak suka wayang. Selama
ini pemahaman awam tentang wayang selalu
dikaitkan dengan penyebaran agama Islam di
Pulau Jawa. Wayang dengan para dewa di
kahyangan disebut secara serampangan
sebagai kesenian ‘resmi’ agama Hindu. Oleh
wali sanga, wayang tersebut disesuaikan
dengan nilai-nilai dan ajaran agama Islam
sehingga berkembang seperti bentuknya yang
sekarang. Nah, jika wayang identik dengan
Hindu, mengapa kasta brahmana menolak
pertunjukan wayang? Dari dialog antara
Dedes dengan embannya, aku mengetahui
alasannya. Rupanya kaum brahmana
menganggap titah manusia ini tidak
sepatutnya mempersonifi-kasikan para dewa.
Dewa itu suci, dan terlalu tinggi untuk
disejajarkan dengan manusia. Apalagi dalam
wayang, dewa ditempeli pula dengan sifat-
sifat manusiawi seperti lupa, kecewa, marah,
21. 20
TamasyakeNegeriImaji
dan terbakar nafsu birahi. Bagi kaum
brahmana, semua ini dinilai sebagai suatu
pelecehan.
3. Budaya suap, korupsi, dan nepotisme sudah
lazim dilakukan di waktu itu. Raja di Kediri
meminta upeti dari para bawahannya –
termasuk Tunggul Ametung- sebagai tanda
kesetiaan mereka. Nah, agar dapat
mempersembahkan upeti yang besar, Tunggul
Ametung membuat sejumlah kebijakan yang
merugikan rakyat. Mereka dipaksa membayar
pajak yang mencekik leher. Kaum paria –
orang tanpa kasta, misalnya gelandangan atau
narapidana- dipekerjakan di pertambangan
emas milik Tunggul Ametung dengan tidak
manusiawi. Kematian mengancam jiwa
mereka setiap saat akibat penyakit, kelaparan,
atau kebengisan para penjaga.
4. Tidak ada yang abadi dalam politik. Koalisi
antara Tunggul Ametung-Belakangka
(penasihat pemerintahan, utusan dari Kediri)-
para prajurit ternyata rapuh. Upeti yang gagal
sampai ke Kediri membuat Tunggul Ametung
dipertanyakan kesetiaannya oleh Kediri.
Bayang-bayang serbuan tentara Kediri
22. 21
TamasyakeNegeriImaji
membuat sebagian panglima desertir dan
bergabung dengan Kediri. Kondisi lemah itu
mengobarkan keberanian kelompok Mpu
Sindok untuk merebut kekuasaan. Di bawah
pimpinan Kebo Ijo, panglima dan prajurit yang
bergabung dalam kelompok Mpu Sindok
merampok rakyat dan merayakan
kemenangannya atas Tunggul Ametung.
Namun, kemenangan itu hanya berlangsung
sekejap. Pasukan Arok segera menggulung
kelompok Mpu Sindok.
5. Arok adalah jago para brahmana dalam
menghancurkan Tunggul Ametung yang
mewakili kekuasaan Kediri di Tumapel.
Walaupun asal usulnya tidak jelas, Arok telah
membuktikan dirinya sebagai murid yang
cerdas. Dia berguru ke sejumlah guru
terkemuka. Sejak remaja dia dan
gerombolannya sering merampas upeti yang
akan dikirim Tumapel ke Kediri. Berkat
reputasi tadi, para brahmana
mempercayainya mengemban tugas suci tadi.
6. Dedes bukanlah wanita lemah walaupun gagal
melawan saat diculik Tunggul Ametung.
Sebagai seorang keturunan brahmana, Dedes
23. 22
TamasyakeNegeriImaji
mendapat didikan yang baik. Yang
disampaikan bapaknya termasuk bibit
kebencian terhadap para ksatria. Dengan
mengandalkan pesona pribadinya, Dedes
membalut tipu daya guna mengurangi
kekuasaan Tunggul Ametung dari dalam.
Konspirasi antara Arok dan Dedes berhasil
menyingkirkan kekuasaan Tunggul Ametung
dengan meminjam tangan Kebo Ijo. Mereka
lalu menikah dan berkuasa di Tumapel.
Melihat materi cerita tersebut, pikiran saya
tergerak untuk mengaitkannya dengan tragedi
G30S di tahun 1965. Sepak terjang Arok
mencerminkan polah tingkah panglima Kostrad
saat itu. Arok menjadi dalang atas skenario
perebutan kekuasaan di Tumapel. Selanjutnya, dia
mengadu domba pihak-pihak yang bertarung
memperebutkan kekuasaan. Setelah hancur,
naiklah Arok sebagai pemimpin Tumapel dengan
mendapat legitimasi dari kaum brahmana. Jika kita
harus belajar dari sejarah, apakah yang perlu
dilakukan agar kita tidak mengulang sejarah pahit
di masa lampau?
24. 23
TamasyakeNegeriImaji
Betapa besar pengaruh wanita terhadap jalannya
pemerintahan negara. Karena wanita, percaturan
politik suatu negara dapat berubah arah. Perang
bisa mereda karena wanita. Namun, ada juga
peperangan yang disulut oleh wanita. Ternyata di
balik kelentikan tangan dan kerlingan matanya,
wanita menyimpan pesona yang merontokkan
jiwa lelaki. Melalui kisah Rara Mendut, YB
Mangun-wijaya menyodorkan sejumlah bukti
untuk menguatkan premis tersebut.
25. 24
TamasyakeNegeriImaji
Retna Jumilah >< Panembahan Senapati
Retna Jumilah itu anak sulung Adipati Madiun. Dia
kakak Raden Calonthang. Peran putri sulung ini
tercatat dalam sejarah ketika Madiun kocar-kacir
diserbu Mataram.
Panembahan Senapati menggempur kadipaten
Madiun yang dianggap tidak mau tunduk terhadap
kekuasaan Mataram. Adipati Madiun dan Raden
Calonthang melarikan diri. Sewaktu Panembahan
Senapati memasuki puri kadipaten, Retna Jumilah
yang menyambutnya dengan tegar. Di bahunya
terdapat endong penuh anak panah. Tangan
kanan Retno Jumilah memegang keris pusaka
sedangkan pistol dipegang tangan kirinya. Dia
menghadang langkah Panembahan Senapati.
Mendapati sikap perlawanan seperti ini,
Panembahan Senapati urung murka. Dia justru
jatuh cinta pada Retna Jumilah. Putri kadipaten
Madiun itupun dikawininya. Sebagai tindak lanjut
dari perkawinan itu, Raden Calonthang diangkat
menjadi adipati Madiun yang baru.
Panembahan Senapati harus membayar mahal
untuk perubahan kebijakan itu. Adipati Pragola,
adik sang permaisuri senapati, merasa sakit hati.
26. 25
TamasyakeNegeriImaji
Ada dua alasan yang dimiliki pemimpin kadipaten
Pati ini. pertama, tidak rela kakak perempuannya
akan tersaingi oleh Retna Jumilah. Kedua,
pengangkatan Raden Calonthang sebagai adipati
Madiun seolah mengabaikan segala pengorbanan
para pendukung Mataram ketika berjuang
menundukkan Madiun. Kebijakan Panembahan
Senapati membuat Madiun menjadi api dalam
sekam bagi Mataram. Sakit hati itu lalu mewujud
menjadi 3 kali pemberontakan Adipati Pragola
terhadap Panembahan Senapati. Namun ketiga
pemberontakan tersebut berhasil diredam.
Rara Mendut >< Adipati Pragola II
Adipati Pragola II meneruskan perjuangan
ayahnya. Ketika kekuasaan Mataram dipegang
oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma yang
menggantikan tahta Panembahan Senapati,
Adipati Pragola II unjuk sikap. Dia tidak serta
merta mengakui kedaulatan Mataram atas
Kadipaten Pati. Dalam suatu pertempuran yang
dipimpin langsung oleh Sultan Agung, Adipati
Pragola II gugur. Dia tewas oleh tombak pusaka
Mataram yang bernama Kiai Baru.
27. 26
TamasyakeNegeriImaji
Di tengah perjuangannya, Adipati Pragola II
sempat menyunting Rara Mendut. Namun putri
duyung pantai utara itu tidak disentuhnya sama
sekali. Dia ingin menuntaskan perjuangan
menegakkan kedaulatan Pati terlebih dahulu.
Dalam masa penantian itu, Rara Mendut tinggal di
puri Kadipaten Pati untuk bersiap diri menyambut
kemenangan sang adipati. Sayangnya, harapan itu
tidak pernah terwujud. Gugurnya Adipati Pragola
II menandai runtuhnya Kadipaten Pati.
Atas perintah raja Mataram, Tumenggung
Wiraguna menggempur benteng-benteng Pati.
Seluruh peti harta dan pusaka puri Pati diangkut
ke Mataram. Kota Pati dibakar habis. Semua istri,
selir, dan putra-putri Adipati Pragola dibunuh.
Sementara para putri bangsawan Pati diboyong ke
Mataram sebagai harta rampasan perang,
termasuk Rara Mendut.
Rara Mendut >< Tumenggung Wiraguna
Jatuh cinta pada pandangan pertama. Ungkapan
tersebut bisa dipakai untuk menggambarkan
ketertarikan Tumeng-gung Wiraguna kepada Rara
Mendut. Ketika putri boyongan sedang
dikumpulkan oleh balatentara Mataram, Rara
28. 27
TamasyakeNegeriImaji
Mendut berusaha lolos dari puri. Dia sempat
membuat repot orang yang bertugas menangkap
para putri hidup-hidup. Tumenggung Wiraguna
bertemu Rara Mendut dalam situasi itu.
Kegesitan Rara Mendut seolah menjadi magnit
bagi kerasnya jiwa besi Wiraguna. Tidak heran jika
Wiraguna memberanikan diri meminta Rara
Mendut sebagai hadiah kepada raja Mataram. Dari
sini muncul dugaan keliru tentang motivasi
Tumeng-gung Wiraguna. Sebagian besar orang
menganggap Wiraguna ingin mengawini Rara
Mendut karena terpesona dengan tubuh sintalnya.
Namun Rama Mangun melalui novel ini
mematahkan anggapan tersebut. Tumenggung
Wiraguna ingin mengawini Mendut karena dia
terinspirasi sebuah tembang dandanggula. Isi
tembang tersebut ialah suatu ramalan tentang
masa kejayaan Mataram. Menurut ramalan tadi,
Mataram bakal jaya jika Mataram berhasil
menyatukan wilayah gunung dengan wilayah
pantai.
Tumenggung Wiraguna merasa inilah saat yang
tepat. Rara Mendut bukan cuma tubuh jelita. Dia
merupakan pengejawantahan jiwa pantai utara,
kaum bahari. Sementara Wiraguna menganggap
29. 28
TamasyakeNegeriImaji
dirinya sebagai unsur gunung yang menyimbolkan
Mataram. Oleh karena itu, Rara Mendut
seharusnya tidak hanya tunduk, tetapi mencintai
Mataram. Pemikiran tersebut membuat Wiraguna
tidak memperkosa Mendut walaupun bisa. Dia
ingin Mendut menyerahkan diri secara sukarela.
Apabila gunung dan pantai bisa bersatu, maka
Mataram berada di puncak kejayaan.
Sayang, harapan tersebut tidak terwujud.
Wiraguna marah dan mewajibkan Mendut
membayar pajak setiap hari sebanyak tiga real.
Mendut berusaha menebus dirinya dengan
berjualan puntung rokok, bukan rokok utuh.
Puntung yang semakin pendek, semakin basah
oleh air liur perempuan itu harganya semakin
tebal. Tentu Anda sudah tahu ujung cerita kisah
ini, bukan?
Sejarah memang mencatat adanya wanita yang
menjadi penentu arah suatu kekuasaan. Hal ini
disebabkan karena wanita memiliki pesona yang
kuat terhadap pemegang kendali kekuasaan yang
kebetulan berjenis kelamin laki-laki. Bagi saya,
membaca novel ini meneguhkan pemahaman
akan pemikiran yang pernah diungkapkan oleh
Rasulullah SAW. Wanita itu tiang masyarakat. Jika
31. 30
TamasyakeNegeriImaji
Perang sangat efektif untuk meluluhlantakkan
tatanan sosial. Perang juga memungkinkan satu
pihak menindas pihak yang dianggap musuh. Nilai-
nilai agama pun bebas ditafsirkan sebagai
pembenar setiap perilaku pemenangnya. Jika
revolusi selalu memakan anaknya sendiri,
mengapa ada yang ingin memantik apinya?
Amir terlahir sebagai anak baba, seorang ningrat
Pashtun di masa sebelum perang Afganistan.
32. 31
TamasyakeNegeriImaji
Sementara Hasan hanyalah anak Ali, pelayan baba
yang berasal dari suku Hazara. Sebagai anak
pelayan, sepatutnya Hasan mengabdi pada Amir.
Dia melayani keperluan Amir dan menghibur
hatinya ketika gundah. Kegundahan Amir
disebabkan oleh festival layang-layang yang akan
diselenggarakan tahun itu. Festival ini menyedot
perhatian warga Kabul. Di langit Kabul layang-
layang akan menari dan bertarung. Layang-layang
yang berhasil bertahan itulah pemenangnya.
Selain itu, kemeriahan festival layang-layang juga
diwarnai persaingan anak-anak untuk
mendapatkan layang-layang yang terakhir putus.
Siapa yang berhasil mendapatkan layang-layang
tersebut, dia layak mendapat penghormatan.
Amir sedang berjuang merebut hati baba. Amir
merasa baba tidak memberi perhatian yang dia
inginkan. Hubungan Amir dengan baba terasa
kering. Kebersamaan Amir dan baba pun tidak
mendekatkan hati-hati mereka. Apalagi baba
sering membanding-bandingkan Amir dengan
Hasan. Memang Hasan sering memenangkan
perebutan layang-layang yang putus dalam festival
tersebut. Hasan seolah tahu ke arah mana layang-
layang itu akan jatuh. Akan tetapi Hasan selalu
33. 32
TamasyakeNegeriImaji
menyerahkan layang-layang tersebut pada Amir.
Dia ingin Amir mendapat pujian baba. Sayangnya,
baba tidak yakin bahwa itu hasil usaha Amir.
Merasa harga dirinya dilecehkan, muncul dendam
Amir kepada Hasan. Di festival layang-layang
nanti, Amir akan menunjukkan bahwa dia sanggup
memenangkan perebutan layang-layang tanpa
bantuan Hasan. Dia bertekad akan mengabaikan
apapun bantuan yang Hasan tawarkan.
Memang, Amir akhirnya berhasil membawa
pulang layang-layang tersebut. Namun,
keberhasilan Amir harus ditebus dengan
pengorbanan termahal oleh Hasan. Dia merelakan
dirinya disodomi oleh geng anak-anak nakal.
Mereka anak orang kaya dan bersikap
merendahkan suku Hazara. Ungkapan kasar dan
hinaan mereka tujukan pada warga suku Hazara.
Puncaknya ialah perbuatan nista yang ditimpakan
pada Hasan.
Sejak itu keceriaan Hasan hilang. Baba merasa
cemas dengan kondisi Hasan. Amir kembali
merasa dirinya tidak berarti. Tatkala tentara Rusia
menyerbu Afganistan, Amir harus berpisah dengan
Hasan. Baba mengajak Amir mengungsi ke
Amerika, sedangkan Hasan bersama ayahnya pergi
34. 33
TamasyakeNegeriImaji
menuju luar kota Kabul. Walaupun jarak dan
waktu telah memutus kontak mereka, Amir
akhirnya berusaha mencari Hasan di Kabul.
Langkah tadi ditempuh Amir setelah dia
mengetahui satu rahasia besar baba. Ternyata
Hasan itu saudara seayah Amir. Itulah jawaban
misteri perlakuan baba kepada Hasan.
Pulang ke Afganistan, cari Hasan. Itulah yang Amir
putuskan. Dia ingin menebus kesalahannya pada
Hasan. Namun, suasana Kabul telah berubah.
Milisi Taliban berhasil memenangkan perang.
Mereka berusaha menegakkan syariat Islam di
bumi Afgan. Terjadilah revolusi sosial yang hebat.
Amir menjadi saksi perubahan yang berlangsung di
sana. Amir seperti kembali ke masa silam. Dia
mengejar layang-layang, berlomba dengan banyak
anak, dan lagi-lagi harus menyaksikan
pengorbanan Hasan untuknya.
***
Khaled Hosseini begitu memukau dalam
melukiskan revolusi di negeri Afganistan. Melalui
rangkaian kisah Amir, Khaled menyampaikan
pesan moral yang sangat jelas. Novel karya dokter
muda ini bisa dijadikan cermin bagi Indonesia yang
35. 34
TamasyakeNegeriImaji
sedang berubah. Beberapa yang membekas di
benak coba kusampaikan melalui tulisan ini.
Pertama, masyarakat multi etnis sangat
memerlukan toleransi dan kerja sama. Perasaan
superior di kelompok tertentu harus diwaspadai
karena bisa memicu perpecahan. Kelompok yang
merasa dirinya lebih tinggi akan terdorong untuk
menindas kelompok lain. Inilah yang terjadi di
Afganistan. Hampir semua pelayan yang bekerja di
keluarga ningrat Afgan berasal dari suku Hazara.
Karena kedudukan sosial yang rendah, mereka
menjadi bulan-bulanan kelas sosial di atasnya.
Penistaan atas suku Hazara menunjukkan bahwa
derajat mereka selevel binatang di mata suku
Pashtun.
Kedua, perang mengubah nilai dan norma sosial
yang berlaku. Sebagai pemenang, milisi Taliban
berkuasa untuk memaksakan penerapan syariat
Islam pada masyarakat Afgan. Langkah ini diambil
guna memulihkan keadaan chaos yang terjadi di
sana. Namun, yang menjadi masalah justru pada
pihak pelaksananya. Orang-orang yang memegang
senjata meraup kenikmatan sendiri atas nama
agama. Hak-hak orang lain dirampas, sementara
kewajiban mereka tidak dikerjakan. Akhirnya,
36. 35
TamasyakeNegeriImaji
tujuan tadi gagal tercapai. Tatanan sosial baru
yang menentramkan gagal terwujud.
Ketiga, rakyat kecil yang akan sangat menderita
akibat revolusi sosial. Taliban berhasil
menggulingkan pemerintah Afgan yang disokong
Rusia. Kemenangan Taliban ini menyemaikan
harapan baru di kalangan rakyat. Mereka berharap
kondisi menjadi lebih makmur, kehidupan menjadi
lebih tertata. Sayangnya, harapan itu masih jauh
panggang dari api. Penerapan syariat Islam oleh
Taliban baru menyentuh lapisan kulitnya saja.
Esensinya yang berupa kehidupan yang makmur
dan tegaknya keadilan terabaikan. Bahkan,
mereka melakukan pembantaian terhadap suku
Hazara karena sebagian besar mereka penganut
Syiah.
Membaca The Kite Runner membuat saya
tersentak. Apalagi mengingat ancaman
separatisme yang muncul di berbagai wilayah
Indonesia. Barangkali argumentasi pemerintah
tentang pentingnya masyarakat madani tidak bisa
menyusup di benak rakyat. Namun, mengingat
kondisi multietnis kita, mengapa tidak mencoba
menyapa hati nurani melalui novel best seller ini?
37. 36
TamasyakeNegeriImaji
ES Ito kembali menunjukkan kualitasnya sebagai
penulis fiksi. Kali ini dia menghadirkan novel
mencekam yang menawarkan sudut pandang
sejarah Indonesia yang berbeda dengan sejarah
yang selama ini diajarkan di sekolah. Memang
novel ini tidak sampai mendekonstruksi bangunan
sejarah Indonesia yang sudah bercokol di benak
kita. Akan tetapi apabila kronik sejarah yang
disampaikan ES Ito benar, maka pembaca akan
38. 37
TamasyakeNegeriImaji
menemukan serpihan lain dari sejarah perjuangan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Cerita berawal dari pemaparan tentang latar
belakang penerimaan syarat yang diajukan
delegasi Belanda kepada Indonesia dalam
Konferensi Meja Bundar. Pada waktu perundingan
itu, pihak Belanda mengajukan syarat berat
kepada delegasi Indonesia. Mereka bersedia
mengakui kedaulatan Indonesia jika bangsa
Indonesia bersedia membayar hutang kolonial
yang mencapai sekian triliun dolar. Utang tersebut
berasal dari kebangkrutan Belanda kala
mempertahankan tanah jajahannya yang bernama
Hindia Belanda. Keberanian delegasi Indonesia
yang dipimpin oleh Muhammad Hatta menerima
syarat itu dipicu oleh kehadiran pria misterius
yang berhasil menyakinkan mereka tentang
kekayaan besar yang tersimpan di bumi Indonesia.
Sekitar 60 tahun kemudian, sejumlah orang
berusaha memburu harta peninggalan VOC itu.
Tanpa sadar mereka terjebak dalam permainan
maut yang kompleks dan berbahaya. Bukan hanya
bagi nyawanya, melainkan berbahaya pula bagi
kelangsungan hidup negeri Indonesia.
39. 38
TamasyakeNegeriImaji
Membaca Rahasia Meede membuat saya terjebak
dalam pusaran ceritanya, sehingga saya terus
terhanyut hingga tiba di lembar terakhir. Jalinan
cerita tertata dengan rapat. Walaupun sempat
mengalami kebingungan untuk menarik benang
merah dari lakon setiap tokoh, namun saya
dipaksa untuk tidak berhenti di tengah jalan. Ini
disebabkan oleh adanya petunjuk yang diselipkan
penulis sehingga mozaik lakon itu terkait dengan
mozaik lakon yang lainnya. Pelan tetapi pasti
kompleksitas cerita pun terbentuk.
Kekuatan lain novel ini terletak pada adanya
pemaknaan baru atas berbagai realitas kehidupan
masa kini Indonesia. Simak saja penilaian ES Ito
tentang teknologi modern yang ternyata juga
menjadi imperial gaya baru di Indonesia.
Contohnya televisi dan telepon genggam. Televisi
dinilai sebagai alat kemajuan yang lebih sering
menjadi penghancur peradaban. Adapun
handphone dikatakan sebagai “Alat komunikasi
yang telah menjadi hantu baru. Gampang
membuat waswas. Padahal dulu, berbulan orang
tanpa kabar berita tidak pernah jadi masalah.
Semakin maju peradaban, semakin manusia
dihantui ketakutan.”
40. 39
TamasyakeNegeriImaji
Indonesia yang terbentuk secara politis terdiri atas
ratusan suku bangsa dengan kebudayaan masing-
masing. Kemajemukan bangsa Indonesia
sebenarnya merupakan potensi kekuatan besar
yang sangat diperhitungkan oleh negara-negara
lain. Jika potensi tersebut bisa dipadukan, tidak
mustahil indonesia akan muncul sebagai salah
satu penentu kebijakan penting di tingkat
internasional.
Ito juga menegaskan pentingnya penghormatan
terhadap keragaman bangsa Indonesia. Secara
keras dia mengkritik kebijakan pemerintah
terhadap kebudayaan asli yang dianggap
ketinggalan zaman. Yang lama telah digantikan
oleh yang baru. Mengapa yang lama selalu
disalahkan dan mesti diilangpaksakan? Di Jakarta
sana orang-orang terus berteria tentang
pentingnya pembauran. Tetapi di pelosok, Jakarta
melakukan penindasan budaya. Bala terntaranya
adalah televisi dan barang konsumsi. Apa jadinya
indonesia ini puluhan tahun mendatang, jika
generasi sekarang tidak pernah mengenal
keragamannya sendiri, masa silam puaknya? Isu
pembauran etnis dan ras akhirnya tidak lebih dari
41. 40
TamasyakeNegeriImaji
isu ekonomi. Hanya menyangkut mereka yang
memegang sektor ekonomi penting.
Bagi pengarang, globalisasi yang tengah melanda
dunia termasuk Indonesia tidak menyisakan
adanya pemahaman terhadap keragaman budaya.
Yang terjadi hanyalah aneksasi dengan tuan-tuan
pemilik modal sebagai pemenangnya. Ito
menandaskan sikapnya terhadap globalisasi. Jika
kita tidak bisa lepas dari hukum penawaran dan
permintaan, selamanya keserakahan akan
bersarang di hati. Penyatuan dunia bukanlah
penyeragaman. Seharusnya kita bisa hidup dalam
harmoni.
Pembaca selanjutnya diajak melakukan refleksi
atas pengalaman bangsa Indonesia selama masa
kolonial dahulu. Perhatikan kutipan pernyataan
Hatta dalam buletin Indonesia Merdeka yang
diselipkan pengarang dalam novel ini. Di dalam
negeri yang terjajah, hukum dan keadilan
merupakan kata-kata kosong belaka, yang begitu
sering diucapkan oleh piohak penjajah apabila
mereka naik di atas panggung internasional. Di
balik layar mereka bersuara lain. Alangkah
hebatnya kepalsuan mereka.
42. 41
TamasyakeNegeriImaji
Berpijak pada premis tersebut, Ito lalu
menegaskan arti penting kita belajar sejarah.
Belajar sejarah tujuannya agar kita memberikan
arti pada masa sekarang. Supaya tidak ada ruang
hampa dalam hidup ini. Dengan berpikir seperti
itu, kalian akan menghargai setiap garis
kehidupan yang kalian jalani. Kita tidak perlu kaya
dan berkuasa untuk menikmati hidup.
Tentang uang dan kekuasaan, pengarang
memberikan catatan khusus. Bagi Ito, uang dan
kekuasaan terbukti mampu mempersatukan
manusia. dua hal inilah yang dimanfaatkan dengan
licik oleh para penjajah untuk melanggengkan
kekuasaannya di bumi Indonesia. Oleh karena itu,
dia menyampaikan sikapnya lewat kata-kata Errico
Malatesta, “Penghapusan eksploitasi dan
penindasan manusia hanya bisa dilakukan lewat
penghapusan kapitalisme yang rakus dan
pemerintahan yang menindas.”
Historia vitae magistra, sejarah mesti berulang.
Kini Indonesia telah merdeka dari koloanilisme
Belanda. Akan tetapi, kemerdekaan ini bukan
tanpa syarat. Jika kita tidak memenuhi syarat itu,
kita akan gagal menegakkan kemerdekaan yang
43. 42
TamasyakeNegeriImaji
sudah diperjuangkan dengan pengorbanan
seluruh bangsa Indonesia. Apakah syaratnya?
Menurut Ito, ada 2 syarat yang perlu kita miliki.
Pertama, kita harus mengoptimalkan
kemerdekaan ini dengan menghasilkan karya yang
bernilai besar bagi kemanusiaan. Untuk bisa
berkarya, kita harus membangun mental disiplin.
Dari sinilah akan tumbuh kreativitas. Kedua, kaum
wanita Indonesia harus menyadari peran
strategisnya sebagai pembawa pesan peradaban.
Mereka dituntut mendidik anak-anak bangsa ini
agar dapat berdiri kokoh dan bermartabat di
hadapan bangsa lain. Perempuan pembawa pesan
peradaban sebab dari perempuanlah pertama-
tama manusia itu menerima didikannya- di
haribaanyalah anak itu belajar merasa dan
berpikir, berkata-kata. Pendidikan awal yang akan
menentukan masa depannya. Perempuan
membawa pesan peradaban dan anak-anak
adalah ahli warisnya. Itu sebabnya Kartini
menyebut perempuan sebagai sokoguru
peradaban.
44. 43
TamasyakeNegeriImaji
Novel setebal 400 halaman karya A. Fuadi ini
cukup lama mengusik rasa ingin tahu saya.
Melihatnya ketika beberapa kali berkunjung ke
toko buku Jendela membuat saya penasaran
dengan isi ceritanya.
Negeri 5 Menara berkisah tentang masa nyantri si
Alif. Dia anak cerdas jebolan sebuah MTs di tepi
Danau Singkarak. Cerita berawal dari kekecewaan
Alif yang harus memenuhi keinginan emaknya
45. 44
TamasyakeNegeriImaji
untuk bersekolah di madrasah. Padahal
sebenarnya Alif sudah berencana untuk sekolah di
SMA agar bisa meneruskan ke perguruan tinggi.
Dalam impiannya, dia ingin menjadi Habibie -
sebuah profesi yang mentereng hasil imajinasinya
tentang sosok menristek di era Orba itu. Akhirnya,
sebagai jalan tengah, Alif memilih mondok di
Pondok Madani di Jawa Timur.
Di Pondok Madani, Alif membangun dunia
barunya. Bersama 4 orang teman yang berasal dari
berbagai daerah, Alif terlibat aktif dalam kegiatan
pondok. Kita akan menjumpai paparan perjuangan
Alif cs merintis harian yang beredar di lingkungan
intern pondok. Misalnya ketika dia harus bisa
menyelesaikan satu mission impossible dalam
rangka kunjungan presiden ke Pondok Madani.
Kru Kabar Madani berniat membuat satu edisi
khusus yang memuat pidato presiden lengkap
dengan fotonya dalam waktu singkat. Sanggupkah
mereka menyodorkan edisi terbaru harian itu
tepat ketika presiden turun dari panggung?
Ada juga kisah tentang upaya mempersiapkan satu
pagelaran seni yang spektakuler. Sudah menjadi
tradisi di PM untuk menggelar pentas seni yang
harus disiapkan oleh murid-murid kelas 6. Setiap
46. 45
TamasyakeNegeriImaji
angkatan berusaha membuat konsep yang lebih
menarik daripada angkatan sebelumnya. Nah, Alif
dan kawan-kawan mencoba mengangkat kisah
perjalanan Ibn Batutah berkeliling dunia. Hasilnya
luar biasa. Mereka mendapat apresiasi yang besar
dari keluarga besar PM dan para tamu undangan.
Muara dari segala romantisme hidup di PM ialah
imtihan nihai. Ini ujian akhir yang menguras
tenaga para santri kelas 6. Berbulan-bulan mereka
membaca tumpukan buku dari kelas 1 hingga 6
agar bisa menghadapi ujian. Makan, tidur, belajar
itu berlangsung dalam kamp konsentrasi - istilah
Alif untuk menyebut aula besar yang menjadi
tempat karantina murid kelas 6.
Persiapan panjang itu memang sepadan dengan
masa ujian yang berlangsung satu bulan. Tentu
saja tidak mudah menjaga konsentrasi belajar dan
stamina fisik agar berhasil melampaui imtihan
nihai. Apalagi ada 2 kejadian yang membebani
pikiran Alif. Baso, sobat Alif dari Sulawesi, memilih
pulang kampung agar bisa merawat nenek semata
wayangnya yang sakit keras. Dia tidak ikut imtihan
nihai. Sementara Randai, teman dekat waktu MTs,
berkirim kabar bahwa dirinya kini berhasil masuk
ITB. Alif kembali teringat dengan obsesinya
47. 46
TamasyakeNegeriImaji
menjadi Habibie. Pikirannya semakin kalut karena
ijazah PM tidak diakui untuk melanjutkan belajar
di perguruan tinggi formal di Indonesia.
Sementara emak dan bapak memintanya bertahan
mengikuti ujian akhir. Mereka menolak keinginan
Alif untuk keluar dari PM agar bisa mendaftar di
UMPTN. Bagaimana sikap yang dipilih Alif? Apakah
dia jadi ikut imtihan nihai? Mungkinkah dia lulus
dalam ujian akhir yang sangat berat itu?
Anda akan menemukan semua jawabannya dalam
novel Negeri 5 Menara ini. Dengan gaya bercerita
ringan, kita tidak perlu mengerenyitkan dahi untuk
memahami ceritanya. Tahu-tahu sudah sampai di
akhir buku setebal 400 halaman ini. Tentu ini
suatu kelebihan dan sekaligus kekurangan dari
novel tersebut. Padahal tema yang diangkat bagi
saya sangat menarik: perjuangan menuntut ilmu di
sebuah lembaga pendidikan nonformal. Penulis
sangat mungkin menyisipkan dialog hati agar
menyentuh kesadaran para pembaca. Jika ini
dilakukan, novel tebal ini akan menjadi kisah yang
menginspirasi bagi banyak pihak di tengah carut-
marutnya pendidikan moral di negeri kita. Namun
aku salut dengan sikap sang penulis. Novel ini
diniatkan oleh A. Fuadi sebagai ibadah sosialnya.
48. 47
TamasyakeNegeriImaji
Sebagian royalti novel ini akan disumbangkan
untuk membangun komunitas Menara, sebuah
LSM yang peduli pada kepentingan rakyat kecil.
Barangkali ini yang menjadi penyebab banyak
tokoh bersedia memberi endorsement untuk novel
ini.
49. 48
TamasyakeNegeriImaji
Membaca buku Menembus Batas mendorong saya
mengajukan pertanyaan berikut pada Anda. Jika
anak pertama Anda berhasil masuk fakultas
kedokteran suatu perguruan tinggi terkenal di
Indonesia melalui jalur Penelusuran Bibit Unggul
Daerah, bagaimana perasaan Anda?
Jika anak kedua Anda berhasil mendapatkan bea
siswa untuk melanjutkan studi ke fakultas
kedokteran, bagaimana perasaan Anda?
50. 49
TamasyakeNegeriImaji
Saya yakin Anda tentu merasa sangat bahagia dan
bangga. Mengapa tidak? Profesi dokter masih
dianggap prestisius bagi sebagian besar orang.
Apalagi biasanya mereka yang berprofesi dokter
juga berpeluang untuk hidup lebih makmur di
lingkungannya.
Sekarang bayangkan kondisi berikut. Anak
pertama dan anak kedua Anda memutuskan untuk
tidak mengambil kesempatan langka itu. Anak
pertama Anda merasa tidak cocok mempelajari
ilmu kedokteran Dia memutuskan ikut SNMPTN di
tahun berikutnya. Rupanya dia ingin masuk
jurusan teknik di UGM. Sementara anak kedua
menolak kesempatan itu karena ingin belajar
teknik mesin di ITB. Bagaimana perasaan Anda?
Saya yakin Anda tentu memiliki sikap berbeda-
beda. Begitu juga sikap yang diambil Pak Budi
Setiadi, seorang bapak yang telah mengalami
sendiri dua kondisi tersebut. Dia berusaha
menghargai pilihan sikap anak-anaknya. Padahal
bagi sebagian orang, sikap tersebut terasa tidak
logis. Saya sendiri juga heran dengan pilihan sikap
tersebut. Namun, dengan membaca buku
Menembus Batas ini, kita akan mendapatkan
51. 50
TamasyakeNegeriImaji
gambaran kehidupan seorang bapak bernama
Budi Setiadi dan latar belakang pemikirannya.
Bapak yang Selalu Optimis
Budi Setiadi terlahir sebagai anak tentara di Solo.
Karena bapaknya sering berpindah-pindah tugas,
dia merasa kurang mendapat kasih sayang orang
tua. Akan tetapi, sejarah hidup yang suram justru
mendorong Budi mengubah sikap terhadap anak-
anaknya. Budi menganggap anak sebagai amanah
dari Allah yang harus dijaga dan dirawat dengan
baik. Anak perlu dibesarkan dengan kasih sayang
penuh dari orang tuanya. Dari pemikiran tersebut,
dia tergerak untuk mencari ilmu tentang mendidik
anak secara benar. Selanjutnya, dia coba
praktikkan hal tersebut pada anak-anaknya.
Ternyata tidak mudah mempraktikkan
pemahaman tersebut. Ada banyak faktor yang
mempengaruhi upaya Budi. Kesulitan hidup
menjadi salah satu faktor yang kerap menghadang
langkahnya. Sehari-hariBudi bekerja sebagai
petugas penarik iuran Himpunan Pedagang Pasar
Klewer (HPPK). Di waktu lain, dia bekerja
serabutan. Dari dua aktivitas tersebut, dia
mendapat penghasilan sekitar 450 ribu rupiah
52. 51
TamasyakeNegeriImaji
setiap bulan. Penghasilan itulah yang harus
dibelanjakan untuk mengupayakan kesembuhan
istrinya dan membiayai keenam anaknya. Oya, istri
Budi sejak tahun 1995 menderita infeksi pada
otak. Bahkan, sempat dua tahun sang istri hanya
tergolek lemah di tempat tidur. Selama istrinya
sakit, Budi sendiri yang harus mengatur keluarga
dan memenuhi kebutuhan keenam anaknya. Dia
mengurus urusan rumah tangga, menyiapkan
sekolah anak, menemani belajar mereka, serta
mencari nafkah.
Tantangan lain yang dihadapi Budi berasal dari
lingkungan tempat tinggal. Keluarga Budi tinggal di
lingkungan yang tidak memandang penting
pendidikan akademis dan agama. Mereka
mencemooh upaya Budi yang terus memotivasi
anak-anaknya meraih cita-cita. Namun atas izin
Allah, anak-anak Budi berhasil mempertahankan
prestasi belajarnya. Mau bukti?
Sholihah, anak pertama, berhasil lulus sebagai
sarjana teknik UGM dalam waktu empat tahun.
Ketika buku ini terbit, dia sedang melakukan
penelitian untuk meneruskan studi ke Jerman.
Walidah, anak kedua, mendapatkan bea siswa
untuk belajar teknik mesin di ITB. Hafidzur
53. 52
TamasyakeNegeriImaji
Rohman al Makhi, anak ketiga, tengah
meneruskan studi di teknik geodesi UGM. Malina
Mar’atush sholihah, anak keempat, mendapat bea
siswa selama bersekolah di MA. Abdullah Yahya,
anak kelima belajar ke sekolah Smart Ekselensia
Indonesia Bogor. Dia mendapat bea siswa untuk
meneruskan studi hingga selesai kuliah.
Sedangkan Aulia Khoirun Nisa’, anak keenam,
sedang belajar di kelas 4 SD dan masuk program
khusus bagi siswa berprestasi. Semua prestasi
tersebut menyadarkan warga di sekitarnya akan
arti penting pendidikan bagi anak.
Kunci Sukses
Bagaimana Budi mengupayakan hal tersebut?
Jawaban pertanyaan tersebut menjadi inti pokok
buku Menembus Batas. Di sini kita akan
menjumpai sejumlah tip yang biasa disampaikan
para pakar pendidikan anak. Namun yang lebih
menarik ialah paparan tentang upaya Budi
menerapkan saran-saran tersebut. Berikut
beberapa contoh yang bisa Anda jumpai.
1. Bekal kecerdasan setiap anak berbeda-beda
Setiap anak diberi bekal kecerdasan yang
berbeda-beda oleh Allah. Potensi anak akan
54. 53
TamasyakeNegeriImaji
tumbuh berkembang atau layu tergantung
pada perlakuan orang tua terhadapnya.
Mendidik anak bagaikan menyemaikan bibit
yang diharapkan tumbuh dengan subur.
Orang tua harus memutar otak untuk
menemukan cara yang paling baik guna
memelihara dan merawat bibit tersebut. Hal
ini tentu memerlukan energi dan kesabaran
yang sangat besar.
“Bibit yang istimewa bila tidak diberi pupuk
dan dirawat dengan baik, akan menghasilkan
buah yang biasa-biasa. Bahkan bisa lebih
buruk. Sedangkan bibit yang biasa bila
diperlakukan dengan baik, akan menghasilkan
sesuatu yang luar biasa,” kata Budi.
2. Optimalkan kecerdasan anak
Budi meyakini bahwa kecerdasan bahasa
itulah yang harus mula-mula diasah oleh anak.
Dengan bahasa, segala informasi yang masuk
ke dalam otak anak akan dapat diproses
secara baik dan diterima dengan pemahaman
utuh dan benar.
Bercerita menjadi metode yang dipilih Budi
untuk mengembangkan kecerdasan
55. 54
TamasyakeNegeriImaji
berbahasa anak-anaknya. Bercerita
memungkinkan dia menyampaikan berbagai
pesan positif dengan cara yang menarik hati.
Terkadang, anak-anak yang dimintanya
bercerita tentang pengalaman hari itu. Dari
cerita yang disampaikan, orang tua dapat
mengetahui tingkat imajinasi dan kekuatan
memori sang anak.
Selain bercerita, anak juga mengasah
kecerdasannya melalui permainan. Budi
memberi keleluasaan pada anaknya untuk
bermain selama fase bermain. Menurutnya,
dengan bermain anak sedang mempelajari
hal-hal yang ada di sekitarnya. Aktivitas ini
akan mengembangkan kemampuan otaknya
untuk menganalisis suatu hal.
Supaya kecerdasan anak berkembang optimal,
orang tua harus mengembangkan interaksi
yang dilandasi rasa kasih sayang kepada anak-
anaknya.
3. Temukan metode belajar yang tepat bagi anak
Budi memiliki metode sendiri saat menemani
belajar anak-anak. Dia tidak menyuruh apalagi
memaksa anak-anak belajar. Yang
56. 55
TamasyakeNegeriImaji
dilakukannya hanya mengajak mereka untuk
belajar. Cara yang dipilihnya juga halus. Budi
tidak melakukannya secara lisan, tetapi
mencontohkannya dengan perbuatan.
Selain itu, Budi selalu membiasakan anak-
anak untuk belajar mempersiapkan diri
sebelum berangkat ke sekolah. Dia tiga kali
dalam seminggu menemani anak-anak untuk
belajar. Paling tidak Budi membahas materi
yang akan diajarkan guru hari itu. Dengan cara
ini anak-anak pak budi siap menghadapi ujian
tanpa perasaan tertekan.
4. Jangan batasi cita-cita anak
Budi tidak pernah membatasi cita-cita
anaknya. Buktinya seperti yang dia lakukan
terhadap Sholihah dan Walidah. Mereka
diberi kebebasan untuk menentukan pilihan
hidup walaupun sebenarnya sudah mendapat
tiket untuk belajar ilmu kedokteran.
Terhadap Nisa, anaknya yang terkecil, sikap
Budi pun sama. Dia tidak mencemooh ketika
bocah kelas 4 SD ini bercita-cita belajar ilmu
kedokteran di Harvard University. Menurut
Budi, “Biarkan anak-anak menggantungkan
57. 56
TamasyakeNegeriImaji
cita-cita setinggi langit. Jangan takut karena
kita tidak pernah tahu rejeki orang. Jadi, jalani
saja dengan doa dan dukung cita-citanya
sehingga anak tidak tertekan dan semakin
termotivasi.”
Kita masih akan menemukan sejumlah tip lainnya
dalam buku ini. Dengan kemauan keras dan
ketekunan, Budi berhasil membuktikan bahwa
keterbatasan ekonomi bukanlah perangkap untuk
membatasi cita-cita sang buah hati. Inilah yang
bisa menjadi inspirasi bagi kita.
Selama ini kita yakin bahwa pendidikan menjadi
jembatan emas melakukan mobilitas sosial.
Perjuangan Budi dan keluarga merupakan bukti
nyata yang terpampang di depan mata. Di tengah
semakin mahalnya biaya untuk mengakses
pendidikan berkualitas, kita disadarkan untuk
menjadi guru utama bagi buah hati harapan kita.
Bagi saya, Budi meneladankan sikap tawakal
setelah berusaha keras sekuat tenaga. Kepasrahan
yang tulus kepada Allah swt justru menunjukkan
titik terang dari masalah yang tengah dihadapi.
Jadi, ikhtiar dan tawakal harus berjalan seiring.
58. 57
TamasyakeNegeriImaji
Sebuah pepatah bijak mengatakan, “Orang lemah
yang optimis, lebih baik daripada orang yang
mampu namun pesimis. Optimis sering mengubah
kelemahan menjadi sebuah kekuatan.”
59. 58
TamasyakeNegeriImaji
Kick Andy menjadi salah satu acara televisi favorit
saya. Sederhana saja alasannya. Dari acara yang
dipandu oleh Andy F. Noya itu saya diajak melihat
sisi lain kehidupan.
Topik yang diangkat pun dipilih dengan teliti.
Bahkan ada semacam riset pendahuluan oleh tim
kreatif Kick Andy untuk menentukan topik. Tidak
heran jika tayangan ini bisa memberi pandangan
baru tentang suatu hal bagi pemirsa. Di tengah
hiruk-pikuknya pembahasan isu terpanas negeri
60. 59
TamasyakeNegeriImaji
ini, Kick Andy menyentuh jiwa kemanusiaan
pemirsa. Begitu pula pemilihan bintang tamunya.
Mereka yang hadir dalam talkshow tersebut tidak
hanya selebritas. Ada mantan olahragawan,
mantan jugun ianfu, korban operasi plastik, foto
model majalah Playboy, pasangan gay, sampai
para penghuni lapas anak laki-laki di Tangerang.
Ketika menonton Kick Andy, saya seolah disodori
cermin untuk mawas diri. Selama ini saya meyakini
bahwa cinta orang tua kepada anaknya sangat
besar. Beberapa tayangan Kick Andy menguatkan
keyakinan itu. Karena cinta, Ronny Pattinasarani
berjuang keras untuk membebaskan anak-anaknya
dari pengaruh narkoba. Melalui jalan yang berliku
dan upaya tiada henti, akhirnya Ronny berhasil
memutus ketergantungan anaknya terhadap
benda haram tadi. Cinta juga yang mendorong
Rene Suhardono Canoneo. Mantan eksekutif
Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) itu
melacak jejak sang ayah kandung hingga ke
Filipina. Di sana dia berhasil bertemu bapak
biologisnya. Peristiwa itu sungguh sangat
membahagiakan. Kebahagiaan tadi berlipat ganda
ketika menyadari bahwa Anton Singgih, sang
bapak tiri, pun selama ini sangat menyayanginya.
61. 60
TamasyakeNegeriImaji
Perspektif saya tentang hubungan orang tua dan
anak semakin lengkap ketika Kick Andy
menayangkan kehidupan penghuni lapas anak
laki-laki di Tangerang. Banyak dari mereka yang
terjerembab ke balik sel penjara karena salah
asuhan. Interaksi dengan orang tua buruk.
Suasana tidak nyaman di rumah mendorong
mereka lari ke luar. Karena lingkungan pergaulan
yang salah, anak-anak itu lalu berperilaku
menyimpang. Seperti yang terjadi pada Danil
Sinambela, mantan penghuni lapas anak yang baru
dua hari bebas ketika mengikuti acara Kick Andy.
Danil merasa harga dirinya terusik sehingga nekat
membunuh orang yang menghinanya walau lebih
tua umurnya.
Selama di penjara, mereka diberi bimbingan dan
fasilitas untuk mengembangkan potensi dirinya.
Hasilnya pun cukup membanggakan. Ada yang
membuat film dokumenter tentang teman-
temannya. Ada pula yang menyalurkan bakat
bermain musik dan berlatih teater. Memang benar
premis ini. Jika anak dibesarkan dengan kasih
sayang dan persahabatan, dia belajar menemukan
cinta dalam kehidupannya.
62. 61
TamasyakeNegeriImaji
Keinginan terkuat anak-anak binaan itu adalah
bertemu kembali dengan orang tua. Mereka
sangat rindu kepada orang-orang yang dikasihinya.
Contohnya, Rendy Prabowo yang dihukum 17
tahun karena kasus pencurian. Dia ingin minta
maaf pada ibunya. Rendy sudah lima tahun tidak
bertemu sang ibu. Dia ingin memberi mukena
pada ibunya.
“Kapan mukena ini akan diberikan kepada ibu?”
tanya Andy Noya sembari memberi Rendy sebuah
mukena. “Saya akan berikan kalau nanti saya
bebas,” kata Rendy. Di luar dugaan Rendy, sang
ibu tiba-tiba muncul dari balik pintu. Rendy tak
kuasa menahan air matanya. Dia lalu mendekap
sang ibu. Tim Kick Andy lalu mempersilakan Rendy
memberikan mukena pada sang ibu tercinta. Sri,
sang ibu, lalu mencium kening Rendy disaksikan
sang kakak yang dulu menurut Rendy
melaporkannya ke polisi. “Saya tidak dendam
pada kakak karena memang saya yang salah,”
ujar Rendy dengan wajah bahagia. (dikutip dari
Menonton dengan Hati, 2008).
Kejutan yang mempesona sering menjadi ending
acara Kick Andy. Itulah daya tarik lain acara tadi
bagi saya.
63. 62
TamasyakeNegeriImaji
Tentang Tammi
Kecintaannya pada buku mendorong Tammi
menjejalkan sebanyak mungkin buku berbentuk
soft file ke dalam laptop. Walhasil hampir
seperempat kapasitas hard disc di komputer
jinjingnya dihuni oleh beraneka ragam genre buku.
Sementara separuh volume hard disc- nya diisi
foto hasil jepretan Tammi dan beragam materi
presentasi berbentuk audio visual hasil olahannya.
Selain bekerja sebagai staf Research and
Development PT Intan Pariwara, selama 10 tahun
Tammi juga menulis buku untuk sejumlah
penerbit. Saat ini dia sedang menata pondasi awal
suatu penerbit indie yang berkomitmen pada
pendidikan anak di Indonesia. Tentu saja Tammi
membuka diri bagi Anda yang berminat bekerja
sama dengannya.
Tammi dapat dihubungi melalui telepon: 081 392
017 037 atau email: tammi.prastowo@yahoo.com.