SlideShare a Scribd company logo
1 of 73
Download to read offline
TAMMI PRASTOWO
Awas, Terjebak
Ritual Ramadhan!(Meronce Makna Ramadhan Guna Menjadi Pribadi Bertakwa)
Kado kecil bagi
Anda yang telah
menghidupkan
jiwaku.
1
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Sepatah Kata
Ramadhan selalu hadir dalam hidup kita. Sesuai
hitungan umur kita, sebanyak itulah kita diberi
peluang emas untuk mendekat kepada Allah swt.
Sayangnya, kita tidak selalu optimal menjalaninya.
Tanpa terasa Ramadhan pun berlalu, sementara jarak
yang terbentang antara kita dengan Sang Pencipta
tidak berkurang.
Saya mencoba mengais makna Ramadhan yang
pernah saya lewati walau dengan akal dan budi yang
masih tumpul. Jadilah coretan kecil ini. Namun,
coretan ini lebih tepat dimaknai sebagai geremengan
saya ketika mengejar hikmah yang bertebaran di
bulan Ramadhan. Saya tidak bisa menjanjikan
manfaat yang dapat Anda peroleh ketika membaca
coretan ini.
Akan tetapi, paling tidak saya berharap Anda bisa
belajar dari pengalaman Ramadhan yang pernah saya
lalui. Dari sini Anda akan bisa menjalani Ramadhan
dengan lebih bermakna. Selepas Ramadhan Anda pun
menjadi kupu-kupu yang indah dipandang, mengisap
madu dari bunga-bunga kebajikan, serta membantu
lingkungan Anda menghasilkan sesuatu yang berguna
bagi kehidupan. Insya Allah, Anda bisa.
Akhirnya, selamat menempa diri di bulan Ramadhan.
Semoga Anda menjadi pribadi yang bertakwa. Amin.
Tammi Prastowo
2
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Daftar Isi
Saatnya Berbisnis Dengan Allah ............................ 3
Agar Tidak Menjadi Zombie .................................. 7
Berapa Nilai Diri Anda? ......................................... 11
Bantu si Kecil Berpuasa .......................................... 13
Nikmat Berbuka, Nikmat Pengendalian Diri ........ 16
Keinginan Tak Selalu Yang Kau Butuhkan ............ 19
Cintailah Dengan Sewajarnya ................................. 25
Di Bawah LangitMu Kami Bentangkan Sajadah ... 29
Fb for Dakwah ......................................................... 33
Awas, Terjebak Ritual Ramadhan .......................... 35
Puasa, Peluang Mengubah Diri .............................. 39
Hari Ini Istimewa Bagi Kami .................................. 43
Berburu Obralan Akhirat ....................................... 47
Agar Tidak Sebatas Ritual ...................................... 51
Bapak Kembali di Bulan Suci ................................ 56
H-1 Lebaran 1431 H ............................................... 63
Keep Smile, My Friend .......................................... 68
Tentang Tammi
3
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Saatnya
Berbisnis
Dengan
Allah
1 Ramadhan 1432 H bertepatan dengan
1 Agustus 2011. Alhamdulillahi Rabbil alamin.
Syukur yang begitu besar kepada Allah swt. yang
telah memberikan kesempatan untuk bersua
kembali dengan bulan Ramadhan. Bulan yang
istimewa karena Allah swt. akan melipatganda-
kan setiap amal kebajikan yang kita lakukan.
Jangankan amalan wajib seperti sholat lima
waktu, ibadah sunnah pun bernilai begitu besar.
Memang tidak mudah mengkalkulasi
besarnya nilai amalan sunnah dan wajib di
bulan Ramadhan. Semua penilaian itu terserah
kepada Allah swt. Artinya, nilai setiap kebajikan
yang kita lakukan hanya Allah yang berwenang
menentukan. Bisa jadi dua orang melakukan
amalan yang sama. Namun nilai amalan tersebut
berbeda. Misalnya, Arman dan Banu masing-
4
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
masing memberikan shadaqoh 5000 rupiah
yang dimasukkan ke kotak amal masjid. Mereka
sama-sama berniat ikhlas. Namun ada situasi
yang berbeda diantara keduanya. Saat itu Arman
memiliki uang di saku 100.000 rupiah.
Sementara Banu hanya ada uang 10.000 rupiah.
Dengan kondisi semacam ini, di
hadapan Allah swt. sangat mungkin nilai
shodaqoh Banu lebih tinggi daripada nilai
shodaqoh Arman. Banu bershadaqah dengan
50% uangnya, sementara shadaqah Arman
hanya 2% dari uang di sakunya.
Begitulah analogi sederhana untuk
menunjukkan hak prerogatif yang Allah swt.
miliki. Dari sini kita bisa mengetahui bahwa
nilai suatu ibadah dipengaruhi pula oleh situasi
dan kondisi kita saat melakukannya. Ini suatu
pilihan yang mesti disikapi dengan cerdas.
Apabila kita memilih untuk melakukan
amalan yang ringan, maka nilainya pun kecil di
hadapan Allah swt. Otomatis ganjaran yang kita
terima juga kecil. Demikian pula sebaliknya.
Jika kita memilih melakukan amalan yang
berbobot, maka Allah swt. akan menilainya
sebagai sesuatu yang berharga. Praktis ganjaran
yang diterima pun lebih berharga. Bahkan,
selama bulan Ramadhan nilai kebaikan yang
5
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
kita lakukan akan dilipatgandakan sesuai
kehendak Allah swt.
Berangkat dari kesadaran tersebut,
sebenarnya kita sudah tahu bahwa Ramadhan
itu bulan perjuangan. Inilah saatnya kita
berjuang melakukan kebajikan di setiap
hembusan nafas kita. Inilah masa kita berjuang
mengoptimalkan waktu dan tenaga yang kita
miliki untuk melatih diri menjadi pribadi
muttaqin. Jika kita berhasil mengoptimalkan
kesempatan bersua Ramadhan ini dengan
melakukan banyak kebajikan, insya Allah kita
termasuk orang yang diberi umur panjang. Siapa
orang yang berumur panjang itu?
Orang dikatakan berumur panjang jika
dia konsisten melakukan kebajikan dalam masa
hidupnya yang terbatas.
Percayalah, Ramadhan merupakan
masa paling tepat untuk berbisnis dengan Allah
swt. Kita manfaatkan waktu dan tenaga yang
diberikan Allah swt. untuk beramal sholih.
Tentu saja dengan niat untuk meraih ridho Allah
swt. Niscaya Allah swt. akan menerima ikhtiar
kita dan menukarnya dengan ganjaran besar.
Mengapa kita perlu ganjaran tersebut? Karena
kita harus mengumpulkan bekal sebanyak
6
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
mungkin untuk kehidupan akhirat nanti.
Barangsiapa memiliki bekal yang cukup, dia
akan hidup di akhirat dengan sejahtera.
Sekarang, bagaimana dengan Anda?
7
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Agar
Tidak
Menjadi
Zombie
"Puasa itu untuk-Ku dan Aku langsung
membalasnya. Orang yang berpuasa
mendapatkan dua kesenangan, yaitu
kesenangan ketika berbuka puasa dan
kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya.
Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih
harum daripada aroma kesturi." (Hadits
Muttafaq 'Alaih).
Di bulan Ramadhan, hadits tersebut
tentu sering Anda dengar. Melalui televisi, surat
kabar, spanduk, atau mimbar agama, kita
diingatkan tentang keutamaan puasa di bulan
suci ini. Seperti yang ditegaskan dalam hadits di
atas.
Dalam pemahaman saya, terdapat
makna yang begitu besar di balik sabda
8
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Rasulullah saw itu. Rupanya puasa
dimaksudkan untuk melembutkan hati kita.
Segumpal darah dalam jiwa manusia itu
memiliki peranan penting dalam kehidupan.
Nabi Muhammad menegaskan bahwa hatilah
yang menentukan baik-buruk perilaku manusia.
Jika hati kita baik, maka baik pula
seluruh tindak tanduk, tutur kata, dan sikap
kita. Sebaliknya, jika hati ini buruk, maka setiap
ucapan dan perbuatan kita hanya membawa
kerugian bagi diri dan orang lain.
Nah, berpuasa di bulan Ramadhan akan
menyeting ulang program hati kita. Selama ini,
banyak hati manusia yang sudah beku, bahkan
mati. Kondisi tersebut akibat kebiasaan manusia
memperturutkan hawa nafsu. Pelan-pelan kita
mengabaikan suara hati saat berlomba
memperebutkan nikmat duniawi.
Demi kekuasaan, kita tega
membungkam hati yang setia mengingatkan
pada nilai-nilai kemanusiaan. Agar dapat
mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, kita
rela mengubur hati dengan membenarkan sikap
egois yang kita lakukan. Karena hati sering
dilecehkan, hati mengeras dan tidak bisa
menerima kebenaran yang datang dari ALLAH
swt.
9
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Jika kondisi tersebut tidak dihiraukan,
akhirnya hati menjadi mati. Manusia lalu
bertindak tanpa pertimbangan kata hati.
Lantas, apa makna kenikmatan orang
berpuasa yang dimaksud oleh hadits di atas?
Ternyata terdapat nikmat yang besar di balik
kemampuan mengendalikan diri. Menahan
makan, minum, dan pelampiasan nafsu lainnya
akan membawa kita pada kenikmatan. Ya, puasa
memang tidak mematikan keberadaan nafsu
dalam diri kita. Nafsu-nafsu itu memang tidak
bisa dibunuh karena saya yakin ada manfaat di
balik keberadaannya. Selama berpuasa, kita
dituntut untuk berlatih mengendalikannya. Jika
terkendali, kita akan dapat merasakan manfaat
setiap nafsu yang Allah karuniakan. Hal tersebut
telah kita rasakan setiap berbuka puasa.
Berpuasa sehari tentu mengajarkan kita
tentang rasa haus dan lapar. Dua rasa itu
menjadi sahabat setia para dhuafa. Dengan
berpuasa, kita dapat merasakan apa yang
mereka rasakan. Dari sini akan muncul sikap
empati terhadap kondisi mereka. Sikap mental
positif ini akan diikuti sikap mental positif lain.
Kita menjadi lebih ramah terhadap
orang lain. Penghormatan yang tulus kita
10
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
berikan kepada orang-orang di sekitar kita.
Kasih sayang kita tebarkan pada mereka yang
lebih papa. Hati pun akan mendorong kita untuk
berbagi bahagia walau hanya melalui seutas
senyuman.
Ketika perilaku kita penuh dengan
kebajikan, saat itulah kita tengah memandang
wajah Tuhan. Allah swt adalah dzat yang
menguasai keagungan cinta. Lantaran kasih
sayang yang disebarkan manusia, kita dapat
merasakan betapa agung cinta yang Allah
anugerahkan.
Kita dapat melihat wajah Tuhan di balik
senyuman hangat, sapaan tulus, dan solidaritas
yang ditunjukkan oleh orang-orang yang
berpuasa. Tidak heran jika Allah mengambil
analogi bahwa bau mulut orang yang berpuasa
jauh lebih harum daripada bau minyak kasturi.
Wisata ruhani yang tengah kita jalani
sekarang sungguh sangat menentramkan jiwa.
Karena besarnya rahasia yang ada di balik
puasa, Allah swt sendiri yang akan menilai
upaya setiap muslim dalam menjalankan
perintahNya tadi.
11
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Berapa
Nilai Diri
Anda?
Barangkali ada yang mengukurnya
dengan jumlah materi yang ingin diterima.
Patokannya hanya sebatas penilaian kita atas
potensi dan kemampuan yang ada dalam diri
kita. Dari pemikiran ini lahirlah sederet angka
yang menurut kita layak diterima sebagai ganti
dari kerja yang kita lakukan.
Selanjutnya, apabila nilai yang diberikan
itu kurang dari yang kita maui, biasanya kita
merasa enggan melaksanakan kerja tadi.
Kualitas kerja kita turunkan. Lambat-laun kita
hentikan kontrak kerja tersebut karena dianggap
tidak lagi menguntungkan. Berlandaskan
pertimbangan tadi, lahirlah berbagai bentuk
kegiatan perdagangan guna memenuhi
kebutuhan hidup manusia.
Bagaimana jika motivator kita bukan
benda, manusia, atau jabatan? Maksud saya,
12
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
bagaimana jika kali ini kita berdagang dengan
Tuhan. Dialah yang menguasai segala aspek
kehidupan kita. Bagi orang yang beriman, Tuhan
juga tempat meminta segala pengharapan.
Apakah kita juga akan dirugikan olehNya?
Padahal dalam al Qur‟an, Allah swt
menegaskan sifatNya yang Mahaadil. Tidak akan
ada orang yang rugi berdagang dengan Allah.
Jika Allah menjanjikan keuntungan 1000
kebaikan, maka orang yang memenuhi
syaratNya akan menerima keuntungan tersebut
utuh. Tidak ada pajak, komisi, atau uang terima
kasih yang harus kita haturkan padaNya. Anda
yakin tentang hal tersebut, bukan?
Berbekal keyakinan tesebut, mengapa
kita tidak manfaatkan peluang emas Ramadhan
untuk mendulang pahala sebanyak mungkin?
Ingatlah, bahwa kita harus selalu berpacu
dengan waktu di dunia ini. Waktu untuk berbuat
kebajikan ada batasnya. Wujudnya berupa
kematian. Ketika kita sampai di batas tersebut,
maka kita tidak bisa menundanya walau sesaat.
Senyampang kekuatan dan kesempatan
itu ada di tangan, mari lakukan kebajikan.
Metode ini diyakini ampuh untuk meningkatkan
nilai diri kita di hadapan Allah swt. Mengapa?
Karena Allah swt telah menentukan aturan
13
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
mainnya: bukan harta, keturunan, atau
kedudukan yang membuat manusia mulia di
sisi Allah. Kemuliaan manusia diukur dari
besarnya kemanfaatan yang dia berikan bagi
sesama.
14
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Bantu
Si Kecil
Berpuasa
Puasa bukan halangan bagi orang tua
untuk bermain dengan si kecil. Bukankah
aktivitas orang yang berpuasa sama dengan
aktivitas yang kita lakukan di luar bulan puasa?
So, sebenarnya kita bisa tetap meluangkan
waktu untuk bermain dengan anak. namun,
bentuk permainannya perlu dipilih agar tidak
mengganggu puasa Anda bersama si kecil.
Apabila Anda dan anak Anda senang
bermain di luar rumah, usahakan untuk memilih
permainan yang tidak terlalu melelahkan.
Apalagi jika anak Anda juga sedang belajar
berpuasa.
Kira-kira permainan apa yang bisa
dilakukan bersama anak saat berpuasa?
Barangkali beberapa permainan berikut dapat
Anda lakukan di sore hari sambil menunggu
waktu berbuka.
15
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
1. Bersepeda keliling rumah
Banyak orang memilih mengisi waktu
sorenya dengan olah raga ringan seperti
bersepeda. Sensasi naik sepeda dengan
santai dipercaya akan membawa suasana
hati bahagia bagi pelakunya. Barangkali
karena tenaga yang dikeluarkan untuk
melakukan olahraga ini relatif kecil.
Selain itu, bersepeda akan melatih
kebugaran otot tubuh kita. Kaki kita
mengayuh pedal. Tangan lurus memegang
kemudi sepeda. Sementara bibir tidak
berhenti tersenyum bagi tetangga dan
kenalan yang dijumpai di jalan.
2. Berjalan-jalan di taman
Tanaman menghasilkan oksigen yang
membuat kita merasa segar saat berada di
sekitarnya. Di taman, kita dapat menghirup
oksigen sepuasnya dengan gratis. Berjalan-
jalan ke taman, selain untuk menikmati
keindahannya, juga dapat Anda gunakan
untuk membangun hubungan batin yang
erat dengan si kecil.
3. Menyiram tanaman
Kita sebaiknya memanfaatkan setiap sudut
rumah dengan meletakkan tanaman yang
dapat menyejukkan pandangan. Keberadaan
16
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
tanaman hias di sekeliling rumah akan
menambah keasrian rumah kita. Untuk itu,
kita perlu merawatnya dengan cermat.
Waktu sore sangat tepat Anda gunakan
untuk melakukan perawatan taman rumah
Anda. Bersama si kecil, Anda bisa
mengajaknya menyirami tanaman,
mencabuti rumput liar yang tumbuh dalam
pot, atau memotong bagian pohon yang
layu. Air yang dia siramkan akan memberi
sensasi kesegaran baginya yang tengah
berjuang menuntaskan puasa.
4. Membacakan buku cerita
Bercerita juga bisa dipilih untuk mengisi
waktu luang Anda. Beri kesempatan si kecil
untuk memilih buku cerita yang ingin
dibacakan. Pilihlah tempat yang nyaman.
Selanjutnya, Anda bacakan isi buku
tersebut. Selama membaca cerita, jangan
lupa untuk menyisipkan pesan-pesan moral
yang penting bagi mereka. Niscaya, acara ini
akan membawa kebahagiaan bagi Anda
semua.
17
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Nikmat
Berbuka,
Nikmat
Pengendalian
Diri
Bagi orang berpuasa, berbuka
merupakan kenikmatan yang luar biasa. Setelah
sehari menahan diri dari pemenuhan nafsu
ragawi, berbuka terasa begitu melegakan. Tidak
heran jika sebagian kita merasa perlu
menyiapkan menu istimewa untuk berbuka. Ada
yang pergi ke restoran terkenal. Ada yang
memasak sendiri hidangan istimewa bagi
keluarga. Namun ada juga yang memilih
hidangan sederhana asal bergizi.
Terlepas dari apapun menu berbuka
yang Anda pilih, sebenarnya kita disodori satu
hikmah sederhana. Jika kita mampu
mengendalikan diri, kita akan merasakan
nikmat yang sungguh besar. Tengoklah tindakan
18
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
kita menahan keinginan makan dan minum di
saat berpuasa. Ternyata kita bisa merasakan
kebahagiaan yang indah saat berbuka. Tidak
heran jika dalam kondisi itu, segelas air putih
pun terasa begitu melegakan. Saking leganya,
sampai-sampai kita merasa tidak perlu
menghabiskan semua hidangan yang sudah
tersaji di meja.
Bagi saya, nikmatnya berbuka puasa
menunjukkan pada kita kunci menciptakan
kebahagiaan hidup. Agar hidup selalu terasa
indah, kita harus bisa mengendalikan hawa
nafsu. Dengan cara ini, setiap pemberian Allah
swt sekecil apapun akan bernilai luar biasa bagi
kita.
Dari sini kita termotivasi untuk selalu
bersyukur kepadaNya. Anda pun pasti tahu efek
syukur tadi. La insyakartum, la azii danakum.
Wala inkafartum, inna ‘adzabi la syadid. Allah
swt akan menambahkan anugerah yang lebih
besar bagi kita. Bukankah ini yang selalu kita
harapkan?
19
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Keinginan
Tak Selalu
Yang Kau
Butuhkan
Inilah alasan yang paling logis
disampaikan untuk menentramkan batin kita
ketika gagal meraih sesuatu yang diinginkan.
Memang banyak keinginan yang kita
tumbuhkan. Setiap saat pun terus bertambah.
Melihat orang lain beli sesuatu, langsung
tumbuh keinginan kita untuk memiliki barang
yang sama. Waktu berjalan-jalan kita melihat
baliho iklan produk baru. Kita pun ingin segera
memiliki barang tersebut. Menonton televisi pun
menumbuhsuburkan keinginan dalam hati.
Saya sempat merasa heran dengan
keinginan saya yang selalu bertambah. Mengapa
bisa sebanyak ini? Setelah saya mengambil jarak
dari pusaran keinginan itu, saya pun
menemukan pemicunya. Menurut saya,
keinginan berkembang bak jamur di musim
20
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
hujan karena saya memberi nilai terlalu tinggi
untuk setiap barang yang diinginkan.
Ambil contoh pengalaman pribadi saya.
Sewaktu teman saya membeli laptop, saya pun
langsung ingin memiliki barang yang sama.
Sekian lama pikiran saya terbebani oleh
keinginan tadi. Saya ingin mempunyai laptop
karena itu akan sangat membantu dalam
bekerja. Sebagai penulis, saya ingin setiap saat
dan setiap waktu bisa menuangkan apa yang
terlintas dalam benak. Apalagi saya juga tengah
membangun jaringan dengan orang-orang yang
bervisi saya di dunia maya. Dengan laptop saya
akan bisa melakukan hal tersebut. Itulah dasar
pemikiran yang mengobarkan keinginan saya.
Setiap keinginan yang terus dipelihara
akan menggerakkan alam bawah sadar untuk
mewujudkannya. Begitulah nasihat yang pernah
saya terima. Karena sering saya pikirkan,
akhirnya keinginan punya laptop sering muncul
dalam obrolan saya dengan istri. Akan tetapi,
lama-lama istri saya kesal juga. Terlebih ketika
saya menyinggung batalnya membeli laptop
karena uang hasil menulis buku terpakai untuk
keperluan keluarga yang lain.
Karena teguran istri, saya mencoba
memikirkan ulang keinginan tersebut. Seberapa
21
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
penting laptop bagi kehidupan saya? Apakah
fungsinya masih bisa digantikan oleh komputer
yang sudah ada?
Mulailah saya merekonstruksi
pemikiran saya tentang keinginan tadi. Saya
harus realistik, makanya saya berusaha jujur
dalam menjawab pertanyaan yang saya ajukan.
Ternyata saya masih bisa bekerja
sebagai penulis walau tanpa laptop. Ini
disebabkan karena saya diberi fasilitas komputer
di meja kerja. Jika ingin menulis di rumahpun,
saya bisa menggunakan komputer yang ada. Di
rumah dan kantor saya tetap bisa menulis.
Saya pun harus menguji asumsi-asumsi
yang saya munculkan. Pertama, saya perlu
laptop karena supaya saya bisa bekerja saat
tugas luar kota. Asumsi ini sekarang sudah tidak
berlaku lagi. Pindahnya saya ke divisi R&D
membuat saya lebih banyak berada di ruangan.
Saya sudah tidak berhubungan langsung dengan
para penulis di luar kantor. So, semakin kecil
kemungkinan saya mendapat tugas luar kota.
Apalagi berdasarkan pengalaman, saya pun
selama ini tidak sempat menulis selama dinas
luar. Jadi asumsi pertama itu patah.
22
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Kedua, saya perlu laptop agar saya bisa
bekerja saat pulang kampung. Setelah ada kereta
prameks, saya memang sering pulang kampung.
Karena mudah mengakses layanan ini, hampir
setiap acara keluarga saya berusaha ikuti. Nah,
pada waktu di kampung, ternyata saya lebih
banyak menghabiskan waktu untuk berkumpul
bersama orang tua dan sanak saudara. Saya
nyaris tidak menggunakan sebagian waktu
mudik untuk menulis. Sementara untuk sekedar
menyapa teman-teman di dunia maya bisa saya
lakukan menggunakan handphone.
Dari sini saya menyimpulkan bahwa
saya ternyata belum membutuhkan laptop.
Fungsinya sebagai alat kerja masih bisa diambil
alih oleh dua komputer yang ada di kantor dan
rumah. Setelah berpikir objektif tadi,
alhamdulillah sekarang keinginan itu sudah
tidak membebani pikiran.
Barangkali Anda pernah merasakan
beratnya menggendong keinginan. Ketika
keinginan itu semakin membebani benak kita,
cobalah untuk menurunkannya dari gendongan.
Pandanglah keinginan itu dengan seksama, lalu
jawablah dengan jujur seberapa besar nilai
barang tersebut bagi kehidupan kita.
23
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Kesadaran akan arti barang tersebut,
memudahkan kita mengambil sikap yang tepat.
Jika suatu keinginan nampak berkilau karena
manfaat abstrak yang akan kita dapatkan
(misalnya gengsi), lebih baik Anda tinggalkan
keinginan tadi. Gunakan energi Anda untuk
menyelesaikan urusan lain yang lebih penting.
Sebaliknya, jika dialog jujur Anda
menyimpulkan barang tersebut harus ada agar
kehidupan Anda berjalan lancar, berarti
keinginan itu sudah naik status menjadi
kebutuhan. Mau tidak mau, Anda harus
berusaha memenuhinya.
Berkaitan dengan kebutuhan, kita harus
lebih banyak bersyukur. Tanpa kita sadari,
sebenarnya Allah swt sudah memenuhi setiap
kebutuhan hidup kita. Oksigen tersedia secara
cukup bagi kita tanpa kita harus memintanya.
Jantung, hati, otak, dan semua organ tubuh kita
bekerja normal tanpa kita harus memintanya.
Begitu pula kebutuhan akan rasa aman,
pertemanan, dan keharmonisan.
Ternyata jauh lebih banyak kebutuhan
yang sudah disediakan Allah swt bagi kita tanpa
harus memintanya secara rinci. Kalau sudah
demikian, maka nikmat apa lagi yang berasal
24
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
dari Tuhanmu yang engkau dustakan? Fabi ayyi
alaa irobbikuma tukaddzibaan.
25
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Cintailah
Dengan
Sewajarnya
„Cintailah apa yang kau cintai dengan sewajar-
nya, sebab sesungguhnya suatu ketika yang
kamu cintai itu akan meninggalkanmu.‟
Begitulah salah satu pesan yang Jibril
sampaikan kepada Nabi Muhammad saw.
Walaupun pesan tersebut disampaikan kepada
Rasulullah, namun esensi pesan tadi juga ber-
laku bagi semua umat manusia. Artinya, hikmah
pesan itu melampaui masa dan tetap konteks-
tual hingga akhir zaman nanti. Sekarang, bagai-
mana kita dapat menerapkan hal tersebut
sebagai panduan hidup?
Barangkali kita perlu mengenali hal-hal
yang kita cintai terlebih dahulu. Allah swt per-
nah berfirman dalam al qur‟an tentang hal ini.
Dalam pandangan manusia, harta benda, kekua-
saan, wanita, dan keturunan nampak sangat
indah. Karena pemikiran tersebut, manusia
26
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
berusaha untuk memilikinya sebanyak mungkin.
Sayangnya, hal-hal tadi tidak tersedia seimbang
dengan jumlah manusia di dunia.
Perhiasan dunia itu harus diperebutkan
untuk dapat memilikinya. Nah, di sinilah mulai
muncul masalah. Adanya nafsu sebagai piranti
dasar dalam tubuh manusia mendorong kita
mengerahkan segala daya untuk memiliki per-
hiasan dunia sebanyak-banyaknya. Tindakan
yang dilakukan pun sering melanggar aturan
hidup. Akibatnya, hak-hak orang lain terampas
dengan sengaja maupun tidak.
Gara-gara ingin memiliki handphone,
seorang pemulung mencurinya dari teras rumah.
Cinta yang ditolak membuat seorang laki-laki
nekat menggagahi wanita yang dia kejar. Sikap
terlalu sayang kepada anak mendorong seorang
ibu bertindak overprotective. Itu hanya sebagian
contoh yang bisa kita jumpai.
Perilaku „cinta buta‟ tidak hanya mem-
bawa kerugian dalam hubungan antarpribadi.
Pada tataran kehidupan bermasyarakat, perilaku
ini juga akan membawa kerugian bagi orang-
orang di sekitarnya. Contohnya, sikap destruktif
para pendukung calon pimpinan daerah. Karena
jagonya kalah dalam pilkada, massa pendukung
merusak fasilitas umum. Mereka juga menye-
27
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
rang pihak lain yang dianggap merugikan. Tin-
dakan tersebut tentu saja melanggar hak-hak
orang lain.
Di sinilah kita perlu bertindak cerdas
guna mengontekstualkan hikmah di balik pesan
Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw.
Kita harus memiliki kendali atas nafsu yang
sudah terinstall dalam jiwa kita. Kita harus
sadar batas-batas perilaku yang diizinkan guna
meraih semua yang kita inginkan. Kesadaran ini
menjadi rem agar perilaku kita tidak melampaui
batas. Hak-hak orang lain pun tidak kita
langgar.
Lantas, apa yang diperlukan untuk
memiliki pengendalian diri yang kuat? Dalam
pemikiran saya, kita tidak boleh mengabaikan
kata hati. Hati akan mengingatkan kita tentang
aturan hidup yang telah ditetapkan Allah swt.
Berdialog dengan hati perlu kita lakukan
supaya usaha meraih perhiasan dunia tetap
sesuai dengan panduan Allah. Jika sering
berdialog dengan hati, kita menjadi lebih peka
terhadap kondisi orang lain. Dengan meng-
hiraukan suara hati, kita akan bisa bertindak
adil, tepat, dan tidak merusak keseimbangan
tata kehidupan di alam semesta.
28
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Mendengarkan suara hati akan
mengingatlan kita bahwa dunia ini hanyalah
permainan belaka. Segala perhiasan dunia yang
susah payah kita perjuangkan lalu kita pertahan-
kan mati-matian toh tidak akan menyertai
perjalanan panjang kita menghadap Sang
Khalik. Maka, sepatutnya kita berusaha memili-
kinya dengan cara yang benar agar barokahnya
tidak hilang.
Perhiasan dunia yang memiliki barokah
besar akan mendorong kita untuk lebih tekun
mendekat kepada Allah. Sebaliknya, perhiasan
dunia yang tidak mengandung barokah, justru
akan menjauhkan diri kita dari Allah swt.
Naudzubillahi min dzalik.
29
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Di Bawah
LangitMu
Kami
Bentangkan
Sajadah
Fasilitas yang terbatas bukan halangan
bagi warga perumahan tempat saya untuk
menuai pahala ramadhan. Ya, walaupun
perumahan sudah memasuki tahun kedua aktif
dihuni, namun keberadaan masjid masih samar-
samar. Katanya, sih, sudah ada rencana posisi
masjid di sini. Namun, setiap kali warga
menanyakan posisi itu, pengembang tidak bisa
menunjukkannya secara pasti. “Belum pasti,
pak, karena master plan-nya masih terus
disempurnakan.” Begitu kilah mereka.
Keberadaan masjid sangat kami
perlukan untuk dapat melaksanakan sejumlah
kegiatan. Anak-anak kami perlu tempat untuk
belajar memahami al qur‟an. Sebagai awalan,
30
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
saat ini mereka belajar al quran dua kali dalam
sepekan. Ibu-ibu pun tidak mau ketinggalan.
Mereka juga mengadakan majelis taklim sebulan
sekali. Begitu pula bapak-bapaknya. Selama ini
warga memanfaatkan rumah yang dipinjamkan
oleh pengembang.
Pada Ramadhan 1431 H, warga peru-
mahan sepakat mengadakan kegiatan tarawih
bersama. Inilah puasa pertama yang akan
dijalani sebagian besar warga kompleks saya.
Tentu saja kami berharap dapat menjalan-kan
ibadah dengan penuh semangat.
Bukan tanpa alasan jika tarawih bersa-
ma disepakati oleh sebagian besar warga.
Pertama, karena bulan puasa bulan mendulang
pahala dari ALLAH swt. Kami berharap dapat
memanfaatkan kesempatan emas ini untuk lebih
dekat padaNYA. Kedua, meneladankan motivasi
beribadah pada anak-anak kami. Ketika melihat
bapak-ibunya sholat tarawih berjamaah, sema-
ngat beribadah anak-anak pun akan ikut
bergelora. Inilah contoh simpel keteladanan
yang kami maksudkan. Ketiga, menjaga
keamanan lingkungan. Kompleks perumahan
kami tidak berbentuk kluster. Belum ada regu
satpam yang berjaga di tiga pintu masuk.
Penghuninya pun baru sekitar 30-an orang.
Dengan kondisi yang terbuka tentu mudah bagi
31
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
orang berniat jahat untuk masuk ke kompleks
perumahan. Berdasarkan informasi, tidak jarang
pelaku kejahatan menjalankan aksinya saat
rumah dalam keadaan kosong karena ditinggal
beribadah. Jika menggelar tarawih bersama di
dalam kompleks, niscaya faktor-faktor penarik
terjadinya kejahatan dapat dieliminir.
Permasalahannya rumah yang dipin-
jamkan pengembang dinilai tidak bisa diguna-
kan. Rumah itu terlalu sempit. Duh, gimana
nih?
Bermodalkan semangat dan kebersa-
maan, kami sepakat memanfaatkan lahan paling
representatif yang ada. Bukan lapangan, karena
bakal lapangannya masih berupa gerumbul
semak-semak. Lantas apa? Jalan kompleks.
Inilah tempat yang paling tepat dipilih.
Terbentang sepanjang kompleks, lebarnya 4
meter, dan sudah dipaving. Jadi, bisa memuat
banyak orang dan tidak jeblok saat hujan.
Akhirnya, sebuah tenda biru kami
dirikan. Tenda itu bekas sumbangan waktu
gempa melanda Klaten di Mei 2006 dulu.
Ukurannya yang 4x4 meter masih bisa ber-
tambah karena setiap sisinya bisa direntangkan.
32
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Tikar-tikar digelar. Bahkan, sebuah
spanduk plastik bekas background acara wisuda
pascasarjana juga kami manfaatkan sebagai alas
sholat. Di sinilah warga perumahan kami
menyelenggarakan tarawih.
Ada nuansa lain yang saya rasakan saat
sholat di tempat terbuka. Kami tidak terasa
gerah karena angin leluasa menyapa. Tidak
bakal keringatan walau imam tarawih ngebut.
Selain itu, bisa merasakan suasana
alam. Bintang dan bulan bisa kami saksikan
dengan jelas. Titik-titik terang itu begitu indah
menghiasi langit malam yang pekat. Sungguh
besar kekuasaan ALLAH, Sang Khalik. Inilah
waktu yang tepat untuk lebih memahami
ayatNya: sungguh di balik penciptaan langit dan
bumi, dan bergantinya malam dan siang,
terdapat tanda-tanda bagi ulil albab (orang yang
berpikir). Yaitu orang-orang yang selalu
mengingat Allah ketika dia berdiri maupun
berbaring, dan selalu berpikir tentang
penciptaan langit dan bumi. Mereka lalu
berkata,” Rabbana, ma khalaqta hadza bathila,
subhanaka, wa qina ‘adzaabannaar.”
33
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Fb for
Dakwah
Apa yang Anda pikirkan? Begitulah
pertanyaan pancingan yang muncul setiap kita
masuk dalam beranda facebook. Ini pertanyaan
sederhana, tapi jawabannya bisa jadi tidak
sederhana. Bahkan sering kali saya termenung
sejenak untuk dapat menjawab pertanyaan tadi.
Muncullah pertanyaan, “Sebaiknya aku menulis
apa, ya?”
Otak saya lalu bekerja menyeleksi satu
dari tumpukan pengalaman harian saya. Saya
pilih pengalaman yang berkesan dalam dan bisa
memancing komentar teman-teman. Bagaima-
napun, komentar teman bermakna dalam. Bagi
facebooker, komentar dapat dimaknai sebagai
bentuk perhatian teman kepada kita. Tentu
Anda ingin mendapat banyak komentar dari
teman saat meng-update status, bukan?
Jika pengalaman harian tidak ada yang
berkesan, berarti muncul masalah bagi saya. Apa
yang harus saya tulis, nih? Cara yang paling
mudah adalah membaca tulisan-tulisan orang
34
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
lain. Dari sini biasanya muncul ide tulisan.
Mungkin berupa tanggapan atas tulisan teman.
Mungkin berupa paparan lain dari satu tema
yang telah diangkat tadi. Intinya, supaya bisa
menulis, kita harus banyak membaca.
Supaya menarik, postingan harus
bergizi. Status yang bagus akan membawa
manfaat bagi orang yang membacanya. Dari sini
saya berpikir bahwa kita bisa menggunakan fb
sebagai sarana dakwah. Ini media yang tepat
untuk saling bekerja sama dalam melakukan
kebajikan. Di sisi lain, juga sarana untuk
bersama-sama mencegah diri dari perbuatan
buruk.
Ketika ada pembaca yang tergerak
hatinya setelah membaca status kita, maka kita
pun telah berinvestasi kebaikan. Insya Allah kita
mendapat pahala sebagaimana orang yang
melakukan kebajikan tersebut. Fastabiqul
khoirat. Mari manfaatkan fb untuk dakwah.
Unggah status yang bergizi dan dapat
memotivasi teman kita berbuat kebajikan.
35
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Awas,
Terjebak
Ritual
Ramadhan!
Euforia ramadhan sudah mereda. Gegap
gempita yang mengekspresikan kebahagiaan
menyambut datangnya bulan penuh barokah ini
tidak lagi terasa sekuat kemarin. Tidak percaya?
Coba perhatikan kondisi masjid di lingkungan
Anda. Seberapa jauh kemajuan yang terjadi?
Maksud saya, apakah kondisi shof
jamaah sholat masih seperti pekan lalu? Waktu
itu hampir setiap masjid dipenuhi orang yang
ingin melaksanakan sholat tarawih berjamaah.
Sampai-sampai takmir memasang tenda di
halaman masjid agar jamaah yang membludak
itu tidak kehujanan. Sekarang Anda bandingkan
kondisinya. Ternyata sebagian masjid sudah
mengalami kemajuan. Tenda-tenda sudah tidak
lagi berisi jamaah. Bahkan di barisan belakang,
tersedia cukup ruang bagi anak-anak usil untuk
menggelar perang-perangan.
36
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Jumlah jamaah sholat subuh pun
menyusut. Tampaknya tinggal menghitung hari
saja untuk melihat kembalinya kondisi masjid
pada keadaan „normal‟ -kondisi di luar bulan
ramadhan-.
Menyusutnya barisan sholat juga
berimbas pada berkurangnya peserta tadarus al
qur‟an. Di awal ramadhan, kita yang enggan
membaca al Qur‟an -karena „grothal-grathul‟
mengejanya- masih bersedia menyimak
pembacaannya oleh orang lain. Namun lama-
lama menyimak pun terasa melelahkan.
Daripada bengong, banyak yang memilih
melipat sajadah lalu menonton aksi para bintang
di televisi.
Fenomena semacam ini selalu terulang
setiap Ramadhan. Dari hari ke hari, peserta
pelatihan kamp Ramadhan tereliminasi.
Mengapa bisa terjadi?
Menurut saya, hal itu terjadi sebagai
akibat terjebaknya jiwa kita pada ritual
Ramadhan. Kita menjalankan ibadah karena
banyak orang melakukannya. Kita berpuasa
Ramadhan karena teman-teman berpuasa. Kita
sholat tarawih berjamaah karena tetangga
berbondong-bondong pergi tarawih di masjid.
37
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Kita ikut tadarus al qur‟an karena malu dianggap
bukan orang sholih.
Besarnya faktor eksternal yang
memengaruhi motivasi ibadah kita membuat
setiap tindakan kita tidak melibatkan hati.
Nyaris tidak ada alasan transendental yang
menghubungkan jiwa kita dengan Allah swt.
Rubuh-rubuh gedhang. Begitu ungkapan orang
Jawa untuk menggambarkan kondisi tersebut.
Lantas, siapa orang yang tidak terjebak
pada ritual Ramadhan? Mereka ialah orang-
orang yang mampu menangkap hikmah
Ramadhan. Mereka inilah orang yang selalu
merindukan Ramadhan.
Kerinduan tersebut bukan tanpa alasan.
Ramadhan itu bulan yang istimewa. Di
penghujung Ramadhan Allah swt menjanjikan
kemenangan yang besar bagi umat manusia.
Wujudnya berupa pembebasan seorang hamba
dari api neraka. Barang siapa yang bisa
memanfaatkan peluang emas ramadhan untuk
mendekat kepada Allah swt, niscaya Allah akan
memberikan ampunan baginya dari segala dosa
yang pernah dilakukan. Kondisi bersih kita
bagaikan kondisi bayi yang baru lahir.
38
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Nah, para perindu Ramadhan
menyadari betapa besar dosa yang dia perbuat
selama ini. Mumpung bertemu Ramadhan,
mereka berusaha menggapai ampunan Allah swt
melalui jalan takwa. Mereka berusaha
mengerjakan segala yang diperintahkan Allah
swt, dan menjauhi segala yang dilarangNya.
Motivasi yang mereka miliki menguatkan diri
untuk tekun memanfaatkan setiap hembusan
nafas dengan ibadah.
Bagaimana halnya dengan diri kita?
Apakah kita berharap dijauhkan dari api neraka
oleh Allah swt? Jika iya, kita perlu mengubah
pola pikir kita tentang Ramadhan. Mari pahami
Ramadhan sebagai peluang emas untuk
mendapatkan ridho Allah swt. Ingatlah, kita
tidak tahu apakah masih akan diberi
kesempatan bertemu Ramadhan mendatang.
Siapa tahu ini Ramadhan terakhir yang kita
miliki. Oleh karena itu, syukurilah kesempatan
emas ini dengan meningkatkan kualitas
ketakwaan kita. Caranya, dengan selalu
melibatkan hati dalam setiap ibadah dan
muamalah yang kita lakukan. Luruskan niat
setiap akan melakukan kebajikan. Niscaya setiap
langkah kita menjadi langkah untuk mendekat
kepada Allah swt. Waspadalah! Jangan biarkan
jiwa kita terjebak pada perangkap ritual
Ramadhan.
39
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Puasa,
Peluang
Mengubah
Diri
Selama ini umat muslim meyakini
bahwa ada kuasa Allah sebagai penentu akhir
dari usaha yang kita lakukan. Allah bisa dengan
mudah menentukan keberhasilan suatu upaya
manusia. Sebesar apapun upaya yang kita
lakukan, jika tidak diizinkan Allah untuk terjadi,
niscaya tidak akan bisa terjadi.Iinilah logika
yang mendasari upaya kita berdoa, memohon
kepada Allah.
Dalam bulan Ramadhan, terdapat saat-
saat yang diijabahi oleh Allah. Apabila kita
berdoa pada saat-saat tersebut, kemungkinan
besar akan dikabulkan olehNya. Tahukah Anda
saat-saat ijabah itu?
1. Waktu berbuka puasa
Saya biasa berdoa pada saat buka puasa.
Ini salah satu waktu favorit untuk berdoa. Tidak
40
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
ada yang menghalangi sampainya doa kita
kepada Allah swt. Saya yakin banyak sekali
keinginan yang memenuhi benak kita. Selain
keinginan, juga kebutuhan hidup yang terus
bertambah.
Nah, saat berbuka harus dimanfaatkan
untuk berdialog dengan Allah. Mari kemukakan
keinginan dan kebutuhan hidup kita padaNya.
Insya Allah harapan tersebut akan terwujud.
2. Waktu sehabis sholat
Apa perlu berdoa sehabis sholat?
Pertanyaan ini pernah dilontarkan seorang
teman. Menurutnya, sholat itu sudah berisi
segala permohonan terbaik yang kita ajukan
pada Allah. Permohonan tersebut terangkai
dalam bacaan-bacaan sholat dari takbiratul
ikram sampai salam. Kata teman tadi, semua
pengharapan kita sudah terangkum di dalamnya
sehingga kita tidak perlu menambahinya dengan
doa yang lain.
Okelah jika dia berpikir demikian. Akan
tetapi, saya tetap lebih mantap jika bisa
mengajukan permintaan khusus saya kepada
Allah lewat doa. Bukan berarti Allah tidak tahu
kebutuhan hidup kita. Namun, Allah ingin
melihat seberapa besar pengharapan kita
kepadaNya. Ketika kita berdoa, memohon
41
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
pertolongan Allah untuk dapat memenuhi
keperluan hidup kita, menurut hemat saya ini
satu bukti kuat bahwa kita punya pengharapan
yang sangat besar padaNya. Artinya, kita
mengakui ketidakberdayaan diri ini dalam
mewujudkan harapan. Tanpa pertolongan Allah,
mustahil apa yang kita usahakan dapat berhasil.
3. Sepertiga malam terakhir
Setiap dini hari kita bangun untuk
makan sahur. Saat itulah ujung dari sepertiga
malam terakhir. Allah swt menegaskan bahwa
waktu tersebut sebagai masa emas untuk
memohon kepadaNya. So, mari manfaatkan
waktu makan sahur untuk berdoa pula.
Mohonlah segala yang menjadi kebutuhan hidup
kita. Niscaya Allah akan mengabulkannya.
4. Waktu antara dua khutbah jumat
HariJjumat umat muslim diwajibkan
sholat jumat. Seluruh perniagaan ditinggalkan
sejenak untuk menunaikan kewajiban ini. Nah,
ada yang istimewa dalam ibadah sholat jumat.
Ternyata waktu antara dua khutbah umat
merupakan saat yang makbul untuk berdoa.
Ketika khotib duduk di antara dua khutbah,
berdoalah kepada Allah. Mohonlah hal-hal yang
menjadi harapan kita. Saat itu, terbuka tabir
42
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
yang membuat jarak antara kita dengan sang
pencipta.
Kombinasi antara usaha dan doa
menjadi syarat terpenuhinya harapan kita.
Mumpung kita berjumpa bulan Ramadhan,
manfaatkan setiap relung waktunya untuk
berikhtiar mewujudkan harapan. Gunakan
waktu-waktu ijabah untuk berdoa kepadanya.
Inilah rahasia banyak orang dapat mengubah
nasib diri dan keluarganya menjadi lebih baik.
Bukankah Allah menyuruh kita memohon
kepadaNya? Bahkan Allah menyebut makhluk
yang tidak berdoa itu sombong.
43
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Hari Ini
Istimewa
Bagi Kami
“Selamat hari jadi, Yah.” Senyum manis
terlukis di wajah cantik itu. Binar kebahagiaan
memancar dari matanya yang indah. Saya pun
berusaha memberikan senyuman setulus hati
bagi wanita yang setia bersama membangun
mahligai rumah tangga.
Ini memang hari istimewa bagi kami.
Enam tahun yang lalu kami mengikat janji
untuk menyempurnakan separuh agama.
Tanggal 3 Agustus 2005 jatuh di hari Rabu. Kini
tanggal dan bulan yang sama jatuh pula pada
hari Rabu. Di pekan pertama bulan Ramadhan
pula. Sungguh suatu kebetulan yang sangat
indah untuk dikenangkan.
Pikiran saya mencoba menyusuri
kembali jejak perjalanan kami berdua.
Hubungan ini berawal dari keisengan teman
mengenalkan saya lewat telepon. Saat itu teman
saya bekerja di tempat yang sama dengan gadis
44
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
itu. Upaya saling mengenal pribadi masing-
masing kami lanjutkan via email dan
handphone. Inilah sarana yang kami pilih untuk
mendekatkan jarak ratusan kilometer antara
Jakarta dan Klaten. Pemikiran yang dia
lontarkan dalam sejumlah obrolan semakin
memantapkan niat saya unuk menikah
dengannya. Saya merasa telah mendapatkan
jawaban atas doa yang sekian lama saya
mohonkan kepada Allah swt.
Sejumlah peristiwa menghiasi
perjalanan rumah tangga kami. Satu persatu
harapan kami dipenuhi oleh Allah.
Alhamdulillah, Allah swt. menitipkan seorang
putra guna mendewasakan kami. Tingkah polah,
keceriaan, serta sikap cerdas Dzaky menghiasi
rumah kami yang sederhana. Walaupun Dzaky
masih anak-anak, kami berusaha memosisikan
dia sebagai pribadi utuh. Dengan sepenuh hati,
kami berusaha mengolah potensi yang Dzaky
miliki. Namun bukan berarti kami memanjakan
anak. Ketika harus bersikap tegas, sedapat
mungkin kami sampaikan lewat bahasa cinta.
Ternyata langkah sederhana itu mampu
menghidupkan hati Dzaky. Sikap empati selalu
dia tunjukkan kepada teman tatkala bermain.
Dzaky juga tidak segan meminta maaf jika
berbuat salah.
45
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Peristiwa 24 Desember 2010 menjadi
ujian kedewasaan dalam keluarga kami. Selepas
sholat Jumat, saya ditabrak orang dari belakang.
Saya pun mesti menjalani operasi patah tulang
kaki kanan. Selama belasan hari saya dirawat di
rumah sakit. Istri sayalah yang selalu
mendampingi saya.
Sikap tegar dia tunjukkan agar saya bisa
melewati fase itu dengan sabar. Trauma
berkendara harus dia kalahkan agar bisa tiba ke
sejumlah apotek untuk menebus obat saya. Yang
paling berat dirasakan ialah keharusan untuk
meninggalkan Dzaky di rumah. Mengingat
selama ini Dzaky selalu bersama ibunya. Ketika
saya di rumah sakit, Dzaky hanya bertemu
ibunya di pagi hari. Itupun hanya 2-3 jam.
Untung ada nenek, bulik, dan Nada yang sengaja
datang ke Klaten untuk menemani Dzaky.
Kehadiran keluarga besar membantu anak saya
segera menyesuaikan diri dengan perubahan
keadaan.
Menginjak bulan kedelapan pasca
kecelakaan, rutinitas belum berubah. Dengan
menggunakan kruk saya melakoni aktivitas
harian. Saya berangkat kerja membonceng
teman. Sore harinya istri dan anak saya yang
menjemput. Terapi mesti saya jalani sepekan
46
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
sekali. Setiap bulan saya mesti memeriksakan
perkembangan kesehatan pasca operasi. Ke
mana-mana kami berboncengan motor bertiga.
Alhamdulillahi Rabbil Alamin. Itulah
ungkapan yang paling tepat saya haturkan
kepada Allah swt. Enam tahun mengarungi
bahtera rumah tangga semakin menguatkan
ikatan batin kami. Dari istri, saya belajar
bersikap sabar dan optimis. Dari Dzaky, saya
bertekad menjadi ayah yang layak diteladani.
Dari orang-orang yang mencintai saya, saya
belajar tentang keikhlasan pengorbanan.
Sungguh sempurna skenario hidup yang Allah
rancang bagi kami sekeluarga.
47
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Berburu
Obralan
Akhirat
Alhamdulillah, sudah sampai di hari ke-
23 bulan Ramadhan 1432 h. Saya merasakan
waktu berlalu begitu cepat. Tahu-tahu tinggal
seminggu lagi Ramadhan ini. Padahal saya
merasa belum optimal beribadah dalam satu
bulan ini.
Ah, memang benar saran Rasulullah
dulu. Di penghujung Ramadhan, Rasulullah dan
para sahabat semakin mengetatkan ikat
pinggang untuk beribadah. Fokus mereka hanya
memanfaatkan semua sisa waktu untuk
beribadah. I‟tikaf di masjid menjadi agenda
utama. Tilawah al quran menghiasi hari-hari
mereka. Sementara shadaqah dan amal sholih
lain dipebanyak. Semua tindakan itu
dimaksudkkan untuk meraih keutamaan
Ramadhan.
Umat muslim yang berilmu meyakini
Ramadhan sebagai bulan obral ganjaran dan
48
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
ampunan Allah. Keyakinan itu lahir dari fakta
bahwa amalan ibadah di Ramadhan
dilipatgandakan oleh Allah. Yang sifatnya
sunnah bisa bernilai sebesar wajib bagi yang
melakukannya. Apalagi ada malam lailatul qadr
di sepertiga akhir bulan Ramadhan. Lailatul
qadr ditegaskan Allah sebagai malam yang lebih
bagus daripada seribu bulan. Artinya, setiap
amal kebajikan yang dilakukan di malam itu
akan diperhitungkan sebagai amalan yang
dilaksanakan selama 1000 bulan. Bukankah ini
suatu bukti mahamurah-nya Allah kepada umat
muslim?
Namun pada saat ini keyakinan
mayoritas umat muslim sudah berubah.
Ramadhan dipandang sebagai bulan obral yang
tepat untuk memuaskan nafsu materialnya.
Lihat saja fenomena banjirnya penawaran
dengan diskon besar-besaran di media massa.
Semua barang atas nama gengsi ditawarkan.
Smartphone dan busana mendominasi
penawaran. Barang-barang tersier semacam
inilah yang laris manis diserbu masyarakat.
Kita akan mudah menemukan orang-
orang berjubel mengaduk-aduk keranjang
diskon di supermarket. Sementara yang ingin
tampil dengan gaya terbaru bergegas ke toko
handphone atau dealer motor. Puncak acara
49
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
belanja juga terjadi di sepertiga malam terakhir.
Sayangnya, acara berburu obralan dunia
menghabiskan waktu untuk berburu obralan
akhirat. Naudzubillahi min dzalik.
Ya Allah, jangan engkau hanyutkan
hamba pada kondisi tersebut. Kini hamba
menemukan satu titik hikmah dari kondisi kami
sekarang. Belum tentu kami akan bisa berpikir
untuk optimal memanfaatkan sisa perjumpaan
dengan Ramadhan jika keadaan masih seperti
kemarin. Bisa jadi kami masih akan bergelut
dengan agenda berburu kesenangan dunia
menjelang Idul Fitri ini. Bismillah, kami akan
berubah. Hidup kami akan kami optimalkan
dengan ibadah dan upaya mendekat kepada-Mu,
ya Allah.
***
Tahun lalu warga GTS menggelar
tarawih di tengah jalan. Tahun ini kami bisa
berjamaah tarawih di masjid Umbulharjo.
Bahkan, beberapa di antara kami terlibat aktif
dalam kegiatan takmir masjid selama Ramadhan
ini. Dari pengamatan saya atas penyelenggaraan
tarawih di masjid tersebut, saya menemukan
sejumlah hal yang perlu dibenahi.
50
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Pertama, tentang tata cara sholat
tarawih. Sholat tarawih di masjid itu dilaksana-
kan dengan pola 4-4-3. Maksudnya, 8 rakaat
sholat tarawih lalu ditutup dengan sholat witr 3
rakaat. Sejumlah rujukan hadits yang saya
telusuri menunjukkan bahwa sholat tarawih
semestinya dilakukan setiap 2 rakaat 1 kali
salam. Bukan 4 rakaat dengan 1 kali salam.
Menurut saya, takmir masjid perlu mengubah
pola rakaat sholat tarawih agar sesuai petunjuk
Rasulullah.
Kedua, minimnya penguasaan tajwid
para imam. Ini dapat dilihat ketika mereka
memimpin solat. Bacaan al quran mereka tidak
dilandasi tajwid yang benar. Akibatnya
keindahan bacaan quran tidak terpancar dari
pelafalan mereka. Semestinya yang diminta
menjadi imam sholat ialah mereka yang
memiliki kemampuan membaca al quran
dengan baik. Oleh karena itu sebaiknya imam
yang memimpin sholat itu tetap. Jika bergiliran,
giliran berlaku di antara orang-orang yang
mampu benar. Hal ini penting karena
kemampuan imam membaca secara benar akan
menumbuhkan kemantapan makmum.
51
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Agar
Tidak
Sebatas
Ritual
Ternyata banyak hal yang harus
dibenahi dari praktik keagamaan di masjid al
Akbar Umbulharjo. Keinginan ini ternyata juga
dimiliki oleh Pak Karman, salah satu jamaah di
sana. Dia mengaku baru menjalani ajaran islam
sejak Februari 2012. Ini bermula dari pertemu-
annya dengan seorang di pasar Bayat. Waktu itu,
dia ditanya tentang umur. Selanjutnya, orang
tersebut bertanya, “Lantas, berapa lama waktu
yang sudah digunakan untuk beribadah?” Dari
sinilah hidayah Allah datang. Selanjutnya dia
aktif mendalami ajaran Islam lewat salah satu
forum pengajian di Klaten.
Pembicaraan dengan Pak Karman
mengungkap sejumlah hal yang perlu dibenahi
di masjid Umbulharjo. Pertama tentang sholat
tarawih. Selama ini setiap malam seorang tamu
diundang untuk menjadi imam sholat isya dan
52
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
tarawih sekaligus mengisi kultum. Mereka
berasal dari luar Umbulharjo dengan latar
belakang yang beragam. Sebagian dari mereka
memiliki bekal cukup memadai untuk
menjalankan ketiga peran tersebut. Namun ada
juga yang kemampuan memimpin sholatnya
tidak memadai. Misalnya bacaan tajwid dan
makhroj huruf yang tidak pas. Akibatnya,
bacaan surat menjadi berubah arti.
Makmum yang kebetulan sedikit lebih
mengetahui tentang hal tersebut menjadi kurang
mantap mengikuti sholat berjamaah. Sebaiknya
pelaksanaan sholat tarawih dibenahi. Imam
sholat tetap orang-orang yang sudah paham,
sementara pengisi kultum boleh berasal dari
luar Umbulharjo. Untuk itu, kita perlu belajar
tajwid dan makhroj agar siap menjadi imam
sholat.
Kedua tentang zakat fitrah. Dia pernah
mendapat masukan dari temannya bahwa orang
yang berhak mendapat zakat fitrah sebaiknya
tidak memaksakan diri berzakat. Sementara
takmir lain berpendapat bahwa semua orang
muslim harus membayar zakat fitrah. Perbedaan
pendapat ini sempat meruncing kala kemarin
pagi bakda subuh kita membahasnya di masjid.
Ini memancing rasa ingin tahuku.
53
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Setahuku seorang terkena kewajiban
membayar zakat fitrah apabila memenuhi
beberapa syarat . Tanpa memenuhi salah satu
syaratnya, seseorang gugur kewajiban untuk
membayar zakat fitrah. Syarat yang dimaksud
ialah orang tersebut beragama islam, merdeka,
masih hidup pada malam Idul Fitri, dan
memiliki sisa persediaan makanan sebanyak
minimal 1 sha‟ (2,5 kg) untuk Idul Fitri. Dari sini
alasan yang dikemukakan Pak Karman itu
mendapat penguatan. Sementara pendapat
kedua kemungkinan didasarkan pada hadits
yang mengatakan bahwa zakat fitrah akan
menyempurnakan amal ibadah yang dilakukan
selama bulan Ramadhan serta menghapus dosa
yang kita perbuat selama Ramadhan. Ini
memotivasi setiap orang untuk bisa membayar
zakat fitrah dengan segala cara.
Alhamdulillah, selama ini pengumpulan
dan distribusi zakat fitrah sudah dilakukan di
lingkungan Umbulharjo. Yang menerima bukan
hanya warga muslim, tetapi juga warga
nonmuslim yang kekurangan. Berkaitan dengan
pemberian zakat pada warga nonmuslim, ada
ulama yang menegaskan bahwa mereka tidak
boleh diberi zakat fitrah. Bagaimana menyikapi
praktik yang selama ini berlangsung di
lingkungan ini?
54
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Menurut saya, sebaiknya kita menghim-
bau warga untuk membayar zakat secara suka-
rela. Jangan memaksakan diri membayar zakat
jika kondisi tidak memungkinkan. Selanjutnya
yang mendapat prioritas sebagai penerima zakat
fitrah ialah warga muslim yang fakir dan miskin.
Warga miskin dan fakir dari kalangan non mus-
lim bisa diberi zakat apabila semua warga mus-
lim yang fakir dan miskin sudah menerimanya.
Ketiga tentang harapan yang ingin
diwujudkan lewat masjid Umbuharjo. Saya
membayangkan masjid menjadi pusat aktivitas
warga muslim. Di sini kita bermusyawarah
untuk memajukan lingkungan. Di sini kita
menyatukan kekuatan agar bisa melakukan
kebajikan bagi umat. Program kebajikan diru-
muskan dan dikendalikan lewat musyawarah
orang-orang di masjid. Dengan demikian masjid
akan menjadi makmur dan bisa menelurkan
kebaikan bagi masyarakat.
Untuk itu, perlu langkah yang tertata di
kalangan para pemakmur masjid. Memang ini
hanya sekelompok kecil warga. Namun inilah
thinktank yang akan menjadi agent of change
dari masyarakat di lingkungan sini. So, perlu
pembekalan yang memadai bagi mereka.
55
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Ilmunya harus ditingkatkan. Caranya
dengan melalui kajian dan kaderisasi. Materi
kajian meliputi pengetahuan keislaman dan
keterampilan praktis. Sementara kaderisasi
berkaitan dengan mengolah potensi para remaja
masjid agar mereka menjadi penopang utama
masjid di Umbulharjo.
56
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Bapak
Kembali
di Bulan
Suci
28 Ramadhan 1428 H. Hapeku berbunyi. Nada
dering M35 melonku terdengar begitu keras
dinihari ini. Nama istriku terpampang di
layarnya.
“Assalamu‟alaikum,” sapaku.
“ Waalaikumussalam,” sahut istriku. “Yah, cepat
pulang. Sekarang.”
“Ada apa, sih?” tanyaku sambil melirik jam
dinding. Jam 02.00. Suara orang membangun-
kan sahur dari masjid pun belum terdengar.
“Bapak. Bapak.” Jawab istriku. Nada suaranya
sedikit bergetar.
“Hmm. Apa nggak bisa nunggu sampai besok?
Ini kan hari terakhir masuk kerja,” tawarku.
“Enggak usah. Pulang sekarang aja,” jawab
istriku.
57
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
“Oke, aku kemas-kemas dulu,” sahutku.
Setelah menjawab salam, aku segera
mencuci muka. Ada apa dengan Bapak? Ini
pertanyaan yang menggayuti pikiranku.
Nampaknya kabar penting hingga aku
diharuskan pulang sekarang. Padahal aku
berencana mudik besok pagi. Aku akan naik
motor sendirian karena istri dan anakku sudah
mudik awal pekan kemarin. Tiba-tiba ada kabar
tentang Bapak dari rumah. Sayangnya, istriku
tidak menjelaskannya tadi. Sikapnya kali ini
terasa aneh. Yang kutahu, dia orang yang
rasional dan mampu bersikap tenang.
Sambil makan sahur aku mencoba
menghadirkan Bapak dalam ingatanku.
Beberapa bulan lalu bapak kulihat sehat-sehat
saja. Memang sudah dua tahun bapak sakit
stroke. Serangan itu datang menjelang
pernikahanku. Dari berbagai pengobatan yang
dilakoni, alhamdulillah Bapak sudah bisa
melakukan aktivitas secara mandiri. Walaupun
separuh badan sebelah kanan lumpuh, Bapak
tetap bisa menjalani hari-hari dengan baik.
Sayangnya, lisan Bapak masih terasa kaku.
Sering kali beliau hanya tertawa melihat kami
yang tidak paham dengan kata-kata yang beliau
ucapkan.
58
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
“Bapak kemarin masuk angin. Sekarang
hanya tiduran. Makannya agak susah, makanya
Pak Dokter Syamsul memasang infus buat
Bapak. Tapi alhamdulillah sekarang sudah
membaik.”
Begitu kabar terakhir yang kuterima
dari ibu pertengahan Ramadhan kemarin.
Sekarang aku harus segera pulang. Ada apa
dengan Bapak?
Selesai sahur, aku bergegas merapikan
rumah. Maklum, akan ditinggal mudik sepekan.
Kalau dirapikan sekarang, besok waktu balik
dari kampung kondisi rumahku tidak
berantakan. Beberapa potong pakaian aku
jejalkan ke dalam tas punggung. Helm,
kacamata, slayer, pelindung dada, kaus tangan,
sepatu, dan jaket aku siapkan. Sepucuk surat
izin tidak masuk kerja segera kutulis karena
seharusnya hari ini aku masuk kerja yang
terakhir sebelum libur lebaran.
Pukul 4 pagi, aku siap meluncur. Setelah
mampir di pos satpam untuk menitipkan surat
izin, motor tuaku kupacu kencang. Dua setengah
jam waktu yang kuperlukan untuk menempuh
jarak Klaten – Purworejo. Namun aku berusaha
sampai di rumah secepatnya. Apalagi kondisi
jalan masih cukup sepi.
59
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Satu jam kemudian aku sampai di
Gamping (ujung barat ring road selatan
Yogyakarta). Jalanan menjadi lebih sempit.
Namun, iring-iringan kendaraan yang akan
memasuki Yogya semakin panjang. Di sebuah
masjid selepas Gamping, aku tunaikan sholat
subuh.
Kembali aku memacu kendaraanku.
Kembali pikiranku terusik dengan pertanyaan
tentang kondisi Bapak. Sangat mungkin sakit
Bapak menjadi lebih parah daripada kemarin.
mungkin saja Pak Dokter Syamsul –teman baik
Bapak- semalam terpaksa dibangunkan untuk
memeriksa kondisi Bapak. Mungkin dari hasil
diagnosis, pak dokter menyarankan untuk
membawa Bapak ke rumah sakit. Begitulah
penjelasan yang coba kurangkaikan untuk
menjawab pertanyaanku sendiri.
Akan tetapi, bagaimana kalau kondisi
Bapak lebih buruk daripada itu? Tanpa bisa
kukendalikan, pertanyaan tadi menyusup pula
ke dalam benakku. Ah, tiba-tiba seperti ada yang
merenggut hatiku. Ya Allah, mohon kesembuhan
bagi Bapak agar beliau ikut merayakan
kebahagiaan di hari raya.
60
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Aku berusaha memupus bayangan
terburuk itu dengan berdzikir. Subhanallah
walhamdulillah walaa ilaha illallah wallahu
akbar. Lisanku terus melafalkan puji-pujian
bagi Allah.
Inilah salah satu nasihat yang pernah
beliau sampaikan padaku. “Jika kamu
berkendaraan, jangan lupa berdzikir. Dzikir
membuat hati kita tenang. Kamu pun tidak akan
kehilangan kewaspadaan di jalan.”
Pengalaman berdzikir saat mengendarai
motor membuatku merasa Allah menyertai
perjalananku. Pikiranku menjadi tenang.
Perlahan tapi pasti, pertanyaan itu tidak lagi
menghantui pikiranku. Yang muncul di hatiku
justru sugesti positif untuk menghadapi situasi
di rumah nanti. Seandainya Bapak sekarang
dirawat di rumah sakit, aku pikir inilah yang
terbaik untuk kesembuhan beliau.
Seandainya Bapak tiada pun aku harus
tetap bahagia. Mengapa demikian? Karena
Bapak meninggal di bulan Ramadhan. Ini bulan
yang penuh kemuliaan. Insya Allah beliau
khusnul khotimah. Hatiku bergetar saat
mengamini kemungkinan terakhir tadi. Tanpa
terasa sejalur air bening membasahi pipiku yang
tirus.
61
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Satu setengah jam kemudian kulihat
gerbang masuk desaku, Lugosobo. Hei, ternyata
anakku lagi bermain di dekat gerbang itu.
Rupanya dia bersama istriku dan adik
bungsuku. Senyuman lega terpancar dari wajah-
wajah mereka. Alhamdulillah, hatiku pun
merasa senang. Tampaknya kekhawatiranku
tidak terjadi.
“Pulanglah dulu. Nanti kami menyusul,” pesan
istriku.
Gas motor segera kutarik. Masih ada
100 meter lagi jarak yang harus kutempuh untuk
sampai di rumah. Namun jantungku langsung
berdegup kencang. Bendera warna putih
menggantung di pagar halaman. Aku langsung
paham yang sebenarnya terjadi.
Bapak menyambutku di ruang tamu,
terbaring di atas meja panjang. Secarik kain
batik menutupi muka dan sekujur badan.
Nampak senyuman tersungging di wajah beliau
yang damai. Seolah Bapak menyapaku, ”Kamu
sudah sampai, le? Tidak ada halangan di jalan,
kan?”
Innalillahi wa inna ilaihi rojiuun.
Dalam sholat jenazah yang kutegakkan, aku
62
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
berusaha menangkap makna setiap bacaannya.
Kurendahkan diriku dalam lisan yang
mengagungkan kebesaran-Mu. Kuhayati
permohonan petunjuk yang terangkai dalam
ayat-ayat al fatihah. Kusertakan hati dalam
setiap kata yang memohon ampunan bagi
Bapak.
Ya Allah, berilah ampunan bagi Bapak.
Beliaulah yang telah mengukir jiwa dan raga
kami.
Ya Allah, limpahkanlah kasih sayang-
Mu pada bapak. Sungguh aku menjadi saksi atas
besarnya kasih sayang Bapak kepada buah
hatinya.
Ya Allah, maafkanlah segala kesalahan
Bapak. Selama ini Bapak telah berlapang dada
menerima segala tuntutan dan memaklumi
setiap tingkah polah kami.
Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi
wa’fuanhu. Amin.
63
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
H-1
Lebaran
1431 H
Persiapan mudik
Sebelum mudik, saya ingin kondisi
rumah tertata baik. Dengan demikian, besok
waktu tiba di Klaten, tidak terlalu repot bersih-
bersih. Keinginan tersebut membutuhkan energi
ekstra saya. Itulah kesimpulan yang saya peroleh
dari pengalaman kemarin.
Bayangkan. Saya bangun jam 02.30
WIB. Karena melihat tumpukan pakaian yang
belum rapi, saya segera menyiapkan setrika.
Ternyata di belakang juga terdapat seember
pakaian kotor. Langsung mesin cuci saya
nyalakan. Alhamdulillah aliran listrik rumah
stabil. Setrika dan mesin cuci dapat bekerja
bersamaan.
Jam 06.00 proses bersih-bersih selesai.
Baju setrikaan sudah tertata di lemari pakaian.
64
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Baju basah sudah terjemur di ruang samping.
Gelas piring juga sudah rapi. Sekarang tinggal
berangkat ke tempat Bang Pii di Mayungan.
Saya perlu menitipkan hamster Dzaky yang
berjumlah 7 ekor. Oya, mumpung ke arah utara,
saya sekaligus mau mampir ke tempat Mas
Ihang untuk mengambil 2 galon axogy. Setelah
mandi, saya buru-buru berangkat ke sana.
Sayangnya, saya tidak berhasil
mendapatkan 2 galon axogy karena rumah Mas
Ihang masih terkunci. Para penghuni rumah
belum bangun. Sebuah Toyota Rush warna biru
parkir di halaman depan. Rupanya ada tamu
keluarga.
Karena sudah pukul 06.30 lebih, saya
segera pulang. Wah, ini molor dari rencana
mudik. Semula saya berharap bisa jalan pulang
jam 06.00 ke Purworejo. Diharapkan dua
setengah jam lagi saya tiba di sana. Ternyata
walaupun sudah bangun dari pukul 02.30, saya
baru selesai mengurus rumah pada pukul 07.15.
Saat itulah saya berangkat pulang. Tentu
saja setelah saya mematikan kulkas dan televisi,
menyalakan lampu depan, serta mengunci pintu
dan jendela. Makanan kering saya simpan di rak
makan.
65
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
On the way mudik
Jalanan terasa ramai. Namun karena
saya berjalan melawan arus, saya bisa memacu
kendaraan hingga 80 km/jam. Sebaliknya,
mereka yang datang dari arah Jakarta, harus
berjalan beriringan dalam jarak yang rapat.
Untuk menghindari kemacetan, saya
melintasi ring road selatan Yogya. Memang
jaraknya lebih jauh dibandingkan lintasan yang
membelah kota. Namun, ketika melewati ring
road, saya berada di jalur khusus roda dua yang
cukup lapang dan halus. Saya bisa menarik gas
hingga 60 km/jam. Hasilnya, dua puluh menit
kemudian, saya sudah sampai di Gamping, tapal
batas barat kota Yogya.
Dari sini perjalanan saya lanjutkan
dengan melalui medan yang lebih sempit dan
bergelombang. Ya, jalanan akan naik turun
berkelok-kelok sepanjang Bantul-Sleman-Kulon
Progo.Akan tetapi perjalanan terasa nyaman
karena kondisi jalan yang sudah baik.
Naik motor dengan menempuh jarak
cukup jauh akan terasa mengasyikkan jika ada
teman seiring. Maksudnya sesama pengendara
motor yang akan menuju tempat yang sama
dengan kita. Mengapa demikian?
66
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Menurut pengalaman saya, mereka
teman seperjalanan yang kompetitif. Biasanya
mereka bisa diajak bermain kucing dan tikus.
Ketika jadi tikus, mereka saya kejar. Beberapa
saat kemudian, ganti saya yang mengambil
posisi depan. Mereka saya tinggal di belakang.
Posisi menempel ketat seperti ini
menuntut konsentrasi kita di jalan. Risikonya
cukup besar. Apalagi jalanan ramai. Kita harus
bisa menyelinap di sela-sela barisan kendaraan.
Tahu-tahu tempat tujuan sudah dekat.
Namun saya hanya berani bermain
kucing-tikus di sepanjang jalanan wilayah
Yogya. Begitu masuk wilayah Purworejo, saya
hentikan permainan ini. Penyebabnya karena
jalanan Purworejo lebih sempit dan tidak halus.
Memang lubang di jalan sudah ditambal. Tapi
karena pengerjaannya tidak rapi, justru bisa
mengundang celaka bagi pengendara motor.
Apalagi medannya menembus punggung
perbukitan. So, saya lebih memilih jalan
kencang tapi tidak main kejar-kejaran.
Akhirnya, saya sampai di Lugosobo jam
09.30. Catatan waktu ini hanya lebih cepat 15
menit dibandingkan perkiraan saya.
67
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Jelang hari raya, Saatnya belanja
Perjalanan Lugosobo-Kiyangkong saya
tempuh lewat Pasar Seren. Wah, sekarang
jalannya sudah mulus. Bahkan mendekati pabrik
rokok Sampoerna, jalan diberi garis-garis
pembatas.
Yang lebih menarik perhatian ialah
barang-barang bawaan orang-orang yang pulang
dari pasar. Ada yang berboncengan motor
membawa baby walker. Ada juga yang
membawa sepeda mini untuk anak seusia tk.
Bahkan di jalan menuju Grabag, saya melihat
dua orang dewasa berboncengan motor
membawa sepeda jengki.
Saya tersenyum sendiri. Ternyata
momen lebaran masih dianggap saat yang tepat
untuk memberikan hadiah istimewa bagi
anggota keluarga tercinta.
68
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Keep
Smile,
My
Friend
„jdi iri liat status temenku pada mudik
ke kota berirama pwrjo...smentara kami
malah lebaran yg sgt memprihatinkan
di perantauan... tp life must go
on,forever happen..smga cma kali ni
episode lebaran yg buram...episode hdp
yg harus aq lalui...‟
Begitulah status yang ditulis oleh
sahabat saya pagi tadi. Dia sudah saya kenal
sejak kecil. Maklum kami bertetangga. Sekolah
pun bareng dari TK, SD, SMP, sampai SMA.
Berkat facebook, kami terhubung kembali
setelah lama tidak berjumpa. Sekarang dia
tinggal di Pekanbaru, Riau.
Miris hati saya membaca kabar tersebut.
Tampaknya sahabat saya lagi mengabarkan
rangkaian kisah hidupnya. Saya sebut rangkaian
karena ada benang merah yang menghubungkan
69
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
setiap status facebook-nya. Pekan lalu dia
menulis tentang kegundahannya sebagai wong
cilik saat berhadapan dengan pemegang
kekuasaan. Sepertinya lagi ada masalah di
lingkungan tempat kerjanya.
Beberapa hari kemudian dia menulis
tentang tunjangan hari raya (THR) yang belum
dibagikan. Katanya akan dibagikan setelah
lebaran. Bahkan gaji bulan terakhir pun
terlambat dibayarkan. “Kami mau makan apa?”
gugatnya.
Statusnya yang kemarin berisi
rencananya untuk resign dari tempat kerja yang
dinilai sudah tidak kondusif.
Di penghujung Ramadhan, sahabat saya
justru merasa gundah. Harapannya untuk
membahagiakan anak semata wayangnya di hari
lebaran ini belum kesampaian. Barangkali sang
anak memang tidak menuntut dibelikan baju
baru atau rekreasi ke tempat pelesiran. Akan
tetapi, sebagai orang tua, dia ingin memberi
kebahagiaan bagi si buah hati seperti
kebahagiaan yang dirasakan teman-teman
sebayanya.
Perasaannya menjadi semakin gundah
ketika menyimak status teman-teman yang
70
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
berencana mudik ke kampung halaman. Sebagai
perantau, dia sangat ingin menikmati indahnya
suasana lebaran bersama sanak saudara.
Sayang, keinginan tersebut harus
dipupus saat ini. Hilangnya kesempatan itu
menambah beban hatinya.
Walau keadaan tengah memprihatin-
kan, rupanya sahabat saya tetap memiliki
optimisme. „smga cma kali ni episode lebaran yg
buram...’
Alhamdulillah, dia masih yakin pada
janji yang Allah tegaskan. Sesungguhnya di balik
kesukaran terdapat kemudahan. Beratnya ujian
menandakan semakin dekatnya pertolongan
dari Allah.
Bisa jadi tidak hanya sahabat saya yang
tengah merasa resah menjelang idul fitri.
Mungkin karena keadaan yang tidak sesuai
harapan. Akibatnya, kita tidak bisa berkon-
sentrasi untuk mengakhiri Ramadhan dengan
indah. Indah yang saya maksud ialah kondisi
kita berhasil mengoptimalkan diri untuk
mendekat kepada Allah, sehingga kita
termotivasi untuk me-ramadhan-kan hari-hari
yang akan kita lalui.
71
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Tetaplah sabar, sahabat. Senyumlah
untuk kemenangan besar atas hawa nafsu yang
telah engkau tundukkan.
Ya Allah, kabulkanlah harapan mereka.
Tunjukkan jalan terang baginya untuk menga-
tasi setiap masalah yang tengah dihadapi.
Jangan biarkan keluarga mereka larut dalam
nelangsa.
Singkirkan mendung tebal yang meng-
gantung di langit batinnya agar mentari Idul
Fitri mengantarkan kebahagiaan dalam bilik
jiwanya. Amin.
Taqabalallahu minna wa minkum
Minal aidin wal faizin
Selamat hari raya Idul Fitri
Mohon maaf lahir dan batin
72
Awas,TerjebakRitualRamadhan!
Tentang Tammi
Gambaran tentang diri Tammi Prastowo
semestinya lebih objektif diperoleh dari orang-
orang yang ada di sekitarnya. Namun, dengan
merunut peran yang pernah dimainkan,
mungkin dapat memberi sedikit gambaran
tentang dirinya. Tammi Prastowo terlahir di
Purworejo, 1 Maret 1977. Darah pendidik yang
menitis dari Sang Bapak mendorongnya
menggeluti dunia pendidikan. Berawal dari
trainer di Pelajar Islam Indonesia (PII)
Surakarta, lalu sebagai guru di SMA Diponegoro
Surakarta, hingga menjadi editor dan penulis
buku ajar di PT Intan Pariwara Klaten. Kini
Tammi tergabung dalam tim Research and
Development pada penerbit tersebut.
Ayah dari Akmal Dzaky Mubarok ini tinggal di
Griya Taman Srago A13/26, Gumulan, Klaten.
Anda bisa menghubunginya melalui email
tammi.prastowo@yahoo.com atau di nomor hp.
081 392 017 037.
Tulisan lain dapat Anda baca pada
www.kompasiana.com/tammiprastowo dan
www.rumahdzaky.wordpress.com.

More Related Content

What's hot

Silabus PAI SMP kelas VII
Silabus PAI SMP kelas VIISilabus PAI SMP kelas VII
Silabus PAI SMP kelas VIIEmirita Reta
 
Akhlaq terhadap al quran ppt
Akhlaq terhadap al quran pptAkhlaq terhadap al quran ppt
Akhlaq terhadap al quran pptDen Yk
 
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATHUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATMutiara permatasari
 
Rukun iman dan rukun islam
Rukun iman dan rukun islamRukun iman dan rukun islam
Rukun iman dan rukun islam12110068
 
Kuliah ix kerukunan_antar_umat_beragama
Kuliah ix kerukunan_antar_umat_beragamaKuliah ix kerukunan_antar_umat_beragama
Kuliah ix kerukunan_antar_umat_beragamaAhmadJafar9
 
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuPPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuIbanez Sofadella
 
Iman kepada allah k 13
Iman kepada allah k  13Iman kepada allah k  13
Iman kepada allah k 13misteraans
 
Ppt Bab 1 Al-Qur'an Hadits Kelas VII Semester 1
Ppt Bab 1 Al-Qur'an Hadits Kelas VII Semester 1Ppt Bab 1 Al-Qur'an Hadits Kelas VII Semester 1
Ppt Bab 1 Al-Qur'an Hadits Kelas VII Semester 1vuah vava
 
makalah takhrij hadits
makalah takhrij haditsmakalah takhrij hadits
makalah takhrij haditsFeri Nugroho
 
Resume filsafat ilmu
Resume filsafat ilmuResume filsafat ilmu
Resume filsafat ilmuUCy Rukmana
 
Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)
Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)
Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)Tyo Maulana
 
PPT Sumber Hukum Islam
PPT  Sumber Hukum IslamPPT  Sumber Hukum Islam
PPT Sumber Hukum IslamDewwii Casono
 
Definisi syariat islam
Definisi syariat islamDefinisi syariat islam
Definisi syariat islamArya Ningrat
 

What's hot (20)

Persiapan ramadhan
Persiapan ramadhanPersiapan ramadhan
Persiapan ramadhan
 
Silabus PAI SMP kelas VII
Silabus PAI SMP kelas VIISilabus PAI SMP kelas VII
Silabus PAI SMP kelas VII
 
Akhlaq terhadap al quran ppt
Akhlaq terhadap al quran pptAkhlaq terhadap al quran ppt
Akhlaq terhadap al quran ppt
 
Silabus Kelas 9 Semester Genap
Silabus Kelas 9 Semester  GenapSilabus Kelas 9 Semester  Genap
Silabus Kelas 9 Semester Genap
 
Makalah usul fiqih
Makalah usul fiqihMakalah usul fiqih
Makalah usul fiqih
 
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATHUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
 
Tayamum
TayamumTayamum
Tayamum
 
Rukun iman dan rukun islam
Rukun iman dan rukun islamRukun iman dan rukun islam
Rukun iman dan rukun islam
 
Kuliah ix kerukunan_antar_umat_beragama
Kuliah ix kerukunan_antar_umat_beragamaKuliah ix kerukunan_antar_umat_beragama
Kuliah ix kerukunan_antar_umat_beragama
 
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuPPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
 
Iman kepada allah k 13
Iman kepada allah k  13Iman kepada allah k  13
Iman kepada allah k 13
 
Ppt Bab 1 Al-Qur'an Hadits Kelas VII Semester 1
Ppt Bab 1 Al-Qur'an Hadits Kelas VII Semester 1Ppt Bab 1 Al-Qur'an Hadits Kelas VII Semester 1
Ppt Bab 1 Al-Qur'an Hadits Kelas VII Semester 1
 
makalah takhrij hadits
makalah takhrij haditsmakalah takhrij hadits
makalah takhrij hadits
 
Resume filsafat ilmu
Resume filsafat ilmuResume filsafat ilmu
Resume filsafat ilmu
 
Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)
Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)
Akhlaqul Karimah (Mujahadah,Husnuzan,Ukhuwah)
 
PPT Sumber Hukum Islam
PPT  Sumber Hukum IslamPPT  Sumber Hukum Islam
PPT Sumber Hukum Islam
 
Rukun islam
Rukun islamRukun islam
Rukun islam
 
Definisi syariat islam
Definisi syariat islamDefinisi syariat islam
Definisi syariat islam
 
Ppt materi rukun islam
Ppt materi rukun islamPpt materi rukun islam
Ppt materi rukun islam
 
Tarhib Ramadhan 4.0
Tarhib Ramadhan 4.0Tarhib Ramadhan 4.0
Tarhib Ramadhan 4.0
 

Similar to OPTIMALKAN RAMADHAN

Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Juli 2015
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Juli 2015Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Juli 2015
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Juli 2015Firman Pratama
 
Khutbah Idul Fitri Singkat.docx
Khutbah Idul Fitri Singkat.docxKhutbah Idul Fitri Singkat.docx
Khutbah Idul Fitri Singkat.docxedisusanto92
 
Khutbah IDUL FITRI 1443.pdf
Khutbah IDUL FITRI 1443.pdfKhutbah IDUL FITRI 1443.pdf
Khutbah IDUL FITRI 1443.pdfMENDOTV
 
Majalah kekuatan sugesti edisi 48
Majalah kekuatan sugesti edisi 48Majalah kekuatan sugesti edisi 48
Majalah kekuatan sugesti edisi 48Firman Pratama
 
Azam Tahun Baru!
Azam Tahun Baru!Azam Tahun Baru!
Azam Tahun Baru!frubo
 
majalah-kekuatan-sugesti-Maret- 2023.pdf
majalah-kekuatan-sugesti-Maret- 2023.pdfmajalah-kekuatan-sugesti-Maret- 2023.pdf
majalah-kekuatan-sugesti-Maret- 2023.pdfFirmanPratama12
 
01.03082012 janji dan fasilitas akhirat bagi yg berpuasa di bulan ramadhan
01.03082012 janji dan fasilitas akhirat bagi yg berpuasa di bulan ramadhan01.03082012 janji dan fasilitas akhirat bagi yg berpuasa di bulan ramadhan
01.03082012 janji dan fasilitas akhirat bagi yg berpuasa di bulan ramadhanSuparno Parno
 
majalah-kekuatan-sugesti-maret- 2022.pdf
majalah-kekuatan-sugesti-maret- 2022.pdfmajalah-kekuatan-sugesti-maret- 2022.pdf
majalah-kekuatan-sugesti-maret- 2022.pdfFirmanPratama12
 
Ebook Inspirasi Paytren Ustadz Yusuf Mansur
Ebook Inspirasi Paytren Ustadz Yusuf MansurEbook Inspirasi Paytren Ustadz Yusuf Mansur
Ebook Inspirasi Paytren Ustadz Yusuf MansurInfo PayTren
 

Similar to OPTIMALKAN RAMADHAN (20)

Jiwa positif dan hidup bertuhan vol 3
Jiwa positif dan hidup bertuhan vol 3Jiwa positif dan hidup bertuhan vol 3
Jiwa positif dan hidup bertuhan vol 3
 
J I W A P O S I T I F D A N H I D U P B E R T U H A N V O L 3
J I W A  P O S I T I F  D A N  H I D U P  B E R T U H A N  V O L 3J I W A  P O S I T I F  D A N  H I D U P  B E R T U H A N  V O L 3
J I W A P O S I T I F D A N H I D U P B E R T U H A N V O L 3
 
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Juli 2015
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Juli 2015Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Juli 2015
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Juli 2015
 
Khutbah Idul Fitri Singkat.docx
Khutbah Idul Fitri Singkat.docxKhutbah Idul Fitri Singkat.docx
Khutbah Idul Fitri Singkat.docx
 
Khutbah IDUL FITRI 1443.pdf
Khutbah IDUL FITRI 1443.pdfKhutbah IDUL FITRI 1443.pdf
Khutbah IDUL FITRI 1443.pdf
 
KUMPULAN KULTUM
KUMPULAN KULTUMKUMPULAN KULTUM
KUMPULAN KULTUM
 
Majalah kekuatan sugesti edisi 48
Majalah kekuatan sugesti edisi 48Majalah kekuatan sugesti edisi 48
Majalah kekuatan sugesti edisi 48
 
Azam Tahun Baru!
Azam Tahun Baru!Azam Tahun Baru!
Azam Tahun Baru!
 
majalah-kekuatan-sugesti-Maret- 2023.pdf
majalah-kekuatan-sugesti-Maret- 2023.pdfmajalah-kekuatan-sugesti-Maret- 2023.pdf
majalah-kekuatan-sugesti-Maret- 2023.pdf
 
MARHABAN YA RAMADHAN
MARHABAN YA RAMADHANMARHABAN YA RAMADHAN
MARHABAN YA RAMADHAN
 
Mutiara hexa 2010
Mutiara hexa 2010Mutiara hexa 2010
Mutiara hexa 2010
 
Mutiara hexa 2010
Mutiara hexa 2010Mutiara hexa 2010
Mutiara hexa 2010
 
Ramadhan
RamadhanRamadhan
Ramadhan
 
Tazkirah perhimpunan
Tazkirah perhimpunanTazkirah perhimpunan
Tazkirah perhimpunan
 
Puasa AIK II.pptx
Puasa AIK II.pptxPuasa AIK II.pptx
Puasa AIK II.pptx
 
21 day DOA dan OUASA 2016
21 day DOA dan OUASA 201621 day DOA dan OUASA 2016
21 day DOA dan OUASA 2016
 
01.03082012 janji dan fasilitas akhirat bagi yg berpuasa di bulan ramadhan
01.03082012 janji dan fasilitas akhirat bagi yg berpuasa di bulan ramadhan01.03082012 janji dan fasilitas akhirat bagi yg berpuasa di bulan ramadhan
01.03082012 janji dan fasilitas akhirat bagi yg berpuasa di bulan ramadhan
 
majalah-kekuatan-sugesti-maret- 2022.pdf
majalah-kekuatan-sugesti-maret- 2022.pdfmajalah-kekuatan-sugesti-maret- 2022.pdf
majalah-kekuatan-sugesti-maret- 2022.pdf
 
Ebook Inspirasi Paytren Ustadz Yusuf Mansur
Ebook Inspirasi Paytren Ustadz Yusuf MansurEbook Inspirasi Paytren Ustadz Yusuf Mansur
Ebook Inspirasi Paytren Ustadz Yusuf Mansur
 
Jiwa Positif Dan Hidup Bertuhan Vol 1
Jiwa Positif Dan Hidup Bertuhan Vol 1Jiwa Positif Dan Hidup Bertuhan Vol 1
Jiwa Positif Dan Hidup Bertuhan Vol 1
 

More from tammi prastowo

Dongeng Sebelum Tidur
Dongeng Sebelum Tidur Dongeng Sebelum Tidur
Dongeng Sebelum Tidur tammi prastowo
 
Ketika Musim Jamur Tiba
Ketika Musim Jamur Tiba Ketika Musim Jamur Tiba
Ketika Musim Jamur Tiba tammi prastowo
 
Tamasya ke Negeri Imaji
Tamasya ke Negeri Imaji Tamasya ke Negeri Imaji
Tamasya ke Negeri Imaji tammi prastowo
 
Menggapai Keutamaan Ramadhan
Menggapai Keutamaan Ramadhan Menggapai Keutamaan Ramadhan
Menggapai Keutamaan Ramadhan tammi prastowo
 
Product Knowledge PT Intan Pariwara v2
Product Knowledge PT Intan Pariwara v2Product Knowledge PT Intan Pariwara v2
Product Knowledge PT Intan Pariwara v2tammi prastowo
 
Kata Mutiara Sukses v1
Kata Mutiara Sukses v1Kata Mutiara Sukses v1
Kata Mutiara Sukses v1tammi prastowo
 
SOP Warehouse PT Intan Pariwara v2
SOP Warehouse PT Intan Pariwara v2SOP Warehouse PT Intan Pariwara v2
SOP Warehouse PT Intan Pariwara v2tammi prastowo
 
SOP Branch Office PT Intan Pariwara v2
SOP Branch Office PT Intan Pariwara v2SOP Branch Office PT Intan Pariwara v2
SOP Branch Office PT Intan Pariwara v2tammi prastowo
 
Etiket di Lingkungan Kerja PT Intan Pariwara v3
Etiket di Lingkungan Kerja PT Intan Pariwara v3Etiket di Lingkungan Kerja PT Intan Pariwara v3
Etiket di Lingkungan Kerja PT Intan Pariwara v3tammi prastowo
 
Selayang pandang PT Intan Pariwara Klaten v45
Selayang pandang PT Intan Pariwara Klaten v45Selayang pandang PT Intan Pariwara Klaten v45
Selayang pandang PT Intan Pariwara Klaten v45tammi prastowo
 

More from tammi prastowo (16)

Dongeng Sebelum Tidur
Dongeng Sebelum Tidur Dongeng Sebelum Tidur
Dongeng Sebelum Tidur
 
Ketika Musim Jamur Tiba
Ketika Musim Jamur Tiba Ketika Musim Jamur Tiba
Ketika Musim Jamur Tiba
 
Tamasya ke Negeri Imaji
Tamasya ke Negeri Imaji Tamasya ke Negeri Imaji
Tamasya ke Negeri Imaji
 
Nikmat Terakhir
Nikmat Terakhir Nikmat Terakhir
Nikmat Terakhir
 
Menggapai Keutamaan Ramadhan
Menggapai Keutamaan Ramadhan Menggapai Keutamaan Ramadhan
Menggapai Keutamaan Ramadhan
 
Jaim Itu Penting
Jaim Itu PentingJaim Itu Penting
Jaim Itu Penting
 
Product Knowledge PT Intan Pariwara v2
Product Knowledge PT Intan Pariwara v2Product Knowledge PT Intan Pariwara v2
Product Knowledge PT Intan Pariwara v2
 
Kata Mutiara Sukses v1
Kata Mutiara Sukses v1Kata Mutiara Sukses v1
Kata Mutiara Sukses v1
 
Teamwork
TeamworkTeamwork
Teamwork
 
Motivasi
MotivasiMotivasi
Motivasi
 
Leadership
LeadershipLeadership
Leadership
 
Analisis SWOT
Analisis SWOT Analisis SWOT
Analisis SWOT
 
SOP Warehouse PT Intan Pariwara v2
SOP Warehouse PT Intan Pariwara v2SOP Warehouse PT Intan Pariwara v2
SOP Warehouse PT Intan Pariwara v2
 
SOP Branch Office PT Intan Pariwara v2
SOP Branch Office PT Intan Pariwara v2SOP Branch Office PT Intan Pariwara v2
SOP Branch Office PT Intan Pariwara v2
 
Etiket di Lingkungan Kerja PT Intan Pariwara v3
Etiket di Lingkungan Kerja PT Intan Pariwara v3Etiket di Lingkungan Kerja PT Intan Pariwara v3
Etiket di Lingkungan Kerja PT Intan Pariwara v3
 
Selayang pandang PT Intan Pariwara Klaten v45
Selayang pandang PT Intan Pariwara Klaten v45Selayang pandang PT Intan Pariwara Klaten v45
Selayang pandang PT Intan Pariwara Klaten v45
 

OPTIMALKAN RAMADHAN

  • 1. TAMMI PRASTOWO Awas, Terjebak Ritual Ramadhan!(Meronce Makna Ramadhan Guna Menjadi Pribadi Bertakwa) Kado kecil bagi Anda yang telah menghidupkan jiwaku.
  • 2. 1 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Sepatah Kata Ramadhan selalu hadir dalam hidup kita. Sesuai hitungan umur kita, sebanyak itulah kita diberi peluang emas untuk mendekat kepada Allah swt. Sayangnya, kita tidak selalu optimal menjalaninya. Tanpa terasa Ramadhan pun berlalu, sementara jarak yang terbentang antara kita dengan Sang Pencipta tidak berkurang. Saya mencoba mengais makna Ramadhan yang pernah saya lewati walau dengan akal dan budi yang masih tumpul. Jadilah coretan kecil ini. Namun, coretan ini lebih tepat dimaknai sebagai geremengan saya ketika mengejar hikmah yang bertebaran di bulan Ramadhan. Saya tidak bisa menjanjikan manfaat yang dapat Anda peroleh ketika membaca coretan ini. Akan tetapi, paling tidak saya berharap Anda bisa belajar dari pengalaman Ramadhan yang pernah saya lalui. Dari sini Anda akan bisa menjalani Ramadhan dengan lebih bermakna. Selepas Ramadhan Anda pun menjadi kupu-kupu yang indah dipandang, mengisap madu dari bunga-bunga kebajikan, serta membantu lingkungan Anda menghasilkan sesuatu yang berguna bagi kehidupan. Insya Allah, Anda bisa. Akhirnya, selamat menempa diri di bulan Ramadhan. Semoga Anda menjadi pribadi yang bertakwa. Amin. Tammi Prastowo
  • 3. 2 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Daftar Isi Saatnya Berbisnis Dengan Allah ............................ 3 Agar Tidak Menjadi Zombie .................................. 7 Berapa Nilai Diri Anda? ......................................... 11 Bantu si Kecil Berpuasa .......................................... 13 Nikmat Berbuka, Nikmat Pengendalian Diri ........ 16 Keinginan Tak Selalu Yang Kau Butuhkan ............ 19 Cintailah Dengan Sewajarnya ................................. 25 Di Bawah LangitMu Kami Bentangkan Sajadah ... 29 Fb for Dakwah ......................................................... 33 Awas, Terjebak Ritual Ramadhan .......................... 35 Puasa, Peluang Mengubah Diri .............................. 39 Hari Ini Istimewa Bagi Kami .................................. 43 Berburu Obralan Akhirat ....................................... 47 Agar Tidak Sebatas Ritual ...................................... 51 Bapak Kembali di Bulan Suci ................................ 56 H-1 Lebaran 1431 H ............................................... 63 Keep Smile, My Friend .......................................... 68 Tentang Tammi
  • 4. 3 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Saatnya Berbisnis Dengan Allah 1 Ramadhan 1432 H bertepatan dengan 1 Agustus 2011. Alhamdulillahi Rabbil alamin. Syukur yang begitu besar kepada Allah swt. yang telah memberikan kesempatan untuk bersua kembali dengan bulan Ramadhan. Bulan yang istimewa karena Allah swt. akan melipatganda- kan setiap amal kebajikan yang kita lakukan. Jangankan amalan wajib seperti sholat lima waktu, ibadah sunnah pun bernilai begitu besar. Memang tidak mudah mengkalkulasi besarnya nilai amalan sunnah dan wajib di bulan Ramadhan. Semua penilaian itu terserah kepada Allah swt. Artinya, nilai setiap kebajikan yang kita lakukan hanya Allah yang berwenang menentukan. Bisa jadi dua orang melakukan amalan yang sama. Namun nilai amalan tersebut berbeda. Misalnya, Arman dan Banu masing-
  • 5. 4 Awas,TerjebakRitualRamadhan! masing memberikan shadaqoh 5000 rupiah yang dimasukkan ke kotak amal masjid. Mereka sama-sama berniat ikhlas. Namun ada situasi yang berbeda diantara keduanya. Saat itu Arman memiliki uang di saku 100.000 rupiah. Sementara Banu hanya ada uang 10.000 rupiah. Dengan kondisi semacam ini, di hadapan Allah swt. sangat mungkin nilai shodaqoh Banu lebih tinggi daripada nilai shodaqoh Arman. Banu bershadaqah dengan 50% uangnya, sementara shadaqah Arman hanya 2% dari uang di sakunya. Begitulah analogi sederhana untuk menunjukkan hak prerogatif yang Allah swt. miliki. Dari sini kita bisa mengetahui bahwa nilai suatu ibadah dipengaruhi pula oleh situasi dan kondisi kita saat melakukannya. Ini suatu pilihan yang mesti disikapi dengan cerdas. Apabila kita memilih untuk melakukan amalan yang ringan, maka nilainya pun kecil di hadapan Allah swt. Otomatis ganjaran yang kita terima juga kecil. Demikian pula sebaliknya. Jika kita memilih melakukan amalan yang berbobot, maka Allah swt. akan menilainya sebagai sesuatu yang berharga. Praktis ganjaran yang diterima pun lebih berharga. Bahkan, selama bulan Ramadhan nilai kebaikan yang
  • 6. 5 Awas,TerjebakRitualRamadhan! kita lakukan akan dilipatgandakan sesuai kehendak Allah swt. Berangkat dari kesadaran tersebut, sebenarnya kita sudah tahu bahwa Ramadhan itu bulan perjuangan. Inilah saatnya kita berjuang melakukan kebajikan di setiap hembusan nafas kita. Inilah masa kita berjuang mengoptimalkan waktu dan tenaga yang kita miliki untuk melatih diri menjadi pribadi muttaqin. Jika kita berhasil mengoptimalkan kesempatan bersua Ramadhan ini dengan melakukan banyak kebajikan, insya Allah kita termasuk orang yang diberi umur panjang. Siapa orang yang berumur panjang itu? Orang dikatakan berumur panjang jika dia konsisten melakukan kebajikan dalam masa hidupnya yang terbatas. Percayalah, Ramadhan merupakan masa paling tepat untuk berbisnis dengan Allah swt. Kita manfaatkan waktu dan tenaga yang diberikan Allah swt. untuk beramal sholih. Tentu saja dengan niat untuk meraih ridho Allah swt. Niscaya Allah swt. akan menerima ikhtiar kita dan menukarnya dengan ganjaran besar. Mengapa kita perlu ganjaran tersebut? Karena kita harus mengumpulkan bekal sebanyak
  • 7. 6 Awas,TerjebakRitualRamadhan! mungkin untuk kehidupan akhirat nanti. Barangsiapa memiliki bekal yang cukup, dia akan hidup di akhirat dengan sejahtera. Sekarang, bagaimana dengan Anda?
  • 8. 7 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Agar Tidak Menjadi Zombie "Puasa itu untuk-Ku dan Aku langsung membalasnya. Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum daripada aroma kesturi." (Hadits Muttafaq 'Alaih). Di bulan Ramadhan, hadits tersebut tentu sering Anda dengar. Melalui televisi, surat kabar, spanduk, atau mimbar agama, kita diingatkan tentang keutamaan puasa di bulan suci ini. Seperti yang ditegaskan dalam hadits di atas. Dalam pemahaman saya, terdapat makna yang begitu besar di balik sabda
  • 9. 8 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Rasulullah saw itu. Rupanya puasa dimaksudkan untuk melembutkan hati kita. Segumpal darah dalam jiwa manusia itu memiliki peranan penting dalam kehidupan. Nabi Muhammad menegaskan bahwa hatilah yang menentukan baik-buruk perilaku manusia. Jika hati kita baik, maka baik pula seluruh tindak tanduk, tutur kata, dan sikap kita. Sebaliknya, jika hati ini buruk, maka setiap ucapan dan perbuatan kita hanya membawa kerugian bagi diri dan orang lain. Nah, berpuasa di bulan Ramadhan akan menyeting ulang program hati kita. Selama ini, banyak hati manusia yang sudah beku, bahkan mati. Kondisi tersebut akibat kebiasaan manusia memperturutkan hawa nafsu. Pelan-pelan kita mengabaikan suara hati saat berlomba memperebutkan nikmat duniawi. Demi kekuasaan, kita tega membungkam hati yang setia mengingatkan pada nilai-nilai kemanusiaan. Agar dapat mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, kita rela mengubur hati dengan membenarkan sikap egois yang kita lakukan. Karena hati sering dilecehkan, hati mengeras dan tidak bisa menerima kebenaran yang datang dari ALLAH swt.
  • 10. 9 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Jika kondisi tersebut tidak dihiraukan, akhirnya hati menjadi mati. Manusia lalu bertindak tanpa pertimbangan kata hati. Lantas, apa makna kenikmatan orang berpuasa yang dimaksud oleh hadits di atas? Ternyata terdapat nikmat yang besar di balik kemampuan mengendalikan diri. Menahan makan, minum, dan pelampiasan nafsu lainnya akan membawa kita pada kenikmatan. Ya, puasa memang tidak mematikan keberadaan nafsu dalam diri kita. Nafsu-nafsu itu memang tidak bisa dibunuh karena saya yakin ada manfaat di balik keberadaannya. Selama berpuasa, kita dituntut untuk berlatih mengendalikannya. Jika terkendali, kita akan dapat merasakan manfaat setiap nafsu yang Allah karuniakan. Hal tersebut telah kita rasakan setiap berbuka puasa. Berpuasa sehari tentu mengajarkan kita tentang rasa haus dan lapar. Dua rasa itu menjadi sahabat setia para dhuafa. Dengan berpuasa, kita dapat merasakan apa yang mereka rasakan. Dari sini akan muncul sikap empati terhadap kondisi mereka. Sikap mental positif ini akan diikuti sikap mental positif lain. Kita menjadi lebih ramah terhadap orang lain. Penghormatan yang tulus kita
  • 11. 10 Awas,TerjebakRitualRamadhan! berikan kepada orang-orang di sekitar kita. Kasih sayang kita tebarkan pada mereka yang lebih papa. Hati pun akan mendorong kita untuk berbagi bahagia walau hanya melalui seutas senyuman. Ketika perilaku kita penuh dengan kebajikan, saat itulah kita tengah memandang wajah Tuhan. Allah swt adalah dzat yang menguasai keagungan cinta. Lantaran kasih sayang yang disebarkan manusia, kita dapat merasakan betapa agung cinta yang Allah anugerahkan. Kita dapat melihat wajah Tuhan di balik senyuman hangat, sapaan tulus, dan solidaritas yang ditunjukkan oleh orang-orang yang berpuasa. Tidak heran jika Allah mengambil analogi bahwa bau mulut orang yang berpuasa jauh lebih harum daripada bau minyak kasturi. Wisata ruhani yang tengah kita jalani sekarang sungguh sangat menentramkan jiwa. Karena besarnya rahasia yang ada di balik puasa, Allah swt sendiri yang akan menilai upaya setiap muslim dalam menjalankan perintahNya tadi.
  • 12. 11 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Berapa Nilai Diri Anda? Barangkali ada yang mengukurnya dengan jumlah materi yang ingin diterima. Patokannya hanya sebatas penilaian kita atas potensi dan kemampuan yang ada dalam diri kita. Dari pemikiran ini lahirlah sederet angka yang menurut kita layak diterima sebagai ganti dari kerja yang kita lakukan. Selanjutnya, apabila nilai yang diberikan itu kurang dari yang kita maui, biasanya kita merasa enggan melaksanakan kerja tadi. Kualitas kerja kita turunkan. Lambat-laun kita hentikan kontrak kerja tersebut karena dianggap tidak lagi menguntungkan. Berlandaskan pertimbangan tadi, lahirlah berbagai bentuk kegiatan perdagangan guna memenuhi kebutuhan hidup manusia. Bagaimana jika motivator kita bukan benda, manusia, atau jabatan? Maksud saya,
  • 13. 12 Awas,TerjebakRitualRamadhan! bagaimana jika kali ini kita berdagang dengan Tuhan. Dialah yang menguasai segala aspek kehidupan kita. Bagi orang yang beriman, Tuhan juga tempat meminta segala pengharapan. Apakah kita juga akan dirugikan olehNya? Padahal dalam al Qur‟an, Allah swt menegaskan sifatNya yang Mahaadil. Tidak akan ada orang yang rugi berdagang dengan Allah. Jika Allah menjanjikan keuntungan 1000 kebaikan, maka orang yang memenuhi syaratNya akan menerima keuntungan tersebut utuh. Tidak ada pajak, komisi, atau uang terima kasih yang harus kita haturkan padaNya. Anda yakin tentang hal tersebut, bukan? Berbekal keyakinan tesebut, mengapa kita tidak manfaatkan peluang emas Ramadhan untuk mendulang pahala sebanyak mungkin? Ingatlah, bahwa kita harus selalu berpacu dengan waktu di dunia ini. Waktu untuk berbuat kebajikan ada batasnya. Wujudnya berupa kematian. Ketika kita sampai di batas tersebut, maka kita tidak bisa menundanya walau sesaat. Senyampang kekuatan dan kesempatan itu ada di tangan, mari lakukan kebajikan. Metode ini diyakini ampuh untuk meningkatkan nilai diri kita di hadapan Allah swt. Mengapa? Karena Allah swt telah menentukan aturan
  • 14. 13 Awas,TerjebakRitualRamadhan! mainnya: bukan harta, keturunan, atau kedudukan yang membuat manusia mulia di sisi Allah. Kemuliaan manusia diukur dari besarnya kemanfaatan yang dia berikan bagi sesama.
  • 15. 14 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Bantu Si Kecil Berpuasa Puasa bukan halangan bagi orang tua untuk bermain dengan si kecil. Bukankah aktivitas orang yang berpuasa sama dengan aktivitas yang kita lakukan di luar bulan puasa? So, sebenarnya kita bisa tetap meluangkan waktu untuk bermain dengan anak. namun, bentuk permainannya perlu dipilih agar tidak mengganggu puasa Anda bersama si kecil. Apabila Anda dan anak Anda senang bermain di luar rumah, usahakan untuk memilih permainan yang tidak terlalu melelahkan. Apalagi jika anak Anda juga sedang belajar berpuasa. Kira-kira permainan apa yang bisa dilakukan bersama anak saat berpuasa? Barangkali beberapa permainan berikut dapat Anda lakukan di sore hari sambil menunggu waktu berbuka.
  • 16. 15 Awas,TerjebakRitualRamadhan! 1. Bersepeda keliling rumah Banyak orang memilih mengisi waktu sorenya dengan olah raga ringan seperti bersepeda. Sensasi naik sepeda dengan santai dipercaya akan membawa suasana hati bahagia bagi pelakunya. Barangkali karena tenaga yang dikeluarkan untuk melakukan olahraga ini relatif kecil. Selain itu, bersepeda akan melatih kebugaran otot tubuh kita. Kaki kita mengayuh pedal. Tangan lurus memegang kemudi sepeda. Sementara bibir tidak berhenti tersenyum bagi tetangga dan kenalan yang dijumpai di jalan. 2. Berjalan-jalan di taman Tanaman menghasilkan oksigen yang membuat kita merasa segar saat berada di sekitarnya. Di taman, kita dapat menghirup oksigen sepuasnya dengan gratis. Berjalan- jalan ke taman, selain untuk menikmati keindahannya, juga dapat Anda gunakan untuk membangun hubungan batin yang erat dengan si kecil. 3. Menyiram tanaman Kita sebaiknya memanfaatkan setiap sudut rumah dengan meletakkan tanaman yang dapat menyejukkan pandangan. Keberadaan
  • 17. 16 Awas,TerjebakRitualRamadhan! tanaman hias di sekeliling rumah akan menambah keasrian rumah kita. Untuk itu, kita perlu merawatnya dengan cermat. Waktu sore sangat tepat Anda gunakan untuk melakukan perawatan taman rumah Anda. Bersama si kecil, Anda bisa mengajaknya menyirami tanaman, mencabuti rumput liar yang tumbuh dalam pot, atau memotong bagian pohon yang layu. Air yang dia siramkan akan memberi sensasi kesegaran baginya yang tengah berjuang menuntaskan puasa. 4. Membacakan buku cerita Bercerita juga bisa dipilih untuk mengisi waktu luang Anda. Beri kesempatan si kecil untuk memilih buku cerita yang ingin dibacakan. Pilihlah tempat yang nyaman. Selanjutnya, Anda bacakan isi buku tersebut. Selama membaca cerita, jangan lupa untuk menyisipkan pesan-pesan moral yang penting bagi mereka. Niscaya, acara ini akan membawa kebahagiaan bagi Anda semua.
  • 18. 17 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Nikmat Berbuka, Nikmat Pengendalian Diri Bagi orang berpuasa, berbuka merupakan kenikmatan yang luar biasa. Setelah sehari menahan diri dari pemenuhan nafsu ragawi, berbuka terasa begitu melegakan. Tidak heran jika sebagian kita merasa perlu menyiapkan menu istimewa untuk berbuka. Ada yang pergi ke restoran terkenal. Ada yang memasak sendiri hidangan istimewa bagi keluarga. Namun ada juga yang memilih hidangan sederhana asal bergizi. Terlepas dari apapun menu berbuka yang Anda pilih, sebenarnya kita disodori satu hikmah sederhana. Jika kita mampu mengendalikan diri, kita akan merasakan nikmat yang sungguh besar. Tengoklah tindakan
  • 19. 18 Awas,TerjebakRitualRamadhan! kita menahan keinginan makan dan minum di saat berpuasa. Ternyata kita bisa merasakan kebahagiaan yang indah saat berbuka. Tidak heran jika dalam kondisi itu, segelas air putih pun terasa begitu melegakan. Saking leganya, sampai-sampai kita merasa tidak perlu menghabiskan semua hidangan yang sudah tersaji di meja. Bagi saya, nikmatnya berbuka puasa menunjukkan pada kita kunci menciptakan kebahagiaan hidup. Agar hidup selalu terasa indah, kita harus bisa mengendalikan hawa nafsu. Dengan cara ini, setiap pemberian Allah swt sekecil apapun akan bernilai luar biasa bagi kita. Dari sini kita termotivasi untuk selalu bersyukur kepadaNya. Anda pun pasti tahu efek syukur tadi. La insyakartum, la azii danakum. Wala inkafartum, inna ‘adzabi la syadid. Allah swt akan menambahkan anugerah yang lebih besar bagi kita. Bukankah ini yang selalu kita harapkan?
  • 20. 19 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Keinginan Tak Selalu Yang Kau Butuhkan Inilah alasan yang paling logis disampaikan untuk menentramkan batin kita ketika gagal meraih sesuatu yang diinginkan. Memang banyak keinginan yang kita tumbuhkan. Setiap saat pun terus bertambah. Melihat orang lain beli sesuatu, langsung tumbuh keinginan kita untuk memiliki barang yang sama. Waktu berjalan-jalan kita melihat baliho iklan produk baru. Kita pun ingin segera memiliki barang tersebut. Menonton televisi pun menumbuhsuburkan keinginan dalam hati. Saya sempat merasa heran dengan keinginan saya yang selalu bertambah. Mengapa bisa sebanyak ini? Setelah saya mengambil jarak dari pusaran keinginan itu, saya pun menemukan pemicunya. Menurut saya, keinginan berkembang bak jamur di musim
  • 21. 20 Awas,TerjebakRitualRamadhan! hujan karena saya memberi nilai terlalu tinggi untuk setiap barang yang diinginkan. Ambil contoh pengalaman pribadi saya. Sewaktu teman saya membeli laptop, saya pun langsung ingin memiliki barang yang sama. Sekian lama pikiran saya terbebani oleh keinginan tadi. Saya ingin mempunyai laptop karena itu akan sangat membantu dalam bekerja. Sebagai penulis, saya ingin setiap saat dan setiap waktu bisa menuangkan apa yang terlintas dalam benak. Apalagi saya juga tengah membangun jaringan dengan orang-orang yang bervisi saya di dunia maya. Dengan laptop saya akan bisa melakukan hal tersebut. Itulah dasar pemikiran yang mengobarkan keinginan saya. Setiap keinginan yang terus dipelihara akan menggerakkan alam bawah sadar untuk mewujudkannya. Begitulah nasihat yang pernah saya terima. Karena sering saya pikirkan, akhirnya keinginan punya laptop sering muncul dalam obrolan saya dengan istri. Akan tetapi, lama-lama istri saya kesal juga. Terlebih ketika saya menyinggung batalnya membeli laptop karena uang hasil menulis buku terpakai untuk keperluan keluarga yang lain. Karena teguran istri, saya mencoba memikirkan ulang keinginan tersebut. Seberapa
  • 22. 21 Awas,TerjebakRitualRamadhan! penting laptop bagi kehidupan saya? Apakah fungsinya masih bisa digantikan oleh komputer yang sudah ada? Mulailah saya merekonstruksi pemikiran saya tentang keinginan tadi. Saya harus realistik, makanya saya berusaha jujur dalam menjawab pertanyaan yang saya ajukan. Ternyata saya masih bisa bekerja sebagai penulis walau tanpa laptop. Ini disebabkan karena saya diberi fasilitas komputer di meja kerja. Jika ingin menulis di rumahpun, saya bisa menggunakan komputer yang ada. Di rumah dan kantor saya tetap bisa menulis. Saya pun harus menguji asumsi-asumsi yang saya munculkan. Pertama, saya perlu laptop karena supaya saya bisa bekerja saat tugas luar kota. Asumsi ini sekarang sudah tidak berlaku lagi. Pindahnya saya ke divisi R&D membuat saya lebih banyak berada di ruangan. Saya sudah tidak berhubungan langsung dengan para penulis di luar kantor. So, semakin kecil kemungkinan saya mendapat tugas luar kota. Apalagi berdasarkan pengalaman, saya pun selama ini tidak sempat menulis selama dinas luar. Jadi asumsi pertama itu patah.
  • 23. 22 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Kedua, saya perlu laptop agar saya bisa bekerja saat pulang kampung. Setelah ada kereta prameks, saya memang sering pulang kampung. Karena mudah mengakses layanan ini, hampir setiap acara keluarga saya berusaha ikuti. Nah, pada waktu di kampung, ternyata saya lebih banyak menghabiskan waktu untuk berkumpul bersama orang tua dan sanak saudara. Saya nyaris tidak menggunakan sebagian waktu mudik untuk menulis. Sementara untuk sekedar menyapa teman-teman di dunia maya bisa saya lakukan menggunakan handphone. Dari sini saya menyimpulkan bahwa saya ternyata belum membutuhkan laptop. Fungsinya sebagai alat kerja masih bisa diambil alih oleh dua komputer yang ada di kantor dan rumah. Setelah berpikir objektif tadi, alhamdulillah sekarang keinginan itu sudah tidak membebani pikiran. Barangkali Anda pernah merasakan beratnya menggendong keinginan. Ketika keinginan itu semakin membebani benak kita, cobalah untuk menurunkannya dari gendongan. Pandanglah keinginan itu dengan seksama, lalu jawablah dengan jujur seberapa besar nilai barang tersebut bagi kehidupan kita.
  • 24. 23 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Kesadaran akan arti barang tersebut, memudahkan kita mengambil sikap yang tepat. Jika suatu keinginan nampak berkilau karena manfaat abstrak yang akan kita dapatkan (misalnya gengsi), lebih baik Anda tinggalkan keinginan tadi. Gunakan energi Anda untuk menyelesaikan urusan lain yang lebih penting. Sebaliknya, jika dialog jujur Anda menyimpulkan barang tersebut harus ada agar kehidupan Anda berjalan lancar, berarti keinginan itu sudah naik status menjadi kebutuhan. Mau tidak mau, Anda harus berusaha memenuhinya. Berkaitan dengan kebutuhan, kita harus lebih banyak bersyukur. Tanpa kita sadari, sebenarnya Allah swt sudah memenuhi setiap kebutuhan hidup kita. Oksigen tersedia secara cukup bagi kita tanpa kita harus memintanya. Jantung, hati, otak, dan semua organ tubuh kita bekerja normal tanpa kita harus memintanya. Begitu pula kebutuhan akan rasa aman, pertemanan, dan keharmonisan. Ternyata jauh lebih banyak kebutuhan yang sudah disediakan Allah swt bagi kita tanpa harus memintanya secara rinci. Kalau sudah demikian, maka nikmat apa lagi yang berasal
  • 25. 24 Awas,TerjebakRitualRamadhan! dari Tuhanmu yang engkau dustakan? Fabi ayyi alaa irobbikuma tukaddzibaan.
  • 26. 25 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Cintailah Dengan Sewajarnya „Cintailah apa yang kau cintai dengan sewajar- nya, sebab sesungguhnya suatu ketika yang kamu cintai itu akan meninggalkanmu.‟ Begitulah salah satu pesan yang Jibril sampaikan kepada Nabi Muhammad saw. Walaupun pesan tersebut disampaikan kepada Rasulullah, namun esensi pesan tadi juga ber- laku bagi semua umat manusia. Artinya, hikmah pesan itu melampaui masa dan tetap konteks- tual hingga akhir zaman nanti. Sekarang, bagai- mana kita dapat menerapkan hal tersebut sebagai panduan hidup? Barangkali kita perlu mengenali hal-hal yang kita cintai terlebih dahulu. Allah swt per- nah berfirman dalam al qur‟an tentang hal ini. Dalam pandangan manusia, harta benda, kekua- saan, wanita, dan keturunan nampak sangat indah. Karena pemikiran tersebut, manusia
  • 27. 26 Awas,TerjebakRitualRamadhan! berusaha untuk memilikinya sebanyak mungkin. Sayangnya, hal-hal tadi tidak tersedia seimbang dengan jumlah manusia di dunia. Perhiasan dunia itu harus diperebutkan untuk dapat memilikinya. Nah, di sinilah mulai muncul masalah. Adanya nafsu sebagai piranti dasar dalam tubuh manusia mendorong kita mengerahkan segala daya untuk memiliki per- hiasan dunia sebanyak-banyaknya. Tindakan yang dilakukan pun sering melanggar aturan hidup. Akibatnya, hak-hak orang lain terampas dengan sengaja maupun tidak. Gara-gara ingin memiliki handphone, seorang pemulung mencurinya dari teras rumah. Cinta yang ditolak membuat seorang laki-laki nekat menggagahi wanita yang dia kejar. Sikap terlalu sayang kepada anak mendorong seorang ibu bertindak overprotective. Itu hanya sebagian contoh yang bisa kita jumpai. Perilaku „cinta buta‟ tidak hanya mem- bawa kerugian dalam hubungan antarpribadi. Pada tataran kehidupan bermasyarakat, perilaku ini juga akan membawa kerugian bagi orang- orang di sekitarnya. Contohnya, sikap destruktif para pendukung calon pimpinan daerah. Karena jagonya kalah dalam pilkada, massa pendukung merusak fasilitas umum. Mereka juga menye-
  • 28. 27 Awas,TerjebakRitualRamadhan! rang pihak lain yang dianggap merugikan. Tin- dakan tersebut tentu saja melanggar hak-hak orang lain. Di sinilah kita perlu bertindak cerdas guna mengontekstualkan hikmah di balik pesan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw. Kita harus memiliki kendali atas nafsu yang sudah terinstall dalam jiwa kita. Kita harus sadar batas-batas perilaku yang diizinkan guna meraih semua yang kita inginkan. Kesadaran ini menjadi rem agar perilaku kita tidak melampaui batas. Hak-hak orang lain pun tidak kita langgar. Lantas, apa yang diperlukan untuk memiliki pengendalian diri yang kuat? Dalam pemikiran saya, kita tidak boleh mengabaikan kata hati. Hati akan mengingatkan kita tentang aturan hidup yang telah ditetapkan Allah swt. Berdialog dengan hati perlu kita lakukan supaya usaha meraih perhiasan dunia tetap sesuai dengan panduan Allah. Jika sering berdialog dengan hati, kita menjadi lebih peka terhadap kondisi orang lain. Dengan meng- hiraukan suara hati, kita akan bisa bertindak adil, tepat, dan tidak merusak keseimbangan tata kehidupan di alam semesta.
  • 29. 28 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Mendengarkan suara hati akan mengingatlan kita bahwa dunia ini hanyalah permainan belaka. Segala perhiasan dunia yang susah payah kita perjuangkan lalu kita pertahan- kan mati-matian toh tidak akan menyertai perjalanan panjang kita menghadap Sang Khalik. Maka, sepatutnya kita berusaha memili- kinya dengan cara yang benar agar barokahnya tidak hilang. Perhiasan dunia yang memiliki barokah besar akan mendorong kita untuk lebih tekun mendekat kepada Allah. Sebaliknya, perhiasan dunia yang tidak mengandung barokah, justru akan menjauhkan diri kita dari Allah swt. Naudzubillahi min dzalik.
  • 30. 29 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Di Bawah LangitMu Kami Bentangkan Sajadah Fasilitas yang terbatas bukan halangan bagi warga perumahan tempat saya untuk menuai pahala ramadhan. Ya, walaupun perumahan sudah memasuki tahun kedua aktif dihuni, namun keberadaan masjid masih samar- samar. Katanya, sih, sudah ada rencana posisi masjid di sini. Namun, setiap kali warga menanyakan posisi itu, pengembang tidak bisa menunjukkannya secara pasti. “Belum pasti, pak, karena master plan-nya masih terus disempurnakan.” Begitu kilah mereka. Keberadaan masjid sangat kami perlukan untuk dapat melaksanakan sejumlah kegiatan. Anak-anak kami perlu tempat untuk belajar memahami al qur‟an. Sebagai awalan,
  • 31. 30 Awas,TerjebakRitualRamadhan! saat ini mereka belajar al quran dua kali dalam sepekan. Ibu-ibu pun tidak mau ketinggalan. Mereka juga mengadakan majelis taklim sebulan sekali. Begitu pula bapak-bapaknya. Selama ini warga memanfaatkan rumah yang dipinjamkan oleh pengembang. Pada Ramadhan 1431 H, warga peru- mahan sepakat mengadakan kegiatan tarawih bersama. Inilah puasa pertama yang akan dijalani sebagian besar warga kompleks saya. Tentu saja kami berharap dapat menjalan-kan ibadah dengan penuh semangat. Bukan tanpa alasan jika tarawih bersa- ma disepakati oleh sebagian besar warga. Pertama, karena bulan puasa bulan mendulang pahala dari ALLAH swt. Kami berharap dapat memanfaatkan kesempatan emas ini untuk lebih dekat padaNYA. Kedua, meneladankan motivasi beribadah pada anak-anak kami. Ketika melihat bapak-ibunya sholat tarawih berjamaah, sema- ngat beribadah anak-anak pun akan ikut bergelora. Inilah contoh simpel keteladanan yang kami maksudkan. Ketiga, menjaga keamanan lingkungan. Kompleks perumahan kami tidak berbentuk kluster. Belum ada regu satpam yang berjaga di tiga pintu masuk. Penghuninya pun baru sekitar 30-an orang. Dengan kondisi yang terbuka tentu mudah bagi
  • 32. 31 Awas,TerjebakRitualRamadhan! orang berniat jahat untuk masuk ke kompleks perumahan. Berdasarkan informasi, tidak jarang pelaku kejahatan menjalankan aksinya saat rumah dalam keadaan kosong karena ditinggal beribadah. Jika menggelar tarawih bersama di dalam kompleks, niscaya faktor-faktor penarik terjadinya kejahatan dapat dieliminir. Permasalahannya rumah yang dipin- jamkan pengembang dinilai tidak bisa diguna- kan. Rumah itu terlalu sempit. Duh, gimana nih? Bermodalkan semangat dan kebersa- maan, kami sepakat memanfaatkan lahan paling representatif yang ada. Bukan lapangan, karena bakal lapangannya masih berupa gerumbul semak-semak. Lantas apa? Jalan kompleks. Inilah tempat yang paling tepat dipilih. Terbentang sepanjang kompleks, lebarnya 4 meter, dan sudah dipaving. Jadi, bisa memuat banyak orang dan tidak jeblok saat hujan. Akhirnya, sebuah tenda biru kami dirikan. Tenda itu bekas sumbangan waktu gempa melanda Klaten di Mei 2006 dulu. Ukurannya yang 4x4 meter masih bisa ber- tambah karena setiap sisinya bisa direntangkan.
  • 33. 32 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Tikar-tikar digelar. Bahkan, sebuah spanduk plastik bekas background acara wisuda pascasarjana juga kami manfaatkan sebagai alas sholat. Di sinilah warga perumahan kami menyelenggarakan tarawih. Ada nuansa lain yang saya rasakan saat sholat di tempat terbuka. Kami tidak terasa gerah karena angin leluasa menyapa. Tidak bakal keringatan walau imam tarawih ngebut. Selain itu, bisa merasakan suasana alam. Bintang dan bulan bisa kami saksikan dengan jelas. Titik-titik terang itu begitu indah menghiasi langit malam yang pekat. Sungguh besar kekuasaan ALLAH, Sang Khalik. Inilah waktu yang tepat untuk lebih memahami ayatNya: sungguh di balik penciptaan langit dan bumi, dan bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi ulil albab (orang yang berpikir). Yaitu orang-orang yang selalu mengingat Allah ketika dia berdiri maupun berbaring, dan selalu berpikir tentang penciptaan langit dan bumi. Mereka lalu berkata,” Rabbana, ma khalaqta hadza bathila, subhanaka, wa qina ‘adzaabannaar.”
  • 34. 33 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Fb for Dakwah Apa yang Anda pikirkan? Begitulah pertanyaan pancingan yang muncul setiap kita masuk dalam beranda facebook. Ini pertanyaan sederhana, tapi jawabannya bisa jadi tidak sederhana. Bahkan sering kali saya termenung sejenak untuk dapat menjawab pertanyaan tadi. Muncullah pertanyaan, “Sebaiknya aku menulis apa, ya?” Otak saya lalu bekerja menyeleksi satu dari tumpukan pengalaman harian saya. Saya pilih pengalaman yang berkesan dalam dan bisa memancing komentar teman-teman. Bagaima- napun, komentar teman bermakna dalam. Bagi facebooker, komentar dapat dimaknai sebagai bentuk perhatian teman kepada kita. Tentu Anda ingin mendapat banyak komentar dari teman saat meng-update status, bukan? Jika pengalaman harian tidak ada yang berkesan, berarti muncul masalah bagi saya. Apa yang harus saya tulis, nih? Cara yang paling mudah adalah membaca tulisan-tulisan orang
  • 35. 34 Awas,TerjebakRitualRamadhan! lain. Dari sini biasanya muncul ide tulisan. Mungkin berupa tanggapan atas tulisan teman. Mungkin berupa paparan lain dari satu tema yang telah diangkat tadi. Intinya, supaya bisa menulis, kita harus banyak membaca. Supaya menarik, postingan harus bergizi. Status yang bagus akan membawa manfaat bagi orang yang membacanya. Dari sini saya berpikir bahwa kita bisa menggunakan fb sebagai sarana dakwah. Ini media yang tepat untuk saling bekerja sama dalam melakukan kebajikan. Di sisi lain, juga sarana untuk bersama-sama mencegah diri dari perbuatan buruk. Ketika ada pembaca yang tergerak hatinya setelah membaca status kita, maka kita pun telah berinvestasi kebaikan. Insya Allah kita mendapat pahala sebagaimana orang yang melakukan kebajikan tersebut. Fastabiqul khoirat. Mari manfaatkan fb untuk dakwah. Unggah status yang bergizi dan dapat memotivasi teman kita berbuat kebajikan.
  • 36. 35 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Awas, Terjebak Ritual Ramadhan! Euforia ramadhan sudah mereda. Gegap gempita yang mengekspresikan kebahagiaan menyambut datangnya bulan penuh barokah ini tidak lagi terasa sekuat kemarin. Tidak percaya? Coba perhatikan kondisi masjid di lingkungan Anda. Seberapa jauh kemajuan yang terjadi? Maksud saya, apakah kondisi shof jamaah sholat masih seperti pekan lalu? Waktu itu hampir setiap masjid dipenuhi orang yang ingin melaksanakan sholat tarawih berjamaah. Sampai-sampai takmir memasang tenda di halaman masjid agar jamaah yang membludak itu tidak kehujanan. Sekarang Anda bandingkan kondisinya. Ternyata sebagian masjid sudah mengalami kemajuan. Tenda-tenda sudah tidak lagi berisi jamaah. Bahkan di barisan belakang, tersedia cukup ruang bagi anak-anak usil untuk menggelar perang-perangan.
  • 37. 36 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Jumlah jamaah sholat subuh pun menyusut. Tampaknya tinggal menghitung hari saja untuk melihat kembalinya kondisi masjid pada keadaan „normal‟ -kondisi di luar bulan ramadhan-. Menyusutnya barisan sholat juga berimbas pada berkurangnya peserta tadarus al qur‟an. Di awal ramadhan, kita yang enggan membaca al Qur‟an -karena „grothal-grathul‟ mengejanya- masih bersedia menyimak pembacaannya oleh orang lain. Namun lama- lama menyimak pun terasa melelahkan. Daripada bengong, banyak yang memilih melipat sajadah lalu menonton aksi para bintang di televisi. Fenomena semacam ini selalu terulang setiap Ramadhan. Dari hari ke hari, peserta pelatihan kamp Ramadhan tereliminasi. Mengapa bisa terjadi? Menurut saya, hal itu terjadi sebagai akibat terjebaknya jiwa kita pada ritual Ramadhan. Kita menjalankan ibadah karena banyak orang melakukannya. Kita berpuasa Ramadhan karena teman-teman berpuasa. Kita sholat tarawih berjamaah karena tetangga berbondong-bondong pergi tarawih di masjid.
  • 38. 37 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Kita ikut tadarus al qur‟an karena malu dianggap bukan orang sholih. Besarnya faktor eksternal yang memengaruhi motivasi ibadah kita membuat setiap tindakan kita tidak melibatkan hati. Nyaris tidak ada alasan transendental yang menghubungkan jiwa kita dengan Allah swt. Rubuh-rubuh gedhang. Begitu ungkapan orang Jawa untuk menggambarkan kondisi tersebut. Lantas, siapa orang yang tidak terjebak pada ritual Ramadhan? Mereka ialah orang- orang yang mampu menangkap hikmah Ramadhan. Mereka inilah orang yang selalu merindukan Ramadhan. Kerinduan tersebut bukan tanpa alasan. Ramadhan itu bulan yang istimewa. Di penghujung Ramadhan Allah swt menjanjikan kemenangan yang besar bagi umat manusia. Wujudnya berupa pembebasan seorang hamba dari api neraka. Barang siapa yang bisa memanfaatkan peluang emas ramadhan untuk mendekat kepada Allah swt, niscaya Allah akan memberikan ampunan baginya dari segala dosa yang pernah dilakukan. Kondisi bersih kita bagaikan kondisi bayi yang baru lahir.
  • 39. 38 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Nah, para perindu Ramadhan menyadari betapa besar dosa yang dia perbuat selama ini. Mumpung bertemu Ramadhan, mereka berusaha menggapai ampunan Allah swt melalui jalan takwa. Mereka berusaha mengerjakan segala yang diperintahkan Allah swt, dan menjauhi segala yang dilarangNya. Motivasi yang mereka miliki menguatkan diri untuk tekun memanfaatkan setiap hembusan nafas dengan ibadah. Bagaimana halnya dengan diri kita? Apakah kita berharap dijauhkan dari api neraka oleh Allah swt? Jika iya, kita perlu mengubah pola pikir kita tentang Ramadhan. Mari pahami Ramadhan sebagai peluang emas untuk mendapatkan ridho Allah swt. Ingatlah, kita tidak tahu apakah masih akan diberi kesempatan bertemu Ramadhan mendatang. Siapa tahu ini Ramadhan terakhir yang kita miliki. Oleh karena itu, syukurilah kesempatan emas ini dengan meningkatkan kualitas ketakwaan kita. Caranya, dengan selalu melibatkan hati dalam setiap ibadah dan muamalah yang kita lakukan. Luruskan niat setiap akan melakukan kebajikan. Niscaya setiap langkah kita menjadi langkah untuk mendekat kepada Allah swt. Waspadalah! Jangan biarkan jiwa kita terjebak pada perangkap ritual Ramadhan.
  • 40. 39 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Puasa, Peluang Mengubah Diri Selama ini umat muslim meyakini bahwa ada kuasa Allah sebagai penentu akhir dari usaha yang kita lakukan. Allah bisa dengan mudah menentukan keberhasilan suatu upaya manusia. Sebesar apapun upaya yang kita lakukan, jika tidak diizinkan Allah untuk terjadi, niscaya tidak akan bisa terjadi.Iinilah logika yang mendasari upaya kita berdoa, memohon kepada Allah. Dalam bulan Ramadhan, terdapat saat- saat yang diijabahi oleh Allah. Apabila kita berdoa pada saat-saat tersebut, kemungkinan besar akan dikabulkan olehNya. Tahukah Anda saat-saat ijabah itu? 1. Waktu berbuka puasa Saya biasa berdoa pada saat buka puasa. Ini salah satu waktu favorit untuk berdoa. Tidak
  • 41. 40 Awas,TerjebakRitualRamadhan! ada yang menghalangi sampainya doa kita kepada Allah swt. Saya yakin banyak sekali keinginan yang memenuhi benak kita. Selain keinginan, juga kebutuhan hidup yang terus bertambah. Nah, saat berbuka harus dimanfaatkan untuk berdialog dengan Allah. Mari kemukakan keinginan dan kebutuhan hidup kita padaNya. Insya Allah harapan tersebut akan terwujud. 2. Waktu sehabis sholat Apa perlu berdoa sehabis sholat? Pertanyaan ini pernah dilontarkan seorang teman. Menurutnya, sholat itu sudah berisi segala permohonan terbaik yang kita ajukan pada Allah. Permohonan tersebut terangkai dalam bacaan-bacaan sholat dari takbiratul ikram sampai salam. Kata teman tadi, semua pengharapan kita sudah terangkum di dalamnya sehingga kita tidak perlu menambahinya dengan doa yang lain. Okelah jika dia berpikir demikian. Akan tetapi, saya tetap lebih mantap jika bisa mengajukan permintaan khusus saya kepada Allah lewat doa. Bukan berarti Allah tidak tahu kebutuhan hidup kita. Namun, Allah ingin melihat seberapa besar pengharapan kita kepadaNya. Ketika kita berdoa, memohon
  • 42. 41 Awas,TerjebakRitualRamadhan! pertolongan Allah untuk dapat memenuhi keperluan hidup kita, menurut hemat saya ini satu bukti kuat bahwa kita punya pengharapan yang sangat besar padaNya. Artinya, kita mengakui ketidakberdayaan diri ini dalam mewujudkan harapan. Tanpa pertolongan Allah, mustahil apa yang kita usahakan dapat berhasil. 3. Sepertiga malam terakhir Setiap dini hari kita bangun untuk makan sahur. Saat itulah ujung dari sepertiga malam terakhir. Allah swt menegaskan bahwa waktu tersebut sebagai masa emas untuk memohon kepadaNya. So, mari manfaatkan waktu makan sahur untuk berdoa pula. Mohonlah segala yang menjadi kebutuhan hidup kita. Niscaya Allah akan mengabulkannya. 4. Waktu antara dua khutbah jumat HariJjumat umat muslim diwajibkan sholat jumat. Seluruh perniagaan ditinggalkan sejenak untuk menunaikan kewajiban ini. Nah, ada yang istimewa dalam ibadah sholat jumat. Ternyata waktu antara dua khutbah umat merupakan saat yang makbul untuk berdoa. Ketika khotib duduk di antara dua khutbah, berdoalah kepada Allah. Mohonlah hal-hal yang menjadi harapan kita. Saat itu, terbuka tabir
  • 43. 42 Awas,TerjebakRitualRamadhan! yang membuat jarak antara kita dengan sang pencipta. Kombinasi antara usaha dan doa menjadi syarat terpenuhinya harapan kita. Mumpung kita berjumpa bulan Ramadhan, manfaatkan setiap relung waktunya untuk berikhtiar mewujudkan harapan. Gunakan waktu-waktu ijabah untuk berdoa kepadanya. Inilah rahasia banyak orang dapat mengubah nasib diri dan keluarganya menjadi lebih baik. Bukankah Allah menyuruh kita memohon kepadaNya? Bahkan Allah menyebut makhluk yang tidak berdoa itu sombong.
  • 44. 43 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Hari Ini Istimewa Bagi Kami “Selamat hari jadi, Yah.” Senyum manis terlukis di wajah cantik itu. Binar kebahagiaan memancar dari matanya yang indah. Saya pun berusaha memberikan senyuman setulus hati bagi wanita yang setia bersama membangun mahligai rumah tangga. Ini memang hari istimewa bagi kami. Enam tahun yang lalu kami mengikat janji untuk menyempurnakan separuh agama. Tanggal 3 Agustus 2005 jatuh di hari Rabu. Kini tanggal dan bulan yang sama jatuh pula pada hari Rabu. Di pekan pertama bulan Ramadhan pula. Sungguh suatu kebetulan yang sangat indah untuk dikenangkan. Pikiran saya mencoba menyusuri kembali jejak perjalanan kami berdua. Hubungan ini berawal dari keisengan teman mengenalkan saya lewat telepon. Saat itu teman saya bekerja di tempat yang sama dengan gadis
  • 45. 44 Awas,TerjebakRitualRamadhan! itu. Upaya saling mengenal pribadi masing- masing kami lanjutkan via email dan handphone. Inilah sarana yang kami pilih untuk mendekatkan jarak ratusan kilometer antara Jakarta dan Klaten. Pemikiran yang dia lontarkan dalam sejumlah obrolan semakin memantapkan niat saya unuk menikah dengannya. Saya merasa telah mendapatkan jawaban atas doa yang sekian lama saya mohonkan kepada Allah swt. Sejumlah peristiwa menghiasi perjalanan rumah tangga kami. Satu persatu harapan kami dipenuhi oleh Allah. Alhamdulillah, Allah swt. menitipkan seorang putra guna mendewasakan kami. Tingkah polah, keceriaan, serta sikap cerdas Dzaky menghiasi rumah kami yang sederhana. Walaupun Dzaky masih anak-anak, kami berusaha memosisikan dia sebagai pribadi utuh. Dengan sepenuh hati, kami berusaha mengolah potensi yang Dzaky miliki. Namun bukan berarti kami memanjakan anak. Ketika harus bersikap tegas, sedapat mungkin kami sampaikan lewat bahasa cinta. Ternyata langkah sederhana itu mampu menghidupkan hati Dzaky. Sikap empati selalu dia tunjukkan kepada teman tatkala bermain. Dzaky juga tidak segan meminta maaf jika berbuat salah.
  • 46. 45 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Peristiwa 24 Desember 2010 menjadi ujian kedewasaan dalam keluarga kami. Selepas sholat Jumat, saya ditabrak orang dari belakang. Saya pun mesti menjalani operasi patah tulang kaki kanan. Selama belasan hari saya dirawat di rumah sakit. Istri sayalah yang selalu mendampingi saya. Sikap tegar dia tunjukkan agar saya bisa melewati fase itu dengan sabar. Trauma berkendara harus dia kalahkan agar bisa tiba ke sejumlah apotek untuk menebus obat saya. Yang paling berat dirasakan ialah keharusan untuk meninggalkan Dzaky di rumah. Mengingat selama ini Dzaky selalu bersama ibunya. Ketika saya di rumah sakit, Dzaky hanya bertemu ibunya di pagi hari. Itupun hanya 2-3 jam. Untung ada nenek, bulik, dan Nada yang sengaja datang ke Klaten untuk menemani Dzaky. Kehadiran keluarga besar membantu anak saya segera menyesuaikan diri dengan perubahan keadaan. Menginjak bulan kedelapan pasca kecelakaan, rutinitas belum berubah. Dengan menggunakan kruk saya melakoni aktivitas harian. Saya berangkat kerja membonceng teman. Sore harinya istri dan anak saya yang menjemput. Terapi mesti saya jalani sepekan
  • 47. 46 Awas,TerjebakRitualRamadhan! sekali. Setiap bulan saya mesti memeriksakan perkembangan kesehatan pasca operasi. Ke mana-mana kami berboncengan motor bertiga. Alhamdulillahi Rabbil Alamin. Itulah ungkapan yang paling tepat saya haturkan kepada Allah swt. Enam tahun mengarungi bahtera rumah tangga semakin menguatkan ikatan batin kami. Dari istri, saya belajar bersikap sabar dan optimis. Dari Dzaky, saya bertekad menjadi ayah yang layak diteladani. Dari orang-orang yang mencintai saya, saya belajar tentang keikhlasan pengorbanan. Sungguh sempurna skenario hidup yang Allah rancang bagi kami sekeluarga.
  • 48. 47 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Berburu Obralan Akhirat Alhamdulillah, sudah sampai di hari ke- 23 bulan Ramadhan 1432 h. Saya merasakan waktu berlalu begitu cepat. Tahu-tahu tinggal seminggu lagi Ramadhan ini. Padahal saya merasa belum optimal beribadah dalam satu bulan ini. Ah, memang benar saran Rasulullah dulu. Di penghujung Ramadhan, Rasulullah dan para sahabat semakin mengetatkan ikat pinggang untuk beribadah. Fokus mereka hanya memanfaatkan semua sisa waktu untuk beribadah. I‟tikaf di masjid menjadi agenda utama. Tilawah al quran menghiasi hari-hari mereka. Sementara shadaqah dan amal sholih lain dipebanyak. Semua tindakan itu dimaksudkkan untuk meraih keutamaan Ramadhan. Umat muslim yang berilmu meyakini Ramadhan sebagai bulan obral ganjaran dan
  • 49. 48 Awas,TerjebakRitualRamadhan! ampunan Allah. Keyakinan itu lahir dari fakta bahwa amalan ibadah di Ramadhan dilipatgandakan oleh Allah. Yang sifatnya sunnah bisa bernilai sebesar wajib bagi yang melakukannya. Apalagi ada malam lailatul qadr di sepertiga akhir bulan Ramadhan. Lailatul qadr ditegaskan Allah sebagai malam yang lebih bagus daripada seribu bulan. Artinya, setiap amal kebajikan yang dilakukan di malam itu akan diperhitungkan sebagai amalan yang dilaksanakan selama 1000 bulan. Bukankah ini suatu bukti mahamurah-nya Allah kepada umat muslim? Namun pada saat ini keyakinan mayoritas umat muslim sudah berubah. Ramadhan dipandang sebagai bulan obral yang tepat untuk memuaskan nafsu materialnya. Lihat saja fenomena banjirnya penawaran dengan diskon besar-besaran di media massa. Semua barang atas nama gengsi ditawarkan. Smartphone dan busana mendominasi penawaran. Barang-barang tersier semacam inilah yang laris manis diserbu masyarakat. Kita akan mudah menemukan orang- orang berjubel mengaduk-aduk keranjang diskon di supermarket. Sementara yang ingin tampil dengan gaya terbaru bergegas ke toko handphone atau dealer motor. Puncak acara
  • 50. 49 Awas,TerjebakRitualRamadhan! belanja juga terjadi di sepertiga malam terakhir. Sayangnya, acara berburu obralan dunia menghabiskan waktu untuk berburu obralan akhirat. Naudzubillahi min dzalik. Ya Allah, jangan engkau hanyutkan hamba pada kondisi tersebut. Kini hamba menemukan satu titik hikmah dari kondisi kami sekarang. Belum tentu kami akan bisa berpikir untuk optimal memanfaatkan sisa perjumpaan dengan Ramadhan jika keadaan masih seperti kemarin. Bisa jadi kami masih akan bergelut dengan agenda berburu kesenangan dunia menjelang Idul Fitri ini. Bismillah, kami akan berubah. Hidup kami akan kami optimalkan dengan ibadah dan upaya mendekat kepada-Mu, ya Allah. *** Tahun lalu warga GTS menggelar tarawih di tengah jalan. Tahun ini kami bisa berjamaah tarawih di masjid Umbulharjo. Bahkan, beberapa di antara kami terlibat aktif dalam kegiatan takmir masjid selama Ramadhan ini. Dari pengamatan saya atas penyelenggaraan tarawih di masjid tersebut, saya menemukan sejumlah hal yang perlu dibenahi.
  • 51. 50 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Pertama, tentang tata cara sholat tarawih. Sholat tarawih di masjid itu dilaksana- kan dengan pola 4-4-3. Maksudnya, 8 rakaat sholat tarawih lalu ditutup dengan sholat witr 3 rakaat. Sejumlah rujukan hadits yang saya telusuri menunjukkan bahwa sholat tarawih semestinya dilakukan setiap 2 rakaat 1 kali salam. Bukan 4 rakaat dengan 1 kali salam. Menurut saya, takmir masjid perlu mengubah pola rakaat sholat tarawih agar sesuai petunjuk Rasulullah. Kedua, minimnya penguasaan tajwid para imam. Ini dapat dilihat ketika mereka memimpin solat. Bacaan al quran mereka tidak dilandasi tajwid yang benar. Akibatnya keindahan bacaan quran tidak terpancar dari pelafalan mereka. Semestinya yang diminta menjadi imam sholat ialah mereka yang memiliki kemampuan membaca al quran dengan baik. Oleh karena itu sebaiknya imam yang memimpin sholat itu tetap. Jika bergiliran, giliran berlaku di antara orang-orang yang mampu benar. Hal ini penting karena kemampuan imam membaca secara benar akan menumbuhkan kemantapan makmum.
  • 52. 51 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Agar Tidak Sebatas Ritual Ternyata banyak hal yang harus dibenahi dari praktik keagamaan di masjid al Akbar Umbulharjo. Keinginan ini ternyata juga dimiliki oleh Pak Karman, salah satu jamaah di sana. Dia mengaku baru menjalani ajaran islam sejak Februari 2012. Ini bermula dari pertemu- annya dengan seorang di pasar Bayat. Waktu itu, dia ditanya tentang umur. Selanjutnya, orang tersebut bertanya, “Lantas, berapa lama waktu yang sudah digunakan untuk beribadah?” Dari sinilah hidayah Allah datang. Selanjutnya dia aktif mendalami ajaran Islam lewat salah satu forum pengajian di Klaten. Pembicaraan dengan Pak Karman mengungkap sejumlah hal yang perlu dibenahi di masjid Umbulharjo. Pertama tentang sholat tarawih. Selama ini setiap malam seorang tamu diundang untuk menjadi imam sholat isya dan
  • 53. 52 Awas,TerjebakRitualRamadhan! tarawih sekaligus mengisi kultum. Mereka berasal dari luar Umbulharjo dengan latar belakang yang beragam. Sebagian dari mereka memiliki bekal cukup memadai untuk menjalankan ketiga peran tersebut. Namun ada juga yang kemampuan memimpin sholatnya tidak memadai. Misalnya bacaan tajwid dan makhroj huruf yang tidak pas. Akibatnya, bacaan surat menjadi berubah arti. Makmum yang kebetulan sedikit lebih mengetahui tentang hal tersebut menjadi kurang mantap mengikuti sholat berjamaah. Sebaiknya pelaksanaan sholat tarawih dibenahi. Imam sholat tetap orang-orang yang sudah paham, sementara pengisi kultum boleh berasal dari luar Umbulharjo. Untuk itu, kita perlu belajar tajwid dan makhroj agar siap menjadi imam sholat. Kedua tentang zakat fitrah. Dia pernah mendapat masukan dari temannya bahwa orang yang berhak mendapat zakat fitrah sebaiknya tidak memaksakan diri berzakat. Sementara takmir lain berpendapat bahwa semua orang muslim harus membayar zakat fitrah. Perbedaan pendapat ini sempat meruncing kala kemarin pagi bakda subuh kita membahasnya di masjid. Ini memancing rasa ingin tahuku.
  • 54. 53 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Setahuku seorang terkena kewajiban membayar zakat fitrah apabila memenuhi beberapa syarat . Tanpa memenuhi salah satu syaratnya, seseorang gugur kewajiban untuk membayar zakat fitrah. Syarat yang dimaksud ialah orang tersebut beragama islam, merdeka, masih hidup pada malam Idul Fitri, dan memiliki sisa persediaan makanan sebanyak minimal 1 sha‟ (2,5 kg) untuk Idul Fitri. Dari sini alasan yang dikemukakan Pak Karman itu mendapat penguatan. Sementara pendapat kedua kemungkinan didasarkan pada hadits yang mengatakan bahwa zakat fitrah akan menyempurnakan amal ibadah yang dilakukan selama bulan Ramadhan serta menghapus dosa yang kita perbuat selama Ramadhan. Ini memotivasi setiap orang untuk bisa membayar zakat fitrah dengan segala cara. Alhamdulillah, selama ini pengumpulan dan distribusi zakat fitrah sudah dilakukan di lingkungan Umbulharjo. Yang menerima bukan hanya warga muslim, tetapi juga warga nonmuslim yang kekurangan. Berkaitan dengan pemberian zakat pada warga nonmuslim, ada ulama yang menegaskan bahwa mereka tidak boleh diberi zakat fitrah. Bagaimana menyikapi praktik yang selama ini berlangsung di lingkungan ini?
  • 55. 54 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Menurut saya, sebaiknya kita menghim- bau warga untuk membayar zakat secara suka- rela. Jangan memaksakan diri membayar zakat jika kondisi tidak memungkinkan. Selanjutnya yang mendapat prioritas sebagai penerima zakat fitrah ialah warga muslim yang fakir dan miskin. Warga miskin dan fakir dari kalangan non mus- lim bisa diberi zakat apabila semua warga mus- lim yang fakir dan miskin sudah menerimanya. Ketiga tentang harapan yang ingin diwujudkan lewat masjid Umbuharjo. Saya membayangkan masjid menjadi pusat aktivitas warga muslim. Di sini kita bermusyawarah untuk memajukan lingkungan. Di sini kita menyatukan kekuatan agar bisa melakukan kebajikan bagi umat. Program kebajikan diru- muskan dan dikendalikan lewat musyawarah orang-orang di masjid. Dengan demikian masjid akan menjadi makmur dan bisa menelurkan kebaikan bagi masyarakat. Untuk itu, perlu langkah yang tertata di kalangan para pemakmur masjid. Memang ini hanya sekelompok kecil warga. Namun inilah thinktank yang akan menjadi agent of change dari masyarakat di lingkungan sini. So, perlu pembekalan yang memadai bagi mereka.
  • 56. 55 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Ilmunya harus ditingkatkan. Caranya dengan melalui kajian dan kaderisasi. Materi kajian meliputi pengetahuan keislaman dan keterampilan praktis. Sementara kaderisasi berkaitan dengan mengolah potensi para remaja masjid agar mereka menjadi penopang utama masjid di Umbulharjo.
  • 57. 56 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Bapak Kembali di Bulan Suci 28 Ramadhan 1428 H. Hapeku berbunyi. Nada dering M35 melonku terdengar begitu keras dinihari ini. Nama istriku terpampang di layarnya. “Assalamu‟alaikum,” sapaku. “ Waalaikumussalam,” sahut istriku. “Yah, cepat pulang. Sekarang.” “Ada apa, sih?” tanyaku sambil melirik jam dinding. Jam 02.00. Suara orang membangun- kan sahur dari masjid pun belum terdengar. “Bapak. Bapak.” Jawab istriku. Nada suaranya sedikit bergetar. “Hmm. Apa nggak bisa nunggu sampai besok? Ini kan hari terakhir masuk kerja,” tawarku. “Enggak usah. Pulang sekarang aja,” jawab istriku.
  • 58. 57 Awas,TerjebakRitualRamadhan! “Oke, aku kemas-kemas dulu,” sahutku. Setelah menjawab salam, aku segera mencuci muka. Ada apa dengan Bapak? Ini pertanyaan yang menggayuti pikiranku. Nampaknya kabar penting hingga aku diharuskan pulang sekarang. Padahal aku berencana mudik besok pagi. Aku akan naik motor sendirian karena istri dan anakku sudah mudik awal pekan kemarin. Tiba-tiba ada kabar tentang Bapak dari rumah. Sayangnya, istriku tidak menjelaskannya tadi. Sikapnya kali ini terasa aneh. Yang kutahu, dia orang yang rasional dan mampu bersikap tenang. Sambil makan sahur aku mencoba menghadirkan Bapak dalam ingatanku. Beberapa bulan lalu bapak kulihat sehat-sehat saja. Memang sudah dua tahun bapak sakit stroke. Serangan itu datang menjelang pernikahanku. Dari berbagai pengobatan yang dilakoni, alhamdulillah Bapak sudah bisa melakukan aktivitas secara mandiri. Walaupun separuh badan sebelah kanan lumpuh, Bapak tetap bisa menjalani hari-hari dengan baik. Sayangnya, lisan Bapak masih terasa kaku. Sering kali beliau hanya tertawa melihat kami yang tidak paham dengan kata-kata yang beliau ucapkan.
  • 59. 58 Awas,TerjebakRitualRamadhan! “Bapak kemarin masuk angin. Sekarang hanya tiduran. Makannya agak susah, makanya Pak Dokter Syamsul memasang infus buat Bapak. Tapi alhamdulillah sekarang sudah membaik.” Begitu kabar terakhir yang kuterima dari ibu pertengahan Ramadhan kemarin. Sekarang aku harus segera pulang. Ada apa dengan Bapak? Selesai sahur, aku bergegas merapikan rumah. Maklum, akan ditinggal mudik sepekan. Kalau dirapikan sekarang, besok waktu balik dari kampung kondisi rumahku tidak berantakan. Beberapa potong pakaian aku jejalkan ke dalam tas punggung. Helm, kacamata, slayer, pelindung dada, kaus tangan, sepatu, dan jaket aku siapkan. Sepucuk surat izin tidak masuk kerja segera kutulis karena seharusnya hari ini aku masuk kerja yang terakhir sebelum libur lebaran. Pukul 4 pagi, aku siap meluncur. Setelah mampir di pos satpam untuk menitipkan surat izin, motor tuaku kupacu kencang. Dua setengah jam waktu yang kuperlukan untuk menempuh jarak Klaten – Purworejo. Namun aku berusaha sampai di rumah secepatnya. Apalagi kondisi jalan masih cukup sepi.
  • 60. 59 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Satu jam kemudian aku sampai di Gamping (ujung barat ring road selatan Yogyakarta). Jalanan menjadi lebih sempit. Namun, iring-iringan kendaraan yang akan memasuki Yogya semakin panjang. Di sebuah masjid selepas Gamping, aku tunaikan sholat subuh. Kembali aku memacu kendaraanku. Kembali pikiranku terusik dengan pertanyaan tentang kondisi Bapak. Sangat mungkin sakit Bapak menjadi lebih parah daripada kemarin. mungkin saja Pak Dokter Syamsul –teman baik Bapak- semalam terpaksa dibangunkan untuk memeriksa kondisi Bapak. Mungkin dari hasil diagnosis, pak dokter menyarankan untuk membawa Bapak ke rumah sakit. Begitulah penjelasan yang coba kurangkaikan untuk menjawab pertanyaanku sendiri. Akan tetapi, bagaimana kalau kondisi Bapak lebih buruk daripada itu? Tanpa bisa kukendalikan, pertanyaan tadi menyusup pula ke dalam benakku. Ah, tiba-tiba seperti ada yang merenggut hatiku. Ya Allah, mohon kesembuhan bagi Bapak agar beliau ikut merayakan kebahagiaan di hari raya.
  • 61. 60 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Aku berusaha memupus bayangan terburuk itu dengan berdzikir. Subhanallah walhamdulillah walaa ilaha illallah wallahu akbar. Lisanku terus melafalkan puji-pujian bagi Allah. Inilah salah satu nasihat yang pernah beliau sampaikan padaku. “Jika kamu berkendaraan, jangan lupa berdzikir. Dzikir membuat hati kita tenang. Kamu pun tidak akan kehilangan kewaspadaan di jalan.” Pengalaman berdzikir saat mengendarai motor membuatku merasa Allah menyertai perjalananku. Pikiranku menjadi tenang. Perlahan tapi pasti, pertanyaan itu tidak lagi menghantui pikiranku. Yang muncul di hatiku justru sugesti positif untuk menghadapi situasi di rumah nanti. Seandainya Bapak sekarang dirawat di rumah sakit, aku pikir inilah yang terbaik untuk kesembuhan beliau. Seandainya Bapak tiada pun aku harus tetap bahagia. Mengapa demikian? Karena Bapak meninggal di bulan Ramadhan. Ini bulan yang penuh kemuliaan. Insya Allah beliau khusnul khotimah. Hatiku bergetar saat mengamini kemungkinan terakhir tadi. Tanpa terasa sejalur air bening membasahi pipiku yang tirus.
  • 62. 61 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Satu setengah jam kemudian kulihat gerbang masuk desaku, Lugosobo. Hei, ternyata anakku lagi bermain di dekat gerbang itu. Rupanya dia bersama istriku dan adik bungsuku. Senyuman lega terpancar dari wajah- wajah mereka. Alhamdulillah, hatiku pun merasa senang. Tampaknya kekhawatiranku tidak terjadi. “Pulanglah dulu. Nanti kami menyusul,” pesan istriku. Gas motor segera kutarik. Masih ada 100 meter lagi jarak yang harus kutempuh untuk sampai di rumah. Namun jantungku langsung berdegup kencang. Bendera warna putih menggantung di pagar halaman. Aku langsung paham yang sebenarnya terjadi. Bapak menyambutku di ruang tamu, terbaring di atas meja panjang. Secarik kain batik menutupi muka dan sekujur badan. Nampak senyuman tersungging di wajah beliau yang damai. Seolah Bapak menyapaku, ”Kamu sudah sampai, le? Tidak ada halangan di jalan, kan?” Innalillahi wa inna ilaihi rojiuun. Dalam sholat jenazah yang kutegakkan, aku
  • 63. 62 Awas,TerjebakRitualRamadhan! berusaha menangkap makna setiap bacaannya. Kurendahkan diriku dalam lisan yang mengagungkan kebesaran-Mu. Kuhayati permohonan petunjuk yang terangkai dalam ayat-ayat al fatihah. Kusertakan hati dalam setiap kata yang memohon ampunan bagi Bapak. Ya Allah, berilah ampunan bagi Bapak. Beliaulah yang telah mengukir jiwa dan raga kami. Ya Allah, limpahkanlah kasih sayang- Mu pada bapak. Sungguh aku menjadi saksi atas besarnya kasih sayang Bapak kepada buah hatinya. Ya Allah, maafkanlah segala kesalahan Bapak. Selama ini Bapak telah berlapang dada menerima segala tuntutan dan memaklumi setiap tingkah polah kami. Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu. Amin.
  • 64. 63 Awas,TerjebakRitualRamadhan! H-1 Lebaran 1431 H Persiapan mudik Sebelum mudik, saya ingin kondisi rumah tertata baik. Dengan demikian, besok waktu tiba di Klaten, tidak terlalu repot bersih- bersih. Keinginan tersebut membutuhkan energi ekstra saya. Itulah kesimpulan yang saya peroleh dari pengalaman kemarin. Bayangkan. Saya bangun jam 02.30 WIB. Karena melihat tumpukan pakaian yang belum rapi, saya segera menyiapkan setrika. Ternyata di belakang juga terdapat seember pakaian kotor. Langsung mesin cuci saya nyalakan. Alhamdulillah aliran listrik rumah stabil. Setrika dan mesin cuci dapat bekerja bersamaan. Jam 06.00 proses bersih-bersih selesai. Baju setrikaan sudah tertata di lemari pakaian.
  • 65. 64 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Baju basah sudah terjemur di ruang samping. Gelas piring juga sudah rapi. Sekarang tinggal berangkat ke tempat Bang Pii di Mayungan. Saya perlu menitipkan hamster Dzaky yang berjumlah 7 ekor. Oya, mumpung ke arah utara, saya sekaligus mau mampir ke tempat Mas Ihang untuk mengambil 2 galon axogy. Setelah mandi, saya buru-buru berangkat ke sana. Sayangnya, saya tidak berhasil mendapatkan 2 galon axogy karena rumah Mas Ihang masih terkunci. Para penghuni rumah belum bangun. Sebuah Toyota Rush warna biru parkir di halaman depan. Rupanya ada tamu keluarga. Karena sudah pukul 06.30 lebih, saya segera pulang. Wah, ini molor dari rencana mudik. Semula saya berharap bisa jalan pulang jam 06.00 ke Purworejo. Diharapkan dua setengah jam lagi saya tiba di sana. Ternyata walaupun sudah bangun dari pukul 02.30, saya baru selesai mengurus rumah pada pukul 07.15. Saat itulah saya berangkat pulang. Tentu saja setelah saya mematikan kulkas dan televisi, menyalakan lampu depan, serta mengunci pintu dan jendela. Makanan kering saya simpan di rak makan.
  • 66. 65 Awas,TerjebakRitualRamadhan! On the way mudik Jalanan terasa ramai. Namun karena saya berjalan melawan arus, saya bisa memacu kendaraan hingga 80 km/jam. Sebaliknya, mereka yang datang dari arah Jakarta, harus berjalan beriringan dalam jarak yang rapat. Untuk menghindari kemacetan, saya melintasi ring road selatan Yogya. Memang jaraknya lebih jauh dibandingkan lintasan yang membelah kota. Namun, ketika melewati ring road, saya berada di jalur khusus roda dua yang cukup lapang dan halus. Saya bisa menarik gas hingga 60 km/jam. Hasilnya, dua puluh menit kemudian, saya sudah sampai di Gamping, tapal batas barat kota Yogya. Dari sini perjalanan saya lanjutkan dengan melalui medan yang lebih sempit dan bergelombang. Ya, jalanan akan naik turun berkelok-kelok sepanjang Bantul-Sleman-Kulon Progo.Akan tetapi perjalanan terasa nyaman karena kondisi jalan yang sudah baik. Naik motor dengan menempuh jarak cukup jauh akan terasa mengasyikkan jika ada teman seiring. Maksudnya sesama pengendara motor yang akan menuju tempat yang sama dengan kita. Mengapa demikian?
  • 67. 66 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Menurut pengalaman saya, mereka teman seperjalanan yang kompetitif. Biasanya mereka bisa diajak bermain kucing dan tikus. Ketika jadi tikus, mereka saya kejar. Beberapa saat kemudian, ganti saya yang mengambil posisi depan. Mereka saya tinggal di belakang. Posisi menempel ketat seperti ini menuntut konsentrasi kita di jalan. Risikonya cukup besar. Apalagi jalanan ramai. Kita harus bisa menyelinap di sela-sela barisan kendaraan. Tahu-tahu tempat tujuan sudah dekat. Namun saya hanya berani bermain kucing-tikus di sepanjang jalanan wilayah Yogya. Begitu masuk wilayah Purworejo, saya hentikan permainan ini. Penyebabnya karena jalanan Purworejo lebih sempit dan tidak halus. Memang lubang di jalan sudah ditambal. Tapi karena pengerjaannya tidak rapi, justru bisa mengundang celaka bagi pengendara motor. Apalagi medannya menembus punggung perbukitan. So, saya lebih memilih jalan kencang tapi tidak main kejar-kejaran. Akhirnya, saya sampai di Lugosobo jam 09.30. Catatan waktu ini hanya lebih cepat 15 menit dibandingkan perkiraan saya.
  • 68. 67 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Jelang hari raya, Saatnya belanja Perjalanan Lugosobo-Kiyangkong saya tempuh lewat Pasar Seren. Wah, sekarang jalannya sudah mulus. Bahkan mendekati pabrik rokok Sampoerna, jalan diberi garis-garis pembatas. Yang lebih menarik perhatian ialah barang-barang bawaan orang-orang yang pulang dari pasar. Ada yang berboncengan motor membawa baby walker. Ada juga yang membawa sepeda mini untuk anak seusia tk. Bahkan di jalan menuju Grabag, saya melihat dua orang dewasa berboncengan motor membawa sepeda jengki. Saya tersenyum sendiri. Ternyata momen lebaran masih dianggap saat yang tepat untuk memberikan hadiah istimewa bagi anggota keluarga tercinta.
  • 69. 68 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Keep Smile, My Friend „jdi iri liat status temenku pada mudik ke kota berirama pwrjo...smentara kami malah lebaran yg sgt memprihatinkan di perantauan... tp life must go on,forever happen..smga cma kali ni episode lebaran yg buram...episode hdp yg harus aq lalui...‟ Begitulah status yang ditulis oleh sahabat saya pagi tadi. Dia sudah saya kenal sejak kecil. Maklum kami bertetangga. Sekolah pun bareng dari TK, SD, SMP, sampai SMA. Berkat facebook, kami terhubung kembali setelah lama tidak berjumpa. Sekarang dia tinggal di Pekanbaru, Riau. Miris hati saya membaca kabar tersebut. Tampaknya sahabat saya lagi mengabarkan rangkaian kisah hidupnya. Saya sebut rangkaian karena ada benang merah yang menghubungkan
  • 70. 69 Awas,TerjebakRitualRamadhan! setiap status facebook-nya. Pekan lalu dia menulis tentang kegundahannya sebagai wong cilik saat berhadapan dengan pemegang kekuasaan. Sepertinya lagi ada masalah di lingkungan tempat kerjanya. Beberapa hari kemudian dia menulis tentang tunjangan hari raya (THR) yang belum dibagikan. Katanya akan dibagikan setelah lebaran. Bahkan gaji bulan terakhir pun terlambat dibayarkan. “Kami mau makan apa?” gugatnya. Statusnya yang kemarin berisi rencananya untuk resign dari tempat kerja yang dinilai sudah tidak kondusif. Di penghujung Ramadhan, sahabat saya justru merasa gundah. Harapannya untuk membahagiakan anak semata wayangnya di hari lebaran ini belum kesampaian. Barangkali sang anak memang tidak menuntut dibelikan baju baru atau rekreasi ke tempat pelesiran. Akan tetapi, sebagai orang tua, dia ingin memberi kebahagiaan bagi si buah hati seperti kebahagiaan yang dirasakan teman-teman sebayanya. Perasaannya menjadi semakin gundah ketika menyimak status teman-teman yang
  • 71. 70 Awas,TerjebakRitualRamadhan! berencana mudik ke kampung halaman. Sebagai perantau, dia sangat ingin menikmati indahnya suasana lebaran bersama sanak saudara. Sayang, keinginan tersebut harus dipupus saat ini. Hilangnya kesempatan itu menambah beban hatinya. Walau keadaan tengah memprihatin- kan, rupanya sahabat saya tetap memiliki optimisme. „smga cma kali ni episode lebaran yg buram...’ Alhamdulillah, dia masih yakin pada janji yang Allah tegaskan. Sesungguhnya di balik kesukaran terdapat kemudahan. Beratnya ujian menandakan semakin dekatnya pertolongan dari Allah. Bisa jadi tidak hanya sahabat saya yang tengah merasa resah menjelang idul fitri. Mungkin karena keadaan yang tidak sesuai harapan. Akibatnya, kita tidak bisa berkon- sentrasi untuk mengakhiri Ramadhan dengan indah. Indah yang saya maksud ialah kondisi kita berhasil mengoptimalkan diri untuk mendekat kepada Allah, sehingga kita termotivasi untuk me-ramadhan-kan hari-hari yang akan kita lalui.
  • 72. 71 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Tetaplah sabar, sahabat. Senyumlah untuk kemenangan besar atas hawa nafsu yang telah engkau tundukkan. Ya Allah, kabulkanlah harapan mereka. Tunjukkan jalan terang baginya untuk menga- tasi setiap masalah yang tengah dihadapi. Jangan biarkan keluarga mereka larut dalam nelangsa. Singkirkan mendung tebal yang meng- gantung di langit batinnya agar mentari Idul Fitri mengantarkan kebahagiaan dalam bilik jiwanya. Amin. Taqabalallahu minna wa minkum Minal aidin wal faizin Selamat hari raya Idul Fitri Mohon maaf lahir dan batin
  • 73. 72 Awas,TerjebakRitualRamadhan! Tentang Tammi Gambaran tentang diri Tammi Prastowo semestinya lebih objektif diperoleh dari orang- orang yang ada di sekitarnya. Namun, dengan merunut peran yang pernah dimainkan, mungkin dapat memberi sedikit gambaran tentang dirinya. Tammi Prastowo terlahir di Purworejo, 1 Maret 1977. Darah pendidik yang menitis dari Sang Bapak mendorongnya menggeluti dunia pendidikan. Berawal dari trainer di Pelajar Islam Indonesia (PII) Surakarta, lalu sebagai guru di SMA Diponegoro Surakarta, hingga menjadi editor dan penulis buku ajar di PT Intan Pariwara Klaten. Kini Tammi tergabung dalam tim Research and Development pada penerbit tersebut. Ayah dari Akmal Dzaky Mubarok ini tinggal di Griya Taman Srago A13/26, Gumulan, Klaten. Anda bisa menghubunginya melalui email tammi.prastowo@yahoo.com atau di nomor hp. 081 392 017 037. Tulisan lain dapat Anda baca pada www.kompasiana.com/tammiprastowo dan www.rumahdzaky.wordpress.com.