Berikut ini adalah contoh latar belakang yang dapat menjadi dasar pengembangan potensi wisata outbound di Taman Pramuka Desa Sibolangit:Potensi wisata outbound di Taman Pramuka Desa Sibolangit belum dimanfaatkan secara optimal. Taman Pramuka Desa Sibolangit memiliki luas lahan sekitar 5 hektar yang terletak di pinggir hutan. Lahan tersebut memiliki berbagai fasilitas pendukung kegiatan outbound seperti area perkemahan, area
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Modul praktikum pengantar perjalanan wisata memberikan capaian kepada mahasiswa untuk menginventarisasi sistem kepariwisataan secara dasar.
2. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif melalui wawancara terstruktur untuk menggambarkan hasilnya tanpa membuat kesimpulan.
3. Alat-alat praktikum berupa modul, peralatan dokumentasi, dan absensi.
Similar to Berikut ini adalah contoh latar belakang yang dapat menjadi dasar pengembangan potensi wisata outbound di Taman Pramuka Desa Sibolangit:Potensi wisata outbound di Taman Pramuka Desa Sibolangit belum dimanfaatkan secara optimal. Taman Pramuka Desa Sibolangit memiliki luas lahan sekitar 5 hektar yang terletak di pinggir hutan. Lahan tersebut memiliki berbagai fasilitas pendukung kegiatan outbound seperti area perkemahan, area
Similar to Berikut ini adalah contoh latar belakang yang dapat menjadi dasar pengembangan potensi wisata outbound di Taman Pramuka Desa Sibolangit:Potensi wisata outbound di Taman Pramuka Desa Sibolangit belum dimanfaatkan secara optimal. Taman Pramuka Desa Sibolangit memiliki luas lahan sekitar 5 hektar yang terletak di pinggir hutan. Lahan tersebut memiliki berbagai fasilitas pendukung kegiatan outbound seperti area perkemahan, area (20)
Berikut ini adalah contoh latar belakang yang dapat menjadi dasar pengembangan potensi wisata outbound di Taman Pramuka Desa Sibolangit:Potensi wisata outbound di Taman Pramuka Desa Sibolangit belum dimanfaatkan secara optimal. Taman Pramuka Desa Sibolangit memiliki luas lahan sekitar 5 hektar yang terletak di pinggir hutan. Lahan tersebut memiliki berbagai fasilitas pendukung kegiatan outbound seperti area perkemahan, area
1. MODUL PRAKTIKUM PENGANTAR PERJALANAN WISATA
CAPAIAN
PRAKTIKUM
Mahasiswa pada Prodi DIII Perjalanan Wisata FIB dapat
menginventarisasi secara dasar sistem kepariwisataan
(Perjalanan Wisata)
METODE
PRAKTIKUM
Metode yang digunakan adalah Metode Deskriptif melalui
wawancara terstruktur. Menurut Sugiyono (2005) metode
deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk
menggambarkan hasil penelitian tetapi tidak digunakan
untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.
ALAT-ALAT Modul Praktikum (Berupa Kertas Panduan), Plastik Kedap
Air, Daftar Pertanyaan, Pena, Rekaman, Foto/Video
Dokumentasi, Absensi, Meteran.
LUARAN PRAKTIKUM Laporan Tertulis (Makalah)
KETUA KEGIATAN
PRAKTIKUM
Samerdanta Sinulingga, S.ST.Par., M.Par.
(Dosen/Instruktur)
NIP: 19871119 201504 1002
KOORDINATOR
LAPANGAN
BENDEHARA
Praktek ini diselenggarakan di Desa Rumah Galuh Kecamatan Sungai Bingai, Langkat,
Sumatera Utara, kurang lebih 30 menit dari kota Binjai. Waktu penyelenggaraan pada hari
Sabtu tanggal 24 November 2018 jam 7 sampai selesai
BENTUK KEGIATAN
No Kegiatan Stakeholder
1
Silaturahim dan
Penyampaian tujuan
kedatangan kepada
perangkat desa. Pemberian
Souvenir.
1. Perangkat Desa
2. Masyarakat Setempat
2 Wawancara Terstruktur
1. Perangkat Desa
2. Masyarakat Setempat
3. Pemilik Lokasi Wisata
3 Wawancara Terstruktur Wisatawan
4
Eksplorasi lapangan ke
beberapa daya tarik wisata 1. Local Guide
2. PENUNTUN PRAKTIKUM PENGANTAR PERJALANAN WISATA
PROGRAM STUDIDIII PERJALANAN WISATA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
NAMA :
NIM :
KELAS :
3. Nama Lengkap :
NIM :
Tempat Lahir :
Tanggal Lahir :
Alamat :
No. Telp/Hp :
e-mail :
Ayah/Ibu :
Pekerjaan :
Alamat :
No.Telp/Hp :
Dengan ini saya dan orang tua saya menyatakan bersedia untuk mengikuti praktikum dengan
baik sesuai peraturan.
Medan,......................20 Medan,........................20
(....................................) (.......................................)
4. Indikator Penilaian Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah Perjalanan Wisata Semester I Kelas A/B
Nilai UAS= 25 Point. +5 point akan diserahkan apabila mahasiswa tersebut menjabat sebagai
panitia (dalam lampiran sertifikat PKL). Total point UAS adalah 30 point.
1. Per kelompok maksimal 2 mahasiswa/i, tidak boleh lebih dari 2 orang. Pelanggaran
terhadap ketentuan ini adalah pengurangan 5 point nilai untuk setiap orang yang
masuk. Maksudnya adalah apabila dalam 1 kelompok lebih dari 1 orang maka
pengurangan nilai adalah 5. Tambah 2 orang lagi (artinya 1 kelompok sudah 4 orang)
maka pengurangan nilai adalah 5+5=10 point nilai.
2. Format struktur Makalah menyerupai kertas karya akhir (skripsi), mulai dari format
cover, kata pengantar, daftar isi (akan dilampirkan). Pelanggaran terhadap ketentuan
ini adalah pengurangan 10 point nilai.
3. Latar Belakang harus memuat permasalahan yang ada di lokasi praktek kuliah
lapangan (Desa Rumah Galuh, Pelaruga). Dan jelas struktur nya mulai dari P1, P2, P3
dst. Pelanggaran terhadap ketentuan ini adalah pengurangan 7 point nilai.
4. Teori harus memuat solusi yang diberikan terhadap masalah yang terjadi. Pelanggaran
terhadap ketentuan ini adalah pengurangan 8 point nilai.
5. Mahasiswa bukan kutu buku saja, namun gudang akan ide, solusi, kreatifitas dan
gagasan. Dalam pembahasan nantinya, mahasiswa diharuskan mencari solusi yang
kreatif dalam lembar tugasnya, dalam pemecahan setiap masalah yang tertampil di
lapangan. Solusi harus logis dan memiliki contoh baik itu gambar, video, ataupun
tulisan yang menginspirasi. Pelanggaran terhadap ketentuan ini adalah pengurangan 5
point nilai.
6. Setiap makalah harus memiliki Data inventarisasi lapangan yang lengkap, yang telah
diinformasikan di dalam modul praktek ini. Pelanggaran terhadap ketentuan ini adalah
pengurangan 10 point nilai.
7. Struktur penulisan harus baik dan benar. Pelanggaran terhadap ketentuan ini adalah
pengurangan 4 point nilai.
5. PENGEMBANGAN POTENSI WISATA OUTBOUND DI TAMAN PRAMUKA
DESA SIBOLANGIT
Ujian Akhir Semester Tahun 2019
DISUSUN OLEH :
FRETIKA PUTRI 122204044
DELTA FRENSISTA SEMBIRING 122204044
PROGRAM STUDI D-III PERJALANAN WISATA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018/2019
6. KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek
Kuliah Lapangan dengan judul “Pengembangan Potensi Wisata Outbound Di Taman
Pramuka Desa Sibolangit” guna memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah Pengantar
Perjalanan Wisata semester I yang mencangkup Ujian Akhir Semester (UAS) pada Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam
menyelesaikan Laporan Ujian Akhir Semester ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari
berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Budi Agustono bla bla bla selaku Dekan FIB USU yang telah
memberikan izin dalam penulisan Laporan Ujian Akhir Semester ini.
2. Bapak Drs. Jhonson Pardosi bla bla bla selaku Ketua Program Studi DIII
Perjalanan Wisata FIB USU yang telah memberikan kelancaran dalam proses
Praktek Kuliah Lapangan.
3. Bapak Samerdanta Sinulingga bla bla bla selaku Pengampu Mata Kuliah
Pengantar Perjalanan Wisata yang telah memberikan Pengetahuan dan
Keterampilan saya sebagai mahasiswa D3 Perjalanan Wisata
4. Ayahanda dan Ibunda terkasih (maksudnya orang tua kamu. tulislah dengan ke
ikhlasan hati, rasa terimakasih kepada orang tua anda, bahwa kamu memang
dengan bangga memperoleh pendidikan dan keterampilan di mata kuliah Bapak
ini).
7. DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar .......................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
BAB II DATA INVENTARISASI WISATA ..................................................... 2
2.1.Atraksi Wisata .................................................................................. 3
2.2.Aksesibilitas......................................................................................4
2.3.Amenitas............................................................................................5
2.4.Anselari.............................................................................................6
2.5.Data Lainnya.....................................................................................7
2.5.1. Sub-sub Bab Dua Satu Satu Dan Seterusnya.......................... 4
2.6.Sub Bab Dua Dua............................................................................. 5
2.6.1. Sub-sub Bab Dua Dua Satu Dan Seterusnya .......................... 6
BAB III TINJAUAN TEORITIS ........................................................................ 2
3.1. Sub Bab Dua Satu.......................................................................... 3
3.1.1. Sub-sub Bab Dua Satu Satu Dan Seterusnya.......................... 4
3.2.Sub Bab Dua Dua............................................................................. 5
3.2.1. Sub-sub Bab Dua Dua Satu Dan Seterusnya .......................... 6
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................... 7
4.1. Sub Bab Empat Satu...................................................................... 8
4.1.1. Sub-sub Bab Empat Satu Satu Dan Seterusnya...................... 9
4.2. Sub Bab Empat Dua ........................................................................ 10
4.2.1. Sub-sub Bab Empat Dua Satu Dan Seterusnya....................... 11
DAFTAR PUSTAKA
8. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Latar Belakang masalah adalah informasi yang tersusun sistematis berkenaan dengan
fenomena dan masalah problematik yang menarik untuk di teliti. Masalah terjadi saat harapan
tidak sama dengan realita yang terjadi. Tidak semua masalah adalah fenomena dan menarik.
Masalah yang fenomenal adalah saat menadi perhatian banyak orang dan di bicarakan di
berbagai kalangan di masyarakat. Latar belakang dimaksudkan untuk menjelaskan alasan
mengapa masalah dalam penelitian ingin diteliti, pentingnya permasalahan dan pendekatan
yang digunakan untukan untuk menyelesaikan masalah tersebut baik dari sisi teoritis dan
praktis. Latar belakang penelitian berisi: Alasan rasional dan esensial yang membuat peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian berdasarkan fakta-fakta, data, referensi dan temuan
penelitian sebelumnya.
Gejala-gejala kesenjangan yang terdapat dilapangan sebagai dasar pemikiran untuk
memunculkan permasalahan dan bagaimana penelitian mengisi ketimpangan yang ada
berkaitan dengan topik yang diteliti. Kompleksitas masalah jika masalah itu dibiarkan dan
akan menimbulkan dampak yang menyulitkan, menghambat, mengganggu bahkan
mengancam. Pendekatan untuk mengatasi masalah dari sisi kebijakan dan teoritis penjelasan
singkat tentang kedudukan atau posisi masalah yang diteliti dalam ruang lingkup bidang studi
yang ditekuni peneliti. Cara membuat latar belakang masalah dengan langkah sebagai beikut:
Pada bagian awal latar belakang adalah gambaran umum tentang masalah yang akan di
angkat. Dengan model piramid terbalik buat gambaran umum tentang masalah mulai dari hal
global sampai mengerucut fokus pada masalah inti, objek serta ruang lingkup yang akan di
teliti. Pada bagian tengah unkapkan fakta, fenomena, data-data dan pendapat ahli berkenaan
dengan pentingnya masalah dan efek negatifnya jika tidak segera di atasi dengan di dukung
juga teori dan penelitian terdahulu.
9. BAB II
DATA INVENTARISASI WISATA
2.1 Atraksi Wisata
Daya tarik wisata di Pelaruga terdiri dari 3 jenis atraksi wisata, yaitu 1) atraksi wisata
alam berupa (air terjun yang segar, air panas yang, air galon yang, gunung yang, bukit yang,
pohon pohon rimbun yang, binatang hutan yang alhamdullilah, udara segar yang, sarang
lebah monster yang); 2) atraksi budaya (warga yang masih menyapa wisatawan dengan
bahasa daerah yang membuat wisatawan merasa menjadi bagian dari penduduk setempat,
masih terdapat nya transportasi menggunakan kerbau sebagai alat transportasi, para wanita di
desa yang sudah dewasa masih melakukan sontil (makan sirih), beberapa rumah warga yang
masih menggunakan ornamen tradisional dll); 3) atraksi buatan manusia (terdapat 4 ayunan di
lokasi meeting point, terdapat fasilitas outbound seperti jembatan tali buatan, bungee jumping
dll).
2.2 Aksesibilitas
Aksesibilitas ke Pelaruga dapat dikatakan sudah baik. Pendapat tersebut saya
sampaikan dengan beberapa pertimbangan, yaitu: 1) akses jalan: akses jalan dari medan
menuju pelaruga memakan waktu kurang lebih 1,5 jam. Kami berangkat dari meeting point
pada jam 8 pagi. kami temukan hingga 3 area titik kemacetan (yaitu jalan merdeka, jalan
belum merdeka dan jalan tak merdeka merdeka), waktu yang dihabiskan per-area titik macet
dari 3-5 menit (menurut kami kondisi ini masih wajar). Untuk kondisi jalan, kami
menemukan 4 titik jalan dengan kondisi jalan yang sangat buruk, 3 titik jalan buruk, dan
lainnya cukup baik. 4 titik jalan yang sangat buruk, kami nilai dengan tampilan yang parah
dengan lobang jalan hingga 30cm (prediksi) dan beberapa lubang tersebut berisi air dengan
kedalaman yang berbeda beda sehingga dapat membahayakan pengguna jalan yang melintas
di lokasi tersebut, waktu yang kami habiskan melewati setiap titik jalan ini dari 5-15 menit);
2) Transportasi menuju ke Pelaruga. Kami berangkat dengan menggunakan angkutan kota
(mobil) sampai ke Kota Binjai. Setelah dari kota, terdapat 3 jenis angkutan desa menuju ke
pelaruga yaitu Mobil, sepeda motor dan becak. Transportasi yang kami gunakan pada saat itu
adalah angkutan yang menggunakan mobil. Karena mobil tersebut bukan moda wisata namun
angkutan masyarakat desa maka kami tak memberikan penilaian terhadap hal tersebut.
2.3 Amenitas
10. 2.4 Anselari
2.5 Data Lainnya
Arus kunjungan terbanyak (high season) terjadi pada bulan 6, 8 dan bulan 9 setiap
tahunnya. Untuk setiap bulannya, arus kunjungan terbanyak terjadi pada hari sabtu dan hari
minggu, namun arus terpadat terjadi pada hari minggu. Estimasi atau perkiraan pendapatan
yang di dapat oleh pemilik pemandian alam dari aktifitas wisata adalah 20-30 juta
perbulannya (bruto), sedangkan guide mendapat 5-10 juta perbulannya (bruto).
11. BAB III
TINJAUAN TEORITIS
3.1 Pengertian Pariwisata
3.2 Pengertian Daya Tarik Wisata
3.3 Pengertian Stakeholder Pariwisata
3.4 Pengertian Motivasi Wisata
3.5 Pengertian Jenis Jenis Wisata
3.6 Pengertian Prasarana dan Sarana Pariwisata
3.7 Pengertian 4A Pariwisata
DAN SETERUSNYA
14. INVENTARISASI STAKEHOLDER
Stakeholder Utama (Primer)
Stakeholder utama merupakan stakeholder yang memiliki kaitan kepentingan secara langsung
dengan suatu kebijakan, program, dan proyek. Mereka harus ditempatkan sebagai penentu
utama dalam proses pengambilan keputusan.
Contohnya :
Masyarakat dan tokoh masyarakat, masyarakat yang terkait dengan proyek, yakni
masyarakat yang di identifkasi akan memperoleh manfaat dan yang akan terkena dampak
(kehilangan tanah dan kemungkinan kehilangan mata pencaharian) dari proyek ini.
Sedangkan tokoh masyarakat adalah anggota masyarakat yang oleh masyarakat ditokohkan di
wilayah itu sekaligus dianggap dapat mewakili aspirasi masyarakat. Di sisi lain, stakeholders
utama adalah juga pihak manajer Publik yakni lembaga/badan publik yang bertanggung
jawab dalam pengambilan dan implementasi suatu keputusan.
15. Stakeholder Pendukung (Sekunder)
Stakeholder pendukung (sekunder) adalah stakeholder yang tidak memiliki kaitan
kepentingan secara langsung terhadap suatu kebijakan, program, dan proyek, tetapi memiliki
kepedulian (concern) dan keprihatinan sehingga mereka turut bersuara dan berpengaruh
terhadap sikap masyarakat dan keputusan legal pemerintah.
Yang termasuk dalam stakeholders pendukung (sekunder) :
1. Lembaga(Aparat) pemerintah dalam suatu wilayah tetapi tidak memiliki tanggung
jawab langsung.
2. Lembaga pemerintah yang terkait dengan issu tetapi tidak memiliki kewenangan secara
langsung dalam pengambilan keputusan.
3. Lembaga swadaya Masyarakat (LSM) setempat : LSM yang bergerak di bidang yang
bersesuai dengan rencana, manfaat, dampak yang muncul yang memiliki concern (termasuk
organisasi massa yang terkait).
4. Perguruan Tinggi yakni kelompok akademisi ini memiliki pengaruh penting dalam
pengambilan keputusan pemerintah serta Pengusaha (Badan usaha) yang terkait sehingga
mereka juga masuk dalam kelompok stakeholder pendukung.
5. Pengusaha (Badan usaha) yang terkait.
Stakeholder Kunci
Stakeholder kunci merupakan stakeholder yang memiliki kewenangan secara legal dalam hal
pengambilan keputusan. Stakeholder kunci yang dimaksud adalah unsur eksekutif sesuai
levelnya, legislatif dan instansi. Stakeholder kunci untuk suatu keputusan untuk suatu proyek
level daerah kabupaten.
Yang termasuk dalam stakeholder kunci yaitu :
1. Pemerintah Kabupaten
2. DPR Kabupaten
3. Dinas yang membawahi langsung proyek yang bersangkutan.
16. DAFTAR PERTANYAAN
Pengelola Wisata
Kapan High Season (Maksudnya adalah Bulan)?
Kapan High Season (Maksudnya adalah Harian/Mingguan)?
Berapa jumlah tingkat kunjungan pada saat High Season (Maksudnya adalah Bulan)?Berupa
Estimasi apabila tidak ada data valid. Terendah - Tertinggi
Berapa jumlah tingkat kunjungan pada saat High Season (Maksudnya adalah
Harian/Mingguan)?Berupa Estimasi apabila tidak ada data valid. Terendah - Tertinggi
Kapan Low Season (Maksudnya adalah Bulan)?
Kapan Low Season (Maksudnya adalah Harian/Mingguan)?
Berapa jumlah tingkat kunjungan pada saat Low Season (Maksudnya adalah Bulan)? Berupa
Estimasi apabila tidak ada data valid . Terendah - Tertinggi
Berapa jumlah tingkat kunjungan pada saat Low Season (Maksudnya adalah
Harian/Mingguan)? Berupa Estimasi apabila tidak ada data valid . Terendah - Tertinggi
Berapa Harga Tiket Masuk Umum/Komunitas/Acara? Per Orang Berapa? Kalau Paket
Berapa?
Tingkat permintaan wisatawan tertinggi, mengunjungi daya tarik yang mana?
Tingkat permintaan wisatawan terendah, mengunjungi daya tarik yang mana?
Dimana letak daya tarik wisata yang memiliki resiko bahaya tertinggi untuk dikunjungi
wisatawan? Dimana letak kecelakaan yang sering terjadi?
Dimana letak daya tarik wisata yang memiliki resiko bahaya terendah untuk dikunjungi
wisatawan?
Berapa Estimasi Keuntungan Kotor yang di dapat dari penyelenggaraan wisata ini per
bulannya pada saat high season?
A. Kurang dari 30 juta
B. 30 – 34 juta
C. 35 – 39 juta
D. 40 – 44 juta
E. 55 – 59 juta
F. Lebih dari 59 juta
Berapa Estimasi Keuntungan Kotor yang di dapat dari penyelenggaraan wisata ini per
bulannya pada saat low season?
A. Kurang dari 30 juta
B. 30 – 34 juta
C. 35 – 39 juta
17. D. 40 – 44 juta
E. 55 – 59 juta
F. Lebih dari 59 juta
Berapa Estimasi Keuntungan Bersih yang di dapat dari penyelenggaraan wisata ini per
bulannya pada saat high season?
A. Kurang dari 30 juta
B. 30 – 34 juta
C. 35 – 39 juta
D. 40 – 44 juta
E. 55 – 59 juta
F. Lebih dari 59 juta
Berapa Estimasi Keuntungan Bersih yang di dapat dari penyelenggaraan wisata ini per
bulannya pada saat low season?
A. Kurang dari 30 juta
B. 30 – 34 juta
C. 35 – 39 juta
D. 40 – 44 juta
E. 55 – 59 juta
F. Lebih dari 59 juta
Apa pengalaman terbaik dari local guide ketika melayani wisatawan?
Apa pengalaman terburuk dari local guide ketika melayani wisatawan?
Apa penghargaan yang pernah diterima oleh local guide dari wisatawan?
Apa keluhan yang pernah diterima oleh local guide dari wisatawan? Misalnya tentang
fasilitas air, kamar mandi, kondisi jalan, perlengkapan keselamatan dll.
Apakah pernah wisatawan mengalami cedera serius ketika melakukan kunjungan wisata?
Apa cedera itu? Dan bagaimana penangannya?
DAFTAR PERTANYAAN STAKEHOLDER
Pengelola
Nama:
Umur:
Pekerjaan:
Sudah berapa lama memiliki usaha ini?
Berapa guide lokal yang dimiliki?
18. Pendidikan dari guide lokal yang terendah hingga tertinggi?
Kegiatan wisata apa yang dilakukan di daerah ini?
Apa tantangan yang dihadapi dalam menjalankan usaha ini?
Apa keinginan kedepannya? Cita-cita terkait perluasan usaha? Misalnya ingin meningkatkan
kualitas fasilitas seperti kamar mandi (fasilitas)atau harapan semua guide lokal ada seragam
(SDM) atau membuat warung makan bukan sekedar kantin (fasilitas) atau memperluas lahan
parkir(fasilitas) atau membuat daya tarik wisata baru seperti flying fox atau menambah lokasi
daya tarik wisataatau menambah perlengkapan keselamatan (fasilitas)atau memperbaiki jalan
(akses).
Apakah ada komunitas pengelola usaha wisata dikawasan ini?