SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Memotong dengan Gas Oxy-Acetylene 
A. Prinsip Pemotongan Dengan Gas 
Prinsip pemotongan dengan gas adalah memotong besi atau baja dengan menggunakan panas yang 
dihasilkan dari pembakaran reaksi kimia berupa gas. 
Proses pemotongan logam dengan gas adalah memotong dengan cara memanaskan logam sampai 
mendekati titik lumer (cair) kemudian ditekan dengan semburan gas pada tekanan tertentu sehingga 
logam yang akan mencair tersebut terbuang sehingga logam terpotong. 
Keuntungan memotong logam dengan gas: 
 Proses pemotongan cepat, berbagai bentuk dapat dipotong dengan hasil baik. Proses 
pemotongan dapat dilaukakan secara otomatis dengan mesin atau secara manual dengan 
tangan. 
Kerugian memotong logam dengan gas: 
 Memerlukan alat dan perlengkapan yang khusus, harganya mahal. Pada sisi bekas pemotongan 
akan terjadi perubahan struktur yang mengakibatkan perubahan sifat logam yang dipotong. 
Alat-alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pemotongan: 
1. Alat 
a. Tabung gas oksigen 
b. Tabung gas acetylene 
c. Regulator oksigen 
d. Regulator acetylene 
e. Slang gas oksigen dan acetylene 
f. Brander 
g. Lighter (pemantik api) 
2. Bahan 
a. Gas oksigen (O2) 
b. Gas acetylene (C2H2) 
c. Benda kerja 
a.1. Tabung Acetylene
Tabung gas acetylene mempunyai kapasitas isi 5000, 6000 atau 7500 liter dimana pada bagian bawah 
tabung biasanya dipasang sumbat pengaman yang akan melebur pada temperature 1000 C. bila 
temperature di dalam tabung terlalu panas sumbat akan melebur sehingga gas acetylene keluar dari 
lubang. Hal ini guna menghindari tekanan tabung meningkat yang dapat menyebabkan tabung meledak. 
Katup tabung dibuka dan ditutup dengan menggunakan kunci sock atau kunci botol, dimana katup 
dibuka kira-kira ¼ – 1 ½ putaran dan kunci tersebut tetap dibiarkan menempel pada katup selama katup 
terbuka. Lepaskan kunci bila katup tertutup atau tidak terpakai. Tabung gas acetylene dicat dengan 
warna merah tua untuk membedakannya dengan tabung gas yang lain. 
a.2. Tabung Oksigen 
Tabung gas oksigen mempunyai kapasitas sama dengan tabung gas acetylene. Isi gas dalam tabung 
berbanding lurus dengan tekanan, makin besar tekanan makin banyak isi di dalamnya. Untuk 
membedakan tabung gas oksigen dengan tabung gas lainnya, maka tabung gas oksigen diberi warna 
biru, hijau atau abu-abu dan terkadang juga diberi warna hitam. 
Salah satu perbedaan antara tabung gas acetylene dengan tabung gas oksigen adalah pada tabung gas 
acetylene, penghubung antara tabung dengan regulator menggunakan ulir kiri yakni mengencangkannya 
dengan diputar kea rah kiri. Sedangkan pada tabung gas oksigen menggunakan ulir kanan yakni 
mengencangkannya dengan diputar kearah kanan. 
Pemeliharaan tabung gas: 
• Hindarkan minyak, pelumas dan gemuk dari tabung gas 
• Lindungi tabung dari panas dan terik matahari
• Hindari tabung dari jatuh atau kejatuhan benda lain 
• Pemakaian gas harus selalu menggunakan regulator 
• Tempatkan tabung berdiri tegak 
• Sedapat mungkin jauhkan tabung dari sumber panas. 
a.3. Alat Pemotong (Brander Potong) 
Bagian-bagian utama brander potong manual 
Nozzle atau Tip 
Nozzle atau Tip adalah suatu komponen pada ujung brander potong yang berfungsi sebagai torch (obor) 
dimana pada nozzle ini terdapat lubang-lubang gas yang terdiri dari lubang gas untuk pemanasan awal 
dan lubang gas oksigen potong. 
Nozzle ini memiliki ukuran yakni dilihat dari besarnya diameter lubang gas pada nozzle. Penggunaan 
nozzle tersebut disesuaikan dengan tebal bahan yang akan dipotong. Ukuran nozzle diberi penomoran 
sesuai besarnya yaitu nomor 1, nomor 2 dan nomor 3. Makin tebal bahan makin besar pula nozzle yang 
digunakan. Berikut adalah table pemilihan ukuran nozzle sesuai tebal bahan yang akan dipotong. 
a.4. Regulator 
Regulator berfungsi sebagai alat penurun tekanan isi menjadi tekanan kerja yang tetap besarnya sesuai 
dengan kebutuhan tekanan pemotongan. Pada regulator terdapat dua buah alat pengukur tekanan 
(manometer), yaitu manometer tekanan isi tabung dan manometer tekanan kerja.
Perbedaan regulator oksigen dengan regulator acetylene: 
1. Regulator oksigen 
- Tekanan isi sampai 250 Kg/cm2 
– Tekanan kerja sampai 12 Kg/cm2 
2. Regulator acetylene 
- Tekanan isi sampai 30 Kg/cm2 
– Tekanan kerja sampai 3 Kg/cm2 
3. Baut dan mur pengikat 
- Oksigen : Ulir kanan 
– Acetylene : Ulir kiri 
4. Warna 
- Oksigen : biru / hijau 
– Acetylene : merah 
a.5. Selang Gas 
Selang gas digunakan untuk menyalurkan gas acetylene dan gas oksigen ke brander. Selang gas terbuat 
dari karet. Sebagaimana tabung gas dan regulator gas, selang gas juga dibedakan dengan perbedaan 
warna yaitu warna merah untuk gas acetylene dan warna hijau untuk gas oksigen. 
Kriteria selang gas harus kuat tapi lemas tidak kaku serta tahan terhadap tekanan tinggi hingga 10 
Kg/cm2. Diameter selang gas 5 mm, 6 mm atau 7 mm. selang ditempelkan menjadi satu untuk 
memudahkan dalam penggunaan dan juga memudahkan digulung untuk menyimpan. Sebelum 
digunakan sebaiknya selang diperiksa kebocoran terlebih dahulu untuk menghindari bahaya pada saat 
penggunaan. 
a.6. Lighter (Pemantik Api) 
Lighter atau pemantik api atau korek api digunakan untuk menyalakan gas campuran acetylene dan 
oksigen yang dipakai sebagai pemanas awal pada proses pemotongan dengan gas. Lighter yang 
digunakan adalah lighter khusus untuk menyalakan brander. Lighter harus bergagang panjang untuk 
menghindari terbakarnya tangan pada saat menyalakan brander. 
a.7. Macam-macam nyala api
1. Nyala Api normal/netral, nyala inti api berwarna biru keputihan, atau putih kehijauan, ujung api bulat 
(tumpul) dan tidak bersuara. 
Api normal apabila perbandingan antara gas oksigen dan gas acetylene seimbang. 
2. Nyala api oksidasi, nyala inti api berwarna putih kemilau agak keunguan, inti api berbentuk runcing 
dan lebih pendek serta bersuara berdesis. Bila digunakan untuk memotong atau mengelas terjadi 
oksidasi besi terapung. Hal ini terjadi apabila kelebihan oksigen. 
3. Nyala api karburasi, nyala inti api berwarna kuning atau kemerahan, nyala luar kehitaman serta 
berasap kehitaman. Hal ini terjadi jika kelebihan gas acetylene. 
Cara menyetel api potong 
1. Pertama-tama buka katup tabung gas acetylene kira-kira ¼ putaran dan katup tabung gas oksigen 
kira-kira ½ – 1 putaran. 
2. Buka katup pengatur tekanan kerja pada regulator acetylene hingga mencapai ± 0,3 Kg/cm2. 
3. Buka katup pengatur tekanan kerja pada regulator oksigen hingga mencapai ± 2,5 Kg/cm2. 
4. Buka kran/valve acetylene para brander kira-kira ¼ putara, kemudian nyalakan api brander dengan
lighter. Ingat jangan menggunakan korek api biasa. 
5. Buka kran oksigen pada brander secara perlahan hingga mencapai nyala api normal/netral. 
6. Untuk mengecek apakah nyala api sudah netral atau belum, buka kran/tuas oksigen pemotong secara 
cepat kemudian tutup. Apabila inti api tidak berubah, berarti nyala api sudah netral, jika nyala api 
berubah berarti belum netral, aturlah lagi hingga meencapai nyala api netral. 
Memotong dengan Gas Oxy-Acetylene – 2 
B. Metalurgi Pemotongan dengan Oxygen 
Pada pemotongan baja atau besi dengan Api Oksi Asetilin terjadi reaksi sebagai berikut : 
Fe + O __________ FeO + 63.800 Kali 
3 Fe + 2O2 ____________ Fe 3 O4 + 267.800 Kali 
2 Fe + 11/2 O2__________Fe2 O3 + 196.800 Kali 
Bila baja yang telah dipanaskan sampai suhu nyala oksigen direaksikan dengan O2 murni seperti diatas, 
Kemungkinan – kemungkinan yang terjadi ialah campuran ketiga jenis oksida tersebut dan sisa logam Fe 
yang belum beraksi. 
Pada pengamatan terhadap slang yang terjadi didapat hasil adanya campuran FeO dan Fe3 O4 dan Fe O 
dan Fe 2 O3 dan logam ( Fe ) yang belum teroksidasi . 
1. Mampu Potong ( Cutability ) 
Mengingat bahwa pada proses ini reaksi kimia adalah reaksi oksidasi , maka untuk logam – logam yang 
tahan oxsidasi (Oxidation resistant metals) perlu adanya penambahan Flux kimia atau serbuk besi 
sebagai bahan yang dapat bereaksi eksotermis . 
Untuk mendapatkan hasil-hasil pemotongan yang baik, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi :
- Lebur logam yang di potong harus lebih tinggi dari suhu nyala oksigen. bila suhu lebur logam yang 
dipotong lebih rendah dari suhu nyala oksigennya, maka logam akan terlebih dahulu melebur sebelum 
reaksi oksidasi terjadi. Karena peleburan logam ini terjadi pada suatu daerah yang relatif lebih luas, 
maka pemotongan yang di inginkan tidak terlaksana. 
– Suhu lebur oksida logam yang dipotong harus lebih rendah dari suhu lebur logam, dan juga lebih 
rendah dari suhu yang dihasilkan oleh reaksinya. bila suhu oksida logam ternyata lebih tinggi dari suhu 
lebur logam maupun suhu yang dihasilkan pada reaksi , maka akan menyulitkan proses pemotongan. 
misalnya pada baja paduan Chrom( Cr2 O3 ) yang mempunyai suhu lebur 2.000 º C , atau aluminium 
paduan yang mengandung oksida alumunium ( Al2 O3 ) dengan suhu lebur 2. 050 º C akan sulit untuk 
dipotong. 
- Koefisien konduksi panas logam yang dipotong tidak boleh tinggi ( besar ), logam – logam yang 
mempunyai koefisien konduksi panas besar akan mudah merambatkan panas kebagian lain dari logam, 
sehingga akan susah memanaskan logam setempat misalnya tembaga atau aluminium. 
- Oksidasi yang terbentuk pada proses pemotongan harus cukup encer ( cair ), untuk mempermudah 
pengaliran cairan keluar dari celah ( Kerf ). Pada pemotongan besi tuang karena adanya cairan 
oksida silicon ( SiO2 ) yang cukup banyak dan kental , maka pemotongan logam akan lebih sulit. 
Catability suatu logam juga sangat dipengaruhi oleh ketidak murnian dari unsur – unsur lain. ( C, Cr, Si ), 
yang juga dapat meningkatkan kekerasan ( hardenability ) misalnya Mo dan W. 
Tabel 1. Suhu lebur beberapa logam dan oksida logam. 
NO Logam dan Oksidasi Logam Suhu Lebur º C 
1. 
2. 
3. 
4. 
5. 
6. 
7. 
8. 
9. 
10. 
11. 
12. 
13. 
Besi 
Baja karbon rendah 
Baja karbon tinggi 
Besi tuang kelabu 
FeOI 
Fe2O3 
Fe3 O4 
Tembaga 
Brass 
Tin Bronze 
Oksida tembaga 
Alumunium 
Oksida Alumunium 
1535 
1500 
1300 – 1400 
1200 
1370 
1565 
1527 
1083 
850 – 900 
850 – 950 
1236 
657 
2020 – 2050
14. 
15. 
Zinc 
Oksida Zinc 
419 
1800 
2. Fungsi Pemanasan 
Fungsi nyala pemanasan pada proses pemotongan logam dengan oksigen adalah : 
( 1 ) Untuk menaikan suhu logam yang akan dipotong sampai suhu nyala oksigen untuk memulai 
melanjutkan reaksi kimia pemotongan. 
( 2 ) Dapat melindungi semburan gas oksigen terhadap pengaruh atmosfer yang Mungkin dapat 
Menyebabkan tercampurnya gas oksigen dengan gas – gas lain dari udara luar 
Disamping itu gas oksigen yang disemburkan melalui nosel telah mendapat enersi panas mula dari 
nyala yang dapat membantu menyalakan proses pemotongan. 
( 3 ) Dapat membantu membersihkan kotoran – kotoran ringan pada permukaaan baja bagian atas 
seperti karat, scale , cat maupun kotoran ringan lain yang dapat menghambat proses Pemotongan. 
Intensitas pemanasan yang tinggi yang dapat menaikan suhu logam dengan cepat sampai suhu nyala 
oksigen dapat menguntungkan dari segi ekonomis. Tetapi mutu hasil potong yang baik dengan tingkat 
ekonomi yang tinggi dapat juga diperoleh bila intensitas pemanasan lebih rendah . 
Intensitas pemanasan yang tinggi diperlukan pada saat pemotongan akan dimulai , tetapi penggunaan 
intensitas pemanasan yang lebih rendah dapat dipakai bila pemotongan telah berlangsung. 
Dari beberapa data pencatatan pemanasan dengan api Oksi Asetelin untuk mencapai suhu nyala oksigen 
pada beberapa ketebalan pelat baja dapat dilihat pada table 2. 
Dibawah ini. 
Tabel 2 
Tabel baja ( mm ) Waktu pemanasan (detik ) 
10 – 20 
20 – 100 
100 – 200 
5 – 10 
7 – 25 
25 – 40 
3. Bahan bakar Gas 
Ada beberapa macam bahan bakar gas yang umum dipakai untuk pemanasan pada proses memotong 
logam dengan oksigen , beberapa faktor yang merupakan pertimbangan dalam memilih penggunaan 
bahan bakar gas untuk pemanasan pada proses memotong antara lain : 
( 1 ) Pengaruh pada kecepatan potong
( 2 ) Waktu yang diperlukan untuk pemanasan sebelum memotong 
( 3 ) Harga bahan bakar gas 
( 4 ) Biaya penggunaan oksigen yang dibutuhkan untuk pembakaran bahan Bakar Gas secara efisien, 
misalnya 1 volume asetelin memerlukan 1,5 volume Oksigen, 1 volume propane membutuhkan 2 
volume oksigen. 
( 5 ) Kemampuan bahan bakar gas dalam melayani beberapa proses operasi misalnya untuk pemanasan , 
pengelasan, brazing, scuting, membuat groove dan memotong. 
( 6 ) Kesiap sediaan bahan bakar gas dipasaran local dan mudah dipindahkan untuk keperluan 
pekejaan. 
Gas Asetelin banyak dipakai orang sebagai bahan bakar gas untuk memotong dengan oksigen , karena 
mudah didapat dan temperatur nyalanya tinggi. Perbandingan volume Asetelin dan oksigen untuk nyala 
pemanasan adalah 1 : 1,2 – 1,5. 
Gas Propan juga sudah banyak dipasaran yang disuplai oleh pertamina. Gas ini banyak dipakai untuk 
pemanasan pada proses memotong dengan oksigen. Untuk pembakaran gas tersebut membutuhkan 
perbandingan volume dengan oksigen 1 : 4 – 4½ . 
Sedangkan gas alam atau natural gas hanya terdapat ditempat tempat tertentu di Indonesia terutama 
didekat daerah pengeboran minyak atau gas. Gas ini dapat dipakai sebagai pemanas pada proses potong 
dengan oksigen .Perbandingan volume bahan bakar dengan gas oksigen untuk mula pemanasan pada 
pemotongan adalah 1 : 13/4 – 2. 
Bahan bakar gas lain dapat dipakai sebagai pemanasan awal pada proses potong oksigen antara lain gas 
kota dan gas hydrogen . 
Gas kota karena rendahnya nilai kalor dan tekanan kerja maka gas ini sangat jarang dipergunakan . 
Gas hydrogen dapat disuplai pada tekanan tinggi dan dapat dipakai untuk memotong dalam air. 
4. Pengaruh Kemurnian Oksigen 
Oksigen yang dipakai untuk memotong harus mempunyai tingkat kemurnian 99,5 % atau lebih. Bila 
tingkat kemurniaanya lebih rendah dapat mengurangi efisiensi operasi pemotongan. 
Misalnya lebih rendah 1 % dapat mengurangi kecepatan pemotongan rata – rata 25 % dan menambah 
pemakaian oksigen rata – rata 25 % lebih tinggi kalau kemurnian oksigen yang dipakai lebih rendah dari 
95 % maka peroses pemotongan sudah sangat kurang baik karena yang akan terjadi adalah pelelehan 
logam dengan bentuk hasil potong tidak rata atau bentuk sela potong sangat jelek. 
5. Pengaruh Metalurgi 
Panas yang dihasilkan oleh reaksi kimia oksigen dengan logam menimbulkan panas yang cukup tinggi 
yang dirambatkan melalui sisi sela potong ke logam yang dipotong, panas yang diterima sisi sela potong 
demikian tingginya dan dapat menaikan suhu daerah sela potong sampai suhu kritis dari baja . 
perpindahan panas dari daerah sisi potong kemassa benda kerja yang cepat dapat mengakibatkan 
tingginya laju pendinginan daerah terpengaruh panas tersebut. Sedang torch berjalan secara kontonnyu
. kekerasan dari baja yang dipotong adalah tergantung dari jumlah kadar karbon dan paduan lainnya 
serta tebal dan besar benda yang dipotong. Makin tebal dan besar kerja akan makin besar perpindahan 
panas ke massa benda kerja yang berfungsi sebagai media quench. 
 Dalamnya daerah terpengaruh oleh panas tidak hanya tergantung pada jumlah kadar Karbon 
dan panduannya, tetapi juga tebal dan besar benda Yang dipotong ( Tabel 3 ). 
 Baja kontruksi dengan kadar karbon tidak melebihi 0,25 % biasanya kekerasannya tidak banyak 
berubah pada daerah terpengaruh panas ( HAZ ). 
 Pengaruh pengerasan pada daerah terpengaruh panas akan makin berkurang Pada 
tempat yang makin jauh dari sela potong. 
Tabel 3 
Tebal 
Dalamnya H.A.Z. (mm ) 
Baja karbon rendah Baja karbon tinggi 
12 mm 
12mm 
150 mm 
0,8 mm 
0,8 mm 
3,2 mm 
0,8 mm 
0,8 – 1,6 mm 
3,2 – 6,3 mm 
Biasanya pada pekerjaan kontruksi baja yang mengunakan bahan baja karbon rendah, daerah 
terpengaruh panas karena pemotongan dengan oksigen tidak perlu dibuang untuk proses penyambung 
berikutnya misalnya sambung las. 
Hanya disini disarankan agar bekas pemotongan dibersihkan terlebih dahulu dengan gerinda agar bebas 
dari oksida – oksida besi yang menempel dan scale yang dapat mempengaruhi mutu pengelasan . 
Dari beberapa percobaan uji mekanik didapatkan sifat mekanik yang mendekati bahan yang tidak 
dipotong dengan bahan yang dipotong dengan oksigen. 
Kuat tariknya bisa sedikit lebih tinggi tapi kekenyalan ( ductility ) sedikit menurun, pada peraturan ASMe 
boiler and pressure vessel tidak dibolehkan baja dengan karbon lebih besar 0,35 % dilas dengan 
persiapan kampuh las dengan potong oksigen. 
Pada daerah sisi potong biasanya terjadi perubahan komposisi Kimia setelah proses pemotongan 
dengan oksigen. Tetapi makin dalam dari sisi potong perubahan komposisi kimia ini makin kecil. 
Umumnya kadar karbon akan bertambah pada daerah sisi potong. Diduga kejadian ini karena adanya 
unsur karbon pula bahan bakar gas untuk nyala pemanasan misalnya asetilin ( C2 H2 ) ataupun karbon 
bebas hasil pembakaran yang terkait pada daerah sisi potong pada saat. ? 
Kejadian lain dapat juga yaitu adanya perpindahan karbon dari logam yang dingin ke logam yang panas. 
penyerapan karbon dari cairan logam yang terpotong dan lain sebagainya. 
Nickel seperti halnya karbon akan juga terkonsentrasi pada daerah sisi potong, sedangkan unsur -unsur 
lain pengaruhnya sangat kecil
Baja dan baja paduan yang dipotong mempunyai beberapa unsur-unsur paduan. Beberapa unsur – 
unsur panduan ada beberapa tendensi sukar untuk dipotong karena pengaruh panas dan laju 
pendinginan yang cepat. Beberapa unsur kimia paduan yang berpengaruh antara lain dapat dilihat pada 
tabel 4. 
Tabel 4 
Unsur Pengaruh pada proses memotong dengan oksigen 
KarbonMangan 
Silikon 
Chrom 
Nikel 
Molybden 
Alumunium 
Sulphur 
Baja dengan kadar karbon sampai 0,25 % dapat dipotong tanpa kesulitan . 
tetapi baja dengan kadar karbon lebih tinggi harus diusahakan pemanasan awal 
untuk mencegah pengerasan sisi potong ataupun retak.Baja dengan kadar 14 % 
mangan dan 1,5 % karbon sukar dipotong, dan untuk hasil yang agak baik 
diperlukan pemanasan awal yang cukup. 
Silikon biasanya tidak banyak mempengaruhi catability dari baja 
Chrom murni hanya dapat bereaksi dengan oksigen pada temperature yang 
sangat tinggi baja denagan kadar 5 % chrom dapat dipotong tanpa kesukaran 
bila permukaan bersih. Baja dengan kadar chrom tinggi sampai 10 % ( baja 
chrom ) berfungsi sebagai axidation resistant material dan hasil sisi potong 
biasanya sangat kasar bila digunakan cara potong oksiatelin biasa dapat 
dipotong dengan tambahan serbuk serbuk besi atau flux. 
Nikel sampai 3 % dan kadar karbon tidak terlalu tinggi masih dapat dipotong 
dengan cara potong Oksiasetelin biasa danm untuk baja chrom nikel 18 – 8 
dapat dipotong dengan penambahan serbuk besi atau fluk untuk memudahkan 
reaksi kimia oksidasi. 
Pengaruhnya sama dengan chrome molybden murni sangat sukar dipotong 
dengan oksigen 
Sampai dengan prosentase kecil tridak banyak mempengaruhi catability. 
Sampai dengan prosentase kecil tidak banyak berpengaruh. 
Adakalanya untuk memudahkan proses memotong logam dengan oksigen diperlukan pemanasan awal 
pada seluruh benda kerja untuk menurunkan laju pendinginan (terutama pada baja paduan hardenable ) 
atau meningkatkan efisiensi pemotongan karena meningkatnya heat input. 
Baja paduan rendah dan baja karbon tinggi ( 0,25 % C ) memerlukan pemanasan awal untuk mengurangi 
pengerasan dan mencegah kemungkinan retak Makin tebal dan besar benda kerja yang akan dipotong 
memerlukan pemanasan awal yang lebih tinggi dari ynag tipis atau kecil. 
Ada beberapa keutungan awal untuk benda kerja yang akan dipotong dengan oksigen antara lain. 
 Dapat meningkatkan efisiensi pemotongan karena kecepatan potong ditingkatkan . 
penggunaan gas oksigen untuk pemotongan dapat lebih kecil
 “Grosdient” suhu dapat diperkecil sehingga memperlambat laju pendinginan dan memperkecil 
kemungkinan retak pada saat pendinginan juga dapat mengurangi distorsi dan dapat 
mengurangi pengerasan pada sisi potong. 
 Dapat mengurangi migrasi unsur-unsur logam dari tempat yang dingin ketempat yang lebih 
tinggi temperaturnya dan sebaliknya . 
Tinggi suhu pemanas awal bergantung pada komposisi , tebal dan besar benda yang akan dipotong . 
Biasanya berkisar antara 100 º C sampai 700 º C kebanyakan baja karbon dan panduan 
membutuhkan suhu pemanas awal antara 200 º C – 300 º C Makin tinggi suhu pemanasan awal makin 
tinggi pula proses reaksi oksigen dengan baja dalam hal ini perlu diketahui bahwa suhu pemanasan awal 
harus merata Sampai bagian pada logam . 
Sebab kalau hanya bagian luar saja , maka proses reaksi kimia antara bagian luar dan dalam tidak 
seimbang kecepatannya . Semburan terak dan aliran gas oksigen akan terlambat , dan proses 
pemotongan akan gagal . Untuk mengurangi internal stress pada benda kerja dapat pula dilakukan 
proses pemanasan lanjut berupa annealing , atau stress rel ieve setelah proses pemotongan selesai. 
Sebaiknya pemanasan lanjut untuk tujuan annealing dan stress relieve dilakukan pada dapur pemanas , 
tapi bila tidak mungkin karena bentuk dan beratnya maka dapat pula menggunakan alat pemanas lain. 
6. Mutu Hasil Potong 
Mutu hasil pemotongan dengan oksigen tergantung pada beberapa factor antara lain : 
- Metalurgi 
- Sifat Mekanik 
- Dimensi 
- Kekerasan permukaan potong. 
Faktor metalurgi dan sifat mekanik telah disinggung diatas dan factor untuk dimensi dan kekerasan 
permukaan potong tergantung pula pada cara pengoperasian atau pelaksanaan pemotongan. Mutu 
potong yang disetujui , tentu tergantung pada persyaratan yang diberlakukan untuk setiap pekerjaan. 
Kekerasan permukaan potong pada beberapa ketebalan baja tergantung pada beberapa variable 
misalnya : 
- Bentuk dan ukuran Nosel 
- Debit gas oksigen 
- Kemurnian dari gas oksigen yang dipakai untuk memotong 
- Intesitas dari nyala pemanasan dan “Oxy fuel gas ratio” 
- Kebersihan dari lubang nosel pemotong 
- Kondisi permukaan baja yang dipotong 
- Mutu dari baja yang dipotong
Memotong dengan gas

More Related Content

What's hot

las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandylas listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandyrandy suwandy
 
Hand tools dan Kelengkapannya
Hand tools dan KelengkapannyaHand tools dan Kelengkapannya
Hand tools dan KelengkapannyaSang Pemimpi
 
Spe 4602 – teknologi pembuatan (proses penyambungan elektrod)
Spe 4602 – teknologi pembuatan (proses penyambungan elektrod)Spe 4602 – teknologi pembuatan (proses penyambungan elektrod)
Spe 4602 – teknologi pembuatan (proses penyambungan elektrod)atakim2
 
Repot kimpalan gas
Repot kimpalan gas Repot kimpalan gas
Repot kimpalan gas Asyraf Iqbal
 
Peralatan kerja bangku untuk smk kelas 10
Peralatan kerja bangku untuk smk kelas 10Peralatan kerja bangku untuk smk kelas 10
Peralatan kerja bangku untuk smk kelas 10isan sell
 
Materi 2. Etiket Gambar teknik
Materi 2. Etiket Gambar teknikMateri 2. Etiket Gambar teknik
Materi 2. Etiket Gambar teknikSyaifi Al-Mahfudzi
 
Proses kimpalan arka UTHM/FPTV 2014
Proses kimpalan arka UTHM/FPTV 2014Proses kimpalan arka UTHM/FPTV 2014
Proses kimpalan arka UTHM/FPTV 2014ali ahmad
 
Gerudi & mesin gerudi
Gerudi & mesin gerudiGerudi & mesin gerudi
Gerudi & mesin gerudiahhafizi2
 
topik 6 menggerudi (1)
topik 6 menggerudi (1)topik 6 menggerudi (1)
topik 6 menggerudi (1)Ayubkhan Kks
 

What's hot (20)

las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandylas listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
 
Hand tools dan Kelengkapannya
Hand tools dan KelengkapannyaHand tools dan Kelengkapannya
Hand tools dan Kelengkapannya
 
Kimpalan Arka
Kimpalan ArkaKimpalan Arka
Kimpalan Arka
 
Power tools
Power toolsPower tools
Power tools
 
Report amali kimpalan
Report amali kimpalanReport amali kimpalan
Report amali kimpalan
 
oxy-acetylene welding
oxy-acetylene weldingoxy-acetylene welding
oxy-acetylene welding
 
Spe 4602 – teknologi pembuatan (proses penyambungan elektrod)
Spe 4602 – teknologi pembuatan (proses penyambungan elektrod)Spe 4602 – teknologi pembuatan (proses penyambungan elektrod)
Spe 4602 – teknologi pembuatan (proses penyambungan elektrod)
 
Uji kekerasan
Uji kekerasanUji kekerasan
Uji kekerasan
 
Repot kimpalan gas
Repot kimpalan gas Repot kimpalan gas
Repot kimpalan gas
 
Peralatan kerja bangku untuk smk kelas 10
Peralatan kerja bangku untuk smk kelas 10Peralatan kerja bangku untuk smk kelas 10
Peralatan kerja bangku untuk smk kelas 10
 
Welding presentation
Welding presentationWelding presentation
Welding presentation
 
Stainless Steel
Stainless SteelStainless Steel
Stainless Steel
 
Materi 2. Etiket Gambar teknik
Materi 2. Etiket Gambar teknikMateri 2. Etiket Gambar teknik
Materi 2. Etiket Gambar teknik
 
KIKIR
KIKIRKIKIR
KIKIR
 
Las smaw ok
Las smaw  okLas smaw  ok
Las smaw ok
 
Las asetilin
Las asetilinLas asetilin
Las asetilin
 
Proses kimpalan arka UTHM/FPTV 2014
Proses kimpalan arka UTHM/FPTV 2014Proses kimpalan arka UTHM/FPTV 2014
Proses kimpalan arka UTHM/FPTV 2014
 
Mesin gerinda
Mesin gerindaMesin gerinda
Mesin gerinda
 
Gerudi & mesin gerudi
Gerudi & mesin gerudiGerudi & mesin gerudi
Gerudi & mesin gerudi
 
topik 6 menggerudi (1)
topik 6 menggerudi (1)topik 6 menggerudi (1)
topik 6 menggerudi (1)
 

Viewers also liked

Teknik pengelasan kapal jilid 1
Teknik pengelasan kapal jilid 1Teknik pengelasan kapal jilid 1
Teknik pengelasan kapal jilid 1tanalialayubi
 
Mig welding indonesia
Mig welding indonesiaMig welding indonesia
Mig welding indonesiaNur Ilham
 
Proses pemotongan (milling dan grinda)
Proses pemotongan (milling dan grinda)Proses pemotongan (milling dan grinda)
Proses pemotongan (milling dan grinda)Muhamad Amirudin
 
Bab 2 punca & pencegahan kemalangan
Bab 2 punca & pencegahan kemalanganBab 2 punca & pencegahan kemalangan
Bab 2 punca & pencegahan kemalanganSri Devi
 
Asas keselamatan dalam kejuruteraan (elektrik, mekanikal dan kimpalan)
Asas keselamatan dalam kejuruteraan (elektrik, mekanikal dan kimpalan)Asas keselamatan dalam kejuruteraan (elektrik, mekanikal dan kimpalan)
Asas keselamatan dalam kejuruteraan (elektrik, mekanikal dan kimpalan)Norrazman Zaiha Zainol
 
Dokumentasi keselamatan
Dokumentasi keselamatanDokumentasi keselamatan
Dokumentasi keselamatanZurida Shoheh
 

Viewers also liked (11)

Alat Potong Gas
Alat Potong GasAlat Potong Gas
Alat Potong Gas
 
Teknik pengelasan kapal jilid 1
Teknik pengelasan kapal jilid 1Teknik pengelasan kapal jilid 1
Teknik pengelasan kapal jilid 1
 
Unit8
Unit8Unit8
Unit8
 
Mig welding indonesia
Mig welding indonesiaMig welding indonesia
Mig welding indonesia
 
Proses pemotongan (milling dan grinda)
Proses pemotongan (milling dan grinda)Proses pemotongan (milling dan grinda)
Proses pemotongan (milling dan grinda)
 
Topik 3 punca kmalangan&pcegahan
Topik 3 punca kmalangan&pcegahanTopik 3 punca kmalangan&pcegahan
Topik 3 punca kmalangan&pcegahan
 
Bab 11-sistem-injeksi
Bab 11-sistem-injeksiBab 11-sistem-injeksi
Bab 11-sistem-injeksi
 
Prosedur kemalangan
Prosedur kemalanganProsedur kemalangan
Prosedur kemalangan
 
Bab 2 punca & pencegahan kemalangan
Bab 2 punca & pencegahan kemalanganBab 2 punca & pencegahan kemalangan
Bab 2 punca & pencegahan kemalangan
 
Asas keselamatan dalam kejuruteraan (elektrik, mekanikal dan kimpalan)
Asas keselamatan dalam kejuruteraan (elektrik, mekanikal dan kimpalan)Asas keselamatan dalam kejuruteraan (elektrik, mekanikal dan kimpalan)
Asas keselamatan dalam kejuruteraan (elektrik, mekanikal dan kimpalan)
 
Dokumentasi keselamatan
Dokumentasi keselamatanDokumentasi keselamatan
Dokumentasi keselamatan
 

Similar to Memotong dengan gas

Similar to Memotong dengan gas (20)

OXY ACETYLEN WELDING
OXY ACETYLEN WELDINGOXY ACETYLEN WELDING
OXY ACETYLEN WELDING
 
Teori lasoxy
Teori lasoxyTeori lasoxy
Teori lasoxy
 
Teori lasoxy
Teori lasoxyTeori lasoxy
Teori lasoxy
 
Welding
WeldingWelding
Welding
 
Las asetilin.
Las asetilin.Las asetilin.
Las asetilin.
 
las asetilen
las asetilenlas asetilen
las asetilen
 
Modul new
Modul newModul new
Modul new
 
Kelimpahan unsur karbon, nitrogen, dan oksigen
Kelimpahan unsur karbon, nitrogen, dan oksigenKelimpahan unsur karbon, nitrogen, dan oksigen
Kelimpahan unsur karbon, nitrogen, dan oksigen
 
Melaksanakan pengelasan gas oxy acetylene (karbid) dan las titik
Melaksanakan pengelasan gas oxy acetylene (karbid) dan las titikMelaksanakan pengelasan gas oxy acetylene (karbid) dan las titik
Melaksanakan pengelasan gas oxy acetylene (karbid) dan las titik
 
Ppt kimpalan
Ppt kimpalanPpt kimpalan
Ppt kimpalan
 
Proses perlakuanpanas
Proses perlakuanpanasProses perlakuanpanas
Proses perlakuanpanas
 
Pengertian electric arc furnance
Pengertian electric arc furnancePengertian electric arc furnance
Pengertian electric arc furnance
 
Gas mulia kelas 12
Gas mulia kelas 12Gas mulia kelas 12
Gas mulia kelas 12
 
Ipa7 bab4-b
Ipa7 bab4-bIpa7 bab4-b
Ipa7 bab4-b
 
Melaksanakan pemotongan termal
Melaksanakan pemotongan termalMelaksanakan pemotongan termal
Melaksanakan pemotongan termal
 
Job 1 las gas
Job 1 las gasJob 1 las gas
Job 1 las gas
 
N
NN
N
 
KEL 6_OXY-ACETILYNE WELDING (OAW) & FUNGSI KELENGKAPANNYA.pptx
KEL 6_OXY-ACETILYNE WELDING (OAW) & FUNGSI KELENGKAPANNYA.pptxKEL 6_OXY-ACETILYNE WELDING (OAW) & FUNGSI KELENGKAPANNYA.pptx
KEL 6_OXY-ACETILYNE WELDING (OAW) & FUNGSI KELENGKAPANNYA.pptx
 
Fotimetri Nyala & AAS.pdf
Fotimetri Nyala & AAS.pdfFotimetri Nyala & AAS.pdf
Fotimetri Nyala & AAS.pdf
 
Gas mulia
Gas muliaGas mulia
Gas mulia
 

Memotong dengan gas

  • 1. Memotong dengan Gas Oxy-Acetylene A. Prinsip Pemotongan Dengan Gas Prinsip pemotongan dengan gas adalah memotong besi atau baja dengan menggunakan panas yang dihasilkan dari pembakaran reaksi kimia berupa gas. Proses pemotongan logam dengan gas adalah memotong dengan cara memanaskan logam sampai mendekati titik lumer (cair) kemudian ditekan dengan semburan gas pada tekanan tertentu sehingga logam yang akan mencair tersebut terbuang sehingga logam terpotong. Keuntungan memotong logam dengan gas:  Proses pemotongan cepat, berbagai bentuk dapat dipotong dengan hasil baik. Proses pemotongan dapat dilaukakan secara otomatis dengan mesin atau secara manual dengan tangan. Kerugian memotong logam dengan gas:  Memerlukan alat dan perlengkapan yang khusus, harganya mahal. Pada sisi bekas pemotongan akan terjadi perubahan struktur yang mengakibatkan perubahan sifat logam yang dipotong. Alat-alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pemotongan: 1. Alat a. Tabung gas oksigen b. Tabung gas acetylene c. Regulator oksigen d. Regulator acetylene e. Slang gas oksigen dan acetylene f. Brander g. Lighter (pemantik api) 2. Bahan a. Gas oksigen (O2) b. Gas acetylene (C2H2) c. Benda kerja a.1. Tabung Acetylene
  • 2. Tabung gas acetylene mempunyai kapasitas isi 5000, 6000 atau 7500 liter dimana pada bagian bawah tabung biasanya dipasang sumbat pengaman yang akan melebur pada temperature 1000 C. bila temperature di dalam tabung terlalu panas sumbat akan melebur sehingga gas acetylene keluar dari lubang. Hal ini guna menghindari tekanan tabung meningkat yang dapat menyebabkan tabung meledak. Katup tabung dibuka dan ditutup dengan menggunakan kunci sock atau kunci botol, dimana katup dibuka kira-kira ¼ – 1 ½ putaran dan kunci tersebut tetap dibiarkan menempel pada katup selama katup terbuka. Lepaskan kunci bila katup tertutup atau tidak terpakai. Tabung gas acetylene dicat dengan warna merah tua untuk membedakannya dengan tabung gas yang lain. a.2. Tabung Oksigen Tabung gas oksigen mempunyai kapasitas sama dengan tabung gas acetylene. Isi gas dalam tabung berbanding lurus dengan tekanan, makin besar tekanan makin banyak isi di dalamnya. Untuk membedakan tabung gas oksigen dengan tabung gas lainnya, maka tabung gas oksigen diberi warna biru, hijau atau abu-abu dan terkadang juga diberi warna hitam. Salah satu perbedaan antara tabung gas acetylene dengan tabung gas oksigen adalah pada tabung gas acetylene, penghubung antara tabung dengan regulator menggunakan ulir kiri yakni mengencangkannya dengan diputar kea rah kiri. Sedangkan pada tabung gas oksigen menggunakan ulir kanan yakni mengencangkannya dengan diputar kearah kanan. Pemeliharaan tabung gas: • Hindarkan minyak, pelumas dan gemuk dari tabung gas • Lindungi tabung dari panas dan terik matahari
  • 3. • Hindari tabung dari jatuh atau kejatuhan benda lain • Pemakaian gas harus selalu menggunakan regulator • Tempatkan tabung berdiri tegak • Sedapat mungkin jauhkan tabung dari sumber panas. a.3. Alat Pemotong (Brander Potong) Bagian-bagian utama brander potong manual Nozzle atau Tip Nozzle atau Tip adalah suatu komponen pada ujung brander potong yang berfungsi sebagai torch (obor) dimana pada nozzle ini terdapat lubang-lubang gas yang terdiri dari lubang gas untuk pemanasan awal dan lubang gas oksigen potong. Nozzle ini memiliki ukuran yakni dilihat dari besarnya diameter lubang gas pada nozzle. Penggunaan nozzle tersebut disesuaikan dengan tebal bahan yang akan dipotong. Ukuran nozzle diberi penomoran sesuai besarnya yaitu nomor 1, nomor 2 dan nomor 3. Makin tebal bahan makin besar pula nozzle yang digunakan. Berikut adalah table pemilihan ukuran nozzle sesuai tebal bahan yang akan dipotong. a.4. Regulator Regulator berfungsi sebagai alat penurun tekanan isi menjadi tekanan kerja yang tetap besarnya sesuai dengan kebutuhan tekanan pemotongan. Pada regulator terdapat dua buah alat pengukur tekanan (manometer), yaitu manometer tekanan isi tabung dan manometer tekanan kerja.
  • 4. Perbedaan regulator oksigen dengan regulator acetylene: 1. Regulator oksigen - Tekanan isi sampai 250 Kg/cm2 – Tekanan kerja sampai 12 Kg/cm2 2. Regulator acetylene - Tekanan isi sampai 30 Kg/cm2 – Tekanan kerja sampai 3 Kg/cm2 3. Baut dan mur pengikat - Oksigen : Ulir kanan – Acetylene : Ulir kiri 4. Warna - Oksigen : biru / hijau – Acetylene : merah a.5. Selang Gas Selang gas digunakan untuk menyalurkan gas acetylene dan gas oksigen ke brander. Selang gas terbuat dari karet. Sebagaimana tabung gas dan regulator gas, selang gas juga dibedakan dengan perbedaan warna yaitu warna merah untuk gas acetylene dan warna hijau untuk gas oksigen. Kriteria selang gas harus kuat tapi lemas tidak kaku serta tahan terhadap tekanan tinggi hingga 10 Kg/cm2. Diameter selang gas 5 mm, 6 mm atau 7 mm. selang ditempelkan menjadi satu untuk memudahkan dalam penggunaan dan juga memudahkan digulung untuk menyimpan. Sebelum digunakan sebaiknya selang diperiksa kebocoran terlebih dahulu untuk menghindari bahaya pada saat penggunaan. a.6. Lighter (Pemantik Api) Lighter atau pemantik api atau korek api digunakan untuk menyalakan gas campuran acetylene dan oksigen yang dipakai sebagai pemanas awal pada proses pemotongan dengan gas. Lighter yang digunakan adalah lighter khusus untuk menyalakan brander. Lighter harus bergagang panjang untuk menghindari terbakarnya tangan pada saat menyalakan brander. a.7. Macam-macam nyala api
  • 5. 1. Nyala Api normal/netral, nyala inti api berwarna biru keputihan, atau putih kehijauan, ujung api bulat (tumpul) dan tidak bersuara. Api normal apabila perbandingan antara gas oksigen dan gas acetylene seimbang. 2. Nyala api oksidasi, nyala inti api berwarna putih kemilau agak keunguan, inti api berbentuk runcing dan lebih pendek serta bersuara berdesis. Bila digunakan untuk memotong atau mengelas terjadi oksidasi besi terapung. Hal ini terjadi apabila kelebihan oksigen. 3. Nyala api karburasi, nyala inti api berwarna kuning atau kemerahan, nyala luar kehitaman serta berasap kehitaman. Hal ini terjadi jika kelebihan gas acetylene. Cara menyetel api potong 1. Pertama-tama buka katup tabung gas acetylene kira-kira ¼ putaran dan katup tabung gas oksigen kira-kira ½ – 1 putaran. 2. Buka katup pengatur tekanan kerja pada regulator acetylene hingga mencapai ± 0,3 Kg/cm2. 3. Buka katup pengatur tekanan kerja pada regulator oksigen hingga mencapai ± 2,5 Kg/cm2. 4. Buka kran/valve acetylene para brander kira-kira ¼ putara, kemudian nyalakan api brander dengan
  • 6. lighter. Ingat jangan menggunakan korek api biasa. 5. Buka kran oksigen pada brander secara perlahan hingga mencapai nyala api normal/netral. 6. Untuk mengecek apakah nyala api sudah netral atau belum, buka kran/tuas oksigen pemotong secara cepat kemudian tutup. Apabila inti api tidak berubah, berarti nyala api sudah netral, jika nyala api berubah berarti belum netral, aturlah lagi hingga meencapai nyala api netral. Memotong dengan Gas Oxy-Acetylene – 2 B. Metalurgi Pemotongan dengan Oxygen Pada pemotongan baja atau besi dengan Api Oksi Asetilin terjadi reaksi sebagai berikut : Fe + O __________ FeO + 63.800 Kali 3 Fe + 2O2 ____________ Fe 3 O4 + 267.800 Kali 2 Fe + 11/2 O2__________Fe2 O3 + 196.800 Kali Bila baja yang telah dipanaskan sampai suhu nyala oksigen direaksikan dengan O2 murni seperti diatas, Kemungkinan – kemungkinan yang terjadi ialah campuran ketiga jenis oksida tersebut dan sisa logam Fe yang belum beraksi. Pada pengamatan terhadap slang yang terjadi didapat hasil adanya campuran FeO dan Fe3 O4 dan Fe O dan Fe 2 O3 dan logam ( Fe ) yang belum teroksidasi . 1. Mampu Potong ( Cutability ) Mengingat bahwa pada proses ini reaksi kimia adalah reaksi oksidasi , maka untuk logam – logam yang tahan oxsidasi (Oxidation resistant metals) perlu adanya penambahan Flux kimia atau serbuk besi sebagai bahan yang dapat bereaksi eksotermis . Untuk mendapatkan hasil-hasil pemotongan yang baik, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi :
  • 7. - Lebur logam yang di potong harus lebih tinggi dari suhu nyala oksigen. bila suhu lebur logam yang dipotong lebih rendah dari suhu nyala oksigennya, maka logam akan terlebih dahulu melebur sebelum reaksi oksidasi terjadi. Karena peleburan logam ini terjadi pada suatu daerah yang relatif lebih luas, maka pemotongan yang di inginkan tidak terlaksana. – Suhu lebur oksida logam yang dipotong harus lebih rendah dari suhu lebur logam, dan juga lebih rendah dari suhu yang dihasilkan oleh reaksinya. bila suhu oksida logam ternyata lebih tinggi dari suhu lebur logam maupun suhu yang dihasilkan pada reaksi , maka akan menyulitkan proses pemotongan. misalnya pada baja paduan Chrom( Cr2 O3 ) yang mempunyai suhu lebur 2.000 º C , atau aluminium paduan yang mengandung oksida alumunium ( Al2 O3 ) dengan suhu lebur 2. 050 º C akan sulit untuk dipotong. - Koefisien konduksi panas logam yang dipotong tidak boleh tinggi ( besar ), logam – logam yang mempunyai koefisien konduksi panas besar akan mudah merambatkan panas kebagian lain dari logam, sehingga akan susah memanaskan logam setempat misalnya tembaga atau aluminium. - Oksidasi yang terbentuk pada proses pemotongan harus cukup encer ( cair ), untuk mempermudah pengaliran cairan keluar dari celah ( Kerf ). Pada pemotongan besi tuang karena adanya cairan oksida silicon ( SiO2 ) yang cukup banyak dan kental , maka pemotongan logam akan lebih sulit. Catability suatu logam juga sangat dipengaruhi oleh ketidak murnian dari unsur – unsur lain. ( C, Cr, Si ), yang juga dapat meningkatkan kekerasan ( hardenability ) misalnya Mo dan W. Tabel 1. Suhu lebur beberapa logam dan oksida logam. NO Logam dan Oksidasi Logam Suhu Lebur º C 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Besi Baja karbon rendah Baja karbon tinggi Besi tuang kelabu FeOI Fe2O3 Fe3 O4 Tembaga Brass Tin Bronze Oksida tembaga Alumunium Oksida Alumunium 1535 1500 1300 – 1400 1200 1370 1565 1527 1083 850 – 900 850 – 950 1236 657 2020 – 2050
  • 8. 14. 15. Zinc Oksida Zinc 419 1800 2. Fungsi Pemanasan Fungsi nyala pemanasan pada proses pemotongan logam dengan oksigen adalah : ( 1 ) Untuk menaikan suhu logam yang akan dipotong sampai suhu nyala oksigen untuk memulai melanjutkan reaksi kimia pemotongan. ( 2 ) Dapat melindungi semburan gas oksigen terhadap pengaruh atmosfer yang Mungkin dapat Menyebabkan tercampurnya gas oksigen dengan gas – gas lain dari udara luar Disamping itu gas oksigen yang disemburkan melalui nosel telah mendapat enersi panas mula dari nyala yang dapat membantu menyalakan proses pemotongan. ( 3 ) Dapat membantu membersihkan kotoran – kotoran ringan pada permukaaan baja bagian atas seperti karat, scale , cat maupun kotoran ringan lain yang dapat menghambat proses Pemotongan. Intensitas pemanasan yang tinggi yang dapat menaikan suhu logam dengan cepat sampai suhu nyala oksigen dapat menguntungkan dari segi ekonomis. Tetapi mutu hasil potong yang baik dengan tingkat ekonomi yang tinggi dapat juga diperoleh bila intensitas pemanasan lebih rendah . Intensitas pemanasan yang tinggi diperlukan pada saat pemotongan akan dimulai , tetapi penggunaan intensitas pemanasan yang lebih rendah dapat dipakai bila pemotongan telah berlangsung. Dari beberapa data pencatatan pemanasan dengan api Oksi Asetelin untuk mencapai suhu nyala oksigen pada beberapa ketebalan pelat baja dapat dilihat pada table 2. Dibawah ini. Tabel 2 Tabel baja ( mm ) Waktu pemanasan (detik ) 10 – 20 20 – 100 100 – 200 5 – 10 7 – 25 25 – 40 3. Bahan bakar Gas Ada beberapa macam bahan bakar gas yang umum dipakai untuk pemanasan pada proses memotong logam dengan oksigen , beberapa faktor yang merupakan pertimbangan dalam memilih penggunaan bahan bakar gas untuk pemanasan pada proses memotong antara lain : ( 1 ) Pengaruh pada kecepatan potong
  • 9. ( 2 ) Waktu yang diperlukan untuk pemanasan sebelum memotong ( 3 ) Harga bahan bakar gas ( 4 ) Biaya penggunaan oksigen yang dibutuhkan untuk pembakaran bahan Bakar Gas secara efisien, misalnya 1 volume asetelin memerlukan 1,5 volume Oksigen, 1 volume propane membutuhkan 2 volume oksigen. ( 5 ) Kemampuan bahan bakar gas dalam melayani beberapa proses operasi misalnya untuk pemanasan , pengelasan, brazing, scuting, membuat groove dan memotong. ( 6 ) Kesiap sediaan bahan bakar gas dipasaran local dan mudah dipindahkan untuk keperluan pekejaan. Gas Asetelin banyak dipakai orang sebagai bahan bakar gas untuk memotong dengan oksigen , karena mudah didapat dan temperatur nyalanya tinggi. Perbandingan volume Asetelin dan oksigen untuk nyala pemanasan adalah 1 : 1,2 – 1,5. Gas Propan juga sudah banyak dipasaran yang disuplai oleh pertamina. Gas ini banyak dipakai untuk pemanasan pada proses memotong dengan oksigen. Untuk pembakaran gas tersebut membutuhkan perbandingan volume dengan oksigen 1 : 4 – 4½ . Sedangkan gas alam atau natural gas hanya terdapat ditempat tempat tertentu di Indonesia terutama didekat daerah pengeboran minyak atau gas. Gas ini dapat dipakai sebagai pemanas pada proses potong dengan oksigen .Perbandingan volume bahan bakar dengan gas oksigen untuk mula pemanasan pada pemotongan adalah 1 : 13/4 – 2. Bahan bakar gas lain dapat dipakai sebagai pemanasan awal pada proses potong oksigen antara lain gas kota dan gas hydrogen . Gas kota karena rendahnya nilai kalor dan tekanan kerja maka gas ini sangat jarang dipergunakan . Gas hydrogen dapat disuplai pada tekanan tinggi dan dapat dipakai untuk memotong dalam air. 4. Pengaruh Kemurnian Oksigen Oksigen yang dipakai untuk memotong harus mempunyai tingkat kemurnian 99,5 % atau lebih. Bila tingkat kemurniaanya lebih rendah dapat mengurangi efisiensi operasi pemotongan. Misalnya lebih rendah 1 % dapat mengurangi kecepatan pemotongan rata – rata 25 % dan menambah pemakaian oksigen rata – rata 25 % lebih tinggi kalau kemurnian oksigen yang dipakai lebih rendah dari 95 % maka peroses pemotongan sudah sangat kurang baik karena yang akan terjadi adalah pelelehan logam dengan bentuk hasil potong tidak rata atau bentuk sela potong sangat jelek. 5. Pengaruh Metalurgi Panas yang dihasilkan oleh reaksi kimia oksigen dengan logam menimbulkan panas yang cukup tinggi yang dirambatkan melalui sisi sela potong ke logam yang dipotong, panas yang diterima sisi sela potong demikian tingginya dan dapat menaikan suhu daerah sela potong sampai suhu kritis dari baja . perpindahan panas dari daerah sisi potong kemassa benda kerja yang cepat dapat mengakibatkan tingginya laju pendinginan daerah terpengaruh panas tersebut. Sedang torch berjalan secara kontonnyu
  • 10. . kekerasan dari baja yang dipotong adalah tergantung dari jumlah kadar karbon dan paduan lainnya serta tebal dan besar benda yang dipotong. Makin tebal dan besar kerja akan makin besar perpindahan panas ke massa benda kerja yang berfungsi sebagai media quench.  Dalamnya daerah terpengaruh oleh panas tidak hanya tergantung pada jumlah kadar Karbon dan panduannya, tetapi juga tebal dan besar benda Yang dipotong ( Tabel 3 ).  Baja kontruksi dengan kadar karbon tidak melebihi 0,25 % biasanya kekerasannya tidak banyak berubah pada daerah terpengaruh panas ( HAZ ).  Pengaruh pengerasan pada daerah terpengaruh panas akan makin berkurang Pada tempat yang makin jauh dari sela potong. Tabel 3 Tebal Dalamnya H.A.Z. (mm ) Baja karbon rendah Baja karbon tinggi 12 mm 12mm 150 mm 0,8 mm 0,8 mm 3,2 mm 0,8 mm 0,8 – 1,6 mm 3,2 – 6,3 mm Biasanya pada pekerjaan kontruksi baja yang mengunakan bahan baja karbon rendah, daerah terpengaruh panas karena pemotongan dengan oksigen tidak perlu dibuang untuk proses penyambung berikutnya misalnya sambung las. Hanya disini disarankan agar bekas pemotongan dibersihkan terlebih dahulu dengan gerinda agar bebas dari oksida – oksida besi yang menempel dan scale yang dapat mempengaruhi mutu pengelasan . Dari beberapa percobaan uji mekanik didapatkan sifat mekanik yang mendekati bahan yang tidak dipotong dengan bahan yang dipotong dengan oksigen. Kuat tariknya bisa sedikit lebih tinggi tapi kekenyalan ( ductility ) sedikit menurun, pada peraturan ASMe boiler and pressure vessel tidak dibolehkan baja dengan karbon lebih besar 0,35 % dilas dengan persiapan kampuh las dengan potong oksigen. Pada daerah sisi potong biasanya terjadi perubahan komposisi Kimia setelah proses pemotongan dengan oksigen. Tetapi makin dalam dari sisi potong perubahan komposisi kimia ini makin kecil. Umumnya kadar karbon akan bertambah pada daerah sisi potong. Diduga kejadian ini karena adanya unsur karbon pula bahan bakar gas untuk nyala pemanasan misalnya asetilin ( C2 H2 ) ataupun karbon bebas hasil pembakaran yang terkait pada daerah sisi potong pada saat. ? Kejadian lain dapat juga yaitu adanya perpindahan karbon dari logam yang dingin ke logam yang panas. penyerapan karbon dari cairan logam yang terpotong dan lain sebagainya. Nickel seperti halnya karbon akan juga terkonsentrasi pada daerah sisi potong, sedangkan unsur -unsur lain pengaruhnya sangat kecil
  • 11. Baja dan baja paduan yang dipotong mempunyai beberapa unsur-unsur paduan. Beberapa unsur – unsur panduan ada beberapa tendensi sukar untuk dipotong karena pengaruh panas dan laju pendinginan yang cepat. Beberapa unsur kimia paduan yang berpengaruh antara lain dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4 Unsur Pengaruh pada proses memotong dengan oksigen KarbonMangan Silikon Chrom Nikel Molybden Alumunium Sulphur Baja dengan kadar karbon sampai 0,25 % dapat dipotong tanpa kesulitan . tetapi baja dengan kadar karbon lebih tinggi harus diusahakan pemanasan awal untuk mencegah pengerasan sisi potong ataupun retak.Baja dengan kadar 14 % mangan dan 1,5 % karbon sukar dipotong, dan untuk hasil yang agak baik diperlukan pemanasan awal yang cukup. Silikon biasanya tidak banyak mempengaruhi catability dari baja Chrom murni hanya dapat bereaksi dengan oksigen pada temperature yang sangat tinggi baja denagan kadar 5 % chrom dapat dipotong tanpa kesukaran bila permukaan bersih. Baja dengan kadar chrom tinggi sampai 10 % ( baja chrom ) berfungsi sebagai axidation resistant material dan hasil sisi potong biasanya sangat kasar bila digunakan cara potong oksiatelin biasa dapat dipotong dengan tambahan serbuk serbuk besi atau flux. Nikel sampai 3 % dan kadar karbon tidak terlalu tinggi masih dapat dipotong dengan cara potong Oksiasetelin biasa danm untuk baja chrom nikel 18 – 8 dapat dipotong dengan penambahan serbuk besi atau fluk untuk memudahkan reaksi kimia oksidasi. Pengaruhnya sama dengan chrome molybden murni sangat sukar dipotong dengan oksigen Sampai dengan prosentase kecil tridak banyak mempengaruhi catability. Sampai dengan prosentase kecil tidak banyak berpengaruh. Adakalanya untuk memudahkan proses memotong logam dengan oksigen diperlukan pemanasan awal pada seluruh benda kerja untuk menurunkan laju pendinginan (terutama pada baja paduan hardenable ) atau meningkatkan efisiensi pemotongan karena meningkatnya heat input. Baja paduan rendah dan baja karbon tinggi ( 0,25 % C ) memerlukan pemanasan awal untuk mengurangi pengerasan dan mencegah kemungkinan retak Makin tebal dan besar benda kerja yang akan dipotong memerlukan pemanasan awal yang lebih tinggi dari ynag tipis atau kecil. Ada beberapa keutungan awal untuk benda kerja yang akan dipotong dengan oksigen antara lain.  Dapat meningkatkan efisiensi pemotongan karena kecepatan potong ditingkatkan . penggunaan gas oksigen untuk pemotongan dapat lebih kecil
  • 12.  “Grosdient” suhu dapat diperkecil sehingga memperlambat laju pendinginan dan memperkecil kemungkinan retak pada saat pendinginan juga dapat mengurangi distorsi dan dapat mengurangi pengerasan pada sisi potong.  Dapat mengurangi migrasi unsur-unsur logam dari tempat yang dingin ketempat yang lebih tinggi temperaturnya dan sebaliknya . Tinggi suhu pemanas awal bergantung pada komposisi , tebal dan besar benda yang akan dipotong . Biasanya berkisar antara 100 º C sampai 700 º C kebanyakan baja karbon dan panduan membutuhkan suhu pemanas awal antara 200 º C – 300 º C Makin tinggi suhu pemanasan awal makin tinggi pula proses reaksi oksigen dengan baja dalam hal ini perlu diketahui bahwa suhu pemanasan awal harus merata Sampai bagian pada logam . Sebab kalau hanya bagian luar saja , maka proses reaksi kimia antara bagian luar dan dalam tidak seimbang kecepatannya . Semburan terak dan aliran gas oksigen akan terlambat , dan proses pemotongan akan gagal . Untuk mengurangi internal stress pada benda kerja dapat pula dilakukan proses pemanasan lanjut berupa annealing , atau stress rel ieve setelah proses pemotongan selesai. Sebaiknya pemanasan lanjut untuk tujuan annealing dan stress relieve dilakukan pada dapur pemanas , tapi bila tidak mungkin karena bentuk dan beratnya maka dapat pula menggunakan alat pemanas lain. 6. Mutu Hasil Potong Mutu hasil pemotongan dengan oksigen tergantung pada beberapa factor antara lain : - Metalurgi - Sifat Mekanik - Dimensi - Kekerasan permukaan potong. Faktor metalurgi dan sifat mekanik telah disinggung diatas dan factor untuk dimensi dan kekerasan permukaan potong tergantung pula pada cara pengoperasian atau pelaksanaan pemotongan. Mutu potong yang disetujui , tentu tergantung pada persyaratan yang diberlakukan untuk setiap pekerjaan. Kekerasan permukaan potong pada beberapa ketebalan baja tergantung pada beberapa variable misalnya : - Bentuk dan ukuran Nosel - Debit gas oksigen - Kemurnian dari gas oksigen yang dipakai untuk memotong - Intesitas dari nyala pemanasan dan “Oxy fuel gas ratio” - Kebersihan dari lubang nosel pemotong - Kondisi permukaan baja yang dipotong - Mutu dari baja yang dipotong