2. PERTANYAAN:
• Berapa jumlah rumah adat dalam kompleks rumah adat?S
• Mohon disebutkan nama rumah-rumah adat tersebut?
• Bagaimana proses membangun kompleks rumah adat tersebut?
• Siapa saja yang terlibat dalam proses pembangunan?
• Upacara apa saja yang terkait dengan proses rumah adat tersebut?
• Bagaimana cara mendapatkan bahan rumah adat tersebut?
• Alat apa saja yang dipakai dalam membangun runmah adat tersebut?
• Kapan rumah adat tersebut dibangun untuk pertama kali?
• Berapa kali sudah dilakukan pemugaran rumah adat tersebut?
• Bagaimana penggunaan rumah adat tersebut pada masa sekarang?
• Upacara apa saja ynag berkaitan dengan rumah adat pada masa sekarang?
• Bagaimana keterkaitan struktur adat (mosalaki) dengan rumah adat?
• Bagaimana bentuk komplek rumah adat tersebut?
• Bagaimana presepsi masyarakat akan adanya rumah adat tersebut?
• Bagaimana dampak pariwisata dari kompleks rumah adat tersebut?
• Deskripsikan kaita rumah adat dengan batu-batu (kebudayaan megalitik) yang ada pada
kompleks rumah adat tersebut?
• Apasaja yang menjadi hal tabu (dilarang) pada kompleks rumah adat tersebut?
• Apa yang diharapkan masyarakat adat di wilayah tersebut dalam kaitan dengan pelestarian
dan pemanfaatan kompeks rumah adat?
3. Berapa jumlah rumah adat dalam kompleks
rumah adat?
• Kompleks rumah adat wolotopo hanya memiliki 3
bangunan rumah adat.
4. Mohon disebutkan nama rumah-rumah adat
tersebut?
1. Sao Ata laki
2. Sao sue
3. Sao ata robo
5. Bagaimana proses membangun kompleks
rumah adat tersebut?
• Dilakukan secara ritual adat, sudah dilakukan dari
turun temurun, dari pewaris ke ahli waris, sudah
dilakukan secara turun temurun kurang lebih
sudah warisan ke delapan.
6. Siapa saja yang terlibat dalam proses
pembangunan?
• Yang terlibat, pertama kalau dari rumah kami
sendiri disini kami jelaskan dari rumah sao ata
laki, dua suku yang ada di dalamnya, yang sudah
menyebar baik di wolotopo sendiri, kepulauan
indonesia sampai ke luar negri, yang terlibat
dalam mengambil bagian dengan toktoh-tokoh
adat pemerintah desa, tokoh agama , dengan
masyarakat desa lainnya (ata fai walo ana kalo).
7. Upacara apa saja yang terkait dengan proses
rumah adat tersebut?
• Melakukan musyawarah untuk menentukan tanggal
untuk melakukan upacara yang pertama, musyawarah
dengan kepala desa karena menggunakan dana desa,
acara yang pertama itu adalah pembuatan tali sipat,
tali untuk menenarik balok kayu, tali sipat itu yang di
beri di bawah dari kedua suku masing” yang
hubungannya dengan ine ame pu’u yang artinya
lapisan pertama dari pihak perempuan (istri) yang
dipakai sampai saat ini, contohnya misalnya saya ambil
istri orang jawa, itu tidak dipakai saya harus ambil
turunan yang pertama dan saya harus tau silsilah
keturunan dari mosa laki, dan mereka yang bawa tali
benang, dengan bawa beras atau kain untuk
penopang,
8. • setelah mereka bawa itu, pada hari yang sama hari itu dilakukan
upacara pemuatan tali sipat, setelah tali sipat sudah dijadikan,
kalau mau di adakan renovasi, kita bangun pondok tinggal
sementara untuk menampung kerabat serta hantar barang
purbakala yang sakral, kita ikuti secara prosesi untuk
pemindahan ke tempat yang aman, kita antar dengan upacara,
dengan musik olamba dengan tarian bine dia, baru benang
sudah siap, kita masuk upacara ke dua upacara lea lako, selama
ini yang kita lakukan dengan tukang, setelah tukang ada satu
yang dilakukan yaitu wunu koli, untuk mantra, tim doa dari
empat penjuru mata angin yang harus doa supaya dijauhi dari
kecelakaan sakit prnyakit, mulai itu juga dia melakukan
persembahan ritual waktu upacara lea lako, ini dilakukan 4
sudut di pengunjung kampung ini, dilakukan upacara ritual yang
diletakan nasi, daging, atau tembako di penghujung upacara,
upacaranya banyak dilakukan sampai dengan peresmian.
9. Bagaimana cara mendapatkan bahan rumah
adat tersebut?
• Setelah itu sampai di hutan dilakukan pembebasan
kawasan hutan karena kita yakin di hutan itu ada
penjagannya ada jin yang menjaga, ada pennguasanya,
karena sebelum munculnya agama secara animisme
dinamisme mereka sudah melakukan kepercayaan itu (dua
ulu wula nggae wale tana) , yang pertama mereka sembah
tuhan yang mereka segani dan mereka hormati, yang kedua
arwah para tetua dan leluhur yang sudah meninggal dunia,
kita lanjut ke hutan itu mulai dari star awal itu lea lako itu
mulai dari pengumpulan bahan, penebangan kayu atau
kelapa, tiap kali penebangan harus dilakukan
penyembelihan, sesaji, gelondong kayu harus dibawa
pulang,
10. • ini agak beda dengan rumah-rumah lainnya tidak
sistim proyek, harus mengikuti alur sehingga
biaya yang dibutuhkan sangat mahal, setelah
pengumpulan semua bahan-bahan, ketika ada
salah satu orang yang meninggal dalam kampung
ini, rumah ini tidak boleh melakukan kegiatan
pekerjaan dihentikan, tidak boleh sampai dengan
4 hari tunggu kubur dulu (pire/pamali), pekerjaan
dilakukan secara gotong royong, bahan-bahan
lokal ijuk, pinang, alang-alang, kayu-kayu yang
dipakai diantaranya kayu fai, nangka, wuru,
wowo, bilah bambu, kayu yang ada di hutan
sekitar, tidak pakai beli, tetapi ambil di hutan
sendiri
11. Alat apa saja yang dipakai dalam membangun
rumah adat tersebut?
• Alat-alat pertukangan rumah seperti biasa,
seperti palu, gergaji, pahat, mesin sensor, dll. Dan
diringi musik nggolamba
12. Kapan rumah adat tersebut dibangun untuk
pertama kali?
• Sudah lapisan ke delapan ( turunan yang ke
delapan ) dari jaman dahulu secara turun
temurun, tidak pernah di tulis kapan bangunan
pertama kali dibuat. Merupakan salah satu
kelemahan dari pada bangunan itu sendiri
13. Berapa kali sudah dilakukan pemugaran rumah
adat tersebut?
• Jika dihitung dari jaman dahulu pemugaran yang
dilakukan bisa mencapai 1000 kali. Untuk
renovasi bagian atap dilakukan 15 tahun sekali
.dan untuk renovasi semua bangunan bisa
menunggu sampai 50 tahun sekali. Dahulu pada
bagian atap renovasinya bisa 5 tahun sekali
karena alang-alang yang digunakan tidak bisa
bertahan lama karena hanya dilipat .jadi pada
saat musim angin kerusakannya lebih mudah
sehingga sekarang pada bagian atap alang-
alangnya sudah di ikat agar lebih tahan lama bisa
sampai 15 tahun
14. Bagaimana penggunaan rumah adat tersebut
pada masa sekarang?
• Digunakan sebai tempat penyimpanan benda-
benda peninggalan warisan nenek moyang,
tempat untuk musyawarah, pertemuan keluarga,
dalam urusan pernikahan adat, dalam
menyelesaikan persoalan ulayat, upacara-upacara
ritual.
15. Upacara apa saja yang berkaitan dengan rumah
adat pada masa sekarang?
• Pernikahan adat, karena berada di pinggiran kota
membuat kemerosotan upacara-upacara yang
ada
16. Bagaimana keterkaitan struktur adat (mosalaki)
dengan rumah adat?
• Tempat tinggal mosa laki puu, sebagai ikatan
sosial antara penghubung dengan yang di atas
langit serta nenek moyang leluhur,
menyampaikan sujud doa kepada sang pencipta
dengan alam.
17. Bagaimana bentuk komplek rumah adat
tersebut?
• Bentuk rumah adat berhadapan langsung dengan
keda kanga, dikelilingi dengan kuburan-kuburan
dikubur oleh para mosa laki
18. Bagaimana presepsi masyarakat akan adanya
rumah adat tersebut?
• Rasa memiliki, rasa senang kehidupan, rasa
nyaman, bangga memiliki rumah adat tersendiri,
karena kami harus melestarikan rumah adat yang
sangat bernilai, nilai sosial kebudayaan, gotong
royong luar biasa
19. Bagaimana dampak pariwisata dari kompleks
rumah adat tersebut?
• Sangat menguntungkan bagi kami dengan para
pengunjung, kami terasa senang, tanpa minta
pun bule masuk mengunjung pariwisata di
kampung adat wolotopo, tanpa meminta mereka
memberikan uang, kalau bule datang setiap
tahun, kedua pemerintah desa bisa membantu
kami dengan adanya dana desa, karena kampung
adat ini salah satu aset pariwisata
20. Deskripsikan kaita rumah adat dengan batu-
batu (kebudayaan megalitik) yang ada pada
kompleks rumah adat tersebut?
• Batu susun dulu gengsi pewaris ke ahli waris
supaya bisa mengenangkan mereka, menunjukan
bahwa mereka nomor satu, meja batu yang
besar sekali di atas mengenangkan regenerasi,
supaya kegotongroyongan terjaga waka,
kewibawaan mereka, yang kedua laga ini tempat
upacara disini, batu disusun, yang tidak pernah
terlepas, dari dulu, semenisasi baru-baru
dilakukan saat ini