It's all about the culture of "Kampung Naga" and their social life. I Literally made this all by myself, without help from the other, even this presentation was made for a group anthropological observation.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb..
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP POLITIK”.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Raha, Desember 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 3
1. Pengetian Globalisasi.............................................................................. 3
2. Dampak Globalisasi Terhadap Bidang Politik Di Indonesia................... 4
3. Langkah Langkah Yang Perlu Diambil Indonesia Dalam Menghadapi
Dampak Globalisasi.................................................................................. 8
BAB III PENUTUP..................................................................................... 10
A. Kesimpulan.......................................................................................... 10
B. Saran.............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 11
Lembaga Sosial, Tertib Sosial dan Penyimpangan Sosial.pptxafifahdhaniyah
Lembaga Sosial, Tertib Sosial dan Penyimpangan Sosial
merupakan materi dari pelajaran Sosiologi tingkat Sekolah Menengah Atas.
Lembaga sosial adalah kumpulan norma yang mengatur masyarakat demi membuat kondisi masyarakat menjadi tertib.
Sedangkan penyimpangan sosial adalah tindakan yang dilakukan oleh masyarakat namun tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku pada saat tersebut sehingga tindakan tersebut menjadi meresahkan masyarakat.
It's all about the culture of "Kampung Naga" and their social life. I Literally made this all by myself, without help from the other, even this presentation was made for a group anthropological observation.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb..
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP POLITIK”.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Raha, Desember 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 3
1. Pengetian Globalisasi.............................................................................. 3
2. Dampak Globalisasi Terhadap Bidang Politik Di Indonesia................... 4
3. Langkah Langkah Yang Perlu Diambil Indonesia Dalam Menghadapi
Dampak Globalisasi.................................................................................. 8
BAB III PENUTUP..................................................................................... 10
A. Kesimpulan.......................................................................................... 10
B. Saran.............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 11
Lembaga Sosial, Tertib Sosial dan Penyimpangan Sosial.pptxafifahdhaniyah
Lembaga Sosial, Tertib Sosial dan Penyimpangan Sosial
merupakan materi dari pelajaran Sosiologi tingkat Sekolah Menengah Atas.
Lembaga sosial adalah kumpulan norma yang mengatur masyarakat demi membuat kondisi masyarakat menjadi tertib.
Sedangkan penyimpangan sosial adalah tindakan yang dilakukan oleh masyarakat namun tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku pada saat tersebut sehingga tindakan tersebut menjadi meresahkan masyarakat.
Tarumanagara atau Kerajaan Tarumanegara adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah barat Pulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M. Tarumanegara merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang meninggalkan catatan sejarah. Dalam catatan sejarah dan peninggalan artefak di sekitar lokasi kerajaan, terlihat bahwa pada saat itu KerajaanTarumanegara adalah kerajaan Hindu beraliran Wisnu.
Tarumanagara atau Kerajaan Tarumanegara adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah barat Pulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M. Tarumanegara merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang meninggalkan catatan sejarah. Dalam catatan sejarah dan peninggalan artefak di sekitar lokasi kerajaan, terlihat bahwa pada saat itu KerajaanTarumanegara adalah kerajaan Hindu beraliran Wisnu.
Sasak adalah penduduk asli Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Saat ini 85% dari populasi Lombok adalah suku Sasak. Pulau yang dikenal sebagai “Pulau Seribu Masjid” ini dihuni oleh beberapa etnis, diantaranya; etnis Bali, suku Bugis, Cina Peranakan, keturunan Arab, dan lain sebagainya.
UNSUR-UNSUR BUDAYA
1 Bahasa. ...
2 Sistem Pengetahuan. ...
3 Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial. ...
4 Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi. ...
5 Sistem Mata Pencaharian Hidup. ...
6 Sistem Religi. ...
7 Kesenian.
Suku Sumba berasal dari kata humba, yang berarti "asli". Mereka menyebut diri sebagai Tau Humba, atau penduduk asli yang mendiami Pulau Sumba. Masyarakat Sumba cukup mampu mempertahankan kebudayaan aslinya di tengah-tengah arus pengaruh asing yang telah singgah di kepulauan Nusa Tenggara Timur sejak dahulu kala.
Presentasi ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Budaya Nusantara. Berisikan tentang unsur-unsur dalam kebudayaan betawi. Dijelaskan secara singkat, tetapi cukup bermanfaat. Selamat membaca...
Menjelaskan tentang 7 unsur budaya :
1. Sistem bahasa
2. Sistem pengetahuan
3. Sistem kekerabatan
4. Sistem peralatan hidup dan teknologi
5. Sistem ekonomi
6. Sistem kepercayaan
7. Kesenian
3. ASAL MULA NAMA KAMPUNG NAGA
• Berasal dari bahasa Sunda, yaitu “NAGAWIR”
(Didekat lembah ditengah tebing)
Lokasi obyek wisata Kampung Naga terletak
pada ruas jalan raya yang menghubungkan
Tasikmalaya - Bandung melalui Garut, yaitu
kurang lebih pada kilometer ke 30 ke arah
barat Kota Tasikmalaya
4. ASAL MULA KAMPUNG NAGA
• KAPAN DAN SIAPA?
• “PAREUM OBOR” MATI PENERANGAN
5. TRAGEDI 1956
• Masyarakat lebih mendukung “Soekarno”
• DI/TII menginginkan Negara Islam “Di
Indonesia”
8. SISTEM RELIGI DAN KEPERCAYAAN
MASYARAKAT KAMPUNG NAGA
Penduduk Kampung Naga semuanya
mengaku beragama Islam, akan tetapi
sebagaimana masyarakat adat lainnya
mereka juga sangat taat memegang
adat-istiadat dan kepercayaan nenek
moyangnya. Artinya, walaupun mereka
menyatakan memeluk agama Islam,
syariat Islam yang mereka jalankan
agak berbeda dengan pemeluk agama
Islam lainnya
9. SISTEM RELIGI MASYARAKAT KAMPUNG
NAGA
• Shalat 5 waktu hanya dilakukan pada hari
Jumat
• Pengajaran mengaji bagi anak-anak dilakukan
pada malam Senin dan Kamis
• Hajat Sasih sebagai ibadah yang setara
dengan ibadah haji
10. SISTEM KEPERCAYAAN
MASYARAKAT KAMPUNG NAGA
• Sangat memegang teguh adat istiadat
nenek moyangnya, yang tidak sesuai dengan
ajaran nenek moyang → tabu
• Kepercayaan terhadap makhluk halus,
seperti : ririwa, kunti anak, jurig cai, dsb.
• Pantangan untuk mempertunjukkan
kesenian selain kesenian khas Kampung
Naga
11. SISTEM KEPERCAYAAN
MASYARAKAT KAMPUNG NAGA
• Pantangan pada hari Selasa, Rabu dan Sabtu→
dilarang membicarakan asal usul Kampung
• Kepercayaan Palintangan → Larangan Bulan →
bulan Safar dan bulan Ramadhan
• Hari baik dan hari naas
12. HARI NAAS
• Muharam (Muharram) hari Sabtu-Minggu tanggal 11,14
• Sapar (Safar) hari Sabtu-Minggu tanggal 1,20
• Maulud hari (Rabiul Tsani) hari Sabtu-Minggu tanggal 1,15
• Silih Mulud (Rabi'ul Tsani) hari Senin-Selasa tanggal 10,14
• Jumalid Awal (Jumadil Awwal)hari Senin-Selasa tanggal 10,20
• Jumalid Akhir (Jumadil Tsani)hari Senin-Selasa tanggal 10,14
• Rajab hari (Rajab) Rabu-Kamis tanggal 12,13
• Rewah hari (Sya'ban) Rabu-Kamis tanggal 19,20
• Puasa/Ramadhan (Ramadhan)hari Rabu-Kamis tanggal 9,11
• Syawal (Syawal) hari Jumat tanggal 10,11
• Hapit (Dzulqaidah) hari Jumat tanggal 2,12
• Rayagung (Dzulhijjah) hari Jumat tanggal 6,20
13. KEPERCAYAAN DALAM KESEHARIAN
MASYARAKAT
MITOS DAN
ETIKA PADI
padi memiliki kedudukan
sentral dalam kebutuhan hidup
manusia
Etika perlakuan khusus
terhadap jenis tanaman ini
Bentuk penghargaan terhadap
Dewi Sri atau Nyai Pohaci
16. Sistem Sosial dan Organisasi
Kemasyarakatan
Lembaga Adat
(Non Formal)
Lembaga
Pemerintahan
(Formal)
Masyarakat yang berada
di dalam Kampung Naga
Masyarakat yang berada
diluar pemukiman (Sanaga)
18. Lembaga Adat (Non Formal)
• Kuncen (Bapak Ade Suherlin) : pemangku adat
dan pemimpin upacara adat
• Punduh (Bapak Ma’mun) : mengatur aktivitas
masyarakat sehari-hari
• Lebe (Bapak Ateng Jaelani) : mengurusi
jenazah dari awal sampai akhir sesuai dengan
syariat Islam
19. Lembaga Adat (Non Formal)
• Kuncen
Syarat-syarat:
- Laki – laki
- Ada hubungan dengan kuncen terdahulu
- Didukung oleh min. 3 orang yang mendapat
wangsit lewat mimpi
- Dewasa (> 35 tahun)
- Ditentukan dengan musyawarah
- Kuncen lama tidak sanggup lagi bekerja
21. Tata Wilayah
• Berupa ruang tertinggi, yaitu gunung dan
lautan
Lembaga Adat (Non Formal)
Tata Wayah
• Adalah suatu waktu/zaman/era : masyarakat
tidak boleh melupakan pesan leluhur
Tata Lampah
• Kepercayaan moralitas masyarakat yang
berpedoman pada ajaran agama dan kitabnya
(Al-Quran)
22.
23. Sistem Pengetahuan
• Tingkat Pendidikan masyarakat Kampung Naga
mayoritas hanya mencapai jenjang pendidikan
Sekolah Dasar
24. SistemPengetahuan
Pengetahuan dan Keterampilan Usaha Tani
Masyarakat Kampung Naga secara umum merupakan
masyarakat petani, mereka masih belum menerima
(menolak ) cara-cara perbaikan teknologi pertanian
yang maju yang diaplikasikan dalam program Panca
Usaha Tani.
Misalnya, mereka tidak menggunakan bibit padi
varietas unggul seperti yang telah digunakan oleh
petani daerah lainnya. Masyarakat Kampung Naga
masih tetap mempergunakan bibit dari jenis padi
tradisional, yaitu Pare Gede.
25. Pengetahuan dan Keterampilan Usaha Kerajinan
• Masyarakat Kampung Naga juga memiliki kemahiran
sebagai pengrajin anyaman bambu. Dalam hal ini
mereka memiliki kemahiran diantaranya membuat
beberapa jenis anyaman, pemilihan dan pengolahan
bahan anyaman, corak ragam anyaman, penentuan
waktu untuk mengambil bahan pembuat anyaman
dan sebagainya.
SistemPengetahuan
26. Pengetahuan Rumah Adat
• Berbentuk panggung
• Bahan rumah terbuat dari
kayu
• Atap harus dari ijuk
• Rumah harus menghadap
kesebelah utara atau ke
sebelah selatan dengan
memanjang kearah Barat-
Timur
• Rumah tidak boleh dicat,
kecuali dikapur atau dimeni
SistemPengetahuan
28. Pengetahuan Rumah Adat
Bangunan yang di keramatkan :
• Bangunan Bumi Ageng / Balai Kampung
• Bekas Lumbung
• Bekas Pangsolatan
SistemPengetahuan
29. Pengetahuan Adat Istiadat
• Dalam aspek kultural masyarakat Kampung Naga
mempunyai beberapa adat-istiadat yang dapat
ditemui dan secara jelas dapat diamati dalam bentuk
beberapa jenis upacara adat. contoh upacara adat
yang ada di Kampung Naga :
1. Menyepi
2. Hajat sasih
3. Khitanan
SistemPengetahuan
30. Pernikahan
• Di Kampung Naga, pernikahan tidak terlalu erat oleh
adat, tetapi satu hal harus secara sederhana.
• Dalam mencari pasangan, tidak harus sesama warga
Kampung Naga, bisa mencari pasangan dari budaya
lain, asalkan satu keyakinan dan saling mencintai.
• Upacara perkawinan bagi masyarakat Kampung Naga
adalah upacara yang dilakukan setelah selesainya
akad nikah.
SistemPengetahuan
33. Sistem Bahasa Kampung Naga
• Bahasa sehari-hari adalah bahasa sunda, bisa juga bahasa Indonesia
• Warga Kampung Naga ketika berbicara lembut dan agak cepat
• Aksen Sunda sangat kental , dialek mereka lebih naik turun dan ketika
berbicara tidak sesuai dengan tanda baca
34. • Komunikasi non verbal lebih banyak dilakukan
daripada komunikasi verbal
• oleh sebab itulah kampung mereka disebut
juga kampung yang hening, terutama pada
malam hari
35. Perilaku Tubuh Warga Kampung Naga
a. Penampilan
• Sederhana, warna kulit cenderung coklat
• Pakaian mereka juga tergolong biasa,
mungkin untuk para pemandu seperti Mang
Ijat, berpakaian tradisional mereka dengan
memakai penutup kepala seperti topi
36. b. Gerakan
• Dilihat dari postur tubuh mereka saat
berbicara, tangan lebih sering berinteraksi
mengikuti percakapan
• Saat mempersilahkan seseorang lewat
terlebih dahulu, mereka akan sedikit
menunduk
37. c. Kontak Mata
• Warga Kampung Naga ketika
menatap lawan bicaranya
menatap langsung ke lawan
bicaranya
• Kecuali terhadap orang yang
lebih tua atau berbicara dengan
ketua adat atau sesepuh,
mereka tidak berani menatap
secara langsung
38. d. Ekspresi Wajah
• Cenderung murah senyum dan ramah
e. Parabahasa
• dalam hal kualitas vokal, warga Kampung
Naga walaupun daerahnya berada di
tengah-tengah tebing, volume bicara
mereka kecil dan tidak keras
40. Sistem Kesenian
“Sistem kesenian yang dimiliki oleh masyarakat Kampung Naga
termasuk miskin. Seni vokal yang mereka miliki terbatas pada
kidung dan pantun, yang melukiskan lalampahan (lelakon
kehidupan) dari beberapa tokoh baik yang diambil dari cerita
sejarah, babad atau fiktif, yang mengandung suri tauladan
untuk kehidupan.
41. Ada dua versi cerita yang
ditampilkan dalam bentuk
pantun
1. lalampahan Achmad
Muhammad
2. ceritera Syeikh Abdul Kodir
43. 1. Terbang atau terbang gembrung
Terbang atau terbang gembrung hampir sama
dengan rebana yang biasa dimainkan dalam
kasidahan. Alat musik tradisional tersebut terbuat
dari dua bahan dasar. Bingkainya yang merupakan
tabung suara, terbuat dari bahan kayu yang
dibuat sedemikian rupa dengan bentuk pipih dan
bundar. Bagian tengahnya dibiarkan kosong. Pada
salah satu sisi yang dijadikan muka terbang
kemudian ditutup dengan kulit domba. Sekeliling
pinggir terbang kemudian dipasang tali melingkar
sehingga menyerup gelang. Tali tersebut berfungsi
menjadi pengikat sisi-sisi kulit domba.
45. b. Angklung
Jenis kesenian masyarakat Kampung Naga
lainnya adalah angklung. Seperangkat
angklung yang dimiliki masyarakat
Kampung Naga terdiri dari empat buah
dengan ukuran yang berbeda. Bentuknya
hampir sama dengan umumnya instrumen
angklung di daerah lainnya. Cara
memainkannya dilakukan dengan
menggoyang-goyang instrumen musik
bambu tersebut.
46. c. Beluk dan rengkong
Beluk dan rengkong merupakan dua
jenis kesenian masyarakat Kampung
Naga yang sudah jarang dijumpai.
Dilihat dari fungsinya, terutama seni
beluk mencerminkan fungsi
solidaritas sosial antara satu warga
dengan warga lainnya.
47. Seni beluk merupakan salah satu tembang
Sunda yang banyak menggunakan nada-
nada tinggi. Para pemainnya terdiri dari
empat orang atau lebih. Kesenian ini biasa
dimainkan pada malam hari, dan para
pemain secara bergiliran membaca syair
lagu dan kemudian menyanyikannya. Isi
nyanyian biasanya diambil dari wawacan.
Wawacan adalah cerita yang
menggunakan Bahasa Sunda.
51. Sistem Pola Mata Pencaharian
Pertanian
Penggunuaan
pupuk
Mesin
penggiling
padi
Pemeliharaan
kambing
Inovasi di bidang pertanian
52. Sistem Pola Mata Pencaharian
Pertenakan
Hewan yang diternakkan :
ayam dan kambing
sebagian hasil ternak dijual dan
sebagian lagi untuk dimakan
Makanan untuk ternak dapat
mereka hasilkan sendiri
53. Sistem Pola Mata Pencaharian
Kerajinan
Sebagian kerajinan dibuat di
Kampung Naga, sebagian lain di luar
Kerajinan yang dibuat di Kampung
Naga terbuat dari lidi dan bambu
Pendapatan yang dihasilkan dari
sektor kerajinan ini berbeda-beda
55. Sistem Pola Mata Pencaharian
Penerjemah
Sekolah di luar daerah, bahkan melanjutkan
sekolahnya sampai ke luar negeri
mengabdi di sana sebagai penerjemah bagi turis yang
datang
Ada 14 orang penerjemah
56. Sistem Pola Mata Pencaharian
Pariwisata
Pariwisata adalah
sektor yang secara
tidak langsung
menjadi andalan
perekonomian
Kampung Naga.
Dahulu, wisatawan
yang datang ke
Kampung Naga
tidak dipungut
biaya ketika datang
menginap, namun
sekarang Kampung
Naga telah
memasang tarif
58. Sistem teknologi yang digunakan oleh
masyarakat Kampung Naga adalah teknologi
alamiah. Mereka memfilter setiap teknologi
atau informasi yang diterima dari luar dengan
alasan “menghormati nenek moyang.”
59. Contoh Teknologi Penjagaan
menjaga leuweung tutupan, luweung keramat
atau leuweung larangan, warga kampung naga
melarang siapapun untuk masuk ke hutan
tersebut dengan tujuan menghormati nenek
moyang mereka selain itu juga untuk menjaga
keseimbangan alam agar tetap terjaga.
60. Teknologi Informasi
Meskipun teknologi abad 21 menunjukkan
perkembangan yang hebat. Masyarakat
Kampung Naga tetap mempertahankan adat
yang sudah di manatkan oleh leluhur mereka.
Warganya tidak memanfaatkan teknologi
informasi seperti handphone,
komputer,televisi. informasi yang mereka
gunakan hanya sebatas verbal.
61. Teknologi dan Peralatan Listrik
• Salah satu perkembangan teknologi yang tidak
dapat diterima masyarakat kampung Naga
adalah jaringan Listrik. Jika jaringan listrik itu
masuk dikhawatirkan adanya perubahan gaya
hidup mereka. Sebagai gantinya mereka
menggunakan aki.
62. Peralatan dan Perlengkapan Hidup
Beberapa peralatan dan perlengkapan hidup
yang khas dari Kampung Naga, diantaranya
adalah bangunan-bangunan yang ada di
Kampung Naga sangat khas, baik dari segi
arsitektur maupun bahan bangunan. Rumah
mereka berbentuk rumah panggung yang
atapnya menggunakan alang-alang dan ijuk.
63. • Peralatan hidup lainnya yang digunakan
masyarakat kampung naga salah satunya alat
penumbuk padi yang masih sederhana yaitu
lesung, dan kompor yang digunakan masih
tradisional menggunakan bahan bakar batok
kelapa atau arang yang disebut hawu. Mereka
tidak menggunakan kompor gas atau
microwave karena menggunakan listrik. Listrik
dilarang di Kampung Naga
64. • Semua teknologi dan peralatan yang
digunakan oleh masyarakat Kampung Naga
memang jauh dari modernisasi, namun
mereka melakukan hal itu demi menjaga
amanat dari leluhur serta menjaga
keseimbangan alam agar kampung mereka
tetap terjaga.
65. KESIMPULAN
Keberadaan Kampung Naga selain menarik
karena keunikan kebudayaan masyarakatnya,
namun juga ternyata dapat menjadi icon bagi
masyarakat Kampung Naga Khususnya dan bagi
masyarakat Jawa Barat umumnya bahwa
primitifitas atau adat istiadat asli peninggalan
nenek moyang itu harusnya bisa menjadi suatu
kebanggan bagi kita yang mewarisinya karena
bisa menjadi daya tarik bagi turis lokal maupun
dari luar negri untuk di adikan bahan observasi
Warga Kampung Naga tidak hanya beretika
dengan sesama budaya lain/individu tetapi juga
beretika dengan alam. Mereka menghargai
alam dan tidak ingin mengganggu
keseimbangan alam. Jadi hidup mereka
seimbang dengan alam.