2. يقول عنه هللا رضي هريرة أبي عن
:
وسلم عليه هللا صلى هللا رسول قال
:
وجل عز هللا قال
:
به أجزي وأنا لي فإنه الصوم إال له آدم ابن عمل كل
.
أو أحد سابه فإن يسخب وال يرفث فال صومكم يوم كان فإذا جنة والصيام
صائم امرئ إني فليقل قاتله
.
أطيب الصائم فم لخلوف بيده محمد نفس والذي
فرح أفطر إذا يفرحهما فرحتان وللصائم المسك ريح من القيامة يوم هللا عند
بصومه فرح ربه لقي وإذا بفطره
" .
مسلم رواه
"
“ Dari Abu Hurairah Ra, katanya Rasulullah saw bersabda, “ Allah Azza wa Jalla
berfirman “semua amal perbuatan anak adam adalah milik-Nya (dapat dicampuri
hawa nafsu), kecuali puasa. Dia adalah untuk-Ku dan aku sendiri yang akan
membalasnya. Puasa itu merupakan perisai, maka jika seseorang sedang
berpuasa, janganlah berkata keji atau ribut. Kalo seseorang mencaci maki
padanya atau mengajak berkelahi, maka hendaknya dikatakan kepadannya
“Sungguh aku sedang berpuasa”. Demi Allah yang jiwa Muhammad di tangan-
Nya bau mulut orang yang berpuasa bagi Allah di hari kiamat adalah lebih
harum dari bau minyak kesturi. Dan untuk orang yang berpuasa mendapat dua
kegembiraan, yaitu : ketika akan berbuka puasa dan akan ketika akan
menghadap Allah bergembira akan menerima pahala puasanya”. (HR. Muslim)
3. Pengertian Puasa (Shiyam)
• Secara Bahasa Puasa berarti menahan diri
• Menurut Istilah Syariat, Puasa adalah menahan diri dari
makan, minum, hubungan suami istri serta segala perbuatan
yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga
terbenam matahari karena Allah Ta’ala
• Puasa Ramadhan diwajibkan pada tahun II Hijrah atau kira-kira
sesudah Rasul lebih dari setahun tinggal di Madinah
• Perintah puasa difirmankan oleh Allah pada Al-Quran surat Al-
Baqarah ayat 183.
4. Hukum Puasa
Hukum Puasa
Wajib
Ramadhan Qadha
Kafarat Nadzar
Sunnah
Senin Kamis Tasu’a Asyura
Ayyamil Bidh Arafah
Bulan Haram 6 Hari Syawal
10 Hari Awal
Dzulhijjah
Daud
Haram
Idul Fitri Idul Adha
Hari Tasyriq
Bukan Lillahi
Ta’ala
5. Dispensasi Puasa
يطيقونه الذين وعلى أخر أيام من فعدة سفر على أو مريضا منكم كان فمن
فدية
مسكين طعام
Siapa diantaramu sakit atau bepergian, (boleh tidak puasa) dan gantilah di hari lain.
Siapa yang tidak mampu (boleh tidak puasa) dan bayarlah fidyah memberi makan orang
miskin (QS. Al-Baqarah : 184)
Dispensasi
Puasa
Sakit Bepergian
Tidak
Kuat
6. Anjuran saat Berpuasa
Anjuran saat
Berpuasa
Mengakhirkan
Sahur
Menyegerakan
Berbuka
Memperbanyak
membaca
Al Quran
Memperbanyak
Sedekah
Menjaga Lisan
7. Hal-Hal Yg Membatalkan Puasa
1. Makan
2. Minum
3. Hubungan Seksual
4. Muntah dengan Sengaja
5. Keluar Darah Haid & Nifas
6. Gila Saat Berpuasa
7. Murtad
8.
9. Sejarah Puasa
Al-Quran mengabarkan kepada kita bahwa
kewajiban puasa tidak hanya diberikan kepada
umat Rasulullah saw. Para nabi dan umat-umat
sebelumnya juga sudah mendapatkannya. Hanya
waktu dan praktiknya saja yang berbeda. Ada
yang puasa selang sehari seperti puasa Nabi
Dawud, ada puasa tanggal 13, 14, 15 setiap
bulannya seperti puasa Nabi Adam, ada puasa
‘Asyura setiap tanggal 10 Muharram seperti umat
Yahudi.
10. Sejarah Puasa
Kepada Rasulullah saw, kewajiban puasa dimulai
pada tahun kedua Hijriah. Semasa hidup beliau
sendiri menunaikannya sebanyak sembilan kali. Di
masanya pula, penyariatan atau pemberlakuan
ibadah puasa mencapai puncak kematangannya.
11. Tahapan Perintah Puasa
disebutkan oleh Syekh Khalid ibn ‘Abdurrahman dalam
kitabnya, As-Shaumu Junnatun, halaman 17:
1. Sebelum ayat perintah puasa Ramadhan turun,
sudah diberlakukan perintah puasa ayyamul bidh
setiap bulan hijriah dan puasa ‘Asyura setiap
tanggal 10 Muharram. Rasulullah saw senantiasa
mendorong para sahabat untuk menunaikan puasa
itu. Namun, ketika puasa Ramadhan diwajibkan,
beliau tak lagi memerintah mereka, tidak pula
melarang. Kefardhuan puasa Ramadhan
sebagaimana dimaklumi mulai sejak turun surat Al-
Baqarah ayat 183
12. Tahapan Perintah Puasa
2. Menjalankan perintah puasa masih diizinkan tidak
secara total. Masih ada keringanan berbuka bagi yang
mampu asalkan mengeluarkan fidyah. Artinya, yang
mau berpuasa, yang tidak mau cukup dengan fidyah.
Ketentuan ini mempertimbangkan masih banyaknya
sahabat yang belum terbiasa berpuasa, sebagaimana
yang disebutkan dalam ayat, “Dan wajib bagi orang-
orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak
berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan
seorang miskin. (QS Al-Baqarah: 184).
13. Tahapan Perintah Puasa
3. Keringanan berbuka puasa bagi yang mampu
dihapus. Kebolehan berbuka hanya berlaku bagi
orang yang sakit dan bepergian jauh,
sebagaimana bunyi ayat: “Barangsiapa di antara
kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan
itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu,
dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu
ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa),
sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-
hari yang lain,” (QS Al-Baqarah: 185).
14. Tahapan Perintah Puasa
4. ada awal pensyariatan puasa, seperti yang
disinggung At-Thabari, makan, minum, dan
hubungan suami-istri pada malam hari tidak
diperbolehkan seperti halnya sekarang. Kendati
dibolehkan melakukannya hanya sebelum tidur
dan sebelum shalat Isya.
15. Tahapan Perintah Puasa
5. Sejak itu, ditetapkanlah pensyariatan puasa
dengan tata cara seperti sekarang ini, yakni
menjauhi segala yang membatalkan, baik makan,
mainum, maupun bergaul suami-istri, sejak terbit
fajar shadiq hingga terbenam matahari.
Sedangkan pada malam hari, semua itu
diperbolehkan, tanpa ada syarat: setelah atau
sebelum tidur, setelah atau sebelum shalat Isya.