Dokumen tersebut membahas berbagai jenis puasa seperti puasa wajib, sunnah, kafarat, nazar, dan hikmahnya. Puasa sunnah meliputi puasa Ayyamul Bidh, Arafah, Sya'ban, dan puasa Daud yang dilakukan sehari puasa dan sehari tidak. Puasa wajib adalah puasa Ramadhan, sedangkan puasa kafarat digunakan untuk menutupi kesalahan melanggar puasa.
3. Pengertian puasa
Puasa menurut bahasa arab artinya “menahan dari
segala sesuatu”.
Puasa menurut syariat ialah menahan diri dari segala
sesuatu yang membatalkan puasa (seperti makan,
minum, hubungan kelamin, dan sebagainya)
semenjak terbit fajar sampai terbenamnya
matahari,dengan disertai niat ibadah kepada
allah,karena mengharapkan ridho-nya disertai
syarat-syarat tertentu.
4. Puasa sunnah
Puasa kafarat
Kafarat adalah suatu cara pengganti untuk
menebus kesalahan
(dosa) yang dilakukan secara sengaja. Kafarat
Berasal dari kata
dasar kafara (menutupi sesuatu). Merupakan
sebuah denda yang
wajib ditunaikan yang disebabkan oleh suatu
perbuatan dosa,
yang bertujuan menutup dosa tersebut sehingga
tidak ada lagi
pengaruh dosa yang ia perbuat, baik di dunia
maupun di akhirat.
5. Berdasarkan hadist shahih dari Abu Hurairah ada
3 pilihan jenis kafarat yang disesuaikan dengan
kemampuan orang yang akan menjalankan
kafarat itu sendiri yaitu ;
memerdekakan budak,
Berpuasa 2 bulan berturut-turut, dan
Memberi makan 60 orang miskin
6. Dari Abu Hurairah ra, Seorang lelaki datang menemui Nabi saw. dan
berkata: Celaka saya,
wahai Rasulullah. Beliau bertanya: Apa yang membuat engkau celaka?
Lelaki itu
menjawab: Saya telah bersetubuh dengan istri saya di siang hari bulan
Ramadan. Beliau
bertanya: Apakah engkau mempunyai sesuatu untuk memerdekakan
seorang budak? Ia
menjawab: Tidak punya. Beliau bertanya: Mampukah engkau berpuasa
selama dua bulan
berturut-turut? Ia menjawab: Tidak mampu. Beliau bertanya lagi: Apakah
engkau
mempunyai sesuatu untuk memberi makan enam puluh orang miskin? Ia
menjawab: Tidak
punya
7. . Kemudian ia duduk menunggu sebentar. Lalu Rasulullah saw.
Memberikan
sekeranjang kurma kepadanya sambil bersabda: Sedekahkan lah ini.
Lelaki tadi bertanya:
Tentunya aku harus menyedekahkannya kepada orang yang paling miskin
di antara kita,
sedangkan didaerah ini, tidak ada keluarga yang paling memerlukannya
selain dari kami.
Maka Rasulullah saw. Pun tertawa sampai kelihatan salah satu bagian
giginya. Kemudian
beliau bersabda: Pulanglah dan berikan makan keluargamu (Muttafaq
‘alaih)
Begitu juga dalam kesempatan yang lain Hurairah juga ia
berkata, “Seseorang datang kepada
Rasulullah saw. kemudian berkata, ‘Aku tidak berpuasa sehari di bulan
Ramadhan dengan sengaja.’
Rasulullah saw. bersabda, ‘Memerdekakan budak, atau puasalah dua
bulan berturut-turut, atau berilah
makan enam puluh orang miskin’.” (Muttafaq ‘alaih).
8. Opsi – opsi nya
Memerdekakan Budak
Opsi ini sangat sulit dilakukan, di samping biaya menebus
seorang
budak sangat mahal juga perbudakan sekarang sudah tidak
ada di
sekitar kita. Kalau parameter harga budaknya sama dengan
yang
dikeluarkan oleh Abu Bakar Ash-Shidiq dalam membebaskan
bilal bin
Rabbah ra orang yang tak punya harta jelas tidak sanggup
melaksanakannya. Abu Bakar As-Shidiq ra Sewaktu
membebaskan
Bilal bin Rabah ra, Ia membebaskannya dengan harga 9
uqiah* yang
setara dengan Rp. 157.842.000,- (9 x 7,4 x Rp. 2.370.000 ).
Pertanyaannya apakah kita punya uang sebanyak itu?
9. Melaksanakan puasa 2 bulan penuh
Mari berfikir logika, Di bulan Ramadhan semua orang muslim
sebagian
besar berpuasa. Hanya “oknum” tertentu saja yang mengindahkan
perintah
puasa tanpa alas an yang jelas. Sehingga suasananya adalah
suasana yang
hemogen (kesamaan), kondisi dibuat sama yang secara tidak
langsung akan
memudahkan kita dalam menjalankan puasa di bulan Ramadhan.
Sedangkan
di bulan lain (selain bulan Ramadhan), kondisinya sudah
heterogen. Ada yang puasa
(melanjutkan puasa sunah atau sedang mengqodho) ada yang
tidak. Bisa jadi di saat
kita sedang puasa, teman sebelah kita minum jus alpukat yang
membuat
kerongkongan kita makin deras menelan air liur. Belum lagi kalau
kita bertamu kita
10. Memberi makan 60 orang miskin
1 (satu) bulan dalam hijriyah berkisar 29-30 hari. Kalau opsi
kafarat kedua
adalah berpuasa selama 2 (dua) bulan berturut-turut dan di
sambungkan
dengan fidyah orang yang tidak berpuasa Ramadhan karena
alas an syar’i
dimana sehari tidak berpuasa maka ia member makan 1
orang miskin.
وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِي ن
“Wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika
mereka tidak berpuasa)
membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang
miskin.” (QS. Al-Baqarah: 184)
Dari Ibnu Umar r.a., Rasulullah saw bersabda ” Barang
siapa meninggal dunia dan masih mempunyai utang
11. puasa nazar
PENGERTIAN PUASA NAZAR
Puasa nazar wajib ditunaikan apabila kita telah
berperoleh
ataupun berjaya mendapatkan sesuatu apa yang
kita ingini itu.
Jika apa yang kita nazarkan itu tidak berjaya maka
tidaklah wajib
keatas kita untuk menunaikan nazar tersebut
12. Macam macam puasa
Puasa Nafsi
Melaksanakan puasa yang berkaitan dengan pribadi masing-masing
orang.
Puasa ini bukannya tidak untuk berjamaah, dan puasa nafsi
dilaksanakan
apabila menginginkan sesuatu atau ber-nazar.
Sebelum melaksanakan puasa nazar hendaklah dimohonkan
dahulu kepada
Allah akan segala keinginan kita, dan apabila telah terkabulnya
permohonan
barulah melaksanakan puasa nazar. Jadi bila kita ingin bernazar
yang
sesungguhnya ialah dengan berpuasa, haram hukumnya dengan
bernazar kepada
sesuatu tempat/kuburan/benda/orang, dll. Boleh bernazar ke suatu
tempat ialah
ke Baitullah, Madinah dan Masjidil Aqsha. Pelaksanaan puasa
nazar adalah selama 1
hari saja yang dilakukan apabila sudah mencapai keberhasilan.
13. Puasa Ahli
Ialah melaksanakan suatu puasa nazar yang ada
kaitannya dengan
orang lain (maksudnya bukan untuk pribadi
sendiri).
Contohnya: misal ada seseorang yang kita
nazarkan, dan dengan
nazar kita orang itu dari perbuatan yang tidak baik
menjadi
baik.
14. Puasa Juriat
Ialah melaksanakan sesuatu nazar kepada tempat ibadah. Yang
dimaksud
tempat ibadah di sini ialah tempat-tempat yang suci:
• Bernazar ke Baitullah (Rumah Allah).
• Bernazar ke Masjidin Nabawi (Rumah Nabi).
• Bernazar ke Baitul Muqadis/Masjidil Aqsha (Rumah Suci).
Bila bernazar kepada selain ke-3 tempat tersebut tidaklah benar.
Seandainya kita
telah berikhtiar untuk menunaikan haji ke Makkah akan tetapi
sesuatu terhalang
oleh adanya sesuatu sebab, sakit, hamil, atau lainnya, maka
bernazarlah, dan bila
berhasil laksanakan puasa nazar selama 10 hari berturut-turut,
untuk harinya bebas.
Bernazar ke Masjidin Nabawi, bila berhasil puasa nazar selama 7
hari berturut-turut,
juga harinya bebas. Bernazar ke Baitul Muqadis/Masjidl
Aqsha, bila berhasil
puasa nazar selama 3 hari berturut-turut, yaitu tanggal-tanggal 11,
15. Tata cara pelaksanaannya
TATA CARA PELAKSANAAN
Pada dasarnya sama dengan puasa Ramadan,
hanya niatanya sbb.
نَوَيْتُ صَوْم غَدٍ لِنَذَرٍ فَرْضَا للهِ تَعَالَى
Artinya:
“saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan
nazar( dalam hati menyebut nazarnya) farda
karena Allah
16. Puasa arafah
Puasa Arafah yaitu puasa pada tanggal 9 bulan Dzulhijjah,
sedangkan puasa
tarwiyah adalah puasa pada tanggal 8 bulan Dzulhijjah.
Puasa sunnah itu
berdasarkan dalil berikut:
Dari Abi Qatadah Radhiyallahu ‘Anhu berkata bahwa
Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda:
صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية
"Puasa hari Arafah menghapuskan dosa dua tahun, yaitu
tahun sebelumnya
dan tahun sesudahnya. Puasa Asyura’ menghapuskan dosa
tahun
sebelumnya. (HR. Jamaah, kecuali Bukhari dan Tirmizy)
Puasa hari Arafah (9 Dzulhijjjah) ini disepakati sunnah bagi
yang tidak
menunaikan haji. Sedangkan bagi yang wukuf di Arafah
hukumnya
17. Puasa sya’ban
Dalil yang menunjukkan Sunnahnya puasa Sya’ban adalah puasa yang
dilakukan
Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam di bulan Sya’ban. Aisyah
menginformasikan bahwa
beliau tidak pernah melihat Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam
berpuasa Sunnah
sebanyak yang beliau lakukan di bulan Sya’ban. Abu Dawud
meriwayatkan;
)300 / سنن أبى داود – م ) 2
النَّبِ ى عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ -صلى الله عليه وسلم- نَّهَا قَالَتْ كَانَ أَ رَسُولُ اللََِّّ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ
حَتَّى نَقُولَ لاَ يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يَصُومُ وَمَ ا رَأَيْتُ رَسُولَ اللََِّّ -صلى الله عليه وسلم- اسْ تَكْمَلَ
صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلاَّ رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ فِى شَهْ ر أَكْث رَ صِيَامًا مِنْهُ فِى شَعْبَانَ .
“dari Aisyah isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa ia berkata;
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa hingga kami mengatakan; beliau
tidak berbuka,
dan beliau berbuka hingga kami mengatakan; beliau tidak berpuasa. Dan
tidaklah aku
melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyempurnakan puasa
satu bulan sama
sekali kecuali pada Bulan Ramadhan, dan tidaklah aku melihat beliau
18. Puasa tengah bulan
Puasa yang satu ini bisa kita rutinkan setiap bulannya.
Setiap bulan
minimal ada tiga hari berpuasa. Dan lebih utama jika
dilakukan di
pertengahan bulan, yaitu 13, 14 dan 15 Hijriyah, dikenal
dengan
puasaAyyamul Bidh. Apa saja keutamaan puasa
tersebut?
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
وْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَ وْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُ ل شَهْر
صَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ
“Kekasihku (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam) mewasiatkan
padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya
hingga aku mati: [1]
19. Puasa daud
Puasa daud
Puasa Daud adalah melakukan puasa sehari, dan keesokan
harinya
tidak berpuasa. Semoga bermanfaat.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam
bersabda,
إِنَّ أَحَبَّ ال صيَامِ إِلَى اللََِّّ صِيَامُ دَاوُدَ وَأَحَبَّ الصَّ لاَةِ إِلَى اللََِّّ صَلاَةُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ كَ انَ
يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ وَ كَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا
“Puasa yang paling disukai di sisi Allah adalah puasa Daud,
dan shalat yang
paling disukai Allah adalah Shalat Nabi Daud. Beliau biasa
tidur di
pertengahan malam dan bangun pada sepertiga malam
terakhir dan beliau
tidur lagi pada seperenam malam terakhir. Sedangkan beliau
biasa berpuasa
sehari dan buka sehari
20. Puasa wajib
Puasa ramadhan
Pengertian puasa
Puasa dalam bahasa arabnya الصوم/ الصيام secara
harfiah berarti
menahan diri, sedangkan dalam terminologi syara`
berarti :
امساك مخصوص عن شئ مخصوص في زمن مخصوص من شخص
خصوص
“menahan diri dengan ketentuan tertentu dari
beberapa hal
tertentu dalam masa tertentu dari orang tertentu”.
22. Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa 184. (yaitu) dalam beberapa hari yang
tertentu. Maka
barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka),
Maka (wajiblah
baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. dan
wajib bagi
orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar
fidyah, (yaitu):
memberi makan seorang miskin. barangsiapa yang dengan kerelaan hati
mengerjakan kebajikan, Maka
Itulah yang lebih baik baginya. dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu
Mengetahui. (beberapa hari
yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al Quran sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang
bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di
bulan itu, Maka hendaklah
ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), Maka (wajiblah
23. Sebab wajib memulai puasa
Puasa Ramadhan adalah puasa yang diwajibkan
pada bulan
Ramadhan, maka sebab wajib puasa ramadhan
antara lain:
Telah sempurna sya`ban 30 hari
Melihat hilal ramadhan pada malam 30 sya`ban
Terlihat hilal akan tetap/stubut pada hakim bila
ada seorang laki-laki yang adil yang bersaksi
bahwa ia telah melihat hilal.
Sedangkan bila saksi tersebut tidak mencukupi
syarat sebagai saksi maka hanya wajib berpuasa
terhadap orang-orang yang meyakini kebenaran
beritanya saja tidak berlaku secara umum.
24. Rukun puasa
Niat
Niat dilakukan dengan hati, dan tidak disyaratkan harus
mengucapkan lafadh
niatnya dengan lidah, tetapi hanya disunatkan mengucapkan
lafadh niat sebagai
pembantu bagi hati. Menurut Mazhab Syafii niat disyaratkan
harus ada setiap malam, sehingga satu kali niat pada malam awal
Ramadhan tidaklah mencukupi untuk seluruh puasa Ramadhan.
Ada sedikit perbedaan tentang waktu niat bagi puasa wajib dengan
puasa sunat. Untuk puasa wajib, disyarakan harus berniat pada
waktu
malam hari. Sedangkan untuk puasa sunat boleh niat sebelum
tergelincir matahari dengan syarat belum melakukan hal-hal yang
membatalkan puasa.Dalam niat puasa wajib juga harus
ditentukan(ta`yin)
puasa yang ia lakukan, misalnya puasa wajib Ramadhan atau
puasa Nazar
atau kafarah.
25. Syarat sah puasa
Syarat sah puasa:
Islam
Berakal
Bersih dari haidh, nifas serta wiladah.
Tiga syarat ini harus ada pada sehari penuh untuk
sah puasa, sehingga terhadap seseorang yang
sempat hilang akalnya(gila) sesaat, datang haidh dan
nifas pada tengah hari maka puasanya tidak sah.
Hal ini sedikit berbeda dengan orang pingsan, bila ia
sempat sadar walau sesat maka puasanya sah
sedangkan bila ia tidak sadar seharian penuh maka
puasanya tidak sah.
Berbeda lagi dengan orang yang tidur seharian
penuh, puasanya tetap sah.
Tidak melakukan hal-hal yang membatalkan
puasa.
26. Syarat wajib puasa
Berakal
Baligh
Sanggpup menjalankan puasa.
Terhadap orang yang tidak berakal (gila) tidak
diwajibkan puasa
sama sekali. Sedangkan terhadap anak-anak yang
belum baligh
juga tidak diwajibkan puasa namun terhadap
walinya, bila ia
mampu berpuasa, wajib memerintahkannya untuk
berpuasa bila
ia telah mencapai umur 7 tahun.
27. Orang yang diperbolehkan tidak berpuasa
Orang sakit yang dapat menimbulkan mudharat bila ia
berpuasa.
Terhadap orang sakit boleh baginya untuk berbuka pausa,
namun wajib baginya untuk mengqadhanya. Sedangkan bagi
oyang sakit yang tidak ada harapan akan sembuh maka sebagai
ganti puasa wajib baginya membayar fidyah sebaganyak 1 mod
kepada faqir miskin untuk satu hari puasa.
Musafir
dengan ketentuan perjalanan yang ia tempuh mencapai jarak
yang dibolehkan qashar shalat (± 134 km atau pendapat lain ±
96 km) dan semenjak subuh ia telah musafir. Maka bila
seseorang melakukan perjalanan setelah subuh maka untuk hari
tersebut tidak dibenarkan baginya untuk berbuka puasa.
Terhadap musafir yang tidak berpuasa maka wajib untuk
mengqadhanya tanpa membayar fidyah.
28. Orang tua renta
Terhadap orang yang sudah pikun dan tidak sanggup lagi
berpuasa maka dibolehkan baginya meninggalkan puasa
tetapi diwajibkan baginya membayar fidiyah berupa
makanan pokok kepada faqir miskin sebanyak 1 mod
untuk satu hari puasa.
Wanita hamil atau menyusui.
Terhadap wanita hamil dan menyusui bila ia berbuka
puasa karena takut terhadap kesehatan dirinya sendiri
atau kesehatan dirinya beserta anaknya maka terhadap
keduanya hanya wajib mengqadha puasa tanpa wajib
membayar fidyah. Sedangjan bila ia berbuka karena takut
terhadap kesehatan anaknya saja maka wajib terhadapnya
qadha puasa dan membayar fidyah sebanyak 1 mod untuk
setiap hari. Ukuran 1 mud adalah 0,864 liter, jika
dibandingkan denga kilo gram adalah 0,6912 kg
(Berdasarkan berat beras 1 liter 0,8 kg) dibulatkan menjadi
0,7 kg.
29. Hal-hal yang membatalkan puasa
Jimak
Sengaja muntah
Memasukkan sesuatu kedalam rongga terbuka.
Disyaratkan rongga tersebut haruslah rongga terbuka
sehingga bila masuk sesuatu melalui pori-pori kulit
atau melalui suntikan pada daging maka tidaklah
membatalkan puasa.
Onani
Keluar mani karena bersentuhan dengan wanita.
Sedangkan keluar mani/sperma karena sebab lain
seperti karena menghayal, melihat hal-hal yang
membangkitkan syahwat maka tidaklah membatalkan
puasa.
30. Hikmah puasa
Tanda terima kasih kepada Allah karena semua
ibadah mengandung arti terima kasih kepada
Allah atas nikmat pemberian-Nya
Didikan perasaan belas kasian terhadap fakir-miskin
karena seseorang yang telah merasa sakit
dan pedihnya perut lapar
Menjaga kesehatan karena dengan berpuasa kita
dapat merehatkan alat pencernaan kita lebih
kurang selama 12 jam setiap harinya