3. 59,12%orang I
ndonesia
konsumsi herbal untuk
menyehatkan
R
I
SKESDAS2010
R
I
SKESDAS2013
•30,4%rumah tangga
menggunakan cara
tradisional untuk
kesehatannya
•44,3%masyarakat
menggunakan
yankestrad baik melalui
praktisi kestrad maupun
upaya sendiri
R
I
SKESDAS2018
DATA PEMANFAATAN
UPAYA KESEHATAN TRADI
SI
ONAL
DEMAND
TINGGI
4. Ramuan, Akupunktur/
Akupresur untuk:
Anemia
Meningkatkan
daya tahan tubuh
Kesuburan
Pemeriksaan
Kehamilan Persalinan & nifas
Pelayanan bagi
bayi
Pelayanan bagi balita &
prasekolah
Pelayanan bagi
anak SD
Pelayanan
bagi anak
SMP/SMA
& remaja
• AKI ↓
• ASI ↑
• KEK ↓
• AKI ↓
• AKB ↓
• ASI Eksklusif
• AKABA ↓
• Tumbuh Kembang
• Meningkatkan
Kemampuan Belajar
• Kespro remaja
• Kreativitas
• Kesehatan
reproduksi
Pelayanan
PUS
Lansia
• Produktifitas kerja
Usia
Kerja
• Kualitas hidup
• Degenerasi ↓
GENERASI PENERUS YANG BERKUALITAS
1000 hari kehidupan
Ramuan, Akupunktur/
Akupresur untuk:
Anemia
Meningkatkan
daya tahan tubuh
Meningkatkan Nafsu
Makan
Emesis Gravidarum
Melancarkan ASI
Ramuan, Akupunktur/
Akupresur untuk:
Mengurangi rasa nyeri
saat melahirkan
Meningkatkan
daya tahan tubuh
Melancarkan ASI
Perawatan Ibu Nifas
Ramuan dan Akupresur untuk:
Meningkatkan nafsu makan
Meningkatkan daya tahan tubuh
Meredakan batuk,pilek, asma,
dispepsia, enuresis
PIJAT BADUTA
Ramuan, Akupunktur/
Akupresur untuk:
Anemia
Meningkatkan
daya tahan tubuh
Mengurangi Nyeri
Haid
Ramuan, Akupunktur/ Akupresur untuk:
Meningkatkan daya tahan tubuh
Mengatasi gangguan penyakit berisiko
(kegemukan hipertensi. DM)
Mengatasi migrain, nyeri otot, sakit kepala,
sakit pinggang, batuk pilek, mual muntah,
nyeri ulu hati, kram otot tungkai, insomnia,
stress
KEGIATAN:
Pelayanan Kesehatan Tradisional di Puskesmas
(Akupunktur, Akupresur, dan Ramuan)
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pemanfaatan
Kesehatan Tradisional (TOGA dan Keterampilan)
PEMANFAATAN KESEHATAN TRADISIONAL
DALAM SIKLUS HIDUP
untuk mendukung program promotif dan preventif
5. • Pasal 47
• Pasal 48
• Pasal 59
UU No 36/2009
tentang
Kesehatan
SISTEM KESEHATAN
NASIONAL
(PERPRES NO 72 THN 2012)
PP NO 103/2014
TTG YANKESTRAD
WHO STRATEGY ON
TRADITIONAL MEDICINE
(2014-2023)
3 SASARAN STRATEGI T&CM
UU No 5/2017
tentang Pemajuan
Kebudayaan
PP 47/2016 ttg Fasyankes
Pasal 4 (i):
Fasyankestrad merupakan salah
satu bagian dari fasyankes
• PMK No 90/2013 ttg SP3T
• PMK No. 8/2014 ttg Pelay
anan Kesehatan SPA
• PMK No.6/2016 ttg Formu
larium Obat Herbal Asli In
donesia (FOHAI)
• PMK No.9/2016 ttg
UpayaPengembangan
Kestrad melalui Asman
Pemanfaatan TOGA dan
Keterampilan
• PMK No.61/2016 ttg
Yankestrad Empiris
• PMK No 37/2017 ttg
Yankestrad Integrasi
• PMK No 15/2018 ttg
Penyelenggaraan Yankest
rad Komplementer
• KMK No.HK.01.07/ MENK
ES/ 187/2017 ttg FROTI
UU No 36/2014
tentang Tenaga
Kesehatan
DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL
6. PENGERTIAN PELAYANAN
KESEHATAN TRADISIONAL
• Gabungan pengetahuan,
keterampilan dan praktik yang
berdasarkan pada teori,
keyakinan, dan pengalaman yang
dari kebudayaan tertentu, baik
yang dapat dijelaskan maupun
tidak, yang digunakan dalam
pemeliharaan kesehatan serta
pencegahan, diagnosis,
perbaikan atau pengobatan
penyakit fisik dan mental
TRADITIONAL
MEDICINE (WHO)
• Pengobatan dan/atau
perawatan dengan cara dan
obat yang mengacu pada
pengalaman dan
keterampilan turun temurun
secara empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan dan
diterapkan sesuai dengan
norma yang berlaku di
masyarakat
YANKESTRAD
(UU NO.36/2009
TTG KESEHATAN)
7. Yankestrad
Empiris
Yankestrad
Komplementer
Yankestrad
Integrasi
Pengertian Penerapan kesehatan
tradisional yang
manfaat dan
keamanannya
terbukti secara
empiris
Penerapan kesehatan
tradisional memanfaatkan
ilmu biomedis dan
biokultural dalam
penjelasannya serta manfaat
dan keamanannya terbukti
secara ilmiah
Pelayanan kesehatan yang
mengkombinasikan
pelayanan kesehatan
konvensional dengan
Pelayanan Kesehatan
Tradisional Komplementer,
bersifat sebagai pelengkap
atau pengganti.
SDM Penyehat Tradisional Tenaga Kesehatan
Tradisional (Nakestrad)
Dilakukan secara bersama
oleh Nakes dan nakestrad
Pendidikan Informal, Nonformal Perguruan Tinggi
(minimal D3)
Perguruan Tinggi
(minimal D3)
Area/Upaya Promotif, Preventif Promotif, Preventif, Kuratif,
Rehabilitatif
Promotif, Preventif, Kuratif,
Rehabilitatif
Perizinan STPT STRTKT-SIPTKT STR-SIP (Nakes/dr)
STRTKT-SIPTKT (Nakestrad)
Tempat
pelayanan
Panti Sehat Praktik Mandiri dan Griya
Sehat
Puskesmas dan Rumah Sakit
JENIS PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL
(PP NO. 103 TH 2014)
8. PELAYANAN KESEHATAN
TRADISIONAL
EMPIRIS KOMPLEMENTER INTEGRASI
Diselenggarakan
di masyarakat
Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tradisional
Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
Hattra Pemanfaatan di
masyarakat
dalam bentuk
Asuhan MandiRI
Tenaga Kesehata
n
Tradisional
Tenaga
Kesehatan
Tradisional
Tenaga
Kesehatan
10. INTERVENSI PROGRAM KESTRAD PADA
INDIKATOR PISPK
PROGRAM K
ESEHATAN TRA
DISIONAL
Pemanfaatan
TOGA
Akupresur
1. Bayi mendapat Imunisasi Dasar
Lengkap
2. Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI)
Eksklusif
3. Balita mendapatkan pemantauan
pertumbuhan
4. Penderita Tuberkulosis Paru m
endapat pengobatan sesuai sta
ndar
5. Penderita Hipertensi melakukan p
engobatan secara berkala
6. Penderita gangguan jiwa me
ndapatkan pengobatan dan tidak
diterlantarkan
7. Anggota keluarga tidak merokok
ASUHAN
MANDIRI
PELAYANAN
KESTRAD
Akupunktur
Akupresur
Herbal
11. INDIKATOR RENSTRA
DIREKTORAT PELAYANAN KESEHATAN
TRADISIONAL
TAHUN 2020-2024
RENCANA
STRATEGIS
INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL
1. Penyelenggaraan
PelayananKesehatan
Tradisional di
Puskesmas
Jumlah Puskesmas
yang menyelanggarakan
Kesehatan Tradisional
Puskesmas yang menyelenggarakan Kestrad
terhadap masyarakat di wilayah kerjanya ,dengan
memenuhi 4 kriteria dibawah ini:
1. Puskesmas melaksanakan Asuhan Mandiri
Kestrad Pemanfaatan TOGA & Akupresur
2. Puskesmas melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadat Penyehat Tradisional
3. Puskesmas yang memiliki tenaga kesehatan
terlatih kesehatan tradisional dan membuka
pelayanan di Puskesmas
4. Puskesmas memiliki RTH berupa TOGA
2. Penyelenggaraan
Pelayanan Kestrad di
Rumah Sakit
Jumlah Rumah Sakit
Pemerintah yang
menyelanggarakan
Yankestrad
Rumah Sakit pemerintah yang tenaganya sudah
dilatih Kestrad melakukan pelayanan di RS
12. INDIKATOR RENSTRA YANKESTRAD
KABUPATEN WAY KANAN
12
Indikator Target
1. Jumlah Puskesmas yang
menyelenggarakan kesehatan
tradisional
Tahun 2020 2021 2022 2023 2024
Target 2 3 4 6 7
Capaian
0 0 0
Definisi Operasional :
1. Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan tradisional terhadap masyarakat di wilayah kerja
nya yang memenuhi kriteria di bawah ini:
a. Puskesmas melaksanakan pelayanan kesehatan tradisional.
b. Puskesmas melakukan pembinaan kelompok asuhan mandiri kesehatan tradisional.
c. Puskesmas melakukan pendataan terhadap Penyehat tradisional (Hattra).
d. Puskesmas memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH) berupa Taman Obat Keluarga (TOGA).
15. PERMASALAH SAAT INI
• Kurangnya dukungan kebijakan
• Pembinaan dan pengawasan
pelayanan kesehatan
tradisional belum berjalan
optimal
• Dukungan lintas sector masih
kurang
• Penyelenggaraan pelayanan
kesehatan tradisional di
fasilitas pelayanan kesehatan
masih belum optimal
16. DATA KESEHATAN TRADISIONAL DI KABUPATEN WAY KANAN(SESUAI
INDIKATOR PUSKESMAS MENYELENGGARAKAN YANKESTRAD)
DO INDIKATOR :
1. PUSKESMAS MELAKSANAKAN PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL AKUPRESUR, TOGA DAN
ASMAN
NAMA PUSKESMAS JENIS PELAYANAN PELAYANAN
YULI YANTI BARADATU AKUPRESUR TELAH MEMBUKA
PELAYANAN
PINDARMIN BARADATU ASMAN TOGA
AKUPRESUR
TELAH MEMBUKA
PELAYANAN
NIDA IDDIYANTI BANJIT AKUPRESUR BELUM MEMBUKA
PELAYANAN
LIDIA ZULFA K WAY TUBA AKUPRESUR BELUM MEMBUKA
PELAYANAN
ISTIYANA NEGERI BESAR AKUPRESUR TELAH MEMBUKA
PELAYANAN
NOVIA FARAH SERUPA INDAH ASMAN TOGA
AKUPRESUR
BELUM MEMBUKA
PELAYANAN
17. 2. MELAKUKAN PEMBINAAN PENYEHAT TRADISIONAL
Seluruh Puskesmas di Kabupaten sudah mulai mendata dan
melaporkan jumlah Penyehat Tradisional
Ramuan : 0
Keterampilan
a. Manual : 662
b. Teknik Energi : 0
c. Teknik Olah pikir : 1
18.
19. PEMBINAAN TEKNIS KE PENYEHAT
TRADISIONAL
Pembinaan Teknis ke Penyehat Tradisional “ H. Rodjiki Bin Kusen” di daerah Kota Tangerang, Banten, 7 November
2019. Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional Bersama Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat dengan
melibatkan Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Dinkes Kota Tangerang dan Puskesmas Jatiuwung.
20. 3. TERBENTUKNYA KELOMPOK ASUHAN MANDIRI PEMANFAATAN
TOGA DAN AKUPRESUR
Belum semua puskesmas melaporkan jumlah kelompok asman yang
terbentuk dengan SK Kepala Kampung.
Tenaga Puskesmas yang sudah dilatih, wajib mensosialisasikan
apa yang sudah di dapat kepada Kepala Puskesmas, Puskesmas
lain dan Kader untuk selanjutya dapat membentuk dan
mengembangkan Kelompok Asman
4. TERDAPATNYA RTH (TOGA) DI PUSKESMAS
sudah terdapat TOGA di semua Puskesmas di Kab. Way Kanan
tapi belum terawat dan belum diberi label.
21. TOGA (Taman Obat Keluarga)
PEMBINAAN KELOMPOK PEMANFAATAN TOGA
• SASARAN :
Kader, PKK, Ibu rumah tangga
• MATERI PEMBINAAN :
1. Pengenalan tanaman berpotensi obat melalui TOGA percontohan
2. Pengenalan bagian tanaman obat yg dimanfaatkan
(akar, rimpang, umbi, kulit batang, batang kayu, buah atau seluruh bagian
tanaman)
3. Pembinaan tata cara pengolahan tanaman obat
4. Pengenalan manfaat tanaman obat
22. KRITERIA KELUARGA BINAAN
1. SETIAP KELOMPOK ASMAN DIPIMPIN OLEH 1 ORA
NG KADER
2. SETIAP KADER MEMBINA 5 KELUARGA BINAAN
3. SETIAP KELUARGA BINAAN MEMILIKI MINIMAL 5 J
ENIS TANAMAN OBAT YANG BERBEDA
4. SETIAP KELUARGA BINAAN MEMPELAJARI AKUPRE
SUR UNTUK ASMAN
5. SETIAP KELUARGA BINAAN SUDAH MEMANFAATKA
N ASMAN : UNTUK TOGA 2 TAHUN DAN AKUPRESU
R MINIMAL 6 BULAN
6. SETIAP KELOMPOK ASMAN MENDAPATKAN PEMBI
NAAN LINTAS SEKTOR
Dalam upaya meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak, dilakukan dengan pendekatan Continuum of Care yang dimulai sejak masa pra hamil, kehamilan, persalinan dan nifas, bayi, balita, hingga remaja.
Pada masa pra hamil, program ditujukan bagi pasangan usia subur (PUS) melalui program keluarga berencana, yang diarahkan menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Dengan demikian, diharapkan setiap PUS dapat merencanakan kehamilannya dengan baik dan terhindar dari kehamilan yang tidak diinginkan (KTD).
Pada masa kehamilan, program ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya, dan apabila terdapat komplikasi atau faktor risiko diupayakan dapat dideteksi secara dini dan dilakukan intervensi. Kegiatan yang dilakukan meliputi Program Perencaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), pelayanan antenatal terpadu (HIV, malaria, gizi, dll), dan pelaksanaan kelas ibu hamil.
Pada tahap persalinan dan nifas, diupayakan agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Upaya tersebut antara lain dilakukan melalui pengembangan rumah tunggu kelahiran di daerah dengan akses sulit dan kemitraan bidan dan dukun untuk daerah dengan proporsi persalinan oleh dukun masih tinggi. Setelah melahirkan, diupayakan agar setiap ibu mendapat pelayanan nifas, termasuk KB pasca persalinan.
Dalam rangka penanggulangan stunting, maka dibutuhkan intervensi efektif antara lain:
Pemberian Tablet Tambah Darah (remaja putri, catin, bumil)
Promosi ASI Eksklusif
Promosi Makanan Pendamping-ASI
Suplemen gizi mikro (Taburia)
Suplemen gizi makro (PMT)
Tata Laksana Gizi Kurang/Buruk
Suplementasi vit.A
Promosi garam iodium
Air bersih, sanitasi, dan cuci tangan pakai sabun
Pemberian obat cacing
Bantuan Pangan Non-Tunai
Apabila intervensi efektif ini dilaksanakan kesemuanya maka keberhasilan penanggulangan stunting semakin baik.
Namun demikian intervensi efektif ini membutuhkan dukungan dari beberapa faktor, yaitu advokasi, JKN, Akta Kelahiran, Dana Desa, Dana Insentif Daerah, Keamanan dan Ketahanan Pangan.