1. MANAGEMENT STRATEGIC
Kelompok 1 : Abizar
Rizky Pebrian
CORPORATE GOVERNANCE
AND
SOCIAL RESPONSIBILITY and ETHICS IN
STRATEGIC MANAGEMENT
2. CORPORATE GOVERNANCE
• Latar Belakang
• Peran Direksi
• Peran Manajemen Puncak
LATAR BELAKANG
Latar belakang Saat ini, banyak perusahaan merasa sistem manajemen yang mereka punya
kurang atau tidak efektif dalam menjalankan roda perputaran bisnis. Kesulitan dalam mengelola
manajemen perusahaan membuat sistem perusahaan yang dibuat tidak sejalan dengan visi misi
perusahaan. Sistem manajemen yang baik tentu akan memajukan perusahaan. Meningkatkan
daya saing, memperluas kerjasama, serta meningkatkan kepuasan klien atau pelanggan. Contoh
permasalahan tata kelola perusahaan yang terjadi yaitu kasus anggota dewan Equitable Life di
Inggris yang menggugat hingga $5.4 miliar karena kegagalan kebijakan CEO yang akhirnya
merugikan perusahaan Equitable Life di Inggris.
3. PERAN DEWAN DIREKSI
• Tanggung Jawab Dewan
• Anggota Dewan Direksi
• Pencalonan dan Pemilihan Anggota Dewan
• Organisasi Dewan
• Dampak Hukum Sarbanes-Oxley di Tata Kelola Perusahaan Amerika Serikat
• Tren di Tata Kelola Perusahaan
4. PERAN DEWAN DIREKSI
• Menetapkan strategi perusahaan, seluruh arah, misi, atau visi
• Merekrut dan memecat CEO dan manajemen puncak
• Mengendalikan, memantau atau mengawasi manajemen puncak
• Meninjau dan menyetujui penggunaan sumber daya
• Memperhatikan kepentingan pemegang saham
1. Tanggung Jawab Dewan
2. Anggota Dewan Direksi
Dewan komisaris dari sebagian besar perusahaan milik umum terdiri dari direktur dalam dan luar.
Direktur dalam (biasa disebut direktur manajemen) biasanya karyawan dan para eksekutif yang
dipekerjakan oleh perusahaan.
Direktur luar (biasa disebut direktur non-manajemen) adalah eksekutif yang berasal dari perusahaan
lain dan bukan karyawan perusahaan.
5. PERAN DEWAN DIREKSI
Secara tradisional CEO sebuah perusahaan memutuskan keanggotaan dewan dan meminta persetujuan
pemegang saham dalam pernyataan surat kuasa tahunan. Semua calon biasanya dipilih. Ada beberapa
kerugian, dalam kebebasan CEO mencalonkan direktur. CEO mungkin memilih hanya anggota dewan yang
menurut CEO, tidak akan mengganggu kebijakan dan fungsi perusahaan.
3. Pencalonan dan Pemilihan Anggota Dewan
4. Organisasi Dewan
Ukuran dewan di Amerika Serikat dibagi oleh piagam dan hukum perusahaan, sesuai dengan undang-undang
negara. Walaupun beberapa negara mengharuskan jumlah minimum dewan anggota, sebagian besar
perusahaan leluasa menentukan ukuran dewan. Rata-rata perusahaan besar milik umum di Amerika memiliki
10 dewan komisaris. Sementara perusahaan milik swasta hanya memiliki empat sampai lima anggota. Rata-rata
ukuran dewan di tempat lain adalah Jepang 14; Asia non-Jepang 9; Jerman 16; Inggris 10; dan Perancis 11.
5. Dampak Hukum Sarbanes Oxley di Tata Kelola Perusahaan
• Meningkatkan Tata Kelola
• Mengevaluasi Tata Kelola
• Menghindari Peningkatan Tata Kelola
6. PERAN DEWAN DIREKSI
6. Tren di Tata Kelola Perusahaan
1. Para dewan makin terlibat tidak hanya dalam meninjau dan mengevaluasi strategi perusahaan tetapi juga dalam
membentuk strategi.
2. Kelembagaan investor, seperti dana pensiun, dana bersama, dan perusahaan asuransi, akan memberikan tekanan yang
meningkat kepada manajemen puncak untuk memperbaiki kinerjanya.
3. Pemegang saham. akan meminta dewan komisaris dan manajer puncak untuk memiliki lebih dari jumlah saham yang
ada dalam perusahaan.
4. Direktur non-manajemen atau pihak luar akan terus meningkatkan jumlah sahamnya dan kekuasaannya pada
perusahaan milik publik agar CEO melepaskan kekuasaannya kepada dewan.
5. Para dewan membangun usia pensiun wajib untuk anggota dewan — biasanya sekitar usia 70.
6. Para dewan mengevaluasi tidak hanya keseluruhan kinerja mereka, tetapi juga secara individu.
7. Para dewan terus mengontrol fungsi dewan dengan memecah gabungan ketua/CEO menjadi dua posisi terpisah atau
menetapkan pimpinan diluar jabatan direktur.
8. Para dewan menghilangkan pertahanan anti-pengambilalihan tahun 1970-an yang disajikan untuk bersatu dengan
manajemen saat ini. Hanya dalam satu tahun, misalnya, 66 dewan mencabut staggered board mereka dan 25 dewan
yang merugikan.
9. Perusahaan menjadi lebih global, mereka semakin mencari anggota dewan dengan pengalaman internasional.
10. Masyarakat, dalam bentuk kelompok minat khusus, semakin mengharapkan direksi untuk menyeimbangkan tujuan
ekonomi profitabilitas dengan kebutuhan sosial masyarakat
11. Bukan hanya mampu untuk memilih atau menentang yang dinominasikan oleh komite pencalonan dewan, pemegang
saham mungkin akhirnya diizinkan untuk mencalonkan anggota dewan.
7. PERAN MANAJEMEN PUNCAK
CEO perusahaan biasanya melakukan fungsi manajemen puncak dalam koordinasi dengan COO atau
presiden, wakil presiden eksekutif, dan wakil presiden divisi dan fungsi. Oleh karena itu, pemahaman
tentang manajemen puncak merupakan hal penting dalam mempelajari manajemen strategis.
Penelitian secara konsisten melaporkan bahwa CEO tidak hanya memiliki pengaruh kuat terhadap
arah strategis perusahaan, tetapi mereka secara langsung juga mempengaruhi kinerja perusahaan
melalui tindakan dan pernyataan mereka.
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN PUNCAK
Kepemimpinan Eksekutif dan Visi Strategis
Mengelola Proses Perencanaan
8. KESIMPULAN
• Istilah tata kelola perusahaan mengacu pada hubungan antara direksi,manajemen puncak, dan
pemegang saham dalam menentukan arah dan kinerja perusahaan. Kurangnya strategi manajemen
yang tepat menjadikan disalahgunakannya jabatan dewan dalam di perusahaan. Masyarakat tidak
hanya menjadi lebih sadar dan lebih kritis terhadap anggota dewan yang jelas kurang bertanggung
jawab terhadap aktivitas perusahaan, tetapi juga mendorong pemerintah untuk meminta
pertanggung jawaban.
• Peran dan jabatan setiap dewan di setiap negara berbeda, tergantung hukum dan undang-undang
yang belaku di negara tersebut. Partisipasi dewan komisaris tergambar dalam Kontinum Dewan
Komisaris yang terbagi menjadi enam kategori. Dewan komisaris terdiri dari direktur luar dan
dalam. Banyak yang memperdebatkan antara direktur luar dan dalam karena masing-masing
mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Ada dua teori
mengenai hal ini di teori agen dan teori kepengurusan. Cara lain untuk menentukan strategi dan
kebijakan perusahaan adalah dengan kodeterminasi dan Interlocking Directorate (dewan yang
saling berpautan). Dalam pencalonan dan pemilihan anggota dewan, penting untuk menunjuk
komite dalam memilih calon anggota dewan selanjutnya mengingat CEO dalam memilih mungkin
menggunakan konflik kepentingan. Dewan di perusahaan harus lebih aktif berpartisipasi dalam
keputusan manajemen dan menetapkan strategi tepat yang harus diterapkan di perusahaan.
9. SOCIAL RESPONSIBILITY and ETHICS IN STRATEGIC
MANAGEMENT
• Tanggung Jawab Sosial Menurut Carrol
• Alasan Perusahaan Menerapkan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
• Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
• Strategi Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
• Regulasi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dalam Perusahaan
• Etika Dalam Manajemen Bisnis
• Relativisme Moral
• Pendekatan Etika
10. Tanggung Jawab Sosial Menurut Carrol
Dari sudut pandang strategis, suatu perusahaan bisnis perlu mempertimbangkan tanggung jawab
sosialnya bagi masyarakat dimana bisnis menjadi bagiannya. Ketika bisnis mulai mengabaikan
tanggung jawabnya, masyarakat cenderung menanggapi melalui pemerintah untuk membatasi
otonomi bisnis.
Alasan Perusahaan Menerapkan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
• Moralitas
• Pemurnian Kepentingan Sendiri
• Teori Investasi
• Mempertahankan Ekonomi
Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
• Manfaat bagi Perusahaan
• Manfaat bagi Masyarakat
• Manfaat bagi Pemerintah
11. Strategi Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
• Strategi Reaktif
• Strategi Defensif
• Strategi Akomodatif
• Strategi Proaktif
Regulasi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dalam Perusahaan
Di Indonesia sendiri, munculnya Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(UU PT) menandai babak baru pengaturan CSR. Selain itu, pengaturan tentang CSR juga tercantum
di dalam Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UU PM). Walaupun
sebenarnya pembahasan mengenai CSR sudah dimulai jauh sebelum kedua undang-undang
tersebut disahkan. Salah satu pendorong perkembangan CSR yang terjadi di Indonesia adalah
pergeseran paradigma dunia usaha yang tidak hanya semata-mata untuk mencari keuntungan saja,
melainkan juga bersikap etis dan berperan dalam penciptaan investasi sosial.
12. Etika Dalam Manajemen Bisnis
Relativisme Moral
Etika didefinisikan sebagai konsensus mengenai standar perilaku yang diterima untuk suatu pekerjaan,
perdagangan atau profesi.
Sedangkan menurut Griffin, Etika adalah pandangan , keyakinan dan nilai akan sesuatu yang baik dan buruk,
benar dan salah.
Etika Manajemen adalah standar kelayakan pengelolaan organisasi yang memenuhi kriteria etika.
• Naïve Relativism
• Role Relativism
• Social Group Relativism
• Cultural Relativism
Pendekatan Etika
• Pendekatan Utilitarian
• Pendekatan hak-hak individual
• Pendekatan Peradilan