Dokumen tersebut merupakan bagian pengantar dari buku Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 2016 yang berisi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusunan buku profil kesehatan dan harapan agar buku profil kesehatan dapat terus disempurnakan."
3. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
ii Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, bahwa buku Profil
Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 2016 ini dapat diterbitkan setelah
melalui proses dengan beberapa tahapan dalam penyusunannya. Disadari
sepenuhnya bahwa penyusunan buku Profil Kesehatan ini membutuhkan
waktu yang tidak sebentar karena beberapa kendala dalam pengelolaan
data dan informasi di tingkat puskesmas dan rumah sakit dan juga di
tingkat kabupaten, serta dikarenakan proses penyusunan atau
pengumpulannya belum sepenuhnya memanfaatkan sarana elektronik/
teknologi informasi.
Atas terbitnya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
2016, kami memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada
seluruh kepala puskesmas dan jajarannya, Kepala Badan Pusat Statistik
Kabupaten Mamuju dan jajarannya, Tim Penyusun Profil Kesehatan di
lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju yang telah berupaya
memberikan kontribusinya, serta kepada semua pihak yang telah
membantu memberikan data dan informasi guna penyusunan buku Profil
Kesehatan ini.
Di tahun mendatang, kiranya Buku Profil Kesehatan dapat
diterbitkan lebih awal dengan memuat data dan informasi berkualitas,
serta tetap memperhatikan kedalaman analisa dan konsistensi datanya,
sehingga buku Profil Kesehatan ini dapat dijadikan rujukan penting dan
utama dalam proses manajemen pembangunan kesehatan khususnya di
Kabupaten Mamuju.
Semoga Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 2016 ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak, baik di lingkungan pemerintahan,
akademisi, organisasi profesi, swasta serta masyarakat umum yang
membutuhkan informasi di bidang kesehatan. Kami tetap mengharapkan
kritik, saran atau masukan dari para pembaca guna penyempurnaan Profil
Kesehatan di masa datang.
Mamuju, 2016
Kepala Dinas Kesehatan,
dr. Hj. Hajrah As’ad, M.Kes
NIP : 196105142000032006
4. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................. 1
1.2 Sistematikan Penyajian .................................................... 3
BAB II GAMBARAN UMUM
2.1 Kondisi Geografis dan Administrasi .................................. 4
2.2 Topografi .......................................................................... 5
2.3 Iklim .................................................................................. 5
2.4 Kependudukan ................................................................. 5
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN
3.1 Angka Kematian (Mortalitas) ............................................ 7
3.2 Angka Kematian (Morbiditas) ........................................... 12
BAB IV PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
4.1 Pelayanan Kesehatan ...................................................... 25
4.2 Perilaku Hidup Masyarakat.............................................. 41
4.3 Keadaan Lingkungan ...................................................... 42
BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
5.1 Sarana Kesehatan............................................................ 45
5.2 Tenaga Kesehatan ........................................................... 49
5.3 Pembiayaan Kesehatan ................................................... 51
5. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
iv Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
DAFTAR GAMBAR
2.1 Peta Administasi Kabupaten Mamuju.............................................. 4
2.2 Piramida Persentase Jumlah Penduduk Menurut Kelompok
Umur Kab. Mamuju Tahun 2016 ............................................ 6
2.3 Grafik Trend Angka Kematian Neonatal, Angka Kematian
Bayi, dan Angka Kematian Balita Tahun 2012-2016....................... 12
2.4 Grafik Angka Kematian Ibu Kab. Mamuju
Tahun 2012-2016 ........................................................................... 12
2.5 Grafik Jumlah Kasus DBD Tahun 2012-2016 ................................ 21
4.1 Grafik Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 menurut puskesmas
Tahun 2012-2016.......................................................................... 26
4.2 Grafik Cakupan pelayanan ibu hamil K4 menurut puskesmas
Tahun 2012-2016............................................................................ 27
4.3 Grafik Cakupan Persalinan oleh tenaga kesehatan
di kab. MamujuTahun 2012-2016.................................................... 28
4.4 Persentase KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi di Kab. Mamuju
tahun 2012-2016............................................................................. 32
4.5 Persentase KB Aktif di Kab. Mamuju
Tahun 2012-2016............................................................................ 32
4.6 Grafik Trend Cakupan Desa UCI di Kab. Mamuju
Tahun 2012-2016........................................................................... 36
6. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju v
DAFTAR LAMPIRAN TABEL
No.Tabel Nama Lampiran Tabel
1
Luas wilayah, jumlah desa/kelurahan, jumlah penduduk,
jumlah rumah tangga, dan kepadatan penduduk menurut
kecamatan
2
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok
umur
3
Penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melek huruf dan
ijazah tertinggi yang diperoleh menurut jenis kelamin
4
Jumlah kelahiran menurut jenis kelamin, kecamatan dan
puskesmas
5
Jumlah kematian neonatal, bayi, dan balita menurut jenis
kelamin, kecamatan, dan puskesmas
6
Jumlah kematian ibu menurut kelompok umur, kecamatan,
dan puskesmas
7
Kasus baru TB BTA+, seluruh kasus TB, kasus TB pada
anak, dan Case Notification Rate (CNR) per 100.000
penduduk menurut jenis kelamin, kecamatan, dan
puskesmas
8
Jumlah kasus dan angka penemuan kasus tb paru bta+
menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas
9
Angka kesembuhan dan pengobatan lengkap tb paru bta+
serta keberhasilan pengobatan menurut jenis kelamin,
kecamatan, dan puskesmas
10
Penemuan kasus pneumonia balita menurut jenis kelamin,
kecamatan, dan puskesmas
11 Jumlah kasus hiv, aids, dan syphilis menurut jenis kelamin
12
Persentase donor darah diskrining terhadap hiv menurut
jenis kelamin
7. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
vi Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
13
Kasus diare yang ditangani menurut jenis kelamin,
kecamatan, dan puskesmas
14
Kasus baru kusta menurut jenis kelamin, kecamatan, dan
puskesmas
15
Kasus baru kusta 0-14 tahun dan cacat tingkat 2 menurut
jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas
16
Jumlah kasus dan angka prevalensi penyakit kusta menurut
tipe/jenis, jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas
17
Persentase penderita kusta selesai berobat (Release From
Treatment/Rft) menurut jenis kelamin, kecamatan, dan
puskesmas
18
Jumlah kasus AFP (non polio) menurut kecamatan dan
puskesmas
19
Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I) menurut jenis kelamin, kecamatan, dan
puskesmas
20
Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I) menurut jenis kelamin, kecamatan, dan
puskesmas
21
Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) menurut
jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas
22
Kesakitan dan kematian akibat malaria menurut jenis
kelamin, kecamatan, dan puskesmas
23
Penderita filariasis ditangani menurut jenis kelamin,
kecamatan, dan puskesmas
24
Pengukuran tekanan darah penduduk ≥18 tahun menurut
jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas
25
Pemeriksaan obesitas menurut jenis kelamin, kecamatan,
dan puskesmas
26 Cakupan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode iva
8. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju vii
dan kanker payudara dengan pemeriksaan klinis (CBE)
27
Jumlah penderita dan kematian pada klb menurut jenis
kejadian luar biasa (KLB)
28
Kejadian luar biasa (KLB) di desa/kelurahan yang ditangani
< 24 jam
29
Cakupan kunjungan ibu hamil, persalinan ditolong tenaga
kesehatan, dan pelayanan kesehatan ibu nifas
30
Persentase cakupan imunisasi TT pada ibu hamil menurut
kecamatan dan puskesmas
31
Persentase cakupan imunisasi TT pada wanita usia subur
menurut kecamatan dan puskesmas
32
Jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe1 dan Fe3
menurut kecamatan dan puskesmas
33
Jumlah dan persentase penanganan komplikasi kebidanan
dan komplikasi neonatal
34
Proporsi peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi,
kecamatan, dan puskesmas
35
Proporsi peserta KB baru menurut jenis kontrasepsi,
kecamatan, dan puskesmas
36
Jumlah peserta KB baru dan KB aktif menurut kecamatan
dan puskesmas
37
Bayi berat badan lahir rendah (bblr) menurut jenis kelamin,
kecamatan, dan puskesmas
38
Cakupan kunjungan neonatal menurut jenis kelamin,
kecamatan, dan puskesmas
39
Jumlah bayi yang diberi asi eksklusif menurut jenis kelamin,
kecamatan, dan puskesmas
40
Cakupan pelayanan kesehatan bayi menurut jenis kelamin,
kecamatan, dan puskesmas
41 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization
9. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
viii Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
(UCI) menurut kecamatan dan puskesmas
42
Cakupan imunisasi Hepatitis B <7 hari dan BCG pada bayi
menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas
43
Cakupan imunisasi DPT-HB/DPT-HB-HIB, polio, campak,
dan imunisasi dasar lengkap pada bayi menurut jenis
kelamin, kecamatan, dan puskesmas
44
Cakupan pemberian vitamin A pada bayi dan anak balita
menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas
45
Jumlah anak 0-23 bulan ditimbang menurut jenis kelamin,
kecamatan, dan puskesmas
46
Cakupan pelayanan anak balita menurut jenis kelamin,
kecamatan, dan puskesmas
47
Jumlah balita ditimbang menurut jenis kelamin, kecamatan,
dan puskesmas
48
Cakupan kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan
menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas
49
Cakupan pelayanan kesehatan (penjaringan) siswa SD &
setingkat menurut jenis kelamin, kecamatan, dan
puskesmas
50
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut menurut kecamatan
dan puskesmas
51
Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut menurut jenis
kelamin, kecamatan, dan puskesmas
52
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak SD dan
setingkat menurut jenis kelamin, kecamatan, dan
puskesmas
53
Cakupan jaminan kesehatan penduduk menurut jenis
jaminan dan jenis kelamin
54
Kunjungan rawat jalan, rawat inap, dan kunjungan
gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan
10. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju ix
55 Indikator kinerja pelayanan di rumah sakit
56 Angka kematian pasien di rumah sakit
57
Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan
sehat (ber- PHBS) menurut kecamatan dan puskesmas
58
Persentase rumah sehat menurut kecamatan dan
puskesmas
59
Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum
berkualitas (layak) menurut kecamatan dan puskesmas
60
Persentase kualitas air minum di penyelenggara air minum
yang memenuhi syarat kesehatan
61
Penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang
layak (jamban sehat) menurut jenis jamban, kecamatan,
dan puskesmas
62
Desa yang melaksanakan sanitasi total berbasis
masyarakat
63
Persentase Tempat-tempat Umum memenuhi syarat
kesehatan menurut kecamatan dan puskesmas
64
Tempat pengelolaan makanan (TPM) menurut status
higiene sanitasi
65 Tempat pengelolaan makanan dibina dan diuji petik
66 Persentase ketersediaan obat dan vaksin
67 Jumlah sarana kesehatan menurut kepemilikan
68
Persentase sarana kesehatan (rumah sakit) dengan
kemampuan pelayanan Gawat Darurat (gadar ) level I
69
Jumlah posyandu menurut strata, kecamatan, dan
puskesmas
70
Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) menurut kecamatan
71 Jumlah desa siaga menurut kecamatan
72 Jumlah tenaga medis di fasilitas kesehatan
11. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
x Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
73 Jumlah tenaga keperawatan di fasilitas kesehatan
74 Jumlah tenaga kefarmasian di fasilitas kesehatan
75
Jumlah tenaga kesehatan masyarakat dan kesehatan
lingkungan di fasilitas kesehatan
76 Jumlah tenaga gizi di fasilitas kesehatan
77 Jumlah tenaga keterapian fisik di fasilitas kesehatan
78 Jumlah tenaga keteknisian medis di fasilitas kesehatan
79 Jumlah tenaga kesehatan lain di fasilitas kesehatan
80
Jumlah tenaga penunjang/pendukung kesehatan di fasilitas
kesehatan
81 Anggaran kesehatan kabupaten/kota
12. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan difokuskan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dalam
konstitusi organisasi kesehatan dunia WHO yang bernaung di bawah
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), disebutkan bahwa salah satu hak
asasi manusia adalah memperoleh manfaat, mendapatkan dan atau
merasakan derajat kesehatan setinggi-tingginya, sehingga
Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten /
Kota dalam menjalankan kebijakan dan program pembangunan
kesehatan tidak hanya berpihak pada kaum tidak punya, namun juga
berorientasi pada pencapaian Millenium Development Goals (MDGs).
Dari 8 (delapan) agenda pencapaian MDGs, 5 (lima) di
antaranya merupakan bidang kesehatan, yakni terdiri dari
memberantas kemiskinan dan kelaparan (Tujuan 1); menurunkan
angka kematian anak (Tujuan 4); meningkatkan kesehatan ibu (Tujuan
5); memerangi HIV/AIDS, Malaria dan penyakit lainnya (Tujuan 6) dan
melestarikan lingkungan hidup (Tujuan 7). Untuk mendukung
keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan tersebut, salah
satunya dibutuhkan adanya ketersediaan data dan informasi yang
akurat bagi proses pengambilan keputusan dan perencanaan
program. Selain itu, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 17 Ayat 1 menyebutkan bahwa
pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap
informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya. Pada Pasal 168 juga menyebutkan bahwa untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien
13. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
2 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
diperlukan informasi kesehatan yang dilakukan melalui sistem
informasi dan melalui kerjasama lintas sektor, dengan ketentuan lebih
lanjut akan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Sedangkan pada
pasal 169 disebutkan pemerintah memberikan kemudahan kepada
masyarakat untuk memperoleh akses terhadap informasi kesehatan
dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Hal ini sejalan dengan visi Pemerintah Daerah Kabupaten
Mamuju adalah “Mewujudkan Mamuju yang Maju, Sejahtera dan
Ramah” dan misi Pemerintah Daerah Kabupaten Mamuju yaitu:
1. Meningkatkan layanan masyarakat melalui dukungan kesehatan
gratis dan pendidikan gratis;
2. Mendorong percepatan pembangunan serta menjaga
kesinambungan pembangunan dengan pembangunan ekonomi
pertanian sebagai lokomotif utama, serta perbaikan sarana dan
prasarana lingkungan;
3. Meningkatkan kemampuan dan kemandirian ekonomi masyarakat,
melalui pengembangan usaha dan industri rumah tangga serta
dukungan perbaikan transportasi masyarakat;
4. Mewujudkan aparatur sipil negara yang kompoten dan bersahaja
serta mendorong semakin kuatnya penerapan prinsip good
governance dan clean goverment;
5. Mewujudkan Mamuju sebagai daerah terbuka, ramah, aman dan
beriman.
Dalam upaya mencapai Visi dan Misi tersebut salah satu sarana
yang dapat digunakan adalah melalui pelaporan, pemantauan dan
evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan,
termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal di bidang
kesehatan. Salah satu produk dari penyelenggaraan Sistem Informasi
Kesehatan adalah Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju yang
14. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 3
diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu sarana untuk
memantau dan mengevaluasi pencapaian program.
I.2 SISTEMATIKA PENYAJIAN
Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju tahun 2016 terdiri dari
beberapa bagian, yakni sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan.
Bab ini berisi penjelasan latar belakang pembangunan kesehatan,
maksud dan tujuan penyusunan Profil Kesehatan serta sistematika
penyajiannya.
Bab II Gambaran Umum.
Bab ini menyajikan gambaran umum Provinsi Jawa Timur meliputi
keadaan geografis, data kependudukan dan informasi umum lainnya.
Bab III Situasi Derajat Kesehatan.
Bab ini berisi uraian tentang berbagai indikator derajat kesehatan yang
mencakup angka kematian, angka/umur harapan hidup, angka
kesakitan dan status gizi masyarakat.
Bab IV Situasi Upaya Kesehatan.
Bab ini menguraikan pelaksanaan program pembangunan di bidang
kesehatan, yang meliputi pelayanan kesehatan dasar, pelayanan
kesehatan rujukan (dan penunjang), pemberantasan penyakit
menular, perbaikan gizi masyarakat serta pembinaan kesehatan
lingkungan dan sanitasi dasar.
Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan.
Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan,
kefarmasian dan perbekalan kesehatan, anggaran kesehatan dan
sumber daya kesehatan lainnya.
Bab VI Penutup.
Lampiran Data Profil Kesehatan
15. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
4 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI
Kabupaten mamuju terletak pada Provinsi Sulawesi Barat yang
berada pada 1º38’110”- 2º54’552” Lintang selatan (LS) dan 11º54’47”-
13º5’35” Bujur Timur (BT) dari Jakarta ; (0º0’0” Jakarta = 160º48’28
Bujur Timur Green Wich) dengan batas wilayah sebagai berikut :
sebelah utara : Kabupaten Mamuju Tengah
sebelah selatan : Kabupaten Majene dan Mamasa
sebelah barat : Selat Makassar
sebelah timur : Provinsi Sulawesi selatan
Gambar 2. Peta Administrasi Kabupaten Mamuju
Sumber : https://www.google.co.id/petatematikindo.wordpress.com/Fadministrasi
16. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 5
Kabupaten Mamuju dengan luas wilayah 5.056,19 km², secara
administrasi pemerintahan terbagi atas 11 Kecamatan, terdiri dari 88
Desa, 11 Kelurahan. Kecamatan Kalumpang merupakan Kecamatan
terluas dengan luas 1.731.99 km² atau 34.20 persen dari seluruh luas
wilayah Kabupaten Mamuju. Sedangkan yang terkecil adalah
Kecamatan Balabalakang dengan luas wilayah 21.86 km² atau 0.43
persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Mamuju.
2.2 TOPOGRAFI
Kabupaten Mamuju memiliki wilayah yang berbukit-bukit dan
hampir seluruh Kecamatan dilintasi oleh sungai. Kecamatan yang
paling banyak dilintasi oleh sungai adalah Kecamatan Bonehau yaitu
sebanyak 12 sungai. Kabupaten Mamuju juga dilintasi oleh sungai
terpanjang di Sulawesi Barat yaitu sungai karama. Diantara 11
Kecamatan di Kabupaten Mamuju, ibu kota Kecamatan yang letaknya
paling jauh dari ibu kota Kabupaten adalah ibu kota Kecamatan
Balabalakang yaitu sejauh 202 km, dan ibu kota Kecamatan yang
terdekat dari ibu kota Kabupaten adalah ibu kota Kecamatan Simboro
dengan jarak 6 km.
2.3 IKLIM
Rata-rata Curah hujan di Kabupaten Mamuju yaitu 209.4 mm³
tertinggi pada bulan November Sebesar 679 mm³ dengan hari hujan
selama 22 hari. Sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan
September sebesar 13 mm³ dengan jumlah hari hujan selama 5 hari.
2.4 KEPENDUDUKAN
Jumlah penduduk Kabupaten Mamuju pada Tahun 2016 sebesar
265.800 Jiwa (Sumber: BPS, Mamuju Dalam Angka 2016) dengan laju
pertumbuhan penduduk per tahun (2010 – 2015) dari 11 Kecamatan,
rata-rata 2,77. Kecamatan Mamuju merupakan Kecamatan dengan
jumlah penduduk terbesar, yaitu sekitar 65.954 jiwa. Sedangkan yang
terkecil adalah Kecamatan Balabalakang sebesar 9.491 jiwa,
17. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
6 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
kepadatan penduduk Kabupaten Mamuju pada tahun 2016 adalah
53 jiwa per Km², atau terdapat sekitar 53 jiwa setiap 1 Km².
Berikut ini gambar persentase jumlah penduduk Kabupaten Mamuju
Tahun 2016 menurut kelompok umur :
Gambar 2.2
Piramida Jumlah Penduduk
Menurut Kelompok Umur Kabupaten Mamuju
Tahun 2016
Sumber : BPS Kab. Mamuju
Dari grafik piramida di atas, menunjukkan bahwa komposisi
penduduk terbesar adalah kelompok umur 0-4 tahun (11,92%),
sedangkan komposisi penduduk paling sedikit adalah kelompok umur
75+ tahun (0,83%). (Data kependudukan lebih detail dapat dilihat di
Lampiran Data Profil Kesehatan Tabel 2 dan 3).
Jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Mamuju pada tahun
2016 sebanyak 135.294 jiwa, sedangkan jumlah penduduk
perempuan sebanyak 130.506 jiwa. Data ini menunjukkan bahwa
18. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 7
jumlah penduduk laki-laki 1,80 persen lebih banyak dari jumlah
penduduk perempuan, dengan perbandingan jenis kelamin (sex ratio)
103 yang berarti bahwa diantara 100 orang perempuan terdapat 103
laki-laki.
19. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
8 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Situasi derajat kesehatan di Kabupaten Mamuju digambarkan empat
indikator pembangunan kesehatan, yaitu Angka Kematian (Mortalitas),
Angka/Umur Harapan Hidup, Angka Kesakitan (Morbiditas) dan Status
Gizi Masyarakat.
3.1 ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)
Motalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu
dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat
berupa penyakit maupun sebab lainnya. Angka Kematian yang terkait
Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita(AKABA), Angka
Kematian Ibu (AKI) serta kematian yang disebabkan oleh penyakit,
kecelekaan dan bencana.
Peristiwa kematian pada dasarnya merupakan proses akumulasi
akhir (outcome) dari berbagai penyebab kematian langsung maupun
tidak langsung. Kejadian kematian di suatu wilayah dari waktu ke
waktu dapat memberikan gambaran perkembangan derajat kesehatan
masyarakat, disamping seringkali digunakan sebagai indikator dalam
penilaian keberhasilan program pembangunan dan pelayanan
kesehatan. Data kematian di komunitas pada umumnya diperoleh
melalui data survei kerena sebagian besar kejadian kematian terjadi di
rumah, sedangkan data kematian di fasilitas kesehatan hanya
memperlihatkan kasus rujukan.
Perkembangan tingkat kematian di tahun 2016 akan diuraikan di
bawah ini.
3.1.1 Angka Kematian Neonatal
Angka kematian endogen atau kematian neonatal adalah
banyaknya kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama
20. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 9
(dinyatakan dengan per 1.000 kelahiran hidup) setelah
dilahirkan dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang
dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada
saat konsepsi atau didapatkan selama kehamilan.
Berdasarkan laporan Bidang Bina Kesehatan Keluarga
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 2016 bahwa
jumlah kematian neonatal sebanyak 42 orang dengan perincian
laki-laki 23 orang dan perempuan 19 orang. Angka kematian
neonatal pada Tahun 2016 dilaporkan sebesar 8 per 1.000
kelahiran hidup. Angka kematian neonatal pada Tahun 2016 ini
mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2015 yaitu
sebesar 5 per 1.000 kelahiran hidup.
3.1.2 Angka Kematian Bayi
Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator
sosial yang sangat penting untuk mengukur keberhasilan
program kesehatan ibu dan anak, sebab AKB berkaitan erat
dengan tingkat kesehatan ibu dan anak. Kematian bayi adalah
kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi
belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan
dengan kematian bayi. Secara garis besar kematian bayi dari
sisi penyebabnya ada 2 macam yaitu endogen (neonatal) dan
kematian eksogen (post neonatal).
Kematian Neonatal adalah kematian bayi yang terjadi
pada bulan pertama setelah dilahirkan dan umumnya
disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir
yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau
didapat selama kehamilan, sedangkan kematian post neonatal
adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan
sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-
faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.
21. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
10 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
Salah satu indikator kesejahteraan rakyat di bidang
kesehatan adalah Angka Kematian Bayi (AKB) dalam setiap
1.000 kelahiran hidup. Tingginya AKB merupakan indikator
buruknya derajat kesehatan masyarakat secara umum sebagai
dampak dari rendahnya pelayanan kesehatan dan
ketidakmampuan secara ekonomi. Jumlah kematian bayi dalam
2 tahun terakhir dapat ditekan melalui program-program
dibidang kesehatan. Berdasarkan laporan Bidang Bina
Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
tahun 2016 bahwa jumlah kematian bayi sebanyak 16 orang
dengan rincian laki-laki sebanyak 8 orang dan perempuan
sebanyak 8 orang. Angka kematian bayi sebesar 3 per 1.000
kelahiran hidup. AKB tahun 2016 ini mengalami penurunan
dibandingkan pada Tahun 2015 sebesar 10 per 1.000 kelahiran
hidup dan dibawah target MDGs sebesar 23 per 1000.000
kelahiran hidup.
3.1.3 Angka Kematian Balita
Angka kematian Balita menggambarkan tingkat
permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi,
sanitasi, penyakit infeksi, kecelakaan.
Angka Kematian Balita (AKBA) adalah jumlah kematian
anak berusia 0-4 tahun (59 bulan) selama satu tahun tertentu
per 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama (termasuk
kematian bayi). Jumlah kematian balita di Kabupaten Mamuju
Tahun 2016 sebanyak 37 orang dengan perincian laki-laki
sebesar 10 orang dan perempuan sebesar 27 orang. AKBA
Tahun 2016 sebesar 4 per 1.000 kelahiran hidup, mengalami
penurunan dibandingkan pada Tahun 2015 sebesar 8 per 1.000
kelahiran hidup dan dibawah target MDGs sebesar 32 per
1.000 kelahiran hidup.
22. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 11
Gambar 2.3
Grafik trend Angka Kematian Neonatal, Angka kematian Bayi,
dan Angka kematian Balita Tahun 2012-2016
Sumber : Bidang Bina Kesga, 2016
3.1.4 Angka Kematian Ibu
Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat
hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi
kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat
persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena
kehamilannya atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-
sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dan lain-lain (Budi
utomo, 1985)
Jumlah kematian ibu (AKI) menggambarkan tingkat
kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu,
kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan
kesehatanterutama untuk kesehatan ibu hamil, pelayanan
kesehatan waktu melahirkan dan masa nifas.
Jumlah kematian ibu di Kabupaten Mamuju Tahun 2016
sebanyak 7 orang atau sebesar 132 per 100.000 kelahiran
hidup. Dimana jumlah kematian terbanyak pada ibu bersalin
12
10
7
5
8
18.3
11
10
8
3
20
12
10
8
4
0
10
20
30
40
50
60
2012 2013 2014 2015 2016
Neonatal AKB AKBA
23. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
12 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
sebanyak 3 orang, sedangkan kematian ibu hamil sebanyak 2
orang dan kematian ibu nifas sebanyak 2 orang. Jumlah
Kematian ibu 2 orang ditemukan paling banyak di Kecamatan
Tapalang dan Simboro di wilayah kerja Puskesmas Tapalang
dan Rangas sebanyak 2 orang dan lainnya masing-masing 1
orang di wilayah kerja puskesmas Beru-Beru, Bonehau, dan
Karataun.
Angka kematian ibu di Tahun 2016 sebesar 132 per
100.000 kelahiran hidup, ini mengalami penurunan jika
dibandingkan dengan Tahun 2015 yaitu sebesar 218 per
100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu di Kabupaten
Mamuju Tahun 2016 masih jauh dari target MDGs sebesar 102
per 100.000 kelahiran hidup. Secara umum dari tahun 2012
sampai dengan tahun 2016 Angka Kematian Ibu masih jauh
dari target MDGs. Seperti tergambar pada grafik Trend Angka
Kematian Ibu di Kabupaten Mamuju Tahun 2012-2016 berikut
ini :
Gambar 2.4
Grafik Angka Kematian Ibu Kabupaten Mamuju
Tahun 2012-2016
Sumber : Bidang Bina Kesga, 2016
102 102 102 102 102
300
130
152
218
132
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
2012 2013 2014 2015 2016
Target MDGs Capaian
24. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 13
Tingginya AKI di Kabupaten Mamuju tidak hanya karena
sebab kesehatan tetapi lebih terkait sosial ekonomi masyarakat
dan kesadaran dan perilaku masyarakat itu sendiri. Olehnya itu
diperlukan perhatian khusus baik dari masyarakat maupun
masyarakat untuk bekerjasama dalam penanganan tingginya
Angka Kematian Ibu di Kabupaten Mamuju.
3.2 ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)
Selain menghadapi transisi demografi, Indonesia juga
menghadapi transisi epidemiologi yang menyebabkan beban ganda.
Di satu sisi, kasus gizi kurang serta penyakit-penyakit infeksi, baik re-
emerging maupun newemerging disease masih tinggi. Namun di sisi
lain, penyakit degeneratif, gizi lebih dan gangguan kesehatan akibat
kecelakaan juga meningkat.
Masalah perilaku tidak sehat juga menjadi faktor utama yang
harus dirubah terlebih dahulu agar beban ganda masalah kesehatan
teratasi.
Angka kesakitan (Morbiditas) pada penduduk berasal dari
community based data yang diperoleh melalui pengamatan
(surveilans), terutama yang diperoleh dari fasilitas pelayanan
kesehatan melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutin serta
insidentil. Sementara untuk kondisi penyakit menular, berikut ini akan
diuraikan situasi beberapa penyakit menular yang perlu mendapatkan
perhatian, termasuk penyakit menular yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I) dan penyakit yang memiliki potensi untuk menjadi
Kejadian Luar Biasa (KLB).
3.2.1 Penyakit Menular Langsung
3.2.1.1 CNR Kasus baru BTA+
TB atau yang dulu dikenal dengan TBC adalah
penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). TB dapat
25. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
14 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
menyerang siapa saja, terutama menyerang usia
produktif/masih aktif bekerja (15-50 tahun) dan anak-
anak.
Berdasarkan laporan Bidang P2PL Dinas
Kesehatan Kabupaten Mamuju bahwa jumlah kasus
baru BTA+ tahun 2016 sebesar 410 orang dengan CNR
kasus baru BTA+ sebesar 160,25 per 100.000
penduduk. Kasus baru BTA+ mengalami peningkatan
dari tahun 2015 sebesar 382 orang dengan CNR Kasus
baru BTA+ sebesar 150,55 per 100.000 penduduk.
3.2.1.2 Proporsi Kasus TB Anak 0-14 Tahun
Berdasarkan laporan P2PL Dinas Kesehatan
tahun 2016, kasus TB Anak 0-14 tahun sebanyak 2
orang dibandingkan dengan tahun 2015 mengalami
peningkatan dimana kasus TB anak usia 0-14 tahun
sebanyak 4 orang.
3.2.1.3 Angka keberhasilan Pengobatan Penderita TB Paru
BTA+
TB dapat menyebabkan kematian apabila tidak
diobati, 50% dari pasien akan meninggal setelah 5
tahun. Keberhasilan pelaksanaan program
penanggulangan TB Paru dapat diukur dari pencapaian
angka kesembuhan penderita.
Pada Tahun 2016 Angka kesembuhan penderita
TB Paru BTA+ di Kabupaten Mamuju sebesar 45,83%
dengan rincian laki-laki 47,29% Perempuan 43,68%,
sedangkan angka pengobatan lengkap sebesar 21,76%
dengan rincian laki-laki 22,48% perempuan 20,69%.
Jumlah BTA(+) diobati sebanyak 216 orang sehingga
angka keberhasilan pengobatan penderita TB Paru
BTA+ di Kabupaten Mamuju tahun 2016 sebesar 67,9%
26. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 15
dan angka kematian selama pengobatan sebesar 2 per
100.000 penduduk. Hal ini menunjukkan penurunan
dari tahun 2014 dimana angka kesembuhan penderita
sebesar 70 %, angka pengobatan sebanyak 9 orang
yang meninggal selama pengobatan
3.2.1.4 Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai
jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh
bakteri, virus maupun jamur. Populasi yang rentan
terserang Pneumonia adalah anak-anak yang kurang
dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun atau orang
yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi,
gangguan imunologi). Sampai saat ini diketahui bahwa
80% - 90% dari seluruh kasus kematian ISPA
disebabkan Pneumonia dan Pneumonia merupakan
salah satu penyebab kematian bayi dan balita.
Pada tahun 2016 jumlah perkiraan penderita
Pneumonia pada balita sebanyak 2.668 orang, dimana
jumlah penderita pneumonia balita yang ditemukan dan
ditangani adalah 118 orang atau sebesar 4,42%,
mengalami peningkatan dari tahun 2015 sebesar 4,44%
pneumonia balita yang ditemukan dan ditangani.
3.2.1.5 Jumlah Kasus HIV
Virus imunodifisiensi manusia (Human
Immunodeficiency Virus) adalah suatu virus yang
dapat menyebabkan penyakit AIDS virus ini menyerang
kekebalan/imunitas tubuh sehingga tubuh menjadi
lemah dalam melawan infeksi, dengan kata lain
kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan
defisiensi (kekurangan) system imun. Perlu diketahui
27. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
16 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
bahwa tubuh menjadi terinfeksi HIV bukan berarti kita
menderita AIDS.
Jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia
berdasarkan tahun 2016 sebanyak 22.869 penderita
HIV dan sebanyak 1876 penderita AIDS dan jumlah
kematian sebanyak 211 orang (Sumber : Ditjen PP &
PL Kemenkes RI 17 Oktober 2014) Berdasarkan
laporan dari Bidang P2PL Dinkes Kab.Mamuju tahun
2016 bahwa ditemukan kasus HIV sebanyak 3 orang.
3.2.1.6 Jumlah Kasus AIDS Acquired Immune Deficiency
Syndrom (AIDS)
adalah kumpulan gejala akibat kekurangan atau
kelemahan system kekebalan tubuh yang disebabkan
oleh virus yang disebut HIV. Saat ini sudah sangat
memprihatinkan kelangsungan hidup manusia. Epidemi
AIDS telah menyebar dengan sangat cepat dan
melanda hampir seluruh negara di dunia.
Saat ini Indonesia mengalami epidemi yang
berkembang paling cepat di Asia. Berdasarkan laporan
dari Bidang P2PL Dinkes Kab. Mamuju pada tahun
2016 ditemukan kasus AIDS sebanyak 17 orang
dengan kematian akibat AIDS sebanyak 6 orang.
Kegiatan penyuluhan/kampanye HIV/AIDS terus
dilaksanakan khususnya dikalangan pelajar yang
menjadi kalangan yang rentan beresiko terkena
HIV/AIDS.
3.2.1.7 Jumlah Kasus Syphilis
Jumlah kasus Syphilis yang dilaporkan oleh
bidang P2PL bahwa pada tahun 2016 tidak ada kasus,
sama seperti pada tahun 2015, juga dilaporkan tidak
ada penderita.
28. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 17
3.2.1.8 Darah Donor Deskrining Terhadap HIV
Unit Transfusi Darah RSUD Mamuju tahun 2016
melaporkan jumlah pendonor sebanyak 1.496 dan
sampel darah diperiksa/diskrining terhadap HIV
sebanyak 1.486 sampel atau sebear 99,33% dan positif
HIV sebanyak 4 sampel atau sebesar 0,27%.
3.2.1.9 Kasus Diare Ditemukan dan Ditangani
Diare merupakan penyakit menular berbasis
lingkungan. Penyakit ini akan tinggi apabila kondisi
sanitasi lingkungan yang rendah dan tidak memenuhi
syarat-syarat kesehatan. Jumlah kasus Diare yang
dilaporkan Bidang P2PL Dinas Kesehatan Mamuju
pada tahun 2016 tercatat sebanyak 10.348 kasus yang
terdiri dari laki-laki 5.154 kasus, perempuan 5.194
kasus. Dan dilaporkan jumlah yang ditangani sebanyak
10.348 atau sebesar 141,1% jadi angka kesakitan diare
adalah 214 per 1.000 penduduk.
3.2.1.10 Angka Penemuan Kasus baru kusta Per 100.000
Penduduk
Penyakit Kusta atau Lepra (Leprosy) atau
disebut juga Morbus Hansen merupakan sebuah
penyakit infeksi menular kronis yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium Leprae. Indonesia dikenal
sebagai satu dari tiga Negara yang paling banyak
memiliki penderita kusta dua Negara lainnya india dan
brazil.
Berdasarkan laporan Bidang P2PL Dinas
kesehatan Mamuju tahun 2016 bahwa penemuan
kasus baru Penyakit Kusta di Kabupaten Mamuju yaitu
pada kasus kusta kategori Pausi basiler (PB/kusta
kering) ditemukan 4 kasus baru pada perempuan dan
29. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
18 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
laki-laki, sedangkan kategori kusta Multi Basiler (MB/
Kusta basah) ditemukan sebanyak 23 kasus dengan
rincian laki-laki 13 orang dan perempuan 10 orang,
sehingga angka penemuan kasus baru kusta Per
100.000 Penduduk sebesar 10,70 per 100.000
penduduk.
Kasus kusta pada tahun 2016 mengalami
peningkatan dibandingkan dengan tahun 2015 bahwa
pada kasus kusta kategori Pausi basiler(PB/kusta
kering) ditemukan adanya 2 kasus baru, sedangkan
kategori kusta Multi Basiler (MB/ Kusta basah)
ditemukan sebanyak 18 kasus dengan rincian laki-laki 9
orang dan perempuan 9 orang. sehingga angka
penemuan kasus baru kusta Tahun 2015 Per 100.000
Penduduk sebesar 7,93 per 100.000 penduduk.
3.2.1.11 Persentase Kasus baru Kusta Anak Usia 0-14 Tahun
Berdasarkan laporan Bidang P2PL Dinas
kesehatan Mamuju tahun 2016 jumlah kasus baru
penderita kusta sebesar 27 kasus dan ditemukan 1
kasus kusta anak usia 0-14 tahun. Namun di tahun
2015 tidak ditemukan kasus kusta anak usia 0-14
tahun.
3.2.1.12 Persentase Cacat tingkat 2 penderita kusta
Berdasarkan laporan Bidang P2PL Dinas
kesehatan Kab.Mamuju Tahun 2016 bahwa tidak
ditemukan kasus penderita kusta dengan cacat tingkat
2. Demikian pula pada tahun 2015, tidak ditemukan
kasus penderita kusta dengan cacat tingkat 2.
3.2.1.13 Angka Prevalensi Kusta Per 10.000 Penduduk
Berdasarkan laporan Bidang P2PL Dinas
kesehatan Kab.Mamuju tahun 2016 tercatat 30 kasus
30. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 19
kusta baik tipe Pausi Basiler/kusta kering dan
MultiBasiler/kusta basah dengan rincian laki-laki 23
kasus dan perempuan 7 kasus sehingga diperoleh
angka prevalensi kusta per 10.000 penduduk tahun
2016 yaitu 1,19 per 10.000 penduduk, terjadi
peningkatan dari tahun 2015 dimana dilaporkan yaitu
1,07 per 10.000 penduduk.
3.2.1.14 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat
Berdasarkan laporan dari Bidang P2PL Dinas
Kesehatan bahwa jumlah penderita kusta selesai
berobat atau RFT (Relese From Treatment) tipe PB ada
2 dari 4 penderita kusta PB atau 50 %, dan Jumlah
Penderita kusta selesai berobat/RFT MB tercatat 4
orang dari 11 penderita kusta MB atau 36%. Sementara
pada Tahun 2015 untuk penderita kusta PB tidak ada,
sedangkan selesai berobat/RFT Tipe MB tercatat 4 dari
11 kasus atau sebesar 36 %.
3.2.1.15 Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita
Penyakit “Acute Flaccit Paralysis” (AFP) Per
100.000 Penduduk< 15 Tahun
Acute Flaccit Paralysis atau lumpuh layu
merupakan kelumpuhan atau paralisis secara fokal.
Dari laporan Bidang P2PL Dinas Kesehatan Tahun
2016 ditemukan 1 kasus AFP. Jumlah Kasus sama
pada tahun 2015, yaitu 1 kasus.
3.2.1.16 Jumlah Kasus Penyakit Menular Yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
PD3I adalah singkatan dari Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi, merupakan penyakit-
penyakit yang diharapkan dapat dicegah dengan
Imunisasi adapun penyakit menular yang dimaksud
31. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
20 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
adalah Difteri, Pertusis, Tetanus Neonatorium, Campak,
Polio dan Hepatitis B.
Penyakit-penyakit ini timbul karena kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
Imunisasi. Imunisasi merupakan suatu upaya preventif
yang paling ampuh dalam pencegahan penyakit
menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Dengan memberikan imunisasi akan membangun
kekebalan tubuh sehingga memberikan perlindungan
terhadap berbagai penyakit menular.
Dari laporan Bidang P2PL Dinas Kesehatan di
Kabupaten Mamuju Pada tahun 2016 ditemukan kasus
penyakit Tetanus Neonatorium 1 di Puskesmas Hinua
dan kasus campak sebanyak 33 kasus di Puskesmas
karataun Kecamatan Kalumpang.
3.2.1.17 Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD)
per-100.000 Penduduk
Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit
menular bersifat akut yang disebabkan oleh virus
Dengue, yang ditularkan melalui perantaraan vektor
(Nyamuk Aedes Aegypti). Jumlah kasus DBD di
Kabupaten Mamuju Tahun 2016 sebanyak 75 kasus
dengan rincian laki-laki 30 orang dan perempuan 45
orang.
Kasus DBD tahun 2016 mengalami penurunan
dari tahun 2015 tercatat 92 kasus dengan rincian laki-
laki 57 orang dan perempuan 35 orang sedangkan
yang meninggal tidak ada, sehingga CFR 0% namun
pada tahun 2015 CFR 2,47%, untuk tahun 2016 angka
Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD)/IR 29,7 per
100.000 penduduk.
32. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 21
3.2.1.18 Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD)
Dari 75 kasus DBD yang dilaporkan tidak
ditemukan penderita yang meninggal sehingga CFR 0%
dan angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue
(DBD)/IR 29,7 per 100.000 penduduk.
Jumlah kasus DBD Tahun 2016 mengalami
penurunan jika dibandingkan dengan Tahun 2015
sebesar 81 kasus menjadi 75 kasus. Berikut ini grafik
trend jumlah kasus DBD dari tahun 2012 hingga Tahun
2016 :
Gambar 2.5
Grafik Jumlah kasus DBD Tahun 2012-2016
Sumber : Bidang P2PL, 2016
3.2.1.19 Angka Kesakitan Malaria Positif Per 1.000
Penduduk
Malaria merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia. Walaupun angka
kesakitan dan kematian akibat malaria di Indonesia
saat ini cenderung menurun, namun demikian
99
271
81
92
75
0
50
100
150
200
250
300
2012 2013 2014 2015 2016
Kasus DBD 2012-2017
33. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
22 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
Pemerintah memandang malaria masih merupakan
ancaman terhadap status kesehatan masyarakat
terutama pada masyarakat yang hidup di daerah
terpencil.
Berdasarkan Laporan dari Bid. P2PL Dinkes
Kab. Mamuju Tahun 2016, Jumlah sediaan darah
malaria positif sebanyak 31 orang dari 10.889 orang
yang dinyatakan suspek malaria. Adapun jumlah
penduduk beresiko 253.737 jiwa, sehingga angka
Annual Parasite Insidence (API) yaitu 0,12 per 1000
penduduk.
Jumlah kasus malaria mengalami penurunan dari
tahun 2015 dimana Jumlah sediaan darah malaria
positif sebanyak 32 orang dengan 10.889 orang
suspek, angka Annual Parasite Insidence (API) per
1000 penduduk beresiko yaitu sebesar 0,13 per 1000
penduduk.
3.2.1.20 Angka Kematian Malaria
Di Kabupaten Mamuju pada tahun 2016 tidak
ditemukan Kematian akibat Malaria, begitupula tahun
sebelumnya tahun 2016 tidak ditemukan Kematian
akibat Malaria.
3.2.1.21 Kasus Penyakit Filariasis Ditangani
Filariasis adalah penyakit Zoonisis menular yang
banyak ditemukan di wilayah tropika seluruh dunia,
penyebabnya adalah sekelompok cacing parasit
nematoda yang tergolong superfamilia Filarioidea yang
menyebabkan infeksi sehingga berakibat munculnya
edema.
Gejala yang umum terlihat adalah terjadinya
elevantiasis, berupa membesarnya tungkai bawah
34. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 23
(kaki) dan kantung Zakar (Skrotum) sehingga penyakit
ini secara awam dikenal dengan penyakit kaki gajah
walaupun demikian gejala pembesaran ini tidak selalu
disebabkan oleh filariasis, Filariasis dikelompokkan
menjadi tiga macam, berdasarkan bagian tubuh atau
jaringan yang menjadi tempat bersarangnya yaitu
Filariasis Limfatik, Subkutan, Rongga Serosa, penyakit
ini disebarkan melalui nyamuk atau lalat pengisap
darah atau untuk Dracunculus oleh kopepoda
(Crustacea).
Berdasarkan laporan Bidang P2PL Dinas
Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 2016 kasus baru
ditemukan kasus baru 9 kasus dengan rincian laki-laki 7
orang perempuan 2 orang jadi angka kesakitan
penderita filariasis sebesar 6 per 100.000 penduduk.
3.2.1.22 Cakupan Pengukuran Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan
dengan dua metode yaitu metode langsung dengan
menggunakan kanula atau jarum dan metode tidak
langsung dengan menggunakan spighmamonometer,
adapun kriteria menurut WHO seseorang dikatakan
mempunyai penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi)
bila di ukur dalam keadaan istirahat cukup dan kondisi
tenang, sistolik sama atau diatas 160 mmHg, diastolik
diatas 90 mmHg.
Untuk Cakupan pengukuran tekanan darah
sebanyak 29.108 penduduk ≥18 tahun yang diukur
tekanan darahnya. Namun karena data jumlah
penduduk ≥18 tahun sehingga persentase cakupan
pengukuran tekanan darah tidak tersedia.
35. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
24 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
3.2.1.23 Cakupan Pemeriksaan Obesitas
Kegemukan atau Obesitas adalah suatu kondisi
medis berupa kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi
sedemikian rupa sehingga menimbulkan dampak
merugikan bagi kesehatan, yang kemudianmenurunkan
harapan hidup dan/atau meningkatkan masalah
kesehatan, seseorang dianggap menderita kegemukan
(obese) bila Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu ukuran
yang diperoleh dari hasil pembagian berat badan dalam
kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter
lebih dari 30 Kg/m2.
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan
Kabupaten Mamuju Tahun 2016 dan 2014 Cakupan
Pemeriksaan Obesitas 0% karena tidak tersedia data
pemeriksaan obesitas di Kabupaten Mamuju.
3.2.1.24 Cakupan Pemeriksaan IVA+
IVA adalah pemeriksaan skrining kanker serviks
dengan cara infeksi visual pada serviks dengan
pemberian asam asetat. DiNegara Negara berkembang
seperti Indonesia penyakit kanker serviks merupakan
penyebab utama kematian akibat Kanker, Didunia
setiap dua menit seorang wanita meninggal dunia
akibat Kanker Serviks. WHO menyatakan, saat ini
penyakit Kanker Serviks menempati peringkat teratas
diantara berbagai jenis Kanker yang menyebabkan
kematian pada perempuan di dunia, di Indonesia lebih
dari 15.000 kasus Kanker Serviks dan kira-kira
sebanyak 8000 diantaranya berakhir dengan kematian.
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan
Kabupaten Mamuju Tahun 2016 Cakupan Pemeriksaan
IVA+ 36,36%. ada 8 orang yang melakukan
36. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 25
Pemeriksaan IVA+ yang dilaporkan oleh bidang P2PL
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju.
3.2.1.25 Cakupan Pemeriksaan CBE+
Clinical Breast Examination (CBE) merupakan
pemeriksaan payudara yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan terlatih pemeriksaan ini dilakukan untuk
mendeteksi kelainan-kelainan yang ada pada payudara
dan untuk mengevaluasi kanker pada payudara pada
tahap dini sebelum berkembang ke tahap yang lebih
lanjut.
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan
Kabupaten Mamuju Tahun 2016 bahwa jumlah
perempuan usia 30-50 tahun yang dilakukan
pemeriksaan leher rahim dan payudara sebanyak 3
orang namun tidak tersedia persentase cakupan
Pemeriksaan CBE+ karena tidak ada data jumlah
perempuan usia 30-50 tahun di Kabupaten Mamuju.
3.2.1.26 Cakupan Desa/Kelurahan Terkena KLB Ditangani
<24 jam
Berdasarkan laporan bidang P2PL Dinas
Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 2016 bahwa
tidak ada Desa/Kelurahan terkena KLB.
37. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
26 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
BAB IV
PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
4.1. Pelayanan Kesehatan
4.1.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1
Cakupan K1 merupakan gambaran seberapa besar ibu
hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas
pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan. Pelayanan yang diberikan oleh petugas Kesehatan
pada ibu hamil yang berkunjung ke tempat pelayanan
kesehatan atau ANC (antenatal care) meliputi penimbangan,
berat badan, pemeriksaan kehamilannya, pemberian tablet
besi (fe), pemberian imunisasi TT dan konsultasi.
Berdasarkan laporan Bidang Kesehatan Keluarga
Dinas Kesehatan bahwa cakupan kunjungan K1 di Kabupaten
Mamuju Tahun 2016 sebesar 87%, mengalami penurunan dari
tahun 2015 sebesar 92,2%. Berikut ini grafik Cakupan K1
menurut Puskesmas tahun 2016 :
Gambar 4.1 Grafik Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1
Menurut Puskesmas Tahun 2016
Sumber : Bidang Bina Kesga, 2016
106.2
100.0
97.8
97.7
96.1
94.1
92.2
88.1
88.1
86.9
86.2
84.8
83.2
83.0
77.5
75.7
71.8
71.1
63.9
54.0
52.9
52.1
87
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
Leling
Tampapadang
Dungkait
Keang
Botteng
Topore
Tapalang
Beru-Beru
Kalumpang
Binanga
Rangas
Karama
Ranga-Ranga
Karataun
Bambu
Tarailu
Campaloga
Tommo
Salissingan
Buttuada
Bonehau
Hinua
Kabupaten
Cakupan (K1)
38. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 27
Berdasarkan grafik 4.1 diatas menunjukkan bahwa
cakupan K1 di Kabupaten Mamuju Tahun 2016 yang tertinggi
di Puskesmas Leling sebesar 106,2% sedangkan yang terkecil
di Puskesmas Hinua sebesar 52%.
4.1.2 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4
K4 adalah merupakan gambaran seberapa besar ibu
hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai
standar dengan paling sedikit 4 (empat) kali kunjungan selama
kehamilan dengan kriteria sekali pada trimester pertama,
sekali pada trisemester kedua dan dua kali pada trisemester
ketiga.
Berdasarkan laporan Bidang Kesehatan Keluarga
Dinas Kesehatan tahun 2016 Cakupan kunjungan K4 di
Kabupaten Mamuju Tahun 2016 sebesar 72,8%, mengalami
penurunan dari tahun 2015 sebesar 83,6%.
Gambar 4.2 Grafik Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K4
Menurut Puskesmas Tahun 2016
Sumber : Bidang Bina Kesga, 2016
91.5
81.2
78.1
78.0
77.3
76.7
76.3
73.3
73.2
72.6
70.5
67.2
65.8
65.4
63.1
62.3
61.6
60.4
58.3
47.6
39.4
35.6
72.8
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
100.0
Topore
Dungkait
Botteng
Karama
Beru-Beru
Tapalang
Tampapadang
Tarailu
Ranga-Ranga
Rangas
Binanga
Campaloga
Bambu
Keang
Kalumpang
Leling
Tommo
Karataun
Salissingan
Buttuada
Hinua
Bonehau
KabupatenCakupan K4
39. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
28 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
4.1.3 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Tenaga yang dapat memberikan pertolongan
persalinan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tenaga
profesional (dokter spesialis, kebidanan, dokter umum, bidan,
pembantu bidan, dan perawat bidan). Komplikasi dan
kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian terjadi
pada masa di sekitar persalinan, salah satu cara untuk
menghindari atau mengatasi masalah tersebut yaitu dengan
melakukan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang mempunyai potensi kebidanan.
Berdasarkan laporan Bidang Kesga Dinas Kesehatan
cakupan Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di
Kabupaten tahun 2016 tercatat 74,7% mengalami peningkatan
dari tahun sebelumnya tahun 2015 dimana Cakupan
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan tercatat
80,1%.
Tahun 2016 cakupan Persalinan yang ditolong oleh
tenaga kesehatan di Kabupaten Mamuju mengalami
penurunan yang sangat berarti dimana pada tahun 2016
tercatat 74,7%, tahun 2015 sebesar 80,1%,
Gambar 4.3 Grafik Cakupan persalinan
oleh tenaga kesehatan tahun 2012-2016
Sumber : Bidang Kesga, 2016
87.1 90.1 89.94
80.1
74.7
0
20
40
60
80
100
2012 2013 2014 2015 2016
Persentase Persalinan oleh Nakes
40. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 29
4.1.4 Cakupan Pelayanan Nifas
Cakupan kunjungan nifas merupakan perawatan ibu
maternal pasca persalinan, Kunjungan nifas sering disama
artikan dengan kunjungan neonatus karena waktunya yang
bersamaan. Penurunan angka kematian ibu dapat ditempuh
dengan menciptakan kondisi ibu selama kehamilan,
persalinan dan post-partum atau nifas menjadi aman dan
terpantau oleh Petugas Kesehatan.
Berdasarkan laporan Bidang Bina Kesga Dinas
Kesehatan tahun 2016 cakupan pelayanan ibu nifas tahun
2016 tercatat sebesar 75,5%, terjadi penurunan dari tahun
2015 sebesar 78%.
4.1.5 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas
Dalam masa nifas diperlukan suatu asuhan yang
bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik
maupun psikologis serta memberikan pendidikan kesehatan
perawatan kesehatan diri, Nutrisi, KB, menyusui, pemberian
imunisasi pada bayinya dan perawatan bayi sehat. Pada
asuhan masa nifas yang berhubungan dengan nutrisi, ibu
nifas mempunyai kebutuhan dasar yaitu minum 2 kapsul
Vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A
pada bayinya melalui ASI dan juga untuk mempercepat
proses penyembuhan ibu selama masa nifas.
Berdasarkan laporan Bidang Bina Kesehatan Keluarga
Dinas Kesehatan tahun 2016 Jumlah ibu nifas yang mendapat
vitamin A sebesar 74,64%, mengalami peningkatan dari tahun
2015 dimana Jumlah ibu nifas yang mendapat vitamin A
sebesar 78,2%.
4.1.6 Persentase Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil dan WUS
Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) merupakan proses
untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan
41. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
30 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
terhadap infeksi Tetanus. Imunisasi dengan vaksin TT ini
diberikan dua kali kepada wanita usia subur (calon pengantin)
dan kepada ibu hamil.
Berdasarkan laporan Bidang Kesehatan Keluarga
Dinas Kesehatan tahun 2016 Persentase cakupan imunisasi
TT pada ibu hamil untuk TT-1 sebesar 49,66%, TT-2 sebesar
40,99%, untuk TT-3 sebesar 10,12%, TT4 sebesar 3,72%,TT5
sebesar 3,15% dan TT2+ sebesar 57,89%. Cakupan TT-1,
TT-2, TT-3, TT4, TT5 dan TT2+ mengalami peningkatan dari
tahun 2015 dengan persentase TT-1 sebesar 33,82%, TT-2
sebesar 25,79%, TT-3 sebesar 6,81%, TT4 sebesar 2,71%,
TT5 sebesar 3,15% dan TT2+ sebesar 36,57%. Sedangkan
imunisasi TT pada WUS tidak ada atau 0%
4.1.7 Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe
Berdasarkan laporan Bidang Bina Kesehatan Keluarga
Dinas Kesehatan tahun 2016 persentase ibu hamil yang
mendapatkan tablet FE 1 (30 tablet) sebesar 89,84% dari
6.568 orang, Fe3 (90 tablet) sebesar 73,12% dari 5.346 orang.
4.1.8 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani
Penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan
kepada ibu dengan komplikasi kebidanan untuk mendapat
penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan
yang kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan.
Diperkirakan sekitar 15-20% ibu hamil akan mengalami
komplikasi kebidanan. Komplikasi dalam kehamilan dan
persalinan tidak selalu dapat diduga sebelumnya, oleh
karenanya semua persalinan harus ditolong oleh tenaga
kesehatan agar komplikasi kebidanan dapat segera dideteksi
dan ditangani.
Resiko tinggi pada ibu hamil adalah keadaan ibu hamil
yang mengancam kehidupannya maupun janinnya, misalnya
42. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 31
umur, paritas, interval dan tinggi badan. Sedangkan yang
dimaksud dengan komplikasi pada proses persalinan adalah
keadaan dalam proses persalinan yang mangancam keadaan
ibu maupun janinnya, misalnya perdarahan, preklamsia
(keracunan kehamilan), infeksi jalan lahir, letak lintang, partus
lama dan lain-lain.
Berdasarkan laporan Bidang Bina Kesehatan Keluarga
Dinas Kesehatan tahun 2016 bahwa cakupan komplikasi
kebidanan yang ditangani berjumlah 52,87% atau sebanyak
773 bumil dari 1.462 perkiraan bumil dengan komplikasi
kebidanan.
Mengalami penurunan dari tahun 2015 dimana cakupan
komplikasi kebidanan yang ditangani berjumlah 54,06% atau
sebanyak 770 bumil dari 1.424 perkiraan bumil dengan
komplikasi kebidanan.
4.1.9 Cakupan Neonatal dengan Komplikasi yang Ditangani
Berdasarkan laporan Bidang Kesehatan Keluarga
Dinas Kesehatan tahun 2016 bahwa cakupan neonatal
dengan komplikasi yang ditangani sebesar 32,70% atau 316
kasus dari 966 perkiraan neonatal komplikasi, sedangkan
pada tahun 2015 cakupan neonatal dengan komplikasi yang
ditangani sebesar 40,1% atau sebanyak 302 kasus dari 970
perkiraan neonatal komplikasi.
4.1.10 Persentase Peserta KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi
Berdasarkan laporan Bidang Kesehatan Keluarga
Dinas Kesehatan tahun 2016 persentase peserta KB aktif
sebanyak 26.351 dengan rincian peserta KB aktif yang
menggunakan MKJP ( Metode Kontrasepsi Jangka Panjang)
sebanyak 2531 atau sebesar 9,5%, sementara peserta KB
aktif yang menggunakan Non Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (Non MKJP) sebanyak 23.838 atau sebesar 90,5%.
43. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
32 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
Cakupan mengalami peningkatan dari tahun 2015
dimana persentase peserta KB aktif sebanyak 25.003 atau
sebesar 100% dengan rincian peserta KB aktif yang
menggunakan MKJP ( Metode Kontrasepsi Jangka Panjang)
sebanyak 1950 atau sebesar 7,8%, Peserta KB Aktif yang
menggunakan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non
MKJP) sebanyak 23.503 sebesar 90,5%.
Gambar 4.4 Persentase KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi
di Kab.Mamuju Tahun 2016
Sumber : Bidang Bina Kesga, 2016
Gambar 4.5 Persentase KB Aktif di Kab.Mamuju Tahun 2016
Sumber : Bidang Bina Kesga, 2016
52
36.1
6.4
2.4
1.4 1.3 0.4 0
0
KB Aktif menurut Kontrasepsi
SUNTIK
PIL
IMPLAN
KONDOM
MOW
IUD
MOP
OBAT VAGINA
LAINNYA
9.5
90.5
MKJP
Non MKJP
44. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 33
Berdasarkan gambar diatas persentase KB Aktif MKJP
penggunaan Implant sebesar 6,4% dan IUD sebesar 1,3%,
sedangkan persentase KB aktif Non MKJP memiliki
persentase tertinggi yaitu suntik (52,0%), Pil (36,1%) dan
Kondom (2,4%). Terjadi kesenjangan antara peran laki-laki
(suami) dan Perempuan (Ibu) dalam pelaksanaan KB dengan
Metode Non MKJP, jenis kontrasepsi kondom memiliki
persentase yang kecil dibandingkan dengan jenis kontrasepsi
lainnya.
4.1.11 Persentase KB Baru menurut jenis kontrasepsi
Berdasarkan laporan Bidang Bina Kesehatan Keluarga
Dinas Kesehatan tahun 2016 persentase KB baru menurut
jenis kontrasepsi yaitu sebanyak 7.623 atau sebesar 100%.
Dengan rincian yang menggunakan Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP) sebanyak 385 orang atau sebesar
5,1% dan yang menggunakan jenis metode Non MKJP
sebanyak 7.238 orang sebesar 94,9%. Peserta KB baru
mengalami peningkatan dari tahun 2015 yaitu sebanyak 902
dengan rincian yang menggunakan Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP) sebanyak 20 orang dan yang
menggunakan jenis metode Non MKJP sebanyak 882 orang.
4.1.12 Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah
Berdasarkan laporan bidang Bina Kesehatan Keluarga
Dinas Kesehatan Kab. Mamuju 2016 bahwa jumlah lahir hidup
tercatat sebanyak 5.323 bayi dan jumlah bayi baru lahir
ditimbang sebanyak 5.211 bayi atau sebesar 97,9% sehingga
diperoleh persentase BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
sebanyak 129 bayi atau sebesar 2,5%. Sedangkan pada
tahun 2015 dimana dilaporkan jumlah lahir hidup tercatat
sebanyak 5.505 bayi dan jumlah bayi baru lahir ditimbang
sebanyak 5.422 bayi atau sebesar 98,5%, sehingga diperoleh
45. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
34 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
jumlah BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) sebanyak 114 bayi
atau sebesar 2,5%.
4.1.13 Cakupan Kunjungan Neonatal
Berdasarkan laporan Bidang Bina Kesehatan Keluarga
Dinas Kesehatan tahun 2016 Cakupan kunjungan neonatal 1
kali (KN 1) sebanyak 5.309 orang atau sebesar 99,74%
menurunkan dari tahun sebelumnya 2015 Cakupan kunjungan
Neonatus 1 kali (KN1 ) sebesar 99,91%. Sedangkan cakupan
kunjungan Neonatal 3 kali (KN lengkap) tahun 2016 sebesar
98,07% atau sebanyak 5.220 orang, mengalami penurunan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya tahun 2015 Cakupan
kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) sebanyak 5.431
orang atau sebesar 98,66%.
4.1.14 Persentase Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif
ASI (Air susu ibu) merupakan salah satu makanan yang
sempurna dan terbaik bagi bayi karena mengandung unsur
unsur gizi yang dibutuhkan oleh perkembangan bayi guna
mencapai pertumbuhan dan perkembanganbayi yang optimal.
Oleh sebab itu pemberian ASI perlu diberikan secara
eksklusif sampai umur 6 bulan dan dapat dilanjutkan sampai
anak umur 2 tahun. ASI ekslusif adalah memberikan ASI saja
kepada bayi sejak lahir sampai 6 bulan. Berdasarkan Defenisi
Operasional yang ada sasaran ASI ekslusif adalah Bayi
berusia 0-6 bulan, kendala yang dihadapi bahwa program
yang menangani ASI ekslusif tidak mendapatkan rumus
proyeksi tentang sasaran bayi berumur 0-6 bulan, sehingga
masih menggunakan rumus penentuan sasaran Bayi, hal ini
menyebabkan rumus yang digunakan atau sasaran yang
digunakan masih menggunakan sasaran Bayi.
Hal ini perlu mendapat perhatian khusus dan
memerlukan pemikiran dalam mencari upaya terobosan serta
46. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 35
tindakan nyata yang harus dilakukan oleh provider dibidang
kesehatan khususnya dan diharapkan semua komponen
masyarakat dalam rangka penyampaian informasi maupun
sosialisasi guna meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat.
Berdasarkan laporan Bidang Bina Kesehatan Keluarga
Dinas Kesehatan tahun 2016 cakupan pemberian ASI Ekslusif
usia 0-6 bulan sebesar 30,3% dengan rincian bayi laki-laki
sebanyak 949 orang dan bayi perempuan 897 orang, masih
belum memenuhi target yang diharapkan yaitu 80%, selain itu
juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya dimana
tahun 2015 sebesar 30,5%
4.1.15 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi
Berdasarkan laporan Bidang Bina Kesehatan Keluarga
Dinas Kesehatan Cakupan Anak Balita yang mendapat
pelayanan kesehatan di Kabupaten Mamuju tahun 2016
sebanyak 5.526 bayi atau sebesar 84%, menurun dari tahun
2015 dimana Cakupan Anak Balita yang mendapat pelayanan
kesehatan di Kabupaten Mamuju pada tahun 2015 sebesar
87,8 %.
4.1.16 Cakupan Desa/kelurahan “Universal Child Imunization”
Pencapaian Universal Child Imunization (UCI) pada
dasarnya merupakan suatu gambaran terhadap cakupan
sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara
lengkap dengan ditunjukkan pada cakupan Imunisasi campak
dan polio.
Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan Wilayah
tertentu (desa), hal ini berarti dalam Wilayah tersebut dapat
diprediksi tingkat kekebalan masyarakat terhadap penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi.
47. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
36 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
Berdasarkan laporan Bidang P2PL Dinas Kesehatan
Cakupan desa UCI di kabupaten Mamuju tahun 2016 sebesar
70% menurun dari tahun 2015 dimana Cakupan desa UCI di
Kabupaten sebesar 60,61%. Jumlah Desa/kelurahan yang
sudah mencapai UCI berjumlah 60 desa/kelurahan dari 100
desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Mamuju.
Berikut ini grafik Trend cakupan Desa/Kelurahan UCI di
Kabupaten Mamuju dari tahun 2012 s/d tahun 2016 :
Gambar 4.6 Grafik Trend Cakupan Desa UCI di Kabupaten
Mamuju Tahun 2012-2016
Sumber : Bidang P2PL Dinkes Mamuju, 2016
4.1.17 Persentase Cakupan Bayi diimunisasi
a. Imunisasi Dasar Lengkap
Berdasarkan laporan bidang P2PL tahun 2016 bahwa
Cakupan bayi diimunisasi dasar lengkap sebesar 81,2%
dari jumlah bayi diimunisasi dasar lengkap sebanyak 5.342
orang.
95.5 96.8
83.8
60.61
70
0
20
40
60
80
100
120
2012 2013 2014 2015 2016
Cakupan Desa UCI
48. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 37
b. HB < 7 hari
Cakupan imunisasi Hb < 7 hari sebesar 104,09% dari
jumlah bayi diimunisasi HB < 7 hari sebanyak 5.471 orang.
c. BCG
Cakupan imunisasi BCG sebesar 104,55% dari jumlah bayi
diimunisasi BCG sebanyak 5.495 orang.
d. DPT-HB3/DPT-HB-Hib3
e. Cakupan imunisasi DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 sebesar 83,1%
dari jumlah bayi diimunisasi DPT-HB3/DPT-HB-Hib3
sebanyak 5.464 orang
f. Polio 4
Cakupan imunisasi Polio 4 sebesar 83,6% dari jumlah bayi
diimunisasi Polio 4 sebanyak 5.495 orang.
g. Campak
Cakupan imunisasi Campak sebesar 82,4% dari jumlah
bayi diimunisasi campak sebanyak 5.417 orang.
4.1.18 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita
Pemberian vitamin A dosis tinggi merupakan program
Nasional yang pemberian dilakukan secara periodik yakni
pada bulan Februari dan Agustus. Berdasarkan laporan
Bidang Bina Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan tahun
2016 Cakupan pemberian Vitamin A pada Bayi (6-11 bulan) di
Kabupaten Mamuju sebanyak 5.010 bayi atau sebesar
79,54% dari 6.299 jumlah bayi. Cakupan pemberian Vitamin A
pada Anak balita (12-59 bulan) sebanyak 12.601 anak balita
atau sebesar 66,97% dari 18.817 jumlah anak balita dan
cakupan pemberian vitamin A pada balita (6-59 bulan)
sebanyak 17.661 atau sebesar 70,12%.
49. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
38 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
4.1.19 Cakupan Baduta Ditimbang
Berdasarkan laporan Bidang Bina Kesehatan Keluarga
Dinas Kesehatan tahun 2016 cakupan Baduta (anak usia 0-23
bulan) ditimbang sebanyak 6.345 baduta atau sebesar 59,3%
dari jumlah Baduta yang dilaporkan sebanyak 11.136.
Dibandingkan dengan tahun 2015 mengalami penurunan dari
tahun 2016 dimana Cakupan Baduta (anak usia 0-23 bulan)
ditimbang sebanyak 6.156 baduta atau sebesar 55,3% dari
jumlah Baduta yang dilaporkan sebanyak 11.136 ditimbang
4.1.20 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Berdasarkan laporan Bidang Bina Kesehatan Keluarga
Dinas Kesehatan tahun 2016 Cakupan Anak Balita yang
mendapat pelayanan kesehatan (minimal 8 kali) sebesar
88,3% atau sebanyak 17,376 balita, mengalami penurunan
dari tahun sebelumnya dimana cakupan anak balita yang
mendapat pelayanan kesehatan (minimal 8 kali) di Kabupaten
Mamuju tahun 2015 sebesar 90,9% atau sebanyak 16.953
balita.
4.1.21 Cakupan Balita Ditimbang D/S
Perkembangan keadaan gizi masyarakat yang dapat
dipantau berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan tiap
pemegang Program. Perbaikan gizi masyarakat yang
tercermin dalam hasil penimbangan balita setiap bulan di
posyandu atau Anak balita yang mendapatkan pelayanan
kesehatan.
Berdasarkan laporan Bidang Bina Kesehatan Keluarga
Dinas Kesehatan tahun 2016 menunjukkan bahwa cakupan
balita yang ditimbang D/S dan yang ditimbang sebanyak
13.964 (D) balita atau sebesar 53,79% (D/S) dari 25.691 (S)
balita yang dilaporkan hal ini mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya tahun 2015 menunjukkan bahwa cakupan
50. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 39
balita yang ditimbang D/S dan yang ditimbang sebanyak
12.262 (D) balita atau sebesar 51,07% (D/S) dari 25.121 (S)
balita yang dilaporkan.
4.1.22 Balita Berat Badan di bawah BGM
Cakupan Balita BGM di kabupaten Mamuju pada tahun
2016 sebanyak 629 atau sebesar 4,50% mengalami
peningkatan dari tahun 2015 dimana Cakupan Balita BGM di
kabupaten Mamuju pada tahun 2015 sebanyak 575 atau
sebesar 4,44%.
Kasus BGM menjadi salah satu faktor penyebab
terjadinya gizi buruk, oleh sebab itu penanganan Kasus gizi
buruk bisa dimulai dari menekan/mengurangi jumlah kasus
Balita yang BGM.
Kasus BGM bukan hanya menjadi tanggung jawab
Dinas Kesehatan tapi merupakan tanggung jawab bersama
khususnya orang tua dalam memberikan pola asuh yang baik
dengan memberikan asupan makanan yang berniali gizi
seimbang, dengan demikian adanya penurunan BGM
mengindikasikan keberhasilan dari program yang telah
dilakukan selama ini tinggal bagamana program tersebut
ditingkatkan demi menekan/mengurangi jumlah kasus balita
yang BGM.
4.1.23 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Berdasarkan laporan Bidang Kesehatan Keluarga
Dinas Kesehatan tahun 2016 Jumlah balita gizi buruk yang
ditemukan sebanyak 35 balita dan yang semua balita
mendapat perawatan sehingga cakupan balita gizi buruk
mendapat perawatan sebesar 100% Mengalami penurunan
jumlah kasus dimana Jumlah balita gizi buruk Tahun 2015
dilaporkan sebanyak 40 balita dan yang semua balita
51. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
40 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
mendapat perawatan sehingga cakupan balita gizi buruk
mendapat perawatan sebesar 100%.
4.1.24 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
Berdasarkan laporan bidang Promosi Kesehatan Dinas
Kesehatan Kabupaten Mamuju tahun 2016 bahwa cakupan
penjaringan siswa SD dan setingkat berjumlah 1.265 yang
mendapatkan pelayanan kesehatan dari jumlah 1.275 siswa
atau sebesar 99,2% mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya 2015 dimana Cakupan murid SD dan setingkat
yang mendapatkan pelayanan Siswa SD dan setingkat
berjumlah 320 dan yang mendapat pelayanan kesehatan
(penjaringan) sebanyak 320 siswa jadi cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD dan setingkat sebesar 99,38%.
4.1.25 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap
Berdasarkan laporan SP2TP (LB 4) Bidang Bina Upaya
Dinas Kesehatan Kab. Mamuju tahun 2016 rasio
tumpatan/pencabutan gigi tetap sebesar 0,03% dari jumlah
tupatan gigi tetap 52 orang dan pencabutan gigi tetap
sebanyak 1.523 siswa. Sedangkan pada tahun 2015 rasio
tumpatan/pencabutan gigi tetap sebesar 0,05% dari jumlah
tupatan gigi tetap 105 orang dan pencabutan gigi tetap
sebanyak 2.005 siswa.
4.1.26 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
Dilaporkan pada tahun 2016 Jumlah usila (60 tahun+)
yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak 3879
orang dari jumlah usila sebanyak 6025 sehingga cakupan
usila yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebesar 64%.
4.1.27 Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak SD Dan
Setingkat
Pada tahun 2016 jumlah murid SD/MI yang diperiksa
sebanyak 1.031 orang dari jumlah murid sebanyak 6.287
52. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 41
orang sehingga cakupan jumlah murid SD/MI yang diperiksa
sebesar 16,4%, sementara jumlah murid SD/MI yang
mendapatkan perawatan sebanyak 391 orang dari jumlah
murid yang perlu mendapatkan perawatan sebanyak 799
sehingga cakupan murid SD/MI yang mendapatkan perawatan
sebesar 48,9%. Masih kurangnya Puskesmas yang memiliki
dokter gigi dan perawat gigi mempengaruhi minimnya
cakupan murid SD/MI yang mendapatkan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut.
4.1.28 Cakupan Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Berdasarkan laporan Bidang Bina Upaya Dinas
Kesehatan tahun 2016 tercatat jumlah peserta jaminan
kesehatan berjumlah 173.881 orang yakni sebesar 68,92%.
Mengalami peningkatan dari tahun 2014 tercatat jumlah
peserta jaminan pemeliharaan kesehatan berjumlah 153.207
orang yakni sebesar 63,76%.
4.1.29 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap di Sarana
Pelayanan Kesehatan
Berdasarkan laporan Bidang Bina Upaya Dinas
Kesehatan tahun 2016 Jumlah kunjungan rawat jalan di
Kabupaten Mamuju untuk seluruh puskesmas sebanyak
310.918 orang, sementara kunjungn rawat jalan di rumah sakit
yang ada di Mamuju sebanyak 26.051 orang. Jumlah
kunjungan tahun 2016 mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya dimana pada tahun 2015 Jumlah kunjungan
rawat jalan puskesmas sebanyak 278.401 kunjungan.
Jumlah Kunjungan rawat Inap di Kabupaten Mamuju
Tahun 2016 diseluruh puskesmas sebanyak 2.766 orang,
sementara jumlah kunjungan rawat inap di RS yang ada di
Mamuju sebanyak ...... kunjungan. Mengalami peningkatan
53. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
42 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
kunjungan di tahun 2016 dimana jumlah kunjungan rawat inap
tahun 2015 di puskesmas sebanyak 1994 orang.
4.1.30 Jumlah Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan
Kesehatan
Berdasarkan laporan puskesmas tahun 2016 jumlah
kunjungan gangguan jiwa di puskesmas sebanyak 1.180
orang dengan rincian laki-laki 677 orang perempuan 503
orang.
Sementara berdasarkan laporan dari rumah sakit
tercatat kunjungan gangguan jiwa sebanyak 7 orang dengan
rincian laki laki sebanyak 4 orang dan perempuan 3 orang.
Jumlah kunjungan gangguan jiwa di tahun 2016
mengalami peningkatan bahwa di tahun 2014 jumlah
kunjungan gangguan jiwa di puskesmas sebanyak 288 orang
dengan rincian laki-laki sebanyak 192 orang dan perempuan
sebanyak 96 orang.
4.1.31 Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit
Berdasarkan laporan dari RSUD Kab. Mamuju, RS.
Mitra Manakarra dan rumah sakit regional Provinsi Sulawesi
Barat tahun 2016 jumlah pasien rumah sakit yang keluar mati
sebanyak 142 orang dengan rincian di RSUD Kab. Mamuju
100 orang, RS. Mitra Manakarra 42 orang dan RS Regional
Provinsi Sulbar 0. Sementara pasien keluar mati ≥ 48 jam
dirawat sebanyak 47 orang dengan rincian di RSUD
Kab.Mamuju sebanyak 38 dan di RS.Mitra Manakarra
sebanyak 9 orang dan di RS.Regional Provinsi Sulbar tidak
ada data.
Angka kematian (GDR) di rumah sakit sebesar 8,3 per
1000 penderita, nilai (NDR) 2,7 per 1000 penderita.
Mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dimana tahun
2014 jumlah pasien rumah sakit yang keluar mati sebanyak
54. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 43
162 orang. Angka kematian di Rumah Sakit (GDR) sebesar
1,5 per 1000 penderita sementara nilai (NDR) 0,7 per 1000
penderita keluar.
4.2 Perilaku Hidup Masyarakat
4.2.1 Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS.
Rumah Tangga ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat) adalah rumah tangga yang seluruh anggotanya
berperilaku hidup bersih dan sehat, yang meliputi 10 indikator,
yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi
diberi ASI Ekslusif, Balita ditimbang setiap bulannya,
menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih
dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik
di rumah sekali seminggu, makan sayur dan buah setiap hari,
melakukan aktifitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di
dalam rumah.
Berdasarkan laporan Bidang Promkes Dinas Kesehatan
tahun 2016 dari jumlah rumah tangga sebanyak 49.122 rumah
tangga jumlah rumah tangga yang dipantau sebanyak 5.541
rumah tangga dan jumlah rumah tangga yang ber-PHBS
sebanyak 2.324 atau sebesar 41,9%. Terjadi penurunan dari
tahun 2015 dimana dilaporkan yang telah melaksanakan
pembinaan dan pendataan rumah tangga ber PHBS Jumlah
rumah tangga yang telah dipantau sebanyak 47.407 RT,
jumlah rumah tangga yang dipantau sebanyak 5.096 RT dan
jumlah rumah tangga yang ber-PHBS sebanyak 2.280 atau
sebesar 38,5%.
4.3 Keadaan Lingkungan
4.3.1 Persentase Rumah Sehat
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar
manusia yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian
dan sarana pembinaan keluarga. Rumah haruslah sehat dan
55. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
44 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
nyaman agar penghuninya dapat berkarya untuk
meningkatkan produktifitas.
Konstruksi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi
syarat kesehatan merupakan faktor resiko sumber penularan
berbagai jenis penyakit khususnya penyakit yang berbasis
lingkungan.
Upaya penyehatan lingkungan dilaksanakan dengan
lebih diarahkan pada peningkatan kualitas lingkungan, yaitu
melalui kegiatan yang bersifat preventif, promotif dan kuratif.
Namun yang menjadi permasalahan utama pada umumnya
yaitu masih rendahnya jangkauan program. Hal ini lebih
banyak diakibatkan oleh berbagai faktor antara lain: masih
kurangnya tenaga promosi di lapangan, terbatasnya anggaran
serta akses terhadap lingkungan.
Berdasarkan laporan Bidang Promkes Dinas Kesehatan
tahun 2016 jumlah rumah tangga yang telah dibina sebanyak
21.828 rumah atau sebesar 48,9%, sementara rumah yang
dibina memenuhi syarat sebanyak 5.471 rumah atau sebesar
25.06%, dan jumlah rumah yang memenuhi syarat rumah
sehat sebanyak 27.916 rumah atau sebesar 56,11%.
4.3.2 Persentase Penduduk Yang Memiliki Akses Air Minum
yang Layak
Penyediaan air bersih (water supply) dapat menjadi
media penularan penyakit. Oleh karena sarana yang tidak
memenuhi syarat akan tercemar oleh bakteriologis sehingga
berpotensi menimbulkan penyakit. Untuk menghindari
penyakit yang timbul akibat mengkonsumsi air yang tidak
memenuhi syarat kesehatan, Maka harus menggunakan
sarana yang menurut standar kesehatan berbagai sarana
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi
56. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 45
penduduk baik untuk keperluan air minum, masak, mencuci,
dan keperluan lainnya.
Berdasarkan Laporan dan Catatan Dinas Kesehatan
Kabupaten Mamuju Tahun 2016 Bidang P2PL, tercatat bahwa
jumlah penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air
minum layak sebanyak 187.465 atau sebesar 73,11%
dibandingkan dengan tahun 2015 mengalami peningkatan
dimana jumlah penduduk yang memiliki akses air minum
sebanyak 185.858 atau sebesar 73,24%.
4.3.3 Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air
Minum Layak
Air minum yang memenuhi syarat sesuai dengan
peraturan menteri kesehatan nomor 492 / MENKES / PER / IV
/ 2010 tentang persyaratan kualitas air minum pada pasal 3
ayat 1 menjekaskan bahwa “ Air minum aman bagi kesehatan
apabila memenuhi persyaratan fisika, mokrobiologis dan
radioaktif yang dibuat dalam parameter wajib dan parameter
tambahan”.
Berdasarkan laporan Bidang P2PL Dinas Kesehatan
Kab.Mamuju tahun 2016 bahwa penduduk dengan akses
berkelanjutan terhadap air minum layak sebanyak 187.456
atau sebesar 73,18% dengan jumlah penduduk pengguna
sumur gali terlindungi yang memenuhi syarat sebanyak
69.371 jiwa, penduduk pengguna sumur bor dengan pompa
yang memenuhi syarat sebanyak 11.338 jiwa, penduduk yang
menggunakan mata air terlindung memenuhi syarat sebanyak
52.310 jiwa, penduduk yang menggunakan penampungan air
hujan yang memenuhi syarat sebanyak 3.543 jiwa dan
penduduk yang menggunakan perpipaan (PDAM, BPSPAM)
memenuhi syarat 51.062 jiwa.
57. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
46 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
Jumlah penyelenggara air minum di Kabupaten Mamuju
sebanyak 54 dan jumlah sampel yang diperiksa sebanyak 20
sampel, sedangkan yang memenuhi syarat (fisik,
bakteriologis, kimia) sebanyak 10 atau sebesar 50,00% dari
jumlah sampel diperiksa.
4.3.4 Penduduk Dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi
Yang Layak (Jamban Sehat)
Lingkungan fisik dan biologis berpengaruh terhadap
derajat kesehatan masyarakat, Terutama terlihat dari masih
tingginya kesakitan penduduk yang disebabkan penyakit
berbasis lingkungan. Timbulnya penyakit yang berbasis
lingkungan diantaranya diare, typus dan penyakit parasit serta
penyakit lainnya akibat mutu lingkungan yang kurang sebagai
dampak dari pencemaran lingkungan dan pertambahan
penduduk yang tidak terkendali.
Upaya untuk menekan penyakit berbasis lingkungan
dengan penyediaan air bersih serta pembuangan kotoran
manusia yang memenuhi syarat kesehatan, Pembuangan
kotoran baik sampah, air limbah dan tinja yang tidak
memenuhi syarat kesehatan berpengaruh langsung terhadap
rendahnya kualitas air, serta dapat menimbulkan penyakit
menular di masyarakat.
Berdasarkan laporan Bidang P2PL Dinas Kesehatan
Kab.Mamuju tahun 2016 bahwa Jumlah penduduk dengan
akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat)
berjumlah 141.207 atau sebesar 55,1% mengalami
peningkatan dari tahun 2015 dimana Jumlah penduduk
dengan akses sanitasi layak (jamban sehat) berjumlah
140.504 atau sebesar 55,4%.
58. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 47
4.3.5 Persentase Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat
Berdasarkan laporan Bidang Bidang P2PL Dinas
Kesehatan Kab.Mamuju tahun 2016 tercatat jumlah desa yang
melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
sebanyak 73 Desa dari 99 desa/kelurahan atau sebesar
73,74% dan jumlah desa yang stop BABS (SBS) sebanyak 2
atau sebesar 2,02.
4.3.6. Tempat-Tempat Umum
Berdasarkan laporan Bidang Promosi Kesehatan di
Seksi TTU dan TPM Dinas Kesehatan Kab.Mamuju tahun
2016 tercatat jumlah Tempat-Tempat Umum memenuhi syarat
kesehatan sebanyak 197 atau sebesar 38,48% dari 512
jumlah TTU yang ada. Mengalami peningkatan dari tahun
2015 tercatat jumlah Tempat-Tempat Umum Memenuhi
Syarat kesehatan sebanyak 177 atau sebesar 35,54%.
4.3.7 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)
Berdasarkan laporan Bidang Promosi Kesehatan di
Seksi TTU dan TPM Dinas Kesehatan Kab.Mamuju tahun
2016 tercatat jumlah Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)
sebanyak 615 TPM. Dari jumlah itu sebanyak 107 TPM yang
memenuhi syarat atau sebesar 17,40% dan 357 TPM yang
tidak memenuhi syarat atau sebesar 58,05% ( Tabel 64). Dari
357 TPM yang tidak memenuhi syarat ada sejumlah 83 TPM
yang dibina atau sebesar 20%, sedangkan dari 53 jumlah
TPM yang memenuhi syarat belum ada TPM yang di uji petik
sehingga persentase uji petik masih 0% ( Tabel 65 ).
4.3.8 Persentase Ketersediaan Obat Dan Vaksin
Berdasarkan laporan obat Dinas Kesehatan dan
Rumah Sakit Kab. Mamuju bahwa total penggunaan, sisa
stok, jumlah obat/vaksin, serta persentase ketersediaan
59. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
48 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
obat/vaksin dari masing-masing jenis obat/vaksin dapat dilihat
pada lampiran (Tabel 66).
60. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 49
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
5.1. Sarana Kesehatan
5.1.1. Jumlah Rumah Sakit Umum
Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kab.Mamuju
tahun 2016 tercatat ada 3 jumlah Rumah Sakit Umum terdiri
dari RSUD Kab.mamuju (1 Unit), Rumah Sakit Umum
Provinsi (1 Unit) dan Rumah Sakit Swasta Mitra Manakarra
(1 Unit). Untuk Rumah Sakit Khusus belum ada di Kab.
Mamuju.
5.1.2 Jumlah Puskesmas
Berasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kab.Mamuju
tahun 2016 tercatat Jumlah Puskesmas sebanyak 22 Unit
yang terdiri dari puskesmas rawat inap sebanyak 6 unit,
puskesmas Non Rawat Inap 16 unit dan puskesmas keliling
tahun 2016 sebanyak 18
5.1.3 Persentase Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) Dengan
Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar ) Level I
Ada 1 rumah sakit umum dari 3 rumah sakit yang
ada dengan kemampuan pelayanan gawat darurat (Gadar )
level I atau sebesar 33,33%.
5.1.4 Jumlah Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
61. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
50 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
Terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan
sejak tahun 1997, berpengaruh terhadap kinerja posyandu
yang turun secara bermakna. Dampaknya terlihat pada
menurunnya status gizi dan kesehatan masyarakat.
Menyikapi kondisi tersubut, pemerintah telah mengambil
langkah bijak dengan mengeluarkan Surat Edaran Menteri
Dalam Negeri Nomor 441.3/1116/SJ/ tanggal 13 Juni 2012
tentang Revitalisasi Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
Sasaran Revitalisasi Posyandu adalah seluruh posyandu di
Seluruh Indonesia.
Menyikapi hal tersebut Pemerintah Kabupaten
Mamuju dalam hal Ini Bapak Bupati mengeluarkan Instruksi
Bupati Mamuju pada hari Gerak PKK ke 34 tanggal 17
Februari 2007 untuk Merevitalisasi Posyandu Di Kabupaten
Mamuju.
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan tahun 2016
Jumlah posyandu sebanyak 358 dan yang aktif sebanyak 61
atau sebesar 17,04% jumlah posyandu pratama sebanyak
100 unit, Madya 197 unit, Purnama 60 unit, Mandiri 1 unit.
Salah satu bentuk upaya pembinaan Posyandu yang
dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Mamuju dengan
melakukan integrasi/kerjasama lintas sektor yaitu dengan
membentuk 31 Posyandu Binaan yang diberi nama “SIOLA”
(Stimulasi Intervensi Optimalisasi Layanan Anak) dimana
terdapat kegitan pelayanan posyandu, PAUD, Bina Keluarga
Balita (BKB) Koperasi simpan pinjam (Kredit Usaha).
Walaupun dalam penyelengaraannya masih perlu banyak
pembenahan.
5.1.5 Jumlah UKBM
Pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Desa
Siaga Aktif atau Kelurahan Siaga Aktif diselenggarakan
62. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 51
melalui berbagai UKBM seperti Poskesdes dan Posyandu.
Jumlah Poskesdes tahun 2016 sebanyak 100 unit, jumlah
Polindes tahun 2016 tidak ada dan jumlah Posbindu tahun
2016 sebanyak 5 unit.
5.1.6 Jumlah Desa Siaga
Jumlah Desa/ Kelurahan Siaga di Kabupaten
Mamuju Tahun 2016 sebanyak 65 desa/kelurahan dari
jumlah 99 desa atau sebesar 65,66% (Tabel 71).
5.2 Tenaga Kesehatan
5.2.1 Jumlah dan Rasio Tenaga Medis (Dokter Spesialis,
dokter umum, dokter gigi, dan dokter spesialis gigi)
a. Dokter spesialis sebanyak 56 orang dengan rasio 21,07
per 100.000 penduduk
b. Dokter umum sebanyak 62 orang dengan rasio 23,33 per
100.000 penduduk
c. Dokter gigi sebanyak 32 orang dengan rasio 12,04 per
100.000 penduduk.
d. Dokter gigi spesialis sebanyak 4 orang dengan rasio
1,50 per 100.000 penduduk Jadi total rasio dokter umum
dan dokter spesialis sebesar 44,39 per 100.000
penduduk, sedangkan total rasio dokter gigi dan dokter
gigi spesialis sebesar 13,54 per 100.000 penduduk.
5.2.2 Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan (Bidan, Perawat)
di Sarana Puskesmas
Jumlah Bidan yang ada di Kabupaten Mamuju Tahun
2016 sebanyak 216 bidan dengan rincian (puskesmas 144
orang dan rumah sakit sebanyak 72 orang). rasio tenaga
bidan sebesar 81,26 per 100.000 penduduk. Sedangkan
jumlah perawat yang ada di Kabupaten Mamuju tahun 2016
sebanyak 452 orang (Puskesmas 204 orang dan di Rumah
sakit sebanyak 248 orang). Rasio Tenaga perawat sebesar
63. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
52 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
170,05 per 100.000 penduduk. Sedangkan untuk perawat
gigi jumlahnya 16 orang (Puskesmas 9 orang dan Rumah
sakit sebanyak 7 orang) Rasio tenaga perawat gigi sebesar
6,02 per 100.000 penduduk.
5.2.3 Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian di Fasilitas
Kesehatan
Jumlah Tenaga Kefarmasian di fasilitas kesehatan
tahun 2016 sebanyak 33 orang dengan rasio 12,41 per
100.000 penduduk dengan rincian jumlah tenaga
kefarmasian di puskesmas sebanyak 7 orang dan di rumah
sakit sebanyak 26 orang. Sedangkan tenaga apoteker
sebanyak 26 orang dengan rasio 9,78 per 100.000 penduduk
dengan rincian 6 apoteker puskesmas dan 20 apoteker di
rumah sakit. Sehingga total tenaga kefarmasian dan
apoteker sebanyak 60 orang dengan rasio 22,57 per 100.000
penduduk (tabel 74).
5.2.4 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Dan Kesehatan
Lingkungan Di Fasilitas Kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan masayarakat tahun 2016
sebanyak 28 orang dengan rincian 10 orang di puskesmas
dan 18 orang di rumah sakit, sehingga rasio tenaga
kesehatan masyarakat di fasilitas kesehatan sebanyak 10,53
per 100.000 penduduk, sedangkan jumlah tenaga kesehatan
lingkungan sebanyak 19 orang dengan rincian 9 orang di
puskesmas dan 10 orang di rumah sakit dengan rasio 7,14
per 100.000 penduduk (tabel 75).
5.2.5 Jumlah Tenaga Gizi Di Fasilitas Kesehatan
Jumlah tenaga gizi di Kabupaten Mamuju tahun
2016 sebanyak 36 orang dengan rincian 17 orang di
puskesmas dan 19 orang di rumah sakit dengan rasio 13,54
64. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju 53
per 100.000 penduduk. Untuk tenaga dietisen belum ada di
Kabupaten Mamuju (tabel 76).
5.2.6 Jumlah Tenaga Keterapian Fisik Di Fasilitas Kesehatan
Jumlah tenaga keterapian fisik di Kabupaten Mamuju
tahun 2016 semuanya fisioterapis sebanyak 10 orang yang
juga kesemuanya bertugas di rumah sakit. Sehingga rasio
tenaga keterapian fisik sebesar 3,76 per 100.000 penduduk
(tabel 77).
5.2.7 Jumlah Tenaga Keteknisian Medis Di Fasilitas
Kesehatan
Jumlah tenaga keteknisan medis sebanyak 46 orang
dengan rincian radiographer 10 orang, teknisi elektromedis 2
orang, teknisi gigi 2 orang, analis kesehatan 23 orang dan
tenaga rekam medis dan informasi kesehatan sebanyak 9
orang. Sehingga rasio tenaga keteknisan medis sebesar
17.31 per 100.000 penduduk (tabel 78).
5.2.8 Jumlah Tenaga Kesehatan Lain Di Fasilitas Kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan lain di fasilitas kesehatan
tahun 2016 sebanyak 10 orang yaitu 2 orang di puskesmas
dan 8 orang di rumah sakit (tabel 79). Sedangkan jumlah
tenaga penunjang lainnya sebanyak 206 orang dengan
rincian 52 orang di puskesmas, 106 orang di rumah sakit dan
48 orang di Dinas Kesehatan (Tabel 80).
5.3 Pembiayaan Kesehatan
5.3.1. Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota
Sumber daya pembiayaan sebagai Salah satu
sumber daya yang sangat Penting dalam mendukung
berbagai aspek kegiatan pembangunan. Pada tahun 2016
total anggaran kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten
Mamuju sebesar Rp. 94.105.741.671 yang bersumber dari :
65. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun
54 Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
1. APBD :
Belanja Langsung
Belanja tidak langsung
2. APBN :
Dana Alokasi Umum (DAU)
Dana Alokasi Khusus (DAK)
Dana tugas pembantuan kabupaten/kota Sedangkan
anggaran kesehatan di RSUD Kabupaten Mamuju
sebesar Rp. 66.288.779.343 yang
bersumber dari :
a. APBD :
Belanja Langsung
Belanja tidak langsung
b. APBN :
Dana Alokasi Khusus (DAK)
66. KABUPATEN/KOTA MAMUJU
TAHUN 2016
L P L + P Satuan
A. GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 5,064 Km2
Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 99 Desa/Kel Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 135,294 130,506 265,800 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 4.8 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2
52.5 Jiwa/Km2
Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 55.6 per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 103.7 Tabel 2
8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3
9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3
b. SMA/ SMK/ MA 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3
f. Universitas/Diploma IV 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3
B. DERAJAT KESEHATAN
B.1 Angka Kematian
10 Jumlah Lahir Hidup 2,740 2,583 5,323 Tabel 4
11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 12 8 10 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4
12 Jumlah Kematian Neonatal 23 19 42 neonatal Tabel 5
13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 8 7 8 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
14 Jumlah Bayi Mati 8 8 16 bayi Tabel 5
15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 3 3 3 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
16 Jumlah Balita Mati 10 27 22 Balita Tabel 5
17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 4 10 4 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
18 Kematian Ibu
Jumlah Kematian Ibu 7 Ibu Tabel 6
Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 132 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6
RESUME PROFIL KESEHATAN
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
67. L P L + P Satuan
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
B.2 Angka Kesakitan
19 Tuberkulosis
Jumlah kasus baru TB BTA+ 259 151 410 Kasus Tabel 7
Proporsi kasus baru TB BTA+ 63.17 36.83 % Tabel 7
CNR kasus baru BTA+ 191.43 115.70 154.25 per 100.000 penduduk Tabel 7
Jumlah seluruh kasus TB 272 181 453 Kasus Tabel 7
CNR seluruh kasus TB 201.04 138.69 170.43 per 100.000 penduduk Tabel 7
Kasus TB anak 0-14 tahun 4.86 % Tabel 7
Persentase BTA+ terhadap suspek 10.49 9.22 9.92 % Tabel 8
Angka kesembuhan BTA+ 1.55 1.32 1.46 % Tabel 9
Angka pengobatan lengkap BTA+ 0.00 0.00 0.00 % Tabel 9
Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 1.55 1.32 1.46 % Tabel 9
Angka kematian selama pengobatan 0.00 0.00 0.00 per 100.000 penduduk Tabel 9
20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 3.46 4.95 4.42 % Tabel 10
21 Jumlah Kasus HIV 11 5 16 Kasus Tabel 11
22 Jumlah Kasus AIDS 15 2 17 Kasus Tabel 11
23 Jumlah Kematian karena AIDS 6 0 6 Jiwa Tabel 11
24 Jumlah Kasus Syphilis 0 0 0 Kasus Tabel 11
25 Donor darah diskrining positif HIV 0.34 0.00 0.27 % Tabel 12
26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0.00 0.00 0.00 % Tabel 13
27 Kusta
Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 15 12 27 Kasus Tabel 14
Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 11.09 9.19 10.16 per 100.000 penduduk Tabel 14
Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 5.88 % Tabel 15
Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0.00 % Tabel 15
Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0.00 per 100.000 penduduk Tabel 15
Angka Prevalensi Kusta 1.70 0.54 1.13 per 10.000 Penduduk Tabel 16
Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 66.67 0.00 50.00 % Tabel 17
Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 50.00 20.00 36.36 % Tabel 17
28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
AFP Rate (non polio) < 15 th #DIV/0! per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18
Jumlah Kasus Difteri 0 0 0 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Difteri #DIV/0! % Tabel 19
Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 19
Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) #DIV/0! % Tabel 19
Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 1 1 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum 0 % Tabel 19
68. L P L + P Satuan
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
Jumlah Kasus Campak 14 19 33 Kasus Tabel 20
Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 20
Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 20
Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 20
29 Incidence Rate DBD 22.17 34.48 28.22 per 100.000 penduduk Tabel 21
30 Case Fatality Rate DBD 0.00 0.00 0.00 % Tabel 21
31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0.10 0.02 0.12 per 1.000 penduduk berisiko Tabel 22
32 Case Fatality Rate Malaria 0.00 0.00 0.00 % Tabel 22
33 Angka Kesakitan Filariasis 0 0 0 per 100.000 penduduk Tabel 23
34 Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi 0.00 0.00 0.00 % Tabel 24
35 Persentase obesitas 0.00 0.00 0.00 % Tabel 25
36 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 36.36 % Tabel 26
37 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 13.64 % Tabel 26
38 Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 jam - % Tabel 28
C. UPAYA KESEHATAN
C.1 Pelayanan Kesehatan
39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 87 % Tabel 29
40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 72.79 % Tabel 29
41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 74.67 % Tabel 29
42 Pelayanan Ibu Nifas 75.49 % Tabel 29
43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 74.64 % Tabel 29
44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 57.98 % Tabel 30
45 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 73.12 % Tabel 32
46 Penanganan komplikasi kebidanan 52.87 % Tabel 33
47 Penanganan komplikasi Neonatal 33.40 31.97 32.70 % Tabel 33
48 Peserta KB Baru 17.72 % Tabel 36
49 Peserta KB Aktif 53.61 % Tabel 36
50 Bayi baru lahir ditimbang 98 98 98 % Tabel 37
51 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 2.20 2.77 2.48 % Tabel 37
52 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 99.82 99.65 99.74 % Tabel 38
53 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 97.55 98.61 98.07 % Tabel 38
54 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 30.99 29.67 30.34 % Tabel 39
55 Pelayanan kesehatan bayi 82.56 85.46 83.98 % Tabel 40
56 Desa/Kelurahan UCI 70.00 % Tabel 41
57 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 83.62 81.08 82.38 % Tabel 43
58 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 82.70 79.72 81.23 % Tabel 43
59 Bayi Mendapat Vitamin A 80.60 78.43 79.54 % Tabel 44
69. L P L + P Satuan
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
60 Anak Balita Mendapat Vitamin A 67.01 66.92 66.97 % Tabel 44
61 Baduta ditimbang 57.75 60.97 59.33 % Tabel 45
62 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 0.03 0.03 0.03 % Tabel 45
63 Pelayanan kesehatan anak balita 88.20 91.26 89.70 % Tabel 46
64 Balita ditimbang (D/S) 52.77 54.84 53.79 % Tabel 47
65 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 4.77 4.24 4.50 % Tabel 47
66 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100.00 100.00 100.00 % Tabel 48
67 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 94.51 88.45 91.68 %
Tabel 49
68 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0.03 Tabel 50
69 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 32.63 sekolah Tabel 51
70 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 29.00 sekolah Tabel 51
71 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 17.01 16.12 16.58 % Tabel 51
72 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 24.75 30.11 27.19 % Tabel 51
73 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan
mulut 24.75 30.11 27.19 % Tabel 51
74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 61.67 67.18 64.38 % Tabel 52
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
Persentase
75 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 51.50 48.50 100.00 % Tabel 53
76 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 105.22 137.74 121.19 % Tabel 54
77 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 4.46 5.90 5.17 % Tabel 54
78 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS 13.51 11.38 12.30 per 100.000 pasien keluar Tabel 55
79 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS 9.08 6.86 7.82 per 100.000 pasien keluar Tabel 55
80 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 49.65 % Tabel 56
81 Bed Turn Over (BTO) di RS 42.94 Kali Tabel 56
82 Turn of Interval (TOI) di RS 4.28 Hari Tabel 56
83 Average Length of Stay (ALOS) di RS 2.90 Hari Tabel 56
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat
87 Rumah Tangga ber-PHBS 41.94 % Tabel 57
70. L P L + P Satuan
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
C.4 Keadaan Lingkungan
88 Persentase rumah sehat 56.11 % Tabel 58
89 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak 70.53 % Tabel 59
90 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan 50.00 % Tabel 60
91 Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) 53.13 % Tabel 61
92 Desa STBM - % Tabel 62
93 Tempat-tempat umum memenuhi syarat 38.48 % Tabel 63
TPM memenuhi syarat higiene sanitasi 17.40 % Tabel 64
TPM tidak memenuhi syarat dibina 32.87 % Tabel 65
TPM memenuhi syarat diuji petik - % Tabel 65
D. SUMBERDAYA KESEHATAN
D.1 Sarana Kesehatan
94 Jumlah Rumah Sakit Umum 3.00 RS Tabel 67
95 Jumlah Rumah Sakit Khusus - RS Tabel 67
96 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 7.00 Tabel 67
97 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 16.00 Tabel 67
Jumlah Puskesmas Keliling 18.00 Tabel 67
Jumlah Puskesmas pembantu - Tabel 67
98 Jumlah Apotek 6.00 Tabel 67
99 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 33.33 % Tabel 68
100 Jumlah Posyandu 376.00 Posyandu Tabel 69
101 Posyandu Aktif 10.90 % Tabel 69
102 Rasio posyandu per 100 balita 1.19 per 100 balita Tabel 69
103 UKBM
Poskesdes 108.00 Poskesdes Tabel 70
Polindes - Polindes Tabel 70
Posbindu 39.00 Posbindu Tabel 70
104 Jumlah Desa Siaga 82.00 Desa Tabel 71
105 Persentase Desa Siaga 82.00 % Tabel 71
D.2 Tenaga Kesehatan
106 Jumlah Dokter Spesialis 29.00 27.00 56.00 Orang Tabel 72
107 Jumlah Dokter Umum 24.00 38.00 62.00 Orang Tabel 72
108 Rasio Dokter (spesialis+umum) 44.39 per 100.000 penduduk Tabel 72
109 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 13.00 23.00 36.00 Orang Tabel 72
71. L P L + P Satuan
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
110 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 13.54 per 100.000 penduduk
111 Jumlah Bidan 216.00 Orang Tabel 73
112 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 81.26 per 100.000 penduduk Tabel 73
113 Jumlah Perawat 107.00 345.00 452.00 Orang Tabel 73
114 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 170.05 per 100.000 penduduk Tabel 73
115 Jumlah Perawat Gigi 1.00 15.00 16.00 Orang Tabel 73
116 Jumlah Tenaga Kefarmasian 8.00 52.00 60.00 Orang Tabel 74
117 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan 10.00 18.00 28.00 Orang Tabel 75
118 Jumlah Tenaga Sanitasi 5.00 14.00 19.00 Orang Tabel 76
119 Jumlah Tenaga Gizi 3.00 33.00 36.00 Orang Tabel 77
D.3 Pembiayaan Kesehatan
120 Total Anggaran Kesehatan #REF! Rp Tabel 81
121 APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota #REF! % Tabel 81
122 Anggaran Kesehatan Perkapita #REF! Rp Tabel 81
72. TABEL 1
LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,
DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA MAMUJU
TAHUN 2016
LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN
WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
(km 2
) TANGGA TANGGA per km 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Tapalang 283.31 7 2 9 19,986 3,952 5.06 70.54
2 Tapalang Barat 131.72 7 0 7 10,025 2,003 5.00 76.11
3 Simboro 111.94 6 2 8 27,405 5,457 5.02 244.82
4 Mamuju 206.64 4 4 8 65,954 12,918 5.11 319.17
5 Kalukku 470.26 10 3 13 57,005 11,214 5.08 121.22
6 Papalang 197.60 9 0 9 23,584 5,198 4.54 119.35
7 Sampaga 119.40 6 0 6 15,420 3,796 4.06 129.15
8 Tommo 827.35 14 0 14 22,588 5,319 4.25 27.30
9 Bonehau 962.12 10 0 10 9,491 2,133 4.45 9.86
10 Kalumpang
1731.99
13 0 13 11,731 2,740 4.28 6.77
11 Balabalakang 21.86 2 0 2 2,611 448 5.83 119.44
JUMLAH (KAB/KOTA) 5064.19 88 11 99 265,800 55,178 4.82 52
Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/Kota
JUMLAH
PENDUDUK
JUMLAH
NO KECAMATAN
DESA KELURAHAN
DESA +
KELURAHAN
74. DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN
KABUPATEN/KOTA MAMUJU
TAHUN 2016
LAKI-LAKI PEREMPUAN
LAKI-LAKI+
PEREMPUAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN
LAKI-LAKI+
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 0 0 0
2
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG
MELEK HURUF
0 0 0 0.00 0.00 0.00
3
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 0 0 0 0.00 0.00 0.00
b. SD/MI 0 0 0 0.00 0.00 0.00
c. SMP/ MTs 0 0 0 0.00 0.00 0.00
d. SMA/ MA 0 0 0 0.00 0.00 0.00
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 0 0 0.00 0.00 0.00
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 0 0 0 0.00 0.00 0.00
g. AKADEMI/DIPLOMA III 0 0 0 0.00 0.00 0.00
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 0 0 0 0.00 0.00 0.00
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 0 0 0 0.00 0.00 0.00
Sumber: …………… (sebutkan)
TABEL 3
JUMLAH PERSENTASE
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
NO VARIABEL