Dokumen tersebut membahas tentang psikofarmakoterapi dalam praktik klinis. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan beberapa jenis obat psikotropika seperti antipsikotik, antidepresan, dan obat penenang serta penerapannya dalam pengobatan gangguan kejiwaan seperti skizofrenia, depresi, gangguan kecemasan, dan delirium.
5. Psikofarmakoterapi
Termasuk dalam psikotropika golongan 5
Terdiri dari :
1. Antipsikosis (antipsychotic, major tranqulizer)
2. Antidepresan
3. Antiansietas (anxiolytic, minor tranquilizer)
termasuk juga : anti-insomnia
4. Mood stabilizer (antimania)
5. Cognitive enhancer
8. Penggunaan pada Kehamilan
Kelompok Obat Kategori
Risiko
Kemungkinan
efek
Ansiolitik Benzodiazepi
n
D Floppy baby,
withdrawal, bibir
sumbing
Hypnotic
benzodiazepi
ne
X Gangguan
pertumbuhan
intrauterin
Buspirone C Belum diketahui
Antidepresan Trisiklik C/D Fetal takikardi,
withdrawal,
antikolinergik,
retensi urine,
obstruksi usus
MAOI C Malformasi fetal,
hipertensi
SSRI B Komplikasi
perinatal
9. Penggunaan pada Kehamilan
Kelompo
k
Obat Kateg
ori
Risiko
Kemungkina
n efek
Antipsikosis Tipikal C Anomali, fetal
jaundice,
antikolinergik
Clozapine/
Risperidone
B/C Belum diketahui
Mood
stabilizer
Lithium D Efek perilaku
valproate D Defek neural
tube
carbamazepi
ne
C Defek neural
tube, anomali
minor
13. Pedoman Penggunaan
Antipsikosis
Tentukan gejala target yang akan
dihilangkan
Gunakan antipsikosis yang pernah digunakan
dan berhasil dengan baik
Usahakan monoterapi
Terapi maintenance dengan dosis terendah
yang masih efektif
Penggantian obat hanya dilakukan setelah
satu jenis obat digunakan selama 1 bulan
14. Lama Pemberian Antipsikosis
Serangan akut pertama kali terapi
rumatan 1-2 tahun setelah remisi
Serangan sindrom psikosis multipel (ada
kekambuhan) maintenance sedikitnya 5
tahun s/d seumur hidup
Dipertahankan selama 3 bulan sampai 1
tahun setelah semua gejala psikosis mereda
sama sekali
Khusus psikosis reaktif singkat penurunan
dosis bertahap setelah hilangnya gejala
dalam kurun 2 minggu - 2 bulan
15. Pengaturan Dosis Antipsikosis
Onset efek klinis : 2-4 minggu,
onset efek samping : 2-6 jam
Waktu paruh : 12-24 jam pemberian obat 1-2
kali per hari
Dosis pagi dan malam dapat berbeda untuk
mengurangi efek samping dosis pagi kecil,
dosis malam lebih besar
16. Pengaturan Dosis Antipsikosis
Dosis awal = dosis anjuran
dinaikkan setiap 2-3 hari
dalam 2 minggu
Dosis efektif s/d
dosis optimal (8-
12 minggu)
Dosis
maintenance
6 bulan -2
tahun lalu
tappering off
17. Dosis Antipsikosis
Nama Obat Dosis Anjuran
Chlorpromazine 100 – 400 mg / hari
Haloperidol 5 – 20 mg / hari
Trifluoperazine 5 – 15 mg / hari
Risperidone 2 – 8 mg / hari
Quetiapine 200 – 800 mg / hari
Clozapine 150 – 450 mg / hari
Aripiprazole 10 – 30 mg / hari
Olanzapine 10 – 20 mg / hari
18. Farmakokinetik Antipsikosis
Metabolisme dipengaruhi pemakaian enzyme
inducer seperti carbamazepine, phenytoin,
ethambutol, & barbiturat memerlukan dosis
antipsikosis lebih tinggi
SSRI, antidepresan trisiklik & betablocker akan
menghambat ekskresi antipsikosis penyesuaian
dosis antipsikosis
Kondisi stres, hipoalbumin, malnutrisi , gagal ginjal,
gagal hati memengaruhi ikatan protein
terhadap antipsikosis
19. Farmakodinamik Antipsikosis
Hambatan dopaminergik sistem nigrostriatal
gangguan motorik (EPS)
Hambatan dopaminergik sistem
mesolimbokortikal gangguan fungsi kognitif
Hambatan dopaminergik sistem
tuberoinfundibuler gangguan endokrin,
sindroma metabolik dan disfungsi seksual
Efek kardiovaskular hipotensi ortostatik,
gangguan irama jantung, sudden explained
death
Efek otonomik : mulut kering, konstipasi, kesulitan
miksi, mata kabur
20. Profil Efek Samping
Antipsikosis
Nama obat
(per oral)
EPS Peningkat
an
prolaktin
Pertamba
han berat
badan
Pemanjan
gan QT
interval
Haloperidol ++++ +++ + 0
Clozapine 0 0 +++ 0
Risperidone + ++++ ++ +
Olanzapine 0 0 ++++ 0
Quetiapine 0 0 ++ 0
Aripiprazole 0 0 0 0
28. Mekanisme Kerja Antiansietas
Mengikat reseptor GABA
Mengaktivasi GABA ion chloride
masuk ke dalam sel hiperpolarisasi
neuron menghambat pelepasan
transmisi neuronal (inhibisi)
32. Psikofarmakoterapi Delirium
Kondisi sangat agitatif injeksi haloperidol
2-5 mg IM/IV dapat diulang setiap 30 menit
(maksimal 20 mg/hari)
Bila injeksi haloperidol IV harus dipantau
dengan EKG waspadai pemanjangan
interval QT dan disritmia jantung
Per oral dapat diberikan haloperidol 2 x 0,5
mg
Bila kurang respon dengan haloperidol, bisa
diberikan lorazepam tablet 1-2 mg per oral
alasan : lorazepam tidak mempunyai
metabolit aktif
33. Demensia
Kronis progresif (kecuali tipe vaskular
onset akut)
Tipe Alzheimer 50%-60% ; tipe vaskular 20%-
30%
Gejala dini : kesulitan mempelajari
informasi baru dan mudah lupa terhadap
kejadian yang baru dialami
Gejala penurunan daya ingat bersifat
konstan minimal 6 bulan (kecuali tipe
vaskular)
Kesadaran normal, jernih
34. Gejala Demensia
Gangguan
fungsi kognitif
multipel
daya ingat,
daya pikir, daya
nilai, abstraksi,
berbahasa,
visuospasial
Gangguan
perilaku :
wandering, agitatif,
agresif, waham
curiga/cemburu,
menyumpahi orang,
perilaku tidak
senonoh, perilaku
seksual
menyimpang,
hoarding,
shadowing
Gangguan
emosi :
Acapkali
sebagai
prodromal
depresi,
kecemasan,
labilitas emosi
35. Psikofarmakoterapi Demensia
Menghambat kemunduran kognitif
1. Choline esterase inhibitor : Donopezil 5-
10 mg per oral / hari dosis tunggal
2. Rivastigmin 2 x 1,5 mg per oral / hari
selama 2 minggu dosis maksimal 2 x 6
mg per oral / hari
pada demensia ringan dan sedang,
tidak untuk demensia berat
36. Psikofarmakoterapi Demensia
Mengatasi masalah perilaku
1. Haloperidol 0,5-1 mg per oral / hari dalam dosis
terbagi
2. Risperidone 0,5-1 mg per oral / hari dalam dosis
terbagi
3. Olanzapine 5 mg per oral / hari dosis tunggal
4. Quetiapine 50-400 mg per oral / hari dalam dosis
terbagi
5. Lorazepam 0,5-2 mg per oral / hari dalam dosis
terbagi
6. Clobazam 10-15 mg per oral / hari dalam dosis
terbagi
37. Psikofarmakoterapi Demensia
Mengatasi depresi
1. Sertraline 25 mg per oral / hari dosis
tunggal
2. Escitalopram 5-10 mg per oral / hari dosis
tunggal
3. Amitriptyline 10-75 mg per oral / hari
dalam dosis terbagi
4. Maprotiline 10-75 mg per oral / hari dalam
dosis terbagi
39. Psikofarmakoterapi
Intoksikasi Psikostimulan
Antipsikosis
Haloperidol 2-5 mg per kali pemberian (2-3 kali
sehari)
Klorpromazin 1 mg/kgBB peroral setiap 4-6 jam
juga digunakan untuk mencegah peningkatan
suhu tubuh
Ansiolitik
diazepam 3 x 5 mg
klordiazepoksid 3 x 25 mg
lorazepam 2-3 x 2 mg
46. Fase Akut Skizofrenia
Persuasi dan fiksasi
mekanik
Injeksi antipsikosis
Pemberian obat oral
ditentukan oleh
pengalaman terapi
sebelumnya
47. Obat Injeksi Fase Akut Skizofrenia
Olanzapine (Zyprexa) 10 mg / injeksi, IM, dapat
diulang setiap 2 jam, dosis maksimal 30 mg /
hari
Aripiprazole (Abilify) 9,75 mg / injeksi, IM,
dapat diulang setiap 2 jam, dosis maksimal
29,25 mg / hari
Haloperidol 5 mg / injeksi, IM, dapat diulang
setiap 30 menit, dosis maksimal 20 mg / hari
Diazepam (sebagai tambahan) 10 mg / injeksi,
IM atau IV pelan, dosis maksimal 30 mg / hari
48. Psikofarmakoterapi
Fase Stabilisasi Skizofrenia
Mempertahankan remisi gejala / mengontrol
/ meminimalisasi risiko atau konsekuensi
kekambuhan dan optimalkan fungsi dan
proses recovery
Dosis optimal dipertahankan 8-10 minggu
Dapat diberikan antipsikotik long acting
setiap 2-4 minggu
49. Psikofarmakoterapi
Fase Rumatan Skizofrenia
Dosis diturunkan bertahap sampai diperoleh
dosis minimal yang masih mampu
mencegah kekambuhan
Serangan pertama terapi rumatan 2
tahun
Kronis atau ada kekambuhan 5 tahun s/d
seumur hidup
51. Obat Injeksi Fase Akut Skizoafektif
tipe Manik / Campuran / Depresif
Olanzapine (Zyprexa) 10 mg / injeksi, IM, dapat diulang
setiap 2 jam, dosis maksimal 30 mg / hari
Aripiprazole (Abilify) 9,75 mg / injeksi, IM, dapat diulang
setiap 2 jam, dosis maksimal 29,25 mg / hari
Haloperidol 5 mg / injeksi, IM, dapat diulang setiap 30
menit, dosis maksimal 20 mg / hari
Diazepam (sebagai tambahan) 10 mg / injeksi, IM atau
IV pelan, dosis maksimal 30 mg / hari
52. Obat Oral Fase Akut Skizoafektif
tipe Manik atau tipe Campuran
Olanzapine 1 x 10-30 mg / hari atau Risperidone 2 x 1-3
mg / hari atau Quetiapine 200-600 mg atau
Aripiprazole 1 x 10-30 mg/hari
Lithium carbonate 2 x 400 mg dinaikkan s/d 1200-1800
mg/hari atau Divalproat 2 x 250 mg/hari atau
Divalproat ER 1-2 x 500 mg/hari
Lorazepam 3 x 1-2 mg/hari kalau perlu
Haloperidol 5-20 mg/hari
Kombinasi salah satu antipsikotik atipikal dengan
Lithium/Divalproat dan Lorazepam
53. Obat Oral Fase Akut
Skizoafektif tipe Depresif
Lithium carbonate 2 x 400 mg dinaikkan s/d 1200-
1800 mg/hari atau Divalproat ER 1 x 500-1000
mg/hari atau Karbamazepin 300-800 mg/hari
Antidepresan SSRI fluoxetine 1 x 10-20 mg / hari
Olanzapine 1 x 10-30 mg / hari atau Risperidone 2 x
1-3 mg / hari atau Quetiapine 200-600 mg atau
Aripiprazole 1 x 10-30 mg/hari
Haloperidol 5-20 mg/hari
54. Psikofarmakoterapi Fase Lanjutan
Gangguan Skizoafektif
Monoterapi :
Lithium carbonate 900-1200 mg/hari
Olanzapine 1 x 10 mg
Quetiapine 300-600 mg/hari
Risperidone 1-4 mg/hari
Aripiprazole 10-20 mg / hari
Kombinasi
Clozapine 300-750 mg/hari untuk pasien yang refrakter
Antidepresan jangka panjang tidak dianjurkan karena dapat
menginduksi manik
60. Gejala Mania
Mood elasi / ekspansif / iritabel 1 minggu
Grandiositas / percaya diri meningkat
Berkurangnya kebutuhan tidur
Bicara lebih banyak, lebih cepat
Flight of ideas
Distraktibilitas
Hiperaktivitas (bertujuan) atau agitasi psikomotor
Workaholic, shopaholic, hiperseksualitas, investasi yang kura
perhitungan
61. Psikofarmakoterapi Bipolar
dalam Kondisi Agitasi Akut
Injeksi
Lini Pertama
Aripiprazole injeksi IM 9,75 mg ; maksimum 29,25
mg/hari 3 kali injeksi sehari interval 2 jam
Olanzapine injeksi IM 10 mg ; maksimum 30 mg/hari
interval 2 jam
Lini Kedua
Haloperidol injeksi IM 5 mg ; maksimum 15 mg/hari
ulangan tiap 30 menit
Diazepam injeksi IM 10 mg ; dosis 20-30 mg/hari
dapat diberikan bersamaan dengan haloperidol tetapi
jangan dicampur dalam satu spuit
62. Psikofarmakoterapi Bipolar
Episode Mania Akut
Oral
Lini Pertama : lithium / divalproat / olanzapin / risperidon /
quetiapin (XR) / aripiprazol / kombinasi lithium / valproat
dengan salah satu antipsikotik tersebut
Lini Kedua : karbamazepin / lithium + valproat /
paliperidon
Lini ketiga : haloperidol / chlorpromazine /
(lithium/divalproat + haloperidol) / lithium +
karbamazepine / clozapine
Tidak direkomendasikan : gabapentin / lamotrigine/
risperidon + karbamazepin / olanzapin + karbamazepin
65. Psikofarmakoterapi Bipolar Tipe II
Depresi Akut
Oral
Lini Pertama : quetiapin
Lini Kedua : lithium / lamotrigin /
valproat / (lithium/valproat +
antidepresan) / lithium + valproat /
antipsikotik atipikal + antidepresan
Lini ketiga : antidepresan monoterapi
66. Psikofarmakoterapi Rumatan
Gangguan Bipolar
Oral
Lini Pertama : lithium, lamotrigin
Lini Kedua : valproat /
(lithium/valproat/antipsikotik atipikal +
antidepresan) / kombinasi dua dari lithium,
lamotrigin, valproat atau antipsikotik atipikal
Lini ketiga : karbamazepin, antipsikotik
atipikal
Tidak direkomendasikan : gabapentin
67. Gangguan Panik
Serangan panik berulang (15-30 menit)
Serangan bersifat spontan tak terduga
Perasaan sangat ketakutan, kekhawatiran
yang berlebihan terhadap terjadinya
malapetaka, takut mati, takut menjadi gila
Gejala otonomik sangat kuat, terutama sistem
kardiovaskular dan sistem pernafasan
Disertai derealisasi dan depersonalisasi
Terjadi “anticipatory anxiety”
Bisa menjadi gejala sekunder dari depresi
68. Psikofarmakoterapi Gangguan
Panik
Alprazolam dan Fluoxetine
merupakan 2 obat yang telah
disetujui FDA untuk tatalaksana
gangguan panik
Dosis alprazolam : 2-4 mg per hari,
peroral 2 bulan s/d 2 tahun
Dosis fluoxetine : 10-30 mg per hari,
peroral, pagi hari, sesudah makan
69. Gangguan Obsesif Kompulsif
Harus disadari sebagai pikiran, bayangan,
atau impuls berasal dari diri sendiri
Pikiran atau dorongan melakukan tindakan
tersebut tidak berhasil dilawan
Perilaku kompulsif hanya memberi
perasaan lega yang sementara
Jika tindakan kompulsi dilawan
kecemasan makin memburuk
Unplesantly repetitive
71. Psikofarmakoterapi
Gangguan Obsesif Kompulsif
Hindari kenaikan dosis yang terlalu cepat
peningkatan angka drop out akibat efek samping
obat
Jika terapi SSRI gagal :
(+) panik ganti dengan MAOI
(+) depresi lithium
(+) waham antipsikosis
Jika masih tidak berespons + riwayat tentamen
suicide : ECT
Jika ECT gagal : kombinasi 2 SSRI atau kombinasi SSRI
+ ECT + terapi perilaku
74. Gangguan Pemusatan Perhatian &
Hiperaktivitas (ADHD)
Syarat mutlak : berkurangnya
perhatian dan aktivitas berlebihan
Gejala penyerta : tingkah laku impulsif
Inatensi tidak berhasil
menyelesaikan tugas, sering beralih
kegiatan, mudah bosan, sering tertarik
pada kegiatan lain, sering tampak
tidak mendengarkan, dan sering
kehilangan perlengkapan sekolahnya
75. Gangguan Pemusatan Perhatian &
Hiperaktivitas (ADHD)
Hiperaktivitas gelisah, berlari-lari,
melompat-lompat, tidak bisa duduk tenang,
banyak bicara
Impulsif kecerobohan dalam hubungan
sosial, kesembronoan dalam situasi
berbahaya, mencampuri urusan orang lain,
mengganggu kegiatan orang lain, terlalu
cepat menjawab pertanyaan, tidak sabar
menunggu antrian/giliran
76. Psikofarmakoterapi
GPPH/ADHD
Lini Pertama
Metilfenidat HCL 0,3-0,7 mg/kgBB/hari diberikan 1 kali sehari
pada pagi hari
Atomoxetine : 10-80 mg, 1-2 kali sehari
Lini Kedua
SSRI fluoksetin 0,6 mg/kgBB
Antidepresan trisiklik amitriptilin 0,7-3 mg/kgBB/hari
Antipsikotika atipikal risperidon 0,02-0,05 mg/kgBB/ hari , 2
kali sehari atau aripiprazol 0,2/kgBB/hari, 1 kali sehari
Antipsikotika tipikal haloperidol 0,025-0,075 mg/kgBB/hari
(0,5-5 mg/hari)
Antikonvulsan karbamazepin 300-1000 mg/hari, asam
valproat 250-1500 mg/hari