SlideShare a Scribd company logo
1 of 77
Download to read offline
Psikofarmakoterapi
dalam Praktik Klinis
Alexxander MSc., Apt
RSJD Sambang Lihum
Provinsi Kalimantan Selatan
Gambut, 2016
Zat Psikoaktif
Zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan
mengubah kesadaran atau keadaan
mental.
Psikotropika
Zat/obat, alamiah/sintetis bukan
narkotika
Berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat
Menyebabkan perubahan khas
terhadap aktifitas mental dan
perilaku
Bersifat lipofilik  masuk sawar darah
otak
Psikofarmakoterapi
 Termasuk dalam psikotropika golongan 5
 Terdiri dari :
1. Antipsikosis (antipsychotic, major tranqulizer)
2. Antidepresan
3. Antiansietas (anxiolytic, minor tranquilizer) 
termasuk juga : anti-insomnia
4. Mood stabilizer (antimania)
5. Cognitive enhancer
Prinsip Psikofarmakoterapi
Individual tailored
Stepwise
Monitoring
Rational management
Penggunaan
Psikofarmakoterapi
yang Rasional
 Dapat meredam gejala target
 Memberi peluang untuk integrasi bio-psiko-
sosial
 Pemulihan dari keadaan sakit
Penggunaan pada Kehamilan
Kelompok Obat Kategori
Risiko
Kemungkinan
efek
Ansiolitik Benzodiazepi
n
D Floppy baby,
withdrawal, bibir
sumbing
Hypnotic
benzodiazepi
ne
X Gangguan
pertumbuhan
intrauterin
Buspirone C Belum diketahui
Antidepresan Trisiklik C/D Fetal takikardi,
withdrawal,
antikolinergik,
retensi urine,
obstruksi usus
MAOI C Malformasi fetal,
hipertensi
SSRI B Komplikasi
perinatal
Penggunaan pada Kehamilan
Kelompo
k
Obat Kateg
ori
Risiko
Kemungkina
n efek
Antipsikosis Tipikal C Anomali, fetal
jaundice,
antikolinergik
Clozapine/
Risperidone
B/C Belum diketahui
Mood
stabilizer
Lithium D Efek perilaku
valproate D Defek neural
tube
carbamazepi
ne
C Defek neural
tube, anomali
minor
Antipsikosis
Antipsikotik atau neuroleptik adalah obat psikotropika
yang bekerja mengatasi gejala – gejala gangguan
psikotik.
Penggolongan Antipsikosis
• antipsikosis tipikal, generasi
pertama
• ex : Chlorpromazine,
Haloperidol, Trifluoperazine
Dopamine
Antagonist
• antipsikosis atipikal, generasi
kedua
• ex : Risperidone, olanzapine,
clozapine, aripiprazole
Serotonin
Dopamine
Antagonist
Penggolongan Antipsikosis
•Antipsikosis potensi
rendah
•Ex : Chlorpromazine,
Quetiapine, Clozapine
Dosis
efektif
tinggi
•Antipsikosis potensi tinggi
•Ex : risperidone,
haloperidol,
trifluoperazine
Dosis
efektif
rendah
Pedoman Penggunaan
Antipsikosis
 Tentukan gejala target yang akan
dihilangkan
 Gunakan antipsikosis yang pernah digunakan
dan berhasil dengan baik
 Usahakan monoterapi
 Terapi maintenance dengan dosis terendah
yang masih efektif
 Penggantian obat hanya dilakukan setelah
satu jenis obat digunakan selama 1 bulan
Lama Pemberian Antipsikosis
 Serangan akut pertama kali  terapi
rumatan 1-2 tahun setelah remisi
 Serangan sindrom psikosis multipel (ada
kekambuhan)  maintenance sedikitnya 5
tahun s/d seumur hidup
 Dipertahankan selama 3 bulan sampai 1
tahun setelah semua gejala psikosis mereda
sama sekali
 Khusus psikosis reaktif singkat  penurunan
dosis bertahap setelah hilangnya gejala
dalam kurun 2 minggu - 2 bulan
Pengaturan Dosis Antipsikosis
 Onset efek klinis : 2-4 minggu,
onset efek samping : 2-6 jam
 Waktu paruh : 12-24 jam  pemberian obat 1-2
kali per hari
 Dosis pagi dan malam dapat berbeda untuk
mengurangi efek samping  dosis pagi kecil,
dosis malam lebih besar
Pengaturan Dosis Antipsikosis
Dosis awal = dosis anjuran
dinaikkan setiap 2-3 hari
dalam 2 minggu
Dosis efektif s/d
dosis optimal (8-
12 minggu)
Dosis
maintenance
6 bulan -2
tahun lalu
tappering off
Dosis Antipsikosis
Nama Obat Dosis Anjuran
Chlorpromazine 100 – 400 mg / hari
Haloperidol 5 – 20 mg / hari
Trifluoperazine 5 – 15 mg / hari
Risperidone 2 – 8 mg / hari
Quetiapine 200 – 800 mg / hari
Clozapine 150 – 450 mg / hari
Aripiprazole 10 – 30 mg / hari
Olanzapine 10 – 20 mg / hari
Farmakokinetik Antipsikosis
 Metabolisme dipengaruhi pemakaian enzyme
inducer seperti carbamazepine, phenytoin,
ethambutol, & barbiturat  memerlukan dosis
antipsikosis lebih tinggi
 SSRI, antidepresan trisiklik & betablocker akan
menghambat ekskresi antipsikosis  penyesuaian
dosis antipsikosis
 Kondisi stres, hipoalbumin, malnutrisi , gagal ginjal,
gagal hati  memengaruhi ikatan protein
terhadap antipsikosis
Farmakodinamik Antipsikosis
 Hambatan dopaminergik sistem nigrostriatal 
gangguan motorik (EPS)
 Hambatan dopaminergik sistem
mesolimbokortikal  gangguan fungsi kognitif
 Hambatan dopaminergik sistem
tuberoinfundibuler  gangguan endokrin,
sindroma metabolik dan disfungsi seksual
 Efek kardiovaskular  hipotensi ortostatik,
gangguan irama jantung, sudden explained
death
 Efek otonomik : mulut kering, konstipasi, kesulitan
miksi, mata kabur
Profil Efek Samping
Antipsikosis
Nama obat
(per oral)
EPS Peningkat
an
prolaktin
Pertamba
han berat
badan
Pemanjan
gan QT
interval
Haloperidol ++++ +++ + 0
Clozapine 0 0 +++ 0
Risperidone + ++++ ++ +
Olanzapine 0 0 ++++ 0
Quetiapine 0 0 ++ 0
Aripiprazole 0 0 0 0
Obat untuk Penanganan
Efek Samping Antipsikosis
Nama Obat Dosis
(mg/hari)
Waktu
Paruh
Eliminasi
(jam)
Target Efek
Samping
Trihexyphenidil 1 - 15 4 Akatisia, distonia,
parkinsonisme
Propranolol 30 - 90 3-4 Akatisia
Lorazepam 1-6 12 Akatisia
Difenhidramin 25-50 4-8 Akatisia, distonia,
parkinsonisme
Sulfas atropine 0,5 – 0,75 12 - 24 Distonia akut
Antidepresan
Antidepresan
Golongan Contoh obat
Norepinephrine reuptake
inhibitors
Trisiklik
Tetrasiklik
Amitriptilin, clomipramine,
imipramin
Maproptiline, mianserin
SSRI Fluoxetine, sertraline,
paroxetine, escitalopram,
fluvoxamine
RIMA Moclobemide
SNRI Venlafaksin, duloksetin
Melatonergic Agomelatine
Atypical Trazodone, mirtazapine
Indikasi Penggunaan
Antidepresan
 Gangguan panik
 Gangguan obsesif kompulsif
(clomipramine)
 Sindroma kelelahan kronik
 Enuresis (imipramin)
 Gangguan cemas menyeluruh
 Fobia sosial
 Bulimia nervosa
 Gangguan disforik premenstrual (sertralin)
Antiansietas
Penggolongan Antiansietas
 Derivat Benzodiazepine
 alprazolam
 clobazam
 lorazepam
 estazolam
 Derivat Gliserol / carbamat  meprobamate
 Derivat Barbiturat
 Antihistamin  hidroxyzines
 Benzamide  sulpiride
 Non-benzodiazepine lainnya  buspiron, zolpidem
Indikasi Antiansietas
Sedasi (antiansietas)
Hipnosi (antiinsomnia)
Relaksan otot
Amnestik
Antiepileptik
Mekanisme Kerja Antiansietas
Mengikat reseptor GABA
Mengaktivasi GABA  ion chloride
masuk ke dalam sel  hiperpolarisasi
neuron  menghambat pelepasan
transmisi neuronal (inhibisi)
Aplikasi Praktik Klinis
Psikofarmakoterapi
Delirium
 Penurunan aktivitas asetilkolin di
formatio retikularis (area perhatian,
kewaspadaan dan keterjagaan)
 Terdapat pula pelepasan dopamin
berlebihan dan disregulasi serotonin
 Onset akut, fluktuatif & reversibel 
terdapat “lucid interval”
 Seringkali didahului prodromal :
kegelisahan, cemas, iritabel, gangguan
tidur
Delirium
•Kesadaran
berkabut
•Disorientasi
•Fluktuasi gejala
Trias gejala
(harus ada
etiologi
organik)
• Gangguan atensi
• Gangguan psikomotor
• Halusinasi visual >>>
• Gangguan emosi
• Gangguan siklus tidur
bangun
• Kekacauan arus dan isi pikir
Gejala lain
Psikofarmakoterapi Delirium
 Kondisi sangat agitatif  injeksi haloperidol
2-5 mg IM/IV dapat diulang setiap 30 menit
(maksimal 20 mg/hari)
 Bila injeksi haloperidol IV  harus dipantau
dengan EKG  waspadai pemanjangan
interval QT dan disritmia jantung
 Per oral dapat diberikan haloperidol 2 x 0,5
mg
 Bila kurang respon dengan haloperidol, bisa
diberikan lorazepam tablet 1-2 mg per oral
 alasan : lorazepam tidak mempunyai
metabolit aktif
Demensia
 Kronis progresif (kecuali tipe vaskular 
onset akut)
 Tipe Alzheimer 50%-60% ; tipe vaskular 20%-
30%
 Gejala dini : kesulitan mempelajari
informasi baru dan mudah lupa terhadap
kejadian yang baru dialami
 Gejala penurunan daya ingat bersifat
konstan minimal 6 bulan (kecuali tipe
vaskular)
 Kesadaran normal, jernih
Gejala Demensia
Gangguan
fungsi kognitif
multipel
daya ingat,
daya pikir, daya
nilai, abstraksi,
berbahasa,
visuospasial
Gangguan
perilaku :
wandering, agitatif,
agresif, waham
curiga/cemburu,
menyumpahi orang,
perilaku tidak
senonoh, perilaku
seksual
menyimpang,
hoarding,
shadowing
Gangguan
emosi :
Acapkali
sebagai
prodromal 
depresi,
kecemasan,
labilitas emosi
Psikofarmakoterapi Demensia
Menghambat kemunduran kognitif
1. Choline esterase inhibitor : Donopezil 5-
10 mg per oral / hari dosis tunggal
2. Rivastigmin 2 x 1,5 mg per oral / hari
selama 2 minggu  dosis maksimal 2 x 6
mg per oral / hari
 pada demensia ringan dan sedang,
tidak untuk demensia berat
Psikofarmakoterapi Demensia
 Mengatasi masalah perilaku
1. Haloperidol 0,5-1 mg per oral / hari dalam dosis
terbagi
2. Risperidone 0,5-1 mg per oral / hari dalam dosis
terbagi
3. Olanzapine 5 mg per oral / hari dosis tunggal
4. Quetiapine 50-400 mg per oral / hari dalam dosis
terbagi
5. Lorazepam 0,5-2 mg per oral / hari dalam dosis
terbagi
6. Clobazam 10-15 mg per oral / hari dalam dosis
terbagi
Psikofarmakoterapi Demensia
 Mengatasi depresi
1. Sertraline 25 mg per oral / hari dosis
tunggal
2. Escitalopram 5-10 mg per oral / hari dosis
tunggal
3. Amitriptyline 10-75 mg per oral / hari
dalam dosis terbagi
4. Maprotiline 10-75 mg per oral / hari dalam
dosis terbagi
Intoksikasi Psikostimulan
Takikardi
Dilatasi pupil
Peningkatan tekanan darah
Hiperhidrosis / kedinginan
Mual muntah
Agitasi atau retardasi motorik
Nyeri dada , aritmia
Kebingungan
Kejang
Psikofarmakoterapi
Intoksikasi Psikostimulan
 Antipsikosis
 Haloperidol 2-5 mg per kali pemberian (2-3 kali
sehari)
 Klorpromazin 1 mg/kgBB peroral setiap 4-6 jam 
juga digunakan untuk mencegah peningkatan
suhu tubuh
 Ansiolitik
 diazepam 3 x 5 mg
 klordiazepoksid 3 x 25 mg
 lorazepam 2-3 x 2 mg
Putus Zat Psikostimulansia
Fatigue
Mimpi buruk
Halusinasi
Insomnia / hipersomnia
Nafsu makan meningkat
Retardasi atau agitasi motorik
Mood disforik-depresif
Psikofarmakoterapi
Putus Zat Psikostimulansia
 Antipsikosis
 Haloperidol 3 x 1,5-5 mg
 Risperidon 2 x 1,5 – 3 mg
 Antiansietas
 alprazolam 2 x 0,25-0,5 mg
 diazepam 3 x 5-10 mg
 clobazam 2 x 10 mg
 Antidepresan  SSRI / trisiklik / tetrasiklik
Skizofrenia
Gejala
positif
Gejala
negatif
Gejala
kognitif
Gejala
afektif
Gejala
agresif
Skizofrenia
Gangguan
proses pikir
• Asosiasi
longgar
• Inkoherensi
• Terhambat
• Intrusif
berlebihan
• Neologisme
• Asosiasi bunyi
Gangguan
isi pikir
• Pikiran tidak
memadai (ide
aneh)
• Waham : kejar,
curiga,
kebesaran,
rujukan, siar
pikir, sisip pikir,
dsb
Gangguan
persepsi
• Halusinasi
• Ilusi
• Depersonalisasi
• Derealisasi
Skizofrenia
Gangguan
Perilaku
•Agresivitas
•Posturing
•Grimace
•Ekopraksia
•Ekolalia
•Otomatisme
perintah
•Mannerisme
•Stereotipi
•Perlaku seksual
yang tidak
pantas
Gangguan
Motivasi
•Penurunan
kemauan
•Ketiadaan inisiatif
•Kehilangan
kehendak
•hipoaktivitas
Gangguan
Kognitif
•Gangguan atensi
•Problem solving
memburuk
•Gangguan
memori kerja
•Gangguan fungsi
eksekutif
Psikofarmakoterapi
Skizofrenia
Fase
akut
Fase
stabilisasi
Fase
rumatan
Fase Akut Skizofrenia
Persuasi dan fiksasi
mekanik
Injeksi antipsikosis
Pemberian obat oral 
ditentukan oleh
pengalaman terapi
sebelumnya
Obat Injeksi Fase Akut Skizofrenia
 Olanzapine (Zyprexa) 10 mg / injeksi, IM, dapat
diulang setiap 2 jam, dosis maksimal 30 mg /
hari
 Aripiprazole (Abilify) 9,75 mg / injeksi, IM,
dapat diulang setiap 2 jam, dosis maksimal
29,25 mg / hari
 Haloperidol 5 mg / injeksi, IM, dapat diulang
setiap 30 menit, dosis maksimal 20 mg / hari
 Diazepam (sebagai tambahan) 10 mg / injeksi,
IM atau IV pelan, dosis maksimal 30 mg / hari
Psikofarmakoterapi
Fase Stabilisasi Skizofrenia
 Mempertahankan remisi gejala / mengontrol
/ meminimalisasi risiko atau konsekuensi
kekambuhan dan optimalkan fungsi dan
proses recovery
 Dosis optimal dipertahankan 8-10 minggu
 Dapat diberikan antipsikotik long acting
setiap 2-4 minggu
Psikofarmakoterapi
Fase Rumatan Skizofrenia
 Dosis diturunkan bertahap sampai diperoleh
dosis minimal yang masih mampu
mencegah kekambuhan
 Serangan pertama  terapi rumatan 2
tahun
 Kronis atau ada kekambuhan  5 tahun s/d
seumur hidup
Gangguan Skizoafektif
Skizoafektif
Tipe Manik
Tipe
Depresi
Tipe
Campuran
Obat Injeksi Fase Akut Skizoafektif
tipe Manik / Campuran / Depresif
 Olanzapine (Zyprexa) 10 mg / injeksi, IM, dapat diulang
setiap 2 jam, dosis maksimal 30 mg / hari
 Aripiprazole (Abilify) 9,75 mg / injeksi, IM, dapat diulang
setiap 2 jam, dosis maksimal 29,25 mg / hari
 Haloperidol 5 mg / injeksi, IM, dapat diulang setiap 30
menit, dosis maksimal 20 mg / hari
 Diazepam (sebagai tambahan) 10 mg / injeksi, IM atau
IV pelan, dosis maksimal 30 mg / hari
Obat Oral Fase Akut Skizoafektif
tipe Manik atau tipe Campuran
 Olanzapine 1 x 10-30 mg / hari atau Risperidone 2 x 1-3
mg / hari atau Quetiapine 200-600 mg atau
Aripiprazole 1 x 10-30 mg/hari
 Lithium carbonate 2 x 400 mg dinaikkan s/d 1200-1800
mg/hari atau Divalproat 2 x 250 mg/hari atau
Divalproat ER 1-2 x 500 mg/hari
 Lorazepam 3 x 1-2 mg/hari kalau perlu
 Haloperidol 5-20 mg/hari
 Kombinasi salah satu antipsikotik atipikal dengan
Lithium/Divalproat dan Lorazepam
Obat Oral Fase Akut
Skizoafektif tipe Depresif
 Lithium carbonate 2 x 400 mg dinaikkan s/d 1200-
1800 mg/hari atau Divalproat ER 1 x 500-1000
mg/hari atau Karbamazepin 300-800 mg/hari
 Antidepresan SSRI  fluoxetine 1 x 10-20 mg / hari
 Olanzapine 1 x 10-30 mg / hari atau Risperidone 2 x
1-3 mg / hari atau Quetiapine 200-600 mg atau
Aripiprazole 1 x 10-30 mg/hari
 Haloperidol 5-20 mg/hari
Psikofarmakoterapi Fase Lanjutan
Gangguan Skizoafektif
 Monoterapi :
 Lithium carbonate 900-1200 mg/hari
 Olanzapine 1 x 10 mg
 Quetiapine 300-600 mg/hari
 Risperidone 1-4 mg/hari
 Aripiprazole 10-20 mg / hari
 Kombinasi
 Clozapine 300-750 mg/hari  untuk pasien yang refrakter
 Antidepresan jangka panjang tidak dianjurkan karena dapat
menginduksi manik
Depresi Mayor (unipolar)
afek depresif
anhedonia
anergia
Sekurang-
kurangnya
2 minggu
Gejala Penyerta Depresi
 Pseudodemensia
 Harga diri dan percaya diri berkurang
 Rasa bersalah dan tidak berguna
 Pesimistis
 Gagasan suicide / self-harm
 Gangguan tidur
 Gangguan nafsu makan
 Gangguan hasrat seksual
 Keluhan somatik
Gejala Psikotik pada Depresi
 Waham “mood congruent”
 dosa
 kemiskinan
 malapetaka
 nihilistik
 Halusinasi “mood congruent”
 menghina
 menuduh
 bau kotoran/busuk
 Retardasi motorik berat  stupor
Penatalaksanaan Depresi
Fase
akut
• Target remisi 2-6 minggu
Fase
lanjutan
• Remisi dan
pencegahan relaps
Fase
rumatan
• Cegah
rekurensi
Gangguan Afektif Bipolar
Episode
manik /
hipomanik
Episode
Depresi
Episode
Campuran
Gejala Mania
 Mood elasi / ekspansif / iritabel  1 minggu
 Grandiositas / percaya diri meningkat
 Berkurangnya kebutuhan tidur
 Bicara lebih banyak, lebih cepat
 Flight of ideas
 Distraktibilitas
 Hiperaktivitas (bertujuan) atau agitasi psikomotor
 Workaholic, shopaholic, hiperseksualitas, investasi yang kura
perhitungan
Psikofarmakoterapi Bipolar
dalam Kondisi Agitasi Akut
 Injeksi
 Lini Pertama
 Aripiprazole injeksi IM 9,75 mg ; maksimum 29,25
mg/hari  3 kali injeksi sehari interval 2 jam
 Olanzapine injeksi IM 10 mg ; maksimum 30 mg/hari 
interval 2 jam
 Lini Kedua
 Haloperidol injeksi IM 5 mg ; maksimum 15 mg/hari 
ulangan tiap 30 menit
 Diazepam injeksi IM 10 mg ; dosis 20-30 mg/hari 
dapat diberikan bersamaan dengan haloperidol tetapi
jangan dicampur dalam satu spuit
Psikofarmakoterapi Bipolar
Episode Mania Akut
 Oral
 Lini Pertama : lithium / divalproat / olanzapin / risperidon /
quetiapin (XR) / aripiprazol / kombinasi lithium / valproat
dengan salah satu antipsikotik tersebut
 Lini Kedua : karbamazepin / lithium + valproat /
paliperidon
 Lini ketiga : haloperidol / chlorpromazine /
(lithium/divalproat + haloperidol) / lithium +
karbamazepine / clozapine
 Tidak direkomendasikan : gabapentin / lamotrigine/
risperidon + karbamazepin / olanzapin + karbamazepin
Psikofarmakoterapi Bipolar
Episode Depresi Akut
 Oral
 Lini Pertama : lithium / lamotrigin / quetiapin (XR) /
(lithium / valproat + SSRI) /olanzapin + SSRI / lithium
+ divalproat
 Lini Kedua : quetiapin + SSRI / divalproat / lithium /
valproat + lamotrigin
 Lini ketiga : karbamazepin / olanzapin / lithium +
karbamazepine
 Tidak direkomendasikan : gabapentin monoterap
aripiprazol monoterapi
Psikofarmakoterapi Bipolar
Rumatan Bipolar tipe I
 Oral
 Lini Pertama : lithium / lamotrigin / olanzapin /
quetiapin (XR) / (lithium/valproat + quetiapin) / long
acting risperidone / aripiprazol
 Lini Kedua : karbamazepin / lithium + valproat / lithium
+ karbamazepin / (lithium/valproat + olanzapin) /
lamotrigin + lithium / lithium + risperidon / olanzapin +
fluoksetin
 Lini ketiga : penambahan fenitoin / penambahan
olanzapin / penambahan omega 3 / penambahan
topiramat
 Tidak direkomendasikan : gabapentin monoterapi,
topiramat monoterapi, antidepresan monoterapi
Psikofarmakoterapi Bipolar Tipe II
Depresi Akut
Oral
Lini Pertama : quetiapin
Lini Kedua : lithium / lamotrigin /
valproat / (lithium/valproat +
antidepresan) / lithium + valproat /
antipsikotik atipikal + antidepresan
Lini ketiga : antidepresan monoterapi
Psikofarmakoterapi Rumatan
Gangguan Bipolar
 Oral
 Lini Pertama : lithium, lamotrigin
 Lini Kedua : valproat /
(lithium/valproat/antipsikotik atipikal +
antidepresan) / kombinasi dua dari lithium,
lamotrigin, valproat atau antipsikotik atipikal
 Lini ketiga : karbamazepin, antipsikotik
atipikal
 Tidak direkomendasikan : gabapentin
Gangguan Panik
 Serangan panik berulang (15-30 menit)
 Serangan bersifat spontan tak terduga
 Perasaan sangat ketakutan, kekhawatiran
yang berlebihan terhadap terjadinya
malapetaka, takut mati, takut menjadi gila
 Gejala otonomik sangat kuat, terutama sistem
kardiovaskular dan sistem pernafasan
 Disertai derealisasi dan depersonalisasi
 Terjadi “anticipatory anxiety”
 Bisa menjadi gejala sekunder dari depresi
Psikofarmakoterapi Gangguan
Panik
Alprazolam dan Fluoxetine
merupakan 2 obat yang telah
disetujui FDA untuk tatalaksana
gangguan panik
Dosis alprazolam : 2-4 mg per hari,
peroral  2 bulan s/d 2 tahun
Dosis fluoxetine : 10-30 mg per hari,
peroral, pagi hari, sesudah makan
Gangguan Obsesif Kompulsif
 Harus disadari sebagai pikiran, bayangan,
atau impuls berasal dari diri sendiri
 Pikiran atau dorongan melakukan tindakan
tersebut tidak berhasil dilawan
 Perilaku kompulsif hanya memberi
perasaan lega yang sementara
 Jika tindakan kompulsi dilawan 
kecemasan makin memburuk
 Unplesantly repetitive
Psikofarmakoterapi
Gangguan Obsesif Kompulsif
Nama Obat Dosis
Clomipramine 50-250 mg / hari
Fluoxetine 20-80 mg / hari
Sertraline 50 – 200 mg /
hari
Fluvoxamine 50 – 300 mg /
hari
Psikofarmakoterapi
Gangguan Obsesif Kompulsif
 Hindari kenaikan dosis yang terlalu cepat 
peningkatan angka drop out akibat efek samping
obat
 Jika terapi SSRI gagal :
 (+) panik  ganti dengan MAOI
 (+) depresi  lithium
 (+) waham  antipsikosis
 Jika masih tidak berespons + riwayat tentamen
suicide : ECT
 Jika ECT gagal : kombinasi 2 SSRI atau kombinasi SSRI
+ ECT + terapi perilaku
Gangguan Cemas Menyeluruh
 Kronis
 Ditandai kekhawatiran yang berlebihan, sulit
dikendalikan, menetap, disertai gejala somatik dan
psikik
 Free-floating anxiety
 Trias Cemas :
1. Ketegangan motorik
2. Kewaspadaan berlebihan & penangkapan
berkurang
3. Hiperaktivitas otonomik
Psikofarmakoterapi
Gangguan Cemas Menyeluruh
 Lini Pertama
 escitalopram / sertralin / venlafaksin-XR
 Lini Kedua
 alprazolam / clobazam / lorazepam /
diazepam / buspiron / imipramin
 Lini Ketiga
 mirtazapin / adjunctive olanzapine /
adjunctive risperidone
Gangguan Pemusatan Perhatian &
Hiperaktivitas (ADHD)
Syarat mutlak : berkurangnya
perhatian dan aktivitas berlebihan
Gejala penyerta : tingkah laku impulsif
Inatensi  tidak berhasil
menyelesaikan tugas, sering beralih
kegiatan, mudah bosan, sering tertarik
pada kegiatan lain, sering tampak
tidak mendengarkan, dan sering
kehilangan perlengkapan sekolahnya
Gangguan Pemusatan Perhatian &
Hiperaktivitas (ADHD)
 Hiperaktivitas  gelisah, berlari-lari,
melompat-lompat, tidak bisa duduk tenang,
banyak bicara
 Impulsif  kecerobohan dalam hubungan
sosial, kesembronoan dalam situasi
berbahaya, mencampuri urusan orang lain,
mengganggu kegiatan orang lain, terlalu
cepat menjawab pertanyaan, tidak sabar
menunggu antrian/giliran
Psikofarmakoterapi
GPPH/ADHD
 Lini Pertama
 Metilfenidat HCL 0,3-0,7 mg/kgBB/hari diberikan 1 kali sehari
pada pagi hari
 Atomoxetine : 10-80 mg, 1-2 kali sehari
 Lini Kedua
 SSRI  fluoksetin 0,6 mg/kgBB
 Antidepresan trisiklik  amitriptilin 0,7-3 mg/kgBB/hari
 Antipsikotika atipikal  risperidon 0,02-0,05 mg/kgBB/ hari , 2
kali sehari atau aripiprazol 0,2/kgBB/hari, 1 kali sehari
 Antipsikotika tipikal  haloperidol 0,025-0,075 mg/kgBB/hari
(0,5-5 mg/hari)
 Antikonvulsan  karbamazepin 300-1000 mg/hari, asam
valproat 250-1500 mg/hari
Farmakoterapi Pada Ganguan Jiwa.pdf

More Related Content

Similar to Farmakoterapi Pada Ganguan Jiwa.pdf

FARMAKOTERAPI SCIZOFRENIA............pptx
FARMAKOTERAPI SCIZOFRENIA............pptxFARMAKOTERAPI SCIZOFRENIA............pptx
FARMAKOTERAPI SCIZOFRENIA............pptxunimus1
 
Psikofarmaka ppt antiansietas
Psikofarmaka ppt  antiansietas Psikofarmaka ppt  antiansietas
Psikofarmaka ppt antiansietas Titis Utami
 
terapi gangguan jiwa
terapi gangguan jiwaterapi gangguan jiwa
terapi gangguan jiwaJoni Iswanto
 
3.1.5.1 psikofarmakoterapi
3.1.5.1   psikofarmakoterapi3.1.5.1   psikofarmakoterapi
3.1.5.1 psikofarmakoterapiAhmad Muhtar
 
Makalah psikotropika
Makalah psikotropikaMakalah psikotropika
Makalah psikotropikaYadhi Muqsith
 
skizofrenia & psikosis akut
skizofrenia & psikosis akutskizofrenia & psikosis akut
skizofrenia & psikosis akutJoni Iswanto
 
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem sarafnataliaayp
 
kedaruratan psikiatrik
kedaruratan psikiatrikkedaruratan psikiatrik
kedaruratan psikiatrikJoni Iswanto
 
hidup sehat tanpa narkoba presentasi.pptx
hidup sehat tanpa narkoba presentasi.pptxhidup sehat tanpa narkoba presentasi.pptx
hidup sehat tanpa narkoba presentasi.pptxprabowosaputra1
 
psikosis akut& skizofrenia
psikosis akut& skizofreniapsikosis akut& skizofrenia
psikosis akut& skizofreniaJoni Iswanto
 
Pemilihan Benzodiazepin dalam Tata laksana Insomnia
Pemilihan Benzodiazepin dalam Tata laksana InsomniaPemilihan Benzodiazepin dalam Tata laksana Insomnia
Pemilihan Benzodiazepin dalam Tata laksana InsomniaSuharti Wairagya
 

Similar to Farmakoterapi Pada Ganguan Jiwa.pdf (20)

Obat antipsikosis
Obat antipsikosisObat antipsikosis
Obat antipsikosis
 
FARMAKOTERAPI SCIZOFRENIA............pptx
FARMAKOTERAPI SCIZOFRENIA............pptxFARMAKOTERAPI SCIZOFRENIA............pptx
FARMAKOTERAPI SCIZOFRENIA............pptx
 
P6. MDD.pdf
P6. MDD.pdfP6. MDD.pdf
P6. MDD.pdf
 
Psikofarmaka ppt antiansietas
Psikofarmaka ppt  antiansietas Psikofarmaka ppt  antiansietas
Psikofarmaka ppt antiansietas
 
Obat gangguan ssp
Obat gangguan sspObat gangguan ssp
Obat gangguan ssp
 
Obat gangguan ssp
Obat gangguan sspObat gangguan ssp
Obat gangguan ssp
 
terapi gangguan jiwa
terapi gangguan jiwaterapi gangguan jiwa
terapi gangguan jiwa
 
3.1.5.1 psikofarmakoterapi
3.1.5.1   psikofarmakoterapi3.1.5.1   psikofarmakoterapi
3.1.5.1 psikofarmakoterapi
 
Konsep psikofarmaka
Konsep psikofarmakaKonsep psikofarmaka
Konsep psikofarmaka
 
Makalah psikotropika
Makalah psikotropikaMakalah psikotropika
Makalah psikotropika
 
skizofrenia & psikosis akut
skizofrenia & psikosis akutskizofrenia & psikosis akut
skizofrenia & psikosis akut
 
Konsep psikofarmaka
Konsep psikofarmakaKonsep psikofarmaka
Konsep psikofarmaka
 
Schizophrenia
SchizophreniaSchizophrenia
Schizophrenia
 
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem saraf
 
kedaruratan psikiatrik
kedaruratan psikiatrikkedaruratan psikiatrik
kedaruratan psikiatrik
 
hidup sehat tanpa narkoba presentasi.pptx
hidup sehat tanpa narkoba presentasi.pptxhidup sehat tanpa narkoba presentasi.pptx
hidup sehat tanpa narkoba presentasi.pptx
 
Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA
Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNAKep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA
Kep jiwa antipsikotik AKPER PEMKAB MUNA
 
psikosis akut& skizofrenia
psikosis akut& skizofreniapsikosis akut& skizofrenia
psikosis akut& skizofrenia
 
Antidepresi
AntidepresiAntidepresi
Antidepresi
 
Pemilihan Benzodiazepin dalam Tata laksana Insomnia
Pemilihan Benzodiazepin dalam Tata laksana InsomniaPemilihan Benzodiazepin dalam Tata laksana Insomnia
Pemilihan Benzodiazepin dalam Tata laksana Insomnia
 

More from AlexFabrigaz Apt

More from AlexFabrigaz Apt (6)

TUGAS MATKUL FARMASI KOMUNITAS.pptx
TUGAS MATKUL FARMASI KOMUNITAS.pptxTUGAS MATKUL FARMASI KOMUNITAS.pptx
TUGAS MATKUL FARMASI KOMUNITAS.pptx
 
Hipertensi.pdf
Hipertensi.pdfHipertensi.pdf
Hipertensi.pdf
 
ANTI FUNGI KELOMPOK 1.pptx
ANTI FUNGI KELOMPOK 1.pptxANTI FUNGI KELOMPOK 1.pptx
ANTI FUNGI KELOMPOK 1.pptx
 
Stase farmasi klinik.pptx
Stase farmasi klinik.pptxStase farmasi klinik.pptx
Stase farmasi klinik.pptx
 
KIE.ppt
KIE.pptKIE.ppt
KIE.ppt
 
Informasi dan Edukasi Obat.ppt
Informasi dan Edukasi Obat.pptInformasi dan Edukasi Obat.ppt
Informasi dan Edukasi Obat.ppt
 

Recently uploaded

Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 

Farmakoterapi Pada Ganguan Jiwa.pdf

  • 1. Psikofarmakoterapi dalam Praktik Klinis Alexxander MSc., Apt RSJD Sambang Lihum Provinsi Kalimantan Selatan Gambut, 2016
  • 2. Zat Psikoaktif Zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mengubah kesadaran atau keadaan mental.
  • 3. Psikotropika Zat/obat, alamiah/sintetis bukan narkotika Berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat Menyebabkan perubahan khas terhadap aktifitas mental dan perilaku Bersifat lipofilik  masuk sawar darah otak
  • 4.
  • 5. Psikofarmakoterapi  Termasuk dalam psikotropika golongan 5  Terdiri dari : 1. Antipsikosis (antipsychotic, major tranqulizer) 2. Antidepresan 3. Antiansietas (anxiolytic, minor tranquilizer)  termasuk juga : anti-insomnia 4. Mood stabilizer (antimania) 5. Cognitive enhancer
  • 7. Penggunaan Psikofarmakoterapi yang Rasional  Dapat meredam gejala target  Memberi peluang untuk integrasi bio-psiko- sosial  Pemulihan dari keadaan sakit
  • 8. Penggunaan pada Kehamilan Kelompok Obat Kategori Risiko Kemungkinan efek Ansiolitik Benzodiazepi n D Floppy baby, withdrawal, bibir sumbing Hypnotic benzodiazepi ne X Gangguan pertumbuhan intrauterin Buspirone C Belum diketahui Antidepresan Trisiklik C/D Fetal takikardi, withdrawal, antikolinergik, retensi urine, obstruksi usus MAOI C Malformasi fetal, hipertensi SSRI B Komplikasi perinatal
  • 9. Penggunaan pada Kehamilan Kelompo k Obat Kateg ori Risiko Kemungkina n efek Antipsikosis Tipikal C Anomali, fetal jaundice, antikolinergik Clozapine/ Risperidone B/C Belum diketahui Mood stabilizer Lithium D Efek perilaku valproate D Defek neural tube carbamazepi ne C Defek neural tube, anomali minor
  • 10. Antipsikosis Antipsikotik atau neuroleptik adalah obat psikotropika yang bekerja mengatasi gejala – gejala gangguan psikotik.
  • 11. Penggolongan Antipsikosis • antipsikosis tipikal, generasi pertama • ex : Chlorpromazine, Haloperidol, Trifluoperazine Dopamine Antagonist • antipsikosis atipikal, generasi kedua • ex : Risperidone, olanzapine, clozapine, aripiprazole Serotonin Dopamine Antagonist
  • 12. Penggolongan Antipsikosis •Antipsikosis potensi rendah •Ex : Chlorpromazine, Quetiapine, Clozapine Dosis efektif tinggi •Antipsikosis potensi tinggi •Ex : risperidone, haloperidol, trifluoperazine Dosis efektif rendah
  • 13. Pedoman Penggunaan Antipsikosis  Tentukan gejala target yang akan dihilangkan  Gunakan antipsikosis yang pernah digunakan dan berhasil dengan baik  Usahakan monoterapi  Terapi maintenance dengan dosis terendah yang masih efektif  Penggantian obat hanya dilakukan setelah satu jenis obat digunakan selama 1 bulan
  • 14. Lama Pemberian Antipsikosis  Serangan akut pertama kali  terapi rumatan 1-2 tahun setelah remisi  Serangan sindrom psikosis multipel (ada kekambuhan)  maintenance sedikitnya 5 tahun s/d seumur hidup  Dipertahankan selama 3 bulan sampai 1 tahun setelah semua gejala psikosis mereda sama sekali  Khusus psikosis reaktif singkat  penurunan dosis bertahap setelah hilangnya gejala dalam kurun 2 minggu - 2 bulan
  • 15. Pengaturan Dosis Antipsikosis  Onset efek klinis : 2-4 minggu, onset efek samping : 2-6 jam  Waktu paruh : 12-24 jam  pemberian obat 1-2 kali per hari  Dosis pagi dan malam dapat berbeda untuk mengurangi efek samping  dosis pagi kecil, dosis malam lebih besar
  • 16. Pengaturan Dosis Antipsikosis Dosis awal = dosis anjuran dinaikkan setiap 2-3 hari dalam 2 minggu Dosis efektif s/d dosis optimal (8- 12 minggu) Dosis maintenance 6 bulan -2 tahun lalu tappering off
  • 17. Dosis Antipsikosis Nama Obat Dosis Anjuran Chlorpromazine 100 – 400 mg / hari Haloperidol 5 – 20 mg / hari Trifluoperazine 5 – 15 mg / hari Risperidone 2 – 8 mg / hari Quetiapine 200 – 800 mg / hari Clozapine 150 – 450 mg / hari Aripiprazole 10 – 30 mg / hari Olanzapine 10 – 20 mg / hari
  • 18. Farmakokinetik Antipsikosis  Metabolisme dipengaruhi pemakaian enzyme inducer seperti carbamazepine, phenytoin, ethambutol, & barbiturat  memerlukan dosis antipsikosis lebih tinggi  SSRI, antidepresan trisiklik & betablocker akan menghambat ekskresi antipsikosis  penyesuaian dosis antipsikosis  Kondisi stres, hipoalbumin, malnutrisi , gagal ginjal, gagal hati  memengaruhi ikatan protein terhadap antipsikosis
  • 19. Farmakodinamik Antipsikosis  Hambatan dopaminergik sistem nigrostriatal  gangguan motorik (EPS)  Hambatan dopaminergik sistem mesolimbokortikal  gangguan fungsi kognitif  Hambatan dopaminergik sistem tuberoinfundibuler  gangguan endokrin, sindroma metabolik dan disfungsi seksual  Efek kardiovaskular  hipotensi ortostatik, gangguan irama jantung, sudden explained death  Efek otonomik : mulut kering, konstipasi, kesulitan miksi, mata kabur
  • 20. Profil Efek Samping Antipsikosis Nama obat (per oral) EPS Peningkat an prolaktin Pertamba han berat badan Pemanjan gan QT interval Haloperidol ++++ +++ + 0 Clozapine 0 0 +++ 0 Risperidone + ++++ ++ + Olanzapine 0 0 ++++ 0 Quetiapine 0 0 ++ 0 Aripiprazole 0 0 0 0
  • 21. Obat untuk Penanganan Efek Samping Antipsikosis Nama Obat Dosis (mg/hari) Waktu Paruh Eliminasi (jam) Target Efek Samping Trihexyphenidil 1 - 15 4 Akatisia, distonia, parkinsonisme Propranolol 30 - 90 3-4 Akatisia Lorazepam 1-6 12 Akatisia Difenhidramin 25-50 4-8 Akatisia, distonia, parkinsonisme Sulfas atropine 0,5 – 0,75 12 - 24 Distonia akut
  • 23. Antidepresan Golongan Contoh obat Norepinephrine reuptake inhibitors Trisiklik Tetrasiklik Amitriptilin, clomipramine, imipramin Maproptiline, mianserin SSRI Fluoxetine, sertraline, paroxetine, escitalopram, fluvoxamine RIMA Moclobemide SNRI Venlafaksin, duloksetin Melatonergic Agomelatine Atypical Trazodone, mirtazapine
  • 24. Indikasi Penggunaan Antidepresan  Gangguan panik  Gangguan obsesif kompulsif (clomipramine)  Sindroma kelelahan kronik  Enuresis (imipramin)  Gangguan cemas menyeluruh  Fobia sosial  Bulimia nervosa  Gangguan disforik premenstrual (sertralin)
  • 26. Penggolongan Antiansietas  Derivat Benzodiazepine  alprazolam  clobazam  lorazepam  estazolam  Derivat Gliserol / carbamat  meprobamate  Derivat Barbiturat  Antihistamin  hidroxyzines  Benzamide  sulpiride  Non-benzodiazepine lainnya  buspiron, zolpidem
  • 27. Indikasi Antiansietas Sedasi (antiansietas) Hipnosi (antiinsomnia) Relaksan otot Amnestik Antiepileptik
  • 28. Mekanisme Kerja Antiansietas Mengikat reseptor GABA Mengaktivasi GABA  ion chloride masuk ke dalam sel  hiperpolarisasi neuron  menghambat pelepasan transmisi neuronal (inhibisi)
  • 30. Delirium  Penurunan aktivitas asetilkolin di formatio retikularis (area perhatian, kewaspadaan dan keterjagaan)  Terdapat pula pelepasan dopamin berlebihan dan disregulasi serotonin  Onset akut, fluktuatif & reversibel  terdapat “lucid interval”  Seringkali didahului prodromal : kegelisahan, cemas, iritabel, gangguan tidur
  • 31. Delirium •Kesadaran berkabut •Disorientasi •Fluktuasi gejala Trias gejala (harus ada etiologi organik) • Gangguan atensi • Gangguan psikomotor • Halusinasi visual >>> • Gangguan emosi • Gangguan siklus tidur bangun • Kekacauan arus dan isi pikir Gejala lain
  • 32. Psikofarmakoterapi Delirium  Kondisi sangat agitatif  injeksi haloperidol 2-5 mg IM/IV dapat diulang setiap 30 menit (maksimal 20 mg/hari)  Bila injeksi haloperidol IV  harus dipantau dengan EKG  waspadai pemanjangan interval QT dan disritmia jantung  Per oral dapat diberikan haloperidol 2 x 0,5 mg  Bila kurang respon dengan haloperidol, bisa diberikan lorazepam tablet 1-2 mg per oral  alasan : lorazepam tidak mempunyai metabolit aktif
  • 33. Demensia  Kronis progresif (kecuali tipe vaskular  onset akut)  Tipe Alzheimer 50%-60% ; tipe vaskular 20%- 30%  Gejala dini : kesulitan mempelajari informasi baru dan mudah lupa terhadap kejadian yang baru dialami  Gejala penurunan daya ingat bersifat konstan minimal 6 bulan (kecuali tipe vaskular)  Kesadaran normal, jernih
  • 34. Gejala Demensia Gangguan fungsi kognitif multipel daya ingat, daya pikir, daya nilai, abstraksi, berbahasa, visuospasial Gangguan perilaku : wandering, agitatif, agresif, waham curiga/cemburu, menyumpahi orang, perilaku tidak senonoh, perilaku seksual menyimpang, hoarding, shadowing Gangguan emosi : Acapkali sebagai prodromal  depresi, kecemasan, labilitas emosi
  • 35. Psikofarmakoterapi Demensia Menghambat kemunduran kognitif 1. Choline esterase inhibitor : Donopezil 5- 10 mg per oral / hari dosis tunggal 2. Rivastigmin 2 x 1,5 mg per oral / hari selama 2 minggu  dosis maksimal 2 x 6 mg per oral / hari  pada demensia ringan dan sedang, tidak untuk demensia berat
  • 36. Psikofarmakoterapi Demensia  Mengatasi masalah perilaku 1. Haloperidol 0,5-1 mg per oral / hari dalam dosis terbagi 2. Risperidone 0,5-1 mg per oral / hari dalam dosis terbagi 3. Olanzapine 5 mg per oral / hari dosis tunggal 4. Quetiapine 50-400 mg per oral / hari dalam dosis terbagi 5. Lorazepam 0,5-2 mg per oral / hari dalam dosis terbagi 6. Clobazam 10-15 mg per oral / hari dalam dosis terbagi
  • 37. Psikofarmakoterapi Demensia  Mengatasi depresi 1. Sertraline 25 mg per oral / hari dosis tunggal 2. Escitalopram 5-10 mg per oral / hari dosis tunggal 3. Amitriptyline 10-75 mg per oral / hari dalam dosis terbagi 4. Maprotiline 10-75 mg per oral / hari dalam dosis terbagi
  • 38. Intoksikasi Psikostimulan Takikardi Dilatasi pupil Peningkatan tekanan darah Hiperhidrosis / kedinginan Mual muntah Agitasi atau retardasi motorik Nyeri dada , aritmia Kebingungan Kejang
  • 39. Psikofarmakoterapi Intoksikasi Psikostimulan  Antipsikosis  Haloperidol 2-5 mg per kali pemberian (2-3 kali sehari)  Klorpromazin 1 mg/kgBB peroral setiap 4-6 jam  juga digunakan untuk mencegah peningkatan suhu tubuh  Ansiolitik  diazepam 3 x 5 mg  klordiazepoksid 3 x 25 mg  lorazepam 2-3 x 2 mg
  • 40. Putus Zat Psikostimulansia Fatigue Mimpi buruk Halusinasi Insomnia / hipersomnia Nafsu makan meningkat Retardasi atau agitasi motorik Mood disforik-depresif
  • 41. Psikofarmakoterapi Putus Zat Psikostimulansia  Antipsikosis  Haloperidol 3 x 1,5-5 mg  Risperidon 2 x 1,5 – 3 mg  Antiansietas  alprazolam 2 x 0,25-0,5 mg  diazepam 3 x 5-10 mg  clobazam 2 x 10 mg  Antidepresan  SSRI / trisiklik / tetrasiklik
  • 43. Skizofrenia Gangguan proses pikir • Asosiasi longgar • Inkoherensi • Terhambat • Intrusif berlebihan • Neologisme • Asosiasi bunyi Gangguan isi pikir • Pikiran tidak memadai (ide aneh) • Waham : kejar, curiga, kebesaran, rujukan, siar pikir, sisip pikir, dsb Gangguan persepsi • Halusinasi • Ilusi • Depersonalisasi • Derealisasi
  • 44. Skizofrenia Gangguan Perilaku •Agresivitas •Posturing •Grimace •Ekopraksia •Ekolalia •Otomatisme perintah •Mannerisme •Stereotipi •Perlaku seksual yang tidak pantas Gangguan Motivasi •Penurunan kemauan •Ketiadaan inisiatif •Kehilangan kehendak •hipoaktivitas Gangguan Kognitif •Gangguan atensi •Problem solving memburuk •Gangguan memori kerja •Gangguan fungsi eksekutif
  • 46. Fase Akut Skizofrenia Persuasi dan fiksasi mekanik Injeksi antipsikosis Pemberian obat oral  ditentukan oleh pengalaman terapi sebelumnya
  • 47. Obat Injeksi Fase Akut Skizofrenia  Olanzapine (Zyprexa) 10 mg / injeksi, IM, dapat diulang setiap 2 jam, dosis maksimal 30 mg / hari  Aripiprazole (Abilify) 9,75 mg / injeksi, IM, dapat diulang setiap 2 jam, dosis maksimal 29,25 mg / hari  Haloperidol 5 mg / injeksi, IM, dapat diulang setiap 30 menit, dosis maksimal 20 mg / hari  Diazepam (sebagai tambahan) 10 mg / injeksi, IM atau IV pelan, dosis maksimal 30 mg / hari
  • 48. Psikofarmakoterapi Fase Stabilisasi Skizofrenia  Mempertahankan remisi gejala / mengontrol / meminimalisasi risiko atau konsekuensi kekambuhan dan optimalkan fungsi dan proses recovery  Dosis optimal dipertahankan 8-10 minggu  Dapat diberikan antipsikotik long acting setiap 2-4 minggu
  • 49. Psikofarmakoterapi Fase Rumatan Skizofrenia  Dosis diturunkan bertahap sampai diperoleh dosis minimal yang masih mampu mencegah kekambuhan  Serangan pertama  terapi rumatan 2 tahun  Kronis atau ada kekambuhan  5 tahun s/d seumur hidup
  • 51. Obat Injeksi Fase Akut Skizoafektif tipe Manik / Campuran / Depresif  Olanzapine (Zyprexa) 10 mg / injeksi, IM, dapat diulang setiap 2 jam, dosis maksimal 30 mg / hari  Aripiprazole (Abilify) 9,75 mg / injeksi, IM, dapat diulang setiap 2 jam, dosis maksimal 29,25 mg / hari  Haloperidol 5 mg / injeksi, IM, dapat diulang setiap 30 menit, dosis maksimal 20 mg / hari  Diazepam (sebagai tambahan) 10 mg / injeksi, IM atau IV pelan, dosis maksimal 30 mg / hari
  • 52. Obat Oral Fase Akut Skizoafektif tipe Manik atau tipe Campuran  Olanzapine 1 x 10-30 mg / hari atau Risperidone 2 x 1-3 mg / hari atau Quetiapine 200-600 mg atau Aripiprazole 1 x 10-30 mg/hari  Lithium carbonate 2 x 400 mg dinaikkan s/d 1200-1800 mg/hari atau Divalproat 2 x 250 mg/hari atau Divalproat ER 1-2 x 500 mg/hari  Lorazepam 3 x 1-2 mg/hari kalau perlu  Haloperidol 5-20 mg/hari  Kombinasi salah satu antipsikotik atipikal dengan Lithium/Divalproat dan Lorazepam
  • 53. Obat Oral Fase Akut Skizoafektif tipe Depresif  Lithium carbonate 2 x 400 mg dinaikkan s/d 1200- 1800 mg/hari atau Divalproat ER 1 x 500-1000 mg/hari atau Karbamazepin 300-800 mg/hari  Antidepresan SSRI  fluoxetine 1 x 10-20 mg / hari  Olanzapine 1 x 10-30 mg / hari atau Risperidone 2 x 1-3 mg / hari atau Quetiapine 200-600 mg atau Aripiprazole 1 x 10-30 mg/hari  Haloperidol 5-20 mg/hari
  • 54. Psikofarmakoterapi Fase Lanjutan Gangguan Skizoafektif  Monoterapi :  Lithium carbonate 900-1200 mg/hari  Olanzapine 1 x 10 mg  Quetiapine 300-600 mg/hari  Risperidone 1-4 mg/hari  Aripiprazole 10-20 mg / hari  Kombinasi  Clozapine 300-750 mg/hari  untuk pasien yang refrakter  Antidepresan jangka panjang tidak dianjurkan karena dapat menginduksi manik
  • 55. Depresi Mayor (unipolar) afek depresif anhedonia anergia Sekurang- kurangnya 2 minggu
  • 56. Gejala Penyerta Depresi  Pseudodemensia  Harga diri dan percaya diri berkurang  Rasa bersalah dan tidak berguna  Pesimistis  Gagasan suicide / self-harm  Gangguan tidur  Gangguan nafsu makan  Gangguan hasrat seksual  Keluhan somatik
  • 57. Gejala Psikotik pada Depresi  Waham “mood congruent”  dosa  kemiskinan  malapetaka  nihilistik  Halusinasi “mood congruent”  menghina  menuduh  bau kotoran/busuk  Retardasi motorik berat  stupor
  • 58. Penatalaksanaan Depresi Fase akut • Target remisi 2-6 minggu Fase lanjutan • Remisi dan pencegahan relaps Fase rumatan • Cegah rekurensi
  • 59. Gangguan Afektif Bipolar Episode manik / hipomanik Episode Depresi Episode Campuran
  • 60. Gejala Mania  Mood elasi / ekspansif / iritabel  1 minggu  Grandiositas / percaya diri meningkat  Berkurangnya kebutuhan tidur  Bicara lebih banyak, lebih cepat  Flight of ideas  Distraktibilitas  Hiperaktivitas (bertujuan) atau agitasi psikomotor  Workaholic, shopaholic, hiperseksualitas, investasi yang kura perhitungan
  • 61. Psikofarmakoterapi Bipolar dalam Kondisi Agitasi Akut  Injeksi  Lini Pertama  Aripiprazole injeksi IM 9,75 mg ; maksimum 29,25 mg/hari  3 kali injeksi sehari interval 2 jam  Olanzapine injeksi IM 10 mg ; maksimum 30 mg/hari  interval 2 jam  Lini Kedua  Haloperidol injeksi IM 5 mg ; maksimum 15 mg/hari  ulangan tiap 30 menit  Diazepam injeksi IM 10 mg ; dosis 20-30 mg/hari  dapat diberikan bersamaan dengan haloperidol tetapi jangan dicampur dalam satu spuit
  • 62. Psikofarmakoterapi Bipolar Episode Mania Akut  Oral  Lini Pertama : lithium / divalproat / olanzapin / risperidon / quetiapin (XR) / aripiprazol / kombinasi lithium / valproat dengan salah satu antipsikotik tersebut  Lini Kedua : karbamazepin / lithium + valproat / paliperidon  Lini ketiga : haloperidol / chlorpromazine / (lithium/divalproat + haloperidol) / lithium + karbamazepine / clozapine  Tidak direkomendasikan : gabapentin / lamotrigine/ risperidon + karbamazepin / olanzapin + karbamazepin
  • 63. Psikofarmakoterapi Bipolar Episode Depresi Akut  Oral  Lini Pertama : lithium / lamotrigin / quetiapin (XR) / (lithium / valproat + SSRI) /olanzapin + SSRI / lithium + divalproat  Lini Kedua : quetiapin + SSRI / divalproat / lithium / valproat + lamotrigin  Lini ketiga : karbamazepin / olanzapin / lithium + karbamazepine  Tidak direkomendasikan : gabapentin monoterap aripiprazol monoterapi
  • 64. Psikofarmakoterapi Bipolar Rumatan Bipolar tipe I  Oral  Lini Pertama : lithium / lamotrigin / olanzapin / quetiapin (XR) / (lithium/valproat + quetiapin) / long acting risperidone / aripiprazol  Lini Kedua : karbamazepin / lithium + valproat / lithium + karbamazepin / (lithium/valproat + olanzapin) / lamotrigin + lithium / lithium + risperidon / olanzapin + fluoksetin  Lini ketiga : penambahan fenitoin / penambahan olanzapin / penambahan omega 3 / penambahan topiramat  Tidak direkomendasikan : gabapentin monoterapi, topiramat monoterapi, antidepresan monoterapi
  • 65. Psikofarmakoterapi Bipolar Tipe II Depresi Akut Oral Lini Pertama : quetiapin Lini Kedua : lithium / lamotrigin / valproat / (lithium/valproat + antidepresan) / lithium + valproat / antipsikotik atipikal + antidepresan Lini ketiga : antidepresan monoterapi
  • 66. Psikofarmakoterapi Rumatan Gangguan Bipolar  Oral  Lini Pertama : lithium, lamotrigin  Lini Kedua : valproat / (lithium/valproat/antipsikotik atipikal + antidepresan) / kombinasi dua dari lithium, lamotrigin, valproat atau antipsikotik atipikal  Lini ketiga : karbamazepin, antipsikotik atipikal  Tidak direkomendasikan : gabapentin
  • 67. Gangguan Panik  Serangan panik berulang (15-30 menit)  Serangan bersifat spontan tak terduga  Perasaan sangat ketakutan, kekhawatiran yang berlebihan terhadap terjadinya malapetaka, takut mati, takut menjadi gila  Gejala otonomik sangat kuat, terutama sistem kardiovaskular dan sistem pernafasan  Disertai derealisasi dan depersonalisasi  Terjadi “anticipatory anxiety”  Bisa menjadi gejala sekunder dari depresi
  • 68. Psikofarmakoterapi Gangguan Panik Alprazolam dan Fluoxetine merupakan 2 obat yang telah disetujui FDA untuk tatalaksana gangguan panik Dosis alprazolam : 2-4 mg per hari, peroral  2 bulan s/d 2 tahun Dosis fluoxetine : 10-30 mg per hari, peroral, pagi hari, sesudah makan
  • 69. Gangguan Obsesif Kompulsif  Harus disadari sebagai pikiran, bayangan, atau impuls berasal dari diri sendiri  Pikiran atau dorongan melakukan tindakan tersebut tidak berhasil dilawan  Perilaku kompulsif hanya memberi perasaan lega yang sementara  Jika tindakan kompulsi dilawan  kecemasan makin memburuk  Unplesantly repetitive
  • 70. Psikofarmakoterapi Gangguan Obsesif Kompulsif Nama Obat Dosis Clomipramine 50-250 mg / hari Fluoxetine 20-80 mg / hari Sertraline 50 – 200 mg / hari Fluvoxamine 50 – 300 mg / hari
  • 71. Psikofarmakoterapi Gangguan Obsesif Kompulsif  Hindari kenaikan dosis yang terlalu cepat  peningkatan angka drop out akibat efek samping obat  Jika terapi SSRI gagal :  (+) panik  ganti dengan MAOI  (+) depresi  lithium  (+) waham  antipsikosis  Jika masih tidak berespons + riwayat tentamen suicide : ECT  Jika ECT gagal : kombinasi 2 SSRI atau kombinasi SSRI + ECT + terapi perilaku
  • 72. Gangguan Cemas Menyeluruh  Kronis  Ditandai kekhawatiran yang berlebihan, sulit dikendalikan, menetap, disertai gejala somatik dan psikik  Free-floating anxiety  Trias Cemas : 1. Ketegangan motorik 2. Kewaspadaan berlebihan & penangkapan berkurang 3. Hiperaktivitas otonomik
  • 73. Psikofarmakoterapi Gangguan Cemas Menyeluruh  Lini Pertama  escitalopram / sertralin / venlafaksin-XR  Lini Kedua  alprazolam / clobazam / lorazepam / diazepam / buspiron / imipramin  Lini Ketiga  mirtazapin / adjunctive olanzapine / adjunctive risperidone
  • 74. Gangguan Pemusatan Perhatian & Hiperaktivitas (ADHD) Syarat mutlak : berkurangnya perhatian dan aktivitas berlebihan Gejala penyerta : tingkah laku impulsif Inatensi  tidak berhasil menyelesaikan tugas, sering beralih kegiatan, mudah bosan, sering tertarik pada kegiatan lain, sering tampak tidak mendengarkan, dan sering kehilangan perlengkapan sekolahnya
  • 75. Gangguan Pemusatan Perhatian & Hiperaktivitas (ADHD)  Hiperaktivitas  gelisah, berlari-lari, melompat-lompat, tidak bisa duduk tenang, banyak bicara  Impulsif  kecerobohan dalam hubungan sosial, kesembronoan dalam situasi berbahaya, mencampuri urusan orang lain, mengganggu kegiatan orang lain, terlalu cepat menjawab pertanyaan, tidak sabar menunggu antrian/giliran
  • 76. Psikofarmakoterapi GPPH/ADHD  Lini Pertama  Metilfenidat HCL 0,3-0,7 mg/kgBB/hari diberikan 1 kali sehari pada pagi hari  Atomoxetine : 10-80 mg, 1-2 kali sehari  Lini Kedua  SSRI  fluoksetin 0,6 mg/kgBB  Antidepresan trisiklik  amitriptilin 0,7-3 mg/kgBB/hari  Antipsikotika atipikal  risperidon 0,02-0,05 mg/kgBB/ hari , 2 kali sehari atau aripiprazol 0,2/kgBB/hari, 1 kali sehari  Antipsikotika tipikal  haloperidol 0,025-0,075 mg/kgBB/hari (0,5-5 mg/hari)  Antikonvulsan  karbamazepin 300-1000 mg/hari, asam valproat 250-1500 mg/hari