SlideShare a Scribd company logo
Yurisprudensi

      Oleh: YAS
Objek perkara harus jelas

   Putusan MA RI No. 565
    k/Sip/1973, tgl. 21 Agustus
    1974, “Kalau objek gugatan
    tidak jelas, maka gugatan tidak
    dapat diterima”.
   Putusan MA RI No. 1149
    k/Sip/1979, tgl. 17 April 1979,
    “Bila tidak jelas batas-batas
    tanah sengketa, maka gugatan
    tidak dapat diterima”.
Hubungan posita dan petitum
   Putusan MARI No. 67 k/Sip/1975, tgl. 13
    Mei 1975, “ Petitum tidak sesuai dengan
    posita, maka permohonan kasasi dapat
    diterima dan putusan Pengadilan Tinggi
    dan Pengadilan Negeri dibatalkan”.
   Putusan MA RI No. 556 k/Sip/1971, tgl.
    10 November 1971 jo Putusan MA RI No.
    1245 k/Sip/1974,tgl. 9 November
    1976, “Putusan yang mengabulkan lebih
    dari yang dituntut, diizinkan selama hal itu
    masih sesuai dengan keadaan materil, asal
    tidak menyimpang daripada apa yang
    dituntut dan putusan yang hanya meminta
    sebagian saja, sesuai putusan MA No. 339
    k/Sip/1969
Dwangsom (uang paksa),
         Ps. 225 HIR jo 1267 BW

   Putusan MA RI No. 307k /Sip/1976,
    tgl. 7 Desember 1976, “Dwangsom
    akan ditolak apabila putusan dapat
    dilaksanakan dengan eksekusi riil”
   Putusan MA RI No. 79k/Sip/1972,
    “ Dwangsom tidak dapat dituntut
    bersama –sama dengan tuntutan
    membayar uang”
Ne bis in idem

Unsur-unsur nebis in idem :
 Objek tuntutan sama

 Alasan yang sama

 Subjek gugatan sama
   Putusan MA RI No. 144
    k/Sip/1973, tgl. 27 Juni 1973,
    “Putusan declaratoir Pengadilan
    Negeri mengenai penetapan ahli
    waris/ warisan bukan
    merupakan nebis in idem”.
   Putusan MA RI No. 102
    k/Sip/1968, “Bila ternyata
    pihak-pihak berbeda dengan
    pihak-pihak dalam perkara yang
    sudah diputus terlebih dahulu,
    maka tidak ada nebis in idem”.
Para Pihak Harus Lengkap
   Putusan MA RI No. 663k/Sip/1971,
    tgl. 6 Agustus 1971 Jo. Putusan
    MARI No. 1038k/Sip/1972, tgl. 1
    Agustus 1973, “Turut Tergugat
    adalah seseorang yang tidak
    menguasai sesuatu barang akan
    tetapi demi formalitas gugatan harus
    dilibatkan guna dalam petitum
    sebagai pihak yang tunduk dan taat
    pada putusan hakim perdata.”
Tuntutan Provisionil
   Putusan MA RI No. 1070k /Sip / 1972, tgl.
    7 Mei 1973, “Tuntutan provisionil yang
    tercantum dalam pasal 180 HIR hanyalah
    untuk memperoleh tindakan-tindakan
    sementara selama proses berjalan;
    tuntutan provisionil yang mengenai pokok
    perkara tidak dapat diterima “.
   Putusan MARI No. 1400k/Sip/1974, tgl.
    18 Nopember 1975, “Perbedaan hakim-
    hakim anggota dalam pemeriksaan
    tuntutan provisionil dan dalam
    pemeriksaan pokok perkara adalah tidak
    mengakibatkan batalnya seluruh putusan
    karena tuntutan provisionil sifatnya
    mempermudah pemeriksaan dalam
    pemutusan pokok perkara”.
    Putusan MA RI No. 753k/ Sip/ 1973, tgl.
    22 April 1975, “Keberatan yang diajukan
    Penggugat untuk Kasasi; bahwa
    Pengadilan Negeri telah menjatuhkan
    putusan sela yang merupakan putusan
    provisionil menyimpang dan melebihi dari
    surat gugatan, sebab tuntutan provisionil
    semacam itu tidak pernah diajukan oleh
    Penggugat asal, tidak dapat diterima
    karena hal itu menyebabkan batalnya
    putusan judex facti”.
   Putusan MA RI No. 279k/Sip/1976, tgl. 5
    Juli 1976, “Permohonan provisi seharusnya
    bertujuan agar ada tindakan hakim yang
    mengenai pokok perkara; permohonan
    provisi yang berisikan pokok perkara harus
    ditolak”.
Tuntutan Warisan-Daluarsa

   Putusan MA RI No. 7
    k/Sip/1973, tgl. 27 Februari
    1975,” Tidak ada batas waktu
    daluarsa dalam menggugat
    harta warisan “.
Mengabulkan apa yg tak dituntut
Putusan MA RI No. 339k/Sip/ 1969, tgl. 21
  Februari 1970,
 Putusan Pengadilan Negeri harus
  dibatalkan karena putusannya
  menyimpang daripada yang dituntut dalam
  surat gugatan lagipula putusannya
  melebihi dari apa yang dituntut dan lebih
  menguntungkan pihak Tergugat sedang
  sebenarnya tidak ada tuntutan rekopensi.
 Putusan Pengadilan Tinggi juga harus
  dibatalkan karena hanya memutus
  sebagian saja dari tuntutan.
Putusan MARI No. 77 k/Sip/1973, tgl. 19
  September 1973, “Karena petitum tidak
  menuntut ganti rugi, maka putusan
  Pengadilan Tinggi yang mengharuskan
  Tergugat mengganti kerugian harus
  dibatalkan.”
    Putusan MA RI No. 753k/ Sip/ 1973, tgl.
    22 April 1975, “Keberatan yang diajukan
    Penggugat untuk Kasasi; bahwa
    Pengadilan Negeri telah menjatuhkan
    putusan sela yang merupakan putusan
    provisionil menyimpang dan melebihi dari
    surat gugatan, sebab tuntutan provisionil
    semacam itu tidak pernah diajukan oleh
    Penggugat asal, tidak dapat diterima
    karena hal itu menyebabkan batalnya
    putusan judex facti”.
    Putusan MARI No. 425k/Sip/1975, tgl. 15
    Juli 1975, “Mengabulkan lebih dari petitum
    diizinkan, asal saja sesuai dengan posita.
    Disamping itu dalam hukum acara yang
    berlaku di Indonesia, baik hukum acara
    pidana /perdata, hakim bersifat aktif”
Perubahan gugatan
   Putusan MA RI No. 209k/Sip/1970,
    tgl.6 Maret 1971, “Perubahan
    Gugatan diperbolehkan asal tidak
    mengubah atau menyimpang dari
    kejadian materil, walaupun tidak ada
    gugatan subsider (Ex aequo et
    bono)”.
   Putusan MA RI No. 1043 k/
    Sip/1971, tgl. 3 Desember 1974,
    “Perubahan atau tambahan surat
    gugatan boleh asal tidak
    mengakibatkan perubahan posita
    dan Tergugat tidak dirugikan dalam
    haknya untuk membela diri”.
   Putusan MA RI No. 226 k/Sip/1973,
    tgl. 27 November 1975, “Perubahan
    gugatan mengenai pokok perkara
    harus ditolak”.
   Putusan MA RI No. 1070
    k/Sip/1975, tgl. 7 Mei 1973, “
    Tuntutan provisional yang mengenai
    pokok perkara tidak dapat diterima “.
   Putusan MA RI No. 224 k/Sip/
    1975,tgl. 25 November 1975,
    “Pengadilan Tinggi dapat menerima
    gugatan insidentil, untuk diperiksa
    bersama-sama dengan gugatan
    pokok
Tanggung Jawab Garantor
   Putusan Mahkamah Agung Republik
    Indonesia No. 992 K/Pdt/1995 tanggal 31
    Oktober 1997 diputus oleh majelis hakim
    Yahaya Harahap, HL. Rukmini, Iswo,
    dengan kaidah hukum :
   “Status Keperdataan principal tidak dapat
    dialihkan kepada guarantor diluar
    tuntutan pembayaran hutang karena
    penjamin selamanya adalah penjamin
    atas hutang prinsipal yang tidak mampu
    membayar hutang, maka kepada diri
    guarantor tidak dapat dimintakan pailit,
    sedangkan yang dapat dituntut hanyalah
    pelunasan hutang prinsipal”.
   (Mahkamah Agung-Republik Indonesia.Yurisprudensi
    Mahkamah Agung-Republik Indonesia Jakarta:
    Oktober 1999, hal.140).
Perlindungan Hukum
    bagi Pembeli yang beriktikad baik

   Putusan Mahkamah Agung Republik
    Indonesia No. 314 K/TUN/1996 tanggal
    29 Juli 1998 diputus oleh majelis hakim German
    Hoedianto, Ny. Emin Aminah, Toton Suprapto,
    dengan kaidah hukum :
   “Pembeli lelang tanah eksekusi
    pengadilan yang dilaksanakan oleh
    kantor lelang negara harus mendapat
    perlindungan hukum, karena itu
    penguasaan sertifikat atas tanah oleh
    Pemerintah Daerah adalah tidak sah dan
    sertifikat hak miliknyaharus dinyatakan
    batal demi hukum.
   (Mahkamah Agung-Republik Indonesia.Jakarta: Oktober
    1998, hal.446).
Risalah Lelang bukan Obyek TUN
   Putusan Mahkamah Agung Republik
    Indonesia No. 47 K/TUN/1997 tanggal 26
    Januari 1998 oleh majelis hakim Sarwata,SH., German
    Hoedianto,SH dan Th. Ketut Suraputra SH, telah
    memberikan kaidah hukum :
   “Risalah lelang bukan merupakan
    keputusan Badan/Pejabat TUN tetapi
    merupakan berita acara hasil penjualan
    lelang barang tereksekusi, sebab tidak
    ada unsur „Beslissing‟ maupun
    pernyataan kehendak dari pejabat kantor
    lelang”.
   (Mahkamah Agung Republik Indonesia. Yurisprudensi
    Mahkamah Agung-Republik Indonesia.Jakarta:
    Oktober 1998, hal.537).
Hibah wewenang PA
   Putusan Mahkamah Agung No. 552
    K/Sip/1970.joPutusan Pengadilan Tinggi
    Medan No. 237/1967 jo Putusan
    Pengadilan Negeri Band Aceh No.
    10/1964.
   Kaidah Hukum :
    Pengadilan Negeri dan Pengadilan
    Tinggi (Pengadilan Umum) tidak
    berwenang untuk memeriksa
    perkara hibah yang menurut Hukum
    Agama Islam. Adapun yang
    berwenang adalah Pengadilan
    Agama/Mahkamah Syariah.
   Yurisprudensi tahun 1970 (Buku No. 4)
Kurang Memberikan Pertimbangan Hukum
yang Cukup (onvoldoende gemotiveerd).

   Putusan Mahkamah Agung No. 638 K/Sip/1969 jo
    Putusan Pengadilan Tinggi Semarang No.
    151/1969 Pdt/PT Smg. Jo Putusan Pengadilan
    Negeri Yogyakarta No. 49/1964 Pdt.
   Kaidah Hukum:
   Mahkamah Agung mengganggap
    perlu untuk meninjau keputusan
    Pengadilan Negeri dan Pengadilan
    Tinggi yang kurang cukup
    dipertimbangkan (onvoldoende
    gemotiveerd).
    ( Yurisprudensi tahun 1970 , Buku No. 4, hal 525-537)
    Putusan Mahkamah Agung No.
     492K/Sip/1970 jo Putusan Pengadilan
     Tinggi Jakarta No. 252/1968 PT Pdt. Jo
     Putusan Pengadilan Negeri Jakarta
     No. 502/67 G.
    Kaidah Hukum:
    1. Putusan Pengadilan Tinggi harus
      dibatalkan karena kurang cukup pertim
      bangannya (onvoldoende gemotiveerd)
      yaitu karena dalam putusannya itu hanya
      mempertimbangkan soal keberatan-
      keberatan yang diajukan dalam memori
      banding dan tanpa memeriksa perkara
      itu kembali baik mengenai fakta-faktanya
      maupun mengenai soal pengetrapannya
      hukumnya terus menguatkan putusan
      Pengadlan Negeri begitu saja.
2. Pertimbangan dalam Putusan Pengadilan Negeri hanya
       mempertimbangkan soal tidak benarrnya bantahan dari
       pihak tergugat, tanpa mempertimbangkan fakta-fakta
       apa dan dalil-dalil mana yang tela dianggap terbukti
       lalu mengabulkan begitu saja seluruh gugatan tanpa
       saru dasar pertimbangan adalah kurang lengkap dan
       karenanya harus dibatalkan.
3. Tuntutan-tuntutan yang berupa:
      agar semua putusan Menteri dinyatakan tidak sah
       tanpa menyebut putusan-putusan yang mana, serta
      agar segala perbuatan tergugat terhadap penggugat
       harus dinyatakan tidak sah tanpa menyebutkan
       dengan tegas perbuatan-perbuatan tergugat yang
       mana yang dituntut itu, dan
      ganti kerugian sejumlah uang tertentu tanpa perincian
       kerugian-kerugian dalam bentuk apa yang menjadi
       dasar tuntutan itu, harus dinyatakan tidak dapat
       diterima karena tuntutan tersebut adalah tidak
       jelas/tidak sempurna
     ( (Yurisprudensi tahun 1970 , Buku No. 4, hal 391-410)

More Related Content

What's hot

Catatan Pengalaman Akusisi Perseroan
Catatan Pengalaman Akusisi PerseroanCatatan Pengalaman Akusisi Perseroan
Catatan Pengalaman Akusisi PerseroanMichael Agustin
 
Uji Tuntas Hukum Akuisisi Saham
Uji Tuntas Hukum Akuisisi SahamUji Tuntas Hukum Akuisisi Saham
Uji Tuntas Hukum Akuisisi Saham
Leks&Co
 
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh KasusPenyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
Leks&Co
 
Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Ricco Survival Yubaidi
 
Akad Fidusia - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Akad Fidusia - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Akad Fidusia - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Akad Fidusia - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Ricco Survival Yubaidi
 
Perjanjian Opsi Beli - Call option agreement_Bilingual (Beli Perjanjian, Hub...
Perjanjian Opsi Beli - Call option agreement_Bilingual  (Beli Perjanjian, Hub...Perjanjian Opsi Beli - Call option agreement_Bilingual  (Beli Perjanjian, Hub...
Perjanjian Opsi Beli - Call option agreement_Bilingual (Beli Perjanjian, Hub...
GLC
 
Roya Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Roya Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Roya Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Roya Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Ricco Survival Yubaidi
 
Perjanjian Konstruksi Pembangunan Gudang dan Container Yard Terbaru (Beli Per...
Perjanjian Konstruksi Pembangunan Gudang dan Container Yard Terbaru (Beli Per...Perjanjian Konstruksi Pembangunan Gudang dan Container Yard Terbaru (Beli Per...
Perjanjian Konstruksi Pembangunan Gudang dan Container Yard Terbaru (Beli Per...
GLC
 
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Leks&Co
 
Checklist persyaratan ippr
Checklist persyaratan ippr Checklist persyaratan ippr
Checklist persyaratan ippr
nurfadhilarizmi
 
Yayasan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Yayasan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Yayasan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Yayasan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Ricco Survival Yubaidi
 
Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah
Perjanjian Pengikatan Jual Beli TanahPerjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah
Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah
Leks&Co
 
Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggunan / SKHMT - Ricco Survival Yubaidi, S.H.,...
Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggunan / SKHMT - Ricco Survival Yubaidi, S.H.,...Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggunan / SKHMT - Ricco Survival Yubaidi, S.H.,...
Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggunan / SKHMT - Ricco Survival Yubaidi, S.H.,...
Ricco Survival Yubaidi
 
Gugatan Pratun Staf UI
Gugatan Pratun Staf UIGugatan Pratun Staf UI
Gugatan Pratun Staf UI
Lucky Setia Widodo
 
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Leks&Co
 
Ppt surat kuasa
Ppt surat kuasaPpt surat kuasa
Ppt surat kuasa
Caelarsyi
 

What's hot (20)

Catatan Pengalaman Akusisi Perseroan
Catatan Pengalaman Akusisi PerseroanCatatan Pengalaman Akusisi Perseroan
Catatan Pengalaman Akusisi Perseroan
 
Uji Tuntas Hukum Akuisisi Saham
Uji Tuntas Hukum Akuisisi SahamUji Tuntas Hukum Akuisisi Saham
Uji Tuntas Hukum Akuisisi Saham
 
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh KasusPenyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
 
Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
 
Akad Fidusia - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Akad Fidusia - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Akad Fidusia - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Akad Fidusia - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
 
Perjanjian Opsi Beli - Call option agreement_Bilingual (Beli Perjanjian, Hub...
Perjanjian Opsi Beli - Call option agreement_Bilingual  (Beli Perjanjian, Hub...Perjanjian Opsi Beli - Call option agreement_Bilingual  (Beli Perjanjian, Hub...
Perjanjian Opsi Beli - Call option agreement_Bilingual (Beli Perjanjian, Hub...
 
Roya Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Roya Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Roya Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Roya Hak Tanggungan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
 
Uu 28 2004
Uu 28 2004Uu 28 2004
Uu 28 2004
 
Perjanjian Konstruksi Pembangunan Gudang dan Container Yard Terbaru (Beli Per...
Perjanjian Konstruksi Pembangunan Gudang dan Container Yard Terbaru (Beli Per...Perjanjian Konstruksi Pembangunan Gudang dan Container Yard Terbaru (Beli Per...
Perjanjian Konstruksi Pembangunan Gudang dan Container Yard Terbaru (Beli Per...
 
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
 
Checklist persyaratan ippr
Checklist persyaratan ippr Checklist persyaratan ippr
Checklist persyaratan ippr
 
Uu 22 1952
Uu 22 1952Uu 22 1952
Uu 22 1952
 
Yayasan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Yayasan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Yayasan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Yayasan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
 
Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah
Perjanjian Pengikatan Jual Beli TanahPerjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah
Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah
 
Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggunan / SKHMT - Ricco Survival Yubaidi, S.H.,...
Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggunan / SKHMT - Ricco Survival Yubaidi, S.H.,...Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggunan / SKHMT - Ricco Survival Yubaidi, S.H.,...
Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggunan / SKHMT - Ricco Survival Yubaidi, S.H.,...
 
Makalah sania dasopang
Makalah sania dasopangMakalah sania dasopang
Makalah sania dasopang
 
Surat perjanjian
Surat perjanjianSurat perjanjian
Surat perjanjian
 
Gugatan Pratun Staf UI
Gugatan Pratun Staf UIGugatan Pratun Staf UI
Gugatan Pratun Staf UI
 
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
 
Ppt surat kuasa
Ppt surat kuasaPpt surat kuasa
Ppt surat kuasa
 

Viewers also liked

<legend> presentation
<legend> presentation<legend> presentation
<legend> presentation
Alexander_2012
 
Yard sale for the cure benjamin moore proposal (final)
Yard sale for the cure benjamin moore proposal (final)Yard sale for the cure benjamin moore proposal (final)
Yard sale for the cure benjamin moore proposal (final)
Towa Beer
 
Vecka 47
Vecka 47Vecka 47
Vecka 47tinzet
 
Contemporary traditionalasmatculturepart2
Contemporary traditionalasmatculturepart2Contemporary traditionalasmatculturepart2
Contemporary traditionalasmatculturepart2
analine_123
 
Ed Min Week 3
Ed Min Week 3Ed Min Week 3
Ed Min Week 3
Rick Cramer
 
Colonial historynotes
Colonial historynotesColonial historynotes
Colonial historynotes
analine_123
 
Från ystad till...
Från ystad till...Från ystad till...
Från ystad till...tinzet
 
2013 autumn Mathematics Scientific course for entrance exam
 2013 autumn  Mathematics Scientific course  for entrance exam 2013 autumn  Mathematics Scientific course  for entrance exam
2013 autumn Mathematics Scientific course for entrance exam
Class On Cloud -
 
MadC on canvas 2012-2013
MadC on canvas 2012-2013MadC on canvas 2012-2013
MadC on canvas 2012-2013
MadCart
 
Ed Min Week 5
Ed Min Week 5Ed Min Week 5
Ed Min Week 5
Rick Cramer
 
現代と酷似する 世界恐慌の時代と 帰結としての世界大戦 ①世界恐慌とその反省 ClassOnCloud
現代と酷似する 世界恐慌の時代と 帰結としての世界大戦 ①世界恐慌とその反省 ClassOnCloud現代と酷似する 世界恐慌の時代と 帰結としての世界大戦 ①世界恐慌とその反省 ClassOnCloud
現代と酷似する 世界恐慌の時代と 帰結としての世界大戦 ①世界恐慌とその反省 ClassOnCloudClass On Cloud -
 
Mymentorsaid public deck_tb
Mymentorsaid public deck_tbMymentorsaid public deck_tb
Mymentorsaid public deck_tb
Towa Beer
 
Dhn budget webinar april 2 2012 final
Dhn budget webinar april 2 2012 finalDhn budget webinar april 2 2012 final
Dhn budget webinar april 2 2012 final
Iwg Dhn
 
Michael c long
Michael c   longMichael c   long
Michael c long
Towa Beer
 
Fågeldag
FågeldagFågeldag
Fågeldagtinzet
 
Colonial historynotespart2
Colonial historynotespart2Colonial historynotespart2
Colonial historynotespart2
analine_123
 
Ed Min Week 8
Ed Min Week 8Ed Min Week 8
Ed Min Week 8
Rick Cramer
 
Ed Min Week 4 Revised
Ed Min Week 4 RevisedEd Min Week 4 Revised
Ed Min Week 4 Revised
Rick Cramer
 
Ed Min Week 6
Ed Min Week 6Ed Min Week 6
Ed Min Week 6
Rick Cramer
 

Viewers also liked (20)

<legend> presentation
<legend> presentation<legend> presentation
<legend> presentation
 
Yard sale for the cure benjamin moore proposal (final)
Yard sale for the cure benjamin moore proposal (final)Yard sale for the cure benjamin moore proposal (final)
Yard sale for the cure benjamin moore proposal (final)
 
Vecka 47
Vecka 47Vecka 47
Vecka 47
 
Contemporary traditionalasmatculturepart2
Contemporary traditionalasmatculturepart2Contemporary traditionalasmatculturepart2
Contemporary traditionalasmatculturepart2
 
Ed Min Week 3
Ed Min Week 3Ed Min Week 3
Ed Min Week 3
 
Colonial historynotes
Colonial historynotesColonial historynotes
Colonial historynotes
 
Från ystad till...
Från ystad till...Från ystad till...
Från ystad till...
 
2013 autumn Mathematics Scientific course for entrance exam
 2013 autumn  Mathematics Scientific course  for entrance exam 2013 autumn  Mathematics Scientific course  for entrance exam
2013 autumn Mathematics Scientific course for entrance exam
 
MadC on canvas 2012-2013
MadC on canvas 2012-2013MadC on canvas 2012-2013
MadC on canvas 2012-2013
 
Ed Min Week 5
Ed Min Week 5Ed Min Week 5
Ed Min Week 5
 
現代と酷似する 世界恐慌の時代と 帰結としての世界大戦 ①世界恐慌とその反省 ClassOnCloud
現代と酷似する 世界恐慌の時代と 帰結としての世界大戦 ①世界恐慌とその反省 ClassOnCloud現代と酷似する 世界恐慌の時代と 帰結としての世界大戦 ①世界恐慌とその反省 ClassOnCloud
現代と酷似する 世界恐慌の時代と 帰結としての世界大戦 ①世界恐慌とその反省 ClassOnCloud
 
Mymentorsaid public deck_tb
Mymentorsaid public deck_tbMymentorsaid public deck_tb
Mymentorsaid public deck_tb
 
Dhn budget webinar april 2 2012 final
Dhn budget webinar april 2 2012 finalDhn budget webinar april 2 2012 final
Dhn budget webinar april 2 2012 final
 
Michael c long
Michael c   longMichael c   long
Michael c long
 
Fågeldag
FågeldagFågeldag
Fågeldag
 
Colonial historynotespart2
Colonial historynotespart2Colonial historynotespart2
Colonial historynotespart2
 
Ed Min Week 8
Ed Min Week 8Ed Min Week 8
Ed Min Week 8
 
Ed Min Week 4 Revised
Ed Min Week 4 RevisedEd Min Week 4 Revised
Ed Min Week 4 Revised
 
Ed Min Week 6
Ed Min Week 6Ed Min Week 6
Ed Min Week 6
 
Handboek ICT EventsIT
Handboek ICT EventsITHandboek ICT EventsIT
Handboek ICT EventsIT
 

Similar to Yurisprudensi

BAB III HAP.ppt
BAB III HAP.pptBAB III HAP.ppt
BAB III HAP.ppt
MuhamadSaefulAnwar2
 
7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun
7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun
7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tunMoel Ryadhie
 
4. GUGATAN.pptx
4. GUGATAN.pptx4. GUGATAN.pptx
4. GUGATAN.pptx
SuhendriHendri9
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA - 15.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA - 15.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA - 15.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA - 15.ppt
AuliaR8
 
2.2-GUGATAN-DAN-PERMOHONAN-Tindakan-Sebelum-Sidang-HAPER.pptx
2.2-GUGATAN-DAN-PERMOHONAN-Tindakan-Sebelum-Sidang-HAPER.pptx2.2-GUGATAN-DAN-PERMOHONAN-Tindakan-Sebelum-Sidang-HAPER.pptx
2.2-GUGATAN-DAN-PERMOHONAN-Tindakan-Sebelum-Sidang-HAPER.pptx
PembayunAM
 
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Idik Saeful Bahri
 
2.2-GUGATAN-DAN-PERMOHONAN-Tindakan-Sebelum-Sidang-HAPER.pptx
2.2-GUGATAN-DAN-PERMOHONAN-Tindakan-Sebelum-Sidang-HAPER.pptx2.2-GUGATAN-DAN-PERMOHONAN-Tindakan-Sebelum-Sidang-HAPER.pptx
2.2-GUGATAN-DAN-PERMOHONAN-Tindakan-Sebelum-Sidang-HAPER.pptx
ssuser698e0f
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
asifsardari
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
MaulanaAminThahir1
 
GUGATAN_dalam_Acara_Perdata.pptx
GUGATAN_dalam_Acara_Perdata.pptxGUGATAN_dalam_Acara_Perdata.pptx
GUGATAN_dalam_Acara_Perdata.pptx
Andi Komara
 
Upaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaUpaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidana
Ica Diennissa
 
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Idik Saeful Bahri
 
praktik peradilan perdata
praktik peradilan perdatapraktik peradilan perdata
praktik peradilan perdata
anthonius karianga
 
eksekusi putusan Hakim perdata .ppt
eksekusi putusan Hakim perdata .ppteksekusi putusan Hakim perdata .ppt
eksekusi putusan Hakim perdata .ppt
AZIS50
 
UPAYAHUKUM.ppt
UPAYAHUKUM.pptUPAYAHUKUM.ppt
UPAYAHUKUM.ppt
Widodo Wicaksono
 
UPAYAHUKUM.ppt
UPAYAHUKUM.pptUPAYAHUKUM.ppt
UPAYAHUKUM.ppt
Widodo Wicaksono
 
UPAYAHUKUM.ppt
UPAYAHUKUM.pptUPAYAHUKUM.ppt
UPAYAHUKUM.ppt
Widodo Wicaksono
 
upayahukum.ppt
upayahukum.pptupayahukum.ppt
upayahukum.ppt
ssuserb4588b
 
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
Idik Saeful Bahri
 
kuliah1.ppt
kuliah1.pptkuliah1.ppt
kuliah1.ppt
WahyuSaputra376866
 

Similar to Yurisprudensi (20)

BAB III HAP.ppt
BAB III HAP.pptBAB III HAP.ppt
BAB III HAP.ppt
 
7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun
7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun
7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun
 
4. GUGATAN.pptx
4. GUGATAN.pptx4. GUGATAN.pptx
4. GUGATAN.pptx
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA - 15.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA - 15.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA - 15.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA - 15.ppt
 
2.2-GUGATAN-DAN-PERMOHONAN-Tindakan-Sebelum-Sidang-HAPER.pptx
2.2-GUGATAN-DAN-PERMOHONAN-Tindakan-Sebelum-Sidang-HAPER.pptx2.2-GUGATAN-DAN-PERMOHONAN-Tindakan-Sebelum-Sidang-HAPER.pptx
2.2-GUGATAN-DAN-PERMOHONAN-Tindakan-Sebelum-Sidang-HAPER.pptx
 
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
 
2.2-GUGATAN-DAN-PERMOHONAN-Tindakan-Sebelum-Sidang-HAPER.pptx
2.2-GUGATAN-DAN-PERMOHONAN-Tindakan-Sebelum-Sidang-HAPER.pptx2.2-GUGATAN-DAN-PERMOHONAN-Tindakan-Sebelum-Sidang-HAPER.pptx
2.2-GUGATAN-DAN-PERMOHONAN-Tindakan-Sebelum-Sidang-HAPER.pptx
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
 
GUGATAN_dalam_Acara_Perdata.pptx
GUGATAN_dalam_Acara_Perdata.pptxGUGATAN_dalam_Acara_Perdata.pptx
GUGATAN_dalam_Acara_Perdata.pptx
 
Upaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaUpaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidana
 
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
 
praktik peradilan perdata
praktik peradilan perdatapraktik peradilan perdata
praktik peradilan perdata
 
eksekusi putusan Hakim perdata .ppt
eksekusi putusan Hakim perdata .ppteksekusi putusan Hakim perdata .ppt
eksekusi putusan Hakim perdata .ppt
 
UPAYAHUKUM.ppt
UPAYAHUKUM.pptUPAYAHUKUM.ppt
UPAYAHUKUM.ppt
 
UPAYAHUKUM.ppt
UPAYAHUKUM.pptUPAYAHUKUM.ppt
UPAYAHUKUM.ppt
 
UPAYAHUKUM.ppt
UPAYAHUKUM.pptUPAYAHUKUM.ppt
UPAYAHUKUM.ppt
 
upayahukum.ppt
upayahukum.pptupayahukum.ppt
upayahukum.ppt
 
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
 
kuliah1.ppt
kuliah1.pptkuliah1.ppt
kuliah1.ppt
 

Yurisprudensi

  • 1. Yurisprudensi Oleh: YAS
  • 2. Objek perkara harus jelas  Putusan MA RI No. 565 k/Sip/1973, tgl. 21 Agustus 1974, “Kalau objek gugatan tidak jelas, maka gugatan tidak dapat diterima”.  Putusan MA RI No. 1149 k/Sip/1979, tgl. 17 April 1979, “Bila tidak jelas batas-batas tanah sengketa, maka gugatan tidak dapat diterima”.
  • 3. Hubungan posita dan petitum  Putusan MARI No. 67 k/Sip/1975, tgl. 13 Mei 1975, “ Petitum tidak sesuai dengan posita, maka permohonan kasasi dapat diterima dan putusan Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri dibatalkan”.  Putusan MA RI No. 556 k/Sip/1971, tgl. 10 November 1971 jo Putusan MA RI No. 1245 k/Sip/1974,tgl. 9 November 1976, “Putusan yang mengabulkan lebih dari yang dituntut, diizinkan selama hal itu masih sesuai dengan keadaan materil, asal tidak menyimpang daripada apa yang dituntut dan putusan yang hanya meminta sebagian saja, sesuai putusan MA No. 339 k/Sip/1969
  • 4. Dwangsom (uang paksa), Ps. 225 HIR jo 1267 BW  Putusan MA RI No. 307k /Sip/1976, tgl. 7 Desember 1976, “Dwangsom akan ditolak apabila putusan dapat dilaksanakan dengan eksekusi riil”  Putusan MA RI No. 79k/Sip/1972, “ Dwangsom tidak dapat dituntut bersama –sama dengan tuntutan membayar uang”
  • 5. Ne bis in idem Unsur-unsur nebis in idem :  Objek tuntutan sama  Alasan yang sama  Subjek gugatan sama
  • 6. Putusan MA RI No. 144 k/Sip/1973, tgl. 27 Juni 1973, “Putusan declaratoir Pengadilan Negeri mengenai penetapan ahli waris/ warisan bukan merupakan nebis in idem”.  Putusan MA RI No. 102 k/Sip/1968, “Bila ternyata pihak-pihak berbeda dengan pihak-pihak dalam perkara yang sudah diputus terlebih dahulu, maka tidak ada nebis in idem”.
  • 7. Para Pihak Harus Lengkap  Putusan MA RI No. 663k/Sip/1971, tgl. 6 Agustus 1971 Jo. Putusan MARI No. 1038k/Sip/1972, tgl. 1 Agustus 1973, “Turut Tergugat adalah seseorang yang tidak menguasai sesuatu barang akan tetapi demi formalitas gugatan harus dilibatkan guna dalam petitum sebagai pihak yang tunduk dan taat pada putusan hakim perdata.”
  • 8. Tuntutan Provisionil  Putusan MA RI No. 1070k /Sip / 1972, tgl. 7 Mei 1973, “Tuntutan provisionil yang tercantum dalam pasal 180 HIR hanyalah untuk memperoleh tindakan-tindakan sementara selama proses berjalan; tuntutan provisionil yang mengenai pokok perkara tidak dapat diterima “.  Putusan MARI No. 1400k/Sip/1974, tgl. 18 Nopember 1975, “Perbedaan hakim- hakim anggota dalam pemeriksaan tuntutan provisionil dan dalam pemeriksaan pokok perkara adalah tidak mengakibatkan batalnya seluruh putusan karena tuntutan provisionil sifatnya mempermudah pemeriksaan dalam pemutusan pokok perkara”.
  • 9. Putusan MA RI No. 753k/ Sip/ 1973, tgl. 22 April 1975, “Keberatan yang diajukan Penggugat untuk Kasasi; bahwa Pengadilan Negeri telah menjatuhkan putusan sela yang merupakan putusan provisionil menyimpang dan melebihi dari surat gugatan, sebab tuntutan provisionil semacam itu tidak pernah diajukan oleh Penggugat asal, tidak dapat diterima karena hal itu menyebabkan batalnya putusan judex facti”.  Putusan MA RI No. 279k/Sip/1976, tgl. 5 Juli 1976, “Permohonan provisi seharusnya bertujuan agar ada tindakan hakim yang mengenai pokok perkara; permohonan provisi yang berisikan pokok perkara harus ditolak”.
  • 10. Tuntutan Warisan-Daluarsa  Putusan MA RI No. 7 k/Sip/1973, tgl. 27 Februari 1975,” Tidak ada batas waktu daluarsa dalam menggugat harta warisan “.
  • 11. Mengabulkan apa yg tak dituntut Putusan MA RI No. 339k/Sip/ 1969, tgl. 21 Februari 1970,  Putusan Pengadilan Negeri harus dibatalkan karena putusannya menyimpang daripada yang dituntut dalam surat gugatan lagipula putusannya melebihi dari apa yang dituntut dan lebih menguntungkan pihak Tergugat sedang sebenarnya tidak ada tuntutan rekopensi.  Putusan Pengadilan Tinggi juga harus dibatalkan karena hanya memutus sebagian saja dari tuntutan. Putusan MARI No. 77 k/Sip/1973, tgl. 19 September 1973, “Karena petitum tidak menuntut ganti rugi, maka putusan Pengadilan Tinggi yang mengharuskan Tergugat mengganti kerugian harus dibatalkan.”
  • 12. Putusan MA RI No. 753k/ Sip/ 1973, tgl. 22 April 1975, “Keberatan yang diajukan Penggugat untuk Kasasi; bahwa Pengadilan Negeri telah menjatuhkan putusan sela yang merupakan putusan provisionil menyimpang dan melebihi dari surat gugatan, sebab tuntutan provisionil semacam itu tidak pernah diajukan oleh Penggugat asal, tidak dapat diterima karena hal itu menyebabkan batalnya putusan judex facti”.  Putusan MARI No. 425k/Sip/1975, tgl. 15 Juli 1975, “Mengabulkan lebih dari petitum diizinkan, asal saja sesuai dengan posita. Disamping itu dalam hukum acara yang berlaku di Indonesia, baik hukum acara pidana /perdata, hakim bersifat aktif”
  • 13. Perubahan gugatan  Putusan MA RI No. 209k/Sip/1970, tgl.6 Maret 1971, “Perubahan Gugatan diperbolehkan asal tidak mengubah atau menyimpang dari kejadian materil, walaupun tidak ada gugatan subsider (Ex aequo et bono)”.  Putusan MA RI No. 1043 k/ Sip/1971, tgl. 3 Desember 1974, “Perubahan atau tambahan surat gugatan boleh asal tidak mengakibatkan perubahan posita dan Tergugat tidak dirugikan dalam haknya untuk membela diri”.
  • 14. Putusan MA RI No. 226 k/Sip/1973, tgl. 27 November 1975, “Perubahan gugatan mengenai pokok perkara harus ditolak”.  Putusan MA RI No. 1070 k/Sip/1975, tgl. 7 Mei 1973, “ Tuntutan provisional yang mengenai pokok perkara tidak dapat diterima “.  Putusan MA RI No. 224 k/Sip/ 1975,tgl. 25 November 1975, “Pengadilan Tinggi dapat menerima gugatan insidentil, untuk diperiksa bersama-sama dengan gugatan pokok
  • 15. Tanggung Jawab Garantor  Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 992 K/Pdt/1995 tanggal 31 Oktober 1997 diputus oleh majelis hakim Yahaya Harahap, HL. Rukmini, Iswo, dengan kaidah hukum :  “Status Keperdataan principal tidak dapat dialihkan kepada guarantor diluar tuntutan pembayaran hutang karena penjamin selamanya adalah penjamin atas hutang prinsipal yang tidak mampu membayar hutang, maka kepada diri guarantor tidak dapat dimintakan pailit, sedangkan yang dapat dituntut hanyalah pelunasan hutang prinsipal”.  (Mahkamah Agung-Republik Indonesia.Yurisprudensi Mahkamah Agung-Republik Indonesia Jakarta: Oktober 1999, hal.140).
  • 16. Perlindungan Hukum bagi Pembeli yang beriktikad baik  Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 314 K/TUN/1996 tanggal 29 Juli 1998 diputus oleh majelis hakim German Hoedianto, Ny. Emin Aminah, Toton Suprapto, dengan kaidah hukum :  “Pembeli lelang tanah eksekusi pengadilan yang dilaksanakan oleh kantor lelang negara harus mendapat perlindungan hukum, karena itu penguasaan sertifikat atas tanah oleh Pemerintah Daerah adalah tidak sah dan sertifikat hak miliknyaharus dinyatakan batal demi hukum.  (Mahkamah Agung-Republik Indonesia.Jakarta: Oktober 1998, hal.446).
  • 17. Risalah Lelang bukan Obyek TUN  Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 47 K/TUN/1997 tanggal 26 Januari 1998 oleh majelis hakim Sarwata,SH., German Hoedianto,SH dan Th. Ketut Suraputra SH, telah memberikan kaidah hukum :  “Risalah lelang bukan merupakan keputusan Badan/Pejabat TUN tetapi merupakan berita acara hasil penjualan lelang barang tereksekusi, sebab tidak ada unsur „Beslissing‟ maupun pernyataan kehendak dari pejabat kantor lelang”.  (Mahkamah Agung Republik Indonesia. Yurisprudensi Mahkamah Agung-Republik Indonesia.Jakarta: Oktober 1998, hal.537).
  • 18. Hibah wewenang PA  Putusan Mahkamah Agung No. 552 K/Sip/1970.joPutusan Pengadilan Tinggi Medan No. 237/1967 jo Putusan Pengadilan Negeri Band Aceh No. 10/1964.  Kaidah Hukum : Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi (Pengadilan Umum) tidak berwenang untuk memeriksa perkara hibah yang menurut Hukum Agama Islam. Adapun yang berwenang adalah Pengadilan Agama/Mahkamah Syariah.  Yurisprudensi tahun 1970 (Buku No. 4)
  • 19. Kurang Memberikan Pertimbangan Hukum yang Cukup (onvoldoende gemotiveerd).  Putusan Mahkamah Agung No. 638 K/Sip/1969 jo Putusan Pengadilan Tinggi Semarang No. 151/1969 Pdt/PT Smg. Jo Putusan Pengadilan Negeri Yogyakarta No. 49/1964 Pdt.  Kaidah Hukum:  Mahkamah Agung mengganggap perlu untuk meninjau keputusan Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi yang kurang cukup dipertimbangkan (onvoldoende gemotiveerd). ( Yurisprudensi tahun 1970 , Buku No. 4, hal 525-537)
  • 20. Putusan Mahkamah Agung No. 492K/Sip/1970 jo Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta No. 252/1968 PT Pdt. Jo Putusan Pengadilan Negeri Jakarta No. 502/67 G.  Kaidah Hukum: 1. Putusan Pengadilan Tinggi harus dibatalkan karena kurang cukup pertim bangannya (onvoldoende gemotiveerd) yaitu karena dalam putusannya itu hanya mempertimbangkan soal keberatan- keberatan yang diajukan dalam memori banding dan tanpa memeriksa perkara itu kembali baik mengenai fakta-faktanya maupun mengenai soal pengetrapannya hukumnya terus menguatkan putusan Pengadlan Negeri begitu saja.
  • 21. 2. Pertimbangan dalam Putusan Pengadilan Negeri hanya mempertimbangkan soal tidak benarrnya bantahan dari pihak tergugat, tanpa mempertimbangkan fakta-fakta apa dan dalil-dalil mana yang tela dianggap terbukti lalu mengabulkan begitu saja seluruh gugatan tanpa saru dasar pertimbangan adalah kurang lengkap dan karenanya harus dibatalkan. 3. Tuntutan-tuntutan yang berupa:  agar semua putusan Menteri dinyatakan tidak sah tanpa menyebut putusan-putusan yang mana, serta  agar segala perbuatan tergugat terhadap penggugat harus dinyatakan tidak sah tanpa menyebutkan dengan tegas perbuatan-perbuatan tergugat yang mana yang dituntut itu, dan  ganti kerugian sejumlah uang tertentu tanpa perincian kerugian-kerugian dalam bentuk apa yang menjadi dasar tuntutan itu, harus dinyatakan tidak dapat diterima karena tuntutan tersebut adalah tidak jelas/tidak sempurna ( (Yurisprudensi tahun 1970 , Buku No. 4, hal 391-410)