SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
1




                     UNDANG- UNDANG REPUBLIK INDONESIA
                                NOMOR 28 TAHUN 2004
                                            TENTANG
P E R U B A H A N A T A S U N D A N G - UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN


                    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


                          PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,


Menimbang:
a.   bahwa Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan mulai berlaku pada
     tanggal 6 Agustus 2002, namun Undang-undang tersebut dalam perkembangannya
     belum menampung seluruh kebutuhan dan perkembangan hukum dalam masyarakat,
     serta terdapat beberapa substansi yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran, maka
     perlu dilakukan perubahan terhadap Undang-undang tersebut;
b.   bahwa perubahan tersebut dimaksudkan untuk lebih menjamin kepastian dan ketertiban
     hukum, serta memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat mengenai
     Yayasan;
c.   bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b,
     perlu membentuk Undang-undang tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 16
     Tahun 2001 tentang Yayasan.


Mengingat:
1.   Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
     1945;
2.   Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (Lembaran Negara Republik
     Indonesia Tahun 2001 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4132).


                             Dengan Persetujuan Bersama:
                    DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
                                              dan
                               PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA


                                        MEMUTUSKAN:


Menetapkan:
UNDANG - UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANGUNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001
TENTANG YAYASAN


                                           Pasal I
Beberapa ketentuan, penjelasan umum, dan penjelasan pasal dalam Undang-undang Nomor 16
Tahun 2001 tentang Yayasan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4132), diubah sebagai berikut:
1.   Ketentuan Pasal 3 substansi tetap dan penjelasannya diubah sehingga rumusan
     penjelasan Pasal 3 adalah sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Pasal Demi Pasal
     Angka 1 Undang-undang ini.
2.   Ketentuan Pasal 5 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
2




                                           quot;Pasal 5
     (1)   Kekayaan Yayasan baik berupa uang, barang, maupun kekayaan lain yang
           diperoleh Yayasan berdasarkan Undang-undang ini, dilarang dialihkan atau
           dibagikan secara langsung atau tidak langsung, baik dalam bentuk gaji, upah,
           maupun honorarium, atau bentuk lain yang dapat dinilai dengan uang kepada
           Pembina, Pengurus dan Pengawas.
     (2)   Pengecualian atas ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
           ditentukan dalam Anggaran Dasar Yayasan bahwa Pengurus menerima gaji, upah,
           atau honorarium, dalam hal Pengurus Yayasan:
           a.    bukan pendiri Yayasan dan tidak terafiliasi dengan Pendiri, Pembina, dan
                 Pengawas; dan
           b.     melaksanakan kepengurusan Yayasan secara langsung dan penuh.
     (3)   Penentuan mengenai gaji, upah, atau honorarium sebagaimana dimaksud pada
           ayat (2), ditetapkan oleh Pembina sesuai dengan kemampuan kekayaan Yayasan.quot;
3.   Ketentuan Pasal 11 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
                                          quot;Pasal 11
     (1)   Yayasan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian Yayasan
           sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2), memperoleh pengesahan dari
           Menteri.
     (2)   Untuk memperoleh pengesahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pendiri
           atau kuasanya mengajukan permohonan kepada Menteri melalui Notaris yang
           membuat akta pendirian Yayasan tersebut.
     (3)   Notaris sebagaimana dimaksud pada ayat (2), wajib menyampaikan permohonan
           pengesahan kepada Menteri dalam jangka waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari
           terhitung sejak tanggal akta pendirian Yayasan ditandatangani.
     (4)   Dalam memberikan pengesahan akta pendirian Yayasan sebagaimana dimaksud
           pada ayat (1), Menteri dapat meminta pertimbangan dari instansi terkait dalam
           jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal permohonan
           diterima secara lengkap.
     (5)   Instansi terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (4), wajib menyampaikan
           jawaban dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak
           tanggal permintaan pertimbangan diterima.
     (6)   Permohonan pengesahan akta pendirian Yayasan dikenakan biaya yang besarnya
           ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.quot;


4.   Ketentuan Pasal 12 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
                                          quot;Pasal 12
     (1)   Permohonan pengesahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2), diajukan
           secara tertulis kepada Menteri.
     (2)   Pengesahan terhadap permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
           diberikan atau ditolak dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari
           terhitung sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap.
     (3)   Dalam hal diperlukan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal I1 ayat
           (4), pengesahan diberikan atau ditolak dalam jangka waktu paling lambat 14
           (empat belas) hari terhitung sejak tanggal jawaban atas permintaan pertimbangan
           dari instansi terkait diterima.
     (4)   Dalam hal jawaban atas permintaan pertimbangan tidak diterima, pengesahan
           diberikan atau ditolak dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari
           terhitung sejak tanggal permintaan pertimbangan disampaikan kepada instansi
           terkait.quot;
3




5.    Di antara Pasal 13 dan Pasal 14 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 13A, sehingga
      berbunyi sebagai berikut:
                                          quot;Pasal 13A
      Perbuatan hukum yang dilakukan oleh Pengurus atas nama Yayasan sebelum Yayasan
      memperoleh status badan hukum menjadi tanggung jawab Pengurus secara tanggung
      renteng.quot;
6.    Ketentuan Pasal 24 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
                                             quot;Pasal 24
      (1)   Akta pendirian Yayasan yang telah disahkan sebagai badan hukum atau
            perubahan Anggaran Dasar yang telah disetujui atau telah diberitahukan wajib
            diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia.
      (2)   Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan oleh Menteri dalam
            jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal akta
            pendirian Yayasan disahkan atau perubahan Anggaran Dasar disetujui atau
            diterima Menteri.
      (3)   Tata cara mengenai pengumuman dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
            peraturan perundang-undangan.
      (4)   Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikenakan biaya yang
            besarnya ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.quot;
7.    Pasal 25 dihapus.
8.    Ketentuan Pasal 32 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
                                           quot;Pasal 32
      (1)   Pengurus Yayasan diangkat oleh Pembina berdasarkan keputusan rapat Pembina
            untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali.
      (2)   Pengurus Yayasan dapat diangkat kembali setelah masa jabatan pertama berakhir
            untuk masa jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan dalam
            Anggaran Dasar.
      (3)   Susunan Pengurus sekurang-kurangnya terdiri atas:
            a.     seorang ketua;
            b.     seorang sekretaris; dan
            c.     seorang bendahara.
      (4)   Dalam hal Pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (1), selama menjalankan
            tugas melakukan tindakan yang oleh Pembina dinilai merugikan Yayasan, maka
            berdasarkan keputusan rapat Pembina, Pengurus tersebut dapat diberhentikan
            sebelum masa kepengurusannya berakhir.
      (5)   Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan, tata cara pengangkatan, pemberhentian,
            dan penggantian Pengurus diatur dalam Anggaran Dasar.quot;
9.    Ketentuan Pasal 33 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
                                           quot;Pasal 33
      (1)   Dalam hal terjadi penggantian Pengurus, Pengurus yang menggantikan
            menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Menteri.
      (2)   Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib disampaikan dalam
            jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal
            penggantian Pengurus Yayasan.quot;
10.   Ketentuan Pasal 34 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
                                             quot;Pasal 34
      (1)   Pengurus Yayasan sewaktu-waktu dapat diberhentikan berdasarkan keputusan
            rapat Pembina.
      (2)   Dalam hal pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian Pengurus dilakukan
            tidak sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar, atas permohonan yang
4




            berkepentingan atau atas permintaan Kejaksaan dalam hal mewakili kepentingan
            umum, Pengadilan dapat membatalkan pengangkatan, pemberhentian, atau
            penggantian tersebut dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari
            terhitung sejak tanggal permohonan pembatalan diajukan.quot;
11.   Ketentuan Pasal 38 diubah, sehingga berbunyi berikut:
                                          quot;Pasal 38
      (1)   Yayasan dilarang mengadakan perjanjian dengan organisasi yang terafiliasi
            dengan Yayasan, Pembina, Pengurus, dan/atau Pengawas Yayasan, atau seseorang
            yang bekerja pada Yayasan.
      (2)   Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak berlaku dalam hal perjanjian
            tersebut bermanfaat bagi tercapainya maksud dan tujuan Yayasan.quot;
12.   Pasal 41 dihapus.
13.   Ketentuan Pasal 44 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
                                           quot;Pasal 44
      (1)   Pengawas Yayasan diangkat oleh Pembina berdasarkan keputusan rapat Pembina
            untuk jangka waktu selama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali.
      (2)   Pengawas Yayasan dapat diangkat kembali setelah masa jabatan pertama berakhir
            untuk masa jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan dalam
            Anggaran Dasar.
      (3)   Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan, tata cara pengangkatan, pemberhentian,
            dan penggantian Pengawas diatur dalam Anggaran Dasar.quot;
14.   Ketentuan Pasal 45 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
                                           quot;Pasal 45
      (1)   Dalam    hal    terjadi    penggantian    Pengawas,       Pengurus   menyampaikan
            pemberitahuan secara tertulis kepada Menteri.
      (2)   Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib disampaikan dalam
            jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal
            penggantian Pengawas Yayasan.quot;
15.   Ketentuan Pasal 46 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
                                           quot;Pasal 46
      (1)   Pengawas Yayasan sewaktu-waktu dapat diberhentikan berdasarkan keputusan
            rapat Pembina.
      (2)   Dalam hal pengangkatan, pemberhentian dan penggantian Pengawas dilakukan
            tidak sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar, atas permohonan yang
            berkepentingan atau atas permintaan Kejaksaan dalam hal mewakili kepentingan
            umum, Pengadilan dapat membatalkan pengangkatan, pemberhentian, atau
            penggantian Pengawas tersebut dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
            hari terhitung sejak tanggal permohonan pembatalan diajukan.quot;
16.   Ketentuan Pasal 52 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
                                           quot;Pasal 52
      (1)   Ikhtisar laporan tahunan Yayasan diumumkan pada papan pengumuman di kantor
            Yayasan.
      (2)   Ikhtisar laporan keuangan yang merupakan bagian dari ikhtisar laporan tahunan
            sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib diumumkan dalam surat kabar harian
            berbahasa Indonesia bagi Yayasan yang:
            a.    memperoleh bantuan Negara, bantuan luar negeri, dan/atau pihak lain
                  sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) atau lebih, dalam I (satu)
                  tahun buku; atau
            b.    mempunyai kekayaan di luar harta wakaf sebesar Rp20.000.000.000,00 (dua
                  puluh miliar rupiah) atau lebih.
5




      (3)   Laporan keuangan Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), wajib diaudit
            oleh Akuntan Publik.
      (4)   Hasil audit terhadap laporan keuangan Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat
            (3), disampaikan kepada Pembina Yayasan yang bersangkutan dan tembusannya
            kepada Menteri dan instansi terkait.
      (5)   Laporan keuangan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang
            berlaku.quot;
17.   Ketentuan Pasal 58 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
                                       quot;Pasal 58
      (1)   Pengurus dari masing-masing Yayasan yang akan menggabungkan diri dan yang
            akan menerima penggabungan menyusun usul rencana penggabungan.
      (2)   Usul rencana penggabungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dituangkan
            dalam rancangan akta penggabungan oleh Pengurus dari Yayasan yang akan
            menggabungkan diri dan yang akan menerima penggabungan.
      (3)   Rancangan akta penggabungan          harus   mendapat     persetujuan   dari   Pembina
            masing-masing Yayasan.
      (4)   Rancangan akta penggabungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dituangkan
            dalam akta penggabungan yang dibuat di hadapan Notaris dalam bahasa
            Indonesia.quot;
18.   Ketentuan Pasal 60 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
                                         quot;Pasal 60
      (1)   Dalam hal penggabungan Yayasan diikuti dengan perubahan Anggaran Dasar
            yang memerlukan persetujuan Menteri, maka akta perubahan Anggaran Dasar
            Yayasan wajib disampaikan kepada Menteri untuk memperoleh persetujuan
            dengan dilampiri akta penggabungan.
      (2)   Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan dalam jangka waktu
            paling lambat 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima.
      (3)   Dalam hal permohonan ditolak, maka penolakan tersebut harus diberitahukan
            kepada pemohon secara tertulis disertai alasannya dalam jangka waktu
            sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
      (4)   Dalam hal persetujuan atau penolakan tidak diberikan dalam jangka waktu
            sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka perubahan Anggaran Dasar dianggap
            disetujui dan Menteri wajib mengeluarkan keputusan persetujuan.quot;
19.   Ketentuan Pasal 68 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
                                         quot;Pasal 68
      (1)   Kekayaan sisa hasil likuidasi diserahkan kepada Yayasan lain yang mempunyai
            kesamaan kegiatan dengan Yayasan yang bubar.
      (2)   Kekayaan sisa hasil likuidasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
            diserahkan kepada badan hukum lain yang mempunyai kesamaan kegiatan
            dengan Yayasan yang bubar, apabila hal tersebut diatur dalam Undang-undang
            mengenai badan hukum tersebut.
      (3)   Dalam hal kekayaan sisa hasil likuidasi tidak diserahkan kepada Yayasan lain atau
            kepada badan hukum lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
            kekayaan tersebut diserahkan kepada Negara dan penggunaannya dilakukan
            sesuai dengan kegiatan Yayasan yang bubar.quot;


20.   Ketentuan Pasal 71 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
                                           quot;Pasal 71
      (1)   Pada saat Undang-undang ini mulai berlaku, Yayasan yang:
            a.    telah didaftarkan di Pengadilan Negeri dan diumumkan dalam Tambahan
                  Berita Negara Republik Indonesia; atau
6




            b.    telah didaftarkan di Pengadilan Negeri dan mempunyai izin melakukan
                  kegiatan dari instansi terkait;
            tetap diakui sebagai badan hukum dengan ketentuan dalam jangka waktu paling
            lambat 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal Undang-undang ini mulai berlaku,
            Yayasan tersebut wajib menyesuaikan Anggaran Dasarnya dengan ketentuan
            Undang-undang ini.
      (2)   Yayasan yang telah didirikan dan tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
            dimaksud pada ayat (1), dapat memperoleh status badan hukum dengan cara
            menyesuaikan Anggaran Dasarnya dengan ketentuan Undang-undang ini, dan
            mengajukan permohonan kepada Menteri dalam jangka waktu paling lambat I
            (satu) tahun terhitung sejak tanggal Undang-undang ini mulai berlaku.
      (3)   Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib diberitahukan kepada
            Menteri paling lambat 1 (satu) tahun setelah pelaksanaan penyesuaian.
      (4)   Yayasan yang tidak menyesuaikan Anggaran Dasarnya dalam jangka waktu
            sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan Yayasan sebagaimana dimaksud pada
            ayat (2), tidak dapat menggunakan kata quot;Yayasanquot; di depan namanya dan dapat
            dibubarkan berdasarkan putusan Pengadilan atas permohonan Kejaksaan atau
            pihak yang berkepentingan.quot;
21.   Ketentuan Pasal 72 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
                                          quot;Pasal 72
      (1)    Yayasan yang sebagian kekayaannya berasal dari bantuan Negara, bantuan luar
             negeri, dan/atau sumbangan masyarakat yang diperolehnya sebagai akibat
             berlakunya suatu peraturan perundang-undangan wajib mengumumkan ikhtisar
             laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (2) yang mencakup
             kekayaannya selama 10 (sepuluh) tahun sebelum Undang-undang ini
             diundangkan.
      (2)    Pengumuman ikhtisar laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak
             menghapus hak dan dari pihak yang berwajib untuk melakukan pemeriksaan,
             penyidikan, dan penuntutan, apabila ada dugaan terjadi pelanggaran hukum.quot;
22.   Di antara Pasal 72 dan Pasal 73 disisipkan 2 (dua) pasal, yakni Pasal 72 A dan Pasal 72 B,
      sehingga berbunyi sebagai berikut:
                                    quot;Pasal 72 A
      Pada saat Undang-undang ini mulai berlaku, ketentuan Anggaran Dasar Yayasan
      sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (1) dan ayat (2) yang belum disesuaikan
      dengan ketentuan Undang-undang ini, tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan
      dengan Undang-undang ini.
                                         Pasal 72 B
      Pada saat Undang-undang ini mulai berlaku, permohonan pengesahan akta pendirian
      Yayasan, permohonan perubahan Anggaran Dasar Yayasan, dan pemberitahuan
      penyesuaian Anggaran Dasar Yayasan yang telah diterima Menteri, diproses
      berdasarkan Undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya.quot;
23.   Penjelasan Umum Alinea Ketiga, frase quot;atau pejabat yang ditunjukquot;, di antara frase
      quot;Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusiaquot; dan frase quot;Ketentuan tersebutquot; dihapus.
24.   Penjelasan Umum Alinea Keempat, frase quot;dapat diajukan kepada Kepala Kantor Wilayah
      Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia yang wilayah kerjanya meliputi tempat
      kedudukan Yayasanquot; di antara frase quot;permohonan pendirian Yayasanquot; dan frase quot;Di
      samping ituquot;, diganti menjadi frase quot;diajukan kepada Menteri melalui Notaris yang
      membuat akta pendirian Yayasan tersebut.quot;


25.   Penjelasan Umum Alinea Ketujuh, frase quot; Yayasan yang kekayaannya berasal dari
      Negara,quot; di antara frase quot;Selanjutnya, terhadapquot; dan frase quot;bantuan luar negeri atau
      pihak lain,quot; diubah menjadi frase quot;Yayasan yang memperoleh bantuan dari Negara,quot; dan
7




      frase quot;laporan tahunannya wajib diumumkanquot; di antara frase quot;oleh akuntan publik danquot;
      dan frase quot;dalam surat kabar berbahasa Indonesiaquot;, diubah menjadi frase quot;laporan
      keuangannya wajib diumumkanquot;.
                                         Pasal II
Undang-undang ini mulai berlaku 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.



                                       Disahkan Di Jakarta,
                                  Pada Tanggal 6 Oktober 2004
                                PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
                                            Ttd.
                                  MEGAWATI SOEKARNOPUTRI


                                     Diundangkan Di Jakarta,
                                  Pada Tanggal 6 Oktober 2004
                          SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,
                                          Ttd.
                                      BAMBANG KESOWO


              LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2004 NOMOR 115

More Related Content

What's hot

Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah
Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada DaerahPeraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah
Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada DaerahPenataan Ruang
 
2012 Perda ijin gangguan
2012 Perda ijin gangguan2012 Perda ijin gangguan
2012 Perda ijin gangguanPA_Klaten
 
Pp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerah
Pp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerahPp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerah
Pp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerahmas_kus
 
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta KerjaHukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta KerjaLeks&Co
 
Yayasan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Yayasan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Yayasan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Yayasan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Ricco Survival Yubaidi
 
Naskah perjanjian hibah daerah
Naskah perjanjian hibah daerahNaskah perjanjian hibah daerah
Naskah perjanjian hibah daerahYgrex Thebygdanns
 
Materi Pendirian Perseroan Terbatas (PT) - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Materi Pendirian Perseroan Terbatas (PT) - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Materi Pendirian Perseroan Terbatas (PT) - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Materi Pendirian Perseroan Terbatas (PT) - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Ricco Survival Yubaidi
 
Permenkumham no.2 tahun 2016 ttg tata cara pengajuan permohonan pengesahan ba...
Permenkumham no.2 tahun 2016 ttg tata cara pengajuan permohonan pengesahan ba...Permenkumham no.2 tahun 2016 ttg tata cara pengajuan permohonan pengesahan ba...
Permenkumham no.2 tahun 2016 ttg tata cara pengajuan permohonan pengesahan ba...Universitas Kanjuruhan Malang
 
Uu no 20 tahun 1997
Uu no 20 tahun 1997Uu no 20 tahun 1997
Uu no 20 tahun 1997khairu_zikri
 
Pp no 2_th_2012
Pp no 2_th_2012Pp no 2_th_2012
Pp no 2_th_2012gatothp
 
Uu no 17 tahun 2003
Uu no 17 tahun 2003Uu no 17 tahun 2003
Uu no 17 tahun 2003khairu_zikri
 

What's hot (20)

Uu 4-1996
Uu 4-1996Uu 4-1996
Uu 4-1996
 
Hibah bmn-d
Hibah bmn-dHibah bmn-d
Hibah bmn-d
 
Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah
Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada DaerahPeraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah
Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah
 
2012 Perda ijin gangguan
2012 Perda ijin gangguan2012 Perda ijin gangguan
2012 Perda ijin gangguan
 
Uu 11 1992
Uu 11 1992Uu 11 1992
Uu 11 1992
 
Pp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerah
Pp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerahPp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerah
Pp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerah
 
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta KerjaHukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
 
Yayasan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Yayasan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Yayasan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Yayasan - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
 
Perda 14 th 2012 bumd
Perda 14 th 2012   bumdPerda 14 th 2012   bumd
Perda 14 th 2012 bumd
 
Naskah perjanjian hibah daerah
Naskah perjanjian hibah daerahNaskah perjanjian hibah daerah
Naskah perjanjian hibah daerah
 
Uu 20 1961
Uu 20 1961Uu 20 1961
Uu 20 1961
 
Materi Pendirian Perseroan Terbatas (PT) - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Materi Pendirian Perseroan Terbatas (PT) - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Materi Pendirian Perseroan Terbatas (PT) - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Materi Pendirian Perseroan Terbatas (PT) - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
 
Permenkumham no.2 tahun 2016 ttg tata cara pengajuan permohonan pengesahan ba...
Permenkumham no.2 tahun 2016 ttg tata cara pengajuan permohonan pengesahan ba...Permenkumham no.2 tahun 2016 ttg tata cara pengajuan permohonan pengesahan ba...
Permenkumham no.2 tahun 2016 ttg tata cara pengajuan permohonan pengesahan ba...
 
Uu no 20 tahun 1997
Uu no 20 tahun 1997Uu no 20 tahun 1997
Uu no 20 tahun 1997
 
Uu 03 1964
Uu 03 1964Uu 03 1964
Uu 03 1964
 
Pp no 2_th_2012
Pp no 2_th_2012Pp no 2_th_2012
Pp no 2_th_2012
 
Pp 24 1976
Pp 24 1976Pp 24 1976
Pp 24 1976
 
Pp no. 24 tahun 1976 tentang cuti pns
Pp no. 24 tahun 1976 tentang cuti pnsPp no. 24 tahun 1976 tentang cuti pns
Pp no. 24 tahun 1976 tentang cuti pns
 
Uu no 17 tahun 2003
Uu no 17 tahun 2003Uu no 17 tahun 2003
Uu no 17 tahun 2003
 
Bab 1 dan 2
Bab 1 dan 2Bab 1 dan 2
Bab 1 dan 2
 

Viewers also liked

Viewers also liked (9)

Uu 37 2003
Uu 37 2003Uu 37 2003
Uu 37 2003
 
Uu 12 2002
Uu 12 2002Uu 12 2002
Uu 12 2002
 
Uu 27 2004
Uu 27 2004Uu 27 2004
Uu 27 2004
 
Uu 01 2002
Uu 01 2002Uu 01 2002
Uu 01 2002
 
Uu 26 2003 Pjls
Uu 26 2003 PjlsUu 26 2003 Pjls
Uu 26 2003 Pjls
 
Uu 05 2002 L
Uu 05 2002 LUu 05 2002 L
Uu 05 2002 L
 
Uu 12 2003 Pjls
Uu 12 2003 PjlsUu 12 2003 Pjls
Uu 12 2003 Pjls
 
Uu 07 2002
Uu 07 2002Uu 07 2002
Uu 07 2002
 
Strategi advokasi
Strategi advokasiStrategi advokasi
Strategi advokasi
 

Similar to Uu 28 2004

Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utangUu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utanganthonius karianga
 
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPUUu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPUFERI S SAMAD
 
uu 15 tahun 2019.pdf
uu 15 tahun 2019.pdfuu 15 tahun 2019.pdf
uu 15 tahun 2019.pdfMawardiWardi5
 
4. proses pembuatan perundang undangan
4. proses pembuatan perundang undangan4. proses pembuatan perundang undangan
4. proses pembuatan perundang undanganHIMA KS FISIP UNPAD
 
PP NO 45 TH 2005.pdf
PP NO 45 TH 2005.pdfPP NO 45 TH 2005.pdf
PP NO 45 TH 2005.pdfnaililfiza2
 
presentasi wakaf_Uu nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf
presentasi wakaf_Uu nomor 41 tahun 2004 tentang wakafpresentasi wakaf_Uu nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf
presentasi wakaf_Uu nomor 41 tahun 2004 tentang wakafAgung Budiono
 
Beda UU PT Lama Dan Baru
Beda UU PT Lama Dan BaruBeda UU PT Lama Dan Baru
Beda UU PT Lama Dan Baruguesta96a7f81
 
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNSPP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNSYudhi Aldriand
 
Mengurus badan hukum koperasi
Mengurus badan hukum koperasiMengurus badan hukum koperasi
Mengurus badan hukum koperasikoperindo
 
Perpu_Nomor_2_Tahun_2022.pdf
Perpu_Nomor_2_Tahun_2022.pdfPerpu_Nomor_2_Tahun_2022.pdf
Perpu_Nomor_2_Tahun_2022.pdfRoyhul Akbar
 

Similar to Uu 28 2004 (20)

UU_1961_9.pdf
UU_1961_9.pdfUU_1961_9.pdf
UU_1961_9.pdf
 
Hukum yayasan
Hukum yayasanHukum yayasan
Hukum yayasan
 
Uu 36 1953
Uu 36 1953Uu 36 1953
Uu 36 1953
 
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utangUu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
 
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPUUu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
 
uu 15 tahun 2019.pdf
uu 15 tahun 2019.pdfuu 15 tahun 2019.pdf
uu 15 tahun 2019.pdf
 
Bahan bu Rahma 13092022.pdf
Bahan bu Rahma 13092022.pdfBahan bu Rahma 13092022.pdf
Bahan bu Rahma 13092022.pdf
 
4. proses pembuatan perundang undangan
4. proses pembuatan perundang undangan4. proses pembuatan perundang undangan
4. proses pembuatan perundang undangan
 
Ad art-yayasan
Ad art-yayasanAd art-yayasan
Ad art-yayasan
 
Surat perjanjian
Surat perjanjianSurat perjanjian
Surat perjanjian
 
PP NO 45 TH 1990.pdf
PP NO 45 TH 1990.pdfPP NO 45 TH 1990.pdf
PP NO 45 TH 1990.pdf
 
PP NO 45 TH 2005.pdf
PP NO 45 TH 2005.pdfPP NO 45 TH 2005.pdf
PP NO 45 TH 2005.pdf
 
Ppri no.23 th 1967
Ppri no.23 th 1967Ppri no.23 th 1967
Ppri no.23 th 1967
 
presentasi wakaf_Uu nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf
presentasi wakaf_Uu nomor 41 tahun 2004 tentang wakafpresentasi wakaf_Uu nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf
presentasi wakaf_Uu nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf
 
Beda UU PT Lama Dan Baru
Beda UU PT Lama Dan BaruBeda UU PT Lama Dan Baru
Beda UU PT Lama Dan Baru
 
Beda UU PT Lama Dan Baru
Beda UU PT Lama Dan BaruBeda UU PT Lama Dan Baru
Beda UU PT Lama Dan Baru
 
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNSPP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
 
Uu 02 1964
Uu 02 1964Uu 02 1964
Uu 02 1964
 
Mengurus badan hukum koperasi
Mengurus badan hukum koperasiMengurus badan hukum koperasi
Mengurus badan hukum koperasi
 
Perpu_Nomor_2_Tahun_2022.pdf
Perpu_Nomor_2_Tahun_2022.pdfPerpu_Nomor_2_Tahun_2022.pdf
Perpu_Nomor_2_Tahun_2022.pdf
 

More from People Power

Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019People Power
 
sahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tyasahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by TyaPeople Power
 
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparKronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparPeople Power
 
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninKronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninPeople Power
 
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiLangkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiPeople Power
 
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013People Power
 
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013People Power
 
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...People Power
 
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012People Power
 
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...People Power
 
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...People Power
 
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPeople Power
 
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.People Power
 
Surat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASISurat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASIPeople Power
 
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASISurat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASIPeople Power
 
Rekayasa pembela kroni KORUPTOR
Rekayasa pembela kroni KORUPTORRekayasa pembela kroni KORUPTOR
Rekayasa pembela kroni KORUPTORPeople Power
 

More from People Power (20)

Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
 
sahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tyasahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tya
 
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparKronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
 
Kronologis 1
Kronologis 1Kronologis 1
Kronologis 1
 
Kronologis 2
Kronologis 2Kronologis 2
Kronologis 2
 
Kronologis 4
Kronologis 4Kronologis 4
Kronologis 4
 
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninKronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
 
Kronologis 3
Kronologis 3Kronologis 3
Kronologis 3
 
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiLangkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
 
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
 
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
 
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
 
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
 
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
 
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
 
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
 
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
 
Surat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASISurat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASI
 
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASISurat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
 
Rekayasa pembela kroni KORUPTOR
Rekayasa pembela kroni KORUPTORRekayasa pembela kroni KORUPTOR
Rekayasa pembela kroni KORUPTOR
 

Uu 28 2004

  • 1. 1 UNDANG- UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG P E R U B A H A N A T A S U N D A N G - UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan mulai berlaku pada tanggal 6 Agustus 2002, namun Undang-undang tersebut dalam perkembangannya belum menampung seluruh kebutuhan dan perkembangan hukum dalam masyarakat, serta terdapat beberapa substansi yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran, maka perlu dilakukan perubahan terhadap Undang-undang tersebut; b. bahwa perubahan tersebut dimaksudkan untuk lebih menjamin kepastian dan ketertiban hukum, serta memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat mengenai Yayasan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Undang-undang tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan. Mengingat: 1. Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4132). Dengan Persetujuan Bersama: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN: Menetapkan: UNDANG - UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANGUNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN Pasal I Beberapa ketentuan, penjelasan umum, dan penjelasan pasal dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4132), diubah sebagai berikut: 1. Ketentuan Pasal 3 substansi tetap dan penjelasannya diubah sehingga rumusan penjelasan Pasal 3 adalah sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Pasal Demi Pasal Angka 1 Undang-undang ini. 2. Ketentuan Pasal 5 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
  • 2. 2 quot;Pasal 5 (1) Kekayaan Yayasan baik berupa uang, barang, maupun kekayaan lain yang diperoleh Yayasan berdasarkan Undang-undang ini, dilarang dialihkan atau dibagikan secara langsung atau tidak langsung, baik dalam bentuk gaji, upah, maupun honorarium, atau bentuk lain yang dapat dinilai dengan uang kepada Pembina, Pengurus dan Pengawas. (2) Pengecualian atas ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat ditentukan dalam Anggaran Dasar Yayasan bahwa Pengurus menerima gaji, upah, atau honorarium, dalam hal Pengurus Yayasan: a. bukan pendiri Yayasan dan tidak terafiliasi dengan Pendiri, Pembina, dan Pengawas; dan b. melaksanakan kepengurusan Yayasan secara langsung dan penuh. (3) Penentuan mengenai gaji, upah, atau honorarium sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan oleh Pembina sesuai dengan kemampuan kekayaan Yayasan.quot; 3. Ketentuan Pasal 11 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: quot;Pasal 11 (1) Yayasan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian Yayasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2), memperoleh pengesahan dari Menteri. (2) Untuk memperoleh pengesahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pendiri atau kuasanya mengajukan permohonan kepada Menteri melalui Notaris yang membuat akta pendirian Yayasan tersebut. (3) Notaris sebagaimana dimaksud pada ayat (2), wajib menyampaikan permohonan pengesahan kepada Menteri dalam jangka waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari terhitung sejak tanggal akta pendirian Yayasan ditandatangani. (4) Dalam memberikan pengesahan akta pendirian Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri dapat meminta pertimbangan dari instansi terkait dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap. (5) Instansi terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (4), wajib menyampaikan jawaban dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal permintaan pertimbangan diterima. (6) Permohonan pengesahan akta pendirian Yayasan dikenakan biaya yang besarnya ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.quot; 4. Ketentuan Pasal 12 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: quot;Pasal 12 (1) Permohonan pengesahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2), diajukan secara tertulis kepada Menteri. (2) Pengesahan terhadap permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan atau ditolak dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap. (3) Dalam hal diperlukan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal I1 ayat (4), pengesahan diberikan atau ditolak dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal jawaban atas permintaan pertimbangan dari instansi terkait diterima. (4) Dalam hal jawaban atas permintaan pertimbangan tidak diterima, pengesahan diberikan atau ditolak dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal permintaan pertimbangan disampaikan kepada instansi terkait.quot;
  • 3. 3 5. Di antara Pasal 13 dan Pasal 14 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 13A, sehingga berbunyi sebagai berikut: quot;Pasal 13A Perbuatan hukum yang dilakukan oleh Pengurus atas nama Yayasan sebelum Yayasan memperoleh status badan hukum menjadi tanggung jawab Pengurus secara tanggung renteng.quot; 6. Ketentuan Pasal 24 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: quot;Pasal 24 (1) Akta pendirian Yayasan yang telah disahkan sebagai badan hukum atau perubahan Anggaran Dasar yang telah disetujui atau telah diberitahukan wajib diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia. (2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan oleh Menteri dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal akta pendirian Yayasan disahkan atau perubahan Anggaran Dasar disetujui atau diterima Menteri. (3) Tata cara mengenai pengumuman dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikenakan biaya yang besarnya ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.quot; 7. Pasal 25 dihapus. 8. Ketentuan Pasal 32 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: quot;Pasal 32 (1) Pengurus Yayasan diangkat oleh Pembina berdasarkan keputusan rapat Pembina untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali. (2) Pengurus Yayasan dapat diangkat kembali setelah masa jabatan pertama berakhir untuk masa jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan dalam Anggaran Dasar. (3) Susunan Pengurus sekurang-kurangnya terdiri atas: a. seorang ketua; b. seorang sekretaris; dan c. seorang bendahara. (4) Dalam hal Pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (1), selama menjalankan tugas melakukan tindakan yang oleh Pembina dinilai merugikan Yayasan, maka berdasarkan keputusan rapat Pembina, Pengurus tersebut dapat diberhentikan sebelum masa kepengurusannya berakhir. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan, tata cara pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian Pengurus diatur dalam Anggaran Dasar.quot; 9. Ketentuan Pasal 33 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: quot;Pasal 33 (1) Dalam hal terjadi penggantian Pengurus, Pengurus yang menggantikan menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Menteri. (2) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib disampaikan dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal penggantian Pengurus Yayasan.quot; 10. Ketentuan Pasal 34 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: quot;Pasal 34 (1) Pengurus Yayasan sewaktu-waktu dapat diberhentikan berdasarkan keputusan rapat Pembina. (2) Dalam hal pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian Pengurus dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar, atas permohonan yang
  • 4. 4 berkepentingan atau atas permintaan Kejaksaan dalam hal mewakili kepentingan umum, Pengadilan dapat membatalkan pengangkatan, pemberhentian, atau penggantian tersebut dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal permohonan pembatalan diajukan.quot; 11. Ketentuan Pasal 38 diubah, sehingga berbunyi berikut: quot;Pasal 38 (1) Yayasan dilarang mengadakan perjanjian dengan organisasi yang terafiliasi dengan Yayasan, Pembina, Pengurus, dan/atau Pengawas Yayasan, atau seseorang yang bekerja pada Yayasan. (2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak berlaku dalam hal perjanjian tersebut bermanfaat bagi tercapainya maksud dan tujuan Yayasan.quot; 12. Pasal 41 dihapus. 13. Ketentuan Pasal 44 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: quot;Pasal 44 (1) Pengawas Yayasan diangkat oleh Pembina berdasarkan keputusan rapat Pembina untuk jangka waktu selama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali. (2) Pengawas Yayasan dapat diangkat kembali setelah masa jabatan pertama berakhir untuk masa jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan dalam Anggaran Dasar. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan, tata cara pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian Pengawas diatur dalam Anggaran Dasar.quot; 14. Ketentuan Pasal 45 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: quot;Pasal 45 (1) Dalam hal terjadi penggantian Pengawas, Pengurus menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Menteri. (2) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib disampaikan dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal penggantian Pengawas Yayasan.quot; 15. Ketentuan Pasal 46 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: quot;Pasal 46 (1) Pengawas Yayasan sewaktu-waktu dapat diberhentikan berdasarkan keputusan rapat Pembina. (2) Dalam hal pengangkatan, pemberhentian dan penggantian Pengawas dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar, atas permohonan yang berkepentingan atau atas permintaan Kejaksaan dalam hal mewakili kepentingan umum, Pengadilan dapat membatalkan pengangkatan, pemberhentian, atau penggantian Pengawas tersebut dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal permohonan pembatalan diajukan.quot; 16. Ketentuan Pasal 52 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: quot;Pasal 52 (1) Ikhtisar laporan tahunan Yayasan diumumkan pada papan pengumuman di kantor Yayasan. (2) Ikhtisar laporan keuangan yang merupakan bagian dari ikhtisar laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib diumumkan dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia bagi Yayasan yang: a. memperoleh bantuan Negara, bantuan luar negeri, dan/atau pihak lain sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) atau lebih, dalam I (satu) tahun buku; atau b. mempunyai kekayaan di luar harta wakaf sebesar Rp20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah) atau lebih.
  • 5. 5 (3) Laporan keuangan Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), wajib diaudit oleh Akuntan Publik. (4) Hasil audit terhadap laporan keuangan Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), disampaikan kepada Pembina Yayasan yang bersangkutan dan tembusannya kepada Menteri dan instansi terkait. (5) Laporan keuangan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku.quot; 17. Ketentuan Pasal 58 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: quot;Pasal 58 (1) Pengurus dari masing-masing Yayasan yang akan menggabungkan diri dan yang akan menerima penggabungan menyusun usul rencana penggabungan. (2) Usul rencana penggabungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dituangkan dalam rancangan akta penggabungan oleh Pengurus dari Yayasan yang akan menggabungkan diri dan yang akan menerima penggabungan. (3) Rancangan akta penggabungan harus mendapat persetujuan dari Pembina masing-masing Yayasan. (4) Rancangan akta penggabungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dituangkan dalam akta penggabungan yang dibuat di hadapan Notaris dalam bahasa Indonesia.quot; 18. Ketentuan Pasal 60 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: quot;Pasal 60 (1) Dalam hal penggabungan Yayasan diikuti dengan perubahan Anggaran Dasar yang memerlukan persetujuan Menteri, maka akta perubahan Anggaran Dasar Yayasan wajib disampaikan kepada Menteri untuk memperoleh persetujuan dengan dilampiri akta penggabungan. (2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima. (3) Dalam hal permohonan ditolak, maka penolakan tersebut harus diberitahukan kepada pemohon secara tertulis disertai alasannya dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Dalam hal persetujuan atau penolakan tidak diberikan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka perubahan Anggaran Dasar dianggap disetujui dan Menteri wajib mengeluarkan keputusan persetujuan.quot; 19. Ketentuan Pasal 68 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: quot;Pasal 68 (1) Kekayaan sisa hasil likuidasi diserahkan kepada Yayasan lain yang mempunyai kesamaan kegiatan dengan Yayasan yang bubar. (2) Kekayaan sisa hasil likuidasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diserahkan kepada badan hukum lain yang mempunyai kesamaan kegiatan dengan Yayasan yang bubar, apabila hal tersebut diatur dalam Undang-undang mengenai badan hukum tersebut. (3) Dalam hal kekayaan sisa hasil likuidasi tidak diserahkan kepada Yayasan lain atau kepada badan hukum lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), kekayaan tersebut diserahkan kepada Negara dan penggunaannya dilakukan sesuai dengan kegiatan Yayasan yang bubar.quot; 20. Ketentuan Pasal 71 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: quot;Pasal 71 (1) Pada saat Undang-undang ini mulai berlaku, Yayasan yang: a. telah didaftarkan di Pengadilan Negeri dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia; atau
  • 6. 6 b. telah didaftarkan di Pengadilan Negeri dan mempunyai izin melakukan kegiatan dari instansi terkait; tetap diakui sebagai badan hukum dengan ketentuan dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal Undang-undang ini mulai berlaku, Yayasan tersebut wajib menyesuaikan Anggaran Dasarnya dengan ketentuan Undang-undang ini. (2) Yayasan yang telah didirikan dan tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat memperoleh status badan hukum dengan cara menyesuaikan Anggaran Dasarnya dengan ketentuan Undang-undang ini, dan mengajukan permohonan kepada Menteri dalam jangka waktu paling lambat I (satu) tahun terhitung sejak tanggal Undang-undang ini mulai berlaku. (3) Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib diberitahukan kepada Menteri paling lambat 1 (satu) tahun setelah pelaksanaan penyesuaian. (4) Yayasan yang tidak menyesuaikan Anggaran Dasarnya dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tidak dapat menggunakan kata quot;Yayasanquot; di depan namanya dan dapat dibubarkan berdasarkan putusan Pengadilan atas permohonan Kejaksaan atau pihak yang berkepentingan.quot; 21. Ketentuan Pasal 72 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: quot;Pasal 72 (1) Yayasan yang sebagian kekayaannya berasal dari bantuan Negara, bantuan luar negeri, dan/atau sumbangan masyarakat yang diperolehnya sebagai akibat berlakunya suatu peraturan perundang-undangan wajib mengumumkan ikhtisar laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (2) yang mencakup kekayaannya selama 10 (sepuluh) tahun sebelum Undang-undang ini diundangkan. (2) Pengumuman ikhtisar laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak menghapus hak dan dari pihak yang berwajib untuk melakukan pemeriksaan, penyidikan, dan penuntutan, apabila ada dugaan terjadi pelanggaran hukum.quot; 22. Di antara Pasal 72 dan Pasal 73 disisipkan 2 (dua) pasal, yakni Pasal 72 A dan Pasal 72 B, sehingga berbunyi sebagai berikut: quot;Pasal 72 A Pada saat Undang-undang ini mulai berlaku, ketentuan Anggaran Dasar Yayasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (1) dan ayat (2) yang belum disesuaikan dengan ketentuan Undang-undang ini, tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang ini. Pasal 72 B Pada saat Undang-undang ini mulai berlaku, permohonan pengesahan akta pendirian Yayasan, permohonan perubahan Anggaran Dasar Yayasan, dan pemberitahuan penyesuaian Anggaran Dasar Yayasan yang telah diterima Menteri, diproses berdasarkan Undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya.quot; 23. Penjelasan Umum Alinea Ketiga, frase quot;atau pejabat yang ditunjukquot;, di antara frase quot;Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusiaquot; dan frase quot;Ketentuan tersebutquot; dihapus. 24. Penjelasan Umum Alinea Keempat, frase quot;dapat diajukan kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan Yayasanquot; di antara frase quot;permohonan pendirian Yayasanquot; dan frase quot;Di samping ituquot;, diganti menjadi frase quot;diajukan kepada Menteri melalui Notaris yang membuat akta pendirian Yayasan tersebut.quot; 25. Penjelasan Umum Alinea Ketujuh, frase quot; Yayasan yang kekayaannya berasal dari Negara,quot; di antara frase quot;Selanjutnya, terhadapquot; dan frase quot;bantuan luar negeri atau pihak lain,quot; diubah menjadi frase quot;Yayasan yang memperoleh bantuan dari Negara,quot; dan
  • 7. 7 frase quot;laporan tahunannya wajib diumumkanquot; di antara frase quot;oleh akuntan publik danquot; dan frase quot;dalam surat kabar berbahasa Indonesiaquot;, diubah menjadi frase quot;laporan keuangannya wajib diumumkanquot;. Pasal II Undang-undang ini mulai berlaku 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Disahkan Di Jakarta, Pada Tanggal 6 Oktober 2004 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Ttd. MEGAWATI SOEKARNOPUTRI Diundangkan Di Jakarta, Pada Tanggal 6 Oktober 2004 SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Ttd. BAMBANG KESOWO LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2004 NOMOR 115