1. Virus Ebola merupakan salah satu dari dua famili virus RNA yang disebut Filoviridae.
2. Virus Ebola menyebar dari hewan ke manusia dan dari manusia ke manusia melalui kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi.
3. Gejala infeksi Ebola meliputi demam, sakit kepala, dan pendarahan dari berbagai bagian tubuh yang dapat mengakibatkan kematian.
Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rokhaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia. (Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 193/kab/B.VII/71)
a. Mencit (Mus musculus)
Mencit adalah hewan percobaan yang sering dan banyak digunakan di dalam laboratorium farmakologi dalam berbbagai bentuk percobaaan. Hewan ini mudah ditangani dan bersifat penakut, fotofobik, cenderung berkumpul sesamanya dan bersembunyi aktivitasnya di malam hari lebih aktif. Kehadiran manusia akan mengurangi aktifitasnya. Berat badan mencit yang digunakan 17-25 gram.
1. Uji Molish dan Uji Karbohidrat pada Buah
Setelah dilakukan uji Molish, bahan yang mengandung karbohidrat karena menghasilkan cincin berwarna ungu setelah ditambahkan pereaksi Molish adalah: Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, Sukrosa, Jambu Biji Matang, Nanas (Mentah, Ranum, dan Matang), Tomat (Mentah, Ranum, dan Matang), Pisang (Mentah, Ranum, dan Matang), dan Belimbing (Mentah, Ranum, dan Matang).
2. Uji Benedict dan Uji Karbohidrat pada Buah
Uji Benedict yang menghasilkan endapan merah bata setelah dipanaskan sehingga termasuk Gula Pereduksi adalah: Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, dan Sukrosa. Sedangkan pada Buah yang termasuk Gula Pereduksi Tinggi karena menghasilkan Endapan Merah Bata adalah Tomat Matang, Manggis Mentah dan Belimbing (Mentah, Ranum, dan Matang). Gula Pereduksi Sedang karena menghasilkan Endapan Jingga ada pada buah Cabai Matang, Tomat (Matang dan Ranum), Pisang (Matang dan Ranum), Manggis Matang, Nanas (Ranum dan Matang), dan Jambu Biji (Mentah, Ranum, dan Matang). Terakhir Gula Pereduksi Lemah (tidak mereduksi) karena menghasilkan Endapan Kuning yaitu buah Cabai Ranum, dan Pisang Matang.
3. Uji Seliwanoff dan Uji Karbohidrat pada Buah
Adanya Fruktosa ditemukan pada campuran bahan yang menghasilkan perubahan warna menjadi jingga setelah dipanaskan adalah: Fruktosa, Sukrosa, Nanas (Mentah, Ranum, Matang), Jambu biji Mentah, Pisang (Mentah, Ranum, Matang), dan Manggis Ranum.
4. Uji Iodine dan Uji Karbohidrat pada Buah
Polisakarida terkandung pada bahan yang menghasilkan campuran berwarna biru kehitaman setelah dicampur dengan pereaksi Iodine adalah: Amilum, dan Pisang (Mentah, Ranum, Matang).
Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rokhaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia. (Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 193/kab/B.VII/71)
a. Mencit (Mus musculus)
Mencit adalah hewan percobaan yang sering dan banyak digunakan di dalam laboratorium farmakologi dalam berbbagai bentuk percobaaan. Hewan ini mudah ditangani dan bersifat penakut, fotofobik, cenderung berkumpul sesamanya dan bersembunyi aktivitasnya di malam hari lebih aktif. Kehadiran manusia akan mengurangi aktifitasnya. Berat badan mencit yang digunakan 17-25 gram.
1. Uji Molish dan Uji Karbohidrat pada Buah
Setelah dilakukan uji Molish, bahan yang mengandung karbohidrat karena menghasilkan cincin berwarna ungu setelah ditambahkan pereaksi Molish adalah: Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, Sukrosa, Jambu Biji Matang, Nanas (Mentah, Ranum, dan Matang), Tomat (Mentah, Ranum, dan Matang), Pisang (Mentah, Ranum, dan Matang), dan Belimbing (Mentah, Ranum, dan Matang).
2. Uji Benedict dan Uji Karbohidrat pada Buah
Uji Benedict yang menghasilkan endapan merah bata setelah dipanaskan sehingga termasuk Gula Pereduksi adalah: Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, dan Sukrosa. Sedangkan pada Buah yang termasuk Gula Pereduksi Tinggi karena menghasilkan Endapan Merah Bata adalah Tomat Matang, Manggis Mentah dan Belimbing (Mentah, Ranum, dan Matang). Gula Pereduksi Sedang karena menghasilkan Endapan Jingga ada pada buah Cabai Matang, Tomat (Matang dan Ranum), Pisang (Matang dan Ranum), Manggis Matang, Nanas (Ranum dan Matang), dan Jambu Biji (Mentah, Ranum, dan Matang). Terakhir Gula Pereduksi Lemah (tidak mereduksi) karena menghasilkan Endapan Kuning yaitu buah Cabai Ranum, dan Pisang Matang.
3. Uji Seliwanoff dan Uji Karbohidrat pada Buah
Adanya Fruktosa ditemukan pada campuran bahan yang menghasilkan perubahan warna menjadi jingga setelah dipanaskan adalah: Fruktosa, Sukrosa, Nanas (Mentah, Ranum, Matang), Jambu biji Mentah, Pisang (Mentah, Ranum, Matang), dan Manggis Ranum.
4. Uji Iodine dan Uji Karbohidrat pada Buah
Polisakarida terkandung pada bahan yang menghasilkan campuran berwarna biru kehitaman setelah dicampur dengan pereaksi Iodine adalah: Amilum, dan Pisang (Mentah, Ranum, Matang).
Penyakit Yang Disebabkan Oleh Bakteri Yang Merugikanarthur_willy
Â
Menjelaskan Tentang Penyakit-penyakit yang Disebabkan oleh bakteri yang merugikan..
Kami, Joan Pemila, M. Athar, Syifa Nikenuna, dan William Arthurius. Dari X Mia 6 SMA Negeri 1 Depok
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
Â
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Â
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
1. VIRUS EBOLA:
VIRUS EBOLA Klasifikasi Kelompok : Virus Ordo : Mononegavirales Famili :
Filioviridae Genus : Ebolavirus Spesies : Ebola zaire
SEJARAH EBOLA VIRUS:
HISTORY EBOLA VIRUS Virus ini menggambil namanya dari lembah Ebola di
Republik Demokrasi Kongo ( Zaire ). Lokasi pewabah pertama pada tahun 1976 disebuah
rumah sakit misi yang dijalankan oleh para biarawati di Belanda. Semenjak dikenal Virus
Ebola menyebabkan penyakit fatal bagi manusia maupun binatang primata ( monyet,
gorila dan sipanse ) Pada tahun 1976, WHO mencatat 1985 kasus dan yang mati sekitar
1200 orang yang mati.
MORFOLOGI VIRUS EBOLA:
MORFOLOGI VIRUS EBOLA Memiliki struktur dari suatu Filovirus. Virionnya
berbentuk tabung dan bervariasi bentuknya. Biasanya selalu tampak seperti U, 6,
gulungan atau bercabang. Virion virus ini berukuran diameter 80 nm. Panjangnya juga
bervariasi, bahkan ada yang lebihdari 1400 nm, namun biasanya hanya mendekati 1000
nm. Di tengah virion terdapat nukleokapsid yang dibentuk oleh kompleks genom RNA
dengan protein NP, VP35, VP30 dan L. Nukleokapsid berdiameter 40-50 nm dan berisi
suatu chanel pusat berdiameter 20-30 nm. Suatu glikoprotein sepanjang 10 nm yang
sebagian berada di luar sarung viral dari virion. Diantara sarung viral dan nukleokapsid
terdapat matriks yang berisi protein VP40 dan VP24.
SIKLUS HIDUP:
SIKLUS HIDUP Virus berikatan dengan reseptor inang dengan permukaan GP
(glikoprotein) peplomer dan berendisitosis ke dalam vesikel sel inang. Penyatuan
membran virus dengan membrane vesikel terjadi. Nukleokapsid terlepas ke dalam
sitoplasma. Rantai gen sense negative ssRNA digunakan untuk sintesis (3’-5’)
poliadenilase, monocistronic mRNAs Translasi mRNA menjadi protein viral terjadi
dengan menggunakan perlengkapan sel inang. 5. Terjadi Post-translasi dari mRNA.
Prekursor glikoprotein (GP0) berikatan erat dengan GP1 dan GP2. Kedua glikoprotein
ini, pertama, berpasangan sebagai heterodimer kemudian menjadi trimer. Prekursor SGP
berikatan erat pula dengan SGP dan delta peptida. 6. Bila protein viral jumlahnya makin
meningkat maka terjadilah replikasi. Dengan memakai rantai RNA sense negative,
(+)ssRNA disintesis. Sintesis (+)ssRNA berfungsi untuk mensintesis (-)ssRNA. 7.
Terbentuknya nukleokapsid baru dan selimut protein yang berasosiasi dengan plasma
membran sel inang; virion terlepas. Siklus hidup dari virus Ebola baru terjadi saat virus
masuk ke dalam sel inang.
2. Virus Ebola:
Virus Ebola Virus ini merupakan satu dari dua famili RNA virus yang bernama
Filoviridae. Virus Ebola sendiri dibagi dalam 4 subtipe. Tiga tipe termasuk yang
menyerang manusia (Ebola-Zaire, Ebola-Ivory Coast dan Ebola-Sudan) Satu tipe yang
menyerang khusus hewan primata (Ebola-Reston).
Penyebaran Ebola:
Penyebaran Ebola Tidak ada carrier state karena tidak ditemukan lingkungan alami dari
virus. Namun dari beberapa hipotesis mengatakan bahwa terjadi penularan dari hewan
terinfeksi ke manusia. Kemudian dari manusia yang terinfeksi ini, virus bisa ditularkan
dalam berbagai cara : Orang bisa terinfeksi karena berkontak dengan darah dan atau hasil
sekresi dari orang yang terinfeksi. (Masa inkubasinya dari 2 sampai 21 hari, umumnya
antara 5 sampai 10 hari. ) Orang juga bisa terinfeksi karena berkontak dengan benda
seperti jarum suntik yang terkontaminasi dengan orang yang terinfeksi. Penularan secara
nosokomial (penularan yang terjadi di klinik atau rumah sakit) Dapat terjadi bila pasien
dan tenaga medis tidak memakai masker ataupun sarung tangan. Pada primata, Ebola-
Reston, menyerang fasilitas penelitian hewan primata di Virginia, AS. Ebola-Reston
menyebar melalui partikel udara.
Gejala Virus Ebola:
Gejala Virus Ebola Serangan sakit virus Ebola sangat tiba-tiba. Gejala yang ditimbulkan
adalah : Demam yang disertai pendarahan. Sakit kepala. Sakit sekitar persendian dan
otot. Sakit tenggorokan dan tubuh lemah. Diare, sakit perut dan muntah-muntah. Nyeri
pada mata, takut pada cahaya (photophobia) mata memerah, tersedak, kemampuan
penglihatan berkurang serta adanya pendarahan.
Tanda Tanda Awal Ebola:
Tanda Tanda Awal Ebola Pada permulaannya serangan penyakit, penderita Ebola merasa
lesu, demam, linu seluruh anggota badan, perit di leher, kekurangan air, dan lesu. Kajian
juga menunjukkan bahwa macrophages dan fibroblasts (dalam paru-paru) merupakan
tempat permulaan dan paling digemari untuk pembiakan Ebola. Pathology virus Ebola
menghasilkan lesion di hati, limpa, dan buah pinggang. 4. Tanda-tanda ini diikuti dengan
gatal-gatal, kegagalan fungsi hati dan buah pinggang, dan pendarahan dalam badan di
usus gastrointestinal track, pleural, pericardinal, dan ruang peritoneal dan pendarahan
melalui setiap lubang pada badan yang pada kebiasaannya membawa kepada kematian. 5.
Terdapat juga pembekuan darah diseluruh bagian badan yang menunjukkan pembekuan
darah menyeluruh sebagai tahap terakhir.
3. Ebola Dalam Tubuh Manusia:
Ebola Dalam Tubuh Manusia Gejala ini muncul setelah 3 hari terinfeksi . Setelah itu
virus ebola mulai berreplikasi. Virus ebola menyerang darah. Sel darah yang mati akan
menyumbat kapiler darah dan menyebabkan kulit memar, melepuh bahkan larut seperti
kertas basah. Pada hari ke-6 darah keluar dai mata, hidung, dan telinga. Selain itu
penderita memuntahkan cairan hitam yang merupakan jaringan dalam tubuh yang hancur.
Pada hari ke-9 bisaanya penderita meninggal dunia.
Mencegah Infeksi Ebola:
Mencegah Infeksi Ebola Paling terutama adalah menghindari kontak langsung dengan
orang yang terinfeksi virus Ebola sebisa mungkin. Apabila ada anggota keluarga
terinfeksi virus ini sangat dianjurkan agar orang tersebut dirawat di rumah sakit. Bila
teman anda yang meninggal akibat penyakit ini, usahakan jangan ada kontak langsung
dengannya. 4. Bagi anda yang bekerja di hutan daerah epidemi penularan virus Ebola,
sangat dianjurkan untuk selalu memakai sarung tangan dan masker agar tidak kontak
langsung dengan objek-objek yang mungkin telah terkontaminasi virus Ebola.
Penanganan Ebola:
Penanganan Ebola Para pasien sebaiknya segera isolasi dan hubungi Departemen
Kesehatan setempat . Sekarang telah dikembangkan suatu vaksin yang berbasis
rekombinan virus stomatitis Vesikular atau rekombinan Adenovirus yang membawa
Glikoprotein Ebola pada permukaanya. Dikutip dari France24 , Senin (23/8/2010), obat
yang dinamakan PMO (phosphorodiamidate morpholino oligomers) ini bekerja dengan
menghambat replikasi (penggandaan diri) virus. Terhambatnya replikasi tersebut
memberi kesempatan bagi sistem kekebalan tubuh untuk membentuk perlawanan
terhadap virus.
TERAPI APA YANG TEPAT UNTUK PENYAKIT INFEKSI EBOLA :
TERAPI APA YANG TEPAT UNTUK PENYAKIT INFEKSI EBOLA Sebenarnya
tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini. Untuk saat ini pasien hanya mendapat
terapi pendukung seperti cairan elektrolit yang berfungsi untuk mempertahankan kadar
oksigen dan tekanan darah si pasien. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
terapi penyakit infeksi Ebola. Perawatan harus diberikan secara ketat. Karena virus Ebola
sangat mudah menular. Semua cairan yang keluar dari tubuh pasien baik itu liur, urin,
ataupun darah harus ditangani secara hati-hati. Karena dari cairan-cairan ini, virus Ebola
pun dapat menular. 3. Jika pasien meninggal, sebisa mungkin dikubur secepatnya dengan
kontak sedikit mungkin.