SlideShare a Scribd company logo
VENTILASI TAMBANG
BY MALIK
UNIVERSITAS VETERAN REPUBLIK INDONESIA
FUM 407
1.Mengapa Ventilasi Diperlukan..?
 Mengganti oksigen yang telah digunakan +
membuang gas, asap, & debu
 Peraturan :
 Umum :
 tidak diijinkan untuk mengirimkan pekerja ke tempat
kerja yang berdebu, berasap dan beruap yang
konsentrasinya bisa menimbulkan masalah terhadap
kesehatan pekerja.
 harus memastikan tersedia aliran udara yang cukup
untuk mengurangi atau membuang konsentrasi asap
hasil peledakan secepat mungkin.
 harus memastikan tidak ada udara ‘Sirkulasi balik’
Beberapa Persyaratan Ventilasi dalam Peraturan Pertambangan Pemerintah Indonesia
JumlahVentilasi:
untuk setiap pekerja tidak kurang dari 2 meter kubik setiap menit (71 cfm)
untuk kendaraan bermesin
diesel
tidak kurang dari 3 meter kubik per menit untuk setiap
unit daya kuda (106 cfm)
kecepatan udara minimum 7 meter per menit (23 kaki per menit)
Kualitas Udara:
Oksigen tidak kurang dari 19.5%
Karbon Dioksida tidak lebih dari 0.5%
Temperatur antara 18 dan 24 derajat Celsius
Kelembaban Relatif maksimum 85%
Gas Beracun:
Karbon Monoksida tidak lebih dari 50 ppm rata-rata selama 8 jam;
tidak lebih dari 400 ppm untuk setiap periode 15 menit
Hidrogen Sulfida tidak lebih dari 10 ppm rata-rata selama 8 jam
Nitrogen Oksida tidak lebih dari 3 ppm rata-rata untuk 8 jam
Nitrogen Dioksida tidak lebih dari 5 ppm untuk setiap periode 15 menit
Metana tidak lebih dari 0.25% rata-rata untuk 8 jam
GAS % dengan volume
Nitrogen (N2) 78.09
Oksigen (O2) 20.95
Argon (A) 0.93
Karbon Dioksida (CO2) 0.03
Gas Dihasilkan oleh Tanda-tanda atau Efek Batas Terkena
Karbon
Monoksida
(CO)
Diesel, peledakan,
kebakaran
Tidak berasa, berwarna ataupun
berbau. Pusing-pusing; kerutan di
dahi; muntah; pingsan. Sangat
beracun.
50 ppm selama 8 jam (IMR); 400 ppm selama 15 menit
(IMR)
Nitrik Oksida (NO) Mesin Diesel, peledakan Berbau tajam. Sangat beracun.
Bersama dengan NO2 bisa
penumonia atau kematian yang
tertunda
3 ppm (IMR)
Nitrogen Dioksida
(NO2)
Mesin Diesel, peledakan Berbau tajam, terkadang
berbentuk asap coklat. Sangat
beracun.
3 ppm
5 ppm selama 15 menit (IMR)
Formaldehida
(HCHO)
Mesin Diesel Berbau tajam; membuat mata
berair. Sangat beracun. Bisa
menyebabkan kanker
1 ppm
Sulfur Dioksida
(SO2)
Mesin Diesel yang
menggunakan bahan
bakar berkadar belerang
tinggi; peledakan;
kebakaran
Berbau sangat tajam dan
memabukkan
2 ppm (TLV)
Hidrogen Sulfida
(H2S)
Peledakan; kebakaran;
air asam pada bijih
sulfida
Beracun. Berbau telur busuk.
Dalam konsentrasi tinggi
mematikan indera penciuman.
10 ppm (TLV)
Amoniak (NH3) Campuran bahan
peledak Anfo dan
semen.
Beracun. Berbau sangat tajam dan
memabukkan.
25 ppm (TLV)
Metana (CH4) Dari batuan dan dari
tumbuhan yang
membusuk.
Seringkali diikuti gs lain seperti
H2S. Bersifat membakar dan
meledakkan
0.25% (IMR); bisa meledak dalam konsentrasi 5%
hingga 15%.
Hidrogen (H2) Dari pengisi aki dan
batuan.
Terkadang bersama dengan
metana. Sangat mudah meledak
Bisa meledak dalam konsentrasi 4% hingga 75%.
gas di udara
Gas beracun
& mudah
meledak
Debu…
Penyebab Perbaikan dan Pencegahan
Pengeboran Selalu menggunakan semprotan air pada bor.
Pembersihan lubang
untuk pengisian
bahan peledak
Jika udara bertekanan digunakan untuk membersihkan lubang, maka
masker debu harus dipakai
Peledakan 1. biarkan beberapa saat agar kumpulan debu dan asap hilang
sebelum masuk;
2. gunakan semprotan air selama peledakan;
3. bilas setelah peledakan untuk membuang debu dari langkan.
Mucking 1. pastikan muckpile dibasahi dengan benar sebelum mucking;
2. jika perlu, gunakan semprotan selama mucking;
3. pakai masker debu;
4. jaga bantalan jalan tetap basah agar roda tidak menerbangkan
debu.
Pengiriman 1. pastikan batuan basah;
2. gunakan semprotan air pada tempat pengiriman konveyor.
Rockbreaking dan
crushing
1. gunakan semprotan air;
2. gunakan sistem pengumpul debu.
Ventilasi kecepatan
tinggi
1. hindari kecepatan yang lebih dari 2.5 meter per detik;
2. bilas sekeliling ujung pembuangan vent bag.
 Tubuh kerja keras + suhu tinggi + kelembaban
tinggi  SANGAT BERBAHAYA..!!  berhenti
bekerja + dinginkan badan
 Aturan pemerintah  18º - 24º, kelembaban
relatif ≤ 85%
Temperatur khas  13º - 16º,
kelembaban relatif ≥ 85%
 Mesin diesel  1hp = 3 m3/menit
2.Cara Kerja Ventilasi…
 Komponen Utama :
 Intake  sistem terowongan dan sumuran tempat
udara dialirkan dari permukaan ke dalam tambang
 Working  tempat miner dan peralatannya bekerja
 Exhaust  sistem terowongan dan sumuran yang
dilalui udara untuk mengalir menuju permukaan
 Sistem ventilasi utama :
 menyuplai udara yg mengalir di dalam working
 Udara dialirkan melalui kipas utama di permukaan
pada saluran intake dan exhaust
 Sistem ventilasi booster  bantu kipas utama
 Menambah jumlah udara ventilasi utama ke bagian
tambang
 Dipasang di tempat yg salah  sirkulasi balik 
kualitas udara semakin buruk
 Ventilasi tambahan
 Jika drift atau tempat kerja hanya memiliki satu jalan
masuk
 Kipas menyerap udara segar dan dialirkan ke face melalui
tabung
 Terkadang kipas pembuangan digunakan untuk
menghisap udara sisa
 Meniup udara  ujung bag/ducting ≤ 30m
 Ventilasi udara bertekanan
 Untuk mengalirkan udara ke raise atau tempat kerja
kecil lainnya
 Bisa untuk : gerakkan kipas udara bertekanan,
bazooka, hembuskan dari ujung pipa atau selang
 Hanya untuk tempat yg perlu aliran udara dgn
jumlah sedikit
Sirkuit Ventilasi…
 Seri : tempat udara mengalir melalui intake ke dalam level,
melalui satu tempat kerja dan keluar melalui exhaust
 Paralel : tempat udara mengalir melalui intake, selanjutnya
terpencar menjadi aliran berbeda untuk mengaliri working
dan selanjutnya bergabung kembali untuk menuju ke
exhaust
 Seri – Paralel :
 merupakan campuran sirkuit seri dan paralel
 Dua tempat kerja bisa berbentuk seri dengan yang
lain dan paralel dengan dua tempat kerja lainnya
yang berbentuk seri dengan yang lainnya.
Kontrol Ventilasi…
 Ventilation bulkhead atau stopping menghentikan aliran
udara yang melalui drift yang tidak lagi digunakan atau
untuk memisahkan intake utama dan aliran udara balik
 Regulator  mengurangi aliran udara ke tempat kerja atau
bagian tambang
 Pintu ventilasi  digunakan di dalam drift yang
memerlukan kontrol ventilasi tetapi harus dilewati
kendaraan
 Air crossing  diperlukan jika aliran udara intake melewati
aliran udara balik, umumnya dilakukan dengan membuat
terowongan yang terpisah seluruhnya di dalam batuan,
tetapi terkadang crossing asli harus dibuat
 Booster Fan
Kebocoran Udara…
 Pintu ventilasi - mungkin merupakan penyebab kebocoran yang
paling besar akibat pintu yang buruk, rusak atau dibiarkan terbuka
 Bulkhead - Seringkali bocor akibat -
 konstruksi yang buruk,
 kerusakan akibat tekanan batuan;
 penyusutan semen di sekeliling tepinya;
 timber yang membusuk; atau
 kerusakan karena peledakan.
 Drain atau ditch - Jika selokan drainase melalui bulkhead atau
kerangka pintu, selokan ini bisa menjadi penyebab utama kebocoran
 Chute dan ore-pass - Jika kosong, tanpa ore atau waste yang
menghambat dasar udara akan mengalir melalui bulkhead  chute
tidak boleh kosong
 Kantung & tabung ventilasi - kantong atau duct yang fleksibel lebih
mudah rusak dibandingkan tabung yang kaku
3.Ventilasi Tambahan…
 Peralatan :
 Pipa ventilasi (d=90cm / 36’, p=5 m)
 Vent bag (p=15 m)
 Kipas tambahan
 Scissors lift
 Overhead crane
 3/8” chain size
 Split set
 Sling
 Sign / barricade
 Hanger
 Ventilation Accessories
 Cara :
 setiap kipasTambahan dipasang
di tempat yang benar
 Aliran kipas utama > 50% dari
kipas tambahan
Push System…
 Kipas menekan udara pertukaran menuju tempat
kerja
 Kipas dipasang di arus ventilasi utama sedikitnya 10
meter ke upstream dari heading yang akan dialirkan
udara  membantu mencegah sirkulasi udara
balik.
 Ventilation duct, yang kaku ataupun fleksibel
dihubungkan ke kipas dan dijalankan sampai 30
meter dari muka heading
Tandem Push/Blower Sistem…
 Digunakan jika beberapa drift sedang disiapkan di area yang
sama
 Satu kipas dan tabung utama mengirimkan udara segar ke
muka drift yang paling jauh dari aliran udara utama dan
kipas lain yang lebih kecil menggunakan udara yang kembali
untuk mengalirkan udara ke drift lain
 Keuntungan : udara yang diperlukan lebih sedikit
dibandingkan sistem cabang sehingga duct yang digunakan
lebih kecil
 Kerugian :
 operasi harus dikontrol dengan ketat
 jika kipas tambahan utama berhenti, semua pekerja di ketiga drift harus
dihentikan karena tidak ada udara segar yang masuk.
Pull System/Exhaust…
 Perbedaan sistem ‘pull’ dan sistem ‘push’ 
kipas harus ditempatkan 10 meter di sisi
downstream heading di aliran ventilasi utama
dan duct harus kaku
Push – Pull System…
 untuk pertambangan kecepatan tinggi di heading panjang
 kipas dipasang 10 meter downstream dari heading di aliran
ventilasi utama
 Kipas ‘push’ ditempatkan sekitar 210 meter dari face,
sehingga melewati ‘pull’ duct sedikitnya sekitar 10 meter
 Keuntungan : hanya drift yang berjarak 200 meter dari drift
yang tercemar oleh asap peledakan
 Kipas ‘pull’ harus menangani paling sedikit 50% udara lebih
banyak dari jumlah yang ditangani oleh kipas ‘push’
 Faktor yang mempengaruhi jumlah udara oleh kipas
:
 Panjang tabung/vent bag
 Diameter bag/tubing
 Kondisi vent bag/tubing
 Kipas di ventilasi tambahan :
 Kipas yang lebih besar
 2 kipas atau lebih secara seri
 2 kipas atau lebih secara paralel
 Efek ukuran kipas, diameter & panjang vent duct:
 Daya kipas mempengaruhi jumlah udara yang akan
didorong oleh kipas dan panjang duct yang akan dilewati
udara
 Panjang ventilation duct secara langsung mempengaruhi
jumlah udara yang bisa ditiupkan oleh kipas tertentu
melalui duct
 Pemasangan fan, inlet screen+belt, vent bag
adapter
 PemasanganVent Bag & Sist. SuspensiVent
Bag
 Pastikan kipas telah dimatikan dan aman
 Peralatan mesin diesel tidak boleh digunakan
 Gantung vent bag pada garis lurus dan tanjakan
yang tetap
 Sambungkan vent bag yang lama dengan vent
bag yang baru
 MengujiVent Bag
 peringatkan pekerja di area tersebut kalau Anda akan
menguji sistem vent bag
 pastikan tidak ada orang yang berdiri sejajar dengan
ujung dan di sisi vent bag
 Nyalakan kipas, periksa vent bag  jika ada kerusakan
dan sambungan yang belum benar, perbaiki!
 Mencari Kerusakan
 cari bagian yang kusut, terlipat, bag yang
mengepak dan robek;
 dengarkan bag yang mengepak dan bagian yang
bocor
 Saat berjalan, rasakan perubahan-perubahan
pada ventilasi khususnya tanda kebocoran
 Memperbaiki Kerusakan
 kurang perentangan  matikan sistem  tarik
vent bag dari kipas di sepanjang messenger wire
 Kusut karena lipatan  ganti bagian tersebut
dengan vent bag fleksibel kawat spiral atau bagian
bengkok yang dibuat secara khusus
 Jika robek kecil  jahitnya dengan kawat
jika besar  ganti dengan vent bag yang baru
 PemasanganVentTube Baja dan Karakternya
 Pjg = 5 m, diameter = 24’ – 48’
 Gantung dengan 2 penggantung  untuk
menyangga masing-masing tube baja
 Tanpa Cincin  disambungkan sedekat mungkin
dan dibalut dengan pita perekat hitam di sekeliing
sambungan untuk menutup celah
 Cincin  satukan kedua ujungnya  jepit dengan
penjepit khusus “U” berlapis karet busa,
kencangkan baut
4.Mengukur Jumlah Ventilasi,
Gas dan Debu…
 Kec. udara : vane anemometer, velometer mekanik,
velometer elektronik, pitot tube dan manometer,
generator asap
 Gas  dengan mengalirkan air melalui tabung yang
berisi bahan kimia yang akan berubah warnanya jika ada
salah satu gas tersebut. Konsentrasi gas dibaca dengan
melihat jarak penyebaran ‘stain’ atau ‘perubahan warna’
di sepanjang tabung
 Debu  mengumpulkannya pada filter
(penyaring)
 Filter dihubungkan ke pompa listrik kecil yang
membawa udara melalui filter
 Udara akan lewat tetapi kotoran akan tertinggal
pada filter
 Filter ditimbang beratnya sebelum maupun
sesudah penggunaan, dan perbedaan berat
adalah jumlah debu yang dikumpulkan
 Volume udara yang dialirkan melalui pompa
diketahui. Selanjutnya konsentrasi debu dihitung.

More Related Content

What's hot

pola peledakan tamka dan tamda
pola peledakan tamka dan tamdapola peledakan tamka dan tamda
pola peledakan tamka dan tamdaUDIN MUHRUDIN
 
Istilah-istilah Pertambangan
Istilah-istilah  PertambanganIstilah-istilah  Pertambangan
Istilah-istilah Pertambangan
fridolin bin stefanus
 
Penyaliran Tambang
Penyaliran TambangPenyaliran Tambang
Penyaliran Tambang
heny novi
 
Perencanaan peledakan
Perencanaan peledakanPerencanaan peledakan
Perencanaan peledakan
UDIN MUHRUDIN
 
Proses pemboran lubang tembak
Proses pemboran lubang tembakProses pemboran lubang tembak
Proses pemboran lubang tembak
seed3d
 
Tipe dan jenis bahan peledak
Tipe dan jenis bahan peledakTipe dan jenis bahan peledak
Tipe dan jenis bahan peledakUVRI - UKDM
 
Metode Penambangan Cut and Fill
Metode Penambangan Cut and FillMetode Penambangan Cut and Fill
Metode Penambangan Cut and Fill
Sastra Diharlan
 
Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1
Sylvester Saragih
 
Tambang eksplorasi
Tambang eksplorasiTambang eksplorasi
Tambang eksplorasi
oilandgas24
 
Room and pillar_dan_longwall_batubara
Room and pillar_dan_longwall_batubaraRoom and pillar_dan_longwall_batubara
Room and pillar_dan_longwall_batubara
Syahwil Ackbar
 
Genesa Bahan Galian
Genesa Bahan GalianGenesa Bahan Galian
Genesa Bahan Galian
permukaan bumi
 
Jalan Angkut Tambang
Jalan Angkut TambangJalan Angkut Tambang
Jalan Angkut Tambang
Universitas Sriwijaya
 
Terminologi Pertambangan
Terminologi PertambanganTerminologi Pertambangan
Terminologi Pertambangan
Reski Aprilia
 
Sistem Penambangan
Sistem PenambanganSistem Penambangan
Sistem Penambangan
fridolin bin stefanus
 
Bab II Pemboran Peledakan
Bab II Pemboran PeledakanBab II Pemboran Peledakan
Bab II Pemboran Peledakan
Muhammad Nafis
 
186703099 petrologi-batubara
186703099 petrologi-batubara186703099 petrologi-batubara
186703099 petrologi-batubara
Sylvester Saragih
 
Eskplorasi rinci
Eskplorasi rinciEskplorasi rinci
Eskplorasi rinci
rosaliamoniz
 
Dasar Dasar Peledakan Untuk Tambang Umum
Dasar Dasar Peledakan Untuk Tambang UmumDasar Dasar Peledakan Untuk Tambang Umum
Dasar Dasar Peledakan Untuk Tambang Umum
Ipung Noor
 
laporan modul 1- kominusi - crushing
laporan modul 1- kominusi - crushinglaporan modul 1- kominusi - crushing
laporan modul 1- kominusi - crushing
Fathur Rozaq
 
Teknik eksplorasi
Teknik eksplorasiTeknik eksplorasi
Teknik eksplorasi
oilandgas24
 

What's hot (20)

pola peledakan tamka dan tamda
pola peledakan tamka dan tamdapola peledakan tamka dan tamda
pola peledakan tamka dan tamda
 
Istilah-istilah Pertambangan
Istilah-istilah  PertambanganIstilah-istilah  Pertambangan
Istilah-istilah Pertambangan
 
Penyaliran Tambang
Penyaliran TambangPenyaliran Tambang
Penyaliran Tambang
 
Perencanaan peledakan
Perencanaan peledakanPerencanaan peledakan
Perencanaan peledakan
 
Proses pemboran lubang tembak
Proses pemboran lubang tembakProses pemboran lubang tembak
Proses pemboran lubang tembak
 
Tipe dan jenis bahan peledak
Tipe dan jenis bahan peledakTipe dan jenis bahan peledak
Tipe dan jenis bahan peledak
 
Metode Penambangan Cut and Fill
Metode Penambangan Cut and FillMetode Penambangan Cut and Fill
Metode Penambangan Cut and Fill
 
Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1
 
Tambang eksplorasi
Tambang eksplorasiTambang eksplorasi
Tambang eksplorasi
 
Room and pillar_dan_longwall_batubara
Room and pillar_dan_longwall_batubaraRoom and pillar_dan_longwall_batubara
Room and pillar_dan_longwall_batubara
 
Genesa Bahan Galian
Genesa Bahan GalianGenesa Bahan Galian
Genesa Bahan Galian
 
Jalan Angkut Tambang
Jalan Angkut TambangJalan Angkut Tambang
Jalan Angkut Tambang
 
Terminologi Pertambangan
Terminologi PertambanganTerminologi Pertambangan
Terminologi Pertambangan
 
Sistem Penambangan
Sistem PenambanganSistem Penambangan
Sistem Penambangan
 
Bab II Pemboran Peledakan
Bab II Pemboran PeledakanBab II Pemboran Peledakan
Bab II Pemboran Peledakan
 
186703099 petrologi-batubara
186703099 petrologi-batubara186703099 petrologi-batubara
186703099 petrologi-batubara
 
Eskplorasi rinci
Eskplorasi rinciEskplorasi rinci
Eskplorasi rinci
 
Dasar Dasar Peledakan Untuk Tambang Umum
Dasar Dasar Peledakan Untuk Tambang UmumDasar Dasar Peledakan Untuk Tambang Umum
Dasar Dasar Peledakan Untuk Tambang Umum
 
laporan modul 1- kominusi - crushing
laporan modul 1- kominusi - crushinglaporan modul 1- kominusi - crushing
laporan modul 1- kominusi - crushing
 
Teknik eksplorasi
Teknik eksplorasiTeknik eksplorasi
Teknik eksplorasi
 

Viewers also liked

Perencanaan Pertambangan dan Ventilasi metode longwall
Perencanaan Pertambangan dan Ventilasi metode longwallPerencanaan Pertambangan dan Ventilasi metode longwall
Perencanaan Pertambangan dan Ventilasi metode longwall
Fathur Rozaq
 
Deep tunnel (ardian zul fauzi)
Deep tunnel (ardian zul fauzi) Deep tunnel (ardian zul fauzi)
Deep tunnel (ardian zul fauzi)
afifsalim12
 
Underground River Engineering (Teknik Sungai Bawah Tanah)
Underground River Engineering (Teknik Sungai Bawah Tanah)Underground River Engineering (Teknik Sungai Bawah Tanah)
Underground River Engineering (Teknik Sungai Bawah Tanah)
Ariza Julian Hakim
 
JAKARTA Multi Purpose Deep Tunnel
JAKARTA Multi Purpose Deep TunnelJAKARTA Multi Purpose Deep Tunnel
JAKARTA Multi Purpose Deep Tunnel
Elisa Sutanudjaja
 
Paper geoteknik terowongan
Paper geoteknik terowonganPaper geoteknik terowongan
Paper geoteknik terowongan
heny novi
 
Bab iii mekanika batuan
Bab iii mekanika batuanBab iii mekanika batuan
Bab iii mekanika batuanEdwin Harsiga
 
ppt tambang bawah tanah
ppt tambang bawah tanahppt tambang bawah tanah
ppt tambang bawah tanah
Andrian M
 

Viewers also liked (7)

Perencanaan Pertambangan dan Ventilasi metode longwall
Perencanaan Pertambangan dan Ventilasi metode longwallPerencanaan Pertambangan dan Ventilasi metode longwall
Perencanaan Pertambangan dan Ventilasi metode longwall
 
Deep tunnel (ardian zul fauzi)
Deep tunnel (ardian zul fauzi) Deep tunnel (ardian zul fauzi)
Deep tunnel (ardian zul fauzi)
 
Underground River Engineering (Teknik Sungai Bawah Tanah)
Underground River Engineering (Teknik Sungai Bawah Tanah)Underground River Engineering (Teknik Sungai Bawah Tanah)
Underground River Engineering (Teknik Sungai Bawah Tanah)
 
JAKARTA Multi Purpose Deep Tunnel
JAKARTA Multi Purpose Deep TunnelJAKARTA Multi Purpose Deep Tunnel
JAKARTA Multi Purpose Deep Tunnel
 
Paper geoteknik terowongan
Paper geoteknik terowonganPaper geoteknik terowongan
Paper geoteknik terowongan
 
Bab iii mekanika batuan
Bab iii mekanika batuanBab iii mekanika batuan
Bab iii mekanika batuan
 
ppt tambang bawah tanah
ppt tambang bawah tanahppt tambang bawah tanah
ppt tambang bawah tanah
 

Similar to Ventilasi untuk miner

Kavitasi+pada+pompa
Kavitasi+pada+pompaKavitasi+pada+pompa
Kavitasi+pada+pompa
Muhammad Diqi
 
Teknologi_Pengendalian_Pencemaran_Udara.pptx
Teknologi_Pengendalian_Pencemaran_Udara.pptxTeknologi_Pengendalian_Pencemaran_Udara.pptx
Teknologi_Pengendalian_Pencemaran_Udara.pptx
erdisuroso2
 
JOBSHEET SITU refisi 1.docx
JOBSHEET SITU refisi 1.docxJOBSHEET SITU refisi 1.docx
JOBSHEET SITU refisi 1.docx
AnjarKoeswara1
 
Electrical Maintainance (MEA 10013) Penyaman udara.pptx
Electrical Maintainance (MEA 10013) Penyaman udara.pptxElectrical Maintainance (MEA 10013) Penyaman udara.pptx
Electrical Maintainance (MEA 10013) Penyaman udara.pptx
MuhammadIskandar99
 
Sistem Pneumatik & Hidrolik
Sistem Pneumatik & HidrolikSistem Pneumatik & Hidrolik
Sistem Pneumatik & Hidrolik
DYA_25
 
Bab 3. pengendalian metan di sub bagian mesin penambang kontinyu
Bab 3. pengendalian metan di sub bagian mesin penambang kontinyuBab 3. pengendalian metan di sub bagian mesin penambang kontinyu
Bab 3. pengendalian metan di sub bagian mesin penambang kontinyu
Hartowijaya®
 
Pneumatik
PneumatikPneumatik
Pneumatik
anggah12
 
Sistem Pneumatik N Hidrolik
Sistem Pneumatik N HidrolikSistem Pneumatik N Hidrolik
Sistem Pneumatik N Hidrolik
MOHD SHUKRI
 
ppt modul 9.pptx
ppt modul 9.pptxppt modul 9.pptx
ppt modul 9.pptx
RezkyAndrii
 
Pumping practice for building & industry services
Pumping practice for building & industry servicesPumping practice for building & industry services
Pumping practice for building & industry services
Ciecie Punya
 
Sistem pneumatik
Sistem pneumatikSistem pneumatik
Sistem pneumatik
'Purwanto' Magl
 
Materi pertemuan 2 Penerapan Sistem Robotik
Materi pertemuan 2   Penerapan Sistem RobotikMateri pertemuan 2   Penerapan Sistem Robotik
Materi pertemuan 2 Penerapan Sistem Robotik
Ahmad Nawawi, S.Kom
 
Sistem pneumatik
Sistem pneumatikSistem pneumatik
Sistem pneumatikWahyu Pram
 
Stasiun boiler kelapa_sawit
Stasiun boiler kelapa_sawitStasiun boiler kelapa_sawit
Stasiun boiler kelapa_sawit
Bristia Sinyo Saputra
 
K3 Pesawat Uap
K3 Pesawat Uap K3 Pesawat Uap
K3 Pesawat Uap
MarsiaSantoso2
 
Kompresor SMK kelas X kurikulum merdeka.ppt
Kompresor SMK kelas X kurikulum merdeka.pptKompresor SMK kelas X kurikulum merdeka.ppt
Kompresor SMK kelas X kurikulum merdeka.ppt
umakahawa22
 
Sistim pneumatik dan hidrolik
Sistim pneumatik dan hidrolikSistim pneumatik dan hidrolik
Sistim pneumatik dan hidrolikmacyie9897
 
air_conditioner_mobil_konvensional_lengk.pptx
air_conditioner_mobil_konvensional_lengk.pptxair_conditioner_mobil_konvensional_lengk.pptx
air_conditioner_mobil_konvensional_lengk.pptx
MuhammadAliIdris
 
Simulasi variable speed fan condenser
Simulasi variable speed fan condenserSimulasi variable speed fan condenser
Simulasi variable speed fan condenser
eva sulistiany
 
Pneumatik pertemua 1.pdf
Pneumatik pertemua 1.pdfPneumatik pertemua 1.pdf
Pneumatik pertemua 1.pdf
TulusArdiyanto
 

Similar to Ventilasi untuk miner (20)

Kavitasi+pada+pompa
Kavitasi+pada+pompaKavitasi+pada+pompa
Kavitasi+pada+pompa
 
Teknologi_Pengendalian_Pencemaran_Udara.pptx
Teknologi_Pengendalian_Pencemaran_Udara.pptxTeknologi_Pengendalian_Pencemaran_Udara.pptx
Teknologi_Pengendalian_Pencemaran_Udara.pptx
 
JOBSHEET SITU refisi 1.docx
JOBSHEET SITU refisi 1.docxJOBSHEET SITU refisi 1.docx
JOBSHEET SITU refisi 1.docx
 
Electrical Maintainance (MEA 10013) Penyaman udara.pptx
Electrical Maintainance (MEA 10013) Penyaman udara.pptxElectrical Maintainance (MEA 10013) Penyaman udara.pptx
Electrical Maintainance (MEA 10013) Penyaman udara.pptx
 
Sistem Pneumatik & Hidrolik
Sistem Pneumatik & HidrolikSistem Pneumatik & Hidrolik
Sistem Pneumatik & Hidrolik
 
Bab 3. pengendalian metan di sub bagian mesin penambang kontinyu
Bab 3. pengendalian metan di sub bagian mesin penambang kontinyuBab 3. pengendalian metan di sub bagian mesin penambang kontinyu
Bab 3. pengendalian metan di sub bagian mesin penambang kontinyu
 
Pneumatik
PneumatikPneumatik
Pneumatik
 
Sistem Pneumatik N Hidrolik
Sistem Pneumatik N HidrolikSistem Pneumatik N Hidrolik
Sistem Pneumatik N Hidrolik
 
ppt modul 9.pptx
ppt modul 9.pptxppt modul 9.pptx
ppt modul 9.pptx
 
Pumping practice for building & industry services
Pumping practice for building & industry servicesPumping practice for building & industry services
Pumping practice for building & industry services
 
Sistem pneumatik
Sistem pneumatikSistem pneumatik
Sistem pneumatik
 
Materi pertemuan 2 Penerapan Sistem Robotik
Materi pertemuan 2   Penerapan Sistem RobotikMateri pertemuan 2   Penerapan Sistem Robotik
Materi pertemuan 2 Penerapan Sistem Robotik
 
Sistem pneumatik
Sistem pneumatikSistem pneumatik
Sistem pneumatik
 
Stasiun boiler kelapa_sawit
Stasiun boiler kelapa_sawitStasiun boiler kelapa_sawit
Stasiun boiler kelapa_sawit
 
K3 Pesawat Uap
K3 Pesawat Uap K3 Pesawat Uap
K3 Pesawat Uap
 
Kompresor SMK kelas X kurikulum merdeka.ppt
Kompresor SMK kelas X kurikulum merdeka.pptKompresor SMK kelas X kurikulum merdeka.ppt
Kompresor SMK kelas X kurikulum merdeka.ppt
 
Sistim pneumatik dan hidrolik
Sistim pneumatik dan hidrolikSistim pneumatik dan hidrolik
Sistim pneumatik dan hidrolik
 
air_conditioner_mobil_konvensional_lengk.pptx
air_conditioner_mobil_konvensional_lengk.pptxair_conditioner_mobil_konvensional_lengk.pptx
air_conditioner_mobil_konvensional_lengk.pptx
 
Simulasi variable speed fan condenser
Simulasi variable speed fan condenserSimulasi variable speed fan condenser
Simulasi variable speed fan condenser
 
Pneumatik pertemua 1.pdf
Pneumatik pertemua 1.pdfPneumatik pertemua 1.pdf
Pneumatik pertemua 1.pdf
 

More from UVRI - UKDM

Seminar proposal
Seminar proposalSeminar proposal
Seminar proposal
UVRI - UKDM
 
Analisis investasi tambang 2
Analisis investasi tambang 2Analisis investasi tambang 2
Analisis investasi tambang 2UVRI - UKDM
 
Teknik peledakan sifat bahan peledak
Teknik peledakan sifat bahan peledakTeknik peledakan sifat bahan peledak
Teknik peledakan sifat bahan peledak
UVRI - UKDM
 
Ekonomi bahan galian , s umber daya mineral
Ekonomi bahan galian , s umber daya mineralEkonomi bahan galian , s umber daya mineral
Ekonomi bahan galian , s umber daya mineralUVRI - UKDM
 
Ekonomi bahan galian , s umber daya mineral
Ekonomi bahan galian , s umber daya mineralEkonomi bahan galian , s umber daya mineral
Ekonomi bahan galian , s umber daya mineral
UVRI - UKDM
 
Bahan galian industri
Bahan galian industriBahan galian industri
Bahan galian industri
UVRI - UKDM
 
Konsep pengambilan keputusan bisnis
Konsep pengambilan keputusan bisnisKonsep pengambilan keputusan bisnis
Konsep pengambilan keputusan bisnis
UVRI - UKDM
 
Tugas management pertambangan
Tugas management pertambanganTugas management pertambangan
Tugas management pertambanganUVRI - UKDM
 
The non clastic sedimentary minerals
The non clastic sedimentary mineralsThe non clastic sedimentary minerals
The non clastic sedimentary minerals
UVRI - UKDM
 
Aplikasi proyeksi orthografis
Aplikasi proyeksi orthografisAplikasi proyeksi orthografis
Aplikasi proyeksi orthografisUVRI - UKDM
 
Pengantar perencanaan tambang
Pengantar perencanaan tambangPengantar perencanaan tambang
Pengantar perencanaan tambang
UVRI - UKDM
 
Analisis Tegangan Dan Regangan
Analisis Tegangan Dan ReganganAnalisis Tegangan Dan Regangan
Analisis Tegangan Dan ReganganUVRI - UKDM
 

More from UVRI - UKDM (14)

Seminar proposal
Seminar proposalSeminar proposal
Seminar proposal
 
Analisis investasi tambang 2
Analisis investasi tambang 2Analisis investasi tambang 2
Analisis investasi tambang 2
 
Teknik peledakan sifat bahan peledak
Teknik peledakan sifat bahan peledakTeknik peledakan sifat bahan peledak
Teknik peledakan sifat bahan peledak
 
Batubara
BatubaraBatubara
Batubara
 
Ekonomi bahan galian , s umber daya mineral
Ekonomi bahan galian , s umber daya mineralEkonomi bahan galian , s umber daya mineral
Ekonomi bahan galian , s umber daya mineral
 
Ekonomi bahan galian , s umber daya mineral
Ekonomi bahan galian , s umber daya mineralEkonomi bahan galian , s umber daya mineral
Ekonomi bahan galian , s umber daya mineral
 
Bahan galian industri
Bahan galian industriBahan galian industri
Bahan galian industri
 
Cost
CostCost
Cost
 
Konsep pengambilan keputusan bisnis
Konsep pengambilan keputusan bisnisKonsep pengambilan keputusan bisnis
Konsep pengambilan keputusan bisnis
 
Tugas management pertambangan
Tugas management pertambanganTugas management pertambangan
Tugas management pertambangan
 
The non clastic sedimentary minerals
The non clastic sedimentary mineralsThe non clastic sedimentary minerals
The non clastic sedimentary minerals
 
Aplikasi proyeksi orthografis
Aplikasi proyeksi orthografisAplikasi proyeksi orthografis
Aplikasi proyeksi orthografis
 
Pengantar perencanaan tambang
Pengantar perencanaan tambangPengantar perencanaan tambang
Pengantar perencanaan tambang
 
Analisis Tegangan Dan Regangan
Analisis Tegangan Dan ReganganAnalisis Tegangan Dan Regangan
Analisis Tegangan Dan Regangan
 

Ventilasi untuk miner

  • 1. VENTILASI TAMBANG BY MALIK UNIVERSITAS VETERAN REPUBLIK INDONESIA FUM 407
  • 2. 1.Mengapa Ventilasi Diperlukan..?  Mengganti oksigen yang telah digunakan + membuang gas, asap, & debu  Peraturan :  Umum :  tidak diijinkan untuk mengirimkan pekerja ke tempat kerja yang berdebu, berasap dan beruap yang konsentrasinya bisa menimbulkan masalah terhadap kesehatan pekerja.  harus memastikan tersedia aliran udara yang cukup untuk mengurangi atau membuang konsentrasi asap hasil peledakan secepat mungkin.  harus memastikan tidak ada udara ‘Sirkulasi balik’
  • 3. Beberapa Persyaratan Ventilasi dalam Peraturan Pertambangan Pemerintah Indonesia JumlahVentilasi: untuk setiap pekerja tidak kurang dari 2 meter kubik setiap menit (71 cfm) untuk kendaraan bermesin diesel tidak kurang dari 3 meter kubik per menit untuk setiap unit daya kuda (106 cfm) kecepatan udara minimum 7 meter per menit (23 kaki per menit) Kualitas Udara: Oksigen tidak kurang dari 19.5% Karbon Dioksida tidak lebih dari 0.5% Temperatur antara 18 dan 24 derajat Celsius Kelembaban Relatif maksimum 85% Gas Beracun: Karbon Monoksida tidak lebih dari 50 ppm rata-rata selama 8 jam; tidak lebih dari 400 ppm untuk setiap periode 15 menit Hidrogen Sulfida tidak lebih dari 10 ppm rata-rata selama 8 jam Nitrogen Oksida tidak lebih dari 3 ppm rata-rata untuk 8 jam Nitrogen Dioksida tidak lebih dari 5 ppm untuk setiap periode 15 menit Metana tidak lebih dari 0.25% rata-rata untuk 8 jam
  • 4. GAS % dengan volume Nitrogen (N2) 78.09 Oksigen (O2) 20.95 Argon (A) 0.93 Karbon Dioksida (CO2) 0.03 Gas Dihasilkan oleh Tanda-tanda atau Efek Batas Terkena Karbon Monoksida (CO) Diesel, peledakan, kebakaran Tidak berasa, berwarna ataupun berbau. Pusing-pusing; kerutan di dahi; muntah; pingsan. Sangat beracun. 50 ppm selama 8 jam (IMR); 400 ppm selama 15 menit (IMR) Nitrik Oksida (NO) Mesin Diesel, peledakan Berbau tajam. Sangat beracun. Bersama dengan NO2 bisa penumonia atau kematian yang tertunda 3 ppm (IMR) Nitrogen Dioksida (NO2) Mesin Diesel, peledakan Berbau tajam, terkadang berbentuk asap coklat. Sangat beracun. 3 ppm 5 ppm selama 15 menit (IMR) Formaldehida (HCHO) Mesin Diesel Berbau tajam; membuat mata berair. Sangat beracun. Bisa menyebabkan kanker 1 ppm Sulfur Dioksida (SO2) Mesin Diesel yang menggunakan bahan bakar berkadar belerang tinggi; peledakan; kebakaran Berbau sangat tajam dan memabukkan 2 ppm (TLV) Hidrogen Sulfida (H2S) Peledakan; kebakaran; air asam pada bijih sulfida Beracun. Berbau telur busuk. Dalam konsentrasi tinggi mematikan indera penciuman. 10 ppm (TLV) Amoniak (NH3) Campuran bahan peledak Anfo dan semen. Beracun. Berbau sangat tajam dan memabukkan. 25 ppm (TLV) Metana (CH4) Dari batuan dan dari tumbuhan yang membusuk. Seringkali diikuti gs lain seperti H2S. Bersifat membakar dan meledakkan 0.25% (IMR); bisa meledak dalam konsentrasi 5% hingga 15%. Hidrogen (H2) Dari pengisi aki dan batuan. Terkadang bersama dengan metana. Sangat mudah meledak Bisa meledak dalam konsentrasi 4% hingga 75%. gas di udara Gas beracun & mudah meledak
  • 5. Debu… Penyebab Perbaikan dan Pencegahan Pengeboran Selalu menggunakan semprotan air pada bor. Pembersihan lubang untuk pengisian bahan peledak Jika udara bertekanan digunakan untuk membersihkan lubang, maka masker debu harus dipakai Peledakan 1. biarkan beberapa saat agar kumpulan debu dan asap hilang sebelum masuk; 2. gunakan semprotan air selama peledakan; 3. bilas setelah peledakan untuk membuang debu dari langkan. Mucking 1. pastikan muckpile dibasahi dengan benar sebelum mucking; 2. jika perlu, gunakan semprotan selama mucking; 3. pakai masker debu; 4. jaga bantalan jalan tetap basah agar roda tidak menerbangkan debu. Pengiriman 1. pastikan batuan basah; 2. gunakan semprotan air pada tempat pengiriman konveyor. Rockbreaking dan crushing 1. gunakan semprotan air; 2. gunakan sistem pengumpul debu. Ventilasi kecepatan tinggi 1. hindari kecepatan yang lebih dari 2.5 meter per detik; 2. bilas sekeliling ujung pembuangan vent bag.
  • 6.  Tubuh kerja keras + suhu tinggi + kelembaban tinggi  SANGAT BERBAHAYA..!!  berhenti bekerja + dinginkan badan  Aturan pemerintah  18º - 24º, kelembaban relatif ≤ 85% Temperatur khas  13º - 16º, kelembaban relatif ≥ 85%  Mesin diesel  1hp = 3 m3/menit
  • 7. 2.Cara Kerja Ventilasi…  Komponen Utama :  Intake  sistem terowongan dan sumuran tempat udara dialirkan dari permukaan ke dalam tambang  Working  tempat miner dan peralatannya bekerja  Exhaust  sistem terowongan dan sumuran yang dilalui udara untuk mengalir menuju permukaan
  • 8.  Sistem ventilasi utama :  menyuplai udara yg mengalir di dalam working  Udara dialirkan melalui kipas utama di permukaan pada saluran intake dan exhaust
  • 9.  Sistem ventilasi booster  bantu kipas utama  Menambah jumlah udara ventilasi utama ke bagian tambang  Dipasang di tempat yg salah  sirkulasi balik  kualitas udara semakin buruk
  • 10.  Ventilasi tambahan  Jika drift atau tempat kerja hanya memiliki satu jalan masuk  Kipas menyerap udara segar dan dialirkan ke face melalui tabung  Terkadang kipas pembuangan digunakan untuk menghisap udara sisa  Meniup udara  ujung bag/ducting ≤ 30m
  • 11.  Ventilasi udara bertekanan  Untuk mengalirkan udara ke raise atau tempat kerja kecil lainnya  Bisa untuk : gerakkan kipas udara bertekanan, bazooka, hembuskan dari ujung pipa atau selang  Hanya untuk tempat yg perlu aliran udara dgn jumlah sedikit
  • 12. Sirkuit Ventilasi…  Seri : tempat udara mengalir melalui intake ke dalam level, melalui satu tempat kerja dan keluar melalui exhaust  Paralel : tempat udara mengalir melalui intake, selanjutnya terpencar menjadi aliran berbeda untuk mengaliri working dan selanjutnya bergabung kembali untuk menuju ke exhaust
  • 13.  Seri – Paralel :  merupakan campuran sirkuit seri dan paralel  Dua tempat kerja bisa berbentuk seri dengan yang lain dan paralel dengan dua tempat kerja lainnya yang berbentuk seri dengan yang lainnya.
  • 14. Kontrol Ventilasi…  Ventilation bulkhead atau stopping menghentikan aliran udara yang melalui drift yang tidak lagi digunakan atau untuk memisahkan intake utama dan aliran udara balik  Regulator  mengurangi aliran udara ke tempat kerja atau bagian tambang
  • 15.  Pintu ventilasi  digunakan di dalam drift yang memerlukan kontrol ventilasi tetapi harus dilewati kendaraan  Air crossing  diperlukan jika aliran udara intake melewati aliran udara balik, umumnya dilakukan dengan membuat terowongan yang terpisah seluruhnya di dalam batuan, tetapi terkadang crossing asli harus dibuat
  • 17. Kebocoran Udara…  Pintu ventilasi - mungkin merupakan penyebab kebocoran yang paling besar akibat pintu yang buruk, rusak atau dibiarkan terbuka  Bulkhead - Seringkali bocor akibat -  konstruksi yang buruk,  kerusakan akibat tekanan batuan;  penyusutan semen di sekeliling tepinya;  timber yang membusuk; atau  kerusakan karena peledakan.  Drain atau ditch - Jika selokan drainase melalui bulkhead atau kerangka pintu, selokan ini bisa menjadi penyebab utama kebocoran  Chute dan ore-pass - Jika kosong, tanpa ore atau waste yang menghambat dasar udara akan mengalir melalui bulkhead  chute tidak boleh kosong  Kantung & tabung ventilasi - kantong atau duct yang fleksibel lebih mudah rusak dibandingkan tabung yang kaku
  • 18. 3.Ventilasi Tambahan…  Peralatan :  Pipa ventilasi (d=90cm / 36’, p=5 m)  Vent bag (p=15 m)  Kipas tambahan  Scissors lift  Overhead crane  3/8” chain size  Split set  Sling  Sign / barricade  Hanger  Ventilation Accessories  Cara :  setiap kipasTambahan dipasang di tempat yang benar  Aliran kipas utama > 50% dari kipas tambahan
  • 19. Push System…  Kipas menekan udara pertukaran menuju tempat kerja  Kipas dipasang di arus ventilasi utama sedikitnya 10 meter ke upstream dari heading yang akan dialirkan udara  membantu mencegah sirkulasi udara balik.  Ventilation duct, yang kaku ataupun fleksibel dihubungkan ke kipas dan dijalankan sampai 30 meter dari muka heading
  • 20.
  • 21. Tandem Push/Blower Sistem…  Digunakan jika beberapa drift sedang disiapkan di area yang sama  Satu kipas dan tabung utama mengirimkan udara segar ke muka drift yang paling jauh dari aliran udara utama dan kipas lain yang lebih kecil menggunakan udara yang kembali untuk mengalirkan udara ke drift lain  Keuntungan : udara yang diperlukan lebih sedikit dibandingkan sistem cabang sehingga duct yang digunakan lebih kecil  Kerugian :  operasi harus dikontrol dengan ketat  jika kipas tambahan utama berhenti, semua pekerja di ketiga drift harus dihentikan karena tidak ada udara segar yang masuk.
  • 22. Pull System/Exhaust…  Perbedaan sistem ‘pull’ dan sistem ‘push’  kipas harus ditempatkan 10 meter di sisi downstream heading di aliran ventilasi utama dan duct harus kaku
  • 23. Push – Pull System…  untuk pertambangan kecepatan tinggi di heading panjang  kipas dipasang 10 meter downstream dari heading di aliran ventilasi utama  Kipas ‘push’ ditempatkan sekitar 210 meter dari face, sehingga melewati ‘pull’ duct sedikitnya sekitar 10 meter  Keuntungan : hanya drift yang berjarak 200 meter dari drift yang tercemar oleh asap peledakan  Kipas ‘pull’ harus menangani paling sedikit 50% udara lebih banyak dari jumlah yang ditangani oleh kipas ‘push’
  • 24.  Faktor yang mempengaruhi jumlah udara oleh kipas :  Panjang tabung/vent bag  Diameter bag/tubing  Kondisi vent bag/tubing  Kipas di ventilasi tambahan :  Kipas yang lebih besar  2 kipas atau lebih secara seri  2 kipas atau lebih secara paralel  Efek ukuran kipas, diameter & panjang vent duct:  Daya kipas mempengaruhi jumlah udara yang akan didorong oleh kipas dan panjang duct yang akan dilewati udara  Panjang ventilation duct secara langsung mempengaruhi jumlah udara yang bisa ditiupkan oleh kipas tertentu melalui duct
  • 25.  Pemasangan fan, inlet screen+belt, vent bag adapter
  • 26.  PemasanganVent Bag & Sist. SuspensiVent Bag  Pastikan kipas telah dimatikan dan aman  Peralatan mesin diesel tidak boleh digunakan  Gantung vent bag pada garis lurus dan tanjakan yang tetap  Sambungkan vent bag yang lama dengan vent bag yang baru
  • 27.  MengujiVent Bag  peringatkan pekerja di area tersebut kalau Anda akan menguji sistem vent bag  pastikan tidak ada orang yang berdiri sejajar dengan ujung dan di sisi vent bag  Nyalakan kipas, periksa vent bag  jika ada kerusakan dan sambungan yang belum benar, perbaiki!  Mencari Kerusakan  cari bagian yang kusut, terlipat, bag yang mengepak dan robek;  dengarkan bag yang mengepak dan bagian yang bocor  Saat berjalan, rasakan perubahan-perubahan pada ventilasi khususnya tanda kebocoran
  • 28.  Memperbaiki Kerusakan  kurang perentangan  matikan sistem  tarik vent bag dari kipas di sepanjang messenger wire  Kusut karena lipatan  ganti bagian tersebut dengan vent bag fleksibel kawat spiral atau bagian bengkok yang dibuat secara khusus  Jika robek kecil  jahitnya dengan kawat jika besar  ganti dengan vent bag yang baru
  • 29.  PemasanganVentTube Baja dan Karakternya  Pjg = 5 m, diameter = 24’ – 48’  Gantung dengan 2 penggantung  untuk menyangga masing-masing tube baja  Tanpa Cincin  disambungkan sedekat mungkin dan dibalut dengan pita perekat hitam di sekeliing sambungan untuk menutup celah  Cincin  satukan kedua ujungnya  jepit dengan penjepit khusus “U” berlapis karet busa, kencangkan baut
  • 30. 4.Mengukur Jumlah Ventilasi, Gas dan Debu…  Kec. udara : vane anemometer, velometer mekanik, velometer elektronik, pitot tube dan manometer, generator asap  Gas  dengan mengalirkan air melalui tabung yang berisi bahan kimia yang akan berubah warnanya jika ada salah satu gas tersebut. Konsentrasi gas dibaca dengan melihat jarak penyebaran ‘stain’ atau ‘perubahan warna’ di sepanjang tabung
  • 31.  Debu  mengumpulkannya pada filter (penyaring)  Filter dihubungkan ke pompa listrik kecil yang membawa udara melalui filter  Udara akan lewat tetapi kotoran akan tertinggal pada filter  Filter ditimbang beratnya sebelum maupun sesudah penggunaan, dan perbedaan berat adalah jumlah debu yang dikumpulkan  Volume udara yang dialirkan melalui pompa diketahui. Selanjutnya konsentrasi debu dihitung.