SlideShare a Scribd company logo
LINGKUNGAN PERTAMBANGAN
Politeknik Negeri Balikpapan
REFERENSI








F. Goenawan Soeratmo, Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan, Gama press, Yogyakarta, 1988
Partanto Prodjosumarto, Pengantar Teknologi
Mineral, Diktat Kuliah, FTM ITB
Juli Sumirat Slamet, Kesehatan Lingkungan, Gama
Press
M Suparmoko, Ekonomi Sumberdaya Alam dan
Lingkungan
Koesnadi Hardjasoemantri, Hukum Tata Lingkungan
Edisi Ketujuh, UGM Press
Proceeding Symposium on Natural Resource and
Enviromental Management, UPN Press, 2002
Prosiding Temu Profesi Tahunan XI PERHAPI 2002
TERMINOLOGI DALAM
LINGKUNGAN (1)


Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) :
Hasil Studi yang menyajikan dampak penting
suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan
terhadap lingkungan, sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan.
(PP No. 51 Tahun 1993)
TERMINOLOGI DALAM
LINGKUNGAN (2)


Lingkungan Hidup :
adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan dan makluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunnya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makluk hidup lain; (UU No 32
Tahun 2009 dan UU No. 23 tahun 1997)
TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (2)




Prospecting - adalah kegiatan penyelidikan, pencarian
dan atau penemuan endapan mineral berharga.
“Exploration - The search for mineral deposits and the
work done to prove or establish the extent of a mineral
deposit” : Pencarian Endapan Mineral dan pekerjaan yang
dilakukan untuk membuktikan atau menentukan
luasan/ukuran dari suatu endapan mineral. Atau menurut
batasan Partanto Projosumarto, 1989 adalah pekerjaanpekerjaan selanjutnya setelah ditemukannya endapanendapan mineral berharga yang meliputi pekerjaanpekerjaan untuk mengetahui dan mendapatkan ukuran,
bentuk, letak (posisi), kadar rata-rata dan jumlah
cadangan dari endapan tersebut.
TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (3)




“Development mining - Work undertaken to open up coal
reserves as distinguished from the work of actual coal
extraction”. Pekerjaan yang dilakukan untuk membuka
cadangan batubara hal ini berbeda dengan pekerjaan yang
nyata untuk mengambil batubara .
“Mineral is a naturally occurring solid formed through
geological processes that has a characteristic chemical
composition, a highly ordered atomic structure, and specific
physical properties. (Dana, 1985)” Mineral adalah sebuah
benda padat yang terbentuk secara alami melalui proses
geologi yang mempunyai komposisi kimia yang khas,
dengan susunan atom yang teratur, dan sifat-sifat fisik
yang khusus.
TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (4)








“Rock is an aggregate of minerals and/or mineraloids.
Batuan adalah agregat/kumpulan mineral.
Ore/ bijih adalah endapan dari sekumpulan mineral yang
dari padanya dapat diambil (diekstrak) satu atau lebih
logamnya dengan menguntungkan berdasarkan keadaan
teknologi dan ekonomi pada saat ini.
“Country Rock” (Bantuan Samping) adalah lapisan
bantuan yang mengelilingi suatu endapan bijih.
“Gangue Minerals” adalah mineral–mineral penganggu
yang tidak berguna tetapi yang terdapat bersama–sama
mineral berharga pada suatu endapan bijih.
TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (5)








“Waste” (barren rock) adalah batuan yang tidak
mengandung mineral berharga atau bagian dari endapan
biji yang kadarnya sangat rendah
“Vein” (urat bijih) adalah suatu daerah mineralisasi
yang memiliki bentuk menyerupai pipa atau urat dan
umumnya miring agak tajam terhadap idang datar (lebih
besar 45°)
“Out Crop” (Singkapan) adalah bagian dari suatu
lapisan batuan atau endapan bijih yang tersingkap
dipermukaan bumi, seringkali bagian itu tertutup oleh
tanah atau tumbuh –tumbuhan yang tipis sehingga sukar
terlihat.
“Overburden” (tanah/batuan penutup) adalah semua
material atau batuan yang menutupi suatu endapan bijih.
TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (6)
“Bedded Deposit” adalah endapan bijih
sedimenter yang letaknya horizontal atau sedikit
miring, dan terletak sejajar dengan stratifikasi
batuan di sekelilingnya. Misalnya : endapan
batubara, endapan-endapan garam.
 “Dissiminated Deposit” (endapan terpencar)
adalah endapan bijih yang tidak teratur bentuk
dan penyebaran kadarnya, letaknya terpisahpisah dan biasanya terdapat pada suatu daerah
yang luas.
 “Masses” adalah endapan bijih yang luas dan
bentukna tidak teratur, pada umumnya endapan
sekunder.

TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (7)










“Float” adalah bagian atau pecahan dari endapan bijih
yang tersingkap dank arena gaya-gaya pelapukan kearah
lembah
“Bed Rock” (batuan dasar) adalah semua material atau
batuan yang berada tepat dibawah suat endapan bijih.
“Hanging Wall” adalah lapisan batuan yang terletak
dibagian atas suatu “vein”, disebut “roof” untuk endapan
batubara.
“Foot Wall” adalah lapisan batuan yang terletak di
bagian bawah suatu “vein”, disebut “floor” untuk endapan.
“Dip” (Kemiringan) adalah sudut terbesar yang
dibentuk oleh suatu endapan bijih atau lapisan batuan
dengan bidang datar
TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (8)








“Strike” (jurus) adalah arah mendatar dari suatu
endapaan atau suatu batuan yang tegak lurus “dip”.
“Shaft” (sumuran) adalah suatu lubang bukaan vertical
atau miring yang menghubungkan tambang bawah tanah
dengan permukaan bumi dan berfungsi sebagai
pengankutan karyawan, alat-alat kebutuhan tambang,
ventilasi, peirisan dan lain-lain.
“Tunnel” (terowongan) adalah suatu lubang bukaan
mendatar atau hampir mendatar yang menembus kedua
belah kaki bukit.
“Adit” (terowongan buntu) adalah suatu lubang
buakaan mendatar atau hampir mendatar
menghubungkan tambang bawah tanah dengan
permukaan bumi dan hanya menembus di sebelah kaki
bukit saja.
TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (9)
“Level” adalah “drift” atau “cross out” atau “adit”
yang dibuat dengan jarak-jarak yang teratur
kearah vertical biasanya diberi nomor-nomor
urut secara teratur menurut ketinggiannya dari
permukaan laut atau menurut kedalamannya
dari permukaan bumi.
 “Raise” adalah suatu lubang bukaan vertical
atau agak miring yang dibuat dari “level” bawah
ke “level” yang di atasnya.
 “Winze” adalah lubang bukaan vertical atau
agak miring yang dibuat dari “level” atas kea rah
“level” yang dibawahnya.

TERMINOLOGI DALAM TAMBANG
(10)








“Blind Shaft” adalah suatu “raise” atau “winze” yang
berfungsi sebagai “shaft”, tetapi tidak menembus sampai
kepermukaan bumi.
“Stope” (lombong) adalah suatu tempat atau ruangan
pada tambang bawah tanah di mana endapan bijih sedang
di tambang, tetapi bukan peggalian yang dilakukan
selama “development”
“Pront/Face” adalah permukaan batuan yang sedang di
tambang.
“Sump adalah suatu sumuran dangkal untuk menampung
air, dari mana air kemudian dipompakan ke permukaan
bumi. Biasanya dibuat di tempat terendah dari “shaft”
dekat shaft ataupun “level”.
TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (7)




“Shaft Collar” adalah bagian atas dari suatu “shaft”
yang diperkuat dengan beton kayu atau bambu (timber).
“Crosscut” adalah lubang yang dibuat mulai dari footwall
dan menembus tubuh bijih.
TERMINOLOGI DALAM TAMBANG
TERBUKA
1. Crest adalah bagian tertinggi
(puncak) daripada jenjang.
2. Toe adalah bagian terendah
(kaki) daripada jenjang.
3. Bench adalah permukaan 3
jenjang.
4. Berm adalah jarak antara toe
suatu jenjang ke crest jenjang
di bawahnya, diukur tegak
lurus jurus jenjang.
5. α = sudut jenjang tunggal
6. β = sudut jenjang keseluruhan
7. h = tinggi jenjang

1
2

7
40

51
62
TAHAP – TAHAP KEGIATAN INDUSTRI
PERTAMBANGAN DAN METALURGI
TERMINOLOGI PERTAMBANGAN

DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA


“Pertambangan” adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan
dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral
atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi,
studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan
pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan
pascatambang.



“Mineral” adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam,
yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal
teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam
bentuk lepas atau padu.



“Batubara” adalah endapan senyawa organik karbonan yang
terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan.



“Pertambangan Mineral” adalah pertambangan kumpulan
mineral yang berupa bijih atau batuan, di luar panas bumi,
minyak dan gas bumi, serta air tanah.
TERMINOLOGI PERTAMBANGAN

DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA








“Pertambangan Batubara” adalah pertambangan endapan
karbon yang terdapat di dalam bumi, termasuk bitumen
padat, gambut, dan batuan aspal.
“Usaha Pertambangan” adalah kegiatan dalam rangka
pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi
kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan
pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta
pascatambang.
“Izin Usaha Pertambangan,” yang selanjutnya disebut
IUP, adalah izin untuk melaksanakan usaha
pertambangan.
“IUP Eksplorasi” adalah izin usaha yang diberikan untuk
melakukan tahapan kegiatan penyelidikan umum,
eksplorasi, dan studi kelayakan.
TERMINOLOGI PERTAMBANGAN

DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA


“IUP Operasi Produksi” adalah izin usaha yang diberikan
sete1ah selesai pelaksanaan IUP Eksplorasi untuk melakukan
tahapan kegiatan operasi produksi.



“Izin Pertambangan Rakyat,” yang selanjutnya disebut IPR,
adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan dalam
wilayah pertambangan rakyat dengan luas wilayah dan investasi
terbatas.



“Izin Usaha Pertambangan Khusus,” yang selanjutnya disebut
dengan IUPK, adalah Izin untuk melaksanakan usaha
pertambangan di wilayah izin usaha pertambangan khusus.



“IUPK Eksplorasi” adalah izin usaha yang diberikan untuk
melakukan tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi,
dan studi kelayakan di wilayah izin usaha pertambangan khusus.



“IUPK Operasi Produksi” adalah izin usaha yang diberikan
setelah selesai pelaksanaan IUPK Eksplorasi untuk melakukan
tahapan kegiatan operasi produksi di wilayah izin usaha
pertambangan khusus.
TERMINOLOGI PERTAMBANGAN

DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA


“Penyelidikan Umum” adalah tahapan kegiatan pertambangan
untuk mengetahui kondisi geologi regional dan indikasi adanya
mineralisasi.



“Eksplorasi” adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan
untuk memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang
lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan sumber daya
terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai lingkungan
sosial dan lingkungan hidup.



“Studi Kelayakan” adalah tahapan kegiatan usaha
pertambangan untuk memperoleh informasi secara rinci seluruh
aspek yang berkaitan untuk menentukan kelayakan ekonomis
dan teknis usaha pertambangan, termasuk analisis mengenai
dampak lingkungan serta perencanaan pascatambang.



“Operasi Produksi” adalah tahapan kegiatan usaha
pertambangan yang meliputi konstruksi, penambangan,
pengolahan, pemurnian, termasuk pengangkutan dan penjualan,
serta sarana pengendalian dampak lingkungan sesuai dengan
hasil studi kelayakan.
TERMINOLOGI PERTAMBANGAN

DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA


“Konstruksi” adalah kegiatan usaha pertambangan untuk
melakukan pembangunan seluruh fasilitas operasi produksi,
termasuk pengendalian dampak lingkungan.



“Penambangan” adalah bagian kegiatan usaha pertambangan
untuk memproduksi mineral dan/atau batubara dan mineral
ikutannya.



“Pengolahan dan Pemurnian” adalah kegiatan usaha
pertambangan untuk meningkatkan mutu mineral dan/atau
batubara serta untuk memanfaatkan dan memperoleh mineral
ikutan.



“Pengangkutan” adalah kegiatan usaha pertambangan untuk
memindahkan mineral dan/atau batubara dari daerah tambang
dan/atau tempat pengolahan dan pemurnian sampai tempat
penyerahan.



“Penjualan” adalah kegiatan usaha pertambangan untuk menjual
hasil pertambangan mineral atau batubara.
TERMINOLOGI PERTAMBANGAN

DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA


“Badan Usaha” adalah setiap badan hukum yang bergerak di
bidang pertambangan yang didirikan berdasarkan hukum
Indonesia dan berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.



“Jasa Pertambangan” adalah jasa penunjang yang berkaitan
dengan kegiatan usaha pertambangan.



“Analisis Mengenai Dampak Lingkungan,” yang selanjutnya
disebut amdal, adalah kajian mengenai dampak besar dan
penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.



“Reklamasi” adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan
usaha pertambangan untuk menata, memulihkan, dan
memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat
berfungsi kembali sesuai peruntukannya.
TERMINOLOGI PERTAMBANGAN

DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA


“Kegiatan Pascatambang,” yang selanjutnya disebut
“pascatambang” adalah kegiatan terencana, sistematis, dan
berlanjut setelah akhir sebagian atau seluruh kegiatan usaha
pertambangan untuk memulihkan fungsi lingkungan alam dan
fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh wilayah
penambangan.



“Pemberdayaan Masyarakat” adalah usaha untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat, baik secara individual maupun kolektif,
agar menjadi lebih baik tingkat kehidupannya.



“Wilayah Pertambangan,” yang selanjutnya disebut “WP,” adalah
wilayah yang memiliki potensi mineral dan/atau batubara dan
tidak terikat dengan batasan administrasi pemerintahan yang
merupakan bagian dari tata ruang nasional.



“Wilayah Usaha Pertambangan,” yang selanjutnya disebut
“WUP,” adalah bagian dari WP yang telah memiliki ketersediaan
data, potensi dan/atau informasi geologi.



“Wilayah Izin Usaha Pertambangan,” yang selanjutnya disebut
“WIUP,” adalah wilayah yang diberikan kepada pemegang IUP.
TERMINOLOGI PERTAMBANGAN

DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA








“Wilayah Pertambangan Rakyat,” yang selanjutnya
disebut “WPR,” adalah bagian dari WP tempat dilakukan
kegiatan usaha pertambangan rakyat.
“Wilayah Pencadangan Negara,” yang selanjutnya disebut
“WPN,” adalah bagian dari WP yang dicadangkan untuk
kepentingan strategis nasional.
“Wilayah Usaha Pertambangan Khusus,” yang selanjutnya
disebut “WUPK,” adalah bagian dari WPN yang dapat
diusahakan.
“Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus dalam
WUPK,” yang selanjutnya disebut “WIUPK,” adalah
wilayah yang diberikan kepada pemegang IUPK.

More Related Content

What's hot

Laporan akhir perhitungan penaksiran cadangan
Laporan akhir perhitungan penaksiran cadanganLaporan akhir perhitungan penaksiran cadangan
Laporan akhir perhitungan penaksiran cadanganSylvester Saragih
 
Sistem Penambangan
Sistem PenambanganSistem Penambangan
Sistem Penambangan
fridolin bin stefanus
 
Jalan Angkut Tambang
Jalan Angkut TambangJalan Angkut Tambang
Jalan Angkut Tambang
Universitas Sriwijaya
 
Mengidentifikasi alat alat pemboran
Mengidentifikasi alat alat pemboranMengidentifikasi alat alat pemboran
Mengidentifikasi alat alat pemboran
seed3d
 
Sistem penambangan
Sistem penambanganSistem penambangan
Sistem penambangan
Ipung Noor
 
Mekanisme dan Kriteria Keberhasilan Reklamasi dan Pascatambang
Mekanisme dan Kriteria Keberhasilan Reklamasi dan PascatambangMekanisme dan Kriteria Keberhasilan Reklamasi dan Pascatambang
Mekanisme dan Kriteria Keberhasilan Reklamasi dan Pascatambang
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Penyanggaan tambang bawah tanah - isya ansyari -
Penyanggaan  tambang bawah tanah - isya ansyari -Penyanggaan  tambang bawah tanah - isya ansyari -
Penyanggaan tambang bawah tanah - isya ansyari -Isya Ansyari
 
Pola peledakan
Pola peledakanPola peledakan
Pola peledakan
Romie Hendrawan
 
Metode penyaliran tambang
Metode penyaliran tambangMetode penyaliran tambang
Metode penyaliran tambang
Noveriady
 
40084299 analisis-investasi-tambang
40084299 analisis-investasi-tambang40084299 analisis-investasi-tambang
40084299 analisis-investasi-tambangNurfirman Halwan
 
Laporan kp pengeboran
Laporan kp pengeboranLaporan kp pengeboran
Laporan kp pengeboran
Muntazar cliff
 
estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck
estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruckestimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck
estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck
evamanroe
 
Disposal Pertambangan
Disposal PertambanganDisposal Pertambangan
Disposal Pertambanganheny novi
 
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsungTeknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
heny novi
 
Teknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi TambangTeknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi Tambang
nyongker29
 
Perencanaan peledakan
Perencanaan peledakanPerencanaan peledakan
Perencanaan peledakanUDIN MUHRUDIN
 
Bab II Pemboran Peledakan
Bab II Pemboran PeledakanBab II Pemboran Peledakan
Bab II Pemboran Peledakan
Muhammad Nafis
 

What's hot (20)

Laporan akhir perhitungan penaksiran cadangan
Laporan akhir perhitungan penaksiran cadanganLaporan akhir perhitungan penaksiran cadangan
Laporan akhir perhitungan penaksiran cadangan
 
Sistem Penambangan
Sistem PenambanganSistem Penambangan
Sistem Penambangan
 
Jalan Angkut Tambang
Jalan Angkut TambangJalan Angkut Tambang
Jalan Angkut Tambang
 
Mengidentifikasi alat alat pemboran
Mengidentifikasi alat alat pemboranMengidentifikasi alat alat pemboran
Mengidentifikasi alat alat pemboran
 
Sistem penambangan
Sistem penambanganSistem penambangan
Sistem penambangan
 
1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang
 
Eksplorasi Emas
Eksplorasi EmasEksplorasi Emas
Eksplorasi Emas
 
Mekanisme dan Kriteria Keberhasilan Reklamasi dan Pascatambang
Mekanisme dan Kriteria Keberhasilan Reklamasi dan PascatambangMekanisme dan Kriteria Keberhasilan Reklamasi dan Pascatambang
Mekanisme dan Kriteria Keberhasilan Reklamasi dan Pascatambang
 
Penyanggaan tambang bawah tanah - isya ansyari -
Penyanggaan  tambang bawah tanah - isya ansyari -Penyanggaan  tambang bawah tanah - isya ansyari -
Penyanggaan tambang bawah tanah - isya ansyari -
 
Pola peledakan
Pola peledakanPola peledakan
Pola peledakan
 
Metode penyaliran tambang
Metode penyaliran tambangMetode penyaliran tambang
Metode penyaliran tambang
 
40084299 analisis-investasi-tambang
40084299 analisis-investasi-tambang40084299 analisis-investasi-tambang
40084299 analisis-investasi-tambang
 
Laporan kp pengeboran
Laporan kp pengeboranLaporan kp pengeboran
Laporan kp pengeboran
 
estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck
estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruckestimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck
estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck
 
Disposal Pertambangan
Disposal PertambanganDisposal Pertambangan
Disposal Pertambangan
 
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsungTeknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
 
Teknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi TambangTeknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi Tambang
 
Perencanaan peledakan
Perencanaan peledakanPerencanaan peledakan
Perencanaan peledakan
 
Bab II Pemboran Peledakan
Bab II Pemboran PeledakanBab II Pemboran Peledakan
Bab II Pemboran Peledakan
 
Metoda Penambangan
Metoda PenambanganMetoda Penambangan
Metoda Penambangan
 

Similar to Terminologi Pertambangan

Bahan Galian Tembaga
Bahan Galian TembagaBahan Galian Tembaga
Bahan Galian Tembaga
Faisal Ramadan
 
Geologi Rekayasa
Geologi RekayasaGeologi Rekayasa
Geologi Rekayasa
Juleha Usmad
 
Gaya geologi
Gaya geologiGaya geologi
Gaya geologiMas Mun
 
Istilah istilah underground mining
Istilah istilah underground miningIstilah istilah underground mining
Istilah istilah underground mining
alam_budiman
 
32998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete232998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete2
rramdan383
 
mekanika mekanika
mekanika mekanikamekanika mekanika
mekanika mekanika
Martin M
 
Batuan beku kelompok 1
Batuan beku kelompok 1Batuan beku kelompok 1
Batuan beku kelompok 1Farah Della
 
LAPISAN_LITOSFER.pptx
LAPISAN_LITOSFER.pptxLAPISAN_LITOSFER.pptx
LAPISAN_LITOSFER.pptx
NurulEfiningsih2
 
LAPISAN_LITOSFER.pptx
LAPISAN_LITOSFER.pptxLAPISAN_LITOSFER.pptx
LAPISAN_LITOSFER.pptx
bambang purwanto
 
Presentasi Geoarkeologi: Kuliah di Museum Negeri Nusa Tenggara Barat
Presentasi Geoarkeologi: Kuliah di Museum Negeri Nusa Tenggara BaratPresentasi Geoarkeologi: Kuliah di Museum Negeri Nusa Tenggara Barat
Presentasi Geoarkeologi: Kuliah di Museum Negeri Nusa Tenggara Barat
R. Ferro Aviyanto
 
Konsep tanah
Konsep tanahKonsep tanah
Konsep tanah
Suryati Purba
 
Alluvial mine
Alluvial mineAlluvial mine
Alluvial mine
riyadi restu putra
 
Macam Batuan dan Pemanfaatannya
Macam Batuan dan PemanfaatannyaMacam Batuan dan Pemanfaatannya
Macam Batuan dan Pemanfaatannya
sangdamar
 
PEMANFAATAN MINERAL DAN BATUAN
PEMANFAATAN MINERAL DAN BATUANPEMANFAATAN MINERAL DAN BATUAN
PEMANFAATAN MINERAL DAN BATUAN
Guntur Indra
 
Jenis jenis dan Persebaran SDA di Indonesia
Jenis jenis dan Persebaran SDA di IndonesiaJenis jenis dan Persebaran SDA di Indonesia
Jenis jenis dan Persebaran SDA di Indonesia
gifariwk
 
1. batu alam dan siklus terbentuknya
1. batu alam dan siklus terbentuknya1. batu alam dan siklus terbentuknya
1. batu alam dan siklus terbentuknya
Oki Endrata Wijaya
 

Similar to Terminologi Pertambangan (20)

Bahan Galian Tembaga
Bahan Galian TembagaBahan Galian Tembaga
Bahan Galian Tembaga
 
Geologi Rekayasa
Geologi RekayasaGeologi Rekayasa
Geologi Rekayasa
 
Gaya geologi
Gaya geologiGaya geologi
Gaya geologi
 
Istilah istilah underground mining
Istilah istilah underground miningIstilah istilah underground mining
Istilah istilah underground mining
 
32998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete232998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete2
 
mekanika mekanika
mekanika mekanikamekanika mekanika
mekanika mekanika
 
Batuan beku kelompok 1
Batuan beku kelompok 1Batuan beku kelompok 1
Batuan beku kelompok 1
 
LAPISAN_LITOSFER.pptx
LAPISAN_LITOSFER.pptxLAPISAN_LITOSFER.pptx
LAPISAN_LITOSFER.pptx
 
LAPISAN_LITOSFER.pptx
LAPISAN_LITOSFER.pptxLAPISAN_LITOSFER.pptx
LAPISAN_LITOSFER.pptx
 
Batuan Beku
Batuan BekuBatuan Beku
Batuan Beku
 
Presentasi Geoarkeologi: Kuliah di Museum Negeri Nusa Tenggara Barat
Presentasi Geoarkeologi: Kuliah di Museum Negeri Nusa Tenggara BaratPresentasi Geoarkeologi: Kuliah di Museum Negeri Nusa Tenggara Barat
Presentasi Geoarkeologi: Kuliah di Museum Negeri Nusa Tenggara Barat
 
Konsep tanah
Konsep tanahKonsep tanah
Konsep tanah
 
Alluvial mine
Alluvial mineAlluvial mine
Alluvial mine
 
Macam Batuan dan Pemanfaatannya
Macam Batuan dan PemanfaatannyaMacam Batuan dan Pemanfaatannya
Macam Batuan dan Pemanfaatannya
 
Geologi umum
Geologi umumGeologi umum
Geologi umum
 
ANALISA EKSPLORASI PERTAMBANGAN EMAS
ANALISA EKSPLORASI PERTAMBANGAN EMAS ANALISA EKSPLORASI PERTAMBANGAN EMAS
ANALISA EKSPLORASI PERTAMBANGAN EMAS
 
PEMANFAATAN MINERAL DAN BATUAN
PEMANFAATAN MINERAL DAN BATUANPEMANFAATAN MINERAL DAN BATUAN
PEMANFAATAN MINERAL DAN BATUAN
 
Jenis jenis dan Persebaran SDA di Indonesia
Jenis jenis dan Persebaran SDA di IndonesiaJenis jenis dan Persebaran SDA di Indonesia
Jenis jenis dan Persebaran SDA di Indonesia
 
1. batu alam dan siklus terbentuknya
1. batu alam dan siklus terbentuknya1. batu alam dan siklus terbentuknya
1. batu alam dan siklus terbentuknya
 
Kelompok 4 TIK
Kelompok 4 TIKKelompok 4 TIK
Kelompok 4 TIK
 

More from Reski Aprilia

Power point tgl 16 12-2014 (2)
Power point tgl 16 12-2014 (2)Power point tgl 16 12-2014 (2)
Power point tgl 16 12-2014 (2)
Reski Aprilia
 
Laporan On the Job Training (OJT)
Laporan On the Job Training (OJT)Laporan On the Job Training (OJT)
Laporan On the Job Training (OJT)
Reski Aprilia
 
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
Reski Aprilia
 
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
Reski Aprilia
 
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rumah Tinggal Tipe 193
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rumah Tinggal Tipe 193Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rumah Tinggal Tipe 193
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rumah Tinggal Tipe 193
Reski Aprilia
 
Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193
Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193
Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193
Reski Aprilia
 
Pelat Beton Bertulang
Pelat Beton BertulangPelat Beton Bertulang
Pelat Beton Bertulang
Reski Aprilia
 
Struktur Beton - Kolom
Struktur Beton - KolomStruktur Beton - Kolom
Struktur Beton - KolomReski Aprilia
 
Struktur Kayu - Meranti Putih
Struktur Kayu - Meranti PutihStruktur Kayu - Meranti Putih
Struktur Kayu - Meranti Putih
Reski Aprilia
 
Sistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan DrainaseSistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan DrainaseReski Aprilia
 
Sistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan DrainaseSistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan Drainase
Reski Aprilia
 
SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...
SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...
SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...
Reski Aprilia
 
Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...
Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...
Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...Reski Aprilia
 
Matematika Teknik - Matriks
Matematika Teknik - MatriksMatematika Teknik - Matriks
Matematika Teknik - MatriksReski Aprilia
 
Matematika Teknik - Diferensial
Matematika Teknik - DiferensialMatematika Teknik - Diferensial
Matematika Teknik - DiferensialReski Aprilia
 
Pelat beton bertulang
Pelat beton bertulangPelat beton bertulang
Pelat beton bertulangReski Aprilia
 
Laboratorium Uji Tanah - CBR Lapangan
Laboratorium Uji Tanah - CBR LapanganLaboratorium Uji Tanah - CBR Lapangan
Laboratorium Uji Tanah - CBR LapanganReski Aprilia
 
Laboratorium Uji Tanah - Percobaan Kerucut Pasir
Laboratorium Uji Tanah - Percobaan Kerucut PasirLaboratorium Uji Tanah - Percobaan Kerucut Pasir
Laboratorium Uji Tanah - Percobaan Kerucut PasirReski Aprilia
 
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis TanahLaboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis TanahReski Aprilia
 

More from Reski Aprilia (20)

Power point tgl 16 12-2014 (2)
Power point tgl 16 12-2014 (2)Power point tgl 16 12-2014 (2)
Power point tgl 16 12-2014 (2)
 
Laporan On the Job Training (OJT)
Laporan On the Job Training (OJT)Laporan On the Job Training (OJT)
Laporan On the Job Training (OJT)
 
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
 
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
 
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rumah Tinggal Tipe 193
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rumah Tinggal Tipe 193Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rumah Tinggal Tipe 193
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rumah Tinggal Tipe 193
 
Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193
Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193
Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193
 
Pelat Beton Bertulang
Pelat Beton BertulangPelat Beton Bertulang
Pelat Beton Bertulang
 
Struktur Beton - Kolom
Struktur Beton - KolomStruktur Beton - Kolom
Struktur Beton - Kolom
 
Meranti putih
Meranti putihMeranti putih
Meranti putih
 
Struktur Kayu - Meranti Putih
Struktur Kayu - Meranti PutihStruktur Kayu - Meranti Putih
Struktur Kayu - Meranti Putih
 
Sistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan DrainaseSistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan Drainase
 
Sistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan DrainaseSistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan Drainase
 
SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...
SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...
SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...
 
Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...
Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...
Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...
 
Matematika Teknik - Matriks
Matematika Teknik - MatriksMatematika Teknik - Matriks
Matematika Teknik - Matriks
 
Matematika Teknik - Diferensial
Matematika Teknik - DiferensialMatematika Teknik - Diferensial
Matematika Teknik - Diferensial
 
Pelat beton bertulang
Pelat beton bertulangPelat beton bertulang
Pelat beton bertulang
 
Laboratorium Uji Tanah - CBR Lapangan
Laboratorium Uji Tanah - CBR LapanganLaboratorium Uji Tanah - CBR Lapangan
Laboratorium Uji Tanah - CBR Lapangan
 
Laboratorium Uji Tanah - Percobaan Kerucut Pasir
Laboratorium Uji Tanah - Percobaan Kerucut PasirLaboratorium Uji Tanah - Percobaan Kerucut Pasir
Laboratorium Uji Tanah - Percobaan Kerucut Pasir
 
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis TanahLaboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
 

Terminologi Pertambangan

  • 2. REFERENSI        F. Goenawan Soeratmo, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Gama press, Yogyakarta, 1988 Partanto Prodjosumarto, Pengantar Teknologi Mineral, Diktat Kuliah, FTM ITB Juli Sumirat Slamet, Kesehatan Lingkungan, Gama Press M Suparmoko, Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Koesnadi Hardjasoemantri, Hukum Tata Lingkungan Edisi Ketujuh, UGM Press Proceeding Symposium on Natural Resource and Enviromental Management, UPN Press, 2002 Prosiding Temu Profesi Tahunan XI PERHAPI 2002
  • 3. TERMINOLOGI DALAM LINGKUNGAN (1)  Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) : Hasil Studi yang menyajikan dampak penting suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan, sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. (PP No. 51 Tahun 1993)
  • 4. TERMINOLOGI DALAM LINGKUNGAN (2)  Lingkungan Hidup : adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makluk hidup, termasuk manusia dan perilakunnya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makluk hidup lain; (UU No 32 Tahun 2009 dan UU No. 23 tahun 1997)
  • 5. TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (2)   Prospecting - adalah kegiatan penyelidikan, pencarian dan atau penemuan endapan mineral berharga. “Exploration - The search for mineral deposits and the work done to prove or establish the extent of a mineral deposit” : Pencarian Endapan Mineral dan pekerjaan yang dilakukan untuk membuktikan atau menentukan luasan/ukuran dari suatu endapan mineral. Atau menurut batasan Partanto Projosumarto, 1989 adalah pekerjaanpekerjaan selanjutnya setelah ditemukannya endapanendapan mineral berharga yang meliputi pekerjaanpekerjaan untuk mengetahui dan mendapatkan ukuran, bentuk, letak (posisi), kadar rata-rata dan jumlah cadangan dari endapan tersebut.
  • 6. TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (3)   “Development mining - Work undertaken to open up coal reserves as distinguished from the work of actual coal extraction”. Pekerjaan yang dilakukan untuk membuka cadangan batubara hal ini berbeda dengan pekerjaan yang nyata untuk mengambil batubara . “Mineral is a naturally occurring solid formed through geological processes that has a characteristic chemical composition, a highly ordered atomic structure, and specific physical properties. (Dana, 1985)” Mineral adalah sebuah benda padat yang terbentuk secara alami melalui proses geologi yang mempunyai komposisi kimia yang khas, dengan susunan atom yang teratur, dan sifat-sifat fisik yang khusus.
  • 7. TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (4)     “Rock is an aggregate of minerals and/or mineraloids. Batuan adalah agregat/kumpulan mineral. Ore/ bijih adalah endapan dari sekumpulan mineral yang dari padanya dapat diambil (diekstrak) satu atau lebih logamnya dengan menguntungkan berdasarkan keadaan teknologi dan ekonomi pada saat ini. “Country Rock” (Bantuan Samping) adalah lapisan bantuan yang mengelilingi suatu endapan bijih. “Gangue Minerals” adalah mineral–mineral penganggu yang tidak berguna tetapi yang terdapat bersama–sama mineral berharga pada suatu endapan bijih.
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11. TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (5)     “Waste” (barren rock) adalah batuan yang tidak mengandung mineral berharga atau bagian dari endapan biji yang kadarnya sangat rendah “Vein” (urat bijih) adalah suatu daerah mineralisasi yang memiliki bentuk menyerupai pipa atau urat dan umumnya miring agak tajam terhadap idang datar (lebih besar 45°) “Out Crop” (Singkapan) adalah bagian dari suatu lapisan batuan atau endapan bijih yang tersingkap dipermukaan bumi, seringkali bagian itu tertutup oleh tanah atau tumbuh –tumbuhan yang tipis sehingga sukar terlihat. “Overburden” (tanah/batuan penutup) adalah semua material atau batuan yang menutupi suatu endapan bijih.
  • 12.
  • 13. TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (6) “Bedded Deposit” adalah endapan bijih sedimenter yang letaknya horizontal atau sedikit miring, dan terletak sejajar dengan stratifikasi batuan di sekelilingnya. Misalnya : endapan batubara, endapan-endapan garam.  “Dissiminated Deposit” (endapan terpencar) adalah endapan bijih yang tidak teratur bentuk dan penyebaran kadarnya, letaknya terpisahpisah dan biasanya terdapat pada suatu daerah yang luas.  “Masses” adalah endapan bijih yang luas dan bentukna tidak teratur, pada umumnya endapan sekunder. 
  • 14. TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (7)      “Float” adalah bagian atau pecahan dari endapan bijih yang tersingkap dank arena gaya-gaya pelapukan kearah lembah “Bed Rock” (batuan dasar) adalah semua material atau batuan yang berada tepat dibawah suat endapan bijih. “Hanging Wall” adalah lapisan batuan yang terletak dibagian atas suatu “vein”, disebut “roof” untuk endapan batubara. “Foot Wall” adalah lapisan batuan yang terletak di bagian bawah suatu “vein”, disebut “floor” untuk endapan. “Dip” (Kemiringan) adalah sudut terbesar yang dibentuk oleh suatu endapan bijih atau lapisan batuan dengan bidang datar
  • 15. TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (8)     “Strike” (jurus) adalah arah mendatar dari suatu endapaan atau suatu batuan yang tegak lurus “dip”. “Shaft” (sumuran) adalah suatu lubang bukaan vertical atau miring yang menghubungkan tambang bawah tanah dengan permukaan bumi dan berfungsi sebagai pengankutan karyawan, alat-alat kebutuhan tambang, ventilasi, peirisan dan lain-lain. “Tunnel” (terowongan) adalah suatu lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar yang menembus kedua belah kaki bukit. “Adit” (terowongan buntu) adalah suatu lubang buakaan mendatar atau hampir mendatar menghubungkan tambang bawah tanah dengan permukaan bumi dan hanya menembus di sebelah kaki bukit saja.
  • 16. TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (9) “Level” adalah “drift” atau “cross out” atau “adit” yang dibuat dengan jarak-jarak yang teratur kearah vertical biasanya diberi nomor-nomor urut secara teratur menurut ketinggiannya dari permukaan laut atau menurut kedalamannya dari permukaan bumi.  “Raise” adalah suatu lubang bukaan vertical atau agak miring yang dibuat dari “level” bawah ke “level” yang di atasnya.  “Winze” adalah lubang bukaan vertical atau agak miring yang dibuat dari “level” atas kea rah “level” yang dibawahnya. 
  • 17. TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (10)     “Blind Shaft” adalah suatu “raise” atau “winze” yang berfungsi sebagai “shaft”, tetapi tidak menembus sampai kepermukaan bumi. “Stope” (lombong) adalah suatu tempat atau ruangan pada tambang bawah tanah di mana endapan bijih sedang di tambang, tetapi bukan peggalian yang dilakukan selama “development” “Pront/Face” adalah permukaan batuan yang sedang di tambang. “Sump adalah suatu sumuran dangkal untuk menampung air, dari mana air kemudian dipompakan ke permukaan bumi. Biasanya dibuat di tempat terendah dari “shaft” dekat shaft ataupun “level”.
  • 18. TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (7)   “Shaft Collar” adalah bagian atas dari suatu “shaft” yang diperkuat dengan beton kayu atau bambu (timber). “Crosscut” adalah lubang yang dibuat mulai dari footwall dan menembus tubuh bijih.
  • 19.
  • 20. TERMINOLOGI DALAM TAMBANG TERBUKA 1. Crest adalah bagian tertinggi (puncak) daripada jenjang. 2. Toe adalah bagian terendah (kaki) daripada jenjang. 3. Bench adalah permukaan 3 jenjang. 4. Berm adalah jarak antara toe suatu jenjang ke crest jenjang di bawahnya, diukur tegak lurus jurus jenjang. 5. α = sudut jenjang tunggal 6. β = sudut jenjang keseluruhan 7. h = tinggi jenjang 1 2 7 40 51 62
  • 21. TAHAP – TAHAP KEGIATAN INDUSTRI PERTAMBANGAN DAN METALURGI
  • 22. TERMINOLOGI PERTAMBANGAN DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA  “Pertambangan” adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.  “Mineral” adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu.  “Batubara” adalah endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan.  “Pertambangan Mineral” adalah pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau batuan, di luar panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah.
  • 23. TERMINOLOGI PERTAMBANGAN DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA     “Pertambangan Batubara” adalah pertambangan endapan karbon yang terdapat di dalam bumi, termasuk bitumen padat, gambut, dan batuan aspal. “Usaha Pertambangan” adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta pascatambang. “Izin Usaha Pertambangan,” yang selanjutnya disebut IUP, adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan. “IUP Eksplorasi” adalah izin usaha yang diberikan untuk melakukan tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi kelayakan.
  • 24. TERMINOLOGI PERTAMBANGAN DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA  “IUP Operasi Produksi” adalah izin usaha yang diberikan sete1ah selesai pelaksanaan IUP Eksplorasi untuk melakukan tahapan kegiatan operasi produksi.  “Izin Pertambangan Rakyat,” yang selanjutnya disebut IPR, adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan dalam wilayah pertambangan rakyat dengan luas wilayah dan investasi terbatas.  “Izin Usaha Pertambangan Khusus,” yang selanjutnya disebut dengan IUPK, adalah Izin untuk melaksanakan usaha pertambangan di wilayah izin usaha pertambangan khusus.  “IUPK Eksplorasi” adalah izin usaha yang diberikan untuk melakukan tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi kelayakan di wilayah izin usaha pertambangan khusus.  “IUPK Operasi Produksi” adalah izin usaha yang diberikan setelah selesai pelaksanaan IUPK Eksplorasi untuk melakukan tahapan kegiatan operasi produksi di wilayah izin usaha pertambangan khusus.
  • 25. TERMINOLOGI PERTAMBANGAN DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA  “Penyelidikan Umum” adalah tahapan kegiatan pertambangan untuk mengetahui kondisi geologi regional dan indikasi adanya mineralisasi.  “Eksplorasi” adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup.  “Studi Kelayakan” adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk menentukan kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan, termasuk analisis mengenai dampak lingkungan serta perencanaan pascatambang.  “Operasi Produksi” adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan yang meliputi konstruksi, penambangan, pengolahan, pemurnian, termasuk pengangkutan dan penjualan, serta sarana pengendalian dampak lingkungan sesuai dengan hasil studi kelayakan.
  • 26. TERMINOLOGI PERTAMBANGAN DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA  “Konstruksi” adalah kegiatan usaha pertambangan untuk melakukan pembangunan seluruh fasilitas operasi produksi, termasuk pengendalian dampak lingkungan.  “Penambangan” adalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk memproduksi mineral dan/atau batubara dan mineral ikutannya.  “Pengolahan dan Pemurnian” adalah kegiatan usaha pertambangan untuk meningkatkan mutu mineral dan/atau batubara serta untuk memanfaatkan dan memperoleh mineral ikutan.  “Pengangkutan” adalah kegiatan usaha pertambangan untuk memindahkan mineral dan/atau batubara dari daerah tambang dan/atau tempat pengolahan dan pemurnian sampai tempat penyerahan.  “Penjualan” adalah kegiatan usaha pertambangan untuk menjual hasil pertambangan mineral atau batubara.
  • 27. TERMINOLOGI PERTAMBANGAN DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA  “Badan Usaha” adalah setiap badan hukum yang bergerak di bidang pertambangan yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.  “Jasa Pertambangan” adalah jasa penunjang yang berkaitan dengan kegiatan usaha pertambangan.  “Analisis Mengenai Dampak Lingkungan,” yang selanjutnya disebut amdal, adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.  “Reklamasi” adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya.
  • 28. TERMINOLOGI PERTAMBANGAN DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA  “Kegiatan Pascatambang,” yang selanjutnya disebut “pascatambang” adalah kegiatan terencana, sistematis, dan berlanjut setelah akhir sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh wilayah penambangan.  “Pemberdayaan Masyarakat” adalah usaha untuk meningkatkan kemampuan masyarakat, baik secara individual maupun kolektif, agar menjadi lebih baik tingkat kehidupannya.  “Wilayah Pertambangan,” yang selanjutnya disebut “WP,” adalah wilayah yang memiliki potensi mineral dan/atau batubara dan tidak terikat dengan batasan administrasi pemerintahan yang merupakan bagian dari tata ruang nasional.  “Wilayah Usaha Pertambangan,” yang selanjutnya disebut “WUP,” adalah bagian dari WP yang telah memiliki ketersediaan data, potensi dan/atau informasi geologi.  “Wilayah Izin Usaha Pertambangan,” yang selanjutnya disebut “WIUP,” adalah wilayah yang diberikan kepada pemegang IUP.
  • 29. TERMINOLOGI PERTAMBANGAN DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA     “Wilayah Pertambangan Rakyat,” yang selanjutnya disebut “WPR,” adalah bagian dari WP tempat dilakukan kegiatan usaha pertambangan rakyat. “Wilayah Pencadangan Negara,” yang selanjutnya disebut “WPN,” adalah bagian dari WP yang dicadangkan untuk kepentingan strategis nasional. “Wilayah Usaha Pertambangan Khusus,” yang selanjutnya disebut “WUPK,” adalah bagian dari WPN yang dapat diusahakan. “Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus dalam WUPK,” yang selanjutnya disebut “WIUPK,” adalah wilayah yang diberikan kepada pemegang IUPK.