Dokumen tersebut berisi tentang terminologi-terminologi yang sering digunakan dalam bidang lingkungan pertambangan dan tambang terbuka. Terdapat penjelasan mengenai istilah-istilah seperti AMDAL, lingkungan hidup, berbagai tahapan kegiatan pertambangan, serta istilah-istilah yang terkait dengan struktur tambang bawah tanah dan tambang terbuka. Dokumen ini sangat berguna sebagai referensi untuk memahami istilah-istilah das
Setiap operasi penambangan memerlukan jalan tambang sebagai sarana infrastruktur yang vital di dalam lokasi penambangan dan sekitar-nya. Jalan tambang berfungsi sebagai penghubung lokasi-lokasi penting, antara lain lokasi tambang dengan area crushing plant, pengolahan bahan galian, perkantoran, perumahan karyawan dan tempat-tempat lain di wilayah penambangan. Konstruksi jalan tambang secara garis besar sama dengan jalan angkut di kota. Perbedaan yang khas terletak pada permukaan jalannya (road surface) yang jarang sekali dilapisi oleh aspal atau beton seperti pada jalan angkut di kota, karena jalan tambang sering dilalui oleh peralatan mekanis yang memakai crawler track, misalnya bulldozer, excavator, crawler rock drill (CRD), track loader dan sebagainya.
Setiap operasi penambangan memerlukan jalan tambang sebagai sarana infrastruktur yang vital di dalam lokasi penambangan dan sekitar-nya. Jalan tambang berfungsi sebagai penghubung lokasi-lokasi penting, antara lain lokasi tambang dengan area crushing plant, pengolahan bahan galian, perkantoran, perumahan karyawan dan tempat-tempat lain di wilayah penambangan. Konstruksi jalan tambang secara garis besar sama dengan jalan angkut di kota. Perbedaan yang khas terletak pada permukaan jalannya (road surface) yang jarang sekali dilapisi oleh aspal atau beton seperti pada jalan angkut di kota, karena jalan tambang sering dilalui oleh peralatan mekanis yang memakai crawler track, misalnya bulldozer, excavator, crawler rock drill (CRD), track loader dan sebagainya.
Presentasi Geoarkeologi: Kuliah di Museum Negeri Nusa Tenggara BaratR. Ferro Aviyanto
Materi Acara Sharing Knowledge Mahasiswa Kuliah di Museum Negeri Nusa Tenggara Barat, Geoarkeologi Nusa Tenggara Barat, Geologi, Hidrogeologi Air Tanah, Sumberdaya Geologi, Mineral Bahan Galian Tambang, Bencana Geologi, Kepurbakalaan, Eksplorasi Geofisika Arkeologi, Hukum Dasar Geologi, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Nusa Tenggara Barat, Museum Negeri Nusa Tenggara Barat, Mataram 2022
Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193Reski Aprilia
Sebelum menghitung rancana anggaran biaya ( RAB ) perlu dicari terlebih dahulu berapa volume masing-masing pekerjaan. Berikut cara perhitungan volume pekerjaan rumah tinggal.
2. REFERENSI
F. Goenawan Soeratmo, Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan, Gama press, Yogyakarta, 1988
Partanto Prodjosumarto, Pengantar Teknologi
Mineral, Diktat Kuliah, FTM ITB
Juli Sumirat Slamet, Kesehatan Lingkungan, Gama
Press
M Suparmoko, Ekonomi Sumberdaya Alam dan
Lingkungan
Koesnadi Hardjasoemantri, Hukum Tata Lingkungan
Edisi Ketujuh, UGM Press
Proceeding Symposium on Natural Resource and
Enviromental Management, UPN Press, 2002
Prosiding Temu Profesi Tahunan XI PERHAPI 2002
3. TERMINOLOGI DALAM
LINGKUNGAN (1)
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) :
Hasil Studi yang menyajikan dampak penting
suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan
terhadap lingkungan, sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan.
(PP No. 51 Tahun 1993)
4. TERMINOLOGI DALAM
LINGKUNGAN (2)
Lingkungan Hidup :
adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan dan makluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunnya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makluk hidup lain; (UU No 32
Tahun 2009 dan UU No. 23 tahun 1997)
5. TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (2)
Prospecting - adalah kegiatan penyelidikan, pencarian
dan atau penemuan endapan mineral berharga.
“Exploration - The search for mineral deposits and the
work done to prove or establish the extent of a mineral
deposit” : Pencarian Endapan Mineral dan pekerjaan yang
dilakukan untuk membuktikan atau menentukan
luasan/ukuran dari suatu endapan mineral. Atau menurut
batasan Partanto Projosumarto, 1989 adalah pekerjaanpekerjaan selanjutnya setelah ditemukannya endapanendapan mineral berharga yang meliputi pekerjaanpekerjaan untuk mengetahui dan mendapatkan ukuran,
bentuk, letak (posisi), kadar rata-rata dan jumlah
cadangan dari endapan tersebut.
6. TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (3)
“Development mining - Work undertaken to open up coal
reserves as distinguished from the work of actual coal
extraction”. Pekerjaan yang dilakukan untuk membuka
cadangan batubara hal ini berbeda dengan pekerjaan yang
nyata untuk mengambil batubara .
“Mineral is a naturally occurring solid formed through
geological processes that has a characteristic chemical
composition, a highly ordered atomic structure, and specific
physical properties. (Dana, 1985)” Mineral adalah sebuah
benda padat yang terbentuk secara alami melalui proses
geologi yang mempunyai komposisi kimia yang khas,
dengan susunan atom yang teratur, dan sifat-sifat fisik
yang khusus.
7. TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (4)
“Rock is an aggregate of minerals and/or mineraloids.
Batuan adalah agregat/kumpulan mineral.
Ore/ bijih adalah endapan dari sekumpulan mineral yang
dari padanya dapat diambil (diekstrak) satu atau lebih
logamnya dengan menguntungkan berdasarkan keadaan
teknologi dan ekonomi pada saat ini.
“Country Rock” (Bantuan Samping) adalah lapisan
bantuan yang mengelilingi suatu endapan bijih.
“Gangue Minerals” adalah mineral–mineral penganggu
yang tidak berguna tetapi yang terdapat bersama–sama
mineral berharga pada suatu endapan bijih.
8.
9.
10.
11. TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (5)
“Waste” (barren rock) adalah batuan yang tidak
mengandung mineral berharga atau bagian dari endapan
biji yang kadarnya sangat rendah
“Vein” (urat bijih) adalah suatu daerah mineralisasi
yang memiliki bentuk menyerupai pipa atau urat dan
umumnya miring agak tajam terhadap idang datar (lebih
besar 45°)
“Out Crop” (Singkapan) adalah bagian dari suatu
lapisan batuan atau endapan bijih yang tersingkap
dipermukaan bumi, seringkali bagian itu tertutup oleh
tanah atau tumbuh –tumbuhan yang tipis sehingga sukar
terlihat.
“Overburden” (tanah/batuan penutup) adalah semua
material atau batuan yang menutupi suatu endapan bijih.
12.
13. TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (6)
“Bedded Deposit” adalah endapan bijih
sedimenter yang letaknya horizontal atau sedikit
miring, dan terletak sejajar dengan stratifikasi
batuan di sekelilingnya. Misalnya : endapan
batubara, endapan-endapan garam.
“Dissiminated Deposit” (endapan terpencar)
adalah endapan bijih yang tidak teratur bentuk
dan penyebaran kadarnya, letaknya terpisahpisah dan biasanya terdapat pada suatu daerah
yang luas.
“Masses” adalah endapan bijih yang luas dan
bentukna tidak teratur, pada umumnya endapan
sekunder.
14. TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (7)
“Float” adalah bagian atau pecahan dari endapan bijih
yang tersingkap dank arena gaya-gaya pelapukan kearah
lembah
“Bed Rock” (batuan dasar) adalah semua material atau
batuan yang berada tepat dibawah suat endapan bijih.
“Hanging Wall” adalah lapisan batuan yang terletak
dibagian atas suatu “vein”, disebut “roof” untuk endapan
batubara.
“Foot Wall” adalah lapisan batuan yang terletak di
bagian bawah suatu “vein”, disebut “floor” untuk endapan.
“Dip” (Kemiringan) adalah sudut terbesar yang
dibentuk oleh suatu endapan bijih atau lapisan batuan
dengan bidang datar
15. TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (8)
“Strike” (jurus) adalah arah mendatar dari suatu
endapaan atau suatu batuan yang tegak lurus “dip”.
“Shaft” (sumuran) adalah suatu lubang bukaan vertical
atau miring yang menghubungkan tambang bawah tanah
dengan permukaan bumi dan berfungsi sebagai
pengankutan karyawan, alat-alat kebutuhan tambang,
ventilasi, peirisan dan lain-lain.
“Tunnel” (terowongan) adalah suatu lubang bukaan
mendatar atau hampir mendatar yang menembus kedua
belah kaki bukit.
“Adit” (terowongan buntu) adalah suatu lubang
buakaan mendatar atau hampir mendatar
menghubungkan tambang bawah tanah dengan
permukaan bumi dan hanya menembus di sebelah kaki
bukit saja.
16. TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (9)
“Level” adalah “drift” atau “cross out” atau “adit”
yang dibuat dengan jarak-jarak yang teratur
kearah vertical biasanya diberi nomor-nomor
urut secara teratur menurut ketinggiannya dari
permukaan laut atau menurut kedalamannya
dari permukaan bumi.
“Raise” adalah suatu lubang bukaan vertical
atau agak miring yang dibuat dari “level” bawah
ke “level” yang di atasnya.
“Winze” adalah lubang bukaan vertical atau
agak miring yang dibuat dari “level” atas kea rah
“level” yang dibawahnya.
17. TERMINOLOGI DALAM TAMBANG
(10)
“Blind Shaft” adalah suatu “raise” atau “winze” yang
berfungsi sebagai “shaft”, tetapi tidak menembus sampai
kepermukaan bumi.
“Stope” (lombong) adalah suatu tempat atau ruangan
pada tambang bawah tanah di mana endapan bijih sedang
di tambang, tetapi bukan peggalian yang dilakukan
selama “development”
“Pront/Face” adalah permukaan batuan yang sedang di
tambang.
“Sump adalah suatu sumuran dangkal untuk menampung
air, dari mana air kemudian dipompakan ke permukaan
bumi. Biasanya dibuat di tempat terendah dari “shaft”
dekat shaft ataupun “level”.
18. TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (7)
“Shaft Collar” adalah bagian atas dari suatu “shaft”
yang diperkuat dengan beton kayu atau bambu (timber).
“Crosscut” adalah lubang yang dibuat mulai dari footwall
dan menembus tubuh bijih.
19.
20. TERMINOLOGI DALAM TAMBANG
TERBUKA
1. Crest adalah bagian tertinggi
(puncak) daripada jenjang.
2. Toe adalah bagian terendah
(kaki) daripada jenjang.
3. Bench adalah permukaan 3
jenjang.
4. Berm adalah jarak antara toe
suatu jenjang ke crest jenjang
di bawahnya, diukur tegak
lurus jurus jenjang.
5. α = sudut jenjang tunggal
6. β = sudut jenjang keseluruhan
7. h = tinggi jenjang
1
2
7
40
51
62
21. TAHAP – TAHAP KEGIATAN INDUSTRI
PERTAMBANGAN DAN METALURGI
22. TERMINOLOGI PERTAMBANGAN
DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA
“Pertambangan” adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan
dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral
atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi,
studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan
pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan
pascatambang.
“Mineral” adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam,
yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal
teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam
bentuk lepas atau padu.
“Batubara” adalah endapan senyawa organik karbonan yang
terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan.
“Pertambangan Mineral” adalah pertambangan kumpulan
mineral yang berupa bijih atau batuan, di luar panas bumi,
minyak dan gas bumi, serta air tanah.
23. TERMINOLOGI PERTAMBANGAN
DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA
“Pertambangan Batubara” adalah pertambangan endapan
karbon yang terdapat di dalam bumi, termasuk bitumen
padat, gambut, dan batuan aspal.
“Usaha Pertambangan” adalah kegiatan dalam rangka
pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi
kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan
pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta
pascatambang.
“Izin Usaha Pertambangan,” yang selanjutnya disebut
IUP, adalah izin untuk melaksanakan usaha
pertambangan.
“IUP Eksplorasi” adalah izin usaha yang diberikan untuk
melakukan tahapan kegiatan penyelidikan umum,
eksplorasi, dan studi kelayakan.
24. TERMINOLOGI PERTAMBANGAN
DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA
“IUP Operasi Produksi” adalah izin usaha yang diberikan
sete1ah selesai pelaksanaan IUP Eksplorasi untuk melakukan
tahapan kegiatan operasi produksi.
“Izin Pertambangan Rakyat,” yang selanjutnya disebut IPR,
adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan dalam
wilayah pertambangan rakyat dengan luas wilayah dan investasi
terbatas.
“Izin Usaha Pertambangan Khusus,” yang selanjutnya disebut
dengan IUPK, adalah Izin untuk melaksanakan usaha
pertambangan di wilayah izin usaha pertambangan khusus.
“IUPK Eksplorasi” adalah izin usaha yang diberikan untuk
melakukan tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi,
dan studi kelayakan di wilayah izin usaha pertambangan khusus.
“IUPK Operasi Produksi” adalah izin usaha yang diberikan
setelah selesai pelaksanaan IUPK Eksplorasi untuk melakukan
tahapan kegiatan operasi produksi di wilayah izin usaha
pertambangan khusus.
25. TERMINOLOGI PERTAMBANGAN
DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA
“Penyelidikan Umum” adalah tahapan kegiatan pertambangan
untuk mengetahui kondisi geologi regional dan indikasi adanya
mineralisasi.
“Eksplorasi” adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan
untuk memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang
lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan sumber daya
terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai lingkungan
sosial dan lingkungan hidup.
“Studi Kelayakan” adalah tahapan kegiatan usaha
pertambangan untuk memperoleh informasi secara rinci seluruh
aspek yang berkaitan untuk menentukan kelayakan ekonomis
dan teknis usaha pertambangan, termasuk analisis mengenai
dampak lingkungan serta perencanaan pascatambang.
“Operasi Produksi” adalah tahapan kegiatan usaha
pertambangan yang meliputi konstruksi, penambangan,
pengolahan, pemurnian, termasuk pengangkutan dan penjualan,
serta sarana pengendalian dampak lingkungan sesuai dengan
hasil studi kelayakan.
26. TERMINOLOGI PERTAMBANGAN
DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA
“Konstruksi” adalah kegiatan usaha pertambangan untuk
melakukan pembangunan seluruh fasilitas operasi produksi,
termasuk pengendalian dampak lingkungan.
“Penambangan” adalah bagian kegiatan usaha pertambangan
untuk memproduksi mineral dan/atau batubara dan mineral
ikutannya.
“Pengolahan dan Pemurnian” adalah kegiatan usaha
pertambangan untuk meningkatkan mutu mineral dan/atau
batubara serta untuk memanfaatkan dan memperoleh mineral
ikutan.
“Pengangkutan” adalah kegiatan usaha pertambangan untuk
memindahkan mineral dan/atau batubara dari daerah tambang
dan/atau tempat pengolahan dan pemurnian sampai tempat
penyerahan.
“Penjualan” adalah kegiatan usaha pertambangan untuk menjual
hasil pertambangan mineral atau batubara.
27. TERMINOLOGI PERTAMBANGAN
DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA
“Badan Usaha” adalah setiap badan hukum yang bergerak di
bidang pertambangan yang didirikan berdasarkan hukum
Indonesia dan berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
“Jasa Pertambangan” adalah jasa penunjang yang berkaitan
dengan kegiatan usaha pertambangan.
“Analisis Mengenai Dampak Lingkungan,” yang selanjutnya
disebut amdal, adalah kajian mengenai dampak besar dan
penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
“Reklamasi” adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan
usaha pertambangan untuk menata, memulihkan, dan
memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat
berfungsi kembali sesuai peruntukannya.
28. TERMINOLOGI PERTAMBANGAN
DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA
“Kegiatan Pascatambang,” yang selanjutnya disebut
“pascatambang” adalah kegiatan terencana, sistematis, dan
berlanjut setelah akhir sebagian atau seluruh kegiatan usaha
pertambangan untuk memulihkan fungsi lingkungan alam dan
fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh wilayah
penambangan.
“Pemberdayaan Masyarakat” adalah usaha untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat, baik secara individual maupun kolektif,
agar menjadi lebih baik tingkat kehidupannya.
“Wilayah Pertambangan,” yang selanjutnya disebut “WP,” adalah
wilayah yang memiliki potensi mineral dan/atau batubara dan
tidak terikat dengan batasan administrasi pemerintahan yang
merupakan bagian dari tata ruang nasional.
“Wilayah Usaha Pertambangan,” yang selanjutnya disebut
“WUP,” adalah bagian dari WP yang telah memiliki ketersediaan
data, potensi dan/atau informasi geologi.
“Wilayah Izin Usaha Pertambangan,” yang selanjutnya disebut
“WIUP,” adalah wilayah yang diberikan kepada pemegang IUP.
29. TERMINOLOGI PERTAMBANGAN
DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA
“Wilayah Pertambangan Rakyat,” yang selanjutnya
disebut “WPR,” adalah bagian dari WP tempat dilakukan
kegiatan usaha pertambangan rakyat.
“Wilayah Pencadangan Negara,” yang selanjutnya disebut
“WPN,” adalah bagian dari WP yang dicadangkan untuk
kepentingan strategis nasional.
“Wilayah Usaha Pertambangan Khusus,” yang selanjutnya
disebut “WUPK,” adalah bagian dari WPN yang dapat
diusahakan.
“Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus dalam
WUPK,” yang selanjutnya disebut “WIUPK,” adalah
wilayah yang diberikan kepada pemegang IUPK.