Hadis menjelaskan bahwa bersedekah untuk orang tua yang sudah meninggal dapat memberi manfaat bagi mereka. Anak dapat terus berbakti kepada orang tuanya dengan mendoakan mereka, melestarikan ilmu dan amalan baik yang diajarkan oleh orang tua, serta menjaga hubungan dengan kerabat mereka. Bakti anak tidak terbatas hanya selama orang tua hidup, tetapi dapat dilanjutkan setelah kematian orang t
Tiga kalimat ringkasan:
1. Dokumen ini membahas pentingnya berbakti kepada orang tua dalam Islam sesuai ajaran Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad SAW.
2. Berbakti kepada orang tua meliputi sikap hormat, patuh, dan jangan pernah menyakiti hati mereka dengan kata-kata atau perbuatan.
3. Meski orang tua tidak boleh disuruh berbuat dosa, anak tetap harus bersikap santun ke
Khutbah Jumat : Hidup Bermakna dengan Sedekah Dari cerita khutbah jumat yang telah saya baca untuk mengerjakan tugas ini. Saya mendapatkan beberapa pembelajaran baru. Isi khutbah yang disampaikan melalui berita yang berjudul “Hidup Bermakna dengan Sedekah“ kurang lebih adalah seperti ini : Hadits ini riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: "Setiap jiwa diwajibkan bersedekah setiap hari setiap matahari terbit. maka berbuat adil di antara dua orang adalah sedekah. Dan memilihkan sekor binatang untuk dipilih maka itu adalah sedekah. Menghiasinya adalah sedekah. Dan menyingkirkan duri dari jalan merupakan sedekah. Mengucapkan perkataan yang baik adalah sedekah. Dan setiap langkah menuju sholat juga adalah sedekah. " (HR. Ahmad). Hadits di atas berbicara urgensi shodaqoh dalam kehidupan seorang muslim. Bahwa sedekah adalah bagian tak terpisahkan dari keberhasilan manusia, baik sebagai hamba maupun sebagai khalifah. Sedekah memiliki makna yang sangat luas. Setiap orang dalam keadaan apa saja dapat melakukannya. Sedekah tidak dibatasi dalam bentuk materi yang hanya orang-orang mampu yang bisa melakukannya. Orang-orang yang tak mampu pun bisa bersedekah dengan perbuatan baik kepada sesama. Hadits di atas menjelaskan bahwa ucapan yang menyejukkan hati atau memberi senyum simpatik pada orang lain juga merupakan sedekah. Tidak dipersoalkan sedekah itu banyak atau sedikit, berupa materi atau pun bukan, tapi yang penting ialah hasrat dan niat yang suci untuk mengukir jasa baik dalam hidup ini. Begitulah Islam mendidik manusia dengan nilai-nilai kebajikan yang bersifat universal. Ajaran tentang sedekah dalam Islam mengisyaratkan betapa luasnya lapangan amal kebajikan, di mana setiap orang dapat berpartisipasi di dalamnya. Sedekah merupakan sumber kebajikan yang berfungsi menjalin hubungan sesama manusia berlandaskan rasa empati, kasih sayang, dan persaudaraan. Memberi adalah sumber kebahagiaan, dan seorang muslim akan merasa bahagia jika dapat membahagiakan orang lain dengan apa yang ada pada dirinya. Disitulah nilai hidup yang sejati bagi seorang muslim. Diriwayatkan oleh Thabrani, bahwa suatu ketika seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW: "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bertakwa dan mengajak kepada kebaikkan serta melarang kepada kemungkaran dan menyambung silaturrahim." (HR.Thabrani).
Tulisan ini membahas konsep 'adalah sahabat' dan menjelaskan bahwa:
1. Konsep ini tidak berarti mensakralkan sahabat atau menganggap mereka tidak pernah salah
2. Sahabat dipandang sebagai sumber informasi yang dapat dipercaya mengenai Al-Quran dan sunnah Nabi
3. Namun sahabat masih dapat melakukan kesalahan sebagai manusia biasa
Dokumen tersebut membahas tentang berbakti kepada orang tua (birrul walidain), yang merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Dokumen menjelaskan makna birr, hukum birrul walidain yang wajib, dalil-dalil Al-Qur'an dan hadis, serta keutamaan dan adab berbakti kepada orang tua baik selama mereka hidup maupun setelah meninggal.
Ceramah ini membahas pentingnya berbakti kepada orang tua yang merupakan perintah agama. Berbakti kepada orang tua dianggap sebagai amal saleh yang mulia bahkan disebutkan berkali-kali dalam Al Quran. Ceramah ini mengingatkan untuk tidak berbuat durhaka kepada orang tua karena dapat menimbulkan dosa besar.
Buku ini membahas tentang pentingnya tradisi tolong menolong antar sesama Muslim. Ringkasannya adalah:
1. Tolong menolong antar sesama Muslim harus dilakukan dalam kerangka kebajikan dan ketakwaan.
2. Manusia membutuhkan bantuan orang lain karena memiliki kelemahan dan ketidaksempurnaan.
3. Kesadaran akan kebutuhan dan kelebihan masing-masing akan memelihara tradisi tolong menolong.
Mengapa ridho allah tergantung pada ridho orang tuaHelmon Chan
Dokumen tersebut membahas pentingnya berbakti kepada orang tua, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal, sebagai bentuk penghargaan atas pengorbanan orang tua dalam membesarkan anak. Berbakti kepada orang tua dijelaskan dalam Al-Quran dan hadits sebagai salah satu cara untuk mendapatkan ridho Allah. Beberapa bentuk berbakti antara lain menghormati, mematuhi, mendoakan, dan memenuhi h
Tiga kalimat ringkasan:
1. Dokumen ini membahas pentingnya berbakti kepada orang tua dalam Islam sesuai ajaran Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad SAW.
2. Berbakti kepada orang tua meliputi sikap hormat, patuh, dan jangan pernah menyakiti hati mereka dengan kata-kata atau perbuatan.
3. Meski orang tua tidak boleh disuruh berbuat dosa, anak tetap harus bersikap santun ke
Khutbah Jumat : Hidup Bermakna dengan Sedekah Dari cerita khutbah jumat yang telah saya baca untuk mengerjakan tugas ini. Saya mendapatkan beberapa pembelajaran baru. Isi khutbah yang disampaikan melalui berita yang berjudul “Hidup Bermakna dengan Sedekah“ kurang lebih adalah seperti ini : Hadits ini riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: "Setiap jiwa diwajibkan bersedekah setiap hari setiap matahari terbit. maka berbuat adil di antara dua orang adalah sedekah. Dan memilihkan sekor binatang untuk dipilih maka itu adalah sedekah. Menghiasinya adalah sedekah. Dan menyingkirkan duri dari jalan merupakan sedekah. Mengucapkan perkataan yang baik adalah sedekah. Dan setiap langkah menuju sholat juga adalah sedekah. " (HR. Ahmad). Hadits di atas berbicara urgensi shodaqoh dalam kehidupan seorang muslim. Bahwa sedekah adalah bagian tak terpisahkan dari keberhasilan manusia, baik sebagai hamba maupun sebagai khalifah. Sedekah memiliki makna yang sangat luas. Setiap orang dalam keadaan apa saja dapat melakukannya. Sedekah tidak dibatasi dalam bentuk materi yang hanya orang-orang mampu yang bisa melakukannya. Orang-orang yang tak mampu pun bisa bersedekah dengan perbuatan baik kepada sesama. Hadits di atas menjelaskan bahwa ucapan yang menyejukkan hati atau memberi senyum simpatik pada orang lain juga merupakan sedekah. Tidak dipersoalkan sedekah itu banyak atau sedikit, berupa materi atau pun bukan, tapi yang penting ialah hasrat dan niat yang suci untuk mengukir jasa baik dalam hidup ini. Begitulah Islam mendidik manusia dengan nilai-nilai kebajikan yang bersifat universal. Ajaran tentang sedekah dalam Islam mengisyaratkan betapa luasnya lapangan amal kebajikan, di mana setiap orang dapat berpartisipasi di dalamnya. Sedekah merupakan sumber kebajikan yang berfungsi menjalin hubungan sesama manusia berlandaskan rasa empati, kasih sayang, dan persaudaraan. Memberi adalah sumber kebahagiaan, dan seorang muslim akan merasa bahagia jika dapat membahagiakan orang lain dengan apa yang ada pada dirinya. Disitulah nilai hidup yang sejati bagi seorang muslim. Diriwayatkan oleh Thabrani, bahwa suatu ketika seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW: "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bertakwa dan mengajak kepada kebaikkan serta melarang kepada kemungkaran dan menyambung silaturrahim." (HR.Thabrani).
Tulisan ini membahas konsep 'adalah sahabat' dan menjelaskan bahwa:
1. Konsep ini tidak berarti mensakralkan sahabat atau menganggap mereka tidak pernah salah
2. Sahabat dipandang sebagai sumber informasi yang dapat dipercaya mengenai Al-Quran dan sunnah Nabi
3. Namun sahabat masih dapat melakukan kesalahan sebagai manusia biasa
Dokumen tersebut membahas tentang berbakti kepada orang tua (birrul walidain), yang merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Dokumen menjelaskan makna birr, hukum birrul walidain yang wajib, dalil-dalil Al-Qur'an dan hadis, serta keutamaan dan adab berbakti kepada orang tua baik selama mereka hidup maupun setelah meninggal.
Ceramah ini membahas pentingnya berbakti kepada orang tua yang merupakan perintah agama. Berbakti kepada orang tua dianggap sebagai amal saleh yang mulia bahkan disebutkan berkali-kali dalam Al Quran. Ceramah ini mengingatkan untuk tidak berbuat durhaka kepada orang tua karena dapat menimbulkan dosa besar.
Buku ini membahas tentang pentingnya tradisi tolong menolong antar sesama Muslim. Ringkasannya adalah:
1. Tolong menolong antar sesama Muslim harus dilakukan dalam kerangka kebajikan dan ketakwaan.
2. Manusia membutuhkan bantuan orang lain karena memiliki kelemahan dan ketidaksempurnaan.
3. Kesadaran akan kebutuhan dan kelebihan masing-masing akan memelihara tradisi tolong menolong.
Mengapa ridho allah tergantung pada ridho orang tuaHelmon Chan
Dokumen tersebut membahas pentingnya berbakti kepada orang tua, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal, sebagai bentuk penghargaan atas pengorbanan orang tua dalam membesarkan anak. Berbakti kepada orang tua dijelaskan dalam Al-Quran dan hadits sebagai salah satu cara untuk mendapatkan ridho Allah. Beberapa bentuk berbakti antara lain menghormati, mematuhi, mendoakan, dan memenuhi h
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, dalil-dalil syar'i, dan hukum-hukum seputar aqiqah menurut Islam. Aqiqah adalah menyembelih hewan pada hari ketujuh kelahiran anak dan mencukur rambutnya. Dalil-dalilnya tercantum dalam hadis-hadis Nabi. Hukum-hukumnya antara lain bahwa aqiqah sunnah, untuk laki-laki dua ekor kambing dan pere
Dokumen ini membahas tentang amalan terbaik dalam pembangunan sosial menurut Islam. Dua contoh amalan terbaik yang dijelaskan adalah membela anak yatim dan berbuat baik kepada orang tua. Membela anak yatim berarti tidak merampas harta mereka dan memberikan kasih sayang. Berbuat baik kepada orang tua berarti menghormati, patuh, dan membantu mereka. Kedua amalan tersebut mendapatkan ridho Allah dan p
Dokumen tersebut membahas pentingnya berbakti kepada orang tua berdasarkan ajaran agama Islam. Ayat Alquran dan hadis menyebutkan bahwa berbakti kepada orang tua adalah perintah Allah setelah tauhid, dan merupakan amalan utama setelah shalat. Dokumen ini juga menjelaskan ridha Allah bergantung pada keridhaan orang tua.
Dokumen tersebut membahas berbagai contoh keteladanan dari keluarga-keluarga terkemuka dalam sejarah Islam seperti keluarga Nabi, keluarga Luqman, keluarga Ibrahim, keluarga Yasir, keluarga Umar bin Abdul Aziz, dan keluarga pendiri Nahdatul Ulama.
1. Makna kata 'Kami' dalam Quran sering digunakan untuk menunjukkan keagungan Allah meskipun hanya berfirman seorang diri.
2. Penggunaan kata 'Kami' juga dapat mengacu pada peran malaikat sebagai perantara wahyu Allah.
3. Kata 'Kami' juga digunakan dalam kitab-kitab terdahulu seperti Taurat meskipun hanya mengakui satu Tuhan.
Dokumen tersebut membahas tentang keesaan Tuhan dan kebenaran Islam sebagai agama yang dibuktikan oleh al-Qur'an. Al-Qur'an dianggap tidak mengandung kesalahan dan selalu sejalan dengan penemuan ilmiah modern, sehingga membuktikan bahwa Islam adalah agama yang benar dari Tuhan.
Dokumen tersebut membahas pentingnya menghormati orangtua dalam Islam. Islam mewajibkan umatnya untuk berbakti kepada orangtua, seperti taat, memberi nafkah, dan mendoakan mereka. Orangtua harus dihormati karena peran penting mereka dalam membesarkan anak. Anak yang tidak menghormati orangtuanya akan mendapat akibat buruk di dunia dan akhirat.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, dalil-dalil syar'i, dan hukum-hukum seputar aqiqah menurut Islam. Aqiqah adalah menyembelih hewan pada hari ketujuh kelahiran anak dan mencukur rambutnya. Dalil-dalilnya tercantum dalam hadis-hadis Nabi. Hukum-hukumnya antara lain bahwa aqiqah sunnah, untuk laki-laki dua ekor kambing dan pere
Dokumen ini membahas tentang amalan terbaik dalam pembangunan sosial menurut Islam. Dua contoh amalan terbaik yang dijelaskan adalah membela anak yatim dan berbuat baik kepada orang tua. Membela anak yatim berarti tidak merampas harta mereka dan memberikan kasih sayang. Berbuat baik kepada orang tua berarti menghormati, patuh, dan membantu mereka. Kedua amalan tersebut mendapatkan ridho Allah dan p
Dokumen tersebut membahas pentingnya berbakti kepada orang tua berdasarkan ajaran agama Islam. Ayat Alquran dan hadis menyebutkan bahwa berbakti kepada orang tua adalah perintah Allah setelah tauhid, dan merupakan amalan utama setelah shalat. Dokumen ini juga menjelaskan ridha Allah bergantung pada keridhaan orang tua.
Dokumen tersebut membahas berbagai contoh keteladanan dari keluarga-keluarga terkemuka dalam sejarah Islam seperti keluarga Nabi, keluarga Luqman, keluarga Ibrahim, keluarga Yasir, keluarga Umar bin Abdul Aziz, dan keluarga pendiri Nahdatul Ulama.
1. Makna kata 'Kami' dalam Quran sering digunakan untuk menunjukkan keagungan Allah meskipun hanya berfirman seorang diri.
2. Penggunaan kata 'Kami' juga dapat mengacu pada peran malaikat sebagai perantara wahyu Allah.
3. Kata 'Kami' juga digunakan dalam kitab-kitab terdahulu seperti Taurat meskipun hanya mengakui satu Tuhan.
Dokumen tersebut membahas tentang keesaan Tuhan dan kebenaran Islam sebagai agama yang dibuktikan oleh al-Qur'an. Al-Qur'an dianggap tidak mengandung kesalahan dan selalu sejalan dengan penemuan ilmiah modern, sehingga membuktikan bahwa Islam adalah agama yang benar dari Tuhan.
Dokumen tersebut membahas pentingnya menghormati orangtua dalam Islam. Islam mewajibkan umatnya untuk berbakti kepada orangtua, seperti taat, memberi nafkah, dan mendoakan mereka. Orangtua harus dihormati karena peran penting mereka dalam membesarkan anak. Anak yang tidak menghormati orangtuanya akan mendapat akibat buruk di dunia dan akhirat.
Tulisan ini membahas makna hijrah sebagai perubahan dan transformasi, bukan sekadar pindah tempat. Hijrah Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah melambangkan upaya perubahan sosial dan pembentukan masyarakat Islam yang lebih baik. Artikel ini menyerukan umat Islam untuk berbenah diri dan membangun peradaban baru secara substantif melalui visi transformasi seperti yang dilakukan Nabi, dengan memanfaatkan masjid sebagai pus
Dokumen tersebut membahas tentang bentuk-bentuk shalat tarawih berdasarkan hadits-hadits Nabi Muhammad SAW. Terdapat beberapa bentuk seperti 4-4-3, 2-2-2-2-3, 8-1-2, dan lainnya. Bentuk paling umum adalah 4-4-3, yang didasarkan pada riwayat Bukhari-Muslim dari Aisyah r.a.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang lima tipe orang yang terjerumus dalam dosa dan cara meraih ampunan dari Allah. Dokumen juga menyebutkan doa yang diajarkan Nabi untuk memohon ampunan yaitu dengan meringkas semua bentuk kesalahan dan dosa yang pernah dilakukan.
Isyfaq merupakan rasa takut yang lembut terhadap Allah. Terdiri dari 3 tingkatan yaitu: 1) menjaga diri dari pengingkaran, 2) mengantisipasi amal sia-sia, 3) menjaga hati dari penghalang. Isyfaq bertujuan mengantisipasi terjadinya hal-hal yang dapat merusak amal, akhlak, dan keinginan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
1. Keterasingan (al-ghurbah) dapat menjadi sesuatu yang dicari oleh para pencari kebenaran karena dapat membantu mereka mendekatkan diri kepada Allah.
2. Orang-orang yang asing adalah mereka yang mengikuti Sunnah Nabi saw bahkan ketika mayoritas manusia meninggalkannya.
3. Keterasingan dapat terjadi dalam berbagai tingkatan, mulai dari seseorang yang beriman di tengah orang-orang Islam hing
Dokumen tersebut membahas pentingnya melakukan muhâsabah (evaluasi diri) sebelum dan sesudah menyambut tahun baru. Muhâsabah diperlukan untuk meningkatkan kualitas diri dan memperbaiki kesalahan di masa lalu agar masa depan menjadi lebih baik. Dokumen ini juga mengingatkan agar tidak terjebak dalam pesta-pora tahun baru yang hanya untuk kesenangan belaka tanpa makna, melainkan memanfa
Perintah untuk saling menolong dalam mewujudkan kebaikan dan ketakwaanMuhsin Hariyanto
Ayat menyeru umat beriman untuk saling membantu dalam kebaikan dan ketakwaan serta meninggalkan dosa dan pelanggaran. Tolong-menolong dalam kebaikan mencakup segala bentuk kebaikan agama, seperti iman, shalat, zakat, sedangkan ketakwaan berarti menjauhi larangan Allah. Ayat ini menekankan pentingnya hubungan antar manusia dan ketaatan kepada Allah.
Memahami dan menyikapi hadits perbedaan itu rahmatMuhsin Hariyanto
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1) Dokumen tersebut membahas tentang hadis "Perbedaan itu adalah rahmat" dan berbagai pendapat ulama tentang keabsahan dan penafsiran hadis tersebut.
2) Hadis tersebut dinilai lemah sanadnya oleh sebagian ulama, namun sebagian lain berpendapat bahwa makna hadis tersebut sesuai dengan prinsip Islam.
3) Dokumen tersebut juga membah
Dokumen tersebut membahas etika dalam berdoa menurut pandangan Islam. Beberapa etika utama dalam berdoa antara lain memilih waktu-waktu mulia untuk berdoa seperti malam Jumat, bulan Ramadhan, dan sepertiga malam terakhir, tidak meninggikan suara, merendahkan hati dengan penuh khusyuk dan harap, mengawali doa dengan dzikir dan shalawat, serta berdoa dengan optimisme bahwa doa akan dikab
Sopan santun anak kepada orang tua dijelaskan melalui beberapa ayat Al-Quran dan hadis Nabi. Salah satu cara mempraktikannya adalah dengan berbakti kepada orang tua, karena untuk mendapatkan ridho Allah kita harus mendapatkan ridho orang tua terlebih dahulu. Orang tua telah berkorban banyak untuk anak, sehingga anak memiliki tanggung jawab untuk membalas kebaikan orang tua,
Dokumen tersebut merupakan ringkasan dari kitab hadist Shahih Imam Bukhari yang terdiri dari 33 bab. Dokumen tersebut juga menjelaskan pengertian hadist, ilmu hadits, sejarah singkat Imam Bukhari beserta metode penelitiannya dalam menulis kitab hadits.
Dokumen tersebut merangkum ringkasan kitab hadist Shahih Imam Bukhari, yang terdiri dari 33 bab, mulai dari permulaan turunnya wahyu hingga i'tikaf. Dokumen tersebut juga menjelaskan pengertian hadist, ilmu hadits, sejarah singkat Imam Bukhari, dan beberapa istilah terkait hadist.
Kitab Hadist Shahih Imam Bukhari merupakan kumpulan hadis-hadis yang disusun oleh Imam Bukhari dari berbagai sumber hadis yang dianggap sahih. Kumpulan hadis ini terdiri dari 33 bab yang membahas berbagai topik keagamaan."
Dokumen tersebut merupakan ringkasan dari kitab hadist Shahih Imam Bukhari yang terdiri dari 33 bab, mulai dari kitab permulaan turunnya wahyu hingga kitab i'tikaf. Penulis menjelaskan tujuan penulisan ringkasan tersebut untuk memperkaya pengetahuan agama bagi dirinya dan orang lain.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya empati, menghormati orang tua, dan menghormati guru. Termasuk definisi empati, contoh-contoh perilaku empati, hormat kepada orang tua dan guru yang disarankan agama, serta kisah-kisah yang mengilustrasikan perilaku tersebut.
Ebook ringkasan kitab hadist shahih imam bukhariAri Khozin
Ringkasan Kitab Hadist Shahih Imam Bukhari adalah kumpulan hadist-hadist yang dihimpun dan diklasifikasikan oleh Imam Bukhari ke dalam 33 bab yang mencakup berbagai topik ibadah dan akidah Islam. Kumpulan hadist ini dianggap sebagai karya hadist paling otoritatif dan shahih.
Ceramah ini membahas pentingnya berbakti kepada orang tua yang merupakan perintah agama. Berbakti kepada orang tua dianggap sebagai amal saleh yang mulia bahkan disebutkan berkali-kali dalam Al Quran. Ceramah ini mengingatkan untuk tidak berbuat durhaka kepada orang tua karena dapat menimbulkan dosa besar.
Khutbah Jumat ini membahas tentang pentingnya berbakti kepada orang tua dan larangan berdurhaka kepada mereka. Berbakti kepada orang tua dianggap sebagai kebaikan yang sangat mulia, bahkan lebih besar pahalanya dibanding jihad. Durhaka kepada orang tua adalah dosa besar yang dapat menimbulkan siksaan di dunia dan akhirat.
Dokumen tersebut membahas tentang kemudahan memahami al-Quran. Allah telah menjamin bahwa al-Quran mudah dipahami bagi siapa saja yang berkemauan kuat untuk mempelajarinya. Kebenaran agama juga jelas, meskipun diperlukan kesungguhan untuk memahaminya. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk mengklaim bahwa memahami al-Quran sulit.
1. Istighfar merupakan kunci utama untuk mendapatkan berkah dan kemudahan dalam kehidupan, termasuk rezeki yang melimpah. Teladan Nabi Muhammad SAW dan sahabat mencontohkan pentingnya istighfar.
2. Banyak manusia mengumpulkan harta dengan cara yang tidak benar tanpa istighfar dan mengundang murka Allah. Istighfar yang tulus dapat menyelesaikan masalah dan membuka jalan baru untuk rezeki.
3
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang kesalahan dalam mendidik anak generasi milenial di Indonesia yang mengakibatkan kecelakaan beruntun.
2. Orang tua kini terlalu fokus pada materi dan gaya hidup mewah tanpa memberikan fondasi hidup yang baik kepada anak-anak.
3. Anak-anak perlu dilatih keterampilan hidup seperti self-control, fleksib
Muhsin Hariyanto adalah dosen tetap Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan mubaligh kampung yang aktif mengajar, berdakwah, dan menulis di berbagai media. Ia menyelesaikan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi di berbagai lembaga pendidikan Islam. Saat ini ia juga menyelesaikan program doktoral dengan fokus Politik Islam.
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifMuhsin Hariyanto
Teks memberikan nasihat untuk berbahagia dengan cara membuang energi negatif melalui zakat dan sedekah, serta menabung energi positif melalui amal saleh seperti yang disarankan dalam beberapa ayat Al-Quran. Ayat-ayat tersebut mendorong umat Islam untuk memberikan sebagian harta mereka kepada orang-orang yang membutuhkan.
Teks ini membahas pentingnya menjadi diri sendiri tanpa topeng kepalsuan dan menyarankan untuk tampil sebagai diri sejati dengan kejujuran dan kerendahhatian. Sang penulis mengingatkan bahwa berpura-pura menjadi orang luar biasa akan menyebabkan tersiksa karena harus terus berbohong dan menyembunyikan diri sebenarnya.
1. Untukmu, Kedua Orang Tuaku
Oleh: Muhsin Hariyanto
Abdullah bin Abbas r.a. -- saudara sepupu Rasulullah s.a.w. -- pernah
berkisah, “bahwa pada suatu saat ada seseorang laki-laki datang kepada Nabi
Muhammad s.a.w.. Di hadapan beliau, ‘dia’ berkata: “Ya Rasulullah, “ibu saya
sudah wafat”. Apakah ada manfaatnya apabila saya bersedekah untuk ibu saya?”
Atas pertanyaan si laki-laki itu, Rasulullah s.a.w. pun menjawab, “Ya, sedekahmu
berguna bagi ibumu.” Laki-laki itu pun berkata lagi, “Saya mempunyai sebuah
kebun dan ‘engkau’ – ya Rasulullah – akan saya jadikan sebagai saksi, bahwa saya
telah menyedekahkan kebun itu untuk ibu saya.” (Hadis Riwayat Bukhari, Tirmidzi,
Abu Dawud dan Nasa’i)
Hadis ini, menurut para ulama, merupakan ‘pijakan-dasar’ bagi setiap anak
(shalih) yang ingin beramal shalih untuk kedua orang tuanya, meskipun keduanya
telah tiada. Bahkan, dalam beberapa kitab syarah hadis, sabda Rasulullah s.a.w. ini
sering dikaitkan dengan hadis lain, misalnya hadis yang diriwayatkan oleh Muslim
dari Abu Hurairah r.a.,: “Apabila seorang manusia meninggal dunia, maka
terputuslah semua amalnya kecuali tiga hal. yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang
bermanfaat atau anak shaleh yang mendoakannya.”
Simpulan penting dari hadis di atas, adalah: “Bakti anak kepada kedua orang
tua tidak hanya dibatasi pada waktu mereka masih hidup, tetapi masih dapat
dilakukan setelah mereka meninggal dunia, di antaranya adalah melestarikan
sedekah yang pernah dilakukan oleh keduanya, mengamalkan ilmu yang telah
diajarkan oleh keduanya dan – secara khusus – ‘dengan mendoakannya’. Doa yang
menyertai ilmu yang bermanfaat dan sedekah yang tlah diwariskan oleh kedua
orang tua, merupakan bagian dari bakti anak (shalih) bagi kedua orang tuanya,
meskipun keduanya sudah tiada .
Memang bisa kita pahami. bahwa setelah meninggal dunia pahala orang tua
(dari amalannya sendiri) sudah benar-benar terputus, kecuali dari tiga hal: bersabda:
“sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shaleh yang mendoakannya.”
Hadits ini menjelaskan tentang terputusnya pahala dari amalan diri seseorang apabila
yang bersangkutan telah meninggal dunia. Namun, tidak ada penjelasan bahwa
pahala dari amalan orang lain (yang diniatkan untuknya) ikut-serta terputus. Bahkan
menilik hadis lain yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah r.a.: “siapa
pun yang pernah mengajak orang lain untuk berbuat baik, maka dia akan
memeroleh pahala (kebaikan) seperti pahala (kebaikan) yang diperoleh orang lain
yang telah melakukan kebaikan yang pernah diajarkan olehnya – selamanya –
tanpa mengurangi nilai (pahala) kebaikan orang yang telah mengamalkannya,
disebabkan oleh ajakan yang pernah dilakukan olehnya. Sebaliknya, siapa pun yang
pernah mengajak orang lain untuk melakukan perbuatan dosa, maka dia akan
memeroleh dosa atas dasar perbuatan dosa orang yang pernah diajak berbuat dosa
1
2. olehnya – selamanya – tanpa mengurangi nilai (dosa) perbuataan dosa orang yang
telah melakukan perbuatan dosa disebabkan oleh ajakan yang pernah dilakukan
olehnya.”, pahala bagi keduanya tetap akan bisa mengalir, meskipun keduanya telah
menghadap ‘Sang Khaliq’.Atau, dengan kata lain, pahala dan dosa seseorang
(termasuk kedua orang tua kita) itu akan tetap ‘bisa’ mengalir tanpa henti disebabkan
oleh perbuatannya di masa lalu,.
Pahala sedekah – misalnya – tetap bisa mengalir kepada kedua orang tua kita,
disebabkan oleh sedekah seseorang anak shalih yang berniat untuk bersedekah bagi
kedua orang tuanya yang telah mendidiknya dengan ‘sangat baik’, sehingga ‘dia’ –
setelah mendapatkan pola asuh terbaik dari kedua orang tuanya -- menjadi seseorang
yang gemar bersedekah. Sebagaimana ilustrasi yang diceritakan oleh ‘Aisyah r.a.,
dari sabda Rasululah s.a.w: “bahwa pernah suatu saat ada seorang laki-laki
bercerita kepada Rasulullah s.a.w.: “Ibu saya meninggal secara mendadak, dan
saya yakin seandainya dia masih sempat untuk berbicara, dia akan ‘bersedekah’.
Apakah ibu saya (bisa) mendapatkan pahala (sedekah), andaikata saya bersedekah,
dengan niat bersedekah untuk ibu saya itu? Rasulullah s.a.w. pun menjawab: “ya,
ada pahala bagi ibumu dengan sedekahmu itu.” (Hadis Riwayat Bukhari dan
Muslim).
Bahkan ada ada sebuah riwayat lain dari Abu Usaid Malik Bin Rabi’ah as-
Sa’idi r.a. yang menguatkannya: “Ketika kami sedang duduk bersama Rasulullah
s.a.w.., tiba-tiba datang seorang laki-laki dari Bani Salamah, lalu ‘dia’ berkata,
“Wahai Rasulullah, apakah masih ada sesuatu yang dapat saya lakukan untuk
berbakti kepada kedua orang tuaku setelah keduanya meninggal dunia?” Ats
pertanyaan itu, beliau (Rasulullah s.a.w.) pun menjawab:“Ya, yaitu dengan cara
mendoakan, memintakan ampun, menunaikan janji (keduanya) setelah mereka
tiada, menyambung (tali) persaudaraan yang tidak akan pernak akan tersambung
kecuali karena keduanya, dan memuliakan para sahabat-karib keduanya.” (Hadis
Riwayat Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban)
Dari penjelasan di atas, secara sederhana bisa disimpulkan, bahwa setelah
kedua orang tua kita ‘tiada’ (meninggal dunia) pun, masih banyak cara yang bisa kita
lakukan untuk berbakti kepada keduanya, antara lain: “mendoakannya, agar
keduanya mendapatkan maghfirah dan rahmatNya; menjalin silaturrahim yang
pernah dirintis oleh keduanya, utamanya dengan sanak-kerabat dan sahabat karib
keduanya; dan bahkan dengan cara melestarikan tradisi amal shaleh mereka, sebagai
wujud dari doa kita sebagai anak shalih yang selalu ingin berbakti kepada keduanya,
karena keduanya telah mendidik diri kita sejak kita masih berada di rahim ‘ibu’ kita
hingga kita memahami ‘apa’ sepantasnya kita lakukan sebagai seseorang yang yang
telah dididik oleh keduanya -- dengan keikhlasannya sebagai orang tua -- untuk
memandu diri kita menjadi ‘anak-shalih’, dambaan keduanya.
Akhirnya, sebatas apa pun kemampuan kita untuk berbakti, dengan
memahami pesan-pesan Rasulullah s.a.w., “kita” berkewajiban untuk menunjukkan
3. bakti kita secara optimal -- sebagai anak shaleh – untuk kedua orang tua kita
tercinta, di mana dan kapan pun kita berada, dengan ‘spirit’ iringan doa kita yang
selalu kita ucapkan dalam berbagai kesempatan: “rabbighfirlî wa liwâlidayya
warhamhumâ kamâ rabbayânî shaghîrâ (ya Allah, ya Tuhanku, berikan ampunMu
kepadaku dan [juga] kepada kedua orang tuaku, dan berikan rahmatMu kepada
keduanya karena keduanya telah mendidikku sejak masa kecilku)”.
Dengan rangkaian amal shalih kita sebagai anak yang ‘ingin’ berbakti kepada
kepada kedua orang tua kita, kita senantiasa berharap dalam doa-doa kita: “semoga
bakti kita kepada kedua orang tua kita dapat memberi makna bagi keduanya, hingga
keduanya benar-benar mendapatkan maghfirah dan rahmatNya.
Âmîn, Yâ Mujîbas Sâilîn.
Penulis adalah Dosen Tetap FAI-UM Yogyakarta dan Dosen Tidak Tetap STIKES
’Aisyiyah Yogyakarta
3