SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Bertahun Baru dengan Muhâsabah
                            Oleh: Muhsin Hariyanto
         Menikmati suasana malam tahun baru di kota ini (Yogyakarta) terasa
pengap. Deru suara knalpot, mercon yang dipadu dengan dengan hingar bingar
musik cadar yang menyiratkan pemberontakan anak muda terhadap kejenuhan
mereka dalam menghadapi persoalan hidup, semakin membuat diri penulis
paham bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki. Dan kata kuncinya
"pendidikan karakter", yang selama ini kurang mendapat perhatian dibanding
pendidikan formal di sekolah yang lebih menekankan artipentingnya
"intelektualitas".
         Ironis! Di tengah keterpurukan bangsa ini dalam budaya 'korupsi'.
Meminjam istilah Dewabrata (2005), "di antara kerabat Durjana (Penjahat),
memang korupsilah yang amat populer di kalangan rakyat Indonesia sejak
zaman Orde Baru hingga Orde reformasi yang kalah amburadul dibanding orde-
orde sebelumnya. Tak henti-henti orang mempergunjingkan korupsi sambil
tertekan rasa jengkel, gondok seleher. Sementara itu, koruptornya tak habis-
habis bermunculan; dijaring satu tertangkap seribu. Saking berjubelnya
koruptor. Yang mutakhir, jala menebar di KPU Pusat. Mungkin juga akan ke
KPU daerah. Namun, hingga kini penulis – dan juga anak-anak muda yang
tengah berpesta pora di malam tahun baru itu – tahu bahwa pemberantasan
korupsi masih terlalu jauh dari harapan, meskipun sudah ada tanda-tanda
kepedulian yang lebih-kurang bisa sedikit membuat 'lega'. Tahun baru kali ini
lebih banyak menjadi ajang untuk 'berhura-hura'. Tak hanya anak muda, bahkan
orang-orang tua pun pada malam tahun baru kali ini ikut serta (berpartisipasi
aktif) untuk meramaikan pesta yang bernuansa 'tabdzîr dan 'isrâf' ini.
         Apa boleh buat, sejengkel apa pun kita, pesta-pora tahun baru itu tetap
berjalan dan akan terus berjalan seiring dengan berjalannya semangat hedonistik
kawula muda yang jangan-jangan telah – dengan sempurna -- mencontoh bapak-
ibunya yang berperilaku tak jauh berbeda dengan perilaku mereka:
"mempertontonkan budaya kemewahan" di panggung kehidupan yang sangat
kasat-mata, apalagi kalau dipelototi dengan "mata-hati". Na'ûdzu billâhi min
dzâlik.
        Umat Islam jangan sampai terjebak menghamburkan harta untuk
kesenangan di tengah banyak musibah. Perguliran waktu justeru harus jadi
momentum bermuhâsabah, mengorek kedirian tentang hal yang sudah
dilakukan. Berbagai tragedi menjadi i'tibar bahwa hari depan harus dipersiapkan
dengan lebih baik dan cermat
         Melihat tontonan yang tak layak menjadi tuntuna itu, Di awal tahun
2112 Masehi atau tahun 1433 Hijriyah ini, saatnya kita evaluasi apa yang telah
kita lakukan, dan kita persiapkan diri kita untuk menggapai masa depan yang
                                         1
lebih baik. Kita renungkan kembali makna friman Allah dalam QS al-Hasyr, [59]:
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kamu sekalian kepada Allah, dan
hendaklah setiap diri, mengevaluasi kembali apa yang telah dilakukan untuk
menata hari esok. Dan bertakwalah kamu sekalian kepada Allah, sesungguhnya
Allah Maha mengetahui apa yang kalian kerjakan”.
         Berkaitan dengan keprihatinan ini, menengok kembali ungkapan Al-
Alusi – dalam Magnum Opusnya -- "Rûh al-Ma'âniy, bahwa "setiap perbuatan
manusia yang telah dilakukan pada masa lalu, mencerminkan perbuatan dia
untuk persiapan di hari depan. Karena hidup di dunia bagaikan satu hari dan
keesokan harinya merupakan hari depan kita yang abadi. Tak beruntunglah
manusia yang tidak mengetahui visinya sendiri". Masa lalu adalah "cermin yang
paling baik" bagi masa depan kita. Siapa pun pasti memiliki masa lalunya 'yang
baik ataupun buruk'. Keberhasilan dan kegagalan pasti pernah dialami oleh
setiap manusia, dan sebaik-baik manusia adalah selalu bermuhâsabah dalam
setiap perbuatan yang telah ia lakukan untuk kepentingan masa depannya. Kita
harus segera bermuhâsabah, sebagaimana pesan Umar ibn al-Khaththab: "hâsibû
anfusakum qabla an tuhâsabû (Evaluasilah dirimu sebelum kalian dievaluasi (di
hadapan Allah)"
           Muhâsabah (evaluasi diri) adalah cara yang tepat untuk meningkatkan
kualitas diri. Dengan selalu mengambil hikmah dari setiap sesuatu yang pernah
terjadi dalam diri kita, kita akan tahu apa seharusnya kita perbuat hari ini, untuk
kepentingan masa depan kita. Kita semua perlu secepatnya mengingat kembali
janji kita yang selalu kita ucapkan di shalat kita, sumpah kita kepada Allah:
iyyâka na'budu wa iyyâka nasta'în (hanya kepada-Mu-lah kami beribadah dan
hanya kepada-Mu kami mohon pertolong), dan bahkan ada puala sebagian dari
diri kita yang kemudian berjanji: "inna shalâtî wa nusukî, wa mahyâya, wa mamâtî,
lillââ rabil 'âlamîn" (sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku semata-
mata karena Allah Rabb [Tuhan] semesta alam). Penulisa yakin, bahwa semakin
sering kita mengingat janji, insyaallah kita akan senantiasa bisa menapaki
kehidupan ini dengan nilai-nilai ketakwaan.
        Kita perlu menyadarai bahwa terkadang ibadah kita tidak disertai
dengan kesungguhan, bdana bahka ada di antara kita yang melakukan ibadah
hanya untuk sekadar menggugurkan kewajiban saja, takut jatuh ke dalam dosa
dan akibatnya kita dengan sangat nikmat menapaki kehidupan beragama kita
dengan semanat 'minimalis'. Padahal bagi seorang muslim yang ingin menjadi
orang-orang yang bertakwa, mujâhadah atau beraktivitas dengan penuh
kesungguhan untuk mencapai tujuan kita, adalah bagian tak terpisahkan dalam
upaya untuk menggapai ketakwaan.
        Sudah saatnya diri kita senantiasa merasa diawasi oleh Allah. Inilah
diantara pilar ketakwaan yang harus dimiliki setiap kali kita mengawali awal
tahun dan menutup tahun yang lalu. Perasaan selalu merasa diawasi oleh Allah
                                        2
dalam bahasa hadisnya adalah ihsân (senantiasa beribadah kepada Allah seolah-
olah engkau melihat-Nya, kalau pun engkau belum bisa melihat-Nya, ketahuilah
sesungguhnya Allah melihat kepadamu”. Ihsân adalah salah dsatu pilar penting
di antara jalan yang harus kita tempuh untuk menuju ketakwaan yang harus kita
persiapkan dalam menyongsong dan mengisi lembaran tahun baru saat ini dan
saat-saat berikutnya.
         Cobalah untuk memberi sanksi kepada diri kita sendiri, ketika diri kita
telah melakukan sebuah kekhilafan, memberikan teguran dan sanksi kepada diri
kita sendiri ketika diri kita melakukan kesalahan, sebelum diri kita diberi sanksi
oleh orang lain, apalagi (sanksi) dari Allah. Hal ini sangat penting untuk kita
lakukan agar kita senantiasa bisa meningkatkan amal saleh kita. Misalanya, di
saat kita terlambat untuk melakukan shalat subuh dengan berjamaah di masjid,
maka hukumlah diri dengan infak di siang hari. Manakala diri terlewat membaca
al-Qur’an hukumlah diri kita dengan memberi bantuan kepada fakir-miskin.
Kalau diri melewatkan sebuah amal shaleh maka hukumlah diri kita sendiri
dengan melakukan amal shaleh yang lain. Jika sikap ini selalu kita budayakan,
insyaallah kita akan selalu mampu meningkatkan kualitas amal saleh diri kita,
dan saatnya kita menggapai 'ketakwaan'.
         Pertanyakan kembali pada diri kita: Mengapa kita begitu hingar-bingar
merayakan tahun baru saat ini? Mengapa kita harus turut serta dalam ''hura-
hura'' dengan sikap meniru-niru (tasyabbuh) orang-orany yang tak beriman,
padahal ada peringatan Nabi s.a.w. yang seharusnya selalu kita ingat:
''Barangsiapa yang meniru-niru suatu kaum, maka ia termasuk kaum tersebut.''
(HR Abu Dawud dari Abdullah bin Umar). Barangkali, lebih baik dan bijak kita
kembali pada tuntunan keislaman yang lebih substansial. Jadikan tahun baru ini
sebagai ''ritual profan'' dalam kerangka momentum untuk peningkatan
kesadaran manusia dalam menghadapi dinamika dunia ini dengan muhâsabah
yang berkelanjutan. Jangan sampai kita terjebak atau ikut-ikutan berhura-hura,
mengihamburkan waktu dan harta hanya untuk kesenangan dan kepuasan hawa
nafsu. Akan lebih baik jiha waktu dan harta yang kita miliki itu gunakan untuk
membantu mereka yang tengah membutuhkan. Apalagi, rakyat di negeri kita
tercinta saat ini tengah ditimpa banyak musibah dan memerlukan kepedulian
kita untuk membantu dengan segenap kemampuan kita.
         Inilah, cara terbaik untuk melakukan muhâsabah. Setiap saat, di ketika
kita merasa telah melakukan kesalahan sekecil apapun dan setiap kesempatan
ketika kita telah selesai melakukan amal kebajikan, tak perlu kita menunggu
satu tahun, apalagi menunggu adanya acara muhâsabah tahunan. Jadikan setiap
saat adalah momentum untuk bermuhâsabah. Dan sangatidak bijak jika kita
lewatkan waktu kita sekejap pun untuk sekadar berhura-hura. Evaluasi diri kita
dan kemudian perbaiki kesalahan diri kita hari ini, agar hari esok bisa menjadi
lebih baik.
                                        3
Insyâallah.
Penulis adalah Dosen Tetap FAI-UM Yogyakarta dan Dosen Tidak Tetap STIKES
'Aisyiyah Yogyakarta




                                    4

More Related Content

What's hot

Teks Pembawa Acara Pernikahan Sunda
Teks Pembawa Acara Pernikahan SundaTeks Pembawa Acara Pernikahan Sunda
Teks Pembawa Acara Pernikahan SundaSiti Hadiarti
 
Pidato sunda
Pidato sundaPidato sunda
Pidato sundaDans Kita
 
Panduan mtpdb & mosantifa
Panduan mtpdb & mosantifaPanduan mtpdb & mosantifa
Panduan mtpdb & mosantifaAsep Ramdani
 
Azam Tahun Baru!
Azam Tahun Baru!Azam Tahun Baru!
Azam Tahun Baru!frubo
 
Buletin Jumat Al Furqon Tahun 04 Volume 06 Nomor 03 Kejujuran yang Terlupakan...
Buletin Jumat Al Furqon Tahun 04 Volume 06 Nomor 03 Kejujuran yang Terlupakan...Buletin Jumat Al Furqon Tahun 04 Volume 06 Nomor 03 Kejujuran yang Terlupakan...
Buletin Jumat Al Furqon Tahun 04 Volume 06 Nomor 03 Kejujuran yang Terlupakan...muslimdocuments
 
TRAVELOG USAHAWAN MUDA: RAMADHAN AKU DATANG
TRAVELOG USAHAWAN MUDA: RAMADHAN AKU DATANGTRAVELOG USAHAWAN MUDA: RAMADHAN AKU DATANG
TRAVELOG USAHAWAN MUDA: RAMADHAN AKU DATANGKaizan Nazlan
 
Khutbah idul-fitri-8
Khutbah idul-fitri-8Khutbah idul-fitri-8
Khutbah idul-fitri-8Asep Hidayat
 
Menjadi kaya-dalam-40-hari
Menjadi kaya-dalam-40-hariMenjadi kaya-dalam-40-hari
Menjadi kaya-dalam-40-haribeblank
 
Mudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMuhsin Hariyanto
 
Seren sumeren panganten
Seren sumeren pangantenSeren sumeren panganten
Seren sumeren pangantenanes88
 
Doa hari raya
Doa hari rayaDoa hari raya
Doa hari rayamurizal
 
MAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik Parenting
MAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik ParentingMAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik Parenting
MAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik ParentingMAJALAH HIDAYATULLAH
 
!! Satu hal lagi mengenai bertutur santun dalam islam
!! Satu hal lagi mengenai bertutur santun dalam islam!! Satu hal lagi mengenai bertutur santun dalam islam
!! Satu hal lagi mengenai bertutur santun dalam islamyuniarkowahyu
 
LATIHAN MS. WORD
LATIHAN MS. WORDLATIHAN MS. WORD
LATIHAN MS. WORDboyhokage
 
Surat Ustadz Yusuf Mansur Kepada Mitra Bisnis PayTren
Surat Ustadz Yusuf Mansur Kepada Mitra Bisnis PayTrenSurat Ustadz Yusuf Mansur Kepada Mitra Bisnis PayTren
Surat Ustadz Yusuf Mansur Kepada Mitra Bisnis PayTrenInfo PayTren
 
majalah-albinaa-vol 1
majalah-albinaa-vol 1majalah-albinaa-vol 1
majalah-albinaa-vol 1Muhammad Zain
 
Ebook Inspirasi Paytren Ustadz Yusuf Mansur
Ebook Inspirasi Paytren Ustadz Yusuf MansurEbook Inspirasi Paytren Ustadz Yusuf Mansur
Ebook Inspirasi Paytren Ustadz Yusuf MansurInfo PayTren
 
Sayembara rohis gara -gara Rohis
Sayembara rohis gara -gara RohisSayembara rohis gara -gara Rohis
Sayembara rohis gara -gara RohisRendra Visual
 

What's hot (20)

Teks Pembawa Acara Pernikahan Sunda
Teks Pembawa Acara Pernikahan SundaTeks Pembawa Acara Pernikahan Sunda
Teks Pembawa Acara Pernikahan Sunda
 
Pidato sunda
Pidato sundaPidato sunda
Pidato sunda
 
Assalamualaikum wr
Assalamualaikum wrAssalamualaikum wr
Assalamualaikum wr
 
Panduan mtpdb & mosantifa
Panduan mtpdb & mosantifaPanduan mtpdb & mosantifa
Panduan mtpdb & mosantifa
 
Azam Tahun Baru!
Azam Tahun Baru!Azam Tahun Baru!
Azam Tahun Baru!
 
Buletin Jumat Al Furqon Tahun 04 Volume 06 Nomor 03 Kejujuran yang Terlupakan...
Buletin Jumat Al Furqon Tahun 04 Volume 06 Nomor 03 Kejujuran yang Terlupakan...Buletin Jumat Al Furqon Tahun 04 Volume 06 Nomor 03 Kejujuran yang Terlupakan...
Buletin Jumat Al Furqon Tahun 04 Volume 06 Nomor 03 Kejujuran yang Terlupakan...
 
TRAVELOG USAHAWAN MUDA: RAMADHAN AKU DATANG
TRAVELOG USAHAWAN MUDA: RAMADHAN AKU DATANGTRAVELOG USAHAWAN MUDA: RAMADHAN AKU DATANG
TRAVELOG USAHAWAN MUDA: RAMADHAN AKU DATANG
 
Khutbah idul-fitri-8
Khutbah idul-fitri-8Khutbah idul-fitri-8
Khutbah idul-fitri-8
 
Menjadi kaya-dalam-40-hari
Menjadi kaya-dalam-40-hariMenjadi kaya-dalam-40-hari
Menjadi kaya-dalam-40-hari
 
Mudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkah
 
Seren sumeren panganten
Seren sumeren pangantenSeren sumeren panganten
Seren sumeren panganten
 
Doa hari raya
Doa hari rayaDoa hari raya
Doa hari raya
 
MAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik Parenting
MAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik ParentingMAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik Parenting
MAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik Parenting
 
!! Satu hal lagi mengenai bertutur santun dalam islam
!! Satu hal lagi mengenai bertutur santun dalam islam!! Satu hal lagi mengenai bertutur santun dalam islam
!! Satu hal lagi mengenai bertutur santun dalam islam
 
LATIHAN MS. WORD
LATIHAN MS. WORDLATIHAN MS. WORD
LATIHAN MS. WORD
 
Surat Ustadz Yusuf Mansur Kepada Mitra Bisnis PayTren
Surat Ustadz Yusuf Mansur Kepada Mitra Bisnis PayTrenSurat Ustadz Yusuf Mansur Kepada Mitra Bisnis PayTren
Surat Ustadz Yusuf Mansur Kepada Mitra Bisnis PayTren
 
majalah-albinaa-vol 1
majalah-albinaa-vol 1majalah-albinaa-vol 1
majalah-albinaa-vol 1
 
Ebook Inspirasi Paytren Ustadz Yusuf Mansur
Ebook Inspirasi Paytren Ustadz Yusuf MansurEbook Inspirasi Paytren Ustadz Yusuf Mansur
Ebook Inspirasi Paytren Ustadz Yusuf Mansur
 
Sayembara rohis gara -gara Rohis
Sayembara rohis gara -gara RohisSayembara rohis gara -gara Rohis
Sayembara rohis gara -gara Rohis
 
Naskah teks pidato
Naskah teks pidatoNaskah teks pidato
Naskah teks pidato
 

Viewers also liked

Refleksi dan introspeksi dalam perspektif hijrah
Refleksi dan introspeksi dalam perspektif hijrahRefleksi dan introspeksi dalam perspektif hijrah
Refleksi dan introspeksi dalam perspektif hijrahTelekomunikasi Indonesia
 
Bk khutbah ust m.dimyati muhasabah
Bk khutbah ust m.dimyati muhasabahBk khutbah ust m.dimyati muhasabah
Bk khutbah ust m.dimyati muhasabahMuchammad Dimyati
 
Muhasabah Kehidupan Sehari-hari yang Islami
Muhasabah Kehidupan Sehari-hari yang IslamiMuhasabah Kehidupan Sehari-hari yang Islami
Muhasabah Kehidupan Sehari-hari yang IslamiTpa Nurulalim
 
Renungan akhir tahun
Renungan akhir tahunRenungan akhir tahun
Renungan akhir tahunri_fay
 
Materi Training esq, training motivasi, Training kepemimpinan - Aditya 087888...
Materi Training esq, training motivasi, Training kepemimpinan - Aditya 087888...Materi Training esq, training motivasi, Training kepemimpinan - Aditya 087888...
Materi Training esq, training motivasi, Training kepemimpinan - Aditya 087888...ESQ Leadership Center
 

Viewers also liked (8)

Satu muhasabah
Satu muhasabahSatu muhasabah
Satu muhasabah
 
Refleksi dan introspeksi dalam perspektif hijrah
Refleksi dan introspeksi dalam perspektif hijrahRefleksi dan introspeksi dalam perspektif hijrah
Refleksi dan introspeksi dalam perspektif hijrah
 
Bk khutbah ust m.dimyati muhasabah
Bk khutbah ust m.dimyati muhasabahBk khutbah ust m.dimyati muhasabah
Bk khutbah ust m.dimyati muhasabah
 
Muhasabah Kehidupan Sehari-hari yang Islami
Muhasabah Kehidupan Sehari-hari yang IslamiMuhasabah Kehidupan Sehari-hari yang Islami
Muhasabah Kehidupan Sehari-hari yang Islami
 
Muhasabah
MuhasabahMuhasabah
Muhasabah
 
Renungan akhir tahun
Renungan akhir tahunRenungan akhir tahun
Renungan akhir tahun
 
Materi Training esq, training motivasi, Training kepemimpinan - Aditya 087888...
Materi Training esq, training motivasi, Training kepemimpinan - Aditya 087888...Materi Training esq, training motivasi, Training kepemimpinan - Aditya 087888...
Materi Training esq, training motivasi, Training kepemimpinan - Aditya 087888...
 
MUHASABAH
MUHASABAH MUHASABAH
MUHASABAH
 

Similar to Bertahun baru dengan muhasabah

dari_masa_ke_masa1.pdf
dari_masa_ke_masa1.pdfdari_masa_ke_masa1.pdf
dari_masa_ke_masa1.pdfAdilaArdissa
 
Majalah kekuatan sugesti edisi 48
Majalah kekuatan sugesti edisi 48Majalah kekuatan sugesti edisi 48
Majalah kekuatan sugesti edisi 48Firman Pratama
 
uMagazine by umma vol 10 (Palestina Milik Kita)
uMagazine by umma vol 10 (Palestina Milik Kita)uMagazine by umma vol 10 (Palestina Milik Kita)
uMagazine by umma vol 10 (Palestina Milik Kita)umma Indonesia
 
Bahaya Dosa dan Maksiat.
Bahaya Dosa dan Maksiat.Bahaya Dosa dan Maksiat.
Bahaya Dosa dan Maksiat.Idrus Abidin
 
Mudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMuhsin Hariyanto
 
Genrohisgenerasiberkarakter 130524222809-phpapp01
Genrohisgenerasiberkarakter 130524222809-phpapp01Genrohisgenerasiberkarakter 130524222809-phpapp01
Genrohisgenerasiberkarakter 130524222809-phpapp01Arief Syarief
 
Generasi rohis generasi berkarakter
Generasi rohis generasi berkarakterGenerasi rohis generasi berkarakter
Generasi rohis generasi berkarakterArif Apriansyah
 
Materi khutbah 2
Materi khutbah 2Materi khutbah 2
Materi khutbah 2Khatam Hadi
 
majalah-kekuatan-sugesti-april- 2022.pdf
majalah-kekuatan-sugesti-april- 2022.pdfmajalah-kekuatan-sugesti-april- 2022.pdf
majalah-kekuatan-sugesti-april- 2022.pdfFirmanPratama12
 

Similar to Bertahun baru dengan muhasabah (20)

WRITER'S WEEK 2
WRITER'S WEEK 2WRITER'S WEEK 2
WRITER'S WEEK 2
 
Writer's week
Writer's weekWriter's week
Writer's week
 
Khutbah jumat
Khutbah jumatKhutbah jumat
Khutbah jumat
 
dari_masa_ke_masa1.pdf
dari_masa_ke_masa1.pdfdari_masa_ke_masa1.pdf
dari_masa_ke_masa1.pdf
 
Majalah kekuatan sugesti edisi 48
Majalah kekuatan sugesti edisi 48Majalah kekuatan sugesti edisi 48
Majalah kekuatan sugesti edisi 48
 
uMagazine by umma vol 10 (Palestina Milik Kita)
uMagazine by umma vol 10 (Palestina Milik Kita)uMagazine by umma vol 10 (Palestina Milik Kita)
uMagazine by umma vol 10 (Palestina Milik Kita)
 
Shalat kyusu
Shalat kyusuShalat kyusu
Shalat kyusu
 
Keajaiban rezeki
Keajaiban rezeki Keajaiban rezeki
Keajaiban rezeki
 
Bahaya Dosa dan Maksiat.
Bahaya Dosa dan Maksiat.Bahaya Dosa dan Maksiat.
Bahaya Dosa dan Maksiat.
 
Kotbah pemuda
Kotbah pemudaKotbah pemuda
Kotbah pemuda
 
Sedar diri
Sedar diriSedar diri
Sedar diri
 
Mudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkah
 
Genrohisgenerasiberkarakter 130524222809-phpapp01
Genrohisgenerasiberkarakter 130524222809-phpapp01Genrohisgenerasiberkarakter 130524222809-phpapp01
Genrohisgenerasiberkarakter 130524222809-phpapp01
 
Generasi rohis generasi berkarakter
Generasi rohis generasi berkarakterGenerasi rohis generasi berkarakter
Generasi rohis generasi berkarakter
 
Materi khutbah 2
Materi khutbah 2Materi khutbah 2
Materi khutbah 2
 
majalah-kekuatan-sugesti-april- 2022.pdf
majalah-kekuatan-sugesti-april- 2022.pdfmajalah-kekuatan-sugesti-april- 2022.pdf
majalah-kekuatan-sugesti-april- 2022.pdf
 
Buku mentoring 13
Buku mentoring  13Buku mentoring  13
Buku mentoring 13
 
Ceramah aby
Ceramah abyCeramah aby
Ceramah aby
 
khutbah ied 2022.docx
khutbah ied 2022.docxkhutbah ied 2022.docx
khutbah ied 2022.docx
 
M Alfandiansyah kumpulan artikel
M Alfandiansyah kumpulan artikelM Alfandiansyah kumpulan artikel
M Alfandiansyah kumpulan artikel
 

More from Muhsin Hariyanto

Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahMuhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Muhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanMuhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMuhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Muhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabulMuhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamMuhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifMuhsin Hariyanto
 

More from Muhsin Hariyanto (20)

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 

Bertahun baru dengan muhasabah

  • 1. Bertahun Baru dengan Muhâsabah Oleh: Muhsin Hariyanto Menikmati suasana malam tahun baru di kota ini (Yogyakarta) terasa pengap. Deru suara knalpot, mercon yang dipadu dengan dengan hingar bingar musik cadar yang menyiratkan pemberontakan anak muda terhadap kejenuhan mereka dalam menghadapi persoalan hidup, semakin membuat diri penulis paham bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki. Dan kata kuncinya "pendidikan karakter", yang selama ini kurang mendapat perhatian dibanding pendidikan formal di sekolah yang lebih menekankan artipentingnya "intelektualitas". Ironis! Di tengah keterpurukan bangsa ini dalam budaya 'korupsi'. Meminjam istilah Dewabrata (2005), "di antara kerabat Durjana (Penjahat), memang korupsilah yang amat populer di kalangan rakyat Indonesia sejak zaman Orde Baru hingga Orde reformasi yang kalah amburadul dibanding orde- orde sebelumnya. Tak henti-henti orang mempergunjingkan korupsi sambil tertekan rasa jengkel, gondok seleher. Sementara itu, koruptornya tak habis- habis bermunculan; dijaring satu tertangkap seribu. Saking berjubelnya koruptor. Yang mutakhir, jala menebar di KPU Pusat. Mungkin juga akan ke KPU daerah. Namun, hingga kini penulis – dan juga anak-anak muda yang tengah berpesta pora di malam tahun baru itu – tahu bahwa pemberantasan korupsi masih terlalu jauh dari harapan, meskipun sudah ada tanda-tanda kepedulian yang lebih-kurang bisa sedikit membuat 'lega'. Tahun baru kali ini lebih banyak menjadi ajang untuk 'berhura-hura'. Tak hanya anak muda, bahkan orang-orang tua pun pada malam tahun baru kali ini ikut serta (berpartisipasi aktif) untuk meramaikan pesta yang bernuansa 'tabdzîr dan 'isrâf' ini. Apa boleh buat, sejengkel apa pun kita, pesta-pora tahun baru itu tetap berjalan dan akan terus berjalan seiring dengan berjalannya semangat hedonistik kawula muda yang jangan-jangan telah – dengan sempurna -- mencontoh bapak- ibunya yang berperilaku tak jauh berbeda dengan perilaku mereka: "mempertontonkan budaya kemewahan" di panggung kehidupan yang sangat kasat-mata, apalagi kalau dipelototi dengan "mata-hati". Na'ûdzu billâhi min dzâlik. Umat Islam jangan sampai terjebak menghamburkan harta untuk kesenangan di tengah banyak musibah. Perguliran waktu justeru harus jadi momentum bermuhâsabah, mengorek kedirian tentang hal yang sudah dilakukan. Berbagai tragedi menjadi i'tibar bahwa hari depan harus dipersiapkan dengan lebih baik dan cermat Melihat tontonan yang tak layak menjadi tuntuna itu, Di awal tahun 2112 Masehi atau tahun 1433 Hijriyah ini, saatnya kita evaluasi apa yang telah kita lakukan, dan kita persiapkan diri kita untuk menggapai masa depan yang 1
  • 2. lebih baik. Kita renungkan kembali makna friman Allah dalam QS al-Hasyr, [59]: “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kamu sekalian kepada Allah, dan hendaklah setiap diri, mengevaluasi kembali apa yang telah dilakukan untuk menata hari esok. Dan bertakwalah kamu sekalian kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kalian kerjakan”. Berkaitan dengan keprihatinan ini, menengok kembali ungkapan Al- Alusi – dalam Magnum Opusnya -- "Rûh al-Ma'âniy, bahwa "setiap perbuatan manusia yang telah dilakukan pada masa lalu, mencerminkan perbuatan dia untuk persiapan di hari depan. Karena hidup di dunia bagaikan satu hari dan keesokan harinya merupakan hari depan kita yang abadi. Tak beruntunglah manusia yang tidak mengetahui visinya sendiri". Masa lalu adalah "cermin yang paling baik" bagi masa depan kita. Siapa pun pasti memiliki masa lalunya 'yang baik ataupun buruk'. Keberhasilan dan kegagalan pasti pernah dialami oleh setiap manusia, dan sebaik-baik manusia adalah selalu bermuhâsabah dalam setiap perbuatan yang telah ia lakukan untuk kepentingan masa depannya. Kita harus segera bermuhâsabah, sebagaimana pesan Umar ibn al-Khaththab: "hâsibû anfusakum qabla an tuhâsabû (Evaluasilah dirimu sebelum kalian dievaluasi (di hadapan Allah)" Muhâsabah (evaluasi diri) adalah cara yang tepat untuk meningkatkan kualitas diri. Dengan selalu mengambil hikmah dari setiap sesuatu yang pernah terjadi dalam diri kita, kita akan tahu apa seharusnya kita perbuat hari ini, untuk kepentingan masa depan kita. Kita semua perlu secepatnya mengingat kembali janji kita yang selalu kita ucapkan di shalat kita, sumpah kita kepada Allah: iyyâka na'budu wa iyyâka nasta'în (hanya kepada-Mu-lah kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolong), dan bahkan ada puala sebagian dari diri kita yang kemudian berjanji: "inna shalâtî wa nusukî, wa mahyâya, wa mamâtî, lillââ rabil 'âlamîn" (sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku semata- mata karena Allah Rabb [Tuhan] semesta alam). Penulisa yakin, bahwa semakin sering kita mengingat janji, insyaallah kita akan senantiasa bisa menapaki kehidupan ini dengan nilai-nilai ketakwaan. Kita perlu menyadarai bahwa terkadang ibadah kita tidak disertai dengan kesungguhan, bdana bahka ada di antara kita yang melakukan ibadah hanya untuk sekadar menggugurkan kewajiban saja, takut jatuh ke dalam dosa dan akibatnya kita dengan sangat nikmat menapaki kehidupan beragama kita dengan semanat 'minimalis'. Padahal bagi seorang muslim yang ingin menjadi orang-orang yang bertakwa, mujâhadah atau beraktivitas dengan penuh kesungguhan untuk mencapai tujuan kita, adalah bagian tak terpisahkan dalam upaya untuk menggapai ketakwaan. Sudah saatnya diri kita senantiasa merasa diawasi oleh Allah. Inilah diantara pilar ketakwaan yang harus dimiliki setiap kali kita mengawali awal tahun dan menutup tahun yang lalu. Perasaan selalu merasa diawasi oleh Allah 2
  • 3. dalam bahasa hadisnya adalah ihsân (senantiasa beribadah kepada Allah seolah- olah engkau melihat-Nya, kalau pun engkau belum bisa melihat-Nya, ketahuilah sesungguhnya Allah melihat kepadamu”. Ihsân adalah salah dsatu pilar penting di antara jalan yang harus kita tempuh untuk menuju ketakwaan yang harus kita persiapkan dalam menyongsong dan mengisi lembaran tahun baru saat ini dan saat-saat berikutnya. Cobalah untuk memberi sanksi kepada diri kita sendiri, ketika diri kita telah melakukan sebuah kekhilafan, memberikan teguran dan sanksi kepada diri kita sendiri ketika diri kita melakukan kesalahan, sebelum diri kita diberi sanksi oleh orang lain, apalagi (sanksi) dari Allah. Hal ini sangat penting untuk kita lakukan agar kita senantiasa bisa meningkatkan amal saleh kita. Misalanya, di saat kita terlambat untuk melakukan shalat subuh dengan berjamaah di masjid, maka hukumlah diri dengan infak di siang hari. Manakala diri terlewat membaca al-Qur’an hukumlah diri kita dengan memberi bantuan kepada fakir-miskin. Kalau diri melewatkan sebuah amal shaleh maka hukumlah diri kita sendiri dengan melakukan amal shaleh yang lain. Jika sikap ini selalu kita budayakan, insyaallah kita akan selalu mampu meningkatkan kualitas amal saleh diri kita, dan saatnya kita menggapai 'ketakwaan'. Pertanyakan kembali pada diri kita: Mengapa kita begitu hingar-bingar merayakan tahun baru saat ini? Mengapa kita harus turut serta dalam ''hura- hura'' dengan sikap meniru-niru (tasyabbuh) orang-orany yang tak beriman, padahal ada peringatan Nabi s.a.w. yang seharusnya selalu kita ingat: ''Barangsiapa yang meniru-niru suatu kaum, maka ia termasuk kaum tersebut.'' (HR Abu Dawud dari Abdullah bin Umar). Barangkali, lebih baik dan bijak kita kembali pada tuntunan keislaman yang lebih substansial. Jadikan tahun baru ini sebagai ''ritual profan'' dalam kerangka momentum untuk peningkatan kesadaran manusia dalam menghadapi dinamika dunia ini dengan muhâsabah yang berkelanjutan. Jangan sampai kita terjebak atau ikut-ikutan berhura-hura, mengihamburkan waktu dan harta hanya untuk kesenangan dan kepuasan hawa nafsu. Akan lebih baik jiha waktu dan harta yang kita miliki itu gunakan untuk membantu mereka yang tengah membutuhkan. Apalagi, rakyat di negeri kita tercinta saat ini tengah ditimpa banyak musibah dan memerlukan kepedulian kita untuk membantu dengan segenap kemampuan kita. Inilah, cara terbaik untuk melakukan muhâsabah. Setiap saat, di ketika kita merasa telah melakukan kesalahan sekecil apapun dan setiap kesempatan ketika kita telah selesai melakukan amal kebajikan, tak perlu kita menunggu satu tahun, apalagi menunggu adanya acara muhâsabah tahunan. Jadikan setiap saat adalah momentum untuk bermuhâsabah. Dan sangatidak bijak jika kita lewatkan waktu kita sekejap pun untuk sekadar berhura-hura. Evaluasi diri kita dan kemudian perbaiki kesalahan diri kita hari ini, agar hari esok bisa menjadi lebih baik. 3
  • 4. Insyâallah. Penulis adalah Dosen Tetap FAI-UM Yogyakarta dan Dosen Tidak Tetap STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta 4