Unsur-unsur penting dalam menulis karangan ilmiah meliputi ragam bahasa, ejaan, diksi, kalimat, alinea, perencanaan penulisan, kerangka karangan, kutipan, abstrak, dan daftar pustaka. Semua unsur tersebut perlu diperhatikan untuk menghasilkan karangan yang baik dan mudah dipahami pembaca.
Soal-Jawab CPNS ini dibuat agar Anda dapat belajar secara mandiri. Soal ini juga Dilengkapi dengan kunci jawaban dan pembahasan sehingga tepat digunakan untuk persiapan menghadapi TES CPNS.
SELAMAT BELAJAR...SEMOGA SUKSES :)
Materi ini berbentuk powerpoint. Hasil sosialisasi pendalaman materi UN bahasa Indonesia SMP di MGMP bahasa Indonesia Kabupaten Lumajang, Selasa, 22 Maret 2016
Soal-Jawab CPNS ini dibuat agar Anda dapat belajar secara mandiri. Soal ini juga Dilengkapi dengan kunci jawaban dan pembahasan sehingga tepat digunakan untuk persiapan menghadapi TES CPNS.
SELAMAT BELAJAR...SEMOGA SUKSES :)
Materi ini berbentuk powerpoint. Hasil sosialisasi pendalaman materi UN bahasa Indonesia SMP di MGMP bahasa Indonesia Kabupaten Lumajang, Selasa, 22 Maret 2016
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Â
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. Pendahuluan
Sebelum menulis suatu karangan, seharusnya kita memperhatikan beberapa unsur yang
terdapat dalam karangan tersebut. Sehingga karangan yang kita buat mampu memenuhi syarat
penulisan dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan ataupun tulisan.
Berikut adalah unsur-unsur dalam membuat suatu karangan yang digunakan dalam
pengungkapan suatu gagasan ilmiah, yaitu:
â– Ragam Bahasa
â– Ejaan
â– Diksi
â– Kalimat
â– Alinea dan Pengembangannya
â– Perencanaan Penulisan Karangan Ilmiah
â– Kerangka Karangan
â– Kutipan dan Catatan Kaki
â– Abstrak dan Daftar Pustaka
3. 1. Ragam Bahasa
Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda
dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Variasi tersebut bisa
berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasisosiolinguistik lain, termasuk
variasi bahasa baku itu sendiri. Variasi di tingkat leksikon, seperti slang dan argot, sering
dianggap terkait dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaannya
kadang juga dianggap sebagai suatu variasi atau ragam tersendiri.
4. 2. Ejaan
Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa (kata, kalimat, dsb)
dengan kaidah tulisan (huruf) yang distandardisasikan dan mempunyai
makna. Cara menuliskan bahasa (kata atau kalimat) dengan menggunakan
huruf dan tanda baca yang distandarisasikan dan mempunyai makna.
Ejaan juga memiliki 3 aspek yaitu aspek fonologis untukpenggambaran
fenom dengan huruf dan penyusunan abjad, aspek morfologisuntuk
penggambaran satuan-satuan morfemis, aspek sintaksis untukpenanda
ujaran berupa tanda baca. Dalam penulisan ejaan pun perlu diperhatikan
pemakaian tanda baca serta pembagian kata yang pantas untuk dilihat
serta dibaca oleh semua orang.
5. 3. Diksi
Diksi, dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan
gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara.[butuh rujukan] Arti kedua, arti "diksi"
yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata - seni berbicara jelas
sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan
ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi,
daripada pemilihan kata dan gaya.
Diksi memiliki beberapa bagian; pendaftaran - kata formal atau informal
dalam konteks sosial - adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan
bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya
penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan
karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan
pikiran menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak
terhadap pemilihan kata dan sintaks. Diksi terdiri dari delapan elemen: Fonem,
Silabel, Konjungsi, Hubungan, Kata benda, Kata kerja, Infleksi, dan Uterans.
6. 4. Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang
dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah
satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara
lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik
turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir.
Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau
yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda
seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat dalam
ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan
sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu
bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa
dengan kalimat.
7. 5. Alinea dan Pengembangannya
Alinea atau Paragraf adalah kesatuan pikiran yang lebih luas daripada kalimat,
berupa penggabungan beberapa kalimat yang mempunyai satu gagasan atau satu tema.
Meskipun demkian, ada juga alinea yang hanya terdiri dari satu kalimat saja. Pengembangan
alinea :
a. Alinea/Paragraf Definisi
b. Alinea contoh
c. Alinea perbandingan
d. Alinea analogi
e. Alinea Klimaks atau Induktif
f.Alinea Anti Klimaks atau Deduktifg. Alinea Campuran
h. Alinea Sebab Akibati. Alinea Prosesj.Alinea Deskriptif
f. Perancangan Penulisan Karangan
8. 5. Alinea dan Pengembangannya (lanjutan)
Perancangan penulisan karya ilmiah, dalam menulis karya ilmiah sangat
dibutuhkan perancangan agar erstruktur, layaknya bangunan perlu rancangan untuk
membuat bangunan yang kokoh. perencanaan dalam membuat suatu karangan
ilmiah pun perlu diperhatikan. Karena untuk menghasilkan suatu karya ilmiah yang
baik harus melalui beberapa tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pengembangan,
dan tahap revisi. Pertama kita harus menentukan tema dan topik yang akan kita
bahas, kemudian kumpulkan semua informasi yang berkaitan dengan topik yaitu
survey lapangan,selanjutnya menyusun hipotesis, lalu melakukan pengamatan dan
mengumpulkan data hasil dari pengamatan, kemudian menganalisis data yang telah
didapat.
9. 6. Perancangan Penulisan Karangan
Perancangan penulisan karya ilmiah, dalam menulis karya ilmiah sangat
dibutuhkan perancangan agar erstruktur, layaknya bangunan perlu rancangan
untuk membuat bangunan yang kokoh.
10. 7. Kerangka Karangan
Outline menurut bahasa adalah kerangka, regangan, garis besar, atau
guratan. Jadi outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis
besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide
yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Karangan
merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan
gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk
dipahami. Jadi kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan
penyusunan gagasan atau kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja
yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis
atau dibahas, susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran
penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.
11. 8. Kutipan dan Catatan Kaki
Kutipan merupakan pendapat atau gagasan atau ide dari seseorang dari
berbagai sumber, baik berupa tulisan dalam buku atau majalah, surat kabar atau
bentuk tulisan lainnya. Mengutip adalah proses pengambilan gagasan tersebut.
Sumber yang dipakai bisa diambil dari kamus, ensiklopedia, artikel, laporan, buku,
majalah, internet dan lain sebagainya.
Catatan kaki adalah salah satu bagian penting dalam penulisan karya tulis,
biasa digunakan dalam penulisan buku, skripsi, makalah, dan juga tulisan lainnya.
Tujuan catatatan kaki aalah untuk memberi penjelasan tentang sumber kutipan dari
suatu karya tulis. Catatan kaki ditulis disetiap lembar/halaman dimana sumber
tersebut dimuat dalam sebuah karya tulis berbeda halnya dengan daftar pustaka
yang penulisannya beraa di akhir karya tulis. Biasanya catatan kaki terdapat pada
bagian bawah dan dipisahkan oleh garis panjang.
12. 9. Abstrak dan Daftar Pustaka
Abstrak adalah bagian ringkas suatu uraian yang merupakan gagasan utama dari suatu
pembahasan yang akan diuraikan. Abstrak digunakan sebagai “jembatan” untuk me¬mahami
uraian yang akan disajikan dalam suatu karangan (biasanya laporan atau artikel ilmiah) terutama
untuk memahami ide-ide per¬masalahannya. Dari abstrak, pembaca dapat mengetahui jalan
pikiran penulis laporan/artikel ilmiah tersebut dan mengetahui gambaran umum tulisan secara
lengkap. Biasanya abstrak ditempatkan di awal suatu laporan/artikel ilmiah dengan tujuan agar
pembaca yang mempunyai waktu relatif sedikit cukup hanya dengan membaca abstraknya untuk
memahami suatu karya ilmiah secara umum. Dalam artikel ilmiah, abstrak ditulis setelah judul dan
nama pengarang yang diketik satu spasi. Untuk itulah, penulisan abstrak harus dapat mewakili isi
karangan ilmiah secara keseluruhan, mulai dari latar belakang, metode, dan hasil penelitian.
Daftar pustaka adalah halaman yang berisi daftar sumber-sumber referensi yang kita
pakai untuk suatu tulisan ataupun karya tulis ilmiah. Daftar Pustaka biasanya berisi judul buku-
buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan
sebuah karangan (contohnya: thesis). Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan,
para pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya.
13. Ringkasan
Dari 9 unsur diatas telah memenuhi syarat untuk menjadi suatu karangan
ilmiah yang baik. Karena sebelum membuat suatu karangan ilmiah yang baik, kita
harus menentukan ragam bahasa yang baik agar mudah dimengerti, serta ejaan-
ejaan yang tepat untuk setiap kaimat dan kata. Pemilihan kata yang baik dan
tepat juga sangat mempengaruhi apakah tulisan tersebut sudah mengungkapkan
gagasan utama yang disampaikannya, dengan maksud agar karya tersebut dapat
mencapai tujuannya. Alinea atau paragraf yang berfungsi untuk merapikan tulisan
supaya enak dilihat juga sangat mempengaruhi baik tidaknya tulisan tersebut
dimata para pembacanya. Dalam buku-buku tertentu juga ada yang
mencantumkan kutipan sebagai pendukung suatu argumentasi si penulis dan
catatan kaki untuk mempermudah pembaca memahami tulisan yang dibacanya.
Abstrak yang memuat data diri si penulis juga terkadang ada pada buku-buku
tertentu dan daftar pustaka sebagai penjelas bahwa buku tersebut telah ditulis
melalui beberapa sumber.
14. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa ke-9 unsur tersebut wajib ada dalam Bahasa
Indonesia, karena dapat membantu kita dalam menulis suatu karya ilmiah agar
karya ilmiah kita dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang dan para
pembacanya. Terutama kita para mahasiswa dan mahasiswi harus mengetahui
penataan dan penempatan ke-9 unsur ini dalam suatu penulisan ilmiah agar
karangan ilmiah yang kita buat telah memenuhi syarat dalam menggunakan
bahasa Indonesia yang baik, benar dan tepat.