SlideShare a Scribd company logo
FAKTA & SEJARAH KEMARITIMAN INDONESIA
Negara maritim Indonesia termasuk negara kepulauan terbesar di dunia dan telah
memiliki visi nasional yang dikenal dengan “Wawasan Nusantara Bahari”. Namun dalam
perkembangannya kata baharinya ditanggalkan dan hanya menjadi “Wawasan
Nusantara” saja. Dimana diartikan sebagai cara pandang bangsa Indonesia terhadap
kedaulatan wilayah dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan,
baik wilayah maupun penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara yang mencakup politik, ekonomi,sosial budaya, pertahanan dan keamanan
serta menjadikannya sebagai geopolitik.
Maka rumusan Wawasan Nusantara yang telah dimiliki bangsa Indonesia memerlukan
penyempurnaan dengan memasukkan unsur muatan kemaritiman yang lebih
proporsional. Nuansa kemaritimannya perlu diberikan porsi yang lebih luas dalam
rangka memenuhi cita-cita nasional kita agar “Negara Maritim Indonesia” kembali
menjadi bangsa dan negara bahari secara nyata, seperti pada jaman Sriwijaya dan
Majapahit terdahulu. Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia memiliki visi
atau cara pandang berdasarkan nilai-nilai kemaritiman, yang pada intinya
menggambarkan sikap dan kebijakan suatu negara maritim dalam upaya
mensejahterakan rakyat dan menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara
dengan mendasar kepada sifat dan bentuk kemaritimannya secara profesional, baik
sikap dan kebijakannya terhadap dunia luar.
Predikat Indonesia sebagai negara maritim, sebenarnya akan semakin lengkap dan
mantap dengan tersusunnya “Wawasan Maritim Indonesia” yang akan berfungsi
sebagai acuan dan pemberi arah bagi penentuan strategi dan kebijakan dalam
pelaksanaan secara operatif. Salah satu contoh negara maritim adalah negara maritim
Britania (lnggris), yang merupakan negara kepulauan di kawasan Eropa dan
menerapkan visi maritim secara berhasil dalam upaya mensejahterakan rakyatnya dan
membela kelangsungan keberadaan negaranya. Bahkan berkat visi maritim yang dianut
tersebut, negara Britania merupakan negara penjajah yang menapakkan kakinya di lima
benua, dengan motto terkenalnya “Britain Rules the waves”. Selanjutnya contoh negara
maritim lainnya adalah negara Belanda, suatu negara kerajaan kecil di Benua Eropa. Di
mana merupakan suatu negarakontinen (Benua) yang menganut dan menerapkan “Visi
Maritim” dalam penyelenggaraan kebijakan kesejahteraan rakyatnya. Berkat visi
maritim yang diterapkannya, telah memiliki jajahan yang luas di benua Asia antara lain
Indonesia, dan dari hasil negara jajahannyatelah mampu membangun negara Belanda
yang makmur melimpah yang terletak di Benua Eropa.
Di Asia ada juga satu negara maritim, yaitu negara Jepang yang dikenal dengan negara
matahari terbit, yang merupakan negara kepulauan dimana negara Jepang bervisi
maritim dalam penyelenggaraan pemerintahan negaranya. Dapat kita lihat bahwa
negara ini telah mencapai kemakmuran yang sederajat dengan negara Eropa dan negara
Amerika yang maju, bahkan merupakan satu-satunya negara Asia yang termasuk negara
ekonomi maju.
1. Kondisi Kemaritiman Indonesia Sebelum Kemerdekaan
Bumi nusantara tempat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdaulat
merupakan wilayah kepulauan yang sekaligus merupakan wilayah perairan, dimana
wilayah Indonesia terdiri 2/3 bagian keseluruhan wilayahnya adalah perairan. Ketika
masyarakat nusantara masih terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil dari berbagai suku
bangsa yang menyebar di seluruh wilayah Indonesia, dan merupakan suku bangsa
pesisir dan pulau-pulau kecil adalah penduduk yang yang memiliki wawasan maritim
yaitu hidup sebagai nelayan yang bermata pencaharian mencari ikan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari. Kerajaan-kerajaan suku bangsa yang bertebaran itu
belum menyadari bahwa mereka sesungguhnya merupakan penduduk dari satu wilayah
kepulauan.
Seiring dengan perjalanan waktu, akhirnya pola pemikiran yang demikian berubah. Hal
ini terjadi ketika seorang putera bangsa yang bernama Maha Patih Gadjah Mada
‘menyadari’ ingin menyatukan kerajaan-kerajaan kecil nusantara di bawah koordinasi
Kerajaan Majapahit. Tidak dapat dipastikan apakah Mahapatih Gadjah Mada dan
Panglima Laut Majapahit, Mpu Nala, sudah memahami geopolitik wilayah perairan
kerajaan Majapahit atau belum, tetapi yang jelas, bahwa kehendak mempersatukan
wilayah perairan nusantara menjadi satu kerajaan di bawah panji-panji Majapahit
merupakan pemahaman akan kondisi geografis Nusantara. Karena alasan itulah wilayah
perairan kepulauan ini selanjutnya dinamakan Nusantara oleh Majapahit.
Di samping ekspansi politis yang memiliki dampak yang menyangkut strategi dan
kebijakan ketahanan wilayah kerajaan tersebut, pemanfaatan laut, sebagai sarana
transportasi serta alat pertahanan dimanfaatkan Majapahit sebagai pusat kerajaan,
yang negeri asalnya berjumlah berpuluh-puluh baik di pulau Sumatera maupun di Pulau
Kalimantan. Tindakan politis yang dilakukan Mahapatih Gadjah Mada dapat dikatakan,
bahwa Majapahit memiliki visi kemaritiman, meskipun hanya sebatas sebagai sarana
transportasi dan ketahanan wilayah. Melalui laut, Majapahit mampu mengkordinasikan
negeri asalnya serta melindungi diri dari serangan musuh. Itulah visi kemaritiman
Majapahit. Sistem transportasi perhubungan laut Majapahit konon diambil alih oleh
Pemerintahan Hindia Belanda ketika berkuasa di wilayah Nusantara. Melihat kondisi
kemaritiman Majapahit dari wilayah serta potensi laut yang luar biasa, maka demi
kepentingan Belanda sendiri, Pemerintah Hindia Belanda juga mewujudkan visi
kemaritimannya, yaitu dengan menguasai wilayah perairan nusantara mulai dari
kawasan Utara yang meliputi wilayah Ternate dan Tidore, kawasan Tengah: Makasar,
kawasan Selatan meliputi Batavia dan sepanjang Pantura (Pantai Utara Pulau Jawa).
2. Kondisi Kemaritiman Indonesia Sesudah Kemerdekaan
Perkembangan pentingnya kemaritiman Indonesia mulai mendapatkan perhatian sejak
tahun 1957, seiring dengan keluarnya pengumuman Pemerintah Republik Indonesia
tentang perairan Indonesia. Langkah pemerintah itu sangat strategis karena sejatinya
2/3 dari luas wilayah Indonesia adalah perairan dan merupakan satu-satunya negara
kepulauan terbesar di dunia (Archipelagic State). Secara Implisit penyebutan itu
merupakan pengakuan bahwa air (laut) adalah bagian dari wilayah negara dan
merupakan pemersatu bagi pulau-pulau (daerah dan penduduknya) yang harus
dilindungi oleh segenap bangsa dan negara Indonesia. Hanya saja, yang jadi
permasalahan, ungkapan itu belum didukung dengan peraturan perundang-undangan
mengingat penentuan batas laut teritorial sampai pada tahun 1957 masih berpedoman
pada pasal 1 ayat (1) angka 1 s/d 4 Ordonansi Laut Teritorial danLingkungan Maritim
1939 stb No. 442 yang membagi wilayah daratan Indonesia dalam bagian-bagian
terpisah dengan teritorialnya sendiri-sendiri. Ketika itu, batas laut teritorial kita hanya
3 mil laut yang diukur dari garis pantai pada waktu air surut terendah danmelingkari
setiap pulau sehingga mengakibatkan banyak kantong-kantong laut bebas diantara
pulau-pulau di Indonesia. Bunyi Pasal 1 ayat (1) angka 1 s/d 4 yaitu :
1. Di dalam aturan ini dan di dalam ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan
berdasarkan aturan ini yang diartikan dengan :
 Laut Territorial Indonesia :
I. Daerah laut yang membentang ke arah laut sampai jarak tiga mil laut dari
garis air surut pulau-pulau atau bagian-bagian pulau-pulau yang termasuk
wilayah Republik Indonesia, dengan pulau-pulau diartikan juga karang-karang,
batu-batu karang dan gosong-gosong yang ada di atas permukaan laut pada
waktu air surut wilayah Republik Indonesia. Dengan pengertian bahwa :
A. Di tempat teluk, ceruk laut, muara sungai atau terusan, dalam hal
manaIndonesia adalah satu-satunya negara tepi, jarak tiga mil laut itu
diukur dari garis lurus, yang memotong lubang dari teluk, ceruk laut,
muarasungai atau terusan; jika lubang di maksud melebihi sepuluh
mil laut,maka garis lurus itu ditarik melintang teluk, ceruk laut, muara
sungai atau terusan, sedekat mungkin pada gerbang masuk pada titik
pertama dimana lebar lubang itu tidak melebihi sepuluh mil laut;
B. Di tempat kelompok yang terdiri dari dua atau lebih pulau-pulau,
jaraktiga mil laut diukur dari garis-garis lurus yang menghubungkan
titik-titik terjauh garis-garis air surut dari pulau-pulau yang terletak
pada bagian luar kelompok, di tempat mana jarak antara titik-titik itu
melebihi enam mil laut;
C. Di tempat selat-selat yang menghubungkan dua laut terbuka dan
dalamhal mana Indonesia adalah satu-satunya negara tepi, dianggap
sebagai laut territorial bagian dari selat yang terletak di antara dua
garis sebelahmenyebelah selat yang menghubungkan kedua tepi
sedekat mungkin pada laut terbuka , pada titik pertama dimana lebar
selat tidak melebihi enammil laut, walaupun lebar selat di bagian lain
antara kedua garis itu melebihienam mil laut;
D. Di tempat selat yang menghubungkan dua laut terbuka yang lebar
selatnyatidak melebihi enam mil laut dan dalam hal mana Indonesia
bukan merupakan satu-satunya negara tepi, maka garis pemisah
antara laut territorial Indonesia dengan negara asing, ditarik melalui
tengah-tengah selat;
II. Daerah laut yang terletak pada sisi laut dari tengah daerah laut yang
diuraikan di bagian I, tetapi terletak dalam batas-batas bandar yang
ditetapkan;
2. Daerah laut Indonesia (perairan territorial) : laut territorial Indonesia, termasuk
bagian laut territorial yang terletak pada bagian sisi darat dari :
A. Laut pantai;
B. Daerah air teluk-teluk, ceruk-ceruk laut, muara-muara sungai dan
terusan;
3. Perairan pedalaman Indonesia : semua perairan yang terletak pada bagian sisi
darat dari laut territorial Indonesia, termasuk sungai-sungai, terusan-terusan
dan danau-danau danr awa-rawa di Indonesia.
4. Daerah air Indonesia : Laut territorial termasuk perairan pedalaman Indonesia;
Pengertian di atas tidak sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana
diamanatkan dalam alinea keempat UUD’45 yang dalam rumusannya telah menegaskan
bahwa negara Indonesia mempunyai fungsi, sekaligus mempunyai tujuan yaitu
:“melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial”. Pemerintah Indonesia telah mensosialisasikan wilayah perairan Indonesia
melalui pengumuman pemerintah tanggal 13 Desember 1957 yang dikenal dengan
Deklarasi Djuanda.
Secara yuridis formil pengumuman pemerintah itu dituangkan dalam Undang-undang
No. 4/Prp 1960 tentang Perairan Indonesia.Disahkannya Undang-undang itu, tentu
merupakan keberhasilan perjuangan bangsaIndonesia, mengingat dalam
perkembangan hukum internasional banyak negara pantai yang berjuang menentukan
wilayah lautnya lebih dari tiga mil laut. Bagi kita ini menjadi bukti kesatuan wilayah
(laut dan daratan) negara Indonesia, mengingat sebelumnya laut di antara pulau yang
tadinya merupakan laut bebas telah tercakup dan dinyatakan sebagai perairan
pedalaman Indonesia.
Dimasukkannya bekas laut bebas menjadi perairan pedalaman Indonesia, menjamin
berlakunya seluruh peraturan perundang-undangan Indonesia dalam yurisdiksi
(secarahukum) bekas laut bebas tadi, sehingga membatasi hak-hak negara lain, dengan
ketentuan pengakuan atas lalu lintas damai bagi kapal-kapal asing untuk melintasi laut
wilayah 12mil laut dan perairan pedalaman Indonesia dari laut bebas ke suatu
pelabuhan Indonesia dan sebaliknya, serta dari laut bebas ke laut bebas.Keberhasilan
perjuangan tersebut, berarti beban dan tanggung jawab pemerintah Indonesia di
wilayah perairan semakin besar dan berat dengan bertambahnya luaswilayah perairan
Indonesia dari 3.7 juta km² menjadi 5.8 juta km². Perjuangan dan keberhasilan ini
merupakan bukti adanya kesatuan wilayah (laut dan daratan) negara Indonesia, sebab
yang tadinya merupakan laut bebas, dengan diundangkannya Undang-undang tersebut
perairan pedalaman Indonesia menjadi bagian dari wilayah negarakesatuan Indonesia
atau wilayah perairan semula hanya memiliki 3 mil laut menjadi 12 mil laut.
Saat ini laut tak bisa terlepas dari berbagai konvensi internasional. Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) memfasilitasi pendirian IMO (International Maritime
Organization). Organisasi ini memiliki motto ” Safer Shiping (Keselamatan Kapal), dan
Cleaner Ocean(Perlindungan dan Kelestarian Laut)”, yang mencerminkan masalah yang
menjadi cakupan tugasnya.Selain United Nation Convention Law of the Sea (UNCLOS),
yang telah disebutkan di atas, ada beberapa konvensi penting di bidang maritim. Salah
satunya adalah konvensi tentang keselamatan jiwa di laut yaitu Safety of Life at Sea
(SOLAS). Konvensi tentang halini telah beberapa kali diselenggarakan, perubahan
terakhir pada tahun 1974 (konvensiini dikenal sebagai SOLAS 1974). Sebagaimana
diketahui bersama bahwa bangsa Indonesia pernah memiliki kejayaan dalam bidang
kelautan. Sejarah menunjukan bahwa nelayan-nelayan kita dengan menggunakan
perahu phinisi telah mengarungi lautan dan mendarat di bumi Afrika, jazirah Arab,
India dan Cina. Akan tetapi kesadaran bahwa Indonesia merupakan suatu Negara
Kepulauan sesungguhnya masih belum terlalu lama, yaitu sejak Perdana Menteri
Djuanda, yang mengeluarkan suatu konsep geopolitik maritim, pada 13 Desember 1957
yang kemudian dikenal dengan Deklarasi Djuanda.
Gambar 1.Peta Indonesia
Sumber : BAKOSURTANAL
Dapat dibayangkan bahwa wilayah laut di antara dua pulau yang berada lebih dari3
(tiga) mil dari garis pantainya merupakan wilayah internasional, yang dapat
digunakansecara bebas oleh negara manapun tanpa izin berlayar dari Indonesia.
Kondisi ini tentunyasangat menyulitkan administrasi pemerintahan dan politik sebagai
negara kesatuan.Setiap selat antara dua pulau hampir dapat dipastikan merupakan
perairan internasional,sehingga menyebabkan wilayah Indonesia terpecah menjadi
beberapa fraksi, seperti fraksi Jawa - fraksi Sumatera – fraksi Celebes dan seterusnya.
Ditambah lagi dengan tekananpolitik nasional pada waktu itu memang sangat lokal
sesuai dengan tanah asalnya sepertiYong Java, Yong Sumatera, Yong Celebes dan lain-
lain.Menyadari hal ini maka Perdana Menteri Djuanda tepat pada tanggal 13
Desember1957 menyatakan deklarasinya yang berbunyi sebagai berikut : “Bahwa
segala perairandi sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulau-pulau yang
termasuk dalam daratan Republik Indonesia, dengan tidak memandang luas dan
lebarnya adalah bagian wajar dari wilayah daratan Negara Republik Indonesia dan
dengan demikian merupakan bagiandari pada perairan pedalaman atau perairan
nasional yang berada di bawah kedaulatan Negara Republik Indonesia. Penentuan batas
laut 12 mil yang diukur dari garis-garis yang menghubungkan titik terluar pada pulau-
pulau Negara Republik Indoneisa akanditentukan dengan Undang-Undang”. Pada
akhirnya melalui perjuangan diplomasi yang gigih tak kenal lelah selama hampir 25
tahun, maka pada sidang UNCLOS PBB tahun 1982 usulan Djuanda diterima bahkan
dijadikan konsep tentang negara kepulauan dan mewarnai pasal-pasal UNCLOS.
(Konvensi Hukum Laut 1982). Pada tahun 1985 keputusan sidang PBB tersebut
kemudian diratifikasi dalam bentuk Undang-Undang No. 17 tahun 1985. Pasal-pasal
dalam UNCLOS 1982 tersebut memberikan hak kepada Indonesia sebagai negara
kepulauan dan tentunya merupakan peluang Indonesia dalam pengaturan untuk
memanfaatkan kekayaan laut bagi sebesar-besarnya kepentingan negara dan rakyatnya.
Selain hak dan peluang untuk melakukan pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan laut,
Indonesia juga dikenakan kewajiban-kewajiban internasional yang harus
dipenuhiberdasarkan UNCLOS 1982. Indonesia perlu membuka wilayah lautannya
untuk dapat dilalui oleh kapal asing yang biasa dikenal dengan nama “ALKI” (Alur Laut
Kepulauan Indonesia). Selain itu juga diamanatkan untuk merubah dan menyesuaikan
peraturan perundang-undangan yang ada. Keberhasilan diplomasi Indonesia di forum
internasional tersebut di atas sayangnya kurang diperhatikan dan ditanggapi secara
baik oleh para politisi dan birokrat kita. Akibatnya pembangunan sektor kelautan di
masa orde baru telah diabaikan dan sangattertinggal. Terbukti masih belum adanya
satupun lembaga keuangan yang maumemberikan pinjaman perbankan berupa kredit
kepada para nelayan ataupun pembelian kapal. Oleh beberapa kalangan pada waktu itu
yang dipelopori oleh Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) dan Ikatan
Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) telah dilakukan terobosan-terobosan kecil untuk
menggugah kesadaran politik agar lebih‘seimbang’. Pada tahun 1996 telah dicanangkan
sebagai Tahun Bahari dan Dirgantara.Dalam kerangka untuk membangun Benua
Maritim Indonesia, yang melibatkan seluruh lembaga nasional yang terkait dengan
bidang kelautan, termasuk akademisi perguruantinggi. Upaya tersebut tidak mampu
membentuk pemikiran umum yang mampu merubah paradigma dari darat ke laut.
Seiring dengan reformasi pembangunan, timbul tuntutanuntuk mencari kebijakan
pembangunan yang baru dan kebutuhan untuk membangun bidang kelautan sangat
besar.
3. Kebangkitan Kemaritiman Indonesia
Kejayaan Indonesia sebagai bangsa maritim pernah mengalami kemunduran,. Terlebih
setelah masuknya VOC ke Indonesia (1602 M - 1798 M). Salah satu peristiwa bersejarah
tentang hilangnya kejayaan tersebut adalah terjadinya perjanjian Giyanti tahun 1755
yang dilakukan oleh Belanda dengan Raja Surakarta dan Yogyakarta. Kedua raja
keturunan Mataram tersebut menyerahkan perdagangan laut hasil bumi dan rempah-
rempah dari wilayahnya kepada Belanda. Keputusan kedua raja yang telah dikendali-
kan oleh Belanda tersebut memasung kemampuan maritim bangsa Indonesia.
Akibatnya terjadi proses penurunan semangat dan jiwa maritim bangsa serta
perubahan nilai-nilai sosial dalam masyarakat Indonesia yang semula bercirikan
maritim menjadi sifat kedaratan. Hal ini merupakan kemunduran kekuatan bangsa
Indonesia sebagai negara maritim terbesar. Pada tahun 1957 Indonesia di bawah
kepemimpinan Presiden Sukarno mendeklarasikan Wawasan Nusantara di kalangan
dunia. Wawasan Nusantara tersebut memandang laut merupakan satu keutuhan
wilayah dengan darat, udara, dasar laut dantanah di bawahnya, serta seluruh kekayaan
yang terkandung di dalamnya tidak boleh dipisah-pisahkan, dan Wawasan Nusantara
dijadikan sebagai wawasan kebangsaan yang mengetengahkan azaz “Negara Nusantara”
(archipelagic state). Kemudian memasuki pemerintahan Presiden Suharto untuk
memperoleh pengakuan dari dunia internasional telah dilaksanakan perjuangan yang
terus menerus di forum internasional dan regional. Sehingga pada tahun 1982 gagasan
“Negara Nusantara”berhasil dan diakui dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982
(UNCLOS’82) serta berlaku sebagai hukum internasional positif sejak 16 November
1994.Pada tahun 1998 Presiden Baharudin Jusuf Habibie semasa pemerintahannya
mendeklarasikan visi pembangunan kelautan bangsa Indonesia dalam “Deklarasi
Bunaken”. Inti dari deklarasi tersebut adalah laut merupakan peluang, tantangan dan
harapan untuk masa depan persatuan, kesatuan dan pembangunan bangsa Indonesia.
Perkembangan selanjutnya pada tahun 1999 di bawah pemerintahan Presiden
Abdurahman Wahid menyatakan komitmennya terhadap pembangunan kelautan.
Komitmen pemerintah terhadap pembangunan di bidang maritim makin menampakan
harapan cerah dengan telah dibentuknya Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP)
dan dikembangkannya kelembagaan Dewan Kelautan Nasional (DKN) menjadi Dewan
Maritim Indonesia (DMI). Kedua lembaga tersebut diharapkan menjadi suatu lembaga
yang mampu menjadi wadah untuk mengelola sektor kelautan yang memiliki potensi
yang sangat besar, sehingga ke depan dapat dijadikan andalan dalam meningkatkan
devisa negara, dan pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran bagi bangsa Indonesia. Salah satu hasil perjuangan dari para pejuang
maritim melalui satu komitmen untuk memajukan kemaritiman Indonesia, pada tahun
2001 di bawah pemerintahan Presiden RI Megawati Soekarno Putri mendeklarasikan
“Seruan Sunda Kelapa”, yang intinya mengajak kepada segenap bangsa Indonesia untuk
membangun kekuatan di laut, danselanjutnya atas usulan dari Dewan Maritim
Indonesia, Presiden Megawati Soekarno Putri menerbitkan Keppres Nomor 126 tahun
2001 yang menetapkan tanggal 13 Desember sebagai “Hari Nusantara”. Sejarah bahari
Indonesia telah mewariskan pengalaman,cita-cita dan perjuangan para bahariwan
dalam mewujudkan kemakmuran, kebahagiaan serta kejayaan bangsa.

More Related Content

What's hot

pengertian wilayah - wilayah indonesia
pengertian wilayah - wilayah indonesiapengertian wilayah - wilayah indonesia
pengertian wilayah - wilayah indonesia
Bagas Aldi
 
Persebaran flora dan fauna di dunia & indonesia
Persebaran flora  dan fauna di dunia & indonesiaPersebaran flora  dan fauna di dunia & indonesia
Persebaran flora dan fauna di dunia & indonesia
Chan Maro
 
Ppt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHO
Ppt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHOPpt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHO
Ppt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHO
hapsah farmasi
 
Perikanan
PerikananPerikanan
Perikanan
anandhitaef
 
Negara Indonesia
Negara IndonesiaNegara Indonesia
Negara Indonesia
Febrian Pramoedito
 
Keindahan Alam Indonesia
Keindahan Alam IndonesiaKeindahan Alam Indonesia
Keindahan Alam Indonesia
Mutia Sari
 
Kebijakan kelautan nasional di Indonesia
Kebijakan kelautan nasional di IndonesiaKebijakan kelautan nasional di Indonesia
Kebijakan kelautan nasional di Indonesia
Sunoto Mes
 
PPT Negara Amerika serikat
PPT Negara Amerika serikatPPT Negara Amerika serikat
PPT Negara Amerika serikat
yulitaindahtarina
 
Benua Antartika
Benua AntartikaBenua Antartika
Benua Antartika
Annisa Wasistiana
 
Dinamika Persatuan dan Kesatuan dalam Konteks NKRI.pptx
Dinamika Persatuan dan Kesatuan dalam Konteks NKRI.pptxDinamika Persatuan dan Kesatuan dalam Konteks NKRI.pptx
Dinamika Persatuan dan Kesatuan dalam Konteks NKRI.pptx
afifahdhaniyah
 
ASEAN
ASEANASEAN
Perjuangan bangsa indonesia melawan penjajah
Perjuangan bangsa indonesia melawan penjajahPerjuangan bangsa indonesia melawan penjajah
Perjuangan bangsa indonesia melawan penjajahShafiraaaaa
 
Historiografi
HistoriografiHistoriografi
Historiografi
junna pratama
 
Terbentuknya jaringan keilmuan dinusantara
Terbentuknya jaringan keilmuan dinusantaraTerbentuknya jaringan keilmuan dinusantara
Terbentuknya jaringan keilmuan dinusantara
Diennisa Thahira
 
11 Profil negara asean
11 Profil negara asean11 Profil negara asean
11 Profil negara asean
Gente Strans
 
Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaSejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaYunus Moershal
 
Pkn BAB 2 Kurikulum 2013 Kelas XI -Menjelajah Wilayah NKRI-
Pkn BAB 2 Kurikulum 2013 Kelas XI -Menjelajah Wilayah NKRI-Pkn BAB 2 Kurikulum 2013 Kelas XI -Menjelajah Wilayah NKRI-
Pkn BAB 2 Kurikulum 2013 Kelas XI -Menjelajah Wilayah NKRI-
Muhammad Farid Al-Faritsi
 
Sejarah Wajib - Kerajaan Majapahit (Kelas X)
Sejarah Wajib - Kerajaan Majapahit (Kelas X)Sejarah Wajib - Kerajaan Majapahit (Kelas X)
Sejarah Wajib - Kerajaan Majapahit (Kelas X)
maghfiraputeri
 
Powerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
Powerpoint Sistem Pemerintahan IndonesiaPowerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
Powerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
Dini Audi
 

What's hot (20)

pengertian wilayah - wilayah indonesia
pengertian wilayah - wilayah indonesiapengertian wilayah - wilayah indonesia
pengertian wilayah - wilayah indonesia
 
Persebaran flora dan fauna di dunia & indonesia
Persebaran flora  dan fauna di dunia & indonesiaPersebaran flora  dan fauna di dunia & indonesia
Persebaran flora dan fauna di dunia & indonesia
 
Ppt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHO
Ppt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHOPpt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHO
Ppt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHO
 
Perikanan
PerikananPerikanan
Perikanan
 
Negara Indonesia
Negara IndonesiaNegara Indonesia
Negara Indonesia
 
Keindahan Alam Indonesia
Keindahan Alam IndonesiaKeindahan Alam Indonesia
Keindahan Alam Indonesia
 
Kebijakan kelautan nasional di Indonesia
Kebijakan kelautan nasional di IndonesiaKebijakan kelautan nasional di Indonesia
Kebijakan kelautan nasional di Indonesia
 
PPT Negara Amerika serikat
PPT Negara Amerika serikatPPT Negara Amerika serikat
PPT Negara Amerika serikat
 
Benua Antartika
Benua AntartikaBenua Antartika
Benua Antartika
 
Dinamika Persatuan dan Kesatuan dalam Konteks NKRI.pptx
Dinamika Persatuan dan Kesatuan dalam Konteks NKRI.pptxDinamika Persatuan dan Kesatuan dalam Konteks NKRI.pptx
Dinamika Persatuan dan Kesatuan dalam Konteks NKRI.pptx
 
ASEAN
ASEANASEAN
ASEAN
 
Geopolitik ppt
Geopolitik pptGeopolitik ppt
Geopolitik ppt
 
Perjuangan bangsa indonesia melawan penjajah
Perjuangan bangsa indonesia melawan penjajahPerjuangan bangsa indonesia melawan penjajah
Perjuangan bangsa indonesia melawan penjajah
 
Historiografi
HistoriografiHistoriografi
Historiografi
 
Terbentuknya jaringan keilmuan dinusantara
Terbentuknya jaringan keilmuan dinusantaraTerbentuknya jaringan keilmuan dinusantara
Terbentuknya jaringan keilmuan dinusantara
 
11 Profil negara asean
11 Profil negara asean11 Profil negara asean
11 Profil negara asean
 
Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaSejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa Indonesia
 
Pkn BAB 2 Kurikulum 2013 Kelas XI -Menjelajah Wilayah NKRI-
Pkn BAB 2 Kurikulum 2013 Kelas XI -Menjelajah Wilayah NKRI-Pkn BAB 2 Kurikulum 2013 Kelas XI -Menjelajah Wilayah NKRI-
Pkn BAB 2 Kurikulum 2013 Kelas XI -Menjelajah Wilayah NKRI-
 
Sejarah Wajib - Kerajaan Majapahit (Kelas X)
Sejarah Wajib - Kerajaan Majapahit (Kelas X)Sejarah Wajib - Kerajaan Majapahit (Kelas X)
Sejarah Wajib - Kerajaan Majapahit (Kelas X)
 
Powerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
Powerpoint Sistem Pemerintahan IndonesiaPowerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
Powerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
 

Viewers also liked

Kemaritiman INDONESIA
Kemaritiman INDONESIAKemaritiman INDONESIA
Kemaritiman INDONESIA
samsir07
 
1.presentasi wawasan kemaritimangdhd
1.presentasi wawasan kemaritimangdhd1.presentasi wawasan kemaritimangdhd
1.presentasi wawasan kemaritimangdhd
volcart
 
Wawasan Kemaritiman
Wawasan KemaritimanWawasan Kemaritiman
Wawasan Kemaritiman
Novitasari oviy
 
Wawasan kemaritiman kelompok 3
Wawasan kemaritiman kelompok 3Wawasan kemaritiman kelompok 3
Wawasan kemaritiman kelompok 3
Dewianty Madu
 
Wawasan sosial budaya maritim
Wawasan sosial budaya maritim Wawasan sosial budaya maritim
Wawasan sosial budaya maritim
Amrah Amrah
 
wawasan kemaritiman Transportasi laut
wawasan kemaritiman Transportasi  lautwawasan kemaritiman Transportasi  laut
wawasan kemaritiman Transportasi laut
Isfan Isfan
 
Aspek sosial dan budaya maritim
Aspek sosial dan budaya maritimAspek sosial dan budaya maritim
Aspek sosial dan budaya maritim
Aditya Alexander
 
ESAI Kemaritiman Indonesia
ESAI Kemaritiman IndonesiaESAI Kemaritiman Indonesia
ESAI Kemaritiman Indonesia
Hanifah Nisrina C
 
Poros Maritim vs Kebudayaan Maritim
Poros Maritim vs Kebudayaan MaritimPoros Maritim vs Kebudayaan Maritim
Poros Maritim vs Kebudayaan Maritim
Dina Au;ia DjokroYudho
 
Wawasan kemaritiman daratan kelompok 2 b
Wawasan kemaritiman daratan kelompok 2 bWawasan kemaritiman daratan kelompok 2 b
Wawasan kemaritiman daratan kelompok 2 b
ICA FARMASI
 
Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143
Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143
Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143
Ruslin Ully
 
Negara maritim dan kelembagaan kelautan
Negara maritim dan kelembagaan kelautanNegara maritim dan kelembagaan kelautan
Negara maritim dan kelembagaan kelautan
Sunoto Mes
 
Kebudayaan maritim (2)
Kebudayaan maritim (2)Kebudayaan maritim (2)
Kebudayaan maritim (2)
Isbul Ansari Fib
 
Wahyu lukman
Wahyu lukmanWahyu lukman
Wahyu lukman
Nureskylukman
 
Sejarah perdagangan maritim sulselbar
Sejarah perdagangan maritim sulselbarSejarah perdagangan maritim sulselbar
Sejarah perdagangan maritim sulselbar
Andi Mar'atussholihah
 
1. deskripsi materi mapel dasar program keahlian hmp4 l2_revisi_oktober_2013
1. deskripsi materi mapel dasar program keahlian  hmp4 l2_revisi_oktober_20131. deskripsi materi mapel dasar program keahlian  hmp4 l2_revisi_oktober_2013
1. deskripsi materi mapel dasar program keahlian hmp4 l2_revisi_oktober_2013MULDAN MARTIN, A.Pi., M.Si
 
Pencemaran Laut di Indonesia
Pencemaran Laut di IndonesiaPencemaran Laut di Indonesia
Pencemaran Laut di Indonesia
Karina Oriza
 
Kerajaan Maritim
Kerajaan MaritimKerajaan Maritim
Kerajaan Maritim
Shara Lie
 
Benua maritim indonesia.
Benua maritim indonesia.Benua maritim indonesia.
Benua maritim indonesia.
Azh'rulk Amard
 
Makalah Peradaban Yunani
Makalah Peradaban YunaniMakalah Peradaban Yunani
Makalah Peradaban Yunani
Doris Agusnita
 

Viewers also liked (20)

Kemaritiman INDONESIA
Kemaritiman INDONESIAKemaritiman INDONESIA
Kemaritiman INDONESIA
 
1.presentasi wawasan kemaritimangdhd
1.presentasi wawasan kemaritimangdhd1.presentasi wawasan kemaritimangdhd
1.presentasi wawasan kemaritimangdhd
 
Wawasan Kemaritiman
Wawasan KemaritimanWawasan Kemaritiman
Wawasan Kemaritiman
 
Wawasan kemaritiman kelompok 3
Wawasan kemaritiman kelompok 3Wawasan kemaritiman kelompok 3
Wawasan kemaritiman kelompok 3
 
Wawasan sosial budaya maritim
Wawasan sosial budaya maritim Wawasan sosial budaya maritim
Wawasan sosial budaya maritim
 
wawasan kemaritiman Transportasi laut
wawasan kemaritiman Transportasi  lautwawasan kemaritiman Transportasi  laut
wawasan kemaritiman Transportasi laut
 
Aspek sosial dan budaya maritim
Aspek sosial dan budaya maritimAspek sosial dan budaya maritim
Aspek sosial dan budaya maritim
 
ESAI Kemaritiman Indonesia
ESAI Kemaritiman IndonesiaESAI Kemaritiman Indonesia
ESAI Kemaritiman Indonesia
 
Poros Maritim vs Kebudayaan Maritim
Poros Maritim vs Kebudayaan MaritimPoros Maritim vs Kebudayaan Maritim
Poros Maritim vs Kebudayaan Maritim
 
Wawasan kemaritiman daratan kelompok 2 b
Wawasan kemaritiman daratan kelompok 2 bWawasan kemaritiman daratan kelompok 2 b
Wawasan kemaritiman daratan kelompok 2 b
 
Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143
Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143
Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143
 
Negara maritim dan kelembagaan kelautan
Negara maritim dan kelembagaan kelautanNegara maritim dan kelembagaan kelautan
Negara maritim dan kelembagaan kelautan
 
Kebudayaan maritim (2)
Kebudayaan maritim (2)Kebudayaan maritim (2)
Kebudayaan maritim (2)
 
Wahyu lukman
Wahyu lukmanWahyu lukman
Wahyu lukman
 
Sejarah perdagangan maritim sulselbar
Sejarah perdagangan maritim sulselbarSejarah perdagangan maritim sulselbar
Sejarah perdagangan maritim sulselbar
 
1. deskripsi materi mapel dasar program keahlian hmp4 l2_revisi_oktober_2013
1. deskripsi materi mapel dasar program keahlian  hmp4 l2_revisi_oktober_20131. deskripsi materi mapel dasar program keahlian  hmp4 l2_revisi_oktober_2013
1. deskripsi materi mapel dasar program keahlian hmp4 l2_revisi_oktober_2013
 
Pencemaran Laut di Indonesia
Pencemaran Laut di IndonesiaPencemaran Laut di Indonesia
Pencemaran Laut di Indonesia
 
Kerajaan Maritim
Kerajaan MaritimKerajaan Maritim
Kerajaan Maritim
 
Benua maritim indonesia.
Benua maritim indonesia.Benua maritim indonesia.
Benua maritim indonesia.
 
Makalah Peradaban Yunani
Makalah Peradaban YunaniMakalah Peradaban Yunani
Makalah Peradaban Yunani
 

Similar to Fakta dan sejarah kemaritiman indonesia

WSBM KELOMPOK 2.pptx
WSBM KELOMPOK 2.pptxWSBM KELOMPOK 2.pptx
WSBM KELOMPOK 2.pptx
MhammadGaming
 
batuanx
batuanxbatuanx
Rpp ppkn sma xi bab 2 pertemuan 1
Rpp ppkn sma xi bab 2 pertemuan 1Rpp ppkn sma xi bab 2 pertemuan 1
Rpp ppkn sma xi bab 2 pertemuan 1
eli priyatna laidan
 
PKN
PKNPKN
wilayah negara kesatuan republik indonesia
wilayah negara kesatuan republik indonesiawilayah negara kesatuan republik indonesia
wilayah negara kesatuan republik indonesia
AlvianNurAzqy
 
Tugas kewarganegaraan geopolitik dan geostrategi prodi d iii 1 a
Tugas kewarganegaraan geopolitik dan geostrategi prodi d iii 1 aTugas kewarganegaraan geopolitik dan geostrategi prodi d iii 1 a
Tugas kewarganegaraan geopolitik dan geostrategi prodi d iii 1 a
andhika perceka
 
Presentasi Maritim.ppt
Presentasi Maritim.pptPresentasi Maritim.ppt
Presentasi Maritim.ppt
risdiantikakamsiel1
 
wilayah nkri
wilayah nkriwilayah nkri
wilayah nkri
abd_
 
Wawasan nusantara
Wawasan nusantaraWawasan nusantara
Wawasan nusantara
natal kristiono
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
nunungevilia
 
Menjelajah wilayah nkri
Menjelajah wilayah nkriMenjelajah wilayah nkri
Menjelajah wilayah nkri
audy ayu
 
Potensi Geografis Indonesia
Potensi Geografis IndonesiaPotensi Geografis Indonesia
Potensi Geografis Indonesia
Agnes Ivonne Margaretha
 
potensi geografis indonesia
potensi geografis indonesiapotensi geografis indonesia
potensi geografis indonesia
Rahmi kamaruddin
 
BAB II Bab 2 Ketentuan UUD 1945 Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
BAB II Bab 2 Ketentuan UUD 1945 Dalam Kehidupan Berbangsa dan BernegaraBAB II Bab 2 Ketentuan UUD 1945 Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
BAB II Bab 2 Ketentuan UUD 1945 Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Hakman Hamdani
 
BAB 2 PKn Kelas XI Menelaah Ketentuan Konstitusional Kehidupan Berbangsa dan ...
BAB 2 PKn Kelas XI Menelaah Ketentuan Konstitusional Kehidupan Berbangsa dan ...BAB 2 PKn Kelas XI Menelaah Ketentuan Konstitusional Kehidupan Berbangsa dan ...
BAB 2 PKn Kelas XI Menelaah Ketentuan Konstitusional Kehidupan Berbangsa dan ...
Pebriyanti Dwi Marizky
 
Uu 6 tahun 1996 tentang perairan indonesia
Uu 6 tahun 1996 tentang perairan indonesiaUu 6 tahun 1996 tentang perairan indonesia
Uu 6 tahun 1996 tentang perairan indonesiaSei Enim
 
Modul pengembangan kemaritiman daerah pesisir
Modul pengembangan  kemaritiman daerah pesisirModul pengembangan  kemaritiman daerah pesisir
Modul pengembangan kemaritiman daerah pesisir
Ismail Ahmad
 
Makalah wawasan sosial budaya
Makalah wawasan sosial budayaMakalah wawasan sosial budaya
Makalah wawasan sosial budaya
hildaayu5
 
Materi 9
Materi 9Materi 9
Bab iI(1) pkn pentingnya keutuhan negara
Bab iI(1) pkn pentingnya keutuhan negaraBab iI(1) pkn pentingnya keutuhan negara
Bab iI(1) pkn pentingnya keutuhan negara
Deta Rahmaputri
 

Similar to Fakta dan sejarah kemaritiman indonesia (20)

WSBM KELOMPOK 2.pptx
WSBM KELOMPOK 2.pptxWSBM KELOMPOK 2.pptx
WSBM KELOMPOK 2.pptx
 
batuanx
batuanxbatuanx
batuanx
 
Rpp ppkn sma xi bab 2 pertemuan 1
Rpp ppkn sma xi bab 2 pertemuan 1Rpp ppkn sma xi bab 2 pertemuan 1
Rpp ppkn sma xi bab 2 pertemuan 1
 
PKN
PKNPKN
PKN
 
wilayah negara kesatuan republik indonesia
wilayah negara kesatuan republik indonesiawilayah negara kesatuan republik indonesia
wilayah negara kesatuan republik indonesia
 
Tugas kewarganegaraan geopolitik dan geostrategi prodi d iii 1 a
Tugas kewarganegaraan geopolitik dan geostrategi prodi d iii 1 aTugas kewarganegaraan geopolitik dan geostrategi prodi d iii 1 a
Tugas kewarganegaraan geopolitik dan geostrategi prodi d iii 1 a
 
Presentasi Maritim.ppt
Presentasi Maritim.pptPresentasi Maritim.ppt
Presentasi Maritim.ppt
 
wilayah nkri
wilayah nkriwilayah nkri
wilayah nkri
 
Wawasan nusantara
Wawasan nusantaraWawasan nusantara
Wawasan nusantara
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Menjelajah wilayah nkri
Menjelajah wilayah nkriMenjelajah wilayah nkri
Menjelajah wilayah nkri
 
Potensi Geografis Indonesia
Potensi Geografis IndonesiaPotensi Geografis Indonesia
Potensi Geografis Indonesia
 
potensi geografis indonesia
potensi geografis indonesiapotensi geografis indonesia
potensi geografis indonesia
 
BAB II Bab 2 Ketentuan UUD 1945 Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
BAB II Bab 2 Ketentuan UUD 1945 Dalam Kehidupan Berbangsa dan BernegaraBAB II Bab 2 Ketentuan UUD 1945 Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
BAB II Bab 2 Ketentuan UUD 1945 Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
 
BAB 2 PKn Kelas XI Menelaah Ketentuan Konstitusional Kehidupan Berbangsa dan ...
BAB 2 PKn Kelas XI Menelaah Ketentuan Konstitusional Kehidupan Berbangsa dan ...BAB 2 PKn Kelas XI Menelaah Ketentuan Konstitusional Kehidupan Berbangsa dan ...
BAB 2 PKn Kelas XI Menelaah Ketentuan Konstitusional Kehidupan Berbangsa dan ...
 
Uu 6 tahun 1996 tentang perairan indonesia
Uu 6 tahun 1996 tentang perairan indonesiaUu 6 tahun 1996 tentang perairan indonesia
Uu 6 tahun 1996 tentang perairan indonesia
 
Modul pengembangan kemaritiman daerah pesisir
Modul pengembangan  kemaritiman daerah pesisirModul pengembangan  kemaritiman daerah pesisir
Modul pengembangan kemaritiman daerah pesisir
 
Makalah wawasan sosial budaya
Makalah wawasan sosial budayaMakalah wawasan sosial budaya
Makalah wawasan sosial budaya
 
Materi 9
Materi 9Materi 9
Materi 9
 
Bab iI(1) pkn pentingnya keutuhan negara
Bab iI(1) pkn pentingnya keutuhan negaraBab iI(1) pkn pentingnya keutuhan negara
Bab iI(1) pkn pentingnya keutuhan negara
 

Recently uploaded

PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
nimah111
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
muhamadsufii48
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 

Recently uploaded (20)

PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 

Fakta dan sejarah kemaritiman indonesia

  • 1. FAKTA & SEJARAH KEMARITIMAN INDONESIA Negara maritim Indonesia termasuk negara kepulauan terbesar di dunia dan telah memiliki visi nasional yang dikenal dengan “Wawasan Nusantara Bahari”. Namun dalam perkembangannya kata baharinya ditanggalkan dan hanya menjadi “Wawasan Nusantara” saja. Dimana diartikan sebagai cara pandang bangsa Indonesia terhadap kedaulatan wilayah dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan, baik wilayah maupun penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang mencakup politik, ekonomi,sosial budaya, pertahanan dan keamanan serta menjadikannya sebagai geopolitik. Maka rumusan Wawasan Nusantara yang telah dimiliki bangsa Indonesia memerlukan penyempurnaan dengan memasukkan unsur muatan kemaritiman yang lebih proporsional. Nuansa kemaritimannya perlu diberikan porsi yang lebih luas dalam rangka memenuhi cita-cita nasional kita agar “Negara Maritim Indonesia” kembali menjadi bangsa dan negara bahari secara nyata, seperti pada jaman Sriwijaya dan Majapahit terdahulu. Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia memiliki visi atau cara pandang berdasarkan nilai-nilai kemaritiman, yang pada intinya menggambarkan sikap dan kebijakan suatu negara maritim dalam upaya mensejahterakan rakyat dan menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara dengan mendasar kepada sifat dan bentuk kemaritimannya secara profesional, baik sikap dan kebijakannya terhadap dunia luar. Predikat Indonesia sebagai negara maritim, sebenarnya akan semakin lengkap dan mantap dengan tersusunnya “Wawasan Maritim Indonesia” yang akan berfungsi sebagai acuan dan pemberi arah bagi penentuan strategi dan kebijakan dalam pelaksanaan secara operatif. Salah satu contoh negara maritim adalah negara maritim Britania (lnggris), yang merupakan negara kepulauan di kawasan Eropa dan menerapkan visi maritim secara berhasil dalam upaya mensejahterakan rakyatnya dan membela kelangsungan keberadaan negaranya. Bahkan berkat visi maritim yang dianut tersebut, negara Britania merupakan negara penjajah yang menapakkan kakinya di lima benua, dengan motto terkenalnya “Britain Rules the waves”. Selanjutnya contoh negara maritim lainnya adalah negara Belanda, suatu negara kerajaan kecil di Benua Eropa. Di mana merupakan suatu negarakontinen (Benua) yang menganut dan menerapkan “Visi
  • 2. Maritim” dalam penyelenggaraan kebijakan kesejahteraan rakyatnya. Berkat visi maritim yang diterapkannya, telah memiliki jajahan yang luas di benua Asia antara lain Indonesia, dan dari hasil negara jajahannyatelah mampu membangun negara Belanda yang makmur melimpah yang terletak di Benua Eropa. Di Asia ada juga satu negara maritim, yaitu negara Jepang yang dikenal dengan negara matahari terbit, yang merupakan negara kepulauan dimana negara Jepang bervisi maritim dalam penyelenggaraan pemerintahan negaranya. Dapat kita lihat bahwa negara ini telah mencapai kemakmuran yang sederajat dengan negara Eropa dan negara Amerika yang maju, bahkan merupakan satu-satunya negara Asia yang termasuk negara ekonomi maju. 1. Kondisi Kemaritiman Indonesia Sebelum Kemerdekaan Bumi nusantara tempat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdaulat merupakan wilayah kepulauan yang sekaligus merupakan wilayah perairan, dimana wilayah Indonesia terdiri 2/3 bagian keseluruhan wilayahnya adalah perairan. Ketika masyarakat nusantara masih terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil dari berbagai suku bangsa yang menyebar di seluruh wilayah Indonesia, dan merupakan suku bangsa pesisir dan pulau-pulau kecil adalah penduduk yang yang memiliki wawasan maritim yaitu hidup sebagai nelayan yang bermata pencaharian mencari ikan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Kerajaan-kerajaan suku bangsa yang bertebaran itu belum menyadari bahwa mereka sesungguhnya merupakan penduduk dari satu wilayah kepulauan. Seiring dengan perjalanan waktu, akhirnya pola pemikiran yang demikian berubah. Hal ini terjadi ketika seorang putera bangsa yang bernama Maha Patih Gadjah Mada ‘menyadari’ ingin menyatukan kerajaan-kerajaan kecil nusantara di bawah koordinasi Kerajaan Majapahit. Tidak dapat dipastikan apakah Mahapatih Gadjah Mada dan Panglima Laut Majapahit, Mpu Nala, sudah memahami geopolitik wilayah perairan kerajaan Majapahit atau belum, tetapi yang jelas, bahwa kehendak mempersatukan wilayah perairan nusantara menjadi satu kerajaan di bawah panji-panji Majapahit merupakan pemahaman akan kondisi geografis Nusantara. Karena alasan itulah wilayah perairan kepulauan ini selanjutnya dinamakan Nusantara oleh Majapahit.
  • 3. Di samping ekspansi politis yang memiliki dampak yang menyangkut strategi dan kebijakan ketahanan wilayah kerajaan tersebut, pemanfaatan laut, sebagai sarana transportasi serta alat pertahanan dimanfaatkan Majapahit sebagai pusat kerajaan, yang negeri asalnya berjumlah berpuluh-puluh baik di pulau Sumatera maupun di Pulau Kalimantan. Tindakan politis yang dilakukan Mahapatih Gadjah Mada dapat dikatakan, bahwa Majapahit memiliki visi kemaritiman, meskipun hanya sebatas sebagai sarana transportasi dan ketahanan wilayah. Melalui laut, Majapahit mampu mengkordinasikan negeri asalnya serta melindungi diri dari serangan musuh. Itulah visi kemaritiman Majapahit. Sistem transportasi perhubungan laut Majapahit konon diambil alih oleh Pemerintahan Hindia Belanda ketika berkuasa di wilayah Nusantara. Melihat kondisi kemaritiman Majapahit dari wilayah serta potensi laut yang luar biasa, maka demi kepentingan Belanda sendiri, Pemerintah Hindia Belanda juga mewujudkan visi kemaritimannya, yaitu dengan menguasai wilayah perairan nusantara mulai dari kawasan Utara yang meliputi wilayah Ternate dan Tidore, kawasan Tengah: Makasar, kawasan Selatan meliputi Batavia dan sepanjang Pantura (Pantai Utara Pulau Jawa). 2. Kondisi Kemaritiman Indonesia Sesudah Kemerdekaan Perkembangan pentingnya kemaritiman Indonesia mulai mendapatkan perhatian sejak tahun 1957, seiring dengan keluarnya pengumuman Pemerintah Republik Indonesia tentang perairan Indonesia. Langkah pemerintah itu sangat strategis karena sejatinya 2/3 dari luas wilayah Indonesia adalah perairan dan merupakan satu-satunya negara kepulauan terbesar di dunia (Archipelagic State). Secara Implisit penyebutan itu merupakan pengakuan bahwa air (laut) adalah bagian dari wilayah negara dan merupakan pemersatu bagi pulau-pulau (daerah dan penduduknya) yang harus dilindungi oleh segenap bangsa dan negara Indonesia. Hanya saja, yang jadi permasalahan, ungkapan itu belum didukung dengan peraturan perundang-undangan mengingat penentuan batas laut teritorial sampai pada tahun 1957 masih berpedoman pada pasal 1 ayat (1) angka 1 s/d 4 Ordonansi Laut Teritorial danLingkungan Maritim 1939 stb No. 442 yang membagi wilayah daratan Indonesia dalam bagian-bagian terpisah dengan teritorialnya sendiri-sendiri. Ketika itu, batas laut teritorial kita hanya 3 mil laut yang diukur dari garis pantai pada waktu air surut terendah danmelingkari setiap pulau sehingga mengakibatkan banyak kantong-kantong laut bebas diantara pulau-pulau di Indonesia. Bunyi Pasal 1 ayat (1) angka 1 s/d 4 yaitu :
  • 4. 1. Di dalam aturan ini dan di dalam ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan berdasarkan aturan ini yang diartikan dengan :  Laut Territorial Indonesia : I. Daerah laut yang membentang ke arah laut sampai jarak tiga mil laut dari garis air surut pulau-pulau atau bagian-bagian pulau-pulau yang termasuk wilayah Republik Indonesia, dengan pulau-pulau diartikan juga karang-karang, batu-batu karang dan gosong-gosong yang ada di atas permukaan laut pada waktu air surut wilayah Republik Indonesia. Dengan pengertian bahwa : A. Di tempat teluk, ceruk laut, muara sungai atau terusan, dalam hal manaIndonesia adalah satu-satunya negara tepi, jarak tiga mil laut itu diukur dari garis lurus, yang memotong lubang dari teluk, ceruk laut, muarasungai atau terusan; jika lubang di maksud melebihi sepuluh mil laut,maka garis lurus itu ditarik melintang teluk, ceruk laut, muara sungai atau terusan, sedekat mungkin pada gerbang masuk pada titik pertama dimana lebar lubang itu tidak melebihi sepuluh mil laut; B. Di tempat kelompok yang terdiri dari dua atau lebih pulau-pulau, jaraktiga mil laut diukur dari garis-garis lurus yang menghubungkan titik-titik terjauh garis-garis air surut dari pulau-pulau yang terletak pada bagian luar kelompok, di tempat mana jarak antara titik-titik itu melebihi enam mil laut; C. Di tempat selat-selat yang menghubungkan dua laut terbuka dan dalamhal mana Indonesia adalah satu-satunya negara tepi, dianggap sebagai laut territorial bagian dari selat yang terletak di antara dua garis sebelahmenyebelah selat yang menghubungkan kedua tepi sedekat mungkin pada laut terbuka , pada titik pertama dimana lebar selat tidak melebihi enammil laut, walaupun lebar selat di bagian lain antara kedua garis itu melebihienam mil laut; D. Di tempat selat yang menghubungkan dua laut terbuka yang lebar selatnyatidak melebihi enam mil laut dan dalam hal mana Indonesia bukan merupakan satu-satunya negara tepi, maka garis pemisah antara laut territorial Indonesia dengan negara asing, ditarik melalui tengah-tengah selat;
  • 5. II. Daerah laut yang terletak pada sisi laut dari tengah daerah laut yang diuraikan di bagian I, tetapi terletak dalam batas-batas bandar yang ditetapkan; 2. Daerah laut Indonesia (perairan territorial) : laut territorial Indonesia, termasuk bagian laut territorial yang terletak pada bagian sisi darat dari : A. Laut pantai; B. Daerah air teluk-teluk, ceruk-ceruk laut, muara-muara sungai dan terusan; 3. Perairan pedalaman Indonesia : semua perairan yang terletak pada bagian sisi darat dari laut territorial Indonesia, termasuk sungai-sungai, terusan-terusan dan danau-danau danr awa-rawa di Indonesia. 4. Daerah air Indonesia : Laut territorial termasuk perairan pedalaman Indonesia; Pengertian di atas tidak sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam alinea keempat UUD’45 yang dalam rumusannya telah menegaskan bahwa negara Indonesia mempunyai fungsi, sekaligus mempunyai tujuan yaitu :“melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Pemerintah Indonesia telah mensosialisasikan wilayah perairan Indonesia melalui pengumuman pemerintah tanggal 13 Desember 1957 yang dikenal dengan Deklarasi Djuanda. Secara yuridis formil pengumuman pemerintah itu dituangkan dalam Undang-undang No. 4/Prp 1960 tentang Perairan Indonesia.Disahkannya Undang-undang itu, tentu merupakan keberhasilan perjuangan bangsaIndonesia, mengingat dalam perkembangan hukum internasional banyak negara pantai yang berjuang menentukan wilayah lautnya lebih dari tiga mil laut. Bagi kita ini menjadi bukti kesatuan wilayah (laut dan daratan) negara Indonesia, mengingat sebelumnya laut di antara pulau yang tadinya merupakan laut bebas telah tercakup dan dinyatakan sebagai perairan pedalaman Indonesia. Dimasukkannya bekas laut bebas menjadi perairan pedalaman Indonesia, menjamin berlakunya seluruh peraturan perundang-undangan Indonesia dalam yurisdiksi
  • 6. (secarahukum) bekas laut bebas tadi, sehingga membatasi hak-hak negara lain, dengan ketentuan pengakuan atas lalu lintas damai bagi kapal-kapal asing untuk melintasi laut wilayah 12mil laut dan perairan pedalaman Indonesia dari laut bebas ke suatu pelabuhan Indonesia dan sebaliknya, serta dari laut bebas ke laut bebas.Keberhasilan perjuangan tersebut, berarti beban dan tanggung jawab pemerintah Indonesia di wilayah perairan semakin besar dan berat dengan bertambahnya luaswilayah perairan Indonesia dari 3.7 juta km² menjadi 5.8 juta km². Perjuangan dan keberhasilan ini merupakan bukti adanya kesatuan wilayah (laut dan daratan) negara Indonesia, sebab yang tadinya merupakan laut bebas, dengan diundangkannya Undang-undang tersebut perairan pedalaman Indonesia menjadi bagian dari wilayah negarakesatuan Indonesia atau wilayah perairan semula hanya memiliki 3 mil laut menjadi 12 mil laut. Saat ini laut tak bisa terlepas dari berbagai konvensi internasional. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memfasilitasi pendirian IMO (International Maritime Organization). Organisasi ini memiliki motto ” Safer Shiping (Keselamatan Kapal), dan Cleaner Ocean(Perlindungan dan Kelestarian Laut)”, yang mencerminkan masalah yang menjadi cakupan tugasnya.Selain United Nation Convention Law of the Sea (UNCLOS), yang telah disebutkan di atas, ada beberapa konvensi penting di bidang maritim. Salah satunya adalah konvensi tentang keselamatan jiwa di laut yaitu Safety of Life at Sea (SOLAS). Konvensi tentang halini telah beberapa kali diselenggarakan, perubahan terakhir pada tahun 1974 (konvensiini dikenal sebagai SOLAS 1974). Sebagaimana diketahui bersama bahwa bangsa Indonesia pernah memiliki kejayaan dalam bidang kelautan. Sejarah menunjukan bahwa nelayan-nelayan kita dengan menggunakan perahu phinisi telah mengarungi lautan dan mendarat di bumi Afrika, jazirah Arab, India dan Cina. Akan tetapi kesadaran bahwa Indonesia merupakan suatu Negara Kepulauan sesungguhnya masih belum terlalu lama, yaitu sejak Perdana Menteri Djuanda, yang mengeluarkan suatu konsep geopolitik maritim, pada 13 Desember 1957 yang kemudian dikenal dengan Deklarasi Djuanda.
  • 7. Gambar 1.Peta Indonesia Sumber : BAKOSURTANAL Dapat dibayangkan bahwa wilayah laut di antara dua pulau yang berada lebih dari3 (tiga) mil dari garis pantainya merupakan wilayah internasional, yang dapat digunakansecara bebas oleh negara manapun tanpa izin berlayar dari Indonesia. Kondisi ini tentunyasangat menyulitkan administrasi pemerintahan dan politik sebagai negara kesatuan.Setiap selat antara dua pulau hampir dapat dipastikan merupakan perairan internasional,sehingga menyebabkan wilayah Indonesia terpecah menjadi beberapa fraksi, seperti fraksi Jawa - fraksi Sumatera – fraksi Celebes dan seterusnya. Ditambah lagi dengan tekananpolitik nasional pada waktu itu memang sangat lokal sesuai dengan tanah asalnya sepertiYong Java, Yong Sumatera, Yong Celebes dan lain- lain.Menyadari hal ini maka Perdana Menteri Djuanda tepat pada tanggal 13 Desember1957 menyatakan deklarasinya yang berbunyi sebagai berikut : “Bahwa segala perairandi sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulau-pulau yang termasuk dalam daratan Republik Indonesia, dengan tidak memandang luas dan lebarnya adalah bagian wajar dari wilayah daratan Negara Republik Indonesia dan dengan demikian merupakan bagiandari pada perairan pedalaman atau perairan nasional yang berada di bawah kedaulatan Negara Republik Indonesia. Penentuan batas laut 12 mil yang diukur dari garis-garis yang menghubungkan titik terluar pada pulau-
  • 8. pulau Negara Republik Indoneisa akanditentukan dengan Undang-Undang”. Pada akhirnya melalui perjuangan diplomasi yang gigih tak kenal lelah selama hampir 25 tahun, maka pada sidang UNCLOS PBB tahun 1982 usulan Djuanda diterima bahkan dijadikan konsep tentang negara kepulauan dan mewarnai pasal-pasal UNCLOS. (Konvensi Hukum Laut 1982). Pada tahun 1985 keputusan sidang PBB tersebut kemudian diratifikasi dalam bentuk Undang-Undang No. 17 tahun 1985. Pasal-pasal dalam UNCLOS 1982 tersebut memberikan hak kepada Indonesia sebagai negara kepulauan dan tentunya merupakan peluang Indonesia dalam pengaturan untuk memanfaatkan kekayaan laut bagi sebesar-besarnya kepentingan negara dan rakyatnya. Selain hak dan peluang untuk melakukan pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan laut, Indonesia juga dikenakan kewajiban-kewajiban internasional yang harus dipenuhiberdasarkan UNCLOS 1982. Indonesia perlu membuka wilayah lautannya untuk dapat dilalui oleh kapal asing yang biasa dikenal dengan nama “ALKI” (Alur Laut Kepulauan Indonesia). Selain itu juga diamanatkan untuk merubah dan menyesuaikan peraturan perundang-undangan yang ada. Keberhasilan diplomasi Indonesia di forum internasional tersebut di atas sayangnya kurang diperhatikan dan ditanggapi secara baik oleh para politisi dan birokrat kita. Akibatnya pembangunan sektor kelautan di masa orde baru telah diabaikan dan sangattertinggal. Terbukti masih belum adanya satupun lembaga keuangan yang maumemberikan pinjaman perbankan berupa kredit kepada para nelayan ataupun pembelian kapal. Oleh beberapa kalangan pada waktu itu yang dipelopori oleh Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) dan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) telah dilakukan terobosan-terobosan kecil untuk menggugah kesadaran politik agar lebih‘seimbang’. Pada tahun 1996 telah dicanangkan sebagai Tahun Bahari dan Dirgantara.Dalam kerangka untuk membangun Benua Maritim Indonesia, yang melibatkan seluruh lembaga nasional yang terkait dengan bidang kelautan, termasuk akademisi perguruantinggi. Upaya tersebut tidak mampu membentuk pemikiran umum yang mampu merubah paradigma dari darat ke laut. Seiring dengan reformasi pembangunan, timbul tuntutanuntuk mencari kebijakan pembangunan yang baru dan kebutuhan untuk membangun bidang kelautan sangat besar. 3. Kebangkitan Kemaritiman Indonesia
  • 9. Kejayaan Indonesia sebagai bangsa maritim pernah mengalami kemunduran,. Terlebih setelah masuknya VOC ke Indonesia (1602 M - 1798 M). Salah satu peristiwa bersejarah tentang hilangnya kejayaan tersebut adalah terjadinya perjanjian Giyanti tahun 1755 yang dilakukan oleh Belanda dengan Raja Surakarta dan Yogyakarta. Kedua raja keturunan Mataram tersebut menyerahkan perdagangan laut hasil bumi dan rempah- rempah dari wilayahnya kepada Belanda. Keputusan kedua raja yang telah dikendali- kan oleh Belanda tersebut memasung kemampuan maritim bangsa Indonesia. Akibatnya terjadi proses penurunan semangat dan jiwa maritim bangsa serta perubahan nilai-nilai sosial dalam masyarakat Indonesia yang semula bercirikan maritim menjadi sifat kedaratan. Hal ini merupakan kemunduran kekuatan bangsa Indonesia sebagai negara maritim terbesar. Pada tahun 1957 Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Sukarno mendeklarasikan Wawasan Nusantara di kalangan dunia. Wawasan Nusantara tersebut memandang laut merupakan satu keutuhan wilayah dengan darat, udara, dasar laut dantanah di bawahnya, serta seluruh kekayaan yang terkandung di dalamnya tidak boleh dipisah-pisahkan, dan Wawasan Nusantara dijadikan sebagai wawasan kebangsaan yang mengetengahkan azaz “Negara Nusantara” (archipelagic state). Kemudian memasuki pemerintahan Presiden Suharto untuk memperoleh pengakuan dari dunia internasional telah dilaksanakan perjuangan yang terus menerus di forum internasional dan regional. Sehingga pada tahun 1982 gagasan “Negara Nusantara”berhasil dan diakui dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982 (UNCLOS’82) serta berlaku sebagai hukum internasional positif sejak 16 November 1994.Pada tahun 1998 Presiden Baharudin Jusuf Habibie semasa pemerintahannya mendeklarasikan visi pembangunan kelautan bangsa Indonesia dalam “Deklarasi Bunaken”. Inti dari deklarasi tersebut adalah laut merupakan peluang, tantangan dan harapan untuk masa depan persatuan, kesatuan dan pembangunan bangsa Indonesia. Perkembangan selanjutnya pada tahun 1999 di bawah pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid menyatakan komitmennya terhadap pembangunan kelautan. Komitmen pemerintah terhadap pembangunan di bidang maritim makin menampakan harapan cerah dengan telah dibentuknya Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) dan dikembangkannya kelembagaan Dewan Kelautan Nasional (DKN) menjadi Dewan Maritim Indonesia (DMI). Kedua lembaga tersebut diharapkan menjadi suatu lembaga yang mampu menjadi wadah untuk mengelola sektor kelautan yang memiliki potensi
  • 10. yang sangat besar, sehingga ke depan dapat dijadikan andalan dalam meningkatkan devisa negara, dan pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi bangsa Indonesia. Salah satu hasil perjuangan dari para pejuang maritim melalui satu komitmen untuk memajukan kemaritiman Indonesia, pada tahun 2001 di bawah pemerintahan Presiden RI Megawati Soekarno Putri mendeklarasikan “Seruan Sunda Kelapa”, yang intinya mengajak kepada segenap bangsa Indonesia untuk membangun kekuatan di laut, danselanjutnya atas usulan dari Dewan Maritim Indonesia, Presiden Megawati Soekarno Putri menerbitkan Keppres Nomor 126 tahun 2001 yang menetapkan tanggal 13 Desember sebagai “Hari Nusantara”. Sejarah bahari Indonesia telah mewariskan pengalaman,cita-cita dan perjuangan para bahariwan dalam mewujudkan kemakmuran, kebahagiaan serta kejayaan bangsa.