Gotong royong merupakan bentuk solidaritas sosial yang terjadi dalam masyarakat untuk membantu sesama, baik untuk kepentingan pribadi maupun bersama. Ada dua jenis gotong royong yaitu tolong menolong yang bersifat sukarela untuk membantu orang lain, dan kerja bakti yang dilakukan untuk kepentingan bersama. Gotong royong penting untuk menunjang kehidupan bermasyarakat.
Gotong royong adalah kegiatan bersama secara sukarela untuk menyelesaikan pekerjaan agar berjalan lancar. Gotong royong dapat dilakukan dalam hal kematian, sakit, pekerjaan rumah tangga, pesta, dan kepentingan masyarakat. Gotong royong dapat dilakukan di bidang kemasyarakatan, ekonomi, sosial budaya, agama, dan lingkungan untuk mencapai perubahan masyarakat secara demok
Gotong royong merupakan suatu istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Gotong royong adalah salah satu bentuk dari solidaritas manusia sebagai makhluk sosial, karena dalam hidup bermasyarakat pasti semua orang membutuhkan bantuan dari orang lain. Gotong royong terjadi pada berbagai aktivitas kehidupan masyarakat, misalnya gotong royong untuk kepentingan bersama seperti kerjabakti bersih desa, gotong royong untuk bentuk solidaritas seperti tolong menolong pada saat acara pesta pernikahan, khitanan dan sejenisnya, mereka dapat membantu dalam bentuk uang ataupun tenaga yang nantinya pasti akan dikembalikan dengan nilai yang sebanding. Gotong royong tidak hanya dilakukan ketika pesta yang nantinya akan mendapatkan timbal balik, tapi juga ketika seseorang mengalami musibah misalnya kematian atau kecelakaan, gotong royong yang seperti ini dapat dimasukkan ke dalam gotong royong untuk kepentingan bersama atau solidaritas, karena dalam hal tersebut tidak mengharapkan balasan dan dilakukan dengan ikhlas.
Gotong royong juga dapat terjadi di bidang pertanian (jika mata pencaharian utama adalah bertani), perburuan (jika mata pencaharian utama adalah berburu), perikanan (jika mata pencaharian utama adalah nelayan), bidang teknologi, maano dan sebagainya.
Dokumen tersebut membahas tentang hakikat masyarakat, yang didefinisikan sebagai perwujudan kehidupan bersama manusia dimana terjadi proses sosial dan interaksi antar anggota. Dibahas pula pengertian dan struktur sosial masyarakat, pandangan filosofis tentang hakikat masyarakat seperti teori atomistik, organisme, dan integralistik, serta hubungan antara masyarakat dan pendidikan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian masyarakat, perbedaan masyarakat pedesaan dan perkotaan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perpindahan penduduk dari pedesaan ke perkotaan.
Makalah sosisologi pedesaan (lingkungan hidup pedesaan) (1)Haniatur Rohmah
Makalah ini membahas tentang lingkungan hidup pedesaan dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Lingkungan hidup pedesaan ditandai dengan ikatan sosial yang kuat dan mata pencaharian yang bergantung pada pertanian. Permasalahan utama meliputi rendahnya pendidikan, kurangnya sarana kesehatan dan sosial budaya, serta kesadaran keamanan yang masih minimal.
Dokumen tersebut membahas peran pemerintah dalam pembangunan desa di Indonesia. Secara garis besar, dokumen menjelaskan empat tahapan perkembangan desa yaitu desa tradisional, swadaya, swakarya, dan swasembada. Dokumen juga menjelaskan langkah dan kebijakan pemerintah dalam pembangunan desa, seperti prinsip pembangunan secara menyeluruh dan terpadu serta sasaran pembangunan
Gotong royong adalah kegiatan bersama secara sukarela untuk menyelesaikan pekerjaan agar berjalan lancar. Gotong royong dapat dilakukan dalam hal kematian, sakit, pekerjaan rumah tangga, pesta, dan kepentingan masyarakat. Gotong royong dapat dilakukan di bidang kemasyarakatan, ekonomi, sosial budaya, agama, dan lingkungan untuk mencapai perubahan masyarakat secara demok
Gotong royong merupakan suatu istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Gotong royong adalah salah satu bentuk dari solidaritas manusia sebagai makhluk sosial, karena dalam hidup bermasyarakat pasti semua orang membutuhkan bantuan dari orang lain. Gotong royong terjadi pada berbagai aktivitas kehidupan masyarakat, misalnya gotong royong untuk kepentingan bersama seperti kerjabakti bersih desa, gotong royong untuk bentuk solidaritas seperti tolong menolong pada saat acara pesta pernikahan, khitanan dan sejenisnya, mereka dapat membantu dalam bentuk uang ataupun tenaga yang nantinya pasti akan dikembalikan dengan nilai yang sebanding. Gotong royong tidak hanya dilakukan ketika pesta yang nantinya akan mendapatkan timbal balik, tapi juga ketika seseorang mengalami musibah misalnya kematian atau kecelakaan, gotong royong yang seperti ini dapat dimasukkan ke dalam gotong royong untuk kepentingan bersama atau solidaritas, karena dalam hal tersebut tidak mengharapkan balasan dan dilakukan dengan ikhlas.
Gotong royong juga dapat terjadi di bidang pertanian (jika mata pencaharian utama adalah bertani), perburuan (jika mata pencaharian utama adalah berburu), perikanan (jika mata pencaharian utama adalah nelayan), bidang teknologi, maano dan sebagainya.
Dokumen tersebut membahas tentang hakikat masyarakat, yang didefinisikan sebagai perwujudan kehidupan bersama manusia dimana terjadi proses sosial dan interaksi antar anggota. Dibahas pula pengertian dan struktur sosial masyarakat, pandangan filosofis tentang hakikat masyarakat seperti teori atomistik, organisme, dan integralistik, serta hubungan antara masyarakat dan pendidikan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian masyarakat, perbedaan masyarakat pedesaan dan perkotaan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perpindahan penduduk dari pedesaan ke perkotaan.
Makalah sosisologi pedesaan (lingkungan hidup pedesaan) (1)Haniatur Rohmah
Makalah ini membahas tentang lingkungan hidup pedesaan dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Lingkungan hidup pedesaan ditandai dengan ikatan sosial yang kuat dan mata pencaharian yang bergantung pada pertanian. Permasalahan utama meliputi rendahnya pendidikan, kurangnya sarana kesehatan dan sosial budaya, serta kesadaran keamanan yang masih minimal.
Dokumen tersebut membahas peran pemerintah dalam pembangunan desa di Indonesia. Secara garis besar, dokumen menjelaskan empat tahapan perkembangan desa yaitu desa tradisional, swadaya, swakarya, dan swasembada. Dokumen juga menjelaskan langkah dan kebijakan pemerintah dalam pembangunan desa, seperti prinsip pembangunan secara menyeluruh dan terpadu serta sasaran pembangunan
Makalah ini membahas tentang perubahan sosial budaya akibat pengaruh globalisasi. Globalisasi berdampak pada perubahan budaya seperti masuknya budaya asing dan menurunnya nilai-nilai budaya lokal. Mahasiswa memiliki peran penting dalam melestarikan budaya daerah melalui kegiatan ekstrakurikuler seperti seni tradisional. Perubahan budaya dalam globalisasi antara lain adalah bergesernya masyarakat tertutup menj
Seri 10 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Regulasi baru desa baruAgus hariyanto
Buku ini membahas perubahan paradigma desa di Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. UU Desa ini menandai berakhirnya "desa lama" dan memulai "desa baru" yang memberikan pengakuan dan mandat lebih besar kepada desa dalam pengembangan dan pemerintahan desa. Bab pertama membahas perbedaan antara konsep "desa lama" dan "desa baru" serta perjuangan panjang untuk merumuskan regulasi desa yang kuat
Seri 9 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Membangun jaringan dan kemitraanAgus hariyanto
Buku ini membahas tentang pentingnya membangun jaringan sosial dan kerjasama di pedesaan untuk mencapai tujuan pembangunan desa yang mandiri dan berkelanjutan. Jaringan sosial dipedesaan perlu dikembangkan untuk memanfaatkan sumber daya lokal dan mengatasi keterbatasan di desa, sementara kerjasama dengan pihak luar perlu dilakukan untuk saling menguntungkan tanpa membuat desa menjadi ketergantungan
Desa memiliki peran penting dalam pembangunan. Buku ini membahas tipe kepemimpinan kepala desa dan peran kepala desa dalam pelaksanaan kewenangan lokal skala desa serta kepemimpinan dalam musyawarah desa dan usaha ekonomi desa.
Seri 8 Buku UU No 6 Tahun 2014 - Ketahanan masyarakat desaAgus hariyanto
Buku ini membahas tentang konsep ketahanan masyarakat desa dan bagaimana pendampingan desa dapat mendukung terwujudnya ketahanan masyarakat desa. Pendampingan desa meliputi pembelajaran kewarganegaraan, demokrasi desa, hukum, pengembangan paralegal, advokasi hukum, advokasi kebijakan publik di desa, dan pengembangan pusat kemasyarakatan."
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kota dan desa menurut para ahli, perbedaan antara kota dan desa, serta hubungan antara kota dan desa meliputi proses urbanisasi, faktor-faktor urbanisasi, dan dampaknya terhadap morfologi kota.
1. Yayasan Sahabat Kertas bergerak dalam penanganan permasalahan sampah di Kota Bandung dengan mendirikan program-program untuk memilah dan mengolah sampah serta mendanai kegiatan sosial.
2. Yayasan ini didirikan oleh sekelompok sahabat yang peduli lingkungan untuk memberdayakan masyarakat dalam penanganan sampah dan memberikan donasi untuk pendidikan anak-anak.
3. Kegiatan inti yayasan ini adalah mengumpulkan dan me
Teks tersebut membahas perbedaan antara masyarakat pedesaan dan perkotaan. Masyarakat pedesaan memiliki ciri-ciri seperti lingkungan yang lebih dekat dengan alam, mata pencaharian yang berfokus pada pertanian, ukuran komunitas yang lebih kecil, dan kepadatan penduduk yang lebih rendah. Sementara itu, masyarakat perkotaan memiliki ciri-ciri seperti lingkungan yang lebih terkontrol
materi pemantapan tema kearofan lokal program P5. Materi ini disusun dalam rangka memberikan pemantapan kepada peserta didik terkait dengan tema yang akan dicapai pada akhir proses pembelajaran program P5 yang diadakan di sekolah
1. Hubungan masyarakat desa dan kota yang saling ketergantungan dan membutuhkan satu sama lain menimbulkan masalah urbanisasi di mana penduduk desa pindah ke kota.
2. Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa pindah ke kota antara lain kegagalan panen, ketatnya adat istiadat desa, lebih banyak peluang pendidikan dan pekerjaan di kota.
3. Perpindahan penduduk desa ke
Makalah ini membahas tentang perubahan sosial budaya akibat pengaruh globalisasi. Globalisasi berdampak pada perubahan budaya seperti masuknya budaya asing dan menurunnya nilai-nilai budaya lokal. Mahasiswa memiliki peran penting dalam melestarikan budaya daerah melalui kegiatan ekstrakurikuler seperti seni tradisional. Perubahan budaya dalam globalisasi antara lain adalah bergesernya masyarakat tertutup menj
Seri 10 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Regulasi baru desa baruAgus hariyanto
Buku ini membahas perubahan paradigma desa di Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. UU Desa ini menandai berakhirnya "desa lama" dan memulai "desa baru" yang memberikan pengakuan dan mandat lebih besar kepada desa dalam pengembangan dan pemerintahan desa. Bab pertama membahas perbedaan antara konsep "desa lama" dan "desa baru" serta perjuangan panjang untuk merumuskan regulasi desa yang kuat
Seri 9 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Membangun jaringan dan kemitraanAgus hariyanto
Buku ini membahas tentang pentingnya membangun jaringan sosial dan kerjasama di pedesaan untuk mencapai tujuan pembangunan desa yang mandiri dan berkelanjutan. Jaringan sosial dipedesaan perlu dikembangkan untuk memanfaatkan sumber daya lokal dan mengatasi keterbatasan di desa, sementara kerjasama dengan pihak luar perlu dilakukan untuk saling menguntungkan tanpa membuat desa menjadi ketergantungan
Desa memiliki peran penting dalam pembangunan. Buku ini membahas tipe kepemimpinan kepala desa dan peran kepala desa dalam pelaksanaan kewenangan lokal skala desa serta kepemimpinan dalam musyawarah desa dan usaha ekonomi desa.
Seri 8 Buku UU No 6 Tahun 2014 - Ketahanan masyarakat desaAgus hariyanto
Buku ini membahas tentang konsep ketahanan masyarakat desa dan bagaimana pendampingan desa dapat mendukung terwujudnya ketahanan masyarakat desa. Pendampingan desa meliputi pembelajaran kewarganegaraan, demokrasi desa, hukum, pengembangan paralegal, advokasi hukum, advokasi kebijakan publik di desa, dan pengembangan pusat kemasyarakatan."
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kota dan desa menurut para ahli, perbedaan antara kota dan desa, serta hubungan antara kota dan desa meliputi proses urbanisasi, faktor-faktor urbanisasi, dan dampaknya terhadap morfologi kota.
1. Yayasan Sahabat Kertas bergerak dalam penanganan permasalahan sampah di Kota Bandung dengan mendirikan program-program untuk memilah dan mengolah sampah serta mendanai kegiatan sosial.
2. Yayasan ini didirikan oleh sekelompok sahabat yang peduli lingkungan untuk memberdayakan masyarakat dalam penanganan sampah dan memberikan donasi untuk pendidikan anak-anak.
3. Kegiatan inti yayasan ini adalah mengumpulkan dan me
Teks tersebut membahas perbedaan antara masyarakat pedesaan dan perkotaan. Masyarakat pedesaan memiliki ciri-ciri seperti lingkungan yang lebih dekat dengan alam, mata pencaharian yang berfokus pada pertanian, ukuran komunitas yang lebih kecil, dan kepadatan penduduk yang lebih rendah. Sementara itu, masyarakat perkotaan memiliki ciri-ciri seperti lingkungan yang lebih terkontrol
materi pemantapan tema kearofan lokal program P5. Materi ini disusun dalam rangka memberikan pemantapan kepada peserta didik terkait dengan tema yang akan dicapai pada akhir proses pembelajaran program P5 yang diadakan di sekolah
1. Hubungan masyarakat desa dan kota yang saling ketergantungan dan membutuhkan satu sama lain menimbulkan masalah urbanisasi di mana penduduk desa pindah ke kota.
2. Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa pindah ke kota antara lain kegagalan panen, ketatnya adat istiadat desa, lebih banyak peluang pendidikan dan pekerjaan di kota.
3. Perpindahan penduduk desa ke
Warga masyarakat melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan dan membuat jalan setapak. Kerja bakti ini bertujuan menciptakan lingkungan yang sehat. Semua warga harus ikut serta dalam kerja bakti karena itu merupakan kewajiban dan tanggung jawab mereka.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai bentuk interaksi sosial budaya dalam masyarakat Indonesia, mulai dari interaksi individu hingga kelompok, serta antar kelompok. Ada dua jenis interaksi yaitu asosiatif yang mengarah pada kerjasama, dan disosiatif yang dapat mengarah pada perpecahan. Bentuk-bentuk interaksi asosiatif meliputi kerjasama, akomodasi, asimilasi, sedangkan disosiatif meliputi persa
Emile Durkheim membagi kelompok sosial menjadi dua jenis berdasarkan solidaritas antara anggotanya: solidaritas mekanis dan solidaritas organis. Solidaritas mekanis mengikat masyarakat tradisional yang hidup terpisah dalam kelompok kecil, sementara solidaritas organis mengikat masyarakat modern yang terdiri atas berbagai kelompok kerja yang saling tergantung.
Dokumen tersebut membahas tentang perbedaan masyarakat perkotaan dan pedesaan. Masyarakat perkotaan memiliki ciri kehidupan keagamaan yang berkurang, sikap mandiri yang kuat, dan pembagian kerja yang jelas. Sedangkan masyarakat pedesaan memiliki ciri hubungan yang erat, hidup dari hasil pertanian, dan sistem kekeluargaan. Kedua masyarakat memiliki perbedaan dalam aspek sosial dan
Dokumen tersebut membahas tentang komunitas sosial di Yogyakarta. Ia menjelaskan latar belakang komunitas sosial yang memiliki peran penting dalam pemberdayaan masyarakat meski menghadapi kendala sumber daya. Dokumen ini juga membahas interaksi yang terjadi pada komunitas sosial untuk mempertahankan eksistensi melalui isu relawan dan donasi serta tujuan komunitas sosial untuk meningkatkan kesadaran m
Musni Umar: Gotong Royong dan Kerukunan Masyarakat DKI Jakartamusniumar
Bung Karno pernah menegaskan konsep Trisakti yaitu berkepribadian dalam kebudayaan, berdaulat dalam politik dan berdikari dalam ekonomi.
Salah satu kepribadian bangsa Indonesia dalam kebudayaan yang penting dilestarikan dan diamalkan ialah budaya gotong royong.
Muhamad ro'uuf individu, keluarga dan masyarakatmrouufsyihaab
Masyarakat terdiri atas kelompok manusia yang memiliki hubungan dan kepentingan bersama. Terdapat dua jenis masyarakat, yaitu masyarakat paguyuban yang didasarkan pada ikatan batin dan masyarakat petambayan yang didasarkan pada hubungan pragmatis. Masyarakat juga dapat dibedakan menjadi masyarakat non-industri dan masyarakat industri, di mana masyarakat non-industri memiliki ikatan
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene más de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Surat pernyataan yang berisi 10 poin pernyataan dari Lilis Fitra Saswati Arsil tentang statusnya yang tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai, menjadi pengurus partai, terikat kerja, bersedia tidak menikah dan ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersedia mengembalikan biaya seleksi dan pelatihan jika mengundurkan diri.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Fajar Aswati yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai negeri, menjadi pengurus partai politik, sedang terikat kontrak kerja, bersedia tidak menikah selama 6 bulan, ditempatkan di seluruh Indonesia, mengembalikan biaya seleksi jika mengundurkan diri, dan mengganti biaya enam kali lipat jika mengundurkan
This document contains reports from midwives at the Paramata Raha Midwifery Academy in Muna Regency on their targets for antenatal care, infant care, postnatal care, and family planning in 2017. The reports provide the midwife's name, student ID number, and academic institution for each of their assigned targets.
Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul yang terdiri dari berbagai jenis seperti karbohidrat, lipid, dan protein. Karbohidrat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Lipid terdiri dari lemak, fosfolipid, dan steroid. Sedangkan protein tersusun atas kombinasi asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Ketiga makromolekul ini memainkan peran penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Pemimpin perlu memahami karakteristik karyawan sesuai teori X, Y, dan Z McGregor. Teori X mengasumsikan karyawan malas, teori Y mengasumsikan karyawan akan bekerja keras jika kondisinya tepat, teori Z menekankan partisipasi karyawan. Pemimpin harus mengembangkan kompetensi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Membangun budaya kepemimpinan penting agar kaderisasi terj
Tes akhir semester mata pelajaran Seni Budaya di SMK Kelautan dan Perikanan Raha meliputi berbagai aspek seni seperti seni rupa, musik, tari, dan drama. Soal-soalnya mencakup pengetahuan tentang sejarah seni, tokoh-tokoh seniman, unsur-unsur karya seni, dan fungsi seni dalam kehidupan. Ujian ini dimaksudkan untuk menilai pemahaman siswa terhadap berbagai aspek seni.
1. Karsinoma tulang adalah pertumbuhan sel ganas abnormal pada tulang dan jaringan terkaitnya.
2. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan termasuk genetik, radiasi, bahan kimia, dan trauma.
3. Gejalanya berupa nyeri tulang, bengkak, dan fraktur patologis yang dapat menyebar ke organ lain.
Undangan sosialisasi program tanaman jagung kuning kecamatan Lasalepa yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 di Balai Pertemuan Desa Labone. Kehadiran para tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, dan aparat desa sangat diharapkan.
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)ritaseptia16
Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (obyek
sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek
sewa yang di sewakannya.
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxanselmusl280
Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan yang cukup populer di Indonesia. Banyak mahasiswa yang memilih jurusan ini karena prospek kerja yang menjanjikan. Namun, sebelum memilih jurusan ini, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa itu jurusan akuntansi.
Akuntansi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, dan pelaporan transaksi keuangan. Jurusan akuntansi sendiri merupakan suatu program studi yang mengajarkan ilmu akuntansi, mulai dari dasar-dasar akuntansi hingga akuntansi lanjutan.
Dalam jurusan akuntansi, Anda akan mempelajari berbagai materi, seperti dasar-dasar akuntansi, teori akuntansi, analisis laporan keuangan, audit, pajak, hingga manajemen keuangan. Selain itu, Anda juga akan belajar menggunakan software akuntansi, seperti Microsoft Excel dan SAP.
Gelar akademik yang akan didapatkan oleh para lulusan S-1 jurusan akuntansi adalah Sarjana Akuntansi (S.Ak.). Memiliki gelar sarjana akuntansi merupakan salah satu syarat penting untuk menjadi seorang akuntan profesional.
Dengan memperoleh gelar sarjana akuntansi, seseorang dianggap memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai akuntansi, audit, pajak, dan manajemen keuangan.
Setelah lulus dari jurusan akuntansi, Anda memiliki peluang kerja yang sangat luas. Anda bisa bekerja di berbagai bidang, seperti akuntan publik, auditor, konsultan pajak, pegawai bank, pegawai asuransi, broker saham, hingga dosen akuntansi. Bahkan, jika Anda memiliki kemampuan untuk memulai bisnis, Anda juga bisa membuka usaha konsultan akuntansi.
Anda juga bisa memperoleh gaji yang cukup tinggi jika bekerja di bidang akuntansi. Gaji rata-rata untuk lulusan akuntansi di Indonesia bervariasi, tergantung dari posisi dan pengalaman kerja. Namun, umumnya gaji untuk lulusan akuntansi di Indonesia berkisar antara 4 hingga 10 juta rupiah per bulan.
Secara keseluruhan, jurusan akuntansi memiliki prospek kerja yang menjanjikan dan peluang karier yang luas. Namun, sebelum memilih jurusan ini, pastikan Anda memiliki minat dan bakat dalam bidang akuntansi. Selain itu, perlu juga memiliki kemampuan analisis yang baik, teliti, dan detail-oriented.
Salah satu prospek kerja yang menarik bagi lulusan akuntansi adalah menjadi broker saham.
Sebagai broker saham, tugas utama adalah membantu investor dalam membeli dan menjual saham di pasar saham. Selain itu, seorang broker saham juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisis data dan memprediksi pergerakan harga saham.
Meskipun menjadi broker saham terdengar menarik dan menjanjikan, tetapi tidak semua lulusan akuntansi bisa menjadi broker saham dengan mudah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi broker saham, antara lain harus memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan harus memiliki lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Namun, bagi lulusan akuntansi yang memiliki sertifikasi dan lisensi tersebut, prospek kerja sebagai broker saham di Indonesia
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
Turut serta bekerja bakti dan bergotong royong
1. Turut serta bekerja bakti dan bergotong royong
Gotong-royong sebagai solidaritas sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, terutama
mereka yang membentuk komunitas-komunitas, karena dalam komunitas seperti ini akan
terlihat dengan jelas. Gotong-royong terjadi dalam beberapa aktivitas kehidupan, seperti
gotong-royong dalam bentuk kerjabakti, dilakukan untuk kepentingan bersama; gotong-royong
dalam bentuk tolong menolong pada saat melakukan pesta pernikahan, atau khitanan,
beberapa hari sebelum pesta akan dilakukan terjadi sumbangan dari kenalan, tetangga ataupun
kerabat datang membantu dalam bentuk bahan makanan, uang, ataupun tenaga,kemudian
bantuan ini harus dikembalikan minimal dengan nilai yang sama.Bahkan gotong-royong dapat
pula terjadi pada saat adanya musibah ataupun kematian salah seorang warga komunitas, hal
ini tidak dapat disebut kepentingan bersama ataupun kepentingan peribadi tetapi rasa
kemanusiaan yang muncul di antara warga, karena musibah datangnya tidak diperhitungkan
ataupun diketahui, sehingga warga yang mendapat musibah tersebut memerlukan bantuan dari
warga lainnya. Gotong-royong dapat terjadi di lahan pertanian uyang berada di wilayah
pedesaan berupa curahan tenaga pada saat membuka lahan sampai mengerjakan lahan
pertanian, dan diakhiri di saat panen, bantuan dari orang lain seperti ini harus dikembalikan
sesuai dengan tenaga yang orang lain berikan, hal ini terus menerus terjadi yang akhirnya
menjadi ciri masyarakat, terutama yang memiliki mata pencaharian agraris. Khusus bantuan di
lahan pertanian dicontohkan pada petani lahan kering, terutama pada sistem huma, karena
pada sistem pertanian huma sangat jelas sekali pola gotong-royong yang mereka lakukan yaitu
azas timbal-balik.
Kata Kunci : gotong-royong, kerjabakti, tolong menolong.
Pendahuluan
Manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat hidup sendiri, melainkan memerlukan orang lain
dalam berbagai hal, seperti bergaul, bekerja, tolong menolong, kerja bakti, keamanan, dan lain-lain.
Seperti halnya yang dikemukakan oleh Kayam1) sebagai berikut,
Sejak manusia bergabung dalam suatu masyarakat, agaknya, keselarasan menjadi suatu
kebutuhan. Betapa tidak ! Pada waktu pengalaman mengajari manusia hidup bermasyarakat
jauh lebih menguntungkan, efisien dan efektif daripada hidup soliter, sendirian, pada waktu itu
pula manusia belajar untuk menenggang dan bersikap toleran terhadap yang lain. Pada waktu
dia tahu bahwa untuk menjaga kelangsungan hidupnya dia membutuhkan bekerja bersama
orang yang kemudian mengikat diri dalam suatu masyarakat, manusia juga belajar memahami
suatu pola kerjasama yang terdapat dalam hubungan antara anggota masyarakat tersebut.
Kerjasama yang dilakukan secara bersama-sama disebut sebagai gotong-royong, akhirnya
menjadi strategi dalam pola hidup bersama yang saling meringankan beban masing-masing
pekerjaan. Adanya kerjasama semacam ini merupakan suatu bukti adanya keselarasan hidup
antar sesama bagi komunitas, terutama yang masih menghormati dan menjalankan nilai-nilai
kehidupan, yang biasanya dilakukan oleh komunitas perdesaan atau komunitas tradisional.
Tetapi tidak menuntup kemungkinan bahwa komunitas masyarakat yang berada di perkotaan
juga dalam beberapa hal tertentu memerlukan semangat gotong-royong.
Gotong-royong sebagai bentuk solidaritas sosial, terbentuk karena adanya bantuan dari pihak
lain, untuk kepentingan pribadi ataupun kepentingan kelompok, sehingga di dalamnya terdapat
sikap loyal dari setiap warga sebagai satu kesatuan. Dalam hal ini, Parson (1951 : 97 – 98)
mengemukakan,
Kehidupan warga suatu komunitas yang terintegrasi dapat dilihat dari adanya solidaritas di
antara mereka melalui tolong-menolong tanpa keharusan untuk membalasnya, seperti adanya
musibah atau membantu warga lain yang dalam kesusahan. Tetapi tolong menolong seperti ini
2. menjadi suatu kewajiban, untuk saling membalas terutama dalam hal pekerjaan yang
berhubungan dengan pertanian atau di saat salah satu warga melakukan perayaan. Begitu
pula, apabila terdapat pekerjaan yang hasilnya untuk kepentingan bersama, maka diperlukan
pengerahan tenaga dari setiap warga melalui kerjabakti.
Kegiatan gotong-royong dilakukan warga komunitas, baik yang berada di perdesaan maupun di
perkotaan, yang penting mereka dalam kehidupannya senantiasa memerlukan orang lain. Di
perkotaan nilai gotong-royong ini sangat berbeda dengan gotong-royong di pedesaan, karena di
perkotaan segala sesuatu sudah banyak dipengaruhi oleh materi dan sistem upah, sehingga
akan diperhitungkan untung-ruginya dalam melakukan gotong-royong, sedangkan di perdesaan
gotong-royong belum banyak dipengaruhi oleh materi dan sistem upah sehingga kegiatan
gotong-royong diperlukan sebagai suatu solidaritas antar sesama dalam satu kesatuan wilayah
atau kekerabatan. Dalam hal ini Koentjaraningrat (1984 : 7) mengemukakan kegiatan gotong-royong
di pedesaan sebagai berikut,
1) Dalam hal kematian, sakit, atau kecelakaan, di mana keluarga yang sedang menderita itu
mendapat pertolongan berupa tenaga dan benda dari tetangga-tetangganya dan orang lain
sedesa;
2) Dalam hal pekerjaan sekitar rumah tangga, misalnya memperbaiki atap rumah, mengganti
dinding rumah, membersihkan rumah dari hama tikus, menggali sumur, dsb., untuk mana
pemilik rumah dapat minta bantuan tetangga-tetangganya yang dekat dengan memberi bantuan
makanan;
3) Dalam hal pesta-pesta, misalnya pada waktu mengawinkan anaknya, bantuan tidak hanya
dapat diminta dari kaum kerabatnya, tetapi juga dari tetangga-tetangganya, untuk
mempersiapkan dan penyelenggaraan pestanya;
4) Dalam mengerjakan pekerjaan yang berguna untuk kepentingan umum dalam masyarakat
desa, seperti memperbaiki jalan, jembatan, bendungan irigasi, bangunan umum dsb., untuk
mana penduduk desa dapat tergerak untuk bekerja bakti atas perintah dari kepala desa.
Gotong-royong semacam itu sulit dibedakan antara gotong-royong sebagai bentuk tolong
menolong dan gotong royong sebagai kerjabakti. Walaupun demikian, yang penting dalam hal
ini bahwa pekerjaan atau kesulitan yang dialami oleh seseorang tidak dapat dilakukan sendiri
melainkan perlu adanya bantuan tenaga dari orang lain.
Gotong-royong dapat dikatakan sebagai ciri dari bangsa Indonesia terutama mereka yang
tinggal di pedesaan yang berlaku secara turun temurun, sehingga membentuk perilaku sosial
yang nyata kemudian membentuk tata nilai kehidupan sosial. Adanya nilai tersebut
menyebabkan gotong-royong selalu terbina dalam kehidupan komunitas sebagai suatu warisan
budaya yang patut dilestarikan. Hubungannya gotong-royong sebagai nilai budaya, maka
Bintarto (1980 : 24) mengemukakan,
Nilai itu dalam sistem budaya orang Indonesia mengandung empat konsep, ialah :
(1) Manusia itu tidak sendiri di dunia ini tetapi dilingkungi oleh komunitinya, masyarakatnya dan
alam semesta sekitarnya. Di dalam sistem makrokosmos tersebut ia merasakan dirinya hanya
sebagai unsur kecil saja, yang ikut terbawa oleh proses peredaran alam semesta yang maha
besar itu.
(2 Dengan demikian, manusia pada hakekatnya tergantung dalam segala aspek kehidupannya
kepada sesamanya.)
(3) Karena itu, ia harus selalu berusaha untuk sedapat mungkin memelihara hubungan baik
dengan sesamanya terdorong oleh jiwa sama rata sama rasa, dan
3. (4) selalu berusaha untuk sedapat mungkin bersifat konform, berbuat sama dengan sesamanya
dalam komuniti, terdorong oleh jiwa sama tinggi sama rendah.
Adanya sistem nilai tersebut membuat gotong-royong senantiasa dipertahankan dan diperlukan
dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga gotong-royong akan selalu ada dalam berbagai
bentuk yang disesuaikan dengan kondisi budaya komunitas yang bersangkutan berada.
Gotong-royong sebagai bentuk integrasi, banyak dipengaruhi oleh rasa kebersamaan antar
warga komunitas yang dilakukan secara sukarela tanpa adanya jaminan berupa upah atau
pembayaran dalam bentuk lainnya, sehingga gotong-royong ini tidak selamanya perlu dibentuk
kepanitiaan secara resmi melainkan cukup adanya pemberitahuan pada warga komunitas
mengenai kegiatan dan waktu pelaksanaannya, kemudian pekerjaan dilaksanakan setelah
selesai bubar dengan sendirinya. Adapun keuntungan adanya gotong-royong ini yaitu pekerjaan
menjadi mudah dan ringan dibandingkan apabila dilakukan secara perorangan; memperkuat
dan mempererat hubungan antar warga komunitas di mana mereka berada bahkan dengan
kerabatnya yang telah bertempat tinggal di tempat lain, dan; menyatukan seluruh warga
komunitas yang terlibat di dalamnya. Dengan demikian, gotong-royong dapat dilakukan untuk
meringankan pekerjaan di lahan pertanian, meringankan pekerjaan di dalam acara yang
berhubungan dengan pesta yang dilakukan salah satu warga komunitas, ataupun bahu
membahu dalam membuat dan menyediakan kebutuhan bersama.
Tolong Menolong dan Kerjabakti
Gotong-royong dalam bentuk tolong menolong dan dalam bentuk kerjabakti keduanya berbeda
dalam hal kepentingan, bahwa tolong-menolong dilakukan untuk kepentingan perseorangan
dalam hal kesusahan ataupun memerlukan curahan tenaga dalam menyelesaikan
pekerjaannya, sehingga yang bersangkutan mendapat keuntungan dengan adanya bantuan
sukarela. Sedangkan kerja-bakti dilakukan untuk kepentingan bersama, sehingga keuntungan
untuk merasakannya didapat secara bersama-sama, baik bagi warga bersangkutan maupun
orang lain walaupun tidak turut serta dalam kerjabakti.
Gotong-royong dalam bentuk tolong menolong dilakukan secara sukarela untuk membantu
orang lain, tetapi ada suatu kewajiban sosial yang memaksa secara moral bagi seseorang yang
telah mendapat pertolongan tersebut untuk kembali menolong orang yang pernah
menolongnya, sehingga saling tolong menolong ini menjadi meluas tanpa melihat orang yang
pernah menolongnya atau tidak. Dengan demikian, bahwa tolong menolong ini merupakan
suatu usaha untuk menanam budi baik terhadap orang lain tanpa adanya imbalan jasa atau
kompensasi secara langsung atas pekerjaan itu yang bersifat kebendaan, begitupula yang
ditolong akan merasa berhutang budi terhadap orang yang pernah menolongnya, sehingga
terjadilah keseimbangan berupa bantuan tenaga yang diperoleh bila suatu saat akan
melakukan pekerjaan yang sama. Dalam hal ini Tashadi dkk. (1982 : 78) mengemukakan,
Konpensasi atau balas jasa dalam hal tolong menolong itu tidak diwujudkan dengan sejumlah
nilai uang, tetapi jasa yang telah diberikan itu akan lebih menjamin hubungan kekeluargaan
yang baik di antara mereka yang bersangkutan atau berhubungan karena adanya suatu
peristiwa. Apabila kompensasi atau jasa itu diwujudkan dengan sejumlah nilai uang, maka jarak
sosial akan terjadi yang mengakibatkan nilai-nilai batin menjadi renggang yang akhirnya
mendesak nilai itu sendiri. Demikian peristiwa ini banyak kita lihat dewasa ini di berbagai tempat
di daerah pedesaan.
Dengan demikian, bahwa tolong menolong merupakan gotong-royong yang memiliki azas
timbal balik secara moral antar warga komunitas yang berpedoman pada kesamaan wilayah
4. dan kekeluargaan yang erat.
Bersamaan dengan tumbuhnya penduduk, maka kegiatan tolong menolong mulai memunculkan
adanya pamrih, walaupun tidak secara langsung dalam bentuk imbalan nyata, tetapi imbalan
yang sama seperti telah diberikan, sebagaimana Kayam2) kemukakan,
... bahwa kebersamaan atau kolektivitas dari masyarakat pertanian sederhana akan segera
berubah begitu manusia pertanian menyadari hal milik pribadi. Begitu dia membuat klaim
terhadap sebidang lahan, ... agaknya, dia menjadi sadar bahwa permintaan tolong kepada
tetangganya untuk menggarap lahan akan harus memperhatikan tolong menolong yang lain.
Apabila sebelumnya dia kerja bersama-sama, beramai-ramai dengan tetangganya, "tanpa
suatu pamrih", sekarang dia masih bekerja bersama-sama tetapi dengan "pamrih". Pamrih
adalah harapan terhadap suatu imbalan. ... apakah itu imbalan berupa ganti pertolongan pada
waktu dia nanti memerlukannya. ...
Tolong menolong dengan pamrih atau ganti pertolongan di masa datang sebagai tanggung
jawab moral untuk ganti menolong.
Kegiatan kerjabakti sebagai gotong-royong dilakukan secara serentak untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan yang hasilnya dimanfaatkan bersama. Kadangkala kerjabakti semacam ini
menjadi pengertiannya menjadi tidak jelas dengan adanya kerjabakti secara sukarela dan
secara paksaan, seperti yang di kemukakan Koentjaraningrat (dalam Sajogyo dan Sajogyo,
1992 : 38),
Mengenai gotong-royong kerjabakti kita juga harus membedakan antara (1) kerjasama untuk
proyek-proyek yang timbul dari inisiatif atau swadaya warga para warga desa sendiri dan (2)
kerjasama untuk proyek-proyek yang dipaksakan dari atas.
Pengerahan tenaga yang dilakukan dalam kerjasama pertama merupakan kebutuhan
komunitas itu sendiri, umumnya didasarkan atas rapat antar warga dalam menentukan jenis
dan bentuk kebutuhan, kemudian hasil rapat diputuskan bahwa pekerjaan dilakukan oleh warga
komunitas secara bersama-sama dalam bentuk gotong-royong, sedangkan pengerahan tenaga
pada bagian kedua berhubungan dengan penyelesaian suatu proyek, yang diperlukan tenaga
kerja untuk melakukan gotong-royong. Adapun rencana dan pelaksanaan proyek biasanya
berdasarkan kebijakan pemerintah daerah setempat dalam membangun suatu fasilitas umum
dengan bantuan tenaga warga komunitas. Proyek semacam ini misalnya pembuatan jalan,
maka pembukaan jalan akan dilakukan warga komunitas yang dilalui oleh jalan tersebut, atau
pembuatan bendungan di mana tanah urugan dikerjakan oleh warga yang diminta bantuan
tenaganya, dan pekerjaan semacam ini banyak juga dilakukan dengan tujuan untuk hal-hal
tertentu, sehingga biaya pembangunan proyek dapat ditekan, namun akibatnya terjadi
pemaksaan secara halus demi pembangunan.
Dengan demikian, bahwa gotong-royong yang terdapat dalam kehidupan terdiri dari tolong
menolong antar warga dengan tanggung jawab moral atas dasar azas timbal balik; gotong-royong
dengan jalan pengerahan tenaga untuk membangun fasilitas kehidupan atas dasar
inisiatif warga setempat dengan jalan swadaya; dan gotong royong dalam membangun fasilitas
kehidupan atas dasar inisiatif dari yang berwenang, dalam hal ini pemerintah setempat yang
memerlukan pengerahan tenaga dari warga setempat. Dari ketiga macam gotong-royong
tersebut merupakan bentuk pekerjaan yang dilakukan bersama tanpa adanya imbalan dalam
bentuk uang atau materi secara jelas.
Gotong-royong di Lingkungan Tempat Tinggal
Warga Komunitas suatu saat akan memiliki kegiatan yang memerlukan bantuan dari warga
lainnya, yaitu penyelenggaraan khitanan, perkawinan atau dalam pembuatan rumah mereka.
seperti yang dikemukakan Kayam3) sebagai berikut,
... Seorang petani ... yang mengajak tetangga-tetangganya beramai-ramai membantunya
mendirikan rumah sudah harus tahu bahwa dia harus menyediakan makanan dan minum bagi
5. yang membantunya, dan pada gilirannya pada satu waktu nanti harus bersedia ikut bergotong-royong
mendirikan rumah atau pekerjaan beramai-ramai.
Bantuan yang dilakukan terhadap warga yang melakukan kegiatan ini dapat berupa bahan
makanan, uang, ataupun tenaga. Mereka yang datang membantu terlebih dahulu diberitahu
waktu perayaan atau pembuatan rumah dilaksanakan, sehingga akan mempersiapkan segala
sesuatunya. bagi yang pernah dibantu minimal akan membantu sesuai dengan bantuan yang
telah diterimanya, tetapi yang bagi yang belum mendapat bantuan maka akan membantu
sesuai dengan kemampuan atau kebutuhan yang kelak harus diterima dari warga yang
menyelenggarakan perayaan tersebut. Tolong menolong semacam ini dapat dianggap sebagai
tabungan di masa datang, kalaupun balasannya suatu saat tidak diterima langsung karena
sesuatu hal seperti tidak akan melaksanakan pembuatan rumah atau perayaan lagi di mana
anak-anaknya telah menikah semua atau telah dikhitan, maka balasan bantuan melainkan
diberikan keturunannya yaitu cucu atau kerabatnya ataupun pada orang lain asalkan balasan
tersebut atas nama yang pernah membantunya. Adapun bantuan tenaga diberikan apabila yang
bersangkutan tidak mampu untuk memberikan barang kebutuhan ataupun uang, maka bantuan
tenaga dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan, karena setiap perayaan atau pembuatan rumah
yang diselenggarakan akan memerlukan banyak tenaga kerja.
Saling tolong menolong seperti demikian tidak terbatas pada warga sekitarnya, melainkan dapat
juga dari warga lain sebagai kenalan dekat yang berada jauh dari tempat tinggal yang akan
menyelenggarakan perayaan atau membuat rumah. Bantuan ini dapat juga datang dari kerabat
yang memang sengaja datang setelah adanya pemberitahuan walaupun berada di tempat atau
daerah lain yang berjauhan. Adanya ikatan tolong menolong seperti ini akan meringankan
beban yang harus dipikul saat pelaksanaan perayaan atau pembuatan rumah.
Gotong-royong berupa saling tolong semacam ini tidak perlu di saat senang saja melainkan di
saat mendapat kesusahan seperti adanya kematian ataupun adanya musibah yang menimpa
seperti adanya kebakaran, tanah longsor, banjir dan musibah lainnya yang disebabkan oleh
alam. Bantuan akan berdatangan dari warga lain yang tidak terkena bencana, bahkan dari
orang lain yang jauh sekalipun dan tidak dikenal ada yang turut menolong. Hanya saja
pertolongan yang diberikan tidak perlu adanya rasa menyimpan jasa atau budi yang harus
dibalas, melainkan suatu solidaritas antar sesama sebagai rasa kemanusian, begitu pula bagi
yang ditolong tidak perlu memiliki rasa hutang budi dan memiliki kewajiban moral untuk
membalasnya. Pertolongan yang diberikan pada warga atau orang yang mengalami musibah
merupakan kewajiban yang harus dipikul bersama dan harus dipelihara sepanjang masa dan
tanpa adanya permintaan dari warga yang mengalami musibah tersebut. Dengan demikian,
bahwa tolong menolong dalam menghadapi bencana dianggap kewajiban sebagai umat
manusia untuk menolong antar tanpa adanya rasa pamrih dari orang yang pernah ditolongnya.
Gotong-royong dalam pertanian
Pengolahan lahan pertanian secara berpindah-pindah sulit dilaksanakan apabila dilakukan
sendiri oleh pemiliknya, karena untuk mengerjakan lahan pertanian dari awal pembukaan lahan
sampai pada panen memerlukan banyak curahan tenaga. Sebagaimana Kayam4)
mengemukakan,
Prinsip mendasar dari suatu masyarakat pertanian pada akhirnya adalah penggarapan lahan
sebagai sumber dan kelangsungan kehidupan dan penghidupan. Penggarapan lahan itu
berkembang dalam waktu yang tidak terlalu lama menjadi penggarapan yang tidak dapat lagi
dikerjakan sendirian bahkan juga pada waktu anak-anaknya sudah dapat membantu turun ke
lahan. Kebersamaan akhirnya tidak dapat dihindarkan lagi sebagai prinsip kehidupan
bermasyarakat dari manusia yang berkembang menggarap lahan. Ia membutuhkan kawan-kawan
untuk membagi pengalaman, pengamatan dan penghayatan tentang berbagai gejala
alam akhirnya membagi pula tentang kesimpulan semua itu.
6. Kesimpulan bersama itu dapat berkembang menjadi sistem nilai hidup bermasyarakat atau
sistem kepercayaan ...
Tolong menolong di lahan pertanian akan terjadi apabila jumlah lahan yang diolah memiliki luas
yang dianggap dapat memenuhi kebutuhan keluarganya minimal sampai pada musim panen
berikutnya. Lahan yang relatif luas tidak dapat diolah dengann cepat oleh pemiliknya, perlu
adanya bantuan dari orang lain. Keadaan ini tentu dialami pula oleh pemilik lahan lain, akhirnya
akan terjadi saling tolong menolong dengan azas timbal balik.
Adanya gotong-royong atau tolong menolong dalam bidang pertanian, Tashadi dkk (1982 : 52)
mengemukakan,
Dalam setiap kegiatan gotong-royong tolong menolong atau sambatan ini, setiap orang dapat
mengikutinya. Bahkan kalau hal ini dianggap sebagai suatu kewajiban sosial bagi warga masyarakat itu
semuanya akan terlibat. Akan tetapi dalam bidang mata pencaharian, khususnya di daerah pedesaan
adalah bidang pertanian, maka kegiatan ini hanya melibatkan beberapa orang sebagai pesertanya, yang
jelas mereka yang terlibat itu adalah petani atau penduduk di desa yang mempunyai pekerjaan sebagai
petani, naik ia petani yang memiliki tanah pertanian maupun ia sebagai buruh tani.
pengelolaan pertanaman padi ... memerlukan jumlah tenaga banyak dalam waktu tertentu yang singkat,
sehingga anggota petani sendiri tak mampu menyelesaikannya, (2) setiap tani kita praktis mengusahakan
tanaman padi sehingga dalam pembalasan jasa nampak sungguh keseimbangannya dan (3) perasaan
senasib antara petani, menyebabkan mereka tak ingin bahwa temannya sampai mengalami kesulitan
dalam pengelolaan padi, suatu jenis tanaman pokok yang merupakan urat nadi kehidupan.
Adanya tolong menolong di antara petani merupakan suatu keharusan, sehingga kehidupan
petani padi terutama yang berada di pedesaan bagaikan suatu keluarga luas di mana tolong
menolong tersebut tidak diukur oleh uang atau benda lainnya sebagai pembayaran.
Tolong menolong di huma tidak selamanya dilakukan oleh mereka yang berada di tempat yang
sama, karena bantuan yang datang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan, sehingga
memerlukan tenaga tambahan. Tenaga tambahan ini biasanya merupakan tenaga yang harus
dibayar sesuai dengan perjanjian, maka mereka ini biasa disebut buruh tani. Pekerjaan yang
dilakukan buruh tani merupakan pekerjaan di saat diperlukan, setelah pekerjaan selesai maka
selesai pula tenaga yang diperlukan. Karena itu saat tidak ada pekerjaan di huma, buruh tani ini
bersedia melakukan pekerjaan apapun seperti memperbaiki dan membuat rumah, mengangkut
barang, membuat kerajinan tangan, mengangkut hasil bumi ke tengkulak, dan lain-lain.
Selain dari buruh tani adapula tenaga kerja sukarela yang berbeda dengan tolong menolong, tenaga kerja
sukarela ini tidak perlu adanya timbal balik dari orang yang dibantunya. Pekerjaan yang dilakukan
tergantung pada keinginan dari tenaga kerja sukarela dan waktunya tidak ditentukan sesuai dengan
keinginan pemilik huma. Sebagai rasa terima kasih telah mendapat bantuan, maka pemilik huma memiliki
kewajiban moral dengan menyediakan makanan di saat istirahat ataupunSalman Al-Farisiy berkata:
“فَأعََانُونِي بِالنَّخْلِ: الرَّجُلُ بِثلَََثِينَ وَدِيَّةً، وَالرَّجُلُ بِعِشْرِ ينَ، وَالرَّجُلُ بِخَمْسَ عَشْرَة،َ وَالرَّجُلُ بِعَشْرٍ، يَعْنِي: الرَّجُلُ بِقَدْرِ مَا عِنْدَهُ،
حَتىَّ اجْتمََعَتْ لِي ثلَََثُ مِائةَِ وَدِيَّة”.
“Maka mereka membantuku dengan (bibit-bibit pohon) korma, seseorang (membawa) tiga puluh
bibit, ada seorang pula (yang membawa) dua puluh bibit, ada seorang pula yang (membawa)
lima belas bibit, ada seorang (membawa) sepuluh bibit, ya’ni seseorang (membawa) sesuai
dengan kesanggupannya, sampai terkumpul untukku 300 (tiga ratus) bibit”.
Demikian gotong royong para shohabat, setelah itu tidak ada cerita bahwa Rosululloh ( الله ى لَ
اَُللهُلَسَ هُالله لُ ) mengajak mereka untuk terus mengumpulkan bibit-bibit supaya untuk pembebasan
budak berikutnya.
7. Di zaman Rosululluh ( الله ى لَ اَُللهُلَسَ هُالله لُ ) dan di zaman para shohabatnya banyak para janda,
banyak yang sakit dan lebih banyak para ustadz (pengajar) namun mereka tidak melakukan
seperti yang dilakukan oleh para hizbiyyun itu, memang persis dengan syaikhnya mereka
Abdurrohman Al-Adniy, ke Fuyus sekan-akan tuan takur, markaz mengadakan jual beli tanah
sebagai usaha untuk pendapatan, dan itu ditiru pula oleh para hizbiyyun semisal mereka yang di
Palembang juga yang di Banyutengah Gresik, Kholiful Hadi diberi dana oleh seseorang yang
dermawan untuk pembebasan tanah namun ternyata tanah tersebut diperjualbelikan kepada
ikhwah yang sudah berkeluarga, begitu pula di Ambon ada seseorang yang memiliki tanah di
kampung Kisar, para hizbiyyun yang bernaung di bawah yayasan Abu Bakr Ash-Shiddiq
kemudian menjual tanah tersebut ke ikhwah dengan harga yang lumayan murah dalam
permeternya namun ternyata tanah sengketa, memang benar-benar hizbiyyun kali ini mata duit.
setelah pekerjaan selesai dilakukan.