Bung Karno pernah menegaskan konsep Trisakti yaitu berkepribadian dalam kebudayaan, berdaulat dalam politik dan berdikari dalam ekonomi.
Salah satu kepribadian bangsa Indonesia dalam kebudayaan yang penting dilestarikan dan diamalkan ialah budaya gotong royong.
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Gotong Royong dan Kerukunan Masyarakat DKI Jakarta
1. Gotong Royong dan Kerukunan
Masyarakat DKI Jakarta
Oleh Musni Umar, Ph.D
Sociologist and Researcher
2. Pengantar
Gotong royong dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti
bekerja bersama-sama, tolong-menolong, bantu-
membantu. Bergotong royong bermakna bersama-sama
mengerjakan atau membuat sesuatu; kegotong royongan yaitu
prihal bergotong royong; cara kerja yang rasional dan efisien.
Sinonim kata gotong royong ialah bantu-membantu, bahu-
membahu,
Sandar-menyandar, gugur gunung, berkolaborasi, kegotong-
royongan.
Mengamalkan apalagi membudayakan gotong royong tidaklah
mudah dalam masyarakat Jakarta yang sudah
sedemikian individualistik, kapitalistik, pragmatik dan hedonistik.
5. Walaupun begitu, harus ada upaya dan usaha yang
sungguh-sungguh untuk mencari jalan keluar supaya
gotong royong tidak tinggal nama.
Pemerintah bersama Masyarakat DKI Jakarta dan
penduduk Indonesia, suka tidak suka dan mau tidak
mau harus tergerak dan terdorong untuk
memperjuangkan supaya tradisi dan budaya luhur
bangsa Indonesia yaitu "gotong royong" yang sudah
mulai layu dan lapuk karena diterpa serbuan budaya
asing, yang seharusnya tidak lapuk karena hujan dan
tidak lekang karena panas, tidak semakin ditinggalkan
oleh masyarakat DKI Jakarta dan bangsa Indonesia.
8. Strategi Pemasyarakatan Gotong Royong
Untuk bisa mempertahankan, menjaga, merawat,
melestarikan, membudayakan, dan mengamalkan gorong
royong, sangat penting dilakukan langkah-langkah strategis:
1. Saatnya diperjuangkan supaya "gotong royong" di buatkan
Perda oleh pemerintah DKI Jakarta dan DPRD DKI Jakarta agar
memiliki landasan hukum yang kuat dalam berusaha
menjaga, memelihara, melestarikan dan mengamalkan
gotong royong.
2. Pada tingkat nasional harus diperjuangkan supaya gotong
royong dibuatkan UU atau Peraturan Presiden. Ini sangat
penting supaya gotong royong memiliki landasan hukum dan
mendapat alokasi anggaran dari APBN dan APBD supaya
dipahami, dibudayakan dan diamalkan.
11. 3. Gotong royong harus terus-menerus dikampanyekan.
Pemerintah dan masyarakat sipil (civil society) harus bersatu
dan bersama-sama mengkampanyekan konsep gotong
royong melalui media elektronik, cetak dan media sosial.
4. Para pemimpin formal dan informal harus memberi contoh
dan teladan dalam mengamalkan gotong royong.
Keteladanan dalam mengamalkan gotong royong sangat perlu
agar masyarakat dapat menyontoh dan meneladani.
5. Gotong royong harus diperkenalkan, dicontohkan dan
dipraktikkan kepada anak usia dini sejak PAUD. Pengenalan
konsep gotong royong kepada anak usia dini sangat perlu.
Ketika mereka sudah besar, gotong royong sudah dipahami,
dihayati dan terbiasa diamalkan.
13. Urgensi Pengamalan Gotong Royong
Pengamalan budaya gotong royong merupakan keniscayaan bagi bangsa
Indonesia.
Bung Karno pernah mengingatkan pentingnya bangsa Indonesia
mempertahankan dan mengamalkan kebudayaan Indonesia warisan dari
nenek moyang yang disebutnya dalam konsep Trisakti yaitu berkepribadian
dalam kebudayaan, berdikari dalam ekonomi, dan berdaulat dalam politik.
Konsep Trisakti masih relevan dan penting di reaktualisasi dan diamalkan
dalam hidup berbangsa dan bernegara. Bangsa Indonesia harus
menghormati warisan budaya bangsa ini yaitu gotong royong, yang
melambangkan kolektivitas masyarakat Indonesia.
Bangsa Indonesia akan kuat, jika bisa terus memelihara dan mengamalkan
gotong royong karena dalam konsep ini terdapat kebersamaan yang
melambangkan senasib dan sepenanggungan, persatuan dan kesatuan
diantara komunitas di dalam masyarakat.
15. Relevansi Gotong Royong dan Kerukunan
Masyarakat yang mengamalkan gotong royong
memiliki ikatan yang kuat diantara komunitasnya,
sehingga pasti terbangun kerukunan.
Setidaknya terdapat lima manfaat daripada
pengamalan konsep gotong royong.
Pertama, ikatan emosional, lahir batin
Kedua, ikatan kebersamaan.
Ketiga, ikatan persaudaraan.
Keempat, ikatan kerjasama yang kuat.
Kelima, ikatan persatuan dan kesatuan.
17. Kalau konsep gotong royong di amalkan di
lingkungan komunitas masyarakat Jakarta, maka
pasti terbangun kerukunan antar keluarga, antar
warga, antar RT, antar RW, antar suku, dan antar
umat beragama.
Maraknya konflik di masyarakat DKI Jakarta dan
masyarakat Indonesia karena budaya luhur bangsa
Indonesia yang diwariskan dari nenek moyang
bangsa ini dicampakkan seperti gotong royong, dan
masyarakat memilih budaya barat, seperti budaya
individualistik yang dikemukakan di atas.
Kerukunan di dalam masyarakat DKI Jakarta pada
khususnya akan terjaga, jika budaya gotong royong
diamalkan dalam hidup sehari-hari.
18. Kesimpulan
Berkepribadian dalam kebudayaan dengan mengamalkan konsep gotong
royong yang pernah di kemukakan Bung karno, sudah saatnya kembali
direnungkan, dihayati dan diamalkan.
Bangsa Indonesia akan kuat dan warga DKI Jakarta pada khususnya akan
mengalami kerukunan, jika gotong royong diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Untuk menanamkan dan menyosialisasikan budaya gotong royong,
sebaiknya di mulai sejak pendidikan anak usia dini (PAUD) . Konsep Gotong
royong sangat perlu diberikan kepada PAUD secara sederhana dan menarik
dalam bentuk bermain tentang “gotong royong” supaya tertanam dan
terhunjam ke dalam perasaan (emosi), fikiran, dan nurani setiap warga DKI
Jakarta dan seluruh bangsa Indonesia.
• Pengamalan budaya gotong royong akan memberi dampak positif bagi
terciptanya kerukunan antar warga, antar kelompok masyarakat, antar suku,
antar umat beragama dan sebagainya karena di dalam konsep gotong
royong ada cinta yang diwujudkan dengan tolong-menolong, bantu-
membantu dan kasih-mengasihi.
• Warga DKI Jakarta dan Indonesia akan damai, tenang dan rukun jika wujud
keadilan sosial dan gotong royong.