2. • Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat
Perkotaaan
• Menurut Abu Ahmadi (1991:230) yang dapat
digunakan untuk membedakan antara desa dan
kota, yaitu:
• Jumlah dan kepadatan penduduk;
• Lingkungan hidup;
• Mata pencaharian;
• Corak kehidupan sosial;
3. • Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat
Perkotaaan
• Menurut Abu Ahmadi (1991:230) yang dapat digunakan
untuk membedakan antara desa dan kota, yaitu:
• Stratifikasi sosial;
• Mobilitas sosial;
• Pola interaksi sosial;
• Solidaritas sosial;
• Kedudukan dan hierarkhi sistem pemerintahan.
4. • Hubungan Antara Desa dan Kota
• Terdapat hubungan erat bersifat ketergantungan dan saling
membutuhkan antara masyarakat desa dan masyarakat kota.
• Kota tergantung dengan desa dalam pemenuhan bahan
pangan, tenaga kerja kasar dalam bidang tertentu.
• Kota menghasilkan keperluan bagi orang desa seperti
sandang, alat dan obat-obatan untuk pertanian dan
kesehatan.
5. • Hubungan Antara Desa dan Kota
• Terdapat hubungan erat bersifat ketergantungan dan saling
membutuhkan antara masyarakat desa dan masyarakat kota.
• Kota menyediakan tenaga dalam bidang jasa yang tidak dapat
dilakukan oleh orang desa misalnya tenaga medis dan kesehatan,
alat transportasi.
• Desa merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan
tertentu di kota, seperti buruh bangunan dalam proyek-proyek
perumahan atau pekerja kasar dalam proyek pembangunan atau
perbaikan jalan (Suwaryo Wangsanegara, 1986 : 6).
6. • Urbanisasi
• proses perpindahnya penduduk desa ke kota. Juga dapat diartikan
proses terjadinya masyarakat perkotaan (Wahyu, 1986 : 142).
Proses tersebut ditandai:
• Terjadinya arus perpindahan penduduk dari desa ke kota.
• Bertambah besarnya jumlah tenaga kerja non agraris di sektor industri (sekunder
dan tersier/jasa).
• Tumbuhnya pemukiman menjadi kota.
• Meluasnya pengaruh kota di daerah pedesaan di bidang ekonomi, sosial,
kebudayaan dan psikologi.
7. • Sebab-sebab utama timbulnya urbanisasi adalah:
• Faktor-faktor pendorong (push faktors) antara lain:
• Timbulnya kemiskinan di pedesaan.
• Adanya golongan penduduk desa (biasanya pemuda'pemudi) ingin
melepaskan dari tekanan adat-istiadat yang ketat.
• Keinginan untuk menambah pengetahuan.
• Kurangnya sarana rekreasi di desa.
• Keinginan untuk mengembangkan kemampuan lain dari bidang
pertanian.
• Kegagalan panen.
• Keinginan untuk menyelamatkan diri dari akibat pertentangan dalam
lingkup nasional.
8. • Faktor-faktor penarik (pull faktors) munculnya urbanisasi antara lain:
• Anggapan di kota lebih mudah mencari pekerjaan.
• Keinginan untuk mengangkat posisi sosial.
• Kota dianggap tempat untuk menghindari dari kontrol
sosial yang ketat.
• Do kota ada kesempatan dan prasarana untuk
mengembangkan usaha non pertanian.
• Kota memberikan kemungkinan yang lebih memadai
untuk pengembangan jiwa/diri
9. • Faktor-faktor penarik (pull faktors) munculnya urbanisasi antara lain:
• Anggapan di kota lebih mudah mencari pekerjaan.
• Keinginan untuk mengangkat posisi sosial.
• Kota dianggap tempat untuk menghindari dari kontrol
sosial yang ketat.
• Do kota ada kesempatan dan prasarana untuk
mengembangkan usaha non pertanian.
• Kota memberikan kemungkinan yang lebih memadai
untuk pengembangan jiwa/diri
10. • Tindakan yang dapat diambil untuk menghadapi masalah urbanisasi
menurut Soewaryo Wangsanegara (1986 : 15) sebagai berikut:
• Lingkup lokal jangka pendek:
• Pembersihan daerah perkampungan kumuh di tengah kota
dengan memindahkan penduduk ke tempat yang telah
dipersiapkan
• Perbaikan kampung kumuh.
• Membuat dan melaksanakan proyek sites and service atau
proyek plotlownship yaitu pemerintah mengembangkan daerah
pemukiman sederhana.
• Memperluas kesempatan kerja.
11. • Tindakan yang dapat diambil untuk menghadapi masalah
urbanisasi menurut Soewaryo Wangsanegara (1986 : 15) adalah
sebagai berikut:
• Lingkup lokal jangka panjang, yakni menyusun master plan (rencana induk)
sebagai rumusan tindakan untuk menjaga agar sejumlah faktor seperti
pembangunan perumahan, lapangan kerja, infrastruktur, tempat rekreasi dan
sebagainya tumbuh secara bersama-sama dan seimbang.
• Lingkup nasional jangka pendek, pemerintah dapat mengatur masalah migrasi
(perpindahan) penduduk dari desa ke kota dengan peraturan perundang-undangan
12. • Tindakan yang dapat diambil untuk menghadapi masalah
urbanisasi menurut Soewaryo Wangsanegara (1986 : 15) adalah
sebagai berikut:
• Lingkup nasional jangka panjang. Dalam pengembangan kota
misalnya dapat direncanakan tindakan sebagai berikut:
• Pemencaran pembangunan dengan membangun kota-kota baru.
• Pembangunan daerah dengan pusat perhatian pada pengembangan kota sedang
dan kota kecil sebagai pusat pengembangan wilayah.
• Mengendalikan industrialiasasi di kota.