SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Download to read offline
9
BUKU
MEMBANGUN
JARINGAN SOSIAL
DAN KEMITRAAN
SERIAL BAHAN BACAAN
BUKU 9
MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN
PENGARAH : Marwan Jafar (Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia)
PENULIS : Idham Arsyad
REVIEWER : Syaiful Huda, Sutoro Eko, Bito Wikantosa, Anwar Sanusi,
Anom Surya Putra, Borni Kurniawan, Wahyudin Kessa, Abdullah Kamil,
Zaini Mustakim, Eko Sri Haryanto
COVER & LAYOUT : Imambang, M. Yakub
Cetakan Pertama, Maret 2015
Diterbitkan oleh :
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,
DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
Jl. Abdul Muis No. 7 Jakarta Pusat 10110
Telp. (021) 3500334
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ~4
(1) 	PENDAHULUAN ~8
(2) 	DASAR BERPIKIR DALAM MEMBANGUN JARINGAN DAN
	KERJASAMA ~12	 	
(3) 		ARAH DAN PRINSIP ~14	
(4)	 LANGKAH-LANGKAH KERJA PEMBANGUNAN JARINGAN SOSIAL
	 DAN KERJASAMA ~16
4 BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN
KATA PENGANTAR
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Republik Indonesia
Kehadiran Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi mempunyai mandat
untuk menjalankan NAWACITA Jokowi-JK, khususnya
NAWACITA Ketiga yaitu “Membangun Indonesia dari
pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa.” Salah
satu agenda besarnya adalah mengawal implementasi UU
No 6/2014 tentang Desa secara sistematis, konsisten dan
berkelanjutandenganfasilitasi,supervisidanpendampingan.
Pendampingan desa itu bukan hanya sekedar menjalankan
amanat UU Desa, tetapi juga modalitas penting untuk
mengawal perubahan desa untuk mewujudkan desa yang
mandiri dan inovatif. Harapan kami, dari hari ke hari
5BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN
desa inovatif semakin tumbuh berkembang dengan baik,
antara lain karena pendampingan, baik yang dilakukan
oleh institusi pemerintah, perguruan tinggi, perusahaan
maupun Lembaga Swadaya Masyarakat.
Sebagai Kementerian baru, Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi berkomitmen meninggalkan cara lama dan
memulaicarabarudalampendampingandesa.Pendampingan
desa bukanlah mendampingi pelaksanaan proyek yang
masuk ke desa, bukan pula mendampingi dan mengawasai
penggunaan Dana Desa, tetapi melakukan pendampingan
secara utuh terhadap desa. Pendampingan secara prinsipil
berbeda dengan pembinaan. Dalam pembinaan, antara
pembina dan yang dibina, mempunyai hubungan yang
hirarkhis; bahwa pengetahuan dan kebenaran mengalir satu
arah dari atas ke bawah. Sebaliknya dalam pendampingan,
para pendamping berdiri setara dengan yang didampingi
(stand side by side). Misi besar pendampingan desa adalah
memberdayakan desa sebagai self governing community
yang maju, kuat, mandiri dan demokratis. Kegiatan
pendampingan membentang mulai dari pengembangan
kapasitas pemerintahan, mengorganisir dan membangun
kesadaran kritis warga masyarakat, memperkuat organisasi-
organisasi warga, memfasilitasi pembangunan partisipatif,
memfasilitasi dan memperkuat musyawarah desa sebagai
arena demokrasi dan akuntabilitas lokal, merajut jejaring
dan kerjasama desa, hingga mengisi ruang-ruang kosong di
antara pemerintah dan masyarakat. Intinya pendampingan
desa ini adalah dalam rangka menciptakan suatu frekuensi
6 BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN
dan kimiawi yang sama antara pendamping dengan yang
didampingi.
Untuk menyelenggarakan pendampingan desa, kami
telah menyiapkan banyak bekal untuk para pendamping,
mulai dari pendamping nasional hingga pendamping desa
yang menjadi ujung depan-dekat dengan desa. Meskipun
para pendamping berdiri di samping desa secara egaliter,
tetapi mereka harus lebih siap dan lebih dahulu memiliki
pengetahuan tentang desa, yang bersumber dari UU No.
6/2014 tentang Desa. Salah satu bekal penting adalah
buku-buku bacaan yang harus dibaca dan dihayati oleh
para pendamping. Buku yang bertitel “MEMBANGUN
JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN” ini adalah
buku yang dapat dibaca dan dihayati oleh para pendamping
untuk mendampingi proses Musyawarah Desa tentang
Pendirian dan Pembentukan BUM Desa, sebagai instrumen
demokratisasi Desa yang mengiringi Tradisi Berdesa (hidup
bermasyarakat dan bernegara di Desa).
Tantangan lainnya bagi pendamping adalah melakukan
transformasi hasil implementasi kebijakan usaha ekonomi
Desa selama ini ke dalam praksis Kewenangan Lokal
Berskala Desa, baik pada basis lokus Desa maupun Kawasan
Perdesaan.UPKPNPM-MandiriPerdesaanmerupakansalah
satu agenda pendirian/pembentukan BUM Desa Bersama
pada basis lokus Kawasan Perdesaan (“Membangun Desa”),
sedangkan BKD (Bank Kredit Desa) menghadapi persoalan
transformasi dari bentuk BPR menuju LKM (Lembaga
7BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN
Keuangan Mikro) yang berpeluang menjadi Unit Usaha
BUM Desa yang berbadan hukum.
Semoga hadirnya buku ini akan memberikan
kontribusi yang signifikan dalam rangka melaksanakan
visi pemberdayaan desa untuk menjadi desa yang kuat,
mandiri, dan demokratis. Terakhir, kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada tim yang telah
mempersiapkan bahan pendampingan ini. Tentunya,
ditengah keterbatasan hadirnya buku ini masih banyak
ditemukan banyak kelemahan dan akan disempurnakan
pada waktu yang akan datang.
Jakarta, Maret 2015
Marwan Jafar
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi RI
8 BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN
(1)
PENDAHULUAN
Jaringan sosial (social network) adalah kumpulan
individu atau kelompok yang terikat oleh kepentingan dan/
atau tujuan yang sama. Membangun jaringan sosial dan
mengembangkan kerjasama merupakan agenda penting
dan strategis yang harus dipahami dengan baik oleh para
pendamping desa. Pehahaman yang baik terhadap jaringan
sosial yang terbangun di pedesaan selama ini, akan sangat
membantu proses-proses pendampingan yang dilakukan
di tingkat masyarakat desa. Mulai dari proses perencanaan
pembangunan sampai pada kegiatan pemberdayaan
masyarakat desa.
Jaringan sosial (social network) di pedesaan menjadi
salah satu modal sosial (social capital) yang menjadi
penopang keberadaan masyarakat pedesaan. Jaringan
sosial ini terbangun melalui hubungan-hubungan sosial
kemasyarakatan yang bersifat formal maupun informal.
Setiap warga dari suatu masyarakat di pedesaan dipastikan
secara alamiah akan melakukan hubungan-hubungan sosial
yang kongkrit hingga terbentuk suatu kelompok sosial, baik
berdasarkan ikatan atas dasar kepentingan ekonomi, politik
maupun budaya/kepercayaan.
9BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN
Salah satu hal mendasar yang harus dipahami dari
hubungan sosial yang melahirkan jaringan sosial karena
setiap orang mempunyai akses yang berbeda terhadap
sumber daya yang bernilai, seperti akses terhadap sumber
daya alam, informasi atau kekuasaan. Artinya bahwa dengan
memahami jaringan sosial di pedesaan akan memudahkan
bagi pendamping desa dalam membangun jaringan sosial
baru untuk kepentingan implementasi UU Desa, serta
memudahkan untuk mengembangkan kerjasama.
Karenanya, salah satu tugas dan peran penting dari
pendampingdesaadalahmembantudesadalammembentuk
dan memanfaatkan jaringan sosial serta mengembangkan
kerjasama, baik kerjasama antar desa maupun dengan pihak
ketiga guna mewujudkan tujuan dari pembangunan desa,
sebagaimana dinyatakan dalam UU Desa, khususnya tujuan
yangberkaitandengan:a)Mendorongprakarsa,gerakan,dan
partisipasi masyarakat desa untuk pengembangan potensi
dan aset desa guna kesejahteraan bersama; b) Meningkatkan
ketahanan sosial sebagai bagian dari ketahanan nasional; c)
memajukan perekonomian masyarakat desa serta mengatasi
kesenjangan pembangunan nasional, dan d) memperkuat
masyarakat desa sebagai subjek pembangunan.
Selama ini, proses pembangunan dan pola pemberdayaan
desa umumnya menciptakan ketergantungan. Sehingga
desa tidak tumbuh menjadi desa yang mandiri dalam
mengurus dan mengelola sumber daya dan potensi yang
dimilikinya, termasuk jaringan sosial yang telah tumbuh dan
berkembang di desa. Kekuatan dari potensi jaringan sosial,
10 BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN
seperti semangat kegotong-royongan dan kepercayaan
(trust) belum dapat dioptimalkan untuk mengatasi berbagai
persoalan yang dihadapi desa.
Tujuan yang hendak dicapai dengan membentuk dan
memanfaatkan jaringan sosial di pedesaan adalah untuk
mengatasi persoalan yang dihadapi masyarakat desa,
seperti : terbatasnya peluang kerja, struktur sumber daya
ekonomi yang kurang beragam, keterbatasan pendidikan,
keterampilan, peralatan dan modal. Sejumlah keterbatasan-
keterbataan tersebut di atas sejatinya dengan pembentukan
dan pemanfaatan jaringan sosial merupakan strategi
adaptasi yang paling efektif dan utama.
Seiring dengan lahirnya UU Desa yang memberi ruang
bagi berkembangnya demokratisasi ekonomi dan politik di
pedesaan, serta memberi kewenangan yang seluas-luasnya
bagi pemerintah desa dalam melakukan pembangunan desa
dan pemberdayaan masyarakat desa, maka kecenderungan
pihak luar untuk terlibat dalam proses partisipasi dalam
membangun desa sangat tinggi. Dalam konteks inilah, maka
meningkatkan kerjasama dengan pihak ketiga menjadi salah
peluang besar yang harus dimanfaatkan oleh desa. Peran
pendamping desa dalam memfasilitasi proses kerjasama
antar desa atau dengan pihak ketiga sangat vital agar
kerjasama tersebut didasari pada tujuan memandirikan
desa.
Secara normatif, kerjasama antar desa maupun
kerjasama dengan pihak ketiga telah diatur dalam UU Desa
No.6 tahun 2014. Desa dapat mengembangkan kerjasama
11BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN
meliputi; pengembangan usaha bersama yang dimiliki oleh
desa untuk mencapai nilai ekonomi yang berdaya saing,
kegiatan kemasyarakatan, pelayanan, pembangunan dan
pemberdayaan desa, dan kerjasama juga dapat dilakukan
di bidang keamana dan ketertiban di desa. Prinsipnya
kerjasama dikembangkan untuk memanfaatkan potensi
desa dan mengatasi kekurangan dari sumber daya alama
dan sumber daya manusia di desa untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat desa. Kerjasama ini harus
dilakukan dalam prinsip saling menguntungkan dan
memandirikan masing-masing desa.
12 BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN
(2)
DASAR BERPIKIR DALAM
MEMBANGUN JARINGAN DAN
KERJASAMA
Pijakan berpikir yang mendasari perlunya membangun
jaringan sosial dan kerjasama dalam melakukan
pembangunan desa dan pemberdayaan desa, antara lain :
Pertama, pengembangan jaringan sosial dan kerjasama
di pedesaan diformulasikan untuk mewujudkan desa yang
mandiri dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, seperti :
pangan, energi, pendidikan dan kesehatan. Kemandirian
desa tidak berarti desa terlepas kesaling-ketergantungannya
dengan desa yang lain, melainkan terjadi “net-benefit” yang
dihasilkan dari pertukaran antara desa.
Kedua,pengembangan potensi jaringan sosial di wilayah
pedesaan ditekankan pada aspek keberlanjutan, yakni :
1) Keberlanjutan ekologi, dimana pemanfaatan sumber
daya alam dilakukan dengan tidak merusak lingkungan
dan senangtiasa memperhatikan daya dukung ekologinya.
2) Keberlanjutan sosial ekonomi yang mengacu pada
kesejahteraan masyarakat pedesaan. 3) Keberlanjutan
komunitas masyarakat pedesaan yang mengacu pada
terjaminnya peran masyarakat dalam pembangunan, dan
13BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN
jaminan akses komunitas pada sumber daya alam, dan
4) keberlanjutan institusi yakni yang mencakup institusi
politik, institusi sosial-ekonomi dan institusi pengelola
sumber daya. (Arif Satria; 2011).
Ketiga,pengembangan kerjasama dengan pihak ketiga
hendaknya tidak membuat desa mengalami ketergantungan
baru. Dalam hal ini, tiga aktor yang bisa terlibat dalam proses
kerjasama, yakni: a) Masyarakat desa dengan kekuatan
kelembagaan sosial dan ekonomi yang dimilikinya serta
kemampuan mengelola sumberdaya yang berkelanjutan;
b) Pengusaha atau swasta yang mengembangkan usaha
berbasis pedesaan serta untuk mengatasi keterbatasan
sumber daya yang dimiliki oleh desa, dan c) pemerintah
yang berfungsi untuk memberikan penguatan kelembagaan
sosial ekonomi kepada desa dan jaminan keamanan dan
legal kepada pengusaha/swasta.
Keempat, pendamping desa harus mampu
mengidentifikasi dan menjahit seluruh kekuatan ekonomi
dan politik di wilayah pedesaan untuk terlibat dalam proses
pembangunan dan pemberdayaan. Jaringan sosial pada
dasarnya mitra strategis desa yang harus senangtiasa dijaga
dan dikembangkan untuk memajukan pembangunan di
desa.
14 BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN
(3)
ARAH DAN PRINSIP
Membentuk jaringan sosial dan mengembangkan
kerjasama mempunyai arah, sebagai berikut :
1)	 Untuk mewujudkan desa yang mandiri dalam memenuhi
kebutuhan dasar, seperti pangan, energi, kesehatan,
pendidikan, air bersih, dsb.
2)	 Untuk membangun dan menumbuhkan semangat
kolektivitas, kegotongroyongan dan trust building dari
kelompok-kelompok sosial di masyarakat desa.
3)	 Desa mempunyai perencanaan pembangunan desa
dan strategi pemberdayaan masyarakat desa yang
mencakup : potensi, rencana strategis, perencanaan
ruang, perencanaan pengelolaan dan pemanfaatan dan
strategi aksi yang menjadi dasar dalam mengembangkan
kerjasama antar desa maupun dengan pihak ketiga.
4)	 Agar desa mempunyai badan kerjasama antar desa yang
dihasilkan melalui musyawarah desa.
5)	 Agar berkembang aktivitas ekonomi berbasis pedesaan
yang mampu bersaing dalam pasar lokal, regional dan
global serta dapat diandalkan dalam meningkatkan
kualitas hidup masyarakat secara berkelanjutan
15BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN
Adapun prinsip-prinsip dalam membangun jaringan
sosial dan kerjasama, sebagai berikut:
1.	 Pendamping harus meyakini, mengakui dan menghargai
bahwa setiap individu/lembaga memiliki potensi yang
merupakan modal dasar dalam merealisasikan visi
pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat
desa.
2.	 Modal dasar tersebut perlu dikembangkan dan
ditingkatkan mutunya, serta dipadukan lewat proses
dialog dan musyawarah dalam wadah jaringan.
3.	 Musyawarah dan dialog adalah roh dari pendampingan
desa.
4.	 Pendamping desa meyakini potensi jaringan sosial yang
peduli terhadap masalah pedesaan, memiliki fungsi
penting dan strategis, sehingga selalu menjadi pusat
perhatian pendamping desa.
5.	 Pendamping desa harus senangtiasa menciptakan
peluang dengan mengembangkan sistem dan
mekanisme, agar potensi jaringan sosial yang terbentuk
senangtiasa terlibat dalam proses pembangunan desa
dan pemberdayaan masyarakat desa.
16 BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN
(4)
LANGKAH-LANGKAH KERJA
PEMBANGUNAN JARINGAN SOSIAL
DAN KERJASAMA
Langkah-langkah kerja yang perlu dilakukan oleh
pendamping desa dalam membangun dan mengembangkan
jaringan sosial, antara lain :
1.	 Membantu aparat pemerintahan desa dalam
mengidentifikasi kelompok-kelompok sosial dan potensi
perannya masing-masing dalam proses pembangunan
dan pemberdayaan desa.
NO KELOMPOK SOSIAL POTENSI PERAN
1
Organisasi Tani Lokal (OTL) 	Terlibat dalam proses perencanaan
pembangunan desa dan pemberdayaan
masyarakat petani
	Menjadi kelompok penerima manfaat
pembangunan
	Mengutus perwakilannya dalam Badan
Musyawarah Desa
	Terlibat dalam proses musyawarah desa
	Terlibat dalam pembahasan peraturan desa
17BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN
2
Kelompok Nelayan 	Terlibat dalam proses perencanaan
pembangunan desa dan pemberdayaan
masyarakat nelayan
	Menjadi kelompok penerima manfaat
pembangunan
	Mengutus perwakilannya dalam Badan
Musyawarah Desa
	Terlibat dalam proses musyawarah desa
	Terlibat dalam pembahasan peraturan desa
3
Organisasi Masyarakat Adat 	Terlibat dalam proses perencanaan
pembangunan desa dan pemberdayaan
masyarakat adat
	Menjadi kelompok penerima manfaat
pembangunan
	Mengutus perwakilannya dalam Badan
Musyawarah Desa
	Terlibat dalam proses musyawarah desa
	Terlibat dalam pembahasan peraturan desa
adat
4
Organisasi Keagamaan 	Terlibat dalam proses perencanaan
pembangunan desa dan pemberdayaan
masyarakat adat
	Menjadi kelompok penerima manfaat
pembangunan
	Mengutus perwakilannya dalam Badan
Musyawarah Desa
	Terlibat dalam proses musyawarah desa
	Terlibat dalam pembahasan peraturan desa
adat
5
Organisasi Perempuan 	Terlibat dalam proses perencanaan
pembangunan desa dan pemberdayaan
	Menjadi kelompok penerima manfaat
pembangunan
	Mengutus perwakilannya dalam Badan
Musyawarah Desa
	Terlibat dalam proses musyawarah desa
	Terlibat dalam pembahasan peraturan desa
18 BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN
6
Organisasi Kepemudaan 	Terlibat dalam proses perencanaan
pembangunan desa dan pemberdayaan
masyarakat adat
	Menjadi kelompok penerima manfaat
pembangunan
	Mengutus perwakilannya dalam Badan
Musyawarah Desa
	Terlibat dalam proses musyawarah desa
	Terlibat dalam pembahasan peraturan desa
7
NGO 	Membangun kerjasama dalam program
ekonomi di pedesaan
	Membantu desa dalam proses
pemberdayaan masyarakat desa
		
Box 1 : Panduan pertanyaan terkait dengan identifikasi jaringan sosial1
1	 Diadopsi dari Panduan Merebut Desa (draft) yang disusun oleh oleh R.Yando
Zakaria dan Paramita Iswari.
	 Siapa atau kelompok mana yang selalu terlibat membantu
kegiatan di pedesaan? Mengapa mereka selalu terlibat? Apa
manfaat langsung/tidak langsung kegiatan tersebut bagi
kelompok?
	 Apakah ada kesamaan yang mengikat para anggota jaringan
itu, misalnya satu keluarga atau kerabat, tetangga, atau
mata pencaharian atau lainnya? Apakah orang-orang itu
juga membentuk jaringan untuk menanggulangi hal-hal yang
lainnya juga, atau hanya untuk peristiwa yang diuraikan itu?
Jika untuk hal-hal lain juga, hal-hal apakah itu? Mengapa bisa
menjalar ke hal-hal lain, atau sebaliknya?
19BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN
2.	 Melakukan pendekatan ke kelompok-kelompok sosial di
pedesaandenganmembangundialogyangbaik.Menurut
Paulo Preire, dialog pada dasarnya adalah interaksi
manusia melalui kata dengan tujuan memberi makna
terhadap realitas kehidupan/dunia. Dialog memiliki
dua dimensi, yakni refleksi dan aksi. Dialog yang tidak
disertai dengan refleksi yang terjadi hanya aktivisme
dan dialog tanpa aksi yang terjadi hanya verbalisme.
Karenanya dialog yang dilakukan oleh pendamping
dengan kelompok sosial di pedesaan dalam kerangka
mengubah realitas pedesaan yang tidak mandiri dan
tidak berdaya menjadi mandiri dan berdaya. Dialog
merupakan inti dari musyawarah dengan komunitas
pedesaan. Musyawarah yang dilakukan dengan dasar-
dasar dialog yang benar, maka akan menghasilkan
keputusan dan kesepakatan yang benar-benar
	 Apa hubungan kelompok atau jaringan ini dengan jaringan atau
kelompok lain (bersaing, saling mendukung, tidak ada kaitan
sama sekali)? Apa alasan atau latar belakang perhubungan
yang demikian?
	 Apa pula hubungan jaringan atau kelompok ini dengan
pemerintah desa? Apakah pemerintah memberikan dukungan
nyata, pasif atau malah menghambat? Mengapa?
	 Sejak kapan jaringan ini muncul? Bagaimana riwayat
kemunculannya, atau perubahannya dari jaringan
sebelumnya? Apakah lingkup kegiatan atau keanggotaannya
saat ini mengalami perubahan dari sebelumnya? Sejak kapan
perubahan berlangsung? Mengapa?
20 BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN
memecahkan masalah dan juga memenuhi kebutuhan
bersama.
Dalam membangun dialog dengan kelompok-kelompok
sosial di pedesaan, maka pendamping desa harus memiliki
sikap dasar2
, sebagai berikut :
a)	 Dalam berkomunikasi, pendamping harus sikap
menghargai hak-hak dari lawan komunikasi, bukan
saling meniadakan. Karena komunikasi yang
saling meniadakan maka sebenarnya tidak terjadi
komunikasi, melainkan hanya pembicaraan yang
verbalis. Sehingga tujuan dari komunikasi tidak akan
tercapai.
b)	 Pendamping harus memiliki kepekaan terhadap
realitas yang dihadapi oleh kelompok sosial,
karena kepekaan ini akan membantu pendamping
menemukan kemampuan dasar dari kelompok sosial
tersebut.
c)	 Dalam berkomunikasi, pendamping harus memiliki
kerendahan hati, yaitu kemauan yang tinggi untuk
belajar dari orang lain. Kerendahan hati dapat
memperlakukan orang dengan setara, dan memberi
keyakinan bahwa setiap orang mempunyai potensi
sebagai sumber belajar.
d)	 Pendamping harus menyadari bahwa dirinya
2	 Diadopsi dari tulisan Yuni Suwarto, dalam buku Refleksi LSM; Tetes Pikiran dan
Renungan Sekretariat Bina Desa, 1998.
21BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN
dan lawan komunikasinya harus saling memberi
kepercayaan bahwa manusia pada dasarnya
diciptakan sebagai subjek dan bukan objek. Karena
manusia mempunyai tanggungjawab mengelola alam
semesta untuk kesejahteraan sendiri.
e)	 Pendamping harus menyadari bahwa komunikasi
harus selalu didasari oleh kasih sayang terhadap
sesamanya dan alam semesta. Keberanian terlibat
dalam kegiatan dengan orang lain dan menghasilkan
tindakan untuk mencapai kebebasan, kerendahan
hati, kepercayaan dan kasih sayang dapat
menciptakan semangat percaya diri.
f)	 Pendampingharusmemilikisikapmaumendengarkan
orang lain dan memehami diri sendiri, sikap ini dapat
menjadikan rasa optimisme.
g)	 Pendamping harus menyadari bahwa komunikasi
dibangunkarenamerasamemilikikesamaanmasalah,
kepentingan dan kebutuhan. Sehingga pendamping
dan kelompok sosial dalam posisi yang setara (equal)
dan dilakukan dengan ikhlas tanpa pamrih, hanya
semata-mata untuk mengubah realitas atau masalah
menjadi kepentingan praktis dan kebutuhan strategis
yang diharapkan.
22 BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN
3.	 Mengajak dan melibatkan kelompok-kelompok sosial
dalam pertemuan yang diinisiasi oleh desa. Pertemuan
ini menjadi ruang bagi setiap kelompok sosial untuk
berbagi pengalaman dan pemikiran terkait dengan
pembangunan dan pemberdayaan desa dalam suatu
dialog yang bebas. Bahkan jika diperlukan suatu
musyawarah memungkinkan menumbuhkan satu
jaringan kerja.
4.	 Menyusun rencana kerja dan program bersama yang
didasarkan atas kemampuan dan potensi masing-
masing kelompok sosial.
Contoh Matriks : Daftar rencana kerja dan bentuk keterlibatan
No Kegiatan Kelompok Sosial Yang
Terlibat
Bentuk Keterlibatan
*)
1 2 3 4
Keterangan :
*) Bentuk keterlibatan, dalam hal ini :
1. Kehadiran; 2. Gagasan/Pengetahuan; 3) Pengambilan Keputusan; 4) Dll.
5.	 Melakukan diskusi aksi-refleksi. Diskusi aksi-refleksi
ini diperlukan untuk mengevaluasi efektivitas dan
sinergisitas dari jaringan sosial yang terbentuk.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh pendamping
desa dalam mengembangkan kerjasama, antara lain :
1.	 Pendamping desa membantu pemerintah desa dalam
mengidentifikasi potensi sumber daya alam dan sumber
23BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN
daya manusia di desa. Analisis terhadap potensi ini
menjadi modal dasar dalam membangun kerjasama
dengan pihak luar desa.
Box 2 : Panduan Pertanyaan bagi Pendamping dalam
mengidentifikasi sumber daya pedesaan
1.	 Sumber daya alam apa saja yang tersedia di desa?
2.	 Bagaimana sumber daya alam itu digunakan? Untuk tujuan apa
saja sumber daya tersebut digunakan?
3.	 Siapa yang menggunakan sumber daya tersebut? Sejak kapan?
4.	 Apa dasar hak yang digunakan pengguna sumber daya tersebut?
5.	 Apakah ada aturan dalam penggunaan sumber daya tersebut?
Bagaimana aturan tersebut diikuti oleh warga desa?
6.	 Adakah konflik dalam penggunaan sumber daya tersebut? Siapa
yang terlibat dalam konflik tersebut?
7.	 Apakah ada usaha yang dilakukan dalam menyelesaikan konflik
penggunaan atas sumber daya tersebut?
24 BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN
Contoh Matriks : Daftar Sumber Daya dan Penggunaannya
Lokasi Jenis SDA Penggunaannya Luas Kondisi
Contoh Matriks : Sumber Daya Alam, Penggunaannya dan Dasar Haknya
Jenis SDA di Dusun Penggunaannya Dasar/Jenis Hak
Hutan
Air
Perkebunan
Dsb
2.	 Pendamping desa bersama-sama dengan pemerintah
desa mengidentifikasi pihak-pihak luar yang
memungkinkan bekerjasama dengan desa. Identifikasi
ini lebih ditekankan kesesuaian keperluan desa setelah
menganalisis potensi, kekuatan dan kelemahan sumber
daya yang dimiliki oleh desa.
3.	 Pendamping desa bersama-sama dengan pemerintah
desa menganalisis dan menentukan jenis-jenis kegiatan
dan program-program yang perlu dikerjasamakan
dengan pihak luar dalam kerangka peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan peningkatan rasa aman
warga desa.
25BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN
4.	 Pendamping desa memfasilitasi proses musyawarah
untuk merumuskan peraturan desa yang berkaitan
dengan kerjasama antar desa atau dengan pihak ketiga.
5.	 Pendamping desa memfasilitasi musyawarah antar desa
untuk membahas kerjasama antar desa yang mencakup
soal :
	 Pembentukan lembaga antar desa;
	 Pelaksanaan program pemerintah dan pemerintah
daerah yang dapat dilaksanakan melalui skema
kerjasama antar desa;
	 Perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan program
pembangunan antar desa;
	 Pengalokasian anggaran untuk pembangunan desa,
antar desa dan kawasan perdesaan;
	 Masukan terhadap program pemerintah daerah
tempat desa tersebut berada;
	 Kegiatan lainnya yang dapat diselenggarakan
kerjasama antar desa.
6.	 Pendamping desa menfasilitasi proses musyawarah
“aksi-refleksi” untuk melihat perkembangan dari
kerjasama antar desa dan pihak ketiga serta kinerja dari
badan kerjasama antar desa.
26 BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN
Matriks : Tahapan Fasilitasi Pembentukan dan Penataan
Badan Kerjasama Antar Desa
1.	 Sosialisi dalam Forum Musyawarah Antar Desa, yang
dibahas dalam forum sosialisasi ini, antara lain : a) Sosialisasi
perlunya melakukan kerjasama; b) Identifikasi kelengkapan
dokumen pembentukan orgnisasi Kerjasama Antar Desa
dan pembentukan BKAD adan Kerjasama Antar Desa dan
dokumen aturan dasar organisasi antar desa; c) Menyepakati
kesepakatan untuk melakukan review proses dan penataan
legalitas dan dokumen administrasi Kerjasama Antar Desa
melalui Pembentukan Badan Kerjasama Antar Desa dan unit-
unit kerja Badan Kerjasama Antar Desa; d) Menyusun RKTL
tahapan penataan kelembagaan BKAD dan menyepakati
jadwal Musyawarah Desa untuk menjelaskan rencana
dilakukannya kerjasama antar desa.
2.	 Musyawarah Desa Persetujuan Kerjasama Antar Desa, yang
dibahas dalam forum ini, antara lain : a) Sosialisasi tujuan,
manfaat dan mekanisme pelaksanaan Kerjasama Antar
Desa; b) Pandangan umum peserta musyawarah terhadap
rencana kerjasama antar desa; c) Pernyataan persetujuan
peserta musyawarah untuk melakukan kerjasama antar desa;
d) Menetapkan bidang-bidang kegiatan apa saja yang akan
menjadi kegiatan Kerjasama Antar Desa, serta sumberdaya
apa saja yang akan dikerjasamakan pengelolaannya melalui
Kerjasama Antar Desa, dan e) Penetapan Calon pengurus
Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD).
3.	 Penyusunan Rancangan Perdes,kepala desa bersama tim
menyusun rencana peraturan desa tentang kerjasama antar
desa untuk disahkan dalam musyawarah desa dengan badan
permusyawaratan desa.
27BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN
4.	 Penetapan Perdes tentang Kerjasama Antar Desa,Penetapan
Peraturan Desa tentang Kerjasama Desa dilakukan oleh kepala
desa setelah diterbitkan persetujuan oleh BPD. Mengacu
pada ketentuan pasal 69 ayat (11) Undang-Undang nomor
6 Tahun 2014 Tentang Desa Peraturan Desa diundangkan
dalam Berita Desa dan Lembaran Desa oleh sekretaris Desa.
5.	 Penetapan Surat Keputusan Kepala Desa tentang Pengurus
Badan Kerjasama Antar Desa, setelah terbit peraturan desa,
maka kepada desa segera menetapkan susunan pengurus
BKAD.
6.	 Penyiapan Dokumen antar Desa.Dokumen ini disiapan oleh
tim kecil yang merupakan perwakilan dari BKAD yang dibantu
oleh pendamping desa. Dokumen yang disiapkan terdiri dari :
a) Rancangan Surat Keputusan Bersama Kepala Desa, untuk
melakukan Kerjasama Antar Desa dengan mendirikan BKAD;
b) Rancangan Peraturan Bersama Kepala Desa Tentang
Badan Kerjasama Antar Desa; c) Rancangan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga BKAD, dan d) Rancangan SOP
unit-unit kerja BKAD.
7.	 Seleksi Calon Pengurus Harian BKAD.Seleksi dilakukan oleh
Tim Seleksi yang dibentuk oleh Kepala Desa. Tujuan seleksi
adalah untuk memastikan agar sumberdaya manusia yang
akan diplih menjadi pengurus harian BKAD memiliki kapasitas
dan kompetensi sesuai kriteria yang dibutuhkan.
8.	 Perumusan Rencana Strategis Kegiatan BKAD.  Rencana
strategis Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) adalah
sebuah dokumen tertulis yang memuat arah kebijakan
pelaksanaan kerjasama antar desa melalui BKAD selama
masa kepengurusan.
Rencana strategis dibuat melalui sebuah proses perencanaan
yang dirancang agar BKAD mampu menjawab pertanyaan
mendasar mencakup :
28 BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN
a) Mengapa BKAD itu didirikan? Yakni kondisi-kondisi yang
menjadi hal yang melatar belakangi berdirinya organisasi
BKAD; b) Apa yang dilakukan BKAD? Adalah isu besar yang
dapat dilakukan BKAD untuk menyikapi persoalan yang akan
dihadapinya atau bagaimana positioning BKAD terhadap
persoalan yang dirumuskan dalam analisa; c) Kearah mana
BKAD akan dibawa? Artinya mimpi besar apa yang ingin
dicapai BKAD terkait dengan objek dan isu yang menjadi
ruang lingkup penanganan serta urusan strategis yang akan
dilakukan oleh BKAD; d) Bagaimana cara mencapai tujuan
BKAD? Hal ini mencakup pokok-pokok program dan unsur
kelembagaan pendukung untuk meraih mimpi besar yang
telah dirumuskan bersama.
Rencana strategis BKAD setidaknya memuat tiga hal penting
yaitu :
a)	 Arah Organisasi (Visi dan Misi) , program jangka panjang,
dan program jangka pendek atau lingkup kerjasama
dengan pihak lain yang sesuai dengan Visi dan Misi
BKAD;
b)	 Manajemen organisasi dan sumberdaya manusia meliputi
perencanaan dan pengembangan unit pendukung
organisasi, penguatan kapasitas dan mekanisme
pengisian personil kelembagaan pendukung BKAD;
c)	 Manajemen keuangan, meliputi perencanaan keuangan,
pengelolaan keuangan, dan penggalangan sumber-
sumber dana untuk membiayai keberlangsungan
lembaga BKAD.

More Related Content

What's hot

Buku 1-kewenangan-desa-dan-regulasi-desa
Buku 1-kewenangan-desa-dan-regulasi-desaBuku 1-kewenangan-desa-dan-regulasi-desa
Buku 1-kewenangan-desa-dan-regulasi-desaelyouth
 
Buku 5 Desa mandiri desa membangun
Buku 5 Desa mandiri desa membangunBuku 5 Desa mandiri desa membangun
Buku 5 Desa mandiri desa membangunAgus hariyanto
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)Operator Warnet Vast Raha
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaPeranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaOperator Warnet Vast Raha
 
Konsep desa-mandiri
Konsep desa-mandiriKonsep desa-mandiri
Konsep desa-mandirisofwan23
 
Buku 7-bdan-usaha-milik-desa
Buku 7-bdan-usaha-milik-desaBuku 7-bdan-usaha-milik-desa
Buku 7-bdan-usaha-milik-desarastilah iyas
 
Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan...
Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan...Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan...
Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan...Operator Warnet Vast Raha
 
Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan dengan baik
Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan dengan baikPeran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan dengan baik
Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan dengan baikOperator Warnet Vast Raha
 
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desaKebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desaRooy John
 
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desaPemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desariyanto apri
 
Pemimpin Mempersiapkan Pelaksanaan UU Desa
Pemimpin Mempersiapkan Pelaksanaan UU DesaPemimpin Mempersiapkan Pelaksanaan UU Desa
Pemimpin Mempersiapkan Pelaksanaan UU Desagunawankusumo
 
Konsep desa lestari, penabulu alliance 2015
Konsep desa lestari, penabulu alliance 2015Konsep desa lestari, penabulu alliance 2015
Konsep desa lestari, penabulu alliance 2015keuangandesa
 
Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan melalui program nasional pem...
Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan melalui program nasional pem...Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan melalui program nasional pem...
Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan melalui program nasional pem...Operator Warnet Vast Raha
 
Buku Seri Rancang Bangun Bisnis BUM Desa
Buku Seri Rancang Bangun Bisnis BUM DesaBuku Seri Rancang Bangun Bisnis BUM Desa
Buku Seri Rancang Bangun Bisnis BUM DesaBobby Denil Lesmana
 
Fungsi badan permusyawaratan desa dalam penyelenggaraan pemerintahan di desa
Fungsi badan permusyawaratan desa dalam penyelenggaraan pemerintahan di desaFungsi badan permusyawaratan desa dalam penyelenggaraan pemerintahan di desa
Fungsi badan permusyawaratan desa dalam penyelenggaraan pemerintahan di desaOperator Warnet Vast Raha
 

What's hot (15)

Buku 1-kewenangan-desa-dan-regulasi-desa
Buku 1-kewenangan-desa-dan-regulasi-desaBuku 1-kewenangan-desa-dan-regulasi-desa
Buku 1-kewenangan-desa-dan-regulasi-desa
 
Buku 5 Desa mandiri desa membangun
Buku 5 Desa mandiri desa membangunBuku 5 Desa mandiri desa membangun
Buku 5 Desa mandiri desa membangun
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaPeranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
 
Konsep desa-mandiri
Konsep desa-mandiriKonsep desa-mandiri
Konsep desa-mandiri
 
Buku 7-bdan-usaha-milik-desa
Buku 7-bdan-usaha-milik-desaBuku 7-bdan-usaha-milik-desa
Buku 7-bdan-usaha-milik-desa
 
Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan...
Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan...Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan...
Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan...
 
Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan dengan baik
Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan dengan baikPeran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan dengan baik
Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan dengan baik
 
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desaKebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
 
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desaPemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
 
Pemimpin Mempersiapkan Pelaksanaan UU Desa
Pemimpin Mempersiapkan Pelaksanaan UU DesaPemimpin Mempersiapkan Pelaksanaan UU Desa
Pemimpin Mempersiapkan Pelaksanaan UU Desa
 
Konsep desa lestari, penabulu alliance 2015
Konsep desa lestari, penabulu alliance 2015Konsep desa lestari, penabulu alliance 2015
Konsep desa lestari, penabulu alliance 2015
 
Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan melalui program nasional pem...
Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan melalui program nasional pem...Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan melalui program nasional pem...
Peran kepala desa dalam meningkatkan pembangunan melalui program nasional pem...
 
Buku Seri Rancang Bangun Bisnis BUM Desa
Buku Seri Rancang Bangun Bisnis BUM DesaBuku Seri Rancang Bangun Bisnis BUM Desa
Buku Seri Rancang Bangun Bisnis BUM Desa
 
Fungsi badan permusyawaratan desa dalam penyelenggaraan pemerintahan di desa
Fungsi badan permusyawaratan desa dalam penyelenggaraan pemerintahan di desaFungsi badan permusyawaratan desa dalam penyelenggaraan pemerintahan di desa
Fungsi badan permusyawaratan desa dalam penyelenggaraan pemerintahan di desa
 

Viewers also liked

Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifDadang Solihin
 
Daftar inovasi JIPP Jatim 2016
Daftar inovasi JIPP Jatim 2016 Daftar inovasi JIPP Jatim 2016
Daftar inovasi JIPP Jatim 2016 Agus hariyanto
 
озера
озераозера
озераirina62
 
BusinessFinder: come generare contatti commerciali B2B qualificati. Iab Forum...
BusinessFinder: come generare contatti commerciali B2B qualificati. Iab Forum...BusinessFinder: come generare contatti commerciali B2B qualificati. Iab Forum...
BusinessFinder: come generare contatti commerciali B2B qualificati. Iab Forum...Lucia Picciaiola
 
мировой океан
мировой океанмировой океан
мировой океанirina62
 
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifPerencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifBagus ardian
 
Konsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanKonsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanDadang Solihin
 
2 bahan ajar sejarah perencanaan kota DI DUNIA
2 bahan ajar sejarah perencanaan kota DI DUNIA 2 bahan ajar sejarah perencanaan kota DI DUNIA
2 bahan ajar sejarah perencanaan kota DI DUNIA Benny Iskandar
 
BusinessFinder Email: spam o opportunità Email Power- Eba 2008
BusinessFinder Email: spam o opportunità Email Power- Eba 2008BusinessFinder Email: spam o opportunità Email Power- Eba 2008
BusinessFinder Email: spam o opportunità Email Power- Eba 2008Lucia Picciaiola
 
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...DIANTO IRAWAN
 
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN PARTISIPATIF
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN  PARTISIPATIFMENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN  PARTISIPATIF
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN PARTISIPATIFriyanto apri
 
Konsep dan Teknik Perencanaan
Konsep dan Teknik PerencanaanKonsep dan Teknik Perencanaan
Konsep dan Teknik PerencanaanRandy Wrihatnolo
 
Mengenal Teknik Kajian RRA dan PRA
Mengenal Teknik Kajian RRA dan PRAMengenal Teknik Kajian RRA dan PRA
Mengenal Teknik Kajian RRA dan PRAdzikry muhammad
 
Perencanaan partisipatif
Perencanaan partisipatifPerencanaan partisipatif
Perencanaan partisipatifriyanto apri
 
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)Salma Van Licht
 
Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPSEKP - UGM
 
Penjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa
Penjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang DesaPenjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa
Penjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang DesaZulfikri Armada
 
Designing Teams for Emerging Challenges
Designing Teams for Emerging ChallengesDesigning Teams for Emerging Challenges
Designing Teams for Emerging ChallengesAaron Irizarry
 
Visual Design with Data
Visual Design with DataVisual Design with Data
Visual Design with DataSeth Familian
 

Viewers also liked (20)

Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan Partisipatif
 
Perencanaan partisipatif
Perencanaan partisipatifPerencanaan partisipatif
Perencanaan partisipatif
 
Daftar inovasi JIPP Jatim 2016
Daftar inovasi JIPP Jatim 2016 Daftar inovasi JIPP Jatim 2016
Daftar inovasi JIPP Jatim 2016
 
озера
озераозера
озера
 
BusinessFinder: come generare contatti commerciali B2B qualificati. Iab Forum...
BusinessFinder: come generare contatti commerciali B2B qualificati. Iab Forum...BusinessFinder: come generare contatti commerciali B2B qualificati. Iab Forum...
BusinessFinder: come generare contatti commerciali B2B qualificati. Iab Forum...
 
мировой океан
мировой океанмировой океан
мировой океан
 
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifPerencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
 
Konsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanKonsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar Perencanaan
 
2 bahan ajar sejarah perencanaan kota DI DUNIA
2 bahan ajar sejarah perencanaan kota DI DUNIA 2 bahan ajar sejarah perencanaan kota DI DUNIA
2 bahan ajar sejarah perencanaan kota DI DUNIA
 
BusinessFinder Email: spam o opportunità Email Power- Eba 2008
BusinessFinder Email: spam o opportunità Email Power- Eba 2008BusinessFinder Email: spam o opportunità Email Power- Eba 2008
BusinessFinder Email: spam o opportunità Email Power- Eba 2008
 
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...
 
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN PARTISIPATIF
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN  PARTISIPATIFMENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN  PARTISIPATIF
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN PARTISIPATIF
 
Konsep dan Teknik Perencanaan
Konsep dan Teknik PerencanaanKonsep dan Teknik Perencanaan
Konsep dan Teknik Perencanaan
 
Mengenal Teknik Kajian RRA dan PRA
Mengenal Teknik Kajian RRA dan PRAMengenal Teknik Kajian RRA dan PRA
Mengenal Teknik Kajian RRA dan PRA
 
Perencanaan partisipatif
Perencanaan partisipatifPerencanaan partisipatif
Perencanaan partisipatif
 
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
 
Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan Partisipatif
 
Penjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa
Penjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang DesaPenjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa
Penjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa
 
Designing Teams for Emerging Challenges
Designing Teams for Emerging ChallengesDesigning Teams for Emerging Challenges
Designing Teams for Emerging Challenges
 
Visual Design with Data
Visual Design with DataVisual Design with Data
Visual Design with Data
 

Similar to JARINGAN DESA

Desa Mandiri, Desa Membangun (DPR RI)
Desa Mandiri, Desa Membangun (DPR RI)Desa Mandiri, Desa Membangun (DPR RI)
Desa Mandiri, Desa Membangun (DPR RI)BPD Ajakkang
 
MEMBANGUN INTERAKSI SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA.pptx
MEMBANGUN INTERAKSI SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA.pptxMEMBANGUN INTERAKSI SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA.pptx
MEMBANGUN INTERAKSI SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA.pptxAhmadAmanS
 
Buku-1-Kewenangan-Desa-dan-Regulasi-Desa.pdf
Buku-1-Kewenangan-Desa-dan-Regulasi-Desa.pdfBuku-1-Kewenangan-Desa-dan-Regulasi-Desa.pdf
Buku-1-Kewenangan-Desa-dan-Regulasi-Desa.pdfririsriastuti
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaPeranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaOperator Warnet Vast Raha
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaPeranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaOperator Warnet Vast Raha
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaPeranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaOperator Warnet Vast Raha
 
1467091226$1$qevl0 w$
1467091226$1$qevl0 w$1467091226$1$qevl0 w$
1467091226$1$qevl0 w$rajapusbar
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)Operator Warnet Vast Raha
 
Petani berdesa
Petani berdesaPetani berdesa
Petani berdesaAptu Andy
 
LPPD desa langir 2016
LPPD desa langir 2016LPPD desa langir 2016
LPPD desa langir 2016Ary Andalee
 
3. CITRA DIRI PEGIAT DESA.pptx
3. CITRA DIRI PEGIAT DESA.pptx3. CITRA DIRI PEGIAT DESA.pptx
3. CITRA DIRI PEGIAT DESA.pptxBUMDESMAJULESTARI
 
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)ricky04
 
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)ricky04
 

Similar to JARINGAN DESA (20)

Buku 4-kader-desa
Buku 4-kader-desaBuku 4-kader-desa
Buku 4-kader-desa
 
Desa Mandiri, Desa Membangun (DPR RI)
Desa Mandiri, Desa Membangun (DPR RI)Desa Mandiri, Desa Membangun (DPR RI)
Desa Mandiri, Desa Membangun (DPR RI)
 
MEMBANGUN INTERAKSI SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA.pptx
MEMBANGUN INTERAKSI SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA.pptxMEMBANGUN INTERAKSI SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA.pptx
MEMBANGUN INTERAKSI SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA.pptx
 
Buku-1-Kewenangan-Desa-dan-Regulasi-Desa.pdf
Buku-1-Kewenangan-Desa-dan-Regulasi-Desa.pdfBuku-1-Kewenangan-Desa-dan-Regulasi-Desa.pdf
Buku-1-Kewenangan-Desa-dan-Regulasi-Desa.pdf
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaPeranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaPeranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaPeranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
 
95532571 makalah
95532571 makalah95532571 makalah
95532571 makalah
 
1467091226$1$qevl0 w$
1467091226$1$qevl0 w$1467091226$1$qevl0 w$
1467091226$1$qevl0 w$
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)
 
775-1649-1-PB.pdf
775-1649-1-PB.pdf775-1649-1-PB.pdf
775-1649-1-PB.pdf
 
Kesiapan Desa menghadapi MEA
Kesiapan Desa menghadapi MEAKesiapan Desa menghadapi MEA
Kesiapan Desa menghadapi MEA
 
Petani berdesa
Petani berdesaPetani berdesa
Petani berdesa
 
545 881-1-sm
545 881-1-sm545 881-1-sm
545 881-1-sm
 
545 881-1-sm
545 881-1-sm545 881-1-sm
545 881-1-sm
 
LPPD desa langir 2016
LPPD desa langir 2016LPPD desa langir 2016
LPPD desa langir 2016
 
3. CITRA DIRI PEGIAT DESA.pptx
3. CITRA DIRI PEGIAT DESA.pptx3. CITRA DIRI PEGIAT DESA.pptx
3. CITRA DIRI PEGIAT DESA.pptx
 
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
 
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
 
Tapak2
Tapak2Tapak2
Tapak2
 

More from Agus hariyanto

Slide pedoman umum kompetisi inovasi pelayanan Publik
Slide pedoman umum kompetisi inovasi pelayanan PublikSlide pedoman umum kompetisi inovasi pelayanan Publik
Slide pedoman umum kompetisi inovasi pelayanan PublikAgus hariyanto
 
Panduan membuka website dan mengirim inovasi di jipp jatim
Panduan membuka website dan mengirim inovasi di jipp jatimPanduan membuka website dan mengirim inovasi di jipp jatim
Panduan membuka website dan mengirim inovasi di jipp jatimAgus hariyanto
 
Sosialisasi permendesa no 4 tahun 2015
Sosialisasi permendesa no 4 tahun 2015Sosialisasi permendesa no 4 tahun 2015
Sosialisasi permendesa no 4 tahun 2015Agus hariyanto
 
Sosialisasi permendesa no 2 tahun 2015
Sosialisasi permendesa no 2 tahun 2015Sosialisasi permendesa no 2 tahun 2015
Sosialisasi permendesa no 2 tahun 2015Agus hariyanto
 
Sosialisasi permendesa no 5 tahun 2015
Sosialisasi permendesa no 5 tahun 2015Sosialisasi permendesa no 5 tahun 2015
Sosialisasi permendesa no 5 tahun 2015Agus hariyanto
 
Sosialisasi permendesa no 3 tahun 2015
Sosialisasi permendesa no 3 tahun 2015Sosialisasi permendesa no 3 tahun 2015
Sosialisasi permendesa no 3 tahun 2015Agus hariyanto
 
Sosialisasi permendesa no 1 tahun 2015
Sosialisasi permendesa no 1 tahun 2015Sosialisasi permendesa no 1 tahun 2015
Sosialisasi permendesa no 1 tahun 2015Agus hariyanto
 
Ice breaking pelatihan joke
Ice breaking pelatihan jokeIce breaking pelatihan joke
Ice breaking pelatihan jokeAgus hariyanto
 
Materi Sosialisasi PKKPM P2B
Materi Sosialisasi PKKPM P2B Materi Sosialisasi PKKPM P2B
Materi Sosialisasi PKKPM P2B Agus hariyanto
 

More from Agus hariyanto (9)

Slide pedoman umum kompetisi inovasi pelayanan Publik
Slide pedoman umum kompetisi inovasi pelayanan PublikSlide pedoman umum kompetisi inovasi pelayanan Publik
Slide pedoman umum kompetisi inovasi pelayanan Publik
 
Panduan membuka website dan mengirim inovasi di jipp jatim
Panduan membuka website dan mengirim inovasi di jipp jatimPanduan membuka website dan mengirim inovasi di jipp jatim
Panduan membuka website dan mengirim inovasi di jipp jatim
 
Sosialisasi permendesa no 4 tahun 2015
Sosialisasi permendesa no 4 tahun 2015Sosialisasi permendesa no 4 tahun 2015
Sosialisasi permendesa no 4 tahun 2015
 
Sosialisasi permendesa no 2 tahun 2015
Sosialisasi permendesa no 2 tahun 2015Sosialisasi permendesa no 2 tahun 2015
Sosialisasi permendesa no 2 tahun 2015
 
Sosialisasi permendesa no 5 tahun 2015
Sosialisasi permendesa no 5 tahun 2015Sosialisasi permendesa no 5 tahun 2015
Sosialisasi permendesa no 5 tahun 2015
 
Sosialisasi permendesa no 3 tahun 2015
Sosialisasi permendesa no 3 tahun 2015Sosialisasi permendesa no 3 tahun 2015
Sosialisasi permendesa no 3 tahun 2015
 
Sosialisasi permendesa no 1 tahun 2015
Sosialisasi permendesa no 1 tahun 2015Sosialisasi permendesa no 1 tahun 2015
Sosialisasi permendesa no 1 tahun 2015
 
Ice breaking pelatihan joke
Ice breaking pelatihan jokeIce breaking pelatihan joke
Ice breaking pelatihan joke
 
Materi Sosialisasi PKKPM P2B
Materi Sosialisasi PKKPM P2B Materi Sosialisasi PKKPM P2B
Materi Sosialisasi PKKPM P2B
 

Recently uploaded

INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxBudyHermawan3
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 

Recently uploaded (9)

INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 

JARINGAN DESA

  • 2. SERIAL BAHAN BACAAN BUKU 9 MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN PENGARAH : Marwan Jafar (Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia) PENULIS : Idham Arsyad REVIEWER : Syaiful Huda, Sutoro Eko, Bito Wikantosa, Anwar Sanusi, Anom Surya Putra, Borni Kurniawan, Wahyudin Kessa, Abdullah Kamil, Zaini Mustakim, Eko Sri Haryanto COVER & LAYOUT : Imambang, M. Yakub Cetakan Pertama, Maret 2015 Diterbitkan oleh : KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA Jl. Abdul Muis No. 7 Jakarta Pusat 10110 Telp. (021) 3500334
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ~4 (1) PENDAHULUAN ~8 (2) DASAR BERPIKIR DALAM MEMBANGUN JARINGAN DAN KERJASAMA ~12 (3) ARAH DAN PRINSIP ~14 (4) LANGKAH-LANGKAH KERJA PEMBANGUNAN JARINGAN SOSIAL DAN KERJASAMA ~16
  • 4. 4 BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN KATA PENGANTAR Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Kehadiran Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi mempunyai mandat untuk menjalankan NAWACITA Jokowi-JK, khususnya NAWACITA Ketiga yaitu “Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa.” Salah satu agenda besarnya adalah mengawal implementasi UU No 6/2014 tentang Desa secara sistematis, konsisten dan berkelanjutandenganfasilitasi,supervisidanpendampingan. Pendampingan desa itu bukan hanya sekedar menjalankan amanat UU Desa, tetapi juga modalitas penting untuk mengawal perubahan desa untuk mewujudkan desa yang mandiri dan inovatif. Harapan kami, dari hari ke hari
  • 5. 5BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN desa inovatif semakin tumbuh berkembang dengan baik, antara lain karena pendampingan, baik yang dilakukan oleh institusi pemerintah, perguruan tinggi, perusahaan maupun Lembaga Swadaya Masyarakat. Sebagai Kementerian baru, Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi berkomitmen meninggalkan cara lama dan memulaicarabarudalampendampingandesa.Pendampingan desa bukanlah mendampingi pelaksanaan proyek yang masuk ke desa, bukan pula mendampingi dan mengawasai penggunaan Dana Desa, tetapi melakukan pendampingan secara utuh terhadap desa. Pendampingan secara prinsipil berbeda dengan pembinaan. Dalam pembinaan, antara pembina dan yang dibina, mempunyai hubungan yang hirarkhis; bahwa pengetahuan dan kebenaran mengalir satu arah dari atas ke bawah. Sebaliknya dalam pendampingan, para pendamping berdiri setara dengan yang didampingi (stand side by side). Misi besar pendampingan desa adalah memberdayakan desa sebagai self governing community yang maju, kuat, mandiri dan demokratis. Kegiatan pendampingan membentang mulai dari pengembangan kapasitas pemerintahan, mengorganisir dan membangun kesadaran kritis warga masyarakat, memperkuat organisasi- organisasi warga, memfasilitasi pembangunan partisipatif, memfasilitasi dan memperkuat musyawarah desa sebagai arena demokrasi dan akuntabilitas lokal, merajut jejaring dan kerjasama desa, hingga mengisi ruang-ruang kosong di antara pemerintah dan masyarakat. Intinya pendampingan desa ini adalah dalam rangka menciptakan suatu frekuensi
  • 6. 6 BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN dan kimiawi yang sama antara pendamping dengan yang didampingi. Untuk menyelenggarakan pendampingan desa, kami telah menyiapkan banyak bekal untuk para pendamping, mulai dari pendamping nasional hingga pendamping desa yang menjadi ujung depan-dekat dengan desa. Meskipun para pendamping berdiri di samping desa secara egaliter, tetapi mereka harus lebih siap dan lebih dahulu memiliki pengetahuan tentang desa, yang bersumber dari UU No. 6/2014 tentang Desa. Salah satu bekal penting adalah buku-buku bacaan yang harus dibaca dan dihayati oleh para pendamping. Buku yang bertitel “MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN” ini adalah buku yang dapat dibaca dan dihayati oleh para pendamping untuk mendampingi proses Musyawarah Desa tentang Pendirian dan Pembentukan BUM Desa, sebagai instrumen demokratisasi Desa yang mengiringi Tradisi Berdesa (hidup bermasyarakat dan bernegara di Desa). Tantangan lainnya bagi pendamping adalah melakukan transformasi hasil implementasi kebijakan usaha ekonomi Desa selama ini ke dalam praksis Kewenangan Lokal Berskala Desa, baik pada basis lokus Desa maupun Kawasan Perdesaan.UPKPNPM-MandiriPerdesaanmerupakansalah satu agenda pendirian/pembentukan BUM Desa Bersama pada basis lokus Kawasan Perdesaan (“Membangun Desa”), sedangkan BKD (Bank Kredit Desa) menghadapi persoalan transformasi dari bentuk BPR menuju LKM (Lembaga
  • 7. 7BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN Keuangan Mikro) yang berpeluang menjadi Unit Usaha BUM Desa yang berbadan hukum. Semoga hadirnya buku ini akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam rangka melaksanakan visi pemberdayaan desa untuk menjadi desa yang kuat, mandiri, dan demokratis. Terakhir, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada tim yang telah mempersiapkan bahan pendampingan ini. Tentunya, ditengah keterbatasan hadirnya buku ini masih banyak ditemukan banyak kelemahan dan akan disempurnakan pada waktu yang akan datang. Jakarta, Maret 2015 Marwan Jafar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI
  • 8. 8 BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN (1) PENDAHULUAN Jaringan sosial (social network) adalah kumpulan individu atau kelompok yang terikat oleh kepentingan dan/ atau tujuan yang sama. Membangun jaringan sosial dan mengembangkan kerjasama merupakan agenda penting dan strategis yang harus dipahami dengan baik oleh para pendamping desa. Pehahaman yang baik terhadap jaringan sosial yang terbangun di pedesaan selama ini, akan sangat membantu proses-proses pendampingan yang dilakukan di tingkat masyarakat desa. Mulai dari proses perencanaan pembangunan sampai pada kegiatan pemberdayaan masyarakat desa. Jaringan sosial (social network) di pedesaan menjadi salah satu modal sosial (social capital) yang menjadi penopang keberadaan masyarakat pedesaan. Jaringan sosial ini terbangun melalui hubungan-hubungan sosial kemasyarakatan yang bersifat formal maupun informal. Setiap warga dari suatu masyarakat di pedesaan dipastikan secara alamiah akan melakukan hubungan-hubungan sosial yang kongkrit hingga terbentuk suatu kelompok sosial, baik berdasarkan ikatan atas dasar kepentingan ekonomi, politik maupun budaya/kepercayaan.
  • 9. 9BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN Salah satu hal mendasar yang harus dipahami dari hubungan sosial yang melahirkan jaringan sosial karena setiap orang mempunyai akses yang berbeda terhadap sumber daya yang bernilai, seperti akses terhadap sumber daya alam, informasi atau kekuasaan. Artinya bahwa dengan memahami jaringan sosial di pedesaan akan memudahkan bagi pendamping desa dalam membangun jaringan sosial baru untuk kepentingan implementasi UU Desa, serta memudahkan untuk mengembangkan kerjasama. Karenanya, salah satu tugas dan peran penting dari pendampingdesaadalahmembantudesadalammembentuk dan memanfaatkan jaringan sosial serta mengembangkan kerjasama, baik kerjasama antar desa maupun dengan pihak ketiga guna mewujudkan tujuan dari pembangunan desa, sebagaimana dinyatakan dalam UU Desa, khususnya tujuan yangberkaitandengan:a)Mendorongprakarsa,gerakan,dan partisipasi masyarakat desa untuk pengembangan potensi dan aset desa guna kesejahteraan bersama; b) Meningkatkan ketahanan sosial sebagai bagian dari ketahanan nasional; c) memajukan perekonomian masyarakat desa serta mengatasi kesenjangan pembangunan nasional, dan d) memperkuat masyarakat desa sebagai subjek pembangunan. Selama ini, proses pembangunan dan pola pemberdayaan desa umumnya menciptakan ketergantungan. Sehingga desa tidak tumbuh menjadi desa yang mandiri dalam mengurus dan mengelola sumber daya dan potensi yang dimilikinya, termasuk jaringan sosial yang telah tumbuh dan berkembang di desa. Kekuatan dari potensi jaringan sosial,
  • 10. 10 BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN seperti semangat kegotong-royongan dan kepercayaan (trust) belum dapat dioptimalkan untuk mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi desa. Tujuan yang hendak dicapai dengan membentuk dan memanfaatkan jaringan sosial di pedesaan adalah untuk mengatasi persoalan yang dihadapi masyarakat desa, seperti : terbatasnya peluang kerja, struktur sumber daya ekonomi yang kurang beragam, keterbatasan pendidikan, keterampilan, peralatan dan modal. Sejumlah keterbatasan- keterbataan tersebut di atas sejatinya dengan pembentukan dan pemanfaatan jaringan sosial merupakan strategi adaptasi yang paling efektif dan utama. Seiring dengan lahirnya UU Desa yang memberi ruang bagi berkembangnya demokratisasi ekonomi dan politik di pedesaan, serta memberi kewenangan yang seluas-luasnya bagi pemerintah desa dalam melakukan pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa, maka kecenderungan pihak luar untuk terlibat dalam proses partisipasi dalam membangun desa sangat tinggi. Dalam konteks inilah, maka meningkatkan kerjasama dengan pihak ketiga menjadi salah peluang besar yang harus dimanfaatkan oleh desa. Peran pendamping desa dalam memfasilitasi proses kerjasama antar desa atau dengan pihak ketiga sangat vital agar kerjasama tersebut didasari pada tujuan memandirikan desa. Secara normatif, kerjasama antar desa maupun kerjasama dengan pihak ketiga telah diatur dalam UU Desa No.6 tahun 2014. Desa dapat mengembangkan kerjasama
  • 11. 11BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN meliputi; pengembangan usaha bersama yang dimiliki oleh desa untuk mencapai nilai ekonomi yang berdaya saing, kegiatan kemasyarakatan, pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan desa, dan kerjasama juga dapat dilakukan di bidang keamana dan ketertiban di desa. Prinsipnya kerjasama dikembangkan untuk memanfaatkan potensi desa dan mengatasi kekurangan dari sumber daya alama dan sumber daya manusia di desa untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa. Kerjasama ini harus dilakukan dalam prinsip saling menguntungkan dan memandirikan masing-masing desa.
  • 12. 12 BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN (2) DASAR BERPIKIR DALAM MEMBANGUN JARINGAN DAN KERJASAMA Pijakan berpikir yang mendasari perlunya membangun jaringan sosial dan kerjasama dalam melakukan pembangunan desa dan pemberdayaan desa, antara lain : Pertama, pengembangan jaringan sosial dan kerjasama di pedesaan diformulasikan untuk mewujudkan desa yang mandiri dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, seperti : pangan, energi, pendidikan dan kesehatan. Kemandirian desa tidak berarti desa terlepas kesaling-ketergantungannya dengan desa yang lain, melainkan terjadi “net-benefit” yang dihasilkan dari pertukaran antara desa. Kedua,pengembangan potensi jaringan sosial di wilayah pedesaan ditekankan pada aspek keberlanjutan, yakni : 1) Keberlanjutan ekologi, dimana pemanfaatan sumber daya alam dilakukan dengan tidak merusak lingkungan dan senangtiasa memperhatikan daya dukung ekologinya. 2) Keberlanjutan sosial ekonomi yang mengacu pada kesejahteraan masyarakat pedesaan. 3) Keberlanjutan komunitas masyarakat pedesaan yang mengacu pada terjaminnya peran masyarakat dalam pembangunan, dan
  • 13. 13BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN jaminan akses komunitas pada sumber daya alam, dan 4) keberlanjutan institusi yakni yang mencakup institusi politik, institusi sosial-ekonomi dan institusi pengelola sumber daya. (Arif Satria; 2011). Ketiga,pengembangan kerjasama dengan pihak ketiga hendaknya tidak membuat desa mengalami ketergantungan baru. Dalam hal ini, tiga aktor yang bisa terlibat dalam proses kerjasama, yakni: a) Masyarakat desa dengan kekuatan kelembagaan sosial dan ekonomi yang dimilikinya serta kemampuan mengelola sumberdaya yang berkelanjutan; b) Pengusaha atau swasta yang mengembangkan usaha berbasis pedesaan serta untuk mengatasi keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh desa, dan c) pemerintah yang berfungsi untuk memberikan penguatan kelembagaan sosial ekonomi kepada desa dan jaminan keamanan dan legal kepada pengusaha/swasta. Keempat, pendamping desa harus mampu mengidentifikasi dan menjahit seluruh kekuatan ekonomi dan politik di wilayah pedesaan untuk terlibat dalam proses pembangunan dan pemberdayaan. Jaringan sosial pada dasarnya mitra strategis desa yang harus senangtiasa dijaga dan dikembangkan untuk memajukan pembangunan di desa.
  • 14. 14 BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN (3) ARAH DAN PRINSIP Membentuk jaringan sosial dan mengembangkan kerjasama mempunyai arah, sebagai berikut : 1) Untuk mewujudkan desa yang mandiri dalam memenuhi kebutuhan dasar, seperti pangan, energi, kesehatan, pendidikan, air bersih, dsb. 2) Untuk membangun dan menumbuhkan semangat kolektivitas, kegotongroyongan dan trust building dari kelompok-kelompok sosial di masyarakat desa. 3) Desa mempunyai perencanaan pembangunan desa dan strategi pemberdayaan masyarakat desa yang mencakup : potensi, rencana strategis, perencanaan ruang, perencanaan pengelolaan dan pemanfaatan dan strategi aksi yang menjadi dasar dalam mengembangkan kerjasama antar desa maupun dengan pihak ketiga. 4) Agar desa mempunyai badan kerjasama antar desa yang dihasilkan melalui musyawarah desa. 5) Agar berkembang aktivitas ekonomi berbasis pedesaan yang mampu bersaing dalam pasar lokal, regional dan global serta dapat diandalkan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara berkelanjutan
  • 15. 15BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN Adapun prinsip-prinsip dalam membangun jaringan sosial dan kerjasama, sebagai berikut: 1. Pendamping harus meyakini, mengakui dan menghargai bahwa setiap individu/lembaga memiliki potensi yang merupakan modal dasar dalam merealisasikan visi pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa. 2. Modal dasar tersebut perlu dikembangkan dan ditingkatkan mutunya, serta dipadukan lewat proses dialog dan musyawarah dalam wadah jaringan. 3. Musyawarah dan dialog adalah roh dari pendampingan desa. 4. Pendamping desa meyakini potensi jaringan sosial yang peduli terhadap masalah pedesaan, memiliki fungsi penting dan strategis, sehingga selalu menjadi pusat perhatian pendamping desa. 5. Pendamping desa harus senangtiasa menciptakan peluang dengan mengembangkan sistem dan mekanisme, agar potensi jaringan sosial yang terbentuk senangtiasa terlibat dalam proses pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa.
  • 16. 16 BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN (4) LANGKAH-LANGKAH KERJA PEMBANGUNAN JARINGAN SOSIAL DAN KERJASAMA Langkah-langkah kerja yang perlu dilakukan oleh pendamping desa dalam membangun dan mengembangkan jaringan sosial, antara lain : 1. Membantu aparat pemerintahan desa dalam mengidentifikasi kelompok-kelompok sosial dan potensi perannya masing-masing dalam proses pembangunan dan pemberdayaan desa. NO KELOMPOK SOSIAL POTENSI PERAN 1 Organisasi Tani Lokal (OTL)  Terlibat dalam proses perencanaan pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat petani  Menjadi kelompok penerima manfaat pembangunan  Mengutus perwakilannya dalam Badan Musyawarah Desa  Terlibat dalam proses musyawarah desa  Terlibat dalam pembahasan peraturan desa
  • 17. 17BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN 2 Kelompok Nelayan  Terlibat dalam proses perencanaan pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat nelayan  Menjadi kelompok penerima manfaat pembangunan  Mengutus perwakilannya dalam Badan Musyawarah Desa  Terlibat dalam proses musyawarah desa  Terlibat dalam pembahasan peraturan desa 3 Organisasi Masyarakat Adat  Terlibat dalam proses perencanaan pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat adat  Menjadi kelompok penerima manfaat pembangunan  Mengutus perwakilannya dalam Badan Musyawarah Desa  Terlibat dalam proses musyawarah desa  Terlibat dalam pembahasan peraturan desa adat 4 Organisasi Keagamaan  Terlibat dalam proses perencanaan pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat adat  Menjadi kelompok penerima manfaat pembangunan  Mengutus perwakilannya dalam Badan Musyawarah Desa  Terlibat dalam proses musyawarah desa  Terlibat dalam pembahasan peraturan desa adat 5 Organisasi Perempuan  Terlibat dalam proses perencanaan pembangunan desa dan pemberdayaan  Menjadi kelompok penerima manfaat pembangunan  Mengutus perwakilannya dalam Badan Musyawarah Desa  Terlibat dalam proses musyawarah desa  Terlibat dalam pembahasan peraturan desa
  • 18. 18 BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN 6 Organisasi Kepemudaan  Terlibat dalam proses perencanaan pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat adat  Menjadi kelompok penerima manfaat pembangunan  Mengutus perwakilannya dalam Badan Musyawarah Desa  Terlibat dalam proses musyawarah desa  Terlibat dalam pembahasan peraturan desa 7 NGO  Membangun kerjasama dalam program ekonomi di pedesaan  Membantu desa dalam proses pemberdayaan masyarakat desa Box 1 : Panduan pertanyaan terkait dengan identifikasi jaringan sosial1 1 Diadopsi dari Panduan Merebut Desa (draft) yang disusun oleh oleh R.Yando Zakaria dan Paramita Iswari.  Siapa atau kelompok mana yang selalu terlibat membantu kegiatan di pedesaan? Mengapa mereka selalu terlibat? Apa manfaat langsung/tidak langsung kegiatan tersebut bagi kelompok?  Apakah ada kesamaan yang mengikat para anggota jaringan itu, misalnya satu keluarga atau kerabat, tetangga, atau mata pencaharian atau lainnya? Apakah orang-orang itu juga membentuk jaringan untuk menanggulangi hal-hal yang lainnya juga, atau hanya untuk peristiwa yang diuraikan itu? Jika untuk hal-hal lain juga, hal-hal apakah itu? Mengapa bisa menjalar ke hal-hal lain, atau sebaliknya?
  • 19. 19BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN 2. Melakukan pendekatan ke kelompok-kelompok sosial di pedesaandenganmembangundialogyangbaik.Menurut Paulo Preire, dialog pada dasarnya adalah interaksi manusia melalui kata dengan tujuan memberi makna terhadap realitas kehidupan/dunia. Dialog memiliki dua dimensi, yakni refleksi dan aksi. Dialog yang tidak disertai dengan refleksi yang terjadi hanya aktivisme dan dialog tanpa aksi yang terjadi hanya verbalisme. Karenanya dialog yang dilakukan oleh pendamping dengan kelompok sosial di pedesaan dalam kerangka mengubah realitas pedesaan yang tidak mandiri dan tidak berdaya menjadi mandiri dan berdaya. Dialog merupakan inti dari musyawarah dengan komunitas pedesaan. Musyawarah yang dilakukan dengan dasar- dasar dialog yang benar, maka akan menghasilkan keputusan dan kesepakatan yang benar-benar  Apa hubungan kelompok atau jaringan ini dengan jaringan atau kelompok lain (bersaing, saling mendukung, tidak ada kaitan sama sekali)? Apa alasan atau latar belakang perhubungan yang demikian?  Apa pula hubungan jaringan atau kelompok ini dengan pemerintah desa? Apakah pemerintah memberikan dukungan nyata, pasif atau malah menghambat? Mengapa?  Sejak kapan jaringan ini muncul? Bagaimana riwayat kemunculannya, atau perubahannya dari jaringan sebelumnya? Apakah lingkup kegiatan atau keanggotaannya saat ini mengalami perubahan dari sebelumnya? Sejak kapan perubahan berlangsung? Mengapa?
  • 20. 20 BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN memecahkan masalah dan juga memenuhi kebutuhan bersama. Dalam membangun dialog dengan kelompok-kelompok sosial di pedesaan, maka pendamping desa harus memiliki sikap dasar2 , sebagai berikut : a) Dalam berkomunikasi, pendamping harus sikap menghargai hak-hak dari lawan komunikasi, bukan saling meniadakan. Karena komunikasi yang saling meniadakan maka sebenarnya tidak terjadi komunikasi, melainkan hanya pembicaraan yang verbalis. Sehingga tujuan dari komunikasi tidak akan tercapai. b) Pendamping harus memiliki kepekaan terhadap realitas yang dihadapi oleh kelompok sosial, karena kepekaan ini akan membantu pendamping menemukan kemampuan dasar dari kelompok sosial tersebut. c) Dalam berkomunikasi, pendamping harus memiliki kerendahan hati, yaitu kemauan yang tinggi untuk belajar dari orang lain. Kerendahan hati dapat memperlakukan orang dengan setara, dan memberi keyakinan bahwa setiap orang mempunyai potensi sebagai sumber belajar. d) Pendamping harus menyadari bahwa dirinya 2 Diadopsi dari tulisan Yuni Suwarto, dalam buku Refleksi LSM; Tetes Pikiran dan Renungan Sekretariat Bina Desa, 1998.
  • 21. 21BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN dan lawan komunikasinya harus saling memberi kepercayaan bahwa manusia pada dasarnya diciptakan sebagai subjek dan bukan objek. Karena manusia mempunyai tanggungjawab mengelola alam semesta untuk kesejahteraan sendiri. e) Pendamping harus menyadari bahwa komunikasi harus selalu didasari oleh kasih sayang terhadap sesamanya dan alam semesta. Keberanian terlibat dalam kegiatan dengan orang lain dan menghasilkan tindakan untuk mencapai kebebasan, kerendahan hati, kepercayaan dan kasih sayang dapat menciptakan semangat percaya diri. f) Pendampingharusmemilikisikapmaumendengarkan orang lain dan memehami diri sendiri, sikap ini dapat menjadikan rasa optimisme. g) Pendamping harus menyadari bahwa komunikasi dibangunkarenamerasamemilikikesamaanmasalah, kepentingan dan kebutuhan. Sehingga pendamping dan kelompok sosial dalam posisi yang setara (equal) dan dilakukan dengan ikhlas tanpa pamrih, hanya semata-mata untuk mengubah realitas atau masalah menjadi kepentingan praktis dan kebutuhan strategis yang diharapkan.
  • 22. 22 BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN 3. Mengajak dan melibatkan kelompok-kelompok sosial dalam pertemuan yang diinisiasi oleh desa. Pertemuan ini menjadi ruang bagi setiap kelompok sosial untuk berbagi pengalaman dan pemikiran terkait dengan pembangunan dan pemberdayaan desa dalam suatu dialog yang bebas. Bahkan jika diperlukan suatu musyawarah memungkinkan menumbuhkan satu jaringan kerja. 4. Menyusun rencana kerja dan program bersama yang didasarkan atas kemampuan dan potensi masing- masing kelompok sosial. Contoh Matriks : Daftar rencana kerja dan bentuk keterlibatan No Kegiatan Kelompok Sosial Yang Terlibat Bentuk Keterlibatan *) 1 2 3 4 Keterangan : *) Bentuk keterlibatan, dalam hal ini : 1. Kehadiran; 2. Gagasan/Pengetahuan; 3) Pengambilan Keputusan; 4) Dll. 5. Melakukan diskusi aksi-refleksi. Diskusi aksi-refleksi ini diperlukan untuk mengevaluasi efektivitas dan sinergisitas dari jaringan sosial yang terbentuk. Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh pendamping desa dalam mengembangkan kerjasama, antara lain : 1. Pendamping desa membantu pemerintah desa dalam mengidentifikasi potensi sumber daya alam dan sumber
  • 23. 23BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN daya manusia di desa. Analisis terhadap potensi ini menjadi modal dasar dalam membangun kerjasama dengan pihak luar desa. Box 2 : Panduan Pertanyaan bagi Pendamping dalam mengidentifikasi sumber daya pedesaan 1. Sumber daya alam apa saja yang tersedia di desa? 2. Bagaimana sumber daya alam itu digunakan? Untuk tujuan apa saja sumber daya tersebut digunakan? 3. Siapa yang menggunakan sumber daya tersebut? Sejak kapan? 4. Apa dasar hak yang digunakan pengguna sumber daya tersebut? 5. Apakah ada aturan dalam penggunaan sumber daya tersebut? Bagaimana aturan tersebut diikuti oleh warga desa? 6. Adakah konflik dalam penggunaan sumber daya tersebut? Siapa yang terlibat dalam konflik tersebut? 7. Apakah ada usaha yang dilakukan dalam menyelesaikan konflik penggunaan atas sumber daya tersebut?
  • 24. 24 BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN Contoh Matriks : Daftar Sumber Daya dan Penggunaannya Lokasi Jenis SDA Penggunaannya Luas Kondisi Contoh Matriks : Sumber Daya Alam, Penggunaannya dan Dasar Haknya Jenis SDA di Dusun Penggunaannya Dasar/Jenis Hak Hutan Air Perkebunan Dsb 2. Pendamping desa bersama-sama dengan pemerintah desa mengidentifikasi pihak-pihak luar yang memungkinkan bekerjasama dengan desa. Identifikasi ini lebih ditekankan kesesuaian keperluan desa setelah menganalisis potensi, kekuatan dan kelemahan sumber daya yang dimiliki oleh desa. 3. Pendamping desa bersama-sama dengan pemerintah desa menganalisis dan menentukan jenis-jenis kegiatan dan program-program yang perlu dikerjasamakan dengan pihak luar dalam kerangka peningkatan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan rasa aman warga desa.
  • 25. 25BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN 4. Pendamping desa memfasilitasi proses musyawarah untuk merumuskan peraturan desa yang berkaitan dengan kerjasama antar desa atau dengan pihak ketiga. 5. Pendamping desa memfasilitasi musyawarah antar desa untuk membahas kerjasama antar desa yang mencakup soal :  Pembentukan lembaga antar desa;  Pelaksanaan program pemerintah dan pemerintah daerah yang dapat dilaksanakan melalui skema kerjasama antar desa;  Perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan program pembangunan antar desa;  Pengalokasian anggaran untuk pembangunan desa, antar desa dan kawasan perdesaan;  Masukan terhadap program pemerintah daerah tempat desa tersebut berada;  Kegiatan lainnya yang dapat diselenggarakan kerjasama antar desa. 6. Pendamping desa menfasilitasi proses musyawarah “aksi-refleksi” untuk melihat perkembangan dari kerjasama antar desa dan pihak ketiga serta kinerja dari badan kerjasama antar desa.
  • 26. 26 BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN Matriks : Tahapan Fasilitasi Pembentukan dan Penataan Badan Kerjasama Antar Desa 1. Sosialisi dalam Forum Musyawarah Antar Desa, yang dibahas dalam forum sosialisasi ini, antara lain : a) Sosialisasi perlunya melakukan kerjasama; b) Identifikasi kelengkapan dokumen pembentukan orgnisasi Kerjasama Antar Desa dan pembentukan BKAD adan Kerjasama Antar Desa dan dokumen aturan dasar organisasi antar desa; c) Menyepakati kesepakatan untuk melakukan review proses dan penataan legalitas dan dokumen administrasi Kerjasama Antar Desa melalui Pembentukan Badan Kerjasama Antar Desa dan unit- unit kerja Badan Kerjasama Antar Desa; d) Menyusun RKTL tahapan penataan kelembagaan BKAD dan menyepakati jadwal Musyawarah Desa untuk menjelaskan rencana dilakukannya kerjasama antar desa. 2. Musyawarah Desa Persetujuan Kerjasama Antar Desa, yang dibahas dalam forum ini, antara lain : a) Sosialisasi tujuan, manfaat dan mekanisme pelaksanaan Kerjasama Antar Desa; b) Pandangan umum peserta musyawarah terhadap rencana kerjasama antar desa; c) Pernyataan persetujuan peserta musyawarah untuk melakukan kerjasama antar desa; d) Menetapkan bidang-bidang kegiatan apa saja yang akan menjadi kegiatan Kerjasama Antar Desa, serta sumberdaya apa saja yang akan dikerjasamakan pengelolaannya melalui Kerjasama Antar Desa, dan e) Penetapan Calon pengurus Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD). 3. Penyusunan Rancangan Perdes,kepala desa bersama tim menyusun rencana peraturan desa tentang kerjasama antar desa untuk disahkan dalam musyawarah desa dengan badan permusyawaratan desa.
  • 27. 27BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN 4. Penetapan Perdes tentang Kerjasama Antar Desa,Penetapan Peraturan Desa tentang Kerjasama Desa dilakukan oleh kepala desa setelah diterbitkan persetujuan oleh BPD. Mengacu pada ketentuan pasal 69 ayat (11) Undang-Undang nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Peraturan Desa diundangkan dalam Berita Desa dan Lembaran Desa oleh sekretaris Desa. 5. Penetapan Surat Keputusan Kepala Desa tentang Pengurus Badan Kerjasama Antar Desa, setelah terbit peraturan desa, maka kepada desa segera menetapkan susunan pengurus BKAD. 6. Penyiapan Dokumen antar Desa.Dokumen ini disiapan oleh tim kecil yang merupakan perwakilan dari BKAD yang dibantu oleh pendamping desa. Dokumen yang disiapkan terdiri dari : a) Rancangan Surat Keputusan Bersama Kepala Desa, untuk melakukan Kerjasama Antar Desa dengan mendirikan BKAD; b) Rancangan Peraturan Bersama Kepala Desa Tentang Badan Kerjasama Antar Desa; c) Rancangan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BKAD, dan d) Rancangan SOP unit-unit kerja BKAD. 7. Seleksi Calon Pengurus Harian BKAD.Seleksi dilakukan oleh Tim Seleksi yang dibentuk oleh Kepala Desa. Tujuan seleksi adalah untuk memastikan agar sumberdaya manusia yang akan diplih menjadi pengurus harian BKAD memiliki kapasitas dan kompetensi sesuai kriteria yang dibutuhkan. 8. Perumusan Rencana Strategis Kegiatan BKAD.  Rencana strategis Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) adalah sebuah dokumen tertulis yang memuat arah kebijakan pelaksanaan kerjasama antar desa melalui BKAD selama masa kepengurusan. Rencana strategis dibuat melalui sebuah proses perencanaan yang dirancang agar BKAD mampu menjawab pertanyaan mendasar mencakup :
  • 28. 28 BUKU 9 : MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN KEMITRAAN a) Mengapa BKAD itu didirikan? Yakni kondisi-kondisi yang menjadi hal yang melatar belakangi berdirinya organisasi BKAD; b) Apa yang dilakukan BKAD? Adalah isu besar yang dapat dilakukan BKAD untuk menyikapi persoalan yang akan dihadapinya atau bagaimana positioning BKAD terhadap persoalan yang dirumuskan dalam analisa; c) Kearah mana BKAD akan dibawa? Artinya mimpi besar apa yang ingin dicapai BKAD terkait dengan objek dan isu yang menjadi ruang lingkup penanganan serta urusan strategis yang akan dilakukan oleh BKAD; d) Bagaimana cara mencapai tujuan BKAD? Hal ini mencakup pokok-pokok program dan unsur kelembagaan pendukung untuk meraih mimpi besar yang telah dirumuskan bersama. Rencana strategis BKAD setidaknya memuat tiga hal penting yaitu : a) Arah Organisasi (Visi dan Misi) , program jangka panjang, dan program jangka pendek atau lingkup kerjasama dengan pihak lain yang sesuai dengan Visi dan Misi BKAD; b) Manajemen organisasi dan sumberdaya manusia meliputi perencanaan dan pengembangan unit pendukung organisasi, penguatan kapasitas dan mekanisme pengisian personil kelembagaan pendukung BKAD; c) Manajemen keuangan, meliputi perencanaan keuangan, pengelolaan keuangan, dan penggalangan sumber- sumber dana untuk membiayai keberlangsungan lembaga BKAD.