Tugas sim, siti aisyah, yananto mihadi putra s.e m.si, sistem informasi dalam...asyaaisyah
Pada era globalisasi sekarang ini, perusahaan harus mampu menghadapi
persaingan bebas yang terjadi. Untuk itu semua sumber daya perusahaan harus
dapat dikerahkan secara maksimal dan professional untuk mendukung
keberhasilan persusahaan, yang tergantung pada keberhasilan manajemen.
Keberhasilan manajemen tersebut tergantung pada tersedianya informasi yang
relevan dari pengolahan data yang tepat. Agar pekerjaan dapat ditangani secara
sistematis dan praktis, maka perlu adanya Sistem Informasi Manajemen.
Tugas sim, siti aisyah, yananto mihadi putra s.e m.si, sistem informasi dalam...asyaaisyah
Pada era globalisasi sekarang ini, perusahaan harus mampu menghadapi
persaingan bebas yang terjadi. Untuk itu semua sumber daya perusahaan harus
dapat dikerahkan secara maksimal dan professional untuk mendukung
keberhasilan persusahaan, yang tergantung pada keberhasilan manajemen.
Keberhasilan manajemen tersebut tergantung pada tersedianya informasi yang
relevan dari pengolahan data yang tepat. Agar pekerjaan dapat ditangani secara
sistematis dan praktis, maka perlu adanya Sistem Informasi Manajemen.
Artikel informasi dalam praktik pertemuan 9Ismania1912
Manajer sering kali memusatkan perhatian hanya pada beberapa aktivitas penting saja, yang disebut sebagai faktor keberhasilan kritis (critical success factor-CSF), yang memiliki pengaruh sangat besar pada keberhasilan dan kegagalan perusahaan. Dengan memusatkan perhatian pada CSF, manajemen memastikan bahwa ia akan menghabiskan waktunya pada hal-hal yang benar-benar berarti. Kemampuan sebuah perusahaan untuk mengembangkan sistem informasi yang efektif adalah salah satu CSF-nya.
Perkembangan organisasi yang dinamis mengharuskan organisasi memerlukan penyempurnaan system informasinya. Keberhasilan system informasi sangat bergantung pada maksud dan tujuan dari penerapan system informasi itu sendiri bagi perusahaan, apakah system ini mampu mengadaptasi kebutuhan perusahaan, mudah digunakan dan mampu menyajikan segala jenis informasi yang diperlukan.
Sim, reza agung wibowo, hapzi ali, implementasi sistem informasi manajemen pa...reza agung wibowo
Peran sistem informasi manajemen untuk mencapai keunggulan strategis dapat dicontohkan pada suatu perusahaan yang memutuskan untuk mengubah seluruh datanya menjadi basis data dengan alat penghubung standar (seperti alat penghubung browser web) sehingga memungkinkan berbagi informasi dengan para sekutu-sekutu bisnis dan pelanggannnya. Basis data yang terstandarisasi dan dapat diakses melalui browser web mencerminkan pergeseran posisi perusahaan secara strategis.
Sim, murniati, hapzi ali, implementasi sistem informasi manajemen pada pt. ca...Murniati .
Sebagaimana yang kita ketahui, sistem informasi memegang peranan penting apalagi di jaman yang serba canggih ini. Hampir di semua lini kehidupan sudah menggunakan aplikasi ini. Mengapa? Di jaman yang globalisasi dan digital ini, semua perangkat kehidupan banyak ditopang oleh aplikasi ini sebagai alat bantu, seperti: sistem scanner dibidang kedokteran, perbankan, teknologi hingga sistem keamanan yang semuanya sangat tergantung pada piranti lunak (software) dan piranti keras (hardware) ini. Tentu ada kekurangan- kekurangannya disamping ada kelebihannya. Ketelitian, akurat dan hemat tenaga adalah kelebihan dari penggunaan sistem informasi ini. Namun kekurangannya, bila terjadi error bisa berakibat fatal, deleting data bahkan adanya pencurian data yang tentunya sangat merugikan baik pihak perusahaan maupun organisasi yang berkepentingan.
Artikel informasi dalam praktik pertemuan 9Ismania1912
Manajer sering kali memusatkan perhatian hanya pada beberapa aktivitas penting saja, yang disebut sebagai faktor keberhasilan kritis (critical success factor-CSF), yang memiliki pengaruh sangat besar pada keberhasilan dan kegagalan perusahaan. Dengan memusatkan perhatian pada CSF, manajemen memastikan bahwa ia akan menghabiskan waktunya pada hal-hal yang benar-benar berarti. Kemampuan sebuah perusahaan untuk mengembangkan sistem informasi yang efektif adalah salah satu CSF-nya.
Perkembangan organisasi yang dinamis mengharuskan organisasi memerlukan penyempurnaan system informasinya. Keberhasilan system informasi sangat bergantung pada maksud dan tujuan dari penerapan system informasi itu sendiri bagi perusahaan, apakah system ini mampu mengadaptasi kebutuhan perusahaan, mudah digunakan dan mampu menyajikan segala jenis informasi yang diperlukan.
Sim, reza agung wibowo, hapzi ali, implementasi sistem informasi manajemen pa...reza agung wibowo
Peran sistem informasi manajemen untuk mencapai keunggulan strategis dapat dicontohkan pada suatu perusahaan yang memutuskan untuk mengubah seluruh datanya menjadi basis data dengan alat penghubung standar (seperti alat penghubung browser web) sehingga memungkinkan berbagi informasi dengan para sekutu-sekutu bisnis dan pelanggannnya. Basis data yang terstandarisasi dan dapat diakses melalui browser web mencerminkan pergeseran posisi perusahaan secara strategis.
Sim, murniati, hapzi ali, implementasi sistem informasi manajemen pada pt. ca...Murniati .
Sebagaimana yang kita ketahui, sistem informasi memegang peranan penting apalagi di jaman yang serba canggih ini. Hampir di semua lini kehidupan sudah menggunakan aplikasi ini. Mengapa? Di jaman yang globalisasi dan digital ini, semua perangkat kehidupan banyak ditopang oleh aplikasi ini sebagai alat bantu, seperti: sistem scanner dibidang kedokteran, perbankan, teknologi hingga sistem keamanan yang semuanya sangat tergantung pada piranti lunak (software) dan piranti keras (hardware) ini. Tentu ada kekurangan- kekurangannya disamping ada kelebihannya. Ketelitian, akurat dan hemat tenaga adalah kelebihan dari penggunaan sistem informasi ini. Namun kekurangannya, bila terjadi error bisa berakibat fatal, deleting data bahkan adanya pencurian data yang tentunya sangat merugikan baik pihak perusahaan maupun organisasi yang berkepentingan.
TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN: INFORMASI DALAM PRAKTIK (STUDI KASUS PADA G...Gita Oktavianti
TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN:
INFORMASI DALAM PRAKTIK (STUDI KASUS PADA GITA BUSANA)
Disusun Oleh: Gita Oktavianti (43217120060)
Dosen Pengampu: Yananto Mihadi Putra, SE., M.Si
2. A. IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI PADA PERUSAHAAN
Perusahaan adalah suatu sistem fisik yang dikelola dengan menggunakan sistem konseptual.
Sistem perusahaan merupakan sistem lingkaran tertutup dalam arti dikendalikan oleh
manajemen, menggunakan umpan balik untuk mengawasi pelaksanaan agar dapat mencapai
suatu tujuan. Perusahaan juga merupakan suatu sistem terbuka, dalam arti berhubungan
dengan lingkunganya. Sebuah perusahaan mengambil sumber daya dari lingkungannya,
mengubah sumber daya tersebut menjadi barang dan jasa, dan mengembalikan sumber daya
yang telah diubah kepada lingkungannya. Lingkungan merupakan alasan utama keberadaan
perusahaan. Sistem Informasi Manajemen ( SIM ) muncul karena manajer tidak puas hanya
menghitung apa yang telah terjadi dalam bisnis, mereka ingin mengendalikan operasi dan
merencanakan masa depan. Kebutuhan ini memerlukan data akuntansi untuk menciptakan
informasi yang diperlukan. Laporan menyampaikan informasi dan model matematika
dikembangkan untuk memperkirakan permintaan produk, mengoptimalkan penggunaan
sumber daya manufakatur, serta menyampaikan produk kekonsumen. Walau istilah sistem
informasi manajemen tetap, sekarang perannya lebih dari sekedar mengoptimalkan operasi.
Istilah SIM terutama digunakan untuk menjelaskan sistem informasi yang membantu para
manajer dalam melaksanakan aktivitas mereka dibandingkan dengan sistem informasi yang
sekedar menjelaskan apa yang telah terjadi. Perusahaan yang aktivitas operasionalnya masih
manual ketika mencoba menggunakan suatu teknologi komputer untuk pemrosesan data, maka
masalah pertama yang dihadapi adalah besarnya pembiayaan yang harus dikeluarkan.
Pembiayaan ini dapat berupa biaya pembelian hardware, pembangunan sistem, dan penyiapan
infrastruktur, baik sumber daya manusia maupun teknis. Sementara perusahaan yang sudah
memiliki sistem pemrosesan data terkomputerisasi, ketika melakukan pengembangan sistem
informasi akan menghadapi masalah pada aspek fisik dan non-fisik. Aspek fisik meliputi biaya
pengembangan, up grading hardware dan penciptaan infrastruktur tertentu, sedangkan aspek
non-fisik meliputi tingkat penerimaan user, dukungan manajemen dan kualitas sistem informasi.
Penerapan sistem informasi di suatu perusahaan merupakan salah satu cara dalam
memenangkan persaingan yang semakin ketat dan menjadikan informasi sebagai sumberdaya
3. yang harus dikelola dengan tepat, sehingga tercipta suatu sistem terpadu yang menyediakan
informasi untuk mendukung kegiatan operasional, manajemen dan fungsi penentu pengambilan
keputusan bisnis yang tepat. Penerapan sistem informasi baru juga akan mengalami masalah
yang jika tidak diselesaikan akan menimbulkan inefisiensi dan inefektivitas dalampemberdayaan
sumber daya potensial. Oleh karena itu, sebelum melakukan upaya pengembangan dan
implementasi, harus dilakukan proses konsiderasi secara multidimensi terhadap berbagai
variabel yang mungkin berpengaruh terhadap kesuksesan suatu sistem baru.
Selama tahun 1990-an penerapan komputer yang konservatif mulai memberi jalan bagi
kemunculan kembali minat untuk menerapkan komputer diorganisasi secara keseluruhan.
Penjual perangkat lunak yang ambisius mengembangkan dan mulai memasarkan paket–paket
perangkat lunak standar yang bertujuan memenuhi kebutuhan hampir segala jenis organisasi.
Sistem ini disebut dengan sistem informasi perusahaan, cukup berhasil dengan cepat sehingga
perusahaan–perusahaan yang menggunakan komputer mempertimbangkan penerapannya.
Seperti yang didefinisikan oleh para penjual perangkat lunak awal , sistem informasi perusahaan
(enterprise information system) adalah suatu sistem berbasis komputer yang dapat melakukan
semua tugas akuntansi standar bagi semua unit organisasi secara terintegrasi dan terkoordinasi.
Sedangkan istilah enterprise digunakan karena sistem ini mencakup seluruh set proses yang
dilakukan oleh organisasi. Sistem tersebut mengakumulasi seluruh data transaksi akuntansi dari
departemen /bagian manufaktur, pemasaran, keuangan dan sumberdaya manusia dari berbagai
fungsi bisnis lain. Entis menjadi dasar area bisnis seperti sistem informasi manufaktur,
pemasaran, keuangan dan sumberdaya manusia.
Informasi umum yang diperlukan manajer mengikuti pola yang mendasar pada sifat kegiatan
pada suatu lapisan manajerial. Sebagian besar sistem informasi unruk manajer lapis terbawah
didasarkan pada kegiatan operasi dan sistem informasilah yang memproses transaksi kegiatan
di dalam organisasi, inilah yang dikenal dengan perancangan dari bawah ke atas (bottom-up
design). Sistem pemrosesan transaksi dan sistem informasi lapis terbawah biasanya
dikembangkan dengan cara saling berhubungan. Yang lebih penting bagi para manajer
daripada pengetahuan tentang teknologi komputer adalah pengetahuan tentang sistem
4. informasi yakni sistem yang diciptakan para analis dan manajer guna melaksanakan tugas
khusus tertentu yang sangat esensial bagi berfungsinya organisasi.
Sistem informasi untuk manajemen puncak harus memiliki fokus eksternal dan berorientasi pada
masa depan. Oleh sebab itu sistem informasi perencanaan harus dikaitkan dengan keperluan
manajemen puncak artinya bahwa mereka harus dikembangkan lebih bebas (tidak berkaitan)
dari sistem pemrosesan transaksi dan sistem pengendalian operasi. Syarat utama dari perancang
sistem perencanaan pada manajerial puncak adalah pengetahuan tentang proses manajemen
dan perencanaan pada lapis manajer senior dan memiliki pengetahuan tentang sistem informasi
dan perancangannya.
Perancang sistem lapis terbawah harus memiliki ketrampilan teknis sistem informasi kuat dalam
pengetahuan tentang kegiatan operasinya. Pada lapis manajemen madya perancangan sistem
sangat dipengaruhi baik oleh sistem informasi puncak maupun sistem pengendalian dari bawah.
Sistem informasi perencanaan yang dirancang untuk manajemen puncak harus dapat diperluas
ke bawah guna memberikan uraian informasi perencanaan kepada lapis manajemen madya,
yang lebih jauh diuraikan untuk memberikan informasi perencanaan yang diperlukan oleh
manajer lapis terbawah. Sistem informasi lapis terbawah yang banyak berurusan dengan
informasi internal tentang masa lalu dan masa kini, harus mampu memberikan ringkasan
informasi untuk melayani keperluan manajemen dalam rangaka pengendalian kegiatan
manajemen. Pada manajemen madya, informasi pengendalian kemudian lebih jauh diringkaskan
untuk melayani keperluan informasi manajemen puncak guna pelaksanaan evaluasi keseluruhan
dan peninjauan kembali atas kegiatan operasi. Pada lapis manajemen puncak, informasi dari luar
sangat berharga bagi pelaksanaan evaluasi keseluruhan dan peninjuan kembali atas kegiatan
operasi.
B. INFORMASI SEBAGAI SALAH SATU FAKTOR PENTING PENENTU KEBERHASILAN
Pada tahun 1961, D. Ronald Daniel dari McKinsey & Company, salah satu perusahaan
konsultan terbesar di Amerika, memperkenalkan istilah critical success factor(CSF) atau faktor
penting penentu keberhasilan. Ia mengungkapkan bahwa terdapat beberapa aktivitas penting
yang akan menentukan keberhasilan atau kegagalan bagi semua jenis organisasi. Aktivitas-
5. aktivitas penting tersebut adalah CSF, dan faktor-faktor ini dapat berbeda-beda dari satu jenis
organisasi ke jenis organisasi yang lain. Sebagai contoh, dalam industri kendaraan bermotor,
yang diyakini sebagai CSF adalah model, jaringan dealer yang efisien dan pengendalian biaya
produksi yang ketat. Dalam industri asuransi, CSF diidentifikasikan sebagai pengembangan
personel manajemen agen, pengendalian personel administrasi dan inovasi dalam menciptakan
produk-produk asuransi yang baru. Paling tidak, di awal tahun 1960-an semuanya diyakini
sebagai CSF.
Ketika manajemen sebuah perusahaan menjalankan konsep CSF mereka akan
memusatkan perhatian pada pengedintifikasian CSF dan kemudian memonitor sampai seberapa
jauh mereka telah mencapainya.
SISTEM PEMROSESAN TRANSAKSI
Istilah sistem pemrosesan transaksi digunakan untuk menjelaskan sistem informasi
mengumpulkan data yang menguraikan aktivitas perusahaan, mengubah data menjadi
informasi, dan menyediakan informasi tersebut bagi para pengguna terdapat di dalam maupun
di luar perusahaan. Istilah sistem pemrosesan data elektronik (electronic data processing -EDP)
dan sistem informasi akuntansi juga telah dipergunakan, namun saat ini kurang populer.
Informasi yang mengalir ke lingkungan juga memeliki arti penting. Sistem pemrosesan transaksi
adalah satu-satunya sistem informasi yang memiliki tanggung jawab untuk memenuhi
kebutuhan informasi di luar perusahaan. Sistem pemrosesan transaksi memiliki tanggung jawab
untuk memberikan informasi kepada setiap unsur lingkungan selain pesaing.
Sebagai contoh, sistem pemrosesan transaksi memberikan faktur dan laporan saldo
kepada pelanggan, pesanan pembelian kepada pemasok, dan data dalam laporan keuangan
tahunan kepada para pemegang saham dan pemilik.
Salah satu contoh yang baik dari sistem pemrosesan transaksi adalah sistem yang
digunakan oleh perusahaan-perusahaan distribusi. Perusahaan yang mendistribusikan produk
atau jasa kepada para pelanggannya. Kita akan menyebut sistem seperti ini sebagai suatu sistem
distribusi (distribution system). Sistem distribusi juga dapat ditemukan pada organisasi -
organisasi jasa seperti united way dan rumah sakit serta pada badan - badan pemerintahan
6. seperti militer dan perpajakan. semua organisasi, dalam satu bentuk dan lainnya bergerak dalam
bidang bisnis distribusi.
Tinjauan Sistem
Seluruh sistem ditunjukkan oleh kotak yang diberi label "Sistem distribusi" yang berada
ditengah. Unsur - unsur lingkungan yang berinteraksi dengan sistem ditunjukkan oleh kotak -
kotak dan dihubungkan ke sistem oleh panah - panah yang disebut arus data. Arus data dari
sistem distribusi kepada manajemen terdiri atas laporan - laporan akuntansi standar. Semua
kecuali dua arus data seperti gambar di atas terdiri atas sumber - sumber daya daya maya
(virtual).
Subsistem-subsistem Utama dari Sistem Distribusi
1. Sistem yang Memenuhi Pesanan Pelanggan
- Sistem entri pesanan (order entry system) memasukkan pesanan pelanggan ke
dalam sistem.
- Sistem persediaan (inventory system) memelihara catatan persediaan.
- Sistem penagihan (billing system) membuat faktur pelanggan
- Sistem piutang dagang (account receivable system) penagihan uang dari pelanggan.
2. Sistem yang Memesan Persediaan Pengganti
- Sistem Pembelian (Purchasing system) menerbitkan pesanan pembelian kepada
pemasok untuk persediaan yang dibutuhkan.
- Sistem Penerimaan (Receiving system) menerima persediaan.
- Sistem Utang Dagang (Account Payable system) melakukan pembayaran
3. Sistem yang Menjalankan Proses Buku Besar
- Sistem Buku Besar (General Ledger System) adalah sistem akuntansi yang
menggabungkan data dari sistem-sistem akuntansi yang lain dengan tujuan untuk
menyajikan gambaran keuangan perusahaan secara gabungan.
7. - Buku Besar (General Ledger) adalah file yang memuat data akuntansi yang telah
digabungkan.
- Sistem Memperbaharui buku besar (Updated general ledger system) membukukan
catatan-catatan yang mendeskripsikan berbagai tindakan dan transaksi ke dalam
buku besar.
- Sistem Pembuatan laporan Manajemen (Prepare Management report system)
menggunakan isi buku besar untuk pembuatan neraca dan laporan laba rugi serta
laporan lainnya.
Menempatkan Sistem Pemrosesan Transaksi dalam Perspektif
Sistem ini mengambil bentuk basis data yang mendokumentasikan semua hal yang
penting dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan operasinya dan berinteraksi dengan
lingkungan.
C. SISTEM INFORMASI ORGANISASI
Area-area bisnis perusahaan keuangan, sumber daya manusia, layanan informasi,
manufaktur, dan pemasaran menggunakan basis data yang diproduksi oleh sistem pemrosesan
transaksi, ditambah data dari sumber-sumber yang lain, untuk menghasilkan informasi yang
digunakan oleh para manajer dalam mengambil keputusan dan memecahkan masalah. Sistem
informasi dikembangkan untuk setiap area bisnis ini. Jenis sistem informasi lainnya yang telah
diimplementasikan di banyak perusahaan-sistem informasi eksekutif.
Semua sistem informasi ini merupakan contoh dari sistem informasi organisasi
(organizational information systems). Semua sistem informasi tersebut dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan akan informasi yang berhubungan dengan bagian-bagian tertentu dari
organisasi.
Sistem Informasi Pemasaran
Sistem informasi pemasaran (Marketing Information System – MKIS)memberikan informasi yang
berhubungan dengan aktivitas pemasaran perusahaan. Subsistem Output memberikan informasi
mengenai unsur-unsur penting di dalam bauran pemasaran. Bauran Pemasaran (marketing mix)
8. terdiri atas empat unsur utama yang dikelola oleh manajemen agar dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan dengan mendapat keuntungan yaitu :
- Subsistem Produk (product subsystem) memberikan informasi mengenai produk-
produk perusahaan.
- Subsistem promosi (promotion subsystem) memberikan informasi mengenai iklan
dan aktivitas penjualan pribadi perusahaan.
- Subsistem Harga (Price subsystem) membantu manajer meengambil keputusan
harga.
- Subsistem Lokasi memberikan informasi mengenai jaringan distribusi perusahaan.
Selain itu, masih terdapat subsistem kelima, subsistem bauran integrasi (integrated mix
subsystem) yang memungkinkan para manajer mengembangkan strategi yang
mempertimbangkan pengaruh gabungan dari unsur-unsur di atas. Satu contoh dari informasi
yang diberikan oleh subsistem bauran terintegrasi adalah ramalan penjualan, yang
memperhitungkan interaksi dariseluruh unsur. Masing-masing subsistem output terdiri atas
program-program yang terdapat di dalam koleksi peranti lunak. Program-program ini
memungkinkan pengguna mendapatkan informasi dalam bentuk laporan-laporan berkala dan
khusus. Hasil dari simulasi matematis, komuniksi elektronik, dan saran sistem berbasis
pengetahuan. Pengguna meliputi manajer-manajer perusahaan yang memiliki kepentingan
dengan aktivitas pemasaran perusahaan.
Basis Data : Data yang digunakan oleh subsistem output berasal dari basis data. Basis
data dipopulasi dengan data yang berasal dari tiga subsistem input.
Subsistem Input : sistem pemrosesan transaksi mengumpulkan data dari sumber-sumber
internal dan lingkungan lalu memasukkannya ke dalam basis data. Kita telah mengamati
pengumpulan data ini dalam pembahasan mengenai sistem diatribusi.Subsistem riset
pemasaran (marketing research subsystem) juga mengumpulkan data internal dan lingkungan
dengan melakukan studi-studi khusus. Subsistem Inteligensi Pemasaran (marketing intelligence
subsystem) mengumpulkan data lingkungan yang berfungsi untuk menjaga manajemen tetap
terinformasi mengenai aktivitas para pesaing dan pelanggan perusahaan dan unsur-unsur lain
yang dapt mempengaruhi operasi pemasaran.
9. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Sistem informasi sumber daya manusia (human resources information subsystem-
HRIA) memberikan informasi kepada seluruh manajer perusahaan yang berkaitan dengan
sumber daya manusia perusahaan. Dengan menggunakan format yang sama seperti MKIA.
Sistem pemrosesan transaksi memberikan data input, sama seperti subsistem riset sumber daya
manusia yang melakukan studi-studi khusus dan subsistem intelegensi sumber daya manusia
yang mengumpulkan data lingkungan yang mengandung permasalahan-permasalahan
SDM. Masing-masing subsistem output dari HRIA akan menangani aspek-aspek tertentu dari
manajemen SDM: Perencanaan, rekrutmen, penglolaan tenaaga kerja, kompensasi karyawan,
memberikan tunjangan kepada karyawan, dan membuat banyak laporan SDM yang diminta oleh
lingkungan, terutama badan-badan pemerintah. Ini adalah cara bagaimana subsistem output
iklan ditentukan-mereka mencerminkan area-area kepentingan utama bagi para penggunanya.
Sistem Informasi Manufaktur
Sistem informasi Manufaktur (Manufacturing Information System)memberikan informasi kepada
kepada seluruh manaje perusahaan yang berkaitan dengan operasi manfuaktru perusahaan.
Sebagaimana diilustrasikan sistem informasi manufaktur, dengan mengunakan format yang
sama seperti HRIA dan MKIA. Subsistem rekayasa industry terdiri atas aktivitas-aktivitas yang
dilakukan oleh para tekhnisi industry (industrial engineering –IE) yang melakukan studi atas
operasi manufaktur untuk memastikan keefesiensiannya. Empat subsistem output memberikan
laporan atas subjek-subjek yang sangat besar kepentingannya dalam manufacturing-produksi,
persediaan, mutu, dan biaya.
Sistem Informasi Keuangan
Sistem Informasi Keuangan (Financial Information System) memeberikan informasi
kepada seluruh manajer perusahaan yang berkaitan dengan aktivitas keuangan perusahaan.
Dalam menggunakan format yang sama seperti sistem informasi untuk area-area bisnis yang
lain. subsistem audit internal terdiri atas aktivitas-aktivitas oleh auditor internal perusahaan
10. untuk menjaga integritas sistem perusahaan. Aktivitas-aktivitas output sering meliputi
peramalan tren perekonomian masa depan, mengelola aliran dana yang melalui perusahaan,
dan mengendalikan keuangan perusahaan.
Sistem Informasi Eksekutif
Sistem informasi eksekutif (executive information system – EIA) adalah suatu sistem yang
memberikan informasi kepada para manajer di tingkat yang lebih tinggi atas kinerja perusahaan
secara keseluruhan. Dipergunakan pula istilah sistem pendukung eksekutif (executive support
system-ESS). EIA perusahaan biasanya terdiri atas stasiun-stasiun kerja eksekutif yang terhubung
melalui jaringan ke komputer pusat. Konfigurasi stasiun kerja terdiri dari atas sebuah komuter
pribadi dengan unit penyimpanan sekunder yang menyimpan basis data eksekutif. Basis data ini
dan informasi yang telah diproses sebelumnya oleh komputer pusat perusahaan. Eksekutif akan
memasukkan permintaan informasi untuk mengeluarkan tampilan informasi format awal atau
untuk menjalankan pemrosesan dalam jumlah minimum. Laporan format awal ini bertindak
sebagai “dashboard” bagi eksekutif untuk memonitor faktor-faktor penting penentu
keberhasilan organisasi.
Model EIS juga menunjukkan komposisi komputer pusat yang berhubungan dengan EIS. Data
dan informasi dapat dimasukkan ke dalam basis data korporat dari sumber-sumber eksternal,
dan berita-berita penjelasan akan peristiwa-peristiwa terbaru akan dapat dimasukkan oleh
anggota staf dengan mempergunakan stasiun kerja mereka masing-masing. Selain basis data
korporat. EIS meliputi kotak surat elektronik para eksekutif dan koleksi pranti lunak yang
menghasilkan informasi eksekutif.
Meskipun sudah menjadi pendapat umum bahwa para eksekutif lebih menyukai ringkasan
informasi, terdapat beberapa pengecualian. Beberapa eksekutif lebih menyukai detail. Para
perancang EIS membuat sistem secara fleksibel sehingga ia akan dapat memenuhi keinginan
semua eksekutif, apa pun itu. Salah satu pendekatan adalah dengan memberikan kemampuan
drill-down (perincian). Dengan pendekatan ini, eksekutif dapat mengeluarkan tampilan
ringkasan dan kemudian secara berurutan menampilkan detail dari tingkat yang lebih rendah.
11. Drill-down ini akan terus dilakukan sampai eksekutif merasa puas bahwa mereka telah
mendapatkan jumlah detail sesuai dengan kebutuhan.
D. MANAJEMEN HUBUNGAN PELANGGAN
Manajemen hubungan pelanggan (customer relationship management-CRM) adalah manajemen
hubungan antara perusahaan maupun pelanggannya akan menerima nilai maksimum dari
hubungan ini. Strategi ini menyadari bahwa membina hubungan jangka panjang dengan
pelanggan adalah suatu strategi yang bagus, karena mempertahankan pelanggan yang sudah
ada biasanya akan lebih murah daripada mendapatkan pelanggan baru. Oleh karena itu
perusahaan melakukan upaya-upaya untuk memahami para pelanggannya sehingga kebutuhan
mereka akan dapat dipenuhi dan mereka akan tetap setia kepada perusahaan.
E. DATA WAREHOUSING
Karakteristik Data Warehouse
Istilah data warehouse (gudang data) telah diberikan untuk menjelaskan penyimpanan data yang
memiliki karakteristik sebagai berikut :
- Kapasitas penyimpanan sangat besar
- Data diakumulasikan dengan menambahkan catatan-catatan baru, bukannya dijaga
tetap paling mutakhir dengan memperbarui catatan-catatan yang sudah ada dengan
informasi yang baru
- Data dapat diambil dengan mudah
- Data sepenuhnya digunakan untuk pengambilan keputusan, dan tidak digunakan
dalam operasi perusahaan sehari-hari
Membuat suatu data warehouse terdengar seperti sebuah tantangan besar dan memegang
demikian adanya. Bahkan pada kenyataannya, tantangannya begitu besar sehingga beberapa
pakar merekomendasikan untuk mengambil pendekatan yang lebih sederhana-
mengimplementasikan data warehouse dengan cara bertahap. Jika mengikuti pendekatan ini,
akan digunakan istilah data mart (toko data) untuk menguraikan subjek. Data mart adalah suatu
basis data yang berisi data yang hanya menguraikan satu segmen dari operasi perusahaan.
12. Pembuatan dan penggunaan sebuah data warehouse atau data mart disebut data warehousing
dan akan dilakukan oleh suatu sistem.
Sistem Data Warehousing
Data warehouse adalah bagian utama dari data warehousing yang memasukkan data ke dalam
gudang, mengubah isinya menjadi informasi, dan menyediakan informasi tersebut kepada para
pengguna. Sumber-sumber data yang utama adalah sistem pemrosesan transaksi, namun
tambahan data dapat diperoleh dari sumber-sumber lain, baik itu internal maupun lingkungan.
Ketika data diidentifikasi memiliki nilai potensial dalam pengambilan keputusan, maka data
tersebut akan ditambahkan ke data warehouse.
Area pengumpulan adalah tempat dimana data menjalani ekstraksi, transformasi, dan pemuatan.
Suatu proses yang sering kali disingkat menjadi ETL, proses ekstraksi
(extraction) menggabungkan data dari berbagai macam sumber; proses transformasi
(transformation) membersihkan data, menempatkannya dalam suatu format terstandar, dan
membuat ringkasan. Data akan disimpan dalam format rinci maupun ringkas guna memberikan
fleksibilitas maksimal dalam memenuhi berbagai kebutuhan informasi dari para pengguna.
Proses pemuatan (loading) melibatkan entri data ke dalam tempat penyimpanan data
warehouse.
F. PENYAMPAIAN INFORMASI
Untuk terakhir dalam sistem data warehousing adalah sistem penyampaian informasi, yang
mendapatkan data dari tempat penyimpanan data, mengubahnya menjadi informasi, dan
menjadikan informasi tersebut bagi para pengguna.
- Drill down-proses melakukan navigasi ke bawah melalui tingkatan-tingkatan rincian
- Roll up-memungkinkan pengguna memulai dengan tampilan terinci dan kemudian
meringkas rincian-rincian tersebut menjadi tingkat yang lebih tinggi.
- Drill across-dengan cepat bergerak dari satu hirarki data ke hirarki yang lainnya.
- Drill through-berangkat dari tingkat ringkasan ke tingkat terendah data yang terinci.
13. G. OLAP
On-line analytical processing (OLAP) memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi
dengan data warehouse melalui GUI ataupun antarmuka Web dan dengan cepat menghasilkan
informasi dalam berbagai bentuk termasuk grafik.
Terdapat dua pendekatan untuk OLAP : ROLAP dan MOLAP. ROLAP (relational on-line analytical
processing) menggunakan suatu sistem manajemen basis data relasional standar. MOLAP
(multidimensional on-line analytical processing)menggunakan suatu sistem manajemen basis
data khusus multidimensional.
H. DATA MINING
Data mining adalah proses menemukan hubungan dalam data yang tidak diketahui pengguna.
Proses ini sama seperti seorang penambang yang mencari emas di aliran sungai pegunungan.
Data mining membantu pengguna dengan menemukan hubungan dan menyajikannya dengan
cara yang dapat dipahami sehingga hubungan tersebut dapat menjadi dasar pengambilan
keputusan. Terdapat dua cara dasar dalam melakukan data mining: verifikasi hipotesis
(hypothesis verification) dan penemuan pengetahuan (knowledge discovery).
Hypothesis verification dimulai dengan hipotesis pengguna mengenai bagaimana data
saling terhubung.
1. Proses pengambilan akan dipandu sepenuhnya oleh pengguna
2. Informasi yang terpilih tidak akan dapat lebih baik dari pemahaman pengguna
akan data.
3. Cara tradisional untuk melakukan query atas suatu database.
Knowledge discovery sistem data warehouse menganalisa tempat penyimpanan data
warehouse, mencari kelompok-kelompok dengan karakteristik yang sama.
I. Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Sistem Informasi Pada Perusahaan
O’Brien dan Marakas (2009) menyatakan bahwa terdapat beberapa alasan yang menyebabkan
sukses atau tidaknya suatu organisasi/perusahaan dalam menerapkan sistem informasi. Faktor-
14. faktor yang mempengaruhi kesukesan penerapan sistem informasi, antara lain adanya dukungan
dari manajemen eksekutif, keterlibatan end user (pemakai akhir), penggunaan kebutuhan
perusahaan yang jelas, perencanaan yang matang, dan harapan perusahaan yang nyata.
Sementara alasan kegagalan penerapan sistem informasi antara lain karena kurangnya
dukungan manajemen eksekutif dan input dari end-user, pernyataan kebutuhan dan spesifikasi
yang tidak lengkap dan selalu berubah-ubah, serta inkompetensi secara teknologi. Yang
diuraikan sebagai berikut :
1. Kurangnya dukungan dari pihak eksekutif atau manajemen
Persetujuan dari semua level manajemen terhadap suatu proyek sistem informasi membuat
proyek tersebut akan dipersepsikan positif oleh pengguna dan staf pelayanan teknis informasi.
Dukungan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk penghargaan terhadap waktu dan tenaga
yang telah dicurahkan pada proyek tersebut, dukungan bahwa proyek akan menerima cukup
dana, serta berbagai perubahan organisasi yang diperlukan. Dengan demikian, kurangnya
komitmen eksekutif puncak untuk terlibat lebih jauh dalam proyek mengakibatkan penerapan
sistem informasi perusahaan menjadi sia-sia.
Keterlibatan eksekutif dalam pengembangan sistem informasi di perusahaan juga menentukan
kesuksesan proses sosialisasi sistem informasi. Proses sosialisasi sistem informasi yang baru
merupakan proses perubahan organisasional. Kebanyakan orang dalam organisasi akan
bertahan, karena perubahan mengandung ketidakpastian dan ancaman bagi posisi dan peran
mereka. Akan tetapi, proses perubahan organisasional ini diperlukan untuk manajemen
perubahan selama proses sosialisasi sistem informasi baru. Beberapa resiko dan konsekuensi
manajemen yang tidak tepat dalam pengembangan sistem informasi adalah sebagai berikut.
o Biaya yang berlebih-lebihan sehingga melampaui anggaran.
o Melampaui waktu yang telah diperkirakan.
o Kelemahan teknis yang berakibat pada kinerja yang berada dibawah tingkat
dari yang diperkirakan.
o Gagal dalam memperoleh manfaat yang diperkirakan.
15. 2. Kurangnya keterlibatan atau input dari end user (pemakai akhir)
Sikap positif dari pengguna terhadap sistem informasi akan sangat mendukung berhasil atau
tidaknya penerapan sistem informasi. Sikap positif dalam bentuk dukungan dan kompetensi
dari user, serta hubungan yang baik antara user dengan teknisi merupakan faktor sikap yang
menguntungkan (favorable attitudes) dan sangat penting bagi berhasilnya penerapan
sistem informasi. Sikap positif menentukan tindakan, dan akan berkaitan dengan tingkat
penggunaan yang tinggi (high levels of use) serta kepuasan (satisfaction) terhadap sistem
tersebut. Disamping itu, keterlibatan pengguna dalam desain dan operasi sistem informasi
memiliki beberapa hasil yang positif. Pertama, jika pengguna terlibat secara mendalam dalam
desain sistem, ia akan memiliki kesempatan untuk mengadopsi sistem menurut prioritas dan
kebutuhan bisnis, dan lebih banyak kesempatan untuk mengontrol hasil. Kedua, pengguna
cenderung untuk lebih bereaksi positif terhadap sistem karena mereka merupakan partisipan
aktif dalam proses perubahan itu sendiri. Kesenjangan komunikasi antara pengguna dan
perancang sistem informasi terjadi karena pengguna dan spesialis sistem informasi cenderung
memiliki perbedaan dalam latar belakang, kepentingan dan prioritas. Inilah yang sering
dikatakan sebagai kesenjangan komunikasi antara pengguna dan desainer (user-designer
communication gap).
3. Tidak Memiliki Perencanaan Memadai
Pengembangan dan penerapan sistem informasi yang tidak didukung dengan perencanaan
yang matang tidak akan mampu menjembatani keinginan dan kepentingan berbagai pihak di
perusahaan. Hal ini dikarenakan sistem yang dijalankan tidak sesuai dengan arah dan tujuan
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang tidak memiliki kompetensi inti dalam bidang
teknologi informasi sebaiknya menjadi tidak memaksakan untuk menjadi leader dalam investasi
teknologi informasi.
Sebagian besar penyedia jasa teknologi informasi kurang sensitif terhadap manajemen
perusahaan, tetapi hanya fokus pada tools yang akan dikembangkan. Kelemahan inilah yang
16. mengharuskan perusahaan untuk mengidentifikasi secara jelas kebutuhan dan spesifikasi sistem
informasi yang akan diterapkan berikut manfaatnya terhadap perusahaan. Kemauan perusahaan
dalam merancang penerapan sistem informasi berdasarkan sumberdaya yang dimiliki diyakini
dapat meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.
4. Inkompetensi secara Teknologi
Kesuksesan pengembangan sistem informasi tidak hanya bergantung pada penggunaan alat
atau teknologinya saja, tetapi juga manusia sebagai perancang dan penggunanya. Bodnar dan
Hopwood (1995) dalamMurdaningsih (2009) berpendapat bahwa perubahan dari sistem manual
ke sistem komputerisasi tidak hanya menyangkut perubahan teknologi tetapi juga perubahan
perilaku dan organisasional. Sekitar 30 persen kegagalan pengembangan sistem informasi baru
diakibatkan kurangnya perhatian pada aspek organisasional. Oleh karena itu, pengembangan
sistem informasi memerlukan suatu perencanaan dan implementasi yang hati-hati, untuk
menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang dikembangkan (resistance to change).
Sistem informasi harus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pengguna.
Kompleksitas sistem bukanlah merupakan jaminan perbaikan kinerja, bahkan menjadi
kontraproduktif jika tidak didukung oleh kesiapan sumber daya manusia dalam tahapan
implementasinya. Hal ini sering terjadi terutama pada perusahaan yang pengetahuan teknologi
informasinya rendah. Jika pengembangan sistem informasi diserahkan pada orang-orang yang
kurang berkompeten dibidangnya maka akan berakibat fatal bagi perusahaan ketika sistem
tersebut telah diterapkan.Pengembangan sistem informasi sebagai salah satu sarana pencapaian
tujuan perusahaan, sehingga keduanya harus relevan, serta perlu disiapkan dengan baik dan
matang. Selain itu, perusahaan harus memiliki harapan yang nyata, yaitu yang ingin dicapai dan
berusaha dalam meraihnya, sehingga efektivitas dari pengembangan atau penerapan sistem
informasi dapat terjadi.
17. J. RESIKO DALAM PENERAPAN SISTEM INFORMASI DI PERUSAHAAN
Kegunaan sistem informasi dalam mendukung proses bisnis organisasi semakin nyata dan
meluas. Sistem informasi membuat proses bisnis suatu organisasi menjadi lebih efisien dan
efektif dalam mencapai tujuan. Sistem informasi bahkan menjadi key-enabler (kunci pemungkin)
proses bisnis organisasi dalam memberikan manfaat bagi stakeholders. Maka dari itu, semakin
banyak organisasi, baik yang berorientasi profit maupun yang tidak, mengandalkan sistem
informasi untuk berbagai tujuan. Di lain pihak, seiring makin meluasnya implementasi sistem
informasi maka kesadaran akan perlunya dilakukan review atas pengembangan suatu sistem
informasi semakin meningkat. Kesadaran ini muncul karena munculnya berbagai kasus yang
terkait dengan gagalnya sistem informasi, sehingga memberikan akibat yang sangat
mempengaruhi kinerja organisasi.
Terdapat beberapa resiko yang mungkin ditimbulkan sebagai akibat dari gagalnya
pengembangan suatu sistem informasi, antara lain:
1. Sistem informasi yang dikembangkan tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi.
2. Melonjaknya biaya pengembangan sistem informasi karena adanya “scope creep” (atau
pengembangan berlebihan) yang tanpa terkendali.
3. Sistem informasi yang dikembangkan tidak dapat meningkatkan kinerja organisas
Mengingat adanya beberapa resiko tersebut diatas yang dapat memberikan dampak terhadap
kelangsungan organisasi maka setiap organisasi harus melakukan review dan evaluasi terdapat
pengembangan sistem informasi yang dilakukan. Review dan evaluasi ini dilakukan oleh internal
organisasi ataupun pihak eksternal organisasi yang berkompeten dan diminta oleh organisai.
Kegiatan review dan evaluasi ini biasanya dilakukan oleh Auditor Sistem Informasi. Selain
wawasan, pengetahuan dan ketrampilan diatas seorang spesialis audit sistem informasi juga
dituntut memenuhi syarat akreditasi pribadi terkait suatu sistem sertifikasi kualitas yang diakui
secara internasional. Salah satu sertifikasi profesional sebagai standar pencapaian prestasi dalam
bidang audit, kontrol, dan keamanan sistem informasi yang telah diterima secara internasional
adalah CISA® (Certified Information Systems Auditor) yang dikeluarkan oleh ISACA (Information
Systems Audit and Control Association). Audit sistem informasi dilakukan untuk menjamin agar
18. sistem informasi dapat melindungi aset milik organisasi dan terutama membantu pencapaian
tujuan organisasi secara efektif.
Contohnya :
Teknologi informasi memiliki peranan penting bagi setiap organisasi baik lembaga pemerintah
maupun perusahaan yang memanfaatkan teknologi informasi pada kegiatan bisnisnya, serta
merupakan salah satu faktor dalam mencapai tujuan organisasi. Peran TI akan optimal jika
pengelolaan TI maksimal. Pengelolaan TI yang maksimal akan dilaksanakan dengan baik dengan
menilai keselarasan antara penerapan TI dengan kebutuhan organisasi sendiri.
Semua kegiatan yang dilakukan pasti memiliki risiko, begitu juga dengan pengelolaan TI.
Pengelolaan TI yang baik pasti mengidentifikasikan segala bentuk risiko dari penerapan TI dan
penanganan dari risiko-risiko yang akan dihadapi. Untuk itu organisasi memerlukan adanya
suatu penerapan berupa Tata Kelola TI (IT Governance) (Herawan, 2012).
Pemanfaatan dan pengelolaan Teknologi Informasi (TI) sekarang ini sudah menjadi perhatian di
semua bidang dikarenakan nilai aset yang tinggi yang mempengaruhi secara langsung kegiatan
dan proses bisnis. Kinerja TI terhadap otomasi pada sebuah organisasi perlu selalu diawasi dan
dievaluasi secara berkala agar seluruh mekanisme manajemen TI berjalan sesuai dengan
perencanaan, tujuan, serta proses bisnis organisasi. Selain itu, kegiatan pengawasan dan evaluasi
tersebut juga diperlukan dalam upaya pengembangan yang berkelanjutan agar TI bisa
berkontribusi dengan maksimal di lingkungan kerja organisasi. COBIT (Control Objectives for
Information and Related Technology) adalah standar internasional untuk tata kelola TIyang
dikembangkan oleh ISACA (Information System and Control Association) dan ITGI (IT Governance
Institute) yang bisa dijadikan model pengelolaan TI mulai dari tahap perencanaan hingga
evaluasi.(Wibowo, 2008).
19. Keberhasilan dan Kegagalan Penerapan Sistem Informasi di Perusahaan Bisnis
Penerapan sistem informasi seperti telah dikatakan sebelumnya merupakan sesuatu yang sangat
penting untuk mendukung kinerja dunia bisnis dewasa ini. Hampir dapat dipastikan, bahwa
entitas bisnis manapun yang tidak mau memanfaatkan sistem informasi untuk mendukung
operasionalnya, maka ia akan “terlindas” oleh persaingan yang semakin hari semakin ketat.
Mengaplikasikan suatu suatu sistim informasi yang berbasis teknologi di dalam suatu
perusahaan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan tersebut antara lain:
1. Sebagai salah satu sumberdaya organisasi yang menunjang kegiatan operasional, dan
manajerial.
2. Memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu, dan tersaji dalam bentuk yang
sesuai.
3. Menunjang keunggulan kompetitif perusahaan
Oleh sebab itu perlu diperhatikan beberapa hal yang terkait dengan keberhasilan dan kegagalan
penerapan sistem informasi itu sendiri seperti akan dibahas dibawah ini :
A. Keberhasilan
Keberhasilan penerapan sebuah sistem informasi sangat bergantung pada sistem apakah yang
dibangun oleh perusahaan, apakah sistem ini mampu mengadaptasi kebutuhan perusahaan,
mudah digunakan dan mampu menyajikan segala jenis informasi yang diperlukan. Berikut
beberapa faktor yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan sistem informasi :
- Sistem tersebut tingkat penggunaannya relatif tinggi (High Levels of System Use)
Dengan penggunaan yang tinggi, artinya sistem informasi yang dibangun memiliki
manfaat yang sesuai dengan kebutuhan para user (dalam hal ini pegawai
perusahaan) sehingga mereka menggunakan sistem ini secara sering.
- Kepuasan para pengguna terhadap sistem (Users Satisfaction With The Systems)
Dengan semakin meningkatnya kepuasan para user terhadap sistem yang dibangun,
maka hal itu mengindikasikan bahwa sistem tersebut telah sesuai dengan kebutuhan
20. pengguna dan merupakan indikasi keberhasilan dari sistem. Karena tidak mungkin
sistem yang ada dianggap berhasil jika dalam implementasinya banyak terjadi
keluhan dari para penggunanya.
– Sikap yang menguntungkan (Favourabel Attitude) para pengguna terhadap system
informasi & staff dari sistem informasi.
Jika para pengguna memiliki sikap yang positif terhadap sistem yang ada, maka hal
tersebut merupakan indikasi keberhasilan yang kuat. Karena tidak mungkin para
pengguna memiliki sifat yang positif jika sistem yang ada tidak memberi dampak
yang positif serta sesuai dengan yang dibutuhkan.
B. Kegagalan
Kegagalan penerapan sebuah sistem informasi dapat disebabkan oleh banyak faktor. Sebuah
sistem dikatakan gagal jika keberadaannya tidak mampu memenuhi kebutuhan yang ada, tidak
mampu memberi efek manfaat terhadap para penggunanya serta sulit untuk digunakan. Berikut
dijelaskan beberapa kondisi yang dapat menyebabkan suatu sistem informasi dapat dikatakan
gagal:
- Biaya yang berlebihan sehingga melampaui anggaran
Pada dasarnya biaya pengembangan suatu sistem informasi adalah mahal, karena itu
perencanaan anggarannya pun harus dilakukan dengan cermat dan tepat. Namun
begitu sering terjadi dimana pengembangan sistem informasi di suatu perusahaan
menjadi berlarut-larut, kurang terarah sehingga menyebabkan biaya semakin
membengkak.
- Melalui waktu yang diperkirakan
Selain mahal, pengembangan suatu sistem informasi juga biasanya memerlukan
waktu yang lama. Hal ini disebabkan penegmbangan sistem informasi merupakan
suatu pekerjaan yang kompleks dan membutuhkan keakuratan serta kecermatan
yang tinggi. Jika perkiraan waktu ini yang dibuat meleset dari yang direncanakan,
maka hal tersebut dapat menyebabkan kegagalan.
- Kelemahan teknis yang berakibat pada kinerja yang berada dibawah tingkat dari
21. Yang diperkirakan.
Jika sistem informasi yang dibangun tidak dikerjakan secara cermat dan teliti, maka
besar kemungkinan sistem tersebut akan memiliki kelemahan teknis yang membuat
sistem tidak mampu bekerja secara normal ataupun sesuai dengan yang diharapkan.
Jika hal ini terjadi maka dapat menyebabkan kegagalan pula.
– Gagal memperoleh manfaat yang diperkirakan
Pada dasarnya, sebuah sistem informasi dikembangkan dan diterapkan dengan
tujuan tertentu sesuai dengan kondisi dan kebutuhkan yang ada dalam perusahaan.
Misalnya saja seperti untuk sistem manajemen sumber daya manusia, sistem
pengelolaan keuangan, sistem pemasaran dan lain sebagainya. Namun begitu, jika
sistem yang dibangun ternyata tidak sesui dengan peruntukkannya tersebut, maka
bisa dikatakan sistem tersebut gagal.
22. DAFTAR PUSAKA
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen: Implementasi
Sistem Informasi. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta.)
https://melishaputri.wordpress.com/2012/11/17/informasi-dalam-praktik/
http://kelompoktugassim.blogspot.com/2014/05/bab-viii-tentang-informasi-dalam-
praktik.html
http://peppy48.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2012/09/25/pembangunan-dan-penerapan-
sistem-informasi-suatu-perusahaan/
https://sis.binus.ac.id/2015/07/01/resiko-dalam-penerapan-sistem-informasi-di-
perusahaan/