SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Salah satu faktor yang sangat strategis dan substansial dalam upaya
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) suatu bangsa adalah
pendidikan. Pada saat ini pendidikan menjadi fenomena permasalahan yang sangat
penting di Indonesia. Hal ini dilihat dari keadaan SDM di bangsa Indonesia yang
kurang siap menghadapi millennium goals, era globalisasi, dan era informasi,
menurut Pikiran Rakyat tahun 2006 menyatakan bahwa di tingkat dunia Indonesia
termasuk Negara penghutang (debitor) nomor 6, Negara terkorup nomor 3,
peringkat SDM ke 112 dari 127 negara, dengan penduduk yang hidup di bawah
garis kemiskinan mencapai 30% dan pengangguran terbuka mencapai 12 juta
(Mulyasa, 2007:3). Sehingga berbagai upaya perbaikan ditempuh sebagai harapan
bagi pembaruan paradigma pendidikan Indonesia yang lebih bermutu dan kompetitif
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.( Hidayati, 2009)
Peningkatan kualitas pendidikan dilakukan secara bertahap dan
berkesinambungan pada berbagai komponen pendidikan antara lain adalah
menyempurnakan kurikulum, dan menggunakan model pembelajaran, serta bahan
ajar yang tepat. Pembaruan dalam bidang kurikulum yang telah dilakukan
pemerintah adalah penyempurnaan kurikulum 1994 yang cenderung berpusat pada
siswa menjadi konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi, kemudian dilakukan
perbaikan lagi terhadap KBK menjadi kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah “kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan” (BSNP,
2006:5).
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukaif. Nilai edukatif
mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang
bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan
untuk mencapai tujuan tertentu yang tela dirumuskan sebelum pengajaran
dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannyan secara
sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan pengajaran
1
(Djamarah, 2002). Untuk itulah maka dalam makalah ini penulis akan membahas
tentang bahan ajar yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari hasil
perencanaan seorang guru sebelum mengajar di kelas.
1.2. PERMASALAHAN
Dari latar belakang diatas maka dapat disimpulkan beberapa pokok
permasalahan dalam makalah ini yaitu :
1. Apakah pengertian strategi pembelajaran ?
2. Apa pengertian Bahan Ajar ?
3. Bagaimana prinsip-prinsip pemilihan bahan ajar ?
4. Bagaimana menentukan langkah-langkah pembuatan bahan ajar ?
5. Bagaimana menentukan cakupan urutan bahan ajar ?
6. Bagaimana penerapan Strategi penyampaian bahan ajar fakta pada pelajaran
sejarah ?
1.3. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengkaji lebih dalam
mengenai bahan ajar. Dengan kajian ini diharapkan mahasiswa sebagai calon
pendidik mampu melakukan pengembangan bahan ajar sesuai dengan spesifikasi
mata pelajaran yang diasuhnya.
1.4. MANFAAT
Manfaat yang diharapkan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi guru sebagai sumber informasi tentang efektivitas penggunaan strategi
penyampaian bahan ajar fakta pada pelajaran sejarah.
2. Bagi sekolah sebagai bahan masukan dalam upaya untuk meningkatkan
kualitas hasil belajar peserta didiknya, terutama dalam pelajaran sejarah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Kompetensi Supervisi Akademik merupakan salah satu kompetensi yang harus
dimiliki oleh para pengawas satuan pendidikan. Kompetensi ini berkenaan dengan
kemampuan pengawas dalam rangka pembinaan dan pengembangan kemampuan
guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan bimbingan di sekolah/satuan
pendidikan. Secara spesifik pengawas satuan pendidikan harus memiliki
kemampuan untuk membantu guru dalam mengembangkan strategi pembelajaran,
serta dapat memilih strategi yang tepat dalam kegiatan pembelajaran.
Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan
dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a
plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational
goal (J. R. David, 1976). Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan
yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian
kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya
atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertenu.
Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran.
Pada mulanya istilah strategi banyak digunakan dalam dunia militer yang
diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan
suatu peperangan. Sekarang, istilah strategi banyak digunakan dalam berbagai
bidang kegiatan yang bertujuan memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam
mencapai tujuan. Misalnya seorang manajer atau pimpinan perusahaan yang
menginginkan keuntungan dan kesuksesan yang besar akan menerapkan suatu
strategi dalam mencapai tujuannya itu, seorang pelatih akan tim basket akan
menentukan strategi yang dianggap tepat untuk dapat memenangkan suatu
pertandingan. Begitu juga seorang guru yang mengharapkan hasil baik dalam proses
3
pembelajaran juga akan menerapkan suatu strategi agar hasil belajar siswanya
mendapat prestasi yang terbaik.
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efisien. Kemp (1995). Dilain pihak Dick & Carey (1985) menyatakan bahwa
strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang
digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu di perhatikan oleh seorang
instruktur, guru, widyaiswara dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada 3 jenis
strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni: (a) strategi pengorganisasian
pembelajaran, (b) strategi penyampaian pembelajaran, dan (c) strategi pengelolaan
pembelajaran.
1. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran
Reigeluth, Bunderson dan Meril (1977) menyatakan strategi mengorganisasi
isi pelajaran disebut sebagai struktural strategi, yang mengacu pada cara untuk
membuat urutan dan mensintesis fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang berkaitan.
Strategi pengorganisasian, lebih lanjut dibedaka menjadi dua jenis, yaitu
strategi mikro dan strategi makro. Startegi mikro mengacu kepada metode untuk
pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada satu konsep, atau prosedur
atau prinsip. Strategi makro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi
pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep atau prosedur atau prinsip.
Strategi makro berurusan dengan bagaimana memilih, menata urusan,
membuat sintesis dan rangkuman isi pembelajaran yang saling berkaitan. Pemilihan
isi berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, mengacu pada penentapan
konsep apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Penataan urutan isi mengacu
pada keputusan untuk menata dengan urutan tertentu konsep yang akan diajarkan.
Pembuatan sintesis diantara konsep prosedur atau prinsip. Pembauatn rangkuman
mengacu kepada keputusan tentang bagaimana cara melakukan tinjauan ulang
konsepnserta kaitan yang sudah diajarkan.
4
2. Strategi Penyampaian Pembelajaran.
Strategi penyampaian isi pembelajaran merupkan komponen variable metode
untuk melaksanakan proses pembelajaran. Fungsi strategi penyampaian
pembelajaran adalah: (1) menyampaikan isi pembelajaran kepada pebelajar, dan (2)
menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan pebelajar untuk
menampilkan unjuk kerja.
3. Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode
yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara pebelajar dengan
variabel metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan
keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian mana yang
digunakan selama proses pembelajaran. Paling tidak, ada 3 (tiga) klasifikasi penting
variabel strategi pengelolaan, yaitu penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan
belajar siswa, dan motivasi.
2.2. Pengertian bahan ajar
Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur
untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah
segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa
bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (National Center for Vocational
Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training).
Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik
tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan
siswa untuk belajar.
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka
mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis
materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur),
keterampilan, dan sikap atau nilai.
5
2.3. Prinsip-prinsip dalam memilih bahan ajar
Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi: (a) prinsip
relevansi, (b) konsistensi, dan (c) kecukupan. Prinsip relevansi artinya materi
pembelajaran hendaknya relevan memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Prinsip konsistensi artinya adanya keajegan
antara bahan ajar dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya,
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang
harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Prinsip kecukupan artinya materi
yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai
kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh
terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-
buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.
2.4. Langkah-langkah dalam memilih bahan ajar
Materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru dan harus
dipelajari siswa hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar
menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis
besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi :
a. mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar,
b. mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar,
c. memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi., dan
d. memilih sumber bahan ajar. Secara lengkap, langkah-langkah pemilihan bahan
ajar dapat dijelaskan sebagai berikut:
Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu
diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus
dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek
standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-
6
beda dalam kegiatan pembelajaran. Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar
kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara
terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan
prosedur (Reigeluth, 1987). Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama
objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau
komponen suatu benda, dan lain sebagainya. Materi konsep berupa pengertian,
definisi, hakekat, inti isi. Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium,
paradigma, teorema.Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan
sesuatu secara urut, misalnya langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur
asin atau cara-cara pembuatan bel listrik.Materi pembelajaran aspek afektif
meliputi: pemberian respon, penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan penilaian.
Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin.
Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta,
konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis materi.
Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan
mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi
pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi
tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus
dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan
mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi
pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-beda.
Misalnya, metode mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah dengan
menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan
metode untuk mengajarkan prosedur adalah “demonstrasi”.
Memilih sumber bahan ajar.Setelah jenias materi ditentukan langkah
berikutnya adalah menentukan sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan
ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal,
koran, internet, media audiovisual, dsb.
7
2.5. Menentukan cakupan dan urutan bahan ajar
a. Menentukan cakupan bahan ajar
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus
diperhatikan apakah jenis materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip,
prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik. Selain itu, perlu diperhatikan
pula prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi
pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya. Keluasan
cakupan materi berarti menggambarkan berapa banyak materi-materi yang
dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan kedalaman materi
menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di dalamnya harus
dipelajari/dikuasai oleh siswa. Prinsip berikutnya adalah prinsip kecukupan
(adequacy). Kecukupan (adequacy) atau memadainya cakupan materi juga perlu
diperhatikan dalam pengertian. Cukup tidaknya aspek materi dari suatu materi
pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar
yang telah ditentukan. Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk
mengetahui apakah materi yang harus dipelajari oleh murid terlalu banyak, terlalu
sedikit, atau telah memadai sehingga sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin
dicapai.
b. Menentukan urutan bahan ajar
Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat penting untuk menentukan
urutan mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara
beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat
(prerequisite) akan menyulitkan siswa dalam mempelajarinya. Misalnya materi
operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Siswa akan
mengalami kesulitan mempelajari perkalian jika materi penjumlahan belum
dipelajari. Siswa akan mengalami kesulitan membagi jika materi pengurangan
belum dipelajari. Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta
kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok , yaitu: pendekatan
prosedural, dan hierarkis.
8
Pendekatan prosedural yaitu urutan materi pembelajaran secara prosedural
menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah
melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah menelpon, langkah-langkah
mengoperasikan peralatan kamera video. Sedangkan pendekatan hierarkis
menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke
bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk
mempelajari materi berikutnya.
2.6. Penerapan strategi penyampaian bahan ajar fakta dengan materi Tradisi
Sejarah Masyarakat Indonesia Sebelum Mengenal Tulisan
1. SAJIAN MATERI
A. Masa pra aksara.
zaman ketika manusia belum mengenal tulisan disebut dengan masa prasejarah atau
praaksara. Zaman prasejarah berlangsung sejak manusia ada sampai manusia
mengenal tulisan.
Tradisi dalam kehidupan masyarakat.
Sejarah adalah pengalaman kehidupan manusia dimasa lampau. Salah satu fungsi
sejarah adalah untuk memberikan identitas kepada masyarakatnya. Seperti budaya,
norma-norma, dan adat istiadatnya. Pada masyarakat yang belum mengenal tulisan
(praaksara), kisah sejarah disebarluaskan secara lisan sehingga menjadi dari bagian
tradisi lisan mereka. Berikut gambaran singkat mengenai kehidupan masyarakat
pada masa praaksara.
a. Organisasi social.
Manusia memerlukan orang lain atau masyarakat untuk dapat memnuhi kebutuhan
hidupnya. Pola hidup gotong royong suatu kelompok suku sudah terjalin dengan
baik.
b. system kepercayaan
pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, system kepercayaan masyarkat
Indonesia dimulai. Hal ini dibuktikan dengan penemuan lukisan-lukisan pada
dinding gua di sulawesi selaatan. Pada masa perundagian kepercayaan terhadap roh
9
nenek moyang makin kuat dengan makin komplesknya bentuk upacara-upacara
penghormatan, sesaji dan penguburan.
c. Sistem kemasyarakatan.
Ketika manusia bercocok tanam dan jumlahnya bertambah besar, system
kemasyarakatan mulai tumbuh.
d. system ekonomi.
Hubungan perdagangan pada saat itu adalah system barter yait petukaran barang
dengan barang lain.
e. Ilmu pengetahuan.
Masyarakat Indonesia telah mengenal ilmu pengetahuan dan tekhnologi sebelum
masuknya pengaruh hindu-budha. Masyarakat telah memanfaatkan angina muson
sebagai tenaga penggerak dalam aktivitas pelayaran dan perdagangan, juga
mengenal ilmu perbintangan sebagai petunjuk arah dalam pelayaran atau petunjuk
waktu pada pertanian.
2. BANTUAN UNTUK MENGHAFAL
Pemberian bantuan untuk menghafap bagi peserta didik dalam pelajaran ini yaitu
dengan menggunakan cara beripikir: apa sejarah.. bagaiamana sejarah.. dan lain
sebagainya.
3. MEMBERIKAN LATIHAN
Pertama-tama murid diminta menghafal dengan kalimat sendiri (hafal parafrase)
Kemudian murid diminta memberikan contoh tradisi masyarakat pada praaksara.
4. UMPAN BALIK
Guru memberikan informasi tentang tradisi masyarakat pada praaksara dan peserta
didik di minta untuk menyebutkan tradisi apa saja yang dilakukan oleh masyarakat
Indonesia pada masa praaksara.
5. PEMBERIAN TES
guru memberikan tes berupa pertanyaan kepada peserta didik yang berkaitan
dengan materi tradisi masyarakat Indonesia pada masa praaksara.
10
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Perencanaan pembelajaran sangat penting untuk membantu guru dan siswa dalam
mengkreasi, menata, dan mengorganisasi pembelajaran sehingga memungkinkan
peristiwa belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran
sangat diperlukan untuk memandu proses belajar secara efektif. Model pembelajaran yang
efektif adalah model pembelajaran yang memiliki landasan teoretik yang humanistik,
lentur, adaptif, berorientasi kekinian, memiliki sintak pembelajaran yang sedehana,
mudah dilakukan, dapat mencapai tujuan dan hasil belajar yang disasar. Model
pembelajaran yang dapat diterapkan pada bidang studi hendaknya dikemas koheren
dengan hakikat pendidikan bidang studi tersebut. Namun, secara filosofis tujuan
pembelajaran adalah untuk memfasilitasi siswa dalam penumbuhan dan pengembangan
kesadaran belajar, sehingga mampu melakukan olah pikir, rasa, dan raga dalam
memecahkan masalah kehidupan di dunia nyata. Model-model pembelajaran yang dapat
mengakomodasikan tujuan tersebut adalah yang berlandaskan pada paradigma
konstruktivistik sebagai paradigma alternatif. Model problem solving and reasoning,
model inquiry training, model problembased instruction, model conceptual change
instruction, model group investigation, dan masih banyak lagi model-model yang lain
yang berlandaskan paradigma konstruktivistik, adalah model-model pembelajaran
alternatif yang sesuai dengan hakikat pembelajaran humanis populis.
11
12

More Related Content

What's hot

Modul strategi dan model pembelajaran
Modul strategi dan model pembelajaranModul strategi dan model pembelajaran
Modul strategi dan model pembelajaranRAHMANULJA
 
Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip-Prinsip Pengembangan KurikulumPrinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Indonesia University of Education
 
struktur pengetahuan
struktur pengetahuanstruktur pengetahuan
struktur pengetahuancik noorlyda
 
tugas akhir mata kuliah standar belajar matematika
tugas akhir mata kuliah standar belajar matematikatugas akhir mata kuliah standar belajar matematika
tugas akhir mata kuliah standar belajar matematika
dea nindria imansari
 
Proposal tesis model assure
Proposal tesis model assureProposal tesis model assure
Proposal tesis model assure
zulfawardi S.Pd.I., MA
 
Deri
DeriDeri
Belajar dan pembelajaran
Belajar dan pembelajaranBelajar dan pembelajaran
Belajar dan pembelajaranAgus Setiabudi
 
Prinsip prinsip pengembangan kurikulum
Prinsip prinsip pengembangan kurikulumPrinsip prinsip pengembangan kurikulum
Prinsip prinsip pengembangan kurikulum
Sifa Siti Mukrimah
 
Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip-Prinsip Pengembangan KurikulumPrinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Sita Nurhalimah
 
Artikel mastery learning
Artikel mastery learningArtikel mastery learning
Artikel mastery learning
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Minggu 8
Minggu 8Minggu 8
Minggu 8
colleges
 
Model tyler dan taba
Model tyler dan tabaModel tyler dan taba
Model tyler dan taba
syahmiamni
 
Prinsip kurikulum
Prinsip kurikulumPrinsip kurikulum
Prinsip kurikulum
Fenny Rahma
 
Unit 3 Modul 1 Kurikulum Struktur Pengetahuan Dan Kemahiran V2
Unit 3  Modul 1  Kurikulum Struktur Pengetahuan Dan Kemahiran V2Unit 3  Modul 1  Kurikulum Struktur Pengetahuan Dan Kemahiran V2
Unit 3 Modul 1 Kurikulum Struktur Pengetahuan Dan Kemahiran V2
一世 一生
 
Unit 4 Modul 1 Teras Pengetahuan V2
Unit 4  Modul 1  Teras  Pengetahuan V2Unit 4  Modul 1  Teras  Pengetahuan V2
Unit 4 Modul 1 Teras Pengetahuan V2一世 一生
 
15205061 (klp 3)
15205061 (klp 3)15205061 (klp 3)
15205061 (klp 3)
mamogi
 
Direct instruction
Direct instructionDirect instruction
Direct instruction
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Ary Yyy
Ary YyyAry Yyy
Ary Yyy
AriMardiana
 
Strategi Belajar Mengajar
Strategi Belajar MengajarStrategi Belajar Mengajar
Strategi Belajar MengajarRizal M Suhardi
 
Pengajian kurikulum model kurikulum
Pengajian kurikulum model kurikulumPengajian kurikulum model kurikulum
Pengajian kurikulum model kurikulum
Noradilah Hj Nain
 

What's hot (20)

Modul strategi dan model pembelajaran
Modul strategi dan model pembelajaranModul strategi dan model pembelajaran
Modul strategi dan model pembelajaran
 
Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip-Prinsip Pengembangan KurikulumPrinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
 
struktur pengetahuan
struktur pengetahuanstruktur pengetahuan
struktur pengetahuan
 
tugas akhir mata kuliah standar belajar matematika
tugas akhir mata kuliah standar belajar matematikatugas akhir mata kuliah standar belajar matematika
tugas akhir mata kuliah standar belajar matematika
 
Proposal tesis model assure
Proposal tesis model assureProposal tesis model assure
Proposal tesis model assure
 
Deri
DeriDeri
Deri
 
Belajar dan pembelajaran
Belajar dan pembelajaranBelajar dan pembelajaran
Belajar dan pembelajaran
 
Prinsip prinsip pengembangan kurikulum
Prinsip prinsip pengembangan kurikulumPrinsip prinsip pengembangan kurikulum
Prinsip prinsip pengembangan kurikulum
 
Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip-Prinsip Pengembangan KurikulumPrinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
 
Artikel mastery learning
Artikel mastery learningArtikel mastery learning
Artikel mastery learning
 
Minggu 8
Minggu 8Minggu 8
Minggu 8
 
Model tyler dan taba
Model tyler dan tabaModel tyler dan taba
Model tyler dan taba
 
Prinsip kurikulum
Prinsip kurikulumPrinsip kurikulum
Prinsip kurikulum
 
Unit 3 Modul 1 Kurikulum Struktur Pengetahuan Dan Kemahiran V2
Unit 3  Modul 1  Kurikulum Struktur Pengetahuan Dan Kemahiran V2Unit 3  Modul 1  Kurikulum Struktur Pengetahuan Dan Kemahiran V2
Unit 3 Modul 1 Kurikulum Struktur Pengetahuan Dan Kemahiran V2
 
Unit 4 Modul 1 Teras Pengetahuan V2
Unit 4  Modul 1  Teras  Pengetahuan V2Unit 4  Modul 1  Teras  Pengetahuan V2
Unit 4 Modul 1 Teras Pengetahuan V2
 
15205061 (klp 3)
15205061 (klp 3)15205061 (klp 3)
15205061 (klp 3)
 
Direct instruction
Direct instructionDirect instruction
Direct instruction
 
Ary Yyy
Ary YyyAry Yyy
Ary Yyy
 
Strategi Belajar Mengajar
Strategi Belajar MengajarStrategi Belajar Mengajar
Strategi Belajar Mengajar
 
Pengajian kurikulum model kurikulum
Pengajian kurikulum model kurikulumPengajian kurikulum model kurikulum
Pengajian kurikulum model kurikulum
 

Similar to Tugas makalah-strategi-peasambelajaran (2)

Pengertian strategi pembelajaran lengkap
Pengertian strategi pembelajaran lengkapPengertian strategi pembelajaran lengkap
Pengertian strategi pembelajaran lengkapAjrina Pia
 
Strategi Belajar Mengajar
Strategi Belajar Mengajar Strategi Belajar Mengajar
Strategi Belajar Mengajar
Nisfatur Rosyidah Rosyidah
 
Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Made Wena)
Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Made Wena)Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Made Wena)
Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Made Wena)
Hariyatunnisa Ahmad
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranHilda Pujianti
 
PPt_Desain_Pembelajaran.pptx
PPt_Desain_Pembelajaran.pptxPPt_Desain_Pembelajaran.pptx
PPt_Desain_Pembelajaran.pptx
Try Aji Wisnubroto
 
PPT ZEIN_Presentation1 (2).pptx
PPT ZEIN_Presentation1 (2).pptxPPT ZEIN_Presentation1 (2).pptx
PPT ZEIN_Presentation1 (2).pptx
Muhamadhendro
 
ModelPembelajaranDalamPendidikanJasmani.pdf
ModelPembelajaranDalamPendidikanJasmani.pdfModelPembelajaranDalamPendidikanJasmani.pdf
ModelPembelajaranDalamPendidikanJasmani.pdf
irwan prayogo
 
28655207 makalah-pengembangan-kurikulum
28655207 makalah-pengembangan-kurikulum28655207 makalah-pengembangan-kurikulum
28655207 makalah-pengembangan-kurikulumRuny Chaerunnyza
 
Pengertian strategi pembelajaran
Pengertian strategi pembelajaranPengertian strategi pembelajaran
Pengertian strategi pembelajaran
Tandrian
 
Strategy PEMBELAJARAN.pptx
Strategy PEMBELAJARAN.pptxStrategy PEMBELAJARAN.pptx
Strategy PEMBELAJARAN.pptx
Ramaekafitria05
 
Strategi_pembelajaran.docx
Strategi_pembelajaran.docxStrategi_pembelajaran.docx
Strategi_pembelajaran.docx
UpiHambuku
 
68284275 asmn-kepentingan-rph
68284275 asmn-kepentingan-rph68284275 asmn-kepentingan-rph
68284275 asmn-kepentingan-rph
Wei Fen Chua
 
juragan 1 Mualimin tesis bab2 pengertian ktsp
juragan 1 Mualimin tesis bab2 pengertian ktspjuragan 1 Mualimin tesis bab2 pengertian ktsp
juragan 1 Mualimin tesis bab2 pengertian ktsp
Juragan Juragan
 
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Hariyatunnisa Ahmad
 
Pengantar kurikulum
Pengantar kurikulumPengantar kurikulum
Pengantar kurikulum
AYANAH SEPTIANITA
 
KONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MENGAJAR KLP 1.pdf
KONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MENGAJAR KLP 1.pdfKONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MENGAJAR KLP 1.pdf
KONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MENGAJAR KLP 1.pdf
AslanSaja1
 
Dasar dan proses pembelajaran biologi 1
Dasar dan proses pembelajaran biologi 1Dasar dan proses pembelajaran biologi 1
Dasar dan proses pembelajaran biologi 1
Heri Cahyono
 
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
Arin Ariyanti
 

Similar to Tugas makalah-strategi-peasambelajaran (2) (20)

Strategi strategi belajar
Strategi strategi belajarStrategi strategi belajar
Strategi strategi belajar
 
Pengertian strategi pembelajaran lengkap
Pengertian strategi pembelajaran lengkapPengertian strategi pembelajaran lengkap
Pengertian strategi pembelajaran lengkap
 
Strategi Belajar Mengajar
Strategi Belajar Mengajar Strategi Belajar Mengajar
Strategi Belajar Mengajar
 
Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Made Wena)
Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Made Wena)Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Made Wena)
Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Made Wena)
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaran
 
PPt_Desain_Pembelajaran.pptx
PPt_Desain_Pembelajaran.pptxPPt_Desain_Pembelajaran.pptx
PPt_Desain_Pembelajaran.pptx
 
PPT ZEIN_Presentation1 (2).pptx
PPT ZEIN_Presentation1 (2).pptxPPT ZEIN_Presentation1 (2).pptx
PPT ZEIN_Presentation1 (2).pptx
 
ModelPembelajaranDalamPendidikanJasmani.pdf
ModelPembelajaranDalamPendidikanJasmani.pdfModelPembelajaranDalamPendidikanJasmani.pdf
ModelPembelajaranDalamPendidikanJasmani.pdf
 
28655207 makalah-pengembangan-kurikulum
28655207 makalah-pengembangan-kurikulum28655207 makalah-pengembangan-kurikulum
28655207 makalah-pengembangan-kurikulum
 
Pengertian strategi pembelajaran
Pengertian strategi pembelajaranPengertian strategi pembelajaran
Pengertian strategi pembelajaran
 
Strategy PEMBELAJARAN.pptx
Strategy PEMBELAJARAN.pptxStrategy PEMBELAJARAN.pptx
Strategy PEMBELAJARAN.pptx
 
Strategi_pembelajaran.docx
Strategi_pembelajaran.docxStrategi_pembelajaran.docx
Strategi_pembelajaran.docx
 
68284275 asmn-kepentingan-rph
68284275 asmn-kepentingan-rph68284275 asmn-kepentingan-rph
68284275 asmn-kepentingan-rph
 
juragan 1 Mualimin tesis bab2 pengertian ktsp
juragan 1 Mualimin tesis bab2 pengertian ktspjuragan 1 Mualimin tesis bab2 pengertian ktsp
juragan 1 Mualimin tesis bab2 pengertian ktsp
 
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
 
Pengantar kurikulum
Pengantar kurikulumPengantar kurikulum
Pengantar kurikulum
 
KONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MENGAJAR KLP 1.pdf
KONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MENGAJAR KLP 1.pdfKONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MENGAJAR KLP 1.pdf
KONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MENGAJAR KLP 1.pdf
 
Dasar dan proses pembelajaran biologi 1
Dasar dan proses pembelajaran biologi 1Dasar dan proses pembelajaran biologi 1
Dasar dan proses pembelajaran biologi 1
 
Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaranStrategi pembelajaran
Strategi pembelajaran
 
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
 

Recently uploaded

Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
nimah111
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
OcitaDianAntari
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
PikeKusumaSantoso
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
DinaSetiawan2
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 

Tugas makalah-strategi-peasambelajaran (2)

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu faktor yang sangat strategis dan substansial dalam upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) suatu bangsa adalah pendidikan. Pada saat ini pendidikan menjadi fenomena permasalahan yang sangat penting di Indonesia. Hal ini dilihat dari keadaan SDM di bangsa Indonesia yang kurang siap menghadapi millennium goals, era globalisasi, dan era informasi, menurut Pikiran Rakyat tahun 2006 menyatakan bahwa di tingkat dunia Indonesia termasuk Negara penghutang (debitor) nomor 6, Negara terkorup nomor 3, peringkat SDM ke 112 dari 127 negara, dengan penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan mencapai 30% dan pengangguran terbuka mencapai 12 juta (Mulyasa, 2007:3). Sehingga berbagai upaya perbaikan ditempuh sebagai harapan bagi pembaruan paradigma pendidikan Indonesia yang lebih bermutu dan kompetitif sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.( Hidayati, 2009) Peningkatan kualitas pendidikan dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan pada berbagai komponen pendidikan antara lain adalah menyempurnakan kurikulum, dan menggunakan model pembelajaran, serta bahan ajar yang tepat. Pembaruan dalam bidang kurikulum yang telah dilakukan pemerintah adalah penyempurnaan kurikulum 1994 yang cenderung berpusat pada siswa menjadi konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi, kemudian dilakukan perbaikan lagi terhadap KBK menjadi kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah “kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan” (BSNP, 2006:5). Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukaif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang tela dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannyan secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan pengajaran 1
  • 2. (Djamarah, 2002). Untuk itulah maka dalam makalah ini penulis akan membahas tentang bahan ajar yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari hasil perencanaan seorang guru sebelum mengajar di kelas. 1.2. PERMASALAHAN Dari latar belakang diatas maka dapat disimpulkan beberapa pokok permasalahan dalam makalah ini yaitu : 1. Apakah pengertian strategi pembelajaran ? 2. Apa pengertian Bahan Ajar ? 3. Bagaimana prinsip-prinsip pemilihan bahan ajar ? 4. Bagaimana menentukan langkah-langkah pembuatan bahan ajar ? 5. Bagaimana menentukan cakupan urutan bahan ajar ? 6. Bagaimana penerapan Strategi penyampaian bahan ajar fakta pada pelajaran sejarah ? 1.3. TUJUAN Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengkaji lebih dalam mengenai bahan ajar. Dengan kajian ini diharapkan mahasiswa sebagai calon pendidik mampu melakukan pengembangan bahan ajar sesuai dengan spesifikasi mata pelajaran yang diasuhnya. 1.4. MANFAAT Manfaat yang diharapkan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi guru sebagai sumber informasi tentang efektivitas penggunaan strategi penyampaian bahan ajar fakta pada pelajaran sejarah. 2. Bagi sekolah sebagai bahan masukan dalam upaya untuk meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didiknya, terutama dalam pelajaran sejarah. 2
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Strategi Pembelajaran Kompetensi Supervisi Akademik merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh para pengawas satuan pendidikan. Kompetensi ini berkenaan dengan kemampuan pengawas dalam rangka pembinaan dan pengembangan kemampuan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan bimbingan di sekolah/satuan pendidikan. Secara spesifik pengawas satuan pendidikan harus memiliki kemampuan untuk membantu guru dalam mengembangkan strategi pembelajaran, serta dapat memilih strategi yang tepat dalam kegiatan pembelajaran. Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal (J. R. David, 1976). Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertenu. Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran. Pada mulanya istilah strategi banyak digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Sekarang, istilah strategi banyak digunakan dalam berbagai bidang kegiatan yang bertujuan memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Misalnya seorang manajer atau pimpinan perusahaan yang menginginkan keuntungan dan kesuksesan yang besar akan menerapkan suatu strategi dalam mencapai tujuannya itu, seorang pelatih akan tim basket akan menentukan strategi yang dianggap tepat untuk dapat memenangkan suatu pertandingan. Begitu juga seorang guru yang mengharapkan hasil baik dalam proses 3
  • 4. pembelajaran juga akan menerapkan suatu strategi agar hasil belajar siswanya mendapat prestasi yang terbaik. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Kemp (1995). Dilain pihak Dick & Carey (1985) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu di perhatikan oleh seorang instruktur, guru, widyaiswara dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada 3 jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni: (a) strategi pengorganisasian pembelajaran, (b) strategi penyampaian pembelajaran, dan (c) strategi pengelolaan pembelajaran. 1. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Reigeluth, Bunderson dan Meril (1977) menyatakan strategi mengorganisasi isi pelajaran disebut sebagai struktural strategi, yang mengacu pada cara untuk membuat urutan dan mensintesis fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang berkaitan. Strategi pengorganisasian, lebih lanjut dibedaka menjadi dua jenis, yaitu strategi mikro dan strategi makro. Startegi mikro mengacu kepada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada satu konsep, atau prosedur atau prinsip. Strategi makro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep atau prosedur atau prinsip. Strategi makro berurusan dengan bagaimana memilih, menata urusan, membuat sintesis dan rangkuman isi pembelajaran yang saling berkaitan. Pemilihan isi berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, mengacu pada penentapan konsep apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Penataan urutan isi mengacu pada keputusan untuk menata dengan urutan tertentu konsep yang akan diajarkan. Pembuatan sintesis diantara konsep prosedur atau prinsip. Pembauatn rangkuman mengacu kepada keputusan tentang bagaimana cara melakukan tinjauan ulang konsepnserta kaitan yang sudah diajarkan. 4
  • 5. 2. Strategi Penyampaian Pembelajaran. Strategi penyampaian isi pembelajaran merupkan komponen variable metode untuk melaksanakan proses pembelajaran. Fungsi strategi penyampaian pembelajaran adalah: (1) menyampaikan isi pembelajaran kepada pebelajar, dan (2) menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan pebelajar untuk menampilkan unjuk kerja. 3. Strategi Pengelolaan Pembelajaran Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara pebelajar dengan variabel metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian mana yang digunakan selama proses pembelajaran. Paling tidak, ada 3 (tiga) klasifikasi penting variabel strategi pengelolaan, yaitu penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, dan motivasi. 2.2. Pengertian bahan ajar Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training). Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. 5
  • 6. 2.3. Prinsip-prinsip dalam memilih bahan ajar Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi: (a) prinsip relevansi, (b) konsistensi, dan (c) kecukupan. Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Prinsip konsistensi artinya adanya keajegan antara bahan ajar dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang- buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya. 2.4. Langkah-langkah dalam memilih bahan ajar Materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru dan harus dipelajari siswa hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi : a. mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar, b. mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar, c. memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi., dan d. memilih sumber bahan ajar. Secara lengkap, langkah-langkah pemilihan bahan ajar dapat dijelaskan sebagai berikut: Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda- 6
  • 7. beda dalam kegiatan pembelajaran. Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur (Reigeluth, 1987). Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema.Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik.Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon, penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan penilaian. Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin. Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta, konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-beda. Misalnya, metode mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah dengan menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan metode untuk mengajarkan prosedur adalah “demonstrasi”. Memilih sumber bahan ajar.Setelah jenias materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dsb. 7
  • 8. 2.5. Menentukan cakupan dan urutan bahan ajar a. Menentukan cakupan bahan ajar Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus diperhatikan apakah jenis materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik. Selain itu, perlu diperhatikan pula prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan berapa banyak materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan kedalaman materi menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di dalamnya harus dipelajari/dikuasai oleh siswa. Prinsip berikutnya adalah prinsip kecukupan (adequacy). Kecukupan (adequacy) atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan dalam pengertian. Cukup tidaknya aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang harus dipelajari oleh murid terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. b. Menentukan urutan bahan ajar Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat penting untuk menentukan urutan mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan siswa dalam mempelajarinya. Misalnya materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Siswa akan mengalami kesulitan mempelajari perkalian jika materi penjumlahan belum dipelajari. Siswa akan mengalami kesulitan membagi jika materi pengurangan belum dipelajari. Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok , yaitu: pendekatan prosedural, dan hierarkis. 8
  • 9. Pendekatan prosedural yaitu urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah menelpon, langkah-langkah mengoperasikan peralatan kamera video. Sedangkan pendekatan hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya. 2.6. Penerapan strategi penyampaian bahan ajar fakta dengan materi Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Sebelum Mengenal Tulisan 1. SAJIAN MATERI A. Masa pra aksara. zaman ketika manusia belum mengenal tulisan disebut dengan masa prasejarah atau praaksara. Zaman prasejarah berlangsung sejak manusia ada sampai manusia mengenal tulisan. Tradisi dalam kehidupan masyarakat. Sejarah adalah pengalaman kehidupan manusia dimasa lampau. Salah satu fungsi sejarah adalah untuk memberikan identitas kepada masyarakatnya. Seperti budaya, norma-norma, dan adat istiadatnya. Pada masyarakat yang belum mengenal tulisan (praaksara), kisah sejarah disebarluaskan secara lisan sehingga menjadi dari bagian tradisi lisan mereka. Berikut gambaran singkat mengenai kehidupan masyarakat pada masa praaksara. a. Organisasi social. Manusia memerlukan orang lain atau masyarakat untuk dapat memnuhi kebutuhan hidupnya. Pola hidup gotong royong suatu kelompok suku sudah terjalin dengan baik. b. system kepercayaan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, system kepercayaan masyarkat Indonesia dimulai. Hal ini dibuktikan dengan penemuan lukisan-lukisan pada dinding gua di sulawesi selaatan. Pada masa perundagian kepercayaan terhadap roh 9
  • 10. nenek moyang makin kuat dengan makin komplesknya bentuk upacara-upacara penghormatan, sesaji dan penguburan. c. Sistem kemasyarakatan. Ketika manusia bercocok tanam dan jumlahnya bertambah besar, system kemasyarakatan mulai tumbuh. d. system ekonomi. Hubungan perdagangan pada saat itu adalah system barter yait petukaran barang dengan barang lain. e. Ilmu pengetahuan. Masyarakat Indonesia telah mengenal ilmu pengetahuan dan tekhnologi sebelum masuknya pengaruh hindu-budha. Masyarakat telah memanfaatkan angina muson sebagai tenaga penggerak dalam aktivitas pelayaran dan perdagangan, juga mengenal ilmu perbintangan sebagai petunjuk arah dalam pelayaran atau petunjuk waktu pada pertanian. 2. BANTUAN UNTUK MENGHAFAL Pemberian bantuan untuk menghafap bagi peserta didik dalam pelajaran ini yaitu dengan menggunakan cara beripikir: apa sejarah.. bagaiamana sejarah.. dan lain sebagainya. 3. MEMBERIKAN LATIHAN Pertama-tama murid diminta menghafal dengan kalimat sendiri (hafal parafrase) Kemudian murid diminta memberikan contoh tradisi masyarakat pada praaksara. 4. UMPAN BALIK Guru memberikan informasi tentang tradisi masyarakat pada praaksara dan peserta didik di minta untuk menyebutkan tradisi apa saja yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia pada masa praaksara. 5. PEMBERIAN TES guru memberikan tes berupa pertanyaan kepada peserta didik yang berkaitan dengan materi tradisi masyarakat Indonesia pada masa praaksara. 10
  • 11. BAB III PENUTUP KESIMPULAN Perencanaan pembelajaran sangat penting untuk membantu guru dan siswa dalam mengkreasi, menata, dan mengorganisasi pembelajaran sehingga memungkinkan peristiwa belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran sangat diperlukan untuk memandu proses belajar secara efektif. Model pembelajaran yang efektif adalah model pembelajaran yang memiliki landasan teoretik yang humanistik, lentur, adaptif, berorientasi kekinian, memiliki sintak pembelajaran yang sedehana, mudah dilakukan, dapat mencapai tujuan dan hasil belajar yang disasar. Model pembelajaran yang dapat diterapkan pada bidang studi hendaknya dikemas koheren dengan hakikat pendidikan bidang studi tersebut. Namun, secara filosofis tujuan pembelajaran adalah untuk memfasilitasi siswa dalam penumbuhan dan pengembangan kesadaran belajar, sehingga mampu melakukan olah pikir, rasa, dan raga dalam memecahkan masalah kehidupan di dunia nyata. Model-model pembelajaran yang dapat mengakomodasikan tujuan tersebut adalah yang berlandaskan pada paradigma konstruktivistik sebagai paradigma alternatif. Model problem solving and reasoning, model inquiry training, model problembased instruction, model conceptual change instruction, model group investigation, dan masih banyak lagi model-model yang lain yang berlandaskan paradigma konstruktivistik, adalah model-model pembelajaran alternatif yang sesuai dengan hakikat pembelajaran humanis populis. 11
  • 12. 12