SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
Download to read offline
i
PENDIDIKAN
DASAR
KEIMIGRASIAN
MODUL
TEORI DAN PRAKTIK
TINDAKAN ADMINISTRATIF KEIMIGRASIAN
Oleh.
Muh. Khamdan
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN. ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................................................ 1
B. Deskripsi Singkat............................................................................................................ 2
C. Hasil Belajar .................................................................................................................. 2
D. Indikator Hasil Belajar ................................................................................................... 2
E. Materi Pokok .................................................................................................................. 3
F. Manfaat .......................................................................................................................... 3
BAB II PENGERTIAN TINDAKAN ADMINISTRATIF KEIMIGRASIAN ........... 4
A. Pengertian Tindakan Administratif Keimigrasian .......................................................... 4
B. Dasar Hukum Pelaksanaan Tindakan Administratif Keimigrasian ............................... 5
C. Jenis-Jenis Tindakan Administratif Keimigrasian.......................................................... 5
1. Pencantuman Daftar Pencegahan atau Penangkalan .................................................. 6
2. Pembatasan, Perubahan, atau Pembatalan Izin Imigrasi............................................. 9
3. Larangan Berada di Wilayah Tertentu di Indonesia ................................................... 12
4. Keharusan Bertempat Tinggal di Wilayah Tertentu di Indonesia .............................. 12
5. Pengenaan Biaya Beban.............................................................................................. 12
6. Deportasi dari Wilayah Indonesia............................................................................... 13
D. Latihan ............................................................................................................................ 14
E. Rangkuman ..................................................................................................................... 14
BAB III TEKNIK TINDAKAN ADMINISTRATIF KEIMIGRASIAN ..................... 15
A. Tahapan Kegiatan Tindakan Administratif Keimigrasian.............................................. 15
B. Teknis Tindakan Administratif Keimigrasian pada Kedatangan.................................... 16
1. Pembatasan, Perubahan, atau Pembatalan Izin Imigrasi............................................. 16
2. Keharusan Bertempat Tinggal di Wilayah Tertentu di Indonesia .............................. 17
3. Penolakan Masuk Wilayah Indonesia......................................................................... 18
C. Proses Pemeriksaan Dokumen Perjalanan (Document Clearance) ................................ 20
1. Custom ........................................................................................................................ 21
2. Immigration ................................................................................................................ 22
- Bebas Visa Kunjungan Singkat (BVKS).................................................................. 22
- Visa Kunjungan Saat Kedatangan (VKSK) ............................................................. 23
iii
3. Quarantine.................................................................................................................. 22
D. Latihan ............................................................................................................................ 24
E. Rangkuman ..................................................................................................................... 24
BAB IV PENYUSUNAN LAPORAN PEMERIKSAAN TINDAKAN
ADMINISTRATIF KEIMIGRASIAN ....................................................................... 25
A. Pengawasan Administratif dan Pengawasan Lapangan.................................................. 25
B. Penyusunan Laporan Tindakan Administratif Keimigrasian.......................................... 27
1. Syarat Laporan Pemeriksaan Tindakan Administratif Keimigrasian ......................... 28
2. Penyusunan Laporan Sebagai Naskah Dinas.............................................................. 29
3. Penyusunan Laporan Berbentuk Berita Acara Pemeriksaan (BAP)........................... 31
C. Alasan-Alasan Dipilihnya Tindakan Administratif Keimigrasian.................................. 33
D. Latihan ............................................................................................................................ 34
E. Rangkuman ..................................................................................................................... 34
BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 35
A. Simpulan ........................................................................................................................ 35
Daftar Pustaka
1
BAB I
PENDAHULUAN
Selamat Datang! Dalam Pendidikan Dasar Keimigrasian, mata Diklat “Tindakan
Administratif Keimigrasian”. Pasti Anda pernah mendengar tindakan administratif apa yang
dilakukan dalam bidang keimigrasian? Coba simak baik-baik penjelasan di bawah ini secara
cermat.
A. Deskripsi Singkat
Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau keluar wilayah negara
Republik Indonesia dan pengawasan orang asing di Indonesia. Dengan demikian, imigrasi di
samping termasuk salah satu instansi pemerintah yang salah satu kegiatannya melayani
administrasi keimigrasian masyarakat, juga sebagai instansi pengawas terhadap segala
keberadaan dan kegiatan orang asing.
Terhadap orang asing pelayanan dan pengawasan di bidang keimigrasian dilaksanakan
berdasarkan prinsip selektif (selective policy). Berdasarkan prinsip ini maka orang asing yang
dapat diberikan ijin masuk ke Indonesia hanyalah orang asing yang memiliki manfaat bagi
kesejahteraan rakyat, bangsa, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tidak
membahayakan keamanan dan ketertiban, serta tidak bermusuhan dengan rakyat dan
pemerintah.
Untuk mewujudkan prinsip selektif (selective policy) diperlukan kegiatan pengawasan
terhadap orang asing, pengawasan ini tidak hanya pada saat orang asing masuk ke wilayah
Indonesia, tetapi juga selama orang asing tersebut berada di wilayah Indonesia termasuk
kegiatan-kegiatannya. Hal tersebut terkait adanya orang asing yang keberadaanya merugikan
kepentingan bangsa dan negara seperti kasus-kasus penyalahgunaan ijin tinggal, tinggal di
Indonesia melebihi jangka waktu yang ditentukan, imigran tanpa berkas administratif yang
resmi, dan sebagainya.
Tindakan dari pelaksanaan peran keimigrasian terhadap warga negara Indonesia serta
orang asing yang tidak mentaati peraturan keimigrasian yang berlaku di Indonesia, ada dua
macam, yaitu tindakan administratif keimigrasian dan tindakan pidana keimigrasian. Oleh
karena itu penting untuk mengetahui batas yang jelas apabila timbul suatu kasus keimigrasian
dan harus diputuskan menggunakan tindakan administratif keimigrasian atau tindakan pidana
keimigrasian, karena adanya prosedur, waktu, dan cara pembuktian yang berbeda.
2
Tindakan administratif keimigrasian sering digunakan untuk orang asing yang
melanggar peraturan di Indonesia, sebab jika digunakan tindakan pidana keimigrasian yang
salah satu tahapannya harus dimulai dengan penyidikan maka orang asing tersebut harus tetap
tinggal di wilayah Indonesia dan hal ini tentu menimbulkan beban tersendiri bagi negara
Indonesia. Pada sisi lain, ada kemungkinan orang asing tersebut sengaja berusaha lebih lama
tinggal di Indonesia dengan cara mengajukan banding atau kasasi sampai orang asing tersebut
selesai menjalani hukuman, sehingga menguntungkan orang asing tersebut meskipun ijin
tinggal bahkan paspornya sudah tidak berlaku lagi.
B. Hasil Belajar
Setelah mempelajari tentang mata Diklat “Teori dan Praktik Tindakan Administratif
Keimigrasian” ini, peserta Diklat diharapkan mampu melakukan teknik tindakan administratif
keimigrasian.
C. Indikator Hasil Belajar
Setelah mempelajari Mata Diklat Teori dan Praktik Tindakan Administratif
Keimigrasian ini, peserta diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian tindakan administratif keimigrasian, dasar hukum pelaksanaan,
dan jenis-jenis tindakan administratif
2. Memahami teknik tindakan administratif
3. Menyajikan Berita Acara tindakan administratif keimigrasian.
D. Petunjuk Belajar
Anda sebagai pembelajar, dan agar dalam proses pembelajaran mata Diklat “Teori dan
Praktik Tindakan Administratif Keimigrasian” dapat berjalan lebih lancar, dan indikator hasil
belajar tercapai secara baik, Anda kami sarankan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Bacalah secara cermat, dan pahami indikator hasil belajar atau tujuan pembelajaran yang
tertulis pada setiap awal bab, karena indikator belajar memberikan tujuan dan arah.
Indikator belajar menetapkan apa yang harus Anda capai.
2. Pelajari setiap bab secara berurutan, mulai dari Bab I Pendahuluan sampai dengan Bab
IV.
3. Laksanakan secara sungguh-sungguh dan tuntas setiap tugas pada setiap akhir bab.
4. Keberhasilan proses pembelajaran dalam mata Diklat ini tergantung pada kesungguhan
Anda. Untuk itu, belajarlah baik secara mandiri maupun berkelompok secara seksama.
3
Untuk belajar mandiri, Anda dapat melakukan seorang diri, berdua atau berkelompok
dengan lain sedang mempelajari bagaimana membuat berita acara yang baik dan benar.
5. Anda disarankan mempelajari bahan-bahan dari sumber lain, seperti yang tertera pada
Daftar Pustaka pada akhir modul ini, dan jangan segan-segan bertanya kepada siapa saja
yang mempunyai kompetensi dalam penyusunan laporan.
Baiklah, selamat belajar!, semoga Anda sukses menerapkan pengetahuan dan keterampilan
yang diuraikan dalam mata Diklat ini dalam upaya melakukan tindakan administratif
keimigrasian secara baik.
E. Materi Pokok
Materi pokok yang dibahas dalam modul ini adalah:
1. Pengertian tindakan administratif keimigrasian
2. Dasar hukum pelaksanaan tindakan keimigrasian
3. Jenis-jenis tindakan administratif keimigrasian
4. Teknik tindakan pengawasan keberangkatan
5. Hambatan tindakan administratif keimigrasian
6. Pembuatan Berita Acara tindakan administratif keimigrasian
F. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dengan mempelajari modul ini adalah:
1. Peserta diklat dapat lebih memahami pengertian tindakan administratif keimigrasian,
dasar hukum pelaksanaan, dan jenis-jenis tindakan administratif
2. Peserta diklat dapat lebih memahami teknik tindakan administratif
3. Peserta diklat dapat membuat Berita Acara tindakan administratif keimigrasian
4
BAB II
PENGERTIAN, DASAR HUKUM, DAN JENIS-JENIS TINDAKAN
ADMINISTRATIF KEIMIGRASIAN
A. Pengertian Tindakan Administratif Keimigrasian
Tindakan administratif keimigrasian adalah sanksi administratif yang ditetapkan Pejabat
Imigrasi terhadap Orang Asing di luar proses peradilan, sebagaimana dijelaskan pada
ketentuan umum pasal 1 butir 19 Undang-Undang Nomor 6 tahun 2011 tentang keimigrasian.
Tindakan administratif keimigrasian dilakukan terhadap Orang Asing di wilayah Indonesia
karena melakukan kegiatan berbahaya serta patut diduga membahayakan keamanan dan
ketertiban umum atau tidak menghormati dan melanggar peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia.
Berdasarkan pengertian di atas, lingkup tugas dan fungsi keimigrasian berada di
berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial budaya, keamanan, dan kependudukan.
Dalam konteks lalu lintas dan mobilitas manusia yang semakin meningkat, peran dan fungsi
imigrasi menjadi bagian yang penting dan strategis yaitu meminimalisasikan dampak negatif
yang dapat timbul akibat kedatangan orang asing sejak masuk, selama berada, dan melakukan
kegiatan di Indonesia sampai keluar wilayah negara Indonesia.
Untuk menggambarkan operasionalisasi peran keimigrasian secara jelas dalam
pembahasan tindakan administratif keimigrasian, perlu pemahaman kerangka teoritis yang
mendasari yaitu adanya pengakuan masyarakat internasional mengenai hak eksklusif setiap
negara dalam batas wilayah negara yang bersangkutan, yang dikenal sebagai kedaulatan
negara. Konsep kedaulatan menetapkan bahwa suatu negara memiliki kekuasaan atas suatu
wilayah hak teritorial serta hak-hak yang kemudian timbul dari penggunaan kekuasaan
teritorial tersebut. Konsep kedaulatan mengandung arti bahwa negara mempunyai hak
kekuasaan penuh untuk melaksanakan hak teritorialnya dalam batas-batas wilayah negara
yang bersangkutan. Hal inilah yang menjadikan instansi imigrasi perlu melakukan tindakan
terhadap orang asing yang memasuki wilayah teritorial Indonesia.
Adanya konsep kedaulatan teritorial negara, maka dalam melakukan perlintasan
antarnegara digunakan paspor. Pada dasarnya setiap paspor memuat identitas
kewarganegaraan pemegangnya sehingga negara yang mengeluarkan berkewajiban memberi
Setelah membaca bab ini, peserta diharapkan dapat menjelaskan pengertian
tindakan administratif keimigrasian, dasar hukum pelaksanaan, dan jenis-jenis
tindakan administratif keimigrasian
5
perlindungan hukum dimanapun pemegang berada. Sedangkan dalam rangka menyeleksi
orang asing yang ingin masuk dan melakukan perjalanan ke negara lain, dibutuhkan visa atau
tanda yang diterakan pada paspor sebagai bentuk telah diperiksa atau disetujui oleh pejabat
negara tujuan. Pemeriksaan paspor dan visa inilah sebagai bagian dari proses keimigrasian
yang dapat dilanjutkan dengan tindakan administratif keimigrasian.
Melakukan suatu tindakan administrasi terhadap orang yang tidak mentaati peraturan
dan melakukan kegiatan yang berbahaya bagi keamanan dan ketertiban umum, terdiri dari:
a. Warga negara Indonesia berupa cekal, penolakan keluar wilayah Indonesia, pencabutan
hal-hal yang berkaitan Surat Perjalanan Republik Indonesia
b. Orang asing berupa cekal, penolakan keluar dan masuk wilayah Indonesia, biaya beban,
deportasi, pengkarantinaan, pembatasan/pembatalan/perubahan ijin keberadaan, larangan
berada di suatu atau beberapa tempat, keharusan bertempat tinggal di tempat tertentu.
c. Penanggungjawab alat angkut, berupa biaya beban, membawa kembali orang asing yang
tidak diberi ijin masuk, orang asing yang tidak diberi ijin masuk untuk tetap tinggal atau
diisolasi di alat angkut.
B. Dasar Hukum Pelaksanaan Tindakan Administratif Keimigrasian
Tindakan administratif keimigrasian diatur dalam Undang-undang Nomor 6 tahun 2011
tentang keimigrasian pada pasal 75 ayat 1, yang berbunyi:
“Pejabat Imigrasi berwenang melakukan Tindakan Administratif Keimigrasian terhadap
Orang Asing yang berada di Wilayah Indonesia yang melakukan kegiatan berbahaya dan
patut diduga membahayakan keamanan dan ketertiban umum atau tidak menghormati atau
tidak menaati peraturan perundang-undangan”.
Penjelasan pelaksanaan atas peraturan tersebut diatur kembali dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 31 tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2011 Tentang Keimigrasian.
C. Jenis-jenis Tindakan Administratif Keimigrasian
Pengaturan tentang jenis-jenis tindakan administratif keimigrasian diatur dalam
Undang-undang Nomor 6 tahun 2011 pasal 75 ayat 2, yang meliputi:
a. pencantuman dalam daftar Pencegahan atau Penangkalan
Apakah tindakan administratif keimigrasian hanya diperuntukkan dan dilakukan
terhadap orang asing? Bagaimana jika yang melakukan kegiatan berbahaya dan tidak
menaati peraturan perundang-undangan adalah WNI dan ingin kabur ke luar negeri,
apakah tidak dapat dilakukan tindakan administratif keimigrasian?
6
b. pembatasan, perubahan, atau pembatalan Izin Tinggal
c. larangan untuk berada di satu atau beberapa tempat tertentu di Wilayah Indonesia
d. keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di Wilayah Indonesia
e. pengenaan biaya beban
f. Deportasi dari Wilayah Indonesia.
Keputusan mengenai Tindakan Administratif Keimigrasian sebagaimana di atas
dilakukan secara tertulis dan harus disertai dengan alasan. Oleh karena itu penting memahami
masing-masing tindakan administratif yang diatur tersebut.
1. Pencantuman Dalam Daftar Pencegahan atau Penangkalan
Penangkalan adalah larangan yang bersifat sementara terhadap orang-orang tertentu
untuk masuk ke wilayah Indonesia berdasarkan alasan tertentu. Pencegahan adalah larangan
yang bersifat sementara terhadap orang-orang tertentu untuk keluar dari wilayah Indonesia
berdasarkan alasan tertentu.
Pencegahan adalah larangan yang yang bersifat sementara terhadap orang-orang tertentu
untuk keluar negeri dari Wilayah Indonesia berdasarkan alasan tertentu. Aturan hukum yang
yang menjadi pondasi dalam proses pencegahan terhadap orang asing karena adanya alasan
keimigrasian diatur dalam UU Keimigrasian. Pencegahan terhadap orang asing yang masuk
dalam daftar hitam (black list) pencegahan dan penangkalan merupakan wewenang dan
tanggung jawab menteri, yang dalam pelaksanaannya didasarkan pada berbagai pertimbangan
berikut:
a. Hasil pengawasan Keimigrasian dan keputusan Tindakan Administratif Keimigrasian
b. Keputusan Menteri Keuangan dan Jaksa Agung sesuai dengan bidang
c. Tugasnya masing-masing dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
d. Permintaan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
e. Perintah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan
f. Permintaan Kepala Badan Narkotika Nasional sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan
g. Keputusan, perintah, atau permintaan pimpinan kementerian/lembaga lain yang
berdasarkan undang-undang memiliki kewenangan pencegahan.
Menteri Keuangan, Jaksa Agung, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Ketua
Komisi Pemberantasan Korupsi, Kepala Badan Narkotika Nasional, atau pimpinan
kementerian/lembaga yang memiliki kewenangan pencegahan dan bertanggung jawab atas
7
keputusan, permintaan, dan perintah pencegahan yang dibuatnya. Meskipun demikian, dalam
kondisi darurat atau mendesak, para pejabat yang memiliki kewenangan pencegahan dapat
meminta langsung kepada pejabat imigrasi tertentu untuk melaksanakan tindakan pencegahan
terhadap orang asing yang menenuhi kriteria untuk dilakukannya tindakan administratif
berupa pencegahan keluar dari wilayah RI, dimana dalam pelaksanaanya dilakukan oleh
Menteri dan pejabat imigrasi yang ditunjuk Pencegahan ditetapkan dengan keputusan tertulis
oleh pejabat yang berwenang atau mendapat kewenangan.
Keputusan pencegahan disampaikan kepada orang yang dikenakan tindakan pencegahan
selambat-lambatnya tujuh hari sejak tanggal keputusan ditetapkan dan dalam hal keputusan
pencegahan dikeluarkan oleh pejabat yang mendapat kewenangan, keputusan tersebut juga
disampaikan kepada menteri paling lambat tiga hari sejak tanggal keputusan ditetapkan
dengan permintaan untuk dilaksanakan. Menteri dapat menolak permintaan pelaksanaan
pencegahan apabila keputusan pencegahan dianggap tidak memenuhi ketentuan seperti tidak
adanya informasi identitas atau alasan pencegahan atau limit waktu pencegahan yang akan
diberlakukan. Pemberitahuan penolakan pelaksanaan pencegahan oleh Menteri disampaikan
kepada pejabat yang akan melaksanakan proses pencegahan paling lambat tujuh hari sejak
tanggal permohonan pencegahan diterima yang disertai dengan alasan penolakan.
Menteri atau pejabat imigrasi yang ditunjuk selanjutnya memasukkan identitas orang
yang dikenai keputusan pencegahan ke dalam daftar pencegahan melalui sistem informasi
manajemen keimigrasian. Selanjutnya berdasarkan daftar pencegahan, pejabat imigrasi wajib
menolak orang asing yang dikenai pencegahan keluar dari Wilayah Indonesia.
Dalam hal penindakan administratif berupa pencegahan keluar dari wilayah Republik
Indonesia karena alasan keimigrasian tersebut, undang-undang memberikan hak kepada pihak
yang akan dikenai tindakan pencegahan untuk mengajukan keberatan kepada pejabat yang
mengeluarkan keputusan pencegahan. Pengajuan keberatan dilakukan secara tertulis disertai
Keputusan pencegahan memuat sekurang-kurangnya tiga
unsur berikut:
1. Nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir atau umur, serta
foto yang dikenai pencegahan
2. Alasan pencegahan
3. Jangka waktu pencegahan.
8
dengan alasan dan disampaikan dalam jangka waktu berlakunya masa pencegahan. Namun
demikian, pengajuan keberatan tidak dapat menunda proses pelaksanaan pencegahan. Terkait
dengan jangka waktu pencegahan berlaku batas waktu paling lama enam bulan dan setiap kali
dapat diperpanjang paling lama enam bulan. Apabila tidak ada keputusan perpanjangan, suatu
pencegahan berakhir demi hukum.
Penangkalan adalah larangan yang bersifat sementara terhadap orang-orang tertentu
untuk masuk ke wilayah Indonesia berdasarkan alasan tertentu. Kewenangan penangkalan
merupakan wujud dari pelaksanaan kedaulatan negara untuk menjaga keamanan dan
ketertiban umum yang dilaksanakan berdasarkan alasan keimigrasian. Black list adalah istilah
yang dipakai dalam bahasa sehari-hari untuk menggantikan daftar orang-orang yang tidak
diperbolehkan meninggalkan Indonesia dan orang-orang yang tidak diperbolehkan memasuki
wilayah Indonesia. Di dalam keimigrasian daftar ini disebut “daftar pencegahan dan
penangkalan (Cekal)”.
Seperti halnya kewenangan dalam pencegahan, wewenang dan tanggung jawab
penangkalan terhadap warga Negara Indonesia dilakukan oleh sebuah tim yang dipimpin
menteri kehakiman dan anggotanya. Dalam kondisi mendesak atau darurat pejabat lain yang
berwenang juga dapat meminta kewenangan melakukan penangkalan kepada menteri, dimana
dalam pelaksanaannya dilakukan oleh menteri dan pejabat terkait yang ditunjuk. Keputusan
penangkalan ditetapkan dengan tertulis oleh menteri atau pejabat terkait dapat dikeluarkan
selambat-lambatnya tiga hari sejak permintaan pencekalan diajukan oleh pejabat tersebut.
Keputusan penangkalan dapat dikeluarkan sekurang-kurangnya hanya jika permintaan
pencekalan memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
a. Nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir atau umur, serta foto yang dikenai
penangkalan
b. Alasan penangkalan
c. Jangka waktu penangkalan.
Jika salah satu unsur tersebut di atas tidak ada maka pejabat menteri dapat menolak
permintaan penangkalan yang diajukan oleh pejabat terkait, yang disampaikan selambat-
lambatnya tujuh hari dari sejak tanggal permintaan penangkalan diterima kepada pejabat
bersangkutan, yang disertai dengan alasan penolakan permintaan penangkalan seperti yang
dimintakan pejabat terkait.
Identitas orang yang dikenai keputusan penangkalan akan dimasukkan ke dalam daftar
penangkalan melalui Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian, dan dengan diterbitkannya
daftar penangkalan tersebut, maka pejabat imigrasi wajib menolak orang asing yang dikenai
tindakan penangkalan untuk masuk wilayah Indonesia.
9
Masa penangkalan berlaku paling lama enam bulan dan setiap kali dapat diperpanjang
paling lama enam bulan. Penangkalan berakhir demi hukum, dan keputusan penangkalan
seumur hidup dapat dikenakan terhadap orang asing yang dianggap dapat mengganggu
keamanan dan ketertiban umum.
2. Pembatasan, Perubahan, atau Pembatalan Izin Tinggal
Setiap orang asing yang berada di wilayah Indonesia wajib memiliki izin keimigrasian
dengan status apapun, baik dalam kapasitas sebagai diplomat, dinas, maupun biasa, termasuk
umur dewasa maupun anak-anak.
Setiap orang asing yang masuk ke wilayah Negara RI wajib mendapat Izin Masuk. Izin
Masuk diberikan sesuai dengan jenis Visa yang dimiliki oleh orang asing yang bersangkutan.
Pemberian Izin Masuk ini dilakukan oleh pejabat imigrasi yang bertugas di TPI dengan cara
Yusril Somasi Patrialis
Selasa, 28 Juni 2011 | 15:31 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah menggugat Jaksa Agung ke Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta kemarin,
siang ini (Selasa 28/6/2011), Yusril Ihza Mahendra melayangkan surat somasi kepada Menteri Hukum dan HAM
Patrialis Akbar.
Yusril memperingatkan Patrialis untuk mencabut surat pelaksanaan cekal terhadap dirinya yang dikeluarkan
Kementerian Hukum dan HAM memenuhi permintaan Jaksa Agung RI dalam waktu 2x24 jam. Apabila dalam tempo
yang telah ditentukan itu Patrlalis tidak melaksanakan pencabutan, Yusril akan mengambil langkah hukum menuntut
Menteri Hukum dan HAM itu baik pidana maupun perdata.
"Saya akan menuntut Menkum dan HAM melanggar Pasal 333 KUHP yakni dengan sengaja dan melawan hukum
menghilangkan kemerdekaan orang," kata Yusril di Jakarta, Selasa.
Selain itu, Yusril juga akan menggugat Patrialis ke pengadilan karena melakukan perbuatan melanggar hukum
sebagaimana diatur dalam Pasal 1365 KUH Perdata. Yusril memang tidak menggugat Menteri Hukum dan HAM ke
PTUN dengan alasan, surat keputusan cekal yang dikeluarkan Jaksa Agung adalah final dan tidak memerlukan
persetujuan Menteri Hukum dan HAM. Pihak terakhir ini hanya melaksanakan keputusan Jaksa Agung tersebut.
"Patrialis saya somasi, karena berdasarkan ketentuan Pasal 94 ayat (5) UU No 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian,
dia dapat menolak melaksanakan cekal karena tidak memenuhi syarat sebagaimana diatur oleh undang-undang,"
ujar Yusril.
Namun, Patrialis malah berkeras mengatakan Keputusan Jaksa Agung itu sah dan melaksanakannya. Dalam somasi
itu, Yusril juga memperingatkan Patrialis atas ucapannya yang mengatakan bahwa pelaksanaan cekal Yusril dibagi
dalam dua tahap. Tahap pertama 6 bulan dan tahap kedua 6 bulan berikutnya.
"Ucapan Patrialis itu hanya akal-akalan saja, sehingga seolah-olah pencekalan Yusril hanya 6 bulan sebagaimana
dibenarkan undang-undang," katanya.
Menurut Yusril, kenyataannya, dua surat dari Dirjen Imigrasi, satu ditujukan kepada dirinya, dan satu lagi berisi
perintah pencekalan kepada seluruh jajaran imigrasi, dengan tegas menyebutkan pencekalan itu untuk jangka waktu
satu tahun dari tanggal 24 Juni 2011 sampai 24 Juni 2012.
Surat somasi Yusril ditembuskan kepada Presiden, Wakil Presiden, Menko Polhukam dan Komisi III DPR RI
10
menarakan izin pada visa atau surat perjalanan orang asing yang bersangkutan. Izin masuk
diberikan juga kepada pemegang izin masuk kembali selama izin masuk kembali itu masih
berlaku. Izin masuk kembali diberikan oleh Kepala Kantor Imigrasi setempat. Izin tinggal
terdiri dari izin tinggal diplomatik, izin tinggal dinas, izin tinggal kunjungan, izin tinggal
terbatas dan izin tinggal tetap.
Dalam hal praktek keimigrasian, dokumen keimigrasian adalah Dokumen Perjalanan
Republik Indonesia, dan Izin Tinggal yang dikeluarkan oleh pejabat imigrasi atau pejabat
dinas luar negeri. Dikatakan dokumen keimigrasian adalah suatu izin keimigrasian berupa izin
tinggal terbatas dan izin tinggal tetap yang tertera dalam suatu kartu dengan format dan
ukuran tertentu yang biasa disebut dengan Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) dan Kartu
Izin Tinggal Tetap (KITAP). Selain itu instansi-instansi lain, seperti Kementerian Tenaga
Kerja, Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan instansi lain juga
memiliki wewenang terkait izin keimigrasian yang diberikan terhadap orang asing.
Dalam UU Keimigrasian diatur mengenai kewajiban bagi setiap orang asing yang
berada di Indonesia, yaitu setiap orang asing berada di wilayah Indonesia wajib memberikan
keterangan yang diperlukan mengenai identitas diri dan atau keluarganya, perubahan status
sipil kewarganegaraannya serta perubahan alamnya. Status sipil yang dimaksud dalam kalimat
ini adalah perubahan yang menyangkut perkawinan, perceraian, kematian, kelahiran anak,
pindah pekerjaan dan berhenti pekerjaan.
Saat ini di seluruh dunia tercatat kurang lebih ada 250 paspor dengan fitur pengamanan
yang berbeda-beda. Sehingga hal yang mustahil untuk mengetahui ciri-ciri paspor tersebut
terlebih lagi menghafalkannya satu persatu. Namun demikian dengan memahami hal-hal
mendasar seperti proses pembuatan kertas, percetakan, penjahitan, pendilidan dan penerbitan
paspor, petugas imigrasi dapat menemukan dokumen-dokumen palsu.
Pada saat melakukan pemeriksaan dokumen perlu
diingat terlebih dahulu jenis pemalsuan yang mungkin terjadi,
yaitu:
1. Impostor, yaitu penggunaan dokumen perjalanan asli dengan
identitas asli tanpa melakukan biodata, akan tetapi orang yang
membawanya bukan pemilik sah dari dokumen tersebut
2. Merubah data, penggunaan dokumen perjalanan asli dengan
melakukan perubahan sebagian dari identitas diri dari pemilik
yang sebenarnya.
3. Memalsukan identitas diri, dalam proses permohonannya, data
yang diberikan adalah palsu.
4. Menerbitkan dokumen palsu, yaitu dokumen yang dibuat
menyerupai seperti asli.
11
Pembatasan izin tinggal orang asing di Wilayah Republik Indonesia merupakan bagian
dari instrumen dalam penindakan administratif hukum keimigrasian di Indonesia. Seorang
warganegara asing yang memenuhi unsur-unsur pelanggaran UU Keimigrasian dapat
diberikan sanksi berupa pembatasan izin tinggal baik yang sifatnya sementara maupun tetap.
Penindakan adminsitratif berupa pembatasan izin tinggal dimaksudkan sebagai bagian dari
upaya prefentif untuk mencegah dampak negatif yang lebih serius yang dapat ditimbulkan
dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang asing tersebut selama berada di wilayah RI.
Pejabat imigrasi yang ditunjuk dalam penindakan administratif juga dapat melakukan evaluasi
ulang atau perubahan terhadap izin tinggal yang telah diberikan kepada orang asing yang
dianggap atau patut diduga melakukan kegiatan yang dapat mengganggu keamanan. Dalam
kondisi yang lebih serius, pejabat imigrasi memiliki kewenangan untuk membekukan atau
membatalkan izin tinggal yang telah diberikan kepada orang asing tersebut.
20 Guru JIS Segera Diusir Dari Indonesia
Rabu, 4 Juni 2014 18:58 WIB
WARTA KOTA, SEMANGGI— Kantor Imigrasi Jakarta Selatan membenarkan akan mendeportasi sebanyak 20
warga negara asing (WNA) yang bekerja sebagai guru diJakarta International School (JIS). Para guru tersebut
akan dideportasi bertahap mulai Jumat (6/6).
Kepala Bidang Pengawasan dan Penindakan Imigrasi Jakarta Selatan Bambang Permadi mengatakan,
para gurutersebut berasal dari berbagai negara, yakni Amerika Serikat, Taiwan, Kanada, Singapura, dan Australia.
Mereka melanggar izin tinggal.
Dijelaskannya, para guru JIS sebagian besar dari Amerika Serikat yaitu sembilan orang. Penyalahgunaan ijin
tinggal dilakukan oleh para guru dengan modus yakni penyebutan pekerjaan di kartu ijin tinggal sementara (KITAS)
tercantum sebagai guru SMP namun yang bersangkutan mengajar untuk SD atau TK..
"Izin sebagai guru ada, tapi ada pembatasan, misalnya mata pelajaran A, tidak boleh rangkap jabatan, mereka
juga melanggar UU Ketenagakerjaan yang mengatur tenaga kerja WNA. Kita mendapat rekomendasi dari
Kementerian Tenaga Kerja, yang mengacu pada rekomendasi Kemendikbud, mereka ada yang sudah dua tahun
sampai tiga tahun mengajar," tuturnya.
Menurutnya, penindakan ini tidak terkait dengan adanya kasus pencabulan di sekolah internasional tersebut.
Temuan dari penyidik imigrasi, kata dia, diketahu saat para guru ini memperpanjang ijin tinggalnya. Saat dilakukan
pemantauan lapangan, ternyata pekerjaannya tidak sesuai dengan data KITAS mereka. Menurutnya, KITAS berlaku
setahun dan harus diperpanjang. Salah satu syarat perpanjangan adalah peninjauan langsung terkait pekerjannya.
Secara total, ada 26 guru asing yang mengajar di JIS. Namun, satu guru tidak bermasalah, sementara lima
lainnya masih dalam penyelidikan. 20 guru terbukti bersalah sehingga bisa segera di deportasi. Mereka juga bisa
datang kembali ke Indonesia, namun akan dikenakan pengawasan ketat. Itupun dalam jangka waktu tertentu.
Kabid Informasi, Sarana dan Komunikasi Keimigrasian Jakarta Selatan Tri Chandra Eka Purwanti menuturkan,
para guru tersebut melanggar pasal 122 Undang-undang keimigrasian terkait ijin tinggal. Ia mengatakan, jika salah
satu guru tersebut tersandung masalah hukum, atau menjadi tersangka, maka polisi bisa membuat surat cekal.
Deportasi pun bisa dibatalkan.
12
3. Larangan untuk Berada di Satu atau Beberapa tempat tertentu di Wilayah Indonesia
Larangan atau keharusan untuk berada pada wilayah tertentu di negara RI ditujukan
terhadap orang asing yang keberadaannya tidak dikehendaki oleh pemerintah berada di
wilayah Indonesia tertentu. Larangan untuk berada pada wilayah tertentu dimaksudkan
sebagai bagian dari upaya mencegah terjadinya dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh
keberadaan orang asing tersebut pada wilayah yang dimaksud, misalnya keberadaan orang
asing pada suatu wilayah tertentu di Indonesia dianggap dapat bersinggungan dengan norma-
norma dan adat istiadat yang berlaku di tengah-tengah masyarakat, sehingga dikhawatirkan
keberadaan orang asing tersebut dapat menimbulkan gesekan-gesekan yang berujung pada
terganggunya keamanan, ketertiban dan ketentraman masyarakat pada wilayah tersebut.
Sementara itu, pada sisi yang lain kepada orang asing juga dapat diberikan sanksi berupa
keharusan untuk berada pada wilayah tertentu di negara RI.
4. Keharusan untuk Bertempat Tinggal di Suatu Tempat tertentu di Wilayah Indonesia
Keharusan berada pada wilayah tertentu dapat diartikan sebagai upaya mengisolasi
orang asing tersebut untuk tidak menimbulkan ekses negatif yang lebih luas dikarenakan
kegiatan-kegiatan yang dilakukannya. Wilayah tertentu sebagaimana dimaksudkan di atas
juga dapat diinterpretasikan sebagai tempat penampungan sementara bagi orang asing atau
yang biasa disebut sebagai Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM). Rudenim memiliki fungsi
penegakan, pengisolasian, pemulangan, dan pendeportasian orang asing yang terbukti
melanggar izin keimigrasiannya. Ketiga fungsi tersebut merupakan bagian tidak terpisahkan
dari penindakan administratif terhadap pelanggaran Undang-udang Keimigrasian.
5. Pengenaan Biaya Beban
Pemberlakuan kewajiban biaya beban terkait dengan pelanggaran terhadap izin
keimigrasian seperti kelengkapan dokumen keimigrasian dan pelanggaran atas izin tinggal
yang dimimiliki oleh orang asing tersebut. Biaya beban dapat dikenakan kepada penanggung
jawab alat angkut yang berdasarkan hasil pemeriksaan tidak dapat menunjukkan dokumen
keimigrasian penumpangnya. Selain kewajiban biaya beban, kepada penaggung jawab angkut
juga diwajibkan untuk melakukan pemulangan terhadap penumpang yang tidak memiliki
dokumen resmi keimigrasian.
Besarnya biaya beban yang harus dibayarkan oleh penanggung jawab angkut terkait
dengan kealpaan dokumen keimigrasian ditetapkan berdasarkan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku. Biaya beban merupakan penerimaan negara bukan pajak di bidang
keimigrasian. Penerapan sanksi biaya beban juga dapat diterapkan atas terjadinya pelanggaran
13
izin tinggal, baik izin tinggal tetap maupun izin tinggal sementara. Orang asing pemegang Izin
Tinggal yang telah berakhir masa berlakunya dan masih berada dalam Wilayah Indonesia
kurang dari enam puluh hari dari batas waktu Izin Tinggal dikenai biaya beban sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, dan jika tidak membayar biaya beban maka dikenai
tindakan administratif keimigrasian (TAK) berupa deportasi dan penangkalan.
6. Deportasi dari Wilayah Indonesia
Deportasi adalah tindakan paksa mengeluarkan orang asing dari Wilayah Indonesia.
Hak suatu negara untuk mengusir orang asing yang berada di negaranya dikenal dengan
pengusiran atau deportasi explution, pengusiran tersebut semata-mata berdasarkan
kepentingan negara itu sendiri. Jadi tidak ada sangkut pautnya dengan negara asal atau negara
dari mana orang asing tersebut datang.
Deportasi merupakan sebuah penerapan sanksi di mana telah dicapai efisiensi yang
lebih baik melalui ditingkatkannya kerja sama operasional di antara negara anggota. Dua
perangkat terbaru yang telah memberikan sumbangan adalah keputusan atau penerbangan
bersama dan tindakan persiapan pemulangan. Pengusiran atau deportasi (deportation)
merupakan suatu tindakan sepihak dari pemerintah berupa tindakan mengeluarkan orang
asing dari wilayah Republik Indonesia karena berbahaya atau patut diduga berbahaya bagi
ketentraman, kesusilaan, atau kesejahteraan umum.
Salahi Izin, Artis Malaysia Dideportasi
Sunday, 25 March 2012, 18:36 WIB
REPUBLIKA.CO.ID. DEPOK- Seorang artis Malaysia, Mohammad Alif bin Dad Khan di deportasi kantor Imigrasi
Depok, Jawa Barat, Jumat (23/3). Artis yang bermain dibeberapa sinetron produksi Sinemart dan Star Vision ini
dideportasi karena yang bersangkutan kedapatan over stay atau melebihi waktu tinggal di Indonesia.
''Artis warnga negara Malaysia yang tinggal di Depok ini kami deportasi karena kedapatan over stay dan
menyalahgunakan izin tinggal dan melakukan aktivitas dengan bekerja sebagai artis,'' ujar Kepala Imigrasi Depok, J
Manihuruk, saat dihubungi, Ahad (25/3).
Manihuruk mengatakan, izin tinggal artis yang juga pernah membintangi film Heart 2 ini sudah habis. Alif
tinggal di Indonesia sejak 2 November 2011. Dalam surat izin tersebut disebutkan, bahwa Alif hanya menggunakan
Bebas Kunjungan Singkat selama 30 hari. ''Seharusnya pada 2 Desember 2011 lalu, dia sudah kembali ke
negaranya,'' terangnya.
Diungkapkan Manihuruk, Alif juga menyalahgunakan ijin tinggal dengan bekerja sebagai artis. ''Dia sudah
menyalahi undang-undang kita, selain tinggal sudah melebihi 60 hari dan ijinnya berlibur tapi dia bekerja. Dia sudah
dipulangkan Jumat (23/3) lalu,'' ungkapnya.
Alif, lanjutnya memegang paspor Malaysia A 20422091 dengan menggunakan bebas visa kunjungan. ''Dia juga akan
masuk daftar tangkal atau cekal,'' tegasnya. Dengan demikian, Alif tidak diperkenankan masuk kembali ke Indonesia,
setidaknya selama enam bulan ke depan
14
D. Latihan
1. Jelaskan tentang tindakan administratif keimigrasian!
2. Jelaskan jenis-jenis tindakan administratif keimigrasian secara singkat!
E. Rangkuman
1. Tindakan Administratif Keimigrasian (TAK) adalah tindakan terhadap Orang Asing
yang berada di Wilayah Indonesia karena melakukan kegiatan berbahaya dan patut
diduga membahayakan keamanan dan ketertiban umum atau tidak menghormati dan
tidak menaati peraturan perundang-undangan, sebagaimana diatur dalam Pasal 75 ayat
1 UU Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian
2. Pengaturan tentang jenis-jenis tindakan administratif keimigrasian diatur dalam
Undang-undang Nomor 6 tahun 2011 pasal 75 ayat 2, yang meliputi
a. pencantuman dalam daftar Pencegahan atau Penangkalan
b. pembatasan, perubahan, atau pembatalan Izin Tinggal
c. larangan untuk berada di satu atau beberapa tempat tertentu di Wilayah Indonesia
d. keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di Wilayah Indonesia
e. pengenaan biaya beban
f. Deportasi dari Wilayah Indonesia
15
BAB III
TEKNIK TINDAKAN ADMINISTRATIF KEIMIGRASIAN
A. Tahapan Kegiatan Tindakan Administratif Keimigrasian (TAK)
Dalam melakukan setiap tindakan, pihak keimigrasian melakukan empat aspek tahapan
kegiatan Tindakan Administratif Keimigrasian yang meliputi:
1. Pengolahan hasil pengawasan dan atau penyidikan
Temuan adanya perbuatan melanggar hukum hasil pengawasan dan bukti
penyidikan, dilakukan pengolahan dan pemilahan sesuai sifat dan jenis pelanggaran, untuk
menentukan TAK yang tepat dikenakan terhadap si pelanggar hukum keimigrasian
tersebut.
2. Pemeriksaan
Tindakan ini dilakukan untuk memeriksa tersangka, saksi, dan barang bukti hasil
pengawasan dengan dibuatkan berita acara. Sedangkan hasil penyidikan dan perkara yang
sudah mendapatkan putusan serta berkuatan hukum tetap, tidak perlu lagi pemeriksaan,
hanya diperlukan identifikasi terhadap bekas terpidana, dengan merujuk surat perjalanan,
surat atau dokumen lain, serta putusan hakim, sehingga tidak keliru dalam pelaksanaan
tindakan keimgrasian.
3. Penindakan
Tindakan ini merupakan tindakan hukum administrasi terhadap orang yang tidak
mentaati peraturan dan atau melakukan kegiatan yang berbahaya bagi keamanan dan
ketertiban umum, terdiri dari:
a. Warga Negara Indonesia berupa: cekal, penolakan keluar wilayah Indonesia,
pencabutan dan hal lain yang berkenaan dengan surat perjalanan RI
b. Orang asing, berupa: cekal, penolakan keluar dan masuk wilayah Indonesia, biaya
beban, deportasi, pendetensian, pembatasan/pembatalan/perubahan izin keberadaan,
larangan berada di suatu atau beberapa tempat, keharusan bertempat tinggal di tempat
tertentu
c. Penanggung jawab alat angkut, berupa: biaya beban, membawa kembali orang asing
yang tidak diberi izin masuk, orang asing yang tidak diberi izin masuk untuk tetap
tinggal atau diisolasi di alat angkut
Setelah membaca bab ini, peserta diharapkan dapat menjelaskan teknik dan
mekanisme tindakan administratif keimigrasian
16
B. Teknis Tindakan Administratif Keimigrasian (TAK) pada Kedatangan
Secara teknis, pejabat imigrasi yang berwenang melakukan pemeriksaan dalam
pendaratan orang asing atau pintu masuk wilayah Indonesia dapat melakukan tindakan
administratif sebagai berikut:
1. Pembatasan, Perubahan atau Pembatalan Izin Tinggal
Setiap orang asing yang masuk atau berada dalam kedaulatan sebuah negara wajib
memiliki izin keimigrasian, yaitu izin masuk yang diatur menurut kepentingan ataupun
tujuan masuknya orang asing ke wilayah Indonesia. Izin masuk tersebut dapat berupa Izin
Tinggal diplomatik, Izin Tinggal dinas, Izin Tinggal kunjungan, Izin Tinggal terbatas, dan
Izin Tinggal Tetap.
Petugas pemeriksa pendaratan berperan dalam melakukan pemeriksaan dan
pengawasan orang yang masuk dan keluar wilayah Indonesia, terutama melalui TPI
(Tempat Pemeriksaan Imigrasi). Untuk membatasi yuridiksi pemeriksaan, diatur pula
mengenai Area Imigrasi yakni suatu area tertentu untuk melakukan pemeriksaan
keimigrasian dan merupakan area terbatas yang hanya dapat dilalui oleh penumpang atau
awak alat angkut yang akan keluar dan masuk wilayah Indonesia atau pejabat dan petugas
yang berwenang.
Untuk melindungi dan mencegah masuknya orang asing yang beritikad tidak baik
terhadap ketertiban dan keamanan nasional, maka Pejabat Imigrasi perlu melakukan
tindakan sebagai berikut:
a. Memperhatikan dengan cepat dan cermat apakah pemegang surat perjalanan sesuai
dengan pasphoto yang ada di dalamnya dan memperhatikan hapusan atau coretan-
coretan yang patut dicurigai dalam perjalanan
b. Melakukan dialog singkat untuk mengetahui kebenaran yang tertera dalam paspor atau
surat perjalanan.
Petugas Imigrasi berwenang melakukan Pembatasan, Perubahan, atau Pembatalan
Izin Tinggal terhadap orang asing yang diduga atau patut diduga melakukan
pelanggaran keimigrasian. Sebagai contoh, orang asing dengan Izin Tinggal selama
60 hari dapat dilakukan pembatasan, perubahan atau pembatalan pada Izin
Tinggalnya misalnya menjadi 30 hari jika ada indikasi melakukan pelanggaran
keimigrasin, misalnya faktor finansial, penyakit, atau faktor lain berdasarkan
pengalaman-pengalaman petugas pemeriksa imigrasi.
17
c. Memeriksa daftar CEKAL
d. Memperhatikan masa berlaku surat perjalanan, dan coretan atau hapusan-hapusan yang
dicurigai
e. Memperhatikan sikap dan tingkah laku yang bersangkutan yang mengundang
kecurigaan atau yang bersangkutan menderita gangguan jiwa, penyakit menular yang
membahayakan kesehatan umum.
f. Apakah ada informasi bahwa diduga yang bersangkutan akan menyelenggarakan
perbuatan yang bertentangan dengan moral, agama atau kebiasaan di Indonesia
Izin Keimigrasian yang diberikan kepada orang asing tidak bersifat selamanya atau
akan gugur dengan sendirinya jika dikenakan Tindakan Administratif Keimigrasian.
Izin Kunjungan Gugur dalam hal:
a. Mendapatkan keputusan alih status menjadi Izin Tinggal Terbatas
b. Meninggalkan Indonesia
c. Dikenakan tindakan keimigrasian
Izin Tinggal Terbatas akan gugur dengan sendirinya, jika:
a. Mendapatkan keputusan alih status menjadi Izin Tinggal Tetap
b. Melepaskan hak Izin Tinggal Terbatas atas kemauan sendiri
c. Berada di luar wilayah Indonesia melebihi batas waktu izin masuk kembali
d. Mendapat Izin Tinggal Terbatas baru karena alih sponsor dan atau alih jabatan
e. Dikenakan tindakan keimigrasian
Izin Tinggal Tetap akan gugur dalam hal:
a. Mendapat Kewarganegaraan Indonesia
b. Melepaskan hak Izin Tinggal Tetap atas kemauan sendiri.
2. Keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di wilayah Indonesia
Orang asing yang ditempatkan di dalam Rudenim dilakukan sampai proses
pendeportasian. Jika pendeportasian belum dapat dilaksanakan, Detensi dapat
dilakukan dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) tahun.
Menteri atau pejabat imigrasi yang ditunjuk dapat mengeluarkan Deteni dari
Rudenim apabila jangka paling lama 10 tahun terlampaui dan memberikan izin
kepada deteni untuk berada di luar Rumah Detensi Imigrasi dengan menetapkan
kewajiban melapor secara periodik. Menteri atau pejabat imigrasi yang ditunjuk
mengawasi atau mengawal perlu mengupayakan agar Deteni dideportasi.
18
Salah satu tempat tertentu sebagai bagian dari tindakan administratif keimigrasian
adalah penempatan orang asing di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim), sedangkan orang
asing yang mendapatkan keputusan penempatan tersebut dikenal dengan deteni.
Orang asing dapat ditempatkan di dalam Rudenim dengan alasan-alasan :
a. Berada di wilayah negara RI tanpa memiliki izin keimigrasian yang sah
b. Menunggu proses pemulangan atau pengusiran/deportasi
c. Menunggu keputusan Menteri Hukum dan HAM mengenai permohonan keberatan
d. Terkena tindakan keimigrasian,
e. Telah selesai menjalani hukuman dan belum dapat dipulangkan atau
pengusiran/deportasi.
Pendetensian orang asing pada Rudenim dilaksanakan dengan surat perintah
pendetensian dari kepala Rudenim berdasarkan keputusan tindakan keimigrasian yang
ditetapkan secara tertulis oleh Direktur Jenderal Imigrasi, Kepala Divisi Keimigrasian, atau
Kepala Kantor Imigrasi setempat.
3. Penolakan Masuk Wilayah Indonesia
Pencegahan sampai penolakan masuk ke wilayah Indonesia dapat dilakukan dengan
alasan-alasan berikut:
a. Warga Negara Indonesia yang pernah diusir atau di deportasi ke Indonesia oleh suatu
negara lain
b. Warga Negara Indonesia yang pada saat berada di luar negeri melakukan perbuatan yang
mencemarkan nama baik bangsa dan negara Indonesia
c. Warga negara asing yang belum atau tidak memenuhi kewajiban-kewajiban terhadap
negara atau pemerintah RI.
Penerbitan keputusan pencegahan dan penangkalan terhadap orang asing dibuat dan
dirumuskan oleh Menteri Keuangan, Jaksa Agung, Kepala Kepolisian Negara RI, Ketua
Keputusan pencegahan dan penangkalan sebagai upaya dilakukan penolakan
masuk terhadap seseorang harus memuat identitas orang yang dikenakan pencegahan
atau penangkalan. Sekurang-kurang catatan tertulis itu memuat nama, umur,
pekerjaan, alamat, jenis kelamin, kewarganegaraan. Namun jika unsur-unsur identitas
tersebut tidak dapat terpenuhi, maka setidaknya memuat nama, jenis kelamin, dan
kewarganegaraan.
19
Komisi Pemberantasan Korupsi, Kepala Badan Narkotika Nasional, atau pimpinan
kementerian/lembaga yang memiliki kewenangan Pencegahan.
Alasan keimigrasian untuk dilakukan penangkalan adalah orang asing yang:
a. Pernah ditangkal masuk ke suatu negara tertentu
b. Pernah melakukan tindak pidana keimigrasian
c. Menggunakan paspor palsu atau yang dipalsukan guna memperoleh visa atau izin
keimigrasian lainnya untuk masuk dan berada di wilayah Negara RI.
Dalam melakukan pencegahan atau penangkalan, harus secara tegas ditentukan dalam
keputusan tersebut berupa alasannya, penetapan jangka waktu pencegahan atau penangkalan.
Batasan sanksi tindakan administratif berupa pencegahan dan penangkalan untuk
masing-masing jenis pelanggaran diatur sebagai berikut:
1. Pencegahan karena alasan yang bersifat keimigrasian atau menyangkut piutang negara,
paling lama enam bulan dan dapat diperpanjang untuk paling banyak dua kali masing-
masing tidak lebih dari enam bulan
2. Pencegahan karena alasan yang menyangkut pelaksanaan ketentuan Pasal 32 huruf g
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1991 tentang Kejaksaan RI, sesuai dengan keputusan
Jaksa Agung
3. Pencegahan karena alasan pemeliharaan dan penegakan keamanan dan pertahanan
negara, paling lama enam bulan dan setiap kali dapat diperpanjang untuk paling lama
enam bulan dengan ketentuan seluruh masa perpanjangan pencegahan tidak lebih dari dua
tahun.
Khusus keputusan penangkalan terhadap orang asing tidak perlu disampaikan kepada
orang yang bersangkutan, tetapi cukup dikirimkan kepada perwakilan-perwakilan RI di luar
negeri, agar orang asing yang bersangkutan tidak diberi visa untuk masuk ke wilayah negara
RI. Sedangkan terkait dengan keputusan penangkalan untuk WNI, sedapat mungkin
diberitahukan kepada orang yang bersangkutan bahwa dirinya dikenakan penangkalan untuk
masuk ke wilayah negara Indonesia melalui perwakilan RI.
Dalam hal penangkalan terhadap orang asing yang akan masuk ke dalam wilayah NKRI
juga dibedakan atas 2 jenis dengan rincian sebagai berikut:
1. Penangkalan karena alasan yang bersifat keimigrasian atau alasan pemeliharaan dan
penegakan keamanan dan pertahanan negara, paling lama satu tahun dan setiap kali dapat
diperpanjang untuk jangka waktu yang sama atau kurang dari waktu tersebut
2. Penangkalan karena alasan yang menyangkut pelaksanaan ketentuan Pasal 32 huruf g
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1991 tentang Kejaksaan Republik Indonesia, sesuai
dengan keputusan Jaksa Agung.
20
Keputusan pencegahan atau penangkalan dinyatakan berakhir karena :
a. Telah habis masa berlakunya
b. Dicabut oleh pejabat yang berwenang
c. Dicabut berdasarkan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara.
Di dalam uji materiil UU Keimigrasian yang diajukan Yusril Ihza Mahendra akhirnya
diputuskan bahwa masa pencegahan maksimal 2 x 6 bulan. Di dalam pertimbangan majelis
MK mengatakan bahwa pasal 97 ayat (1) UU Keimigrasian terdapat frasa “Jangka waktu
pencegahan paling lama enam bulan dan setiap kali dapat diperpanjang paling lama enam
bulan” menjadi “jangka waktu pencegahan berlaku paling lama enam bulan dan dapat
diperpanjang paling lama enam bulan”. Pencegahan dilakukan harus melalui proses hukum
yang sah sehingga negara dapat melakukan pembatsan dengan cara mengurangi kebebasan
seseorang untuk bepergian ke negara lain.
Ada dua macam upaya administratif bagi seseorang yang terkena TAK, yaitu banding
administratif dan prosedur keberatan.
1. Dalam hal penyelesaiannya dilakukan oleh instansi yang sama, yaitu badan atau pejabat
tata usaha Negara yang mengeluarkan Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN), maka
prosedur yang ditempuh disebut keberatan.
2. Dalam hal penyelesaiannya dilakukan oleh instansi atasan atau instansi lain, maka prosedur
itu disebut banding administratif.
Dengan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 1991 Tanggal 9 Juli 1991
dinyatakan bahwa dalam upaya administrasi yang tersedia hanya berupa keberatan, gugat
diajukan ke PTUN tidak ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT TUN).
Keberatan terhadap tindakan polisional keimigrasian diatur menurut asas dan kaidah
hukum administrasi negara dan peradilan administrasi. Oleh karena itu gugatan terhadap
putusan TAK merupakan domain PTUN. Apabila pengajuan keberatan itu ditolak dengan
dikeluarkannya keputusan penolakan atas pengajuan keberatan maka pihak yang ditolak dapat
mengajukan gugatan pada PTUN (pemeriksaan tingkat kedua). Keputusan penolakan terhadap
penolakan pengajuan keberatan dianggap sebagai pemeriksaan tingkat tingkat pertama.
C. Proses Pemeriksaan Dokumen Perjalanan (Document Clearance)
Bagi para penumpang penerbangan internasional, dalam rangka kegiatan wisata atau
perjalanan dari dan ke luar negeri dipastikan melalui proses pemeriksaan petugas Bea dan
Cukai, Imigrasi, dan Karantina yang dikenal dengan sebutan CIQ (Custom, Immigration,
Quarantine), yaitu lembaga pemerintahan yang bertugas mengatur, mengawasi, dan
21
mengamankan lalu lintas keluar masuknya manusia, barang-barang, dan makhluk hidup
lainnya demi tegaknya kewibawaan pemerintah suatu negara.
Proses pemeriksaan dokumen perjalanan (document clearance) wajib dilakukan karena
menjadi hal yang sangat penting bagi negara yang akan ditinggalkan atau negara yang akan
dikunjungi maupun negara yang sekadar dilalui oleh penumpang bersangkutan.
Dokumen perjalanan tersebut antara lain :
a. Paspor (dokumen perjalanan resmi yang dikeluarkan suatu negara)
b. Visa (ijin memasuki wilayah negara lain)
c. Exit / Reentry Permit (ijin meninggalkan/kembali lagi)
d. Surat Keterangan Sehat (health certificate)
Penerapan peraturan dan ketentuan CIQ antara Negara satu dengan Negara lainnya tentunya
tidak sama.
1. Custom
Peran ini dilakukan oleh Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai,
mengatur dan mengawasi serta mengamankan keluar masuknya barang impor dan ekspor
di Bandar Udara Internasional. Selain melaksanakan pemungutan bea cukai juga mencegah
dan pemberantasan penyelundupan serta mengawasi masuknya orang asing tanpa
izin. Misalnya seperti produk tembakau, minuman beralkohol, parfum, dan lain sebagainya
dengan dasar Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1995 tentang
Kepabeanan.
Dalam rangka memberi kemudahan, kelancaran dalam pelayanan proses pemeriksaan
Bea dan Cukai di Bandar Udara dibuat suatu sistem pelayanan penumpang dengan
memakai "Jalur Hijau" dan "Jalur Merah" sehingga dapat menciptakan rasa senang bagi
para penumpang yang melaksanakan proses pemeriksaan.
Jalur Hijau (Green Channels)
Adalah jalur yang disediakan bagi penumpang datang di area kedatangan
internasional yang berdasarkan ketentuan tidak dilakukan pemeriksaan kepada petugas Bea
dan Cukai.
Jalur Merah (Red Channels)
Adalah jalur yang disediakan bagi penumpang datang di area kedatangan
internasional yang berdasarkan ketentuan diwajibkan dilakukan pemeriksaan oleh petugas
Bea dan Cukai.
22
2. Immigration
Kantor Imigrasi pada dasarnya mempunyai tugas untuk mengamati, mengatur, dan
menjaga seluruh perlintasan manusia baik masuk maupun keluar sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Batas garis wilayah teritorial dalam adalah batas-batas yang terdapat di dalam area
pelabuhan laut atau udara internasional yang memisahkan wilayah internasional dengan
wilayah nasional.
Dalam perspektif keimigrasian setiap orang dianggap telah melewati garis wilayah
perbatasan teritorial ketika telah melewati pemeriksaan keimigrasian untuk memproses
pendaratan bagi setiap pelintasan baik masuk maupun keluar. Bandar udara secara fisik
berada di dalam garis wilayah batas teritorial suatu negara dan merupakan bagian dari
wilayah darat yang sepenuhnya bagian dari yurisdiksi negara. Namun berdasarkan
konvensi internasional disepakati bahwa di dalam suatu pelabuhan udara atau laut
internasional terdapat wilayah internasional yang berfungsi sebagai area steril, hanya orang
yang telah melewati immigration clearance yang dapat masuk atau keluar melintasi garis
kuning (immigration line).
Bebas Visa Kunjungan Singkat (BVKS)
Sesuai Kepres Nomor 103 Tahun 2003 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden
Nomor 18 Tahun 2003 bahwa Bebas Visa Kunjungan Singkat adalah kunjungan tanpa visa
yang diberikan sebagai pengecualian bagi orang asing warga Negara dari negara-negara
tertentu yang bermaksud mengadakan kunjungan ke Indonesia dalam rangka berlibur,
kunjungan sosial budaya, kunjungan usaha, tugas pemerintahan.
Bebas Visa Kunjungan Singkat (BVSK) ini diberikan untuk kepentingan kunjungan
berdasarkan asas manfaat, saling menguntungkan, dan tidak menimbulkan gangguan
keamanan. Jangka Waktu Bebas Visa Kunjungan Singkat ( BVKS ) selama 30 (tiga puluh)
hari dengan ketentuan:
Pada Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo terdapat batas yang secara fisik
berbentuk sebuah garis kuning (a yellow line) atau dikenal sebagai immigration
line yang terdapat di depan arrival atau departure immigration counter.
Di belakang garis kuning itu sampai pada pintu pesawat dapat diartikan sebagai
wilayah internasional atau area steril dan dalam pesawat berlaku hukum negara di
mana pesawat itu terdaftar.
23
a. Dalam hal terjadi bencana alam, kecelakaan atau sakit dapat diperpanjang dengan
persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
b. Tidak dapat dialihstatuskan menjadi izin keimigrasian lainnya.
Visa Kunjungan Saat Kedatangan (VKSK)
Visa Kunjungan Saat Kedatangan yang populer disebut Visa On Arrival (VOA)
diberikan kepada orang asing warga negara lain yang tidak mendapat Fasilitas BVKS.
Ketentuan biaya VKSK, yaitu:
a. US$ 10 per orang untuk 3 (tiga) hari.
b. US$ 25 per orang untuk 30 (tiga puluh) hari.
Sejumlah Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) yang berwenang memberi VKSK (VOA) di
Bandar Udara Internasional di Indonesia, antara lain:
1) Kuala Namu, Medan
2) Sultan Syarif Qasim II, Pekanbaru
3) Minangkabau, Padang
4) Soekarno Hatta, Jakarta
5) Juanda, Surabaya
6) I Gusti Ngurah Rai, Denpasar
7) Sam Ratulangi, Manado
8) Halim Perdana Kusuma, Jakarta
9) Adi Sutjipto, Jogyakarta
10) Adi Soemarmo, Surakarta
11) Bandara Internasional, Lombok
12) Sepinggan, Balikpapan
13) Hasanuddin, Makassar
14) El Tari, Kupang
3. Quarantine
Tugas Karantina yaitu untuk mengatur, mengawasi, dan mengamankan segala
sesuatu yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat, hewan, tumbuh-tumbuhan, serta
dampaknya terhadap lingkungan di suatu negara bersangkutan. Hal tersebut untuk
mencegah dan menghindari adanya penyakit menular yang dibawa oleh penumpang datang
atau berangkat ke luar negeri maupun terhadap hewan ternak serta flora dan fauna yang
dilindungi.
24
D. Latihan
1. Jelaskan tahapan kegiatan tindakan administratif keimigrasian!
2. Jelaskan teknis mekanisme tindakan administratif keimigrasian sebagai berikut!
a. Pembatalan izin tinggal
b. Keharusan bertempat tinggal di Rudenim
c. Penolakan masuk wilayah Indonesia
E. Rangkuman
1. Tindakan Administratif Keimigrasian (TAK) adalah tindakan terhadap Orang Asing yang
berada di Wilayah Indonesia karena melakukan kegiatan berbahaya dan patut diduga
membahayakan keamanan dan ketertiban umum atau tidak menghormati dan tidak menaati
peraturan perundang-undangan, sebagaimana diatur dalam Pasal 75 ayat 1 UU Nomor 6
tahun 2011 tentang Keimigrasian
2. Teknis mekanisme tindakan administratif keimigrasian setidaknya terdiri atas:
a. pembatasan, perubahan, atau pembatalan Izin Tinggal
b. keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di Wilayah Indonesia
c. penolakan masuk wilayah Indonesia
25
BAB IV
PENYUSUNAN LAPORAN PEMERIKSAAN
TINDAKAN ADMINISTRATIF KEIMIGRASIAN
A. Pengawasan Administratif dan Pengawasan Lapangan
Laporan pengawasan dan pemeriksaan merupakan catatan yang dibuat oleh Pejabat
Imigrasi dalam mendukung pelaksanaan pengawasan, baik terhadap Warga Negara Indonesia
maupun Warga Negara Asing. Pengawasan yang dilakukan dapat berupa pengawasan
administratif maupun pengawasan lapangan.
Pada sisi pengawasan administratif, para pejabat imigrasi yang memiliki kewenangan
untuk melakukan pemeriksaan dapat melakukan bentuk-bentuk pengawasan sebagai berikut:
a. Melakukan penelitian dan pemeriksaan setiap sumber atau laporan masyarakat tentang
keberadaan dan kegiatan orang asing, sehingga dapat diketahui jika terdapat pelanggaran
keimigrasian
b. Dalam hal permintaan perpanjangan izin keimigrasian, terlebih dahulu diadakan
penelitian dan pengecekan terhadap sponsor. Dan bagi sponsor yang tidak layak
permintaannya ditolak
c. Setiap pemberian atau penolakan perpanjangan izin keimigrasian diberitahukan kepada
Kepala Kantor Imigrasi yang memberikan pelayanan keimigrasian sebelumnya
d. Setiap pemberian perpanjangan izin keimigrasian dibuatkan kartu pengawasan
e. Menyampaikan surat pemberitahuan kepada sponsor orang asing apabila izin
keimigrasiannya akan berakhir.
Pada sisi pengawasan lapangan, para pejabat imigrasi yang memiliki kewenangan untuk
melakukan pemeriksaan dapat melakukan bentuk-bentuk pengawasan sebagai berikut:
a. Hasil evaluasi dari sumber data yang ada dan laporan instansi maupun masyarakat
dijadikan bahan untuk pengawasan di lapangan
b. Dalam melakukan pengawasan di lapangan, setiap petugas harus dilengkapi dengan Surat
Perintah Tugas
c. Setiap hasil pengawasan di lapangan dilaporkan secara tertulis
d. Apabila dipandang perlu, dapat dilakukan pemanggilan terhadap para pihak yang
dianggap mengetahui tentang orang asing tersebut. Terhadap mereka dilakukan
Setelah membaca bab ini, peserta diharapkan dapat membuat berita acara atau
laporan pengawasan tindakan administratif keimigrasian
26
pemeriksaan yang dituangkan dalam Berita Acara Interograsi, di mana dalam Berita
Acara Interograsi tersebut tidak dituliskan “Pro Justisia”.
e. Apabila patut diduga telah terjadi pelanggaran terhadap Undang-undang Keimigrasian
dan terdapat bukti permulaan yang cukup, dapat dilanjutkan dengan penyidikan.
Setiap kegiatan atau tahapan hasil pengawasan dan pemeriksaan yang akan dilanjutkan
pada tindakan keimigrasian, selain diperlukan adanya landasan yuridis juga diperlukan
administrasi tindakan keimigrasian yang berupa format, laporan kejadian, surat perintah dan
keputusan tindakan berupa pemanggilan, tugas, berita acara, register, kode penomoran surat
untuk masing-masing tindakan keimigrasian, sehingga pelaksanaan kegiatan penindakan
tersebut, selain dapat dipertanggung jawabkan secara hukum sekaligus mencerminkan adanya
kelengkapan atau tertib administrasi untuk setiap tindakan yang telah dilakukan.
Pejabat imigrasi yang berwenang dalam melaksanakan pengawasan orang asing
bertanggungjawab terhadap pelaksanaan tugasnya, sehingga diwajibkan kepadanya untuk
setiap selesai pelaksanaan tugas pengawasan orang asing membuat evaluasi dan dilaporkan
kepada pejabat yang mengeluarkan Surat Perintah Tugas dengan memuat:
1) Hasil pemantauan keimigrasian, kegiatan lapangan, dan operasi lapangan
2) Kendala atau hambatan
3) Saran dan rekomendasi.
Tindakan Keimigrasian adalah tindakan yang bersifat administratif di luar proses
peradilan, sehingga tindakan keimigrasian ini dapat dilakukan terhadap orang asing oleh
pejabat imigrasi sesuai dengan kewenangan yang diberikan. Tindakan yang dapat diberikan
adalah pembatalan ijin tinggal keimigrasian, larangan berada dalam wilayah tertentu di
Indonesia, dan pengusiran atau deportasi sebagai upaya paksa. Jika masyarakat merasa
dirugikan maka dapat mengajukan gugatan pada Peradilan Tata Usaha Negara.
Permasalahannya adalah timbulnya dua tindakan Keimigrasian yang mempunyai
prosedur berbeda, yang pertama secara administratif dengan dasar Pasal 75 Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2011, yang kedua menurut Kitab Undang-undang Hukum
Acara Pidana (KUHAP).
Rumusan norma sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 75 Undang- Undang
Nomor 6 Tahun 2011 tersebut tidak ada penjelasan lebih lanjut dalam Pasal-Pasal
lainnya maupun dalam Penjelasan Undang-Undang, sehingga dalam pelaksanaannya
dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda.
27
B. Penyusunan Laporan Tindakan Administratif Keimigrasian
Laporan tindakan administratif keimigrasian sesungguhnya untuk menggambarkan
alasan tindakan keimigrasian diambil dan dikenakan terhadap orang asing maupun warga
negara Indonesia.
Pengertian dasar laporan ialah menyajikan fakta secara objektif dan tulus. Laporan
dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai peristiwa yang terjadi. Isi laporan yang
benar akan mendorong mutu penulisan laporan yang baik. Artinya, kebenaran isi tercakup
pada laporan yang memiliki bentuk yang sistematis, penalaran yang jelas, dan mengikuti
bahasa dengan kritis.
Secara umum, laporan dapat dianggap sebagai pelaksanaan komunikasi secara tertulis
dan lisan. Sedangkan secara khusus yaitu dalam konteks administrasi, laporan memperoleh
pengertian khusus sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi setiap satuan
organisasi, termasuk laporan tindakan administratif keimigrasian.
Laporan juga merupakan alat komunikasi yang di dalamnya terdapat beberapa simpulan
atau rekomendasi dari fakta-fakta atau keadaan-keadaan yang telah diselidiki. Berdasarkan
pengertian ini, suatu laporan berkaitan dengan suatu penyelidikan, penglihatan, pengamatan,
pendengaran, penelitian dari suatu keadaan yang kemudian diperoleh data, dan atau informasi
yang relevan.
Selanjutnya, data serta informasi tersebut diolah dan ditulis menjadi suatu laporan. Oleh
karena laporan berisi informasi yang dapat dikomunikasikan, maka laporan dapat digunakan
oleh pihak lain untuk tujuan tertentu. Laporan diberitahukan oleh pelapor, baik atas inisiatif
sendiri maupun karena diminta oleh atasan atau pejabat yang memberikan tugas.
Laporan yang dibuat harus jelas tujuannya. Pada umumnya, laporan mempunyai salah
satu atau lebih dari beberapa tujuan berikut:
a. Mengatasi masalah
b. Mengambil keputusan
c. Mengetahui perkembangan
d. Mengetahui perkembangan/kemajuan
e. Mengadakan pengawaasan, pengendalian atau perbaikan
f. Menemukan teknik-teknik baru.
Ilustrasi berikut ini menunjukkan bahwa tujuan pembuatan laporan tidak hanya satu
tujuan melainkan dapat lebih dari satu tujuan. Misalnya, tentang ditemukannya para pengajar
di Jakarta Internasional School (JIS) yang diduga melakukan pelanggaran hukum dengan aksi
pelecehan seksual terhadap para murid. Setelah mendapatkan informasi secukupnya, dapat
28
diketahui permasalahan-permasalahan yang terjadi atas keberadaan guru berkebangsaan asing
tersebut.
Salah satu masalahnya adalah beberapa guru asing melebihi batas izin tinggal,
penyalahgunaan izin tinggal, maupun adanya guru asing yang tidak memiliki dokumen
keimigrasian yang sah. Di samping itu, tindakan yang dilakukan sudah melanggar ketentuan
peraturan hukum yang berlaku di Indonesia, serta perbedaan antara sponsor yang menjadi
jaminan guru asing tersebut berada di Indonesia. Tentu temuan yang didapatkan dalam
pemeriksaan tindakan administratif ini perlu dituangkan dalam laporan yang baik untuk
mendapatkan rekomendasi kebijakan yang baik dan sesuai hukum keimigrasian negara
Indonesia.
1. Syarat Laporan Pemeriksaan Tindakan Administratif
Laporan yang bermutu memberikan manfaat yang besar dalam kegiatan manajerial,
khususnya dalam proses pengambilan keputusan yang rasional dan objektif. Adapun
syarat-syarat laporan yang baik dan bermutu adalah sebagai berikut:
1) Laporan harus lengkap dan objektif
Laporan harus lengkap dan objektif, artinya laporan tidak dibuat-buat, tidak dikarang
semaunya, dan tidak direkayasa berdasarkan kira-kira. Laporan yang benar dan objektif
harus ditulis secara cermat dan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, laporan
harus pula:
a. Perlu didukung data yang lengkap, relevan, akurat. Laporan yang tidak didukung oleh
data yang tepat akan mengaburkan persoalan.
b. Penganalisisan persoalan harus objektif, bukan gambaran keinginannya sendiri
sehingga dapat diketahui akibat yang akan tejadi selanjutnya.
c. Penggambaran laporan harus jelas dan mudah dimengerti.
d. Penulisan laporan harus mengacu pada tujuan pembuatan laporan..
2) Laporan Harus Jelas
Hal ini mengamanatkan laporan yang mudah dimengerti, dengan pedoman penulisan
sebagai berikut:
a. Kalimatnya sederhana
b. Selektif dalam menggunakan istilah-istilah
c. Tata bahasa dan ejaan yang digunakan harus benar
d. Menggunakan kalimat langsung, tidak kalimat ungkapan
29
3) Laporan Harus Langsung Mengenai Sasaran
Harus disadari bahwa si penerima laporan seperti pimpinan, setiap hari terlalu sibuk
dengan banyak persoalan yang dihadapi. Oleh karena itu, laporan harus diusahakan
sesingkat mungkin, tepat, padat, dan jelas, serta langsung mengenai sasarannya.
4) Laporan harus Lengkap
Sebagai bahan untuk mengambil keputusan oleh pimpinan, maka laporan harus:
a. Mencakup segala segi yang dilaporkan
b. Uraian fokus pada masalah
c. Disertai data penunjang, seperti statistik, tabel, skema, bagan dan sebagainya.
5) Laporan Harus Tegas dan Konsisten
a. Tidak ada kontroversi antara bagian yang satu dan yang lain.
b. Keterangan tidak berubah-ubah dalam situasi apa pun.
6) Laporan harus tepat pada waktunya
Penyampaian dan penerimaan laporan harus tepat pada waktunya. Apabila
penyampaian dan penerimaan laporan tidak tepat pada waktunya, maka tujuan laporan itu
tidak tercapai. Bahkan dapat menimbulkan akibat lain yang sangat merugikan atau
merusak organisasi atau yang lainnya.
7) Laporan harus tepat penerimanya
Laporan harus diterima oleh yang berkompeten atau pihak yang berhak
menerimanya. Laporan jangan diberikan atau diterima oleh pihak yang tidak berhak.
2. Penyusunan Laporan Sebagai Naskah Dinas
Pengaturan laporan sebagai naskah dinas di lingkungan Kementerian Hukum dan
HAM mengacu pada Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 5 Tahun 2012 tentang
Tata Naskah Dinas Elektronik, yang disahkan pada 23 April 2012. Laporan sebagaimana
peraturan tersebut dimaksudkan sebagai pemberitahuan tentang pelaksanaan suatu
kegiatan atau kejadian.
Susunan laporan tersebut dibuat dengan struktur kepala laporan, batang tubuh laporan,
dan kaki laporan. Masing-masing dapat digambarkan sesuai dengan format Laporan
sebagaimana pada Permenkumham Nomor 5 Tahun 2012 adalah sebagai berikut:
30
LAPORAN
TENTANG
………………………………........................................
A. Pendahuluan
1. Umum
2. Maksud dan Tujuan
3. Ruang Lingkup
4. Dasar
B. Kegiatan yang Dilaksanakan
……….……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
C. Hasil yang Dicapai
……….……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
D. Simpulan dan Saran
……….……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
E. Penutup
……….……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
Dibuat di ………………………………
pada tanggal …………………………
Nama Jabatan Pembuat Laporan,
Tanda Tangan dan Cap Instansi
Nama Lengkap
NIP..................................
a) Kepala
Bagian kepala Laporan memuat judul laporan yang ditulis dalam huruf kapital dan
diletakkan secara simetris.
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Laporan terdiri atas:
1. pendahuluan, yang memuat penjelasan umum, maksud dan tujuan, serta ruang
lingkup dan sistematika Laporan;
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
( UNIT KERJA )
Jalan…………………………….……….
Telepon …………… Faksimili …………
Laman : ………...…., Email : ...……………..
Logo dan nama
instansi yang
telah dicetak
Judul Laporan
yang ditulis
dengan huruf
kapital
Memuat
Laporan
tentang
pelaksanaan
tugas
kedinasan
Kota sesuai
dengan alamat
instansi, tanggal
penandatangana,
nama jabatan,
tanda tangan, dan
nama lengkap.
31
2. materi Laporan, yang terdiri atas kegiatan yang dilaksanakan, faktor yang
mempengaruhi, hasil pelaksanaan kegiatan, hambatan yang dihadapi, dan hal lain
yang perlu dilaporkan;
3. simpulan dan saran, sebagai bahan pertimbangan; dan
4. penutup, yang merupakan akhir Laporan, memuat harapan/ permintaan
arahan/ucapan terima kasih.
c) Kaki
Bagian kaki Laporan terdiri atas:
1. tempat dan tanggal pembuatan Laporan;
2. nama jabatan pejabat pembuat Laporan, yang ditulis dengan huruf awal kapital;
3. tanda tangan; dan nama lengkap, yang ditulis dengan huruf awal kapital.
3. Penyusunan Laporan Berbentuk Berita Acara Pemeriksaan (BAP)
Pemeriksaan adalah kegiatan untuk mendapatkan keterangan, kejelasan, dan
keidentikan tersangka, saksi ahli, dan atau barang bukti maupun tentang unsur-unsur
tindak pidana yang telah terjadi, sehingga kedudukan atau peranan seseorang maupun
barang bukti di dalam tindak pidana tersebut menjadi jelas dan dituangkan di
dalam berita acara pemeriksaan.
Berita Acara Pemeriksaan (BAP) adalah catatan atau tulisan yang bersifat otentik,
dibuat dalam bentuk tertentu oleh penyidik atau pemeriksa, diberi tanggal dan ditanda
tangani oleh penyidik dan tersangka serta saksi/ahli yang diperiksa, memuat uraian
pelanggaran yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana atau kesalahan yang
dipersangkakan dengan menyebut waktu, tempat, dan keadaan pada waktu pelanggaran
dilakukan, identitas penyidik dan yang diperiksa, serta keterangan-keterangan yang
diperiksa.
Dalam pembuatan berita acara pemeriksaan, terdapat persyaratan yang harus
dipenuhi yaitu, syarat formal dan syarat materiil, yaitu:
1) Syarat formal dibuat dalam bentuk tertentu dan tertulis kata-kata Pro Justitia artinya
bahwa format berita acara yang dibuat oleh penyidik atau pemeriksa atas dasar untuk
keadilan, bukan untuk kepentingan lain. Kemudian setiap lembar dari produk itu
ditanda tangani oleh penyidik atau pemeriksa dan orang yang diperiksa, baik sebagai
saksi, tersangka dan ahli.
2) Syarat materiil yaitu keseluruhan isi atau meteri menyangkut peristiwa tindak pidana
atau pelanggaran yang terjadi dan dapat memenuhi unsur-unsur peraturan yang
dilanggar atau yang disangkakan kepada terperiksa.
32
KANTOR IMIGRASI xxxxxxxxx
Jl. Yyyyyyyyyyyyyy
Telp. (0123) 4567890
BERITA ACARA PEMERIKSAAN
Pada hari ini (tanggal, bulan, tahun)
_________________________________________________________________________________
Telah diperiksa di Kantor Imigrasi ................. seorang laki-laki/perempuan (*),
Nama : ................. ................. ................. ................. ................. ................. ................. ......................
TTL : ................. ................. ................. ................. ................. ................. ................. ......................
Kewarganegaraan : ................. ................. ................. ................. ................. ................. ...................
Dan diperiksa oleh kami,
Nama : ................. ................. ................. ................. ................. ................. ................. .......................
Jabatan: ................. ................. ................. ................. ............................... ................. ...................
Bahwa terperiksa telah ...............................................................................................................
Sesuai dengan ..... (peraturan) ......... ... (tanggal, bulan, tahun)... (Nomor Peraturan)..... mengenai
............................. dalam hal ..........................
Atas pertanyaan kami, yang bersangkutan menjawab sebagai berikut:
1. Sebutkan nama lengkap atau alias apabila ada dan tempat serta tanggal lahir Saudara :
................. ................. ................. ................. ................. ................. ................. .................................
2. Sebutkan pekerjaan dan alamat tempat tinggal Saudara di (i) Indonesia:
Pekerjaan ................. ................. ................. ................. ................. ................. ................. ...............
Alamat (i) ................. ................. ................. ................. ................. ................. ................. ..............
Alamat (ii) ................. ................. ................. ................. ................. ................. .................
3. Sebutkan nomor dan tempat penerbitan serta masa berlaku paspor/surat izin/ dokumen
keimigrasian milik Saudara :
................. ................. ................. ................. ................. ................. ................. .................................
4. pertanyaan seterusnya.... (sesuai kebutuhan dan kepentingan)
................ ................. ................. ................. ................. ................. ................. .................................
5. pertanyaan seterusnya.... (sesuai kebutuhan dan kepentingan)
................. ................. ................. ................. ................. ................. ................. .................................
Demikian Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat dengan mengingat sumpah jabatan dan setelah
dibacakan dan dimengerti oleh terperiksa, ditandatangani oleh pemeriksa dan pihak terperiksa.
Pemeriksa Yang Diperiksa
(__________________________) (__________________________)
nama lengkap dan tanda tangan nama lengkap dan tanda tangan
33
Penganalisaan penyusunan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) untuk ditindaklanjuti
dengan salah satu Tindakan Administratif Keimigrasian (TAK) perlu memperhatikan
ketentuan hukum yang mengaturnya, yaitu Pasal 8, Pasal 9, Pasal 13 Ayat (1) huruf b,
huruf d dan huruf j. Pasal 13 Ayat (2), Pasal 48 Ayat (1), serta di dalam Pasal 75 Ayat
(1), (2), dan (3).
C. Alasan-alasan Dipilihnya Tindakan Administratif Keimigrasian
Kendati Undang-Undang Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian, merupakan
peraturan administrasi, akan tetapi di dalamnya juga memuat aspek pidana, bahkan ada
Lembaga Tindakan yang bersifat preventif dan beraspek nasional maupun internasional.
Sehingga dapat dikatakan bahwa undang-undang keimigrasian ini menganut 2 (dua) jalur
yaitu Jalur Pidana dan Jalur Tindakan (punishment and measurnement).
Tindakan keimigrasian sebagaimana ditegaskan dalam UU Keimigrasian adalah
tindakan administratif (sanksi administratif) dalam bidang keimigrasian di luar proses
peradilan. Tindakan keimigrasian ini khusus ditujukan terhadap orang asing saja,
sebagaimana dicantumkan dalam Pasal 75 UU Keimigrasian tersebut. Sedangkan Penerapan
sanksi pidana yang terdapat dalam UU Keimigrasian terhadap pelaku tindak pidana
keimigrasian memerlukan koordinasi antar berbagai pihak, baik pihak keimigrasian sendiri,
kepolisian, kejaksaan, maupun pengadilan atau hakim. Dalam hal ini tentu membutuhkan
proses hukum yang panjang serta pembiayaan yang besar untuk menjaga warga negara asing
itu mengikuti proses hukum yang ada di Indonesia.
Oleh karena itu, dalam menjaga harkat dan martabat negara sekaligus untuk menjaga
kedaualatan bangsa Indonesia, penetapan seseorang untuk dijatuhi Tindakan Administratif
Keimigrasian atau Tindakan Pidana Keimigrasian dapat mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Pertimbangan Politis
2. Pertimbangan Ekonomis
3. Pertimbangan Sosial dan Budaya
4. Pertimbangan Keamanan.
Jika ditinjau dari segi waktu dan biaya, pelaksanaan tindakan Tindakan Administratif
Keimigrasian lebih efektif dibandingkan tindakan pro-justitia, hanya saja Tindakan
Administratif Keimigrasian belum terlaksana secara efektif karena mekanisme penindakan
yang belum difahami semua aparatur keimigrasian maupun instansi terkait.
34
D. Latihan
1. Jelaskan syarat laporan pemeriksaan yang baik menurut pandangan saudara!
2. Jelaskan struktur laporan sebagai tata naskah dinas di lingkungan Kementerian Hukum dan
HAM yang saudara ketahui!
3. Bagaimana Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang saudara fahami? Buatkan contoh dalam
bidang pelanggaran administratif yang dilakukan salah seorang Warga Negara Asing!
F. Rangkuman
1. Setiap kegiatan atau tahapan hasil pengawasan dan pemeriksaan yang akan dilanjutkan
pada tindakan keimigrasian, selain diperlukan adanya landasan yuridis juga diperlukan
administrasi tindakan keimigrasian yang berupa format, laporan kejadian, surat perintah
dan keputusan tindakan berupa pemanggilan, tugas, berita acara, register, kode penomoran
surat untuk masing-masing tindakan keimigrasian, sehingga pelaksanaan kegiatan
penindakan tersebut, selain dapat dipertanggung jawabkan secara hukum sekaligus
mencerminkan adanya kelengkapan atau tertib administrasi untuk setiap tindakan yang
telah dilakukan
2. Dalam pembuatan berita acara pemeriksaan, terdapat persyaratan yang harus dipenuhi
yaitu, syarat formal dan syarat materiil, yaitu:
a. Syarat formal dibuat dalam bentuk tertentu dan tertulis kata-kata Pro Justitia artinya
bahwa format berita acara yang dibuat oleh penyidik atau pemeriksa atas dasar untuk
keadilan, bukan untuk kepentingan lain. Kemudian setiap lembar dari produk itu
ditanda tangani oleh penyidik atau pemeriksa dan orang yang diperiksa, baik sebagai
saksi, tersangka dan ahli.
b. Syarat materiil yaitu keseluruhan isi atau meteri menyangkut peristiwa tindak pidana
atau pelanggaran yang terjadi dan dapat memenuhi unsur-unsur peraturan yang
dilanggar atau yang disangkakan kepada terperiksa
35
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Tindakan Administratif Keimigrasian (TAK) adalah tindakan terhadap Orang Asing
yang berada di Wilayah Indonesia karena melakukan kegiatan berbahaya dan patut
diduga membahayakan keamanan dan ketertiban umum atau tidak menghormati dan
tidak menaati peraturan perundang-undangan, sebagaimana diatur dalam Pasal 75 ayat
1 UU Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian
2. Pengaturan tentang jenis-jenis tindakan administratif keimigrasian diatur dalam
Undang-undang Nomor 6 tahun 2011 pasal 75 ayat 2, yang meliputi
a. pencantuman dalam daftar Pencegahan atau Penangkalan
b. pembatasan, perubahan, atau pembatalan Izin Tinggal
c. larangan untuk berada di satu atau beberapa tempat tertentu di Wilayah Indonesia
d. keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di Wilayah Indonesia
e. pengenaan biaya beban
f. Deportasi dari Wilayah Indonesia
3. Setiap kegiatan atau tahapan hasil pengawasan dan pemeriksaan yang akan dilanjutkan
pada tindakan keimigrasian, selain diperlukan adanya landasan yuridis juga diperlukan
administrasi tindakan keimigrasian yang berupa format, laporan kejadian, surat
perintah dan keputusan tindakan berupa pemanggilan, tugas, berita acara, register,
kode penomoran surat untuk masing-masing tindakan keimigrasian sebagai cerminan
adanya kelengkapan atau tertib administrasi untuk setiap tindakan yang dilakukan
4. Dalam pembuatan berita acara pemeriksaan, terdapat persyaratan yang harus dipenuhi
yaitu, syarat formal dan syarat materiil, yaitu:
a. Syarat formal dibuat dalam bentuk tertentu dan tertulis kata-kata Pro Justitia artinya
bahwa format berita acara yang dibuat oleh pemeriksa atas dasar untuk keadilan,
bukan untuk kepentingan lain. Kemudian setiap lembar dari produk itu ditanda
tangani oleh penyidik atau pemeriksa dan orang yang diperiksa, baik sebagai saksi,
tersangka dan ahli.
b. Syarat materiil yaitu keseluruhan isi atau meteri menyangkut peristiwa tindak
pidana atau pelanggaran yang terjadi dan dapat memenuhi unsur-unsur peraturan
yang dilanggar atau yang disangkakan kepada terperiksa
36
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Nuraida, Ida. Manajemen Administrasi Perkantoran (Yogyakarta: Kanisius, 2008)
Santoso, Mochamad Iman. Diaspora: Globalisasi, Keamanan, dan Keimigrasian (Jakarta:
Pustaka Reka Cipta, 2014)
Sjahriful, Abdullah. Memperkenalkan Hukum Keimigrasian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1993)
Soetoprawiro, Koerniatmanto. Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian Indonesia
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994)
Sukoco, Badri M. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern (Jakarta: Erlangga, 2007)
Suwarno, FX Widadi A. Tata Operasi Darat (Jakarta: Grasindo, 1998)
YLBHI dan PSHK. Panduan Bantuan Hukum di Indonesia: Pedoman Anda Memahami dan
Menyelesaikan Masalah Hukum (Jakarta: YLBHI dan PSHK, 2007)
Peraturan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian
Peraturan Pemerintah Nomor 31 tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 5 Tahun 2012 tentang Tata Naskah Dinas di
Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM RI
Peraturan Mentera Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor 80 Tahun 2012 tentang Tata
Naskah Dinas Instansi Pemerintah

More Related Content

What's hot

TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANGTINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANGPaul SinlaEloE
 
Materi Viktimologi by Dr. Angkasa
Materi Viktimologi by Dr. AngkasaMateri Viktimologi by Dr. Angkasa
Materi Viktimologi by Dr. Angkasaelsaref
 
15 revisi naskah akademik perda desa 02 juli 2015 dengan dprd
15 revisi naskah akademik perda desa 02 juli 2015 dengan dprd15 revisi naskah akademik perda desa 02 juli 2015 dengan dprd
15 revisi naskah akademik perda desa 02 juli 2015 dengan dprdAdelfios Andyka Fatra
 
GRATIFIKASI
GRATIFIKASIGRATIFIKASI
GRATIFIKASI93220872
 
Laporan Akhir Magang Fakultas Hukum
 Laporan Akhir Magang Fakultas Hukum Laporan Akhir Magang Fakultas Hukum
Laporan Akhir Magang Fakultas HukumTotok Priyo Husodo
 
Bab 3 Sistem Administrasi Kepegawaian
Bab 3 Sistem Administrasi KepegawaianBab 3 Sistem Administrasi Kepegawaian
Bab 3 Sistem Administrasi KepegawaianAisyah Safitri Hayati
 
Sistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanaSistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanayudikrismen1
 
Soal cpns kebijakan pemerintah
Soal cpns kebijakan pemerintahSoal cpns kebijakan pemerintah
Soal cpns kebijakan pemerintahaswel13
 
PERKABA 1 tahun 2022.pdf
PERKABA 1 tahun 2022.pdfPERKABA 1 tahun 2022.pdf
PERKABA 1 tahun 2022.pdffirmanyudha1
 
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014Rudi Sudirdja
 
Makalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraMakalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraNina Ruspina
 
Materi 9 pengadaan khusus
Materi 9 pengadaan khususMateri 9 pengadaan khusus
Materi 9 pengadaan khususMikhail Rasyid
 
Uu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistik
Uu Pers & KEJ (Kode Etik JurnalistikUu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistik
Uu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistikyudikrismen1
 

What's hot (20)

TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANGTINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
 
Materi Viktimologi by Dr. Angkasa
Materi Viktimologi by Dr. AngkasaMateri Viktimologi by Dr. Angkasa
Materi Viktimologi by Dr. Angkasa
 
15 revisi naskah akademik perda desa 02 juli 2015 dengan dprd
15 revisi naskah akademik perda desa 02 juli 2015 dengan dprd15 revisi naskah akademik perda desa 02 juli 2015 dengan dprd
15 revisi naskah akademik perda desa 02 juli 2015 dengan dprd
 
GRATIFIKASI
GRATIFIKASIGRATIFIKASI
GRATIFIKASI
 
Makalah menegakkan hak asasi manusia di indonesia
Makalah menegakkan hak asasi manusia di indonesiaMakalah menegakkan hak asasi manusia di indonesia
Makalah menegakkan hak asasi manusia di indonesia
 
Laporan Akhir Magang Fakultas Hukum
 Laporan Akhir Magang Fakultas Hukum Laporan Akhir Magang Fakultas Hukum
Laporan Akhir Magang Fakultas Hukum
 
Bab 3 Sistem Administrasi Kepegawaian
Bab 3 Sistem Administrasi KepegawaianBab 3 Sistem Administrasi Kepegawaian
Bab 3 Sistem Administrasi Kepegawaian
 
Sistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanaSistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidana
 
Soal cpns kebijakan pemerintah
Soal cpns kebijakan pemerintahSoal cpns kebijakan pemerintah
Soal cpns kebijakan pemerintah
 
PERKABA 1 tahun 2022.pdf
PERKABA 1 tahun 2022.pdfPERKABA 1 tahun 2022.pdf
PERKABA 1 tahun 2022.pdf
 
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014
 
Hukum pidana internasional
Hukum pidana internasionalHukum pidana internasional
Hukum pidana internasional
 
Perbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum PidanaPerbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum Pidana
 
Makalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraMakalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negara
 
Materi 9 pengadaan khusus
Materi 9 pengadaan khususMateri 9 pengadaan khusus
Materi 9 pengadaan khusus
 
Asas Asas Hukum Pidana
Asas Asas Hukum PidanaAsas Asas Hukum Pidana
Asas Asas Hukum Pidana
 
Uu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistik
Uu Pers & KEJ (Kode Etik JurnalistikUu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistik
Uu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistik
 
Hukum perizinan
Hukum perizinanHukum perizinan
Hukum perizinan
 
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
 

Viewers also liked

PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...
PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...
PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...Law Firm "Fidel Angwarmasse & Partners"
 
PP no 31_2013 keimigrasian
PP no 31_2013 keimigrasianPP no 31_2013 keimigrasian
PP no 31_2013 keimigrasiantnt-akpar
 
Keimigrasian dan kewarganegaraan
Keimigrasian dan kewarganegaraanKeimigrasian dan kewarganegaraan
Keimigrasian dan kewarganegaraanwendryk
 
Download Contoh Berita Acara Serah Terima Barang
Download Contoh Berita Acara Serah Terima BarangDownload Contoh Berita Acara Serah Terima Barang
Download Contoh Berita Acara Serah Terima BarangDua Dunia
 
perjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumahperjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumahLegal Akses
 
Perjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha BersamaPerjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha BersamaLegal Akses
 
Draf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan PerusahaanDraf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan PerusahaanLegal Akses
 
Draf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian KerjaDraf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian KerjaLegal Akses
 
Petunjuk pelaksanaan direktur jenderal imigrasi nomor f 314 il 02 10 tahun 19...
Petunjuk pelaksanaan direktur jenderal imigrasi nomor f 314 il 02 10 tahun 19...Petunjuk pelaksanaan direktur jenderal imigrasi nomor f 314 il 02 10 tahun 19...
Petunjuk pelaksanaan direktur jenderal imigrasi nomor f 314 il 02 10 tahun 19...Bajang Perdana
 

Viewers also liked (11)

PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...
PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...
PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN KEIMIGRASIAN SEBAGAI FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP ...
 
Perka Polri No.14 Thn.2012 ttg Manajemen Penyidikan Tindak Pidana
Perka Polri No.14 Thn.2012 ttg Manajemen Penyidikan Tindak PidanaPerka Polri No.14 Thn.2012 ttg Manajemen Penyidikan Tindak Pidana
Perka Polri No.14 Thn.2012 ttg Manajemen Penyidikan Tindak Pidana
 
PP no 31_2013 keimigrasian
PP no 31_2013 keimigrasianPP no 31_2013 keimigrasian
PP no 31_2013 keimigrasian
 
Keimigrasian dan kewarganegaraan
Keimigrasian dan kewarganegaraanKeimigrasian dan kewarganegaraan
Keimigrasian dan kewarganegaraan
 
Download Contoh Berita Acara Serah Terima Barang
Download Contoh Berita Acara Serah Terima BarangDownload Contoh Berita Acara Serah Terima Barang
Download Contoh Berita Acara Serah Terima Barang
 
surat wasiat
surat wasiatsurat wasiat
surat wasiat
 
perjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumahperjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumah
 
Perjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha BersamaPerjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha Bersama
 
Draf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan PerusahaanDraf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan Perusahaan
 
Draf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian KerjaDraf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian Kerja
 
Petunjuk pelaksanaan direktur jenderal imigrasi nomor f 314 il 02 10 tahun 19...
Petunjuk pelaksanaan direktur jenderal imigrasi nomor f 314 il 02 10 tahun 19...Petunjuk pelaksanaan direktur jenderal imigrasi nomor f 314 il 02 10 tahun 19...
Petunjuk pelaksanaan direktur jenderal imigrasi nomor f 314 il 02 10 tahun 19...
 

Similar to Tindakan administratif keimigrasian

Panduan teknis akreditasi 2013
Panduan teknis akreditasi 2013Panduan teknis akreditasi 2013
Panduan teknis akreditasi 2013Dewi Kartika
 
Percepatan pemberantasan korupsi
Percepatan pemberantasan korupsiPercepatan pemberantasan korupsi
Percepatan pemberantasan korupsiEko Supriyadi
 
Modul diklat pemberkasan perkara bagi polhut
Modul diklat pemberkasan perkara bagi polhutModul diklat pemberkasan perkara bagi polhut
Modul diklat pemberkasan perkara bagi polhutSudirman Sultan
 
Bab 7 kode etik profesi akuntan indonesia kelompok 12
Bab 7 kode etik profesi akuntan indonesia kelompok 12Bab 7 kode etik profesi akuntan indonesia kelompok 12
Bab 7 kode etik profesi akuntan indonesia kelompok 12gabriellehappy
 
BUKU PANDUAN: Pedoman Praktikum Peradilan
BUKU PANDUAN: Pedoman Praktikum PeradilanBUKU PANDUAN: Pedoman Praktikum Peradilan
BUKU PANDUAN: Pedoman Praktikum PeradilanEldehaDoank
 
Resume bab 1 sd 7
Resume bab 1 sd 7Resume bab 1 sd 7
Resume bab 1 sd 7aryaninovi
 
Laporan kegiatan magang teknis
Laporan kegiatan magang teknisLaporan kegiatan magang teknis
Laporan kegiatan magang teknisMokh Afifuddin
 
SADRIN(21910138) Tugas I dan II Study Kelayakan Bisnis.pdf
SADRIN(21910138) Tugas I dan II Study Kelayakan Bisnis.pdfSADRIN(21910138) Tugas I dan II Study Kelayakan Bisnis.pdf
SADRIN(21910138) Tugas I dan II Study Kelayakan Bisnis.pdfSadrinS
 
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...Uofa_Unsada
 
XII_PPKN_KD-3.2_Finalfgsgdfdffadwasdsdd.pdffhgfdh
XII_PPKN_KD-3.2_Finalfgsgdfdffadwasdsdd.pdffhgfdhXII_PPKN_KD-3.2_Finalfgsgdfdffadwasdsdd.pdffhgfdh
XII_PPKN_KD-3.2_Finalfgsgdfdffadwasdsdd.pdffhgfdhwilliamsigarlaki98
 
Makalah akuntansi perilaku
Makalah akuntansi perilakuMakalah akuntansi perilaku
Makalah akuntansi perilakuSandhi Akbar
 
Makalah akuntansi perilaku
Makalah akuntansi perilakuMakalah akuntansi perilaku
Makalah akuntansi perilakuSandhi Akbar
 
UJIAN PRAKTEK TIP
UJIAN PRAKTEK TIPUJIAN PRAKTEK TIP
UJIAN PRAKTEK TIPandriaani
 

Similar to Tindakan administratif keimigrasian (20)

Panduan teknis akreditasi 2013
Panduan teknis akreditasi 2013Panduan teknis akreditasi 2013
Panduan teknis akreditasi 2013
 
Percepatan pemberantasan korupsi
Percepatan pemberantasan korupsiPercepatan pemberantasan korupsi
Percepatan pemberantasan korupsi
 
audit-internal.docx
audit-internal.docxaudit-internal.docx
audit-internal.docx
 
Modul diklat pemberkasan perkara bagi polhut
Modul diklat pemberkasan perkara bagi polhutModul diklat pemberkasan perkara bagi polhut
Modul diklat pemberkasan perkara bagi polhut
 
Bab 7 kode etik profesi akuntan indonesia kelompok 12
Bab 7 kode etik profesi akuntan indonesia kelompok 12Bab 7 kode etik profesi akuntan indonesia kelompok 12
Bab 7 kode etik profesi akuntan indonesia kelompok 12
 
Modul stat2
Modul stat2Modul stat2
Modul stat2
 
BUKU PANDUAN: Pedoman Praktikum Peradilan
BUKU PANDUAN: Pedoman Praktikum PeradilanBUKU PANDUAN: Pedoman Praktikum Peradilan
BUKU PANDUAN: Pedoman Praktikum Peradilan
 
Resume bab 1 sd 7
Resume bab 1 sd 7Resume bab 1 sd 7
Resume bab 1 sd 7
 
Laporan Kegiatan Magang Calon Pendidik
Laporan Kegiatan Magang Calon PendidikLaporan Kegiatan Magang Calon Pendidik
Laporan Kegiatan Magang Calon Pendidik
 
Laporan kegiatan magang teknis
Laporan kegiatan magang teknisLaporan kegiatan magang teknis
Laporan kegiatan magang teknis
 
SADRIN(21910138) Tugas I dan II Study Kelayakan Bisnis.pdf
SADRIN(21910138) Tugas I dan II Study Kelayakan Bisnis.pdfSADRIN(21910138) Tugas I dan II Study Kelayakan Bisnis.pdf
SADRIN(21910138) Tugas I dan II Study Kelayakan Bisnis.pdf
 
Manajemen asn
Manajemen asnManajemen asn
Manajemen asn
 
040 Model P Diri
040 Model P Diri040 Model P Diri
040 Model P Diri
 
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DA...
 
XII_PPKN_KD-3.2_Finalfgsgdfdffadwasdsdd.pdffhgfdh
XII_PPKN_KD-3.2_Finalfgsgdfdffadwasdsdd.pdffhgfdhXII_PPKN_KD-3.2_Finalfgsgdfdffadwasdsdd.pdffhgfdh
XII_PPKN_KD-3.2_Finalfgsgdfdffadwasdsdd.pdffhgfdh
 
Dinamika kelompok
Dinamika kelompokDinamika kelompok
Dinamika kelompok
 
Makalah akuntansi perilaku
Makalah akuntansi perilakuMakalah akuntansi perilaku
Makalah akuntansi perilaku
 
Makalah akuntansi perilaku
Makalah akuntansi perilakuMakalah akuntansi perilaku
Makalah akuntansi perilaku
 
UJIAN PRAKTEK TIP
UJIAN PRAKTEK TIPUJIAN PRAKTEK TIP
UJIAN PRAKTEK TIP
 
Evaluasi Sistem LAKIP di Daerah
Evaluasi Sistem LAKIP di DaerahEvaluasi Sistem LAKIP di Daerah
Evaluasi Sistem LAKIP di Daerah
 

More from Khamdan Muhammad

More from Khamdan Muhammad (6)

Panduan hki
Panduan hkiPanduan hki
Panduan hki
 
Bahan ajar pilar kebangsaan pim 4
Bahan ajar pilar kebangsaan pim 4Bahan ajar pilar kebangsaan pim 4
Bahan ajar pilar kebangsaan pim 4
 
Slide Badan-Badan HAM
Slide Badan-Badan HAMSlide Badan-Badan HAM
Slide Badan-Badan HAM
 
Modul badan ham
Modul badan hamModul badan ham
Modul badan ham
 
Manajemen perubahan slide
Manajemen perubahan slideManajemen perubahan slide
Manajemen perubahan slide
 
Modul manajemen perubahan
Modul manajemen perubahanModul manajemen perubahan
Modul manajemen perubahan
 

Recently uploaded

Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxmuhammadarsyad77
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANharri34
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIdillaayuna
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum ViktimologiSaktaPrwt
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxAudyNayaAulia
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 

Recently uploaded (10)

Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 

Tindakan administratif keimigrasian

  • 1. i PENDIDIKAN DASAR KEIMIGRASIAN MODUL TEORI DAN PRAKTIK TINDAKAN ADMINISTRATIF KEIMIGRASIAN Oleh. Muh. Khamdan
  • 2. ii DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN. ................................................................................................. 1 A. Latar Belakang................................................................................................................ 1 B. Deskripsi Singkat............................................................................................................ 2 C. Hasil Belajar .................................................................................................................. 2 D. Indikator Hasil Belajar ................................................................................................... 2 E. Materi Pokok .................................................................................................................. 3 F. Manfaat .......................................................................................................................... 3 BAB II PENGERTIAN TINDAKAN ADMINISTRATIF KEIMIGRASIAN ........... 4 A. Pengertian Tindakan Administratif Keimigrasian .......................................................... 4 B. Dasar Hukum Pelaksanaan Tindakan Administratif Keimigrasian ............................... 5 C. Jenis-Jenis Tindakan Administratif Keimigrasian.......................................................... 5 1. Pencantuman Daftar Pencegahan atau Penangkalan .................................................. 6 2. Pembatasan, Perubahan, atau Pembatalan Izin Imigrasi............................................. 9 3. Larangan Berada di Wilayah Tertentu di Indonesia ................................................... 12 4. Keharusan Bertempat Tinggal di Wilayah Tertentu di Indonesia .............................. 12 5. Pengenaan Biaya Beban.............................................................................................. 12 6. Deportasi dari Wilayah Indonesia............................................................................... 13 D. Latihan ............................................................................................................................ 14 E. Rangkuman ..................................................................................................................... 14 BAB III TEKNIK TINDAKAN ADMINISTRATIF KEIMIGRASIAN ..................... 15 A. Tahapan Kegiatan Tindakan Administratif Keimigrasian.............................................. 15 B. Teknis Tindakan Administratif Keimigrasian pada Kedatangan.................................... 16 1. Pembatasan, Perubahan, atau Pembatalan Izin Imigrasi............................................. 16 2. Keharusan Bertempat Tinggal di Wilayah Tertentu di Indonesia .............................. 17 3. Penolakan Masuk Wilayah Indonesia......................................................................... 18 C. Proses Pemeriksaan Dokumen Perjalanan (Document Clearance) ................................ 20 1. Custom ........................................................................................................................ 21 2. Immigration ................................................................................................................ 22 - Bebas Visa Kunjungan Singkat (BVKS).................................................................. 22 - Visa Kunjungan Saat Kedatangan (VKSK) ............................................................. 23
  • 3. iii 3. Quarantine.................................................................................................................. 22 D. Latihan ............................................................................................................................ 24 E. Rangkuman ..................................................................................................................... 24 BAB IV PENYUSUNAN LAPORAN PEMERIKSAAN TINDAKAN ADMINISTRATIF KEIMIGRASIAN ....................................................................... 25 A. Pengawasan Administratif dan Pengawasan Lapangan.................................................. 25 B. Penyusunan Laporan Tindakan Administratif Keimigrasian.......................................... 27 1. Syarat Laporan Pemeriksaan Tindakan Administratif Keimigrasian ......................... 28 2. Penyusunan Laporan Sebagai Naskah Dinas.............................................................. 29 3. Penyusunan Laporan Berbentuk Berita Acara Pemeriksaan (BAP)........................... 31 C. Alasan-Alasan Dipilihnya Tindakan Administratif Keimigrasian.................................. 33 D. Latihan ............................................................................................................................ 34 E. Rangkuman ..................................................................................................................... 34 BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 35 A. Simpulan ........................................................................................................................ 35 Daftar Pustaka
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN Selamat Datang! Dalam Pendidikan Dasar Keimigrasian, mata Diklat “Tindakan Administratif Keimigrasian”. Pasti Anda pernah mendengar tindakan administratif apa yang dilakukan dalam bidang keimigrasian? Coba simak baik-baik penjelasan di bawah ini secara cermat. A. Deskripsi Singkat Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau keluar wilayah negara Republik Indonesia dan pengawasan orang asing di Indonesia. Dengan demikian, imigrasi di samping termasuk salah satu instansi pemerintah yang salah satu kegiatannya melayani administrasi keimigrasian masyarakat, juga sebagai instansi pengawas terhadap segala keberadaan dan kegiatan orang asing. Terhadap orang asing pelayanan dan pengawasan di bidang keimigrasian dilaksanakan berdasarkan prinsip selektif (selective policy). Berdasarkan prinsip ini maka orang asing yang dapat diberikan ijin masuk ke Indonesia hanyalah orang asing yang memiliki manfaat bagi kesejahteraan rakyat, bangsa, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tidak membahayakan keamanan dan ketertiban, serta tidak bermusuhan dengan rakyat dan pemerintah. Untuk mewujudkan prinsip selektif (selective policy) diperlukan kegiatan pengawasan terhadap orang asing, pengawasan ini tidak hanya pada saat orang asing masuk ke wilayah Indonesia, tetapi juga selama orang asing tersebut berada di wilayah Indonesia termasuk kegiatan-kegiatannya. Hal tersebut terkait adanya orang asing yang keberadaanya merugikan kepentingan bangsa dan negara seperti kasus-kasus penyalahgunaan ijin tinggal, tinggal di Indonesia melebihi jangka waktu yang ditentukan, imigran tanpa berkas administratif yang resmi, dan sebagainya. Tindakan dari pelaksanaan peran keimigrasian terhadap warga negara Indonesia serta orang asing yang tidak mentaati peraturan keimigrasian yang berlaku di Indonesia, ada dua macam, yaitu tindakan administratif keimigrasian dan tindakan pidana keimigrasian. Oleh karena itu penting untuk mengetahui batas yang jelas apabila timbul suatu kasus keimigrasian dan harus diputuskan menggunakan tindakan administratif keimigrasian atau tindakan pidana keimigrasian, karena adanya prosedur, waktu, dan cara pembuktian yang berbeda.
  • 5. 2 Tindakan administratif keimigrasian sering digunakan untuk orang asing yang melanggar peraturan di Indonesia, sebab jika digunakan tindakan pidana keimigrasian yang salah satu tahapannya harus dimulai dengan penyidikan maka orang asing tersebut harus tetap tinggal di wilayah Indonesia dan hal ini tentu menimbulkan beban tersendiri bagi negara Indonesia. Pada sisi lain, ada kemungkinan orang asing tersebut sengaja berusaha lebih lama tinggal di Indonesia dengan cara mengajukan banding atau kasasi sampai orang asing tersebut selesai menjalani hukuman, sehingga menguntungkan orang asing tersebut meskipun ijin tinggal bahkan paspornya sudah tidak berlaku lagi. B. Hasil Belajar Setelah mempelajari tentang mata Diklat “Teori dan Praktik Tindakan Administratif Keimigrasian” ini, peserta Diklat diharapkan mampu melakukan teknik tindakan administratif keimigrasian. C. Indikator Hasil Belajar Setelah mempelajari Mata Diklat Teori dan Praktik Tindakan Administratif Keimigrasian ini, peserta diharapkan dapat: 1. Menjelaskan pengertian tindakan administratif keimigrasian, dasar hukum pelaksanaan, dan jenis-jenis tindakan administratif 2. Memahami teknik tindakan administratif 3. Menyajikan Berita Acara tindakan administratif keimigrasian. D. Petunjuk Belajar Anda sebagai pembelajar, dan agar dalam proses pembelajaran mata Diklat “Teori dan Praktik Tindakan Administratif Keimigrasian” dapat berjalan lebih lancar, dan indikator hasil belajar tercapai secara baik, Anda kami sarankan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1. Bacalah secara cermat, dan pahami indikator hasil belajar atau tujuan pembelajaran yang tertulis pada setiap awal bab, karena indikator belajar memberikan tujuan dan arah. Indikator belajar menetapkan apa yang harus Anda capai. 2. Pelajari setiap bab secara berurutan, mulai dari Bab I Pendahuluan sampai dengan Bab IV. 3. Laksanakan secara sungguh-sungguh dan tuntas setiap tugas pada setiap akhir bab. 4. Keberhasilan proses pembelajaran dalam mata Diklat ini tergantung pada kesungguhan Anda. Untuk itu, belajarlah baik secara mandiri maupun berkelompok secara seksama.
  • 6. 3 Untuk belajar mandiri, Anda dapat melakukan seorang diri, berdua atau berkelompok dengan lain sedang mempelajari bagaimana membuat berita acara yang baik dan benar. 5. Anda disarankan mempelajari bahan-bahan dari sumber lain, seperti yang tertera pada Daftar Pustaka pada akhir modul ini, dan jangan segan-segan bertanya kepada siapa saja yang mempunyai kompetensi dalam penyusunan laporan. Baiklah, selamat belajar!, semoga Anda sukses menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diuraikan dalam mata Diklat ini dalam upaya melakukan tindakan administratif keimigrasian secara baik. E. Materi Pokok Materi pokok yang dibahas dalam modul ini adalah: 1. Pengertian tindakan administratif keimigrasian 2. Dasar hukum pelaksanaan tindakan keimigrasian 3. Jenis-jenis tindakan administratif keimigrasian 4. Teknik tindakan pengawasan keberangkatan 5. Hambatan tindakan administratif keimigrasian 6. Pembuatan Berita Acara tindakan administratif keimigrasian F. Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh dengan mempelajari modul ini adalah: 1. Peserta diklat dapat lebih memahami pengertian tindakan administratif keimigrasian, dasar hukum pelaksanaan, dan jenis-jenis tindakan administratif 2. Peserta diklat dapat lebih memahami teknik tindakan administratif 3. Peserta diklat dapat membuat Berita Acara tindakan administratif keimigrasian
  • 7. 4 BAB II PENGERTIAN, DASAR HUKUM, DAN JENIS-JENIS TINDAKAN ADMINISTRATIF KEIMIGRASIAN A. Pengertian Tindakan Administratif Keimigrasian Tindakan administratif keimigrasian adalah sanksi administratif yang ditetapkan Pejabat Imigrasi terhadap Orang Asing di luar proses peradilan, sebagaimana dijelaskan pada ketentuan umum pasal 1 butir 19 Undang-Undang Nomor 6 tahun 2011 tentang keimigrasian. Tindakan administratif keimigrasian dilakukan terhadap Orang Asing di wilayah Indonesia karena melakukan kegiatan berbahaya serta patut diduga membahayakan keamanan dan ketertiban umum atau tidak menghormati dan melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Berdasarkan pengertian di atas, lingkup tugas dan fungsi keimigrasian berada di berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial budaya, keamanan, dan kependudukan. Dalam konteks lalu lintas dan mobilitas manusia yang semakin meningkat, peran dan fungsi imigrasi menjadi bagian yang penting dan strategis yaitu meminimalisasikan dampak negatif yang dapat timbul akibat kedatangan orang asing sejak masuk, selama berada, dan melakukan kegiatan di Indonesia sampai keluar wilayah negara Indonesia. Untuk menggambarkan operasionalisasi peran keimigrasian secara jelas dalam pembahasan tindakan administratif keimigrasian, perlu pemahaman kerangka teoritis yang mendasari yaitu adanya pengakuan masyarakat internasional mengenai hak eksklusif setiap negara dalam batas wilayah negara yang bersangkutan, yang dikenal sebagai kedaulatan negara. Konsep kedaulatan menetapkan bahwa suatu negara memiliki kekuasaan atas suatu wilayah hak teritorial serta hak-hak yang kemudian timbul dari penggunaan kekuasaan teritorial tersebut. Konsep kedaulatan mengandung arti bahwa negara mempunyai hak kekuasaan penuh untuk melaksanakan hak teritorialnya dalam batas-batas wilayah negara yang bersangkutan. Hal inilah yang menjadikan instansi imigrasi perlu melakukan tindakan terhadap orang asing yang memasuki wilayah teritorial Indonesia. Adanya konsep kedaulatan teritorial negara, maka dalam melakukan perlintasan antarnegara digunakan paspor. Pada dasarnya setiap paspor memuat identitas kewarganegaraan pemegangnya sehingga negara yang mengeluarkan berkewajiban memberi Setelah membaca bab ini, peserta diharapkan dapat menjelaskan pengertian tindakan administratif keimigrasian, dasar hukum pelaksanaan, dan jenis-jenis tindakan administratif keimigrasian
  • 8. 5 perlindungan hukum dimanapun pemegang berada. Sedangkan dalam rangka menyeleksi orang asing yang ingin masuk dan melakukan perjalanan ke negara lain, dibutuhkan visa atau tanda yang diterakan pada paspor sebagai bentuk telah diperiksa atau disetujui oleh pejabat negara tujuan. Pemeriksaan paspor dan visa inilah sebagai bagian dari proses keimigrasian yang dapat dilanjutkan dengan tindakan administratif keimigrasian. Melakukan suatu tindakan administrasi terhadap orang yang tidak mentaati peraturan dan melakukan kegiatan yang berbahaya bagi keamanan dan ketertiban umum, terdiri dari: a. Warga negara Indonesia berupa cekal, penolakan keluar wilayah Indonesia, pencabutan hal-hal yang berkaitan Surat Perjalanan Republik Indonesia b. Orang asing berupa cekal, penolakan keluar dan masuk wilayah Indonesia, biaya beban, deportasi, pengkarantinaan, pembatasan/pembatalan/perubahan ijin keberadaan, larangan berada di suatu atau beberapa tempat, keharusan bertempat tinggal di tempat tertentu. c. Penanggungjawab alat angkut, berupa biaya beban, membawa kembali orang asing yang tidak diberi ijin masuk, orang asing yang tidak diberi ijin masuk untuk tetap tinggal atau diisolasi di alat angkut. B. Dasar Hukum Pelaksanaan Tindakan Administratif Keimigrasian Tindakan administratif keimigrasian diatur dalam Undang-undang Nomor 6 tahun 2011 tentang keimigrasian pada pasal 75 ayat 1, yang berbunyi: “Pejabat Imigrasi berwenang melakukan Tindakan Administratif Keimigrasian terhadap Orang Asing yang berada di Wilayah Indonesia yang melakukan kegiatan berbahaya dan patut diduga membahayakan keamanan dan ketertiban umum atau tidak menghormati atau tidak menaati peraturan perundang-undangan”. Penjelasan pelaksanaan atas peraturan tersebut diatur kembali dalam Peraturan Pemerintah Nomor 31 tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian. C. Jenis-jenis Tindakan Administratif Keimigrasian Pengaturan tentang jenis-jenis tindakan administratif keimigrasian diatur dalam Undang-undang Nomor 6 tahun 2011 pasal 75 ayat 2, yang meliputi: a. pencantuman dalam daftar Pencegahan atau Penangkalan Apakah tindakan administratif keimigrasian hanya diperuntukkan dan dilakukan terhadap orang asing? Bagaimana jika yang melakukan kegiatan berbahaya dan tidak menaati peraturan perundang-undangan adalah WNI dan ingin kabur ke luar negeri, apakah tidak dapat dilakukan tindakan administratif keimigrasian?
  • 9. 6 b. pembatasan, perubahan, atau pembatalan Izin Tinggal c. larangan untuk berada di satu atau beberapa tempat tertentu di Wilayah Indonesia d. keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di Wilayah Indonesia e. pengenaan biaya beban f. Deportasi dari Wilayah Indonesia. Keputusan mengenai Tindakan Administratif Keimigrasian sebagaimana di atas dilakukan secara tertulis dan harus disertai dengan alasan. Oleh karena itu penting memahami masing-masing tindakan administratif yang diatur tersebut. 1. Pencantuman Dalam Daftar Pencegahan atau Penangkalan Penangkalan adalah larangan yang bersifat sementara terhadap orang-orang tertentu untuk masuk ke wilayah Indonesia berdasarkan alasan tertentu. Pencegahan adalah larangan yang bersifat sementara terhadap orang-orang tertentu untuk keluar dari wilayah Indonesia berdasarkan alasan tertentu. Pencegahan adalah larangan yang yang bersifat sementara terhadap orang-orang tertentu untuk keluar negeri dari Wilayah Indonesia berdasarkan alasan tertentu. Aturan hukum yang yang menjadi pondasi dalam proses pencegahan terhadap orang asing karena adanya alasan keimigrasian diatur dalam UU Keimigrasian. Pencegahan terhadap orang asing yang masuk dalam daftar hitam (black list) pencegahan dan penangkalan merupakan wewenang dan tanggung jawab menteri, yang dalam pelaksanaannya didasarkan pada berbagai pertimbangan berikut: a. Hasil pengawasan Keimigrasian dan keputusan Tindakan Administratif Keimigrasian b. Keputusan Menteri Keuangan dan Jaksa Agung sesuai dengan bidang c. Tugasnya masing-masing dan ketentuan peraturan perundang-undangan. d. Permintaan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan e. Perintah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan f. Permintaan Kepala Badan Narkotika Nasional sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan g. Keputusan, perintah, atau permintaan pimpinan kementerian/lembaga lain yang berdasarkan undang-undang memiliki kewenangan pencegahan. Menteri Keuangan, Jaksa Agung, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Kepala Badan Narkotika Nasional, atau pimpinan kementerian/lembaga yang memiliki kewenangan pencegahan dan bertanggung jawab atas
  • 10. 7 keputusan, permintaan, dan perintah pencegahan yang dibuatnya. Meskipun demikian, dalam kondisi darurat atau mendesak, para pejabat yang memiliki kewenangan pencegahan dapat meminta langsung kepada pejabat imigrasi tertentu untuk melaksanakan tindakan pencegahan terhadap orang asing yang menenuhi kriteria untuk dilakukannya tindakan administratif berupa pencegahan keluar dari wilayah RI, dimana dalam pelaksanaanya dilakukan oleh Menteri dan pejabat imigrasi yang ditunjuk Pencegahan ditetapkan dengan keputusan tertulis oleh pejabat yang berwenang atau mendapat kewenangan. Keputusan pencegahan disampaikan kepada orang yang dikenakan tindakan pencegahan selambat-lambatnya tujuh hari sejak tanggal keputusan ditetapkan dan dalam hal keputusan pencegahan dikeluarkan oleh pejabat yang mendapat kewenangan, keputusan tersebut juga disampaikan kepada menteri paling lambat tiga hari sejak tanggal keputusan ditetapkan dengan permintaan untuk dilaksanakan. Menteri dapat menolak permintaan pelaksanaan pencegahan apabila keputusan pencegahan dianggap tidak memenuhi ketentuan seperti tidak adanya informasi identitas atau alasan pencegahan atau limit waktu pencegahan yang akan diberlakukan. Pemberitahuan penolakan pelaksanaan pencegahan oleh Menteri disampaikan kepada pejabat yang akan melaksanakan proses pencegahan paling lambat tujuh hari sejak tanggal permohonan pencegahan diterima yang disertai dengan alasan penolakan. Menteri atau pejabat imigrasi yang ditunjuk selanjutnya memasukkan identitas orang yang dikenai keputusan pencegahan ke dalam daftar pencegahan melalui sistem informasi manajemen keimigrasian. Selanjutnya berdasarkan daftar pencegahan, pejabat imigrasi wajib menolak orang asing yang dikenai pencegahan keluar dari Wilayah Indonesia. Dalam hal penindakan administratif berupa pencegahan keluar dari wilayah Republik Indonesia karena alasan keimigrasian tersebut, undang-undang memberikan hak kepada pihak yang akan dikenai tindakan pencegahan untuk mengajukan keberatan kepada pejabat yang mengeluarkan keputusan pencegahan. Pengajuan keberatan dilakukan secara tertulis disertai Keputusan pencegahan memuat sekurang-kurangnya tiga unsur berikut: 1. Nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir atau umur, serta foto yang dikenai pencegahan 2. Alasan pencegahan 3. Jangka waktu pencegahan.
  • 11. 8 dengan alasan dan disampaikan dalam jangka waktu berlakunya masa pencegahan. Namun demikian, pengajuan keberatan tidak dapat menunda proses pelaksanaan pencegahan. Terkait dengan jangka waktu pencegahan berlaku batas waktu paling lama enam bulan dan setiap kali dapat diperpanjang paling lama enam bulan. Apabila tidak ada keputusan perpanjangan, suatu pencegahan berakhir demi hukum. Penangkalan adalah larangan yang bersifat sementara terhadap orang-orang tertentu untuk masuk ke wilayah Indonesia berdasarkan alasan tertentu. Kewenangan penangkalan merupakan wujud dari pelaksanaan kedaulatan negara untuk menjaga keamanan dan ketertiban umum yang dilaksanakan berdasarkan alasan keimigrasian. Black list adalah istilah yang dipakai dalam bahasa sehari-hari untuk menggantikan daftar orang-orang yang tidak diperbolehkan meninggalkan Indonesia dan orang-orang yang tidak diperbolehkan memasuki wilayah Indonesia. Di dalam keimigrasian daftar ini disebut “daftar pencegahan dan penangkalan (Cekal)”. Seperti halnya kewenangan dalam pencegahan, wewenang dan tanggung jawab penangkalan terhadap warga Negara Indonesia dilakukan oleh sebuah tim yang dipimpin menteri kehakiman dan anggotanya. Dalam kondisi mendesak atau darurat pejabat lain yang berwenang juga dapat meminta kewenangan melakukan penangkalan kepada menteri, dimana dalam pelaksanaannya dilakukan oleh menteri dan pejabat terkait yang ditunjuk. Keputusan penangkalan ditetapkan dengan tertulis oleh menteri atau pejabat terkait dapat dikeluarkan selambat-lambatnya tiga hari sejak permintaan pencekalan diajukan oleh pejabat tersebut. Keputusan penangkalan dapat dikeluarkan sekurang-kurangnya hanya jika permintaan pencekalan memenuhi unsur-unsur sebagai berikut: a. Nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir atau umur, serta foto yang dikenai penangkalan b. Alasan penangkalan c. Jangka waktu penangkalan. Jika salah satu unsur tersebut di atas tidak ada maka pejabat menteri dapat menolak permintaan penangkalan yang diajukan oleh pejabat terkait, yang disampaikan selambat- lambatnya tujuh hari dari sejak tanggal permintaan penangkalan diterima kepada pejabat bersangkutan, yang disertai dengan alasan penolakan permintaan penangkalan seperti yang dimintakan pejabat terkait. Identitas orang yang dikenai keputusan penangkalan akan dimasukkan ke dalam daftar penangkalan melalui Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian, dan dengan diterbitkannya daftar penangkalan tersebut, maka pejabat imigrasi wajib menolak orang asing yang dikenai tindakan penangkalan untuk masuk wilayah Indonesia.
  • 12. 9 Masa penangkalan berlaku paling lama enam bulan dan setiap kali dapat diperpanjang paling lama enam bulan. Penangkalan berakhir demi hukum, dan keputusan penangkalan seumur hidup dapat dikenakan terhadap orang asing yang dianggap dapat mengganggu keamanan dan ketertiban umum. 2. Pembatasan, Perubahan, atau Pembatalan Izin Tinggal Setiap orang asing yang berada di wilayah Indonesia wajib memiliki izin keimigrasian dengan status apapun, baik dalam kapasitas sebagai diplomat, dinas, maupun biasa, termasuk umur dewasa maupun anak-anak. Setiap orang asing yang masuk ke wilayah Negara RI wajib mendapat Izin Masuk. Izin Masuk diberikan sesuai dengan jenis Visa yang dimiliki oleh orang asing yang bersangkutan. Pemberian Izin Masuk ini dilakukan oleh pejabat imigrasi yang bertugas di TPI dengan cara Yusril Somasi Patrialis Selasa, 28 Juni 2011 | 15:31 WIB JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah menggugat Jaksa Agung ke Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta kemarin, siang ini (Selasa 28/6/2011), Yusril Ihza Mahendra melayangkan surat somasi kepada Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar. Yusril memperingatkan Patrialis untuk mencabut surat pelaksanaan cekal terhadap dirinya yang dikeluarkan Kementerian Hukum dan HAM memenuhi permintaan Jaksa Agung RI dalam waktu 2x24 jam. Apabila dalam tempo yang telah ditentukan itu Patrlalis tidak melaksanakan pencabutan, Yusril akan mengambil langkah hukum menuntut Menteri Hukum dan HAM itu baik pidana maupun perdata. "Saya akan menuntut Menkum dan HAM melanggar Pasal 333 KUHP yakni dengan sengaja dan melawan hukum menghilangkan kemerdekaan orang," kata Yusril di Jakarta, Selasa. Selain itu, Yusril juga akan menggugat Patrialis ke pengadilan karena melakukan perbuatan melanggar hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 1365 KUH Perdata. Yusril memang tidak menggugat Menteri Hukum dan HAM ke PTUN dengan alasan, surat keputusan cekal yang dikeluarkan Jaksa Agung adalah final dan tidak memerlukan persetujuan Menteri Hukum dan HAM. Pihak terakhir ini hanya melaksanakan keputusan Jaksa Agung tersebut. "Patrialis saya somasi, karena berdasarkan ketentuan Pasal 94 ayat (5) UU No 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, dia dapat menolak melaksanakan cekal karena tidak memenuhi syarat sebagaimana diatur oleh undang-undang," ujar Yusril. Namun, Patrialis malah berkeras mengatakan Keputusan Jaksa Agung itu sah dan melaksanakannya. Dalam somasi itu, Yusril juga memperingatkan Patrialis atas ucapannya yang mengatakan bahwa pelaksanaan cekal Yusril dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama 6 bulan dan tahap kedua 6 bulan berikutnya. "Ucapan Patrialis itu hanya akal-akalan saja, sehingga seolah-olah pencekalan Yusril hanya 6 bulan sebagaimana dibenarkan undang-undang," katanya. Menurut Yusril, kenyataannya, dua surat dari Dirjen Imigrasi, satu ditujukan kepada dirinya, dan satu lagi berisi perintah pencekalan kepada seluruh jajaran imigrasi, dengan tegas menyebutkan pencekalan itu untuk jangka waktu satu tahun dari tanggal 24 Juni 2011 sampai 24 Juni 2012. Surat somasi Yusril ditembuskan kepada Presiden, Wakil Presiden, Menko Polhukam dan Komisi III DPR RI
  • 13. 10 menarakan izin pada visa atau surat perjalanan orang asing yang bersangkutan. Izin masuk diberikan juga kepada pemegang izin masuk kembali selama izin masuk kembali itu masih berlaku. Izin masuk kembali diberikan oleh Kepala Kantor Imigrasi setempat. Izin tinggal terdiri dari izin tinggal diplomatik, izin tinggal dinas, izin tinggal kunjungan, izin tinggal terbatas dan izin tinggal tetap. Dalam hal praktek keimigrasian, dokumen keimigrasian adalah Dokumen Perjalanan Republik Indonesia, dan Izin Tinggal yang dikeluarkan oleh pejabat imigrasi atau pejabat dinas luar negeri. Dikatakan dokumen keimigrasian adalah suatu izin keimigrasian berupa izin tinggal terbatas dan izin tinggal tetap yang tertera dalam suatu kartu dengan format dan ukuran tertentu yang biasa disebut dengan Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) dan Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP). Selain itu instansi-instansi lain, seperti Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan instansi lain juga memiliki wewenang terkait izin keimigrasian yang diberikan terhadap orang asing. Dalam UU Keimigrasian diatur mengenai kewajiban bagi setiap orang asing yang berada di Indonesia, yaitu setiap orang asing berada di wilayah Indonesia wajib memberikan keterangan yang diperlukan mengenai identitas diri dan atau keluarganya, perubahan status sipil kewarganegaraannya serta perubahan alamnya. Status sipil yang dimaksud dalam kalimat ini adalah perubahan yang menyangkut perkawinan, perceraian, kematian, kelahiran anak, pindah pekerjaan dan berhenti pekerjaan. Saat ini di seluruh dunia tercatat kurang lebih ada 250 paspor dengan fitur pengamanan yang berbeda-beda. Sehingga hal yang mustahil untuk mengetahui ciri-ciri paspor tersebut terlebih lagi menghafalkannya satu persatu. Namun demikian dengan memahami hal-hal mendasar seperti proses pembuatan kertas, percetakan, penjahitan, pendilidan dan penerbitan paspor, petugas imigrasi dapat menemukan dokumen-dokumen palsu. Pada saat melakukan pemeriksaan dokumen perlu diingat terlebih dahulu jenis pemalsuan yang mungkin terjadi, yaitu: 1. Impostor, yaitu penggunaan dokumen perjalanan asli dengan identitas asli tanpa melakukan biodata, akan tetapi orang yang membawanya bukan pemilik sah dari dokumen tersebut 2. Merubah data, penggunaan dokumen perjalanan asli dengan melakukan perubahan sebagian dari identitas diri dari pemilik yang sebenarnya. 3. Memalsukan identitas diri, dalam proses permohonannya, data yang diberikan adalah palsu. 4. Menerbitkan dokumen palsu, yaitu dokumen yang dibuat menyerupai seperti asli.
  • 14. 11 Pembatasan izin tinggal orang asing di Wilayah Republik Indonesia merupakan bagian dari instrumen dalam penindakan administratif hukum keimigrasian di Indonesia. Seorang warganegara asing yang memenuhi unsur-unsur pelanggaran UU Keimigrasian dapat diberikan sanksi berupa pembatasan izin tinggal baik yang sifatnya sementara maupun tetap. Penindakan adminsitratif berupa pembatasan izin tinggal dimaksudkan sebagai bagian dari upaya prefentif untuk mencegah dampak negatif yang lebih serius yang dapat ditimbulkan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang asing tersebut selama berada di wilayah RI. Pejabat imigrasi yang ditunjuk dalam penindakan administratif juga dapat melakukan evaluasi ulang atau perubahan terhadap izin tinggal yang telah diberikan kepada orang asing yang dianggap atau patut diduga melakukan kegiatan yang dapat mengganggu keamanan. Dalam kondisi yang lebih serius, pejabat imigrasi memiliki kewenangan untuk membekukan atau membatalkan izin tinggal yang telah diberikan kepada orang asing tersebut. 20 Guru JIS Segera Diusir Dari Indonesia Rabu, 4 Juni 2014 18:58 WIB WARTA KOTA, SEMANGGI— Kantor Imigrasi Jakarta Selatan membenarkan akan mendeportasi sebanyak 20 warga negara asing (WNA) yang bekerja sebagai guru diJakarta International School (JIS). Para guru tersebut akan dideportasi bertahap mulai Jumat (6/6). Kepala Bidang Pengawasan dan Penindakan Imigrasi Jakarta Selatan Bambang Permadi mengatakan, para gurutersebut berasal dari berbagai negara, yakni Amerika Serikat, Taiwan, Kanada, Singapura, dan Australia. Mereka melanggar izin tinggal. Dijelaskannya, para guru JIS sebagian besar dari Amerika Serikat yaitu sembilan orang. Penyalahgunaan ijin tinggal dilakukan oleh para guru dengan modus yakni penyebutan pekerjaan di kartu ijin tinggal sementara (KITAS) tercantum sebagai guru SMP namun yang bersangkutan mengajar untuk SD atau TK.. "Izin sebagai guru ada, tapi ada pembatasan, misalnya mata pelajaran A, tidak boleh rangkap jabatan, mereka juga melanggar UU Ketenagakerjaan yang mengatur tenaga kerja WNA. Kita mendapat rekomendasi dari Kementerian Tenaga Kerja, yang mengacu pada rekomendasi Kemendikbud, mereka ada yang sudah dua tahun sampai tiga tahun mengajar," tuturnya. Menurutnya, penindakan ini tidak terkait dengan adanya kasus pencabulan di sekolah internasional tersebut. Temuan dari penyidik imigrasi, kata dia, diketahu saat para guru ini memperpanjang ijin tinggalnya. Saat dilakukan pemantauan lapangan, ternyata pekerjaannya tidak sesuai dengan data KITAS mereka. Menurutnya, KITAS berlaku setahun dan harus diperpanjang. Salah satu syarat perpanjangan adalah peninjauan langsung terkait pekerjannya. Secara total, ada 26 guru asing yang mengajar di JIS. Namun, satu guru tidak bermasalah, sementara lima lainnya masih dalam penyelidikan. 20 guru terbukti bersalah sehingga bisa segera di deportasi. Mereka juga bisa datang kembali ke Indonesia, namun akan dikenakan pengawasan ketat. Itupun dalam jangka waktu tertentu. Kabid Informasi, Sarana dan Komunikasi Keimigrasian Jakarta Selatan Tri Chandra Eka Purwanti menuturkan, para guru tersebut melanggar pasal 122 Undang-undang keimigrasian terkait ijin tinggal. Ia mengatakan, jika salah satu guru tersebut tersandung masalah hukum, atau menjadi tersangka, maka polisi bisa membuat surat cekal. Deportasi pun bisa dibatalkan.
  • 15. 12 3. Larangan untuk Berada di Satu atau Beberapa tempat tertentu di Wilayah Indonesia Larangan atau keharusan untuk berada pada wilayah tertentu di negara RI ditujukan terhadap orang asing yang keberadaannya tidak dikehendaki oleh pemerintah berada di wilayah Indonesia tertentu. Larangan untuk berada pada wilayah tertentu dimaksudkan sebagai bagian dari upaya mencegah terjadinya dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh keberadaan orang asing tersebut pada wilayah yang dimaksud, misalnya keberadaan orang asing pada suatu wilayah tertentu di Indonesia dianggap dapat bersinggungan dengan norma- norma dan adat istiadat yang berlaku di tengah-tengah masyarakat, sehingga dikhawatirkan keberadaan orang asing tersebut dapat menimbulkan gesekan-gesekan yang berujung pada terganggunya keamanan, ketertiban dan ketentraman masyarakat pada wilayah tersebut. Sementara itu, pada sisi yang lain kepada orang asing juga dapat diberikan sanksi berupa keharusan untuk berada pada wilayah tertentu di negara RI. 4. Keharusan untuk Bertempat Tinggal di Suatu Tempat tertentu di Wilayah Indonesia Keharusan berada pada wilayah tertentu dapat diartikan sebagai upaya mengisolasi orang asing tersebut untuk tidak menimbulkan ekses negatif yang lebih luas dikarenakan kegiatan-kegiatan yang dilakukannya. Wilayah tertentu sebagaimana dimaksudkan di atas juga dapat diinterpretasikan sebagai tempat penampungan sementara bagi orang asing atau yang biasa disebut sebagai Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM). Rudenim memiliki fungsi penegakan, pengisolasian, pemulangan, dan pendeportasian orang asing yang terbukti melanggar izin keimigrasiannya. Ketiga fungsi tersebut merupakan bagian tidak terpisahkan dari penindakan administratif terhadap pelanggaran Undang-udang Keimigrasian. 5. Pengenaan Biaya Beban Pemberlakuan kewajiban biaya beban terkait dengan pelanggaran terhadap izin keimigrasian seperti kelengkapan dokumen keimigrasian dan pelanggaran atas izin tinggal yang dimimiliki oleh orang asing tersebut. Biaya beban dapat dikenakan kepada penanggung jawab alat angkut yang berdasarkan hasil pemeriksaan tidak dapat menunjukkan dokumen keimigrasian penumpangnya. Selain kewajiban biaya beban, kepada penaggung jawab angkut juga diwajibkan untuk melakukan pemulangan terhadap penumpang yang tidak memiliki dokumen resmi keimigrasian. Besarnya biaya beban yang harus dibayarkan oleh penanggung jawab angkut terkait dengan kealpaan dokumen keimigrasian ditetapkan berdasarkan ketentuan perundang- undangan yang berlaku. Biaya beban merupakan penerimaan negara bukan pajak di bidang keimigrasian. Penerapan sanksi biaya beban juga dapat diterapkan atas terjadinya pelanggaran
  • 16. 13 izin tinggal, baik izin tinggal tetap maupun izin tinggal sementara. Orang asing pemegang Izin Tinggal yang telah berakhir masa berlakunya dan masih berada dalam Wilayah Indonesia kurang dari enam puluh hari dari batas waktu Izin Tinggal dikenai biaya beban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan jika tidak membayar biaya beban maka dikenai tindakan administratif keimigrasian (TAK) berupa deportasi dan penangkalan. 6. Deportasi dari Wilayah Indonesia Deportasi adalah tindakan paksa mengeluarkan orang asing dari Wilayah Indonesia. Hak suatu negara untuk mengusir orang asing yang berada di negaranya dikenal dengan pengusiran atau deportasi explution, pengusiran tersebut semata-mata berdasarkan kepentingan negara itu sendiri. Jadi tidak ada sangkut pautnya dengan negara asal atau negara dari mana orang asing tersebut datang. Deportasi merupakan sebuah penerapan sanksi di mana telah dicapai efisiensi yang lebih baik melalui ditingkatkannya kerja sama operasional di antara negara anggota. Dua perangkat terbaru yang telah memberikan sumbangan adalah keputusan atau penerbangan bersama dan tindakan persiapan pemulangan. Pengusiran atau deportasi (deportation) merupakan suatu tindakan sepihak dari pemerintah berupa tindakan mengeluarkan orang asing dari wilayah Republik Indonesia karena berbahaya atau patut diduga berbahaya bagi ketentraman, kesusilaan, atau kesejahteraan umum. Salahi Izin, Artis Malaysia Dideportasi Sunday, 25 March 2012, 18:36 WIB REPUBLIKA.CO.ID. DEPOK- Seorang artis Malaysia, Mohammad Alif bin Dad Khan di deportasi kantor Imigrasi Depok, Jawa Barat, Jumat (23/3). Artis yang bermain dibeberapa sinetron produksi Sinemart dan Star Vision ini dideportasi karena yang bersangkutan kedapatan over stay atau melebihi waktu tinggal di Indonesia. ''Artis warnga negara Malaysia yang tinggal di Depok ini kami deportasi karena kedapatan over stay dan menyalahgunakan izin tinggal dan melakukan aktivitas dengan bekerja sebagai artis,'' ujar Kepala Imigrasi Depok, J Manihuruk, saat dihubungi, Ahad (25/3). Manihuruk mengatakan, izin tinggal artis yang juga pernah membintangi film Heart 2 ini sudah habis. Alif tinggal di Indonesia sejak 2 November 2011. Dalam surat izin tersebut disebutkan, bahwa Alif hanya menggunakan Bebas Kunjungan Singkat selama 30 hari. ''Seharusnya pada 2 Desember 2011 lalu, dia sudah kembali ke negaranya,'' terangnya. Diungkapkan Manihuruk, Alif juga menyalahgunakan ijin tinggal dengan bekerja sebagai artis. ''Dia sudah menyalahi undang-undang kita, selain tinggal sudah melebihi 60 hari dan ijinnya berlibur tapi dia bekerja. Dia sudah dipulangkan Jumat (23/3) lalu,'' ungkapnya. Alif, lanjutnya memegang paspor Malaysia A 20422091 dengan menggunakan bebas visa kunjungan. ''Dia juga akan masuk daftar tangkal atau cekal,'' tegasnya. Dengan demikian, Alif tidak diperkenankan masuk kembali ke Indonesia, setidaknya selama enam bulan ke depan
  • 17. 14 D. Latihan 1. Jelaskan tentang tindakan administratif keimigrasian! 2. Jelaskan jenis-jenis tindakan administratif keimigrasian secara singkat! E. Rangkuman 1. Tindakan Administratif Keimigrasian (TAK) adalah tindakan terhadap Orang Asing yang berada di Wilayah Indonesia karena melakukan kegiatan berbahaya dan patut diduga membahayakan keamanan dan ketertiban umum atau tidak menghormati dan tidak menaati peraturan perundang-undangan, sebagaimana diatur dalam Pasal 75 ayat 1 UU Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian 2. Pengaturan tentang jenis-jenis tindakan administratif keimigrasian diatur dalam Undang-undang Nomor 6 tahun 2011 pasal 75 ayat 2, yang meliputi a. pencantuman dalam daftar Pencegahan atau Penangkalan b. pembatasan, perubahan, atau pembatalan Izin Tinggal c. larangan untuk berada di satu atau beberapa tempat tertentu di Wilayah Indonesia d. keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di Wilayah Indonesia e. pengenaan biaya beban f. Deportasi dari Wilayah Indonesia
  • 18. 15 BAB III TEKNIK TINDAKAN ADMINISTRATIF KEIMIGRASIAN A. Tahapan Kegiatan Tindakan Administratif Keimigrasian (TAK) Dalam melakukan setiap tindakan, pihak keimigrasian melakukan empat aspek tahapan kegiatan Tindakan Administratif Keimigrasian yang meliputi: 1. Pengolahan hasil pengawasan dan atau penyidikan Temuan adanya perbuatan melanggar hukum hasil pengawasan dan bukti penyidikan, dilakukan pengolahan dan pemilahan sesuai sifat dan jenis pelanggaran, untuk menentukan TAK yang tepat dikenakan terhadap si pelanggar hukum keimigrasian tersebut. 2. Pemeriksaan Tindakan ini dilakukan untuk memeriksa tersangka, saksi, dan barang bukti hasil pengawasan dengan dibuatkan berita acara. Sedangkan hasil penyidikan dan perkara yang sudah mendapatkan putusan serta berkuatan hukum tetap, tidak perlu lagi pemeriksaan, hanya diperlukan identifikasi terhadap bekas terpidana, dengan merujuk surat perjalanan, surat atau dokumen lain, serta putusan hakim, sehingga tidak keliru dalam pelaksanaan tindakan keimgrasian. 3. Penindakan Tindakan ini merupakan tindakan hukum administrasi terhadap orang yang tidak mentaati peraturan dan atau melakukan kegiatan yang berbahaya bagi keamanan dan ketertiban umum, terdiri dari: a. Warga Negara Indonesia berupa: cekal, penolakan keluar wilayah Indonesia, pencabutan dan hal lain yang berkenaan dengan surat perjalanan RI b. Orang asing, berupa: cekal, penolakan keluar dan masuk wilayah Indonesia, biaya beban, deportasi, pendetensian, pembatasan/pembatalan/perubahan izin keberadaan, larangan berada di suatu atau beberapa tempat, keharusan bertempat tinggal di tempat tertentu c. Penanggung jawab alat angkut, berupa: biaya beban, membawa kembali orang asing yang tidak diberi izin masuk, orang asing yang tidak diberi izin masuk untuk tetap tinggal atau diisolasi di alat angkut Setelah membaca bab ini, peserta diharapkan dapat menjelaskan teknik dan mekanisme tindakan administratif keimigrasian
  • 19. 16 B. Teknis Tindakan Administratif Keimigrasian (TAK) pada Kedatangan Secara teknis, pejabat imigrasi yang berwenang melakukan pemeriksaan dalam pendaratan orang asing atau pintu masuk wilayah Indonesia dapat melakukan tindakan administratif sebagai berikut: 1. Pembatasan, Perubahan atau Pembatalan Izin Tinggal Setiap orang asing yang masuk atau berada dalam kedaulatan sebuah negara wajib memiliki izin keimigrasian, yaitu izin masuk yang diatur menurut kepentingan ataupun tujuan masuknya orang asing ke wilayah Indonesia. Izin masuk tersebut dapat berupa Izin Tinggal diplomatik, Izin Tinggal dinas, Izin Tinggal kunjungan, Izin Tinggal terbatas, dan Izin Tinggal Tetap. Petugas pemeriksa pendaratan berperan dalam melakukan pemeriksaan dan pengawasan orang yang masuk dan keluar wilayah Indonesia, terutama melalui TPI (Tempat Pemeriksaan Imigrasi). Untuk membatasi yuridiksi pemeriksaan, diatur pula mengenai Area Imigrasi yakni suatu area tertentu untuk melakukan pemeriksaan keimigrasian dan merupakan area terbatas yang hanya dapat dilalui oleh penumpang atau awak alat angkut yang akan keluar dan masuk wilayah Indonesia atau pejabat dan petugas yang berwenang. Untuk melindungi dan mencegah masuknya orang asing yang beritikad tidak baik terhadap ketertiban dan keamanan nasional, maka Pejabat Imigrasi perlu melakukan tindakan sebagai berikut: a. Memperhatikan dengan cepat dan cermat apakah pemegang surat perjalanan sesuai dengan pasphoto yang ada di dalamnya dan memperhatikan hapusan atau coretan- coretan yang patut dicurigai dalam perjalanan b. Melakukan dialog singkat untuk mengetahui kebenaran yang tertera dalam paspor atau surat perjalanan. Petugas Imigrasi berwenang melakukan Pembatasan, Perubahan, atau Pembatalan Izin Tinggal terhadap orang asing yang diduga atau patut diduga melakukan pelanggaran keimigrasian. Sebagai contoh, orang asing dengan Izin Tinggal selama 60 hari dapat dilakukan pembatasan, perubahan atau pembatalan pada Izin Tinggalnya misalnya menjadi 30 hari jika ada indikasi melakukan pelanggaran keimigrasin, misalnya faktor finansial, penyakit, atau faktor lain berdasarkan pengalaman-pengalaman petugas pemeriksa imigrasi.
  • 20. 17 c. Memeriksa daftar CEKAL d. Memperhatikan masa berlaku surat perjalanan, dan coretan atau hapusan-hapusan yang dicurigai e. Memperhatikan sikap dan tingkah laku yang bersangkutan yang mengundang kecurigaan atau yang bersangkutan menderita gangguan jiwa, penyakit menular yang membahayakan kesehatan umum. f. Apakah ada informasi bahwa diduga yang bersangkutan akan menyelenggarakan perbuatan yang bertentangan dengan moral, agama atau kebiasaan di Indonesia Izin Keimigrasian yang diberikan kepada orang asing tidak bersifat selamanya atau akan gugur dengan sendirinya jika dikenakan Tindakan Administratif Keimigrasian. Izin Kunjungan Gugur dalam hal: a. Mendapatkan keputusan alih status menjadi Izin Tinggal Terbatas b. Meninggalkan Indonesia c. Dikenakan tindakan keimigrasian Izin Tinggal Terbatas akan gugur dengan sendirinya, jika: a. Mendapatkan keputusan alih status menjadi Izin Tinggal Tetap b. Melepaskan hak Izin Tinggal Terbatas atas kemauan sendiri c. Berada di luar wilayah Indonesia melebihi batas waktu izin masuk kembali d. Mendapat Izin Tinggal Terbatas baru karena alih sponsor dan atau alih jabatan e. Dikenakan tindakan keimigrasian Izin Tinggal Tetap akan gugur dalam hal: a. Mendapat Kewarganegaraan Indonesia b. Melepaskan hak Izin Tinggal Tetap atas kemauan sendiri. 2. Keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di wilayah Indonesia Orang asing yang ditempatkan di dalam Rudenim dilakukan sampai proses pendeportasian. Jika pendeportasian belum dapat dilaksanakan, Detensi dapat dilakukan dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) tahun. Menteri atau pejabat imigrasi yang ditunjuk dapat mengeluarkan Deteni dari Rudenim apabila jangka paling lama 10 tahun terlampaui dan memberikan izin kepada deteni untuk berada di luar Rumah Detensi Imigrasi dengan menetapkan kewajiban melapor secara periodik. Menteri atau pejabat imigrasi yang ditunjuk mengawasi atau mengawal perlu mengupayakan agar Deteni dideportasi.
  • 21. 18 Salah satu tempat tertentu sebagai bagian dari tindakan administratif keimigrasian adalah penempatan orang asing di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim), sedangkan orang asing yang mendapatkan keputusan penempatan tersebut dikenal dengan deteni. Orang asing dapat ditempatkan di dalam Rudenim dengan alasan-alasan : a. Berada di wilayah negara RI tanpa memiliki izin keimigrasian yang sah b. Menunggu proses pemulangan atau pengusiran/deportasi c. Menunggu keputusan Menteri Hukum dan HAM mengenai permohonan keberatan d. Terkena tindakan keimigrasian, e. Telah selesai menjalani hukuman dan belum dapat dipulangkan atau pengusiran/deportasi. Pendetensian orang asing pada Rudenim dilaksanakan dengan surat perintah pendetensian dari kepala Rudenim berdasarkan keputusan tindakan keimigrasian yang ditetapkan secara tertulis oleh Direktur Jenderal Imigrasi, Kepala Divisi Keimigrasian, atau Kepala Kantor Imigrasi setempat. 3. Penolakan Masuk Wilayah Indonesia Pencegahan sampai penolakan masuk ke wilayah Indonesia dapat dilakukan dengan alasan-alasan berikut: a. Warga Negara Indonesia yang pernah diusir atau di deportasi ke Indonesia oleh suatu negara lain b. Warga Negara Indonesia yang pada saat berada di luar negeri melakukan perbuatan yang mencemarkan nama baik bangsa dan negara Indonesia c. Warga negara asing yang belum atau tidak memenuhi kewajiban-kewajiban terhadap negara atau pemerintah RI. Penerbitan keputusan pencegahan dan penangkalan terhadap orang asing dibuat dan dirumuskan oleh Menteri Keuangan, Jaksa Agung, Kepala Kepolisian Negara RI, Ketua Keputusan pencegahan dan penangkalan sebagai upaya dilakukan penolakan masuk terhadap seseorang harus memuat identitas orang yang dikenakan pencegahan atau penangkalan. Sekurang-kurang catatan tertulis itu memuat nama, umur, pekerjaan, alamat, jenis kelamin, kewarganegaraan. Namun jika unsur-unsur identitas tersebut tidak dapat terpenuhi, maka setidaknya memuat nama, jenis kelamin, dan kewarganegaraan.
  • 22. 19 Komisi Pemberantasan Korupsi, Kepala Badan Narkotika Nasional, atau pimpinan kementerian/lembaga yang memiliki kewenangan Pencegahan. Alasan keimigrasian untuk dilakukan penangkalan adalah orang asing yang: a. Pernah ditangkal masuk ke suatu negara tertentu b. Pernah melakukan tindak pidana keimigrasian c. Menggunakan paspor palsu atau yang dipalsukan guna memperoleh visa atau izin keimigrasian lainnya untuk masuk dan berada di wilayah Negara RI. Dalam melakukan pencegahan atau penangkalan, harus secara tegas ditentukan dalam keputusan tersebut berupa alasannya, penetapan jangka waktu pencegahan atau penangkalan. Batasan sanksi tindakan administratif berupa pencegahan dan penangkalan untuk masing-masing jenis pelanggaran diatur sebagai berikut: 1. Pencegahan karena alasan yang bersifat keimigrasian atau menyangkut piutang negara, paling lama enam bulan dan dapat diperpanjang untuk paling banyak dua kali masing- masing tidak lebih dari enam bulan 2. Pencegahan karena alasan yang menyangkut pelaksanaan ketentuan Pasal 32 huruf g Undang-undang Nomor 5 Tahun 1991 tentang Kejaksaan RI, sesuai dengan keputusan Jaksa Agung 3. Pencegahan karena alasan pemeliharaan dan penegakan keamanan dan pertahanan negara, paling lama enam bulan dan setiap kali dapat diperpanjang untuk paling lama enam bulan dengan ketentuan seluruh masa perpanjangan pencegahan tidak lebih dari dua tahun. Khusus keputusan penangkalan terhadap orang asing tidak perlu disampaikan kepada orang yang bersangkutan, tetapi cukup dikirimkan kepada perwakilan-perwakilan RI di luar negeri, agar orang asing yang bersangkutan tidak diberi visa untuk masuk ke wilayah negara RI. Sedangkan terkait dengan keputusan penangkalan untuk WNI, sedapat mungkin diberitahukan kepada orang yang bersangkutan bahwa dirinya dikenakan penangkalan untuk masuk ke wilayah negara Indonesia melalui perwakilan RI. Dalam hal penangkalan terhadap orang asing yang akan masuk ke dalam wilayah NKRI juga dibedakan atas 2 jenis dengan rincian sebagai berikut: 1. Penangkalan karena alasan yang bersifat keimigrasian atau alasan pemeliharaan dan penegakan keamanan dan pertahanan negara, paling lama satu tahun dan setiap kali dapat diperpanjang untuk jangka waktu yang sama atau kurang dari waktu tersebut 2. Penangkalan karena alasan yang menyangkut pelaksanaan ketentuan Pasal 32 huruf g Undang-undang Nomor 5 Tahun 1991 tentang Kejaksaan Republik Indonesia, sesuai dengan keputusan Jaksa Agung.
  • 23. 20 Keputusan pencegahan atau penangkalan dinyatakan berakhir karena : a. Telah habis masa berlakunya b. Dicabut oleh pejabat yang berwenang c. Dicabut berdasarkan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara. Di dalam uji materiil UU Keimigrasian yang diajukan Yusril Ihza Mahendra akhirnya diputuskan bahwa masa pencegahan maksimal 2 x 6 bulan. Di dalam pertimbangan majelis MK mengatakan bahwa pasal 97 ayat (1) UU Keimigrasian terdapat frasa “Jangka waktu pencegahan paling lama enam bulan dan setiap kali dapat diperpanjang paling lama enam bulan” menjadi “jangka waktu pencegahan berlaku paling lama enam bulan dan dapat diperpanjang paling lama enam bulan”. Pencegahan dilakukan harus melalui proses hukum yang sah sehingga negara dapat melakukan pembatsan dengan cara mengurangi kebebasan seseorang untuk bepergian ke negara lain. Ada dua macam upaya administratif bagi seseorang yang terkena TAK, yaitu banding administratif dan prosedur keberatan. 1. Dalam hal penyelesaiannya dilakukan oleh instansi yang sama, yaitu badan atau pejabat tata usaha Negara yang mengeluarkan Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN), maka prosedur yang ditempuh disebut keberatan. 2. Dalam hal penyelesaiannya dilakukan oleh instansi atasan atau instansi lain, maka prosedur itu disebut banding administratif. Dengan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 1991 Tanggal 9 Juli 1991 dinyatakan bahwa dalam upaya administrasi yang tersedia hanya berupa keberatan, gugat diajukan ke PTUN tidak ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT TUN). Keberatan terhadap tindakan polisional keimigrasian diatur menurut asas dan kaidah hukum administrasi negara dan peradilan administrasi. Oleh karena itu gugatan terhadap putusan TAK merupakan domain PTUN. Apabila pengajuan keberatan itu ditolak dengan dikeluarkannya keputusan penolakan atas pengajuan keberatan maka pihak yang ditolak dapat mengajukan gugatan pada PTUN (pemeriksaan tingkat kedua). Keputusan penolakan terhadap penolakan pengajuan keberatan dianggap sebagai pemeriksaan tingkat tingkat pertama. C. Proses Pemeriksaan Dokumen Perjalanan (Document Clearance) Bagi para penumpang penerbangan internasional, dalam rangka kegiatan wisata atau perjalanan dari dan ke luar negeri dipastikan melalui proses pemeriksaan petugas Bea dan Cukai, Imigrasi, dan Karantina yang dikenal dengan sebutan CIQ (Custom, Immigration, Quarantine), yaitu lembaga pemerintahan yang bertugas mengatur, mengawasi, dan
  • 24. 21 mengamankan lalu lintas keluar masuknya manusia, barang-barang, dan makhluk hidup lainnya demi tegaknya kewibawaan pemerintah suatu negara. Proses pemeriksaan dokumen perjalanan (document clearance) wajib dilakukan karena menjadi hal yang sangat penting bagi negara yang akan ditinggalkan atau negara yang akan dikunjungi maupun negara yang sekadar dilalui oleh penumpang bersangkutan. Dokumen perjalanan tersebut antara lain : a. Paspor (dokumen perjalanan resmi yang dikeluarkan suatu negara) b. Visa (ijin memasuki wilayah negara lain) c. Exit / Reentry Permit (ijin meninggalkan/kembali lagi) d. Surat Keterangan Sehat (health certificate) Penerapan peraturan dan ketentuan CIQ antara Negara satu dengan Negara lainnya tentunya tidak sama. 1. Custom Peran ini dilakukan oleh Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai, mengatur dan mengawasi serta mengamankan keluar masuknya barang impor dan ekspor di Bandar Udara Internasional. Selain melaksanakan pemungutan bea cukai juga mencegah dan pemberantasan penyelundupan serta mengawasi masuknya orang asing tanpa izin. Misalnya seperti produk tembakau, minuman beralkohol, parfum, dan lain sebagainya dengan dasar Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan. Dalam rangka memberi kemudahan, kelancaran dalam pelayanan proses pemeriksaan Bea dan Cukai di Bandar Udara dibuat suatu sistem pelayanan penumpang dengan memakai "Jalur Hijau" dan "Jalur Merah" sehingga dapat menciptakan rasa senang bagi para penumpang yang melaksanakan proses pemeriksaan. Jalur Hijau (Green Channels) Adalah jalur yang disediakan bagi penumpang datang di area kedatangan internasional yang berdasarkan ketentuan tidak dilakukan pemeriksaan kepada petugas Bea dan Cukai. Jalur Merah (Red Channels) Adalah jalur yang disediakan bagi penumpang datang di area kedatangan internasional yang berdasarkan ketentuan diwajibkan dilakukan pemeriksaan oleh petugas Bea dan Cukai.
  • 25. 22 2. Immigration Kantor Imigrasi pada dasarnya mempunyai tugas untuk mengamati, mengatur, dan menjaga seluruh perlintasan manusia baik masuk maupun keluar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Batas garis wilayah teritorial dalam adalah batas-batas yang terdapat di dalam area pelabuhan laut atau udara internasional yang memisahkan wilayah internasional dengan wilayah nasional. Dalam perspektif keimigrasian setiap orang dianggap telah melewati garis wilayah perbatasan teritorial ketika telah melewati pemeriksaan keimigrasian untuk memproses pendaratan bagi setiap pelintasan baik masuk maupun keluar. Bandar udara secara fisik berada di dalam garis wilayah batas teritorial suatu negara dan merupakan bagian dari wilayah darat yang sepenuhnya bagian dari yurisdiksi negara. Namun berdasarkan konvensi internasional disepakati bahwa di dalam suatu pelabuhan udara atau laut internasional terdapat wilayah internasional yang berfungsi sebagai area steril, hanya orang yang telah melewati immigration clearance yang dapat masuk atau keluar melintasi garis kuning (immigration line). Bebas Visa Kunjungan Singkat (BVKS) Sesuai Kepres Nomor 103 Tahun 2003 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2003 bahwa Bebas Visa Kunjungan Singkat adalah kunjungan tanpa visa yang diberikan sebagai pengecualian bagi orang asing warga Negara dari negara-negara tertentu yang bermaksud mengadakan kunjungan ke Indonesia dalam rangka berlibur, kunjungan sosial budaya, kunjungan usaha, tugas pemerintahan. Bebas Visa Kunjungan Singkat (BVSK) ini diberikan untuk kepentingan kunjungan berdasarkan asas manfaat, saling menguntungkan, dan tidak menimbulkan gangguan keamanan. Jangka Waktu Bebas Visa Kunjungan Singkat ( BVKS ) selama 30 (tiga puluh) hari dengan ketentuan: Pada Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo terdapat batas yang secara fisik berbentuk sebuah garis kuning (a yellow line) atau dikenal sebagai immigration line yang terdapat di depan arrival atau departure immigration counter. Di belakang garis kuning itu sampai pada pintu pesawat dapat diartikan sebagai wilayah internasional atau area steril dan dalam pesawat berlaku hukum negara di mana pesawat itu terdaftar.
  • 26. 23 a. Dalam hal terjadi bencana alam, kecelakaan atau sakit dapat diperpanjang dengan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia b. Tidak dapat dialihstatuskan menjadi izin keimigrasian lainnya. Visa Kunjungan Saat Kedatangan (VKSK) Visa Kunjungan Saat Kedatangan yang populer disebut Visa On Arrival (VOA) diberikan kepada orang asing warga negara lain yang tidak mendapat Fasilitas BVKS. Ketentuan biaya VKSK, yaitu: a. US$ 10 per orang untuk 3 (tiga) hari. b. US$ 25 per orang untuk 30 (tiga puluh) hari. Sejumlah Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) yang berwenang memberi VKSK (VOA) di Bandar Udara Internasional di Indonesia, antara lain: 1) Kuala Namu, Medan 2) Sultan Syarif Qasim II, Pekanbaru 3) Minangkabau, Padang 4) Soekarno Hatta, Jakarta 5) Juanda, Surabaya 6) I Gusti Ngurah Rai, Denpasar 7) Sam Ratulangi, Manado 8) Halim Perdana Kusuma, Jakarta 9) Adi Sutjipto, Jogyakarta 10) Adi Soemarmo, Surakarta 11) Bandara Internasional, Lombok 12) Sepinggan, Balikpapan 13) Hasanuddin, Makassar 14) El Tari, Kupang 3. Quarantine Tugas Karantina yaitu untuk mengatur, mengawasi, dan mengamankan segala sesuatu yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat, hewan, tumbuh-tumbuhan, serta dampaknya terhadap lingkungan di suatu negara bersangkutan. Hal tersebut untuk mencegah dan menghindari adanya penyakit menular yang dibawa oleh penumpang datang atau berangkat ke luar negeri maupun terhadap hewan ternak serta flora dan fauna yang dilindungi.
  • 27. 24 D. Latihan 1. Jelaskan tahapan kegiatan tindakan administratif keimigrasian! 2. Jelaskan teknis mekanisme tindakan administratif keimigrasian sebagai berikut! a. Pembatalan izin tinggal b. Keharusan bertempat tinggal di Rudenim c. Penolakan masuk wilayah Indonesia E. Rangkuman 1. Tindakan Administratif Keimigrasian (TAK) adalah tindakan terhadap Orang Asing yang berada di Wilayah Indonesia karena melakukan kegiatan berbahaya dan patut diduga membahayakan keamanan dan ketertiban umum atau tidak menghormati dan tidak menaati peraturan perundang-undangan, sebagaimana diatur dalam Pasal 75 ayat 1 UU Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian 2. Teknis mekanisme tindakan administratif keimigrasian setidaknya terdiri atas: a. pembatasan, perubahan, atau pembatalan Izin Tinggal b. keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di Wilayah Indonesia c. penolakan masuk wilayah Indonesia
  • 28. 25 BAB IV PENYUSUNAN LAPORAN PEMERIKSAAN TINDAKAN ADMINISTRATIF KEIMIGRASIAN A. Pengawasan Administratif dan Pengawasan Lapangan Laporan pengawasan dan pemeriksaan merupakan catatan yang dibuat oleh Pejabat Imigrasi dalam mendukung pelaksanaan pengawasan, baik terhadap Warga Negara Indonesia maupun Warga Negara Asing. Pengawasan yang dilakukan dapat berupa pengawasan administratif maupun pengawasan lapangan. Pada sisi pengawasan administratif, para pejabat imigrasi yang memiliki kewenangan untuk melakukan pemeriksaan dapat melakukan bentuk-bentuk pengawasan sebagai berikut: a. Melakukan penelitian dan pemeriksaan setiap sumber atau laporan masyarakat tentang keberadaan dan kegiatan orang asing, sehingga dapat diketahui jika terdapat pelanggaran keimigrasian b. Dalam hal permintaan perpanjangan izin keimigrasian, terlebih dahulu diadakan penelitian dan pengecekan terhadap sponsor. Dan bagi sponsor yang tidak layak permintaannya ditolak c. Setiap pemberian atau penolakan perpanjangan izin keimigrasian diberitahukan kepada Kepala Kantor Imigrasi yang memberikan pelayanan keimigrasian sebelumnya d. Setiap pemberian perpanjangan izin keimigrasian dibuatkan kartu pengawasan e. Menyampaikan surat pemberitahuan kepada sponsor orang asing apabila izin keimigrasiannya akan berakhir. Pada sisi pengawasan lapangan, para pejabat imigrasi yang memiliki kewenangan untuk melakukan pemeriksaan dapat melakukan bentuk-bentuk pengawasan sebagai berikut: a. Hasil evaluasi dari sumber data yang ada dan laporan instansi maupun masyarakat dijadikan bahan untuk pengawasan di lapangan b. Dalam melakukan pengawasan di lapangan, setiap petugas harus dilengkapi dengan Surat Perintah Tugas c. Setiap hasil pengawasan di lapangan dilaporkan secara tertulis d. Apabila dipandang perlu, dapat dilakukan pemanggilan terhadap para pihak yang dianggap mengetahui tentang orang asing tersebut. Terhadap mereka dilakukan Setelah membaca bab ini, peserta diharapkan dapat membuat berita acara atau laporan pengawasan tindakan administratif keimigrasian
  • 29. 26 pemeriksaan yang dituangkan dalam Berita Acara Interograsi, di mana dalam Berita Acara Interograsi tersebut tidak dituliskan “Pro Justisia”. e. Apabila patut diduga telah terjadi pelanggaran terhadap Undang-undang Keimigrasian dan terdapat bukti permulaan yang cukup, dapat dilanjutkan dengan penyidikan. Setiap kegiatan atau tahapan hasil pengawasan dan pemeriksaan yang akan dilanjutkan pada tindakan keimigrasian, selain diperlukan adanya landasan yuridis juga diperlukan administrasi tindakan keimigrasian yang berupa format, laporan kejadian, surat perintah dan keputusan tindakan berupa pemanggilan, tugas, berita acara, register, kode penomoran surat untuk masing-masing tindakan keimigrasian, sehingga pelaksanaan kegiatan penindakan tersebut, selain dapat dipertanggung jawabkan secara hukum sekaligus mencerminkan adanya kelengkapan atau tertib administrasi untuk setiap tindakan yang telah dilakukan. Pejabat imigrasi yang berwenang dalam melaksanakan pengawasan orang asing bertanggungjawab terhadap pelaksanaan tugasnya, sehingga diwajibkan kepadanya untuk setiap selesai pelaksanaan tugas pengawasan orang asing membuat evaluasi dan dilaporkan kepada pejabat yang mengeluarkan Surat Perintah Tugas dengan memuat: 1) Hasil pemantauan keimigrasian, kegiatan lapangan, dan operasi lapangan 2) Kendala atau hambatan 3) Saran dan rekomendasi. Tindakan Keimigrasian adalah tindakan yang bersifat administratif di luar proses peradilan, sehingga tindakan keimigrasian ini dapat dilakukan terhadap orang asing oleh pejabat imigrasi sesuai dengan kewenangan yang diberikan. Tindakan yang dapat diberikan adalah pembatalan ijin tinggal keimigrasian, larangan berada dalam wilayah tertentu di Indonesia, dan pengusiran atau deportasi sebagai upaya paksa. Jika masyarakat merasa dirugikan maka dapat mengajukan gugatan pada Peradilan Tata Usaha Negara. Permasalahannya adalah timbulnya dua tindakan Keimigrasian yang mempunyai prosedur berbeda, yang pertama secara administratif dengan dasar Pasal 75 Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2011, yang kedua menurut Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Rumusan norma sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 75 Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2011 tersebut tidak ada penjelasan lebih lanjut dalam Pasal-Pasal lainnya maupun dalam Penjelasan Undang-Undang, sehingga dalam pelaksanaannya dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda.
  • 30. 27 B. Penyusunan Laporan Tindakan Administratif Keimigrasian Laporan tindakan administratif keimigrasian sesungguhnya untuk menggambarkan alasan tindakan keimigrasian diambil dan dikenakan terhadap orang asing maupun warga negara Indonesia. Pengertian dasar laporan ialah menyajikan fakta secara objektif dan tulus. Laporan dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai peristiwa yang terjadi. Isi laporan yang benar akan mendorong mutu penulisan laporan yang baik. Artinya, kebenaran isi tercakup pada laporan yang memiliki bentuk yang sistematis, penalaran yang jelas, dan mengikuti bahasa dengan kritis. Secara umum, laporan dapat dianggap sebagai pelaksanaan komunikasi secara tertulis dan lisan. Sedangkan secara khusus yaitu dalam konteks administrasi, laporan memperoleh pengertian khusus sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi setiap satuan organisasi, termasuk laporan tindakan administratif keimigrasian. Laporan juga merupakan alat komunikasi yang di dalamnya terdapat beberapa simpulan atau rekomendasi dari fakta-fakta atau keadaan-keadaan yang telah diselidiki. Berdasarkan pengertian ini, suatu laporan berkaitan dengan suatu penyelidikan, penglihatan, pengamatan, pendengaran, penelitian dari suatu keadaan yang kemudian diperoleh data, dan atau informasi yang relevan. Selanjutnya, data serta informasi tersebut diolah dan ditulis menjadi suatu laporan. Oleh karena laporan berisi informasi yang dapat dikomunikasikan, maka laporan dapat digunakan oleh pihak lain untuk tujuan tertentu. Laporan diberitahukan oleh pelapor, baik atas inisiatif sendiri maupun karena diminta oleh atasan atau pejabat yang memberikan tugas. Laporan yang dibuat harus jelas tujuannya. Pada umumnya, laporan mempunyai salah satu atau lebih dari beberapa tujuan berikut: a. Mengatasi masalah b. Mengambil keputusan c. Mengetahui perkembangan d. Mengetahui perkembangan/kemajuan e. Mengadakan pengawaasan, pengendalian atau perbaikan f. Menemukan teknik-teknik baru. Ilustrasi berikut ini menunjukkan bahwa tujuan pembuatan laporan tidak hanya satu tujuan melainkan dapat lebih dari satu tujuan. Misalnya, tentang ditemukannya para pengajar di Jakarta Internasional School (JIS) yang diduga melakukan pelanggaran hukum dengan aksi pelecehan seksual terhadap para murid. Setelah mendapatkan informasi secukupnya, dapat
  • 31. 28 diketahui permasalahan-permasalahan yang terjadi atas keberadaan guru berkebangsaan asing tersebut. Salah satu masalahnya adalah beberapa guru asing melebihi batas izin tinggal, penyalahgunaan izin tinggal, maupun adanya guru asing yang tidak memiliki dokumen keimigrasian yang sah. Di samping itu, tindakan yang dilakukan sudah melanggar ketentuan peraturan hukum yang berlaku di Indonesia, serta perbedaan antara sponsor yang menjadi jaminan guru asing tersebut berada di Indonesia. Tentu temuan yang didapatkan dalam pemeriksaan tindakan administratif ini perlu dituangkan dalam laporan yang baik untuk mendapatkan rekomendasi kebijakan yang baik dan sesuai hukum keimigrasian negara Indonesia. 1. Syarat Laporan Pemeriksaan Tindakan Administratif Laporan yang bermutu memberikan manfaat yang besar dalam kegiatan manajerial, khususnya dalam proses pengambilan keputusan yang rasional dan objektif. Adapun syarat-syarat laporan yang baik dan bermutu adalah sebagai berikut: 1) Laporan harus lengkap dan objektif Laporan harus lengkap dan objektif, artinya laporan tidak dibuat-buat, tidak dikarang semaunya, dan tidak direkayasa berdasarkan kira-kira. Laporan yang benar dan objektif harus ditulis secara cermat dan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, laporan harus pula: a. Perlu didukung data yang lengkap, relevan, akurat. Laporan yang tidak didukung oleh data yang tepat akan mengaburkan persoalan. b. Penganalisisan persoalan harus objektif, bukan gambaran keinginannya sendiri sehingga dapat diketahui akibat yang akan tejadi selanjutnya. c. Penggambaran laporan harus jelas dan mudah dimengerti. d. Penulisan laporan harus mengacu pada tujuan pembuatan laporan.. 2) Laporan Harus Jelas Hal ini mengamanatkan laporan yang mudah dimengerti, dengan pedoman penulisan sebagai berikut: a. Kalimatnya sederhana b. Selektif dalam menggunakan istilah-istilah c. Tata bahasa dan ejaan yang digunakan harus benar d. Menggunakan kalimat langsung, tidak kalimat ungkapan
  • 32. 29 3) Laporan Harus Langsung Mengenai Sasaran Harus disadari bahwa si penerima laporan seperti pimpinan, setiap hari terlalu sibuk dengan banyak persoalan yang dihadapi. Oleh karena itu, laporan harus diusahakan sesingkat mungkin, tepat, padat, dan jelas, serta langsung mengenai sasarannya. 4) Laporan harus Lengkap Sebagai bahan untuk mengambil keputusan oleh pimpinan, maka laporan harus: a. Mencakup segala segi yang dilaporkan b. Uraian fokus pada masalah c. Disertai data penunjang, seperti statistik, tabel, skema, bagan dan sebagainya. 5) Laporan Harus Tegas dan Konsisten a. Tidak ada kontroversi antara bagian yang satu dan yang lain. b. Keterangan tidak berubah-ubah dalam situasi apa pun. 6) Laporan harus tepat pada waktunya Penyampaian dan penerimaan laporan harus tepat pada waktunya. Apabila penyampaian dan penerimaan laporan tidak tepat pada waktunya, maka tujuan laporan itu tidak tercapai. Bahkan dapat menimbulkan akibat lain yang sangat merugikan atau merusak organisasi atau yang lainnya. 7) Laporan harus tepat penerimanya Laporan harus diterima oleh yang berkompeten atau pihak yang berhak menerimanya. Laporan jangan diberikan atau diterima oleh pihak yang tidak berhak. 2. Penyusunan Laporan Sebagai Naskah Dinas Pengaturan laporan sebagai naskah dinas di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM mengacu pada Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 5 Tahun 2012 tentang Tata Naskah Dinas Elektronik, yang disahkan pada 23 April 2012. Laporan sebagaimana peraturan tersebut dimaksudkan sebagai pemberitahuan tentang pelaksanaan suatu kegiatan atau kejadian. Susunan laporan tersebut dibuat dengan struktur kepala laporan, batang tubuh laporan, dan kaki laporan. Masing-masing dapat digambarkan sesuai dengan format Laporan sebagaimana pada Permenkumham Nomor 5 Tahun 2012 adalah sebagai berikut:
  • 33. 30 LAPORAN TENTANG ………………………………........................................ A. Pendahuluan 1. Umum 2. Maksud dan Tujuan 3. Ruang Lingkup 4. Dasar B. Kegiatan yang Dilaksanakan ……….…………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… C. Hasil yang Dicapai ……….…………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… D. Simpulan dan Saran ……….…………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… E. Penutup ……….…………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… Dibuat di ……………………………… pada tanggal ………………………… Nama Jabatan Pembuat Laporan, Tanda Tangan dan Cap Instansi Nama Lengkap NIP.................................. a) Kepala Bagian kepala Laporan memuat judul laporan yang ditulis dalam huruf kapital dan diletakkan secara simetris. b) Batang Tubuh Bagian batang tubuh Laporan terdiri atas: 1. pendahuluan, yang memuat penjelasan umum, maksud dan tujuan, serta ruang lingkup dan sistematika Laporan; KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA ( UNIT KERJA ) Jalan…………………………….………. Telepon …………… Faksimili ………… Laman : ………...…., Email : ...…………….. Logo dan nama instansi yang telah dicetak Judul Laporan yang ditulis dengan huruf kapital Memuat Laporan tentang pelaksanaan tugas kedinasan Kota sesuai dengan alamat instansi, tanggal penandatangana, nama jabatan, tanda tangan, dan nama lengkap.
  • 34. 31 2. materi Laporan, yang terdiri atas kegiatan yang dilaksanakan, faktor yang mempengaruhi, hasil pelaksanaan kegiatan, hambatan yang dihadapi, dan hal lain yang perlu dilaporkan; 3. simpulan dan saran, sebagai bahan pertimbangan; dan 4. penutup, yang merupakan akhir Laporan, memuat harapan/ permintaan arahan/ucapan terima kasih. c) Kaki Bagian kaki Laporan terdiri atas: 1. tempat dan tanggal pembuatan Laporan; 2. nama jabatan pejabat pembuat Laporan, yang ditulis dengan huruf awal kapital; 3. tanda tangan; dan nama lengkap, yang ditulis dengan huruf awal kapital. 3. Penyusunan Laporan Berbentuk Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Pemeriksaan adalah kegiatan untuk mendapatkan keterangan, kejelasan, dan keidentikan tersangka, saksi ahli, dan atau barang bukti maupun tentang unsur-unsur tindak pidana yang telah terjadi, sehingga kedudukan atau peranan seseorang maupun barang bukti di dalam tindak pidana tersebut menjadi jelas dan dituangkan di dalam berita acara pemeriksaan. Berita Acara Pemeriksaan (BAP) adalah catatan atau tulisan yang bersifat otentik, dibuat dalam bentuk tertentu oleh penyidik atau pemeriksa, diberi tanggal dan ditanda tangani oleh penyidik dan tersangka serta saksi/ahli yang diperiksa, memuat uraian pelanggaran yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana atau kesalahan yang dipersangkakan dengan menyebut waktu, tempat, dan keadaan pada waktu pelanggaran dilakukan, identitas penyidik dan yang diperiksa, serta keterangan-keterangan yang diperiksa. Dalam pembuatan berita acara pemeriksaan, terdapat persyaratan yang harus dipenuhi yaitu, syarat formal dan syarat materiil, yaitu: 1) Syarat formal dibuat dalam bentuk tertentu dan tertulis kata-kata Pro Justitia artinya bahwa format berita acara yang dibuat oleh penyidik atau pemeriksa atas dasar untuk keadilan, bukan untuk kepentingan lain. Kemudian setiap lembar dari produk itu ditanda tangani oleh penyidik atau pemeriksa dan orang yang diperiksa, baik sebagai saksi, tersangka dan ahli. 2) Syarat materiil yaitu keseluruhan isi atau meteri menyangkut peristiwa tindak pidana atau pelanggaran yang terjadi dan dapat memenuhi unsur-unsur peraturan yang dilanggar atau yang disangkakan kepada terperiksa.
  • 35. 32 KANTOR IMIGRASI xxxxxxxxx Jl. Yyyyyyyyyyyyyy Telp. (0123) 4567890 BERITA ACARA PEMERIKSAAN Pada hari ini (tanggal, bulan, tahun) _________________________________________________________________________________ Telah diperiksa di Kantor Imigrasi ................. seorang laki-laki/perempuan (*), Nama : ................. ................. ................. ................. ................. ................. ................. ...................... TTL : ................. ................. ................. ................. ................. ................. ................. ...................... Kewarganegaraan : ................. ................. ................. ................. ................. ................. ................... Dan diperiksa oleh kami, Nama : ................. ................. ................. ................. ................. ................. ................. ....................... Jabatan: ................. ................. ................. ................. ............................... ................. ................... Bahwa terperiksa telah ............................................................................................................... Sesuai dengan ..... (peraturan) ......... ... (tanggal, bulan, tahun)... (Nomor Peraturan)..... mengenai ............................. dalam hal .......................... Atas pertanyaan kami, yang bersangkutan menjawab sebagai berikut: 1. Sebutkan nama lengkap atau alias apabila ada dan tempat serta tanggal lahir Saudara : ................. ................. ................. ................. ................. ................. ................. ................................. 2. Sebutkan pekerjaan dan alamat tempat tinggal Saudara di (i) Indonesia: Pekerjaan ................. ................. ................. ................. ................. ................. ................. ............... Alamat (i) ................. ................. ................. ................. ................. ................. ................. .............. Alamat (ii) ................. ................. ................. ................. ................. ................. ................. 3. Sebutkan nomor dan tempat penerbitan serta masa berlaku paspor/surat izin/ dokumen keimigrasian milik Saudara : ................. ................. ................. ................. ................. ................. ................. ................................. 4. pertanyaan seterusnya.... (sesuai kebutuhan dan kepentingan) ................ ................. ................. ................. ................. ................. ................. ................................. 5. pertanyaan seterusnya.... (sesuai kebutuhan dan kepentingan) ................. ................. ................. ................. ................. ................. ................. ................................. Demikian Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat dengan mengingat sumpah jabatan dan setelah dibacakan dan dimengerti oleh terperiksa, ditandatangani oleh pemeriksa dan pihak terperiksa. Pemeriksa Yang Diperiksa (__________________________) (__________________________) nama lengkap dan tanda tangan nama lengkap dan tanda tangan
  • 36. 33 Penganalisaan penyusunan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) untuk ditindaklanjuti dengan salah satu Tindakan Administratif Keimigrasian (TAK) perlu memperhatikan ketentuan hukum yang mengaturnya, yaitu Pasal 8, Pasal 9, Pasal 13 Ayat (1) huruf b, huruf d dan huruf j. Pasal 13 Ayat (2), Pasal 48 Ayat (1), serta di dalam Pasal 75 Ayat (1), (2), dan (3). C. Alasan-alasan Dipilihnya Tindakan Administratif Keimigrasian Kendati Undang-Undang Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian, merupakan peraturan administrasi, akan tetapi di dalamnya juga memuat aspek pidana, bahkan ada Lembaga Tindakan yang bersifat preventif dan beraspek nasional maupun internasional. Sehingga dapat dikatakan bahwa undang-undang keimigrasian ini menganut 2 (dua) jalur yaitu Jalur Pidana dan Jalur Tindakan (punishment and measurnement). Tindakan keimigrasian sebagaimana ditegaskan dalam UU Keimigrasian adalah tindakan administratif (sanksi administratif) dalam bidang keimigrasian di luar proses peradilan. Tindakan keimigrasian ini khusus ditujukan terhadap orang asing saja, sebagaimana dicantumkan dalam Pasal 75 UU Keimigrasian tersebut. Sedangkan Penerapan sanksi pidana yang terdapat dalam UU Keimigrasian terhadap pelaku tindak pidana keimigrasian memerlukan koordinasi antar berbagai pihak, baik pihak keimigrasian sendiri, kepolisian, kejaksaan, maupun pengadilan atau hakim. Dalam hal ini tentu membutuhkan proses hukum yang panjang serta pembiayaan yang besar untuk menjaga warga negara asing itu mengikuti proses hukum yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, dalam menjaga harkat dan martabat negara sekaligus untuk menjaga kedaualatan bangsa Indonesia, penetapan seseorang untuk dijatuhi Tindakan Administratif Keimigrasian atau Tindakan Pidana Keimigrasian dapat mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1. Pertimbangan Politis 2. Pertimbangan Ekonomis 3. Pertimbangan Sosial dan Budaya 4. Pertimbangan Keamanan. Jika ditinjau dari segi waktu dan biaya, pelaksanaan tindakan Tindakan Administratif Keimigrasian lebih efektif dibandingkan tindakan pro-justitia, hanya saja Tindakan Administratif Keimigrasian belum terlaksana secara efektif karena mekanisme penindakan yang belum difahami semua aparatur keimigrasian maupun instansi terkait.
  • 37. 34 D. Latihan 1. Jelaskan syarat laporan pemeriksaan yang baik menurut pandangan saudara! 2. Jelaskan struktur laporan sebagai tata naskah dinas di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM yang saudara ketahui! 3. Bagaimana Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang saudara fahami? Buatkan contoh dalam bidang pelanggaran administratif yang dilakukan salah seorang Warga Negara Asing! F. Rangkuman 1. Setiap kegiatan atau tahapan hasil pengawasan dan pemeriksaan yang akan dilanjutkan pada tindakan keimigrasian, selain diperlukan adanya landasan yuridis juga diperlukan administrasi tindakan keimigrasian yang berupa format, laporan kejadian, surat perintah dan keputusan tindakan berupa pemanggilan, tugas, berita acara, register, kode penomoran surat untuk masing-masing tindakan keimigrasian, sehingga pelaksanaan kegiatan penindakan tersebut, selain dapat dipertanggung jawabkan secara hukum sekaligus mencerminkan adanya kelengkapan atau tertib administrasi untuk setiap tindakan yang telah dilakukan 2. Dalam pembuatan berita acara pemeriksaan, terdapat persyaratan yang harus dipenuhi yaitu, syarat formal dan syarat materiil, yaitu: a. Syarat formal dibuat dalam bentuk tertentu dan tertulis kata-kata Pro Justitia artinya bahwa format berita acara yang dibuat oleh penyidik atau pemeriksa atas dasar untuk keadilan, bukan untuk kepentingan lain. Kemudian setiap lembar dari produk itu ditanda tangani oleh penyidik atau pemeriksa dan orang yang diperiksa, baik sebagai saksi, tersangka dan ahli. b. Syarat materiil yaitu keseluruhan isi atau meteri menyangkut peristiwa tindak pidana atau pelanggaran yang terjadi dan dapat memenuhi unsur-unsur peraturan yang dilanggar atau yang disangkakan kepada terperiksa
  • 38. 35 BAB V PENUTUP A. Simpulan 1. Tindakan Administratif Keimigrasian (TAK) adalah tindakan terhadap Orang Asing yang berada di Wilayah Indonesia karena melakukan kegiatan berbahaya dan patut diduga membahayakan keamanan dan ketertiban umum atau tidak menghormati dan tidak menaati peraturan perundang-undangan, sebagaimana diatur dalam Pasal 75 ayat 1 UU Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian 2. Pengaturan tentang jenis-jenis tindakan administratif keimigrasian diatur dalam Undang-undang Nomor 6 tahun 2011 pasal 75 ayat 2, yang meliputi a. pencantuman dalam daftar Pencegahan atau Penangkalan b. pembatasan, perubahan, atau pembatalan Izin Tinggal c. larangan untuk berada di satu atau beberapa tempat tertentu di Wilayah Indonesia d. keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di Wilayah Indonesia e. pengenaan biaya beban f. Deportasi dari Wilayah Indonesia 3. Setiap kegiatan atau tahapan hasil pengawasan dan pemeriksaan yang akan dilanjutkan pada tindakan keimigrasian, selain diperlukan adanya landasan yuridis juga diperlukan administrasi tindakan keimigrasian yang berupa format, laporan kejadian, surat perintah dan keputusan tindakan berupa pemanggilan, tugas, berita acara, register, kode penomoran surat untuk masing-masing tindakan keimigrasian sebagai cerminan adanya kelengkapan atau tertib administrasi untuk setiap tindakan yang dilakukan 4. Dalam pembuatan berita acara pemeriksaan, terdapat persyaratan yang harus dipenuhi yaitu, syarat formal dan syarat materiil, yaitu: a. Syarat formal dibuat dalam bentuk tertentu dan tertulis kata-kata Pro Justitia artinya bahwa format berita acara yang dibuat oleh pemeriksa atas dasar untuk keadilan, bukan untuk kepentingan lain. Kemudian setiap lembar dari produk itu ditanda tangani oleh penyidik atau pemeriksa dan orang yang diperiksa, baik sebagai saksi, tersangka dan ahli. b. Syarat materiil yaitu keseluruhan isi atau meteri menyangkut peristiwa tindak pidana atau pelanggaran yang terjadi dan dapat memenuhi unsur-unsur peraturan yang dilanggar atau yang disangkakan kepada terperiksa
  • 39. 36 DAFTAR PUSTAKA Buku Nuraida, Ida. Manajemen Administrasi Perkantoran (Yogyakarta: Kanisius, 2008) Santoso, Mochamad Iman. Diaspora: Globalisasi, Keamanan, dan Keimigrasian (Jakarta: Pustaka Reka Cipta, 2014) Sjahriful, Abdullah. Memperkenalkan Hukum Keimigrasian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1993) Soetoprawiro, Koerniatmanto. Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994) Sukoco, Badri M. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern (Jakarta: Erlangga, 2007) Suwarno, FX Widadi A. Tata Operasi Darat (Jakarta: Grasindo, 1998) YLBHI dan PSHK. Panduan Bantuan Hukum di Indonesia: Pedoman Anda Memahami dan Menyelesaikan Masalah Hukum (Jakarta: YLBHI dan PSHK, 2007) Peraturan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian Peraturan Pemerintah Nomor 31 tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 5 Tahun 2012 tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM RI Peraturan Mentera Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor 80 Tahun 2012 tentang Tata Naskah Dinas Instansi Pemerintah