SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Download to read offline
DAFTAR ISI
                                                                                                                     Hal

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I      PENDAHULUAN
           A. Latar Belakang .............…………………………………….....                                                        1
           B. Maksud dan Tujuan ……………………………………...........                                                            1
           C. Ruang Lingkup .....……………………………………………                                                                   2
           D. Sasaran ...................………………………………………….                                                           2
           E. Dasar Hukum .............……………………………………….                                                              3
           F. Pengertian ……………………………….................................                                               4

BAB II     WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
           A. Kewenangan ................…………………………………….....                                                         6
           B. Tugas dan Tanggung Jawab ...................................................                           7
           C. Mekanisme Pengambilan Keputusan .......................................                                9

BAB III    KERANGKA KERJA AKREDITASI
           A. Persyaratan dan Jenis Lembaga ................……….……….....                                             11
           B. Nilai dan Prinsip Akreditasi ...................................................                       12
           C. Pengukuran Akreditasi ...........................................................                      14

BAB IV     PENYELENGGARAAN AKREDITASI
           A. Tata Cara Akreditasi  ................................……….……….....                                     15
           B. Alur Kegiatan Akreditasi .......................................................                       16
           C. Hasil Akreditasi ....................................................................                  17

BAB V      PENGENDALIAN AKREDITASI
           A. Supervisi  ................................……….…..................…….....                              18
           B. Monitoring     ...........................................................................             19
           C. Evaluasi ..................................................................................            19
           D. Pelaporan   ...............................................................................            20

BAB VI     PENUTUP               .................................................................................   21


LAMPIRAN
  Lampiran 1.       Penilaian Komponen Akreditasi .........................................                          22
  Lampiran 2.       Formulir Pendaftaran Akreditasi.........................................                         24
  Lampiran 3.       Instrumen Deskripsi LKSA ................................................                        25
  Lampiran 4.       Dokumen Yang Harus Dilampirkan ....................................                              46

                                                                                                                           i
BAB I

                                 PENDAHULUAN



A. Latar Belakang

          Lembaga di bidang kesejahteraan sosial merupakan salah satu ujung tombak
   berhasilnya penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Seiring dengan tuntutan global
   maka peningkatan kualitas pelayanan kesejahteraan sosial yang dilakukan lembaga di
   bidang kesejahteraan sosial merupakan hal yang harus dipenuhi. Pemerintah dalam hal
   ini melalui Kementerian Sosial perlu menjawab peluang dan tantangan dalam upaya
   peningkatan pelayanan kesejahteraan sosial di Indonesia. Upaya pemerintah dalam
   menjamin pelaksanaan pelayanan kesejahteraan sosial yang berkualitas salah satunya
   melalui pelaksanaan akreditasi lembaga di bidang kesejahteraan sosial.
          Kenyataan faktual di Indonesia menunjukkan bahwa beberapa tahun berselang
   telah berkembang demikian banyak lembaga di bidang kesejahteraan sosial, baik jumlah
   maupun mutu pelayanan dengan kecenderungan mengalami perkembangan yang relatif
   pesat. Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial (Pusdatin Kesos) Kementerian
   Sosial RI memperlihatkan secara grafis perkembangan LKS di Indonesia. Trend sosial
   tersebut, terlihat dari keberadaan LKS yang terus meningkat. Pada tahun 2004 tercatat
   sebanyak 33.364 organisasi sosial lokal yang terdaftar di Kementerian Sosial. Selama
   periode Tahun 2004-2009, terjadi peningkatan yang cukup signifikan yakni dari 33.364
   organisasi sosial telah meningkat menjadi 34.587 organisasi sosial lokal (belum
   termasuk organisasi sosial asing).
          Dalam penyelenggarakan akreditasi terhadap lembaga di bidang kesejahteraan
   sosial diperlukan penilaian terhadap lembaga di bidang kesejahteraan sosial. Dalam
   penilaian akreditasi tersebut diperlukan panduan teknis akreditasi. Panduan teknis ini
   sangat penting artinya untuk menjadi tuntunan, pegangan, acuan, dan kesatuan gerak
   dalam menjamin mutu penyelenggaraan akreditasi sesuai dengan standar yang telah
   ditetapkan.
B. Maksud dan Tujuan
   1.   Maksud
        Pedoman pelaksanaan akreditasi lembaga di bidang kesejahteraan sosial
        dimaksudkan sebagai acuan       dalam   menyelenggarakan     akreditasi lembaga di
        bidang kesejahteraan sosial secara obyektif dan memenuhi akuntabiilitas publik.

                                                                                          ii
2.   Tujuan
       a. Tersedianya acuan dan alat kerja yang bersifat teknis didasarkan pada norma,
          standar, prosedur dan kriteria.
       b. Terbangunnya kesatuan pemahaman dan gerak langkah dalam penyelenggaraan
          akreditasi lembaga di bidang kesejahteraan sosial.
       c. Terlaksananya akreditasi secara transparan, benar, tepat dan terukur serta
          berkualitas.


C. Ruang Lingkup
          Panduan        ini   mendeskripsikan   hal-hal   teknis    yang      terkait   dengan
  penyelenggaraan         akreditasi   dan   pihak-pihak   yang     berperan     serta    dalam
  penyelenggaraan akreditasi.
          Penyelenggaraan akreditasi terhadap lembaga di bidang kesejahteraan sosial,
  dilaksanakan       sebagai bagian dari proses untuk mendorong terciptanya sistem
  pelayanan sosial yang profesional dan memiliki akuntabilitas terhadap kepentingan
  publik sebagai penerima pelayanan.
          Proses akreditasi dilakukan secara obyektif dengan memperhatikan aspek
  transparansi, kesesuaian, ketepatan dan terukur (measurable). Atas dasar itu, maka
  akreditasi terhadap lembaga di bidang kesejahteraan sosial diselenggarakan dalam
  ruang lingkup yang sangat terbatas, yakni dalam cakupan :
  1. Pelayanan sosial langsung yang diselenggarakan oleh lembaga kesejahteraan
       sosial; dan
  2. Pelayanan sosial yang diselenggarakan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat dan
       Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD).
          Lingkup kegiatan ini secara eksplisit menunjukkan bahwa proses akreditasi
  terhadap lembaga di bidang kesejahteraan sosial hanya mencakup pelayanan sosial
  langsung yang diselenggarakan oleh LKS dan pelayanan sosial yang diselenggarakan
  oleh UPT dan UPTD.


D. Sasaran
          Sasaran pengguna buku Panduan Teknis Akreditasi Lembaga di bidang
  Kesejahteraan Sosial ini adalah para pemangku kepentingan, yang terdiri dari:

  1. Kementerian/Instansi/lembaga terkait di tingkat pusat, baik Kementerian Sosial RI
       maupun kementerian/instansi/lembaga lainnya;
  2. Badan Akreditasi Lembaga di bidang Kesejahteraan Sosial;


                                                                                             iii
3. Lembaga Sertifikasi Pekerja Sosial dan Tenaga Kesejahteraan Sosial;
  4. Instansi/Dinas Sosial Provinsi dan Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia;
  5. Instansi/Dinas terkait pada Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota di
     seluruh Indonesia;
  6. Lembaga     koordinasi   kesejahteraan   sosial   tingkat    nasional,   provinsi   dan
     kabupaten/kota, asosiasi pekerja sosial, asosiasi lembaga pendidikan pekerjaan
     sosial, serta asosiasi lembaga kesejahteraan sosial;
  7. Lembaga kesejahteraan sosial yang menyelenggarakan pelayanan sosial langsung;
     dan
  8. Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang diselenggarakan Pemerintah Pusat             dan Unit
     Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah di
     seluruh Indonesia.


E. Dasar Hukum


  1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran
     Negara RI Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4967);
  2. Peraturan   Pemerintah    Nomor    39    Tahun    2012      tentang   Penyelenggaraan
     Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
     68,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 5294);
  3. Peraturan Presiden Nomor 47 tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
     Kementerian Negara yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan
     Presiden Nomor 91 tahun 2011;
  4. Keputusan Presiden Nomor 84/P tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet
     Indonesia Bersatu II;
  5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2010 tentang Kedudukan,
     Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan, Organisasi, Tugas dan
     Fungsi Eselon I Kementerian Negara yang telah beberapa kali diubah, terakhir
     dengan Peraturan Presiden Nomor 92 tahun 2011;
  6. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 86/HUK/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
     Kementerian Sosial;
  7. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2012 tentang
     Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial .


                                                                                          iv
F. Pengertian
   1. Panduan Teknis adalah acuan kerja yang memuat ketentuan yang bersifat teknis
        mengenai tata cara pelaksanaan NSPK dan spesifikasinya, yang harus dijadikan
        sebagai patokan oleh semua pihak yang terkait; Panduan Teknis ini merupakan
        ketentuan yang akan dijabarkan lebih lanjut ke dalam     ketentuan lainnya secara
        berjenjang.
   2. Akreditasi adalah penentuan tingkat kelayakan dan standarisasi penye-lenggaraan
        kesejahteraan sosial yang diberikan kepada lembaga di bidang kesejahteraan sosial.
   3. Lembaga         di   Bidang    Kesejahteraan     Sosial   adalah    lembaga      yang
        menyelenggarakan kesejahteraan sosial baik yang dilakukan oleh pemerintah,
        pemerintah daerah, maupun masyarakat.
   4. Unit Pelaksana Teknis (UPT) adalah unit kelembagaan di bidang kesejahteraan
        sosial yang didirikan oleh pemerintah pusat.
   5.   Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) adalah unit kelembagaan di bidang
        kesejahteraan sosial yang didirikan oleh pemerintah daerah, baik provinsi maupun
        kabupaten/kota.
   6. Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) adalah organisasi sosial atau perkumpulan
        sosial yang melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dibentuk
        oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.
   7. Badan Akreditasi Lembaga di Bidang Kesejahteraan Sosial yang selanjutnya
        disebut Badan Akreditasi adalah lembaga yang melakukan penilaian untuk
        menetapkan tingkat kelayakan dan standardisasi Lembaga di bidang Kesejahteraan
        Sosial
   8. Pekerja Sosial Profesional yang selanjutnya disebut pekerja sosial adalah
        sesorang yang bekerja,baik di lembaga pemerintah maupun swasta yang memiliki
        kompetensi dan profesi pekerjaaan sosial, dan kepedulian dalam pekerjaan sosial
        yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan/atau pengalaman praktik
        pekerjaan sosial untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan dan penanganan
        masalah sosial.
   9. Tenaga Kesejahteraan Sosial (TKS) adalah seseorang yang dididik dan dilatih
        secara profesional untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan dan penanganan
        masalah sosial dan/atau seseorang yang bekerja, baik di lembaga pemerintah
        maupun swasta yang ruang lingkup kegiatannya di bidang kesejahteraan sosial.



                                                                                         v
10. Asesor adalah seseorang berdasarkan kompetensi yang dimilikinya diangkat,
   ditugaskan dan diberhentikan oleh Menteri Sosial serta mendapat penugasan dari
   Badan Akreditasi untuk melakukan penilaian terhadap tingkat kelayakan dan
   standardisasi Lembaga di bidang Kesejahteraan Sosial.
11. Standar Pelayanan Minimal di bidang Pelayanan Kesejahteraan Sosial adalah
   ukuran teknis dan spesifik tentang pelayanan minimal yang perlu dilakukan oleh
   lembaga di bidang kesejahteraan Sosial meliputi program, sumber daya manusia,
   manajemen organisasi, sarana dan prasarana, proses pelayanan dan hasil
   pelayanan.




                                                                               vi
BAB II
                     WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB


A. Kewenangan

  Penerapan Peraturan Menteri Sosial Nomor 17 Tahun 2012 tentang Akreditasi
  Lembaga di Bidang Kesejahteraan Sosial          melibatkan berbagai pihak, untuk
  mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan Akreditasi perlu diatur kewenangan berbagai
  pihak tersebut.
  1. Menteri Sosial RI

    a. Mengangkat dan Memberhentikan :

        1) Anggota dan Sekretaris Akreditasi;
        2) Asesor;
        3) Anggota Dewan Kehormatan Akreditasi;
    b. Menetapkan:
        1) Standar Pelayanan Minimal Pelaksanaan Pelayanan Kesejahteraan Sosial;
        2) Instrumen akreditasi;
        3) Sertifikat Akreditasi;
  2. Kepala Badan Pendidikan & Penelitian Kesejahteraan Sosial

     Menetapkan Pedoman Pelaksanaan akreditasi;
  3. Dewan Kehormatan Akreditasi
     Memberikan pertimbangan kepada Menteri Sosial dalam hal :
     a. Pengangkatan dan pemberhentian asesor;
     b. Pemberian dan pencabutan sertifikat akreditasi;
     c. Pemberhentian anggota Badan akreditasi;
     d. Pengembangan kebijakan akreditasi;
  4. Badan Akreditasi

     a. Badan Akreditasi mempunyai tugas
        1) Menyusun, menetapkan kriteria dan tugas asesor;

        2) Melaksanakan seleksi asesor;
        3) Menugaskan kepada asesor untuk melaksanakan penilaian akreditasi;



                                                                               vii
b. Badan akreditasi mengusulkan kepada Menteri Sosial dalam hal
          1) Pengangkatan dan pemberhentian asesor;
          2) Hasil penilaian akreditasi terhadap lembaga di bidang kesejahteraan sosial;
  5. Asesor Akreditasi

       Melaksanakan penilaian terhadap pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal.
  6.   Sekretariat Badan Akreditasi
       a. Sekretariat Pusat

          1). Melaksanakan kegiatan kesekretariatan Badan Akreditasi Pusat dan 6
              Balai Besar Diklat Kessos;
          2). Mengelola seluruh sarana dan prasarana Badan Akreditasi;
          3). Pengelolaan keuangan Akreditasi.
       b. Sekretariat Wilayah

          Berada di Balai Besar Pendidikan & Pelatihan Kesejahteraan Sosial untuk
          memfasilitasi kegiatan Akreditasi di wilayah kerjanya mencakup:
          1). Menyediakan sarana kegiatan akreditasi;
          2). Menyiapkan tenaga kesekretariatan;
          3). Memfasilitasi kerja anggota Badan Akreditasi dan asesor.


B. Tugas dan Tanggung Jawab
  Penerapan Peraturan Menteri Sosial Nomor 17 Tahun 2012 tentang Akreditasi
  Lembaga Di Bidang Kesejahteraan Sosial            melibatkan berbagai pihak, untuk
  mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan Akreditasi perlu diatur kewenangan berbagai
  pihak tersebut.
  1. Menteri Sosial RI
       Sebagai pembina pelaksanaan akreditasi
  2. Dewan Kehormatan

       Memberikan pertimbangan kepada Menteri Sosial dalam hal :
       a. Pengangkatan dan pemberhentian asesor
       b. Pemberian dan pencabutan sertifikat akreditasi
       c. Pemberhentian anggota Badan akreditasi
       d. Pengembangan kebijakan akreditasi


                                                                                     viii
3. Badan Akreditasi
   a. Ketua Badan Akreditasi, bertugas:

     1) Mengkoordinasikan pengelolaan organisasi
     2) Mempimpin Rapat Pleno, Rapat Konsultasi Dewan Kehormatan, Rapat
          Rutin Anggota Badan Akreditasi, Rapat Rutin Bersama (rapat bersama
          jajaran Sekretariat Badan Akreditasi), dan rapat lainnya (termasuk Rapat
          Paripurna serta forum-forum pertemuan Badan Akreditasi lainnya).
     3) Menandatangani surat keputusan, surat menyurat, pernyataan resmi,
          perjanjian kerjasama dengan berbagai pihak atas nama Badan Akreditasi.
     4) Tugas dan tanggung jawab lainnya.
   b. Wakil Ketua Badan Akreditasi, bertugas:

     1) Mengkoordinasikan pengawasan terhadap kinerja organisasi.
     2) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Ketua Badan
          Akreditasi dan/ atau tugas-tugas lainnya yang disepakati anggota Badan
          Akreditasi.
   c. Anggota Badan Akreditasi, bertugas:

     1) Melaksanakan program yang terkait dengan tugas dan tanggung jawab
          yang didelegasikan.
     2) Menangani permasalahan terkait dengan tugas yang dipimpin, baik
          internal maupun eksternal.
     3) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Ketua Badan
          Akreditasi dan/atau tugas-tugas lainnya yang disepa-kati oleh anggota
          Badan Akreditasi.
   d. Asesor, bertugas:

     1) Melakukan penilaian terhadap kinerja lembaga dibidang kesejahteraan
          sosial;
     2)   Membuat laporan pelaksanaan kegiatan akreditasi
   e. Sekretaris Badan Akreditasi, bertugas:
     1) Memfasilitasi     dukungan     administratif   terhadap   seluruh   kegiatan
          perencanaan, pelaksanaan program dan anggaran Badan Akreditasi.
     2) Memfasilitasi seluruh perangkat organisasi Badan Akreditasi.
                                                                                  ix
3) Mengkoordinasikan fungsi-fungsi kehumasan Badan Akreditasi.
               4) Mengkoordinasikan fungsi administrasi, baik tata laksana maupun
                  keuangan Badan Akreditasi.
               5) Memfasilitasi kelancaran pelaksanaan seluruh fungsi Badan Akreditasi
               6) Mengendalikan pengelolaan aset dan perlengkapan Badan Akreditasi.
               7) Memfasilitasi penyusunan laporan, saran, masukan dan pertimbangan
                  yang akan disampaikan dalam Rapat Pleno dan rapat-rapat lainnya.
               8) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Ketua Badan
                  Akreditasi dan/atau tugas-tugas lainnya yang disepakati anggota Badan
                  Akreditasi.


C. Mekanisme Pengambilan Keputusan

  Mekanisme Pengambilan Keputusan dilakukan melalui forum rapat sebagai berikut:
  1. Rapat Pleno: Rapat Pleno merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi pada
     Badan Akreditasi. Forum ini dilaksanakan untuk pengambilan keputusan yang
     berkaitan dengan:
     a. Penetapan Peraturan Badan Akreditasi;
     b. Penetapan Keputusan Badan Akreditasi;
     c. Penetapan Akreditasi terhadap lembaga kesejahteraan sosial;
     d. Pengangkatan Asesor;
     e. Pengambilan keputusan lainnya, sebagai tindak lanjut Rapat Rutin, Rapat
         Konsultasi Tim Pakar, dan Rapat Rutin Gabungan.
  2. Rapat Konsultasi Dewan Kehormatan: Rapat ini diselenggarakan sebagai forum
     untuk membahas berbagai hal yang dipandang memerlukan pendapat dari Dewan
     Kehormatan demi keberhasilan pelaksanaan tugas Badan Akreditasi. Forum Rapat
     Konsultasi Dewan Kehormatan diselenggarakan sekurang-kurangnya tiga bulan
     sekali;
  3. Rapat Rutin: Forum Rapat Rutin dilaksanakan untuk membahas persiapan
     pelaksanaan kegiatan Badan Akreditasi, membahas berbagai masukan yang
     diterima melalui pengaduan masyarakat serta laporan hasil monitoring dan evaluasi
     yang bersifat mendesak. Forum ini sekurang-kurangnya dihadiri oleh 3 (tiga)
     Anggota Badan Akreditasi. Rapat rutin diselenggarakan sekurang-kurangnya 3 (tiga)
     kali sebulan;

                                                                                         x
4. Rapat Rutin Gabungan: Forum Rapat Gabungan dilaksanakan bersama jajaran
   Sekretariat Badan Akreditasi, untuk membahas substansi yang berkenaan dengan
   ketatalaksanaan administrasi, program kerja dan penganggarannya. Rapat Rutin
   Gabungan dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam sebulan; dan
5. Rapat Koordinasi: Forum Rapat Koordinasi merupakan pertemuan yang bersifat
   koordinatif untuk membahas aktivitas yang berkenaan dengan dukungan kemitraan,
   pelaksanaan advokasi, sosialisasi, desiminasi dan aktivitas terkait lainnya yang
   dipandang memerlukan keterlibatan pihak lain sebagai mitra Badan Akreditasi. Rapat
   koordinasi ini dapat bersifat lokal, regional maupun nasional, bertempat di Jakarta
   maupun di tempat lain yang dipandang representatif. Pelaksanaan rapat koordinasi
   diadakan sekurang-kurangnya dua kali setahun.


   .




                                                                                    xi
BAB III

                               KERANGKA KERJA AKREDITASI


A. Persyaratan dan Jenis Lembaga

  1. Persyaratan
     a.   Persyaratan Akreditasi untuk Unit Pelayanan Sosial langsung baik yang
          diselenggarakan oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial maupun mandiri dilakukan
          dengan ketentuan:
          1) berbadan hukum;
          2) terdaftar dan memiliki ijin operasional di kementerian/ instansi sosial
          3) melakukan pelayanan kesejahteraan sosial langsung kepada penyandang
             masalah kesejahteraan sosial
          4) rekomendasi dari instansi sosial.
     b.   Persyaratan Akreditasi untuk Unit Pelaksana Teknis milik pemerintah dan
          pemerintah daerah dilakukan dengan ketentuan:
          1) mempunyai Struktur      Organisasi dan Tata Kerja berdasarkan keputusan
             pejabat yang berwenang
          2) melakukan pelayanan kesejahteraan sosial langsung kepada penyandang
             masalah kesejahteraan social
  2. Jenis Lembaga di bidang Kesejahteraan Sosial yang akan diakreditasi
     a.   Unit Pelaksana Teknis milik pemerintah dan pemerintah daerah
          1) Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, seperti: Panti Sosial Asuhan Anak
             (PSAA), panti/ sasana anak yatim piatu, Panti Sosial Petirahan Anak (PSPA),
             Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP), Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) dan
             lembaga lainnya sejenis.
          2) Lembaga rehabilitasi sosial orang dengan kecacatan, seperti Panti Sosial
             Bina Daksa (PSBD), Panti Sosial Bina Rungu Wicara (PSBRW), Panti Sosial
             Bina Grahita (PSBG), Panti Sosial Bina Laras (PSBL),Balai Besar
             Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa (BBRVBD), dan lembaga lainnya sejenis.
          3) Lembaga rehabilitasi sosial tuna sosial, seperti Panti Sosial Karya Wanita
             (PSKW), Panti Sosial Bina Karya (untuk rehabilitasi penyandang masalah
             gelandangan dan pengemis, dan lembaga lainnya sejenis
          4) Lembaga Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Napza, seperti Panti
             Sosial Pamardi Putra (PSPP) dan lembaga lainnya sejenis.


                                                                                       xii
5) Unit layanan lanjut usia, seperti Panti Sosial Tresna Werdha, Sasana
              Tresana Werdha, Klub Lansia,       Karang Werdha, dan       lembaga lainnya
              sejenis.
      b.   Unit Pelayanan Sosial langsung baik yang diselenggarakan oleh Lembaga
           Kesejahteraan Sosial maupun mandiri, antara lain
           1) Panti-panti sosial/lembaga pelayanan sosial yang dikelola/di bawah binaan
              Organisasi Keagamaan dan/atau Organisasi Kemasyarakatan. Seperti: Panti
              Asuhan Muhammadiyah, Panti Asuhan Kristen dan sebagainya
           2) Lembaga-lembaga kesejahteraan sosial mandiri seperti: panti asuhan
              yayasan, lembaga kesejahteraan sosial, dengan cakupan pelayanan sosial
              antara lain:
               a). Kesejahteraan Sosial Anak, seperti: Panti Sosial Asuhan Anak, Anak
                  yatim piatu, Petirahan Anak (PSPA), Panti Sosial untuk Anak yang
                  berkonflik/berhadapan dengan hukum, Panti Sosial Panti Sosial Bina
                  Remaja (PSBR) dan lembaga lainnya sejenis.
               b). Rehabilitasi sosial orang dengan kecacatan, Panti Sosial Bina Daksa,
                  Panti Sosial Bina Rungu Wicara, Panti Sosial Bina Grahita, Panti Sosial
                  Bina Laras dan lembaga lainnya sejenis.
               c). Rehabilitasi sosial tuna sosial, seperti Panti Sosial Karya Wanita, Panti
                  Sosial Bina Karya untuk rehabilitasi penyandang masalah gelandangan
                  dan pengemis, dan lembaga lainnya sejenis
               d). Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Napza, seperti Panti Sosial
                  Pamardi Putra (PSPP) dan lembaga lainnya sejenis.
               e). Pelayanan lanjut usia, seperti Panti Sosial Tresna Werdha, Sasana
                  Tresana Werdha, Klub Lansia, Pusaka (di DKI Jakarta), Karang Werdha,
                  dan sebagainya dan lembaga lainnya sejenis.
B. Nilai dan Prinsip Akreditasi
   1. Nilai
      a. Profesionalisme
           Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan etika moral dalam menjalankan
           tugas-tugas akreditasi.


      b. Akuntabilitas
           Penyelenggaraan Akreditasi dapat dipertanggungjawabkan. Pengelolaan dan
           pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan termasuk keberhasilan
           atau kegagalan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
                                                                                        xiii
c. Transparan
      Data/ Informasi akreditasi dan pelaksanaan kerja organisasi akreditasi dapat
      diakses oleh publik,
   d. Pengawasan
      Meningkatkan upaya pengawasan terhadap penyelenggaraan akreditasi
      dengan mengusahakan keterlibatan masyarakat luas.
   e. Mudah, Cepat dan Tepat


2. Prinsip Penyelenggaraan Akreditasi
   a. Prinsip Komitmen
     Setiap Anggota, Sekretariat dan Asesor Badan Akreditasi harus berkomitmen
     untuk:
     1)   mematuhi peraturan perundang-undangan dan ketentuan;
     2)   menjunjung tinggi independensi, integritas dan profesionalisme;
     3)   menjunjung tinggi martabat, kehormatan, citra dan kredibilitas Badan
          Akreditasi;
     4)   mendorong LKS dan UPT/UPTD agar berorientasi pada upaya peningkatan
          mutu lembaganya dan bukan sekedar untuk memperoleh peringkat akreditasi
          semata;
     5)   tidak menyalahgunakan identitas, jabatan, dan sumberdaya lembaga untuk
          kepentingan pribadi;
   b. Prinsip Integritas
     Untuk menjamin integritasnya dalam menjalankan tugas dan wewenang setiap
     Anggota, Sekretariat dan Asesor Badan Akreditasi dilarang:
     1)   menerima pemberian dalam bentuk apapun baik langsung maupun tidak
          langsung yang diduga atau patut diduga dapat mempengaruhi pelaksanaan
          tugasnya;
     2)   menyalahgunakan wewenangnya sebagai pihak yang mengakreditasi guna
          memperkaya atau menguntungkan diri sendiri atau pihak lain;
     3)   membuat kesepakatan atau bargaining dalam arti negatif dengan pihak yang
          diakreditasi;
     4)   menggurui dan atau mendebat argumentasi pihak yang diakreditasi;
   c. Prinsip Independensi
     Untuk menjamin independensi dalam menjalankan tugas dan wewenang setiap
     Anggota, Sekretariat dan Asesor Badan Akreditasi wajib:
     1)   bersikap netral dan tidak memihak;
                                                                                xiv
2)   menghindari     terjadinya   benturan   kepentingan   dalam   melaksanakan
             kewajibannya;
      d. Prinsip Kerahasiaan
        1)   merahasiakan proses akreditasi;
        2)   menyampaikan informasi tentang lembaga kepada professional terkait hanya
             untuk kepentingan akreditasi

C. Pengukuran Akreditasi

   1. Penentuan Tingkat Akreditasi
       Akreditasi untuk Lembaga di bidang kesejahteraan sosial dikelompokkan 3
       kategori:
         a. Kategori A (baik sekali) adalah Lembaga di bidang kesejahteraan sosial
            yang memperoleh skor/ nilai ≥ 86- 100%
         b. Kategori B (baik) adalah Lembaga di bidang kesejahteraan sosial yang
            memperoleh skor/ nilai antara 68-85%
         c. Kategori C (cukup) adalah Lembaga di bidang kesejahteraan sosial yang
            memperoleh skor/ nilai ≤ 50 - 67%
         d. < 50 belum terakreditasi

         Nilai tersebut diperoleh melalui Nilai Gabungan dari 3 instrumen :

         a. Instrumen isian lembaga di bidang kesejahteraan sosial.
         b. Instrumen Diskripsi Lembaga di Bidang Kesejahteraan Sosial
         c. Hasil penilaian asesor




                                                                                    xv
BAB IV
                          PENYELENGGARAAN AKREDITASI


A. Tata Cara Akreditasi

   1. Proses Akreditasi
      Tingkat kelayakan dan standardisasi lembaga di bidang kesejahteraan sosial
      ditentukan melalui suatu proses akreditasi. Secara umum, proses pelaksanaan
      akreditasi lembaga di bidang kesejahteraan sosial dapat digambarkan sebagai
      berikut:




                                                                              xvi
Keterangan :
   a. Instrumen Daftar isian lembaga di bidang Kesejahteraan sosial: Lembaga di
      bidang Kesejahteraan Sosial dengan mengisi instrumen.;
   b. Mengajukan Permohonan: Lembaga di bidang Kesejahteraan Sosial mengajukan
      permohonan akreditasi kepada Ketua Badan Akreditasi dengan melampirkan isian
      instrumen dan persyaratan administrasi ke kantor Badan Akreditasi;
   c. Verifikasi    oleh Sekretariat Badan Akreditasi untuk memeriksa       kelengkapan
      instrumen beserta lampiran-lampirannya. Apabila memenuhi persyaratan dilanjutkan
      dengan Visitasi ke Lembaga di Bidang Kesos, apabila tidak memenuhi persyaratan
      dikembalikan kepada lembaga di bidang Kesejahteraan Sosial;
   d. Penugasan asesor ke Lembaga di Bidang Kesos melalu Visitasi                       dan
      Penyusunan Laporan Hasil Visitasi kepada Badan Akreditasi:
      Visitasi dilakukan oleh asesor dan Tim;
   e. Rapat Pleno Pengusulan Penetapan Hasil Akreditasi oleh Badan Akreditasi
      Rapat pleno dihadiri minimal 2/3 dari anggota Badan Akreditasi untuk mengusulkan
      hasil penilaian akreditasi dan dimohonkan pertimbangan dari Dewan kehormatan
      Akreditasi.
   f. Penetapan Hasil Akreditasi oleh Menteri Sosial atas Pertimbangan Dewan
      Kehormatan Akreditasi
      hasil pertimbangan dewan kehormatan diusulkan kepada        kepada Menteri Sosial
      untuk ditetapkan akreditasi.
   g. Penerbitan Sertifikat Akreditasi:
      Sertifikat akreditasi diterbitkan oleh Menteri Sosial dan   berlaku sesuai dengan
      tingkatan akreditasi yang di capai oleh Lembaga di Bidang Kesejahteraan Sosial.


B. Alur Kegiatan Akreditasi

   1. Penyampaian informasi mengenai kebijakan, tatacara dan penetapan formasi
      akreditasi dalam tahun anggaran melalui surat kilat khusus,      P4s.kemsos.go.id;
      dan/atau ; www.depsos.go.id.

   2. LKS atau UPT/UPTD yang akan mengikuti akreditasi diwajibkan mengisi ‘Formulir
      Online’ dan men-scan, meng- up load berkas yang di persyaratkan. dan di kirim
      melalui P4s.kemsos.go.id.
   3. Badan Akreditasi melakukan penelaahan kelengkapan administrasi yang dikirim
      lembaga pemohon


                                                                                        xvii
4. Badan    Akreditasi     menginformasikan    hasil    penelaahan     administrasi   melalui
      p4s.kemsos.go.id kepada peserta akreditasi. Peserta akreditasi yang memenuhi
      syarat akan mendapatkan ‘Kartu Peserta penilaian akreditasi’
   5. Setelah itu dilakukan penilaian lembaga pemohon oleh asesor yang ditugaskan
      badan akreditasi sesuai dengan urutan penilaian akreditasi (dengan menggunakan
      instrumen)
   6. Hasil penilaian disampaikan kepada badan akreditasi
   7. Badan akreditasi selanjutnya menelaah hasil penilaian yang hasil penilaian itu
      disampaikan kepada Menteri Sosial
   8. Menteri Sosial atas dasar pengajuan badan akreditasi dan pertimbangan dewan
      kehormatan akreditasi menetapkan akreditasi lembaga di bidang kesejahteraan
      sosial. Penetapan itu diwujudkan dalam bentuk            Piagam Akreditasi Lembaga di
      Bidang Kesejahteraan Sosial
   9. Surat Penetapan Akreditasi tersebut disampaikan kepada lembaga dimaksud dan
      dipublikasikan dalam bentuk informasi digital dan tertulis melalui media yang ada.


C. Hasil Akreditasi

    1. Lembaga yang sudah telah memenuhi ketentuan administratif dan penilaian, maka
      yang bersangkutan akan memperoleh bukti berupa sertifikat akreditasi yang
      ditetapkan oleh Menteri Sosial.

   2. Masa berlaku sertifikat akreditasi sesuai dengan tingkatan akreditasi yang diperoleh
      lembaga di bidang kesejahteraan sosial tersebut, yaitu:

      a. Akreditasi A (baik sekali) berlaku selama 5 (lima) tahun
      b. Akreditasi B (baik) berlaku selama 3 (tiga) tahun.
      c. Akreditasi C (cukup) berlaku selama 2 (dua) tahun.
   3. Lembaga yang tidak memenuhi syarat akreditasi diberikan kesempatan untuk
      mengajukan kembali dan apabila masa berlakunya akreditasi telah berakhir maka
      lembaga yang bersangkutan mengajukan permohonan kembali.

   4. Pengumuman      hasil    akreditasi   dilakukan     melalui:   P4s.kemsos.go.id;   dan   ;
      www.depsos.go.id dan sertifikat akan dikirimkan kepada LKS dan/atau UPT/UPTD
      yang telah mengikuti akreditasi.




                                                                                           xviii
BAB V
                          PENGENDALIAN AKREDITASI


A. Supervisi

   Supervisi adalah asistensi/ bimbingan teknis terhadap proses akreditasi Lembaga
   Kesejahteraan Sosial (LKS) dan UPT/UPTD yang dilaksanakan oleh Kementerian
   Sosial.

   Pelaksana : Kementerian Sosial dan Badan Akreditrasi sesuai kewenangan masing-
   masing

   Tujuan supervisi adalah:

   1. Melakukan pembinaan kepada yang disupervisi (LKS dan UPT/D) agar kinerja
      pelayanan kesejahteraan sosial semakin baik sesuai standar pelayanan minimal.

   2. Membangun kesiapan diri LKS dan UPT/D mengikuti akreditasi

   3. LKS dan UPT/D menyiapkan perangkat software dan hardware.

   4. Membantu menganalisis faktor penghambat dan pendukung proses akreditasi
      yang sesuai dengan standar pelayanan minimal

   Pelaksana supervisi adalah:

   1. Kementerian Sosial RI cq. Badiklit:

       memberikan bimbingan teknis kepada LKS dan UPT/D agar dapat menyiapkan
       diri mengikuti akreditasi.

   2. Badan Akreditasi

       a. Bimbingan teknis kepada perwakilan Badan Akreditasi di daerah

       b. Bimbingan teknis kepada para asesor didalam melakukan penilaian
             akreditasi

   Langkah-langkah supervisi:

   1. Menyusun panduan dan instrument supervisi

   2. Melaksanakan supervisi

   3. Laporan hasil supervisi.




                                                                                     xix
B. Monitoring

       Monitoring merupakan suatu rangkaian kegiatan yang terencana dan sistematis dan
       dilakukan oleh Kementerian Sosial dalam rangka untuk memantau situasi dan
       kondisi, baik terhadap LKS dan/atau UPT/UPTD yang belum maupun yang telah
       terakreditasi. Kegiatan monitoring dilakukan secara berkala setiap triwulan, semester
       dan tahunan.

       Tujuan Monitoring adalah memberikan jaminan bagi terlaksananya proses akreditasi
       sesuai dengan rencana, dengan melakukan pengecekan terhadap aktivitas-aktivitas
       yang dijalankan, mencatat kemajuan-kemajuan yang sesuai dengan rencana,
       menemukenali      kekuatan-kekuatan      dan   masalah-masalah   yang   timbul   dan
       melakukan penyesuaian dengan adanya perubahan yang terus terjadi di lingkungan
       program/ kegiatan akreditasi Lembaga dibidang kesejahteraan sosial.

       Pelaksana Monitoring

       1. Kementerian Sosial RI cq. Badiklit:

          Melakukan pemantauan perkembangan akreditasi terhadap LKS dan UPT/D.

       2. Badan Akreditasi

          a. Pemantauan perkembangan penilaian akreditasi kepada perwakilan Badan
              Akreditasi di daerah

          b. Pemantauan terhadap berfungsi atau tidaknya peran asesor didalam
              melakukan penilaian akreditasi.

       Hasil monitoring digunakan sebagai:
       1. Masukan untuk proses verifikasi dan validasi;
       2. Bahan pertimbangan untuk penetapan kebijakan; dan/atau
       3. Masukan untuk proses pengambilan keputusan akreditasi.
C.    Evaluasi

      Evaluasi merupakan suatu rangkaian kegiatan penilaian yang terencana dan
      terjadwal.

      1. Tujuan evaluasi dilakukan untuk menilai:

          a. Kinerja dan kemajuan yang dicapai pada setiap tahapan kegiatan (evaluasi
              proses);


                                                                                         xx
b.     Tingkat keberhasilan yang dicapai pada tahapan akhir kegiatan (evaluasi
          hasil);

   c.     Situasi umum perkembangan LKS dan/atau UPT/UPTD ybs;

   d.     Pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan akreditasi;

   e.     Faktor-faktor pelancar dan pembatas (hambatan) dalam proses pelaksanaan
          akreditasi LKS dan/atau UPT/UPTD.

2. Pelaksana Evaluasi

   a.     Kementerian Sosial RI cq. Badiklit:

          Melakukan penilaian perkembangan akreditasi terhadap LKS dan UPT/D.

   b.     Badan Akreditasi

          1) Penilaian akreditasi kepada perwakilan Badan Akreditasi di daerah

          2) Penilaian terhadap berfungsi atau tidaknya peran asesor didalam
              melakukan penilaian akreditasi.

D. Pelaporan

    Laporan merupakan suatu rangkaian aktivitas penyampaian data dan informasi
        yang terencana dan terjadwal. Bentuk laporan pelaksanaan kegiatan akreditasi
        baik yang dilakukan oleh Kementerian Sosial maupun yang dilakukan oleh
        Badan Akreditasi terdiri dari:

        a. Laporan hasil visitasi/ pelaksanaan akreditasi
        b. Laporan pelaksanaan hasil supervisi
        c. Laporan pelaksanaan hasil monitoring;
        d. Laporan pelaksanaan hasil evaluasi;
        e. Laporan rutin berkala, baik laporan semester maupun laporan akhir tahun;
        f. Laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran.




                                                                                      xxi
BAB VI

                                 P E N U T U P



   Buku Panduan Umum ini disusun untuk menjadi acuan dan pegangan bagi para
penanggung-jawab program pada Kementeria/Instansi/Lembaga yang menjadi mitra
Badan Akreditasi, baik di tingkap pusat, di provinsi maupun di kabupaten/kota. Buku
Panduan Umum ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan oleh semua pihak, baik
segenap civitas Badan Akreditasi maupun Kementerian/ Instansi/Lembaga terkait dan
khususnya para penyelenggara lembaga kese-jahteraan sosial yang berada diberbagai
wilayah Indonesia.

       Kehadiran buku panduan ini, pada prinsipnya tidak hanya sebagai acuan bagi
pihak terkait, akan tetapi juga dimaksudkan sebagai upaya perluasan informasi dalam
rangka peningkatan pemahaman dari segenap pemangku kepentingan (stakeholders)
khususnya dan masyarakat pada umumnya.

       Dengan tersusunnya buku ini, segenap civitas Badan Akreditasi berharap agar
proses pelaksanaan akreditasi terhadap lembaga di bidang kesejahteraan dapat berjalan
sesuai ketentuan yang berlaku.




                                                                                 xxii

More Related Content

What's hot

Contoh berkas pelantikan panitia inti pilkades
Contoh berkas pelantikan panitia inti pilkadesContoh berkas pelantikan panitia inti pilkades
Contoh berkas pelantikan panitia inti pilkadesAdelfios Andyka Fatra
 
Berita acara serah terima bantuan
Berita acara serah terima bantuanBerita acara serah terima bantuan
Berita acara serah terima bantuanpandirambo900
 
Pedoman penyusunan RDTR Kota
Pedoman penyusunan RDTR KotaPedoman penyusunan RDTR Kota
Pedoman penyusunan RDTR KotaAji Qan D
 
Persyaratan & contoh surat pernyataan ahli waris
Persyaratan & contoh surat pernyataan ahli warisPersyaratan & contoh surat pernyataan ahli waris
Persyaratan & contoh surat pernyataan ahli warisptsp_palmerah
 
Proposal permohonan bantuan_modal_usaha
Proposal permohonan bantuan_modal_usahaProposal permohonan bantuan_modal_usaha
Proposal permohonan bantuan_modal_usaharamadhan190391
 
Contoh dokumen pilkades
Contoh dokumen pilkadesContoh dokumen pilkades
Contoh dokumen pilkadesYudhi Aldriand
 
Form Pemilihan Balon Dewan Kota Tingkat Kelurahan
Form Pemilihan Balon Dewan Kota Tingkat KelurahanForm Pemilihan Balon Dewan Kota Tingkat Kelurahan
Form Pemilihan Balon Dewan Kota Tingkat KelurahanKelurahan Manggarai Selatan
 
Berita acara-musyawarah-desa-rkp des
Berita acara-musyawarah-desa-rkp desBerita acara-musyawarah-desa-rkp des
Berita acara-musyawarah-desa-rkp desJeck Apit
 
Surat kuasa pembukaan rekening bank
Surat kuasa pembukaan rekening bankSurat kuasa pembukaan rekening bank
Surat kuasa pembukaan rekening bankalijaya singebate
 
Form pelanggaran disiplin (form kosong seluruh dokumen)
Form pelanggaran disiplin (form kosong seluruh dokumen)Form pelanggaran disiplin (form kosong seluruh dokumen)
Form pelanggaran disiplin (form kosong seluruh dokumen)Jeffry Vantheangan
 
Contoh proposal air bersih
Contoh proposal air bersihContoh proposal air bersih
Contoh proposal air bersihDjail Khoerot
 
Contoh berita acara penetapan
Contoh berita acara penetapanContoh berita acara penetapan
Contoh berita acara penetapanPemerintahDesa3
 
Kelengkapan panitia pilkades tingkat desa
Kelengkapan panitia pilkades tingkat desaKelengkapan panitia pilkades tingkat desa
Kelengkapan panitia pilkades tingkat desaBPD Ajakkang
 
Proposal pembanguan jalan gang melati
Proposal pembanguan jalan gang melatiProposal pembanguan jalan gang melati
Proposal pembanguan jalan gang melatiAlam Syah
 
Sk.kepala urusan dan kasi
Sk.kepala urusan dan kasiSk.kepala urusan dan kasi
Sk.kepala urusan dan kasiSuwondo Chan
 
Contoh soal ujian perangkat desa
Contoh soal ujian perangkat desaContoh soal ujian perangkat desa
Contoh soal ujian perangkat desaAsrulloh Bunda
 

What's hot (20)

SK Panitia Festival Bandeng Mrico
SK Panitia Festival Bandeng MricoSK Panitia Festival Bandeng Mrico
SK Panitia Festival Bandeng Mrico
 
FORM PEMILIHAN KETUA RT
FORM PEMILIHAN KETUA RTFORM PEMILIHAN KETUA RT
FORM PEMILIHAN KETUA RT
 
Contoh berkas pelantikan panitia inti pilkades
Contoh berkas pelantikan panitia inti pilkadesContoh berkas pelantikan panitia inti pilkades
Contoh berkas pelantikan panitia inti pilkades
 
Berita acara serah terima bantuan
Berita acara serah terima bantuanBerita acara serah terima bantuan
Berita acara serah terima bantuan
 
Pedoman penyusunan RDTR Kota
Pedoman penyusunan RDTR KotaPedoman penyusunan RDTR Kota
Pedoman penyusunan RDTR Kota
 
Persyaratan & contoh surat pernyataan ahli waris
Persyaratan & contoh surat pernyataan ahli warisPersyaratan & contoh surat pernyataan ahli waris
Persyaratan & contoh surat pernyataan ahli waris
 
Proposal permohonan bantuan_modal_usaha
Proposal permohonan bantuan_modal_usahaProposal permohonan bantuan_modal_usaha
Proposal permohonan bantuan_modal_usaha
 
Contoh dokumen pilkades
Contoh dokumen pilkadesContoh dokumen pilkades
Contoh dokumen pilkades
 
Form Pemilihan Balon Dewan Kota Tingkat Kelurahan
Form Pemilihan Balon Dewan Kota Tingkat KelurahanForm Pemilihan Balon Dewan Kota Tingkat Kelurahan
Form Pemilihan Balon Dewan Kota Tingkat Kelurahan
 
01 pengumuman perangkat desa
01 pengumuman perangkat desa01 pengumuman perangkat desa
01 pengumuman perangkat desa
 
Berita acara-musyawarah-desa-rkp des
Berita acara-musyawarah-desa-rkp desBerita acara-musyawarah-desa-rkp des
Berita acara-musyawarah-desa-rkp des
 
02 sk panitia
02 sk panitia02 sk panitia
02 sk panitia
 
Surat kuasa pembukaan rekening bank
Surat kuasa pembukaan rekening bankSurat kuasa pembukaan rekening bank
Surat kuasa pembukaan rekening bank
 
Form pelanggaran disiplin (form kosong seluruh dokumen)
Form pelanggaran disiplin (form kosong seluruh dokumen)Form pelanggaran disiplin (form kosong seluruh dokumen)
Form pelanggaran disiplin (form kosong seluruh dokumen)
 
Contoh proposal air bersih
Contoh proposal air bersihContoh proposal air bersih
Contoh proposal air bersih
 
Contoh berita acara penetapan
Contoh berita acara penetapanContoh berita acara penetapan
Contoh berita acara penetapan
 
Kelengkapan panitia pilkades tingkat desa
Kelengkapan panitia pilkades tingkat desaKelengkapan panitia pilkades tingkat desa
Kelengkapan panitia pilkades tingkat desa
 
Proposal pembanguan jalan gang melati
Proposal pembanguan jalan gang melatiProposal pembanguan jalan gang melati
Proposal pembanguan jalan gang melati
 
Sk.kepala urusan dan kasi
Sk.kepala urusan dan kasiSk.kepala urusan dan kasi
Sk.kepala urusan dan kasi
 
Contoh soal ujian perangkat desa
Contoh soal ujian perangkat desaContoh soal ujian perangkat desa
Contoh soal ujian perangkat desa
 

Viewers also liked

Balks pelaksanaan akreditasi lksa revisi311013
Balks pelaksanaan akreditasi lksa revisi311013Balks pelaksanaan akreditasi lksa revisi311013
Balks pelaksanaan akreditasi lksa revisi311013Abd Muhni Salam
 
Isian instrumen akreditasi detail
Isian instrumen akreditasi detailIsian instrumen akreditasi detail
Isian instrumen akreditasi detailRobed Nur Cahyono
 
Instrumen akreditasi-dan-bukti-fisik (2)
Instrumen akreditasi-dan-bukti-fisik (2)Instrumen akreditasi-dan-bukti-fisik (2)
Instrumen akreditasi-dan-bukti-fisik (2)Ahmad Wahyudi
 
Permensos No.17 Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial
Permensos No.17  Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan SosialPermensos No.17  Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial
Permensos No.17 Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan SosialDewi Kartika
 
Form e (form laporan bansos lksa)
Form e (form laporan bansos lksa)Form e (form laporan bansos lksa)
Form e (form laporan bansos lksa)Rsia Muslimat
 
Permensos tas-tahun-2012
Permensos tas-tahun-2012Permensos tas-tahun-2012
Permensos tas-tahun-2012Dewi Kartika
 
Permensos no 16 - 2013_tentang_lk3_lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga
Permensos no  16 - 2013_tentang_lk3_lembaga konsultasi kesejahteraan keluargaPermensos no  16 - 2013_tentang_lk3_lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga
Permensos no 16 - 2013_tentang_lk3_lembaga konsultasi kesejahteraan keluargaDewi Kartika
 
Permensos 17 tahun 2012 idn journal
Permensos 17 tahun 2012 idn journalPermensos 17 tahun 2012 idn journal
Permensos 17 tahun 2012 idn journalIdnJournal
 
Apa dan bagaimana penelitian tindakan sekolah (pts) forum guru indonesia
Apa dan bagaimana penelitian tindakan sekolah (pts)   forum guru indonesiaApa dan bagaimana penelitian tindakan sekolah (pts)   forum guru indonesia
Apa dan bagaimana penelitian tindakan sekolah (pts) forum guru indonesiaMuhammad Nuroni
 
Tentang UU Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
Tentang UU Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan SosialTentang UU Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
Tentang UU Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan SosialLukman Priasmoro
 
3 juknis smp_020209-pengisian instrumen-akreditasi
3 juknis smp_020209-pengisian instrumen-akreditasi3 juknis smp_020209-pengisian instrumen-akreditasi
3 juknis smp_020209-pengisian instrumen-akreditasiSri Budi Sukiyanto
 
Cara merancang-jaringan-small-office-dengan-cisco-paket-tracer
Cara merancang-jaringan-small-office-dengan-cisco-paket-tracerCara merancang-jaringan-small-office-dengan-cisco-paket-tracer
Cara merancang-jaringan-small-office-dengan-cisco-paket-tracersyamil84
 
Instrumen penilaian kinerja kepala sekolah(ippksi)
Instrumen penilaian kinerja kepala sekolah(ippksi)Instrumen penilaian kinerja kepala sekolah(ippksi)
Instrumen penilaian kinerja kepala sekolah(ippksi)Yohan Apriandi
 
Program pengelolaan dan pendayagunaan sarana dan prasarana sekolah secara opt...
Program pengelolaan dan pendayagunaan sarana dan prasarana sekolah secara opt...Program pengelolaan dan pendayagunaan sarana dan prasarana sekolah secara opt...
Program pengelolaan dan pendayagunaan sarana dan prasarana sekolah secara opt...Hisbulloh Huda
 

Viewers also liked (20)

Balks pelaksanaan akreditasi lksa revisi311013
Balks pelaksanaan akreditasi lksa revisi311013Balks pelaksanaan akreditasi lksa revisi311013
Balks pelaksanaan akreditasi lksa revisi311013
 
Isian instrumen akreditasi detail
Isian instrumen akreditasi detailIsian instrumen akreditasi detail
Isian instrumen akreditasi detail
 
Instrumen akreditasi-dan-bukti-fisik (2)
Instrumen akreditasi-dan-bukti-fisik (2)Instrumen akreditasi-dan-bukti-fisik (2)
Instrumen akreditasi-dan-bukti-fisik (2)
 
Permensos No.17 Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial
Permensos No.17  Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan SosialPermensos No.17  Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial
Permensos No.17 Thn. 2012 Tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial
 
AKREDITASI TK/RA
AKREDITASI TK/RAAKREDITASI TK/RA
AKREDITASI TK/RA
 
Form e (form laporan bansos lksa)
Form e (form laporan bansos lksa)Form e (form laporan bansos lksa)
Form e (form laporan bansos lksa)
 
Analisis sinyal kecil
Analisis sinyal kecilAnalisis sinyal kecil
Analisis sinyal kecil
 
Permensos tas-tahun-2012
Permensos tas-tahun-2012Permensos tas-tahun-2012
Permensos tas-tahun-2012
 
Permensos no 16 - 2013_tentang_lk3_lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga
Permensos no  16 - 2013_tentang_lk3_lembaga konsultasi kesejahteraan keluargaPermensos no  16 - 2013_tentang_lk3_lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga
Permensos no 16 - 2013_tentang_lk3_lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga
 
Permensos 17 tahun 2012 idn journal
Permensos 17 tahun 2012 idn journalPermensos 17 tahun 2012 idn journal
Permensos 17 tahun 2012 idn journal
 
Apa dan bagaimana penelitian tindakan sekolah (pts) forum guru indonesia
Apa dan bagaimana penelitian tindakan sekolah (pts)   forum guru indonesiaApa dan bagaimana penelitian tindakan sekolah (pts)   forum guru indonesia
Apa dan bagaimana penelitian tindakan sekolah (pts) forum guru indonesia
 
Tentang UU Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
Tentang UU Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan SosialTentang UU Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
Tentang UU Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
 
3 juknis smp_020209-pengisian instrumen-akreditasi
3 juknis smp_020209-pengisian instrumen-akreditasi3 juknis smp_020209-pengisian instrumen-akreditasi
3 juknis smp_020209-pengisian instrumen-akreditasi
 
Cara merancang-jaringan-small-office-dengan-cisco-paket-tracer
Cara merancang-jaringan-small-office-dengan-cisco-paket-tracerCara merancang-jaringan-small-office-dengan-cisco-paket-tracer
Cara merancang-jaringan-small-office-dengan-cisco-paket-tracer
 
Penelitian tindakan sekolah
Penelitian tindakan sekolahPenelitian tindakan sekolah
Penelitian tindakan sekolah
 
Instrumen Akreditasi
Instrumen AkreditasiInstrumen Akreditasi
Instrumen Akreditasi
 
Instrumen penilaian kinerja kepala sekolah(ippksi)
Instrumen penilaian kinerja kepala sekolah(ippksi)Instrumen penilaian kinerja kepala sekolah(ippksi)
Instrumen penilaian kinerja kepala sekolah(ippksi)
 
Bukti
BuktiBukti
Bukti
 
Penelitian Tindakan Sekolah
Penelitian  Tindakan  SekolahPenelitian  Tindakan  Sekolah
Penelitian Tindakan Sekolah
 
Program pengelolaan dan pendayagunaan sarana dan prasarana sekolah secara opt...
Program pengelolaan dan pendayagunaan sarana dan prasarana sekolah secara opt...Program pengelolaan dan pendayagunaan sarana dan prasarana sekolah secara opt...
Program pengelolaan dan pendayagunaan sarana dan prasarana sekolah secara opt...
 

Similar to Panduan teknis akreditasi 2013

Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantardekanfkip
 
Laporan Akhir EKPD 2009 Bali - UNUD
Laporan Akhir EKPD 2009 Bali - UNUDLaporan Akhir EKPD 2009 Bali - UNUD
Laporan Akhir EKPD 2009 Bali - UNUDEKPD
 
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_final
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_finalKata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_final
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_finalSuhardi Bae
 
Buku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Buku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian BerkelanjutanBuku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Buku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian BerkelanjutanGuru Online
 
Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014
Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014
Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014Joy Irman
 
[Penilaian] panduan kel mapel_ipteks
[Penilaian] panduan kel mapel_ipteks[Penilaian] panduan kel mapel_ipteks
[Penilaian] panduan kel mapel_iptekseli priyatna laidan
 
Laporan Akhir EKPD 2009 Papua - UNCEN
Laporan Akhir EKPD 2009 Papua - UNCENLaporan Akhir EKPD 2009 Papua - UNCEN
Laporan Akhir EKPD 2009 Papua - UNCENEKPD
 
Pedoman Pelaksanaan RSBI
Pedoman Pelaksanaan RSBIPedoman Pelaksanaan RSBI
Pedoman Pelaksanaan RSBINandang Sukmara
 
Laporan Akhir EKPD 2010 - Maluku - Unpatti
Laporan Akhir EKPD 2010 - Maluku - UnpattiLaporan Akhir EKPD 2010 - Maluku - Unpatti
Laporan Akhir EKPD 2010 - Maluku - UnpattiEKPD
 
Pengembangan diri smp
Pengembangan diri smpPengembangan diri smp
Pengembangan diri smpDaengMacora66
 
Laporan Akhir EKPD 2009 Sulawesi Utara - UNSRAT
Laporan Akhir EKPD 2009 Sulawesi Utara - UNSRATLaporan Akhir EKPD 2009 Sulawesi Utara - UNSRAT
Laporan Akhir EKPD 2009 Sulawesi Utara - UNSRATEKPD
 
Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi
Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) SanitasiPetunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi
Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) SanitasiJoy Irman
 

Similar to Panduan teknis akreditasi 2013 (20)

040 Model P Diri
040 Model P Diri040 Model P Diri
040 Model P Diri
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Makalah teori akuntansi
Makalah teori akuntansiMakalah teori akuntansi
Makalah teori akuntansi
 
Panduan penyelengg sdsn
Panduan penyelengg sdsnPanduan penyelengg sdsn
Panduan penyelengg sdsn
 
Laporan tahunan
Laporan tahunanLaporan tahunan
Laporan tahunan
 
Laporan Akhir EKPD 2009 Bali - UNUD
Laporan Akhir EKPD 2009 Bali - UNUDLaporan Akhir EKPD 2009 Bali - UNUD
Laporan Akhir EKPD 2009 Bali - UNUD
 
Panduan SD Bertaraf Internasional
Panduan SD Bertaraf InternasionalPanduan SD Bertaraf Internasional
Panduan SD Bertaraf Internasional
 
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_final
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_finalKata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_final
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_final
 
Panduan pelaksanaan sbi
Panduan pelaksanaan sbiPanduan pelaksanaan sbi
Panduan pelaksanaan sbi
 
Buku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Buku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian BerkelanjutanBuku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Buku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
 
Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014
Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014
Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2010 2014
 
Manajemen relawan terbaru
Manajemen relawan terbaruManajemen relawan terbaru
Manajemen relawan terbaru
 
[Penilaian] panduan kel mapel_ipteks
[Penilaian] panduan kel mapel_ipteks[Penilaian] panduan kel mapel_ipteks
[Penilaian] panduan kel mapel_ipteks
 
Laporan Akhir EKPD 2009 Papua - UNCEN
Laporan Akhir EKPD 2009 Papua - UNCENLaporan Akhir EKPD 2009 Papua - UNCEN
Laporan Akhir EKPD 2009 Papua - UNCEN
 
Peraturanbpk01 2007 sa
Peraturanbpk01 2007 saPeraturanbpk01 2007 sa
Peraturanbpk01 2007 sa
 
Pedoman Pelaksanaan RSBI
Pedoman Pelaksanaan RSBIPedoman Pelaksanaan RSBI
Pedoman Pelaksanaan RSBI
 
Laporan Akhir EKPD 2010 - Maluku - Unpatti
Laporan Akhir EKPD 2010 - Maluku - UnpattiLaporan Akhir EKPD 2010 - Maluku - Unpatti
Laporan Akhir EKPD 2010 - Maluku - Unpatti
 
Pengembangan diri smp
Pengembangan diri smpPengembangan diri smp
Pengembangan diri smp
 
Laporan Akhir EKPD 2009 Sulawesi Utara - UNSRAT
Laporan Akhir EKPD 2009 Sulawesi Utara - UNSRATLaporan Akhir EKPD 2009 Sulawesi Utara - UNSRAT
Laporan Akhir EKPD 2009 Sulawesi Utara - UNSRAT
 
Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi
Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) SanitasiPetunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi
Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi
 

More from Dewi Kartika

Asean Social Work Journal
Asean Social Work JournalAsean Social Work Journal
Asean Social Work JournalDewi Kartika
 
Cv harry hikmat 2014.docx
Cv harry hikmat 2014.docxCv harry hikmat 2014.docx
Cv harry hikmat 2014.docxDewi Kartika
 
Pekerja sosial Generalis/ Keputusan Menteri sosial
Pekerja sosial Generalis/ Keputusan Menteri sosialPekerja sosial Generalis/ Keputusan Menteri sosial
Pekerja sosial Generalis/ Keputusan Menteri sosialDewi Kartika
 
Psikologi pekerjaan sosial ( HBSE)
Psikologi pekerjaan sosial ( HBSE)Psikologi pekerjaan sosial ( HBSE)
Psikologi pekerjaan sosial ( HBSE)Dewi Kartika
 
Inpres no. 5 tahun 2014 tentang gerakan nasional anti kejahatan seksual terha...
Inpres no. 5 tahun 2014 tentang gerakan nasional anti kejahatan seksual terha...Inpres no. 5 tahun 2014 tentang gerakan nasional anti kejahatan seksual terha...
Inpres no. 5 tahun 2014 tentang gerakan nasional anti kejahatan seksual terha...Dewi Kartika
 
Analisis data kemiskinan di indonesia 2013
Analisis data kemiskinan di indonesia 2013Analisis data kemiskinan di indonesia 2013
Analisis data kemiskinan di indonesia 2013Dewi Kartika
 
Profil penyandang masalah sosial di indonesia
Profil penyandang masalah sosial di indonesiaProfil penyandang masalah sosial di indonesia
Profil penyandang masalah sosial di indonesiaDewi Kartika
 
Data Kementerian Sosial dalam Angka 13
Data Kementerian Sosial dalam Angka 13Data Kementerian Sosial dalam Angka 13
Data Kementerian Sosial dalam Angka 13Dewi Kartika
 
Panduan teknis sertifikasi
Panduan teknis sertifikasiPanduan teknis sertifikasi
Panduan teknis sertifikasiDewi Kartika
 
Permensos adopsi 2009
Permensos adopsi 2009Permensos adopsi 2009
Permensos adopsi 2009Dewi Kartika
 

More from Dewi Kartika (11)

Asean Social Work Journal
Asean Social Work JournalAsean Social Work Journal
Asean Social Work Journal
 
Cv harry hikmat 2014.docx
Cv harry hikmat 2014.docxCv harry hikmat 2014.docx
Cv harry hikmat 2014.docx
 
Pekerja sosial Generalis/ Keputusan Menteri sosial
Pekerja sosial Generalis/ Keputusan Menteri sosialPekerja sosial Generalis/ Keputusan Menteri sosial
Pekerja sosial Generalis/ Keputusan Menteri sosial
 
Psikologi pekerjaan sosial ( HBSE)
Psikologi pekerjaan sosial ( HBSE)Psikologi pekerjaan sosial ( HBSE)
Psikologi pekerjaan sosial ( HBSE)
 
Inpres no. 5 tahun 2014 tentang gerakan nasional anti kejahatan seksual terha...
Inpres no. 5 tahun 2014 tentang gerakan nasional anti kejahatan seksual terha...Inpres no. 5 tahun 2014 tentang gerakan nasional anti kejahatan seksual terha...
Inpres no. 5 tahun 2014 tentang gerakan nasional anti kejahatan seksual terha...
 
Analisis data kemiskinan di indonesia 2013
Analisis data kemiskinan di indonesia 2013Analisis data kemiskinan di indonesia 2013
Analisis data kemiskinan di indonesia 2013
 
Profil penyandang masalah sosial di indonesia
Profil penyandang masalah sosial di indonesiaProfil penyandang masalah sosial di indonesia
Profil penyandang masalah sosial di indonesia
 
Data Kementerian Sosial dalam Angka 13
Data Kementerian Sosial dalam Angka 13Data Kementerian Sosial dalam Angka 13
Data Kementerian Sosial dalam Angka 13
 
Panduan teknis sertifikasi
Panduan teknis sertifikasiPanduan teknis sertifikasi
Panduan teknis sertifikasi
 
Permensos adopsi 2009
Permensos adopsi 2009Permensos adopsi 2009
Permensos adopsi 2009
 
Plt adk 2012
Plt adk 2012 Plt adk 2012
Plt adk 2012
 

Panduan teknis akreditasi 2013

  • 1. DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............……………………………………..... 1 B. Maksud dan Tujuan ……………………………………........... 1 C. Ruang Lingkup .....…………………………………………… 2 D. Sasaran ...................…………………………………………. 2 E. Dasar Hukum .............………………………………………. 3 F. Pengertian ………………………………................................. 4 BAB II WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB A. Kewenangan ................……………………………………..... 6 B. Tugas dan Tanggung Jawab ................................................... 7 C. Mekanisme Pengambilan Keputusan ....................................... 9 BAB III KERANGKA KERJA AKREDITASI A. Persyaratan dan Jenis Lembaga ................……….………..... 11 B. Nilai dan Prinsip Akreditasi ................................................... 12 C. Pengukuran Akreditasi ........................................................... 14 BAB IV PENYELENGGARAAN AKREDITASI A. Tata Cara Akreditasi ................................……….………..... 15 B. Alur Kegiatan Akreditasi ....................................................... 16 C. Hasil Akreditasi .................................................................... 17 BAB V PENGENDALIAN AKREDITASI A. Supervisi ................................……….…..................……..... 18 B. Monitoring ........................................................................... 19 C. Evaluasi .................................................................................. 19 D. Pelaporan ............................................................................... 20 BAB VI PENUTUP ................................................................................. 21 LAMPIRAN Lampiran 1. Penilaian Komponen Akreditasi ......................................... 22 Lampiran 2. Formulir Pendaftaran Akreditasi......................................... 24 Lampiran 3. Instrumen Deskripsi LKSA ................................................ 25 Lampiran 4. Dokumen Yang Harus Dilampirkan .................................... 46 i
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga di bidang kesejahteraan sosial merupakan salah satu ujung tombak berhasilnya penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Seiring dengan tuntutan global maka peningkatan kualitas pelayanan kesejahteraan sosial yang dilakukan lembaga di bidang kesejahteraan sosial merupakan hal yang harus dipenuhi. Pemerintah dalam hal ini melalui Kementerian Sosial perlu menjawab peluang dan tantangan dalam upaya peningkatan pelayanan kesejahteraan sosial di Indonesia. Upaya pemerintah dalam menjamin pelaksanaan pelayanan kesejahteraan sosial yang berkualitas salah satunya melalui pelaksanaan akreditasi lembaga di bidang kesejahteraan sosial. Kenyataan faktual di Indonesia menunjukkan bahwa beberapa tahun berselang telah berkembang demikian banyak lembaga di bidang kesejahteraan sosial, baik jumlah maupun mutu pelayanan dengan kecenderungan mengalami perkembangan yang relatif pesat. Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial (Pusdatin Kesos) Kementerian Sosial RI memperlihatkan secara grafis perkembangan LKS di Indonesia. Trend sosial tersebut, terlihat dari keberadaan LKS yang terus meningkat. Pada tahun 2004 tercatat sebanyak 33.364 organisasi sosial lokal yang terdaftar di Kementerian Sosial. Selama periode Tahun 2004-2009, terjadi peningkatan yang cukup signifikan yakni dari 33.364 organisasi sosial telah meningkat menjadi 34.587 organisasi sosial lokal (belum termasuk organisasi sosial asing). Dalam penyelenggarakan akreditasi terhadap lembaga di bidang kesejahteraan sosial diperlukan penilaian terhadap lembaga di bidang kesejahteraan sosial. Dalam penilaian akreditasi tersebut diperlukan panduan teknis akreditasi. Panduan teknis ini sangat penting artinya untuk menjadi tuntunan, pegangan, acuan, dan kesatuan gerak dalam menjamin mutu penyelenggaraan akreditasi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Pedoman pelaksanaan akreditasi lembaga di bidang kesejahteraan sosial dimaksudkan sebagai acuan dalam menyelenggarakan akreditasi lembaga di bidang kesejahteraan sosial secara obyektif dan memenuhi akuntabiilitas publik. ii
  • 3. 2. Tujuan a. Tersedianya acuan dan alat kerja yang bersifat teknis didasarkan pada norma, standar, prosedur dan kriteria. b. Terbangunnya kesatuan pemahaman dan gerak langkah dalam penyelenggaraan akreditasi lembaga di bidang kesejahteraan sosial. c. Terlaksananya akreditasi secara transparan, benar, tepat dan terukur serta berkualitas. C. Ruang Lingkup Panduan ini mendeskripsikan hal-hal teknis yang terkait dengan penyelenggaraan akreditasi dan pihak-pihak yang berperan serta dalam penyelenggaraan akreditasi. Penyelenggaraan akreditasi terhadap lembaga di bidang kesejahteraan sosial, dilaksanakan sebagai bagian dari proses untuk mendorong terciptanya sistem pelayanan sosial yang profesional dan memiliki akuntabilitas terhadap kepentingan publik sebagai penerima pelayanan. Proses akreditasi dilakukan secara obyektif dengan memperhatikan aspek transparansi, kesesuaian, ketepatan dan terukur (measurable). Atas dasar itu, maka akreditasi terhadap lembaga di bidang kesejahteraan sosial diselenggarakan dalam ruang lingkup yang sangat terbatas, yakni dalam cakupan : 1. Pelayanan sosial langsung yang diselenggarakan oleh lembaga kesejahteraan sosial; dan 2. Pelayanan sosial yang diselenggarakan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD). Lingkup kegiatan ini secara eksplisit menunjukkan bahwa proses akreditasi terhadap lembaga di bidang kesejahteraan sosial hanya mencakup pelayanan sosial langsung yang diselenggarakan oleh LKS dan pelayanan sosial yang diselenggarakan oleh UPT dan UPTD. D. Sasaran Sasaran pengguna buku Panduan Teknis Akreditasi Lembaga di bidang Kesejahteraan Sosial ini adalah para pemangku kepentingan, yang terdiri dari: 1. Kementerian/Instansi/lembaga terkait di tingkat pusat, baik Kementerian Sosial RI maupun kementerian/instansi/lembaga lainnya; 2. Badan Akreditasi Lembaga di bidang Kesejahteraan Sosial; iii
  • 4. 3. Lembaga Sertifikasi Pekerja Sosial dan Tenaga Kesejahteraan Sosial; 4. Instansi/Dinas Sosial Provinsi dan Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia; 5. Instansi/Dinas terkait pada Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia; 6. Lembaga koordinasi kesejahteraan sosial tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota, asosiasi pekerja sosial, asosiasi lembaga pendidikan pekerjaan sosial, serta asosiasi lembaga kesejahteraan sosial; 7. Lembaga kesejahteraan sosial yang menyelenggarakan pelayanan sosial langsung; dan 8. Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang diselenggarakan Pemerintah Pusat dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia. E. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4967); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 68,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 5294); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 91 tahun 2011; 4. Keputusan Presiden Nomor 84/P tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II; 5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan, Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 92 tahun 2011; 6. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 86/HUK/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial; 7. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2012 tentang Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial . iv
  • 5. F. Pengertian 1. Panduan Teknis adalah acuan kerja yang memuat ketentuan yang bersifat teknis mengenai tata cara pelaksanaan NSPK dan spesifikasinya, yang harus dijadikan sebagai patokan oleh semua pihak yang terkait; Panduan Teknis ini merupakan ketentuan yang akan dijabarkan lebih lanjut ke dalam ketentuan lainnya secara berjenjang. 2. Akreditasi adalah penentuan tingkat kelayakan dan standarisasi penye-lenggaraan kesejahteraan sosial yang diberikan kepada lembaga di bidang kesejahteraan sosial. 3. Lembaga di Bidang Kesejahteraan Sosial adalah lembaga yang menyelenggarakan kesejahteraan sosial baik yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, maupun masyarakat. 4. Unit Pelaksana Teknis (UPT) adalah unit kelembagaan di bidang kesejahteraan sosial yang didirikan oleh pemerintah pusat. 5. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) adalah unit kelembagaan di bidang kesejahteraan sosial yang didirikan oleh pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota. 6. Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) adalah organisasi sosial atau perkumpulan sosial yang melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum. 7. Badan Akreditasi Lembaga di Bidang Kesejahteraan Sosial yang selanjutnya disebut Badan Akreditasi adalah lembaga yang melakukan penilaian untuk menetapkan tingkat kelayakan dan standardisasi Lembaga di bidang Kesejahteraan Sosial 8. Pekerja Sosial Profesional yang selanjutnya disebut pekerja sosial adalah sesorang yang bekerja,baik di lembaga pemerintah maupun swasta yang memiliki kompetensi dan profesi pekerjaaan sosial, dan kepedulian dalam pekerjaan sosial yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan/atau pengalaman praktik pekerjaan sosial untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan dan penanganan masalah sosial. 9. Tenaga Kesejahteraan Sosial (TKS) adalah seseorang yang dididik dan dilatih secara profesional untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan dan penanganan masalah sosial dan/atau seseorang yang bekerja, baik di lembaga pemerintah maupun swasta yang ruang lingkup kegiatannya di bidang kesejahteraan sosial. v
  • 6. 10. Asesor adalah seseorang berdasarkan kompetensi yang dimilikinya diangkat, ditugaskan dan diberhentikan oleh Menteri Sosial serta mendapat penugasan dari Badan Akreditasi untuk melakukan penilaian terhadap tingkat kelayakan dan standardisasi Lembaga di bidang Kesejahteraan Sosial. 11. Standar Pelayanan Minimal di bidang Pelayanan Kesejahteraan Sosial adalah ukuran teknis dan spesifik tentang pelayanan minimal yang perlu dilakukan oleh lembaga di bidang kesejahteraan Sosial meliputi program, sumber daya manusia, manajemen organisasi, sarana dan prasarana, proses pelayanan dan hasil pelayanan. vi
  • 7. BAB II WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB A. Kewenangan Penerapan Peraturan Menteri Sosial Nomor 17 Tahun 2012 tentang Akreditasi Lembaga di Bidang Kesejahteraan Sosial melibatkan berbagai pihak, untuk mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan Akreditasi perlu diatur kewenangan berbagai pihak tersebut. 1. Menteri Sosial RI a. Mengangkat dan Memberhentikan : 1) Anggota dan Sekretaris Akreditasi; 2) Asesor; 3) Anggota Dewan Kehormatan Akreditasi; b. Menetapkan: 1) Standar Pelayanan Minimal Pelaksanaan Pelayanan Kesejahteraan Sosial; 2) Instrumen akreditasi; 3) Sertifikat Akreditasi; 2. Kepala Badan Pendidikan & Penelitian Kesejahteraan Sosial Menetapkan Pedoman Pelaksanaan akreditasi; 3. Dewan Kehormatan Akreditasi Memberikan pertimbangan kepada Menteri Sosial dalam hal : a. Pengangkatan dan pemberhentian asesor; b. Pemberian dan pencabutan sertifikat akreditasi; c. Pemberhentian anggota Badan akreditasi; d. Pengembangan kebijakan akreditasi; 4. Badan Akreditasi a. Badan Akreditasi mempunyai tugas 1) Menyusun, menetapkan kriteria dan tugas asesor; 2) Melaksanakan seleksi asesor; 3) Menugaskan kepada asesor untuk melaksanakan penilaian akreditasi; vii
  • 8. b. Badan akreditasi mengusulkan kepada Menteri Sosial dalam hal 1) Pengangkatan dan pemberhentian asesor; 2) Hasil penilaian akreditasi terhadap lembaga di bidang kesejahteraan sosial; 5. Asesor Akreditasi Melaksanakan penilaian terhadap pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal. 6. Sekretariat Badan Akreditasi a. Sekretariat Pusat 1). Melaksanakan kegiatan kesekretariatan Badan Akreditasi Pusat dan 6 Balai Besar Diklat Kessos; 2). Mengelola seluruh sarana dan prasarana Badan Akreditasi; 3). Pengelolaan keuangan Akreditasi. b. Sekretariat Wilayah Berada di Balai Besar Pendidikan & Pelatihan Kesejahteraan Sosial untuk memfasilitasi kegiatan Akreditasi di wilayah kerjanya mencakup: 1). Menyediakan sarana kegiatan akreditasi; 2). Menyiapkan tenaga kesekretariatan; 3). Memfasilitasi kerja anggota Badan Akreditasi dan asesor. B. Tugas dan Tanggung Jawab Penerapan Peraturan Menteri Sosial Nomor 17 Tahun 2012 tentang Akreditasi Lembaga Di Bidang Kesejahteraan Sosial melibatkan berbagai pihak, untuk mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan Akreditasi perlu diatur kewenangan berbagai pihak tersebut. 1. Menteri Sosial RI Sebagai pembina pelaksanaan akreditasi 2. Dewan Kehormatan Memberikan pertimbangan kepada Menteri Sosial dalam hal : a. Pengangkatan dan pemberhentian asesor b. Pemberian dan pencabutan sertifikat akreditasi c. Pemberhentian anggota Badan akreditasi d. Pengembangan kebijakan akreditasi viii
  • 9. 3. Badan Akreditasi a. Ketua Badan Akreditasi, bertugas: 1) Mengkoordinasikan pengelolaan organisasi 2) Mempimpin Rapat Pleno, Rapat Konsultasi Dewan Kehormatan, Rapat Rutin Anggota Badan Akreditasi, Rapat Rutin Bersama (rapat bersama jajaran Sekretariat Badan Akreditasi), dan rapat lainnya (termasuk Rapat Paripurna serta forum-forum pertemuan Badan Akreditasi lainnya). 3) Menandatangani surat keputusan, surat menyurat, pernyataan resmi, perjanjian kerjasama dengan berbagai pihak atas nama Badan Akreditasi. 4) Tugas dan tanggung jawab lainnya. b. Wakil Ketua Badan Akreditasi, bertugas: 1) Mengkoordinasikan pengawasan terhadap kinerja organisasi. 2) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Ketua Badan Akreditasi dan/ atau tugas-tugas lainnya yang disepakati anggota Badan Akreditasi. c. Anggota Badan Akreditasi, bertugas: 1) Melaksanakan program yang terkait dengan tugas dan tanggung jawab yang didelegasikan. 2) Menangani permasalahan terkait dengan tugas yang dipimpin, baik internal maupun eksternal. 3) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Ketua Badan Akreditasi dan/atau tugas-tugas lainnya yang disepa-kati oleh anggota Badan Akreditasi. d. Asesor, bertugas: 1) Melakukan penilaian terhadap kinerja lembaga dibidang kesejahteraan sosial; 2) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan akreditasi e. Sekretaris Badan Akreditasi, bertugas: 1) Memfasilitasi dukungan administratif terhadap seluruh kegiatan perencanaan, pelaksanaan program dan anggaran Badan Akreditasi. 2) Memfasilitasi seluruh perangkat organisasi Badan Akreditasi. ix
  • 10. 3) Mengkoordinasikan fungsi-fungsi kehumasan Badan Akreditasi. 4) Mengkoordinasikan fungsi administrasi, baik tata laksana maupun keuangan Badan Akreditasi. 5) Memfasilitasi kelancaran pelaksanaan seluruh fungsi Badan Akreditasi 6) Mengendalikan pengelolaan aset dan perlengkapan Badan Akreditasi. 7) Memfasilitasi penyusunan laporan, saran, masukan dan pertimbangan yang akan disampaikan dalam Rapat Pleno dan rapat-rapat lainnya. 8) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Ketua Badan Akreditasi dan/atau tugas-tugas lainnya yang disepakati anggota Badan Akreditasi. C. Mekanisme Pengambilan Keputusan Mekanisme Pengambilan Keputusan dilakukan melalui forum rapat sebagai berikut: 1. Rapat Pleno: Rapat Pleno merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi pada Badan Akreditasi. Forum ini dilaksanakan untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan: a. Penetapan Peraturan Badan Akreditasi; b. Penetapan Keputusan Badan Akreditasi; c. Penetapan Akreditasi terhadap lembaga kesejahteraan sosial; d. Pengangkatan Asesor; e. Pengambilan keputusan lainnya, sebagai tindak lanjut Rapat Rutin, Rapat Konsultasi Tim Pakar, dan Rapat Rutin Gabungan. 2. Rapat Konsultasi Dewan Kehormatan: Rapat ini diselenggarakan sebagai forum untuk membahas berbagai hal yang dipandang memerlukan pendapat dari Dewan Kehormatan demi keberhasilan pelaksanaan tugas Badan Akreditasi. Forum Rapat Konsultasi Dewan Kehormatan diselenggarakan sekurang-kurangnya tiga bulan sekali; 3. Rapat Rutin: Forum Rapat Rutin dilaksanakan untuk membahas persiapan pelaksanaan kegiatan Badan Akreditasi, membahas berbagai masukan yang diterima melalui pengaduan masyarakat serta laporan hasil monitoring dan evaluasi yang bersifat mendesak. Forum ini sekurang-kurangnya dihadiri oleh 3 (tiga) Anggota Badan Akreditasi. Rapat rutin diselenggarakan sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali sebulan; x
  • 11. 4. Rapat Rutin Gabungan: Forum Rapat Gabungan dilaksanakan bersama jajaran Sekretariat Badan Akreditasi, untuk membahas substansi yang berkenaan dengan ketatalaksanaan administrasi, program kerja dan penganggarannya. Rapat Rutin Gabungan dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam sebulan; dan 5. Rapat Koordinasi: Forum Rapat Koordinasi merupakan pertemuan yang bersifat koordinatif untuk membahas aktivitas yang berkenaan dengan dukungan kemitraan, pelaksanaan advokasi, sosialisasi, desiminasi dan aktivitas terkait lainnya yang dipandang memerlukan keterlibatan pihak lain sebagai mitra Badan Akreditasi. Rapat koordinasi ini dapat bersifat lokal, regional maupun nasional, bertempat di Jakarta maupun di tempat lain yang dipandang representatif. Pelaksanaan rapat koordinasi diadakan sekurang-kurangnya dua kali setahun. . xi
  • 12. BAB III KERANGKA KERJA AKREDITASI A. Persyaratan dan Jenis Lembaga 1. Persyaratan a. Persyaratan Akreditasi untuk Unit Pelayanan Sosial langsung baik yang diselenggarakan oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial maupun mandiri dilakukan dengan ketentuan: 1) berbadan hukum; 2) terdaftar dan memiliki ijin operasional di kementerian/ instansi sosial 3) melakukan pelayanan kesejahteraan sosial langsung kepada penyandang masalah kesejahteraan sosial 4) rekomendasi dari instansi sosial. b. Persyaratan Akreditasi untuk Unit Pelaksana Teknis milik pemerintah dan pemerintah daerah dilakukan dengan ketentuan: 1) mempunyai Struktur Organisasi dan Tata Kerja berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang 2) melakukan pelayanan kesejahteraan sosial langsung kepada penyandang masalah kesejahteraan social 2. Jenis Lembaga di bidang Kesejahteraan Sosial yang akan diakreditasi a. Unit Pelaksana Teknis milik pemerintah dan pemerintah daerah 1) Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, seperti: Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA), panti/ sasana anak yatim piatu, Panti Sosial Petirahan Anak (PSPA), Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP), Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) dan lembaga lainnya sejenis. 2) Lembaga rehabilitasi sosial orang dengan kecacatan, seperti Panti Sosial Bina Daksa (PSBD), Panti Sosial Bina Rungu Wicara (PSBRW), Panti Sosial Bina Grahita (PSBG), Panti Sosial Bina Laras (PSBL),Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa (BBRVBD), dan lembaga lainnya sejenis. 3) Lembaga rehabilitasi sosial tuna sosial, seperti Panti Sosial Karya Wanita (PSKW), Panti Sosial Bina Karya (untuk rehabilitasi penyandang masalah gelandangan dan pengemis, dan lembaga lainnya sejenis 4) Lembaga Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Napza, seperti Panti Sosial Pamardi Putra (PSPP) dan lembaga lainnya sejenis. xii
  • 13. 5) Unit layanan lanjut usia, seperti Panti Sosial Tresna Werdha, Sasana Tresana Werdha, Klub Lansia, Karang Werdha, dan lembaga lainnya sejenis. b. Unit Pelayanan Sosial langsung baik yang diselenggarakan oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial maupun mandiri, antara lain 1) Panti-panti sosial/lembaga pelayanan sosial yang dikelola/di bawah binaan Organisasi Keagamaan dan/atau Organisasi Kemasyarakatan. Seperti: Panti Asuhan Muhammadiyah, Panti Asuhan Kristen dan sebagainya 2) Lembaga-lembaga kesejahteraan sosial mandiri seperti: panti asuhan yayasan, lembaga kesejahteraan sosial, dengan cakupan pelayanan sosial antara lain: a). Kesejahteraan Sosial Anak, seperti: Panti Sosial Asuhan Anak, Anak yatim piatu, Petirahan Anak (PSPA), Panti Sosial untuk Anak yang berkonflik/berhadapan dengan hukum, Panti Sosial Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) dan lembaga lainnya sejenis. b). Rehabilitasi sosial orang dengan kecacatan, Panti Sosial Bina Daksa, Panti Sosial Bina Rungu Wicara, Panti Sosial Bina Grahita, Panti Sosial Bina Laras dan lembaga lainnya sejenis. c). Rehabilitasi sosial tuna sosial, seperti Panti Sosial Karya Wanita, Panti Sosial Bina Karya untuk rehabilitasi penyandang masalah gelandangan dan pengemis, dan lembaga lainnya sejenis d). Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Napza, seperti Panti Sosial Pamardi Putra (PSPP) dan lembaga lainnya sejenis. e). Pelayanan lanjut usia, seperti Panti Sosial Tresna Werdha, Sasana Tresana Werdha, Klub Lansia, Pusaka (di DKI Jakarta), Karang Werdha, dan sebagainya dan lembaga lainnya sejenis. B. Nilai dan Prinsip Akreditasi 1. Nilai a. Profesionalisme Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan etika moral dalam menjalankan tugas-tugas akreditasi. b. Akuntabilitas Penyelenggaraan Akreditasi dapat dipertanggungjawabkan. Pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan termasuk keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. xiii
  • 14. c. Transparan Data/ Informasi akreditasi dan pelaksanaan kerja organisasi akreditasi dapat diakses oleh publik, d. Pengawasan Meningkatkan upaya pengawasan terhadap penyelenggaraan akreditasi dengan mengusahakan keterlibatan masyarakat luas. e. Mudah, Cepat dan Tepat 2. Prinsip Penyelenggaraan Akreditasi a. Prinsip Komitmen Setiap Anggota, Sekretariat dan Asesor Badan Akreditasi harus berkomitmen untuk: 1) mematuhi peraturan perundang-undangan dan ketentuan; 2) menjunjung tinggi independensi, integritas dan profesionalisme; 3) menjunjung tinggi martabat, kehormatan, citra dan kredibilitas Badan Akreditasi; 4) mendorong LKS dan UPT/UPTD agar berorientasi pada upaya peningkatan mutu lembaganya dan bukan sekedar untuk memperoleh peringkat akreditasi semata; 5) tidak menyalahgunakan identitas, jabatan, dan sumberdaya lembaga untuk kepentingan pribadi; b. Prinsip Integritas Untuk menjamin integritasnya dalam menjalankan tugas dan wewenang setiap Anggota, Sekretariat dan Asesor Badan Akreditasi dilarang: 1) menerima pemberian dalam bentuk apapun baik langsung maupun tidak langsung yang diduga atau patut diduga dapat mempengaruhi pelaksanaan tugasnya; 2) menyalahgunakan wewenangnya sebagai pihak yang mengakreditasi guna memperkaya atau menguntungkan diri sendiri atau pihak lain; 3) membuat kesepakatan atau bargaining dalam arti negatif dengan pihak yang diakreditasi; 4) menggurui dan atau mendebat argumentasi pihak yang diakreditasi; c. Prinsip Independensi Untuk menjamin independensi dalam menjalankan tugas dan wewenang setiap Anggota, Sekretariat dan Asesor Badan Akreditasi wajib: 1) bersikap netral dan tidak memihak; xiv
  • 15. 2) menghindari terjadinya benturan kepentingan dalam melaksanakan kewajibannya; d. Prinsip Kerahasiaan 1) merahasiakan proses akreditasi; 2) menyampaikan informasi tentang lembaga kepada professional terkait hanya untuk kepentingan akreditasi C. Pengukuran Akreditasi 1. Penentuan Tingkat Akreditasi Akreditasi untuk Lembaga di bidang kesejahteraan sosial dikelompokkan 3 kategori: a. Kategori A (baik sekali) adalah Lembaga di bidang kesejahteraan sosial yang memperoleh skor/ nilai ≥ 86- 100% b. Kategori B (baik) adalah Lembaga di bidang kesejahteraan sosial yang memperoleh skor/ nilai antara 68-85% c. Kategori C (cukup) adalah Lembaga di bidang kesejahteraan sosial yang memperoleh skor/ nilai ≤ 50 - 67% d. < 50 belum terakreditasi Nilai tersebut diperoleh melalui Nilai Gabungan dari 3 instrumen : a. Instrumen isian lembaga di bidang kesejahteraan sosial. b. Instrumen Diskripsi Lembaga di Bidang Kesejahteraan Sosial c. Hasil penilaian asesor xv
  • 16. BAB IV PENYELENGGARAAN AKREDITASI A. Tata Cara Akreditasi 1. Proses Akreditasi Tingkat kelayakan dan standardisasi lembaga di bidang kesejahteraan sosial ditentukan melalui suatu proses akreditasi. Secara umum, proses pelaksanaan akreditasi lembaga di bidang kesejahteraan sosial dapat digambarkan sebagai berikut: xvi
  • 17. Keterangan : a. Instrumen Daftar isian lembaga di bidang Kesejahteraan sosial: Lembaga di bidang Kesejahteraan Sosial dengan mengisi instrumen.; b. Mengajukan Permohonan: Lembaga di bidang Kesejahteraan Sosial mengajukan permohonan akreditasi kepada Ketua Badan Akreditasi dengan melampirkan isian instrumen dan persyaratan administrasi ke kantor Badan Akreditasi; c. Verifikasi oleh Sekretariat Badan Akreditasi untuk memeriksa kelengkapan instrumen beserta lampiran-lampirannya. Apabila memenuhi persyaratan dilanjutkan dengan Visitasi ke Lembaga di Bidang Kesos, apabila tidak memenuhi persyaratan dikembalikan kepada lembaga di bidang Kesejahteraan Sosial; d. Penugasan asesor ke Lembaga di Bidang Kesos melalu Visitasi dan Penyusunan Laporan Hasil Visitasi kepada Badan Akreditasi: Visitasi dilakukan oleh asesor dan Tim; e. Rapat Pleno Pengusulan Penetapan Hasil Akreditasi oleh Badan Akreditasi Rapat pleno dihadiri minimal 2/3 dari anggota Badan Akreditasi untuk mengusulkan hasil penilaian akreditasi dan dimohonkan pertimbangan dari Dewan kehormatan Akreditasi. f. Penetapan Hasil Akreditasi oleh Menteri Sosial atas Pertimbangan Dewan Kehormatan Akreditasi hasil pertimbangan dewan kehormatan diusulkan kepada kepada Menteri Sosial untuk ditetapkan akreditasi. g. Penerbitan Sertifikat Akreditasi: Sertifikat akreditasi diterbitkan oleh Menteri Sosial dan berlaku sesuai dengan tingkatan akreditasi yang di capai oleh Lembaga di Bidang Kesejahteraan Sosial. B. Alur Kegiatan Akreditasi 1. Penyampaian informasi mengenai kebijakan, tatacara dan penetapan formasi akreditasi dalam tahun anggaran melalui surat kilat khusus, P4s.kemsos.go.id; dan/atau ; www.depsos.go.id. 2. LKS atau UPT/UPTD yang akan mengikuti akreditasi diwajibkan mengisi ‘Formulir Online’ dan men-scan, meng- up load berkas yang di persyaratkan. dan di kirim melalui P4s.kemsos.go.id. 3. Badan Akreditasi melakukan penelaahan kelengkapan administrasi yang dikirim lembaga pemohon xvii
  • 18. 4. Badan Akreditasi menginformasikan hasil penelaahan administrasi melalui p4s.kemsos.go.id kepada peserta akreditasi. Peserta akreditasi yang memenuhi syarat akan mendapatkan ‘Kartu Peserta penilaian akreditasi’ 5. Setelah itu dilakukan penilaian lembaga pemohon oleh asesor yang ditugaskan badan akreditasi sesuai dengan urutan penilaian akreditasi (dengan menggunakan instrumen) 6. Hasil penilaian disampaikan kepada badan akreditasi 7. Badan akreditasi selanjutnya menelaah hasil penilaian yang hasil penilaian itu disampaikan kepada Menteri Sosial 8. Menteri Sosial atas dasar pengajuan badan akreditasi dan pertimbangan dewan kehormatan akreditasi menetapkan akreditasi lembaga di bidang kesejahteraan sosial. Penetapan itu diwujudkan dalam bentuk Piagam Akreditasi Lembaga di Bidang Kesejahteraan Sosial 9. Surat Penetapan Akreditasi tersebut disampaikan kepada lembaga dimaksud dan dipublikasikan dalam bentuk informasi digital dan tertulis melalui media yang ada. C. Hasil Akreditasi 1. Lembaga yang sudah telah memenuhi ketentuan administratif dan penilaian, maka yang bersangkutan akan memperoleh bukti berupa sertifikat akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri Sosial. 2. Masa berlaku sertifikat akreditasi sesuai dengan tingkatan akreditasi yang diperoleh lembaga di bidang kesejahteraan sosial tersebut, yaitu: a. Akreditasi A (baik sekali) berlaku selama 5 (lima) tahun b. Akreditasi B (baik) berlaku selama 3 (tiga) tahun. c. Akreditasi C (cukup) berlaku selama 2 (dua) tahun. 3. Lembaga yang tidak memenuhi syarat akreditasi diberikan kesempatan untuk mengajukan kembali dan apabila masa berlakunya akreditasi telah berakhir maka lembaga yang bersangkutan mengajukan permohonan kembali. 4. Pengumuman hasil akreditasi dilakukan melalui: P4s.kemsos.go.id; dan ; www.depsos.go.id dan sertifikat akan dikirimkan kepada LKS dan/atau UPT/UPTD yang telah mengikuti akreditasi. xviii
  • 19. BAB V PENGENDALIAN AKREDITASI A. Supervisi Supervisi adalah asistensi/ bimbingan teknis terhadap proses akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) dan UPT/UPTD yang dilaksanakan oleh Kementerian Sosial. Pelaksana : Kementerian Sosial dan Badan Akreditrasi sesuai kewenangan masing- masing Tujuan supervisi adalah: 1. Melakukan pembinaan kepada yang disupervisi (LKS dan UPT/D) agar kinerja pelayanan kesejahteraan sosial semakin baik sesuai standar pelayanan minimal. 2. Membangun kesiapan diri LKS dan UPT/D mengikuti akreditasi 3. LKS dan UPT/D menyiapkan perangkat software dan hardware. 4. Membantu menganalisis faktor penghambat dan pendukung proses akreditasi yang sesuai dengan standar pelayanan minimal Pelaksana supervisi adalah: 1. Kementerian Sosial RI cq. Badiklit: memberikan bimbingan teknis kepada LKS dan UPT/D agar dapat menyiapkan diri mengikuti akreditasi. 2. Badan Akreditasi a. Bimbingan teknis kepada perwakilan Badan Akreditasi di daerah b. Bimbingan teknis kepada para asesor didalam melakukan penilaian akreditasi Langkah-langkah supervisi: 1. Menyusun panduan dan instrument supervisi 2. Melaksanakan supervisi 3. Laporan hasil supervisi. xix
  • 20. B. Monitoring Monitoring merupakan suatu rangkaian kegiatan yang terencana dan sistematis dan dilakukan oleh Kementerian Sosial dalam rangka untuk memantau situasi dan kondisi, baik terhadap LKS dan/atau UPT/UPTD yang belum maupun yang telah terakreditasi. Kegiatan monitoring dilakukan secara berkala setiap triwulan, semester dan tahunan. Tujuan Monitoring adalah memberikan jaminan bagi terlaksananya proses akreditasi sesuai dengan rencana, dengan melakukan pengecekan terhadap aktivitas-aktivitas yang dijalankan, mencatat kemajuan-kemajuan yang sesuai dengan rencana, menemukenali kekuatan-kekuatan dan masalah-masalah yang timbul dan melakukan penyesuaian dengan adanya perubahan yang terus terjadi di lingkungan program/ kegiatan akreditasi Lembaga dibidang kesejahteraan sosial. Pelaksana Monitoring 1. Kementerian Sosial RI cq. Badiklit: Melakukan pemantauan perkembangan akreditasi terhadap LKS dan UPT/D. 2. Badan Akreditasi a. Pemantauan perkembangan penilaian akreditasi kepada perwakilan Badan Akreditasi di daerah b. Pemantauan terhadap berfungsi atau tidaknya peran asesor didalam melakukan penilaian akreditasi. Hasil monitoring digunakan sebagai: 1. Masukan untuk proses verifikasi dan validasi; 2. Bahan pertimbangan untuk penetapan kebijakan; dan/atau 3. Masukan untuk proses pengambilan keputusan akreditasi. C. Evaluasi Evaluasi merupakan suatu rangkaian kegiatan penilaian yang terencana dan terjadwal. 1. Tujuan evaluasi dilakukan untuk menilai: a. Kinerja dan kemajuan yang dicapai pada setiap tahapan kegiatan (evaluasi proses); xx
  • 21. b. Tingkat keberhasilan yang dicapai pada tahapan akhir kegiatan (evaluasi hasil); c. Situasi umum perkembangan LKS dan/atau UPT/UPTD ybs; d. Pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan akreditasi; e. Faktor-faktor pelancar dan pembatas (hambatan) dalam proses pelaksanaan akreditasi LKS dan/atau UPT/UPTD. 2. Pelaksana Evaluasi a. Kementerian Sosial RI cq. Badiklit: Melakukan penilaian perkembangan akreditasi terhadap LKS dan UPT/D. b. Badan Akreditasi 1) Penilaian akreditasi kepada perwakilan Badan Akreditasi di daerah 2) Penilaian terhadap berfungsi atau tidaknya peran asesor didalam melakukan penilaian akreditasi. D. Pelaporan Laporan merupakan suatu rangkaian aktivitas penyampaian data dan informasi yang terencana dan terjadwal. Bentuk laporan pelaksanaan kegiatan akreditasi baik yang dilakukan oleh Kementerian Sosial maupun yang dilakukan oleh Badan Akreditasi terdiri dari: a. Laporan hasil visitasi/ pelaksanaan akreditasi b. Laporan pelaksanaan hasil supervisi c. Laporan pelaksanaan hasil monitoring; d. Laporan pelaksanaan hasil evaluasi; e. Laporan rutin berkala, baik laporan semester maupun laporan akhir tahun; f. Laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran. xxi
  • 22. BAB VI P E N U T U P Buku Panduan Umum ini disusun untuk menjadi acuan dan pegangan bagi para penanggung-jawab program pada Kementeria/Instansi/Lembaga yang menjadi mitra Badan Akreditasi, baik di tingkap pusat, di provinsi maupun di kabupaten/kota. Buku Panduan Umum ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan oleh semua pihak, baik segenap civitas Badan Akreditasi maupun Kementerian/ Instansi/Lembaga terkait dan khususnya para penyelenggara lembaga kese-jahteraan sosial yang berada diberbagai wilayah Indonesia. Kehadiran buku panduan ini, pada prinsipnya tidak hanya sebagai acuan bagi pihak terkait, akan tetapi juga dimaksudkan sebagai upaya perluasan informasi dalam rangka peningkatan pemahaman dari segenap pemangku kepentingan (stakeholders) khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dengan tersusunnya buku ini, segenap civitas Badan Akreditasi berharap agar proses pelaksanaan akreditasi terhadap lembaga di bidang kesejahteraan dapat berjalan sesuai ketentuan yang berlaku. xxii