SlideShare a Scribd company logo
BAB.5
DISUSUN OLEH :
BASRI LAHAMUDDIN
Bab.5. Teori Kinetik Gas
PETA KONSEP
TEORI KINETIK GAS
mempelajari
Hukum-hukum
gas
Molekul-molekul
Gas ideal
Sifat-sifat
gas
terdiri dari
Hukum
Boyle
Hukum
Gay-Lussac
Hukum
Charles
terdiri dari
Energi
Kinetik
Laju
rms
Energi
dalam
Gas
ideal
persamaan
nR
T
pV

sifat
- tidak ada interaksi
molekul
- ukuran molekul diabaikan
- tumbukan elastis
sempurna
Gas
nyata
sifat
- ada interaksi molekul
- ukuran molekul
diperhitungkan
persamaannya
CpV 
persamaannya
C
T
p

persamaannya
C
T
V

untuk
dipahami
melalui
Persamaan Van Der Walls
nRTanV
v
bn
p 





 )(2
2
Satu derajat
kebebasan
kTE 2
1

Dua derajat
kebebasan
kTE 
Tiga derajat
kebebasan
kTE 2
3

persamaannya
m
kT
vrms
3

monoatomik diatomik
pada
1
Bab.5. Teori Kinetik Gas
Gas yang akan kita bahas di sini adalah gas ideal. Gas ideal sebenarnya tidak ada
di alam. Gas ideal merupakan penyederhanaan atau idealisasi dari gas yang sebenarnya
(gas nyata) dengan membuang sifat-sifat yang tidak terlalu signifikan untuk memudahkan
analisis. Namun, orang dapat menciptakan kondisi sehingga gas nyata memiliki sifat-sifat
yang mendekati sifat-sifat gas ideal.
Beberapa sifat Gas ideal :
2
a. Tidak ada interaksi antar molekul gas
Dalam gas ideal dianggap tidak ada gaya
antar molekul gas, meskipun jarak antar
molekul sangat dekat. Interaksi yang terjadi
antar molekul gas hanyalah tumbukan antar
molekul yang sifatnya elastik sempurna.
Artinya, setelah tumbukan tidak terjadi
perubahan energi kinetik total molekul.
Gambar 5.1. Jarak antar partikel
(molekul) dalam gas berjauhan
sehingga gaya interaksi dianggap nol.
Sumber : google.com
Keadaan sebaliknya terjadi pada gas nyata, yaitu ada tarikan antar molekul
gas bila jarak antar molekul sangat dekat. Gaya tarik-menarik inilah yang
menyebabkan gas dapat mencair, sedangkan gas ideal tidak dapat mencair.
Gas nyata mendekati sifat gas ideal bila jarak rata-rata antar molekul
sangat jauh sehingga gaya tarik antar molekul dapat dianggap nol. Jarak antar
molekul yang besar dapat dicapai dengan memperkecil tekanan gas dan menaikkan
suhunya (jauh di atas titik didih).
b. Molekul gas dapat dipandang sebagai partikel yang ukurannya dapat
diabaikan (dianggap nol).
Dengan anggapan ini, maka ruang yang ditempati gas ideal dapat dianggap
semuanya ruang kosong karena volume total semua partikel gas dapat dianggap nol.
Kondisi ini juga dapat didekati oleh gas nyata pada tekanan rendah dan suhu tinggi
dimana jarak rata-rata antar molekul gas jauh lebih besar daripada diameter molekul
gas.
A. GAS IDEAL
Bab.5. Teori Kinetik Gas
c. Dalam satu wadah, partikel gas bergerak secara acak ke segala arah.
Tumbukan antar molekul gas maupun tumbukan antar molekul gas dengan dinding
wadah bersifat elastik sempurna sehingga energi kinetik total molekul-molekul gas
selalu tetap.
Gambar.5.2. Molekul bergerak secara acak ke segala arah.
Hukum Boyle
Robert Boyle (25 Januari 1627 – 30 Desember 1691)
mengukur sifat-sifat gas dalam keadaan yang
mendekati keadaan gas ideal. Boyle mencapai
kesimpulan bahwa :
Pernyataan di atas dapat ditulis dalam bentuk berikut :
p
1
V
keterangan : V = volume (m3
)
p = tekanan (Pa)
Hubungan di atas dapat ditulis sebagai :
Gambar.5.3.Robert Boyle
lahir tanggal 25 Januari
1627, di Lismore Castle,
County Waterford,
Irlandia.
p
C
V 1

1CpV 
atau
( 5.1)
dengan C1 adalah tetapan.
Pada suhu tetap, volume gas berbanding terbalik
dengan tekanannya.
3
Bab.5. Teori Kinetik Gas
Persamaan (5.1.) dikenal dengan nama Hukum Boyle .
Tekanan
bertambah
Suhu tetap
Gaya tekan ke
bawah pada gas
Gambar 5. 4 (a) Skema percobaan Boyle. (b) Grafik antara volume dan tekanan g
pada suhu konstan. Tekanan berbading terbalik dengan volume sebagaimana
diungkapkan oleh hukum Boyle.
as
(a) (b)
Volume suatu gas ideal pada tekanan 2,0 atm adalah 1,5 L. Berapakah
volumenya bila tekanan gas diubah menjadi setengahnya pada suhu yang sama
(konstan)?
Jawab :
Diketahui : p1 = 2,0 atm
atm0,1
Contoh 1
p
p
2
1
2 
V1 = 1,5 L
Karena suhu sebelum dan sesudah adalah sama, maka kita gunakan hukum
Boyle untuk menentukan V2, hasilnya adalah
L
atm
Lxatm
p
Vp
V
3
0,1
5,10,2
2
11
2



4
Bab.5. Teori Kinetik Gas
Hukum Gay-Lussac
Gay-Lussac (6 Desember 1778 – 10 Mei 1850))
mengamati perubahan tekanan gas bila suhunya diubah-
ubah dengan mempertahanan volume gas supaya tetap .
Gay-Lussac sampai pada kesimpulan bahwa :
Pernyataan di atas dapat ditulis dalam bentuk berikut :
Pada volume tetap, tekanan gas berbanding lurus
dengan suhunya.
Tp 
TCp 2
keterangan : T = suhu (K)
p = tekanan (Pa)
Hubungan di atas dapat ditulis sebagai :
`
atau
2C
T
p
 ( 5.2)
Gambar 5. 5. Joseph-
Louis Gay-Lussac
(6 Desember 1778 –
10 Mei 1850) ialah
kimiawan dan fisikawan
Perancis. Ia terkenal untuk
2 hukum yang berkenaan
pada gas.
dengan C2 adalah tetapan. Persamaan (5.2) dikenal dengan
nama hukum Gay-Lussac. Suhu dalam persamaan ini
tidak dinyatakan dalam satuan celcius, tetapi dalam satuan
kelvin.
5
Tekanan
Diubah-ubah Sensor tekanan
(a) (b)
Gambar 5. 6. (a) skema percobaan gay-Lussac (b) Grafik antara suhu dan tekanan gas pada
volume tetap. Tekanan berbanding lurus dengan suhu sebagaimana diungkapkan oleh hukum
Gay-Lussac
T
p
Bab.5. Teori Kinetik Gas
Sebuah ban mobil yang baru diisi menunjukkan tekanan 301 kPa dan suhu 20
0
C. Setelah menempuh perjalanan 100 km, suhu ban meningkat menjadi 40 0
C.
Berapakah tekanan udara dalam ban setelah perjalanan tersebut? (anggap
volume udara dalam ban tetap)
Jawab :
Diketahui : p1 = 301 kPa = 3,01 x 105
Pa
T1 = 20 0
C = 20 + 273 = 293 K
T2 = 40 0
C = 40 + 273 = 313 K
Karena volume udara dalam ban dapat dianggap tetap(konstan), maka kita
dapat menggunakan hukum Gay-Lussac untuk menentukan p2, hasilnya adalah
Pax
xx
K
K
p
T
T
p
1033,3
01,3(
293
313
5
1
1
2
2



Pa)105
Contoh 2
Hukum Charles
Gambar 5. 7. Jacques
Charles
(12 Nopember 1746 –
1823) ialah fisikawan
Perancis. Ia terkenal untuk
hukum Charles yang
berkenaan pada gas.
Charles (12 Nopember 1746 – 1823) mengamati sifat gas
yang mendekati sifat gas ideal pada tekanan tetap. Ia
mengamati perubahan volume gas pada berbagai suhu.
Charles sampai pada kesimpulan bahwa :
Pernyataan di atas dapat ditulis dalam bentuk berikut :
Jika tekanan gas dipertahankan konstan, maka
volume gas berbanding lurus dengan suhunya.
TV 
6
Bab.5. Teori Kinetik Gas
Hubungan tersebut dapat ditulis sebagai V = C3T, atau
3C
T
V
 (5.3)
Dengan C3 adalah tetapan.
Persamaan (5.3) dikenal dengan nama Hukum Charles . Tampak bahwa pada
tekanan tetap, volume gas sebanding dengan suhu dalam satuan kelvin (K).
0 o
C
Suhu diubah-ubah
V
T
Tekanan dipertahankan
(a) (b)
Gambar 5.8 (a) skema percobaan Charles (b) Grafik antara suhu dan volume
gas pada tekanan konstan. Volume berbanding lurus dengan suhu sebagaimana
diungkapkan oleh hokum Charles
Mengapa balon udara dapat naik seperti pada gambar di
samping ? Untuk menjawabnya mari kita lihat proses yang
terjadi. Ketika balon akan dinaikkan, maka udara dalam balon
dipanaskan sehingga volume udara dalam balon membesar.
Hal ini sesuai dengan hukum Charles bahwa volume gas
membesar jika suhunya naik. Akibatnya massa jenis balon
mengecil. Mengecilnya massa jenis menyebabkan gaya angkat
Archimedes lebih besar daripada berat balon secara
keseluruhan sehingga balon akan naik ke atas. Ketika sedang
terbang, kadang-kadang ketinggian balon tetap. Kondisi ini
tercapai jika gaya Archimedes sama dengan berat balon.
Gambar 5.9. Balon
udara
Balon Gas
7
Bab.5. Teori Kinetik Gas
Persamaan (5.1) sampai dengan (5.3) merupakan hasil
pengamatan pada gas yang mendekati sifat gas ideal.
Masing-masing persamaan menghubungkan dua besaran
gas, yaitu p dengan V, p dengan T, dan V dengan T.
Adakah suatu persamaan yang menghubungkan ketiga
besaran tersebut sekaligus ? Jawabannya ada. Ternyata
tiga hukum gas yang dinyatakan pada persamaan (5.1)
sampai (5.3) dapat dilebur menjadi satu persamaan, yaitu
Hukum Gas Umum
Persamaan gas ideal
menggabungkan
hukum Boyle, Hukum
Gay-Lussac dan
Hukum Charles ke
dalam satu persamaan
gas Umum
(5.4)4C
T
pV

Dengan C4 adalah tetapan.
Perhatikan dengan baik empat persamaan yang telah diberikan.
i. Pada persamaan (5.1), nilai C1 bergantung pada suhu. Berarti, pada suhu yang
berbeda nilai C1 juga berbeda.
ii. Pada persamaan (5.2), nilai C2 bergantung pada volume gas. Berarti, pada
volume yang berbeda nilai C2 juga berbeda.
iii. Pada persamaan (5.3), nilai C3 bergantung pada tekanan gas. Berarti, pada
tekanan yang berbeda nilai C3 juga berbeda.
iv. Akan tetapi, pada persamaan (5.4) nilai C4 tidak bergantung pada suhu,
tekanan, maupun volume gas. Berarti, pada suhu, tekanan dan volume berapa
pun maka nilai C4 selalu sama.
Karena kekhasannya tersebut, para ahli tertarik menentukan nilai C4 . Ternyata
diperoleh :
C4 = nR (5.5)
Keterangan :
n = jumlah mol gas
R = konstanta gas umum = 8,351 J mol-1
K-1
8
Bab.5. Teori Kinetik Gas
Berdasarkan persamaan (5.4) dan (5.5) maka diperoleh satu persamaan yang berlaku
untuk semua gas ideal, atau gas nyata yang mendekati sifat gas ideal, yaitu :
nR
T
pV
 (5.6)
Persamaan (5.6) disebut persamaan gas umum.
Sebanyak 0,2 mol gas ideal berada dalam wadah yang volumenya 10 L dan
tekanannya 1 atm.
a. Berapakah suhu gas tersebut?
b. Berapakah volume gas jika suhu menjadi setengahnya dan
tekanannya dilipatduakan?
Jawab:
Diketahui :
n = 0,2 mol
V = 10 L = 10 x 10-3
m3
= 0,01 m3
,
P = 1 atm = 105
Pa
a. Dengan menggunakan persamaan nR
T
pV
 , diperoleh suhu gas :
K
KmolJxmol
mxPa
nR
pV
T 601
351,82,0
01,010
11
35
 
b. Jika suhu diturunkan menjadi setengah dari nilainya semula,
maka T = ½ x 601 = 300,5 K. Sementara jika tekanan dilipatduakan,
maka diperoleh p = 2 x 105
Pa. Dengan menggunakan persamaan nR
T
pV

diperoleh :
Lm
Pax
KxKmolJxmol
p
TRn
V 5,20025,0
102
5,300351,82,0 3
5
11


Contoh 3
9
Bab.5. Teori Kinetik Gas
Gambar 5.10. Kecepatan partikel gas selalu
dapat diuraikan menjadi tiga komponen
kecepatan yang sejajar sumbu X, sejajar
sumbu Y, dan sejajar sumbu Z.
B. TEOREMA EKIPARTISI ENERGI
Molekul-molekul gas ideal dalam suatu wadah
bergerak dalam arah sembarang. Namun, arah
sembarang tersebut selalu dapat diuraikan atas
tiga arah yang saling tegak lurus, yaitu sejajar
sumbu X, sejajar sumbu Y dan sejajar sumbu Z.
Makin tinggi suhu gas maka makin besar
pula kecepatan gerak molekulnya, yang berarti
makin besar energi kinetiknya. Teorema
Ekipartisi energi menyatakan bahwa :
Vy
Vx
Vz
X
Y
Z
Energi rata-rata untuk tiap derajat
kebebasan yang dimiliki molekul sama
dengan ½ kT, dengan k adalah tetapan
Boltzmann dan T adalah suhu gas (K)
Nilai tetapan Boltzmann, k = 1,38 x 10-23
J/K. Apakah yang dimaksud dengan
energi untuk tiap derajat kebebasan ?
 Molekul dalam ruang tiga dimensi (misalnya dalam suatu wadah) dapat bergerak
dengan bebas dalam tiga arah sembarang yaitu arah sumbu X, arah sumbu Y, dan
arah sumbu Z. Dalam keadaan demikian, molekul gas dikatakan memiliki tiga
derajat kebebasan gerak. Energi rata-rata yang berkaitan dengan gerak molekul
gas (energi kinetik gas) menjadi :
kTkTx
2
3
2
1
3 
 Misalkan wadah dibuat sangat tipis sehingga molekul dapat dianggap hanya
mungkin bergerak secara bebas dalam dua arah saja, yaitu arah sumbu X dan arah
sumbu Y, maka dikatakan molekul memiliki dua derajat kebebasan gerak.
Dengan demikian, energi rata-rata yang berkaitan dengan gerak molekul, (energi
kinetik) adalah :
kTkTx 
2
1
2
10
Bab.5. Teori Kinetik Gas
 Terakhir, misalnya wadah berbentuk pipa dengan diameter sangat kecil sehingga
molekul hanya bisa bergerak dengan bebas sepanjang pipa. Dikatakan molekul
memiliki satu derajat kebebasan gerak. Energi rata-rata yang berkaitan dengan
gerak molekul menjadi
kTkTx
2
1
2
1
1 
Dalam suatu kotak terdapat 1021
molekul gas ideal. Bila suhu gas tersebut 27
0
C, berapakah energi kinetik total rata-rata molekul gas ideal tersebut?
Jawab:
Diketahui :
Suhu gas (T) = 27 + 273 = 300 K
Jumlah molekul gas (N) = 1021
molekul
Karena gas berada dalam kotak, maka jumlah derajat kebebasan gerak adalah
tiga. Dengan demikian, energi kinetik rata-rata satu molekul gas adalah
Jx
KJxx
kTkTx
21
23
102,6
/)1038,1(
2
3
2
3
2
1
3





Kx 300
Energi kinetik total rata-rata molekul gas adalah :
J
molekul
kTNE
2,6
10
)
2
3
(
21



J)10
xx 2,6( 21
Contoh 4
11
Bab.5. Teori Kinetik Gas
Mari kita perhatikan gas yang berada dalam kubus tertutup dengan panjang sisi s
(gambar 5.11). Misalkan jumlah partikel dalam kubus tersebut adalah N ( nilainya sangat
besar). Molekul-molekul bergerak dalam arah sembarang. Perhatikan molekul yang
memiliki komponen kecepatan dalam arah sumbu Y sebesar vy. Molekul bergerak ke
kanan dengan komponen kecepatan +vy (gambar 5.12). Molekul tersebut lalu dipantulkan
oleh dinding kanan secara elastik sempurna sehingga bergerak balik dengan komponen
kecepatan arah Y sebesar –vy. Jika massa satu molekul adalah m, maka diperoleh hasil
sebagai berikut:
a) Momentum satu molekul sebelum menumbuk dinding kanan adalah :
yvmp 1 (5.7)
C. TEKANAN DAN GERAK MOLEKUL
Hukum Boyle, Gay-Lussac, Charles maupun hukum
gas umum semuanya diperoleh dari hasil pengukuran
(eksperimen). Pertanyaan selanjutnya, apakah ada
landasan teori bagi hokum-hukum tersebut ?
Apakah persamaan gas yang diperoleh dari
hasil eksperimen dapat diturunkan secara teori?
Jawabannya, bisa. Inilah yang akan kita pelajari
selanjutnya.
Gambar 5.11.Partikel-partikel
gas dalam sebuah kubus.
+vy
-vy
s
y
z
x
s
Gambar 5.12. partikel bergerak bolak-balik antara dua dinding dalam arah sumbu-y
12
Bab.5. Teori Kinetik Gas
b) Momentum satu molekul setelah menumbuk dinding kanan adalah
yy vmvmp  )(2 ( 5.8)
c) Perubahan momentum molekul akibat tumbukan
yyyy vmvmvmppp 212  (5.9)
Berdasarkan hukum II Newton, gaya yang dilakukan dinding pada molekul adalah
t
vm
t
p
F
yy
md






2
(5.10)
Dengan ∆p = perubahan momentum. Kemudian, berdasarkan hukum III Newton (aksi-
reaksi), gaya yang dilakukan molekul pada dinding adalah
t
vm
FF
y
mddm


2
(5.11)
Molekul bergerak bolak-balik antara dinding kiri dan kanan. Molekul akan kembali
dipantulkan oleh dinding yang sama setelah menempuh jarak l = 2s. Dengan
demikian, selang waktu terjadinya tumbukan berurutan adalah
yy v
s
v
t
21
 (5.12)
Dengan menggabungkan persamaan (5.11) dan (5.12) diperoleh
s
vmvm
F
y
v
s
y
dm
y
2
2
2
 ( 5.13)
Luas satu dinding adalah s2
. Berarti, tekanan yang dilakukan satu molekul pada
dinding adalah
V
vm
s
vm
s
F
p
yydm
2
3
2
2
 (5.14)
dengan V = s3
adalah volume wadah (dalam hal ini kubus). Tekanan rata-rata yang
dilakukan satu molekul pada dinding adalah
V
vm
p
y
2
 (5.15)
Karena terdapat N molekul dalam wadah, maka tekanan total yang dihasilkan semua
molekul pada dinding adalah
yy
y
V
N
vm
V
N
V
vmN
pNp 
2
2
12 2
2
 (5.16)
13
Bab.5. Teori Kinetik Gas
Perhatikan ! Besaran y adalah energi kinetik rata-rata dalam arah sumbu-y. Energi
ini dihasilkan oleh satu derajat kebebasan gerak. Dengan demikian, berdasarkan
teorema ekipartisi energi, kita dapatkan
kTy
2
1
 ( 5.17)
Berarti, persamaan (5.16) dapat ditulis sebagai
V
NkT
kTx
V
N
p 
2
12
(5.18)
Jika n adalah jumlah mol gas dan NA adalah bilangan Avogadro, maka berlaku N =
n NA. Dengan demikian, tekanan gas adalah
V
TkNn
p A )(
 (5.19)
Dengan mendefinisikan NA k = R, diperoleh persamaan yang tidak lain daripada
persamaan gas umum, yaitu :
V
TRn
p  (5.20)
Tentukan jumlah molekul yang terdapat pada gas dalam kondisi STP
(Standart Temperature and Pressure) pada suhu 0 0
C dan tekanan 1 atm per
meter kubiknya.
Jawab:
Diketahui : P = 1 atm T = 0 0
C = 273 K
V = 1 m3
Ditanyakan : N = … ?
Penyelesaian
 
 
molekulxN
x
x
Tk
Vp
N
TkNpV
20
1068,2
38,1
,1(
38,1





KxKJ
mxPax
KxKJ
mxatm
23
35
23
3
273)/10
1)1001
273)/10
11


Contoh 5
14
Bab.5. Teori Kinetik Gas
Laju RMS
Salah satu besaran penting yang dimiliki molekul gas adalah
laju rms. Laju ini diperoleh dengan terlebih dahulu
mengkuadratkan laju, menentukan rata-ratanya, lalu menarik
akar dari nilai rata-rata tersebut. Untuk menentukan laju rms,
mari kita mengikuti tahap-tahap berikut ini.
KONSEP PENTING
Laju molekul gas secara umum memenuhi
rms adalah singkatan
dari root mean
square , artinya akar
rata-rata kuadrat.

 kvjvivv zyx (5.21)
Kuadrat dari laju tersebut adalah
2222
zyx vvvv  (5.22)
Energi kinetik satu molekul gas adalah
zyx
zyx vmvmvmvm




2222
2
1
2
1
2
1
2
1
(5.23)
dengan x, y dan z masing-masing energi kinetik yang berkaitan dengan komponen gerak
dalam arah x, y dan arah z saja.
Energi kinetik rata-rata adalah
zyxvm  2
2
1
(5.24)
Oleh karena x, y dan z masing-masing memiliki satu derajat kebebasan gerak,
berdasarkan teorema ekipartisi energi, maka nilai rata-ratanya adalah
,
2
kT
x  ,
2
kT
y  dan ,
2
kT
z 
Berarti, energi kinetik rata-rata menjadi
kTvm
kTkTkTkT
2
32
2
1
2
3
2
1
2
1
2
1


Atau
m
kT
v
32
 (5.25)
15
Bab.5. Teori Kinetik Gas
Dengan demikian, laju rms adalah
m
kT
vvrms
32
 (5.26)
Energi dalam Gas ideal
Dalam wadah yang memiliki suhu T, molekul gas selalu bergerak secara acak ke
segala arah. Jika energi yang dimiliki molekul gas hanya diakibatkan oleh geraknya,
energi rata-rata yang dimiliki satu molekul gas adalah
2
2
12
2
12
2
12
2
1
zyx mvmvmvmv  (5.27)
Dengan menggunakan teorema ekipartisi energi, diperoleh
kTkTkTkT 2
3
2
1
2
1
2
1
 (5.28)
Contoh 6
Massa atomik molekul gas adalah 32 sma (1 sma = 1,67 x 10-27
kg). Berapakah laju
rms molekul oksigen pada suhu 100 0
C?
Jawab
Diketahui : Massa atom oksigen, m = 32 x 1,67 x 10-27
= 5,344 x 10-26
kg
Suhu gas, T = 100 0
C
= 100 + 273 = 373 K
Ditanyakan : vrms = ... ?
Penyelesaian
sm
smx
kgx
KxKJxx
m
kT
vrms
/538
/109,2
)10344,5(
373)/1038,1(3
3
225
26
27






16
Bab.5. Teori Kinetik Gas
Jika terdapar n mol gas, maka jumlah molekul gas adalah N = n NA dengan NA adalah
bilangan Avogadro. Dengan memasukkan hubungan NAk = R, maka energi total semua
molekul gas menjadi
  TRnTkNnkTnNNU AA 2
3
2
3
2
3
)(   (5.29)
Persamaan (5.29) dikenal sebagai energi dalam gas ideal.
Gas Monoatomik dan Diatomik
Persamaan (5.29) selalu berlaku untuk gas yang partikelnya hanya terdiri dari satu
atom. Gas semacam ini disebut gas monoatomik. Contohnya: gas helium (He), neon (Ne),
argon (Ar), dan krypton (Kr).
Jika satu partikel gas mengandung lebih dari satu atom, maka persamaan energi
dalam akan berbeda pada suhu yang berbeda. Sebagai contoh, perhatifkan gas yang
partikelnya tersusun oleh dua atom. Gas semacam ini disebut gas diatomik. Contohnya:
gas oksigen(O2), hidrogen (H2), klor (Cl2), dan fluor (F2).
Contoh 7
Pada suhu 73 0
C energi dalam gas ideal adalah 500 J. Berapakah jumlah mol gas?
Jawab:
Diketahui : T = 73 0
C = (73 + 273) K = 346 K
U = 500 J
Ditanyakan: n = ... ?
Penyelesaian:
mol
KxKmolJx
Jx
RT
U
n
12,0
)346()315,8(3
5002
3
2
11

 
17
Bab.5. Teori Kinetik Gas
Jika suhu gas diatomik cukup rendah, maka
jarak antar atom hampir tidak mengalami
perubahan. Energi yang dimiliki tiap partikel
gas praktis hanya energi geraknya. Dengan
demikian, ungkapan energi dalam gas
diatomik pada suhu rendah sama dengan
untuk gas monoatomik, yaitu:
x2x1
Atom 1 Atom 2
Gambar 5.13. Getaran atom gas
pada suhu sedang.RTnu 2
3

Jika suhu dinaikkan, mulai terjadi gerak
mendekat dan menjauh dari atom penyusun
molekul gas. Atom-atom gas dikatakan
bervibrasi (bergetar).
z
y
Energi tiap molekul gas diatomik pada suhu sedang menjadi
kTkTkTkT 2
5
2
1
2
1
2
3

(5.30)
Jika terdapat n mol gas, energi dalam gas diatomik pada suhu sedang adalah
nRTU 2
5

(5.31)
Jika suhu dinaikkan lagi, maka muncul rotasi molekul terhadap pusat massanya.
Rotasi yang terjadi memiliki dua kemungkinan arah seperti tampak pada gambar (5.14).
Atom 1 bervibrasi dengan simpangan
x1 sehingga memiliki energi potensial
2
112
1
1 xkU  ,. Atom 2 bervibrasi dengan
simpangan x2 sehingga memiliki energi
potensial
x2
222
1
2 xkU . Mengingat setiap
energi vibrasi memiliki satu derajat
kebebasan, yaitu kebebasan posisi, maka
berdasarkan teorema ekipartisi, energi rata-
ratanya memenuhi:
Gambar 5.14 Rotasi molekul
diatomik pada suhu tinggi.
kTU
kTU
2
1
2
2
1
1


18
Bab.5. Teori Kinetik Gas
Rotasi yang mungkin terjadi adalah rotasi mengelilingi sumbu x dan rotasi mengelilingi
sumbu z. Tidak mungkin terjadi rotasi mengelilingi sumbu y , karena sumbu y sejajar
dengan sumbu molekul. Tiap arah rotasi menghasilkan energi kinetik rotasi.
Berdasarkan teorema ekipartisi, energi rata-rata untuk masing-masing rotasi adalah
½ kT. Dengan demikian, energi tiap molekul gas diatomik pada suhu yang cukup tinggi
menjadi:
kTkTkTkT 2
7
2
1
2
1
2
5
 ( 5.32)
Jika terdapat n mol gas, maka energi dalam gas diatomik pada suhu yang cukup tinggi
adalah:
nRTU 2
7
 (5.33)
D. PERSAMAAN UNTUK GAS NYATA
Kita sudah mempelajari gas ideal dan mendapatkan persamaan umum, yaitu
persamaan (5.20). Bagaimana dengan gas nyata yang dijumpai dalam kehidupan kita
sehari-hari ? Bagaimana persamaan untuk gas tersebut? Kalau hanya bergelut dengan gas
ideal, kita tidak akan dapat menjelaskan peristiwa pencairan dan pembekuan gas hanya
mungkin terjadi jika ada tarikan antar molekul gas.
Van der Waals (23 November 1837 – 8 Maret
1923) merupakan orang pertama yang
mengembangkan persamaan untuk gas nyata. Ide
Van der Waals dapat digambarkan sebagai
berikut:
Walaupun ukuran molekul gas sangat kecil,
namun bila volume dari sejumlah besar molekul
dijumlahkan maka akan diperoleh nilai volume
tertentu. Sementara volume yang ditulis pada
persamaan (5.20) merupakan jumlah volume
ruang kosong dan volume total semua molekul.
Volume total yang dimiliki semua molekul
gas bergantung pada jumlah molnya. Makin besar
jumlah molnya (berarti makin banyak molekul
gas), maka makin besar pula volume total
molekul-molekul gas. Dengan demikian, volume
Gambar 5.15 Johannes Diderik
van der Waals (23 November
1837
total molekul gas (Vg) dapat ditulis menjadi :
– 8 Maret 1923) ialah
ilmuwan Belanda yang terkenal
"atas karyanya pada persamaan
gas cairan", sehingga ia
memenangkan Penghargaan
Nobel dalam Fisika pada 1910.
19
Bab.5. Teori Kinetik Gas
Vg = a n (5.34)
Keterangan : n = jumlah mol molekul gas
a = a konstanta yang bergantung pada jenis gas .
Dengan demikian, volume ruang kosong dalam wadah menjadi:
V’
= V – Vg = V – a n (5.35)
Hipotesis gas ideal menyatakan bahwa tidak ada tarikan antar molekul gas. Namun
tarikan tersebut ada untuk gas nyata. Tarikan antar molekul gas menyebabkan molekul
yang akan menumbuk dinding wadah mendapat tarikan ke dalam oleh molekul lain
sehingga kekuatan tumbukan pada dinding berkurang. Akibatnya, tekanan yang
dihasilkan oleh tumbukan molekul pada dinding berkurang. Dengan demikian, tekanan
yang ada dalam persamaan (5.20) harus dikoreksi. Tekanan tersebut terlalu besar. Van der
Waals menunjukkan bahwa besarnya koreksi tekanan berbanding terbalik dengan kuadrat
volume dan berbanding lurus dengan konstanta b;
2
2
V
nb
p  (5.36)
Persamaan gas nyata dapat diperoleh dari persamaan gas ideal dengan mengganti
naVV
V
nb
pp

 2
2
(5.37)
Dengan demikian persamaan gas nyata atau persamaan Van der Waals menjadi
  TRnnaV
V
nb
p 





 2
2
(5.38)
Persamaan ini dapat menjelaskan dengan baik fenomena perubahan wujud gas, misalnya
peristiwa pencairan gas.
20
Bab.5. Teori Kinetik Gas
1. Gas ideal merupakan penyederhanaan sifat gas nyata. Beberapa sifat gas ideal, yaitu
tidak ada interaksi antara molekul gas, ukuran molekul gas dapat diabaikan, partikel
gas bergerak ke segala arah, dan tumbukan antar molekul dan molekul dengan
dinding bersifat elastis sempurna.
2. Hukum-hukum gas
a. Hukum Boyle : CpV
RANGKUMAN

b. Hukum Gay-Lussac : C
T
p

c. Hukum Charles : C
T
V

d. Hukum Gas Umum : C
T
pV

3. Teorema ekipartisi energi menerangkan besarnya energi rata-rata untuk tiap derajat
kebebasan, yaitu:
KJxkkTE /1038,1; 232
2
1 

4. Energi kinetik total satu molekul gas adalah:
2222
2
1
2
1
2
1
2
1
zyx vmvmvmvm 
Laju rms molekul dapat ditentukan dengan memanfaatkan teorema ekipartisi energi :
m
kT
vrms
3

5. Energi dalam total unt lekul gas diatomik pada
suhu rendah adalah
uk molekul gas monoatomik dan mo
TRnU 2
3

Untuk gas diatomik pada suhu sedang, energi dalamnya adalah:
TRnU 2
5

Energi dalam untuk molekul gas diatomik pada suhu tinggi adalah:
TRnU 2
7

21
Bab.5. Teori Kinetik Gas
22
Website / Blog yang menarik :
 Materi Gas Ideal
1. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/gas1/hukum-gas-
ideal/
2. http://fisikasmasmk.blogspot.com/2012/01/gas-ideal.html
3. http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/kinetic/idegas.html
4. http://www.chemguide.co.uk/physical/kt/idealgases.html
 Hukum Gay Lussac
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Gay-Lussac
2. http://www.gajahfisika.net/index.php/hukum-gay-lussac.html
3. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-sma-ma/hukum-hukum-
dasar-kimia-hukum-perbandingan-volume/
4. http://belajar.kemdiknas.go.id/index5.php?display=view&mod=script&cm
d=Bahan%20Belajar/Materi%20Pokok/SMA/view&id=393&uniq=all
 Hukum Charles dan Gas Umum
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Charles
2. http://budisma.web.id/materi/sma/fisika-kelas-xi/hukum-hukum-tentang-
gas/
3. http://preparatorychemistry.com/Bishop_Gay_Lussac_Law_Flash1.htm
 Teorema Ekipartisi Energi
1. http://fisikasmkthpati.blogspot.com/2012/10/ekipartisi-energi.html
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Teorema_ekuipartisi
 Tekanan dan Gerak Molekul
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_kinetik
 Gas Monoatomik dan Diatomik
1. http://urip.wordpress.com/2012/10/10/monoatomik-diatomik-poliatomik-
dan-termokimia/
2. http://www.angelo.edu/faculty/kboudrea/periodic/physical_diatomics.htm

More Related Content

What's hot

Penerapan defrensial
Penerapan defrensialPenerapan defrensial
Penerapan defrensial
FKIP UHO
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Muhammad Ali Subkhan Candra
 
Percobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturanPercobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturan
KLOTILDAJENIRITA
 
Lks gas ideal komplit
Lks gas ideal komplitLks gas ideal komplit
Lks gas ideal komplit
NolyShofiyah1
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
umammuhammad27
 
Model-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatModel-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatRisdawati Hutabarat
 
Laporan Praktikum Fisika “Cepat Rambat Bunyi dalam Dawai dan Tabung Resonansi”
Laporan Praktikum Fisika “Cepat Rambat Bunyi  dalam Dawai dan Tabung Resonansi”Laporan Praktikum Fisika “Cepat Rambat Bunyi  dalam Dawai dan Tabung Resonansi”
Laporan Praktikum Fisika “Cepat Rambat Bunyi dalam Dawai dan Tabung Resonansi”
Revika Nurul Fadillah
 
Pertemuan iv-v
Pertemuan iv-vPertemuan iv-v
Pertemuan iv-v
Muhammad Syarif
 
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajatLaporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
Azizah Fitria Sari
 
Teorema torricelli
Teorema torricelliTeorema torricelli
Teorema torricelli
afrays iwd
 
Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel
Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel
Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel
Maulitsa Putriyono
 
Gas Ideal Dan Gas Nyata
Gas Ideal Dan Gas NyataGas Ideal Dan Gas Nyata
Gas Ideal Dan Gas Nyatarevy44
 
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
Mahammad Khadafi
 
Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Dede Suhendra
 
Potensial Termodinamika
 Potensial Termodinamika Potensial Termodinamika
Potensial Termodinamika
Mutiara Cess
 
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)Chaed Al Habibah
 
Teori Kinetik Gas
Teori Kinetik GasTeori Kinetik Gas
Teori Kinetik Gas
SMPN 3 TAMAN SIDOARJO
 

What's hot (20)

Penerapan defrensial
Penerapan defrensialPenerapan defrensial
Penerapan defrensial
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
 
Percobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturanPercobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturan
 
Lks gas ideal komplit
Lks gas ideal komplitLks gas ideal komplit
Lks gas ideal komplit
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
 
Model-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatModel-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat Padat
 
Laporan Praktikum Fisika “Cepat Rambat Bunyi dalam Dawai dan Tabung Resonansi”
Laporan Praktikum Fisika “Cepat Rambat Bunyi  dalam Dawai dan Tabung Resonansi”Laporan Praktikum Fisika “Cepat Rambat Bunyi  dalam Dawai dan Tabung Resonansi”
Laporan Praktikum Fisika “Cepat Rambat Bunyi dalam Dawai dan Tabung Resonansi”
 
Entropi (new)
Entropi (new)Entropi (new)
Entropi (new)
 
Pertemuan iv-v
Pertemuan iv-vPertemuan iv-v
Pertemuan iv-v
 
Kimia fisika
Kimia fisikaKimia fisika
Kimia fisika
 
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajatLaporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
 
Teorema torricelli
Teorema torricelliTeorema torricelli
Teorema torricelli
 
Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel
Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel
Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel
 
Gas Ideal Dan Gas Nyata
Gas Ideal Dan Gas NyataGas Ideal Dan Gas Nyata
Gas Ideal Dan Gas Nyata
 
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
 
Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i
 
Potensial Termodinamika
 Potensial Termodinamika Potensial Termodinamika
Potensial Termodinamika
 
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
 
Teori Kinetik Gas
Teori Kinetik GasTeori Kinetik Gas
Teori Kinetik Gas
 
Termodinamika modul
Termodinamika modulTermodinamika modul
Termodinamika modul
 

Viewers also liked

Teori Kinetik Gas - Zainal Abidin
Teori Kinetik Gas - Zainal AbidinTeori Kinetik Gas - Zainal Abidin
Teori Kinetik Gas - Zainal Abidin
Zainal Abidin Mustofa
 
Teori kinetik gas
Teori kinetik gasTeori kinetik gas
Teori kinetik gas
Larasaty Putri
 
Materi (teori kinetik gas)
Materi (teori kinetik gas)Materi (teori kinetik gas)
Materi (teori kinetik gas)
nendensriarnida
 
4 teori kinetika gas
4 teori kinetika gas4 teori kinetika gas
4 teori kinetika gas
Mahammad Khadafi
 
Contoh Soal dan Pembahasan Teori Kinetik Gas
Contoh Soal dan Pembahasan Teori Kinetik GasContoh Soal dan Pembahasan Teori Kinetik Gas
Contoh Soal dan Pembahasan Teori Kinetik GasRenny Aniwarna
 
Tekanan gas dalam ruang tertutup
Tekanan gas dalam ruang tertutupTekanan gas dalam ruang tertutup
Tekanan gas dalam ruang tertutupfanda_eka
 
Teori Kinetik Gas
Teori Kinetik GasTeori Kinetik Gas
Teori Kinetik Gas
Rizka A. Hutami
 
teori kinetik gas
teori kinetik gasteori kinetik gas
teori kinetik gas
SMA Negeri 9 KERINCI
 
Teori kinetik gas
Teori kinetik gasTeori kinetik gas
Teori kinetik gas
Lois Tulangow
 
Gas Ideal - Kelompok 2
Gas Ideal -  Kelompok 2Gas Ideal -  Kelompok 2
Gas Ideal - Kelompok 2
Alfian Isnan
 
Teori kinetik gas video ppt
Teori kinetik gas video pptTeori kinetik gas video ppt
Teori kinetik gas video ppt
sumarty -
 
Xi 2 3.1 gas ideal
Xi 2 3.1 gas idealXi 2 3.1 gas ideal
Xi 2 3.1 gas ideal
rizki arya
 
Bajar ajar fi sisika gas ideal (revisi).ppt
Bajar ajar fi sisika gas ideal (revisi).pptBajar ajar fi sisika gas ideal (revisi).ppt
Bajar ajar fi sisika gas ideal (revisi).ppt
eli priyatna laidan
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gasRfebiola
 
Teori kinetik gas
Teori kinetik gasTeori kinetik gas
Teori kinetik gas
larash 13
 
Termodinamika & teori kinetik gas
Termodinamika & teori kinetik gasTermodinamika & teori kinetik gas
Termodinamika & teori kinetik gasNuRul Emi
 
2 gas ideal & gas nyata edited
2 gas ideal & gas nyata edited2 gas ideal & gas nyata edited
2 gas ideal & gas nyata edited
Mahammad Khadafi
 
Hukum Gas dan Hubungan Volume Gas dari Persamaan Reaksi
Hukum Gas dan Hubungan Volume Gas dari Persamaan ReaksiHukum Gas dan Hubungan Volume Gas dari Persamaan Reaksi
Hukum Gas dan Hubungan Volume Gas dari Persamaan Reaksi
Furi Ayu Fazrilla
 
Gas Ideal - Kelompok 4
Gas Ideal -  Kelompok 4Gas Ideal -  Kelompok 4
Gas Ideal - Kelompok 4
Alfian Isnan
 

Viewers also liked (20)

Teori Kinetik Gas - Zainal Abidin
Teori Kinetik Gas - Zainal AbidinTeori Kinetik Gas - Zainal Abidin
Teori Kinetik Gas - Zainal Abidin
 
Teori kinetik gas
Teori kinetik gasTeori kinetik gas
Teori kinetik gas
 
Teori kinetik gas
Teori kinetik gasTeori kinetik gas
Teori kinetik gas
 
Materi (teori kinetik gas)
Materi (teori kinetik gas)Materi (teori kinetik gas)
Materi (teori kinetik gas)
 
4 teori kinetika gas
4 teori kinetika gas4 teori kinetika gas
4 teori kinetika gas
 
Contoh Soal dan Pembahasan Teori Kinetik Gas
Contoh Soal dan Pembahasan Teori Kinetik GasContoh Soal dan Pembahasan Teori Kinetik Gas
Contoh Soal dan Pembahasan Teori Kinetik Gas
 
Tekanan gas dalam ruang tertutup
Tekanan gas dalam ruang tertutupTekanan gas dalam ruang tertutup
Tekanan gas dalam ruang tertutup
 
Teori Kinetik Gas
Teori Kinetik GasTeori Kinetik Gas
Teori Kinetik Gas
 
teori kinetik gas
teori kinetik gasteori kinetik gas
teori kinetik gas
 
Teori kinetik gas
Teori kinetik gasTeori kinetik gas
Teori kinetik gas
 
Gas Ideal - Kelompok 2
Gas Ideal -  Kelompok 2Gas Ideal -  Kelompok 2
Gas Ideal - Kelompok 2
 
Teori kinetik gas video ppt
Teori kinetik gas video pptTeori kinetik gas video ppt
Teori kinetik gas video ppt
 
Xi 2 3.1 gas ideal
Xi 2 3.1 gas idealXi 2 3.1 gas ideal
Xi 2 3.1 gas ideal
 
Bajar ajar fi sisika gas ideal (revisi).ppt
Bajar ajar fi sisika gas ideal (revisi).pptBajar ajar fi sisika gas ideal (revisi).ppt
Bajar ajar fi sisika gas ideal (revisi).ppt
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gas
 
Teori kinetik gas
Teori kinetik gasTeori kinetik gas
Teori kinetik gas
 
Termodinamika & teori kinetik gas
Termodinamika & teori kinetik gasTermodinamika & teori kinetik gas
Termodinamika & teori kinetik gas
 
2 gas ideal & gas nyata edited
2 gas ideal & gas nyata edited2 gas ideal & gas nyata edited
2 gas ideal & gas nyata edited
 
Hukum Gas dan Hubungan Volume Gas dari Persamaan Reaksi
Hukum Gas dan Hubungan Volume Gas dari Persamaan ReaksiHukum Gas dan Hubungan Volume Gas dari Persamaan Reaksi
Hukum Gas dan Hubungan Volume Gas dari Persamaan Reaksi
 
Gas Ideal - Kelompok 4
Gas Ideal -  Kelompok 4Gas Ideal -  Kelompok 4
Gas Ideal - Kelompok 4
 

Similar to Teori Kinetik Gas

77190036 gas-ideal-sulies
77190036 gas-ideal-sulies77190036 gas-ideal-sulies
77190036 gas-ideal-sulies
Saif Azhar
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
1habib
 
TEORI KINETIK GAS _R (1).pptx
TEORI KINETIK GAS _R (1).pptxTEORI KINETIK GAS _R (1).pptx
TEORI KINETIK GAS _R (1).pptx
ParlindunganSitangga1
 
Aplikasi stokiometri
Aplikasi stokiometriAplikasi stokiometri
Aplikasi stokiometri
rifkyags
 
Tugas resume termo
Tugas resume termoTugas resume termo
Tugas resume termo
Keys Ryan
 
Aplikasi stoikiometri
Aplikasi stoikiometriAplikasi stoikiometri
Aplikasi stoikiometri
rini pujiastuti
 
bab5gas-160204025444.pdf
bab5gas-160204025444.pdfbab5gas-160204025444.pdf
bab5gas-160204025444.pdf
sutarsi
 
Perubahan Fasa
Perubahan FasaPerubahan Fasa
Perubahan Fasa
PTIK BB
 
Ppt.2. gas ideal & gas nyata (TPM's Matery)
Ppt.2. gas ideal & gas nyata (TPM's Matery)Ppt.2. gas ideal & gas nyata (TPM's Matery)
Ppt.2. gas ideal & gas nyata (TPM's Matery)revy44
 
Ppt.2. gas ideal & gas nyata
Ppt.2. gas ideal & gas nyataPpt.2. gas ideal & gas nyata
Ppt.2. gas ideal & gas nyatarevy44
 
Teori kinetik gas part 1
Teori kinetik gas part 1Teori kinetik gas part 1
Teori kinetik gas part 1
aviyalisana
 
5. Gas Ideal.ppt
5. Gas Ideal.ppt5. Gas Ideal.ppt
5. Gas Ideal.ppt
NanaMisrochah1
 

Similar to Teori Kinetik Gas (20)

Gas Ideal
Gas IdealGas Ideal
Gas Ideal
 
77190036 gas-ideal-sulies
77190036 gas-ideal-sulies77190036 gas-ideal-sulies
77190036 gas-ideal-sulies
 
GAS
GASGAS
GAS
 
2 hokum boyle
2 hokum boyle2 hokum boyle
2 hokum boyle
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
09 bab 8
09 bab 809 bab 8
09 bab 8
 
TEORI KINETIK GAS _R (1).pptx
TEORI KINETIK GAS _R (1).pptxTEORI KINETIK GAS _R (1).pptx
TEORI KINETIK GAS _R (1).pptx
 
Farfis i
Farfis iFarfis i
Farfis i
 
Aplikasi stokiometri
Aplikasi stokiometriAplikasi stokiometri
Aplikasi stokiometri
 
Tugas resume termo
Tugas resume termoTugas resume termo
Tugas resume termo
 
Aplikasi stoikiometri
Aplikasi stoikiometriAplikasi stoikiometri
Aplikasi stoikiometri
 
bab5gas-160204025444.pdf
bab5gas-160204025444.pdfbab5gas-160204025444.pdf
bab5gas-160204025444.pdf
 
Hukum-hukum Gas
Hukum-hukum GasHukum-hukum Gas
Hukum-hukum Gas
 
Perubahan Fasa
Perubahan FasaPerubahan Fasa
Perubahan Fasa
 
Ppt.2. gas ideal & gas nyata (TPM's Matery)
Ppt.2. gas ideal & gas nyata (TPM's Matery)Ppt.2. gas ideal & gas nyata (TPM's Matery)
Ppt.2. gas ideal & gas nyata (TPM's Matery)
 
Ppt.2. gas ideal & gas nyata
Ppt.2. gas ideal & gas nyataPpt.2. gas ideal & gas nyata
Ppt.2. gas ideal & gas nyata
 
Teori kinetik gas part 1
Teori kinetik gas part 1Teori kinetik gas part 1
Teori kinetik gas part 1
 
Teor
TeorTeor
Teor
 
Thermodinamika Kimia
Thermodinamika KimiaThermodinamika Kimia
Thermodinamika Kimia
 
5. Gas Ideal.ppt
5. Gas Ideal.ppt5. Gas Ideal.ppt
5. Gas Ideal.ppt
 

Recently uploaded

PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptxPERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
TeukuEriSyahputra
 
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
VenyHandayani2
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
denunugraha
 
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptxALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
rusinaharva1
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
GuneriHollyIrda
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
OcitaDianAntari
 
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
AskariB1
 

Recently uploaded (20)

PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptxPERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
 
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
 
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptxALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
 
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
 

Teori Kinetik Gas

  • 2. Bab.5. Teori Kinetik Gas PETA KONSEP TEORI KINETIK GAS mempelajari Hukum-hukum gas Molekul-molekul Gas ideal Sifat-sifat gas terdiri dari Hukum Boyle Hukum Gay-Lussac Hukum Charles terdiri dari Energi Kinetik Laju rms Energi dalam Gas ideal persamaan nR T pV  sifat - tidak ada interaksi molekul - ukuran molekul diabaikan - tumbukan elastis sempurna Gas nyata sifat - ada interaksi molekul - ukuran molekul diperhitungkan persamaannya CpV  persamaannya C T p  persamaannya C T V  untuk dipahami melalui Persamaan Van Der Walls nRTanV v bn p        )(2 2 Satu derajat kebebasan kTE 2 1  Dua derajat kebebasan kTE  Tiga derajat kebebasan kTE 2 3  persamaannya m kT vrms 3  monoatomik diatomik pada 1
  • 3. Bab.5. Teori Kinetik Gas Gas yang akan kita bahas di sini adalah gas ideal. Gas ideal sebenarnya tidak ada di alam. Gas ideal merupakan penyederhanaan atau idealisasi dari gas yang sebenarnya (gas nyata) dengan membuang sifat-sifat yang tidak terlalu signifikan untuk memudahkan analisis. Namun, orang dapat menciptakan kondisi sehingga gas nyata memiliki sifat-sifat yang mendekati sifat-sifat gas ideal. Beberapa sifat Gas ideal : 2 a. Tidak ada interaksi antar molekul gas Dalam gas ideal dianggap tidak ada gaya antar molekul gas, meskipun jarak antar molekul sangat dekat. Interaksi yang terjadi antar molekul gas hanyalah tumbukan antar molekul yang sifatnya elastik sempurna. Artinya, setelah tumbukan tidak terjadi perubahan energi kinetik total molekul. Gambar 5.1. Jarak antar partikel (molekul) dalam gas berjauhan sehingga gaya interaksi dianggap nol. Sumber : google.com Keadaan sebaliknya terjadi pada gas nyata, yaitu ada tarikan antar molekul gas bila jarak antar molekul sangat dekat. Gaya tarik-menarik inilah yang menyebabkan gas dapat mencair, sedangkan gas ideal tidak dapat mencair. Gas nyata mendekati sifat gas ideal bila jarak rata-rata antar molekul sangat jauh sehingga gaya tarik antar molekul dapat dianggap nol. Jarak antar molekul yang besar dapat dicapai dengan memperkecil tekanan gas dan menaikkan suhunya (jauh di atas titik didih). b. Molekul gas dapat dipandang sebagai partikel yang ukurannya dapat diabaikan (dianggap nol). Dengan anggapan ini, maka ruang yang ditempati gas ideal dapat dianggap semuanya ruang kosong karena volume total semua partikel gas dapat dianggap nol. Kondisi ini juga dapat didekati oleh gas nyata pada tekanan rendah dan suhu tinggi dimana jarak rata-rata antar molekul gas jauh lebih besar daripada diameter molekul gas. A. GAS IDEAL
  • 4. Bab.5. Teori Kinetik Gas c. Dalam satu wadah, partikel gas bergerak secara acak ke segala arah. Tumbukan antar molekul gas maupun tumbukan antar molekul gas dengan dinding wadah bersifat elastik sempurna sehingga energi kinetik total molekul-molekul gas selalu tetap. Gambar.5.2. Molekul bergerak secara acak ke segala arah. Hukum Boyle Robert Boyle (25 Januari 1627 – 30 Desember 1691) mengukur sifat-sifat gas dalam keadaan yang mendekati keadaan gas ideal. Boyle mencapai kesimpulan bahwa : Pernyataan di atas dapat ditulis dalam bentuk berikut : p 1 V keterangan : V = volume (m3 ) p = tekanan (Pa) Hubungan di atas dapat ditulis sebagai : Gambar.5.3.Robert Boyle lahir tanggal 25 Januari 1627, di Lismore Castle, County Waterford, Irlandia. p C V 1  1CpV  atau ( 5.1) dengan C1 adalah tetapan. Pada suhu tetap, volume gas berbanding terbalik dengan tekanannya. 3
  • 5. Bab.5. Teori Kinetik Gas Persamaan (5.1.) dikenal dengan nama Hukum Boyle . Tekanan bertambah Suhu tetap Gaya tekan ke bawah pada gas Gambar 5. 4 (a) Skema percobaan Boyle. (b) Grafik antara volume dan tekanan g pada suhu konstan. Tekanan berbading terbalik dengan volume sebagaimana diungkapkan oleh hukum Boyle. as (a) (b) Volume suatu gas ideal pada tekanan 2,0 atm adalah 1,5 L. Berapakah volumenya bila tekanan gas diubah menjadi setengahnya pada suhu yang sama (konstan)? Jawab : Diketahui : p1 = 2,0 atm atm0,1 Contoh 1 p p 2 1 2  V1 = 1,5 L Karena suhu sebelum dan sesudah adalah sama, maka kita gunakan hukum Boyle untuk menentukan V2, hasilnya adalah L atm Lxatm p Vp V 3 0,1 5,10,2 2 11 2    4
  • 6. Bab.5. Teori Kinetik Gas Hukum Gay-Lussac Gay-Lussac (6 Desember 1778 – 10 Mei 1850)) mengamati perubahan tekanan gas bila suhunya diubah- ubah dengan mempertahanan volume gas supaya tetap . Gay-Lussac sampai pada kesimpulan bahwa : Pernyataan di atas dapat ditulis dalam bentuk berikut : Pada volume tetap, tekanan gas berbanding lurus dengan suhunya. Tp  TCp 2 keterangan : T = suhu (K) p = tekanan (Pa) Hubungan di atas dapat ditulis sebagai : ` atau 2C T p  ( 5.2) Gambar 5. 5. Joseph- Louis Gay-Lussac (6 Desember 1778 – 10 Mei 1850) ialah kimiawan dan fisikawan Perancis. Ia terkenal untuk 2 hukum yang berkenaan pada gas. dengan C2 adalah tetapan. Persamaan (5.2) dikenal dengan nama hukum Gay-Lussac. Suhu dalam persamaan ini tidak dinyatakan dalam satuan celcius, tetapi dalam satuan kelvin. 5 Tekanan Diubah-ubah Sensor tekanan (a) (b) Gambar 5. 6. (a) skema percobaan gay-Lussac (b) Grafik antara suhu dan tekanan gas pada volume tetap. Tekanan berbanding lurus dengan suhu sebagaimana diungkapkan oleh hukum Gay-Lussac T p
  • 7. Bab.5. Teori Kinetik Gas Sebuah ban mobil yang baru diisi menunjukkan tekanan 301 kPa dan suhu 20 0 C. Setelah menempuh perjalanan 100 km, suhu ban meningkat menjadi 40 0 C. Berapakah tekanan udara dalam ban setelah perjalanan tersebut? (anggap volume udara dalam ban tetap) Jawab : Diketahui : p1 = 301 kPa = 3,01 x 105 Pa T1 = 20 0 C = 20 + 273 = 293 K T2 = 40 0 C = 40 + 273 = 313 K Karena volume udara dalam ban dapat dianggap tetap(konstan), maka kita dapat menggunakan hukum Gay-Lussac untuk menentukan p2, hasilnya adalah Pax xx K K p T T p 1033,3 01,3( 293 313 5 1 1 2 2    Pa)105 Contoh 2 Hukum Charles Gambar 5. 7. Jacques Charles (12 Nopember 1746 – 1823) ialah fisikawan Perancis. Ia terkenal untuk hukum Charles yang berkenaan pada gas. Charles (12 Nopember 1746 – 1823) mengamati sifat gas yang mendekati sifat gas ideal pada tekanan tetap. Ia mengamati perubahan volume gas pada berbagai suhu. Charles sampai pada kesimpulan bahwa : Pernyataan di atas dapat ditulis dalam bentuk berikut : Jika tekanan gas dipertahankan konstan, maka volume gas berbanding lurus dengan suhunya. TV  6
  • 8. Bab.5. Teori Kinetik Gas Hubungan tersebut dapat ditulis sebagai V = C3T, atau 3C T V  (5.3) Dengan C3 adalah tetapan. Persamaan (5.3) dikenal dengan nama Hukum Charles . Tampak bahwa pada tekanan tetap, volume gas sebanding dengan suhu dalam satuan kelvin (K). 0 o C Suhu diubah-ubah V T Tekanan dipertahankan (a) (b) Gambar 5.8 (a) skema percobaan Charles (b) Grafik antara suhu dan volume gas pada tekanan konstan. Volume berbanding lurus dengan suhu sebagaimana diungkapkan oleh hokum Charles Mengapa balon udara dapat naik seperti pada gambar di samping ? Untuk menjawabnya mari kita lihat proses yang terjadi. Ketika balon akan dinaikkan, maka udara dalam balon dipanaskan sehingga volume udara dalam balon membesar. Hal ini sesuai dengan hukum Charles bahwa volume gas membesar jika suhunya naik. Akibatnya massa jenis balon mengecil. Mengecilnya massa jenis menyebabkan gaya angkat Archimedes lebih besar daripada berat balon secara keseluruhan sehingga balon akan naik ke atas. Ketika sedang terbang, kadang-kadang ketinggian balon tetap. Kondisi ini tercapai jika gaya Archimedes sama dengan berat balon. Gambar 5.9. Balon udara Balon Gas 7
  • 9. Bab.5. Teori Kinetik Gas Persamaan (5.1) sampai dengan (5.3) merupakan hasil pengamatan pada gas yang mendekati sifat gas ideal. Masing-masing persamaan menghubungkan dua besaran gas, yaitu p dengan V, p dengan T, dan V dengan T. Adakah suatu persamaan yang menghubungkan ketiga besaran tersebut sekaligus ? Jawabannya ada. Ternyata tiga hukum gas yang dinyatakan pada persamaan (5.1) sampai (5.3) dapat dilebur menjadi satu persamaan, yaitu Hukum Gas Umum Persamaan gas ideal menggabungkan hukum Boyle, Hukum Gay-Lussac dan Hukum Charles ke dalam satu persamaan gas Umum (5.4)4C T pV  Dengan C4 adalah tetapan. Perhatikan dengan baik empat persamaan yang telah diberikan. i. Pada persamaan (5.1), nilai C1 bergantung pada suhu. Berarti, pada suhu yang berbeda nilai C1 juga berbeda. ii. Pada persamaan (5.2), nilai C2 bergantung pada volume gas. Berarti, pada volume yang berbeda nilai C2 juga berbeda. iii. Pada persamaan (5.3), nilai C3 bergantung pada tekanan gas. Berarti, pada tekanan yang berbeda nilai C3 juga berbeda. iv. Akan tetapi, pada persamaan (5.4) nilai C4 tidak bergantung pada suhu, tekanan, maupun volume gas. Berarti, pada suhu, tekanan dan volume berapa pun maka nilai C4 selalu sama. Karena kekhasannya tersebut, para ahli tertarik menentukan nilai C4 . Ternyata diperoleh : C4 = nR (5.5) Keterangan : n = jumlah mol gas R = konstanta gas umum = 8,351 J mol-1 K-1 8
  • 10. Bab.5. Teori Kinetik Gas Berdasarkan persamaan (5.4) dan (5.5) maka diperoleh satu persamaan yang berlaku untuk semua gas ideal, atau gas nyata yang mendekati sifat gas ideal, yaitu : nR T pV  (5.6) Persamaan (5.6) disebut persamaan gas umum. Sebanyak 0,2 mol gas ideal berada dalam wadah yang volumenya 10 L dan tekanannya 1 atm. a. Berapakah suhu gas tersebut? b. Berapakah volume gas jika suhu menjadi setengahnya dan tekanannya dilipatduakan? Jawab: Diketahui : n = 0,2 mol V = 10 L = 10 x 10-3 m3 = 0,01 m3 , P = 1 atm = 105 Pa a. Dengan menggunakan persamaan nR T pV  , diperoleh suhu gas : K KmolJxmol mxPa nR pV T 601 351,82,0 01,010 11 35   b. Jika suhu diturunkan menjadi setengah dari nilainya semula, maka T = ½ x 601 = 300,5 K. Sementara jika tekanan dilipatduakan, maka diperoleh p = 2 x 105 Pa. Dengan menggunakan persamaan nR T pV  diperoleh : Lm Pax KxKmolJxmol p TRn V 5,20025,0 102 5,300351,82,0 3 5 11   Contoh 3 9
  • 11. Bab.5. Teori Kinetik Gas Gambar 5.10. Kecepatan partikel gas selalu dapat diuraikan menjadi tiga komponen kecepatan yang sejajar sumbu X, sejajar sumbu Y, dan sejajar sumbu Z. B. TEOREMA EKIPARTISI ENERGI Molekul-molekul gas ideal dalam suatu wadah bergerak dalam arah sembarang. Namun, arah sembarang tersebut selalu dapat diuraikan atas tiga arah yang saling tegak lurus, yaitu sejajar sumbu X, sejajar sumbu Y dan sejajar sumbu Z. Makin tinggi suhu gas maka makin besar pula kecepatan gerak molekulnya, yang berarti makin besar energi kinetiknya. Teorema Ekipartisi energi menyatakan bahwa : Vy Vx Vz X Y Z Energi rata-rata untuk tiap derajat kebebasan yang dimiliki molekul sama dengan ½ kT, dengan k adalah tetapan Boltzmann dan T adalah suhu gas (K) Nilai tetapan Boltzmann, k = 1,38 x 10-23 J/K. Apakah yang dimaksud dengan energi untuk tiap derajat kebebasan ?  Molekul dalam ruang tiga dimensi (misalnya dalam suatu wadah) dapat bergerak dengan bebas dalam tiga arah sembarang yaitu arah sumbu X, arah sumbu Y, dan arah sumbu Z. Dalam keadaan demikian, molekul gas dikatakan memiliki tiga derajat kebebasan gerak. Energi rata-rata yang berkaitan dengan gerak molekul gas (energi kinetik gas) menjadi : kTkTx 2 3 2 1 3   Misalkan wadah dibuat sangat tipis sehingga molekul dapat dianggap hanya mungkin bergerak secara bebas dalam dua arah saja, yaitu arah sumbu X dan arah sumbu Y, maka dikatakan molekul memiliki dua derajat kebebasan gerak. Dengan demikian, energi rata-rata yang berkaitan dengan gerak molekul, (energi kinetik) adalah : kTkTx  2 1 2 10
  • 12. Bab.5. Teori Kinetik Gas  Terakhir, misalnya wadah berbentuk pipa dengan diameter sangat kecil sehingga molekul hanya bisa bergerak dengan bebas sepanjang pipa. Dikatakan molekul memiliki satu derajat kebebasan gerak. Energi rata-rata yang berkaitan dengan gerak molekul menjadi kTkTx 2 1 2 1 1  Dalam suatu kotak terdapat 1021 molekul gas ideal. Bila suhu gas tersebut 27 0 C, berapakah energi kinetik total rata-rata molekul gas ideal tersebut? Jawab: Diketahui : Suhu gas (T) = 27 + 273 = 300 K Jumlah molekul gas (N) = 1021 molekul Karena gas berada dalam kotak, maka jumlah derajat kebebasan gerak adalah tiga. Dengan demikian, energi kinetik rata-rata satu molekul gas adalah Jx KJxx kTkTx 21 23 102,6 /)1038,1( 2 3 2 3 2 1 3      Kx 300 Energi kinetik total rata-rata molekul gas adalah : J molekul kTNE 2,6 10 ) 2 3 ( 21    J)10 xx 2,6( 21 Contoh 4 11
  • 13. Bab.5. Teori Kinetik Gas Mari kita perhatikan gas yang berada dalam kubus tertutup dengan panjang sisi s (gambar 5.11). Misalkan jumlah partikel dalam kubus tersebut adalah N ( nilainya sangat besar). Molekul-molekul bergerak dalam arah sembarang. Perhatikan molekul yang memiliki komponen kecepatan dalam arah sumbu Y sebesar vy. Molekul bergerak ke kanan dengan komponen kecepatan +vy (gambar 5.12). Molekul tersebut lalu dipantulkan oleh dinding kanan secara elastik sempurna sehingga bergerak balik dengan komponen kecepatan arah Y sebesar –vy. Jika massa satu molekul adalah m, maka diperoleh hasil sebagai berikut: a) Momentum satu molekul sebelum menumbuk dinding kanan adalah : yvmp 1 (5.7) C. TEKANAN DAN GERAK MOLEKUL Hukum Boyle, Gay-Lussac, Charles maupun hukum gas umum semuanya diperoleh dari hasil pengukuran (eksperimen). Pertanyaan selanjutnya, apakah ada landasan teori bagi hokum-hukum tersebut ? Apakah persamaan gas yang diperoleh dari hasil eksperimen dapat diturunkan secara teori? Jawabannya, bisa. Inilah yang akan kita pelajari selanjutnya. Gambar 5.11.Partikel-partikel gas dalam sebuah kubus. +vy -vy s y z x s Gambar 5.12. partikel bergerak bolak-balik antara dua dinding dalam arah sumbu-y 12
  • 14. Bab.5. Teori Kinetik Gas b) Momentum satu molekul setelah menumbuk dinding kanan adalah yy vmvmp  )(2 ( 5.8) c) Perubahan momentum molekul akibat tumbukan yyyy vmvmvmppp 212  (5.9) Berdasarkan hukum II Newton, gaya yang dilakukan dinding pada molekul adalah t vm t p F yy md       2 (5.10) Dengan ∆p = perubahan momentum. Kemudian, berdasarkan hukum III Newton (aksi- reaksi), gaya yang dilakukan molekul pada dinding adalah t vm FF y mddm   2 (5.11) Molekul bergerak bolak-balik antara dinding kiri dan kanan. Molekul akan kembali dipantulkan oleh dinding yang sama setelah menempuh jarak l = 2s. Dengan demikian, selang waktu terjadinya tumbukan berurutan adalah yy v s v t 21  (5.12) Dengan menggabungkan persamaan (5.11) dan (5.12) diperoleh s vmvm F y v s y dm y 2 2 2  ( 5.13) Luas satu dinding adalah s2 . Berarti, tekanan yang dilakukan satu molekul pada dinding adalah V vm s vm s F p yydm 2 3 2 2  (5.14) dengan V = s3 adalah volume wadah (dalam hal ini kubus). Tekanan rata-rata yang dilakukan satu molekul pada dinding adalah V vm p y 2  (5.15) Karena terdapat N molekul dalam wadah, maka tekanan total yang dihasilkan semua molekul pada dinding adalah yy y V N vm V N V vmN pNp  2 2 12 2 2  (5.16) 13
  • 15. Bab.5. Teori Kinetik Gas Perhatikan ! Besaran y adalah energi kinetik rata-rata dalam arah sumbu-y. Energi ini dihasilkan oleh satu derajat kebebasan gerak. Dengan demikian, berdasarkan teorema ekipartisi energi, kita dapatkan kTy 2 1  ( 5.17) Berarti, persamaan (5.16) dapat ditulis sebagai V NkT kTx V N p  2 12 (5.18) Jika n adalah jumlah mol gas dan NA adalah bilangan Avogadro, maka berlaku N = n NA. Dengan demikian, tekanan gas adalah V TkNn p A )(  (5.19) Dengan mendefinisikan NA k = R, diperoleh persamaan yang tidak lain daripada persamaan gas umum, yaitu : V TRn p  (5.20) Tentukan jumlah molekul yang terdapat pada gas dalam kondisi STP (Standart Temperature and Pressure) pada suhu 0 0 C dan tekanan 1 atm per meter kubiknya. Jawab: Diketahui : P = 1 atm T = 0 0 C = 273 K V = 1 m3 Ditanyakan : N = … ? Penyelesaian     molekulxN x x Tk Vp N TkNpV 20 1068,2 38,1 ,1( 38,1      KxKJ mxPax KxKJ mxatm 23 35 23 3 273)/10 1)1001 273)/10 11   Contoh 5 14
  • 16. Bab.5. Teori Kinetik Gas Laju RMS Salah satu besaran penting yang dimiliki molekul gas adalah laju rms. Laju ini diperoleh dengan terlebih dahulu mengkuadratkan laju, menentukan rata-ratanya, lalu menarik akar dari nilai rata-rata tersebut. Untuk menentukan laju rms, mari kita mengikuti tahap-tahap berikut ini. KONSEP PENTING Laju molekul gas secara umum memenuhi rms adalah singkatan dari root mean square , artinya akar rata-rata kuadrat.   kvjvivv zyx (5.21) Kuadrat dari laju tersebut adalah 2222 zyx vvvv  (5.22) Energi kinetik satu molekul gas adalah zyx zyx vmvmvmvm     2222 2 1 2 1 2 1 2 1 (5.23) dengan x, y dan z masing-masing energi kinetik yang berkaitan dengan komponen gerak dalam arah x, y dan arah z saja. Energi kinetik rata-rata adalah zyxvm  2 2 1 (5.24) Oleh karena x, y dan z masing-masing memiliki satu derajat kebebasan gerak, berdasarkan teorema ekipartisi energi, maka nilai rata-ratanya adalah , 2 kT x  , 2 kT y  dan , 2 kT z  Berarti, energi kinetik rata-rata menjadi kTvm kTkTkTkT 2 32 2 1 2 3 2 1 2 1 2 1   Atau m kT v 32  (5.25) 15
  • 17. Bab.5. Teori Kinetik Gas Dengan demikian, laju rms adalah m kT vvrms 32  (5.26) Energi dalam Gas ideal Dalam wadah yang memiliki suhu T, molekul gas selalu bergerak secara acak ke segala arah. Jika energi yang dimiliki molekul gas hanya diakibatkan oleh geraknya, energi rata-rata yang dimiliki satu molekul gas adalah 2 2 12 2 12 2 12 2 1 zyx mvmvmvmv  (5.27) Dengan menggunakan teorema ekipartisi energi, diperoleh kTkTkTkT 2 3 2 1 2 1 2 1  (5.28) Contoh 6 Massa atomik molekul gas adalah 32 sma (1 sma = 1,67 x 10-27 kg). Berapakah laju rms molekul oksigen pada suhu 100 0 C? Jawab Diketahui : Massa atom oksigen, m = 32 x 1,67 x 10-27 = 5,344 x 10-26 kg Suhu gas, T = 100 0 C = 100 + 273 = 373 K Ditanyakan : vrms = ... ? Penyelesaian sm smx kgx KxKJxx m kT vrms /538 /109,2 )10344,5( 373)/1038,1(3 3 225 26 27       16
  • 18. Bab.5. Teori Kinetik Gas Jika terdapar n mol gas, maka jumlah molekul gas adalah N = n NA dengan NA adalah bilangan Avogadro. Dengan memasukkan hubungan NAk = R, maka energi total semua molekul gas menjadi   TRnTkNnkTnNNU AA 2 3 2 3 2 3 )(   (5.29) Persamaan (5.29) dikenal sebagai energi dalam gas ideal. Gas Monoatomik dan Diatomik Persamaan (5.29) selalu berlaku untuk gas yang partikelnya hanya terdiri dari satu atom. Gas semacam ini disebut gas monoatomik. Contohnya: gas helium (He), neon (Ne), argon (Ar), dan krypton (Kr). Jika satu partikel gas mengandung lebih dari satu atom, maka persamaan energi dalam akan berbeda pada suhu yang berbeda. Sebagai contoh, perhatifkan gas yang partikelnya tersusun oleh dua atom. Gas semacam ini disebut gas diatomik. Contohnya: gas oksigen(O2), hidrogen (H2), klor (Cl2), dan fluor (F2). Contoh 7 Pada suhu 73 0 C energi dalam gas ideal adalah 500 J. Berapakah jumlah mol gas? Jawab: Diketahui : T = 73 0 C = (73 + 273) K = 346 K U = 500 J Ditanyakan: n = ... ? Penyelesaian: mol KxKmolJx Jx RT U n 12,0 )346()315,8(3 5002 3 2 11    17
  • 19. Bab.5. Teori Kinetik Gas Jika suhu gas diatomik cukup rendah, maka jarak antar atom hampir tidak mengalami perubahan. Energi yang dimiliki tiap partikel gas praktis hanya energi geraknya. Dengan demikian, ungkapan energi dalam gas diatomik pada suhu rendah sama dengan untuk gas monoatomik, yaitu: x2x1 Atom 1 Atom 2 Gambar 5.13. Getaran atom gas pada suhu sedang.RTnu 2 3  Jika suhu dinaikkan, mulai terjadi gerak mendekat dan menjauh dari atom penyusun molekul gas. Atom-atom gas dikatakan bervibrasi (bergetar). z y Energi tiap molekul gas diatomik pada suhu sedang menjadi kTkTkTkT 2 5 2 1 2 1 2 3  (5.30) Jika terdapat n mol gas, energi dalam gas diatomik pada suhu sedang adalah nRTU 2 5  (5.31) Jika suhu dinaikkan lagi, maka muncul rotasi molekul terhadap pusat massanya. Rotasi yang terjadi memiliki dua kemungkinan arah seperti tampak pada gambar (5.14). Atom 1 bervibrasi dengan simpangan x1 sehingga memiliki energi potensial 2 112 1 1 xkU  ,. Atom 2 bervibrasi dengan simpangan x2 sehingga memiliki energi potensial x2 222 1 2 xkU . Mengingat setiap energi vibrasi memiliki satu derajat kebebasan, yaitu kebebasan posisi, maka berdasarkan teorema ekipartisi, energi rata- ratanya memenuhi: Gambar 5.14 Rotasi molekul diatomik pada suhu tinggi. kTU kTU 2 1 2 2 1 1   18
  • 20. Bab.5. Teori Kinetik Gas Rotasi yang mungkin terjadi adalah rotasi mengelilingi sumbu x dan rotasi mengelilingi sumbu z. Tidak mungkin terjadi rotasi mengelilingi sumbu y , karena sumbu y sejajar dengan sumbu molekul. Tiap arah rotasi menghasilkan energi kinetik rotasi. Berdasarkan teorema ekipartisi, energi rata-rata untuk masing-masing rotasi adalah ½ kT. Dengan demikian, energi tiap molekul gas diatomik pada suhu yang cukup tinggi menjadi: kTkTkTkT 2 7 2 1 2 1 2 5  ( 5.32) Jika terdapat n mol gas, maka energi dalam gas diatomik pada suhu yang cukup tinggi adalah: nRTU 2 7  (5.33) D. PERSAMAAN UNTUK GAS NYATA Kita sudah mempelajari gas ideal dan mendapatkan persamaan umum, yaitu persamaan (5.20). Bagaimana dengan gas nyata yang dijumpai dalam kehidupan kita sehari-hari ? Bagaimana persamaan untuk gas tersebut? Kalau hanya bergelut dengan gas ideal, kita tidak akan dapat menjelaskan peristiwa pencairan dan pembekuan gas hanya mungkin terjadi jika ada tarikan antar molekul gas. Van der Waals (23 November 1837 – 8 Maret 1923) merupakan orang pertama yang mengembangkan persamaan untuk gas nyata. Ide Van der Waals dapat digambarkan sebagai berikut: Walaupun ukuran molekul gas sangat kecil, namun bila volume dari sejumlah besar molekul dijumlahkan maka akan diperoleh nilai volume tertentu. Sementara volume yang ditulis pada persamaan (5.20) merupakan jumlah volume ruang kosong dan volume total semua molekul. Volume total yang dimiliki semua molekul gas bergantung pada jumlah molnya. Makin besar jumlah molnya (berarti makin banyak molekul gas), maka makin besar pula volume total molekul-molekul gas. Dengan demikian, volume Gambar 5.15 Johannes Diderik van der Waals (23 November 1837 total molekul gas (Vg) dapat ditulis menjadi : – 8 Maret 1923) ialah ilmuwan Belanda yang terkenal "atas karyanya pada persamaan gas cairan", sehingga ia memenangkan Penghargaan Nobel dalam Fisika pada 1910. 19
  • 21. Bab.5. Teori Kinetik Gas Vg = a n (5.34) Keterangan : n = jumlah mol molekul gas a = a konstanta yang bergantung pada jenis gas . Dengan demikian, volume ruang kosong dalam wadah menjadi: V’ = V – Vg = V – a n (5.35) Hipotesis gas ideal menyatakan bahwa tidak ada tarikan antar molekul gas. Namun tarikan tersebut ada untuk gas nyata. Tarikan antar molekul gas menyebabkan molekul yang akan menumbuk dinding wadah mendapat tarikan ke dalam oleh molekul lain sehingga kekuatan tumbukan pada dinding berkurang. Akibatnya, tekanan yang dihasilkan oleh tumbukan molekul pada dinding berkurang. Dengan demikian, tekanan yang ada dalam persamaan (5.20) harus dikoreksi. Tekanan tersebut terlalu besar. Van der Waals menunjukkan bahwa besarnya koreksi tekanan berbanding terbalik dengan kuadrat volume dan berbanding lurus dengan konstanta b; 2 2 V nb p  (5.36) Persamaan gas nyata dapat diperoleh dari persamaan gas ideal dengan mengganti naVV V nb pp   2 2 (5.37) Dengan demikian persamaan gas nyata atau persamaan Van der Waals menjadi   TRnnaV V nb p        2 2 (5.38) Persamaan ini dapat menjelaskan dengan baik fenomena perubahan wujud gas, misalnya peristiwa pencairan gas. 20
  • 22. Bab.5. Teori Kinetik Gas 1. Gas ideal merupakan penyederhanaan sifat gas nyata. Beberapa sifat gas ideal, yaitu tidak ada interaksi antara molekul gas, ukuran molekul gas dapat diabaikan, partikel gas bergerak ke segala arah, dan tumbukan antar molekul dan molekul dengan dinding bersifat elastis sempurna. 2. Hukum-hukum gas a. Hukum Boyle : CpV RANGKUMAN  b. Hukum Gay-Lussac : C T p  c. Hukum Charles : C T V  d. Hukum Gas Umum : C T pV  3. Teorema ekipartisi energi menerangkan besarnya energi rata-rata untuk tiap derajat kebebasan, yaitu: KJxkkTE /1038,1; 232 2 1   4. Energi kinetik total satu molekul gas adalah: 2222 2 1 2 1 2 1 2 1 zyx vmvmvmvm  Laju rms molekul dapat ditentukan dengan memanfaatkan teorema ekipartisi energi : m kT vrms 3  5. Energi dalam total unt lekul gas diatomik pada suhu rendah adalah uk molekul gas monoatomik dan mo TRnU 2 3  Untuk gas diatomik pada suhu sedang, energi dalamnya adalah: TRnU 2 5  Energi dalam untuk molekul gas diatomik pada suhu tinggi adalah: TRnU 2 7  21
  • 23. Bab.5. Teori Kinetik Gas 22 Website / Blog yang menarik :  Materi Gas Ideal 1. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/gas1/hukum-gas- ideal/ 2. http://fisikasmasmk.blogspot.com/2012/01/gas-ideal.html 3. http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/kinetic/idegas.html 4. http://www.chemguide.co.uk/physical/kt/idealgases.html  Hukum Gay Lussac 1. http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Gay-Lussac 2. http://www.gajahfisika.net/index.php/hukum-gay-lussac.html 3. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-sma-ma/hukum-hukum- dasar-kimia-hukum-perbandingan-volume/ 4. http://belajar.kemdiknas.go.id/index5.php?display=view&mod=script&cm d=Bahan%20Belajar/Materi%20Pokok/SMA/view&id=393&uniq=all  Hukum Charles dan Gas Umum 1. http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Charles 2. http://budisma.web.id/materi/sma/fisika-kelas-xi/hukum-hukum-tentang- gas/ 3. http://preparatorychemistry.com/Bishop_Gay_Lussac_Law_Flash1.htm  Teorema Ekipartisi Energi 1. http://fisikasmkthpati.blogspot.com/2012/10/ekipartisi-energi.html 2. http://id.wikipedia.org/wiki/Teorema_ekuipartisi  Tekanan dan Gerak Molekul 1. http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_kinetik  Gas Monoatomik dan Diatomik 1. http://urip.wordpress.com/2012/10/10/monoatomik-diatomik-poliatomik- dan-termokimia/ 2. http://www.angelo.edu/faculty/kboudrea/periodic/physical_diatomics.htm