3. 1. Peserta mendapatkan pemahaman
tentang rangkaian supervisi akademik
yang dapat dilakukan dengan sesama
rekan sejawat.
2. Peserta dapat memahami pola pikir
Teknik coaching dalam rangkaian
supervisi akademik
Tujuan
4. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Agenda
• Mempelajari teknik coaching dalam
kegiatan supervisi akademik.
• Mempelajari rangkaian supervisi
akademik untuk evaluasi kegiatan
pembelajaran.
5. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Pemetaan Harapan (10 menit)
Dengan tujuan dan agenda
seperti di atas, apa harapan
yang Bapak/Ibu ingin capai
dalam rangkaian seminar kali
ini?
Perubahan apa yang diharapkan
muncul dalam diri Anda?
Tuliskan di kertas tempel!
7. Peserta mampu:
- membedakan coaching dengan metode
pendampingan lainnya
- memahami konsep coaching, pola pikir
coach, dan prinsip coaching
- mempraktikan alur percakapan
coaching dengan TIRTA
Tujuan
8. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Training Mentoring Coaching Facilitating Consulting
Definisi
Tujuan
Mengajarkan suatu
strategi atau teknik
kepada seseorang
yang relevan dengan
pekerjaan.
Memberikan saran
dan contoh untuk
dipelajari oleh
seseorang untuk
meningkatkan
kinerjanya
Memberdayakan
seseorang untuk
meningkatkan
kinerja dengan
mengungkap
potensi dirinya
Membantu
sekelompok orang
dalam mengambil
keputusan kelompok
atau organisasi
Memberikan
rekomendasi
berdasarkan hasil
analisis untuk
pengembangan
organisasi
Lingkup Komunitas Belajar
Individu atau
kelompok
Individu atau
kelompok.
Kelompok atau
organisasi.
Organisasi
Luaran
✓Praktik penerapan
hasil pelatihan.
✓ Cenderung lebih
standar mengacu
pada kurikulum atau
tujuan pelatihan.
✓Praktik penerapan
hasil mentoring.
✓ Cenderung lebih
mengikuti kekayaan
pengalaman mentor.
✓Praktik atau
perspektif baru
hasil kesadaran
atau inspirasi yang
didapatkan dari
coaching.
✓Cenderung lebih
kontekstualisasi
berdasarkan
kapasitas peserta.
✓Keputusan tentang
strategi, kebijakan,
atau program hasil
proses fasilitasi
kelompok.
✓Cenderung lebih
kontekstualisasi
sesuai potensi
kelompok atau
organisasi dan
kondisi lingkungan.
✓Keputusan tentang
strategi, kebijakan,
atau program hasil
proses konsultasi
organisasi.
✓Cenderung lebih
kontekstualisasi
sesuai potensi
organisasi dan
kondisi
lingkungan.
Metode Pendampingan
9. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Training Mentoring Coaching Facilitating Consulting
Definisi
Dibutuhkan
oleh…
✓Anggota
komunitas belajar
yang akan
menangani posisi
atau pekerjaan
baru atau akan
mempelajari
suatu strategi
atau teknik baru.
✓Orang yang
akan menangani
posisi atau
pekerjaan baru
atau akan
mempelajari
suatu strategi
atau teknik
baru.
✓Orang yang ingin
meningkatkan
kinerjanya
berdasarkan hasil
refleksi
pengalamannya
yang relevan.
✓Kelompok orang yang
ingin mengambil
keputusan yang
berdampak besar
atau pengembangan
yang melibatkan
sejumlah
aspek/pihak.
✓Organisasi yang
ingin melakukan
perubahan atau
pengembangan
dalam lingkup
organisasi.
✓Sangat dibutuhkan
terutama oleh
organisasi yang
terpuruk.
Lebih tepat
bila…
○ Jumlah orang
yang banyak dan
waktu terbatas.
○ Menyediakan
contoh yang bisa
dipelajari dan
diadopsi.
○ Waktu relatif
terbatas untuk
pengembangan.
○ Menyediakan
contoh yang
bisa dipelajari
dan diadopsi.
○ Ada potensi atau
praktik baik yang
bisa dikembangkan
seseorang.
○ Bertujuan membuat
seseorang menjadi
berdaya melakukan
perubahan.
○ Bertujuan
memberdayakan
kelompok atau
organisasi melakukan
perubahan.
○ Butuh inovasi atau
diferensiasi praktik
sesuai konteks
kelompok atau
organisasi
○ Bertujuan membantu
organisasi bangkit
dari kondisi terpuruk
atau melakukan
perubahan besar.
○ Mengombinasikan
dengan pilihan
metode yang lain
Metode Pendampingan
13. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Definisi Coaching
“Hubungan kemitraan dengan klien,
dalam suatu percakapan yang
kreatif dan memicu pemikiran,
untuk memaksimalkan potensi
pribadi dan profesional klien”
15. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Prinsip-prinsip Coaching
• Seorang coach harus
membangun rasa
setara
• Kemitraan ditunjukkan
dengan
mengedepankan
tujuan coachee
Kemitraan
• Percakapan 2 arah
• Percakapan dilakukan
untuk menggali,
memetakan situasi
coachee
• Percakapan ditujukan
untuk menghasilkan
pemikiran atau ide-ide
baru
Percakapan
Kreatif
• Percakapan harus
ditutup dengan
kesimpulan yang
dinyatakan oleh
coachee
• Percakapan
menghasilkan rencana
tindakan
Memaksimalkan
Potensi
16. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Fokus pada
Coachee
1
Memiliki
Kesadaran Diri
yang Kuat
3
Bersikap terbuka
dan ingin tahu lebih
banyak
Saya membantu
coachee melihat
peluang-peluang
baru
4
Pola Pikir seorang Coach
2
17. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Fokus Pada Coachee
• Coach memusatkan perhatian pada orang
yang dicoachingnya, bukan pada "topik" yang
dibawanya dalam percakapan.
• Fokus diletakkan pada bagaimana topik apa
pun yang dibawa oleh coachee, dapat
membawa kemajuan pada coachee, sesuai
keinginan coachee.
18. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Bersikap Terbuka
• Coach memiliki pikiran yang terbuka terhadap
pemikiran-pemikiran coachee
• Ditandai dengan minimnya penilaian/pelabelan
atau analisa tentang baik/buruk atau
benar/salahnya pemikiran tersebut
• Ditandai juga dengan kemampuan menerima
pemikiran dengan tenang, dan tidak
menjadi emosional
19. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Bersikap Ingin
Tahu Lebih Banyak
• Seorang coach memelihara rasa ingin tahu
(curiosity) yang besar terhadap apa yang
membuat coacheenya memiliki
pemikiran/pendapat/perasaan tertentu
20. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Memiliki Kesadaran Diri
yang Kuat
• Kesadaran diri yang kuat membantu coach
untuk bisa menangkap adanya perubahan yang
terjadi selama pembicaraan
• Juga mampu menangkap adanya emosi/energi
yang timbul dan mempengaruhi percakapan,
baik dari dalam diri maupun dari coachee
21. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Saya membantu coachee
melihat peluang-peluang
baru
Coach harus mampu membantu coachee
melihat peluang perkembangan yang ada dan
juga bisa membawa coachee melihat masa
depan
23. Dirjen GTK Kemendikbudristek
PRESENCE
● Kemampuan untuk hadir utuh bagi coachee
kita.
● Badan - pikiran - hati selaras saat sedang
melakukan percakapan dengan coachee
● Ini bagian dari Kesadaran Diri
● Ini membantu munculnya mindset dan
kompetensi yang lain
● Bersikap terbuka
● Bersikap sabar
● Bersikap ingin tahu lebih banyak
24. Dirjen GTK Kemendikbudristek
MENDENGARKAN AKTIF
Kemampuan untuk fokus pada apa
yang dikatakan oleh lawan bicara
dan memahami keseluruhan
makna yang tidak terucapkan.
25. Dirjen GTK Kemendikbudristek
MENDENGARKAN AKTIF
3 ALASAN TIDAK BISA MENDENGARKAN
• Asumsi - sudah mempunyai anggapan
tertentu tentang suatu situasi
• Judgment/Melabel -memberi label pada
seseorang dalam situasi tertentu
• Asosiasi - mengaitkan dengan pengalaman
pribadi
27. Dirjen GTK Kemendikbudristek
MENGAJUKAN
PERTANYAN
BERBOBOT
• Bentuk pertanyaan terbuka: menggunakan kata APA -
BAGAIMANA - SEBERAPA.
• Tidak menggunakan kata KENAPA atau MENGAPA
karena akan terasa menyudutkan coachee, ganti dengan
pertanyaan “APA YANG MEMBUAT …?”
• BUKAN pertanyaan TERTUTUP maupun
MENGARAHKAN seperti Apakah, Sudahkah, Apa
sudah, pertanyaan yang dijawab dengan Ya atau Tidak
28. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Contoh Pertanyaan
HINDARI GUNAKAN
Apakah Anda sudah melakukan …? Sejauh ini apa upaya yang sudah
dilakukan?
Apakah Anda sudah memahami
tentang …?
Apa yang Bapak/Ibu pahami tentang …?
Kenapa Anda memutuskan tujuan
tersebut?
Apa yang membuat Bapak/Ibu ingin
mencapai tujuan tersebut?
Berapa jumlah guru yang Anda
pimpin?
Bagaimana kondisi para guru di sekolah
yang Bapak/Ibu pimpin?
29. Dirjen GTK Kemendikbudristek
MENDENGARKAN &
BERTANYA DENGAN
RASA
R - receive
A - acknowledge
S - summarize
A - ask
Model mendengarkan yang dikembangkan
oleh Julian Treasure
R
A
S
A
30. Dirjen GTK Kemendikbudristek
RECEIVE (Terima)
Menangkap kata kunci - kata-kata yang diucapkan klien
CIRI-CIRI KATA KUNCI:
• diucapkan berulang-ulang
• diucapkan dengan intonasi tertentu
• berupa kata yang aneh/metafora/analogi
• tertangkap ada emosi saat diucapkan
• menggambarkan kondisi perasaan/pemikiran dia
saat itu
• diucapkan setelah "tapi" atau "namun".
31. Dirjen GTK Kemendikbudristek
ACKNOWLEDGE
(Beri tanda)
• Memberi tanda/sinyal bahwa kita mendengarkan
• Dengan anggukan, dengan kontak mata
• Jika percakapan dilakukan secara daring, bisa
dengan mengatakan "O..", "Ya..".
• Memberikan perhatian penuh pada coachee.
• Tidak sibuk mencatat
• Tidak terganggu dengan situasi lain
32. Dirjen GTK Kemendikbudristek
SUMMARIZE (Rangkum)
• Saat coachee selesai bercerita, rangkum untuk
memastikan pemahaman kita sama
• Rangkuman berupa satu kalimat yang bersesuaian
maknanya dengan yang diucapkan coachee
• Gunakan kata kunci
• Digunakan juga untuk merangkum potongan-potongan
informasi yang telah didapatkan sebelum ini.
• Mintakan konfirmasi dari coachee apakah rangkuman kita
betul
33. Dirjen GTK Kemendikbudristek
ASK (Tanya)
• Berdasarkan yang kita dengar dan hasil
merangkum (summarizing), ajukan pertanyaan
yang membuat pemahaman coachee lebih dalam
tentang situasinya
• Pertanyaan harus merupakan hasil mendengarkan
- mengandung penggalian atas kata kunci atau
emosi yang sudah dikonfirmasi
• Dalam format pertanyaan terbuka: menggunakan
apa, bagaimana, seberapa, kapan, siapa atau di
mana.
• Jangan gunakan ‘mengapa’ atau ‘apakah’ atau
‘sudahkah’.
37. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Penggunaan Kompetensi Coaching
• Dalam sesi coaching, akan ada
alur tertentu yang harus diikuti.
• Sesi coaching harus terjadwal
• Lamanya 30-90 menit
Dalam Sesi Coaching
• Bisa tidak terjadwal
• Didorong oleh kebutuhan untuk
memiliki teman berpikir menghadapi
situasi tertentu atau kebutuhan untuk
mengetahui kemajuan
Dalam Percakapan dengan
Tujuan Tertentu
39. Dirjen GTK Kemendikbudristek
HADIR SEPENUHNYA
Pastikan Anda bisa hadir
sepenuhnya, agar
memudahkan untuk fokus
kepada coachee.
Jangan melakukan coaching
saat sulit untuk hadir
sepenuhnya:
tanggal/jam sibuk Anda,
sedang sakit.
SABAR, SABAR, SABAR
Menguatkan kualitas sabar
di dalam diri, sehingga
selama percakapan bisa
merespons pada saat yang
tepat serta mampu
memberikan ruang kepada
coachee untuk bicara
BERSIKAP TERBUKA DAN INGIN TAHU
Berniat untuk tidak memberi label
pada coachee atau apapun yang
dikatakannya
Bangun kualitas keingintahuan Anda,
tahan diri untuk memberi nasihat atau
memberikan solusi.
Pusatkan rasa ingin tahu pada apa
yang ada di balik ucapan-ucapan atau
pemikiran-pemikiran coachee.
Tips untuk bisa Presence
40. Dirjen GTK Kemendikbudristek
ALUR PERCAKAPAN “TIRTA”
TIRTA
Menggali dan
memetakan situasi saat
ini. Hubungkan fakta-
fakta yang ada.
I (Identifikasi)
2
Menyepakati topik
pembicaraan dan hasil
pembicaraan
T (Tujuan)
1
Berkomitmen akan
langkah selanjutnya
TA (Tanggung
Jawab)
4
Mengembangkan ide
untuk alternatif rencana
aksi/solusi
R (Rencana Aksi)
3
41. Dirjen GTK Kemendikbudristek
● Tujuan yang kita tentukan di sini adalah TUJUAN
PERCAKAPAN (30-90)’, bukan tujuan yang lain.
● Tujuan percakapan terdiri dari 2 hal:
○ Agenda/Topik Percakapan
○ Hasil dari Percakapan
Ada 2 Pertanyaan yang Harus diajukan:
● Pertanyaan tentang Agenda:
○ Apa yang topik/agenda percakapan kita kali ini?
● Pertanyaan tentang hasil:
○ Apa yang ingin Bapak/Ibu dapatkan dari
percakapan ini?
Tujuan
TIRTA
42. Dirjen GTK Kemendikbudristek
● Ini tahap saat coach membantu coachee
melihat/mengidentifikasi apa saja yang sebetulnya
ada di dalam situasinya saat ini.
● Ini mencakup fakta yang kasat mata dan tak kasat
mata (perasaan, keinginan, dorongan)
● Tujuan tahap ini adalah memperjelas, menggali
dan memetakan situasi
Contoh pertanyaan:
● Situasinya sekarang seperti apa?
● Apa yang mempengaruhi hal itu?
● Situasi yang diinginkan seperti apa?
● Apa yang bisa membuat itu terwujud?
Identifikasi
TIRTA
43. Dirjen GTK Kemendikbudristek
● Tahap ini adalah tahap mengeksplorasi
gagasan/kemungkinan dan rencana.
● Jika coachee sudah bisa melihat situasi dengan cara baru
(tahap I) biasanya ia sudah siap diajak mengeksplorasi
gagasan atau alternatif baru
● Dari tahap ini bisa keluar 1-3 gagasan, tidak perlu terlalu
banyak. Yang penting setiap gagasan harus dibuat spesifik
dan detil.
● Di tahap ini, coach boleh brainstorming atau berbagi
pengalaman jika diminta.
Contoh Pertanyaan:
● Ada gagasan apa untuk ……?
● Apa yang harus disiapkan untuk itu?
● Apa yang bisa memastikan hal itu berjalan?
● Apa kriteria… yang diinginkan?
● Apa lagi?
Rencana aksi
TIRTA
44. Dirjen GTK Kemendikbudristek
● Di tahap ini, tugas coach adalah mengukuhkan komitmen
coachee dan meminta coachee membangun struktur
akuntabilitasnya.
● Minta coachee menyimpulkan, jangan coachnya.
● Coach mungkin perlu mencatat komitmen dalam bentuk
action
● Jadi apa yang akan dilakukan setelah sesi ini dari
alternatif-alternatif tadi?
● Kapan? Siapa yang perlu dihubungi?
● Bagaimana Bapak/Ibu memastikan ini bisa berjalan?
● Siapa yang perlu dimintai dukungan?
Pertanyaan penutup:
● Apa yang bisa disimpulkan dari sesi ini?
● Apa yang menjadi insight dari sesi ini?
Contoh pertanyaan:
Tanggung Jawab
TIRTA
47. Peserta mampu memahami kegiatan
rangkaian supervisi akademik untuk
melakukan evaluasi kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan pada
satuan Pendidikan.
Tujuan
48. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Refleksi awal pemahaman (5 menit)
Apa yang pertama kali terlintas dalam
benak Bapak/ Ibu Ketika mendengar
kata “Supervisi”?
49. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Paradigma Supervisi Akademik
Supervisi akademik merupakan
serangkaian aktivitas yang bertujuan
untuk memberikan dampak secara
langsung pada guru dan kegiatan
pembelajaran mereka di kelas.
Supervisi akademik perlu dimaknai
secara positif sebagai kegiatan
berkelanjutan yang meningkatkan
kompetensi guru sebagai pemimpin
pembelajaran dalam mencapai tujuan
pembelajaran yakni pembelajaran yang
berpihak pada anak, dengan kata lain
meningkatkan performa pembelajaran.
50. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Hal peningkatan performa pembelajaran tersebut juga
tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 57 Tahun 201 Tentang Standar
Nasional Pendidikan, bagian Standar Pendidik dan
Tenaga Kependidikan berikut:
Pasal 14 ayat (1)
Dalam rangka meningkatkan kualitas proses
pembelajaran, penilaian proses pembelajaran selain
dilaksanakan oleh pendidik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 yang dapat dilaksanakan oleh:
1.sesama pendidik;
2.kepala Satuan Pendidikan; dan/atau
3.Peserta Didik.
Paradigma Supervisi Akademik
51. Dirjen GTK Kemendikbudristek
1.Pertumbuhan: setiap individu melihat
supervisi sebagai bagian dari daur belajar
bagi pengembangan performa sebagai
seorang guru,
2.Perkembangan: supervisi mendorong
individu dalam mengidentifikasi dan
merencanakan area pengembangan diri,
3.Pengawasan: sarana dalam monitoring
pencapaian tujuan pembelajaran.
Tujuan supervisi akademik ini terpadu dan
integral, tidak mengesampingkan tujuan
yang satu dari yang lainnya.
Tujuan Supervisi Akademik
52. Dirjen GTK Kemendikbudristek
1.Kemitraan: proses kolaboratif antara
supervisor dan guru
2.Konstruktif: bertujuan mengembangkan
kompetensi individu
3.Terencana
4.Reflektif
5.Objektif: data/informasi diambil
berdasarkan sasaran yang sudah disepakati
6.Berkesinambungan
7.Komprehensif: mencakup tujuan dari
proses supervisi akademik
Prinsip Supervisi Akademik
54. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Percakapan Pra Observasi
Percakapan pra-observasi ini biasanya berlangsung singkat sekitar 15 sampai 20
menit. Dengan menggunakan percakapan coaching untuk perencanaan,
supervisor dapat mencatat apa yang menjadi sasaran pengembangan guru.
Hal-hal yang diperhatikan pada percakapan pra observasi :
1.Supervisor menyampaikan tujuan besar supervisi dan tujuan dari percakapan
awal.
2.Guru menyampaikan rancangan pelaksanaan pembelajaran dan
menginformasikan aspek perkembangan yang hendak diobservasi
3.Supervisor dan guru menyepakati sasaran observasi, waktu kunjungan kelas
dan waktu percakapan pasca-observasi
4.Supervisor menginformasikan bahwa ia akan mencatat kegiatan pembelajaran
yang dilakukan guru di kelas
Contoh Rubrik Pra Observasi Kelas
56. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Observasi Pembelajaran
• Supervisor melakukan pengamatan saat proses
pembelajaran
• Supervisor menggunakan instrumen yang telah
ditentukan sebelumnya dan
• Supervisor fokus pada sasaran yang sudah
disepakati.
• Supervisor dapat mencatat hal-hal menarik di luar hal
yang sudah disepakati yang dapat bermanfaat bagi
guru dalam pengembangan kompetensi dirinya
sebagai pemimpin pembelajaran yang berpihak pada
murid.
58. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Pasca Observasi
Percakapan pasca-observasi idealnya berisikan
aktivitas berikut:
1. Tujuan percakapan: analisis hasil data observasi
2.Percakapan umpan balik
3.Percakapan perencanaan area pengembangan
4.Rencana aksi pengembangan diri
59. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Pasca Observasi
Dalam percakapan pasca-observasi:
• Supervisor dapat menggunakan model percakapan untuk
refleksi dan percakapan untuk kalibrasi dengan menggunakan
data yang telah diambil pada saat kunjungan kelas sesuai
dengan kesepakatan akan aspek-aspek yang hendak
diperhatikan.
• Supervisor memberikan ruang bagi guru berefleksi pada saat
analisis hasil data observasi
• Guru diajak menemukan sendiri area pengembangan
selanjutnya dan perbaikan diri yang hendak dilakukan melalui
pertanyaan berbobot.
61. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Tindak Lanjut Supervisi
• Kegiatan supervisi akademik tidak
berhenti saat rangkaian supervisi
klinis selesai.
• Prinsip berkesinambungan dan
memberdayakan yaitu :
refleksi - perencanaan
pengembangan diri -
pengembangan proses
pembelajaran.
63. Dirjen GTK Kemendikbudristek
Manfaat Kegiatan Supervisi Akademik
• Evaluasi dan refleksi diri terhadap
kegiatan pembelajaran
• Mengembangkan strategi dan
metode pembelajaran melalui
prinsip ATM (Amati, Tiru,
Modifikasi), apabila dilakukan
pada rekan sejawat (sesama guru)
• Dapat digunakan sebagai laporan
dalam poin pengembangan diri :
Melakukan observasi
pembelajaran rekan sejawat (8
poin)