SlideShare a Scribd company logo
TAX TREATY
INDONESIA - KOREA SELATAN
Pengertian dan Model Tax
Treaty
Tax Treaty
Indonesia – Korea Selatan
Domisili Kepedudukan
Tax Treaty
Bentuk Usaha Tetap
Kebijakan B.U.T
Indonesia-Korea Selatan
Dividen
PERTUKARAN INFORMASI
(Exchange Of Information)
Kebijakan PPN Atas Jasa
Pelabuhan Internasional
Pertemuan DJP – Dubes &
Pengusaha Korea Selatan
Contoh Soal
TAX TREATY
kontrak yang mengikat suatu Negara
dengan Negara lain dalam hal perlakuan
pajaknya.
MODEL OECD adalah model yang
dikembangkan oleh Organization of
Economic Cooperation and
Development
model UN adalah model yang
dikembangkan oleh PBB untuk
memperjuangkan kepentingan
Negara-negara berkembang,
sehingga prinsip yang dipakai
adalah prinsip sumber penghasilan.
Model tax treaty yang dipakai oleh Indonesia adalah
campuran dari model OECD dan UN yaitu disebut
dengan P3B. P3B Indonesia ini diatur dan disepakati
secara sendiri-sendiri dengan tiap-tiap Negara sehingga
ketentuan pasal maupun ayat bagi setiap Negara
berbeda.
TUJUAN DAN AZAS P3B
(TAX TREATY)
Perjanjian Penghindaran Pajak
Berganda (P3B)
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) adalah perjanjian
internasional di bidang perpajakan antar kedua negara guna
menghindari pemajakan ganda agar tidak menghambat
perekonomian kedua negara dengan prinsip saling menguntungkan
antar kedua negara dan dilaksanakan oleh penduduk antar kedua
negara yang terlibat dalam perjanjian tersebut.
a.Azas domisili /Azas kependudukan
b. Azas Sumber
c. Azas Nasionalitas/ Azas kewarganegaraan
AZAS utama
yang dijadikan
landasan untuk
mengenakan
pajak
T
A
X
T
R
E
A
T
Y
I
N
D
O
N
E
S
I
A
-
S
O
U
T
H
K
O
R
E
A
Dalam pelaksanaan P3B, periode ditandatanganinya
P3B ternyata tidak harus sama dengan periode
diberlakukannya.
Berdasarkan
Undang-
Undang
kedua
negara.
Bila tidak dapat
ditentukan menurut
undang-undang, maka
status seseorang akan
ditentukan berdasarkan
tempat di mana pusat
kepentingan pokoknya
(centre of vital interest)
berada,
Bila tidak
dapat
ditentukan
juga maka
statusnya akan
ditentukan
menurut
kebiasaannya
berdiam.
Apabila status seseorang
tidak dapat ditentukan
juga dengan ketiga cara di
atas, maka status orang
tersebut akan ditentukan
melalui mutual agreement
yang dilakukan oleh
pejabat yang berwenang
(competent authority) dari
kedua belah pihak.
Jika berdasarkan ketentuan-ketentuan ayat 1, orang atau badan, selain dari orang pribadi,
merupakan penduduk di kedua Negara pihak pada Persetujuan, maka ia akan dianggap sebagai
penduduk di Negara dimana tempat kedudukan manajemen yang efektif berada.
(PENDUDUK)
DOMISILI PAJAK
pembayaran dalam bentuk apapun yang diterima sebagai balas jasa karena
penggunaan atau hak untuk menggunakan, hak cipta kesusasteraan, karya
seni atau karya ilmiah, termasuk film-film sinematografi, atau film-film atau
pita -pita yang digunakan untuk siaran radio atau televisi, paten, merek
dagang, pola atau model, rencana, rumus, atau cara pengolahan yang
dirahasiakan, atau untuk penggunaan, atau hak untuk menggunakan
perlengkapan industri, perniagaan atau ilmu pengetahuan, atau keterangan
menyangkut pengalaman di bidang industri, perniagaan dan ilmu
pengetahuan.
ROYALTI
Royalti yang berasal dari suatu Negara pihak pada Persetujuan
dan dibayarkan kepada penduduk Negara pihak pada
Persetujuan lainnya dapat dikenakan pajak di Negara lain
tersebut.
Namun demikian, royalti tersebut dapat juga dikenakan pajak
di Negara pihak pada Persetujuan dimana royalti itu berasal dan
sesuai dengan perundang-undangan negara tersebut, tetapi
apabila penerima royalti adalah pemilik hak yang menikmati
royalti itu, maka pajak yang dikenakan tidak akan melebihi 15%
dari jumlah kotor royalti.
Dividen yang dibayarkan oleh suatu perseroan yang berkedudukan di suatu Negara pihak pada
Persetujuan kepada penduduk Negara pihak pada Persetujuan lainnya dapat dikenakan pajak di Negara
pihak pada Persetujuan lainnya tersebut. (Pasal 10 Ayat 1 dalam Perjanjian Penghindaran Pajak
Berganda Indoesia-Korea Selatan)
•Namun demikian, dividen itu dapat juga dikenakan pajak di Negara pihak pada Persetujuan di mana
perseroan yang membayarkan dividen tersebut berkedudukan dan sesuai dengan perundang- undangan
Negara tersebut, akan tetapi apabila penerima dividen adalah pemilik saham yang menikmati dividen
itu, maka pajak yang dikenakan tidak akan melebihi. (Pasal 10 Ayat 2 dalam Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda Indoesia-Korea Selatan)
Penghasilan dari saham-saham atau hak-hak lainnya yang
bukan merupakan surat-surat piutang, namun berhak atas
pembagian laba, demikian pula penghasilan dari hak-hak dari
perseroan lainnya yang diperlakukan sama dalam pengenaan
pajaknya sebagai penghasilan dari saham-saham oleh undang-
undang Negara pihak pada Persetujuan dimana perusahaan
yang membagikan dividen berkedudukan.
Istilah "bunga" disini ialah penghasilan dari semua jenis tagihan
piutang, baik yang dijamin dengan hipotik ataupun tidak, dan baik
yang berhak maupun tidak atas bagian laba debitur dan pada
khususnya penghasilan dari surat-surat berharga pemerintah dan
penghasilan dari obligasi atau surat-surat hutang, termasuk premi
dan hadiah-hadiah yang terikat pada surat-surat berharga, obligasi
maupun surat-surat hutang tersebut, demikian pula penghasilan
yang oleh undang-undang perpajakan dari Negara dimana
penghasilan itu timbul dipersamakan dengan penghasilan dari
peminjaman uang.
Bunga yang berasal dari suatu Negara pihak pada Persetujuan dan
dibayarkan kepada penduduk Negara pihak pada Persetujuan lainnya dapat
dikenakan pajak di Negara lain tersebut.
Namun demikian, bunga itu dapat juga dikenakan pajak di Negara pihak
pada Persetujuan dimana bunga itu berasal dan sesuai dengan perundang-
undangan Negara tersebut akan tetapi apabila penerima bunga adalah
pemberi pinjaman yang menikmati bunga itu, maka pajak yang dikenakan
tidak akan melebihi 10 persen dari jumlah kotor bunga.
BENTUK USAHA TETAP
BUT yang diutamakan
suatu proyek
perakitan atau
instalasi yang
dilakukan lebih
dari enam bulan.
suatu
tempat
kedudukan
manajemen;
suatu
pabrik;
Pengenaan pajak atas bentuk usaha tetap yang dimiliki oleh suatu
perusahaan baik dari Korea maupun Indonesia tidak akan dilakukan
dengan cara yang kurang menguntungkan . Hal ini dapat dibandingkan
dengan pengenaan pajak terhadap perusahaan-perusahaan di salah satu
negara (Indonesia/ Korea) yang menjalankan kegiatan yang sama.
Bentuk Usaha Tetap
(permanent establishment)
bertindak di Negara pihak
pada Persetujuan atas nama
perusahaan dari Negara
pihak pada Persetujuan
lainnya, maka perusahaan
tersebut akan dianggap
mempunyai bentuk usaha
tetap di Negara pihak pada
Persetujuan yang disebut
pertama berkenaan dengan
setiap kegiatan yang
dilakukan oleh orang atau
badan tersebut untuk
kepentingan perusahaan,
jika orang atau badan itu :
Memiliki kuasa dan biasa
melaksanakannya untuk
menutup kontrak di Negara
tersebut atas nama
perusahaan, kecuali jika
kegiatan orang atau badan
itu dibatasi pada hal-hal
yang diatur pada ayat 4,
yang meskipun dilakukan
melalui suatu tempat tetap
tidak akan menjadikan
tempat tetap itu suatu
bentuk usaha tetap
berdasarkan ketentuan
dalam ayat tersebut; atau
Tidak memiliki kuasa
semacam itu, tetapi
mempunyai kebiasaan
untuk mengurus persediaan
barang-barang atau barang
dagangan di Negara yang
disebut pertama dan secara
teratur menyerahkan
barang-barang atau barang
dagangan itu atas nama
perusahaan tersebut;
PERTUKARAN INFORMASI
Exchange Of Information
Indonesia dan Korea Selatan telah menyetujui untuk melakukan tukar-
menukar informasi yang diperlukan untuk melaksanakan ketentuan-
ketentuan dalam Persetujuan yg telah dibuat (Tax Treaty INDOESIA-
KOREA SELATAN) dan atau untuk mencegah tindak pidana fiskal atau
penggelapan pajak atau untuk pengadministrasian ketentuan-ketentuan
formal yang menyangkut pencegahan penggelapan pajak yang dicakup
oleh Persetujuan tersebut.
Setiap informasi yang dipertukarkan akan diperlakukan secara rahasia
dan tidak akan diungkapkan kepada setiap orang atau badan atau yang
berwenang selain yang telah disebutkan di atas, termasuk pengadilan,
sehubungan dengan penetapan dan penagihan, pelaksanaan atau
keputusan yang berhubungan dengan pajak-pajak tersebut atau
penentuan dari banding dalam kaitannya dengan itu dan orang atau
badan yang mempunyai hubungan dengan informasi itu.
Adapun hal-hal yang wajib di ketahui mengenai apa saja yang tidak termasuk
• untuk melaksanakan
tindakan-tindakan
administratif yang
bertentangan dengan
perundang- undangan atau
praktek administrasi di
Negara tersebut atau di
Negara pihak pada
Persetujuan lainnya;
• untuk memberikan informasi
yang tidak dapat diperoleh
berdasarkan perundang-
undangan atau dalam
pelaksanaan administrasi yang
lazim di Negara tersebut atau di
Negara pihak pada Persetujuan
lainnya;
• untuk memberikan
informasi yang akan
mengungkapkan setiap
rahasia di bidang
perdagangan, usaha,
industri, perniagaan atau
keahlian, atau tata cara
perdagangan atau informasi
yang pengungkapannya akan
bertentangan dengan
kebijaksanaan umum.
Ketentuan-ketentuan sama sekali tidak akan
ditafsirkan untuk mewajibkan kedua negara
(Indoensia – Korea Selatan) dalam hal
pertukaran Informasi
CONT.
Dalam Surat Direktur Jenderal
Pajak Nomor S-1015/PJ.343/2005
tentang Pengenaan PPN yang
terdapat Tax Treaty Indonesia –
Korea Selatan tanggal 24
Nopember 2005, menegaskan
bahwa:
a. Sepanjang jasa-jasa kepelabuhanan yang
diserahkan pihak Indonesia – Korea Selatan
dimaksud terkait dengan international
traffic dan penerima jasa betul-betul
merupakan kapal-kapal yang dimiliki dan
dioperasikan oleh perusahaan Korea
Selatan, maka secara timbal balik
dibebaskan dari pengenaan PPN;
b. Untuk mengantisipasi bahwa fasilitas
P3B tersebut tidak disalahgunakan oleh
pihak-pihak yang tidak berhak, maka
diharapkan dapat meneliti lebih lanjut
apakah kapal-kapal yang mengaku atau
berbendera Korea Selatan tersebut betul-
betul dimiliki dan manajemennya
dioperasikan oleh perusahaan yang
merupakan residen Korea Selatan.
Ditjen Pajak juga juga aktif terlibat dalam pertukaran informasi dengan
negara dan yurisdiksi mitra melalui perjanjian penghindaran pajak berganda
(P3B), perjanjian pertukaran informasi, atau konvensi dan pertukaran
informasi keuangan menggunakan standar internasional.
Untuk mengatasi praktek penghindaran pajak yang dilakukan oleh
perusahaan PMA, Ditjen Pajak memiliki beberapa program diantaranya
pengembangan Pusat Analisis Pajak atau Center for Tax Analysis (CTA) yang
bertujuan untuk mengumpulkan dan menganalisis data dari sumber
terpercaya yang akan digunakan untuk intensifikasi dan pengukuran
kepatuhan Wajib Pajak.
Dirjen Pajak menyampaikan apresiasi atas kontribusi perusahaan asing
dalam membangun Indonesia. Pada tahun 2013 nilai investasi Korea Selatan
di Indonesia merupakan ketiga terbesar setelah Singapura dan Jepang.
Ditjen Pajak Mengadakan Pertemuan dengan
Dubes dan Pengusaha Korea Selatan
"Pertemuan ini
dilaksanakan untuk
memperkuat
kerjasama dan
meningkatkan
kepatuhan
perpajakan
perusahaan-
perusahaan Korea
Selatan yang
berinvestasi di
Indonesia,"
~Mekar Satria
Utama, Direktur
Penyuluhan,
Pelayanan dan
Hubungan
Masyarakat DJP
Atas royalti yang dibayarkan PT HANA kepada TAEGUK Co. dapat dipajaki di
Indonesia dengan berdasarkan pada pasal 12 ayat (2) P3B Indonesia-Korea
Selatan sebesar 15% (sepanjang TAEGUK Co. merupakan beneficial owner
atas royalti tersebut). Karena dalam hal ini syarat administrasi telah
terpenuhi (CoD tertanggal 1 Oktober 2013, berakhir Oktober 2014), maka
perusahaan dapat menerima manfaat atas P3B Indonesia-Korea Selatan ini.
Oleh karena itu, perhitungan atas pajak yang dikenakan terhadap
pembayaran royalti yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Pada tanggal 3 Juli 2014, PT HANA membayar royalti kepada TAEGUK CO.
atas penggunaan merek dagang senilai USD250.000. TAEGUK CO.
berdomisili di Korea Selatan dan merupakan induk perusahaan dari SUJU
CO. Nilai wajar dari pembayaran royalti tersebut adalah USD200.000.
TAEGUK CO. sudah menyerahkan SKD bertanggal 1 Oktober 2013
kepada PT HANA.
15% * USD 250.000 * KMK IDR 11.150 * 50% * 100% = IDR 209.062.500
KESIMPULAN
P3B RI – Korea Selatan:
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) adalah perjanjian
internasional di bidang perpajakan antar kedua Negara guna
menghindari pemajakan ganda agar tidak menghambat perekonomian
kedua negara dengan prinsip saling menguntungkan antar kedua
negara dan dilaksanakan oleh penduduk antar kedua Negara yang
terlibat dalam perjanjian tersebut.
Pada prinsipnya, kehadiran Tax Treaty adalah untuk mencegah
terjadinya juridical double taxation, yaitu dimana atas penghasilan yang
sama dikenakan pajak di dua Negara yang berbeda. Oleh karena itu,
dengan adanya Tax Treaty maka Negara sumber membagi hak
pemajakan kepada source country dalam hal terbentuknya Permanent
Estabilishment di Source Country.
Perjanjian penghindaran pajak berganda tidak hanya mengatur pajak
penghasilan akan tetapi perjanjian penghindaran pajak berganda juga
mengatur mengenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) seperti antara
Indonesia- Korea selatan.
DAFTAR PUSTAKA
http://pajakonline.com/engine/treaty/view.php?id=24&l=id
http://www.tarif.depkeu.go.id/Bidang/?bid=pajak&cat=p3b
www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/2013_kajian_pkpn_Kebijakan_PPN
_Jasa_Kepelabuhanan.pdf+&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id
www.pajak.go.id/sites/default/files/Siaran%2520Pers%2520Pertemuan%252
0DJP%2520-%2520PMA%2520Korea.pdf+&cd=18&hl=id&ct=clnk&gl=id

More Related Content

What's hot

pph pasal 24 25 dan 26
pph pasal 24 25 dan 26pph pasal 24 25 dan 26
pph pasal 24 25 dan 26
muh wilyam
 
Tax Planning atas PPN
Tax Planning atas PPNTax Planning atas PPN
Tax Planning atas PPN
puspa
 
Perbedaan PSAK dan SAK ETAP
Perbedaan PSAK dan SAK ETAPPerbedaan PSAK dan SAK ETAP
Perbedaan PSAK dan SAK ETAP
Stephanie Isvirastri
 
Psak 65 laporan keuangan konsolidasian 05032015
Psak 65 laporan keuangan konsolidasian 05032015Psak 65 laporan keuangan konsolidasian 05032015
Psak 65 laporan keuangan konsolidasian 05032015PPA FEUI
 
PPN Fasilitas
PPN   FasilitasPPN   Fasilitas
PPN Fasilitas
karomah95
 
Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)
Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)
Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)
Rose Meea
 
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Adi Jauhari
 
Soal kasus-pph-badan
Soal kasus-pph-badanSoal kasus-pph-badan
Soal kasus-pph-badanwahyana
 
PPh Pasal 22
PPh Pasal 22PPh Pasal 22
PPh Pasal 22
Nur Aisyah Zera Datu
 
CONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABAN
CONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABANCONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABAN
CONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABAN
dyna septiani
 
REKONSILIASI FISKAL (1).pptx
REKONSILIASI FISKAL (1).pptxREKONSILIASI FISKAL (1).pptx
REKONSILIASI FISKAL (1).pptx
SitiNurza
 
Makalah Pajak Penghasilan (PPh)
Makalah Pajak Penghasilan (PPh)Makalah Pajak Penghasilan (PPh)
Makalah Pajak Penghasilan (PPh)
عمران الحمدى
 
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15Maiya Maiya
 
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka PanjangMateri AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
Ryan Gamof
 

What's hot (20)

pph pasal 24 25 dan 26
pph pasal 24 25 dan 26pph pasal 24 25 dan 26
pph pasal 24 25 dan 26
 
Pph 21
Pph 21Pph 21
Pph 21
 
Pph badan
Pph badanPph badan
Pph badan
 
Tax Planning atas PPN
Tax Planning atas PPNTax Planning atas PPN
Tax Planning atas PPN
 
PPh 23
PPh 23PPh 23
PPh 23
 
Perbedaan PSAK dan SAK ETAP
Perbedaan PSAK dan SAK ETAPPerbedaan PSAK dan SAK ETAP
Perbedaan PSAK dan SAK ETAP
 
Pph 22
Pph 22Pph 22
Pph 22
 
Psak 65 laporan keuangan konsolidasian 05032015
Psak 65 laporan keuangan konsolidasian 05032015Psak 65 laporan keuangan konsolidasian 05032015
Psak 65 laporan keuangan konsolidasian 05032015
 
PPN Fasilitas
PPN   FasilitasPPN   Fasilitas
PPN Fasilitas
 
Pertemuan 3 2
Pertemuan 3 2Pertemuan 3 2
Pertemuan 3 2
 
PPh 26
PPh 26PPh 26
PPh 26
 
Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)
Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)
Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)
 
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
 
Soal kasus-pph-badan
Soal kasus-pph-badanSoal kasus-pph-badan
Soal kasus-pph-badan
 
PPh Pasal 22
PPh Pasal 22PPh Pasal 22
PPh Pasal 22
 
CONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABAN
CONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABANCONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABAN
CONTOH SOAL TEORI AKUNTANSI BESERTA JAWABAN
 
REKONSILIASI FISKAL (1).pptx
REKONSILIASI FISKAL (1).pptxREKONSILIASI FISKAL (1).pptx
REKONSILIASI FISKAL (1).pptx
 
Makalah Pajak Penghasilan (PPh)
Makalah Pajak Penghasilan (PPh)Makalah Pajak Penghasilan (PPh)
Makalah Pajak Penghasilan (PPh)
 
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
 
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka PanjangMateri AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
 

Similar to Tax treaty indonesia korea selatan

per3. korelasi hukum pajak dengan ilmu lainnya.pptx
per3. korelasi hukum pajak dengan ilmu lainnya.pptxper3. korelasi hukum pajak dengan ilmu lainnya.pptx
per3. korelasi hukum pajak dengan ilmu lainnya.pptx
Ameliaputri70459
 
Tax blitz 4_Indonesia
Tax blitz 4_IndonesiaTax blitz 4_Indonesia
Tax blitz 4_Indonesia
MUC Tax Research Institute
 
Stuktur P3B
Stuktur P3BStuktur P3B
Stuktur P3B
Ilham Sousuke
 
Perjanjian indo singapura in Bahasa
Perjanjian indo singapura in BahasaPerjanjian indo singapura in Bahasa
Perjanjian indo singapura in Bahasa
Yesica Adicondro
 
slide-pengertian-perpajakan dan administrasi pajak.ppt
slide-pengertian-perpajakan dan administrasi pajak.pptslide-pengertian-perpajakan dan administrasi pajak.ppt
slide-pengertian-perpajakan dan administrasi pajak.ppt
LutfiAtmansyah
 
P3B AFRIKA SELATAN, ARAB SAUDI, AUSTRALIA, CHINA, INGGRIS, MALAYSIA, SINGAPUR...
P3B AFRIKA SELATAN, ARAB SAUDI, AUSTRALIA, CHINA, INGGRIS, MALAYSIA, SINGAPUR...P3B AFRIKA SELATAN, ARAB SAUDI, AUSTRALIA, CHINA, INGGRIS, MALAYSIA, SINGAPUR...
P3B AFRIKA SELATAN, ARAB SAUDI, AUSTRALIA, CHINA, INGGRIS, MALAYSIA, SINGAPUR...
YABES HULU
 
Hak mendahulu utang pajak dalam kepailitan
Hak mendahulu utang pajak dalam kepailitanHak mendahulu utang pajak dalam kepailitan
Hak mendahulu utang pajak dalam kepailitanArridho Abduh
 
Pemotongan pph atas pembayaran imbalan jasa kepada but
Pemotongan pph atas pembayaran imbalan jasa kepada butPemotongan pph atas pembayaran imbalan jasa kepada but
Pemotongan pph atas pembayaran imbalan jasa kepada butCitasco
 
(Pert 14) chapter 20
(Pert 14) chapter 20(Pert 14) chapter 20
(Pert 14) chapter 20
Ilham Sousuke
 
Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)
Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)
Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)
Ilham Sousuke
 
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAK
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAKURGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAK
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAK
iqbalkurniawan27
 
Perjanjian keagenan Produk
Perjanjian keagenan ProdukPerjanjian keagenan Produk
Perjanjian keagenan Produk
MeneerGultom
 
SLIDE_6 PAJAK DAERAH (BAG 1).pdf
SLIDE_6  PAJAK DAERAH (BAG 1).pdfSLIDE_6  PAJAK DAERAH (BAG 1).pdf
SLIDE_6 PAJAK DAERAH (BAG 1).pdf
Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura
 
Pengantar Pajak,minat,potensi,profesi_2018.pptx
Pengantar Pajak,minat,potensi,profesi_2018.pptxPengantar Pajak,minat,potensi,profesi_2018.pptx
Pengantar Pajak,minat,potensi,profesi_2018.pptx
sowiloveu
 
Perjanjian Kerjasama Ekslusif Penanaman Modal dan Pendirian PT.docx
Perjanjian Kerjasama Ekslusif Penanaman Modal dan Pendirian PT.docxPerjanjian Kerjasama Ekslusif Penanaman Modal dan Pendirian PT.docx
Perjanjian Kerjasama Ekslusif Penanaman Modal dan Pendirian PT.docx
GLC
 

Similar to Tax treaty indonesia korea selatan (20)

Jepang
JepangJepang
Jepang
 
per3. korelasi hukum pajak dengan ilmu lainnya.pptx
per3. korelasi hukum pajak dengan ilmu lainnya.pptxper3. korelasi hukum pajak dengan ilmu lainnya.pptx
per3. korelasi hukum pajak dengan ilmu lainnya.pptx
 
P3 b presentation h
P3 b presentation hP3 b presentation h
P3 b presentation h
 
Tax blitz 4_Indonesia
Tax blitz 4_IndonesiaTax blitz 4_Indonesia
Tax blitz 4_Indonesia
 
Stuktur P3B
Stuktur P3BStuktur P3B
Stuktur P3B
 
Pajak Internasional
Pajak InternasionalPajak Internasional
Pajak Internasional
 
Perjanjian indo singapura in Bahasa
Perjanjian indo singapura in BahasaPerjanjian indo singapura in Bahasa
Perjanjian indo singapura in Bahasa
 
slide-pengertian-perpajakan dan administrasi pajak.ppt
slide-pengertian-perpajakan dan administrasi pajak.pptslide-pengertian-perpajakan dan administrasi pajak.ppt
slide-pengertian-perpajakan dan administrasi pajak.ppt
 
P3B AFRIKA SELATAN, ARAB SAUDI, AUSTRALIA, CHINA, INGGRIS, MALAYSIA, SINGAPUR...
P3B AFRIKA SELATAN, ARAB SAUDI, AUSTRALIA, CHINA, INGGRIS, MALAYSIA, SINGAPUR...P3B AFRIKA SELATAN, ARAB SAUDI, AUSTRALIA, CHINA, INGGRIS, MALAYSIA, SINGAPUR...
P3B AFRIKA SELATAN, ARAB SAUDI, AUSTRALIA, CHINA, INGGRIS, MALAYSIA, SINGAPUR...
 
Hak mendahulu utang pajak dalam kepailitan
Hak mendahulu utang pajak dalam kepailitanHak mendahulu utang pajak dalam kepailitan
Hak mendahulu utang pajak dalam kepailitan
 
Pemotongan pph atas pembayaran imbalan jasa kepada but
Pemotongan pph atas pembayaran imbalan jasa kepada butPemotongan pph atas pembayaran imbalan jasa kepada but
Pemotongan pph atas pembayaran imbalan jasa kepada but
 
(Pert 14) chapter 20
(Pert 14) chapter 20(Pert 14) chapter 20
(Pert 14) chapter 20
 
Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)
Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)
Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)
 
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAK
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAKURGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAK
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAK
 
Perjanjian keagenan Produk
Perjanjian keagenan ProdukPerjanjian keagenan Produk
Perjanjian keagenan Produk
 
Uu 28 2007
Uu 28 2007Uu 28 2007
Uu 28 2007
 
Uu 28 2007
Uu 28 2007Uu 28 2007
Uu 28 2007
 
SLIDE_6 PAJAK DAERAH (BAG 1).pdf
SLIDE_6  PAJAK DAERAH (BAG 1).pdfSLIDE_6  PAJAK DAERAH (BAG 1).pdf
SLIDE_6 PAJAK DAERAH (BAG 1).pdf
 
Pengantar Pajak,minat,potensi,profesi_2018.pptx
Pengantar Pajak,minat,potensi,profesi_2018.pptxPengantar Pajak,minat,potensi,profesi_2018.pptx
Pengantar Pajak,minat,potensi,profesi_2018.pptx
 
Perjanjian Kerjasama Ekslusif Penanaman Modal dan Pendirian PT.docx
Perjanjian Kerjasama Ekslusif Penanaman Modal dan Pendirian PT.docxPerjanjian Kerjasama Ekslusif Penanaman Modal dan Pendirian PT.docx
Perjanjian Kerjasama Ekslusif Penanaman Modal dan Pendirian PT.docx
 

Recently uploaded

0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahanAKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
PutuRatihSiswinarti1
 
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptxALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
rusinaharva1
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
AskariB1
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
GuneriHollyIrda
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptxAKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AdeRinaMuliawati1
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala SekolahVisi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
kusnen59
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
zakkimushoffi41
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
jaya35ml2
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahanAKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
 
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptxALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptxAKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala SekolahVisi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 

Tax treaty indonesia korea selatan

  • 1. TAX TREATY INDONESIA - KOREA SELATAN Pengertian dan Model Tax Treaty Tax Treaty Indonesia – Korea Selatan Domisili Kepedudukan Tax Treaty Bentuk Usaha Tetap Kebijakan B.U.T Indonesia-Korea Selatan Dividen PERTUKARAN INFORMASI (Exchange Of Information) Kebijakan PPN Atas Jasa Pelabuhan Internasional Pertemuan DJP – Dubes & Pengusaha Korea Selatan Contoh Soal
  • 2. TAX TREATY kontrak yang mengikat suatu Negara dengan Negara lain dalam hal perlakuan pajaknya. MODEL OECD adalah model yang dikembangkan oleh Organization of Economic Cooperation and Development model UN adalah model yang dikembangkan oleh PBB untuk memperjuangkan kepentingan Negara-negara berkembang, sehingga prinsip yang dipakai adalah prinsip sumber penghasilan. Model tax treaty yang dipakai oleh Indonesia adalah campuran dari model OECD dan UN yaitu disebut dengan P3B. P3B Indonesia ini diatur dan disepakati secara sendiri-sendiri dengan tiap-tiap Negara sehingga ketentuan pasal maupun ayat bagi setiap Negara berbeda.
  • 3. TUJUAN DAN AZAS P3B (TAX TREATY) Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) adalah perjanjian internasional di bidang perpajakan antar kedua negara guna menghindari pemajakan ganda agar tidak menghambat perekonomian kedua negara dengan prinsip saling menguntungkan antar kedua negara dan dilaksanakan oleh penduduk antar kedua negara yang terlibat dalam perjanjian tersebut.
  • 4. a.Azas domisili /Azas kependudukan b. Azas Sumber c. Azas Nasionalitas/ Azas kewarganegaraan AZAS utama yang dijadikan landasan untuk mengenakan pajak
  • 5. T A X T R E A T Y I N D O N E S I A - S O U T H K O R E A Dalam pelaksanaan P3B, periode ditandatanganinya P3B ternyata tidak harus sama dengan periode diberlakukannya.
  • 6.
  • 7. Berdasarkan Undang- Undang kedua negara. Bila tidak dapat ditentukan menurut undang-undang, maka status seseorang akan ditentukan berdasarkan tempat di mana pusat kepentingan pokoknya (centre of vital interest) berada, Bila tidak dapat ditentukan juga maka statusnya akan ditentukan menurut kebiasaannya berdiam. Apabila status seseorang tidak dapat ditentukan juga dengan ketiga cara di atas, maka status orang tersebut akan ditentukan melalui mutual agreement yang dilakukan oleh pejabat yang berwenang (competent authority) dari kedua belah pihak. Jika berdasarkan ketentuan-ketentuan ayat 1, orang atau badan, selain dari orang pribadi, merupakan penduduk di kedua Negara pihak pada Persetujuan, maka ia akan dianggap sebagai penduduk di Negara dimana tempat kedudukan manajemen yang efektif berada. (PENDUDUK) DOMISILI PAJAK
  • 8. pembayaran dalam bentuk apapun yang diterima sebagai balas jasa karena penggunaan atau hak untuk menggunakan, hak cipta kesusasteraan, karya seni atau karya ilmiah, termasuk film-film sinematografi, atau film-film atau pita -pita yang digunakan untuk siaran radio atau televisi, paten, merek dagang, pola atau model, rencana, rumus, atau cara pengolahan yang dirahasiakan, atau untuk penggunaan, atau hak untuk menggunakan perlengkapan industri, perniagaan atau ilmu pengetahuan, atau keterangan menyangkut pengalaman di bidang industri, perniagaan dan ilmu pengetahuan. ROYALTI Royalti yang berasal dari suatu Negara pihak pada Persetujuan dan dibayarkan kepada penduduk Negara pihak pada Persetujuan lainnya dapat dikenakan pajak di Negara lain tersebut. Namun demikian, royalti tersebut dapat juga dikenakan pajak di Negara pihak pada Persetujuan dimana royalti itu berasal dan sesuai dengan perundang-undangan negara tersebut, tetapi apabila penerima royalti adalah pemilik hak yang menikmati royalti itu, maka pajak yang dikenakan tidak akan melebihi 15% dari jumlah kotor royalti.
  • 9. Dividen yang dibayarkan oleh suatu perseroan yang berkedudukan di suatu Negara pihak pada Persetujuan kepada penduduk Negara pihak pada Persetujuan lainnya dapat dikenakan pajak di Negara pihak pada Persetujuan lainnya tersebut. (Pasal 10 Ayat 1 dalam Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda Indoesia-Korea Selatan) •Namun demikian, dividen itu dapat juga dikenakan pajak di Negara pihak pada Persetujuan di mana perseroan yang membayarkan dividen tersebut berkedudukan dan sesuai dengan perundang- undangan Negara tersebut, akan tetapi apabila penerima dividen adalah pemilik saham yang menikmati dividen itu, maka pajak yang dikenakan tidak akan melebihi. (Pasal 10 Ayat 2 dalam Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda Indoesia-Korea Selatan) Penghasilan dari saham-saham atau hak-hak lainnya yang bukan merupakan surat-surat piutang, namun berhak atas pembagian laba, demikian pula penghasilan dari hak-hak dari perseroan lainnya yang diperlakukan sama dalam pengenaan pajaknya sebagai penghasilan dari saham-saham oleh undang- undang Negara pihak pada Persetujuan dimana perusahaan yang membagikan dividen berkedudukan.
  • 10. Istilah "bunga" disini ialah penghasilan dari semua jenis tagihan piutang, baik yang dijamin dengan hipotik ataupun tidak, dan baik yang berhak maupun tidak atas bagian laba debitur dan pada khususnya penghasilan dari surat-surat berharga pemerintah dan penghasilan dari obligasi atau surat-surat hutang, termasuk premi dan hadiah-hadiah yang terikat pada surat-surat berharga, obligasi maupun surat-surat hutang tersebut, demikian pula penghasilan yang oleh undang-undang perpajakan dari Negara dimana penghasilan itu timbul dipersamakan dengan penghasilan dari peminjaman uang. Bunga yang berasal dari suatu Negara pihak pada Persetujuan dan dibayarkan kepada penduduk Negara pihak pada Persetujuan lainnya dapat dikenakan pajak di Negara lain tersebut. Namun demikian, bunga itu dapat juga dikenakan pajak di Negara pihak pada Persetujuan dimana bunga itu berasal dan sesuai dengan perundang- undangan Negara tersebut akan tetapi apabila penerima bunga adalah pemberi pinjaman yang menikmati bunga itu, maka pajak yang dikenakan tidak akan melebihi 10 persen dari jumlah kotor bunga.
  • 11. BENTUK USAHA TETAP BUT yang diutamakan suatu proyek perakitan atau instalasi yang dilakukan lebih dari enam bulan. suatu tempat kedudukan manajemen; suatu pabrik;
  • 12. Pengenaan pajak atas bentuk usaha tetap yang dimiliki oleh suatu perusahaan baik dari Korea maupun Indonesia tidak akan dilakukan dengan cara yang kurang menguntungkan . Hal ini dapat dibandingkan dengan pengenaan pajak terhadap perusahaan-perusahaan di salah satu negara (Indonesia/ Korea) yang menjalankan kegiatan yang sama. Bentuk Usaha Tetap (permanent establishment) bertindak di Negara pihak pada Persetujuan atas nama perusahaan dari Negara pihak pada Persetujuan lainnya, maka perusahaan tersebut akan dianggap mempunyai bentuk usaha tetap di Negara pihak pada Persetujuan yang disebut pertama berkenaan dengan setiap kegiatan yang dilakukan oleh orang atau badan tersebut untuk kepentingan perusahaan, jika orang atau badan itu : Memiliki kuasa dan biasa melaksanakannya untuk menutup kontrak di Negara tersebut atas nama perusahaan, kecuali jika kegiatan orang atau badan itu dibatasi pada hal-hal yang diatur pada ayat 4, yang meskipun dilakukan melalui suatu tempat tetap tidak akan menjadikan tempat tetap itu suatu bentuk usaha tetap berdasarkan ketentuan dalam ayat tersebut; atau Tidak memiliki kuasa semacam itu, tetapi mempunyai kebiasaan untuk mengurus persediaan barang-barang atau barang dagangan di Negara yang disebut pertama dan secara teratur menyerahkan barang-barang atau barang dagangan itu atas nama perusahaan tersebut;
  • 13. PERTUKARAN INFORMASI Exchange Of Information Indonesia dan Korea Selatan telah menyetujui untuk melakukan tukar- menukar informasi yang diperlukan untuk melaksanakan ketentuan- ketentuan dalam Persetujuan yg telah dibuat (Tax Treaty INDOESIA- KOREA SELATAN) dan atau untuk mencegah tindak pidana fiskal atau penggelapan pajak atau untuk pengadministrasian ketentuan-ketentuan formal yang menyangkut pencegahan penggelapan pajak yang dicakup oleh Persetujuan tersebut. Setiap informasi yang dipertukarkan akan diperlakukan secara rahasia dan tidak akan diungkapkan kepada setiap orang atau badan atau yang berwenang selain yang telah disebutkan di atas, termasuk pengadilan, sehubungan dengan penetapan dan penagihan, pelaksanaan atau keputusan yang berhubungan dengan pajak-pajak tersebut atau penentuan dari banding dalam kaitannya dengan itu dan orang atau badan yang mempunyai hubungan dengan informasi itu. Adapun hal-hal yang wajib di ketahui mengenai apa saja yang tidak termasuk
  • 14. • untuk melaksanakan tindakan-tindakan administratif yang bertentangan dengan perundang- undangan atau praktek administrasi di Negara tersebut atau di Negara pihak pada Persetujuan lainnya; • untuk memberikan informasi yang tidak dapat diperoleh berdasarkan perundang- undangan atau dalam pelaksanaan administrasi yang lazim di Negara tersebut atau di Negara pihak pada Persetujuan lainnya; • untuk memberikan informasi yang akan mengungkapkan setiap rahasia di bidang perdagangan, usaha, industri, perniagaan atau keahlian, atau tata cara perdagangan atau informasi yang pengungkapannya akan bertentangan dengan kebijaksanaan umum. Ketentuan-ketentuan sama sekali tidak akan ditafsirkan untuk mewajibkan kedua negara (Indoensia – Korea Selatan) dalam hal pertukaran Informasi CONT.
  • 15. Dalam Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-1015/PJ.343/2005 tentang Pengenaan PPN yang terdapat Tax Treaty Indonesia – Korea Selatan tanggal 24 Nopember 2005, menegaskan bahwa: a. Sepanjang jasa-jasa kepelabuhanan yang diserahkan pihak Indonesia – Korea Selatan dimaksud terkait dengan international traffic dan penerima jasa betul-betul merupakan kapal-kapal yang dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan Korea Selatan, maka secara timbal balik dibebaskan dari pengenaan PPN; b. Untuk mengantisipasi bahwa fasilitas P3B tersebut tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak berhak, maka diharapkan dapat meneliti lebih lanjut apakah kapal-kapal yang mengaku atau berbendera Korea Selatan tersebut betul- betul dimiliki dan manajemennya dioperasikan oleh perusahaan yang merupakan residen Korea Selatan.
  • 16. Ditjen Pajak juga juga aktif terlibat dalam pertukaran informasi dengan negara dan yurisdiksi mitra melalui perjanjian penghindaran pajak berganda (P3B), perjanjian pertukaran informasi, atau konvensi dan pertukaran informasi keuangan menggunakan standar internasional. Untuk mengatasi praktek penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan PMA, Ditjen Pajak memiliki beberapa program diantaranya pengembangan Pusat Analisis Pajak atau Center for Tax Analysis (CTA) yang bertujuan untuk mengumpulkan dan menganalisis data dari sumber terpercaya yang akan digunakan untuk intensifikasi dan pengukuran kepatuhan Wajib Pajak. Dirjen Pajak menyampaikan apresiasi atas kontribusi perusahaan asing dalam membangun Indonesia. Pada tahun 2013 nilai investasi Korea Selatan di Indonesia merupakan ketiga terbesar setelah Singapura dan Jepang. Ditjen Pajak Mengadakan Pertemuan dengan Dubes dan Pengusaha Korea Selatan "Pertemuan ini dilaksanakan untuk memperkuat kerjasama dan meningkatkan kepatuhan perpajakan perusahaan- perusahaan Korea Selatan yang berinvestasi di Indonesia," ~Mekar Satria Utama, Direktur Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat DJP
  • 17. Atas royalti yang dibayarkan PT HANA kepada TAEGUK Co. dapat dipajaki di Indonesia dengan berdasarkan pada pasal 12 ayat (2) P3B Indonesia-Korea Selatan sebesar 15% (sepanjang TAEGUK Co. merupakan beneficial owner atas royalti tersebut). Karena dalam hal ini syarat administrasi telah terpenuhi (CoD tertanggal 1 Oktober 2013, berakhir Oktober 2014), maka perusahaan dapat menerima manfaat atas P3B Indonesia-Korea Selatan ini. Oleh karena itu, perhitungan atas pajak yang dikenakan terhadap pembayaran royalti yang dimaksud adalah sebagai berikut : Pada tanggal 3 Juli 2014, PT HANA membayar royalti kepada TAEGUK CO. atas penggunaan merek dagang senilai USD250.000. TAEGUK CO. berdomisili di Korea Selatan dan merupakan induk perusahaan dari SUJU CO. Nilai wajar dari pembayaran royalti tersebut adalah USD200.000. TAEGUK CO. sudah menyerahkan SKD bertanggal 1 Oktober 2013 kepada PT HANA. 15% * USD 250.000 * KMK IDR 11.150 * 50% * 100% = IDR 209.062.500
  • 18. KESIMPULAN P3B RI – Korea Selatan: Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) adalah perjanjian internasional di bidang perpajakan antar kedua Negara guna menghindari pemajakan ganda agar tidak menghambat perekonomian kedua negara dengan prinsip saling menguntungkan antar kedua negara dan dilaksanakan oleh penduduk antar kedua Negara yang terlibat dalam perjanjian tersebut. Pada prinsipnya, kehadiran Tax Treaty adalah untuk mencegah terjadinya juridical double taxation, yaitu dimana atas penghasilan yang sama dikenakan pajak di dua Negara yang berbeda. Oleh karena itu, dengan adanya Tax Treaty maka Negara sumber membagi hak pemajakan kepada source country dalam hal terbentuknya Permanent Estabilishment di Source Country. Perjanjian penghindaran pajak berganda tidak hanya mengatur pajak penghasilan akan tetapi perjanjian penghindaran pajak berganda juga mengatur mengenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) seperti antara Indonesia- Korea selatan.

Editor's Notes

  1. Di dalam tax treaty selalu terdapat pasal-pasal dan ayat-ayat yang berkaitan dengan aspek transaksi pihak tertentu. P3B adalah singkatan dari Penghindaran Pengenaan Pajak Berganda
  2. Tax treaty adalah kontrak yang mengikat suatu Negara dengan Negara lain dalam hal perlakuan pajaknya. Di dalam tax treaty selalu terdapat pasal-pasal dan ayat-ayat yang berkaitan dengan aspek transaksi pihak tertentu. P3B adalah singkatan dari Penghindaran Pengenaan Pajak Berganda
  3. BUT adalah bagian dari Subjek Pajak luar negeri yang melakukan kegiatan di Indonesia sehingga menerima atau memperoleh penghasilan yang bersumber dari Indonesia. Walaupun termasuk Wajib Pajak luar negeri, pemenuhan hak dan kewajiban BUT disamakan dengan pemenuhan hak dan kewajiban Wajib Pajak dalam negeri.
  4. Dari sisi perpajakan, masuknya PMA akan meningkatkan potensi penerimaan pajak. Perusahaan PMA memiliki kewajiban yang sama seperti wajib pajak badan lainnya. Namun demikian tetap saja timbul permasalahan pajak utamanya yang terkait dengan passive income atas beneficial owner. Terdapat dua otoritas yang memiliki kepentingan dalam pengenaan pajak yang terkait dengan beneficial owner, yaitu negara asal beneficial owner (domisili) dan negara tempat PMA (sumber). Permasalahan perpajakan muncul ketika kedua negara tersebut hendak mengenakan pajak atas jenis pendapatan yang sama (passive income).