SlideShare a Scribd company logo
1 of 60
Obat-obat pada
sistem saraf
pusat (SSP)
Dr. Nunung Yuniarti
Fakultas Farmasi UGM
Sistem saraf manusia
Sistem Saraf Pusat:
- Otak
- Medula spinalis
Sistem Saraf Tepi:
- SS somatis
- SS Otonom :
Simpatis
Parasimpatis
Bagaimana SSPbekerja?
akson
Bagaimana sistem saraf pusat bekerja ?
• Sel saraf saling berkomunikasi menggunakan
neurotransmiter
• Neurotransmiter bekerja pada reseptornya
masing-masing  menghasilkan efek
penghambatan atau pemicuan aktivitas saraf
pusat
• Berbagai gangguan sistem saraf (neurologik
atau psikiatrik) biasanya terjadi karena
ketidakseimbangan (kekurangan atau lelebihan)
neurotransmiter
Macam neurotransmiter di SSP ?
• Asetilkolin  kekurangan: Alzheimer,
myastenia gravis
• Dopamin  kelebihan: skizoprenia,
kekurangan: parkinson
• GABA  kekurangan: epilepsi, parkinson
• Glutamat  kelebihan : epilepsi, degenerasi
sel saraf
• Serotonin (5-HT)  kekurangan: depresi,
parkinson, kelebihan: autis
• Norepinefrin (NE)  kekurangan: depresi,
parkinson
Golongan obat SSP
• Obat sedatif – hipnotik
• Obat anestetik (umum dan lokal)
• Obat antidepresan
• Obat antipsikotik/neuroleptik
• Analgetik opiat
• Obat antiparkinson
Antiparkinsonian
Drugs
Dr. Nunung Yuniarti
Fakultas Farmasi UGM
J. Parkinson
Parkinson’s Disease
• PD  sebuah gangguan degeneratif SSP yg kronis dan progresif
• Terjadi pada pria dan wanita usia 50-80 tahun
• Gejala: tremor otot, kekakuan otot, berkurangnya fungsi koordinasi,
gaya berjalan terseok-seok (diseret), perubahan postur,
bradykinesia, sialorrhoea (hipersalivasi), dementia
Etiolog
i
• Disebabkan oleh rusaknya atau perubahan degeneratif pd
substantia nigra yg menyebabkan rusak/matinya sel saraf yg
memproduksi dopamin  kadar dopamin rendah
Clinical Pharmacology–9th Ed.(2003)
• Dua sistem yg berperan penting dlm pengaturan aktivitas motorik:
– corpus striatum  neurotransmitter asetilkolin
– substantia nigra  neurotransmitter dopamin
• PD  ketdkseimbangan dopamine dan acetylcholine di otak
• Neurotransmitter lain yg menurun pada PD: GABA, Serotonin,
Norepinephrine Rang et al. Pharmacology – 5st Ed. (2003)
• Drug
• Oxidation of DA
• Age‐related
– atherosclerosis
– defect in protective
antioxidant
mechanisms
• Environmental
toxins or some
infections (grippe)
• A synthetic toxin N‐
methyl‐4‐phenyl
tetrahydropyridine
(MPTP)
• Genetic
predisposition
Factorscontributingtodegenerationof
nigrostrial DA-ergicneuronscausingPD
Essential ofMedical Pharmacology
–5stEd.(2003)
The cause of selective degeneration of
nigrostrial neurones in PD is multifactorial
• Drugs-induced parkinsonian syndromes
– DA receptor antagonists (e.g., antipsychotic
agents, phenothiazines)  lead to the destruction
of the DA-ergic nigrostriatal neurons
• Oxidation of DA by MAO-B and aldehyde
dehydrogenase generate hydroxyl free radicals
(˙OH) in the presence of ferrous iron (basal ganglia
are rich in iron).
– Normally these radicals are quenched by
glutathione and other endogenous antioxidants.
Productionoffree radical bythemetabolismofdopamine(DA).
DAis convertedbyMonoAmineOxidase-B(MAO-B)and
aldehydedehydrogenase(AD)in 3,4-dihydroxyphenylacetic acid
(DOP
AC), producinghydrogenperoxide(H2O2).
Inthe presenceofferrous ionhydrogenperoxideundergoes
spontaneousconversion,formingahydroxyl
freeradical (TheFentonreaction).
Goodman&Gilman'sThePharmacologicBasisofTherapeutics- 11thEd.(2006)
• Age‐related
– in atherosclerosis
– defect in protective antioxidant mechanisms
• allows the free radicals to damage lipid membranes and DNA
resulting in neuronal degenerations.
• Genetic predisposition may contribute to high vulnerability of
substantia nigra neurons.
• Environmental toxins or some infections (grippe) may
accentuate these defects.
• A synthetic toxin N‐methyl‐4‐phenyl tetrahydropyridine
(MPTP), which occurs as a contaminant of some illicit drugs,
produces nigrostrial degenerations similar to PD.
Biosintesis dan degradasi norepinefrin:
jalur tirosin‐DOPA‐dopamin‐norefinefrin‐efinefrin
Tirosin
L-DOP
A
Dopamin
Norepinefrin
Tirosin-hidroksilase
Dopadekarboksilase
MAO
MAO COMT
COMT
Asam
homovanilat
Asamvanillin mandelat
Epinefrin COMT: catechol-o-metil transferase
MAO: monoamine oxidase
Pharmacological treatment
• The normally high concentration of DA in the basal
ganglia of the brain is reduced in PD
– pharmacologic attempts to restore DA-ergic activity 
Dopaminergic agent
• Levodopa
• DA agonists  D2 receptor stimulants
• Imbalance of dopamine and acetylcholine levels in the
brain
– to restore the normal balance of cholinergic and
dopaminergic
• anticholinergic drugs
The dopaminergic/cholinergic balance may be
restored by two mechanisms:
A. Enhancement of DA-ergic activity by drugs
which may:
– replenish neuronal DA by supplying levodopa, which
is its natural precursor; administration of DA itself is
ineffective as it does not cross the BBB;
– act as DA agonists (bromocriptine, pergolide,
cabergoline, pramipexole, ropinirole);
– prolong the action of DA through selective inhibition of
its metabolism (selegiline  inhibits selectively only
MAO-B in the CNS);
– release DA from stores and inhibit reuptake
(amantadine).
Levodopa Levodopa
Dopamine
MAO-B
Selegiline
Amantadine Amantadine
Bromocriptine
Pergolide
D2-receptors
(-)
Reuptake
(-)
(+)
(+)
Central DA-ergicDrugs
ThePrinciplesofMedical
Pharmacology(1994)
Basic &Clinical Pharmacology–10th Ed.(2007)
Basic &Clinical Pharmacology–10th Ed.(2007)
Levodopa and its metabolites cause significant adverse reactions by peripheral
actions, notably nausea, arrhythmia, and hypotension
decarboxylase inhibitors  benserazide, carbidopa
Anticholinergic Agents
B. Reduces excessive cholinergic brain
activity
– blocking ACh receptors in the CNS, thereby
partially redressing the imbalance created by
decreased DA-ergic
• trihexyphenidyl
• biperiden
• triperiden
• atropine
• scopolamine
• benztropine
• diphenhydramine
Copyright 2007 Thomson Delmar Learning, a division of Thomson Learning Inc.All rights reserved.
Catechol-O-Methyltransferase Inhibitors
• Newest class of anti-Parkinson drug
agents
• Inhibit metabolism of DA  the action of
levodopa is thus prolonged
• Example: Entacapone
• Treats clients with history of poor
response to levodopa
– Sustains dopaminergic levels
• Brain remains stimulated
Obat sedatif - hipnotik
• Sedatif = penenang (anxiolitik)  mengurangi perasaan
cemas (anxietas) dan menenangkan, tanpa
mempengaruhi fungsi motorik dan mental
• Hipnotik = efek menidurkan
• Efek hipnotik dapat diperoleh dengan meningkatkan
dosis obat
Dosis meningkat
Efek
SSP
Koma
Anestesia
Hipnosis
Sedasi
Obat A
Obat B
Penjelasan
• Obat A : meningkatnya dosis meningkatkan efek
penekanan/depresi pada SSP  bisa sampai
menimbulkan koma dan kematian
• Dijumpai pada obat-obat sedatif-hipnotik
generasi lama : barbiturat dan alkohol
• Obat B : peningkatan dosis sampai batas
tertentu tidak meningkatkan efek penekanan
SSP  lebih aman
• Dijumpai pada obat-obat sedatif-hipnotik lebih
baru, yaitu golongan benzodiazepin  lebih
banyak dipakai
Efek-efek yang bisa terjadi ?
• Sedasi
• Hipnosis  terjadi jika dosis ditingkatkan
• Anestesia  tercapai pada dosis lebih tinggi lagi
• Antikonvulsi (antikejang)  penghambatan SSP dapat
mengurangi kejang
• Relaksasi otot
• Menekan pernafasan  khususnya pada pasien dengan
gangguan pernafasan
• Menekan sistem kardiovaskuler  pada pasien dengan
gangguan kardiovaskuler
Nama obat-obat sedatif hipnotik
Golongan barbiturat :
• Fenobarbital (Luminal)
• Secobarbital
• Pentobarbital
Lain-lain:
• Meprobamat
• Etanol
• Buspiron
Golongan benzodiazepin:
• Diazepam
• Klordiazepoksid
• Lorazepam
• Nitrazepam
• Oksazepam
• Alprazolam
• Flunitrazepam
• Triazolam
Mekanisme aksinya ?
• Obat-obat golongan barbiturat dan benzodiazepin berikatan
dengan reseptor GABA
• GABA adalah suatu neurotransmiter inhibitor di otak
• Reseptor GABA adalah reseptor yang berupa kanal ion klorida
• Jika reseptor GABA diaktifkan oleh GABA  kanal membuka 
ion klorida mengalir  hiperpolarisasi  penghambatan impuls
saraf  efek depresi SSP (calming effect)
• Benzodiazepine and barbiturate
– act as receptor GABA agonist
– modulate receptor response to GABA
– increases the activity of GABA in the brain
– increases calming effect and results in sleepiness, a
decrease in anxiety and relaxation of muscles
– As anticonvulsant, anxiolytic and sedative—hypnotic
activity
Note:
GABA is a neurotransmitter that acts as a natural
'nerve‐calming' agent  induce sleepiness, reducing
anxiety and relaxing muscles.
Picrotoxin, Pentylenetetrazol, t-butyl
bicyclophosphorothionate (TBPS)
• Chloride channel blockers
• Decrease in mean channel open time
• Preventing Cl permeability
• Decrease calming effect  seizure
• The convulsant compound
Masalah dalam penggunaan
sedatif hipnotik
• Toleransi : farmakokinetik atau farmakodinamik
• Ketergantungan (dependency) : psikologis maupun
fisik
• Ketergantungan psikologis: keinginan menggunakan
obat tersebut secara terus-menerus karena
mendapatkan efek yang dianggap menyenangkan
(hilang kecemasan, tenang, euforia, dll)
• Ketergantungan fisik : terjadi perubahan fisiologis
yang membutuhkan penggunaan obat tersebut
secara terus-menerus, jika tidak  akan terjadi
gejala putus obat (withdrawal syndrome)
Penggunaan secara klinis
• Pada gangguan kecemasan
• Insomnia (gangguan tidur)
• Penenang sebelum operasi
• Pengatasan epilepsi/kejang
Obat anestetik (umum dan lokal)
• Anestesia : pembiusan
• Digunakan pada operasi untuk mengurangi rasa
sakit pada pasien terhadap tindakan operasi
• Pada operasi besar (lama)  dibutuhkan
anestesia umum (bius total)
• Pada operasi kecil (ringan)  sering digunakan
anestesia lokal
Anestesi umum
• Diberikan secara inhalasi
atau intravena
• Umumnya diawali dengan
i.v., lalu dipelihara dengan
inhalasi (jika diperlukan)
• Anestetik inhalasi  suatu
cairan volatil (mudah
menguap)  contoh:
halotan, desfluran, enfluran,
isofluran, N2O
• Anestetik intravena 
contoh: Na tiopenton,
ketamin, propofol
Anestesi lokal
• Bekerja dengan
memblokade secara
reversibel atas konduksi
sepanjang sel saraf
• Ada bermacam-macam
obat yang berbeda sifat 
menentukan kecocokan
obat dalam cara
pemberian : topikal,
epidural, spinal, dll.
• Contoh: lignokain, bupivakain,
prilokain, benzokain prokain,
kokain
Pemberian anestesi lokal di punggung
Anestesi epidural, pada
ibu yang akan melahirkan
Anestesi spinal
Antidepresan
• Definisi : obat yang digunakan untuk mengatasi
depresi
• Depresi ?
• Gangguan mood (perasaan) yang ditandai dengan :
rasa sedih berlebihan, rasa bersalah, tidak
berguna, insomnia  komplikasi terberat: bunuh
diri
• Patofisiologi: kekurangan neurotransmiter serotonin
dan norepinefrin
• Pengatasan ?  meningkatkan ketersediaan
serotonin dan atau norepinefrin
Golongan obat antidepresan
• Anti depressan trisiklik  dinamakan
demikian karena memiliki 3 cincin pada
struktur molekulnya
• Heterosiklik
• SSRI (selective serotonin re uptake
inhibitor)
• MAO (mono amin oksidase) inhibitor
Antidepresan trisiklik
• Bekerja dengan memblok reuptake NE dan
serotonin  meningkatkan akumulasi senyawa
amina tsb di sinaps
• Bisa mempengaruhi system reseptor lain 
maka bisa menyebabkan efek samping pada
sistim kolinergik, neurologik dan kardiovaskuler
 efek samping umum : antikolinergik, sedatif,
dan hipotensi orthostatik, peningkatan BB, dll.
• Contohnya: amitriptilin, nortriptilin, imipramin,
desipramin, klomipramin, doksepin
Heterosiklik
• Merupakan generasi lebih baru dari AD
trisiklik
• Mekanismenya sama dengan AD trisiklik
• Efektivitasnya serupa dengan trisiklik,
hanya saja :
– Lebih cepat onsetnya
– Kurang sedatif dan efek otonom lain
– Kurang toksis
• Contoh : amoksapin, bupropion,
maprotilin, trazodon, venlafaksin
SSRI
• Menghambat secara selektif reuptake serotonin
• Efek samping sedatif dan antikolinergik relatif tidak ada
 lebih aman daripada AD trisiklik
• Efikasinya setara dengan AD trisiklik
• Contoh : fluoksetin, fluvoksamin, sertralin, paroksetin
MAO inhibitor
• Bekerja menghambat kerja MAO-A  mencegah
degradasi senyawa monoamin  meningkatkan/
mengakumulasi NE dan serotonin
• Ada 2 MAO : MAO-Adan MAO-B  MAO-A
mendegradasi NE dan serotonin, MAO-B mendegradasi
dopamin
• Contoh : fenelzin, tranilsipromin
Penggunaan secara klinis
• Depresi
• Panic disorder
• Obsessive compulsive
disorder
• Nyeri kronis
• Eating disorder
Antipsikotik/neuroleptik
• Gangguan psikosis ?  gangguan jiwa (skizoprenia)
• Antipsikotik : obat yang digunakan untuk mengatasi
gangguan kejiwaan (skizoprenia)
• Gejala: halusinasi, delusi (waham), bicara ngelantur,
dll.
• Patofisiologi : kelebihan dopamin di mesocortis, dan
kekurangan dopamin di mesolimbik
• Pengatasan ?  mengurangi dopamin di mesocortis
dan memacu pelepasan dopamin (memblok
serotonin) di mesolimbik
Obat antipsikotik
Antipsikotik Tipikal
• Generasi lama
• Memblok reseptor
Dopamin-2 (D2)
• Tidak selektif memblok
reseptor lain:
muskarinik, adrenergik
alfa
• Efek samping lebih
banyak:
– Antikolinergik
– Gejala ekstrapiramidal
Antipsikotik atipikal
• Generasi lebih baru
• Memblok reseptor
serotonin  memacu
pelepasan dopamin
• Efek blokade dopamin
lebih rendah
• Efek samping
ekstrapiramidal lebih
ringan
Contoh obat antipsikotik
• Klorpromazin
• Tioridazin
• Mesoridazin
• Flufenazin
• Perfenazin
• Thiotixene
• Haloperidol
• Loxapin
• Molindon
Tipikal Atipikal
• Clozapin
• Risperidon
• Olanzapin
• Quetiapin
• Ziprasidon
Catatan:
Saat ini obat antipsikotik atipikal
menjadi obat lini pertama dalam tata
laksana terapi skizoprenia, karena
efek sampingnya lebih rendah
Antimuntah
• Domperidon
– A specific blocker of dopamine receptors
– It speeds gastrointestinal peristalsis, causes
prolactin release, and is used as antiemetic
– Year introduced: 1982
• Metoclopramide
– Dopamine antagonist
– 5‐HT3 receptor antagonists block serotonin
receptors
• 5‐HT3 receptor antagonists block serotonin
receptors in the central nervous system and
gastrointestinal tract
– Dolasetron
– Granisetron
– Ondansetron
– Tropisetron
– Palonosetron
– Mirtazapine
• Dimenhydrinate
– an over the counter (OTC) antiemetic
– used for the treatment of motion sickness
(nausea, vomitting, dizziness)
– an H(1) histamine receptor antagonist, but it
interacts either directly or indirectly with other
neurotransimitter systems, including those using
acetylcholine, serotonin, norepinephrine,
dopamine
– the acute effects  euphoric sensations and
hallucinations  potential abuse
• Prometazine
– antihistamine with sedative, antiemetic, and
anticholinergic effects
– a competitive histamine (H1) and alpha‐
adrenergic receptor antagonist
• Unlike other phenothiazine derivatives such as
chlorpromazine, promethazine has limited
effects at dopaminergic (D2) receptors.
• It produces antiemetic effects but is not useful
as an antipsychotic
• Antihistamines (H1 histamine receptor
antagonists) are effective in many conditions,
including motion sickness, morning sickness in
pregnancy, and to combat opioid nausea.
– Cyclizine
– Diphenhydramine
– Dimenhydrinate
– Doxylamine
– Meclizine
– Promethazine
Analgetik opiat
• Awalnya berasal dari tanaman
Papaver somniferum (poppy) 
dipakai sejak ribuan tahun yang lalu
• Th 1803  untuk pertamakalinya
berhasil diisolasi senyawa murni dari
opium : morfin (Morpheus : dewa
mimpi Yunani)
• Selanjutnya banyak dilakukan
sintesis terhadap turunan morfin
• Morfin dan turunannya bekerja pada
reseptor opiat
Bunga poppy
morfin
Reseptor opiat
• Reseptor opiat merupakan tempat aksi senyawa
endogen : endorfin
• Reseptor opiat ada 3 tipe : mu, kappa, dan delta
• Reseptor opiat berada di SSP
• Jika diaktifkan akan terjadi berbagai efek sentral :
analgesia  menurunkan persepsi nyeri dg cara
menyekat nyeri pada berbagai tingkat, terutama di otak
tengah dan medulla spinalis
• Selain itu juga beraksi lain seperti : euforia, sedasi,
penekanan pernafasan, penekanan batuk, miosis
(kontraksi pupil mata), mual muntah, konstipasi, dll.
Contoh senyawa opiat
• Morfin
• Hidromorfin
• Oksimorfin
• Metadon
• Meperidin
• Fentanil
• Sufentanil
• Alfentanil
• Levorfanol
• Codein
• Oksikodon
• Dihidrokodein
• Propoksifen
• Pentazosin
• Nalbufin
• Buprenorfin
• Butorfanol
• Naltrekson
Masalah pada penggunaan
senyawa opiat
• Toleransi
• Toleransi silang (Cross tolerance)
• Ketergantungan : fisik dan psikis 
overdosis
Aksi obat pada SSP terbagi 2 katagori:
Aksi prasinaptik (presynaptic)
Aksi pascasinaptik (post-synaptic)
• Aksi Presinaptik  mempengaruhi proses sintesis,
penyimpanan, metabolisme dan pelepasan
neurotransmiter
– Kokain memblokir reuptake dopamin
– Neostigmin memblokir degradasi asetilkolin
– MAOI menghambat degradasi dopamine dan norepinefrin
• Aksi Pascasinaptik  mempengaruhi reseptor atau
kanal ion
– agonis  atropin pada reseptor asetilkolin
– antagonis  propanolol pada reseptor adrenergik
Referensi
• Clinical Pharmacology–9th Ed.(2003)
• Rang et al. Pharmacology – 5st Ed. (2003)
• Goodman&Gilman'sThePharmacologicBasisof
Therapeutics- 1
1thEd. (2006)
• The Priciples of Medical Pharmacology (1994)
• Basic&Clinical Pharmacology–10th Ed.(2007)
• www.medpharm‐sofia.eu
Cross tolerance
• is a phenomenon that occurs when someone who is
tolerant to the effects of a certain drug also develops
a tolerance to another drug.
• It often happens between two drugs with similar
functions or effects – for example, acting on the
same cell receptor or affecting the transmission of
certain neurotransmitters.
• A person who uses one drug can be tolerant to a
drug that has a completely different function.
• This phenomenon allows one to become tolerant to
a drug that they have never even used before.
• An example of cross tolerance is apparent in
the development of a high tolerance to the
stimulant amphetamine which can result in a
tolerance to methamphetamine because it is
also a stimulant and has a similar structure
chemically
• Sistem piramidal adalah suatu sistem pada SSP yg mengatur
pergerakan di bawah kendali traktus kortikospinal (piramidal),
sedangkan sistem ekstrapiramidal adalah sistem yg terpisah
dari sistem piramidal yg memegang peranan dalam
pengaturan gerakan yg disengaja (voluntary movement)
seperti refleks, postur tubuh, dan gerakan yang kompleks.
Sistem ekstrapiramidal merupakan jalur informasi motorik yg
dihantarkan dan disatukan ke tulang belakang.
• Reaksi ekstrapiramidal adalah sekelompok reaksi yg
ditimbulkan dari penggunaan jangka pendek atau jangka
panjang dari suatu pengobatan menggunakan antipsikotik.
Reaksi ini dihasilkan dari penghambatan reseptor
dopaminergik sentral.
• Manifestasi gejala ekstrapiramidal
– Acute dystonia
• kekakuan otot pada satu atau beberapa kelompok otot
(misal pada mata, mulut, tenggorokan, leher)
• Mucul setelah 1‐5 hari penggunaan obat
– Tardive dyskinesia
• gerakan yg terjadi tdk sengaja (involuntary spasme),
biasanya pada daerah mulut dan wajah, jari, dan sistem otot
tubuh yg lain
• Mucul setelah 3‐6 bulan penggunaan obat
• Pseudoparkinsonism, gejala:
– Akinesia  penurunan kecepatan gerakan
– Tremor atau gemetar
– Rigidity/kekakuan otot
– Mucul setelah 72 hari penggunaan obat
Tentang delusi
• Delusi atau waham adalah suatu keyakinan
yang dipegang secara kuat namun tidak
akurat; keyakinan tsb masih terus dipegang
walaupun bukti menunjukkan hal tsb tdk
memiliki dasar realitas. Kepercayaan ini
bersifat patologis.

More Related Content

Similar to Obat_obat_pada_sistem_saraf_pusat_SSP.pptx

Presentasi farmako parkinson dan ssp
Presentasi farmako parkinson dan sspPresentasi farmako parkinson dan ssp
Presentasi farmako parkinson dan ssp
Putri MpudtEpriani
 
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptxSISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
elly394769
 
presentasi terkait OBAT HIPNOTIK SEDATIF.ppt
presentasi terkait OBAT HIPNOTIK SEDATIF.pptpresentasi terkait OBAT HIPNOTIK SEDATIF.ppt
presentasi terkait OBAT HIPNOTIK SEDATIF.ppt
AsvathamaToby
 
06 nutrasetika - sistem saraf
06   nutrasetika - sistem saraf06   nutrasetika - sistem saraf
06 nutrasetika - sistem saraf
aurorakhanza
 
Tatalaksana Penyakit Parkinson secara farmakologi
Tatalaksana Penyakit Parkinson secara farmakologiTatalaksana Penyakit Parkinson secara farmakologi
Tatalaksana Penyakit Parkinson secara farmakologi
Supri28
 
Terapi somatik
Terapi somatikTerapi somatik
Terapi somatik
rian92
 
Obat Sistem Pernafasan & Persyarafan.pdf
Obat Sistem Pernafasan & Persyarafan.pdfObat Sistem Pernafasan & Persyarafan.pdf
Obat Sistem Pernafasan & Persyarafan.pdf
sonyaawitan
 

Similar to Obat_obat_pada_sistem_saraf_pusat_SSP.pptx (20)

Konsep psikofarmaka
Konsep psikofarmakaKonsep psikofarmaka
Konsep psikofarmaka
 
Konsep psikofarmaka
Konsep psikofarmakaKonsep psikofarmaka
Konsep psikofarmaka
 
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
 
Antiparkinson
AntiparkinsonAntiparkinson
Antiparkinson
 
Presentasi farmako parkinson dan ssp
Presentasi farmako parkinson dan sspPresentasi farmako parkinson dan ssp
Presentasi farmako parkinson dan ssp
 
Online Class - Parkinson (Done).pptx
Online Class - Parkinson (Done).pptxOnline Class - Parkinson (Done).pptx
Online Class - Parkinson (Done).pptx
 
movement disorder in neurology department.pptx
movement disorder in neurology department.pptxmovement disorder in neurology department.pptx
movement disorder in neurology department.pptx
 
Obat susunan saraf
Obat susunan sarafObat susunan saraf
Obat susunan saraf
 
Hipnotik sedativ
Hipnotik sedativHipnotik sedativ
Hipnotik sedativ
 
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptxSISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
 
Obat antipsikosis
Obat antipsikosisObat antipsikosis
Obat antipsikosis
 
Obat sistem saraf autonom
Obat sistem saraf autonomObat sistem saraf autonom
Obat sistem saraf autonom
 
β-Blocker.pptx
β-Blocker.pptxβ-Blocker.pptx
β-Blocker.pptx
 
presentasi terkait OBAT HIPNOTIK SEDATIF.ppt
presentasi terkait OBAT HIPNOTIK SEDATIF.pptpresentasi terkait OBAT HIPNOTIK SEDATIF.ppt
presentasi terkait OBAT HIPNOTIK SEDATIF.ppt
 
06 nutrasetika - sistem saraf
06   nutrasetika - sistem saraf06   nutrasetika - sistem saraf
06 nutrasetika - sistem saraf
 
Tatalaksana Penyakit Parkinson secara farmakologi
Tatalaksana Penyakit Parkinson secara farmakologiTatalaksana Penyakit Parkinson secara farmakologi
Tatalaksana Penyakit Parkinson secara farmakologi
 
Terapi somatik
Terapi somatikTerapi somatik
Terapi somatik
 
nyeri kepala yang sering terjadi pada pasien hipertensi
nyeri kepala yang sering terjadi  pada pasien hipertensinyeri kepala yang sering terjadi  pada pasien hipertensi
nyeri kepala yang sering terjadi pada pasien hipertensi
 
3.1.5.1 psikofarmakoterapi
3.1.5.1   psikofarmakoterapi3.1.5.1   psikofarmakoterapi
3.1.5.1 psikofarmakoterapi
 
Obat Sistem Pernafasan & Persyarafan.pdf
Obat Sistem Pernafasan & Persyarafan.pdfObat Sistem Pernafasan & Persyarafan.pdf
Obat Sistem Pernafasan & Persyarafan.pdf
 

More from APRIL765663 (6)

AINS.pptx
AINS.pptxAINS.pptx
AINS.pptx
 
KIMIA_FARMASI.pptx
KIMIA_FARMASI.pptxKIMIA_FARMASI.pptx
KIMIA_FARMASI.pptx
 
silabus-dan-SAP-KIE-2014.pdf
silabus-dan-SAP-KIE-2014.pdfsilabus-dan-SAP-KIE-2014.pdf
silabus-dan-SAP-KIE-2014.pdf
 
Suppositoria.pptx
Suppositoria.pptxSuppositoria.pptx
Suppositoria.pptx
 
aerosol
aerosolaerosol
aerosol
 
Power_point_asam_basa.pptx
Power_point_asam_basa.pptxPower_point_asam_basa.pptx
Power_point_asam_basa.pptx
 

Recently uploaded

TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
haslinahaslina3
 
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandungobat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
ariniastuti020
 
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasiobat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
ariniastuti020
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
csooyoung073
 
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxKONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
rosintauli1
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
germanaaprianineno
 
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptxMateri Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
DocApizz
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
anangkuniawan
 

Recently uploaded (15)

partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptxMekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
 
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
 
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docxMAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
 
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandungobat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
 
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasiobat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxKONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
 
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptxMateri Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 

Obat_obat_pada_sistem_saraf_pusat_SSP.pptx

  • 1. Obat-obat pada sistem saraf pusat (SSP) Dr. Nunung Yuniarti Fakultas Farmasi UGM
  • 2. Sistem saraf manusia Sistem Saraf Pusat: - Otak - Medula spinalis Sistem Saraf Tepi: - SS somatis - SS Otonom : Simpatis Parasimpatis
  • 4. Bagaimana sistem saraf pusat bekerja ? • Sel saraf saling berkomunikasi menggunakan neurotransmiter • Neurotransmiter bekerja pada reseptornya masing-masing  menghasilkan efek penghambatan atau pemicuan aktivitas saraf pusat • Berbagai gangguan sistem saraf (neurologik atau psikiatrik) biasanya terjadi karena ketidakseimbangan (kekurangan atau lelebihan) neurotransmiter
  • 5. Macam neurotransmiter di SSP ? • Asetilkolin  kekurangan: Alzheimer, myastenia gravis • Dopamin  kelebihan: skizoprenia, kekurangan: parkinson • GABA  kekurangan: epilepsi, parkinson • Glutamat  kelebihan : epilepsi, degenerasi sel saraf • Serotonin (5-HT)  kekurangan: depresi, parkinson, kelebihan: autis • Norepinefrin (NE)  kekurangan: depresi, parkinson
  • 6. Golongan obat SSP • Obat sedatif – hipnotik • Obat anestetik (umum dan lokal) • Obat antidepresan • Obat antipsikotik/neuroleptik • Analgetik opiat • Obat antiparkinson
  • 8. Parkinson’s Disease • PD  sebuah gangguan degeneratif SSP yg kronis dan progresif • Terjadi pada pria dan wanita usia 50-80 tahun • Gejala: tremor otot, kekakuan otot, berkurangnya fungsi koordinasi, gaya berjalan terseok-seok (diseret), perubahan postur, bradykinesia, sialorrhoea (hipersalivasi), dementia
  • 9. Etiolog i • Disebabkan oleh rusaknya atau perubahan degeneratif pd substantia nigra yg menyebabkan rusak/matinya sel saraf yg memproduksi dopamin  kadar dopamin rendah Clinical Pharmacology–9th Ed.(2003)
  • 10. • Dua sistem yg berperan penting dlm pengaturan aktivitas motorik: – corpus striatum  neurotransmitter asetilkolin – substantia nigra  neurotransmitter dopamin • PD  ketdkseimbangan dopamine dan acetylcholine di otak • Neurotransmitter lain yg menurun pada PD: GABA, Serotonin, Norepinephrine Rang et al. Pharmacology – 5st Ed. (2003)
  • 11. • Drug • Oxidation of DA • Age‐related – atherosclerosis – defect in protective antioxidant mechanisms • Environmental toxins or some infections (grippe) • A synthetic toxin N‐ methyl‐4‐phenyl tetrahydropyridine (MPTP) • Genetic predisposition Factorscontributingtodegenerationof nigrostrial DA-ergicneuronscausingPD Essential ofMedical Pharmacology –5stEd.(2003)
  • 12. The cause of selective degeneration of nigrostrial neurones in PD is multifactorial • Drugs-induced parkinsonian syndromes – DA receptor antagonists (e.g., antipsychotic agents, phenothiazines)  lead to the destruction of the DA-ergic nigrostriatal neurons • Oxidation of DA by MAO-B and aldehyde dehydrogenase generate hydroxyl free radicals (˙OH) in the presence of ferrous iron (basal ganglia are rich in iron). – Normally these radicals are quenched by glutathione and other endogenous antioxidants.
  • 13. Productionoffree radical bythemetabolismofdopamine(DA). DAis convertedbyMonoAmineOxidase-B(MAO-B)and aldehydedehydrogenase(AD)in 3,4-dihydroxyphenylacetic acid (DOP AC), producinghydrogenperoxide(H2O2). Inthe presenceofferrous ionhydrogenperoxideundergoes spontaneousconversion,formingahydroxyl freeradical (TheFentonreaction). Goodman&Gilman'sThePharmacologicBasisofTherapeutics- 11thEd.(2006)
  • 14. • Age‐related – in atherosclerosis – defect in protective antioxidant mechanisms • allows the free radicals to damage lipid membranes and DNA resulting in neuronal degenerations. • Genetic predisposition may contribute to high vulnerability of substantia nigra neurons. • Environmental toxins or some infections (grippe) may accentuate these defects. • A synthetic toxin N‐methyl‐4‐phenyl tetrahydropyridine (MPTP), which occurs as a contaminant of some illicit drugs, produces nigrostrial degenerations similar to PD.
  • 15. Biosintesis dan degradasi norepinefrin: jalur tirosin‐DOPA‐dopamin‐norefinefrin‐efinefrin Tirosin L-DOP A Dopamin Norepinefrin Tirosin-hidroksilase Dopadekarboksilase MAO MAO COMT COMT Asam homovanilat Asamvanillin mandelat Epinefrin COMT: catechol-o-metil transferase MAO: monoamine oxidase
  • 16. Pharmacological treatment • The normally high concentration of DA in the basal ganglia of the brain is reduced in PD – pharmacologic attempts to restore DA-ergic activity  Dopaminergic agent • Levodopa • DA agonists  D2 receptor stimulants • Imbalance of dopamine and acetylcholine levels in the brain – to restore the normal balance of cholinergic and dopaminergic • anticholinergic drugs
  • 17. The dopaminergic/cholinergic balance may be restored by two mechanisms: A. Enhancement of DA-ergic activity by drugs which may: – replenish neuronal DA by supplying levodopa, which is its natural precursor; administration of DA itself is ineffective as it does not cross the BBB; – act as DA agonists (bromocriptine, pergolide, cabergoline, pramipexole, ropinirole); – prolong the action of DA through selective inhibition of its metabolism (selegiline  inhibits selectively only MAO-B in the CNS); – release DA from stores and inhibit reuptake (amantadine).
  • 20. Basic &Clinical Pharmacology–10th Ed.(2007) Levodopa and its metabolites cause significant adverse reactions by peripheral actions, notably nausea, arrhythmia, and hypotension decarboxylase inhibitors  benserazide, carbidopa
  • 21. Anticholinergic Agents B. Reduces excessive cholinergic brain activity – blocking ACh receptors in the CNS, thereby partially redressing the imbalance created by decreased DA-ergic • trihexyphenidyl • biperiden • triperiden • atropine • scopolamine • benztropine • diphenhydramine Copyright 2007 Thomson Delmar Learning, a division of Thomson Learning Inc.All rights reserved.
  • 22. Catechol-O-Methyltransferase Inhibitors • Newest class of anti-Parkinson drug agents • Inhibit metabolism of DA  the action of levodopa is thus prolonged • Example: Entacapone • Treats clients with history of poor response to levodopa – Sustains dopaminergic levels • Brain remains stimulated
  • 23. Obat sedatif - hipnotik • Sedatif = penenang (anxiolitik)  mengurangi perasaan cemas (anxietas) dan menenangkan, tanpa mempengaruhi fungsi motorik dan mental • Hipnotik = efek menidurkan • Efek hipnotik dapat diperoleh dengan meningkatkan dosis obat Dosis meningkat Efek SSP Koma Anestesia Hipnosis Sedasi Obat A Obat B
  • 24. Penjelasan • Obat A : meningkatnya dosis meningkatkan efek penekanan/depresi pada SSP  bisa sampai menimbulkan koma dan kematian • Dijumpai pada obat-obat sedatif-hipnotik generasi lama : barbiturat dan alkohol • Obat B : peningkatan dosis sampai batas tertentu tidak meningkatkan efek penekanan SSP  lebih aman • Dijumpai pada obat-obat sedatif-hipnotik lebih baru, yaitu golongan benzodiazepin  lebih banyak dipakai
  • 25. Efek-efek yang bisa terjadi ? • Sedasi • Hipnosis  terjadi jika dosis ditingkatkan • Anestesia  tercapai pada dosis lebih tinggi lagi • Antikonvulsi (antikejang)  penghambatan SSP dapat mengurangi kejang • Relaksasi otot • Menekan pernafasan  khususnya pada pasien dengan gangguan pernafasan • Menekan sistem kardiovaskuler  pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler
  • 26. Nama obat-obat sedatif hipnotik Golongan barbiturat : • Fenobarbital (Luminal) • Secobarbital • Pentobarbital Lain-lain: • Meprobamat • Etanol • Buspiron Golongan benzodiazepin: • Diazepam • Klordiazepoksid • Lorazepam • Nitrazepam • Oksazepam • Alprazolam • Flunitrazepam • Triazolam
  • 27. Mekanisme aksinya ? • Obat-obat golongan barbiturat dan benzodiazepin berikatan dengan reseptor GABA • GABA adalah suatu neurotransmiter inhibitor di otak • Reseptor GABA adalah reseptor yang berupa kanal ion klorida • Jika reseptor GABA diaktifkan oleh GABA  kanal membuka  ion klorida mengalir  hiperpolarisasi  penghambatan impuls saraf  efek depresi SSP (calming effect)
  • 28. • Benzodiazepine and barbiturate – act as receptor GABA agonist – modulate receptor response to GABA – increases the activity of GABA in the brain – increases calming effect and results in sleepiness, a decrease in anxiety and relaxation of muscles – As anticonvulsant, anxiolytic and sedative—hypnotic activity Note: GABA is a neurotransmitter that acts as a natural 'nerve‐calming' agent  induce sleepiness, reducing anxiety and relaxing muscles.
  • 29. Picrotoxin, Pentylenetetrazol, t-butyl bicyclophosphorothionate (TBPS) • Chloride channel blockers • Decrease in mean channel open time • Preventing Cl permeability • Decrease calming effect  seizure • The convulsant compound
  • 30. Masalah dalam penggunaan sedatif hipnotik • Toleransi : farmakokinetik atau farmakodinamik • Ketergantungan (dependency) : psikologis maupun fisik • Ketergantungan psikologis: keinginan menggunakan obat tersebut secara terus-menerus karena mendapatkan efek yang dianggap menyenangkan (hilang kecemasan, tenang, euforia, dll) • Ketergantungan fisik : terjadi perubahan fisiologis yang membutuhkan penggunaan obat tersebut secara terus-menerus, jika tidak  akan terjadi gejala putus obat (withdrawal syndrome)
  • 31. Penggunaan secara klinis • Pada gangguan kecemasan • Insomnia (gangguan tidur) • Penenang sebelum operasi • Pengatasan epilepsi/kejang
  • 32. Obat anestetik (umum dan lokal) • Anestesia : pembiusan • Digunakan pada operasi untuk mengurangi rasa sakit pada pasien terhadap tindakan operasi • Pada operasi besar (lama)  dibutuhkan anestesia umum (bius total) • Pada operasi kecil (ringan)  sering digunakan anestesia lokal
  • 33. Anestesi umum • Diberikan secara inhalasi atau intravena • Umumnya diawali dengan i.v., lalu dipelihara dengan inhalasi (jika diperlukan) • Anestetik inhalasi  suatu cairan volatil (mudah menguap)  contoh: halotan, desfluran, enfluran, isofluran, N2O • Anestetik intravena  contoh: Na tiopenton, ketamin, propofol
  • 34. Anestesi lokal • Bekerja dengan memblokade secara reversibel atas konduksi sepanjang sel saraf • Ada bermacam-macam obat yang berbeda sifat  menentukan kecocokan obat dalam cara pemberian : topikal, epidural, spinal, dll. • Contoh: lignokain, bupivakain, prilokain, benzokain prokain, kokain Pemberian anestesi lokal di punggung
  • 35. Anestesi epidural, pada ibu yang akan melahirkan Anestesi spinal
  • 36. Antidepresan • Definisi : obat yang digunakan untuk mengatasi depresi • Depresi ? • Gangguan mood (perasaan) yang ditandai dengan : rasa sedih berlebihan, rasa bersalah, tidak berguna, insomnia  komplikasi terberat: bunuh diri • Patofisiologi: kekurangan neurotransmiter serotonin dan norepinefrin • Pengatasan ?  meningkatkan ketersediaan serotonin dan atau norepinefrin
  • 37. Golongan obat antidepresan • Anti depressan trisiklik  dinamakan demikian karena memiliki 3 cincin pada struktur molekulnya • Heterosiklik • SSRI (selective serotonin re uptake inhibitor) • MAO (mono amin oksidase) inhibitor
  • 38. Antidepresan trisiklik • Bekerja dengan memblok reuptake NE dan serotonin  meningkatkan akumulasi senyawa amina tsb di sinaps • Bisa mempengaruhi system reseptor lain  maka bisa menyebabkan efek samping pada sistim kolinergik, neurologik dan kardiovaskuler  efek samping umum : antikolinergik, sedatif, dan hipotensi orthostatik, peningkatan BB, dll. • Contohnya: amitriptilin, nortriptilin, imipramin, desipramin, klomipramin, doksepin
  • 39. Heterosiklik • Merupakan generasi lebih baru dari AD trisiklik • Mekanismenya sama dengan AD trisiklik • Efektivitasnya serupa dengan trisiklik, hanya saja : – Lebih cepat onsetnya – Kurang sedatif dan efek otonom lain – Kurang toksis • Contoh : amoksapin, bupropion, maprotilin, trazodon, venlafaksin
  • 40. SSRI • Menghambat secara selektif reuptake serotonin • Efek samping sedatif dan antikolinergik relatif tidak ada  lebih aman daripada AD trisiklik • Efikasinya setara dengan AD trisiklik • Contoh : fluoksetin, fluvoksamin, sertralin, paroksetin MAO inhibitor • Bekerja menghambat kerja MAO-A  mencegah degradasi senyawa monoamin  meningkatkan/ mengakumulasi NE dan serotonin • Ada 2 MAO : MAO-Adan MAO-B  MAO-A mendegradasi NE dan serotonin, MAO-B mendegradasi dopamin • Contoh : fenelzin, tranilsipromin
  • 41. Penggunaan secara klinis • Depresi • Panic disorder • Obsessive compulsive disorder • Nyeri kronis • Eating disorder
  • 42. Antipsikotik/neuroleptik • Gangguan psikosis ?  gangguan jiwa (skizoprenia) • Antipsikotik : obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan kejiwaan (skizoprenia) • Gejala: halusinasi, delusi (waham), bicara ngelantur, dll. • Patofisiologi : kelebihan dopamin di mesocortis, dan kekurangan dopamin di mesolimbik • Pengatasan ?  mengurangi dopamin di mesocortis dan memacu pelepasan dopamin (memblok serotonin) di mesolimbik
  • 43. Obat antipsikotik Antipsikotik Tipikal • Generasi lama • Memblok reseptor Dopamin-2 (D2) • Tidak selektif memblok reseptor lain: muskarinik, adrenergik alfa • Efek samping lebih banyak: – Antikolinergik – Gejala ekstrapiramidal Antipsikotik atipikal • Generasi lebih baru • Memblok reseptor serotonin  memacu pelepasan dopamin • Efek blokade dopamin lebih rendah • Efek samping ekstrapiramidal lebih ringan
  • 44. Contoh obat antipsikotik • Klorpromazin • Tioridazin • Mesoridazin • Flufenazin • Perfenazin • Thiotixene • Haloperidol • Loxapin • Molindon Tipikal Atipikal • Clozapin • Risperidon • Olanzapin • Quetiapin • Ziprasidon Catatan: Saat ini obat antipsikotik atipikal menjadi obat lini pertama dalam tata laksana terapi skizoprenia, karena efek sampingnya lebih rendah
  • 45. Antimuntah • Domperidon – A specific blocker of dopamine receptors – It speeds gastrointestinal peristalsis, causes prolactin release, and is used as antiemetic – Year introduced: 1982 • Metoclopramide – Dopamine antagonist – 5‐HT3 receptor antagonists block serotonin receptors
  • 46. • 5‐HT3 receptor antagonists block serotonin receptors in the central nervous system and gastrointestinal tract – Dolasetron – Granisetron – Ondansetron – Tropisetron – Palonosetron – Mirtazapine
  • 47. • Dimenhydrinate – an over the counter (OTC) antiemetic – used for the treatment of motion sickness (nausea, vomitting, dizziness) – an H(1) histamine receptor antagonist, but it interacts either directly or indirectly with other neurotransimitter systems, including those using acetylcholine, serotonin, norepinephrine, dopamine – the acute effects  euphoric sensations and hallucinations  potential abuse
  • 48. • Prometazine – antihistamine with sedative, antiemetic, and anticholinergic effects – a competitive histamine (H1) and alpha‐ adrenergic receptor antagonist • Unlike other phenothiazine derivatives such as chlorpromazine, promethazine has limited effects at dopaminergic (D2) receptors. • It produces antiemetic effects but is not useful as an antipsychotic
  • 49. • Antihistamines (H1 histamine receptor antagonists) are effective in many conditions, including motion sickness, morning sickness in pregnancy, and to combat opioid nausea. – Cyclizine – Diphenhydramine – Dimenhydrinate – Doxylamine – Meclizine – Promethazine
  • 50. Analgetik opiat • Awalnya berasal dari tanaman Papaver somniferum (poppy)  dipakai sejak ribuan tahun yang lalu • Th 1803  untuk pertamakalinya berhasil diisolasi senyawa murni dari opium : morfin (Morpheus : dewa mimpi Yunani) • Selanjutnya banyak dilakukan sintesis terhadap turunan morfin • Morfin dan turunannya bekerja pada reseptor opiat Bunga poppy morfin
  • 51. Reseptor opiat • Reseptor opiat merupakan tempat aksi senyawa endogen : endorfin • Reseptor opiat ada 3 tipe : mu, kappa, dan delta • Reseptor opiat berada di SSP • Jika diaktifkan akan terjadi berbagai efek sentral : analgesia  menurunkan persepsi nyeri dg cara menyekat nyeri pada berbagai tingkat, terutama di otak tengah dan medulla spinalis • Selain itu juga beraksi lain seperti : euforia, sedasi, penekanan pernafasan, penekanan batuk, miosis (kontraksi pupil mata), mual muntah, konstipasi, dll.
  • 52. Contoh senyawa opiat • Morfin • Hidromorfin • Oksimorfin • Metadon • Meperidin • Fentanil • Sufentanil • Alfentanil • Levorfanol • Codein • Oksikodon • Dihidrokodein • Propoksifen • Pentazosin • Nalbufin • Buprenorfin • Butorfanol • Naltrekson
  • 53. Masalah pada penggunaan senyawa opiat • Toleransi • Toleransi silang (Cross tolerance) • Ketergantungan : fisik dan psikis  overdosis
  • 54. Aksi obat pada SSP terbagi 2 katagori: Aksi prasinaptik (presynaptic) Aksi pascasinaptik (post-synaptic) • Aksi Presinaptik  mempengaruhi proses sintesis, penyimpanan, metabolisme dan pelepasan neurotransmiter – Kokain memblokir reuptake dopamin – Neostigmin memblokir degradasi asetilkolin – MAOI menghambat degradasi dopamine dan norepinefrin • Aksi Pascasinaptik  mempengaruhi reseptor atau kanal ion – agonis  atropin pada reseptor asetilkolin – antagonis  propanolol pada reseptor adrenergik
  • 55. Referensi • Clinical Pharmacology–9th Ed.(2003) • Rang et al. Pharmacology – 5st Ed. (2003) • Goodman&Gilman'sThePharmacologicBasisof Therapeutics- 1 1thEd. (2006) • The Priciples of Medical Pharmacology (1994) • Basic&Clinical Pharmacology–10th Ed.(2007) • www.medpharm‐sofia.eu
  • 56. Cross tolerance • is a phenomenon that occurs when someone who is tolerant to the effects of a certain drug also develops a tolerance to another drug. • It often happens between two drugs with similar functions or effects – for example, acting on the same cell receptor or affecting the transmission of certain neurotransmitters. • A person who uses one drug can be tolerant to a drug that has a completely different function. • This phenomenon allows one to become tolerant to a drug that they have never even used before.
  • 57. • An example of cross tolerance is apparent in the development of a high tolerance to the stimulant amphetamine which can result in a tolerance to methamphetamine because it is also a stimulant and has a similar structure chemically
  • 58. • Sistem piramidal adalah suatu sistem pada SSP yg mengatur pergerakan di bawah kendali traktus kortikospinal (piramidal), sedangkan sistem ekstrapiramidal adalah sistem yg terpisah dari sistem piramidal yg memegang peranan dalam pengaturan gerakan yg disengaja (voluntary movement) seperti refleks, postur tubuh, dan gerakan yang kompleks. Sistem ekstrapiramidal merupakan jalur informasi motorik yg dihantarkan dan disatukan ke tulang belakang. • Reaksi ekstrapiramidal adalah sekelompok reaksi yg ditimbulkan dari penggunaan jangka pendek atau jangka panjang dari suatu pengobatan menggunakan antipsikotik. Reaksi ini dihasilkan dari penghambatan reseptor dopaminergik sentral.
  • 59. • Manifestasi gejala ekstrapiramidal – Acute dystonia • kekakuan otot pada satu atau beberapa kelompok otot (misal pada mata, mulut, tenggorokan, leher) • Mucul setelah 1‐5 hari penggunaan obat – Tardive dyskinesia • gerakan yg terjadi tdk sengaja (involuntary spasme), biasanya pada daerah mulut dan wajah, jari, dan sistem otot tubuh yg lain • Mucul setelah 3‐6 bulan penggunaan obat • Pseudoparkinsonism, gejala: – Akinesia  penurunan kecepatan gerakan – Tremor atau gemetar – Rigidity/kekakuan otot – Mucul setelah 72 hari penggunaan obat
  • 60. Tentang delusi • Delusi atau waham adalah suatu keyakinan yang dipegang secara kuat namun tidak akurat; keyakinan tsb masih terus dipegang walaupun bukti menunjukkan hal tsb tdk memiliki dasar realitas. Kepercayaan ini bersifat patologis.