UU ini mengatur sistem perencanaan pembangunan nasional yang terdiri dari perencanaan jangka panjang, menengah, dan tahunan yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah. Sistem ini bertujuan untuk mengintegrasikan program antar lembaga dan daerah serta memastikan keterkaitan antara perencanaan, anggaran, pelaksanaan dan evaluasi. Proses perencanaannya melibatkan berbagai pihak melalui musyawarah perencanaan p
Studi Pelaksanaan Percepatan Penanggulangan Kemiskinan oleh TKPKD BantulRusman R. Manik
Bagaimanakah proses pelaksanaan percepatan penanggulangan kemiskinan oleh TKPKD di
Kabupaten Bantul?
Rincian pertanyaan:
1. Bagaimanakah peningkatan hubungan koordinasi yang dibangun oleh TKPKD Bantul?
2. Bagaimanakah sistem kontrol yang dibangun TKPKD terhadap pelaksanaan program nangkis?
3. Bagaimanakah pendampingan oleh TKPKD terhadap pelaksanaan program nangkis?
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan PermensosTV Desa
PENGUATAN LEMBAGA DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT MELALUI KARANG TARUNA SEBAGAI
LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan Permensos
Disampaikan oleh Dedddy WInarwan dari Dirjen Bina Pemdes Kemendagri
Dalam Acara Malam Mingguan Desa Bareng Kemendagri - Sabtu 18 Juli 2020
-----
https://youtu.be/T5ZY-jsBD5Q
Dokumen tersebut membahas tentang penyelenggaraan ketertiban umum, ketenteraman, dan perlindungan masyarakat di Desa Badegan Kecamatan Badegan tahun 2023. Dokumen tersebut menjelaskan dasar hukum, pengertian, peran desa, kegiatan, pelaksanaan, dan satuan perlindungan masyarakat (Satlinmas) dalam menyelenggarakan ketertiban umum dan perlindungan masyarakat di desa.
Dokumen tersebut membahas dukungan Kementerian Dalam Negeri terhadap strategi percepatan penurunan stunting melalui anggaran APBD. Kemendagri menegaskan pentingnya alokasi anggaran daerah untuk program penanggulangan stunting sesuai dengan Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting. Hal ini meliputi pemberian makanan tambahan, bantuan PKK, dan peningkatan konsumsi ikan guna mendukung target penurunan stunt
Dokumen tersebut merangkum kebijakan dan strategi pembangunan perkotaan nasional Indonesia hingga tahun 2050. Dokumen tersebut menjelaskan tentang isu dan tantangan pembangunan perkotaan, maksud dan tujuan kebijakan, visi untuk mencapai kota masa depan yang berkelanjutan dan berdaya saing, serta target dan strategi yang mencakup pengembangan kota-kota pusat pertumbuhan, peningkatan daya saing
UU ini mengatur sistem perencanaan pembangunan nasional yang terdiri dari perencanaan jangka panjang, menengah, dan tahunan yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah. Sistem ini bertujuan untuk mengintegrasikan program antar lembaga dan daerah serta memastikan keterkaitan antara perencanaan, anggaran, pelaksanaan dan evaluasi. Proses perencanaannya melibatkan berbagai pihak melalui musyawarah perencanaan p
Studi Pelaksanaan Percepatan Penanggulangan Kemiskinan oleh TKPKD BantulRusman R. Manik
Bagaimanakah proses pelaksanaan percepatan penanggulangan kemiskinan oleh TKPKD di
Kabupaten Bantul?
Rincian pertanyaan:
1. Bagaimanakah peningkatan hubungan koordinasi yang dibangun oleh TKPKD Bantul?
2. Bagaimanakah sistem kontrol yang dibangun TKPKD terhadap pelaksanaan program nangkis?
3. Bagaimanakah pendampingan oleh TKPKD terhadap pelaksanaan program nangkis?
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan PermensosTV Desa
PENGUATAN LEMBAGA DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT MELALUI KARANG TARUNA SEBAGAI
LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan Permensos
Disampaikan oleh Dedddy WInarwan dari Dirjen Bina Pemdes Kemendagri
Dalam Acara Malam Mingguan Desa Bareng Kemendagri - Sabtu 18 Juli 2020
-----
https://youtu.be/T5ZY-jsBD5Q
Dokumen tersebut membahas tentang penyelenggaraan ketertiban umum, ketenteraman, dan perlindungan masyarakat di Desa Badegan Kecamatan Badegan tahun 2023. Dokumen tersebut menjelaskan dasar hukum, pengertian, peran desa, kegiatan, pelaksanaan, dan satuan perlindungan masyarakat (Satlinmas) dalam menyelenggarakan ketertiban umum dan perlindungan masyarakat di desa.
Dokumen tersebut membahas dukungan Kementerian Dalam Negeri terhadap strategi percepatan penurunan stunting melalui anggaran APBD. Kemendagri menegaskan pentingnya alokasi anggaran daerah untuk program penanggulangan stunting sesuai dengan Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting. Hal ini meliputi pemberian makanan tambahan, bantuan PKK, dan peningkatan konsumsi ikan guna mendukung target penurunan stunt
Dokumen tersebut merangkum kebijakan dan strategi pembangunan perkotaan nasional Indonesia hingga tahun 2050. Dokumen tersebut menjelaskan tentang isu dan tantangan pembangunan perkotaan, maksud dan tujuan kebijakan, visi untuk mencapai kota masa depan yang berkelanjutan dan berdaya saing, serta target dan strategi yang mencakup pengembangan kota-kota pusat pertumbuhan, peningkatan daya saing
Dokumen ini membahas tentang peran dan fungsi Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat di Pemerintah Kabupaten Gowa. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat bertugas mengkoordinasikan kebijakan administrasi pemerintahan umum, kesejahteraan rakyat, hubungan masyarakat, dan protokoler. Untuk melaksanakan perannya secara maksimal, diperlukan komunikasi dan koordinasi yang baik dengan kepala bagian di b
Sinergitas Perencanaan Pembangunan Daerah Dadang Solihin
Dokumen tersebut berisi profil Dr. Dadang Solihin yang merupakan Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Bappenas. Dokumen tersebut juga menjelaskan konsep-konsep penting terkait perencanaan pembangunan nasional dan daerah serta evaluasi kinerja pembangunan."
UU CIPTA KERJA mengatur penyederhanaan produk rencana tata ruang dengan menghapuskan RTR KS Provinsi dan Kabupaten/Kota, sehingga hanya ada 1 bentuk rencana umum dan 2 bentuk rencana rinci tata ruang. UU CIPTA KERJA juga mewajibkan integrasi kebijakan pengaturan ruang dalam satu produk rencana tata ruang."
Materi Paparan pada FGD Penanggulangan Kemiskinan Kab. Kulon Progo 2019Rusman R. Manik
Dokumen tersebut membahas upaya penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Kulon Progo melalui pembangunan daerah yang inklusif dan berorientasi pada pengentasan kemiskinan. Dibahas pula kondisi kemiskinan saat ini di Kulon Progo beserta faktor-faktor penyebab dan strategi yang ditempuh untuk menurunkan jumlah penduduk miskin."
Sebuah buku panduan kebijakan dan pedoman teknis bagi para Pemerintah Daerah dalam mengikuti
program DAK Tematik Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu, yang didalamnya berisikan informasi
mengenai proses perencanaan hingga evaluasi kegiatan yang dapat dijalankan.
Kebijakan Kemendagri dalam Pelaksanaan Aksi Konvergensi - BangdaTV Desa
Kementerian Dalam Negeri mendukung upaya penurunan stunting melalui pelaksanaan delapan aksi konvergensi. Beberapa kebijakan yang diterapkan antara lain penilaian kinerja pelaksanaan delapan aksi konvergensi di tingkat kabupaten/kota untuk meningkatkan akuntabilitas, memberikan kapasitas kepada pemerintah daerah, serta menerbitkan hasil penilaian kinerja sebagai masukan perbaikan.
Dokumen tersebut membahas tentang pedoman pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana kelurahan serta pemberdayaan masyarakat di kelurahan meliputi penentuan kegiatan, penganggaran, pelaksanaan anggaran, penatausahaan dan pertanggungjawaban, serta pembinaan dan pengawasan."
UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Frans Dione
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah membahas konsep baru desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia, termasuk pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah, pembentukan daerah otonom baru, dan upaya meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemerintahan daerah.
Sistem Informasi Pemerintahan Daerah Kemendagri (SIPD)boenkredho
Dokumen tersebut membahas revisi Peraturan Menteri Dalam Negeri 98/2018 tentang Sistem Informasi Pemerintahan Daerah agar memuat integrasi e-planning dan e-budgeting menjadi satu kesatuan sistem informasi sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Sekelumit tentang Renstra OPD menurut Permendagri 86/2017Rusman R. Manik
Dokumen tersebut membahas sistematika dan keterkaitan antara Renstra Perangkat Daerah dengan RPJMD menurut Permendagri 86/2017, termasuk perubahan sistematika, pemetaan permasalahan, dan daftar periksa pengendalian dan evaluasi penyusunan Renstra OPD."
Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman. Memperkuat Koordinasi Menuju...Oswar Mungkasa
dimuat dalam Majalah HUDMagz Edisi 4 Tahun 2013. diterbitkan oleh Yayasan Lembaga Pengkajian Pengembangan Permukiman dan Perkotaan (LP P3I)/HUD Institute
Problem pupuk bersubsidi dan alternatif pemecahan masalah plainFelix Lamury
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah subsidi pupuk di Indonesia sejak tahun 1960-an hingga saat ini. Terdapat beberapa masalah dalam sistem subsidi pupuk saat ini, seperti kelangkaan pupuk, waktu dan harga penyaluran yang tidak tepat, serta penggunaan pupuk siluman. Dokumen ini menyarankan beberapa solusi seperti melibatkan petani dalam penyusunan rencana kebutuhan, memperkuat kelompok tani, s
Permendagri no. 18 tahun 2018 tentang lembaga kemasyarakatan desa dan lembaga...Pemdes Seboro Sadang
Peraturan Menteri ini mengatur tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) dan Lembaga Adat Desa (LAD) yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa dan menjamin kelancaran pelayanan pemerintahan desa. LKD dan LAD dibentuk berdasarkan prakarsa masyarakat dan berperan sebagai mitra pemerintah desa, antara lain dengan menampung aspirasi masyarakat dan turut serta d
Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasam...Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang tata cara pelaksanaan kerja sama antar daerah dan dengan pihak ketiga. Kerja sama daerah dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu dan dapat berupa kerja sama antar gubernur, bupati/wali kota, atau dengan pihak ketiga. Kerja sama dituangkan dalam perjanjian kerja sama dan pelaksanaannya melibatkan perangkat daerah terkait. Peraturan ini juga meng
Dokumen ini membahas tentang peran dan fungsi Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat di Pemerintah Kabupaten Gowa. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat bertugas mengkoordinasikan kebijakan administrasi pemerintahan umum, kesejahteraan rakyat, hubungan masyarakat, dan protokoler. Untuk melaksanakan perannya secara maksimal, diperlukan komunikasi dan koordinasi yang baik dengan kepala bagian di b
Sinergitas Perencanaan Pembangunan Daerah Dadang Solihin
Dokumen tersebut berisi profil Dr. Dadang Solihin yang merupakan Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Bappenas. Dokumen tersebut juga menjelaskan konsep-konsep penting terkait perencanaan pembangunan nasional dan daerah serta evaluasi kinerja pembangunan."
UU CIPTA KERJA mengatur penyederhanaan produk rencana tata ruang dengan menghapuskan RTR KS Provinsi dan Kabupaten/Kota, sehingga hanya ada 1 bentuk rencana umum dan 2 bentuk rencana rinci tata ruang. UU CIPTA KERJA juga mewajibkan integrasi kebijakan pengaturan ruang dalam satu produk rencana tata ruang."
Materi Paparan pada FGD Penanggulangan Kemiskinan Kab. Kulon Progo 2019Rusman R. Manik
Dokumen tersebut membahas upaya penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Kulon Progo melalui pembangunan daerah yang inklusif dan berorientasi pada pengentasan kemiskinan. Dibahas pula kondisi kemiskinan saat ini di Kulon Progo beserta faktor-faktor penyebab dan strategi yang ditempuh untuk menurunkan jumlah penduduk miskin."
Sebuah buku panduan kebijakan dan pedoman teknis bagi para Pemerintah Daerah dalam mengikuti
program DAK Tematik Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu, yang didalamnya berisikan informasi
mengenai proses perencanaan hingga evaluasi kegiatan yang dapat dijalankan.
Kebijakan Kemendagri dalam Pelaksanaan Aksi Konvergensi - BangdaTV Desa
Kementerian Dalam Negeri mendukung upaya penurunan stunting melalui pelaksanaan delapan aksi konvergensi. Beberapa kebijakan yang diterapkan antara lain penilaian kinerja pelaksanaan delapan aksi konvergensi di tingkat kabupaten/kota untuk meningkatkan akuntabilitas, memberikan kapasitas kepada pemerintah daerah, serta menerbitkan hasil penilaian kinerja sebagai masukan perbaikan.
Dokumen tersebut membahas tentang pedoman pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana kelurahan serta pemberdayaan masyarakat di kelurahan meliputi penentuan kegiatan, penganggaran, pelaksanaan anggaran, penatausahaan dan pertanggungjawaban, serta pembinaan dan pengawasan."
UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Frans Dione
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah membahas konsep baru desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia, termasuk pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah, pembentukan daerah otonom baru, dan upaya meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemerintahan daerah.
Sistem Informasi Pemerintahan Daerah Kemendagri (SIPD)boenkredho
Dokumen tersebut membahas revisi Peraturan Menteri Dalam Negeri 98/2018 tentang Sistem Informasi Pemerintahan Daerah agar memuat integrasi e-planning dan e-budgeting menjadi satu kesatuan sistem informasi sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Sekelumit tentang Renstra OPD menurut Permendagri 86/2017Rusman R. Manik
Dokumen tersebut membahas sistematika dan keterkaitan antara Renstra Perangkat Daerah dengan RPJMD menurut Permendagri 86/2017, termasuk perubahan sistematika, pemetaan permasalahan, dan daftar periksa pengendalian dan evaluasi penyusunan Renstra OPD."
Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman. Memperkuat Koordinasi Menuju...Oswar Mungkasa
dimuat dalam Majalah HUDMagz Edisi 4 Tahun 2013. diterbitkan oleh Yayasan Lembaga Pengkajian Pengembangan Permukiman dan Perkotaan (LP P3I)/HUD Institute
Problem pupuk bersubsidi dan alternatif pemecahan masalah plainFelix Lamury
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah subsidi pupuk di Indonesia sejak tahun 1960-an hingga saat ini. Terdapat beberapa masalah dalam sistem subsidi pupuk saat ini, seperti kelangkaan pupuk, waktu dan harga penyaluran yang tidak tepat, serta penggunaan pupuk siluman. Dokumen ini menyarankan beberapa solusi seperti melibatkan petani dalam penyusunan rencana kebutuhan, memperkuat kelompok tani, s
Permendagri no. 18 tahun 2018 tentang lembaga kemasyarakatan desa dan lembaga...Pemdes Seboro Sadang
Peraturan Menteri ini mengatur tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) dan Lembaga Adat Desa (LAD) yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa dan menjamin kelancaran pelayanan pemerintahan desa. LKD dan LAD dibentuk berdasarkan prakarsa masyarakat dan berperan sebagai mitra pemerintah desa, antara lain dengan menampung aspirasi masyarakat dan turut serta d
Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasam...Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang tata cara pelaksanaan kerja sama antar daerah dan dengan pihak ketiga. Kerja sama daerah dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu dan dapat berupa kerja sama antar gubernur, bupati/wali kota, atau dengan pihak ketiga. Kerja sama dituangkan dalam perjanjian kerja sama dan pelaksanaannya melibatkan perangkat daerah terkait. Peraturan ini juga meng
1) Pemerintah daerah diminta memulai penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045 pada tahun 2023;
2) RPJPD yang disusun dapat menjadi pedoman calon kepala daerah dan penyusunan RPJMD 2025-2030;
3) Dokumen ini menjelaskan tahapan dan teknis penyusunan RPJPD.
1) Pemerintah daerah diminta memulai penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045 pada tahun 2023;
2) RPJPD yang disusun dapat menjadi pedoman calon kepala daerah dan penyusunan RPJMD 2025-2030;
3) Dokumen ini menjelaskan tahapan dan teknis penyusunan RPJPD.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2009 Petunjuk Teknis Tata Cara Ke...infosanitasi
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 mengatur tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Kerja Sama Daerah. Dokumen ini menjelaskan tahapan penyiapan dan pelaksanaan kerja sama antar daerah dan dengan pihak ketiga, serta pembentukan tim koordinasi kerja sama daerah. Diuraikan pula contoh bentuk kerja sama antar daerah, dengan departemen/lembaga pemerintah nondepartemen, dan dengan bad
Permendagri no 22 tahun 2009 tentang petunjuk teknis kerjasama antar daerahGusTi Ani
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 mengatur tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Kerja Sama Daerah. Dokumen ini menjelaskan tahapan penyiapan dan pelaksanaan kerja sama antar daerah dan daerah dengan pihak ketiga, mulai dari persiapan, penawaran, penyiapan kesepakatan, penandatanganan, hingga pelaksanaan. Dokumen ini juga memberikan contoh bentuk kerja sama daerah dan pembent
Kerangkaan singkat dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang kerja sama penanggulangan kebakaran antar kabupaten/kota di Jawa Timur.
2) Kerja sama tersebut merupakan kerja sama daerah yang melibatkan Satpol PP Provinsi dengan Satpol PP Kabupaten/Kota, BPBD dan Dinas Pemadam Kebakaran Kab/Kota.
3) Dokumen tersebut juga membahas mengenai kerja sama regional penanggulangan kebak
Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013Sigit Pramulia
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pembangunan daerah di Indonesia yang mencakup hukum dan peraturan terkait perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah, tahapan penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD), serta pendekatan partisipatif dalam penyusunan RPJPD.
Memorandum program dan anggaran memberikan kerangka kerja untuk perencanaan dan pelaksanaan program sanitasi berkelanjutan melalui komitmen pendanaan bersama antara pemerintah pusat, provinsi, dan daerah selama 5 tahun ke depan.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tahapan perencanaan dan penganggaran anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) mulai dari musrenbang hingga penetapan APBD beserta jadwalnya. Juga dijelaskan mengenai penyusunan dokumen anggaran seperti RKA-SKPD, RKA-PPKD, serta format dan lampirannya.
Perjanjian kerja sama ini membahas kerja sama antara PT. A dan PT. B dalam melakukan riset proyek REDD+ yang didanai oleh Korea-Indonesia FMU/REDD Joint Project Management Unit. Kerja sama ini bertujuan untuk membuat Project Design Document dan mendaftarkannya ke Verified Carbon Standard. PT. A dan PT. B sepakat bekerja sama dengan membentuk konsorsium riset dan membagi tugas dalam melaksanakan proyek ini.
Dokumen tersebut membahas tentang hubungan kerja sama antara DPRD dengan kepala daerah dalam penyusunan peraturan daerah, penganggaran, dan pengawasan pelaksanaan pemerintahan daerah. Termasuk di dalamnya adalah proses pembentukan peraturan daerah, penyampaian laporan pertanggungjawaban, dan bentuk kerja sama antar daerah maupun dengan pihak ketiga.
Similar to Tata Cara dan Prosedur Kerja sama Daerah_Permendagri 22_2020(1).pdf (20)
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfZainul Ulum
Sekelumit cerita tentang ekspresi kegelisahan kaum muda desa atas kondisi negara, yang memilih menyalakan lilin-lilin kecil sebisanya daripada mengutuk kegelapan yang memiskinkannya selama beberapa generasi
Tata Cara dan Prosedur Kerja sama Daerah_Permendagri 22_2020(1).pdf
1. SOSIALISASI PERMENDAGRI
NOMOR 22 TAHUN 2020 TENTANG TATA CARA
KERJA SAMA DAERAH DENGAN DAERAH LAIN
DAN KERJA SAMA DAERAH
DENGAN PIHAK KETIGA
2. MANDAT PENGATURAN
KERJA SAMA DAERAH
UUD 1945
UU 23/2014
Pemerintah Daerah
PP 28/2018
Kerja Sama Derah
Pemendagri 22/2020
Tata Cara Kerjasama daerahdengan
daerah lain dan kerjasama daerah
dengan pihak ketiga
4. Bagian Kesatu
Umum
Bagian Kedua
Objek Kerja Sama
Bagian Ketiga
Identifikasi dan Pemetaan Urusan
Pemerintahan
Bagian Keempat
Tahapan Kerja sama
Bagian Kelima
Penyelesaian Perselisihan
Bagian Keenam
Pengambilalihan Urusan
Pemerintahan yang dikerjasamakan
Bagian Ketujuh
Bantuan Pendanaan Kerja Sama
Antardaerah
KERJA SAMA
DAERAH DENGAN
DAERAH LAIN
(KSDD)
5. Bagian Kesatu
Umum
KSDD
Kerja Sama Wajib
Kerja Sama Sukarela
Meliputi :
1. kerja sama daerah kabupaten/kota
dengan daerah kabupaten/kota lain
yang berbatasan dalam satu wilayah
Provinsi;
2. kerja sama daerah kabupaten/kota
dengan daerah kabupaten/kota lain
yang berbatasan di Provinsi yang
berbeda;
3. kerja sama daerah provinsi dengan
daerah provinsi lain yang berbatasan;
dan
4. kerja sama daerah kabupaten/kota
yang berbatasan dengan daerah
provinsi dalam satu wilayah Provinsi.
Kerja Sama Sukarela berupa kerja sama yang
dilaksanakan oleh 2 (dua) atau lebih Daerah yang
berbatasan atau tidak berbatasan untuk
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah namun dipandang lebih efektif
dan efisien jika dilaksanakan dengan bekerja sama
6. Bagian Kedua
Objek Kerja Sama
1. pendidikan;
2. kesehatan;
3. pekerjaan umum dan
penataan ruang;
4. perumahan rakyat dan
kawasan permukiman;
5. ketenteraman,
ketertiban umum, dan
pelindungan
masyarakat; dan
6. sosial.
URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB
(PELAYANAN DASAR)
URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB
(NON PELAYANAN DASAR)
1. kelautan dan
perikanan;
2. pariwisata;
3. pertanian;
4. kehutanan;
5. energi dan sumber
daya mineral;
6. perdagangan;
7. perindustrian; dan
8. transmigrasi.
URUSAN PEMERINTAHAN
PILIHAN
1. tenaga kerja;
2. pemberdayaan perempuan dan
pelindungan anak;
3. pangan;
4. pertanahan;
5. lingkungan hidup;
6. administrasi kependudukan dan
pencatatan sipil;
7. pemberdayaan masyarakat dan Desa;
8. pengendalian penduduk dan keluarga
berencana;
9. perhubungan;
10. komunikasi dan informatika;
11. koperasi, usaha kecil, dan menengah;
12. penanaman modal;
13. kepemudaan dan olah raga;
14. statistik;
15. persandian;
16. kebudayaan;
17. perpustakaan; dan
18. kearsipan.
Urusan Pemerintahan
yang menjadi Objek KSDD
terdiri atas
7. Bagian Ketiga
Identifikasi dan Pemetaan Urusan Pemerintahan
Daerah yang menyelenggarakan Kerja Sama
Wajib melakukan Identifikasi dan Pemetaan
Urusan Pemerintahan yang akan dikerjasamakan
berdasarkan potensi dan karakteristik Daerah
Dikoordinasikan oleh
Perangkat Daerah yang membidangi kerja
sama bersama dengan Perangkat Daerah
yang membidangi perencanaan
Dibuat dalam
DAFTAR RENCANA
PROGRAM DAN KEGIATAN
Sesuai dengan:
a. jangka waktu kerja sama; dan
b. skala prioritas yang ditentukan
berdasarkan perencanaan
KSDD.
Dibahas dalam
MUSRENBANGDA MUSRENBANGNAS
Identifikasi dan Pemetaan Urusan Pemerintahan yang telah
disepakati untuk dikerjasamakan dituangkan dalam
ditandatangani
oleh Kepala
Daerah
8. Bagian Keempat Tahapan Kerja Sama
PERSIAPAN
- Dilakukan oleh Perangkat Daerah
- Menyiapkan Kerangka Acuan Kerja
- Disampaikan kepada TKKSD
- TKKSD melakukan pengkajian
- Hasil Kajian disampaikan kembali
ke Perangkat Daerah
PENAWARAN
PENYUSUNAN
KESEPAKATAN
BERSAMA
- Dilakukan oleh TKKSD dengan menyiapkan Surat
Penawaran Rencana KSDD
- Surat Penawaran ditandatangani oleh Kepala Daerah
dan disampaikan kepada Kepala Daerah Calon Mitra
KSDD
- Kepala Daerah Calon Mitra KSDD diberikan waktu 30
hari untuk menanggapi penawaran tersebut
- Apabila tidak ada tanggapan diberikan permintaan
tanggapan kedua dan diberikan waktu 15 hari
- Jika tidak memberikan tanggapan yang kedua maka
dilaporkan secara berjenjang
- Laporan akan ditindaklanjuti oleh Menteri dan
Gubernur untuk memerintahkan Kepala Daerah Calon
Mitra untuk memberikan tanggapan
- Laporan tesebut menjadi bahan pembinaan untuk
terselenggaranya kerja sama wajib
- Dilaksanakan oleh Perangkat
Daerah Pemrakarsa KSDD
- Rancangan Kesepakatan
Bersama KSDD disampaikan
kepada TKKSD untuk
selanjutnya dibahas
bersama-sama
- Jangka Waktu Kesepakatan
Bersama KSDD paling lama
5 (lima) Tahun
PENANDATANGANAN
KESEPAKATAN
BERSAMA
Jumlah penandatanganan
dokumen asli dibuat rangkap
sesuai dengan jumlah para pihak
yang melakukan Kesepakatan
Bersama ditambah 1 (satu)
eksemplar fotokopi dokumen
naskah KSDD untuk Biro atau
Bagian yang membidangi kerja
sama selaku Sekretariat TKKSD
PERSETUJUAN
DPRD
PENYUSUNAN
PKS
PENANDATANGANAN
PKS
PELAKSANAAN PENATAUSAHAAN PELAPORAN
9. Bagian Kelima
Penyelesaian Perselisihan
MUFAKAT
Diselesaikan dengan
(1) Dalam mengupayakan penyelesaian perselisihan
secara musyawarah dan mufakat. Perangkat
Daerah yang melakukan KSDD menyiapkan
kelengkapan dokumen kerja sama yang berkaitan
dengan pelaksanaan kerja sama.
(2) Hasil penyelesaian perselisihan dituangkan dalam
berita acara hasil musyawarah dan mufakat yang
ditandatangani oleh daerah yang melakukan KSDD.
(3) Hasil penyelesaian perselisihan dilaporkan kepada
Kepala Daerah yang melakukan KSDD
Bagian Keenam
Pengambilalihan Urusan
Pemerintahan yang Dikerjasamakan
Pengambilalihan Urusan Pemerintahan yang
dikerjasamakan dilaksanakan secara berjenjang
Biaya pelaksanaan urusan pemerintahan yang
dikerjasamakan diperhitungkan dari APBD
masing-masing daerah yang bersangkutan
Bagian Keenam
Bantuan Pendanaan Kerja Sama Antardaerah
1. Pemerintah Pusat dapat memberikan bantuan dana
kepada daerah untuk melaksanakan kerja sama
wajib melalui anggaran pendapatan dan belanja
negara sesuai dengan kemampuan keuangan negara
2. Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan
keuangan kepada daerah lainnya untuk
melaksanakan kerja sama wajib melalui anggaran
pendapatan dan belanja daerah pada perangkat
daerah sesuai dengan bidang yang dikerjasamakan
11. Bagian Kesatu
Studi Kelayakan
(1) Dalam hal prakarsa KSDPK berasal dari daerah, daerah
melakukan:
a. Pemetaan Urusan Pemerintahan sesuai potensi dan
karakteristik daerah serta kebutuhan daerah; dan
b. penyusunan studi kelayakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Pemetaan Urusan Pemerintahan yang akan dikerjasamakan dibuat
dalam daftar rencana kerja sama setiap tahun dan ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Daerah.
Dalam hal prakarsa KSDPK berasal dari pihak ketiga, KSDPK harus
memenuhi kriteria:
a. terintegrasi secara teknis dengan rencana induk pada sektor yang
bersangkutan;
b. layak secara ekonomi dan finansial; dan
c. pihak ketiga yang mengajukan prakarsa memiliki kemampuan keuangan
yang untuk membiayai pelaksanaan kerja sama.
Pihak ketiga yang menjadi pemrakarsa harus menyusun studi kelayakan kerja
sama yang diusulkan.
paling sedikit memuat:
a. latar belakang;
b. dasar hukum;
c. maksud dan tujuan;
d. objek kerja sama;
e. kegiatan yang akan
dilaksanakan;
f. jangka waktu;
g. analisis manfaat dan biaya; dan
h. kesimpulan dan rekomendasi
12. Bagian Kedua
Tahapan Kerja Sama
Penyelenggaraan KSDPK dilakukan melalui tahapan:
a.persiapan;
b.penawaran;
c.Penyusunan Kesepakatan Bersama;
d.penandatanganan kesepakatan bersama;
e.persetujuan DPRD;
f.penyusunan Kontrak/PKS;
g.penandatanganan Kontrak/PKS;
h.pelaksanaan;
i.penatausahaan; dan
j.pelaporan.
13. NASKAH
KERJA SAMA
Isi Naskah Kesepakatan
Bersama KSDD dan KSDPK
Isi Naskah Perjanjian Kerja
Sama KSDD dan KSDPK
Isi Naskah Nota
Kesepakatan Dalam
Pelaksanaan Sinergi
14. Isi Naskah Kesepakatan Bersama KSDD dan KSDPK
(1) Isi Naskah Kesepakatan Bersama dalam pelaksanaan KSDD dan
KSDPK terdiri atas:
a. komparisi;
b. para pihak dalam Kesepakatan Bersama;
c. konsideran;
d. isi Kesepakatan Bersama, paling sedikit memuat:
1. maksud dan tujuan;
2. objek Kesepakatan Bersama;
3. ruang lingkup;
4. pelaksanaan;
5. jangka waktu;
6. surat-menyurat;
7. lain-lain; dan
e. penutup.
(2) Format Naskah Kesepakatan Bersama sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini;
15. Isi Naskah Perjanjian Kerja Sama KSDD dan KSDPK
(1) Isi Naskah PKS dalam pelaksanaan KSDD dan KSDPK terdiri atas:
a. komparisi;
b. para pihak;
c. konsideran;
d. Isi PKS, paling sedikit memuat:
1. maksud dan tujuan;
2. objek;
3. ruang lingkup;
4. pelaksanaan;
5. hak dan kewajiban para pihak;
6. pembiayaan;
7. jangka waktu;
8. penyelesaian perselisihan;
9. keadaan kahar;
10.Pengakhiran kerja sama.
e. penutup.
(2) Format Naskah PKS sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini;
16. Isi Nota Kesepakatan dalam pelaksanaan Sinergi
(1) Isi Nota Kesepakatan dalam pelaksanaan Sinergi terdiri atas:
a. komparisi;
b. para pihak dalam Nota Kesepakatan Sinergi;
c. premis (recital);
d. konsideran;
e. Nota Kesepakatan, paling kurang memuat:
1. latar belakang;
2. maksud dan tujuan;
3. lokasi Sinergi;
4. objek Sinergi;
5. lingkup;
6. tugas dan tanggungjawab;
7. pelaksanaan;
8. jangka waktu;
9. pembiayaan;
10.lain-lain; dan
f. penutup.
(2) Format Naskah Nota Kesepakatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini
17. Naskah Kerja Sama
(1) Naskah Kesepakatan Bersama KSDD ditandatangani
oleh Kepala Daerah dan mencantumkan Lambang
Garuda pada bagian atas.
(2) Naskah PKS KSDD ditandatangani oleh Pejabat yang
diberikan kuasa oleh Kepala Daerah untuk
menandatangani dan mencantumkan Lambang Daerah
Pemrakarsa pada bagian atas di sebelah kanan dan
Lambang Daerah Mitra pada bagian atas di sebelah kiri.
(3) Dalam hal Daerah yang bekerjasama lebih dari 2 (dua),
Lambang Daerah Pemrakarsa dicantumkan pada
bagian atas di sebelah kanan naskah dan Lambang
Daerah Mitra pada bagian atas di sebelah kiri
disesuaikan dengan ruang pada bagian atas naskah
PKS.
(1) Naskah Kesepakatan Bersama KSDPK
ditandatangani oleh Kepala Daerah menggunakan
lambang daerah dan logo Pihak Ketiga.
(2) Naskah Kontrak/PKS KSDPK ditandatangani
Pejabat yang diberikan kuasa oleh Kepala Daerah
untuk menandatangani menggunakan Lambang
Daerah dan Logo Pihak Ketiga
18. Sekertariat
Kerja Sama
Tim Koordinasi
Kerjasama Daerah
(TKKSD)
- Tugas TKKSD
- Struktur TKKSD
- Rapat Pleno dan Rapat Teknis
- Syarat Pembentukan Sekretariat Kerja Sama
- Tugas Sekretariat Kerja Sama
- Pendanaan Sekretariat Kerja Sama
Kelembagaan Kerja Sama Daerah
19. TIM KOORDINASI KERJA SAMA ANTAR DAERAH (TKKSD)
Kepala Daerah menetapkan
TKKSD dengan Keputusan
Kepala Daerah
TKKSD beranggotakan:
a. 1 (satu) orang Ketua, yang secara
ex-officio dijabat oleh Sekretaris
Daerah;
b. 1 (satu) orang Wakil Ketua, yang
secara ex-officio dijabat oleh
Asisten Sekretaris Daerah yang
membidangi Kerja Sama Daerah;
c. 1 (satu) orang Sekretaris, yang
secara ex-officio dijabat oleh Kepala
Biro/Bagian yang membidangi Kerja
Sama Daerah; dan
d. Anggota paling sedikit 6 (enam)
orang atau sesuai dengan
kebutuhan.
Dalam hal diperlukan tenaga
teknis dan tenaga professional,
TKKSD dapat melibatkan tenaga
teknis dan tenaga professional
20. FUNGSI TIM KOORDINASI KERJA SAMA ANTAR DAERAH (TKKSD)
menyusun pemetaan KSDD dan KSDPK
memberikan saran terhadap proses KSDD, KSDPK dan sinergi perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan antara Pusat dan Daerah
menyiapkan kerangka acuan/proposal KSDD, KSDPK dan sinergi perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan antara Pusat dan Daerah
menilai proposal, studi kelayakan dan kerangka acuan kerja KSDD, KSDPK dan sinergi
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan antara Pusat dan Daerah dari Pemrakarsa
menyiapkan naskah Kesepakatan Bersama, PKS, Kontrak Kerja Sama, dokumen KSDD dan
KSDPK lainnya dan/atau Dokumen Kesepakatan Sinergi dan Rencana Kerja
1
2
3
4
5
21. FUNGSI TIM KOORDINASI KERJA SAMA ANTAR DAERAH (TKKSD)
Laporan disampaikan kepada Kepala Daerah dan dilaporkan secara berjenjang
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
memberikan rekomendasi kepada Kepala Daerah untuk menandatangani Kesepakatan
Bersama, PKS, Kontrak Kerja Sama, dokumen KSDD dan KSDPK serta Dokumen Kesepakatan
sinergi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan antara Pusat dan Daerah
mengoordinasikan dalam rangka persiapan dan pelaksanaan kerja sama serta penyelesaian
permasalahan, perselisihan, dan/atau sengketa yang timbul dalam pelaksanaan KSDD, KSDPK dan
sinergi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan antara Pusat dan Daerah
memfasilitasi proses persetujuan DPRD terhadap rencana KSDD, KSDPK dan sinergi
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan antara Pusat dan Daerah yang membebani
masyarakat dan Daerah
menyusun laporan semester dan laporan tahunan pelaksanaan KSDD, KSDPK serta sinergi
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan antara Pusat dan Daerah
5
6
7
8
22. TIM KOORDINASI KERJA SAMA ANTAR DAERAH (TKKSD)
TKKSD
RAPAT
PLENO
RAPAT
TEKNIS
Rapat Pleno dilaksanakan untuk:
1. menetapkan rencana kebijakan yang berkaitan
dengan perencanaan dan/atau pelaksanaan
kerja sama daerah;
2. menetapkan program kerja TKKSD; dan
3. memberikan rekomendasi kepada Kepala
Daerah yang berkaitan dengan perencanaan,
pelaksanaan, serta penyelesaian
permasalahan dan/atau perselisihan kerja
sama daerah.
Rapat Pleno merupakan
forum tertinggi TKKSD,
yang dilaksanakan paling
sedikit 1 (satu) kali dalam
1 (satu) tahun
(1) Rapat pleno dipimpin
oleh Ketua TKKSD.
(2) Dalam hal Ketua
TKKSD berhalangan,
rapat pleno dipimpin
oleh Wakil Ketua
TKKSD
1) Rapat teknis merupakan forum TKKSD yang bersifat rutin untuk
membahas rencana kerja sama daerah, penyusunan dan perancangan
dokumen kerja sama daerah, dan penyelesaian permasalahan teknis
dalam pelaksanaan kerja sama daerah.
2) Rapat teknis, dapat dilaksanakan setiap saat, sesuai dengan
kebutuhan.
3) Rapat teknis dilaksanakan untuk:
a. melaksanakan pembahasan, penyusunan dan perancangan
dokumen kerja sama daerah, meliputi kesepakatan bersama, PKS,
kontrak kerja sama, dan dokumen kerja sama daerah lainnya;
b. menyusun program kerja TKKSD;
c. memberikan rekomendasi kepada rapat pleno melalui Sekretaris
TKKSD, mengenai substansi yang akan dibahas dalam rapat pleno;
dan
d. memberikan rekomendasi kepada Ketua TKKSD terkait naskah
kesepakatan bersama, PKS, kontrak kerja sama, dan dokumen kerja
sama daerah lainnya yang akan ditandatangani oleh kepala daerah
dan/atau pejabat lainnya berdasarkan surat kuasa sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
1) Rapat Teknis dipimpin
oleh Sekretaris TKKSD
dan dihadiri oleh
seluruh anggota.
2) Dalam hal Sekretaris
TKKSD berhalangan,
rapat teknis dipimpin
oleh salah seorang
anggota tetap
23. SEKRETARIAT KERJA SAMA
(1) Kepala daerah dapat membentuk Sekretariat Kerja Sama dalam penyelenggaraan kerja sama wajib.
(2) Kerja sama wajib dengan ketentuan sebagai berikut:
a. dilakukan secara terus-menerus;
b. memiliki kompleksitas tinggi, terdiri dari 2 (dua) daerah dan/atau objek kerja sama yang
dikerjasamakan lebih dari 2 (dua) objek; dan
c. jangka waktu kerja sama paling singkat 5 (lima) tahun.
(3) Sekretariat Kerja Sama bukan Perangkat Daerah.
(4) Pembentukan dan organisasi Sekretariat Kerja Sama ditetapkan dengan keputusan bersama kepala
daerah.
Sekretariat Kerja Sama bertugas:
a.membantu melakukan pengelolaan, monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan kerja
sama;
b.memberikan masukan dan saran kepada kepala daerah masing-masing mengenai
langkah-langkah yang harus dilakukan apabila ada permasalahan; dan
c.melaporkan pelaksanaan tugas kepada kepala daerah masing-masing
Pendanaan pelaksanaan tugas Sekretariat Kerja Sama dibebankan pada
anggaran pendapatan dan belanja daerah masing-masing daerah melalui
mekanisme hibah.
24. DUKUNGAN PROGRAM
PEMERINTAHAN PUSAT
DAN PEMERINTAH
DAERAH
Persiapan
Penawaran Sinergi
Penyusunan Nota Kesepakatan
dan Rencana Kerja
Persetujuan DPRD
Penandatanganan
Nota Kesepakatan dan Rencana
Kerja
Pelaksanaan
Penatausahaan
Pelaporan
Tahapan
Pelaksanaan
Sinergi
25. PERSIAPAN
(1) Persiapan dilakukan oleh Perangkat Daerah yang akan
melaksanakan Sinergi dengan menyiapkan kerangka acuan kerja
yang berkaitan dengan bidang yang di sinergikan.
(2) Objek yang disinergikan wajib di catumkan dalam RKPD sesuai
prioritas.
(3) Kerangka acuan kerja, paling sedikit memuat:
a.latar belakang;
b.maksud dan tujuan;
c. objek Sinergi
d.lokasi Sinergi;
e.ruang lingkup;
f. pembiayaan;
g.jangka waktu; dan
h.manfaat.
(4) Kerangka acuan kerja disampaikan kepada TKKSD untuk
dilakukan pengkajian.
Hasil pengkajian TKKSD sebagai dasar untuk menyusun Nota
Kesepahaman dan Rencana Kerja
PENAWARAN
SINERGI
(1) Penawaran dilakukan oleh TKKSD dengan menyiapkan surat
penawaran rencana Sinergi yang diprakarsai oleh Daerah.
(2) Surat penawaran ditandatangani oleh Kepala Daerah dan
disampaikan kepada Kementerian/Lembaga calon mitra
Sinergi, dilengkapi dengan kerangka acuan kerja.
(3) Kementerian/Lembaga calon mitra Sinergi yang menerima
surat penawaran, memberikan tanggapan atas penawaran
dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak
surat penawaran diterima.
(4) Apabila dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak surat
penawaran tidak ada tanggapan terhadap penawaran Sinergi
yang disampaikan, Kepala Daerah pemrakarsa Sinergi
menyampaikan permintaan tanggapan kedua kepada
Kementerian/Lembaga calon mitra Sinergi
26. (1) Persetujuan DPRD diberikan dalam hal rencana
Sinergi yang membebani masyarakat dan Daerah
dan/atau pendanaan Sinergi belum teranggarkan
dalam APBD tahun anggaran berjalan.
(2) Perangkat Daerah yang membidangi kerja sama
menyiapkan Surat permohonan Persetujuan DPRD.
(3) Surat permohonan Persetujuan DPRD dilampiri
dengan Nota Kesepakatan dan Rencana Kerja.
(4) Komisi DPRD yang membidangi Kerja Sama Daerah
menyampaikan rencana Sinergi kepada Pimpinan
DPRD untuk memperoleh persetujuan dalam
sidang paripurna.
(5) Persetujuan DPRD dituangkan dalam surat
Pimpinan DPRD.
(6) Dalam hal setelah jangka waktu 45 (empat puluh
lima) hari DPRD belum menetapkan sikap terhadap
permohonan, permohonan dianggap telah
memperoleh Persetujuan DPRD
(7) Hasil Persetujuan DPRD kepada TKKSD
(1) Penyusunan Nota Kesepakatan dan Rencana Kerja
dilaksanakan oleh TKKSD.
(2) Rancangan Nota Kesepakatan dan Rencana Kerja,
paling sedikit memuat:
a. komparisi;
b. para pihak dalam Nota Kesepakatan sinergi
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
antara Pusat dan Daerah;
c. premis (recital);
d. konsideran;
e. Nota Kesepakatan, paling kurang memuat:
1. latar belakang;
2. maksud dan tujuan;
3. lokasi Sinergi;
4. objek Sinergi;
5. ruang lingkup;
6. tugas dan tanggungjawab;
7. pelaksanaan;
8. jangka waktu;
9. pembiayaan;
10. lain-lain; dan
f. penutup.
(3) Rancangan Nota Kesepakatan dan Rencana Kerja
dilakukan pembahasan dengan pihak terkait.
(4) Hasil pembahasan disampaikan kepada DPRD
untuk mendapatkan Persetujuan
PENYUSUNAN NOTA
KESEPAKATAN DAN
RENCANA KERJA
PERSETUJUAN
DPRD
(1) TKKSD berdasarkan hasil Persetujuan DPRD
melaksanakan penandatanganan Nota
Kesepakatan dan Rencana Kerja.
(2) Penandatanganan ditandatangani oleh kepala
daerah dengan Para Pihak yang diberi kuasa
oleh Kementerian, Lembaga atau Badan.
(3) Nota Kesepakatan dan Rencana Kerja yang
telah ditandatangani disampaikan kepada
Menteri sebagai laporan
PENANDATANGANAN
NOTA KESEPAKATAN
DAN RENCANA KERJA
Dalam hal terjadi perubahan (addendum) yang
menyebabkan atau mengakibatkan penambahan
terhadap rencana sinergi yang membebani
masyarakat dan APBD, penambahan pembebanan
tersebut harus dimintakan persetujuan DPRD
PELAKSANAAN
27. (1) TKKSD melaporkan kepada Bupati/Wali Kota
pelaksanaan Sinergi setiap 6 (enam) bulan sekali.
(2) Bupati/Wali Kota melaporkan kepada Gubernur
Sebagai Wakil Pemerintah Pusat paling sedikit 1
(satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
(3) Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Pusat
melaporkan kepada Menteri paling sedikit 1 (satu)
kali dalam 1 (satu) tahun.
(4) Laporan menjadi bahan evaluasi Sinergi
(1) Penatausahaan Fasilitasi penyusunan,
pembahasan dan penandatanganan
Dokumen Kesepakatan, dilaksanakan oleh
TKKSD.
(2) Sekretariat TKKSD menyimpan 1 (satu)
eksemplar dokumen asli naskah KSDD
PENATAUSAHAAN PELAPORAN