SlideShare a Scribd company logo
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan lingkungannya. Dalam hal
ini, perusahaan perlu memperhatikan aspek-aspek apa yang harus dipenuhi
untuk menjamin hubungan baik dengan lingkungannya. Hal inilah yang
yang dikenal dengan pemenuhan kepentingan perusahaan atau tanggung
jawab sosial perusahaan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan atas
perusahaan yang bersangkutan. Tanggung jawab sosial perusahaan adalah
kewajiban organisasi untuk berbuat dengan cara tertentu yang ditujukan
untuk melayani kepentingannya sendiri maupun kepentingan stakeholder.
Masalah yang akan dibahas disini dalam literatur etika bisnis diAmerika
Serikat dikenal sebagai Corporate Social Responsibility atau Social
Responsibility of corporation. Korporasi memilki arti yakni badan hukum.
“Korporasi” berasl dari bahasa latin (corpus/corpora=badan) dan sebetulnya
berarti “yang dijadikan suatu badan”. Korporasi justru tidak menunjukan
organisasi yang mencari untung. Istilah yang berasal dari kekaisaran Roma
ini, masih secara ekslusif untuk menunjukan badan hukum yang didirikan
demi kepentingan umum. Kini secara spontan korporasi dimengerti sebagai
perusahaan, merupakan salah satu diantara sekian banyak bukti lain yang
menunjukan betapa pentingnya peranan bisnis dalam suatu masyarakat.
Dalam perkembangan istilah ini, “korporasi” masih tetap badan hukum.
Dalam situasi sekarang, perbedaan yang paling mencolok adalah antara
badan hukum for profit & not for profit. Organisasi seperti Palang Merah
Internasional tetap bisa disebut korporasi , meskipun statusnya jelas nirlaba
tetapi peranan-peranan nirlaba sangat terbatas, jika dibandingkan dengan
oerganisasi atau perusahaan yang mendominasi kehidupan umum.
1. Tanggung Jawab Legal dan Tanggung Jawab Moral Perusahaan
1.1 Tanggung jawab legal perusahaan
Perusahaan mempunyai tanggung jawab legal karena sebagai badan
hukum ia memiliki status legal. Karena sebagai badan hukum, perusahaan
mempunyai banyak hak dan kewajiban legal yang dimiliki juga oleh
manusia perorangan dewasa, seperti menuntut di pengadilan, dituntut di
pengadilan, mempunyai milik, mengadakan kontrak, dan lain-lain. Seperti
subyek hukum yang biasa (manusia perorangan), perusahaan pun harus
menaati peraturan hukum dan harus memenuhi hukumannya, bila terjadi
pelanggaran.
Menurut Hakim Agung Amerika, Marshall, pada 1819: “suatu
korporasi adalah suatu makhluk buatan, tidak kelihatan, tidak berwujud, dan
hanya berada di mata hukum. Karena semata-mata merupakan ciptaan
hukum, ia hanya memiliki ciri-ciri yang oleh akte pendiriannya diberikan
kepadanya.......”. Korporasi atau badan hukum memang tidak bisa dilihat.
Sebab, korporasi tidak sama dengan orang-orang yang mendirikannya atau
menjadi pimpinannya. Ciri-ciri yang ditentukan dalam akte pendirian
korporasi, bisa mengakibatkan bahwa korporasi itu berperanan penting dan
mempunyai dampak besar atas dunia sekelilingnya.
1.2 Tanggung jawab moral perusahaan
Supaya mempunyai tanggung jawab moral, perusahaan perlu berstatus
moral atau dengan kata lain perlu merupakan pelaku moral. Pelaku moral
(moral agent) bisa melakukan perbuatan yang kita beri kualifikasi etis atau
tidak etis. Untuk itu salah satu syarat yang penting adalah memiliki
kebebasan atau kesanggupan mengambil keputusan bebas.
Apakah perusahaan merupakan suatu pelaku moral atau tidak, adalah
masalah yang sulit untuk dipecahkan. Ada argumen pro dan kontra. Di satu
pihak harus diakui bahwa hanya individu atau manusia perorangan
mempunyai kebebasan untuk mengambil keputusan, dan akibatnya hanya
individu dapat memikul tanggung jawab. Tetapi di lain pihak sulit juga
untuk menerima pandangan bahwa perusahaan hanyalah semacam benda
mati yang dikemudikan oleh para manajer, seperti halnya dengan mobil atau
kapal.
Menurut Peter French 1979: “corporations can be full-fledged moral
persons and have whatever privileges, rights and duties as are, in the
normal course of affairs, accorded to moral person”. Untuk mendukung
pendapat itu Peter French mempunyai dua argumen. Pertama, ada keputusan
yang diambil oleh korporasi yang hanya bisa dihubungkan dengan korporasi
itu sendiri dan tidak dengan beberapa orang yang bekerja untuk korporasi
tersebut. Misalnya, keputusan dua perusahaan untuk mengadakan merger.
Kedua, korporasi melakukan perbuatan seperti itu dengan maksud yang bisa
dihubungkan dengan korporasi itu sendiri dan tidak dengan beberapa orang
yang bekerja di korporasi tersebut. Misalnya, memperbaiki posisi korporasi
dalam kompetisi.
Banyak pengarang lain tidak menyetujui pendapat Peter French,
dikarenakan bahwa keputusan selalu diambil oleh individu-individu
walaupun atas nama korporasi dan tidak pernah oleh korporasi atau
perusahaan, terlepas dari orang yang membentuk korporasi itu.
Tanggung jawab moral perusahaan hanya mempunyai makna teoritis
saja dan tidak ada konsekuensi untuk praktek bisnis, sebab seandainya
perusahaan sendiri terlepas dari orang-orang yang bekerja di dalamnya tidak
merupakan pelaku moral dan karena itu tidak bisa memikul tanggung jawab
moral, namun pimpinan perusahaan tetap merupakan pelaku moral dan
akibatnya memikul tanggung jawab moral atas keputusan yang mereka
ambil.
2. Tanggung Jawab Ekonomis dan Tanggung Jawab Sosial
2.1 Tanggung jawab ekonomis
Tanggung jawab ekonomis perusahaan adalah usaha perusahaan agar
kinerja ekonomisnya selalu baik. Dalam kapitalisme liberalistis tanggung
jawab itu dilihat sebagai profit maximization atau mendapat untung
sebesar mungkin.modal yang ditanamkan di dalamnya harus diperoleh
kembali dalam jangka waktu yang wajar (return on investment),bersama
dengan laba yang wajar pula. Hal itu merupakan tanggung jawab
ekonomis perusahaan. Tanggung jawab ekonomis ini mempunyai aspek
sosial yang penting, kinerja setiap perusahaan menyumbangka kepada
kinerja ekonomi nasional, demgam sendirinya memberi kontribusi yang
berarti kepada kemakmuran masyarakat. Hal itu terutama kita sadari dalam
keadaan krisis, bila terjadi banyak pemutusan hubungan kerja dan banyak
perusahaan harus menghentikan kegiatannya.
2.2 Tanggung jawab sosial
Tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggan jawabnya terhadap
masyarakat di luar tanggung jawab ekonomis, kegiatan-kegiatan yang
dilakukan perusahaan demi suatu kegiatan sosial dengan tidak
memperhitungkan untung atau rugi ekonomis. Hal itu bisa terjadi dengan
dua cara, yaitu positif dan negatif. Secara positif, perusahaan bisa
melakukan kegiatan yang tidak membawa keuntungan ekonomis dan
semata-mata dilangsungkan demi kesejahteraan masyarakat atau satu
kelompok di dalamnya. Contoh yang sering terjadi adalah
penyelenggaraan pelatihan keterampilan untuuk pengangguran atau
mendirikan panti asuhan untuk anak-anak yatim piatu. Jika perusahaan
melibatkan diri dalam kegiatan serupa itu, ia hanya mengeluarkan dana
dan tidak mendapat sesuatu kembali. Secara negatif, perusahaan bisa untuk
menahan diri untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan tertentu yang
sebenarnya bisa menguntungkan dari segi bisnis, tetapi akan merugikan
masyarakat. Kegiatan-kegiatan itu dapat membawa keuntungan ekonomis,
tapi perusahaan mempunyai alasan untuk tidak melakukannya.
Contoh di bidang sosial hidup, misalnya bagi suatu pabrik kertas, yang
paling menguntungkan dari segi ekonomis adalah membuang limbah
industrinya ke dalam sungai saja. Setiap cara lain akan mengakibatkan
biaya produksi naik, sehingga dari segi ekonomis menjadi tidak menarik.
Membuang limbah industri itu di tempat lain akan memakan biaya
transportasi yang besar. Membangun instalasi pengolahan limbah hingga
menjadi cairan yang tidak berbahaya, akan memakan biaya yang lebih
besar lagi. Dari segi ekonomis, jalan keluar yang paling efektif adalah
membuang limbah ke dalam sungai. Satiap cara lain akan memberatkan
pengeluaran bagi perusahaan, sehingga mengurangi keuntungan. Hanya
saja, membuang limbah dalam sungai akan mengurangi banyak pihak lain.
Masyarakat di sekitar pabrik tidak lagi bisa memanfaatkan air sungai
umtuk kepentingan rumah tangga, seperti mandi atau cuci pakaian. Jika
membedakan tanggung jawab sosial dalam arti positif dan dalam arti
negatif, langsung menjadi jelas konsekuensinya dalam rangka etika bisnis
memang memikul tanggung jawab dalam arti negatif karena tidak boleh
melakukan kegiatan yang merugikan masyarakat.
3. Kinerja Sosial Perusahaan
Jika kita menyimak sejarah industri, memang ada pengusaha-pengusaha
besar yang memperoleh nama harum bukan saja karna keberhasilannya
dibanding bisnis tetapi juga sebagai filantrof. Mereka mempraktekkan
filantrofi terhadap karyawan mereka sendiri dan terhadap masyarakat luas.
Filantropi (bahasa Yunani: philein berarti cinta, dan anthropos berarti
manusia) adalah tindakan seseorang yang mencintai sesama manusia
serta nilai kemanusiaan, sehingga menyumbangkan waktu, uang, dan
tenaganya untuk menolong orang lain.
Beberapa alasan mengapa bisnis menyalurkan sebagian dari labanya
kepada karya amal melaui yayasan independen. Alasan pertama berkaitan
dengan kenyataan bahwa perusahaan-perusahaan itu berstatus publik.
Sebagaimana telah ditekankan oleh Ilton Friedman, memang tidak bisa
dibenarkan bila para manajer melakukan karya amal dengan kekayaan yang
bukan miliknya sendiri. Tetapi rapat umum para pemegang saham dapat
menyetujui bahwa sebagian dari laba tahunan disisihkan untuk karya amal
melalui yayasan khusus. Dan hal itulah yang kini sering terjadi.
Walaupun yayasan serupa itu banyak berbuat baik kepada masyarakat,
tidak bisa dikatakan juga bahwa dengan ini mereka mempraktekkan bahwa
tanggungn jawab sosial dalam arti positif. Kegiatan-kegiatan karitatif
mereka tidaklah altruistis begitu saja, karena biasanya tidak dilakukan tanpa
pamrih. Mereka mempunyai maksud tertentu, khususnya meningkatkan citra
perusahaan dimata masyarakat, baik masyarakat didekat pabriknya maupun
masyarakat luas. Sebagaimana tanggung jawab ekonomis perusahaan
mempunyai suatu aspek moral, demikian pun yang disebut “tanggung jawab
sosial” ini mempunyai suatu aspek ekonomis dan karenanya tidak lagi
merupakan tanggung jawab sosial secara murni. Contoh dalam negri adalah
fasilitas bus yang disediakan oleh perusahaan jamu bagi penjual jamu
gendong maupun warungan di jakarta, supaya dapat mudik lebaran ke Jawa
Tengah. Dengan demikian mereka memperkuat jalur pemasaran mereka
yang tidak resmi ini, sekaligus memperbaiki citra perusahaan dimata
masyarakat.
Kini upaya meningkatkan citra perusahaan dengan mempraktekkan
karya amal sering disebut corporate social performance, “kinerja sosial
perusahaan”. Perusahaan tidak saja mempunyai kinerja ekonomis, tetapi
juga kinerja sosial. Disadari betul bahwa bagi perusahaan masih ada hal
lain yang perlu diperhatikan dari pada memperoleh laba sebesar mungkin.
Tidak kalah penting nya mempunyai hubungan baik dengan masyarakat di
sekitar pabrik dan dengan masyarakat umum, karena kinerja ekonomis
perusahaan langsung terancam kalau hubungan baik itu tidak terjamin.
Untuk mencapai tujuan itu, perlu kesediaan perusahaan untuk menginvestasi
dana dalam program-program khusus. Di Indonesia kita hanya dapat
mengharapkan bahwa bisnis akan semakin memahami pentingnya kinerja
sosial perusahaan. Dan perusahaan lebih kecil pun dapat memperoleh
banyak manfaat, jika kinerja sosial dimasukan dalam agenda usaha mereka.
Upaya kinerja sosial perusahaan tidak patut dikategorikan sebagai
pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan dalam arti positif. Alasannya
kinerja sosial itu tidak pernah dilakukan tanpa pamrih. Tujuan terakhir
kinerja sosial adalah mengamankan perolehan untung. Dalam bahasa inggris
hal ini dirumuskan dengan bagus: tujuan kinerja sosial adalah doing well by
doing good (lebih maju dengan berbuat baik). Bahkan kasus yang di ajukan
sebagai contoh perilaku berkeutamaan dari perusahaan farmasi Merck
mudah dapat ditempatkan dalam konteks kinerja sosial ini. Bagaimana pun,
Merck sudah menginvestasi banyak dana dalam upaya dalam
mengembangkan obat Mectizan itu. Ketika ternyata tidak bisa dibeli oleh
masyarakat Afrika yang membutuhkannya, Merck sendiri membagi obat ini
dengan gratis di tempatnya. Dengan demikian mereka seolah-olah
mengkonversi kerugiaan yang tidak bisa dihindarkan didalam keuntungan,
karena mereka sempat meningkatkan nama baik di mata masyarakat. Dan
reputasi yang baik tentu merupakan aset yang sangat berharga baik sebuah
perusahaan. Dengan cara yang sama kewajiban perushaan untuk tidak
merusak lingkungan hidup artinya tanggung jawab sosial dalam arti negatif
bisa diperluas lagi menjadi kinerja sosial dengan secara positif
memperjuangkan kualitas lingkungan hidup dan mendukung segala
kampanye anti-polusi.
4. Studi Kas (Susu Formula Nestle)
Hanya sebagian kecil dari ibu-ibu muda tidak bisa menyusui anaknya
sendiri. Untuk membantu mereka, pada akhir abad ke-19 dikembangkan
susu formula sebagai pengganti air susu ibu (ASI). Tetapi karena berbagai
alasan, lama kelamaan semakin banyak ibu mulai memberi susu botol
kepada bayinya. Di Amerika Serikat, antara 1950-1970 hanya sekitar 22%
ibu-ibu masih memberi ASI kepada bayinya. Jadi, sekitar 78% memberi
susu formula. Industri susu formula menjadi bisnis yang penting. Tetapi
sekitar pertengahan 1970-an kebiasaan ini mulai berubah. Diperkirakan,
sekitar 1978 presentasi ibu-ibu yang memberi susu formula berkurang
sampai 50%. Alasannya, secara ilmiah telah terbukti bahwa ASI jauh lebih
baik untuk kesehatan bayi. Penyusutan pasar ini tentu merupakan pukulan
berat untuk produsen susu formula. Mereka mencari jalan keluar dengan
memasarkan produknya di dunia ke-3. Usaha ini dipelopori oleh Nestle,
suatu korporasi Multinasional terbesar dibidang produksi makanan, yang
berasal dari Swiss. Diadakan kampanye promosi besar-besaran, yang
menurut banyak pengamat melanggar etika. Dalam kampanye itu
dipergunakan iklan seperti “Ibu modern tahu yang terbaik untuk bayinya,
yaitu susu formula Nestle”, “Ibu yang menyayangi anaknya tentu memberi
susu formula Nestle”. Disamping itu dibagi sample kepada dokter, bidan,
atau petugas kesehatan lain untuk disalurkan kepada ibu-ibu baru. Dokter
spesialis kebidanan dan dokter spesialis anak diberi hadiah, jika mereka
mempromosikan susu formula Nestle kepada pasiennya. Wanita muda
berpakaian perawat dikirim ke desa-desa untuk mempromosikan susu
formula. Dimata banyak ibu dari dunia ke-3, apa yang berasal dari Amerika
Serikat atau negara barat lain tentunya paling baik untuk kesehatan dan
pertumbuhan bayi mereka, padahal yang paling baik adalah ASI mereka
sendiri. Jika ASI sudah lebih sehat di Amerika, apalagi di dunia ke-3.
Menurut para ahli gizi, terutama ada lima alasan untu memberi ASI kepada
bayi di negara-negara berkembang.
1. Dari segi ekonomi: Memberi susu botol akan menambah beban bagi
keluarga yang sudah miskin; lebih baik uang dipakai untuk meningkatkan
gizi dari ibu-ibu yang menyusui.
2. Pencegahan infeksi: Melalui ASI bayi mendapat antibodi.
3. ASI lebih bergizi; susu formula yang paling bermutupun kalah dengan
ASI.
4. ASI lebih higienis; air yang ditambah pada bubuk susu sering
terkontaminasi atau botol dan dot tidak bersih.
5. Dengan memberi ASI dikurangi risiko untuk kehamilan baru.
Alasan-alasan ini amat meyakinkan untuk memberi ASI kepada bayi di
negara-negara berkembang. Karena itu kampanye promosi Nestle ini
menimbulkan kemarahan banyak orang. Beberapa LSM mengadakan aksi
melawan perusahaan Nestle, antar lain dengan menyebarkan di berbagai
negara brosur berjudul Nestle kills babies, jutaan orang dari puluhan negara
bergabung dalam The international Nestle boicot yang memboikot semua
produk Nestle dan berlangsung selama 6,5 tahun. Boikot ini
diselenggarakan oleh The infant formula action coalition (Infact).
Pada Mei 1981, dalam worth heath assembly yang diselenggarakan oleh
WHO dan UNICEF, diterima sebuah kode etik pemasaran susu formula
yang disebut International code of marketing for breastmilk subtitutes.
Dalam pemungutan suara, dari 119 wakil negara yang hadir, hanya satu
menolak, yaitu Amerika Serikat, yang pada waktu itu dipimpin oleh
Presiden Ronald Reagan. Kode etik yang meliputi delapan halaman ini
melarang setiap cara pemasaran yang tidak mengakui dengan jelas
keunggulan ASI diatas susu formula. Tetapi kesulitannya adalah bahwa
pelaksanaannya tidak bisa diberikan sanksi dan interpretasi otentik kalau
tidak dijadikan peraturan hukum oleh masing-masing negara. Lama-
kelamaan Nestle dapat menerima semua ketentuan, dan pada 26 Januari
1984 boikot internasional dihentikan oleh Infact. Nestle malah menjadi
produsen susu formula yang pertama menghilangkan gambar bayi montok
dari kaleng produknya. (Sumber: Th. Donaladson / P. Werhane (eds.),
ethical issues in business, hlm.187-199; w.shaw/v.barry (eds.), moral issues
in business, hlm.227-231)
Daftar Pustaka
K Bertens. 2012. Pengantar Etika Bisnis Edisi Revisi. Yogyakarta : Kanisius
Muhammad. 2004. Etika Bisnis Islami. Yogyakarta : UPP AMP YKPN
https://id.wikipedia.org/wiki/Filantropi (Diakses tgl 30/09/2017 pada 15:43)

More Related Content

What's hot

Tangggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Manajemen Strategis
Tangggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Manajemen StrategisTangggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Manajemen Strategis
Tangggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Manajemen Strategis
Diah Fitri
 
Dasar perilaku individual
Dasar perilaku individualDasar perilaku individual
Dasar perilaku individual
Joni Iswanto
 
Tanggung jawab sosial dari organisasi
Tanggung jawab sosial dari organisasiTanggung jawab sosial dari organisasi
Tanggung jawab sosial dari organisasi
Kamal Kamal
 
ETIKA BISNIS DAN BUDAYA
ETIKA BISNIS DAN BUDAYAETIKA BISNIS DAN BUDAYA
ETIKA BISNIS DAN BUDAYA
fathiyahfenny
 
Retensi dan Separasi Karyawan
Retensi dan Separasi KaryawanRetensi dan Separasi Karyawan
Retensi dan Separasi Karyawan
Yuli Eko
 
Sikap dan kepuasan kerja
Sikap dan kepuasan kerjaSikap dan kepuasan kerja
Sikap dan kepuasan kerja
Andi Amirudin
 
Pelatihan dan pengembangan karyawan makalah
Pelatihan dan pengembangan karyawan makalahPelatihan dan pengembangan karyawan makalah
Pelatihan dan pengembangan karyawan makalah
Ganjar Destiansyah
 
Budaya dan Lingkungan Organisasi
Budaya dan Lingkungan OrganisasiBudaya dan Lingkungan Organisasi
Budaya dan Lingkungan Organisasi
Mohamad Adriyanto
 
Pengantar Bisnis - Etika bisnis dan tanggung jawab sosial
Pengantar Bisnis - Etika bisnis dan tanggung jawab sosialPengantar Bisnis - Etika bisnis dan tanggung jawab sosial
Pengantar Bisnis - Etika bisnis dan tanggung jawab sosial
yunisarosa
 
Penjadwalan manajemen operasi
Penjadwalan manajemen operasiPenjadwalan manajemen operasi
Penjadwalan manajemen operasi
alawwapnp
 
Etika Bisnis - Keadilan Dalam Bisnis
Etika Bisnis - Keadilan Dalam BisnisEtika Bisnis - Keadilan Dalam Bisnis
Etika Bisnis - Keadilan Dalam Bisnis
Sunu Puguh
 
Perilaku Organisasi - Motivasi konsep dan penerapan
Perilaku Organisasi - Motivasi  konsep dan penerapanPerilaku Organisasi - Motivasi  konsep dan penerapan
Perilaku Organisasi - Motivasi konsep dan penerapan
Arif Setiawan
 
instrumental conditioning
instrumental conditioninginstrumental conditioning
instrumental conditioning
Wiyan Purbatin
 
13. lingkungan organisasi
13. lingkungan organisasi13. lingkungan organisasi
13. lingkungan organisasi
Eva Hany Fanida
 
Kepribadian dan Nilai
Kepribadian dan Nilai Kepribadian dan Nilai
Kepribadian dan Nilai
Melati Metamorf
 
Ppt etika bisnis 1
Ppt etika bisnis 1Ppt etika bisnis 1
Ppt etika bisnis 1
pungkymaylina
 
TEORI MOTIVASI (TEORI KEADILAN)
TEORI MOTIVASI (TEORI KEADILAN)TEORI MOTIVASI (TEORI KEADILAN)
TEORI MOTIVASI (TEORI KEADILAN)
Sulistia Rini
 
PSIKOLOGI INDUSTRI - MOTIVASI KERJA
PSIKOLOGI INDUSTRI - MOTIVASI KERJAPSIKOLOGI INDUSTRI - MOTIVASI KERJA
PSIKOLOGI INDUSTRI - MOTIVASI KERJA
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
Robbins and Judge Emotions and Moods
Robbins and Judge Emotions and MoodsRobbins and Judge Emotions and Moods
Robbins and Judge Emotions and Moods
Mohit Kumar
 
Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)
Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)
Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)
Fathi Arief
 

What's hot (20)

Tangggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Manajemen Strategis
Tangggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Manajemen StrategisTangggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Manajemen Strategis
Tangggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Manajemen Strategis
 
Dasar perilaku individual
Dasar perilaku individualDasar perilaku individual
Dasar perilaku individual
 
Tanggung jawab sosial dari organisasi
Tanggung jawab sosial dari organisasiTanggung jawab sosial dari organisasi
Tanggung jawab sosial dari organisasi
 
ETIKA BISNIS DAN BUDAYA
ETIKA BISNIS DAN BUDAYAETIKA BISNIS DAN BUDAYA
ETIKA BISNIS DAN BUDAYA
 
Retensi dan Separasi Karyawan
Retensi dan Separasi KaryawanRetensi dan Separasi Karyawan
Retensi dan Separasi Karyawan
 
Sikap dan kepuasan kerja
Sikap dan kepuasan kerjaSikap dan kepuasan kerja
Sikap dan kepuasan kerja
 
Pelatihan dan pengembangan karyawan makalah
Pelatihan dan pengembangan karyawan makalahPelatihan dan pengembangan karyawan makalah
Pelatihan dan pengembangan karyawan makalah
 
Budaya dan Lingkungan Organisasi
Budaya dan Lingkungan OrganisasiBudaya dan Lingkungan Organisasi
Budaya dan Lingkungan Organisasi
 
Pengantar Bisnis - Etika bisnis dan tanggung jawab sosial
Pengantar Bisnis - Etika bisnis dan tanggung jawab sosialPengantar Bisnis - Etika bisnis dan tanggung jawab sosial
Pengantar Bisnis - Etika bisnis dan tanggung jawab sosial
 
Penjadwalan manajemen operasi
Penjadwalan manajemen operasiPenjadwalan manajemen operasi
Penjadwalan manajemen operasi
 
Etika Bisnis - Keadilan Dalam Bisnis
Etika Bisnis - Keadilan Dalam BisnisEtika Bisnis - Keadilan Dalam Bisnis
Etika Bisnis - Keadilan Dalam Bisnis
 
Perilaku Organisasi - Motivasi konsep dan penerapan
Perilaku Organisasi - Motivasi  konsep dan penerapanPerilaku Organisasi - Motivasi  konsep dan penerapan
Perilaku Organisasi - Motivasi konsep dan penerapan
 
instrumental conditioning
instrumental conditioninginstrumental conditioning
instrumental conditioning
 
13. lingkungan organisasi
13. lingkungan organisasi13. lingkungan organisasi
13. lingkungan organisasi
 
Kepribadian dan Nilai
Kepribadian dan Nilai Kepribadian dan Nilai
Kepribadian dan Nilai
 
Ppt etika bisnis 1
Ppt etika bisnis 1Ppt etika bisnis 1
Ppt etika bisnis 1
 
TEORI MOTIVASI (TEORI KEADILAN)
TEORI MOTIVASI (TEORI KEADILAN)TEORI MOTIVASI (TEORI KEADILAN)
TEORI MOTIVASI (TEORI KEADILAN)
 
PSIKOLOGI INDUSTRI - MOTIVASI KERJA
PSIKOLOGI INDUSTRI - MOTIVASI KERJAPSIKOLOGI INDUSTRI - MOTIVASI KERJA
PSIKOLOGI INDUSTRI - MOTIVASI KERJA
 
Robbins and Judge Emotions and Moods
Robbins and Judge Emotions and MoodsRobbins and Judge Emotions and Moods
Robbins and Judge Emotions and Moods
 
Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)
Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)
Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)
 

Similar to Tanggung jawab sosial perusahaan

Tugas ke 2 softskill etika bisnis
Tugas ke 2 softskill etika bisnisTugas ke 2 softskill etika bisnis
Tugas ke 2 softskill etika bisnis
Melly Gunawan
 
Tugas softskill 2 etika bisnis
Tugas softskill 2   etika bisnisTugas softskill 2   etika bisnis
Tugas softskill 2 etika bisnis
Yayu Ferdian
 
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .Janu W
 
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .Janu W
 
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .Janu W
 
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Lisca Ardiwinata
 
Etika Bisnis ( Nur Azizah )
Etika Bisnis ( Nur Azizah )Etika Bisnis ( Nur Azizah )
Etika Bisnis ( Nur Azizah )Aziza Zea
 
Etika bisnis ( Nur Azizah )
Etika bisnis ( Nur Azizah )Etika bisnis ( Nur Azizah )
Etika bisnis ( Nur Azizah )Aziza Zea
 
Tanggung jawab sosial perusahaan
Tanggung jawab sosial perusahaanTanggung jawab sosial perusahaan
Tanggung jawab sosial perusahaan
Neng Lina
 
Etika bisnis (11th week)
Etika bisnis (11th week)Etika bisnis (11th week)
Etika bisnis (11th week)Astadi Pangarso
 
Harits wiguna materi softskill
Harits wiguna materi softskillHarits wiguna materi softskill
Harits wiguna materi softskillRietz Wiguna
 
10, BE & GG, MARISA DOSMA SITANGGANG, HAPZI ALI, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBIL...
10, BE & GG, MARISA DOSMA SITANGGANG, HAPZI ALI, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBIL...10, BE & GG, MARISA DOSMA SITANGGANG, HAPZI ALI, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBIL...
10, BE & GG, MARISA DOSMA SITANGGANG, HAPZI ALI, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBIL...
marisa tanggang
 
BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...
BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...
BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...
PT. PLN (Persero)
 
Etika bisnis 2
Etika bisnis 2Etika bisnis 2
Etika bisnis 2
Sarina Hongland
 
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...
Gunawan Adam
 
Tanggung jawab sosial organisasi bisnis
Tanggung jawab sosial organisasi bisnisTanggung jawab sosial organisasi bisnis
Tanggung jawab sosial organisasi bisnisWahono Syahida
 
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
Indra Hendiyana
 
Csr etika bisnis
Csr etika bisnisCsr etika bisnis
Csr etika bisnis
Winda nawangasari
 
Tanggung jawab sosial perusahaan dan keadilan dalam bisnis
Tanggung jawab sosial perusahaan dan keadilan dalam bisnisTanggung jawab sosial perusahaan dan keadilan dalam bisnis
Tanggung jawab sosial perusahaan dan keadilan dalam bisnisDedy Setiady
 

Similar to Tanggung jawab sosial perusahaan (20)

T ugas softskill
T ugas softskillT ugas softskill
T ugas softskill
 
Tugas ke 2 softskill etika bisnis
Tugas ke 2 softskill etika bisnisTugas ke 2 softskill etika bisnis
Tugas ke 2 softskill etika bisnis
 
Tugas softskill 2 etika bisnis
Tugas softskill 2   etika bisnisTugas softskill 2   etika bisnis
Tugas softskill 2 etika bisnis
 
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
 
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
 
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
 
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
 
Etika Bisnis ( Nur Azizah )
Etika Bisnis ( Nur Azizah )Etika Bisnis ( Nur Azizah )
Etika Bisnis ( Nur Azizah )
 
Etika bisnis ( Nur Azizah )
Etika bisnis ( Nur Azizah )Etika bisnis ( Nur Azizah )
Etika bisnis ( Nur Azizah )
 
Tanggung jawab sosial perusahaan
Tanggung jawab sosial perusahaanTanggung jawab sosial perusahaan
Tanggung jawab sosial perusahaan
 
Etika bisnis (11th week)
Etika bisnis (11th week)Etika bisnis (11th week)
Etika bisnis (11th week)
 
Harits wiguna materi softskill
Harits wiguna materi softskillHarits wiguna materi softskill
Harits wiguna materi softskill
 
10, BE & GG, MARISA DOSMA SITANGGANG, HAPZI ALI, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBIL...
10, BE & GG, MARISA DOSMA SITANGGANG, HAPZI ALI, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBIL...10, BE & GG, MARISA DOSMA SITANGGANG, HAPZI ALI, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBIL...
10, BE & GG, MARISA DOSMA SITANGGANG, HAPZI ALI, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBIL...
 
BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...
BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...
BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...
 
Etika bisnis 2
Etika bisnis 2Etika bisnis 2
Etika bisnis 2
 
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...
 
Tanggung jawab sosial organisasi bisnis
Tanggung jawab sosial organisasi bisnisTanggung jawab sosial organisasi bisnis
Tanggung jawab sosial organisasi bisnis
 
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
 
Csr etika bisnis
Csr etika bisnisCsr etika bisnis
Csr etika bisnis
 
Tanggung jawab sosial perusahaan dan keadilan dalam bisnis
Tanggung jawab sosial perusahaan dan keadilan dalam bisnisTanggung jawab sosial perusahaan dan keadilan dalam bisnis
Tanggung jawab sosial perusahaan dan keadilan dalam bisnis
 

Recently uploaded

UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...
unikbetslotbankmaybank
 
PENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptx
PENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptxPENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptx
PENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptx
dyanamaniz78
 
COMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdf
COMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdfCOMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdf
COMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdf
MuhammadRijalulamin
 
Bab 13 Pelaporan segmen dan Interim ppt.
Bab 13 Pelaporan segmen dan Interim ppt.Bab 13 Pelaporan segmen dan Interim ppt.
Bab 13 Pelaporan segmen dan Interim ppt.
12Halimatussadiah
 
materi tahun 2024 dan 2023 materi power point
materi tahun 2024 dan 2023 materi power pointmateri tahun 2024 dan 2023 materi power point
materi tahun 2024 dan 2023 materi power point
phbawaslujambi
 
COMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptx
COMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptxCOMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptx
COMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptx
RezvaniDanumihardja2
 
PAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
PAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMURPAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
PAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
jhanchoek885
 
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...
unikbetslotbankmaybank
 
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA (1). ppt
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA (1).       pptPASAR PERSAINGAN SEMPURNA (1).       ppt
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA (1). ppt
forlifeyouu
 
Bagaimana Memulai Usaha dan Menjadi Pengusaha
Bagaimana Memulai Usaha dan Menjadi PengusahaBagaimana Memulai Usaha dan Menjadi Pengusaha
Bagaimana Memulai Usaha dan Menjadi Pengusaha
ssuser437b77
 
sertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdf
sertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdfsertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdf
sertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdf
lilis056
 
BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025
BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025
BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025
Redis Manik
 
MODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptx
MODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptxMODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptx
MODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptx
FORTRESS
 
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang  Terbaru 2024ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang  Terbaru 2024
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
sayangkamuu240203
 
Pertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdf
Pertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdfPertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdf
Pertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdf
classroomastitiani
 
ATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docx
ATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docxATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docx
ATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docx
inekesarupy62
 
Strategi Pemasaran dalam kaitannya perilaku konsumen
Strategi Pemasaran dalam kaitannya perilaku konsumenStrategi Pemasaran dalam kaitannya perilaku konsumen
Strategi Pemasaran dalam kaitannya perilaku konsumen
mayamonfori
 

Recently uploaded (17)

UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...
 
PENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptx
PENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptxPENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptx
PENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptx
 
COMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdf
COMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdfCOMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdf
COMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdf
 
Bab 13 Pelaporan segmen dan Interim ppt.
Bab 13 Pelaporan segmen dan Interim ppt.Bab 13 Pelaporan segmen dan Interim ppt.
Bab 13 Pelaporan segmen dan Interim ppt.
 
materi tahun 2024 dan 2023 materi power point
materi tahun 2024 dan 2023 materi power pointmateri tahun 2024 dan 2023 materi power point
materi tahun 2024 dan 2023 materi power point
 
COMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptx
COMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptxCOMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptx
COMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptx
 
PAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
PAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMURPAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
PAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
 
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...
 
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA (1). ppt
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA (1).       pptPASAR PERSAINGAN SEMPURNA (1).       ppt
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA (1). ppt
 
Bagaimana Memulai Usaha dan Menjadi Pengusaha
Bagaimana Memulai Usaha dan Menjadi PengusahaBagaimana Memulai Usaha dan Menjadi Pengusaha
Bagaimana Memulai Usaha dan Menjadi Pengusaha
 
sertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdf
sertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdfsertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdf
sertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdf
 
BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025
BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025
BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025
 
MODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptx
MODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptxMODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptx
MODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptx
 
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang  Terbaru 2024ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang  Terbaru 2024
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
 
Pertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdf
Pertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdfPertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdf
Pertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdf
 
ATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docx
ATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docxATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docx
ATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docx
 
Strategi Pemasaran dalam kaitannya perilaku konsumen
Strategi Pemasaran dalam kaitannya perilaku konsumenStrategi Pemasaran dalam kaitannya perilaku konsumen
Strategi Pemasaran dalam kaitannya perilaku konsumen
 

Tanggung jawab sosial perusahaan

  • 1. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan lingkungannya. Dalam hal ini, perusahaan perlu memperhatikan aspek-aspek apa yang harus dipenuhi untuk menjamin hubungan baik dengan lingkungannya. Hal inilah yang yang dikenal dengan pemenuhan kepentingan perusahaan atau tanggung jawab sosial perusahaan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan atas perusahaan yang bersangkutan. Tanggung jawab sosial perusahaan adalah kewajiban organisasi untuk berbuat dengan cara tertentu yang ditujukan untuk melayani kepentingannya sendiri maupun kepentingan stakeholder. Masalah yang akan dibahas disini dalam literatur etika bisnis diAmerika Serikat dikenal sebagai Corporate Social Responsibility atau Social Responsibility of corporation. Korporasi memilki arti yakni badan hukum. “Korporasi” berasl dari bahasa latin (corpus/corpora=badan) dan sebetulnya berarti “yang dijadikan suatu badan”. Korporasi justru tidak menunjukan organisasi yang mencari untung. Istilah yang berasal dari kekaisaran Roma ini, masih secara ekslusif untuk menunjukan badan hukum yang didirikan demi kepentingan umum. Kini secara spontan korporasi dimengerti sebagai perusahaan, merupakan salah satu diantara sekian banyak bukti lain yang menunjukan betapa pentingnya peranan bisnis dalam suatu masyarakat. Dalam perkembangan istilah ini, “korporasi” masih tetap badan hukum. Dalam situasi sekarang, perbedaan yang paling mencolok adalah antara badan hukum for profit & not for profit. Organisasi seperti Palang Merah Internasional tetap bisa disebut korporasi , meskipun statusnya jelas nirlaba tetapi peranan-peranan nirlaba sangat terbatas, jika dibandingkan dengan oerganisasi atau perusahaan yang mendominasi kehidupan umum. 1. Tanggung Jawab Legal dan Tanggung Jawab Moral Perusahaan 1.1 Tanggung jawab legal perusahaan Perusahaan mempunyai tanggung jawab legal karena sebagai badan hukum ia memiliki status legal. Karena sebagai badan hukum, perusahaan mempunyai banyak hak dan kewajiban legal yang dimiliki juga oleh
  • 2. manusia perorangan dewasa, seperti menuntut di pengadilan, dituntut di pengadilan, mempunyai milik, mengadakan kontrak, dan lain-lain. Seperti subyek hukum yang biasa (manusia perorangan), perusahaan pun harus menaati peraturan hukum dan harus memenuhi hukumannya, bila terjadi pelanggaran. Menurut Hakim Agung Amerika, Marshall, pada 1819: “suatu korporasi adalah suatu makhluk buatan, tidak kelihatan, tidak berwujud, dan hanya berada di mata hukum. Karena semata-mata merupakan ciptaan hukum, ia hanya memiliki ciri-ciri yang oleh akte pendiriannya diberikan kepadanya.......”. Korporasi atau badan hukum memang tidak bisa dilihat. Sebab, korporasi tidak sama dengan orang-orang yang mendirikannya atau menjadi pimpinannya. Ciri-ciri yang ditentukan dalam akte pendirian korporasi, bisa mengakibatkan bahwa korporasi itu berperanan penting dan mempunyai dampak besar atas dunia sekelilingnya. 1.2 Tanggung jawab moral perusahaan Supaya mempunyai tanggung jawab moral, perusahaan perlu berstatus moral atau dengan kata lain perlu merupakan pelaku moral. Pelaku moral (moral agent) bisa melakukan perbuatan yang kita beri kualifikasi etis atau tidak etis. Untuk itu salah satu syarat yang penting adalah memiliki kebebasan atau kesanggupan mengambil keputusan bebas. Apakah perusahaan merupakan suatu pelaku moral atau tidak, adalah masalah yang sulit untuk dipecahkan. Ada argumen pro dan kontra. Di satu pihak harus diakui bahwa hanya individu atau manusia perorangan mempunyai kebebasan untuk mengambil keputusan, dan akibatnya hanya individu dapat memikul tanggung jawab. Tetapi di lain pihak sulit juga untuk menerima pandangan bahwa perusahaan hanyalah semacam benda mati yang dikemudikan oleh para manajer, seperti halnya dengan mobil atau kapal. Menurut Peter French 1979: “corporations can be full-fledged moral persons and have whatever privileges, rights and duties as are, in the normal course of affairs, accorded to moral person”. Untuk mendukung
  • 3. pendapat itu Peter French mempunyai dua argumen. Pertama, ada keputusan yang diambil oleh korporasi yang hanya bisa dihubungkan dengan korporasi itu sendiri dan tidak dengan beberapa orang yang bekerja untuk korporasi tersebut. Misalnya, keputusan dua perusahaan untuk mengadakan merger. Kedua, korporasi melakukan perbuatan seperti itu dengan maksud yang bisa dihubungkan dengan korporasi itu sendiri dan tidak dengan beberapa orang yang bekerja di korporasi tersebut. Misalnya, memperbaiki posisi korporasi dalam kompetisi. Banyak pengarang lain tidak menyetujui pendapat Peter French, dikarenakan bahwa keputusan selalu diambil oleh individu-individu walaupun atas nama korporasi dan tidak pernah oleh korporasi atau perusahaan, terlepas dari orang yang membentuk korporasi itu. Tanggung jawab moral perusahaan hanya mempunyai makna teoritis saja dan tidak ada konsekuensi untuk praktek bisnis, sebab seandainya perusahaan sendiri terlepas dari orang-orang yang bekerja di dalamnya tidak merupakan pelaku moral dan karena itu tidak bisa memikul tanggung jawab moral, namun pimpinan perusahaan tetap merupakan pelaku moral dan akibatnya memikul tanggung jawab moral atas keputusan yang mereka ambil. 2. Tanggung Jawab Ekonomis dan Tanggung Jawab Sosial 2.1 Tanggung jawab ekonomis Tanggung jawab ekonomis perusahaan adalah usaha perusahaan agar kinerja ekonomisnya selalu baik. Dalam kapitalisme liberalistis tanggung jawab itu dilihat sebagai profit maximization atau mendapat untung sebesar mungkin.modal yang ditanamkan di dalamnya harus diperoleh kembali dalam jangka waktu yang wajar (return on investment),bersama dengan laba yang wajar pula. Hal itu merupakan tanggung jawab ekonomis perusahaan. Tanggung jawab ekonomis ini mempunyai aspek sosial yang penting, kinerja setiap perusahaan menyumbangka kepada kinerja ekonomi nasional, demgam sendirinya memberi kontribusi yang berarti kepada kemakmuran masyarakat. Hal itu terutama kita sadari dalam
  • 4. keadaan krisis, bila terjadi banyak pemutusan hubungan kerja dan banyak perusahaan harus menghentikan kegiatannya. 2.2 Tanggung jawab sosial Tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggan jawabnya terhadap masyarakat di luar tanggung jawab ekonomis, kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan demi suatu kegiatan sosial dengan tidak memperhitungkan untung atau rugi ekonomis. Hal itu bisa terjadi dengan dua cara, yaitu positif dan negatif. Secara positif, perusahaan bisa melakukan kegiatan yang tidak membawa keuntungan ekonomis dan semata-mata dilangsungkan demi kesejahteraan masyarakat atau satu kelompok di dalamnya. Contoh yang sering terjadi adalah penyelenggaraan pelatihan keterampilan untuuk pengangguran atau mendirikan panti asuhan untuk anak-anak yatim piatu. Jika perusahaan melibatkan diri dalam kegiatan serupa itu, ia hanya mengeluarkan dana dan tidak mendapat sesuatu kembali. Secara negatif, perusahaan bisa untuk menahan diri untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan tertentu yang sebenarnya bisa menguntungkan dari segi bisnis, tetapi akan merugikan masyarakat. Kegiatan-kegiatan itu dapat membawa keuntungan ekonomis, tapi perusahaan mempunyai alasan untuk tidak melakukannya. Contoh di bidang sosial hidup, misalnya bagi suatu pabrik kertas, yang paling menguntungkan dari segi ekonomis adalah membuang limbah industrinya ke dalam sungai saja. Setiap cara lain akan mengakibatkan biaya produksi naik, sehingga dari segi ekonomis menjadi tidak menarik. Membuang limbah industri itu di tempat lain akan memakan biaya transportasi yang besar. Membangun instalasi pengolahan limbah hingga menjadi cairan yang tidak berbahaya, akan memakan biaya yang lebih besar lagi. Dari segi ekonomis, jalan keluar yang paling efektif adalah membuang limbah ke dalam sungai. Satiap cara lain akan memberatkan pengeluaran bagi perusahaan, sehingga mengurangi keuntungan. Hanya saja, membuang limbah dalam sungai akan mengurangi banyak pihak lain. Masyarakat di sekitar pabrik tidak lagi bisa memanfaatkan air sungai
  • 5. umtuk kepentingan rumah tangga, seperti mandi atau cuci pakaian. Jika membedakan tanggung jawab sosial dalam arti positif dan dalam arti negatif, langsung menjadi jelas konsekuensinya dalam rangka etika bisnis memang memikul tanggung jawab dalam arti negatif karena tidak boleh melakukan kegiatan yang merugikan masyarakat. 3. Kinerja Sosial Perusahaan Jika kita menyimak sejarah industri, memang ada pengusaha-pengusaha besar yang memperoleh nama harum bukan saja karna keberhasilannya dibanding bisnis tetapi juga sebagai filantrof. Mereka mempraktekkan filantrofi terhadap karyawan mereka sendiri dan terhadap masyarakat luas. Filantropi (bahasa Yunani: philein berarti cinta, dan anthropos berarti manusia) adalah tindakan seseorang yang mencintai sesama manusia serta nilai kemanusiaan, sehingga menyumbangkan waktu, uang, dan tenaganya untuk menolong orang lain. Beberapa alasan mengapa bisnis menyalurkan sebagian dari labanya kepada karya amal melaui yayasan independen. Alasan pertama berkaitan dengan kenyataan bahwa perusahaan-perusahaan itu berstatus publik. Sebagaimana telah ditekankan oleh Ilton Friedman, memang tidak bisa dibenarkan bila para manajer melakukan karya amal dengan kekayaan yang bukan miliknya sendiri. Tetapi rapat umum para pemegang saham dapat menyetujui bahwa sebagian dari laba tahunan disisihkan untuk karya amal melalui yayasan khusus. Dan hal itulah yang kini sering terjadi. Walaupun yayasan serupa itu banyak berbuat baik kepada masyarakat, tidak bisa dikatakan juga bahwa dengan ini mereka mempraktekkan bahwa tanggungn jawab sosial dalam arti positif. Kegiatan-kegiatan karitatif mereka tidaklah altruistis begitu saja, karena biasanya tidak dilakukan tanpa pamrih. Mereka mempunyai maksud tertentu, khususnya meningkatkan citra perusahaan dimata masyarakat, baik masyarakat didekat pabriknya maupun masyarakat luas. Sebagaimana tanggung jawab ekonomis perusahaan mempunyai suatu aspek moral, demikian pun yang disebut “tanggung jawab sosial” ini mempunyai suatu aspek ekonomis dan karenanya tidak lagi merupakan tanggung jawab sosial secara murni. Contoh dalam negri adalah fasilitas bus yang disediakan oleh perusahaan jamu bagi penjual jamu
  • 6. gendong maupun warungan di jakarta, supaya dapat mudik lebaran ke Jawa Tengah. Dengan demikian mereka memperkuat jalur pemasaran mereka yang tidak resmi ini, sekaligus memperbaiki citra perusahaan dimata masyarakat. Kini upaya meningkatkan citra perusahaan dengan mempraktekkan karya amal sering disebut corporate social performance, “kinerja sosial perusahaan”. Perusahaan tidak saja mempunyai kinerja ekonomis, tetapi juga kinerja sosial. Disadari betul bahwa bagi perusahaan masih ada hal lain yang perlu diperhatikan dari pada memperoleh laba sebesar mungkin. Tidak kalah penting nya mempunyai hubungan baik dengan masyarakat di sekitar pabrik dan dengan masyarakat umum, karena kinerja ekonomis perusahaan langsung terancam kalau hubungan baik itu tidak terjamin. Untuk mencapai tujuan itu, perlu kesediaan perusahaan untuk menginvestasi dana dalam program-program khusus. Di Indonesia kita hanya dapat mengharapkan bahwa bisnis akan semakin memahami pentingnya kinerja sosial perusahaan. Dan perusahaan lebih kecil pun dapat memperoleh banyak manfaat, jika kinerja sosial dimasukan dalam agenda usaha mereka. Upaya kinerja sosial perusahaan tidak patut dikategorikan sebagai pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan dalam arti positif. Alasannya kinerja sosial itu tidak pernah dilakukan tanpa pamrih. Tujuan terakhir kinerja sosial adalah mengamankan perolehan untung. Dalam bahasa inggris hal ini dirumuskan dengan bagus: tujuan kinerja sosial adalah doing well by doing good (lebih maju dengan berbuat baik). Bahkan kasus yang di ajukan sebagai contoh perilaku berkeutamaan dari perusahaan farmasi Merck mudah dapat ditempatkan dalam konteks kinerja sosial ini. Bagaimana pun, Merck sudah menginvestasi banyak dana dalam upaya dalam mengembangkan obat Mectizan itu. Ketika ternyata tidak bisa dibeli oleh masyarakat Afrika yang membutuhkannya, Merck sendiri membagi obat ini dengan gratis di tempatnya. Dengan demikian mereka seolah-olah mengkonversi kerugiaan yang tidak bisa dihindarkan didalam keuntungan, karena mereka sempat meningkatkan nama baik di mata masyarakat. Dan reputasi yang baik tentu merupakan aset yang sangat berharga baik sebuah
  • 7. perusahaan. Dengan cara yang sama kewajiban perushaan untuk tidak merusak lingkungan hidup artinya tanggung jawab sosial dalam arti negatif bisa diperluas lagi menjadi kinerja sosial dengan secara positif memperjuangkan kualitas lingkungan hidup dan mendukung segala kampanye anti-polusi. 4. Studi Kas (Susu Formula Nestle) Hanya sebagian kecil dari ibu-ibu muda tidak bisa menyusui anaknya sendiri. Untuk membantu mereka, pada akhir abad ke-19 dikembangkan susu formula sebagai pengganti air susu ibu (ASI). Tetapi karena berbagai alasan, lama kelamaan semakin banyak ibu mulai memberi susu botol kepada bayinya. Di Amerika Serikat, antara 1950-1970 hanya sekitar 22% ibu-ibu masih memberi ASI kepada bayinya. Jadi, sekitar 78% memberi susu formula. Industri susu formula menjadi bisnis yang penting. Tetapi sekitar pertengahan 1970-an kebiasaan ini mulai berubah. Diperkirakan, sekitar 1978 presentasi ibu-ibu yang memberi susu formula berkurang sampai 50%. Alasannya, secara ilmiah telah terbukti bahwa ASI jauh lebih baik untuk kesehatan bayi. Penyusutan pasar ini tentu merupakan pukulan berat untuk produsen susu formula. Mereka mencari jalan keluar dengan memasarkan produknya di dunia ke-3. Usaha ini dipelopori oleh Nestle, suatu korporasi Multinasional terbesar dibidang produksi makanan, yang berasal dari Swiss. Diadakan kampanye promosi besar-besaran, yang menurut banyak pengamat melanggar etika. Dalam kampanye itu dipergunakan iklan seperti “Ibu modern tahu yang terbaik untuk bayinya, yaitu susu formula Nestle”, “Ibu yang menyayangi anaknya tentu memberi susu formula Nestle”. Disamping itu dibagi sample kepada dokter, bidan, atau petugas kesehatan lain untuk disalurkan kepada ibu-ibu baru. Dokter spesialis kebidanan dan dokter spesialis anak diberi hadiah, jika mereka mempromosikan susu formula Nestle kepada pasiennya. Wanita muda berpakaian perawat dikirim ke desa-desa untuk mempromosikan susu formula. Dimata banyak ibu dari dunia ke-3, apa yang berasal dari Amerika Serikat atau negara barat lain tentunya paling baik untuk kesehatan dan
  • 8. pertumbuhan bayi mereka, padahal yang paling baik adalah ASI mereka sendiri. Jika ASI sudah lebih sehat di Amerika, apalagi di dunia ke-3. Menurut para ahli gizi, terutama ada lima alasan untu memberi ASI kepada bayi di negara-negara berkembang. 1. Dari segi ekonomi: Memberi susu botol akan menambah beban bagi keluarga yang sudah miskin; lebih baik uang dipakai untuk meningkatkan gizi dari ibu-ibu yang menyusui. 2. Pencegahan infeksi: Melalui ASI bayi mendapat antibodi. 3. ASI lebih bergizi; susu formula yang paling bermutupun kalah dengan ASI. 4. ASI lebih higienis; air yang ditambah pada bubuk susu sering terkontaminasi atau botol dan dot tidak bersih. 5. Dengan memberi ASI dikurangi risiko untuk kehamilan baru. Alasan-alasan ini amat meyakinkan untuk memberi ASI kepada bayi di negara-negara berkembang. Karena itu kampanye promosi Nestle ini menimbulkan kemarahan banyak orang. Beberapa LSM mengadakan aksi melawan perusahaan Nestle, antar lain dengan menyebarkan di berbagai negara brosur berjudul Nestle kills babies, jutaan orang dari puluhan negara bergabung dalam The international Nestle boicot yang memboikot semua produk Nestle dan berlangsung selama 6,5 tahun. Boikot ini diselenggarakan oleh The infant formula action coalition (Infact). Pada Mei 1981, dalam worth heath assembly yang diselenggarakan oleh WHO dan UNICEF, diterima sebuah kode etik pemasaran susu formula yang disebut International code of marketing for breastmilk subtitutes. Dalam pemungutan suara, dari 119 wakil negara yang hadir, hanya satu menolak, yaitu Amerika Serikat, yang pada waktu itu dipimpin oleh Presiden Ronald Reagan. Kode etik yang meliputi delapan halaman ini melarang setiap cara pemasaran yang tidak mengakui dengan jelas keunggulan ASI diatas susu formula. Tetapi kesulitannya adalah bahwa pelaksanaannya tidak bisa diberikan sanksi dan interpretasi otentik kalau tidak dijadikan peraturan hukum oleh masing-masing negara. Lama- kelamaan Nestle dapat menerima semua ketentuan, dan pada 26 Januari
  • 9. 1984 boikot internasional dihentikan oleh Infact. Nestle malah menjadi produsen susu formula yang pertama menghilangkan gambar bayi montok dari kaleng produknya. (Sumber: Th. Donaladson / P. Werhane (eds.), ethical issues in business, hlm.187-199; w.shaw/v.barry (eds.), moral issues in business, hlm.227-231)
  • 10. Daftar Pustaka K Bertens. 2012. Pengantar Etika Bisnis Edisi Revisi. Yogyakarta : Kanisius Muhammad. 2004. Etika Bisnis Islami. Yogyakarta : UPP AMP YKPN https://id.wikipedia.org/wiki/Filantropi (Diakses tgl 30/09/2017 pada 15:43)