Dokumen tersebut membahas tentang tanggung jawab sosial organisasi terhadap lingkungannya, termasuk pro dan kontra tanggung jawab sosial, serta manfaat tanggung jawab sosial bagi perusahaan, masyarakat, dan pemerintah. Dokumen ini juga membahas mengenai etika dan nilai-nilai personal sebagai standar etika sebuah organisasi.
Pertemuan 3 (analisis lingkungan eksternal) MANAJEMEN STRATEGI SEKTOR PUBLIKnurul khaiva
- model manajemen strategi
- definisi lingkungan
- karakteristik lingkungan
- proses analisis lingkungan eksternal
- 2 macam lingkungan eksternal
- dll
Pertemuan 3 (analisis lingkungan eksternal) MANAJEMEN STRATEGI SEKTOR PUBLIKnurul khaiva
- model manajemen strategi
- definisi lingkungan
- karakteristik lingkungan
- proses analisis lingkungan eksternal
- 2 macam lingkungan eksternal
- dll
Pertanggungjawaban sosial pabrik rokok alaina ditinjau dari etika bisnis islamAn Nisbah
Abstract: The background of this study because at Ngantru’s region there is one pesantren’s, there is one effort which is Alaina’s Smoke Factory. Smoke Factory is one effort which of course it have good social impact that impacted big, be or little even but that it must each effort which walk and amends of course it performs to form social responsibility to surrounding society. The type of study
is feld research using qualitative and desdriptive approach. The result of this studi is Alaina’s Smoke Factory make do corporate social responsibility, there are responsibility to God, responsibility to Nature and responsibility to other people. The type is sector religion, healthy sector and economi sector. Example to give work with recrutmen people and santri, faith job and other social job to welfare employee and people’s.
Keywords: Social Responsibility, Islamic Business Ethic
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, CSR, Universitas ...
Tanggung jawab sosial dari organisasi
1. BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Organisasi sebagai kumpulan orang-orang tidak dapat dilepaskan
dari lingkungan, karena pada dasarnya organisasi juga merupakan
bagian dari lingkungan dan masyarakat yang dimana tidak boleh lepas
dari tanggung jawab. Sebagai contoh, perusahaan yang membuang
limbah se enaknya pada dasarnya kurang bertanggung jawabterhadap
lingkungan masyarakat. Dan contoh lain yaitu sebuah keluarga atau
rumah merupakan bagian dari lingkungan Rukun Tetangga, Rukun
Warga, hingga lingkungan lebih besar lagi.organisasi perlu memahami
lingkungan apa saja yang terkait secara langsung maupun tak langsung
dengan kegiatan organisasi. Misalkan, ketika sebuah perusahaan
beroperasi di daerah di mana masyarakat mengalami tingkat
pengangguran yang tinggi, maka organisasi tersebut perlu memikirkan
kenyataan tersebut dan kegiatannya dengan pencapain tujuan
organisasi. Apabila tingkat pengangguran didaerah tersebut, maka
biasa dipastihkan bahwa tingkat pendapatan juga akan rendah.
Akibatnya, penjualan barang dan jasa yang ditawarkan oleh organisasi
akan mengalami hambatan.
1
2. BAB II
ISI
TANGGUNG JAWAB SOSIAL DARI ORGANISASI
LINGKUNGAN SEBAGAI RUANG LINGKUP KEGIATAN ORGANISASI
organisasi bisnis akan berhadapan dengan lingkungan organisasinya,
baik lingkungan yang secara langsung memengaruhi dan dipengaruhi
oleh kegiatan organisasi bisnis, maupun lingkungan yang secara tak
langsung terkait dengan organisasi bisnis.
Pada intinya, setiap organisasi atau perusahaan pada akhirnya perlu
menyadari bahwa apapun yang dilakukannya merupakan reaksi atas
tuntunan dari lingkungan atau juga sebaliknya merupakan upaya
untuk memengaruhi lingkungannya.
Sebagai bagian dari lingkungan masyarakat, organisasi bisnis perlu
memiliki tanggung jawab atas perbaikan lingkungan masyarakan pada
umumnya. Sebagai contoh, perusahaan yang membuang limbah
seenaknya pada dasarnya kurang bertanggung jawab terhadap
lingkungan massyarakat. Perusahaan seharusnya menyadari bahwa
memiliki tanggung jawab sosial (corporate social responsibility).
Tanggung jawab sosial ini berupa tanggung jawab terhadap kebersihan
dan kesehatan lingkungan, keadaan ekonomi masyarakat, partisipasi
dalam pembangunan lingkungan masyarakat. Dan lain sebagainya.
2
3. PRO DAN KONTRA MENGENAI TANGGUNG JAWAB SOSIAL
BEBERAPA PANDANGAN TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL
Pandangan kelompok yang pro terhadap tanggung jawab
sosial dari organisasi bisnis
1. Kegiatan bisnis sering kali menimbulkan masalah, oleh karena itu
sudah semestinya perusahaan bertanggung jawab atas apa yang
dilakukannya.
2. Perusahaan adalah bagian dari lingkungan sosial masyarakat, oleh
karena itu sudah semestinya ikut berpartisipasi dan bertanggung
jawab atas apa yang terjadi di masyarakat.
3. Perusahaan biasanya memiliki sumber daya untuk menyelesaikan
masalah di lingkungan sosial masyarakat.
4. Perusahaan adalah partner dari lingkungan sosial
kemasyarakatan, sebagaimana halnya juga pemerintah dan
masyarakat lain pada umumnya.
Pandangan kelompok yang kontra terhadap tanggung jawab
sosial dari organisasi bisnin
1. Perusahaan tidak memiliki ahli yang mengkhususkan dalam
bidang sosial dan kemasyarakan, oleh karena itu sulit bagi
perusahaan bertanggung jawab
2. Perusahaan yang ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab
dalam lingkungan sosial masyarakat justru akan memiliki kekuatan
untuk mengontrol masyarakat itu
3. Akan banyak terdapat konflik kepentingan di masyarakat jika
perusahaan terlibat dalam aktifitas sosial
3
4. 4. Tujuan perusahaan bukan untuk motif sosial, akan tetapi untuk
memperoleh profit dan mencapai tujuan yang diharapkan oleh
pemilik perusahaan.
MENGELOLAH TANGGUNG JAWAB SOSIAL DARI PERUSAHAAN
Perkembangan yang pesat dalam teknologi informasi membawa
konsekuensi logis bahwa masyarakat semakin mudah untuk
memperoleh informasi. Oleh karena itu, perusahan akan berhadapan
dengan tuntutan yang lebih besar dari sisi tanggung jawab sosial
seiring dengan semakin besarnya kesadaran masyarakat akan
lingkungannya.
Ada Beberapa Strategi yang Dikemukakan oleh Kreitner dan dapat
dilakukan oleh perusahaan (1992) :
1. Strategi Reaktif (Reactive social responsibility strategy)
Kegiatan bisnis yang melakukan Strategi Reaktif dalam tanggung
jawab sosial cenderung menolak atau menghindarkan diri dari
tanggung jawab sosial.
Contohnya ; perusahan tembakau, di masa lalu cenderung untuk
menghindarkan diri dari isu yang menghubungkan antara konsumsi
rokok dengan peluang terjadinya penyakit kanker.
2. Strategi Defensif (Defensive social responsibility strategi)
Strategi defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh
perusahaan terkait dengan penggunaan pendekatan legal atau jalur
hokum untuk menghindarkan diri atau menolak tanggung jawab
sosial.
Contohnya; perusahaan industry, yang menghindarkan diri dari
tanggung jawab penanganan limbah bisa saja berargumen melalui
pengacara yang disewanya untuk mempertahankan diri dari
tuntutan hukum dengan berargumen bahwa tidak hanya
4
5. perusahaannya saja yang membuang limbah kesungai ketika di
lokasi perusahaan tersebut beroperasi.
3. Strategi Akomodatif (Accommodative social responsibility
strategy)
Beberapa perusahaan memberikan tanggung jawab sosial berupa
pelayanan kesehatan,kebersihan dan lain sebagainya, bukan
dikarenakan perusahaan menyadari perlunya tanggung jawab sosial,
namun dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan
lingkungan sekitar akan hal tersebut.
Contohnya; perusahaan-perusahaan besar pada era orde baru
dituntut untuk memberikan pinjaman kredit lunak kepada para
pengusaha kecil, bukan disebabkan karena ada kesadaran
perusahaan, akan tetapi sebagai langkah akomodatif yang diambil
setelah pemerintah menuntut para korporat untuk lebih
memerhatikan para pengusaha kecil.
4. Strategi Proaktif (Proaktive social responsibility strategy)
Kegiatan bisnis yang melakukan strategi yang proaktif dalam
tanggung jawab sosial mamandang bahwa tanggung jawab sosial
adalah bagian dari tanggung jawab untuk mengambil inisiatif dalam
tanggung jawab sosial; membentuk model industry yang
bertanggung jawab sosial.
Misalnya; dengan membuat kegiatan khusus penanganan limbah,
keterlibatan dalam setiap kegiatan sosial di lingkungan masyarakat,
atau dengan memberikan pelatihan-pelatihan terhadap masyarakat
di lingkungan sekitar perusahaan.
5
6. MANFAAT TANGGUNG JAWAB SOSIAL
Tanggung jawab sosial sebagai konsikuensi logis keberadaan
perusahaan di sebuah lingkungan masyarakat mendorong
perusahaan untuk lebih proaktif dalam mengambil inisiatif dalam
hal tanggung jawab sosial. Pandangan ini tentunya bukan tanpa
alasan, karena pada dasarnya tanggung jawab sosial akan
memberikan manfaat dalam jangka panjang bagi semua pihak
seperti; perusahaan, masyarakat, dan pemerintah.
Manfaat Bagi Perusahaan
Manfaat yang jelas bagi perusahaan jika perusahaan memberikan
tanggung jawab sosial adalah munculnya citra positif dari
masyarakat akan kehadiran perusahaan di lingkungannya.
Kegiatan masyarakat dalam jangka panjang akan dianggap sebagai
konstribusi positif bagi masyarakat dan juga akan dianggap
membantu dalam mewujudkan keadaan yang lebih baik dimasa
yang mendatang.
Akibatnya; perusahaan akan memperoleh tanggapan yang positif
setiap kali menawarkan sesuatu kepada masyarakat.
Manfaat Bagi Masyarakat
Manfaat bagi masyarakat dari tanggung jawab sosial adalah
beberapa kepentingan masyarakat akan diperhatikan oleh
perusahaan, masyarakat juga akan mendapatkan pandangan baru
mengenai perusahaan.
Hubungan masyarakat dan dunia bisnis tak lagi dipahami sebagai
hubungan antara pihak yang mengeksploitasi ddan pihak yang
dieksploitasi, tetapi hubungan kemitraan dalam membangun
masyarakat lingkungan yang lebih baik.
Manfaat Bagi Pemerintah
6
7. Manfaat bagi masyarakat dari tanggung jawab sosial adalah
pemerintah berfungsi sebagai wasit yang menetapkan aturan main
dalam hubungan masyarakat dengan dunia bisnis, dan memberikan
sanksi bagi pihak yang melanggarnya.
Pemerintah sebagai pihak yang mendapat legitimasi untuk
mengubah tatanan masyarakat kea rah yang lebih baik akan
mendapatkan partner dalam mewujudkan tatanan masyarakat
tersebut.
PENGERTIAN ETIKA DARI PARA AHLI
Etika Menurut Kreitner (1992) adalah studi mengenai tanggung
jawab moral yang terkait dengan apa yang dianggap benar
dan apa yang di anggap salah.
Etika Menurut Griffin (2000) adalah beliefs of what is good and
what is bad, keyakinan akan sesuatu yang di anggap baik dan
buruk.
NILAI PERSONAL SEBAGAI STANDAR ETIKA
Nilai (values) sendiri pada dasarnya merupakan pandangan ideal
yang memengaruhi cara pandang, cara berfikir dan perilaku dari
seseorng.
Nilai Personal (personal Values) pada dasarnya merupakan cara
pandang, cara berfikir dan keyakinan yang di pegang oleh seseorang
sehubungan dengan segala kegiatan yang dilakukannya.
Nilai Terminal dan Nilai Instrumental
Terdapat dua jenis nilai personal (personal values) yang di anut
oleh seseorang sebagaimana dikemukakan oleh Kreitner (1992) :
7
8. Nilai terminal; pada dasarnya merupakan pandangan dan cara
berfikir seseorang yang terwujud melalui perilakunya, yang
didorong oleh motif dirinya dalam meraih sesuatu.
Nilai instrumental; adalah pandangan dan cara berfikir seseorang
yang berlaku segala keadaan dan diterima oleh semua pihak
sebagai sesuatu yang memang harus diperhatikan dan dijalankan.
Contoh; Nilai-Nilai kejujuran, tanggung jawab, komitmen,
integritas.
Pandangan Empiris Mengenai Nilai Personal
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan terhadap 220 manajer,
sebagaimana di kutip oleh kreitner (1992), terdapat berbagai
pandangan mengenai nilai personal yang senantiasa dimiliki oleh
seseorang dalam melakukan kegiatannya. Diantaranya sebagai
berikut :
Nilai Terminal;
a. Kejujuran;
b. Tanggung jawab;
c. Kapabilitas;
d. Ambisi; dan
e. Independensi.
Nilai Instrumental;
a. Penghargaan terhadap pribadi
b. Keamanan dan kesejahteraan keluarga pekerja
c. Kebebasan dan kemerdekan
d. Dorongan untuk meraih sesuatu
e. Kebahagian.
8
9. Manfaat dari pengetahuan ini adalah manajemen dapat
merencanakan dengan lebih baik bagaimana organisasi semestinya
dikelola dan dijalankan.
KONFLIK NILAI
Manfaat dari pengetahuan kita terhadap NIlai-nilai yang dianut
oleh anggota adalah bahwa kita akan dapat mengetahui nilai-nilai
mana dapat berjalan secara seiringan dan saling mendukung, atau
sebaliknya nilai-nilai mana yang akan saling berbenturan ssatu sama
lainnya.
Ada 3 jenis Konflik nilai yang terdapat dalam perusahaan; yaitu :
1) KONFLI INTRAPERSONAL
Pada dasarnya terjadi umumnya didalam individu dan antar
individu.
Contohnya; mereka yang bekerja karena ambisi dalam dirinya
untuk meraih sesuatu di tempat pekerjaannya, dan akan
berbenturan dengan nilai kekeluargaan, misalnya; keluarga
menuntu sang pekerja untuk lebih banyak meluangkan waktu
bersama keluarganya.
2) KONFLIK INDIVIDU-ORGANISASI
Pada dasarnya merupakan konflik yang terjadi pada saat nilai yang
dianut oleh individu berbenturan dengan nilai yang harus
ditanamkan oleh perusahaan
Indiividu yang cenderung menginginkan kebebasan akan
berbenturan dengan nilai yang dianut organisasi yang menuntutnya
untuk patuh berdasarkan aturan main yang mungkin dirasakan
sebagai sesuatu yang formal dan mengikat.
3) KONFLIK ANTARBUDAYA
9
10. Pada dasarnya merupakan konflik antar individu maupun antara
indiividu dengan organisasi/kelompok yang disebabkan oleh adanya
perbedaan budaya di antara individu yang bersangkutan atau juga
organisasi/kelompok yang bersangkutan.
Contoh; seorang manajer Amerika yang memiliki nilai
Independensi, kebebasan, dan penghargaan pada pribadi, acapkali
dianggap sebagai seorang yang individualisme , egoisme , dan tidak
sensitive oleh kebanyakan orang Asia atau Eropa, pada saat
umumnya memiliki nilai kebersamaan, tolong menolong dan control
individu.
BEBERAPA ISU SEPUTAR ETIKA
Kreitner (1992) memberikan uraian dari beberapa isu seputar
etika di masa kini yang sering kali dihadapi oleh perusahaan. Di
antaran beberapa isu tersebut adalah :
a. Penggunaan obat-obatan terlarang
b. Pencurian oleh para pekerja atau korupsi
c. Konflik kepentingan
d. Pengawasan kualitas atau quality control
e. Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia
f. Penyelewengan dalam pencatatan keuangan
g. Pemecatan tenaga kerja
h. Polusi lingkungan
i. Cara bersaing dari perusaan yang dianggap tidak etis
j. Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di bawah umur
k. Pemberian hadiah kepada pihat-pihat tertentu yang terkait
dengan pemegang kebijakan
l. Dan lain sebagainya.
10
11. BAGAIMANA MENGUKUR ETIKA MANAJEMEN
Sebagaimana telah diterangkan dalam bagian sebelumnya, nilai
personal digunakan untuk mengukur etika. Lebih lanjut lagi,
Griffin (2000) mengenalkan model untuk menilai etika
sebagaimana digambarkan dalam gambaran 5.3 di buku cetak
halaman 87.
Model nilai etika tersebut memberikan panduan apakah sesuatu
tindakan atau kegiatan memenuhi criteria atau tidak dapat di nilai
dari 4 kriteria etika, yaitu :
Dari sisi manfaat (benefit)
jelas semua pihak bisa merasakan manfaat yang dilakukan
pegawai. Perusahaan memperoleh manfaat dari hasil kerja keras
pegawainya yang berprestasi, demikian juga bagi pegawai.
Dari Sisi pemenuhan hak-hak (rights)
Jelas bahwa tindakan pemberian insentif kepada pegawai yang
berprestasi-jika memang telah ditetapkan aturannya-memenuhi
criteria pemenuhan hak-hak dari seluruh pihak.
Bagi yang tidak berprestasi, maka dia tidak memiliki hak untuk
mendapatkan insentif hingga dia dapat menunjukkan prestasinya.
Dari sisi prinsip keadilan (justice)
Jelas bahwa tindakan pemberian insentif yang pegawai yang
berprestasi memenuhi prinsip keadilan, yaitu dengan memberikan
pelakuan yang seimbang dengan apa yang telah ditunjukkan
pegawai dalam pekerjaannya.
Dari sisi pemeliharaan (caring)
11
12. Jelas pemberian insentif akan mampu menjaga konsistensi
produktifitas kegiatan organisasi, dikarenakan jenis pemberian
insentif dapat pegawai dapat bekerja lebih baik bagi organisasi.
Disisi lain, juga tetap memelihara motivasi pegawai yang telah
menunjukkan prestasi yang baik melalui penghargaain dengan
pemberian insentif.
MENDORONG PELAKSANAAN ETIKA DALAM MANAJEMEN
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa etika manajemen sebagai
bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan perlu untuk
diwujudkan oleh perusahaan di masa-masa mendatang.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan,
diantaranya adalah sebagai berikut :
Pelatiha Etika (Ethics Training)
Manusia pada dasarnya membutuhkan pebiasaan dalam
melakukan sesuatu. Budaya organisasi sebagai nilai-nilai yang dianut
oleh sebuah organisasi dalam menjalankan kegiatannya pada
kenyataannya memerlukan waktu dalam mewujudkannya.
Pembiasaan ini dapat dilakukan melalui berbagai jenis pelatihan
yang menyangkut etika dan keterkaitannya dengan perwujudan
lingkungan sosial yang lebih baik.
Advokasi Etika (Ethical Advocates)
Advokasi etika adalah upaya perusahaan untuk menjalankan etika
dalam kegiatannya dengan cara menempatkan orang atau tim
khusus dalam tim manajemen perusahaan agar tetap memenuhi
standar-standar etika.
12
13. Pihak yang dipekerjakan dan di tempatkan dalam bagian ini
adalah mereka yang berlatar belakang ilmu hukum yang dianggap
mengetahui seluk-beluk regulasi dan bagaimana regulasi tersebut
bisa dijalankan.
STANDAR ATURAN MENGENAI ETIKA PERUSAHAAN (CODE OF
ETHICS)
Upaya lain yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan
menetapkan standar aturan menegenai etika harus dijalankan oleh
perusahaan atau sering kali dinamakan code of ethics.
Implementasi dari code of ethics ini akan sangat efektif jika
memenuhi dua syarat yaitu :
a. Pertama; perusahaan perlu menyatakan secara spesifik kepada
publik mengenai code of ethics yang mereka jalankan.
Sebagai contoh; perusahaan Xerox menetapkan aturan bahwa
perusahaan mereka akan melakukan kejujuran terhadap pelanggan,
tidak akan memberikan sogokan, tidak akan merahasiakan sesuatu
terhadap konsumen, maupun tidak akan melakukan penipuan yang
terkait dengan harga.
b. Syarat kedua; agar code of ethics ini bisa berjalan secara efektif
adalah perlu adanya dukungan dari tim manajemen puncak melalui
system pengawasan tertentu seperti reward and punishment system
dan lain sebagainya.
Tanpa ada dukungan dari manajemen puncak, code ethics ini pun
akan sulit untuk diimplementasikan.
13
14. KETERLIBATAN PUBLIK DALAM ETIKA MANAJEMEN
PERUSAHAAN
Upaya lain untuk menjamin bahwa perusahaan akan menjalankan
kegiatannya secara lebih beretika adalah dengan melibatkan publik
dalam setiap kegiatan poruusahaan yang dianggap tidak beretika.
Konteksnya adalah bahwa jika sebuah perusahaan menjalankan
suatu kegiatan yang tidak memenuhi standar etika dan perusahaan
cenderung membiarkan praktik tersebut untuk terus berjalan,
kenyataan ini kemudian dilaporkan oleh anggota perusahaan
kepada pihak publik seperti media massa, lembaga swadaya
masyarakat, ataupu pemerintah yang representatif untuk
menangani kasus-kasus seperti ini. Upaya ini akan mendorong
perusahaan agar benar-benar memerhatikan kepentingan publik,
dan mencoba mengingatkan perusahaan bahwa jika kegiatan tidak
etis dilakukan perusahaan, maka perusahaan akan menghadapi
konsekuensi logis berupa penilaian buruk dari masyarakat.
14
15. BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sebagai konsekuensi logis dari keberadaan perusahaan
dalam lingkungan, maka perusahaan memiliki tanggung jawab
social untuk terlibat secara aktif dalam mewujudkan lingkungan
ke arah yang lebih baik bagi masyarakat.Tanggung jawab social ini
terkait pada akhirnya dengan apa yang dinamakan dengan etika
manajemen, karena tanggung jawab social terkait erat dengan
norma-norma masyarakat yang harus di pahami oleh perusahaan
di mana norma-norma tersebut merupakan dasar bagaimana
etika manajemen di pahami dan di rumuskan.
Setelah mengkaji isi dari makalah ini mahasiswa akan
mengetahui tanggung jawab social yang dipahami oleh organisasi
bisnis dan juga mengetahui konsepa dasar etika manajemen dan
kaitannya dengan tanggung jawab social dari organisasi
maupunperusahaan.
Saran
Setelah kita mengetahui Tanggung Jawab Sosial Dari
Organisasi, kita harus menyadari pentingnya kebersihan dan
kesehatan lingkungan, keadaan ekonomi masyarakat pada
umumnya, partisipasi perusahaan dalam pembangunan
lingkungannya. Agar kita bisa menjaganya, karena perubahan ada
di tangan kita dan kita merupakan generasi penerus untuk bangsa
kita.
15
16. Daftar
Pustaka
Sule Ernie Tisnawati dan Saefullah Kurniawan.Pengantar
Manajemen.Kencana.Jakarta:2010.
16