Makalah ini membahas penggunaan tanda baca dalam bahasa Indonesia. Ia menjelaskan penggunaan tanda titik, koma, titik koma, titik dua, dan tanda baca lainnya beserta contoh-contohnya."
Surat permohonan kepada Kepala MI se-Kecamatan Winong untuk mengirimkan delegasi siswa dalam perlombaan yang akan diadakan IPNU/IPPNU MA Tarbiyatul Banin dalam rangka HUT ke-32 sekolah tersebut.
Surat dinas merupakan jenis surat yang berisi informasi untuk kepentingan kedinasan baik di instansi pemerintahan maupun swasta. Surat dinas memiliki format khusus yang mencakup bagian-bagian seperti kepala surat, nomor surat, tanggal surat, lampiran, perihal, alamat surat, isi surat, dan pengirim surat.
Surat permohonan kepada Kepala MI se-Kecamatan Winong untuk mengirimkan delegasi siswa dalam perlombaan yang akan diadakan IPNU/IPPNU MA Tarbiyatul Banin dalam rangka HUT ke-32 sekolah tersebut.
Surat dinas merupakan jenis surat yang berisi informasi untuk kepentingan kedinasan baik di instansi pemerintahan maupun swasta. Surat dinas memiliki format khusus yang mencakup bagian-bagian seperti kepala surat, nomor surat, tanggal surat, lampiran, perihal, alamat surat, isi surat, dan pengirim surat.
Makalah bahasa indonesia tentang surat resmiRafi Mariska
Makalah ini membahas tentang surat resmi, meliputi pengertian, bagian-bagian, dan bentuk-bentuk surat resmi. Surat resmi adalah surat yang digunakan untuk kepentingan resmi baik perseorangan, instansi, maupun organisasi. Bagian-bagian surat resmi meliputi kepala surat, tanggal surat, nomor surat, lampiran, perihal surat, dan alamat surat. Sedangkan bentuk-bentuk surat resmi antara lain surat permo
Tugas 4 TIK Topik 6 Laporan Hasil Analisis Penggunaan Kebahasaan di Wilayah K...aifitrinurhamidah2000
Laporan ini membahas analisis penggunaan kebahasaan yang kurang tepat di wilayah Kota Bogor. Terdapat beberapa kesalahan penggunaan tanda baca, huruf, dan kata baku yang ditemukan. Laporan ini berisi teori mengenai penggunaan tanda baca, huruf, dan kata baku yang benar serta analisis data penggunaan kebahasaan di beberapa tempat di Kota Bogor.
LAPORAN PRAKTEK PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN TINGKAT KEAKSARAAN DAS...etto kono
Laporan ini menyajikan hasil praktik pembelajaran keaksaraan dasar di Desa Oesena A, Kecamatan Miomaffo Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara. Laporan ini berisi penilaian awal kemampuan baca, tulis, dan hitung warga belajar serta rencana pembelajaran untuk meningkatkan ketrampilan tersebut.
Mata kuliah bahasa Indonesia bertujuan agar mahasiswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik secara lisan dan tertulis, serta memiliki sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Dokumen ini juga membahas perkembangan bahasa Indonesia dari bahasa Melayu, serta pengaturan ejaan dan tanda baca dalam bahasa Indonesia.
Teks tersebut membahas tentang penggunaan tanda baca dalam bahasa Indonesia, khususnya penggunaan titik dan koma. Tanda titik digunakan untuk mengakhiri kalimat pernyataan dan pertanyaan, memisahkan angka ribuan, dan menunjukkan waktu. Sedangkan koma digunakan untuk memisahkan unsur dalam rincian, memisahkan kalimat setara, dan memisahkan anak kalimat dari induk kalimat. Teks ini memberikan contoh
Dokumen tersebut merupakan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan yang mencakup pemakaian huruf, pemenggalan kata, dan pengaturan ejaan bahasa Indonesia."
Makalah ini membahas tentang peran Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan di tengah keberagaman bahasa daerah di Indonesia. Makalah ini menjelaskan proses terbentuknya bahasa lisan dan keragaman bahasa daerah di beberapa daerah di Lombok. Bahasa Indonesia diperlukan untuk memfasilitasi komunikasi antar penduduk dengan latar belakang bahasa daerah yang berbeda-beda.
1) Rangkuman dokumen ini memberikan informasi tentang rancangan pengajaran harian bahasa Melayu untuk topik kekeluargaan yang berfokus pada kemahiran menulis.
2) Pelajaran ini bertujuan untuk membolehkan murid menulis suku kata tertutup dan membina ayat tunggal serta majmuk berdasarkan bahan yang diberikan.
3) Pelajaran ini melibatkan aktiviti seperti mengenalpasti suku kata, membina ayat, melengkapkan
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang pengaruh lingkungan sosial terhadap penggunaan bahasa campuran di kalangan pelajar SMA di Palembang. Penelitian ini mengkaji pengetahuan dan pendapat siswa mengenai penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa campuran dalam percakapan sehari-hari.
Peraturan ini menetapkan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Pedoman ini meliputi pemakaian huruf abjad, vokal, konsonan, diftong, dan gabungan huruf dalam bahasa Indonesia serta penggunaan huruf kapital dan kecil. Peraturan ini menggantikan peraturan sebelumnya dan mulai berlaku sejak ditetapkan.
Dokumen tersebut berisi soal ujian akhir semester mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk paket C. Soal terdiri dari 25 pertanyaan pilihan ganda yang mencakup materi tentang pengertian bahasa, fungsi bahasa Indonesia, jenis paragraf, dan penyampaian informasi.
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan tanda baca dalam bahasa Indonesia, termasuk penjelasan tentang penggunaan titik, koma, titik dua, titik koma, hubung, pisah, dan elipsis."
Teks tersebut membahas tentang analisis penggunaan tanda baca dalam penulisan karya tulis ilmiah. Teks tersebut menjelaskan berbagai jenis tanda baca beserta fungsinya seperti titik, koma, titik koma, titik dua, hubung, pisah, elipsis, tanya dan seru. Teks tersebut juga menjelaskan aturan penggunaan masing-masing tanda baca sesuai Ejaan Yang Disempurnakan.
Makalah bahasa indonesia tentang surat resmiRafi Mariska
Makalah ini membahas tentang surat resmi, meliputi pengertian, bagian-bagian, dan bentuk-bentuk surat resmi. Surat resmi adalah surat yang digunakan untuk kepentingan resmi baik perseorangan, instansi, maupun organisasi. Bagian-bagian surat resmi meliputi kepala surat, tanggal surat, nomor surat, lampiran, perihal surat, dan alamat surat. Sedangkan bentuk-bentuk surat resmi antara lain surat permo
Tugas 4 TIK Topik 6 Laporan Hasil Analisis Penggunaan Kebahasaan di Wilayah K...aifitrinurhamidah2000
Laporan ini membahas analisis penggunaan kebahasaan yang kurang tepat di wilayah Kota Bogor. Terdapat beberapa kesalahan penggunaan tanda baca, huruf, dan kata baku yang ditemukan. Laporan ini berisi teori mengenai penggunaan tanda baca, huruf, dan kata baku yang benar serta analisis data penggunaan kebahasaan di beberapa tempat di Kota Bogor.
LAPORAN PRAKTEK PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN TINGKAT KEAKSARAAN DAS...etto kono
Laporan ini menyajikan hasil praktik pembelajaran keaksaraan dasar di Desa Oesena A, Kecamatan Miomaffo Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara. Laporan ini berisi penilaian awal kemampuan baca, tulis, dan hitung warga belajar serta rencana pembelajaran untuk meningkatkan ketrampilan tersebut.
Mata kuliah bahasa Indonesia bertujuan agar mahasiswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik secara lisan dan tertulis, serta memiliki sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Dokumen ini juga membahas perkembangan bahasa Indonesia dari bahasa Melayu, serta pengaturan ejaan dan tanda baca dalam bahasa Indonesia.
Teks tersebut membahas tentang penggunaan tanda baca dalam bahasa Indonesia, khususnya penggunaan titik dan koma. Tanda titik digunakan untuk mengakhiri kalimat pernyataan dan pertanyaan, memisahkan angka ribuan, dan menunjukkan waktu. Sedangkan koma digunakan untuk memisahkan unsur dalam rincian, memisahkan kalimat setara, dan memisahkan anak kalimat dari induk kalimat. Teks ini memberikan contoh
Dokumen tersebut merupakan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan yang mencakup pemakaian huruf, pemenggalan kata, dan pengaturan ejaan bahasa Indonesia."
Makalah ini membahas tentang peran Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan di tengah keberagaman bahasa daerah di Indonesia. Makalah ini menjelaskan proses terbentuknya bahasa lisan dan keragaman bahasa daerah di beberapa daerah di Lombok. Bahasa Indonesia diperlukan untuk memfasilitasi komunikasi antar penduduk dengan latar belakang bahasa daerah yang berbeda-beda.
1) Rangkuman dokumen ini memberikan informasi tentang rancangan pengajaran harian bahasa Melayu untuk topik kekeluargaan yang berfokus pada kemahiran menulis.
2) Pelajaran ini bertujuan untuk membolehkan murid menulis suku kata tertutup dan membina ayat tunggal serta majmuk berdasarkan bahan yang diberikan.
3) Pelajaran ini melibatkan aktiviti seperti mengenalpasti suku kata, membina ayat, melengkapkan
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang pengaruh lingkungan sosial terhadap penggunaan bahasa campuran di kalangan pelajar SMA di Palembang. Penelitian ini mengkaji pengetahuan dan pendapat siswa mengenai penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa campuran dalam percakapan sehari-hari.
Peraturan ini menetapkan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Pedoman ini meliputi pemakaian huruf abjad, vokal, konsonan, diftong, dan gabungan huruf dalam bahasa Indonesia serta penggunaan huruf kapital dan kecil. Peraturan ini menggantikan peraturan sebelumnya dan mulai berlaku sejak ditetapkan.
Dokumen tersebut berisi soal ujian akhir semester mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk paket C. Soal terdiri dari 25 pertanyaan pilihan ganda yang mencakup materi tentang pengertian bahasa, fungsi bahasa Indonesia, jenis paragraf, dan penyampaian informasi.
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan tanda baca dalam bahasa Indonesia, termasuk penjelasan tentang penggunaan titik, koma, titik dua, titik koma, hubung, pisah, dan elipsis."
Teks tersebut membahas tentang analisis penggunaan tanda baca dalam penulisan karya tulis ilmiah. Teks tersebut menjelaskan berbagai jenis tanda baca beserta fungsinya seperti titik, koma, titik koma, titik dua, hubung, pisah, elipsis, tanya dan seru. Teks tersebut juga menjelaskan aturan penggunaan masing-masing tanda baca sesuai Ejaan Yang Disempurnakan.
Bahasa Indonesia Kata baku, ibuhan asing, penggunaan koma dan titikHana Hanifah
Dokumen tersebut membahas tentang imbuhan berpartikel dari bahasa asing yang produktif dalam bahasa Indonesia, penggunaan tanda baca titik dan koma, serta pengertian kata baku."
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai penggunaan berbagai tanda baca dalam bahasa Indonesia, termasuk titik, koma, titik koma, titik dua, hubung, dan tanda baca lainnya. Dokumen tersebut menjelaskan fungsi dan contoh penggunaan masing-masing tanda baca.
Makalah ini membahas penggunaan kata dan tanda baca yang benar menurut EBI, mencakup pengertian bahasa baku, penggunaan tanda baca seperti titik, koma, titik koma, titik dua, dan hubung, serta penulisan awalan "di-" dan penggunaan kata ambigu. Makalah ini bertujuan untuk memahami penulisan kata dan kalimat yang sesuai dengan pedoman EBI.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai penggunaan berbagai tanda baca dalam bahasa Indonesia, termasuk titik, koma, titik koma, titik dua, hubung, pisah, elipsis, dan tanya. Secara garis besar, dibahas tentang konteks penggunaan masing-masing tanda baca dan contoh-contoh penerapannya dalam kalimat.
Makalah ini membahas tentang penggunaan tanda baca dan penulisan kalimat yang benar sesuai kaidah kebahasaan Indonesia. Teori yang dijelaskan mencakup penjelasan tentang tanda baca seperti tanda tanya, tanda seru, tanda titik dua, serta penggunaan huruf kapital dan pemisahan kata.
Baik, Pak. Saya akan segera menyiapkan obatnya.
4) Titik dua dapat dipakai untuk memisahkan judul dan subjudul dalam daftar isi.
Misalnya:
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
9
E. Tanda Tanya (?)
1) Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat pertanya
[Ringkasan]
Mata kuliah bahasa Indonesia di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta membahas tujuan dan perkembangan bahasa Indonesia serta tanda baca dan ejaan baku. Tujuannya agar mahasiswa mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik secara lisan dan tertulis. Dibahas pula asal usul, peresmian nama, dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan negara.
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene más de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Surat pernyataan yang berisi 10 poin pernyataan dari Lilis Fitra Saswati Arsil tentang statusnya yang tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai, menjadi pengurus partai, terikat kerja, bersedia tidak menikah dan ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersedia mengembalikan biaya seleksi dan pelatihan jika mengundurkan diri.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Fajar Aswati yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai negeri, menjadi pengurus partai politik, sedang terikat kontrak kerja, bersedia tidak menikah selama 6 bulan, ditempatkan di seluruh Indonesia, mengembalikan biaya seleksi jika mengundurkan diri, dan mengganti biaya enam kali lipat jika mengundurkan
This document contains reports from midwives at the Paramata Raha Midwifery Academy in Muna Regency on their targets for antenatal care, infant care, postnatal care, and family planning in 2017. The reports provide the midwife's name, student ID number, and academic institution for each of their assigned targets.
Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul yang terdiri dari berbagai jenis seperti karbohidrat, lipid, dan protein. Karbohidrat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Lipid terdiri dari lemak, fosfolipid, dan steroid. Sedangkan protein tersusun atas kombinasi asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Ketiga makromolekul ini memainkan peran penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Pemimpin perlu memahami karakteristik karyawan sesuai teori X, Y, dan Z McGregor. Teori X mengasumsikan karyawan malas, teori Y mengasumsikan karyawan akan bekerja keras jika kondisinya tepat, teori Z menekankan partisipasi karyawan. Pemimpin harus mengembangkan kompetensi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Membangun budaya kepemimpinan penting agar kaderisasi terj
Tes akhir semester mata pelajaran Seni Budaya di SMK Kelautan dan Perikanan Raha meliputi berbagai aspek seni seperti seni rupa, musik, tari, dan drama. Soal-soalnya mencakup pengetahuan tentang sejarah seni, tokoh-tokoh seniman, unsur-unsur karya seni, dan fungsi seni dalam kehidupan. Ujian ini dimaksudkan untuk menilai pemahaman siswa terhadap berbagai aspek seni.
1. Karsinoma tulang adalah pertumbuhan sel ganas abnormal pada tulang dan jaringan terkaitnya.
2. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan termasuk genetik, radiasi, bahan kimia, dan trauma.
3. Gejalanya berupa nyeri tulang, bengkak, dan fraktur patologis yang dapat menyebar ke organ lain.
Undangan sosialisasi program tanaman jagung kuning kecamatan Lasalepa yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 di Balai Pertemuan Desa Labone. Kehadiran para tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, dan aparat desa sangat diharapkan.
1. Okta View
Senin, 07 Januari 2013
MAKALAH BAHASA INDONESIA TANDA BACA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT semesta alam, yang telah
memberikan kita kesehatan sehingga kita dapat melaksanakan aktifitas-aktifitas dengan segala
manfaat yang ada, yang telah memberikan kita kecerdasan dalam berfikir, sehingga dengan
kecerdasan itu kita dapat memberikan karya-karya terbaik kita untuk agama, bangsa dan tanah
air. Shalawat serta salam tak lupa juga kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhamad SAW
beserta keluarganya, sahabat, dan orang-orang yang selalu istiqomah.
Dengan selesainya makalah yang penulis buat, saya mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing Bpk. Ahmad Susandi S.Kom. yang telah membantu dalam penyelesaian makalah
ini dan kepada seluruh orang-orang yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini hingga
makalah ini dapat dibaca seluruh kalangan masyarakat. Dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
2. DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR …………………………………………………………..
iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………..... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………… 1
B. Permasalahan ……………………………………………………………. 2
C. Tujuan ……………………………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN PENGGUNAAN TANDA BACA
A. Tanda Titik (.) ……………………………………………………………. 3
B. Tanda Koma (,) …………………………………………………………... 6
C. Tanda Titik Koma (;) …………………………………………………….. 10
D. Tanda Titik Dua (:) ………………………………………………………. 10
E. Tanda Hubung (-) …………………………………................................... 11
F. Tanda Pisah (––) …………………………………………………………. 13
G. Tanda Elipsis (…) ………………………………………………………... 13
H. Tanda Tanya (?) ………………………………………………………….. 14
I. Tanda Seru (!) ……………………………………………………………. 15
J. Tanda Kurung (( )) ……………………………………………………….. 15
K. Tanda Kurung Siku ([ ]) ………............................................................. … 16
L. Tanda Petik (“ “) …………………………………………………………. 16
M. Tanda Petik Tunggal („ „) ………………………………………………… 17
N. Tanda Garis Miring (/) …………………………………………………… 18
O. Tanda Penyingkat atau Apostrof („) ……………………………………… 18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………………. 19
B. Saran ……………………………………………………………………... 19
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sering kali kita mendengar orang-orang Indonesia yang menggunakan bahasa yang tidak baku
dalam kegiatan-kegiatan resmi atau menggunakan kata serapan yang salah, bahkan dalam
penulisanpun masih terjadi kesalahan penggunaan tanda baca, sehingga mengakibatkan
kesalahan makna, padahal Pemerintah Indonesia telah membuat aturan-aturan resmi tentang tata
bahasa baik itu kata serapan maupun penggunaan tanda baca.
Pelajaran Bahasa Indonesia sebenarnya sudah diajarkan sejak dari Sekolah Dasar (SD) sampai
ke perguruan tinggi. Tapi kesalahan ini masih sering terjadi, bahkan berulang-ulang kali. Ketidak
fahaman terhadap tata bahasa Indonesialah yang mengakibatkan orang-orang sering melanggar
aturan resmi yang telah dibuat pemerintah tentang tata bahasa Indonesia. Yang mengkhawatirkan
ialah ketika aturan ini terlalu sering diacuhkan oleh masyarakat Indonesia, karena salah satu
dampak negatifnya ialah hal ini akan dianggap lazim oleh masyarakat Indonesia terlebih lagi
oleh anak-cucu yang akan menjadi penerus negeri ini, karena akan mempersulit masyarakat
dalam berkomunikasi.
Maka dari itu dalam makalah ini, penulis akan memaparkan bagaimana tata bahasa yang
benar tentang kata serapan dan tanda-tanda baca, sehingga kita memahami dan dapat
menerapkan aturan berbahasa yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari terlebih dalam
acara-acara resmi. Karena Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah
membuat keputusan Nomor 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987, dicermatkan pada Rapat
Kerja ke-30 Panitia Kerja Sama Kebahasaan di Tugu, tanggal 16-20 Desember 1990 dan
diterima pada Sidang Ke-30 Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia di Bandar
Seri Begawan, tanggal 4-6 Maret 1991, tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indoensia yang
Disempurnakan. Berarti adanya keseriusan dari pihak Pemerintah tentang Ejaan dan Tata Bahasa
Indonesia dan harus kita terapkan.
4. BAB II
PEMBAHASAN
PENGGUNAAN TANDA BACA
A. Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
Ayahku tinggal di Solo.
Biarlah mereka duduk di sana.
Dia menanyakan siapa yang akan datang.
2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagian,
ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
a. III. Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa
B. Direktorat Jenderal Agraria
b. 1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
5. Catatan:
Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagian atau ikhtisar jika
angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.
3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukan waktu.
Misalnya:
pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukan jangka waktu.
Misalnya:
1.35.20 jam ( 1 jam, 35 menit, 20 detik)
0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
0.0.30 jam (30 detik)
5. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak
berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar
pustaka.
Misalnya:
Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltervreden: Balai
Poestaka.
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya:
Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa.
7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkanbilangan ribuan atau
kelipatannya yang tidak menunjukan jumlah.
Misalnya:
Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
Lihat halaman 2345 dan seterusnya.
Nomor gironya 5645678.
8. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
6. Misalnya:
Acara kunjungan Adam Malik
Bentuk dan Kedaulatan(Bab I UUD „45)
Salah Asuhan
9. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat
atau (2) nama dan alamat penerima surat.
Misalnya:
Jalan Diponegoro 82 (tanpa titik)
Jakarta (tanpa titik)
1 April 1985 (tanpa titik)
Yth. Sdr. Moh. Hasan (tanpa titik)
Jalan Arif 43 (tanpa titik)
Palembang (tanpa titik)
Atau:
Kantor Penempatan Tenaga (tanpa titik)
Jalan Cikini 71 (tanpa titik)
Jakarta (tanpa titik)
B. Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
Misalnya:
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat serata berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau
melainkan.
Misalnya:
Saya ingin datang, tetapihari hujan.
Didi bukan anak saya, melainkananak Pak Kasim.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
7. Misalnya:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
4. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya:
Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
Dia lupa akan janjinya karena sibuk.
Dia tahu bahwa soal itu penting.
5. Tanda koma dipakai di belakangkata atau ungkapan penghubung
antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh
karena itu, jadi, lagi pula,meskipun begitu, akan tetapi.
Misalnya:
... Oleh karena itu, kita harus hati-hati.
... Jadi, soalnya tidak semudah itu.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti kata seperti o, ya,
wah, aduh, kasihandari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya:
O, begitu?
Wah,bukan main!
Hati-hati, ya, nanti jatuh.
7. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dari kalimat.
Misalnya:
Kata Ibu, “ Saya gembira sekali.”
“Saya gembira sekali,” kata Ibu, “karena kamu lulus.”
8. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
(i) Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas
8. Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pakuan, Bogor.
(ii) Sdr. Anwar, Jalan Pisang Batu 1, Bogor
(iii) Surabaya, 10 Mei 1960
(iv) Kuala Lumpur, Malaysia.
9. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Alisjahbana, Sultan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakjat.
10. Tanda koma dipakai di antara namaorang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya darisingkatan nama diri, keluarga,
atau marga.
Misalnya:
B. Ratulangi, S.E.
Ny. Khadijah, M.A.
11. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
Misalnya:
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, berkunjung ke Manado.
Semua siswa, baik yang laki-laki maupun yang perempuan, mengikuti
latihan paduan suara.
Bandingkan dengan keterangan pembatasyang pemakaiannya tidak diapit
tanda koma:
Semua siswa yang lulus ujian mendaftarkan namanya pada panitia.
12. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan
sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
12,5 m
Rp 12,50
13. Tanda koma dapat dipakai––untuk menghindari salah baca––di belakang
keterangan yang terdapatpada awal kalimat.
9. Misalnya:
Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap
yang bersungguh-sungguh.
Atas bantuan Edyar, Agus mengucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan:
Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan
dan pengembangan bahasa.
Agus mengucapkan terima kasih atas bantuan Edyar.
14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir
dengan tanda tanya atau tanda seru.
Misalnya:
“ Di mana Saudara tinggal?” tanya Karim.
“Berdiri lurus-lurus!” perintahnya.
C. Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara.
Misalnya:
Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk memasak di
dapur; Adik menghapal nama-nama pahlawan nasional.
D. Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
Misalnya:
Ketua : Moch. Achyar
Sekretaris : Tati Suryati
Bendahara : Noviana Pertiwi
10. 2. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di
antara surah dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul
suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam
karangan.
Misalnya:
(v) Tempo, I (34), 1971:7
(vi) Surah Yasin:9
(vii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi,
sudah terbit.
(viii) Marzuki dan Rudy W. 2006. Pembuatan Aneka Kerupuk. Jakarta:
Penebar Swadaya.
3. Titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Ayah : “Karyo, sini kamu!”
Karyo : (datang menghampiri) “Ada apa, Pak?”
Ayah : “Tolong ambilkan sepatu hitam yang di atas lemari!”
4. Titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti
rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
Pak Adi mempunyai tiga orang anak: Ardi, Aldi, dan Asdi.
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan
lemari.
E. Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar atau kata berimbuhan
yang terpisah oleh pergantian baris.
11. Misalnya:
2. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
Anak-anak, kupu-kupu, berulang-ulang, kemerah-merahan, mondar-mandir, sayur-mayur
3. Tanda hubung menyambung huruf dari kata yang dieja satu-satu dan
bagian-bagian tanggal.
Misalnya:
p-a-n-i-t-i-a
17-08-1945
4. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan kata dengan kata berikutnya
atau sebelumnya yang dimulai dengan huruf kapital, kata/huruf dengan
angka, angka dengan kata/huruf.
Misalnya:
se-Indonesia, se-Jabodetabek, mem-PHK-kan, sinar-X, peringkat ke-2,
S-1, tahun 50-an
5. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing.
Misalnya:
di-smash, pen-tackle-an
F. Tanda Pisah (––)
1. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bangun kalimat.
12. Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu––saya yakin akan tercapai––diperjuangkan
oleh bangsa itu sendiri.
2. Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang
lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya:
Rangkaian temuan ini––evolusi, teori kenisbian, dan kini juga
pembelahan atom––telah mengubah konsepsi kita tentang alam
semesta.
3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau kata dengan arti „sampai
dengan‟ atau „sampai ke‟.
Misalnya:
2004––2009
tanggal 1––10 Mei 2007
Jakarta––Bandung
G. Tanda Elipsis (...)
1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat atau dialog yang terputus-putus.
Misalnya:
Kalau begitu ... ya, ayo kita berangkat.
2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
... selanjutnya akan di bawa ke pengadilan.
Ibu baru pulang ... pasar.
Catatan:
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, maka perlu
dipakai empat buah titik; tiga titik untuk menandai penghilangan teks dan
satu titik untuk menandai akhir kalimat.
Misalnya:
Ibu baru pulang dari....
H. Tanda Tanya (?)
13. 1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?
2. Tanda tanya dipakai di dalam kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan kebenarannya.
Misalnya:
Ia dilahirkan pada tahun 1983 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
I. Tanda Seru (!)
1. Tanda seru dipakai pada akhir kalimat perintah.
Misalnya:
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
Jangan berisik!
2. Tanda seru dipakai pada akhir ungkapan atau pernyataan yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ketakjuban, ataupun
rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
Alangkah seramnya peristiwa itu!
Indah sekali pemandangan alam ini!
Merdeka!
J. Tanda Kurung (( ))
1. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Komisi A telah selesai menyusun GBPK (Garis-Garis Besar Program
Kerja) dalam sidang pleno tersebut.
2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian
integral pokok pembicaraan.
Misalnya:
Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan perkembangan per-ekonomian Indonesia lima
tahun terakhir.
14. 3. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan
keterangan.
Misalnya:
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan
(c) modal.
4. Tanda kurung mengapit huruf atau katayang kehadirannya di dalam teks
dapat dihilangkan.
Misalnya:
Kata cocainediserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).
Sahrul Gunawan berasal dari (kota) Bogor.
K. Tanda Kurung Siku ([ ])
1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang
lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang
terdapat di dalam naskah asli.
Misalnya:
Sang Puteri men[d]engar bunyi gemerisik.
2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang
sudah bertanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab
II [lihat halaman 35––38]) perlu dibentangkan di sini.
L. Tanda Petik (“ “)
1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan tertulis lainnya.
Misalnya:
“Saya belum siap,” kata Mira, “tunggu sebentar!”
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.”
2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai
dalam kalimat.
Misalnya:
15. Sajak “Berdiri Aku” terdaapat pada halaman 5 buku itu.
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan Nilai
Prestasi di SMA” diterbitkan dalam harian Tempo.
3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Misalnya:
Saat ini ia sedang tidak mempunyaipacar yang di kalangan remaja
dikenal dengan “jomblo”.
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “si Hitam”.
M. Tanda Petik Tunggal (‘ ’)
1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya Basri, “Kau dengar bunyi „kring-kring‟ tadi?”
“Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, „Ibu, Bapak
pulang‟, dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Pak Hamdan.
2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata
atau ungkapan asing.
Misalnya:
Feed-back berarti „balikan‟.
N. Tanda Garis Miring (/)
1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat
dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
No. 12/PK/2005
Jalan Kramat III/10
Masa Bakti 2005/2006
Tahun Ajaran 2006/2007
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.
Misalnya:
Laki-laki/Perempuan
120 km/jam
16. O. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka
tahun.
Misalnya:
Gunung pun „kan kudaki. („kan = akan)
17 Agustus ‟45 (‟45 = 1945)
17. MAKALAH BAHASA INDONESIA
TANDA BACA
KELOMPOK :
Ayu Purindah D.I
Dina Kristina Sari
Desi
Marsena Gema .P
Komang Ariestya .F
KELAS : A
18. SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER
MALANG
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT semesta alam, yang telah
memberikan kita kesehatan sehingga kita dapat melaksanakan aktifitas-aktifitas dengan segala
manfaat yang ada, yang telah memberikan kita kecerdasan dalam berfikir, sehingga dengan
kecerdasan itu kita dapat memberikan karya-karya terbaik kita untuk agama, bangsa dan tanah
air. Shalawat serta salam tak lupa juga kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhamad SAW
beserta keluarganya, sahabat, dan orang-orang yang selalu istiqomah.
Dengan selesainya makalah yang penulis buat, saya mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing Bpk. Ahmad Susandi S.Kom. yang telah membantu dalam penyelesaian makalah
ini dan kepada seluruh orang-orang yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini hingga
makalah ini dapat dibaca seluruh kalangan masyarakat. Dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
19. DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR …………………………………………………………..
iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………..... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………… 1
B. Permasalahan ……………………………………………………………. 2
C. Tujuan ……………………………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN PENGGUNAAN TANDA BACA
A. Tanda Titik (.) ……………………………………………………………. 3
B. Tanda Koma (,) …………………………………………………………... 6
C. Tanda Titik Koma (;) …………………………………………………….. 10
D. Tanda Titik Dua (:) ………………………………………………………. 10
E. Tanda Hubung (-) …………………………………................................... 11
F. Tanda Pisah (––) …………………………………………………………. 13
G. Tanda Elipsis (…) ………………………………………………………... 13
H. Tanda Tanya (?) ………………………………………………………….. 14
I. Tanda Seru (!) ……………………………………………………………. 15
J. Tanda Kurung (( )) ……………………………………………………….. 15
K. Tanda Kurung Siku ([ ]) ………............................................................. … 16
L. Tanda Petik (“ “) …………………………………………………………. 16
M. Tanda Petik Tunggal („ „) ………………………………………………… 17
N. Tanda Garis Miring (/) …………………………………………………… 18
O. Tanda Penyingkat atau Apostrof („) ……………………………………… 18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………………. 19
B. Saran ……………………………………………………………………... 19
20. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sering kali kita mendengar orang-orang Indonesia yang menggunakan bahasa yang tidak baku
dalam kegiatan-kegiatan resmi atau menggunakan kata serapan yang salah, bahkan dalam
penulisanpun masih terjadi kesalahan penggunaan tanda baca, sehingga mengakibatkan
kesalahan makna, padahal Pemerintah Indonesia telah membuat aturan-aturan resmi tentang tata
bahasa baik itu kata serapan maupun penggunaan tanda baca.
Pelajaran Bahasa Indonesia sebenarnya sudah diajarkan sejak dari Sekolah Dasar (SD) sampai
ke perguruan tinggi. Tapi kesalahan ini masih sering terjadi, bahkan berulang-ulang kali. Ketidak
fahaman terhadap tata bahasa Indonesialah yang mengakibatkan orang-orang sering melanggar
aturan resmi yang telah dibuat pemerintah tentang tata bahasa Indonesia. Yang mengkhawatirkan
ialah ketika aturan ini terlalu sering diacuhkan oleh masyarakat Indonesia, karena salah satu
dampak negatifnya ialah hal ini akan dianggap lazim oleh masyarakat Indonesia terlebih lagi
oleh anak-cucu yang akan menjadi penerus negeri ini, karena akan mempersulit masyarakat
dalam berkomunikasi.
Maka dari itu dalam makalah ini, penulis akan memaparkan bagaimana tata bahasa yang
benar tentang kata serapan dan tanda-tanda baca, sehingga kita memahami dan dapat
menerapkan aturan berbahasa yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari terlebih dalam
acara-acara resmi. Karena Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah
membuat keputusan Nomor 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987, dicermatkan pada Rapat
Kerja ke-30 Panitia Kerja Sama Kebahasaan di Tugu, tanggal 16-20 Desember 1990 dan
diterima pada Sidang Ke-30 Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia di Bandar
Seri Begawan, tanggal 4-6 Maret 1991, tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indoensia yang
Disempurnakan. Berarti adanya keseriusan dari pihak Pemerintah tentang Ejaan dan Tata Bahasa
Indonesia dan harus kita terapkan.
21. BAB II
PEMBAHASAN
PENGGUNAAN TANDA BACA
A. Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
Ayahku tinggal di Solo.
Biarlah mereka duduk di sana.
Dia menanyakan siapa yang akan datang.
2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagian,
ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
a. III. Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa
B. Direktorat Jenderal Agraria
b. 1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
22. Catatan:
Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagian atau ikhtisar jika
angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.
3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukan waktu.
Misalnya:
pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukan jangka waktu.
Misalnya:
1.35.20 jam ( 1 jam, 35 menit, 20 detik)
0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
0.0.30 jam (30 detik)
5. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak
berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar
pustaka.
Misalnya:
Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltervreden: Balai
Poestaka.
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya:
Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa.
7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkanbilangan ribuan atau
kelipatannya yang tidak menunjukan jumlah.
Misalnya:
Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
Lihat halaman 2345 dan seterusnya.
Nomor gironya 5645678.
8. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
23. Misalnya:
Acara kunjungan Adam Malik
Bentuk dan Kedaulatan(Bab I UUD „45)
Salah Asuhan
9. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat
atau (2) nama dan alamat penerima surat.
Misalnya:
Jalan Diponegoro 82 (tanpa titik)
Jakarta (tanpa titik)
1 April 1985 (tanpa titik)
Yth. Sdr. Moh. Hasan (tanpa titik)
Jalan Arif 43 (tanpa titik)
Palembang (tanpa titik)
Atau:
Kantor Penempatan Tenaga (tanpa titik)
Jalan Cikini 71 (tanpa titik)
Jakarta (tanpa titik)
B. Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
Misalnya:
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat serata berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau
melainkan.
Misalnya:
Saya ingin datang, tetapihari hujan.
Didi bukan anak saya, melainkananak Pak Kasim.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
24. Misalnya:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
4. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya:
Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
Dia lupa akan janjinya karena sibuk.
Dia tahu bahwa soal itu penting.
5. Tanda koma dipakai di belakangkata atau ungkapan penghubung
antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh
karena itu, jadi, lagi pula,meskipun begitu, akan tetapi.
Misalnya:
... Oleh karena itu, kita harus hati-hati.
... Jadi, soalnya tidak semudah itu.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti kata seperti o, ya,
wah, aduh, kasihandari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya:
O, begitu?
Wah,bukan main!
Hati-hati, ya, nanti jatuh.
7. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dari kalimat.
Misalnya:
Kata Ibu, “ Saya gembira sekali.”
“Saya gembira sekali,” kata Ibu, “karena kamu lulus.”
8. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
(i) Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas
25. Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pakuan, Bogor.
(ii) Sdr. Anwar, Jalan Pisang Batu 1, Bogor
(iii) Surabaya, 10 Mei 1960
(iv) Kuala Lumpur, Malaysia.
9. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Alisjahbana, Sultan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakjat.
10. Tanda koma dipakai di antara namaorang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya darisingkatan nama diri, keluarga,
atau marga.
Misalnya:
B. Ratulangi, S.E.
Ny. Khadijah, M.A.
11. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
Misalnya:
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, berkunjung ke Manado.
Semua siswa, baik yang laki-laki maupun yang perempuan, mengikuti
latihan paduan suara.
Bandingkan dengan keterangan pembatasyang pemakaiannya tidak diapit
tanda koma:
Semua siswa yang lulus ujian mendaftarkan namanya pada panitia.
12. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan
sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
12,5 m
Rp 12,50
13. Tanda koma dapat dipakai––untuk menghindari salah baca––di belakang
keterangan yang terdapatpada awal kalimat.
26. Misalnya:
Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap
yang bersungguh-sungguh.
Atas bantuan Edyar, Agus mengucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan:
Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan
dan pengembangan bahasa.
Agus mengucapkan terima kasih atas bantuan Edyar.
14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir
dengan tanda tanya atau tanda seru.
Misalnya:
“ Di mana Saudara tinggal?” tanya Karim.
“Berdiri lurus-lurus!” perintahnya.
C. Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara.
Misalnya:
Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk memasak di
dapur; Adik menghapal nama-nama pahlawan nasional.
D. Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
Misalnya:
Ketua : Moch. Achyar
Sekretaris : Tati Suryati
Bendahara : Noviana Pertiwi
27. 2. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di
antara surah dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul
suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam
karangan.
Misalnya:
(v) Tempo, I (34), 1971:7
(vi) Surah Yasin:9
(vii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi,
sudah terbit.
(viii) Marzuki dan Rudy W. 2006. Pembuatan Aneka Kerupuk. Jakarta:
Penebar Swadaya.
3. Titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Ayah : “Karyo, sini kamu!”
Karyo : (datang menghampiri) “Ada apa, Pak?”
Ayah : “Tolong ambilkan sepatu hitam yang di atas lemari!”
4. Titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti
rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
Pak Adi mempunyai tiga orang anak: Ardi, Aldi, dan Asdi.
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan
lemari.
E. Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar atau kata berimbuhan
yang terpisah oleh pergantian baris.
28. Misalnya:
2. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
Anak-anak, kupu-kupu, berulang-ulang, kemerah-merahan, mondar-mandir, sayur-mayur
3. Tanda hubung menyambung huruf dari kata yang dieja satu-satu dan
bagian-bagian tanggal.
Misalnya:
p-a-n-i-t-i-a
17-08-1945
4. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan kata dengan kata berikutnya
atau sebelumnya yang dimulai dengan huruf kapital, kata/huruf dengan
angka, angka dengan kata/huruf.
Misalnya:
se-Indonesia, se-Jabodetabek, mem-PHK-kan, sinar-X, peringkat ke-2,
S-1, tahun 50-an
5. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing.
Misalnya:
di-smash, pen-tackle-an
F. Tanda Pisah (––)
1. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bangun kalimat.
29. Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu––saya yakin akan tercapai––diperjuangkan
oleh bangsa itu sendiri.
2. Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang
lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya:
Rangkaian temuan ini––evolusi, teori kenisbian, dan kini juga
pembelahan atom––telah mengubah konsepsi kita tentang alam
semesta.
3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau kata dengan arti „sampai
dengan‟ atau „sampai ke‟.
Misalnya:
2004––2009
tanggal 1––10 Mei 2007
Jakarta––Bandung
G. Tanda Elipsis (...)
1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat atau dialog yang terputus-putus.
Misalnya:
Kalau begitu ... ya, ayo kita berangkat.
2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
... selanjutnya akan di bawa ke pengadilan.
Ibu baru pulang ... pasar.
Catatan:
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, maka perlu
dipakai empat buah titik; tiga titik untuk menandai penghilangan teks dan
satu titik untuk menandai akhir kalimat.
Misalnya:
Ibu baru pulang dari....
H. Tanda Tanya (?)
30. 1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?
2. Tanda tanya dipakai di dalam kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan kebenarannya.
Misalnya:
Ia dilahirkan pada tahun 1983 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
I. Tanda Seru (!)
1. Tanda seru dipakai pada akhir kalimat perintah.
Misalnya:
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
Jangan berisik!
2. Tanda seru dipakai pada akhir ungkapan atau pernyataan yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ketakjuban, ataupun
rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
Alangkah seramnya peristiwa itu!
Indah sekali pemandangan alam ini!
Merdeka!
J. Tanda Kurung (( ))
1. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Komisi A telah selesai menyusun GBPK (Garis-Garis Besar Program
Kerja) dalam sidang pleno tersebut.
2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian
integral pokok pembicaraan.
Misalnya:
Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan perkembangan per-ekonomian Indonesia lima
tahun terakhir.
31. 3. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan
keterangan.
Misalnya:
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan
(c) modal.
4. Tanda kurung mengapit huruf atau katayang kehadirannya di dalam teks
dapat dihilangkan.
Misalnya:
Kata cocainediserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).
Sahrul Gunawan berasal dari (kota) Bogor.
K. Tanda Kurung Siku ([ ])
1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang
lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang
terdapat di dalam naskah asli.
Misalnya:
Sang Puteri men[d]engar bunyi gemerisik.
2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang
sudah bertanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab
II [lihat halaman 35––38]) perlu dibentangkan di sini.
L. Tanda Petik (“ “)
1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan tertulis lainnya.
Misalnya:
“Saya belum siap,” kata Mira, “tunggu sebentar!”
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.”
2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai
dalam kalimat.
Misalnya:
32. Sajak “Berdiri Aku” terdaapat pada halaman 5 buku itu.
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan Nilai
Prestasi di SMA” diterbitkan dalam harian Tempo.
3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Misalnya:
Saat ini ia sedang tidak mempunyaipacar yang di kalangan remaja
dikenal dengan “jomblo”.
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “si Hitam”.
M. Tanda Petik Tunggal (‘ ’)
1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya Basri, “Kau dengar bunyi „kring-kring‟ tadi?”
“Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, „Ibu, Bapak
pulang‟, dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Pak Hamdan.
2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata
atau ungkapan asing.
Misalnya:
Feed-back berarti „balikan‟.
N. Tanda Garis Miring (/)
1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat
dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
No. 12/PK/2005
Jalan Kramat III/10
Masa Bakti 2005/2006
Tahun Ajaran 2006/2007
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.
Misalnya:
Laki-laki/Perempuan
120 km/jam
33. O. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka
tahun.
Misalnya:
Gunung pun „kan kudaki. („kan = akan)
17 Agustus ‟45 (‟45 = 1945)
34. BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Begitu banyak kesalahan yang seringkali kita lakukan tentang penggunaan kata serapan dan
tanda baca baik disengaja maupun tidak disengaja. Maka dengan dibuatnya makalah ini
pennyusun berharap kita dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang kita lakukan.
Bangsa Indonesia memang banyak sekali mengambil kata-kata asing ataupun kata daerah Salah
satu bentuk perkembangan bahasa Indonesia adalah berupa penyerapan kata ke dalam bahasa
Indonesia yang berasal dari bahasa-bahasa asing pemberi pengaruh. Begitu juga dengan
penggunaan tanda-tanda baca. Karena dengan salahnya penggunaan tanda baca, maka akan
menimbulkan makna ganda dalam kalimat tersebut.
B.SARAN
Penulis menyadari akan kekurangan bahan dari materi makalah ini jadi penulis menyarankan
apabila terdapat kekurangan atau isi dari makalah ini maka saran – saran kritik dari pembaca
adalah penutup dari semua kekurangan kami dan menjadikan semua itu guna menjadi bahan
acuan untuk memotivasi dan menyempurnakan makalah kami.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Begitu banyak kesalahan yang seringkali kita lakukan tentang penggunaan kata serapan dan
tanda baca baik disengaja maupun tidak disengaja. Maka dengan dibuatnya makalah ini
pennyusun berharap kita dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang kita lakukan.
Bangsa Indonesia memang banyak sekali mengambil kata-kata asing ataupun kata daerah Salah
satu bentuk perkembangan bahasa Indonesia adalah berupa penyerapan kata ke dalam bahasa
Indonesia yang berasal dari bahasa-bahasa asing pemberi pengaruh. Begitu juga dengan
penggunaan tanda-tanda baca. Karena dengan salahnya penggunaan tanda baca, maka akan
menimbulkan makna ganda dalam kalimat tersebut.
B.SARAN
Penulis menyadari akan kekurangan bahan dari materi makalah ini jadi penulis menyarankan
apabila terdapat kekurangan atau isi dari makalah ini maka saran – saran kritik dari pembaca
adalah penutup dari semua kekurangan kami dan menjadikan semua itu guna menjadi bahan
acuan untuk memotivasi dan menyempurnakan makalah kami.
Diposkan oleh putri oktavia di 20.12
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
35. Posting Lebih Baru Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Arsip Blog
▼ 2013 (2)
o ▼ Januari (2)
<!--[if gte mso 9]> Normal 0 false fa...
MAKALAH BAHASA INDONESIA TANDA BACA
Mengenai Saya
putri oktavia
Lihat profil lengkapku
Template Travel. Diberdayakan oleh Blogger.