Masyarakat Suku Talang Mamak memiliki hukum adat yang mengatur pengelolaan hutan dan sumber daya alam lainnya. Hukum adat tersebut mengatur tentang kepemilikan lahan, jangka waktu penggunaan lahan, pembagian tugas antar anggota masyarakat, serta larangan menggunakan kawasan hutan keramat.
Dokumen ini membahas struktur primer daun, mulai dari epidermis, mesofll, hingga jaringan pembuluh. Epidermis terdiri atas sel kompak dengan kutikula dan stomata. Stomata dapat berada di satu atau dua sisi daun dan tersebar pada permukaan daun.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit selesma dan influenza yang merupakan infeksi saluran pernapasan atas yang disebabkan oleh beberapa jenis virus. Selesma umumnya disebabkan oleh rhinovirus yang menginfeksi hidung, tenggorokan, dan sinus, sedangkan influenza disebabkan oleh virus influenza yang menyerang sel selaput lendir. Kedua penyakit tersebut menular melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi dan menimbulkan gejala seperti bat
Dokumen tersebut membahas tentang konsep sifat dan ciri taksonomi tumbuhan beserta macam-macamnya seperti morfologi, anatomi, palinologi, sitologi, embriologi, fisiologi dan fitokimia. Dokumen juga menjelaskan proses identifikasi dan penamaan tumbuhan berdasarkan ciri-ciri taksonominya.
Dokumen ini membahas struktur primer daun, mulai dari epidermis, mesofll, hingga jaringan pembuluh. Epidermis terdiri atas sel kompak dengan kutikula dan stomata. Stomata dapat berada di satu atau dua sisi daun dan tersebar pada permukaan daun.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit selesma dan influenza yang merupakan infeksi saluran pernapasan atas yang disebabkan oleh beberapa jenis virus. Selesma umumnya disebabkan oleh rhinovirus yang menginfeksi hidung, tenggorokan, dan sinus, sedangkan influenza disebabkan oleh virus influenza yang menyerang sel selaput lendir. Kedua penyakit tersebut menular melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi dan menimbulkan gejala seperti bat
Dokumen tersebut membahas tentang konsep sifat dan ciri taksonomi tumbuhan beserta macam-macamnya seperti morfologi, anatomi, palinologi, sitologi, embriologi, fisiologi dan fitokimia. Dokumen juga menjelaskan proses identifikasi dan penamaan tumbuhan berdasarkan ciri-ciri taksonominya.
Dokumen ini membahas tentang pengertian, sifat, fungsi, bagian, sistem perakaran, dan sifat khusus akar pada tumbuhan. Akar adalah bagian pokok ketiga tumbuhan setelah daun dan batang. Akar berfungsi untuk memperkuat tumbuhan, menyerap air dan zat makanan, serta mengangkutnya. Terdapat berbagai jenis sistem perakaran dan akar yang memiliki sifat khusus seperti akar udara, akar pengger
Dokumen tersebut membahas tentang konsep spesies biologis menurut Mayr dan mekanisme spesiasi. Konsep spesies biologis mendefinisikan spesies sebagai kelompok populasi yang anggotanya dapat saling kawin dan menghasilkan keturunan yang fertil. Ada empat mekanisme spesiasi yaitu alopatrik, simpatrik, peripatrik dan parapatrik. Spesiasi alopatrik terjadi melalui isolasi geografis sedangkan spesiasi simpatrik terjadi
Angiospermae memiliki ciri utama berupa bakal biji yang dilindungi oleh bagian yang berasal dari daun buah, yang membentuk bakal buah. Angiospermae juga memiliki bunga sejati yang terdiri atas perhiasan bunga, benang sari, dan putik. Setelah penyerbukan, terjadi pembuahan di mana bakal biji menjadi biji dan dinding bakal buah menjadi daging buah.
Mikrosporogenesis dan mikrogametogenesis pada angiospermae meliputi proses pembentukan dan pemasakan mikrospora di dalam antera hingga terbentuknya sperma. Sel induk mikrospora mengalami meiosis menghasilkan 4 mikrospora haploid yang membentuk tetrad. Setiap mikrospora tumbuh menjadi polen yang berisi inti vegetatif dan generatif. Inti generatif membelah membentuk 2 inti sperma.
Perkembangan embrio dan biji meliputi tahapan zigot, proembrio, globular, hati, torpedo, dan kotiledon. Embriogenesis berbeda antara monokotil dan dikotil. Pembentukan biji melibatkan integumen, endosperm, dan embrio sebagai bagian-bagiannya."
power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)Athiyyah Yaa
Dokumen tersebut membahas tentang struktur dan fungsi jaringan tumbuhan, termasuk jaringan meristem, jaringan dewasa, dan organ-organ tumbuhan seperti akar, batang, daun, bunga, dan buah. Jaringan meristem terbagi menjadi promeristem, meristem primer, dan meristem sekunder yang berfungsi untuk pertumbuhan tumbuhan. Jaringan dewasa terdiri atas epidermis, parenkim, dan jaringan penyokong/pengangkut. Organ tumbuhan masing
Dokumen tersebut membahas tentang tumbuhan paku dan siklus hidupnya, dimulai dari pembentukan gametangia dan sporofit hingga proses embriogenesis. Dibahas pula perkembangan embrio pada beberapa jenis tumbuhan paku seperti paku sejati dan Leptosporangitae sp. Termasuk dijelaskan mengenai peristiwa apogami dan apospori pada Pteridophyta.
The document lists the names of 5 people: Rinda Maryola, Hamdi Harmanzah, Sri Purwanti, Irfan Andi Gafur, and Nia Hardianti. It indicates that the list of names was compiled by someone, but does not provide the name of the compiler.
Gambaran Umum Reformasi Tenurial Lahan Dan Hutan Di Lampung & Desain PenelitianCIFOR-ICRAF
Reformasi tenurial lahan dan hutan di Lampung pada masa lalu diakibatkan oleh kebijakan eksploitasi hutan, penetapan kawasan hutan, dan pengamanan hutan melalui program reboisasi yang berdampak pada pengurangan akses masyarakat ke hutan dan menimbulkan konflik. Penelitian ini akan memilih lokasi dengan keragaman skema perhutanan sosial, status reformasi tenurial, dan kesediaan masyarakat untuk meneliti dampak
Dokumen ini membahas tentang pengertian, sifat, fungsi, bagian, sistem perakaran, dan sifat khusus akar pada tumbuhan. Akar adalah bagian pokok ketiga tumbuhan setelah daun dan batang. Akar berfungsi untuk memperkuat tumbuhan, menyerap air dan zat makanan, serta mengangkutnya. Terdapat berbagai jenis sistem perakaran dan akar yang memiliki sifat khusus seperti akar udara, akar pengger
Dokumen tersebut membahas tentang konsep spesies biologis menurut Mayr dan mekanisme spesiasi. Konsep spesies biologis mendefinisikan spesies sebagai kelompok populasi yang anggotanya dapat saling kawin dan menghasilkan keturunan yang fertil. Ada empat mekanisme spesiasi yaitu alopatrik, simpatrik, peripatrik dan parapatrik. Spesiasi alopatrik terjadi melalui isolasi geografis sedangkan spesiasi simpatrik terjadi
Angiospermae memiliki ciri utama berupa bakal biji yang dilindungi oleh bagian yang berasal dari daun buah, yang membentuk bakal buah. Angiospermae juga memiliki bunga sejati yang terdiri atas perhiasan bunga, benang sari, dan putik. Setelah penyerbukan, terjadi pembuahan di mana bakal biji menjadi biji dan dinding bakal buah menjadi daging buah.
Mikrosporogenesis dan mikrogametogenesis pada angiospermae meliputi proses pembentukan dan pemasakan mikrospora di dalam antera hingga terbentuknya sperma. Sel induk mikrospora mengalami meiosis menghasilkan 4 mikrospora haploid yang membentuk tetrad. Setiap mikrospora tumbuh menjadi polen yang berisi inti vegetatif dan generatif. Inti generatif membelah membentuk 2 inti sperma.
Perkembangan embrio dan biji meliputi tahapan zigot, proembrio, globular, hati, torpedo, dan kotiledon. Embriogenesis berbeda antara monokotil dan dikotil. Pembentukan biji melibatkan integumen, endosperm, dan embrio sebagai bagian-bagiannya."
power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)Athiyyah Yaa
Dokumen tersebut membahas tentang struktur dan fungsi jaringan tumbuhan, termasuk jaringan meristem, jaringan dewasa, dan organ-organ tumbuhan seperti akar, batang, daun, bunga, dan buah. Jaringan meristem terbagi menjadi promeristem, meristem primer, dan meristem sekunder yang berfungsi untuk pertumbuhan tumbuhan. Jaringan dewasa terdiri atas epidermis, parenkim, dan jaringan penyokong/pengangkut. Organ tumbuhan masing
Dokumen tersebut membahas tentang tumbuhan paku dan siklus hidupnya, dimulai dari pembentukan gametangia dan sporofit hingga proses embriogenesis. Dibahas pula perkembangan embrio pada beberapa jenis tumbuhan paku seperti paku sejati dan Leptosporangitae sp. Termasuk dijelaskan mengenai peristiwa apogami dan apospori pada Pteridophyta.
The document lists the names of 5 people: Rinda Maryola, Hamdi Harmanzah, Sri Purwanti, Irfan Andi Gafur, and Nia Hardianti. It indicates that the list of names was compiled by someone, but does not provide the name of the compiler.
Gambaran Umum Reformasi Tenurial Lahan Dan Hutan Di Lampung & Desain PenelitianCIFOR-ICRAF
Reformasi tenurial lahan dan hutan di Lampung pada masa lalu diakibatkan oleh kebijakan eksploitasi hutan, penetapan kawasan hutan, dan pengamanan hutan melalui program reboisasi yang berdampak pada pengurangan akses masyarakat ke hutan dan menimbulkan konflik. Penelitian ini akan memilih lokasi dengan keragaman skema perhutanan sosial, status reformasi tenurial, dan kesediaan masyarakat untuk meneliti dampak
Dokumen tersebut membahas tentang masalah penebangan hutan secara liar dan dampaknya bagi lingkungan serta solusi untuk mengatasinya. Dampaknya antara lain perubahan iklim, rusaknya lapisan ozon, dan ketahanan tanah menurun. Solusinya meliputi reboisasi, pengurangan penggunaan sprai, tata kota yang ramah lingkungan, dan perlindungan ekosistem sensitif.
Dokumen tersebut merupakan ringkasan dari penelitian mengenai hutan adat di Kabupaten Kerinci, Sumatra Barat. Dokumen tersebut menjelaskan tentang luas hutan adat di Kabupaten Kerinci, asal usul, lembaga pengelola, dan peraturan adat beberapa hutan adat di sana. Dokumen tersebut juga memberikan rekomendasi untuk riset dan kegiatan lebih lanjut mengenai pengelolaan hutan-hutan adat di daerah terse
Evaluasi kelestarian hutan larangan adat dan kearifan lokal berbasis partisipasi masyarakat Desa Rumbio menunjukkan tingkat kelestarian hutan dan kearifan lokal yang cukup baik karena adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan hutan untuk sumber daya ekonomi dan kehidupan mereka, serta patuhnya masyarakat terhadap aturan adat.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
TALANG MAMAK INDRAGIRI HULU
1. KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT SUKU TALANG MAMAK
DESA TALANG gEDABU KECAMATAN RAKIT KULIM
KABUPATEN INDRAGIRI HULU
RIAU
o DEDY PURNOMO
o ENDANG FEBRIYANTI
o FAJRI CAHYADI
o FIRMANSYAH
o IRFAN ANDI GAFUR
o MAYOLLA ADHA ROLIN
o MELTI LORENZA
o NIA HARDIANTI
o NURUL PUTRI UTAMI
o QORI WAHYUNI HERTON
o RINDA MARYOLA
o RITA ASTATI
o SRI WAHYUNI
KELOMPOK V
3. ASAL USUL MASYARAKAT
• Menetap selama lebih dari 40 tahun.
• Penduduk asli yang telah turun temurun.
• Memiliki mata pencaharian sebagai petani.
• Mendapatkan lahan secara turun temurun.
• Menerapkan sistem lahan berpindah dalam
jangka waktu 5 tahun sekali.
• Jika ingin membuka lahan biasanya mereka
melakukan semacam ritual berupa
melambas
• Masyarakat talang mamak membuka lahan
dengan cara menebas dan membakar.
• Abu hasil pembakaran mereka gunakan
sebagai pupuk.
PERENCANAAN PEMANFAATAN PENGENDALIAN
PEMELIHARAAN PENGAWASAN
PENEGAKAN
HUKUM
4. AKSES MASYARAKAT TERHADAP
HUTAN
• Masyarakat talang mamak mendapatkan
pengetahuan tentang batas-batas desa dan
kawasan hutan mereka secara turun
temurun.
• Saat ini kondisi hutan masyarakat talang
mamak telah rusak.
• Akses jalan masyarakat menuju/keluar hutan
saat ini masih berupa jalan tanah, yang
kemudian menjadi kubangan lumpur saat
turun hujan.
PERENCANAAN PEMANFAATAN PENGENDALIAN
PEMELIHARAAN PENGAWASAN
PENEGAKAN
HUKUM
5. PENGGUNAAN LAHAN DAN HAK
ULAYAT
Nama suku dan wilayah adat yang tercakup
– nama suku : Suku Talang Mamak
– wilayah : Desa Talang Gedabu
Jenis penggunaan lahan di wilayah desa
– permukiman - ladang - kebun
– hutan rakyat - hutan - rawa
– tanah keramat
Hak ulayat
pengesahan dari pemerintah (putusan MK no.
35/PUU-X/2012 : menyatakan bahwa hutan
adat bukan lagi hutan negara)
PERENCANAAN PEMANFAATAN PENGENDALIAN
PEMELIHARAAN PENGAWASAN
PENEGAKAN
HUKUM
6. No Jenis hasil
hutan
Kegunaan Potensi
1. Cabai Konsumsi Cukup
2. Kunyit Konsumsi
/ meramu
Cukup
3. Kucai Konsumsi Cukup
4. Kabau Konsumsi Langka
5. Kemenyan Tradisi
adat
Cukup
6. Madu konsumsi Langka
PEMANFAATAN SUMBERDAYA HUTAN
OLEH MASYARAKAT
Pemanfaatan lahan hutan untuk
perdagangan
– Jumlah peladang per tahun : 72 kk
– Alat yang digunakan : kapak,
parang, cangkul, sabit dan alat
untuk menugal
– Jenis tanaman utama : padi,
karet
– Lahan bekas tanaman ladang tidak
ditanami oleh tanaman keras
– Rotasi ladang yaitu 5 tahun
Tabel. Jenis tanaman
PERENCANAAN PEMANFAATAN PENGENDALIAN
PEMELIHARAAN PENGAWASAN
PENEGAKAN
HUKUM
7. KETENTUAN ADAT DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA HUTAN
• Tidak terdapat waktu larangan, hanya saja perlu meminta izin ke pemangku
adat.
• Suku talang mamak memiliki tempat terlarang di hutan yang disebut dengan
hutan keramat
• pohon kedundung/pohon sialang, Tidak boleh ditebang karena pohon
kedundung ini membutuhkan waktu 7 turunan untuk dapat dihinggapi oleh
lebah dan membuat sarang di pohon tersebut
• Binatang yang berada di dalam tanah keramat tidak boleh diburu
• Kegiatan yang harus mendapat izin adat : pembukaan lahan, gawai godang,
lalu untuk masuk kehutan atau mengambil hasil hutan
PERENCANAAN PEMANFAATAN PENGENDALIAN
PEMELIHARAAN PENGAWASAN
PENEGAKAN
HUKUM
8. KONFLIK KAWASAN
• Permasalahan :Pembukaan hutan oleh pihak-
pihak perusahaan
• Mekanisme penyelesaian yang dilakukan:
yaitu saling menguntungkan kan antara
kedua pihak.
• Kesepakatan yang pernah diterbitkan: para
perusahaan boleh membuka lahan dengan
syarat memberikan kepada suku talang
mamak jalan yang sudah layak dan
permanent
PERENCANAAN PEMANFAATAN PENGENDALIAN
PEMELIHARAAN PENGAWASAN
PENEGAKAN
HUKUM
9. JENIS KEGIATAN
• Gotong royong yang terdapat di suku
Talang Mamak ini disebut perairan.
bersalang menugal Sebelum melakukan
bersalang menugal, masyarakat adat
talang mamak melakukan sebuah ritual
yang disebut dengan melambas.
• Frekuensi kegiatan : 5 tahun sekali
• Sistem pemeliharaan : mereka membakar
hutan dan tanaman yang mereka tanam
tidak menggunakan pupuk melainkan
alami dari bekas bakaran dari pohon-
pohon yang mereka tebang.
PERENCANAAN PEMANFAATAN PENGENDALIAN
PEMELIHARAAN PENGAWASAN
PENEGAKAN
HUKUM
10. Batin (Urusan)
Mangku (Gandingan)
4 Ketua (Lambar, Jumaan, Suran, Liman)
Rakyat Talang Mamak
Patih
ORGANISASI TALANG MAMAK
PERENCANAAN PEMANFAATAN PENGENDALIAN
PEMELIHARAAN PENGAWASAN
PENEGAKAN
HUKUM
11. Batin (Urusan)
Mangku (Gandingan)
4 Ketua (Lambar, Jumaan, Suran, Liman)
Rakyat Talang Mamak
Patih
ORGANISASI TALANG MAMAK
Memimpin segala struktur
organisasi yang ada dibawahnya
dan menentukan keputusan.
PERENCANAAN PEMANFAATAN PENGENDALIAN
PEMELIHARAAN PENGAWASAN
PENEGAKAN
HUKUM
12. Batin (Urusan)
Mangku (Gandingan)
4 Ketua (Lambar, Jumaan, Suran, Liman)
Rakyat Talang Mamak
Patih
ORGANISASI TALANG MAMAK
berada dibawah patih,
memimpin keseluruhan
perangkat desa
Dalam pengambilan
keputusan akan
musyawarahkan bersama
dengan patih
PERENCANAAN PEMANFAATAN PENGENDALIAN
PEMELIHARAAN PENGAWASAN
PENEGAKAN
HUKUM
13. Batin (Urusan)
Mangku (Gandingan)
4 Ketua (Lambar, Jumaan, Suran, Liman)
Rakyat Talang Mamak
Patih
ORGANISASI TALANG MAMAK
Membantu batin untuk
menyelesaikan masalah
dalam adat.
PERENCANAAN PEMANFAATAN PENGENDALIAN
PEMELIHARAAN PENGAWASAN
PENEGAKAN
HUKUM
14. Batin (Urusan)
Mangku (Gandingan)
4 Ketua (Lambar, Jumaan, Suran, Liman)
Rakyat Talang Mamak
Patih
ORGANISASI TALANG MAMAK
Mengatur
kelompok-
kelompok kecil
dalam masyarakat
PERENCANAAN PEMANFAATAN PENGENDALIAN
PEMELIHARAAN PENGAWASAN
PENEGAKAN
HUKUM
15. Batin (Urusan)
Mangku (Gandingan)
4 Ketua (Lambar, Jumaan, Suran, Liman)
Rakyat Talang Mamak
Patih
ORGANISASI TALANG MAMAK
Menjaga dan
mematuhi segala
aturan adat
PERENCANAAN PEMANFAATAN PENGENDALIAN
PEMELIHARAAN PENGAWASAN
PENEGAKAN
HUKUM
16. Nama Desa Nama Bathin
Patih Durian Cacar Bpk. Majuan
Batin desa pejangki Bpk. Iskandar
Batin desa talang gedabu Bpk. Gajian
Batin desa alim Bpk. Alim
Batin desa talang paret Bpk. Irasan
Batin desa hampang delapan Bpk. Gunduk
Batin desa penigi Bpk . Rapan
Batin desa sungai limau Bpk. Madi
Batin desa cinaku kecil Bpk. Syahdan
Batin desa pambubung Bpk . Darwin
Dubalang anak talang Bpk Muslimin
NAMA NAMA BATHIN TALANG MAMAK
PERENCANAAN PEMANFAATAN PENGENDALIAN
PEMELIHARAAN PENGAWASAN
PENEGAKAN
HUKUM
17. Masyarakat Talang Mamak memiliki hukum adat yang
mengatur segala aspek kehidupan masyarakat. Hukum ada yang
utama adalah tentang pengolahan hutan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari.
Hukum tersebut antara lain :
• Kepemilikan Berdasarkan garis keturunan (waris)
• Jangka waktu penggunaan lahan lama pemanfaatan lahan
ditetapkan berdasarkan tumbuhan yang ditanam
• Pembagian tugas laki-laki bertugas mengolah ladang
(berladang) dan perempuan mengelola tanaman palawija
PERENCANAAN PEMANFAATAN PENGENDALIAN
PEMELIHARAAN PENGAWASAN
PENEGAKAN
HUKUM
18. Suku talang mamak memiliki tantanan daerah yang terbagi atas 3 :
1. Daerah pemukiman
2. Daerah pengolahan
3. Daerah larangan (hutan keramat)
Dari ketiga daerah tersebut ada suatu kawasan yang memliki aturan
yang sangat ketat dan daerah tersebut tidak boleh digarap, yaitu “
Hutan keramat”
PERENCANAAN PEMANFAATAN PENGENDALIAN
PEMELIHARAAN PENGAWASAN
PENEGAKAN
HUKUM
19. HUTAN KERAMAT
• Hutan ini tidak boleh dimasuki dan dijaga oleh masyarakat yang telah
ditugaskan
• Tidak boleh membunuh binatang yang ada di kawasan hutan keramat
• Kayunya tidak boleh ditebang
• Tidak boleh melakukan aktivitas di dalamnya
• Hutan ini tidak boleh digarap
SANKSI / HUKUMAN HUTAN KERAMAT
Sanksi bagi yang melanggar aturan :
1. Disuruh mundur dari hutan keramat
2. Bagi yang mengambil hasil hutan atau menebang pohon dikenakan denda.
a. Denda terbesar adalah 7 tail (setara dengan 70 juta) bagi yang menebang
pohon kedundung.
b. Harus dilengkapi dengan keris, kain putih, mangkok, gelang perak, dll.
PERENCANAAN PEMANFAATAN PENGENDALIAN
PEMELIHARAAN PENGAWASAN
PENEGAKAN
HUKUM